• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Harga Pokok Produksi Secara Tradisional dengan Activity Based Costing sebagai Alternatif untuk Memperoleh Harga Pokok yang Lebih Akurat pada Pabrik Sisir Tenun.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Harga Pokok Produksi Secara Tradisional dengan Activity Based Costing sebagai Alternatif untuk Memperoleh Harga Pokok yang Lebih Akurat pada Pabrik Sisir Tenun."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

vi

ABSTRACT

The purpose of this research is to know production process of a reed company in Bandung and to analyze the comparison between cost of goods manufactured calculation methods, that applied in the company (traditional costing method) and Activity Based Costing (ABC) method. The obatained data was performed during the year 2013. Based on analysis result, Cost Of Goods Manufactured calculation for Ishikawa and Waterjet using ABC method resulted the Cost Of Goods Manufactured that is lower than traditional costing method, and Cost Of Goods Manufactured calculation for Picanol using ABC method resulted the Cost Of Goods Manufactured that is higher than traditional costing method. ABC method can describes the real consumption resource needed in production process and gives more acuracy in calculation of overhead cost.

(2)

vii

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses produksi dari sebuah perusahaan sisir tenun di Kota Bandung dan untuk menganalisis perbandingan antara metode perhitungan harga pokok produksi yang saat ini sedang diterapkan dalam perusahaan (Metode Tradisional) dengan Metode Activity Based Costing. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data perusahaan selama tahun 2013. Berdasarkan hasil analisis, perhitungan harga pokok produksi untuk produk Ishikawa dan Waterjet dengan menggunakan Metode Activity Based Costing menghasilkan harga pokok produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan Metode Tradisional, dan perhitungan harga pokok produksi untuk produk Picanol dengan menggunakan Metode Activity Based Costing menghasilkan harga pokok produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Metode Tradisional. Metode Activity Based Costing dapat lebih menjelaskan konsumsi sumber daya yang sesungguhnya digunakan dalam proses produksi sehingga memberikan perhitungan biaya tidak langsung (biaya overhead) yang lebih akurat.

(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv

KATA PENGANTAR ... v

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 6

2.1 Landasan Teori ... 6

2.1.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya ... 6

(4)

ix

2.1.3 Konsep Biaya dan Cara Penggolongan Biaya ... 8

2.1.4 Harga Pokok Produksi ... 11

2.1.5 Activity Based Costing ... 13

2.1.5.1 Definisi ABC ... 13

2.1.5.2 Asumsi dan konsep dasar ABC ... 14

2.1.5.3 Identifikasi dan Klasifikasi Aktivitas ... 17

2.1.5.4 Pemicu Biaya ... 18

2.1.5.5 Penerapan ABC... 20

2.1.5.6 Manfaat ABC ... 22

2.1.5.7 Kelemahan ABC ... 24

2.1.5.8 Perbandingan ABC dengan Tradisional ... 25

2.1.5.9 Akurasi Metode ABC ... 26

2.2 Penelitian Sebelumnya ... 27

2.3 Model Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN... 30

3.1 Objek Penelitian ... 30

3.2 Metode Penelitian ... 31

3.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 32

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.5 Teknik Analisis ... 34

3.6 Definisi Operasionalisasi Variabel ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

(5)

x

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 39

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 40

4.1.3 Proses Produksi Perusahaan ... 44

4.2 Analisis Data ... 53

4.3 Pembahasan ... 65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1 Simpulan ... 68

5.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN ... 73

(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Umum Model ABC... 16

Gambar 2.2 Perbedaan Metode Tradisional dan Metode ABC... 27

Gambar 2.3 Skema Model Penelitian... 29

(7)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 36

Tabel 4.1 Bahan Baku Utama dan Penolonh ... 44

Tabel 4.2 Data Produksi PD “X” ... 46

Tabel 4.3 Data Pemakaian Bahan Baku ... 47

Tabel 4.4 Data Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 47

Tabel 4.5 Ringkasan Data Produksi, BBB, BTKL ... 48

Tabel 4.6 Biaya Pada PD “X” ... 49

Tabel 4.7 Biaya Overhead PD “X” ... 50

Tabel 4.8 Daftar Cost Driver ... 52

Tabel 4.9 Perhitungan HPP Tradisional... 54

Tabel 4.10 Klasifikasi Biaya ke dalam Level Aktivitas ... 55

Tabel 4.11 Daftar Cost Driver ... 57

Tabel 4.12 Cost Pool Homogen ... 59

Tabel 4.13 Pool Rate Aktivitas Level Unit ... 60

Tabel 4.14 Pool Rate Aktivitas Level Batch ... 61

Tabel 4.15 Pool Rate Aktivitas Level Produk ... 61

Tabel 4.16 Pool Rate Aktivitas Level Aktivitas ... 62

Tabel 4.17 Pembebanan BOP dengan ABC ... 63

Tabel 4.18 Perhitungan HPP dengan ABC ... 64

Tabel 4.19 Perbandingan HPP secara tradisional dengan ABC ... 65

(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(9)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Dalam menghadapi persaingan global terutama terkait dengan sistem

perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus

bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Salah satu strategi yang dapat

dilakukan oleh perusahaan agar dapat terus bertahan dalam persaingan global ini

adalah dengan melakukan efisiensi biaya, meningkatkan produktivitas, meningkatkan

kualitas produk dan meningkatkan kemampuan untuk memberi respons terhadap

berbagai kebutuhan konsumen. Dengan demikian, dinamika perekonomian global

yang maju dengan pesat, kompleks, dan penuh inovasi, teknologi tersebut menuntut

para pelaku bisnis untuk dapat mengelola usahanya dengan efektif dan efisien serta

membutuhkan tersedianya informasi yang sistematik sehingga kelangsungan hidup

usaha dapat terus berlanjut.

Salah satu yang terpengaruh dengan adanya perubahan lingkungan tersebut

adalah proses produksi, yaitu otomatisasi pabrikasi. Dengan penerapan teknologi ini,

maka proporsi biaya overhead dalam penentuan harga pokok produksi akan

menempati porsi yang lebih besar sehingga diperlukan perhitungan dan pembebanan

kepada harga pokok produk sesuai dengan proporsi aktivitas yang dikonsumsi.

Dalam sistem perhitungan biaya tradisional, biaya overhead dialokasikan

secara langsung kepada harga pokok produk bergantung dari jumlah output yang

dihasilkan. Hal ini akan menghasilkan harga pokok produk yang tidak akurat atau

(10)

2 Bab I Pendahuluan

dalam mengukur efisiensi dan produktivitas. Agar tidak terjadi distorsi penentuan

harga pokok per unit, banyak perusahaan yang mengadopsi penggunaan sistem

penentuan harga pokok (costing) berbasis aktivitas (ABC) dengan harapan

perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh perusahaan menjadi lebih

akurat dengan tetap memegang efisiensi pada proses produksinya.

Dikutip oleh Sujana, buletin studi ekonomi (2006:283) Akuntansi biaya

adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya

pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta

penafsiran terhadapnya. Untuk tujuan penentuan cost produksi, akuntansi biaya

menyajikan informasi biaya yang diestimasi akan terjadi dengan biaya yang

sesungguhnya terjadi, kemudian menyajikan analisis terhadap penyimpangannya.

Untuk tujuan pengambilan keputusan khusus, akuntansi biaya menyajikan biaya

yang relevan dengan keputusan yang akan di ambil, dan biaya yang relevan dengan

keputusan khusus ini selalu berhubungan dengan biaya yang akan datang. Menurut

Mulyadi (2007:23), salah satu informasi penting dalam operasi perusahaan antara

lain berupa informasi harga pokok produksi yang merupakan faktor penting dalam

pengambilan berbagai keputusan manajerial. Hansen dan Mowen (2006:53) harga

pokok produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesesaikan selama

periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan ke barang yang diselesaikan adalah

biaya manufaktur bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.

Perusahan “X” yang berlokasi di Jalan Rumah Sakit no. 119 Gedebage

Ujungberung, Bandung., merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri sisir

tenun, yaitu salah satu sparepart mesin tekstil. Perusahaan selama ini menerapkan

(11)

3 Bab I Pendahuluan

menerapkan otomatisasi pabrikasi, perusahaan dianggap perlu untuk menerapkan

metode perhitungan Activity Based Costing. Selain hal tersebut di atas perusahaan

menganggap bahwa kebutuhan akan informasi yang lebih akurat tersebut terkait

dengan kondisi persaingan yang sedang terjadi dan akan terus meningkat pada era

globalisasi di Indonesia ini.

Beberapa perbandingan antara sistem biaya tradisional dan sistem Activity Based

Costing (ABC) yang dikemukakan oleh Amin Widjaya (1992:118) dalam bukunya “Activity-Based Costing untuk manufakturing dan pemasaran ", adalah sebagai

berikut: :

1. Sistem biaya ABC menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemacu biaya driver)

untuk menentukan seberapa besar konsumsi overhead dari setiap

produk.Sedangkan sistem biaya tradisional mengalokasikan biaya overhead secara

arbitrer berdasarkan satu atau dua basis alokasi yang non reprersentatif.

2. Sistem biaya ABC memfokuskan pada biaya, mutu dan faktor waktu.Sistem biaya

tradisional terfokus pada performansi keuangan jangka pendek seperti laba.

Apabila sistem biaya tradisional digunakan untuk penentuan harga dan

profitabilitas produk, angka-angkanya tidak dapat diandalkan.

3. Sistem biaya ABC memerlukan masukan dari seluruh departemen persyaratan ini

mengarah ke integrasi organisasi yang lebih baik dan memberikan suatu

pandangan fungsional silang mengenai organisasi

4. Sistem biaya ABC mempunyai kebutuhan yang jauh lebih kecil untuk analisis

varian dari pada sistem tradisional , karena kelompok biaya (cost pools) dan

(12)

4 Bab I Pendahuluan

menggunakan data biaya historis pada akhir periode untuk menghilang biaya

aktual apabila kebutuhan muncul.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi yang berlaku sekarang di

perusahaan.

2. Bagaimana seandainya perusahaan menerapkan Activity Based Costing terhadap

perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan “X”.

3. Bagaimana perbandingan harga pokok produksi dengan perhitungan tradisional

dan dengan Activity Based Costing.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk memberikan gambaran tentang konsep Activity Based Costing yang akan

dapat menghasilkan perhitungan harga pokok produksi dengan lebih akurat.

2. Untuk melihat perbedaan akurasi harga pokok produksi bila dihitung secara

tradisional dan dengan Activity Based Costing.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi pihak manajemen (Perusahaan “X”) penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran dan wawasan serta masukan tentang

perhitungan harga pokok produksi dengan mengunakan metode Activity Based

(13)

5 Bab I Pendahuluan

2. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang

peranan dari metode Activity Based Costing dalam perhitungan harga pokok

produksi serta manfaatnya dalam meningkatkan keunggulan kompetitif.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta dapat

(14)

Universitas Kristen Maranatha 68

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis di PD “X”

maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Perhitungan Harga Pokok Produksi pada PD “X” masih menggunakan Sistem

Tradisional. Sistem Tradisional membebankan semua elemen biaya produksi tetap

maupun biaya produksi variabel ke dalam Harga Pokok Produksi. Sistem

Tradisional membebankan Biaya Overhead Pabrik menggunakan tarif tunggal

berdasarkan jumlah unit produksi, yaitu total Biaya Overhead Pabrik dibagi

dengan jumlah unit produksi. Hasil perhitungan Harga Pokok Produksi per unit

pada tahun 2013 menggunakan Sistem Tradisional diperoleh hasil Harga Pokok

Produksi untuk Picanol adalah sebesar Rp 938.521,89 untuk Ishikawa sebesar Rp

334.669,89 dan untuk Waterjet sebesar Rp 415.332,46

2. Perhitungan Harga Pokok Produksi pada PD “X” dengan Activity-Based Costing

System dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah menelusuri biaya dari sumber daya ke aktivitas yang mengkonsumsinya. Tahap ini terdiri dari:

mengidentifikasi dan menggolongkan aktivitas ke dalam empat level aktivitas,

menghubungkan berbagai biaya dengan berbagai aktivitas, menentukan Cost

(15)

69 Bab V Simpulan dan Saran

kedua adalah membebankan tarif kelompok berdasarkan Cost Driver. Biaya

Overhead Pabrik ditentukan berdasarkan tarif kelompok dan Cost Driver yang digunakan. Hasil perhitungan Harga Pokok Produksi per unit pada tahun 2013

menggunakan Activity-Based Costing System diperoleh hasil Harga Pokok

Produksi untuk Picanol adalah sebesar Rp 960.136,72 untuk Ishikawa sebesar Rp

329.898,39 dan untuk Waterjet sebesar Rp 384.796,68

3. Perbandingan Harga Pokok Produksi pada PD “X” dengan menggunakan Sistem

Tradisional dan Activity-Based Costing System adalah sebagai berikut:

a. Perhitungan Harga Pokok Produksi menggunakan Activity-Based Costing System

memberikan hasil yang lebih mahal dari Sistem Tradisional adalah pada Picanol,

sedangkan Ishikawa dan Waterjet memberikan hasil yang lebih murah.

b. Activity-Based Costing System memberikan hasil lebih besar dibandingkan dengan

Sistem Tradisional pada Picanol dengan selisih Rp 21.614,83 atau 2,3% lebih

besar dari Sistem Tradisional. Sedangkan selisih Harga Pokok Produksi dengan

Sistem Tradisional pada Ishikawa dan Waterjet dengan Activity-Based Costing

System memberikan hasil yang lebih kecil secara berturut-turut yaitu Rp 4.771,5 atau 1,43% dan Rp 30.535,78 atau 7,35% lebih kecil dari Sistem Tradisional.

c. Perbedaan yang terjadi antara Harga Pokok Produksi dengan menggunakan Sistem

Tradisional dengan Activity-Based Costing System disebabkan karena

pembebanan Biaya Overhead Pabrik pada masing-masing produk. Pada Sistem

Tradisional, biaya pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu Cost

(16)

70 Bab V Simpulan dan Saran

Pabrik pada masing-masing produk dibebankan pada banyak Cost Driver,

sehingga Activity-Based Costing System mampu mengalokasikan biaya aktivitas

ke setiap jenis produk secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing

aktivitas.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, maka terdapat

beberapa saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan

kebijakan, saran tersebut antara lain:

1. Sebaiknya perusahaan menggunakan metode ABC dalam menghitung harga pokok

produksi karena menyediakan perhitungan yang lebih akurat dan lebih

mencerminkan konsumsi sumberdaya yang digunakan dalam proses produksi.

2. Sebaiknya perusahaan tidak hanya menggunakan unit produksi sebagai pemicu

biaya untuk menghitung biaya overhead Picanol, Ishikawa, dan Waterjet karena

(17)

72

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Edward, Kung H. Chen, and Thomas W. Lin. 2002. Cost Management: A Strategic Emphasis. International Edition. New York: McGraw- Hill Companies International, Inc.

Carter, William K. and Milton F. Usry. 2002. Cost Accounting. Thirteenth Edition. Ohio : South Western Publishing Co.

Cooper, Robin, and Robert S. Kaplan. 1991. The Design of Cost Management Systems : Text, Cases, and Readings. New Jersey : Prentice Hall, Inc.

Garrison, Ray. H. and Eric W. Noreen. 2003. Concept for Planning, Controling, Decision Making. Managerial Accounting. Tenth Edition. Richard D. Irwin Inc.

Hansen Don R., and Maryanne M. Mowen. 2003. Management Accounting. Sixth Edition. Ohio : South Western Publishing Co.

Hilton, Ronald W. 1999. Managerial Accounting. Fourth Edition. New York. McGraw-Hill Companies International, Inc.

---, Ronald W., Michael W. Maher, and Frank H. Selto. 2006. Cost Management : Strategies for Business Decision. Third Edition. New York : McGraw- Hill Companies, Inc.

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, and George Foster. 2003. Cost Accounting: A Managerial Emphasis. New Jersey : Prentice Hall, Inc.

Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta : UPP AMP YKPN ---. 2003. Activity Based Cost Systems : Sistem Informasi Biaya Untuk

Pengurangan Biaya. Edisi 6. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Simamora, Henry. 1999. Akuntansi Manajemen. Cetakan Pertama. Jakarta. Salemba Empat.

(18)

73

Rizki Yudhitia Nufus. (2007). “ABC System sebagai Alternatif Penentuan Tarif

Kamar di Hotel Bahari Tegal.” Skripsi. Yogyakarta: Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

It can involve electronic funds transfer, supply chain management, e- marketing, online marketing, online transaction processing, electronic data interchange (EDI),

Rapat-rapat yang diadakan misalnya rapat pimpinan dan Senat seringkali hanya sebuah ritual atau simbolik karena seringkali keputusan dari hasil rapat tersebut

Warga Kampung Adat Dukuh masih menanamkan konsep dasar permainan konclong kepada anak-anak penerus mereka secara re-generasi dengan memberikan pemahaman pola permainan secara

Penelitian dilakukan dengan menganalisis peran dari APIP dan Aparatur Desa terkait dalam pengelolaan keuangan desa.Selanjutnya,tujuannya untuk menuju tata kelola

Budidaya jagung manis pada tanah PMK yang diberi bahan organik yang cukup dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi, pemberian bahan organik harus diiringi

Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk untuk mengetahui atribut yang paling sesuai dengan harapan konsumen teh celup merek Sariwangi dan Customer

Hasil analisis geomorfologi menunjukkan adanya pola bentang alam yang relatif melingkar dan pola aliran yang semi-radial, stratigrafinya disusun oleh lava andesit kohoren, breksi

Sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Daerah diberi kewenangan untuk menuntut 5 (lima)