• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya peningkatan kemampuan penggunaan media pembelajaran melalui tutor teman sebaya pada guru SDN 01 Koto Baru BAB I. PENDAHULUAN - PROPOSAL PTS DESMINARTI edit 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Upaya peningkatan kemampuan penggunaan media pembelajaran melalui tutor teman sebaya pada guru SDN 01 Koto Baru BAB I. PENDAHULUAN - PROPOSAL PTS DESMINARTI edit 1"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Upaya peningkatan kemampuan penggunaan media pembelajaran melalui tutor teman sebaya

(2)

BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pendidikan nasional bertujuan untuk membentuk karakter bangsa yang menghargai keragaman suku bangsa indonesia. Dengan membentuk kerjasama kita bisa memmbentuk karakter bangsa yang dahulunya masyarakat Indonesia merebut kemerdekaan dengan kerjasama. Oleh sebab itu sebagai tenaga pendidik harus melakukan pelayanan maksimal untuk pendidikan sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 129a/U/2004 tentang standar pelayanan minimal bidang pendidikan yang dimuat dalam panduan .

Penelitian tindakan adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyimpulan data dari suatu jenis dan isi tindakan yang sengaja direncanakan dan dilaksanakan untuk memperbaiki metode kerja yang efektif dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya (Nana Sujana, 2010). Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) adalah tindakan ilmiah yang dilakukan kepala sekolah untuk memecahkan masalah di sekolah yang dibinanya (Mills, 2003; Stringer, 2004; Glickman etr al., 2007; Hopkins, 2008). PTS adalah penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti (umumnya juga praktisi) di sekolah untuk membuat peneliti lebih profesional terhadap pekerjaannya, memperbaiki praktik-praktik kerja, dan melakukan inovasi sekolah serta mengembangkan ilmu pengetahuan terapan (professional knowledg) yang dimuat dalam PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL DAN LAPORAN PTS/PTK (2013)

(3)

and family lives”. Dengan demikian PTS dapat diartikan sebagai sebuah upaya untuk memperbaiki kondisi dan memecahkan berbagai persoalan pendidikan yang dihadapi di sekolah. Pengertian tersebut menunjuk pada dua kata kunci yang minimal salah satunya harus ada dalam PTS, yaitu pemecahan masalah (problem solving) dan peningkatan (improvement) kinerja sistem pendidikan serta manajemen sekolah yang secara keseluruhan akan berdampak pada peningkatan mutu. Dengan demikian, pelaksanaan PTS harus dilandasi oleh minimal salah satu dari alasan berikut;Adanya masalah pada sebuah sistem pendidikan dan manajemen sekolah. Prestasi kerja (achievement) sistem pendidikan dan manajemen sekolah menurun atau tidak optimal sehingga menghambat peningkatan mutu.

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi sebagai Kepala Sekolah menyatakan bahwa peranan Kepala sekolah sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan di sekolah tersebut. proses yang dimaksud adalah sesuai dengan standar nasional pendidikan. Salah satu yang diamati adalah proses pembelajaran yang dilakukan guru sekolah. Hal ini tercermin superfisi akademik yang dilakukan selama ini.

Dalam supervise akademik, ternyata bagi Guru Kelas yang menggunakan tutor teman sebaya memiliki dampak positif bagi PBM. Dengan penggunaan tut,or temn sebaya PBM menjadi menarik dan Guru lebih mudah dalam penyampaiaan materi pembelajaran. Terbukti, hasil evaluasi sudah ada peningkatan, walaupun masih sedikit. Siswa terlihat aktif dan semangat dalam belajar, sehingga PBM berjalan lancar.

Berdasarkan realita di atas, maka perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan kompetensi guru dalam penggunaan tutor sebaya di sekolah. Oleh karena itu, Penulis mengajukan proposal penelitian tindakan sekolah (PTS) yang berjudul : “Upaya peningkatan kemampuan penggunaan media pembelajaran melalui tutor teman sebaya pada guru sdn 01 koto baru

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Guru banyak yang belum paham dan termotivasi dalam Penggunaan ICT dalam PBM. 2. Sebagian besar guru belum mendapatkan pelatihan penggunaan ICT.

(4)

4. Guru dalam PBM hanya menggunakan Metode Ceramah dan Tanya Jawab C. Pembatasan Masalah

Dari lima masalah yang diidentifikasikan di atas, masalahnya dibatasi menjadi: 1. Guru belum mampu menggunakan tutor teman sebaya dalam PBM.

2. Kurangnya Pelatihan (Workshop) tentang Penggunaan tutor teman sebaya dalam PBM. D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut.

Sejauh manakah kegiatan workshop dapat meningkatkan kemampuan Guru Kelas dalam Penggunaan tutor teman sebaya dalam PBM ?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam Penggunaan tutor teman sebaya dalam pembelajaran di SD 01 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dapat memberikan manfaat :

1. Guru Kelas memiliki kemampuan dalam penggunaan tutor teman sebaya pada PBM 2. Siswa akan belajar menjadi lebih aktif dan menyenangkan

3. Sekolah dapat memanfaatkan fasilitas yang ada sesuai dengan fungsinya

4. Kepala sekolah dapat memecahkan masalah penggunaan tutor teman sebaya yang selama ini kurang berjalan sebagaimana mestinya.

BAB 2. KAJIAN PUSTAKA A. GURU

PENGERTIAN GURU

Guru atau disebut juga dengan pendidik dalam bahasa arab ialah mu’allim, sedangkan dalam bahasa inggris ialah teacher.

1. UU no.14 Tahun 2005 tentang Guru

Guru ialah seorang pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

2. KBBI

(5)

3. Dr. Ahmad Tafsir

Guru (pendidik) ialah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik. Tugas guru dalam pandangan islam ialah mendidik. Mendidik merupakan tugas yang amat luas. Sebagian dilakukan dengan cara mengajar, sebagian ada yang dilakukan dengan memberikan dorongan, memberi contoh (suri tauladan), menghukum, dan lain-lain.

4. Drs. Moh. Uzer Usman

Guru ialah setiap orang yang memiliki tugas dan wewenang dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal.

5. Husnul Khotimah

Dalam pegertian yang sederhana, guru merupakan orang yang memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik (muridnya).

6. Ahmadi

Guru atau pendidik berperan sebagai pembimbing dalam melaksanakan proses belajar

mengajar. Menyediakan keadaan-keadaan yang memungkinkan peserta didik merasa nyaman dan yakin bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapai akan mendapat penghargaan dan perhatian sehingga dapat meningkatkan motivasi berprestasi peserta didiknya.

7. Dri Atmaka

Guru merupakan orang dewasa yang bertanggung jawab dalam memberikan pertolongan dalam perkembangan anak didik, baik jasmani maupun rohaninya. Agar dapat mencapai tingkat kedewasaannya yakni mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya sebagai mahluk Tuhan, mahluk sosial dan mahluk individu yang mandiri.

8. Ngalim Purwanto

Guru adalah orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian kepada seseorang maupun kepada sekelompok orang.

9. Noor Jamaluddin

Guru ialah pendidik, yakni orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar dapat mencapai kedewasaannya, yaitu mampu berdiri sendiri dan dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khilafah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan makhluk individu yang mampu berdiri sendiri.

10. Mulyasa

Menurutnya guru atau pendidik haruslah memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional.

11. Hadari Nawawi

(6)

yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak dalam mencapai kedewasaannya masing-masing.

12. Purwanto

Guru ialah orang yang diserahi tanggung jawab sebagai pendidik di dalam lingkungan sekolah.

Pada intinya guru adalah seseorang yang berjasa dalam memberikan pengetahuan dan ilmu

yang belum pernah kita dapatkan dan membantu mengembangkan bakat yang terpendam

dalam diri kita. Mereka adalah orang yang mengajarkan kepada kita tentang sesuatu yang

bermanfaat, baik bagi diri sendiri, keluarga, maysarakat, agama serta bangsa.

PERAN GURU DALAM KELAS

Program kelas tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu

peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan diantara murid-murid suatu kelas . secara etimologi atau dalam arti sempit guru yang

berkewajiban mewujudkan suatu program kelas adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau kls. Secara lebih luas guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu

anak-anak untuk mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian terakhir bukan sekedar orang yang berdiri di depan kels untuk menyampaikan materi pengetahuan

tertentu, akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kratif dalam mengarahkan perkembangan akan didik nya. Untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa. Setiap guru harus memahami fungsinya karena sangat besar

pengaruhnya terhadap cara bertindak dan berbuat dalam menunaikan pekerjaan sehari-hari di sekolah maupun di kelas. Pengetahuan dan pemahamannya tentang kompetensi guru akan

mendasari pola kegiatannya dalam menunaikan profesi sebagai guru. Kompetensi guru yang dimaksud antara lain mengenai kompetensi-komptensi pribadi, kompetensi profesi dan kompetensi kemasyarakatan. Kompetensi itu berkenaan dengan kemampuan dasar teknis

(7)

mengajar mengelola kelas Penggunaan media/sumber Mampu mengelola dan

mempergunakan intraksi belajar mengajar Memiliki kemampuan melakukan penilaian

prestasi belajar siswa secara obyektif. Memahami fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Setiap guru sebagai petugas profesional ikut bertanggung jawab pada tercapainya tujuan pendidikan secara efektif. Oleh karena itu guru harus ikut dalam

menentukan kebijakan kependidikan di kelas/sekolah. Guru yang memahami kedudukan dan fungsinya sebagai pendidik profesional, selalu terdorong untuk tumbuh dan berkembang

sebagai perwujudan perasaan dan sikap tidak puas terhadap pendidik persiapan yang telah diterimanya. Dan sebagai pernyataan dari kesadarannya terhadap perkembangan dan kemajuan bidang tugasnya yang harus diikuti, sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Murid merupakan potensi kelas yang harus dimanfaatkan guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif. Murid adalah anak-anak yang sedang

tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun psikologis dalam rangka mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga pendidikan formal, khusus nya berupa sekolah. Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan yang sangat penting artinya bagi

terciptanya situasi kelas yang dinamis. Setiap murid harus memiliki perasaan diterima (membership) terhadap kelasnya agar mampu ikut serta dalam kegiatan kelas. Kelas

merupakan unit tersendiri yang pengelolaannya secara maksimal harus dilakukan dengan mengikutsertakan murid. Pengelolaan kelas yang berhasil akan menumbuhkan kebanggaan kelas sehingga meningkatkan rasa solidaritas dan keinginan untuk ikut berpartisipasi di

kalangan murid di kelas tersebut B. MEDIA PEMBELAJARAN

PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN

(8)

mengajar pada dasamya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.

Banyak ahli yang memberikan batasan tentang media pembelajaran. AECT misalnya, mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Senada dengan itu, Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar. Bagaimana hubungan media pembelajaran dengan media

pendidikan ?

Media pendidikan , tentu saja media yang digunakan dalam proses dan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada hakekatnya media pendidikan juga merupakan media komunikasi, karena proses pendidikan juga merupakan proses komunikasi. Apabila kita bandingkan dengan media pembelajaran, maka media pendidikan sifatnya lebih umum, sebagaimana pengertian pendidikan itu sendiri. Sedangkan media pembelajaran sifatnya lebih mengkhusus, maksudnya media pendidikan yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang telah dirumuskan secara khusus. Tidak semua media pendidiikan adalah media pembelajaran, tetapi setiap media pembelajaran pasti termasukmediapendidikan.Apa pula bedanya dengan alat peraga, alat bantu guru (teach¬ing aids), alat bantu audio visual (AVA), atau alat bantu belajar yang selama ini sering juga kita dengar? Pada dasamya, semua istilah itu dapat kita masukkan dalam konsep media, karena konsep media merupakan perkembangan lebih lanjut dari konsep konsep tersebut.

Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/ konkrit. Alat bantu adalah alat (benda) yang digunakan oleh guru untuk mempermudah tugas dalam mengajar. Audio Visual Aids (AVA) mempunyai pengertian dan tujuan yang sama hanya saja penekanannya pada peralatan audio dan visual. Sedangkan alat bantu belajarpenekanannya pada fihak yang belajar (pembelajar). Semua istilah tersebut, dapat kita rangkum dalam satu istilah umum yaitu media pembelajaran.

Satu konsep lain yang sangat berkaitan dengan media pembelajaran adalah istilah sumber belajar. Bagaimana kaitan antara media belajar dengan sumber belajar? Sebagaimana telah dibahas di muka, sumber belajar memiliki cakupan yang lebih luas daripada media belajar. Sumber belajar bisa berupa pesan, orang, bahan, alat, teknik clan latar/lingkungan. Apa yang dinamakan me¬dia sebenarnya adalah bahan dan alat belajar tersebut. Bahan sering disebut perangkat lunak software, sedangkan alat juga disebut sebagi perangkat keras hardware. Transparansi, program kaset audio dan program video adalah beberapa contoh bahan belajar. Bahan belajar tersebut hanya bisa disajikan jika ada alat, misalnya berupa OHP, Radio kaset clan Video player. Jadi salah satu atau kombinasi perangkat lunak (bahan) dan perangkat keras (alat) bersama sama dinamakan media. Dengan demikian, jelaslah bahwa media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar.

(9)

mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar ( siswa ). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal hal tertentu, bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa.

Pengertian Media pembelajaran menurut para ahli:

1. Menurut Heinich, Molenida, dan Russel (1993) berpendapat bahwa “teknologi atau media pembelajaran sebagai penerapan ilmiah tentang proses belajar pada manusia dalam tugas praktis belajar mengajar.

2. Menurut Ali (1992) berpendapat bahwa “Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapar memberikan rangsangan untuk belajar”. 3. Menurut Gagne (1990) berpendapat bahwa “Kondisi yang berbasis media

meliputi jenis penyajian yang disampaikan kepada para pembelajar dengan penjadwalan, pengurutan dan pengorganisasian.

4. Menurut Miarso (2004) berpendapat bahwa “Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar”.

5. Menurut Arif S. Sadirman (1984) berpendapat bahwa “Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar seperti FilM, buku, dan kaset.

Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaanya antara lain:

1. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu. 2. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan

dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar-mengajar. 3. Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran

yang digunakan.

4. Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.

5. Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang mengunakannya.

6. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru dapat memanfaatkan multi media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar-mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar.

Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pengajaran dalam PBM, yakni:

1. Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2. Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar. 3. Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar.

(10)

5. Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran siswa.

Penggunaan media pengajaran seharusnya mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:

1. Guru harus berusaha dapat memperagakan atau merupakan model dari suatu pesan (isi pelajaran) disampaikan.

2. Jika objek yang akan diperagakan tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, maka kelaslah yang diajak ke lokasi objek tersebut.

3. Jika kelas tidak memungkinkan dibawa ke lokasi objek tersebut, usahakan model atau tiruannya.

4. Bilamana model atau maket juga tidak didapatkan, usahakan gambar atau foto-foto dari objek yang berkenaan dengan materi (pesan) pelajaran tersebut.

5. Jika gambar atau foto juga tidak didapatkan, maka guru berusaha membuat sendiri media sederhana yang dapat menarik perhatian belajar siswa.

6. Bilamana media sederhana tidak dapat dibuat oleh guru, gunakan papan tulis untuk mengilustrasikan objek atau pesan tersebut melalui gambar sederhana dengan garis lingkaran [1]

1. FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN

Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.[2]

Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang

ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar

khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan

demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.

1. Fungsi Afektif

Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras.

(11)

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

1. Fungsi Kompensatoris

Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.[3]

Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :

1. Memotivasi minat atau tindakan, 2. Menyajikan informasi,

3. Memberi instruksi.

Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan subangan material). Pencapaian tujuan ini akan memperngaruhi sikap, nilai, dan emosi.

Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada perasaan tidak/kurang senang, netral, atau senang.

Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorang siswa.[4]

1. MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN

Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:

a. Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model;

(12)

c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;

d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;

e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan

f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat di visualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.

1. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:

a. Menimbulkan kegairahan belajar;

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;

c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

1. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan

pengalaman yang berbeda,, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakan lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan

kemampuannya dalam:

a. Memberikan perangsang yang sama;

b. Mempersamakan pengalaman;

c. Menimbulkan persepsi yang sama.[5]

Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam system pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut ini dapat terealisasi:

1. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas; 2. Membuahkan perubahan signifikan tingkah lalu siswa;

3. Menunjukkan hubungan antar mata pelajaran dan kebutuhan dan minta siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa;

4. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa;

5. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa;

(13)

7. Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajar;

8. Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang berkala dapat kembangkan;

9. Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat;

10. Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan system gagasan yang bermakna.

Sudjana dan Rivai (1992;2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Penulisan Ilmiah ini, penulis ingin menyajikan perancangan home page âe-phonebookâ dengan menggunakan Microsoft FrontPage 2000 dan Internet Data Connector (IDC), dan MS

Banyak sekali kewajiban negara yang merupakan bagian tidak terpisahkan hak dari pada warga negara (rakyat Indonesia) yang terjamin/tergaransi dalam konstitusi

Keunggulan daerah dapat dilihat dari jumlah produksi perkebunan menurut kecamatan, berdasarkan Tabel 11 menunjukkan bahwa komoditi perkebunan jambu mete paling menonjol

untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi. Magister

Kolom 6 diisi dengan nama kegiatan yang digunakan untuk pencapaian sasaran strategis organisasi sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja... Kolom 7 diisi dengan pagu anggaran kegiatan

Skripsi, Jakarta : Program Studi Pendidikan Ekonomi, Konsentrasi Pendidikan Tata Niaga, Jurusan Ekonomi dan Administrasi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta, febuari

Pada penelitian ini telah dilakukan penghitungan laju produksi gas hidrogen yang dihasilkan menggunakan reaktor hasil perancangan bersama tim dan pengujian

Klasifikasi artikel Wikipedia Indonesia adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk mengklasifikasi artikel Wikipedia Indonesia yang berupa dokumen teks dengan tahapan