• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN OTENTIK UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PEMBELAJARAN TERMOKIMIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN OTENTIK UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PEMBELAJARAN TERMOKIMIA."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Oleh Lana Tantriasa DT

NIM 1005125

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN OTENTIK UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PEMBELAJARAN

TERMOKIMIA

Oleh Lana Tantriasa DT

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Lana Tantriasa DT 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang.

(3)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Dr. Nahadi, S.Pd., M.Pd., M.Si. NIP.197102041997021002

Pembimbing II

Dra. Wiwi Siswaningsih, M.Si. NIP.196203011987032001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kimia FPMIPA UPI

(4)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN OTENTIK UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PEMBELAJARAN

TERMOKIMIA

ABSTRAK

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengembangkan instrumen penilaian otentik yang dapat mengukur keterampilan proses sains pada pembelajaran reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Metode yang digunakan adalah Research dan Development (R&D), terdiri dari tahap pengembangan, validasi dan uji coba instrumen. Instrumen yang dikembangkan adalah instrumen penilaian kinerja dan instrumen penilaian uraian terbatas. Instrumen diuji cobakan kepada 38 orang siswa kelas XI di salah satu SMA Negeri kota Bandung. Pada tahap uji coba digunakan teknik interrater correlation dengan lima orang rater yang menilai kinerja lima responden secara terpisah. Hasil validasi instrumen melalui lima orang validator menunjukkan bahwa semua instrumen yang dikembangkan valid. Dari hasil uji coba instrumen diperoleh data reliabilitas instrumen dengan kategori sedang dan sangat tinggi. Selain itu diperoleh juga data validasi empiris ketiga butir soal pada instrumen penilaian uraian sebesar 0,71; 0,99 dan 0,94, sedangkan untuk instrumen penilaian kinerja adalah 0,89. Hasil penilaian keterampilan proses sains menunjukkan bahwa keterampilan proses sains responden berada pada kategori baik.

(5)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

The purpose of this research is to develop an authentic assessment instruments to measure science process skills especially for exothermic and endothermic reactions learning. The method of research and development was applied with three steps, namely developing, validating and testing instruments. The instrument which was developed consists of performance assessment instrument and written assessment (limited description) instrument. Those instruments were tested to 38 second grades students of senior high school in Bandung. In testing instrument steps, technique interrater correlation was used with five raters who judge the performance of five respondents. The result of instruments validating by five experts shown that the instruments was valid. Reliability of those assessment instruments are in “enough” category and “very high” category. In addition, the results of empirical validity of three written items are 0.71, 0.99 and 0.94 while the results of performance’s empirical validity is 0,89. And the results of science process skills that measured by authentic assessment instruments which have been developed shown that science process skills’s respondent is in “good” category.

(6)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK………..i

KATA PENGANTAR ……….……..iii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….……iv

DAFTAR ISI ………..……….…..v

DAFTAR TABEL ……….…vii

DAFTAR GAMBAR ………viii

DAFTAR LAMPIRAN..……….…ix

BAB I PENDAHULUAN………..….1

A. Latar Belakang……….…...1

B. Identifikasi Masalah ……….…..4

C. Pembatasan Masalah………...…4

D. Rumusan Masalah ……...……….…..5

E. Tujuan Penelitian………....6

F. Manfaat Penelitian……….….6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ……….…7

A. Penilaian dalam Pembelajaran ……….…..7

Validitas ………10

Reliabilitas……….12 B. Penilaian Otentik ………..15

C. Keterampilan Proses Sains ………...………25

D. Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm ………...…....30

E. Kerangka Pemikiran………..32

BAB III METODE PENELITIAN ………...33

(7)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Metode dan Desain Penelitian ……….….34

C. Definisi Operasional ………...…….….34

D. Instrumen Penelitian ……….…36 1. Lembar Validasi Instrumen ………...……….…36

2. Instrumen Penilaian Kinerja ………..….…37 3. Instrumen Penilaian Tertulis (Uraian Terbatas) ………..……...37

E. Prosedur Penelitian ………..….…37

1. Proses Pengembangan Instrumen……….………...37

2. Tahap Validasi dan Uji Coba ………..……….…..38

F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ………...……….….40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………...…46 A. Tahap Pengembangan ……….….…46 B. Validasi Isi Instrumen Penilaian Otentik ………...51

C. Validasi Empiris ………...……….…..65

D. Reliabilitas Instrumen Penilaian Otentik ……….…....67

E. Hasil Penilaian Keterampilan Proses Sains Siswa Menggunakan Instrumen Penilaian Otentik………...…73 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………...98

A. Simpulan ……….……….…98

B. Saran ……….………..….…99

DAFTAR PUSTAKA ……….………101

(8)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dipaparkan latar belakang yang mendasari penelitian pengembangan instrumen penilaian otentik yang dapat mengukur keterampilan proses sains terutama pada pembelajaran termokimia serta identifikasi dan rumusan masalah yang muncul berdasarkan latar belakang penelitian yang dipaparkan. Selain itu pada bab ini dipaparkan pula tujuan dari penelitian yang dilakukan serta manfaatnya bagi bidang pendidikan khususnya bagi pendidik, lembaga pendidikan dan peneliti lain.

A. Latar Belakang

(9)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2011, hlm.64) perubahan kurikulum yang terjadi dapat mempengaruhi paradigma kegiatan pembelajaran dan proses penilaian, baik sistem, prinsip, teknik ataupun bentuk dari penilaian itu sendiri. Kurikulum 2013 menegaskan bahwa pembelajaran formal harus berpusat pada peserta didik, dilakukan dengan pendekatan ilmiah (scientific), dan menerapkan penilaian otentik (authentic assessment) yang menggunakan prinsip penilaian sebagai bagian dari

pembelajaran yang dapat menilai kesiapan, proses dan hasil belajar peserta didik secara utuh. Menurut Nurgiyantoro (2008), penilaian otentik mementingkan penilaian proses dan hasil belajar sekaligus, seluruh unjuk kerja/performance peserta didik dalam rangkaian kegiatan pembelajaran dapat dinilai secara objektif, apa adanya, dan tidak semata-mata hanya berdasarkan hasil akhir (produk) saja. Rustaman (Purwanti, 2014, hlm.2) menyarankan penilaian dalam pembelajaran kimia sebaiknya dapat mengukur pengetahuan dan konsep, keterampilan proses sains dan penalaran tingkat tinggi serta sebaiknya penilaian dilakukan dengan menggunakan penilaian kinerja yang menilai kemampuan kerja ilmiah karena mata pelajaran kimia tidak hanya mempelajari pemahaman konsep, tetapi juga penalaran dan keterampilan. Mata pelajaran kimia mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat perubahan, dinamika, dan energitika zat yang tidak hanya melibatkan penalaran peserta didik saja, tetapi juga melibatkan keterampilan peserta didik karena mata pelajaran kimia berupa serangkaian proses ilmiah yang menuntut peserta didik untuk melakukan sesuatu (hands-on).

(10)

3

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Walaupun kurikulum 2013 sudah dilaksanakan, tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan masih ada pendidik yang menggunakan teknik penilaian tradisional yang hanya mengukur aspek pengetahuan dan tidak jarang penilaian dilakukan hanya di akhir pembelajaran sehingga dirasa kurang dapat mengukur kemampuan dan perkembangan peserta didik yang sebenarnya karena tidak mempertimbangkan segi proses belajar. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman pendidik dalam melakukan penilaian berbasis kompetensi atau penilaian otentik (Purwanti, 2014).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh Wulandari (2013) melalui wawancara dan observasi, didapatkan informasi yang menyatakan bahwa sebagian besar pendidik masih mengalami kesulitan dalam menyusun format penilaian yang otentik sesuai dengan tuntutan kurikulum sehingga penilaian secara otentik belum pernah atau tidak dilakukan. Majid dan Firdaus (2014) juga menyatakan bahwa sebagian besar pendidik tidak tertarik menggunakan penilaian otentik karena dirasa membuang waktu dan energi serta terlalu mahal. Selain itu fakta di lapangan menunjukkan bahwa tidak sedikit pendidik yang menggunakan hasil penilaian laporan praktikum peserta didik sebagai hasil penilaian kinerja dalam melakukan praktikum (penilaian yang dilakukan bukan hasil penilaian kinerja yang benar-benar diperoleh dari kinerja peserta didik ketika melakukan praktikum). Fakta-fakta di atas jelas bertentangan dengan tuntutan kurikulum 2013 karena tidak menyentuh esensi nyata dari proses dan hasil belajar peserta didik secara menyeluruh.

(11)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengetahuan, tetapi juga melibatkan aspek keterampilan atau kecakapan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya ke dalam situasi nyata sehingga penilaian otentik dapat diterapkan pada pembelajaran reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Selain itu, penilaian otentik juga cukup relevan untuk digunakan dalam mengukur keterampilan proses sains peserta didik yang di dalamnya menuntut aspek pengetahuan dan aspek keterampilan melakukan percobaan.

Latar belakang yang dipaparkan ini mendasari pelaksanaan penelitian pengembangan instrumen penilaian otentik dengan judul Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains pada

Pembelajaran Termokimia.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian pengembangan instrumen penilaian otentik yang dapat mengukur keterampilan proses sains di atas dapat diidentifikasi masalah-masalah yang muncul, antara lain:

1. Sebagian pendidik di sekolah formal masih menggunakan penilaian tradisional hanya menilai aspek pengetahuan peserta didik dan mengabaikan aspek keterampilan serta aspek sikap.

2. Kurangnya pemahaman pendidik dalam menggunakan maupun mengembangkan alat ukur yang otentik.

3. Sebagian pendidik masih kesulitan dalam menyusun instrumen penilaian otentik.

4. Sebagian pendidik enggan menggunakan instrumen penilaian otentik karena memakan banyak waktu dan energi serta dianggap mahal.

(12)

5

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan memberikan gambaran yang jelas, antara lain:

1. Fokus pembelajaran pada materi pokok reaksi eksoterm dan reaksi endoterm 2. Instrumen penilaian otentik yang dikembangkan berupa instrumen penilaian

uraian terbatas dengan pedoman penilaian dan instrumen penilaian kinerja dengan task dan rubrik penilaian untuk mengukur keterampilan proses sains peserta didik.

3. Objek pada penelitian ini adalah instrumen penilaian otentik pada materi pokok reaksi eksoterm dan reaksi endoterm yang didasarkan pada kompetensi inti tiga dan kompetensi inti empat.

4. Metode penelitian yang digunakan adalah research and development sampai tahap uji coba produk dengan batasan uji terbatas.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, dapat dirumuskan secara umum masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana instrumen penilaian otentik yang dapat mengukur keterampilan proses sains terutama pada pembelajaran termokimia?”

Untuk memperjelas rumusan masalah tersebut, maka difokuskan pada pertanyaan penelitian berikut ini:

1. Bagaimana tahap pengembangan instrumen penilaian otentik yang dapat mengukur keterampilan proses sains peserta didik?

2. Apakah instrumen penilaian otentik yang dikembangkan memenuhi syarat validitas untuk dapat mengukur keterampilan proses sains peserta didik pada pembelajaran termokimia?

(13)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagaimana hasil penilaian keterampilan proses sains peserta didik pada pembelajaran termokimia menggunakan instrumen penilaian otentik yang dikembangkan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Memperoleh produk instrumen penilaian otentik yang valid dan reliabel yang dapat mengukur keterampilan proses sains peserta didik terutama pada pembelajaran termokimia.

2. Memperoleh gambaran tentang hasil penilaian keterampilan proses sains peserta didik pada pembelajaran termokimia menggunakan instrumen penilaian otentik yang dikembangkan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Bagi pendidik, dapat digunakan sebagai instrumen penilaian otentik yang

dapat mengukur keterampilan proses sains peserta didik pada pembelajaran reaksi eksoterm dan reaksi endoterm serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penilaian yang otentik pada pembelajaran materi pokok lain untuk mengukur perkembangan peserta didik yang sebenarnya.

2. Bagi lembaga pendidikan, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan standar penilaian atau meningkatkan kualitas penilaian pembelajaran di sekolah.

(14)

7

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(15)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

(16)

34

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Lokasi dan Subjek Populasi Sampel

Penelitian dilakukan di kelas XI IPA salah satu SMA Negeri kota Bandung dengan menggunakan 38 orang peserta didik sebagai sampel (responden) untuk memperoleh data validitas empiris, reliabilitas, dan data hasil analisis keterampilan proses sains yang terukur melalui instrumen penilaian otentik yang telah dikembangkan. Penelitian dilaksanakan selama dua jam pelajaran (penelitian melibatkan pembelajaran). Instrumen penilaian yang dikembangkan diantaranya adalah instrumen penilaian tertulis yang berupa tes uraian terbatas dengan tiga butir soal uraian dan instrumen penilaian kinerja dengan sembilan task kerja utama. Instrumen penilaian otentik yang dikembangkan digunakan setelah sampel (responden) mendapatkan materi reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Instrumen penilaian uraian yang otentik digunakan oleh seluruh sampel (38 orang responden), sedangkan penilaian kinerja digunakan oleh 33 orang responden yang dikelompokkan menjadi tujuh kelompok kerja (setiap kelompok kerja terdiri dari empat sampai lima orang responden) dan lima orang responden sisanya melakukan kerja secara individu yang dinilai langsung oleh lima orang rater untuk menilai keterampilan dalam melakukan praktikum reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Lima sampel dipisahkan dari sampel lain dan dinilai langsung oleh lima rater agar diperoleh data untuk menentukan reliabilitas instrumen penilaian otentik kinerja.

B. Metode dan Desain Penelitian

(17)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentang kebutuhan pengguna dan dilanjutkan dengan development untuk menghasilkan perangkat pembelajaran.

Tahapan penelitian R&D ini diadopsi dari Borg & Gall yang terdiri dari: 1) Potensi dan masalah, 2) Pengumpulan data, 3) Desain produk, 4) Validasi desain, 5) Revisi desain, 6) Uji coba produk, 7) Revisi produk I, 8) Uji coba pemakaian (aplikasi), 9) Revisi produk setelah uji aplikasi, 10) Produk masal (Sugiyono, 2014, hlm. 409). Tetapi pada penelitian ini tahap yang dilaksanakan hanya sampai uji coba produk.

Desain penelitian pengembangan instrumen penilaian otentik digambarkan pada gambar di bawah ini:

C. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari istilah-istilah berikut:

1. Penilaian Otentik merupakan penilaian yang digunakan untuk memantau perkembangan kompetensi peserta didik yang sebenarnya (nyata) selama kegiatan pembelajaran dan bukan sesuatu yang dibuat-buat (Arifin, 2009). 2. Keterampilan merupakan kecakapan seseorang dalam menggunakan

alat-alat laboratorium dan kecakapan menyelesaikan tugas yang diberikan. 3. Keterampilan proses sains ialah serangkaian kemampuan, yang berguna

dalam banyak disiplin ilmu dan merupakan gambaran dari perilaku saintis. Keterampilan ini digunakan ketika seseorang melakukan sains (SAPA, dalam Rezba, 2002).

Tahap

Pengemba-ngan Instrumen

Validasi

instrumen Instrumen

[image:17.595.123.536.335.415.2]

Uji Coba Instrumen Revisi

(18)

36

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterampilan proses sains juga dapat dikatakan sebagai keterampilan ber-inquiry (menurut Elementary Science Syllabus) yang digunakan dalam keseharian untuk mempelajari pelajaran apa pun (Carin, 1997).

4. Keterampilan proses sains yang terukur dan teramati pada penelitian ini antara lain:

a. Menerapkan konsep : menggunakan konsep yang telah dikuasai untuk memecahkan suatu permasalahan atau untuk menjelaskan suatu peristiwa.

b. Inferring : memberikan penjelasan untuk objek atau kejadian khusus berdasarkan bukti dan apa yang telah diketahui.

c. Menafsirkan data : menganalisis data yang diperoleh dan menyatakan pola hubungan satu data dengan data lain

d. Menyimpulkan : menarik suatu kesimpulan dari data hasil percobaan e. Menggunakan alat dan bahan: menggunakan alat dan bahan selama

kegiatan ilmiah berlangsung

f. Mengamati : Menggunakan panca indera

g. Mengukur : Melakukan pengamatan kuantitatif dengan menggunakan suatu alat untuk mengumpulkan data

h. Mencatat atau merekam data : Mengumpulkan sedikit informasi mengenai objek atau kejadian yang menggambarkan situasi spesifik i. Mengomunikasi : Menghimpun informasi dari grafik atau gambar dan

menggunakan kata-kata (baik lisan maupun tulisan) untuk mendeskripsikan suatu objek, kejadian atau tindakan.

D. Instrumen Penelitian

(19)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Lembar Validasi Instrumen

Lembar validasi instrumen ini dibagi menjadi lembar validasi instrumen penilaian uraian terbatas dan lembar validasi instrumen penilaian kinerja. Lembar validasi instrumen penilaian uraian terbatas digunakan untuk melihat kesesuaian butir soal yang dikembangkan dengan indikator pembelajaran dan kesesuaian butir soal dengan aspek keterampilan proses sains yang terukur. Lembar validasi instrumen penilaian kinerja digunakan untuk melihat kesesuaian task dengan rubrik dan kesesuain task dengan aspek keterampilan proses sains yang terukur.

Pengujian validitas instrumen sebelum diuji cobakan, dilakukan melalui analisis rasional atau melalui professional/ expert judgement (Azwar, dalam Susetyo, 2011, hlm.89). Ahli yang menjadi validator instrumen penilian otentik terdiri dari lima orang ahli di bidang assessment dan bidang kimia. Format validasi instrumen penilaian uraian terbatas berisi daftar cek (setuju/tidak) kesesuaian butir soal dengan indikator dan daftar cek (setuju/tidak) kesesuaian butir soal dengan aspek keterampilan proses sains yang terukur pada masing-masing butir soal serta dilengkapi kolom catatan perbaikan yang digunakan untuk catatan ahli dalam perbaikan instrumen. Format validasi instrumen penilaian kinerja berisi daftar cek (setuju/tidak) kesesuaian task dengan deskriptor atau rubrik dan daftar cek (setuju/tidak) kesesuaian task dengan aspek keterampilan proses sains yang terukur pada masing-masing task serta dilengkapi kolom catatan perbaikan yang digunakan untuk catatan ahli dalam perbaikan instrumen.

2. Instrumen Penilaian Kinerja

(20)

38

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen penilaian kinerja ini dikembangkan dalam bentuk lembar pengamatan kinerja dengan skala penilaian 0 (untuk kinerja yang dianggap paling buruk) sampai 2 (untuk kinerja yang dianggap paling ideal). Terdapat 11 tugas yang dikembangkan dengan tiga buah rubrik penilaian pada setiap tugasnya. Tugas-tugas yang dikembangkan tersebut divalidasi dan diuji reliabilitasnya sehingga diperoleh instrumen penilaian kinerja yang berisi sembilan butir tugas dengan tiga rubrik penilaian pada setiap tugasnya.

3. Instrumen Penilaian Tertulis (Uraian Terbatas)

Instrumen penilaian tertulis digunakan untuk mengetahui keterampilan proses sains yang dimiliki siswa meskipun dalam bentuk paper and pencil test. Setiap butir soal yang dikembangkan mengacu pada klasifikasi indikator keterampilan proses sains. Bentuk instrumen penilaian tertulis ini adalah tes uraian terbatas yang menuntut kemampuan seseorang untuk menyampaikan, menyusun, memadukan gagasan yang dimilikinya dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Instrumen penilaian ini terdiri dari tiga butir soal dengan sepuluh pertanyaan beserta pedoman penskoran setiap butir soalnya.

E. Prosedur Penelitian

1. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrumen penilaian otentik yang dilakukan pada penelitian ini disesuaikan dengan tahap pengembangan metode research and development yaitu dengan melakukan analisis kebutuhan untuk mengembangkan

indikator yang diturunkan dari kompetensi inti dan kompetensi dasar serta analisis keterampilan proses sains yang dikembangkan oleh beberapa ahli, membuat kisi-kisi instrumen penilaian dari indikator yang telah dikembangkan, mengembangkan soal tes uraian dan tugas kinerja berdasarkan kisi-kisi yang dibuat dan keterampilan proses sains yang telah dianalisis, serta mengembangkan task dan rubric penilaian untuk tes kinerja dan pedoman penskoran untuk tes

(21)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tahap Validasi dan Uji Coba

Tahap validasi dan uji coba instrumen penilaian otentik pada penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, antara lain:

1) Instrumen penilaian otentik (baik instrumen penilaian tertulis maupun instrumen penilaian kinerja) yang telah dikembangkan divalidasi oleh ahli (expert judgement) yang terdiri dari lima orang dosen ahli asesmen.

2) Hasil validasi isi dianalisis menggunakan analisis CVR kemudian dibandingkan dengan nilai CVR kritis pada lima validator.

3) Hasil perbandingan nilai CVR hitung dengan CVR kritis diperoleh informasi ke-valid-an dari butir soal dan task yang dikembangkan. Pada tahap ini juga dilakukan revisi instrumen berdasarkan saran yang diberikan oleh validator sehingga didapat instrumen penilaian otentik yang valid. 4) Instrumen penilaian otentik yang valid diuji coba ke 38 orang responden

untuk memperoleh nilai reliabilitas, validitas empiris, dan informasi keterampilan proses sains yang terukur melalui masing-masing instrumen. Untuk memperoleh data reliabilitas instrumen penilaian kinerja, digunakan lima orang rater untuk melakukan penilaian terhadap lima responden yang melaksanakan task. Sedangkan data reliabilitas instrumen penilaian tertulis diperoleh melalui pengolahan data hasil uji coba instrumen. Validitas empiris dari instrumen penilaian tertulis dan tes kinerja diperoleh melalui pengolahan data hasil uji coba menggunakan teknik korelasi produk momen.

[image:21.595.113.558.659.782.2]

5) Hasil pengukuran keterampilan proses sains diperoleh melalui analisis hasil penilaian yang diperoleh selama pengumpulan data berlangsung. Tahapan-tahapan yang menjadi acuan dalam penelitian ini diperjelas dalam gambar 3.2.

Analisis Kebutuhan Penilaian Konsep Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm

Analisis Literatur Keterampilan Proses

(22)

40

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data dan analisis data hasil pengembangan instrumen penilaian otentik pada penelitian ini meliputi validasi isi yang diperoleh melalui validasi ahli. Sedangkan teknik pengumpulan dan analisis data hasil uji coba instrumen penilaian otentik baik penilaian kinerja maupun uraian terbatas meliputi validitas empiris, reliabilitas dan hasil pengukuran keterampilan proses sains

Indikator yang dikembangkan dari Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi

dasar 3.1

Indikator yang dikembangkan dari Kompetensi Inti 4 dan Kompetensi

dasar 4.1

Kisi-kisi tes tertulis (tes uraian terbatas)

Kisi-kisi tes kinerja (tugas praktikum)

Pengembangan soal uraian terbatas yang dapat mengukur KPS

Pengembangan Task dan Rubrik yang dapat mengukur KPS

Rancangan instrumen penilaian otentik yang dapat ,mengukur KPS pada pembelajaran

reaksi eksoterm dan reaksi endoterm

Validasi Isi

Analisis CVR

Tidak Valid Valid

Revisi Expert Judgement Uji Coba Validitas Empiris Reliabilitas Instrumen Penilaian Otentik yang

valid dan reliabel yang dapat ,mengukur KPS pada pembelajaran reaksi eksoterm dan reaksi endoterm

5 Rater

Gambar 3.2. Diagram alur penelitian

T ah ap Pe n ge m b an gan T ah ap Vali d asi T ah ap Uj i Cob a Hasil Pengukuran Keterampilan Proses Sains

(23)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peserta didik dalam pembelajaran reaksi eksoterm dan reaksi endoterm menggunakan penilaian otentik yang dikembangkan.

1. Validitas Isi

Terdapat banyak jenis validitas, antara lain validitas permukaan (face validity), validitas isi (content validity), validitas empiris (empirical validity),

validitas konstruk (construct validity) dan validitas faktor (factorial validity) (Arifin, 2011, hlm 248). Validitas dilakukan untuk melakukan suatu judgement yaitu untuk meminta nasehat dari para ahli dalam membuat soal uji.

Validitas permukaan dilakukan untuk melihat sisi muka dari instrumen itu sendiri. Validitas konstruk dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang dikembangkan dapat mengobservasi dan mengukur apa yang harus diukur. Validitas faktor dilakukan untuk mengetahui homogenitas faktor antar variabel. Validitas isi dilakukan untuk meminta pertimbangan dan saran dari para ahli dalam melihat kesesuaian antara butir soal dengan indikator yang ingin dicapai serta kesesuaian antara task dengan indikator yang ingin dicapai. Instrumen penilaian uraian terbatas dan instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan dianalisis validitas isi melalui expert judgement secara independen pada waktu yang sama. Hasil expert judgement yang berisi pertimbangan para ahli di analisis menggunakan analisis Content Validity Ratio (CVR) yang dikembangkan oleh Lawshe (1975), dengan rumus:

CVR =

Keterangan: ne : Jumlah ahli yang menyatakan butir soal valid N : Jumlah anggota tim ahli

Hasil rumusan dari Lawshe (1975):

1) Jika validator atau ahli yang menyatakan setuju kurang dari setengah jumlah total validator, maka CVR bernilai negatif

(24)

42

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Jika validator atau ahli yang menyatakan setuju lebih dari setengah jumlah total validator, maka CVR berada antara 0 sampai dengan 0,99 4) Jika semua validator atau ahli yang menyatakan setuju, maka CVR

bernilai 1,00

[image:24.595.135.508.394.623.2]

Validator atau ahli yang memvalidasi instrumen penilaian uraian terbatas dan penilaian kinerja yang dikembangkan berjumlah lima orang validator. Nilai CVR kritis untuk lima validator pada tingkat signifikansi 0,05 berdasarkan tabel Schipper adalah 0,736 (Wilson, 2012, hlm.206). Instrumen penilaian, baik instrumen penilaian uraian terbatas maupun instrumen penilaian kinerja, dikatakan valid apabila nilai CVR hitung yang diperoleh lebih tinggi dari pada nilai CVR kritis. Nilai CVR kritis berdasarkan tabel Schipper disajikan dalam Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Nilai CVR Kritis (Wilson, 2012, hlm. 206)

N

Tingkat Signifikansi Tes Satu Sisi

.1 .05 .025 .01 .005 .001

Tingkat Signifikansi Tes Dua Sisi

.2 .1 .05 .02 .01 .002

5 .573 .736 .877 .99 .99 .99

6 .523 .672 .800 .950 .99 .99

7 .485 .622 .741 .879 .974 .99

8 .453 .582 .693 .822 .911 .99

9 .427 .548 .653 .775 .859 .99

10 .405 .520 .620 .736 .815 .997

2. Validitas Empiris

(25)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maupun instrumen penilaian kinerja, dilakukan menggunakan teknik analisis korelasi produk momen karena validitas empiris dilakukan dengan tujuan mencari hubungan antara skor tes yang diperoleh dengan kriteria tertentu yang menjadi tolok ukur di luar tes tetapi relevan dengan tes itu sendiri. Pada instrumen penilaian uraian terbatas, validitas empiris dianalisis setiap butir soalnya. Pada instrumen penilaian kinerja, validitas empiris dianalisis secara keseluruhan.

Dalam menguji validitas empiris digunakan jenis statistika korelasi product-moment yang dikembangkan oleh Pearson yang menguji perbedaan

peringkat atau korelasi diagram pencar. Cara perhitungan korelasi yang dilakukan:

rumus: rxy =

Keterangan: r = koefisien korelasi = jumlah produk xy = jumlah produk x2 = jumlah produk y2

Besarnya koefisien korelasi apabila diperoleh nilai -1,00 maka korelasi negatif dan sebaliknya apabila diperoleh nilai +1,00 maka nilai korelasi positif.

Untuk menafsirkan koefisien korelasi dapat digunakan kriteria berikut: 0,81 - 1,00 = sangat tinggi

0,61 - 0,81 = tinggi 0,41 – 0,61= cukup 0,21 – 0,41 = rendah 0,00 - 0,21 = sangat rendah

(26)

44

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Reliabilitas Instrumen Penilaian Otentik

Reliabilitas berhubungan dengan tingkat kepercayaan dan keajegan suatu instrumen. Instrumen dikatakan memiliki nilai reliabilitas tinggi apabila instrumen tersebut memberikan hasil yang tetap dan cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data (Arikunto,2013). Perhitungan reliabilitas instrumen penilaian otentik dilakukan dengan cara melakukan analisis tiap butir soal dan task berdasarkan indikator kemudian dihitung nilai cronbach alpha menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 .

Reliabilitas instrumen penilaian kinerja setiap task

Pada instrumen penilaian kinerja digunakan reliabilitas inter-rater yang dihitung berdasarkan tingkat persetujuan setiap rater. Metode penilaian ini dilaksanakan satu kali pada beberapa sampel dengan menggunakan lima orang rater yang berkerja secara terpisah. Nilai reliabilitas penilaian tes kinerja diperoleh melalui analisis nilai yang diberikan rater pada setiap responden untuk task tertentu. Selanjutnya nilai dianalisis menggunakan IBM SPSS Statistic 20 dengan mencari nilai cronbach alpha dan mencari

matriks inter-item correlation. Apabila nilai alpha yang diperoleh bernilai negatif, maka task yang bernilai negatif tersebut direduksi. Dan apabila nilai

cronbach’s alpha based on Standarized Items lebih tinggi dari nilai r-tabel maka item/task dinyatakan reliabel.

 Reliabilitas instrumen penilaian kinerja keseluruhan

Perhitungan nilai reliabilitas instrumen penilaian kinerja keseluruhan dilakukan dengan cara menghitung rerata nilai yang diberikan rater kepada responden untuk semua task yang dilakukan responden. Hasil rerata yang diberikan setiap rater dihitung nilai cronbach alpha dan matriks inter-item correlation menggunakan IBM SPSS Statistik 20. Nilai maksimum

cronbach alpha merupakan nilai reliabilitasnya. Dan apabila nilai

(27)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu  Reliabilitas instrumen penilaian uraian terbatas

Perhitungan nilai reliabilitas instrumen penilaian uraian terbatas dilakukan dengan cara menghitung skor total yang diperoleh semua responden yang kemudian skor total tersebut dihitung nilai cronbach alpha dan matriks inter-item correlation menggunakan IBM SPSS Statistik 20. Nilai

maksimum cronbach alpha merupakan nilai reliabilitasnya. Dan apabila nilai maksimum cronbach alpha lebih tinggi dari nilai r-tabel maka instrumen dinyatakan reliabel.

Nilai reliabilitas hasil perhitungan yang diperoleh kemudian dikategorisasi menggunakan kriteria penafsir koefisien reliabilitas (Arikunto,2007):

0,80 – 1,00 : sangat tingi 0,60 – 0,80 : tinggi 0,40 – 0,60 : cukup 0,20 – 0,40 : rendah < 0,20 : sangat rendah

4. Hasil pengukuran keterampilan proses sains

Keterampilan proses sains dianalisis setiap aspeknya yang terukur melalui instrumen penilaian, baik instrumen penilaian uraian terbatas maupun instrumen penilaian kinerja, yang dikembangkan. Aspek keterampilan proses yang terukur melalui butir soal dan/ atau task kinerja tertentu diukur dengan cara menghitung skor mentah yang diperoleh masing-masing butir soal dan/ atau task kinerja pada satu aspek kemudian skor mentah tersebut dijumlahkan dan dikonfersi ke dalam skor akhir.

Rumus : Skor Akhir =

(28)

46

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

75 – 100 : sangat baik 50 – 74 : baik 25 – 49 : cukup 0 - 24 : kurang

(29)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dijabarkan simpulan dan saran yang dibuat berdasarkan beberapa temuan penelitian dan pembahasan yang dapat menjawab pertanyaan dalam penelitian pengembangan instrumen penilaian otentik untuk mengukur keterampilan proses sains pada pembelajaran reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Instrumen penilaian otentik kinerja yang dapat mengukur keterampilan proses sains dikembangkan melalui tahap: a) memeriksa KI,KD dan aspek KPS, b) pembuatan indikator, c) pembuatan kisi-kisi dan rancangan tugas, d) pembuatan deskripsi naratif tugas, e) penentuan rentang skala penilaian, f) penentuan aspek KPS yang terukur, g) validasi ahli, dan h) revisi instrumen penilaian kinerja.

Instrumen penilaian otentik uraian terbatas dikembangkan melalui tahap: a) memeriksa KI,KD dan aspek KPS, b) pembuatan indikator, c) pembuatan kisi-kisi dan butir soal, d) pembuatan pedoman penskoran, e) penentuan aspek KPS yang terukur, f) validasi ahli, dan g) revisi instrumen penilaian uraian terbatas.

(30)

99

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perhitungan validitas empiris menggunakan r-produk momen diperoleh informasi bahwa instrumen penilaian yang dikembangkan, baik instrumen penilaian uraian terbatas maupun penilaian kinerja berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi.

3. Instrumen yang dikembangkan memenuhi syarat reliabilitas untuk mengukur keterampilan proses sains siswa pada materi pokok reaksi eksoterm dan reaksi endotrem. Kategori reliabilitas sedang diperoleh pada instrumen penilaian uraian terbatas dengan nilai 0,435. Sedangkan kategori reliabilitas sangat tinggi diperoleh pada instrumen penilaian kinerja dengan nilai 0,921. 4. Hasil penilaian keterampilan proses sains menggunakan instrumen penilaian

otentik yang dikembangkan, baik instrumen penilaian uraian terbatas maupun instrumen penilaian kinerja 38 orang peserta didik kelas XI IPA di salah satu SMA Negeri kota Bandung menunjukkan bahwa aspek keterampilan proses sains menerapkan konsep, mengomunikasi, menyusun alat, mencatat data dan menyimpulkan yang dimiliki sebagian besar peserta didik di kelas tersebut berada pada kategori sangat baik. Aspek keterampilan proses sains inferring, menginterpretasi data, mengamati dan mengukur yang dimiliki sebagaian peserta didik di kelas tersebut berada pada kategori baik, sedangkan aspek keterampilan proses sains menggunakan alat/bahan berada pada kategori cukup.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa sara untuk melengkapi penelitian yang telah dilakukan diantaranya:

1) Bagi guru

(31)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memerlukan persiapan dan waktu yang tidak sedikit. Dalam mengembangkan instrumen penilaian yang otentik perlu dilakukan komunikasi antara guru bidang studi dengan guru atau ahli yang memahami keahlian kerja agar instrumen yang dikembangkan dapat digunakan dengan mudah. Selain itu untuk penilaian kinerja yang menggunakan rubrik, pendidik bisa menggunakan rubrik yang lebih sederhana untuk mempemudah proses penilaian atau pendidik dapat meminta bantuan pendidik lain untuk melakukan penilaian bersama ketika proses penilaian berlangsung. Secara tidak langsung instrumen penilaian yang digunakan akan mempengaruhi bentuk pembelajaran yang digunakan di kelas.

2) Bagi lembaga pendidikan

Pengembangan instrumen penilaian otentik penting dilakukan di dalam suatu lembaga pendidikan untuk menunjuang perolehan informasi yang real sehingga keputusan yang diambil untuk perkembangan pendidikan pun sesuai dengan kebutuhan yang sesungguhnya dibutuhkan peserta didik. 3) Bagi peneliti lain

(32)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Berry, R dan Adamson,B. (2011). Assessment reform in education. Hongkong:

Springer Dordrecht Heidelberg London NY.

Carin, Arthur A. (1997). Teaching Modern Science seventh Edition. New Jersey: Prentice-Hall.

Dahar. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Doran, R., Chan,F., Tamir,P. & Lenhardt,C. (2002). Science Educator’s Guide to Laboratory Assessment. Arlington, Virginia:NSTA Press.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: FPMIPA UPI.

Johnson,R.L., Penny,J.A. & Gordon,B. (2009). Assessing Performance: Designing, Scoring and Validating Performance Tasks. United States:The

Guilford Press.

Kunandar (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kuriulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rajawali

Press.

Linn & Grolund. (1995). Measurement and Assesment in Teaching. New Jersey: Prentice Hall Inc.

(33)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mueller,John. (2005). Authentic Assessment Toolbox. [online]. Tersedia: jfmueller.facultynoctrl.edu/toolbox/whatisit.htm. [Diakses pada 10 Januari 2014].

Muslich,M. (2011). Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: PT Rafieka Aditama.

Nast,P. (2012). Authentic Assessment Toolbox. [Online]. Tersedia di: www.nea.org/tools/lessons/57730.htm. [Diakses 10 September 2014].

Nurgiyantoro, B. (2008). Penilaian Otentik.Cakrawala Pendidikan. [Online]. Tersedia di: http://eprints.uny.ac.id/1552/1/NOV_08_BURHAN.pdf. [Diakses 10 Januari 2014].

Parning, Horale dan Tiopan.(2006). Kimia 2A. Jakarta:Yudistira.

Poerwanti,J. (2011). Penilaian Otentik dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Purwanti, A.N. (2014). Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik untuk Menilai Pengetahuan dan Keterampilan Praktikum Siswa SMK pada

Konsep Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Tesis Magister pada SPS

UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rezba, R., Sprague, C., & Fiel, R. (2002). Learning and Assessing Science Process Skills Fourth Edition. Dubuque: Kendall/Hunt Publishing

Company.

Riduwan. (2009). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

(34)

103

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rustaman, N. (2009). Keterampilan Proses Sains. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.

Sarifudin,I. (2013). Mengitung Validitas & Reliabilitas. Tersedia di:

www.statistikapendidikan.com. [Diakses 20 Oktober 2014].

Salvia,J., Ysseldyke,J. & Bolt,S. (2010). Assessment: In special and Inclusive Education. Eleventh Education. USA: Wadsworth.

Semiawan,C. (1986). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia. Stevens,D.D. & Levi A.J. (2005). Introduction to Rubrics: an Assessment Tool to

Save Grading Time, Convey Effective Feedback and Promote Student

Learning. Sterling, Virginia: Stylus Publishing, LLC.

Stiggins,R., Arter,J., Chappuis,J. & Chappuis,S. (1994). Classroom Assessment for Student Learning: doing it right – using it well. Portland:Assessment

Training Institute.

Sudijono,A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA. Susetyo,B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung: CV Cakra.

Uno,H. dan Koni,S. (2012). Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Whitten, Kenneth W., et. al. (2003). General Chemistry Seventh Edition. New

York : Saunders College Publisher.

(35)

Lana Tantriasa DT, 2014

Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik Untuk Mengukur Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Termokimia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wilson,F.R., Pan,W. & Schumsky, D.A. (2012). Recalculation of The Critical Values for Lawshe’s Content Validity Ratio. Measurement dan Evaluation in Counseling and Development, 45(3),197-210.

Wiyarsi,A. (2010). Penilaian Proyek sebagai Implementasi Authentic Assessment untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir dan Kerja Ilmiah Mahasiswa.

Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Wulandari,D. (2013). Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik Berbasis Kinerja dalam Pembelajaran Fisika Model REACT di SMA Kelas X.

Malang: Universitas Malang.

Gambar

Gambar 3.1. Desain Penelitian Pengembangan Instrumen Penilaian Otentik
gambar 3.2.
Tabel 3.1 Nilai CVR Kritis (Wilson, 2012, hlm. 206)

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada. Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu

Berdasarkan hasil penelitian kesimpulan yang didapatkan adalah : (1) instrumen penilaian two-tier test materi hidrolisis yang dikembangkan mampu mengukur

Berdasarkan Tabel 6 hasil validasi ahli menunjukan bahwa instrumen asesmen yang dikembangkan me- miliki aspek kesesuaian isi materi dengan KI-KD-Indikator, aspek

Dengan demikian butir soal yang telah dikembangkan layak digunakan untuk mengukur indikator keterampilan proses sains yang telah ditentukan berdasarkan validitas

Berdasarkan kajian ini diharapkan dapat dikembangkan integrated assessment yang layak digunakan sebagai instrumen penilaian alternatif untuk mengukur ketercapaian

Berdasarkan lembar validasi yang telah dinilai oleh dosen ahli menunjukan hasil validasi rubrik penilaian untuk pengembangan keterampilan proses sains siswa

CONCLUSION Proses pengembangan instrumen penilaian keterampilan proses sains terintegrasi 4C pada pembelajaran biologi SMA dilakukan dengan tahapan nenentukan tujuan pengembangan

Dari hasil penelitian dan pengembangan, tes penilaian keterampilan proses sains yang dikembangkan memiliki karakteristik: 1 Tes penilaian keterampilan proses sains berupa tes uraian