• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vitamin B1, B2, B3 dan B5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Vitamin B1, B2, B3 dan B5"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

L/O/G/O

Gizi Mikro

Vitamin B1, B2, B3 dan B5

(2)
(3)

• Vitamin B1 (Thiamin) adalah senyawa yang

mengandung thio (S) dan amin.

• Berdasar fungsinya dikenal dengan nama lain yaitu

Anerine, Antineuritic Factor dan antiberiberi factor.

• Thiamin pirofosfat (TPP) adalah ko-enzim dalam

system enzim kompleks

• Thiamin (TDP) adalah ko-enzim yang diperlukan

dalam reaksi transketolasi.

(4)

Sifat-sifat Tiamin

• larut dalam alkohol 70 % dan air,

• dapat rusak oleh panas, terutama dengan adanya alkali.

• Pada kondisi kering, tiamin stabil pada suhu100

o

C

selama beberapa jam.

(5)

Metabolisme Tiamin

• Tiamin dari makanan setelah dicerna, diserap

langsung oleh usus dan masuk ke dalam saluran

darah.

• Penyerapan maksimum terjadi pada konsumsi 2,5 – 5

mg tiamin per hari.

• Pada jumlah kecil, tiamin diserap melalui proses yang

memerlukan energi dan bantuan natrium, sedangkan

dalam jumlah besar, tiamin diserap secara difusi pasif.

• Kelebihan tiamin dfikeluarkan lewat urine.

(6)
(7)
(8)

• Tubuh manusia dewasa mampu menyimpan tiamin

sekitar 30 -70 mg, dan sekitar 80%-nya terdapat

sebagai TPP (tiamin pirofosfat).

(9)

Fungsi Tiamin

• Fungsi metabolik tiamin antara lain pada

– reaksi oksidasi piruvat - Asetil- KoA,

– reaksi oksidasi α- keto glutarat dan

– reaksi transketolasi – HMP (Heksosa Monofosfat).

• Di dalam otak dan hati, segera diubah menjadi

TPP

(thiamin pyrohosphat)

oleh enzim thiamin

difosfotransferase,

• TPP sbg koensim adalah

pyruvate decarboxylase

,

(10)

Makanan Sumber Intake

• Sereal, gandum utuh*)

• kacang*)

• daging lainnya

• ikan

• sayuran hijau

• buah-buahan

• susu.

(11)

Kekurangan (Defisiensi) Thiamin

Manusia

• Sindrom klasik ,Beri-beri, konsumsi makanan pokok

beras yang dipoles.

• Mempengaruhi, sistem kardiovaskular otot, saraf, dan

pencernaan

(12)

• Terjadi pada pecandu alkohol kronis,

• orang tua,

• orang yang terinfeksi dengan HIV-AIDS,

(13)

Penelitian-penelitian terkait Defisiensi

Thiamin

(14)

mencatat bahwa suplemen thiamin selama 6 minggu,

ada kemajuan yang signifikan dalam:

• nafsu makan, kelelahan, dan kesejahteraan umum (r =

-0,71)

• kelelahan (r = 0,78)

• perubahan asupan energi (r = -0,91 ),

(15)

Penelitian-penelitian

terkait

Defisiensi Thiamin

(16)

Pengaruh Asupan Tinggi Thiamin

(17)
(18)

• Nama “riboflavin” berasal dari “ribosa”, asam

ribonukleat (RNA) yang terkait dengan asam

deoksiribonukleat, seperti yang ditemukan dalam DNA

(dasar transkripsi genetik), dan “flavin” (yang berarti

kuning).

(19)

Sifat-sifat Riboflavin

• Dalam bentuk murni, ribiflavin alkali kristal kuning.

• Riboflavin larut air, tahan panas, oksidasi dan asam,

tetapi tidak tahan alkali dan cahaya terutama sinar

ultraviolet.

(20)

Fungsi Riboflavin

• Membantu proses energi

• Berperan metabolisme lemak, karbohidrat, dan

protein

• Mengatur pertumbuhan dan reproduksi

• vitamin B2 juga menjamin kesehatan kulit, kuku dan

pertumbuhan rambut.

(21)

Metabolisme Riboflavin

• Riboflavin di bebaskan dari ikatan-ikatan protein

sebagai FAD dan FMN di dalam lambung yang

bersuasana asam.

• FAD dan FMN kemudian di dalam usus halus

dihidrolisis oleh enzimpirosfosfatase dan fosfatase

menjadi riboflavin bebas.

(22)
(23)

• Riboflavin dan FMN dalam aliran darah sebagian besar

terikat pada albumin dan sebagian kecil pada

imonoglobulin G.

• Riboflavin dan metabolitnya disimpan didalam hati,

jantung dan ginjal, dalam bentuk FAD yang mewakili

70-90% vitamin tersebut. Konsentrasinya lima kali

FMN dan lima puluh kali riboflavin.

(24)

Sumber Intake Vitamin B2

• berbagai produk olahan susu, ragi, dan hati.

• tiram, daging tanpa lemak,jamur, brokoli,alpukat,

salmon

• ikan berminyak seperti mackerel, belut, dan hering

• telur, kerang,biji bunga matahari, dan

(25)

AKG Riboflavin

(26)

Kekurangan (Defisiensi) vitamin B2

• Tanda-tanda kekurangan baru akan terlihat setelah

beberapa bulan kekurangan konsumsi riboflavin.

(27)

Penelitian-penelitian terkait

Defisiensi Riboflavin

1. Beberapa bukti menunjukkan bahwa defisiensi

riboflavin

berhubungan

dengan

penanganan

(28)
(29)

3. Kekurangan riboflavin telah digambarkan pada

populasi kurang gizi di beberapa negara-negara

berpenghasilan rendah, khususnya di kalangan

perempuan dan anak-anak di Gambia (Bates et al,

1981, 1994),

4. Beberapa orang tua di Guatemala (Boivert et al,

1993),

(30)

Kelebihan intake vitamin B

2

• tekanan darah menjadi rendah,

• mengalami kelelahan,

(31)

Vitamin B3 - asam nikotinat (niasin)

Vitamin B3 - asam nikotinat (niasin)

dan nikotinamida (niasinamida)

(32)

Fungsi

Fungsi

1.Akseptor elektron (NAD+/ NADP+) dan donor elektron (NADH/ NADPH + H+) antara untuk reaksi redoks. NAD+ dan NADP+ mengaktivasi lebih dari 200 dehidrogenase yang penting untuk transpor elektron dan reaksi pernapasan seluler lainnya.

(33)

3.Dehidrogenase yang bergantung pada NADP+ (sitosol) : NADP+ berfungsi sebagai donor hidrogen dalam biosintesis reduktif, seperti sintesis asam lemak, kolesterol, dan hormon steroid.

4.Proteksi sel antioksidatif, regenerasi glutation teroksidasi (GSSG → GSH)

5.Metabolisme lipid dan kolesterol (niasin) : peningkatan HDL, penurunan Lp(a), penurunan LDL dan trigliserida (melalui reseptor tergabung-protein G dalam sel lemak)

6.Replikasi dan perbaikan DNA, diferensiasi sel : (Poli-) ADP-ribosilasi protein dan nukleoprotein (PARP : Poli-ADP-ribosa polimerase)

(34)

Peningkatan Resiko Defisiensi : kehamilan, menyusui, olahragawan, olahragawati

Tanda dan Gejala Defisiensi

Umum : Kehilangan nafsu makan, depresi, pusing, lelah, sakit kepala, gangguan ingatan insomnia, mudah tersinggung, psikosis.

Mulut/ membran mukus : radang, lidah bengkak menyakitkan, stomatitis, radang pada esofagus dan mukosa lambung, fisura pada bibir, enteritis, diare

Kulit : memerah, pecah-pecah, kulit bersisik (terutama area yang terpajan sinar matahari, seperti lengan, lutut, belakang leher dan tangan)

Pelagra (“kulit kasar”) : dermatitis, diare, dan demensia (= penyakit 3D)

(35)

Rekomendasi Vitamin B3 : Niasin (asam

nikotinat), niasinamida (nikotinamida) Rentang dosis Pemberian

Terapi hiperlipidemia 1.500 mg nikotinat/ hari po

Kanker 200-3.000 mg/ hari (misalnya

3 x 500 mg/ hari) po

Gangguan tidur 100-500 mg niasinamida po

Tabel 1. Kebutuhan vitamin B3 : niasin (asam nikotinat), niasinamida (nikotinamida) dalam

(36)

Bahan pangan Kandungan vitamin B3 (mg/ 100 g)

Tabel 2. Kandungan vitamin B3 pada bahan pangan

(37)

Tahap

a Sebagai ekuivalen niasin (niacin equivalent, NE). 1 mg niasin =

60 mg triptofan

(38)

Produksi

Gambar 2. Produksi niasin dari tryptophan (Gallagher, M., 2004)

(39)

Pellagra

Pellagra

(40)

Metabolisme

Metabolisme

Gambar 4. Niasin membantu produksi energi dari protein,

(41)
(42)
(43)

Toksisitas

Toksisitas

Secara umum, toksisitas niasin rendah. Meskipun begitu, dosis tinggi 1-2 gr 3x sehari, telah digunakan untuk menurunkan konsentrasi kolesterol darah, dan hal tersebut dapat memberikan efek samping. Efek samping utama yaitu pelepasan histamin yang mungkin dapat berbahaya bagi seseorang yang menderita asma ataupun yang mempunyai penyakit radang dinding lambung. Niasin dosis tinggi juga beracun untuk hati dan resikonya menjadi lebih besar apabila dilepaskan dalam bentuk vitamin (Reimund and Ramos, 1994). Penggunaan megavitamin seharusnya diawasi dengan hati-hati karena dosis tinggi bekerja seperti obat-obatan, bukan suplemen gizi.

Penyimpanan : tidak ada

Ekskresi : metabolit utama : 5’-methylnicotinamide, rata-rata sebanyak 3 mg/ hari

(44)

Vitamin B5 - pantotenat

Vitamin B5 - pantotenat

dan pantetin

(45)

Fungsi

Fungsi

1.Koenzim A (bentuk aktif asam pantotenat) : pembawa gugus asil universal dalam metabolisme antara

2.Produksi energi : koenzim A (KoA) diperlukan untuk pembentukan energi dalam bentuk ATP dari lemak, karbohidrat, dan protein

3.Biosintesis dan biodegradasi karbohidrat, asam lemak, dan asam amino

4.Sintesis steroid dan isoprenoid : kolesterol, asam empedu, provitamin D, hormon

(46)

5.Sintesis vitamin A, asetilkolin, melatonin, dan taurin

6.Sintesis heme (protein heme, seperti hemoglobin, mioglobin, sitokrom rantai pernapasan mitokondria, dan detoksifikasi xenobiotik)

7.Peningkatan epitelialisasi (→ menstimulasi epitelialisasi luka)

(47)

Peningkatan Risiko Defisiensi : kehamilan, menyusui, stress

Tanda dan gejala defisiensi

Umum : apati, kelelahan, imunodefisiensi, mudah tersinggung, sakit kepala, lemah

Darah : anemia

Rambut : warna rambut berubah

Kulit/ membran mukus : peradangan (saluran gastrointestinal, saluran pernapasan, mulut, hidung), dermatitis, gangguan penyembuhan luka

Gangguan gastrointestinal : kram abdominal, muntah, mual

Adrenal : atrofi, insufisiensi adrenokortikal

(48)

Kebutuhan vitamin B5 (asam pantotenat) Rentang dosis Pemberian Terapi penyembuhan luka 500 mg/ hari po Rambut rontok dan kuku yang rapuh 100-1.000 mg po Infeksi HIV dan AIDS 50-500 mg po Stres 100-500 mg po

Tabel 4. Kebutuhan vitamin B5 (asam pantotenat)

(49)

Bahan pangan Kandungan vitamin B5 (mg/ 100 g)

Tabel 5. Kandungan vitamin B5 pada bahan pangan

(50)

Tahap

(51)

Metabolisme

Metabolisme

Gambar 6. Asam pantotenat ada di posisi pusat dalam hal

(52)

Asam pantotenat merupakan bagian besar dari molekul koenzim A. Koenzim A penting untuk reaksi kimia yang menghasilkan energi dari karbohidrat, lemak, dan protein. Asam pantotenat dalam bentuk koenzim A diperlukan untuk sintesis kolesterol dan sintesis hormon steroid seperti melatonin. Koenzim A juga diperlukan untuk sintesis asetilkolin, neurotransmiter. Heme, komponen dari hemoglobin, tidak dapat disintesis tanpa koenzim A. Selain itu, hati membutuhkan koenzim A untuk metabolisme sejumlah obat dan racun.

(53)

Toksisitas asam pantotenat bisa dikesampingkan, tidak ada efek buruk setelah menelan dalam dosis tinggi pada berbagai spesies. Dosis besar (contohnya 10 gr/ hari) yang diberikan kepada manusia telah menyebabkan gangguan ringan pada usus dan diare

Toksisitas

Toksisitas

Penyimpanan : tidak ada

Ekskresi : keluar melalui urin sebagai pantotenat; ekskresi kurang dari 1 mg/ hari

(54)

Bahan makanan tinggi kandungan vitamin B3 dan B5

(55)
(56)

Hasil penelitian niasin dan asam pantotenat

Hasil penelitian niasin dan asam pantotenat

Niasin

Niasin

Efek Kombinasi Niasin dan Kromium Terhadap Pengobatan Vaskular Disfungsi Endotel pada Tikus Hiperlipidemia (Niu, 2008)

(57)

Pengobatan Kombinasi Niacin dan Kromium Menyebabkan Efek Perlindungan pada Jaringan Usus Kecil pada Tikus Hiperlipidemia (Oztay, 2007)

Niacin dan kromium memiliki efek perlindungan pada usus dibandingkan dengan kondisi tikus hiperlipidemia serta memiliki efek untuk mengurangi lemak.

Efek Menguntungkan dari Pengobatan Kombinasi Niacin dan Chromium pada Hati Tikus dengan Kondisi Hiperlipidemia (Bolkent, 2004)

(58)

Asam

Asam

pantotenat

pantotenat

Respon Metabolik Diet Kekurangan Asam Pantotenat pada Manusia (Fry, 1976)

(59)

L/O/G/O

Gambar

Tabel 1. Kebutuhan vitamin B3 : niasin (asam nikotinat), niasinamida (nikotinamida) dalam
Tabel 2. Kandungan vitamin B3 pada bahan pangan
Tabel 3. Rekomendasi asupan vitamin B3 (niasin) untuk
Gambar 2. Produksi niasin dari tryptophan (Gallagher, M., 2004)
+7

Referensi

Dokumen terkait

produksi triiodotironin sehingga menurunkan korsentrasi tiasilgliserol, sintesis asam lemak dan menstimulasi lipolisis (hitani et a/. ' I 996)' Dengan demikian protein

Kolesterol merupakan precursor semua senyawa steroid dalam tubuh seperti hormone seks, asam empedu, vitamin D, serta senyawa lipoprotein bahan penyusun sel yang

a) Kontrasepsi hormonal merupakan cara mencegah kehamilan melalui pemberian hormon steroid dalam bentuk kontrasepsi pil, suntik, dan implan. b) Pengguna kontrasepsi

Dalam usaha untuk mendapatkan perbandingan komposisi optimal fase gerak pada analisis sediaan campuran vitamin Br, vitfirin Br, vitamin B., nikotinamida kofein dan asam sitrat

Dimana untuk mencapai hasil yang optimal perlu adanya penambahan berupa pupuk seperti pupuk guano dimana pupuk guano ini merupakan pupuk organik yang mengandung unsur hara

Karena fungsinya sebagai komponen enzim, maka biotin sangat esensial di dalam reaksi-reaksi metabolisme seperti lipogenesis (sintesis asam-asam lemak),

a) Kontrasepsi hormonal merupakan cara mencegah kehamilan melalui pemberian hormon steroid dalam bentuk kontrasepsi pil, suntik, dan implan. b) Pengguna kontrasepsi

Asam amino semi esensial, seperti: histidine yang diperlukan untuk mengoptimalkan manfaat dari campuran asam amino, esensial untuk balita dan dalam keadaan