• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN 1945-2007.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN 1945-2007."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN 1945-2007

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh:

Karunia Pangrena 0705587

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

KARUNIA PANGRENA

PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN 1945-2007

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dra. Murdiyah Winarti, M.Hum

NIP. 19600529 1703 2 002

Pembimbing II

Dra. Lelly Yulifar, M.Pd

NIP. 19641204 199001 2 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd

(3)
(4)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Metode Penelitian ... 6

1.6 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Kinerja ... 9

2.2 Pelayanan Publik ... 10

2.3 Kajian Pustaka ... 13

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

3.1 Metode Penelitian dan Tekhnik Pengumpulan Data ... 17

3.1.1 Metode Penelitian ... 17

3.1.2 Teknik Pengumpulan Data ... 20

3.2 Persiapan Penelitian ... 23

3.2.1 Penentuan Tema Penelitian ... 23

3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian ... 24

3.2.3 Mengurus Perizinan ... 26

3.2.4 Mempersiapkan Perlengkapan Penelitian ... 26

(5)

3.3 Pelaksanaan Penelitian ... 28

3.3.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik) ... 28

3.3.1.1 Pengumpulan Sumber Tertulis ... 29

3.3.1.2 Pengumpulan Sumber Lisan ... 30

3.3.2 Kritik Sumber ... 32

3.3.3 Penafsiran Sumber (Interpretasi) ... 36

3.4 Laporan Hasil Penelitian (Historiografi) ... 37

BAB IV PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN 1945-2007 ... 40

4.1 Keadaan PT.Pos Kota Bandung Tahun 1945-2007... 40

4.1.1 Gambaran Umum PT.Pos di Kota Bandung Tahun 1945-2007 .... 40

4.1.2 Perkembangan Organisasi PT.Pos di Kota Bandung ... 48

4.2 Kebijakan-Kebijakan Permerintah yang Mengatur Pelayanan PT.Pos Kota Bandung Terhadap Masyarakat ... 55

4.2.1 Kinerja PT.Pos Kota Bandung Dalam Memberikan Pelayanan Terhadap Masyarakat tahun 1945-2007 ... 62

4.2.2 Hambatan PT.Pos Kota Bandung Dalam Memberikan Pelayanan Pengiriman Barang dan Jasa ... 67

4.3 Upaya PT.Pos Kota Bandung Dalam Menghadapi Pesatnya Perkembangan Tekhnologi Informasi Komunikasi dan Jasa ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 91

5.1 Kesimpulan ... 91

5.2 Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 95

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(6)

DAFTAR TABEL

4.1 Perbedaan Fungsi Dan Layanan Pos Yang Terjadi di Indonesia ... 45

4.2 Kantor Pos Kota Bandung Dari Tahun 1945-2007 ...61

4.3 Perkembangan Arus Lalu Lintas Pos Dan Giro,1968-1972 ... 66

4.4 Perkembangan Keuangan Perum Pos dan Giro, 1978-1988 ... 67

4.5 Perbandingan Daya Serap Paket Perjastip dan Perum Pos, 1988-1994 ... 73

4.6 Perbandingan Sumber Daya Perjastip dan Perum Pos, 1994 di Kota Bandung ... 74

(7)

DAFTAR GAMBAR

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

Pada 20 Agustus tahun 1746 oleh Gubernur Jenderal G.W.Baron Van

Imhoff mendirikan Kantor Pos dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat Pos. Beberapa tahun kemudian didirikan Kantor Pos di kota-kota lainnya. Pada 1809 dibangun Jalan Raya Pos (Groote Postweg) oleh Gubernur Jenderal Daendels yang membentang sepanjang 1000 km dari Anyer ke Panarukan. Pembangunan Jalan Raya Pos membawa perubahan luar biasa dalam perhubungan Pos. Pengaruh yang timbul akibat adanya pembangunan Jalan Raya Pos adalah semakin singkatnya waktu yang di butuhkan untuk pengiriman jasa yang di lakukan PT.Pos.

Istilah Kantor Pos berasal dari bahasa Prancis, comptoir dan ponere. Kata comptoir diserap ke dalam bahasa Belanda menjadi kantoor, dan dalam bahasa

Indonesia sama artinya dengan outlet, sedangkan ponere diserap ke dalam bahasa Belanda menjadi posita atau post, dan dalam bahasa Indonesia artinya tempat. Istilah Postcomptoir kemudian diserap menjadi Postkantoor dalam bahasa Belanda, dan menjelma menjadi Kantor Pos dalam bahasa Indonesia yang artinya

sebagai konter pelayanan. Dengan demikian, hakikat kantor pos adalah sebuah tempat atau outlet bagi berbagai pelayanan.

Bersamaan dengan kemajuan teknologi di bidang telekomunikasi yaitu dengan ditemukannya telegraph dan telepon maka terbentuklah jawatan Pos, Telegraph, dan Telepon yang disingkat PTT pada tahun 1878 yang awal kantor pusat berkedudukan di Welrevender (Gambir), dan Pindah ke Burgerlijke Openbare Werker (BOW) atau Dinas Pekerjaan Umum Bandung pada tahun

1923.

(9)

radio ke semua kantor PTT secara beranting. Berita proklamasi ini tidak hanya disiarkan di dalam negri saja tetapi ke luar negri. Penyiaran berita proklamasi kemerdekaan Indonesia ke luar negri pada hari pertama disalurkan melalui Stasion Radio Pemancar PTT di Dayeuh Kolot. Seluruh masyarakat Indonesia menerima

berita kemerdekaan dengan penuh kegembiraan dan kehangatan.

Jawatan PTT Indonesia berdiri secara resmi pada tanggal 27 agustus 1945

setelah dilakukan pengambil alihan kantor pusat PTT di Bandung oleh angkatan muda dari pihak militer Jepang dan menjadi tonggak sejarah berdirinya Jawatan PTT Republik Indonesia dan diperingati setiap tahunnya sebagai hari Bhakti PTT dan kemudian menjadi Hari Bhakti Parpostel.

Pada waktu perang sesudah kemerdekaan keberadaan PT.Pos banyak membantu Negara Indonesia dalam berjuang mempertahankan kemerdekaannya. Salah satu peranan PT.Pos bagi Negara Indonesia yaitu selalu setia memberi informasi kepada para pejuang Indonesia yang sedang berperang dengan tentara Sekutu. Walaupun dalam keadaan yang sulit para pegawai PTT tetap semangat menjalankan tugasnya demi Negara Indonesia. Disamping itu kesibukan penyelenggaraan dinas sehari-hari juga semakin meningkat. Peristiwa-peristiwa termaksut antara lain adalah Konperensi Asia-Afrika di Bandung pada tanggal 18-24 April 1955, Pemilihan Umum yang pertama kali untuk anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan pemilihan umum untuk anggota-anggota

konstituante. Untuk peristiwa yang sangat penting dan bersejarah itu di perlukan sarana komunikasi yang baik dan dalam hal ini Jawatan PTT memegang peranan

utama

(10)

Akibat tuntutan zaman dan era globalisasi yang berkembang luas, menyebabkan PT Pos dan Giro perlu mengembangkan diri karena pemerintah tidak dapat mendanai perusahaan ini sepenuhnya maka dikeluarkanlah PP No. 5 Tahun 1995 tanggal 27 Februari 1995 tentang pengalihan bentuk Perum Pos dan

Giro menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO), dimana sebagian dana yang ada berasal dari masyarakat yaitu dengan mengeluarkan saham. Seiring

perkembangannya PT.Pos hanya menangani permasalahan yang berhubungan dengan kebijakan pemerintahan sehingga mengalami banyak perubahan yang awalnya sebagai Dinas Jawatan dan akhirnya menjadi Perseroan Terbatas (Persero). Perkembangan yang terjadi pada PT.Pos ini dilakukan karena di pengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. PT.Pos sebagai lembaga Pemerintah pada awalnya sangatlah penting dan menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang pengiriman pesan dan jasa. Tetapi seiring berjalannya waktu dan kebutuhan masyarakat semakin bertambah yang berakibat pada munculnya Perusahaan-perusahaan swasta yang melayani pengiriman barang dan jasa. Munculnya Perusahaan jasa swasta ini sangat berpengaruh kepada pendapatan PT.Pos karena bisa di bilang sebagai pesaing baru di bidang pengiriman barang dan jasa.

Perkembangan komunikasi juga semakin maju di Indonesia. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi yang makin memudahkan

pengiriman pesan dan jasa, baik melalui jaringan internet maupun telephone seluler, dan pengiriman jasa membuat layanan pos makin kurang diminati. Surat

menyurat maupun pengiriman kartu pos kini seolah telah ketinggalan zaman. Selain turunnya jumlah pengiriman surat, apakah pengiriman uang lewat wesel pos juga mengalami penurunan seiring dengan pertumbuhan dunia perbankan. PT Pos memang sudah tidak terlalu berharap banyak dari pengiriman surat pribadi. Kemajuan di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi membuat PT Pos Indonesia mengalami penurunan yang cukup tajam.

(11)

tinggi. Saat ini, yang tengah di lakukan adalah menjalin kemitraan dengan pihak luar dan memperluas kemungkinan kerja sama yang saling menguntungkan sehingga dapat memperkaya produk jasa yang akan mempermudah masyarakat sebagai konsumennya. Antara lain adalah dengan menjadikan PT.Pos sebagai

salah satu payment point. Jadi sebenarnya produk PT.Pos tidak hanya surat dan wesel pos. Banyak perusahaan yang mempercayakan pengiriman dokumen dan

surat-surat resmi pada PT.Pos, sedangkan layanan wesel pos memang tak seramai dulu karena jaringan ATM yang kian luas tetapi jaringan PT.Pos jauh lebih luas hingga ke tiap-tiap kecamatan.

Artinya, suatu kenyataan harus dihadapi adalah semakin ketatnya persaingan. Karena itu tidak lagi masyarakat yang membutuhkan Pos Indonesia,

tapi jajaran Pos Indonesia yang harus berubah sebagai “yang melayani” melalui

kekuatan jaringannya yang tersebar di seluruh pelosok tanah air.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan suatu penelitian berkaitan dengan perkembangan PT Pos di kota Bandung. Oleh

karena itu, penulis merumuskan penelitian dengan judul “PERKEMBANGAN PT POS DI KOTA BANDUNG TAHUN 1945-2007 ”

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan

permasalahan yang menjadi pokok kajian penelitian, yaitu “ Bagaimana keadaan yang terjadi pada PT Pos di kota Bandung untuk mempertahankan keberadaannya pada kurun waktu 1945-2007”.

Untuk lebih memfokuskan kajian penelitian ini, maka diajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan sebagai rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan proposal penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana keadaan umum PT.Pos di kota Bandung ?

2. Bagaimana pasang surut PT.Pos kota Bandung memberikan layanan kepada masyarakat pada tahun 1945-2007?

(12)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan jawaban terhadap permasalahan yang telah dirumuskan penulis sebelumnya, antara lain:

1) Menjelaskan sejarah dan perkembangan PT Pos yang mempunyia fungsi

sebagai lembaga yang memberi pelayanan pengiriman surat, dan barang kepada masyarakat di Kota Bandung.

2) Menjelaskan kondisi PT Pos dilihat dari kinerja yang di lakukan para pegawai PT Pos sebagai lembaga pemerintah yang mempunyai tugas menyelenggarakan usaha pelayanan jasa pos dan giro bagi masyarakat baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia yang meliputi jasa pengantaran kartu pos, jasa giro dan jasa pengiriman uang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Menjelaskan kegiatan pengiriman jasa pesan, barang dand uang yang terjadi di kota Bandung yang berakibat pada adanya persaingan terhadap PT Pos sebagai lembaga pemerintah yang bergerak di bidang pengiriman jasa pesan, barang, dan uang.

4) Menjelaskan upaya yang dilakukan PT Pos untuk mempertahankan kinerjanya sehingga eksistensinya masih bisa bertahan dan di butuhkan oleh masyarakat sebagai lembaga publik yang melayani masyarakat.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya adalah:

1). Bagi penulis, penelitian ini merupakan sarana bagi penulis dalam mengaplikasikan teori yang didapatkan selama perkuliahan terhadap kehidupan praktis.

2). Bagi Universitas Pendidikan Indonesia, khususnya Jurusan Pendidikan Sejarah, penelitian semacam ini diharapkan dapat memperkaya khazanah dalam penulisan sejarah kelembagaan yang dapat dijadikan sebagai sumber referensi penelitian-penelitian lainnya.

(13)

dihargai yang pada akhirnya dapat memicu mereka untuk semakin giat mengembangkan program kerja guna meleyani masyarakat..

4). Bagi pemerintah, diharapkan lebih memberikan perhatian kepada PT Pos guna meleyani kebutuhan masyarakat pada saat ini

5). Bagi masyarakat luas, melalui penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan tentang eksistensi PT Pos di era teknologi informasi dan

komunikasi.

1.5. Metode Penelitian

Dalam mengkaji skripsi yang berjudul “Perkembangan PT.Pos di Kota Bandung pada tahun 1945-2007”, peneliti menggunakan metode historis, yaitu proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Gottschalk, 1985: 32). Dalam prakteknya metode historis ini meliputi empat tahap yaitu sebagai berikut:

1. Heuristik, yaitu mencari, menemukan dan mengumpulkan sumber-sumber

sejarah yang relevan dengan pembahasan mengenai “Perkembangan PT.Pos kota Bandung pada tahun 1945-2007. Sumber sejarah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sumber tertulis dan sumber lisan. Sumber tertulis berupa buku, arsip, artikel dan lain sebagainya, sedangkan untuk sumber lisan, peneliti melakukan wawancara dengan pelaku dan saksi sejarah yang mengetahui tentang kondisi PT Pos di kota Bandung.

2. Kritik, dilakukan terhadap sumber-sumber sejarah yang telah diperoleh dalam langkah pertama, baik kritik terhadap sumber-sumber primer maupun sekunder. Dari sini diharapkan akan diperoleh fakta-fakta historis yang otentik. Ada dua macam kritik yang dilakukan pada tahap ini yaitu kritik internal dan kritik eksternal. Kritik internal digunakan untuk mengetahui keaslian dari aspek materi sedangkan kritik eksternal yaitu meneliti dari sumber yang diperoleh.

3. Interpretasi atau sintesa yaitu proses penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah serta penyusunan yang menyangkut seleksi sejarah. Tahap ini diawali dengan melakukan penafsiran terhadap fakta yang berasal dari sumber tertulis maupun lisan yang telah melalui fase kritik. Peneliti menganalisis dan mengkaji fakta-fakta tersebut, kemudian diinterpretasikan. Penginterpretasian ini diharapkan dapat menjawab permasalahan dalam penulisan skripsi ini.

(14)

1.6. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini peneliti mengungkapkan latar belakang masalah, mengapa memilih tema ini. Selain itu, memuat rumusan masalah yang akan dibahas,

batasan masalah yang ditulis pada bagian selanjutnya bertujuan agar pembahasan dalam skripsi ini tidak meluas dari yang ditetapkan. Bab ini juga memuat tujuan

penulisan yang menjelaskan tentang hal-hal yang akan disampaikan untuk menjawab permasalahan yang telah ditentukan. Bagian selanjutnya adalah sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka

Dalam bab ini berisikan tentang penjabaran mengenai literatur yang digunakan dan mendukung terhadap permasalahan yang dikaji, yaitu “ Perkembangan PT.Pos di Kota Bandung pada tahun 1945-2007”.mengemukakan penjelasan beberapa sumber kepustakaan yang menjadi rujukan serta relevan dengan permasalahan yang akan dibahas yaitu belum ada yang membahas lengkap sesuai dengan judul yang peneliti angkat, tetapi peneliti menggunakan referensi yang berhubungan dengan kajian. Literatur-literatur yang digunakan berhubungan dengan kajian perubahan yang terjadi di dalam lembaga seperti PT.Pos.

Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini dijelaskan mengenai langkah-langkah serta teknik yang

(15)

Bab IV PT.Pos di Kota Bandung.

Bab ini berisi uraian mengenai keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan dan merupakan jawaban-jawaban atas rumusan masalah yang telah penulis susun sebelumnya. Pemaparan yang akan dijelaskan dalam bab ini diantaranya:

Pertama, membahas kondisi PT.Pos pada awal perkembangannya di kota

Bandung tahun 1945-2007. Kedua, membahas mengenai kinerja PT.Pos kota

Bandung dari tahun 1945-2007 . Ketiga, membahas kegiatan jasa pengiriman pesan dan darang di Kota Bandung yang berpengaruh kepadakegiatan yang dilakukan PT Pos kota Bandung guna melayani kebutuhan masyarakat dilihat dari aspek permasalahan yang di alami dengan berkembang pesatnya kemajuan teknologi infotrmasi komunikasi dan jasa di kota Bandung. Keempat, membahas mengenai Bagaimana upaya PT.Pos kota Bandung dalam mempertahankan eksistensinya pada era teknologi informasi dan komunikasi

Bab V Kesimpulan

Pada bab terakhir ini mencoba menguraikan hasil-hasil temuan dan pandangan peneliti tentang PT Pos kota Bandung tahun 1945-2007. Pada tahap iterpretasi peneliti mencoba menafsirkan data-data yang diperoleh selama penelitian. Penafsiran terhadap data-data dalam kajian ini menggunakan beberapa pendekatan yaitu pendekatan ilmu-ilmu sosial. Dalam bab ini juga akan

dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan serta sebagai inti dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan metode dan teknik pengumpulan

data yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan pada skripsi yang berjudul “Perkembangan PT.Pos di Kota Bandung tahun 1945-2007”. Penulis mencoba memaparkan berbagai langkah maupun prosedur yang digunakan penulis dalam mencari, mengolah, menganalisis sumber dan proses penyusunannnya menjadi sebuah skripsi

3.1. METODE DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

3.1.1. Metode Penelitian

Sjamsuddin (1996: 177) menjelaskan bahwa dalam penulisan sejarah sejarawan harus mengerahkan segala kemampuan intelektualnya dalam membuat deskrifsi, narasi, analisis kritis, serta sintesis dari fakta-fakta, konsep-konsep, generalisasi, teori, hipotesis, sehingga menghasilkan suatu bentuk penulisan sejarah yang utuh yang disebut Historiografi. Sebagaimana halnya diungkapkan oleh Sjamsuddin (2007: 13) bahwa:

“Metode adalah suatu prosedur, proses atau teknik yang sistematis dalam penyelidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek (bahan-bahan) yang diteliti.”

Adapun metode penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan ini

(17)

”Proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau dan menuliskan hasilnya berdasarkan fakta yang telah diperoleh yang disebut historiografi.”

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan metode historis atau sejarah adalah suatu prosedur atau langkah kerja yang digunakan untuk melakukan penelitian terhadap sumber

atau peninggalan masa lampau yang dianalisis secara kritis dan sistematis. Penggunaan metode historis sangat sesuai dalam penulisan ini. Penulis berusaha mencari data dan fakta yang berasal dari masa lampau yang berhubungan dengan permasalahan mengenai perkembangan PT.Pos di Kota Bandung.

Wood Gray (Sjamsuddin, 2007: 89) mengemukakan enam langkah dalam metode sejarah, yaitu:

1. Memilih suatu topik yang sesuai.

Topik mengenai perkembangan PT.Pos di Kota Bandung dipilih penulis dalam penulisan ini karena penulis merasa tertarik untuk mengkaji perkembangan jasa pengiriman pesan dan barang yang di lakukan PT.Pos di Kota Bandung

2. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik.

Pada tahap ini, penulis mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang dikaji yaitu mengenai perkembangan

PT.Pos di kota Bandung yang relevan dengan topik kajian.

3. Membuat catatan tentang apa saja yang dianggap penting dan relevan

dengan topik yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung. Penulis membuat suatu catatan-catatan kecil ketika melakukan penelitian di lapangan, baik ketika melakukan wawancara maupun studi pustaka. 4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan (kritik

sumber). Semua sumber-sumber tentang perkembangan PT.Pos di kota Bandung yang diperoleh kemudian dievaluasi melalui tahapan kritik sumber untuk mendapatkan data yang akurat.

(18)

sebelumnya. Setelah diperoleh data-data yang akurat mengenai perkembangan PT.Pos di kota Bandung, kemudian penulis menyusunnya secara sistematis.

6. Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan

mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin.

Adapun langkah-langkah metode historis yang dikemukakan oleh Ismaun (2005: 64 -71), meliputi:

a. Heuristik, yaitu proses pengumpulan sumber-sumber sejarah.

b. Kritik Sumber adalah proses menganalisa sumber yang telah diperoleh, apakah sumber tersebut sesuai dengan masalah penelitian, baik secara tertulis maupun lisan.

c. Interpretasi adalah proses penafsiran dan penyusunan fakta sejarah yang diperoleh selama penelitian berlangsung dengan cara menghubungkan satu fakta dengan fakta yang lainnya.

d. Historiografi merupakan proses penyusunan dan penulisan fakta sejarah yang telah diperoleh melalui berbagai macam proses baik interpretasi dan eksplanasi yang telah dilakukan berdasarkan hasil penelitian dan penemuannya yang kemudian disusun menjadi satu kesatuan sejarah yang utuh.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai tahapan dalam metode sejarah, penulis dapat menyimpulkan bahwa pada dasarnya terdapat kesamaan pendapat dalam menjelaskan pengertian dan langkah-langkah metode historis.

Pada umumnya langkah-langkah yang ditempuh dalam metode historis sebagaimana pendapat-pendapat di atas terdiri dari tahapan mengumpulkan

(19)

pendekatan dalam sejarah dalam menganalisis berbagai peristiwa masa lalu dengan dibantu oleh berbagai ilmu sosial. Pendekatan ini memberikan karakteristik “ilmiah” kepada sejarah dan penggunaan berbagai konsep disiplin ilmu memungkinkan dapat dilihat dari berbagai dimensi sehingga pemahaman

tentang suatu masalah, baik keluasan maupun kedalamanya akan semakin jelas. Pendekatan interdisipliner yang penulis gunakan ialah konsep dari ilmu-ilmu

sosial lain yang dipergunakan dalam menelaah aspek-aspek mata teori yang berhubungan dengan perkembangan PT.Pos di Kota Bandung.

3.1.2. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik penelitian merupakan cara-cara yang digunakan dalam penulisan untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan kaya ilmiah ini. Dalam penulisan mengenai perkembangan PT.Pos di Kota Bandung, penulis menggunakan beberapa macam teknik pengumpulan data di antaranya adalah , studi literatur, dan studi dokumentasi yang akan diuraikan sebagai berikut.

1. Wawancara

Untuk melengkapi sumber tertulis yang tersedia, penulis juga mencari sumber lisan yaitu dengan melakukan wawancara langsung karyawan PT.Pos Kota Bandung dan beberapa masyarakat pengguna layanan jasa PT.Pos. Menurut

Koentjaraningrat (1993), teknik ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang berupa tanggapan pribadi, pendapat atau opini serta keyakinan. Metode ini

dilakukan dengan suatu tujuan khusus untuk mencari keterangan atau pendapat secara lisan dari seorang responden dengan bercakap-cakap dan berhadapan muka mengenai apa yang dirasakan, dipikirkan, dan diakui (Koentjaraningrat, 1993: 130).

(20)

informasi yang diperoleh penulis benar-benar valid dengan menafsirkan isyarat nonverbal yang diberikan responden (Black dan Champion, 2009: 308).

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai permasalahan yang dikaji mengenai gerakan perkembangan PT.Pos

Kota Bandung. Penulis berusaha mencari narasumber yang dianggap kompeten untuk memberikan informasi yang diperlukan. Narasumber terdiri dari karyawan

PT.Pos , dan masyarakat pengguna layanan jasa PT.Pos dengan harapan agar nantinya informasi yang diperoleh bisa selengkap mungkin.

Teknik awancara dibagi menjadi dua jenis yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur atau berencana yang terdiri dari suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan disusun sebelumnya. Sementara wawancara tidak berstruktur atau tidak berencana adalah wawancara yang tidak mempunyai suatu persiapan sebelumnya dari suatu daftar pertanyaan dengan suasana kata-kata dan tata urut yang harus dipatuhi peneliti (Koentjaraningrat, 1993:138-139). Adapun teknik wawancara yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah teknik wawancara gabungan antara wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Penggunaan teknik wawancara gabungan ini dilakukan agar mempermudah proses pengumpulan data sehingga lebih bersifat fleksibel. Teknik wawancara terstruktur dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan disusun secara seragam mulai dari pertanyaan yang

diberikan dan urutan pertanyaan kepada setiap narasumber. Sedangkan wawancara tidak terstruktur dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab

langsung dengan narasumber tanpa menggunakan daftar pertanyaan yang dipersiapkan.

(21)

memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan pertanyaan sebelumnya dengan tujuan untuk mencari jawaban dari setiap pertanyaan yang berkembang kepada tokoh atau pelaku sejarah. Wawancara ini dilakukan oleh penulis kepada orang-orang yang langsung berhubungan dengan peristiwa atau objek penelitian,

pelaku atau saksi dalam suatu peristiwa kesejarahan yang akan diteliti dalam hal ini yaitu mengenai perkembangan PT.Pos kota Bandung. Penulis berusaha

mencari narasumber yang dianggap berkompeten untuk memberikan informasi yang diperlukan. Narasumber terdiri dari karyawan PT.Pos di Kota Bandung dan masyarakat pengguna layanan jasa PT.Pos Kota Bandung.

2. Studi literatur

Studi literatur merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari sumber-sumber tertulis yang relevan dengan permasalahan yang dikaji. Studi literatur yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mencari dan mengumpulkan berbagai buku yang berhubungan dengan perkembangan PT.Pos khususnya di Kota Bandung. Sehingga informasi yang penulis dapatkan dari studi literatur ini dapat digunakan sebagai rujukan atau landasan untuk memperkuat perkembangan PT.Pos di Kota Bandung

Berkaitan dengan permasalahan yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah kajian sejarah lembaga, penulis mengalami kesulitan untuk menemukan

sumber tertulis yang mengkaji secara khusus mengenai perkembangan PT.Pos di Kota Bandung. Literatur yang digunakan sebagian besar menjelaskan

konsep-konsep yang berhubungan dengan perkembangan PT.Pos di Kota Bandung. Sehingga penggunaan literatur dinilai sangat penting untuk melandasi argumen dalam pembahasan mengenai perkembangan PT.Pos di Kota Bandung, terutama literatur yang mengkaji tentang sejarah perkembangan sebuah lembaga.

(22)

dikumpulkan dan dianggap relevan sebagai acuan dalam penulisan skripsi, kemudian penulis mempelajari, mengkaji dan mengidentifikasikan serta memilih sumber yang relevan dan dapat digunakan sebagai sumber dalam penulisan skripsi ini melalui tahapan kritik.

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik penelitian yang dilakukan terhadap sumber-sumber yang terdokumentasikan berupa rekaman baik gambar, suara maupun tulisan. Kartodirdjo (1993: 65) mengemukakan bahwa bahan dokumen sangat berguna dalam membantu penelitian ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang dekat dengan gejala yang dipelajari, dengan memberikan pengertian menyusun persoalan yang tepat, mempertajam perasaan untuk meneliti, membuat analisa yang lebih subur, pendeknya membuka kesempatan memperluas pengalaman ilmiah.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis mencoba memaparkan beberapa langkah yang digunakan dalam melakukan penelitian sehingga dapat menjadi karya tulis ilmiah yang sesuai dengan tuntutan keilmuan. Langkah-langkah yang dilakukan terbagi menjadi tiga tahapan yaitu persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan laporan penelitian.

3.2. PERSIAPAN PENELITIAN

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu penulis melakukan berbagai

persiapan agar penulisan yang dilakukan dapat terorganisir dengan baik dan efektif. Persiapan-persiapan tersebut penulis bagi dalam beberapa tahap sebagai berikut.

3.2.1. Penentuan Tema Penelitian

(23)

aspek, yakni karena adanya kegemaran dan keterkaitan peneliti dengan disiplin ilmu. Pada tahap awal dalam menentukan tema penelitian, peneliti melakukan beberapa kegiatan seperti membaca literatur dan melakukan pra penelitian ke tempat yang akan diobservasi yaitu ke Kota Bandung. Tujuan melakukan langkah

tersebut sebagai upaya untuk mencari dan memperoleh sumber-sumber data yang berhubungan dengan kajian peneliti. Setelah melakukan survei dan bertemu

dengan beberapa orang yang dapat dijadikan sebagai sumber.

Setelah merasa yakin dengan tema penelitian yang dipilih, selanjutnya penulis mengkonsultasikannya dengan dosen Pembimbing Akademik (PA) yaitu Bapak Drs. Andi Suwirta, M.Hum dan dosen dari Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) yaitu Bapak Drs. Ayi Budi Santosa, M.Si. Adapun judul yang diajukan adalah “Perkembangan PT.Pos di Kota Bandung tahun 1945-2007 di Kota Bandung (Suatu Kajian Sejarah Lembaga)”. Setelah mendapatkan

persetujuan dan saran-saran kemudian penulis melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu menyusun rancangan penelitian yang dituangkan ke dalam bentuk proposal skripsi.

3.2.2. Penyusunan Rancangan Penelitian

Setelah penulis menentukan tema penelitian, selanjutnya penulis melanjutkan ke tahap penyusunan rancangan penelitian. Pada tahap ini, penulis

mulai mengumpulkan berbagai data mengenai perkembangan PT.Pos di Kota Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dengan

para pengurus PT.Pos di Kota Bandung dan membaca sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan penelitian.

Setelah data-data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian diperoleh, selanjutnya penulis menyusun rancangan penelitian tersebut dalam sebuah proposal skripsi yang sistematikannya adalah sebagai berikut:

1. Judul Penelitian

(24)

5. Manfaat Penelitian 6. Tinjauan Kepustakaan

7. Metode dan Teknik Penelitian 8. Sistematika Penulisan

Rancangan Proposal penelitian yang telah selesai disusun kemudian diajukan kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) Jurusan Pendidikan

Sejarah. Rancangan proposal penelitian yang diajukan kemudian dikoreksi dan penulis mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari dosen TPPS mengenai permasalahan penelitian yang dikaji. Setelah dikoreksi oleh TPPS kemudian penulis melakukan revisi terhadap rancangan proposal penelitian yang diajukan. Selesai melakukan revisi, penulis menyerahkan kembali rancangan proposal penelitian tersebut kepada TPPS. Selanjutnya TPPS memberikan izin kepada penulis untuk mengikuti kegiatan seminar proposal skripsi.

Proposal rancangan penelitian tersebut kemudian diseminarkan pada seminar proposal tanggal 18 Februari 2011. Dalam seminar proposal tersebut, penulis mendapatkan berbagai saran dan masukan terkait masalah judul, latar belakang penelitian, rumusan pertanyaan penelitian, serta tinjauan kepustakaan. Selain itu, penulis juga mendapatkan masukan dari calon dosen pembimbing mengenai masalah periodisasi yang digunakan dalam penelitian.

Rancangan proposal penelitian tersebut kemudian disetujui oleh calon

pembimbing I dan II serta dosen yang mengadiri forum. Selanjutnya dikeluarkan surat keputusan TPPS Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dengan No. 003/

TPPS / JPS / 2011 sekaligus penunjukan pembimbing I yaitu Ibu Dra. Murdiyah Winarti, M.Hum dan pembimbing II yaitu Ibu Dra. Lelly Yulifar, M.Pd.

(25)

tanpa adanya permasalahan yang signifikan dalam perkembangan PT. Pos di Kota Bandung, maka penulis mengubah angka tahun 1997 menjadi tahun 1945. Sehingga judul penelitian menjadi “Perkembangan PT.Pos di kota Bandung pada tahun 1945-2007 (Suatu Kajian Sejarah Lembaga)”.

3.2.3. Mengurus Perizinan

Untuk melakukan peneilitian, maka penulis harus melakukan izin kepada instansi yang berwenang, diantaranya adalah dengan menyiapakan surat keputusan izin penelitian. Penulis mengajukan surat izin penelitian kepada Pembantu Rektor I UPI, sebagai surat rekomendasi dari Universitas untuk memeninta rekomendasi penelitian dari instansi derah. Tujuan dari tahapan ini yaitu pertama, untuk mempermudah dan memperlancar penelitian yang akan dilakukan. Kedua, untuk mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. Adapun surat-surat perijinan penelitian tersebut ditujukan kepada instansi-instansi atau lembaga-lembaga sebagai berikut:

1. Kantor Pos yang beada di Kota Bandung.

2. Kantor BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Bandung. 3. Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Bandung.

3.2.4. Mempersiapkan Perlengkapan Penelitian

Sebelum melaksanakan kegiatan penelitian langsung ke lapangan, peneliti mempersiapkan beberapa hal yang diperlukan dalam menyediakan perlengkapan

yang akan dibutuhkan dalam penelitian. Hal pertama yang dilakukan adalah membuat surat perijinan penelitian guna memperlancar penelitian yang akan dilakukan. Selain itu juga mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan dalam penelitian diantaranya sebagai berikut:

1. Surat izin penelitian dari dekan FPIPS

2. Surat izin penelitian dari PT.Pos Kota Bandung 3. Instrumen wawancara

(26)

6. Alat tulis

Perlengkapan tersebut digunakan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan penelitian. Peneliti tidak menemukan kesulitan cukup berarti dalam mempersiapkan perlengkapan penelitian karena sarana yang ada cukup

menunjang. Selain menggunakan perlengkapan tersebut, peneliti juga menggunakan media telekomunikasi handphone, jejaring sosial facebook, dan

media surat elektronik yahoomail dalam menghubungi narasumber. Teknologi yang canggih dan kemampuan mengunakan teknologi yang dimiliki oleh narasumber turut memperlancar proses persiapan penelitian. Kesulitan yang dihadapi adalah penentuan waktu untuk bertemu karena kesibukan narasumber dan jarak yang cukup jauh dari lokasi peneliti. Adapun dalam mengurus perizinan pada instansi yang terkait tidak mengalami kendala cukup berarti.

3.2.5. Proses Bimbingan

Berdasarkan keputusan kegiatan seminar rancangan proposal penelitian

pada hari Rabu, 17 Februari 2011 ditetapkan bahwa Ibu Dra. Murdiyah Winarti, M.Hum sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Dra. Lelly Yulifar, M.Pd sebagai dosen pembimbing II dalam kegiatan penelitian yang dilakukan penulis. Kegiatan bimbingan merupakan proses yang harus selalu dilakukan penulis selama penyusunan skripsi. Melalui proses bimbingan, penulis mendapatkan saran,

arahan, dan perbaikan dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.

Melakukan komunikasi dan diskusi dengan dosen Pembimbing I dan II,

(27)

3.3. Pelaksanaan Penelitian

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan penulis untuk melaksanakan penelitian. Di antaranya tahap mengumpulakan sumber (heuristik), kritik sumber, interprestasi, dan historiografi (penulisan laporan). Tahap pengumpulan sumber

dilakukan dengan mengumpulkan sumber lisan dan tulisan yang berhubungan dengan “Perkembangan PT Pos di Kota Bandung pada tahun 1945-2007”. Kritik

sumber dikaji melalui kritik ekternal dan internal. Tahap interprestasi dilakukan dengan menafsirkan hasil kritik internal. Adapun Historiografi merupakan serangkaian kegiatan penulisan laporan hasil penelitian. Melalui tahapan ini penulis memperoleh data serta fakta yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi. Untuk lebih jelasnya, penulis akan menjabarkannya sebagai berikut:

3.3.1. Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Heuristik adalah proses penelusuran, pencarian, dan pengumpulan sumber-sumber sejarah yang relevan dengan permasalahan penelitian. Pada tahap ini peneliti mencari dan mengumpulkan berbagai sumber sejarah yang diperoleh dari sumber tertulis maupun sumber lisan. Sumber tertulis diperlukan dalam penelitian ini sebagai rujukan, sedangkan sumber lisan digunakan apabila sumber tertulis mengenai permasalahan yang dikaji dirasa masih kurang. Menurut Sjamsuddin (1996: 73) yang dimaksud dengan sumber sejarah adalah segala sesuatu yang

langsung atau tidak langsung menceritakan kepada kita tentang sesuatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lalu. Sumber-sumber sejarah merupakan

bahan-bahan mentah sejarah yang mencakup segala macam evidensi (bukti) yang telah ditinggalkan oleh manusia yang menunjukkan segala aktivitas mereka di masa lalu yang berupa kata-kata yang tertulis atau kata-kata yang diucapkan (lisan).

(28)

sumber tertulis dan sumber lisan untuk digunakan dalam menjawab permasalahan yang dibahas. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan dibawah ini:

3.3.1.1. Pengumpulan Sumber Tertulis

Pada tahap ini penulis mengumpulkan sumber tertulis berupa buku, artikel, dokumen, maupun karya ilmiah lain yang relevan dengan permasalahan

penelitian. Pengumpulan sumber tertulis ini menggunakan teknik studi literatur dengan membaca dan mengkaji sumber-sumber tertulis yang diperoleh. Dalam pengumpulan sumber-sumber tertulis, penulis melakukan banyak kunjungan ke berbagai tempat diantaranya Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Perpustakaan Umum Kota Bandung, dan Kantor Arsip Kota Bandung.

Di perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), penulis menemukan beberapa buku yang berkaitan dengan metodologi penelitian sejarah, buku-buku yang berhubungan dengan Perkembangan PT Pos dari masa ke masa, kejadian yang berlangsung antara tahun 1945-2007 yang terjadi di Kota Bandung, sistem sosial dan perubahan sosial. Buku-buku tersebut diantaranya adalah “Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Tekhnologi Komunikasi Masyarakat” karya Bungin, Burhan, “ Tekhnologi Komunikasi” karya Nugroho, Agung, “Pengantar Teori Komunikasi.” karya Suprapto Tommy, Buku lain yang didapatkan penulis sebagai referensi dalam penyusunan karya

ilmiah ini diantaranya buku “Sejarah Pos dan Telekomunikasi Indonesia” yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi.

Sementara itu, di perpustakaan Kota Bandung penulis menemukan beberapa buku yang berhubungan dengan PT.Pos di Kota Bandung. Buku-buku tersebut diantaranya adalah “Gedung Sate Bandung” karya Katam, Sudarsono, “Struktur dan Proses Sosial.” karya Taneko, “50 Tahun Peranan Pos dan

Komunikasi” karya Departeman Pariwisata Pos dan Komunikasi. Selain sumber

(29)

Kantor Pos Tempo Doeloe” karya Juono, “Jalan Raya Pos, Jalan Deandels” karya Pramoedya, “Kepemimpinan BUMN dalam Arus Perubahan” karya Widoyoko, “Melayani Rakyat Menjaga Negara” karya Imam Ahmad

Peneliti kemudian melengkapi sumber-sumber tersebut dengan mencari

literatur tambahan dibeberapa toko buku seperti Gramedia, Togamas, dan Palasari yang berada di daerah Bandung. “Mobilitas dan Perubahan Sosial”

karya Didin Saripudin

Selain sumber-sumber tertulis di atas, penulis juga melakukan penelusuran sumber melalui browsing di internet untuk mendapatkan artikel-artikel maupun jurnal yang berhubungan dengan masalah yang penulis kaji. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tambahan informasi agar dapat mengisi kekurangan dari sumber lainnya. Sumber tertulis yang telah terkumpul kemudian dibaca, dipahami,

dan dikaji untuk melihat kesesuaiannya dengan permasalahan dalam penelitian. Peneliti melakukan pencatatan terhadap berbagai temuan sumber baik daftar pustaka, tema-tema penting, maupun konsep-konsep yang terdapat dalam sumber tersebut. Hal itu dilakukan oleh peneliti agar lebih mudah dalam proses penulisan sejarah, peneliti menggunakan sumber-sumber tersebut sebagai bahan rujukan dan sumber informasi utama dalam menulis fakta-fakta sejarah. Dengan demikian penulisan karya ilmiah ini dapat dilakukan sesuai dengan prosedur penulisan yang layak.

3.3.1.2Pengumpulan Sumber Lisan

Selain mendapatkan sumber-sumber tertulis, selanjutnya mencari informasi langsung kepada tokoh-tokoh terkait yang berhubungan dengan judul penelitian untuk diwawancarai sebagai sumber lisan. Peneliti mengumpulkan data berupa sumber lisan yang didapat melalui teknik wawancara, melalui penggunaan teknik wawancara tersebut peneliti mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk penulisan skripsi narasumber. Narasumber dipilih dengan

(30)

Teknik wawancara ini berkaitan erat dengan penggunaan sejarah lisan (oral history), seperti yang diungkapkan oleh Widja (1989: 3) bahwa “Sejarah

lisan (oral history) dalam penyusunan ceritera sejarahnya terutama bertumpu pada sumber-sumber lisan (informasi lisan)”. Sejarah lisan merupakan kesaksian yang diberikan oleh “aktor sejarah” atau mungkin juga saksi yang mempunyai firsthand knowledge tentang peristiwa yang dikisahkannya. Kuntowijoyo mengemukakan

sebagai berikut.

Sejarah lisan sebagai metode dapat dipergunakan secara tunggal dan dapat pula sebagai bahan dokumenter. Sebagai metode tunggal sejarah lisan tidak kurang pentingnya jika dilakukan dengan cermat. Banyak sekali permasalahan sejarah bahkan zaman modern ini yang tidak tertangkap dalam dokumen-dokumen. Dokumen hanya menjadi saksi dari kejadian-kejadian penting menurut kepentingan pembuat dokumen dan zamannya, tetapi tidak melestarikan kejadian-kejadian individual dan yang unik yang dialami oleh seseorang atau segolongan…selain sebagai metode, sejarah lisan juga dipergunakan sebagai sumber sejarah (Kuntowijoyo, 2003: 28-30).

Peneliti mewawancarai karyawan PT Pos di Kota Bandung dan masyarakat yang menggunakan jasa layanan PT Pos Kota Bandung sebagai

pelaku sejarah. Daftar nama dan biodata singkat responden yang diwawancara oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1. Bapak Tatang (41 tahun), sebagai karyawan PT Pos Kota Bandung bidang sekartariat.

2. Bapak Amas (35 tahun), sebagai karyawan PT Pos kota bandung bidang Sumber Daya Manusia.

3. Bapak Dadang (37 tahun), sebagai masyarakat yang menggunakan jasa PT Pos kota Bandung.

(31)

3.3.2. Kritik Sumber

Setelah peneliti memperoleh sumber-sumber baik sumber lisan maupun tulisan, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah kritik terhadap sumber-sumber tersebut. Kritik sumber merupakan suatu tahapan dimana data dan informasi yang

telah diperoleh, diselidiki kesesuaian, keterkaitan, dan keobjektifannya secara eksternal maupun internal. Kejelasan dan keamanan sumber-sumber tersebut

dapat diperoleh melalui lima pertanyaan. Adapun lima pertanyaan tersebut antara lain:

a. Siapa yang mengatakan itu?

b. Apakah dengan satu atau cara lain kesaksian itu telah diubah?

c. Apakah sebenarnya yang dimaksud oleh orang itu dengan kesaksiannya?

d. Apakah orang yang memberikan kesaksian itu seorang saksi mata yang kompeten, apakah ia mengetahui fakta itu?

e. Apakah saksi itu mengatakan yang sebenarnya dan memberikan kepada kita fakta yang diketahui itu? (Sjamsuddin, 2007: 104-105).

Peneliti melakukan kritik sumber dengan cara memilih dan menyaring dari sumber yang telah diperoleh. Hal ini dilakukan karena tidak semua sumber terkumpul merupakan data dan fakta sesuai kebutuhan penulisan skripsi. Kritik

sumber merupakan suatu proses penting dalam penulisan sejarah agar menjadi sebuah karya ilmiah sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Apalagi karya

ilmiah penulisan sejarah karena peristiwa terjadi pada masa lampau. Sebagaimana pendapat yang dipaparkan oleh Sjamsuddin (2007: 132) sebagai berikut.

”... inilah fungsi kritik sehingga karya sejarah merupakan produk dari suatu proses ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan hasil dari suatu fantasi, manipulasi, atau fabrikasi sejarwan.”

(32)

meliputi pengujian pada bahan materi sumber sedangkan kritik internal meliputi pengujian pada substansi atau isi sumber. Untuk lebih rinci penulis akan memberikan penjelasan mengenai kritik eksternal dan kritik internal sebagai berikut.

1. Kritik Eksternal

Kritik eksternal ialah suatu penelitian atas asal-usul dari sumber, suatu

pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui apakah pada suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu telah diubah oleh orang-orang tertentu atau tidak (Sjamsuddin, 2007: 105). Sumber kritik eksternal harus menerangkan fakta dan kesaksian bahwa kesaksian itu benar-benar diberikan oleh orang itu atau pada waktu itu (authenticity atau otensitas), serta kesaksian yang telah diberikan itu telah bertahan tanpa ada perubahan, atau penambahan dan penghilangan fakta-fakta yang substansial.

Kritik eksternal dilakukan guna menilai kelayakan sumber tersebut sebelum mengkaji isi sumber. Peneliti melakukan kritik eksternal dengan cara melakukan penelusuran dan pengumpulan informasi mengenai penulis sumber sebagai salah satu cara untuk melihat karya-karya atau tulisan lain yang dihasilkannya. Hal tersebut dilakukan, sebagaimana dikatakan Sjamsuddin (1996: 106) bahwa “mengidentifikasi penulis adalah langkah pertama dalam menegakkan otensitas”. Untuk meminimalisir subjektivitas dari keterangan narasumber maka kritik sumber sangat dibutuhkan sehingga fakta-fakta historis akan tampak lebih

jelas baik dari sumber tertulis dan sumber lisan.

(33)

penulis buku, penerbit, tahun terbit, dan tempat diterbitkannya buku tersebut. Kritik eksternal yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan melihat kredibilitas pengarang buku tersebut, atau orang yang benar-benar menguasasi bidang yang ditulisnya. Selain itu peneliti melakukan kritik eksternal terhadap surat kabar yang

ditemukan, kritik yang dilakukan adalah dengan melihat tanggal dan tahun terbit koran tersebut sesuai dengan periode yang dikaji atau tidak.

Peneliti melakukan kritik eksternal terhadap sumber lisan dengan mempertimbangkan usia, posisi dalam lembaga, serta peranannya dalam menggunakan jasa PT.Pos. Untuk menghindari subjektivitas, maka peneliti melakukan wawancara tidak hanya karyawan PT.Pos Kota Bandung tetapi juga dengan masyarakat yang khususnya mengguanakan jasa pelayananan PT Pos yang berada di Kota Bandung. Kritik eksternal ini dilakukan karena semua data yang diperoleh dari sumber tertulis maupun sumber lisan tingkat keberadaannya tidak sama. Keduanya diharapkan dapat saling melengkapi, sehingga penulisan karya ilmiah ini dapat dibuat dengan seobjektif mungkin.

2. Kritik Internal

Kritik internal dilakukan terhadap aspek “dalam” yaitu isi dari sumber atau kesaksian sejarah. Setelah fakta kesaksian ditegakkan melaui kritik eksternal, selanjutnya diadakan evaluasi terhadap kesaksian tersebut. Melalui kritik internal

sejarawan memutuskan tentang reliabilitas kesaksian tersebut, yakni apakah kesaksian itu dapat diandalkan atau tidak. Arti sebenarnya dari kesaksian itu harus

dipahami, karena bahasa tidak statis dan selalu berubah, serta kata-kata mempunyai dua pengertian (arti harfiah dan arti sesungguhnya), selain itu kredibilitas saksi juga harus ditegakkan.

(34)

subjektivitas narasumber.Selain itu, peneliti juga melakukan proses perbandingan antara sumber tertulis dengan sumber lisan yang didapat oleh peneliti. Tahap ini bertujuan untuk memilah-milah data dan fakta yang berasal dari sumber primer dan sekunder yang diperoleh sesuai dengan judul penelitian.

Penulis melakukan kritik intern dengan tujuan untuk mencari nilai pembuktian yang sebenarnya dari isi sumber sejarah. Kritik intern dilakukan

terutama untuk menentukan apakah sumber itu dapat memberikan informasi yang dapat dipercaya atau tidak. Kritik intern ini dilakukan setelah penulis selesai membuat kritik ekstern, setelah diketahui otentisitas sumber, maka dilakukan kritik intern untuk melakukan pembuktian apakah sumber-sumber tersebut benar-benar merupakan fakta historis.

Kritik dalam ini berusaha menjawab pertanyaan bagaimana nilai pembuktian yang sebenarnya dari sumber itu berhubungan dengan hasil yang diperoleh. Untuk itu diperlukan dua cara yaitu Pertama, penilaian Intrinsik sumber yaitu proses yang dimulai dengan menentukan sifat dari sumber-sumber itu apakah sumber tersebut cocok dengan kajian penelitian atau tidak agar peneliti tidak terjebak dalam pemakaian sumber yang asal-asalan. Salah satu contohnya adalah pemilihan isi dari sumber yang ditemukan peneliti dalam buku “Sejarah Pos dan Telekomunikasi Indonesia”. Peneliti berusaha mengkaji perubahan yang

terjadi di dalam PT.Pos dari waktu ke waktu khususnya yang terjadi di Kota

Bandung. Setelah menggkaji perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu sehingga pada akhitnya akan terlihat perkembangan yang terjadi di PT.Pos

kota Bandung.

Kedua, membandingkan kesaksian-kesaksian berbagai sumber yaitu

(35)

mengimbangi pernyataan agar tidak terlalu subjektif maka peneliti juga mewawancarai masyarakat yang menggunakan jasa layanan PT.Pos kota bandung. Adapun kritik terhadap sumber lisan dilakukan oleh peneliti dengan cara sebagai berikut:

1) Melihat usia dari narasumber pada waktu periode tersebut berlangsung 2) Melihat latar belakang pendidikan narasumber

3) Kondisi kesehatan narasumber pada waktu diwawancarai, seperti hilang ingatan atau pelupa.

4) Melihat aspek-aspek sosial, seperti apakah narasumber terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam peristiwa tersebut.

Ketiga, untuk menetapkan kebenaran dan reliabilitas dari isi sumber yang

digunakan maka penulis melakukan pengkajian dengan membandingkan data-data yang ditemukan. Salah satu contohnya adalah dalam membahas tantangan yang dihadapi PT.Pos Kota Bandung dalam menghadapi pesatnya persaingan jasa pelayanan kepada masyarakat sehingga pada akhirnya akan terbentuk suatu usaha-usaha untuk dapat tetap bersaing guna melayani kebutuhan masyarakat khususnya di bidang jasa pengantaran surat, barang, dan uang.

3.3.3. Penafsiran Sumber (Interpretasi)

Interpretasi merupakan tahapan selanjutnya yang dilakukan oleh penulis setelah melakukan kritik sumber. Pada tahap ini, penulis melakukan penafsiran

terhadap fakta-fakta yang diperoleh baik dari sumber tertulis maupun sumber lisan. Fakta-fakta yang telah diperoleh melalui tahapan kritik sumber kemudian

(36)

”... terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisisnya karena ia (sejarawan) pada akhirnya harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penulisannya atau penemuannya itu dalam suatu penulisan utuh yang disebut historiografi.”

Fakta-fakta yang telah disusun dan ditafsirkan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat menunjukkan suatu keterhubungan antara satu dengan yang

lainnya. Sehingga dihasilkan suatu rangkaian peristiwa yang tersusun secara logis dan kronologis berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dalam penulisan. Dengan demikian rangkaian fakta-fakta tersebut dapat memberikan penjelasan mengenai permasalahan yang menjadi fokus penelitian. Dalam melakukan interpretasi terhadap fakta-fakta yang diperoleh, penulis menggunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial lainnya yaitu ilmu ilmu Sosiologi dan Komunikasi atau disebut dengan pendekatan interdisipliner. Penggunaan konsep-konsep dari ilmu Sosiologi dan Ekonomi dalam tahapan interpretasi dimaksudkan untuk lebih mempertajam analisis penulis berkaitan dengan masalah yang dikaji. Sehingga interpretasi yang dilakukan penulis terhadap fakta-fakta yang diperoleh menjadi lebih ilmiah.

Adapun konsep-konsep dalam ilmu Sosiologi yang digunakan di antaranya adalah perubahan sosial dan mobilitas sosial. Sedangkan konsep-konsep dalam ilmu Komunikasi yang digunakan dalam penulisan ini diantaranya adalah konsep mengenai kewirausahaan, modal, tenaga kerja dan sebagainya. Penggunaan

konsep-konsep ini memungkinkan penulis tidak memandang suatu permasalahan dari satu sudut pandang saja, tapi dapat melihat suatu permasalahan dari berbagai

sudut pandang. Sehingga analisis yang dilakukan lebih mendalam dan jelas.

3.4. Laporan hasil penelitian (Historiografi)

(37)

gambaran pemikiran penulis mengenai permasalahan penelitian yaitu mengenai “Perkembangan PT.Pos di Kota Bandung pada tahun 1945-2007 (Suatu Kajian Sejarah Lembaga)”. Usman dalam Abdurrahman (1999: 67-68) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa syarat umum yang harus diperhatikan oleh seorang

peneliti dalam melakukan pemaparan sejarah, yaitu:

1. Peneliti harus memiliki kemampuan mengungkapkan bahasa secara baik, agar data

dapat dipaparkan seperti seperti apa adanya atau seperti yang dipahami oleh

peneliti dan dengan gaya bahasa yang khas.

2. Terpenuhinya kesatuan sejarah, yakni suatu penulisan sejarah itu disadari sebagai

bagian dari sejarah yang lebih umum, karena ia didahului oleh masa dan diikuti

oleh masa pula. Dengan perkataan lain, penulisan itu ditempatkannya sesuai

dengan perjalanan sejarah.

3. Menjelaskan apa yang ditemukan oleh peneliti dengan menyajikan bukti-buktinya

dan membuat garis-garis umum yang akan diikuti secara jelas oleh pemikiran

pembaca.

4. Keseluruhan pemaparan sejarah haruslah argumentatif, artinya usaha peneliti dalam

mengerahkan ide-idenya dalam merekonstruksi masa lampau itu didasarkan pada

bukti-bukti terseleksi, bukti yang cukup lengkap dan detail fakta yang akurat.

Laporan ini disusun dengan sistematika yang telah baku dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Historiografi yang penulis lakukan didasarkan pada ketentuan akademik yang telah ditentukan pihak Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang telah direfisi dengan tidak meninggalkan kemampuan pribadi yang penulis miliki. Berdasarkan ketentuan penulisan karya ilmiah dilingkungan UPI, maka sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini peneliti mengungkapkan latar

(38)

Bab II Kajian Pustaka. Dalam bab ini berisikan tentang penjabaran

mengenai literatur yang digunakan dan mendukung terhadap permasalahan yang dikaji, yaitu “Bagaimana Perkembangan PT.Pos di Kota Bandung tahun 1945-2007 ?”. Mengemukakan penjelasan beberapa sumber kepustakaan yang menjadi

rujukan serta relevan dengan permasalahan yang akan dibahas yaitu belum ada yang membahas sesuai dengan judul yang peneliti angkat, tetapi peneliti

menggunakan referensi yang berhubungan dengan kajian. Literatur-literatur yang digunakan berhubungan dengan kajian Sosiologi, seperti interaksi, perubahan sosial masyarakat dan komunikasi.

Bab III Metode dan Teknik Pengumpulan Data. Pada bab ini dijelaskan

mengenai langkah-langkah serta teknik yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini. Adapun langkah-langkah tersebut adalah pertama, persiapan penelitian yang terdiri dari pengajuan tema penelitian, penyusunan rancangan penelitian, kemudian konsultasi dan mengurus perizinan. Kedua adalah pelaksanaan penelitian serta melakukan kritik sumber baik internal maupun eksternal. Ketiga yaitu penafsiran atau interpretasi dari fakta-fakta yang telah dikumpulkan dan terakhir adalah melaporkan hasil penelitian dalam bentuk tulisan atau yang disebut historiografi.

Bab IV PT Pos di kota Bandung.

Bab ini berisi uraian mengenai keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan

dan merupakan jawaban-jawaban atas rumusan masalah yang telah penulis susun sebelumnya. Pemaparan yang akan dijelaskan dalam bab ini diantaranya:

Pertama, membahas kondisi PT.Pos pada awal perkembangannya di Kota

(39)

Bab V Kesimpulan. Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan yang

merupakan keseluruhan hasil penafsiran peneliti terhadap penelitian yang telah dilakukan. Bab ini merupakan akhir dari penulisan skripsi yang berisi mengenai nilai-nilai penting dari setiap jawaban atas permasalahan yang terdapat dalam

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Perubahan demi perubahan yang terjadi di dalam PT.Pos kota Bandung

menendakan bahwa perusahaan ini tetap hidup dan, lebih dari itu, responsife terhadap perubahan yang terjadi di luar. Terlepas dari berbagai keberhasilan dan kegagalan yang dialami PT.Pos kota Bandung merupakan upaya mendewasakan diri sebagai perusahaan yang mandiri dan bertanggung jawab yang terus menerus memberikan pelayan yang terbaik kepada masyarakat.

Jika dahulu PT.Pos merupakan lembaga negara yang bekerja dengan mendapatkan banyak bantuan dan perlakuan istimewa dalam rangka memenuhi kewajiban pemerintah untuk melayani masyarakat, sekarang hampir sepenuhnya dilepaskan sebagaimana perusahaan yang harus bertahan dari hasil penjualannya kepada masyarakat. Perjalanan panjang PT.Pos sejak berbentuk jawatan, kemudian berubah menjadi Perusahaan Negara (PN), menyusul kemudian sebagai Perusahaan Umum (Perum), dan akhirnya Perseroan Terbatas (PT), telah mengubah wajah serta perilaku perusahan ini secara signifikan. Apabila dulu Pos adalah pelayan masyarakat yang sangat terhormat dengan citra birokrasinya yang

kuat dan senantiasa dibutuhkan karena tidak ada pilihan lain, maka sekarang situasinya terbalik karena masyarakatlah yang menentukan apakah mereka akan

memilih untuk menggunakan layanan Pos. Sekarang situasi telah berubah, dimana Pos hanya salah satu dari banyak pilihan yang tersedia bagi masyarakat.

(41)

Ketika itu Pos yang sudah berbentuk Perum harus berhadapan dengan banyak pesaing swasta yang memanfatkan berbagai kelamahan Pos. Perubahan zaman yang tidak mungkin dicegah itu dijawab pemerintah, sebagai pemilik Perum Pos, dengan menjadikan Pos sebagai Perseroan Terbatas (PT) agar lebih leluasa

bersaing dengan pihak swasta.

Kini Pos hadir secara fisik dimana-mana dalam warna oranye untuk

mengerjakan apa yang sejak awal memang dimaksudkan sebagai tugasnya, yakni melayani rakyat memenuhi kebutuhan komunikasi dan kirim mengirim uang dan barang. Semua itu dilakukan dalam kondiisi persaingan pasar yang ketat, namun dengan latar belakang sejarah yang panjang sebagai lembaga yang memiliki pengalaman cukup kuat PT.Pos kota Bandung akan mampu melayani kebutuhan masyarakat.

5.2Saran

Skripsi yang berjudul “ Perkembangan PT.Pos Di Kota Bandung Tahun 1945-2007” diharapkan bisa memberikan kontribusi yang berarti bagi bebrapa pihak antara lain sebagai berikut :

Bagi lembaga pendidikan kajian dalam skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan materi khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas, karena penelitian yang dilakukan merupakan pengembangan dari bebrapa Kompetensi

dasar kelas XI semester II dan XII semester II yaitu 3.10 Menganalisis perubahan dan perkembangan politik masa awal kemerdekaan. 4.10 Menalar perubahan dan

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Bungin, B. (2009). Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Tekhnologi Komunikasi Masyarakat. Jakarta: Kencana.

Departeman Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi. (1996). 50 Tahun Peranan Pos dan Telekomunikasi. Jakarta: Departemen Pos dan Telekomunikasi.

Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi. (1980). Sejarah Pos dan Telekomunikasi Indonesia:jilid I, Masa Pra Republik. Jakarta: Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi.

Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi. (1980). Sejarah Pos dan Telekomunikasi Indonesia:jilid II, Masa Perang Kemerdekaan. Jakarta: Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi.

Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi. (1980). Sejarah Pos dan Telekomunikasi Indonesia:jilid III, Masa Demokrasi Liberal. Jakarta: Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi.

Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi. (1980). Sejarah Pos dan Telekomunikasi Indonesia:jilid IV, Masa Demokrasi. Jakarta: Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi.

Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi. (1980). Sejarah Pos dan Telekomunikasi Indonesia:jilid V, Masa Orde Baru. Jakarta: Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi.

Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi. (1985). Tokoh-tokoh Sejarah Perjuangan dan Pembangunan dan Telekomunikasi di Indonesia. Jakarta: Cahaya makmur.

Gotchlak, L. (1985). Mengerti Sejarah diterjemahkan oleh Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI Press.

Juono, S. (2004). Selayang Pandang Arsitektur Kantor Pos Tempo Doeloe. Depok: Komunitas Pos

Kartodirdjo, S. (1992). Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

(43)

Nugroho, A. (2010). Tekhnologi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nurcholis, H. (2007). Teori dan Praktik Pemerintahan Dan Otonomi Daerah. Jakarta: PT Grasindo

PT Pos Indonesia. (1998). Rencana Jangka Panjang 1999-2003. Bandung: PT Pos Indonesia.

Saripudin, D. (2005). Mobilitas dan Perubahan Sosial. Bandung: Masagi Foundation.

Simanjuntak, P. (2005). Manajemen dan Evaluasi Kerja. Lembaga . Jakarta: FEUI.

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Soekanto, S. (1990). Sosiologi SuatuPengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suharsimi, A. (2002). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Suprapto, Tommy. (2006). Pengantar Teori Komunikasi. Cetakan Ke-1. Yogyakarta: Media Pressindo.

Taneko, S. B. (1993). Struktur dan Proses Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Toer, P. (2005). Jalan Raya Pos, Jalan Deandels. Jakarta: Lentera Dipantara.

Utrecht, E. (2006). Melintasi Dua Jaman: Kenangan Tentang Indonesia Sebelun dan Sesudah Kemerdekaan. Jakarta: Komunitas Bambu.

Voskuil, Robert P.G.A dkk. (2007). Bandung, Citra Sebuah Kota (Bandoeng, Beeld van Een Stad). Bandung: ITB

(44)

Media Massa :

Laporan Pertanggung Jawaban Presiden R.I. Tahun 1973

Merpatipos No. 3 Th.b7 Maret 1973. Bandung : Lakmus Pengkopkamtibda Merpatipos No.1 Tahun XIX Januari 1985. Bandung : Lakmus Pengkopkamtibda Merpatipos No. 8 Tahun XIX Agustus 1985. Bandung : Lakmus

Pengkopkamtibda

Merpatipos No.9 Tahun XX September 1986. Bandung : Lakmus Pengkopkamtibda

Merpatipos Weselpos Instan Kini Hadir Memenuhi Kebutuhan Kebutuhan Uang dalam Hitungan Detik Juli 2004. Bandung : Lakmus Pengkopkamtibda

Sumber Internet :

Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikas. (2010). Sejarah Singkat. [Online]. Tersedia: http://www.postel.go.id/update/id/info.asp [2 Maret 2010]

Kantor Pos Indonesia. (2010). Kantor Pos Cabang Dalam Kota (Kpcdk). [Online]. Tersedia : http://kantorpos.posindonesia.co.id [15 april 2010]

Portal Kementerian BUMN. (2010). Tentang Kami. [Online]. Tersedia: http://www.posindonesia.co.id [15 April 2010]

Sumber wawancara :

(45)

Referensi

Dokumen terkait

1) Hasil pengolahan data menggunakan analisis Location Quotient (LQ), maka tiga kemungkinan nilai Location Quotient (LQ) yang dapat ditemukan, yaitu 1. Ini berarti sektor

Jumlah Perangkat Desa tahun 2015 se Kecamatan sebanyak 100 orang dimana desa Kutoharjo yang paling banyak jumlah perangkatnya sebesar 14 orang hal ini di

Event-event seperti inilah yang nantinya akan diminati oleh banyak wisatawan. Dari sinilah wisata ngopi bareng pintu langit lebih giat lagi untuk menjalankan pelaksanaan

Hasil pengujian parameter daya pada mesin genset dengan daya maksimum 1500 watt, Dari nilai rata-rata pengujian pada beban 120 watt untuk penggunaan bahan bakar bensin diperoleh

Inovasi produk dalam konteks pembelajaran mata kuliah studio desain produk akan terkait dengan proses desain yang dirancang selama perkuliahan oleh dosen pengampu mata kuliah.. Hal

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan pembinaan akhlak anak dalam keluarga di gampong Sukaramai Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh kurang baik dikarenakan keterbatasan

Beton normal pada penelitian ini digunakan untuk membandingkan kuat tekan dan berat jenis beton normal dengan beton yang menggunakan Styrofoam. sebagai pengganti sebagian

Perjanjian perkawinan biasanya berisi tentang pemisahan harta kekayaan, yaitu antara harta bawaan dan harta bersama. Antara suami dan isteri tidak bisa mencampur