• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS: 1900/UN.40.2.3/PL/2013

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN

LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Geografi

LEOLITA IKA BHAYANGKARI 0803067

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN DI KECAMATAN

KOTA CIREBON

Oleh

Leolita Ika Bhayangkari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

©Leolita Ika Bhayangkari 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Leolita Ika Bhayangkari NIM 0803067

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN DI KECAMATAN KOTA

CIREBON

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing I

Prof. Dr. R. Gurniwan Kamil P,M.Si NIP. 19610323 198603 1 002

Pembimbing II

Dr. H. Mamat Ruhimat, M.Pd NIP. 19610501 198601 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

(4)

KALIMAT MOTIVASI

Orang yang terkaya adalah orang yang menerima pembagian takdir dari Allah

dengan senang hati. (Ali bin Husein)

Kepuasan terletak pada usaha bukan pada hasil, berusaha dengan keras adalah

kemenangan yang hakiki. (Mahatma Gandhi)

Kunci sukses adalah kegigihan untuk memperbaiki diri dan kesungguhan untuk

memberikan yang terbaik dari hidup ini. (Aa Gym)

Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan

(Alam Nasyrah: 6)

Bila saat ini mengalami kegagalan maka percayalah kesuksesan akan

menghampiri, karena disetiap seribu kegagalan yang datang pasti ada satu

(5)

PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Dampak Keberadaan Pasar Tradisional Terhadap Lingkungan Keraton Kanoman Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Bandung,Oktober 2013 Yang membuat pernyataan,

(6)

SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA TANGGAL 31 OKTOBER 2013

PANITIA UJIAN SIDANG TERDIRI DARI:

1. Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris : Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001

3. Penguji : a. Penguji I : Prof. Dr. H. Darsihardjo, MS

NIP. 19620921 198603 1 005

b. Penguji II :Drs. H. Dede Sugandi, M.Si NIP. 19580526 198603 1 010 c. Penguji III :Drs. H. Wahyu Eridiana, M.Si

(7)

i

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN

LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Oleh :

Leolita Ika Bhayangkari 0803067

Perencanaan pembangunan dalam suatu wilayah mempunyai tujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Pembangunan tidak hanya berfokus pada sumberdaya manusia dan ekonomi, namun juga perlu diiringi dengan perencanaan pembangunan fisik yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat suatu daerah. Perencanaan pembangunan kota yang optimal yaitu bila melihat potensi kota agar kota dapat tumbuh dan berkembang sesuai kebutuhan masyarakatnya serta dapat mengurangi dampak buruk yang mengganggu. Pasar Kanoman letaknya tidak hanya berada dekat dengan permukiman tetapi juga berada di lingkungan sebuah keraton. Keadaan pasar yang terus berkembang tersebut mengakibatkan keraton menjadi tertutup keberadaannya oleh pasar. Belum lagi dengan dampak yang dihasilkan oleh Pasar Kanoman yang mengakibatkan Keraton Kanoman terlihat kumuh.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kepedulian pedagang pasar terhadap lingkungan keraton, melihat daya tarik dari Pasar Kanoman itu sendiri dan menganalisis keberadaan lokasi Pasar Kanoman saat ini untuk dapat mendukung eksistensi Keraton Kanoman.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi, kuesioner dan studi literatur. Pengambilan sampelnya yaitu pedagang sebanyak 92 orang dengan menggunakan rumus Yamane dan konsumen sebanyak 20 orang dengan menggunakan teknik sampling accidental. Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan persentase. Kesadaran pedagang terhadap lingkungan Keraton Kanoman sudah sangat baik ini terlihat dari sikap pedagang yang tidak membuang sampah sembarangan dan menegur apabila ada yang mencemari lingkungan keraton. Daya tarik Pasar Kanoman yaitu terletak pada kualitas barang yang dijual, biarpun harga sedikit lebih mahal dibanding pasar lainnya. Pasar Kanoman belum memberikan kontribusi yang berarti untuk Keraton Kanoman, saat ini Pasar Kanoman hanyalah pasar tradisional biasa yang menyewa lahan di lingkungan Keraton Kanoman, dan belum menjadi komoditas produk keraton.

(8)

ii

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The Impact Of The Environment Where Traditional Markets Palace Of Kanoman In District Lemahwungkuk Cirebon City

By :

Leolita Ika Bhayangkari 0803067

In a region development planning have a purpose for the prosperity of society. Development not only focuses on the human resources and economic resources, but also need to be accompanied by a physical development plan that meets the needs of an area. Optimal planning of urban development that is when you see the potential can grow dan develop according to the needs of the communities and to reduce the adverse effects that interfere. The location of the Kanoman Market not only near to settlemen but also surround in the Kanoman Palace. Condition of the market continues to grow, lead to the palace to be covered by the market presence. The impacts from Kanoman Market outcome to be teh Palace Kanoman.look shabby.

The purpose this research to identify the concerns traders of the palace, look the attraction of the market and analyze the exsistence of Kanoman market location to be able to support the existence of Kanoman Palace.

This study uses descriptive method. Data collection techniques are observation, interviews, document study, questionaire, and literature studies. Sampling is the traders as many as 92 people by using the Yamane formula and the costumer as many as 20 people using accidental sampling. While the data analysis using the percentage.

The cognition the traders of the surroundings the Kanoman Palace is very good, this can be seen from the attitude of traders who do not throw the refuse and speak to some people if there are polluting surrounding the palace. Attraction of the market is which in the quality of goods, although the price is slightly more expensive than other markets. Kanoman market has not been a meaningful contribution to Kanoman Palace, now Kanoman Market is a traditional market regular who rent land in the neighborhood Kanoman palace, and the palace has not become a commodity product.

(9)

iii

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala

limpahan nikmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada Nabi Muhammad SAW beserta

keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini berjudul “Dampak Keberadaan Pasar Tradisional Terhadap

Lingkungan Keraton Kanoman Di Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat ujian sidang untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi

Universitas Pendidikan Indonesia.

Pada awal pendiriannya, Pasar Kanoman dibangun dengan tujuan sebagai

sarana ekonomi masyarakat serta menjadi penghubung antara pihak keraton dan

masyarakat sekitar dalam mempromosikan Keraton Kanoman. Namun yang

berkembang saat ini yaitu sebuah pasar tradisional dengan kondisi jual belinya.

Sejatinya Pasar Kanoman selain dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari

masyarakat diharapkan dapat juga menjadi wahana promosi produk budaya

Keraton Kanoman.

Penelitian ini dilakukan karena penulis ingin mengetahui lebih dalam

tentang sejarah berdirinya Pasar Kanoman hingga saat ini dan pengaruhnya

terhadap Keraton Kanoman. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat

memberikan manfaat kepada seluruh pembaca pada umumnya dan penulis sendiri

khususnya.

Wassalamualaikum. Wr. Wb

(10)

iv

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penulis

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam proses penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai tentunya tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak, karena itu dengan rasa syukur penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. R. Gurniwan Kamil Pasya, M.Si selaku dosen pembimbing I yang

dengan penuh kesabaran selalu membimbing dan memotivasi penulis untuk

membuka wawasan baru mengenai ilmu dalam menyusun skripsi ini.

2. Dr. H. Mamat Ruhimat, M.Pd selaku dosen pembimbing II, terimakasih atas

kesabaran dalam membimbing, yang selalu memberikan masukan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

FPIPS UPI Bandung dan seluruh Dosen dan Staff Jurusan Pendidikan

Geografi yang selalu membantu penulis selama masa-masa perkuliahan.

4. Kedua orang tua, adikku dan seluruh keluarga besar yang selalu mendukung

penulis baik secara material maupun spiritual.

5. S. Amiro, ST dan keluarga yang telah banyak memberikan motivasi kepada

penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh teman-teman Pendidikan Geografi angkatan 2008, khususnya

sahabat Summit (Yusi, Desi, Mega, Hesti, Aci, dan Anita). Untuk

adik-adikku (Dewi, Anita, Eka, Feri) terima kasih untuk bantuannya selama ini.

7. Untuk para Cegoku (Dhea, Josi, Rosa, Maya, Idank, Norman), Sarbini 60A

(Jaya, Bagus, Farid, Andrian, Raja) terima kasih sudah menjadi obat pelipur

laraku. Tidak lupa pula seluruh pihak yang terkait atas penyusunan hingga

(11)

v

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar ... 6

1. Pengertian Pasar ... 6

2. Klasifikasi Pasar ... 8

3. Pasar Sebagai Lokasi Pusat Perdagangan... 11

B. Teori Lokasi ... 12

C. Aksesibilitas ... 15

D. Tata Ruang ... 16

1. Pengertian Tata Ruang ... 16

2. Rencana Umum Tata Ruang dan Penataan Ruang ... 17

(12)

vi

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Pelestarian Cagar Budaya ... 20

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel ... 21

1. Populasi ... 21

2. Sampel ... 22

C. Variabel Penelitian ... 24

D. Definisi Operasional ... 25

E. Alat ... 26

F. Bahan ... 26

G. Teknik Pengumpulan Data ... 28

1. Angket ... 28

2. Observasi ... 28

3. Studi literatur ... 28

4. Studi dokumentasi ... 28

5. Pedoman wawancara ... 28

H. Teknik Pengolahan Data ... 29

I. Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 32

B. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... 32

1. Jumlah dan kepadatan penduduk ... 32

2. Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian ... 34

C. Gambaran Umum Mengenai Keraton dan Pasar Kanoman ... 36

1. Sejarah Keraton Kanoman ... 36

2. Sejarah Pasar Kanoman ... 40

3. Karakteristik Responden ... 42

a. Jenis kelamin responden ...42

b. Usia responden ...43

(13)

vii

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Jenis berdagang ...44

e. Asal pedagang ...45

f. Pekerjaan konsumen ...45

D. Deskripsi Hasil Penelitian ...46

1. Kepedulian Pedagang Pasar Terhadap Lingkungan Keraton Kanoman...46

2. Daya Tarik Kanoman Menurut Para Konsumen ...58

3. Keberadaan Lokasi Pasar Kanoman Saat Ini Belum Mendukung Eksistensi Keraton Kanoman ...66

E. Implikasi Penelitian Terhadap Studi Geografi ...68

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ...71

B. Rekomendasi ...72

(14)

viii

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Pasar Kanoman Kecamatan Lemahwungkuk ...22

Tabel 3.2 Variabel Penelitian ...25

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ...29

Tabel 4.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Kecamatan Lemahwungkuk ...35

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...42

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Usia...43

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Pendidikan ...44

Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Jenis Berdagangnya ...44

Tabel 4.6 Responden Berdasarkan Tempat Asal ...45

Tabel 4.7 Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Konsumen ...45

Tabel 4.8 Jenis-Jenis Barang Yang Dijual ...47

Tabel 4.9 Jenis Sayur dan Buah yang Dijual ...47

(15)

ix

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.11 Cara Mendapatkan Barang Dagangan...48

Tabel 4.12 Kondisi Tempat Berjualan Para Pedagang ...49

Tabel 4.13 Kepemilikan Tempat Berdagang ...49

Tabel 4.14 Perubahan Bangunan Pasar Dari Dulu Hingga Sekarang ...50

Tabel 4.15 Pengelompokan Penataan Pasar Dari Dulu Hingga Sekarang ...51

Tabel 4.16 Penyimpanan Barang Dagangan Yang Belum Habis Terjual ...51

Tabel 4.17 Pengelolaan Kebersihan Pasar Kanoman ...52

Tabel 4.18 Pembersihkan Lingkungan Keraton Kanoman ...52

Tabel 4.19 Kegiatan Yang Dilakukan Untuk Membersihkan Lingkungan Keraton ...53

Tabel 4.20 Peneguran Terhadap Seseoranng Yang Melakukan Pencemaran ...54

Tabel 4.21 Bentuk Teguran Yang Dilakukanoleh Pedagang ...54

Tabel 4.22 Bentuk Pencemaran Yang Dilakukan ...55

Tabel 4.23 Membuang Hasil Limbah Dagangan...55

Tabel 4.24 Pengelolaan Sampah Di Pasar Kanoman ...56

Tabel 4.25 Pemisahan Sampah Organik Dan Anorganik Ke TPS Oleh Pedagang ...56

Tabel 4.26 Pengetahuan Pedagang Tentang Saluran Pembuangan ...57

Tabel 4.27 Pembersihan Saluran Pembuangan ...57

Tabel 4.28 Lamanya Membeli Kebutuhan Di Pasar Kanoman ...59

(16)

x

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.30 Kondisi Sarana Keamanan Di Pasar Kanoman Menurut Para

Konsumen...60

Tabel 4.31 Pengelolaan Keamanan di Pasar Kanoman ...61

Tabel 4.32 Kemudahan Para Konsumen Untuk Mendapatkan Layanan Keamanan Di Pasar Kanoman...61

Tabel 4.33 Jumlah Petugas Keamanan Di Pasar Kanoman ...62

Tabel 4.34 Pelayanan Para Pedagang Menurut Para Konsumen ...62

Tabel 4.35 Keramahan Pedagang dalam Melayani Menurut Para Konsumen...63

Tabel 4.36 Kualitas Dan Kuantitas Barang yang dijual di Pasar Kanoman ...63

Tabel 4.37 Keberagaman Barang yang di Jual di Pasar Kanoman ...64

Tabel 4.38 Barang Hasil Keraton yang di Jual di Pasar Kanoman ...64

Tabel 4.39 Penjualan Barang Hasil Keratin Kanoman di Pasar Kanoman ...65

Tabel 4.40 Pengalih Fungsi Pasar Kerajinan Yang Mendukung Eksistensi Keraton ...65

(17)

xi

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Lokasi Populasi Penelitian ...27

Gambar 4.1 Peta Administratif Kecamatan Lemahwungkuk ...33

Gambar 4.2 Diagram Persentase Komposisi Penduduk Kecamatan

(18)

xii

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

(19)

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Perencanaan pembangunan dalam suatu wilayah mempunyai tujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Pembangunan tidak hanya berfokus pada sumberdaya manusia dan ekonomi, namun juga perlu diiringi dengan perencanaan pembangunan fisik yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat suatu daerah. Perencanaan pembangunan kota yang optimal yaitu bila melihat potensi kota agar kota dapat tumbuh dan berkembang sesuai kebutuhan masyarakatnya serta dapat mengurangi dampak buruk yang mengganggu. Pasar Kanoman letaknya tidak hanya berada dekat dengan permukiman tetapi juga berada di lingkungan sebuah keraton. Keadaan pasar yang terus berkembang tersebut mengakibatkan keraton menjadi tertutup keberadaannya oleh pasar. Belum lagi dengan dampak yang dihasilkan oleh Pasar Kanoman yang mengakibatkan Keraton Kanoman terlihat kumuh.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kepedulian pedagang pasar terhadap lingkungan keraton, melihat daya tarik dari Pasar Kanoman itu sendiri dan menganalisis keberadaan lokasi Pasar Kanoman saat ini untuk dapat mendukung eksistensi Keraton Kanoman.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi, kuesioner dan studi literatur. Pengambilan sampelnya yaitu pedagang sebanyak 92 orang dengan menggunakan rumus Yamane dan konsumen sebanyak 20 orang dengan menggunakan teknik sampling accidental. Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan persentase.

Kesadaran pedagang terhadap lingkungan Keraton Kanoman sudah sangat baik ini terlihat dari sikap pedagang yang tidak membuang sampah sembarangan dan menegur apabila ada yang mencemari lingkungan keraton. Daya tarik Pasar Kanoman yaitu terletak pada kualitas barang yang dijual, biarpun harga sedikit lebih mahal dibanding pasar lainnya. Pasar Kanoman belum memberikan kontribusi yang berarti untuk Keraton Kanoman, saat ini Pasar Kanoman hanyalah pasar tradisional biasa yang menyewa lahan di lingkungan Keraton Kanoman, dan belum menjadi komoditas produk keraton.

Kata kunci : pasar tradisional, lingkungan keraton

ABSTRACT

The Impact Of The Environment Where Traditional Markets Palace Of Kanoman In District Lemahwungkuk Cirebon City

In a region development planning have a purpose for the prosperity of society. Development not only focuses on the human resources and economic resources, but also need to be accompanied by a physical development plan that meets the needs of an area. Optimal planning of urban development that is when you see the potential can grow dan develop according to the needs of the communities and to reduce the adverse effects that interfere. The location of the Kanoman Market not only near to settlemen but also surround in the Kanoman Palace. Condition of the market continues to grow, lead to the palace to be covered by the market presence. The impacts from Kanoman Market outcome to be teh Palace Kanoman.look shabby.

(20)

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

This study uses descriptive method. Data collection techniques are observation, interviews, document study, questionaire, and literature studies. Sampling is the traders as many as 92 people by using the Yamane formula and the costumer as many as 20 people using accidental sampling. While the data analysis using the percentage.

The cognition the traders of the surroundings the Kanoman Palace is very good, this can be seen from the attitude of traders who do not throw the refuse and speak to some people if there are polluting surrounding the palace. Attraction of the market is which in the quality of goods, although the price is slightly more expensive than other markets. Kanoman market has not been a meaningful contribution to Kanoman Palace, now Kanoman Market is a traditional market regular who rent land in the neighborhood Kanoman palace, and the palace has not become a commodity product.

(21)

1

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perencanaan pembangunan dalam suatu wilayah mempunyai tujuan untuk

mensejahterakan masyarakat. Pembangunan tidak hanya berfokus pada sumber

daya manusia dan ekonomi saja, namun juga perlu diiringi dengan perencanaan

pembangunan fisik yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat suatu daerah.

Perencanaan pembangunan ini dimaksudkan untuk melihat pemanfaatan ruang

serta interaksi berbagai kegiatan dalam ruang wilayah sehingga terlihat perbedaan

fungsi ruang yang satu dengan yang lainnya. Perencanaan pembangunan juga

memperhatikan interaksi antar ruang untuk diarahkan kepada tercapainya

kehidupan yang efisien, nyaman dan bermanfaat.

Pembangunan kota memiliki peranan penting dalam mempengaruhi

pembangunan skala nasional. Perencanaan pembangunan kota yang optimal yaitu

bila melihat potensi kota agar kota dapat tumbuh dan berkembang sesuai

kebutuhan masyarakatnya serta dapat mengurangi dampak buruk yang

mengganggu. Dampak buruk tersebut dapat berupa meningkatnya polusi udara,

pencemaran air, kebisingan, sampah dan dampak sosial lingkungan lainnya.

Selain itu pembangunan kota akan cepat berkembang bila didukung infrastruktur

dan sistem jaringan yang memadai di wilayah tersebut. Dengan adanya otonomi

daerah, setiap wilayah diberikan wewenang untuk mengembangkan daerahnya

dan menggali potensi yang ada.

Penataan ruang menurut Undang-Undang No.26 Tahun 2007 “adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, memanfaatan ruang dan pengendalian

pemanfaatan ruang”. Penataan ruang tersebut perlu didasarkan pada pemahaman potensi dan keterbatasan alam demi kelestarian lingkungan hidup di masa yang

akan datang.

Berdasarkan potensi dan peluang kota, Pemerintah Daerah mentargetkan

Kota Cirebon menjadi Kota Perdagangan dan Jasa. Rumusan tersebut dijelaskan

(22)

2

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Kota Cirebon 2004-2008 yang salah satu

misinya yaitu melestarikan dan mengembangkan pariwisata yang bertumpu pada

nilai-nilai tradisi dan budaya Cirebon. Namun pada kenyataannya tidak demikian,

tata ruang Kota Cirebon saat ini belum sesuai dengan Undang-Undang No.5

Tahun 1992 “kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencangkup sumberdaya

alam dan sumberdaya buatan”. Hal tersebut terlihat pada berdirinya sebuah pasar di lingkungan keraton. Keraton yang merupakan benda cagar budaya seharusnya

dilindungi oleh Pemerintah daerah dan dijadikan sebagai potensi dan identitas

Kota Cirebon. Namun pada kenyataannya, benda cagar budaya itu keberadaannya

terganggu oleh adanya kegiatan pasar. Terganggunya salah satunya potensi

budaya itu menjadikan sebuah permasalahan dalam penataan ruang Kota Cirebon

terutama di Kecamatan Lemahwungkuk. Keraton merasa terganggu karena hampir

sebagian lahan alun-alun keraton terpakai oleh pasar untuk melakukan

kegiatannya, alun-alun keraton yang pada tahun 1932 luasnya mencapai 15.600m2

saat ini hanyatinggal 7.200m2 sedangkan 8.400m2 dipakai untuk kegiatan pasar.

Kegiatan jual beli barang-barang kebutuhan primer itu berlangsung dari jam 02.00

– 17.00 WIB dan bahkan apabila sedang diadakan acara-acara khusus terkadang pasar itu tidak pernah tutup.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:833) “pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan

jasa dan terjadi proses tawar-menawar.” Bangunan pasar biasanya terdiri atas kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun

suatu pengelola pasar. Pasar tradisional kebanyakan menjual kebutuhan

sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging,

kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang

menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar-pasar yang seperti ini masih

banyak ditemukan di Indonesia dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan

agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Berbeda dengan pasar

tradisional lainnya, Pasar Kanoman ini letaknya tidak hanya berada di dekat

(23)

3

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut adalah Keraton Kanoman yang merupakan salah satu dari empat keraton

yang ada di Kota Cirebon yang terletak di Kecamatan Lemahwungkuk. Tidak

hanya bagi pembeli, pasar Kanoman juga sangat bermanfaat bagi pedagang.

Pedagangnya pun semakin bertambah, ini dikarenakan Pasar Kanoman memiliki

daya tarik tersendiri dengan berada pada lingkungan keraton. Pedagang Pasar

Kanoman mencari keuntungan dari adanya keraton, walaupun secara tidak sadar

pedagang telah merusak atau mengotori tempat yang merupakan benda cagar

budaya. Keadaan pasar yang terus berkembang tersebut mengakibatkan keraton

menjadi tertutup keberadaannya oleh pasar. Belum lagi dengan dampak yang

dihasilkan oleh Pasar Kanoman yang mengakibatkan Keraton Kanoman terlihat

kumuh. Ini terjadi karena polusi yang dihasilkan dari sampah-sampah serta

sisa-sisa dari barang yang dijual pedagang itu mengganggu, tidak hanya mengganggu

pemandangan tetapi juga menimbulkan bau yang tidak sedap, belum lagi masalah

sampah yang tidak bersihkan, jalanan yang becek dan saluran-saluran drainase

yang tertutup oleh sampah. Ada ±20 jongko yang terdapat di sepanjang jalan

menuju keraton juga menjadi alasan ketergangguan tersebut, jongko-jongko itu

hampir sebagian besar menjual makanan dan minuman serta kadang tidak jarang

pula terlihat ada jongko yang menjual kebutuhan sandang. Jongko-jongko tersebut

pula terlihat kumuh karena keseragaman dari tiap jongko yang berbeda, seperti

memakai warna tenda yang berbeda atau bahkan ada pula jongko yang memakai

spanduk-spanduk bekas untuk menutupi atap jongkonya. Hal-hal tersebut

menjadikan lingkungan Keraton Kanoman tidak terlihat keindahan serta

kemegahan sebagai benda cagar budayanya.

Pemerintah Kota Cirebon selama ini belum mendukung keberadaan Keraton

Kanoman yang terletak di Kecamatan Lemahwungkuk yang merupakan salah satu

cikal bakal berdirinya Cirebon serta terabaikannya sejumlah pelayan publik.

Emirudin yang merupakan Sultan Keraton Kanoman berpendapat selama ini

Pemerintah Kota Cirebon memposisikan Keraton Kanoman tidak lebih dari

sekedar benda cagar budaya yang dipandang sebelah mata padahal peran Keraton

Kanoman merupakan representasi dari rangkaian puncak kebudayaan dan

(24)

4

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengharapkan Pemerintah Kota Cirebon bersikap tegas dalam memutuskan

kebijakan secara keseluruhan terhadap esksistensi Keraton Kanoman Cirebon baik

dari sisi kesultanan, sultan maupun hal-hal yang berkaitan dengan undang-undang

RI tentang keberadaan benda cagar budayanya (www.Antara.com).

Melihat pada kenyataan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah kepedulian pedagang pasar terhadap kebersihan lingkungan

Keraton Kanoman?

2. Bagaimanakah daya tarik Pasar Kanoman menurut para konsumen?

3. Apakah keberadaan lokasi Pasar Kanoman saat ini dapat mendukung

eksistensi Keraton Kanoman?

C. Tujuan

Dalam sebuah penelitian harus memiliki tujuan yang jelas, untuk apa

penelitian ini dilaksanakan. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian iniadalah:

1. Mengidentifikasi kepedulian pedagang pasar terhadap lingkungan Keraton

Kanoman.

2. Mengidentifikasi daya tarik Pasar Kanoman menurut para konsumen.

3. Menganalisis keberadaan lokasi Pasar Kanoman saat ini dapat mendukung

eksistensi Keraton Kanoman.

D. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari adanya penelitian ini adalah :

1. Diperolehnya data yang dapat memberikan informasi yang berhubungan

dengan Keraton Kanoman dan Pasar Kanoman.

2. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah setempat mengenai tata ruang dan

perencanaan pembangunan suatu wilayah yang memiliki potensi

(25)

5

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Sebagai bahan pengayaan dan pendalaman pada kajian geografi, khususnya

(26)

21

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sugiyono (2002:1) menyatakan bahwa “penelitian merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dalam suatu penelitian diperlukan adanya metode. Metode yang digunakan didalam sebuah

penelitian berbeda-beda, tergantung dari permasalahan dan tujuan penelitiannya.

Menurut Sugiyono (2002:23) secara umum metode penelitian diartikan “sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah secara sistematis dan faktual

mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah :

Penelitian yang lebih mengarahkan pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis. Penelitian deskriptif perlu memanfaatkan ataupun menciptakan konsep-konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu spesifikasi mengenai gejala-gejala fisik maupun sosial yang dipersoalkan. Disamping itu, penelitian ini harus mampu merumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti dan teknik penelitian apa yang tepat dipakai untuk menganalisisnya. Hasil penelitiannya adalah difokuskan untuk memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti.

Sedangkan menurut Suryabrata (1983:18) metode deskriptif adalah “metode penelitian yang bertujuan untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”. Penulis menggunakan metode deskriptif dalam penelitian ini, karena dianggap

sesuai untuk mendeskripsikan dan menganalisis dampak keberadaan pasar

tradisional Kanoman dengan esksistensi Keraton Kanoman.

(27)

22

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Arikunto (2006:130) mengatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan populasi menurut Sumaatmadja (1989:112)

“keseluruhan gejala individu, kasus (masalah, peristiwa tertentu) individu maupun atau perorangan, maupun kelompok dan gejala fisis, sosial, ekonomi, budaya, dan

politik di daerah penelitian”. Berdasarkan pengertian di atas, populasi dalam penelitian ini menyangkut dua hal, yaitu populasi wilayah dan populasi manusia.

Populasi wilayah mencakup Keraton Kanoman Kecamatan Lemahwungkuk,

termasuk di dalamnya wilayah Pasar Kanoman. Sedangkan, populasi manusia

meliputi seluruh pedagang yang berjualan, konsumen (pembeli) di pasar Kanoman

Kecamatan Lemahwungkuk, serta humas Keraton Kanoman. Instrumen

pengumpul data untuk pedagang dan konsumen menggunakan angket. Sedangkan

untuk humas Keraton menggunakan pedoman wawancara.

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Pasar Kanoman Kecamatan Lemahwungkuk

No Pedagang Pasar Kanoman Jumlah

Kios Petian Dasaran Daging Klemprakan Auning

1 249 Sumber : hasil survey lapangan, 2012

2. Sampel

Menurut Tika (2005:24) “sampel adalah sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi”. Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Sugiyono (2002:56) mengatakan bahwa “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul dapat mewakili populasinya. Penentuan sampel dalam

penelitian ini terdiri atas 2 sampel yaitu sampel wilayah dan sampel manusia.

a. Sampel Wilayah

Sampel wilayah pada penelitian ini yaitu dapat disebut pula sebagai sampel

populasi karena seluruh wilayah Keraton Kanoman yang didalamnya termasuk

pasar akan dijadikan wilayah penelitian.

(28)

23

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan random sampling. Menurut Sugiyono (2002:61) random sampling

adalah “teknik penentuan sampel yang pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”. Metode ini digunakan karena karakteristik yang dianggap sama (homogen)

sehingga setiap responden memiliki hak yang sama untuk dipilih.

Pada setiap penarikan sampelnya tidak ada ketentuan angka yang pasti

mengenai besarnya jumlah sampel yang harus diambil yang paling penting sampel

itu representatif artinya dapat mewakili populasi. Ukuran sampel atau besarnya

sampel yang diambil dari populasi, merupakan salah satu faktor penentu tingkat

kerepresentatifan sampel yang digunakan.

Untuk menentukan jumlah sampel pedagang yang akan diambil dalam

penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Yamane (Riduwan, 2009:65)

dalam menentukan jumlah sampelnya.

n =

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi

d = Presisi yang ditetapkan adalah 10%

Dengan rumus di atas, hasil perhitungan untuk pengambilan sampelnya yaitu

(29)

24

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah mendapat jumlah responden pedagang yang akan menjadi sampel,

selanjutnya membuat tabel random. Menurut Hasan (2003:87) tabel random

adalah “tabel yang dibentuk dari bilangan biasa yang diperoleh secara

berturut-turut dengan sebuah proses random serta disusun ke dalam suatu tabel”. Dalam proses pengerjaannya dengan membuat angka bilangan random yang telah

diberikan nomor urut lalu secara acak memilih salah satu halaman dari tabel

random.

Untuk menentukan sampel konsumen (pembeli) dapat dilakukan dengan

menggunakan teknik sampling accidental. Menurut Sugiyono (2002:60)

accidental sampling adalah “teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan

sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan

sumber data”. Jadi konsumen (pembeli) yang secara kebetulan bertemu dan memenuhi kriteria yang telah dibuat oleh peneliti dapat dijadikan sampel

penelitian.

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2002:2) “variabel merupakan gejala yang menjadi fokus

peneliti untuk diamati. Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau

objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok

itu”.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (X) dan

variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat sedangkan

variabel terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

adanya variabel bebas.

Aspek-aspek yang terdapat dalam variabel memiliki keterkaitan terhadap

(30)

25

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2 Variabel Penelitian

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

a. Kondisi Pasar Kanoman

- Kebersihan

- Kondisi bangunan

- Sanitasi

- Penataan barang

- Penanganan Sampah Pasar

- Jenis barang yang dijual

b. Daya tarik

- Pelayanan pedagang

- Keamanan pasar

- Hasil kerajinan Keraton

c. Aksesibilitas

- Jarak ke Keraton dari Pasar

- Kondisi jalan ke Keraton

- Jarak pasar kanoman dengan

pasar lain

Eksistensi Keraton Kanoman

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan penafsiran dalam menginterpretasikan

penelitian ini maka akan dijabarkan definisi operasionalnya pada uraian dibawah

ini :

1. Pasar Tradisional

Campbell (1990:86) mendefinisikan pasar sebagai institusi atau mekanisme

di mana pembeli dan penjual secara bersama-sama melakukan pertukaran barang

dan jasa”. Menurut Kotler (dalam Febrian 2007:17) berdasarkan jenis

dagangannya, pasar dibagi menjadi: pasar umum, pasar mambo, dan pasar khusus.

(31)

26

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

primer dan sekunder. Indikator dari pasar tradisional ini adalah pasar yang jenis

tempat berjualannya masih berupa jongko, klemprakan, dasaran, dan kios.

2. Keraton Kanoman

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) Keraton adalah tempat

kediaman ratu atau raja. Lokasi penelitian ini merupakan lingkungan Keraton

Kanoman yang menjadi tempat berdirinya pasar Kanoman. Keraton Kanoman

terletak di Jl. Winaon, Kampung Kanoman Kelurahan Lemahwungkuk,

Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon.

E. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. GPS digunakan untuk ploting koordinat daerah penelitian dilapangan.

2. Kamera digunakan untuk mendokumetasikan fakta di lapangan.

3. Angket (kuesioner) yang akan disebarkan kepada para pedagang dan

konsumen (pembeli).

4. Pedoman observasi yang digunakan untuk memperoleh informasi yang

berhubungan dengan keadaan fisik.

5. Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh informasi yang

berhubungan dengan Pasar dan Keraton Kanoman

F. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Peta Rupa Bumi Lembar 1309-231 Cirebon skala 1:25.000 digunakan untuk

mengetahui dan memetakan lokasi penelitian (peta administratif) dan juga

lokasi populasi penelitian.

(32)

27

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

(33)

28

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Teknik pengumpulan data

1. Angket

Angket merupakan alat pengumpul data yang telah disiapkan, digunakan

untuk disampaikan kepada responden yang jawabannya nanti diisi oleh responden

itu sendiri. Angket ini berkaitan dengan kondisi dan daya tarik Pasar Kanoman

yang nantinya akan disebar kepada para pedagang dan konsumen (pembeli) yang

menjadi sampel di Pasar Kanoman.

2. Observasi

Observasi lapangan merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan secara langsung untuk mendapatkan data primer yang aktual sesuai

dengan yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini yang diobservasi yaitu

berhubungan dengan aspek fisik keberadaan Pasar dan Keraton Kanoman yang

meliputi letak lokasi dan aksesibilitas daerah penelitian.

3. Studi literatur

Studi literatur digunakan penulis untuk memperoleh data-data konsep atau

teori yang berkenaan dengan eksistensi Pasar Kanoman di wilayah Kesultanan

Kanoman. Data-data tersebut diperoleh dari buku-buku sumber tentang sejarah

Pasar dan Keraton Kanoman, artikel-artikel, dan internet.

4. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekunder yang

meliputi foto-foto daerah penelitian, maupun data yang telah didapat dilapangan.

Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai kondisi Keraton

Kanoman dan Pasar Kanoman.

5. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh data primer yang

dimaksudkan mencari informasi mengenai respon pihak keraton terhadap

keberadaan pasar Kanoman saat ini.

Adapun untuk mempermudah jalannya penelitian, sebelumnya dibuat

(34)

29

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen

No Aspek yang

Kondisi bangunan Angket 21-23

Sanitasi Angket 36,37

Penataan barang Angket 24,25

Penanganan sampah pasar

Angket 33-35

Jenis barang yang dijual Angket 13-20

2 Daya tarik pasar

Pelayanan pedagang Angket 12-14 Konsumen

Keamanan pasar Angket 8-11

Penjualan barang hasil keratin Kondisi jalan ke keraton Pedoman

Observasi

Jarak Pasar Kanoman dengan pasar lain

Pedoman Observasi

Adapun pedoman wawancara untuk humas keraton, secara garis besar meliputi

respon pihak keraton terhadap keberadaan pasar saat ini.

H. Teknik Pengolahan Data

Hasan (2004:24) mengemukakan bahwa “pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan dengan menggunakan cara – cara atau rumus-rumus tertentu”. Langkah – langkah yang dilakukan peneliti dalam mengolah data hasil penelitiannya adalah sebagai berikut :

a. Tahap seleksi data, langkah ini dilakukan untuk menyeleksian data yang

telah terkumpul bertujuan untuk mengetahui data-data mana yang lengkap

dan tidak lengkap yang telah terkumpul melalui angket yang sebelumnya

(35)

30

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Tahap klasifikasi data, setelah data-data tersebut diseleksi, langkah

selanjutnya data-data tersebut diklasifikasi dengan cara mengelompokannya

berdasarkan kategori tertentu dan dilakukan penjumlahan frekuensi dari

setiap alternatif jawaban. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah data

tersebut telah memenuhi terhadap pertanyaan peneliti.

c. Tabulasi data, setelah menyeleksi dan mengklasifikasi data pada langkah ini

data – data tersebut kemudian ditabulasikan ke dalam bentuk tabel agar dapat diketahui frekuensi tiap – tiap alternatif jawaban dari masing – masing pertanyaan, sehingga mempermudah dalam menganalisis dan

menafsirkannya.

I. Analisis Data

Setelah mengetahui jenis data yang akan diteliti dan tujuan penelitiannya

maka tahap selanjutnya dalam penelitian ini adalah tahap analisis data. Tujuan

dari tahap ini adalah memahami dan menjelaskan arti data yang telah

dikumpulkan oleh peneliti. Patton (dalam Hasan, 2004:29) menjelaskan bahwa

“analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar”. Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian harus disesuaikan dengan tujuan penelitian. Bentuk

analisis data pada penelitian ini adalah kuantitatif. Hasan (2004:30) menjelaskan

bahwa “analisis kuantitatif adalah analisis yang menggunakan alat analisis bersifat

kuantitatif, yaitu alat analisis yang menggunakan model-model, seperti model

matematika, model statistik, dan ekonometrik”. Pada tahap analisis data ini dilakukan perhitungan-perhitungan dengan tujuan mengetahui sifat-sifat dari data

yang telah terkumpul untuk dianalisis dan digeneralisasikan sehingga didapatkan

suatu kesimpulan. Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan yaitu

dengan menggunakan :

1. Perhitungan Persentase

Pehitungan persentase merupakan teknik statistik sederhana, untuk

mengetahui kecenderungan responden dan fenomena-fenomena di lapangan

(36)

31

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

P = Persentase

N = Jumlah seluruh responden

f = Frekuensi tiap kategori jawaban

100% = bilangan konstan

(37)

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

71

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Keberadaan Pasar Tradisional

terhadap Eksistensi Keraton Kanoman Kota Cirebon yang telah

dibahassebelumnya, sebagai bab akhir penulisan skripsi ini maka akan di

kemukakan kesimpulan darihasil penelitian berikut dengan beberapa rekomendasi

yang diharapkan dapat berguna bagi seluruh pihak yang terkait.

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan

hasil dari penelitian bahwa kepedulian pedagang di Pasar Kanoman terhadap

lingkungan Keraton Kanoman sudah sangat baik, ini terlihat dari kesadaran

pedagang yang tidak pernah membuang sampah sembarangan dan selalu menegur

apabila ada seseorang yang ingin mencemari lingkungan keraton. Selain itu pula,

Pasar Kanoman memiliki daya tariknya tersendiri, letaknya yang berada di

lingkungan keraton dan juga mudah dijangkau menggunakan transportasi umum

menurut konsumen keberagaman barang yang dijual dan kualitas barang yang

bagus pun menjadi daya tarik bagi Pasar Kanoman. Selain itu, Pasar Kanoman ini

termasuk kedalam pasar yang menjual tekstil dengan kualitas yang bagus. Pasar

Kanoman yang berada di lingkungan keraton saat ini belum mendukung

keberadaan Keraton Kanoman. Pasar dan Keraton Kanoman tidak memiliki

hubungan kerjasama terkait masalah promosi wisata budaya. Saat ini hubungan

antara Pasar Kanoman dan Keraton Kanoman hanya sebatas menyewa sebagian

lahan keraton. Pasar Kanoman melakukan aktifitas jual belinya sendiri yang

dikelola oleh Perusahaan Daerah dan Keraton Kanoman dengan wisata budayanya

(38)

72

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka penulis ingin

memberikan beberapa rekomendasi kepada berbagai pihak yang terkait, berikut

rekomendasi yang ingin disampaikan.

1. Melihat pada keadaan Keraton Kanoman saat ini, agar dapat diakui

keberadaannya Keraton Kanoman seharusnya dapat memproduksi

kerajinan sehingga pada saat wisatawan domestik atau wisatawan

mancanegara datang berwisata ada cinderamata khas dari Keraton

Kanoman.

2. Terkait permasalahan pasar yang berada di lingkungan Keraton

Kanoman, seharusnya Pemerintah Daerah Kota Cirebon dan pihak

keraton melakukan sebuah perencanaan pembangunan agar Pasar

Kanoman dipindahkan sehingga tidak merusak lingkungan Keraton

Kanoman.

3. Selain menjual kebutuhan masyarakat setempat, Pasar Kanoman

diharapkan dapat menjadi wahana promosi budaya keraton dengan

cara menjual barang hasil Keraton Kanoman.

4. Sesuai dengan penelitian ini, penulis menyarankan kepada seluruh

guru khususnya guru geografi untuk lebih memperkenalkan berbagai

macam warisan budaya di Indonesia dengan tidak merusak

lingkungannya terlebih lagi apabila terjadi pembangunan didalamnya.

Sehingga dapat menggugah kesadaran siswa dalam memperlakukan

(39)

73

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, R. (2010). Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang. Yogyakarta : Graha Ilmu

Anonim. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Press

Ariani, C. (2011). Eksistensi Pasar Tradisional-Relasi dan Jaringan Pasar

Tradisional di Kota Semarang-Jawa Tengah. Yogyakarta : Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional

Arsa,Winata. (2011). Keraton Kanoman. [online]. Tersedia :

http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=217&lang= [7 Januari 2012]

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Bintarto, R. (1982). Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES

BPPI. (2011). Menentukan Bangunan Cagar Budaya. [online]. Tersedia : http://indonesianheritage.info/blogs/item/24-menentukan-bangunan-cagar-budaya.html [20 September 2012]

BPS Kecamatan Lemahwungkuk

Daldjoeni, N. (1991). Geografi Kota dan Desa. Bandung : Alumni

Depdikbud. (1998). Kota Dagang Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra. Jakarta: CV. Eka Dharma

Febrian, R. (2007). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Pasar. Bandung : Skripsi FPIPS UPI. tidak diterbitkan

Feriyanto. (2006). Menyoroti Pasar Tradisional. Yogyakarta : BP-Kedaulatan Rakyat

Hasan, I. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta : Bumi Aksara

Handout Model-Model Pembelajaran

Jayadinata, Johara. (1999). Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan Wilayah. Bandung: ITB Bandung

(40)

74

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maryani, E. (2002). Pengantar Geografi Perkotaan. Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi UPI

Marzali, Amri. (2005). Antropologi dan Pembangunan di Indonesia. Jakarta : Kencana

Mutakin, Awan. (2000). Konsep Dasar Dan Startegi Pembelajaran Geografi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Nawawi, H. (1992). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Nugroho, H. (2001). Negara, Pasar, dan Keadilan Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Putra, W.H. (2010). Keberadaan dan Pengembangan Pasar Kaget Rawajati Jakarta. Semarang : Tesis Universitas Diponegoro. tidak diterbitkan

Riduwan. (2009). Dasar-Dasar Statistika. Bandung : Alfabeta

Saleh, Ermawan. (2007). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Pasar Tumpah di Kota Bandung. Bandung : Skripsi FPIPS UPI. tidak diterbitkan

Sari, Liana. (2002). Studi Potensi Geografis Di Kecamatan Lemah Wungkuk dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kota Cirebon. Bandung : Skripsi FPIPS UPI. tidak diterbitkan

Sugiyono. (2002). Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta

Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D). Bandung : CV. Alfabeta

Sumintarsih, dkk. (2011). Eksistensi Pasar Tradisional-Relasi dan Jaringan Pasar Tradisional di Kota Surabaya Jawa Timur. Yogyakarta : Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional

Sumaatmadja, N. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung : Alumni

Sumaatmadja, N. (1997). Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta : Bumi Aksara.

Suryabrata, S. (1983). Metodelogi Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers

Tarigan, R. (2005). Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: PT Bumi Aksara

(41)

75

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Umar, H. (2008). Metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Usman, H. (1995). Pengantar Statistika. Jakarta : Bumi Aksara

Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Undang-Undang Pemerintah tentang Cagar Budaya

Yulianti, M. (2005). Partisipasi Masyarakat Dalam Memelihara Benda Cagar Budaya di Pulau Penyengat sebagai Upaya Pelestarian Warisan Budaya Melayu. Semarang : Tesis

(42)

76

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Yang ga ada, CARI !!!

UU RI NO.5 THN 1992 TTG CAGAR BUDAYA

UU RI NO.11 THN 2010 TTG CAGAR BUDAYA

LISNAWATI (SKRIPSI)

RIDA (SKRIIPSI)

Tarigan (2007:122) ttg aksesibilitas dr skripsi 0705728/ laila 08

http://bulletin.penataanruang.net/upload/data_artikel/edisi4d.pdf

http://radarcirebon.com/2011/01/20/atasi-ego-opd-bkprd-dibentuk/ (radar cirebon- atasi ego OPD, BKPRD dibentuk)

http://antarajawabarat.com/lihat/cetak/23748 (kesultanan keraton kanoman kritisi kebijakan pemkot cirebon)

http://kotaudang-sap.blogspot.com/2009/08/pasar-kanoman-riwayatmu.html

campbell = di bab1 pengertian pasar

Nisa, I. (20..). Respon Masyarakat Terhadap Rencana Relokasi Terminal

Cicaheum Kecamatan Gedebage. Bandung : Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI. Tidak diterbitkan.

(43)

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu FOTO - FOTO PENELITIAN

Pintu masuk Pasar dan Keraton Kanoman

(44)

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bentuk Akulturasi Budaya Jawa Dengan Tionghoa

(45)

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keadaan Saluran Pembuangan di Pasar Kanoman

Struktur Organisasi dan Denah pasar Kanoman

(46)

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PEDOMAN ANGKET BAGI PEDAGANG

A. Karakteristik Responden

7. Jenis pedagang : (Kios/ Petian/ Dasaran/ Daging/

Klemprakan/ Auning)

8. Dari manakah asal anda ...

a. Kota Cirebon

b. Kabupaten Cirebon

c. Luar kota/kabupaten Cirebon

d. Luar Propinsi Jawa Barat

9. Sudah berapa lama anda menjadi pedagang ...

a. <5 tahun

b. 6-10 tahun

c. 11-15 tahun

d. >15 tahun

10.Berapa jarak tempuh dari rumah anda ke pasar ...

a. <100 m

b. 100-500 m

c. 500 m-1 km

d. >1 km

11. Jam berapa anda mulai berdagang ...

a. 02.00-04.00

b. 04.00-06.00

(47)

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. >08.00

12. Jam berapa anda selesai berdagang/tutup ...

a. 13.00-15.00

b. 15.00-17.00

c. 17.00-19.00

d. >19.00

B. Jenis Barang Yang Dijual

13.Apakah di tempat anda berjualan terdapat barang-barang hasil dari keraton

...

a. Ya

b. Tidak

14.Jika ya, jenis barang-barang hasil keraton apa saja yang dijual ...

a. Barang kerajinan tangan (aksesoris)

b. Batik tulis

b. Kain tenun

c. Barang-barang pusaka (keris, piring-piring keraton, dll)

15.Bagaimana anda mendapatkan barang-barang kerajinan keraton tersebut ...

a. Membeli dari pedagang lain

b. Membeli langsung dari penduduk sekitar

c. Membeli langsung dari keraton

d. Keraton menitipkan hasil kerajinannya

16.Siapakah yang sering membeli kerajinan tersebut ...

a. Kerabat keraton

b. Pedagang yang menjual kembali kerajian tersebut

c. Wisatawan domestik

d. Wisatawan mancanegara

17. Jika tidak, jenis barang apa saja yang diperdagangkan ...

d. Sayuran dan buah-buahan c. Pakaian (batik)

e. Daging d. Barang-barang hasil kerajinan

keraton (kain tenun, keris,

(48)

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18. Jika anda menjual sayuran dan buah-buahan, berapa jenis sayuran yang

anda jual ...

a. 1 jenis sayuran dan buah-buahan c. 3 jenis sayuran dan buah-

buahan

b. 2 jenis sayuran dan buah-buahan d. > 3 jenis sayuran dan

buahan

19.Jika anda menjual daging, berapa jenis daging yang anda jual ...

a. 1 jenis daging c. 3 jenis daging

b. 2 jenis daging d. > 3 jenis daging

20. Dari mana anda memperoleh barang-barang dagangan anda ...

a. Grosir

b. Pasar induk

c. Hasil pertanian sendiri

d. Hasil kerajinan keraton

C. Kondisi Bangunan

21. Bagaimana kondisi tempat anda berjualan ...

a. Tertutup atapnya saja

b. Semua bangunan terbuat dari bilik/papan

c. Sebagian besar dinding bangunan terbuat dari bilik/papan dan sebagian

kecil dari tembok

d. Sebagian besar dinding bangunan terbuat dari tembok dan sebagian

kecil dari bilik/papan

22. Peralatan apa yang anda gunakan untuk berdagang ...

a. Menggunakan kain sebagai alas untuk menyimpan barang dagangan

dengan terpal sebagai atap

b. Menggunakan meja sebagai alas untuk menyimpan barang dagangan

dengan terpal sebagai atap

c. Menggunakan gerobak sebagai alas untuk menyimpan barang

dagangan dengan terpal sebagai atap

d. Menggunakan kios permanen

(49)

Leolita Ika Bhayangkari, 2014

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Berpindah-pindah

b. Milik orang tua/saudara

c. Menyewa

d. Milik pribadi

D. Penataan Barang

24. Apakah bangunan pasar mengalami perubahan sejak anda berjualan

hingga sekarang ...

a. Tidak mengalami perubahan

b. Hanya sebagian kecil yang mengalami perubahan

c. Sebagian besar mengalami perubahan

d. Mengalami perubahan

25. Apakah penataan pasar dari dahulu sudah mengalami pengelompokan

(blok kios, blok pedagang klemprakan, dan sebagainya) ...

a. Tidak mengalami pengelompokan

b. Hanya sebagian kecil mengalami pengelompokan

c. Sebagian besar sudah mengalami pengelompokan

d. Sudah mengalami pengelompokan

E. Kebersihan

26. Bagaimanakah pengelolaan kebersihan Pasar Kanoman ...

a. Tidak baik

b. Cukup baik

c. Baik

d. Sangat baik

27. Dimana anda menyimpan barang dagangan bila belum habis terjual ...

a. Seluruhnya disimpan dipasar

b. Sebagian besar disimpan dipasar dan sebagian kecil disimpan dirumah

c. Sebagian besar disimpan dirumah dan sebagian kecil disimpan di pasar

d. Seluruhnya disimpan dirumah

28.Apakah sehabis anda berjualan, anda sering membersihkan lingkungan

keraton yang dipakai pula sebagai tempat berjualan ...

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Pasar Kanoman Kecamatan
Tabel 3.2 Variabel Penelitian
Gambar 3.1 Peta Lokasi Populasi Penelitian
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini termasuk penelitian Library Reserch yang memakai penelitian historis-faktual mengenai tokoh 17 dan metodenya deskriptif-analitis yakni penulis akan

Efisiensi energi pada proses pengeringan mencapai 99,99%, nilai yang sangat besar untuk sebuah persentase efisiensi proses, namun mengingat banyaknya bahan ekstrak cincau kental

Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari penekanan yang lama pada satu sisi tubuh yang dapat menimbulkan gangguan integritas kulit sepaeri Ulcus Decubitus Keluarga perlu

Regression Weight Pada Analisis Faktor Konfirmatori Konstruk Komitmen Regression Weights Estimate S.E. Hasil menunjukkan bahwa setiap indikator- indikator atau dimensi

Pembelajaran 5 nilai-nilai karakter yang dikembangkan adalah cermat yang termuat dalam kegiatan ayo mengamati, riang gembira yang termuat dalam kehiatan ayo

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui penelitian Peningkatan hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode kerja kelompok dan media yang tepat pada

Untuk siswa yang mempunyai kecerdasan emosi yang rendah sebaiknya membina hubungan baik seperti bersahabat atau bergaul dengan orang tua, guru dan teman sebaya,