• Tidak ada hasil yang ditemukan

Histopatologi Hati dan Paru Mencit (Mus musculus) yang Terpapar Formalin dan Benzo(α)pyrene

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Histopatologi Hati dan Paru Mencit (Mus musculus) yang Terpapar Formalin dan Benzo(α)pyrene"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Biotropika | Vol. 2 No. 2 | 2014

109

Histopatologi Hati dan Paru Mencit (Mus musculus) yang Terpapar Formalin dan

Benzo(

α

)pyrene

Rike Wahyuningroom1, Aris Soewondo2, Sri Widyarti3 1,2,3

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya

rike.wahyuni@gmail.com1, soewondo@ub.ac.id2, swid@ub.ac.id3

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian formalin dan benzo(α)pyrene terhadap struktur jaringan hati dan paru mencit (Mus musculus). Mencit jantan berumur dua bulan terpapar formalin dosis 2 mg/kg berat badan dengan perlakuan oral selama 60 hari dan terpapar benzo(α)pyrene dosis 250 mg/kg berat badan dengan perlakuan injeksi intraperitoneal sebanyak empat kali setelah 30 hari dengan selang waktu satu hari. Stuktur histologi hati dan paru mencit dianalisis secara deskriptif. Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis dianalisis dengan menggunakan uji Mann-Whitney pada software SPSS 16.0 for Windows. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian formalin, benzo(α)pyrene dan kombinasi antara formalin dan benzo(α)pyrene meningkatkan jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis. Nekrosis terjadi di sekitar area portal triad dan di sekitar area vena sentralis pada hati mencit, sedangkan nekrosis terjadi di sekitar area vena pada paru mencit.

Kata kunci : benzo(α)pyrene, formalin, hati, nekrosis, paru

ABSTRACT

The objective of this research is to examine the effects of formalin and benzo(α)pyrene administration on the liver and lungs histological structure in mice (Mus musculus). Two months of age male mice were treated orally with formalin 2 mg/kg body weight during 60 days and injected intraperitoneally with benzo(α)pyrene 250 mg/kg body weight four times after 30 days with one day interval. Histological structure of liver and lungs were analyzed descriptively. Numbers of necrotic hepatocytes were analyzed with Mann-Whitney Test by using SPSS 16.0 for Windows software. The result showed that administration of formalin, benzo(α)pyrene and combination of formalin and benzo(α)pyrene increase the number of necrotic hepatocytes. Necrosis was found around portal triad area and central vein area in the liver, whereas necrosis was found around vein area of mice lungs.

Keywords : benzo(α)pyrene, formalin, liver, lungs, necrosis

PENDAHULUAN

Paparan formalin dan benzo(

α

)pyrene

dalam dosis tertentu dapat menyebabkan kerusakan

DNA.

Aktivasi

enzim

poly(ADP-ribose)polymerase-1 (PARP-1) pada 74, 62, 55 dan

42 kDa menunjukkan adanya indikasi nekrosis

akibat paparan formalin dan benzo(

α

)pyrene pada

hati dan paru mencit [7]. Paparan formalin dosis 25

mg/kg berat badan dan benzo(

α

)pyrene dosis 250

mg/kg

berat

badan

mampu

menyebabkan

terbentuknya

necrotic foci

pada parenkim hati [8].

Kerusakan sel dan jaringan yang terjadi

akibat paparan formalin dan benzo(

α

)pyrene

sehingga dapat menyebabkan sel menjadi nekrosis

akan diamati secara histologis sehingga diketahui

tingkat kerusakan sel rata-rata baik pada

hatimaupun paru. Penelitian ini dilakukan sebagai

konfirmasi yang berupa bukti histologi dari

penelitian

Maghfironi

(2010)

mengenai

hiperaktivitas PARP-1 sebagai akibat paparan

formalin dan benzo(

α

)pyrene terhadap hatidan

paru mencit (

Mus musculus

).

METODE PENELITIAN

(2)

dahulu selama satu minggu. Pe

coba dilakukan selama 2 bulan

diberikan pada hewan coba, ant

pemberian formalin dengan dos

badan secara peroral setiap hari s

pemberian

benzo(

α

)pyrene

intraperitoneal dengan dosis 2

badan dilakukan setelah 30 hari d

injeksi selang waktu satu hari

formalin dosis 2 mg/kg berat bad

setiap

hari

dan

injeksi

benzo(

α

)pyrene dosis 250 mg/kg

dilakukan setelah 30 hari dengan

empat kali injeksi dan sela

hari.Perlakuan

formalin

di

mengetahui adaknya efek yang

adminisrasi

larutan

formalin

menyebabkan mencit menjadi

senyawa karsinogenik benzo(

α

)py

Persiapan dan pewar

Mencit (Mus musculus) dibed

perlakuan 2 bulan. Pembuatan p

untuk

hati

dan

paru

d

parafin.Pewarnaan preparat men

pewarnaan Hematoxylin-Eosin.

Pengamatan

.

Penga

penghitungan sel dilakukan deng

mikroskop binokuler Olympus

perbesaran 400x untuk spesimen

perbesaran 1000x untuk spesimen

Pengambilan gambar spesimen

bidang pandang yang berbeda-be

masing irisan preparat hati,

preparat paru dilakukan peng

spesimen pada setiap bronkus m

yang tampak.

Analisis data

. Data jumla

mengalami nekrosis dianalisis d

Whitney menggunakan software

Windows). Struktur hati & paru

ri selama dua bulan,

melalui

injeksi

250 mg/kg berat

ri dengan empat kali

ari, dan Pemberian

badan secara peroral

si

intraperitoneal

kg berat badan yang

an dilakukan dalam

aru dianalisis secara

HASIL DAN PE

Hasil analisis peng

menunjukkan

perbedaan

perlakuan kontrol, benz

mg/kg berat badan (BaP),

berat badan (Formalin),

benzo(

α

)pyrene dosis 2

dengan formalin dosis

(FBaP). Gambar 1 berikut

analisis data yang menun

perbedaan yang signifika

yang ditunjukkan oleh perb

Gambar 1. Grafik rata-rata pada tiap perlakuan

Grafik pada gamba

terdapat peningkatan jumla

turut pada tiap perlakuan

perlakuan kontrol, benz

mg/kg berat badan (BaP),

berat badan (Formalin),

benzo(

α

)pyrene dosis 2

dengan formalin dosis

(FBaP). Jumlah sel nekrosi

perlakuan kombinasi antar

250mg/kg berat badan de

mg/kg berat badan (FBaP

masing-masing perlakuan

terdapat perbedaan yang

masing perlakuan bila di

dengan lainnya. Hal ini

engamatan histologi hati

an

yang

nyata

antar

unjukkan bahwa terdapat

ikan antar tiap perlakuan

erbedaan notasi.

ta jumlah hepatosit nekrotik

bar 1 menunjukkan bahwa

mlah sel nekrosis

berturut-an yberturut-ang diberikberturut-an, yaitu

osis tertinggi terdapat pada

tara benzo(

α

)pyrene dosis

dengan formalin dosis 2

aP). Perbedaan notasi pada

an menunjukkan bahwa

ng nyata pada

(3)

Jurnal Biotropika | Vol. 2 No. 2 | 2014

111

Gambar 2. Histologi hati area portal triad pada tiap perlakuan.a. Kontrol, b. BaP 250 mg/kg bb, c. Formalin 2 mg/kg bb, d. BaP + Formalin. 1. vena portal, 2. duktus empedu, 3. arteri portal. Perbesaran 400x.

Hasil

pengamatan

histologi

hati

menunjukkan bahwa hepatosit yang mengalami

nekrosis terdapat di sekitar area portal triad dan

vena sentralis (gambar 2 dan 3). Jumlah hepatosit

yang mengalami nekrosis berbeda pada tiap

perlakuan. Darah yang kaya akan oksigen dan

nutrien yang telah diabsorbsi oleh usus halus akan

masuk melalui area portal. Portal triad tersusun

atas jaringan ikat, dan tediri atas cabang-cabang

dari arteri hepatik, vena portal hepatik, duktus

empedu dan pembuluh limfa, sedangkan darah dari

vena dan arteri pada area portal bercampur pada

sinusoid terlebih dahulu kemudian mengalir

menuju vena sentralis dan selanjutnya menuju

sirkulasi darah [1].

Gambar 3. Histologi hati area vena sentralis pada tiap perlakuana. Kontrol, b. BaP 250 mg/kg bb, c. Formalin 2 mg/kg bb, d. BaP + Formalin.1. vena sentralis. Perbesaran 400x

Darah dari semua bagian tubuh harus

melalui paru-paru sehingga setiap kelainan yang

mempunyai hubungan dengan aliran darah juga

akan mengenai paru-paru [5]. Histologi bronkiolus

paru dengan perlakuan kontrol, benzo(

α

)pyrene

dosis 250 mg/kg berat badan, formalin dosis 2

mg/kg berat badan, dan kombinasi antara

benzo(

α

)pyrene dosis 250mg/kg berat badan

dengan formalin dosis 2 mg/kg berat badan tampak

pada gambar 4.

Nekrosis

tidak

dapat

diamati

pada

bronkiolus mencit. Gambaran histologi bronkiolus

yang diberi perlakuan benzo(

α

)pyrene dosis 250

mg/kg berat badan, formalin dosis 2 mg/kg berat

badan, dan kombinasi antara benzo(

α

)pyrene dosis

250mg/kg berat badan dengan formalin dosis 2

mg/kg berat badan tidak tampak berbeda dengan

perlakuan kontrol.

Pemberian perlakuan tampak berpengaruh

pada vena paru yang menunjukkan adanya

perbedaan histologis pada tiap perlakuan. Berbeda

dengan perlakuan kontrol, ketiga perlakuan yang

lain menunjukkan adanya nekro-inflamasi di

sekeliling vena sehingga dapat dikatakan bahwa

pemberian perlakuan benzo(

α

)pyrene dengan dosis

250 mg/kg berat badan, formalin dengan dosis 2

mg/kg berat badan dan kombinasi antara keduanya

memberikan pengaruh terhadap histologi vena paru

mencit (gambar 5).

Gambar 4. Histologi bronkiolus paru pada tiap perlakuana. Kontrol, b. BaP 250 mg/kg bb, c. Formalin 2 mg/kg bb, d. BaP + Formalin. 1. Lumen, 2. epitel kolumner, 3. sel otot polos. Perbesaran 400x

Konsentrasi formaldehida yang tinggi

dapat

menyebabkan

reaksi

sitotoksik

[10].Metabolisme benzo(

α

)pyrene oleh P450

(4)

menghasilkan jenis mutagenik (±)-benzo[

a

]pyrene-r

-7,

t

-8-dihydrodiol-

t

-9,10- bersifat sangat reaktif

dan dapat mengikat makromolekul seperti DNA,

RNA dan proteinsehingga dapat menginisiasi

terjadinya nekrosis [4].

Gambar 5. Histologi vena paru pada tiap perlakuan a. Kontrol, b. BaP 250 m/kg bb, c. Formalin 2 mg/kg bb, d. BaP + Formalin. 1. Lumen. Perbesaran 400x. Anak panah menunjukkan nekrosis

Formalin yang diadministrasikan secara oral

akan menuju sistem pencernaandan langsung

dimetabolisme oleh hati, benzo(

α

)pyrene yang

diadministrasikan dengan injeksi intraperitoneal

diabsorpsi melalui vena mesenterik dan limfatik

kemudian menuju ke hati, namun tidak dapat

dimetabolisme dan dieliminasi oleh usus [6, 9].

Umumnya peristiwa nekrosis berkaitan

dengan inflamasi [2]. Perubahan pada hati akibat

absorpsi formalin terdiri dari pembengkakan

(cloudy swelling) dari level yang ringan hingga

parah, diikuti dengan vakuolasi pada protoplasma,

perubahan nuklei dan infiltrasi leukositik sehingga

dapat menyebabkan nekrosis fokal [3].

KESIMPULAN

Pemberian benzo(

α

)pyrene dosis 250 mg/kg

bb, formalin dosis 2 mg/kg bb, dan kombinasi

antara benzo(

α

)pyrene dosis 250mg/kg bb dengan

formalin dosis 2 mg/kg bbsecara signifikan

meningkatkan jumlah hepatosit yang mengalami

nekrosis apabila dibandingkan dengan kontrol.

Jumlah nekrosis pada hepatosit meningkat secara

signifikan

berturut-turut

pada

perlakuan

benzo(

α

)pyrene dosis 250 mg/kg bb, formalin

dosis 2 mg/kg bb, dan kombinasi antara

benzo(

α

)pyrene dosis 250mg/kg bb dengan

formalin dosis 2 mg/kg bb. Sel yang mengalami

nekro-inflamasi pada hati ditemukan di sekitar area

portal triad dan vena sentralis, sedangkan pada

paru ditemukan di sekitar vena.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih

yang

sedalam-dalamnya

ditujukan pada Allah SWT, orang tua dan

keluarga, Bapak Drs. Aris Soewondo, M.Si selaku

pembimbing, Bapak Drs. Sofy Permana, M.Sc.

D.Sc. dan Ibu Dr. Sri Rahayu, M.Kes. selaku

penguji, Ibu Dr. Sri Widyarti, M.Si selaku dosen

pembimbing akademik dan penyelenggara proyek

penelitian, serta pihak-pihak lain yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Eroschenko, Victor P.& Mariano S. H. di

Fiore. 2008. DiFiore’s Atlas of Histology

with Functional Correlations. Lippincott

Williams & Wilkins: New York

[2] Festjens, Nele, Tom Vanden Berghe & Peter

Vandenabeele. 2006. Review: Necrosis, a

well-orchestrated form of cell demise :

Signalling Cascades, important mediators

and

concominant

immune

response.

Biochimica et Biophysica Acta. 1757 :

1371-1387

[3] Fischer, Martin H. 2003. Toxic effects of

formaldehyde

and

formalin.

http://jem.rupress.org/

. tanggal akses : 27

Oktober 2011

[4] Kim, James H., Kevin H. Stansbury, Nigel J.

Walker, Michael A. Trush, Paul T.

Strickland & Thomas R. Sutter. Metabolism

of benzo(

α

)pyrene and benzo(

α

)pyrene-7,8-diol by human cytochrome P450 1B1.

Carcinogenesis. 19 (10): 1847-1853

[5] Kurniawan, A. N. 1983. Patologi: saluran

pernafasan. Bagian Patologik Anatomi

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:

Jakarta

[6] Le, Jennifer. 2012. Drug administration.

http://www.merckmanuals.com/home/drugs/

administration_and_kinetics_of_drugs/drug_

administration.html.tanggal akses : 01 Juni

2013

[7] Maghfironi, A. 2010. Studi ekspresi protein

PARP-1 pada organ hati dan paru mencit

yang dipapar formalin dan benzopiren.

a

c

b

(5)

Jurnal Biotropika | Vol. 2 No. 2 | 2014

113

Jurusan Biologi Universitas Brawijaya.

Malang. Skripsi

[8] Soni, Ahmad. 2013. Study of necrosis in the

liver of formaldehyde and benzo(a)pyrene

exposured-mice.The Journal of Tropical

Life Science.3 (1).58-62

[9] Uno, Shigeyuki, Timothy P. Dalton,

Sandrine Derkenne, Christine P. Curran,

Marian L. Miller, Howard G. Shertzer &

Daniel W. Nebert. 2004. Oral exposure to

benzo(a)pyrene in the mouse: detoxication

by inducible cytochrome P450 is more

important

than

metabolic

activation.

Molecular Pharmacology. 65: 1225-1237

[10] Viegas, Susana, Carla Nunes, Joana

Gambar

Gambar 1. Grafik rata-rata ta jumlah hepatosit nekrotik
Gambar 2. Histologi hati area portal triad pada tiap perlakuan.a. Kontrol, b. BaP 250 mg/kg bb, c
Gambar 5. Histologi vena paru pada tiap perlakuan  a. Kontrol, b. BaP 250 m/kg bb, c. Formalin 2 mg/kg bb, d

Referensi

Dokumen terkait

32/ 2004 secara intinya menentukan bahwa: “Keputusan Pembatalan Peraturan daerah ditetapkan dengan Peraturan Presiden paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi antara variabel kebugaran jasmani (X1) terhadap kompetisi bulutangkis sebesar -0,160 dengan signifikansi 0,705.

Sedangkan untuk variabel terikat (variabel Y) yaitu keputusan berkunjungyang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan penyalur, jumlah pembelian,

Pasal 93 dan 94 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan terakhir

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Pekanbaru antara

Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena

Pengujian pengaruh kecintaan merek terhadap komitmen merek dijelaskan pada Tabel 9 yang menunjukkan bahwa keprcayaan merek memiliki pengaruh positif dan signifikan

Penelitian ini menggunakan data atau fakta yang tersedia kemudian dilakukan suatu perhitungan dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan MVA untuk menggambarkan