vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
In connection with the development of education, the reality of government policy and Institutions of College, as now, a lot of force to bring the changes that universities face intense competition. As one of the educational institutions, private university has the mission of national education by taking into account various factors such as instrument inputs, institutional (organization), as well as quality of management, that still exist and can carve a good name in the community. Given that the student is also one important element in the process of achieving the goals of the university, therefore they should get attention, especially to identify and analyze the factors motivating the students in learning so that they can achieve a satisfactory academic achievement. This study aimed to determine the effect of self-concept on student learning motivation. The variables used include self-concept self-image, ideal self, self-esteem, role, and identity. By using a questionnaire survey, this study examined the effect of self-concept on motivation to learn in the Senate, the set, and the unit of the Maranatha Christian University student activities. Specifically, this study examines the influence of self-concept on motivation to learn. Sixty-five respondents representing from one university to be a part in this survey. Hypothesis testing was conducted using multiple linear regression analysis. Results showed that self-concept in this study had a positive influence for 37.8% of the motivation to learn and the rest influenced by other factors that are not observed by the researcher.
ABSTRAK
Berkaitan dengan semakin berkembangnya dunia pendidikan, realitas kebijakan pemerintah maupun Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi seperti sekarang ini, banyak membawa perubahan yang memaksa Perguruan Tinggi berhadapan dengan ketatnya persaingan. Sebagai salah satu lembaga pendidikan, Perguruan Tinggi Swasta mengemban misi pendidikan nasional dengan tetap memperhatikan berbagai faktor seperti instrumen input, kelembagaan (organisasi), serta kualitas pengelolaan, agar tetap eksis serta dapat mengukir nama baik di masyarakat. Mengingat bahwa mahasiswa juga merupakan salah satu unsur penting dalam proses pencapaian tujuan suatu perguruan tinggi, oleh karena itu mereka harus mendapatkan perhatian, terutama dengan mengetahui dan menganalisis faktor-faktor pendorong motivasi mahasiswa dalam belajar sehingga mereka dapat mencapai prestasi akademik yang memuaskan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsep diri terhadap motivasi belajar mahasiswa. Adapun variabel konsep diri yang digunakan meliputi gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran, dan identitas diri. Dengan menggunakan survei kuesioner, penelitian ini menguji pengaruh konsep diri terhadap motivasi belajar pada senat, himpunan, dan unit kegiatan mahasiswa Universitas Kristen Maranatha. Secara khusus, penelitian ini mengkaji tentang pengaruh konsep diri terhadap motivasi belajar. Enam puluh lima responden yang mewakili dari satu universitas yang menjadi bagian dalam survei ini. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode analisis regresi linier berganda. Hasil menunjukkan bahwa konsep diri dalam penelitian ini memiliki pengaruh positif sebesar 37,8% terhadap motivasi belajar dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati oleh peneliti.
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRACT ... vii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 8
2.1. Konsep Diri ... 8
2.1.1.Definisi Konsep Diri ... 8
2.1.2.Perkembangan Konsep Diri ... 10
2.1.3.Faktor yang mempengaruhi perkembangan Konsep Diri ... 12
2.1.4.Dimensi Konsep Diri ... 14
2.1.5.Peranan Konsep Diri ... 19
2.1.6.Konsep Diri positif dan Konsep Diri Negatif ... 21
2.1.7.Aspek Konsep Diri ... 25
2.1.8.Faktor-faktor dalam Konsep Diri... 26
2.1.9.Komponen Konsep Diri ... 28
2.2. Motivasi ... 31
2.2.1 Macam-macam Motivasi ... 34
2.2.2 Fungsi Motivasi ... 36
2.2.3 Teori Motivasi ... 38
2.2.4 Hal yang mempengaruhi Motivasi... 43
2.2.4.1. Motivasi ekstrinsik ... 43
2.2.4.2. Motivasi intrinsik ... 44
2.2.5. Aspek-aspek dalam Motivasi ... 44
2.2.6. Belajar ... 46
2.3. Hubungan Konsep Diri terhadap Motivasi Belajar ... 47
xi Universitas Kristen Maranatha
2.3.2. Kerangka Pemikiran ... 54
2.3 3. Hipotesis ... 55
BAB III METODE PENELITIAN... 56
3.1. Lokasi Penelitian ... 56
3.2. Waktu Penelitian ... 56
3.3. Jenis Penelitian ... 56
3.4. Metode Pengumpulan Data ... 57
3.5. Jenis dan Sumber Data ... 58
3.6. Populasi dan Sampel ... 59
3.6.1. Populasi ... 59
3.6.2.Sampel ... 59
3.7. Skala Pengukuran Penelitian ... 60
3.8. Metode Analisis Data ... 61
3.9. Alat Analisis Data ... 61
3.10. Definisi Operasionalisasi Variabel ... 67
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 74
4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 74
4.1.1. Uji Validitas ... 74
4.1.2. Uji Reliabilitas ... 78
4.2. Analisis Deskriptif Responden ... 79
4.3 Analisis Deskriptif Data Penelitian ... 80
4.3.1 Variabel Gambaran Diri ... 80
4.3.3. Variabel Harga Diri ... 85
4.3.4. Variabel Peran ... 88
4.3.5. Variabel Identitas Diri ... 90
4.3.6. Variabel Motivasi Belajar ... 93
4.4. Pengaruh Konsep Diri Terhadap Motivasi Belajar ... 99
4.4.1. Uji Asumsi Klasik ... 99
4.4.1.1. Uji Normalitas Data ... 99
4.4.1.2. Uji Heteroskedastisitas ... 100
4.4.1.3. Uji Multikoliniearitas ... 101
4.4.1.4. Uji Linieritas ... 102
4.4.2. Regresi Linier Berganda ... 103
4.4.3. Analisis Korelasi Pearson Product Moment ... 106
4.4.4. Analisis Koefisien Determinasi... 107
4.4.5. Pengujian Hipotesis ... 109
4.4.5.1. Uji Simultan (Uji F) ... 109
4.4.5.2. Uji Parsial (Uji t) ... 111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 119
5.1. Kesimpulan ... 119
5.2. Saran ... 121
DAFTAR PUSTAKA ... 123
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow ... 38
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 54
Gambar 4.1 Kurva Pengujian Statistik Durbin Watson ... 103
Gambar 4.2 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial Variabel X1 ... 112
Gambar 4.3 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial Variabel X2 ... 113
Gambar 4.4 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial Variabel X3 ... 114
Gambar 4.5 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial Variabel X4 ... 115
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel ... 68
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil uji validitas variabel Gambaran Diri ... 74
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil uji validitas variabel Ideal Diri ... 75
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil uji validitas variabel Harga Diri ... 75
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil uji validitas variabel Peran ... 75
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil uji validitas variabel Identitas Diri ... 76
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil uji validitas variabel Motivasi Belajar ... 76
Tabel 4.7 Hasil uji reliabilitas kuesioner penelitian ... 78
Tabel 4.8 Data deskriptif responden ... 79
Tabel 4.9 Skor jawaban responden terhadap item pernyataan X1 ... 81
Tabel 4.10 Rekapitulasi jawaban responden item pernyataan X1 ... 82
Tabel 4.11 Skor jawaban responden terhadap item pernyataan X2 ... 83
Tabel 4.12 Rekapitulasi jawaban responden item pernyataan X2 ... 85
Tabel 4.13 Skor jawaban responden terhadap item pernyataan X3 ... 86
Tabel 4.14 Rekapitulasi jawaban responden item pernyataan X3 ... 87
Tabel 4.15 Skor jawaban responden terhadap item pernyataan X4 ... 88
Tabel 4.16 Rekapitulasi jawaban responden item pernyataan X4 ... 90
Tabel 4.17 Skor jawaban responden terhadap item pernyataan X5 ... 91
Tabel 4.18 Rekapitulasi jawaban responden item pernyataan X5 ... 92
Tabel 4.19 Skor jawaban responden terhadap item pernyataan Y ... 93
Tabel 4.20 Rekapitulasi jawaban responden item pernyataan Y ... 96
Tabel 4.21 Hasil uji Normalitas ... 100
Tabel 4.22 Hasil uji Glejser ... 100
xv Universitas Kristen Maranatha
Tabel 4.24 Nilai statistik Durbin Watson ... 102
Tabel 4.25 Hasil perhitungan nilai persamaan regresi ... 105
Tabel 4.26 Nilai koefisien korelasi Pearson Product Moment ... 106
Tabel 4.27 Koefisien korelasi dan taksirannya ... 107
Tabel 4.28 Analisis koefisien determinasi ... 108
Tabel 4.29 Persentase pengaruh dari masing-masing variabel bebas ... 109
Tabel 4.30 Pengujian hipotesis simultan (uji F) ... 110
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Kuesioner Penelitian ... 126
Lampiran B Responden Penelitian ... 127
Lampiran C Lampiran Hasil Output SPSS... 129
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Berkaitan dengan semakin berkembangnya dunia pendidikan, realitas kebijakan
pemerintah maupun Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi seperti sekarang ini,
banyak membawa perubahan yang memaksa Perguruan Tinggi berhadapan dengan
ketatnya persaingan. Perguruan Tinggi dituntut untuk mampu mengatasi dan
mengantisipasi datangnya pesaing dari Perguruan Tinggi lain baik negeri maupun
swasta, menutup kelemahan-kelemahan yang ada, serta semaksimal mungkin
memanfaatkan peluang-peluang dengan kekuatan yang dimilikinya.
Seiring dengan semakin banyaknya Perguruan Tinggi di Indonesia baik
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS), maka
suatu lembaga pendidikan harus mampu meningkatkan kualitas terutama kualitas
akademiknya sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu yang berkembang
saat ini. Sehingga mutu output berupa lulusan suatu perguruan tinggi dapat berkiprah
serta dapat diterima oleh dunia kerja dan masyarakat pada umumnya.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan, Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
mengemban misi pendidikan nasional dengan tetap memperhatikan berbagai faktor
seperti instrumen input, kelembagaan (organisasi), serta kualitas pengelolaan, agar
tetap eksis serta dapat mengukir nama baik di masyarakat. Keberhasilan suatu PTS,
yaitu adanya kerjasama antar unsur pimpinan, staf dosen, staf administrasi, dan
mahasiswa.
Sebagai objek, mahasiswa terlibat secara langsung dalam Proses Belajar
Mengajar (PBM) di suatu Perguruan Tinggi. Keberhasilan PBM tersebut ditentukan
dari jalinan kerjasama dan kualitas keterlibatan antara unsur mahasiswa
bersama-sama dengan dosen. Mengingat bahwa mahasiswa juga merupakan salah satu unsur
penting dalam proses pencapaian tujuan suatu perguruan tinggi, oleh karena itu
mereka harus mendapatkan perhatian, terutama dengan mengetahui dan menganalisis
faktor-faktor pendorong motivasi mahasiswa dalam belajar sehingga mereka dapat
mencapai prestasi akademik yang memuaskan dan agar mereka juga dapat
menyelesaikan studinya di perguruan tinggi secara tepat waktu.
Dalam belajar sangat diperlukan motivasi. Menurut beberapa ahli psikologi,
pada diri seseorang terdapat penentuan tingkah laku, yang bekerja untuk
mempengaruhi tingkah laku itu. Faktor penentu tersebut adalah motivasi atau daya
penggerak tingkah laku manusia. Motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam
diri seseorang melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Pernyataan ahli
tersebut, dapat diartikan bahwa yang dimaksud tujuan adalah sesuatu yang berada di
luar diri manusia sehingga kegiatan manusia lebih terarah karena seseorang akan
berusaha lebih semangat dan giat dalam berbuat sesuatu. Motivasi belajar adalah
tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan pada perilaku yang menimbulkan
kegiatan belajar (Azizah, 2007). Belajar di perguruan tinggi adalah suatu pekerjaan
yang berat, dan belajar di perguruan tinggi sangat berbeda dengan belajar di sekolah
3 Universitas Kristen Maranatha mahasiswa. Pengajar atau dosen hanya memberikan dasar-dasar pengetahuan saja.
Oleh karena itu, pada mahasiswa dituntut adanya sikap dan perilaku yang benar
dalam belajar. Salah satu hal yang penting ketika belajar di perguruan tinggi adalah
perlu adanya motivasi yang tinggi pada diri mahasiswa untuk belajar. Belajar di
perguruan tinggi merupakan kegiatan untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman
tentang suatu hal, atau penguasaan kecakapan dalam suatu hal atau bidang hidup
tertentu lewat usaha, pengajaran atau pengalaman. Hasil belajar adalah perubahan
pandangan, cara berpikir, berperasaan, berkehendak cara kerja, dan keseluruhan
perilaku hidup. Belajar merupakan salah satu kegiatan penting dalam usaha
pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Kegiatan belajar juga merupakan sebagai
bentuk aktivitas mahasiswa berdasarkan keinginannya sendiri, sehingga pengetahuan
tentang belajar lebih banyak dilandasi oleh karena adanya motivasi diri dalam
menuntut ilmu atau belajar, karena motivasi berperan sangat penting dalam
membangun prestasi dalam belajar. Motivasi tiap orang untuk belajar di perguruan
tinggi berbeda-beda. Motivasi sudah ada pada saat seseorang akan melakukan
sesuatu, namun banyak yang tidak menyadarinya. Oleh karena itu, perlu kita
mengetahui apa sebenarnya motivasi belajar yang ada pada diri kita sendiri serta
metode dalam belajar yang harus kita terapkan.
Selanjutnya, motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni cita-cita,
kemampuan belajar, kondisi, lingkungan dan unsur-unsur dinamis dalam belajar.
Kepercayaan diri tersebut merupakan suatu bentuk dari konsep diri, sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Burn (1977, dikutip dari Slameto 2003) yang
sendiri yang relatif sulit diubah. Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini
dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa,
tidak kompeten, gagal dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Sedangkan individu
yang memiliki konsep diri positif akan bersikap optimis, percaya diri sendiri dan
selalu besikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialami.
Universitas Kristen Maranatha merupakan salah satu PTS yang sudah
berkiprah selama lebih dari 40 tahun. Jika dilihat dari lamanya berdiri, maka
sepantasnyalah nama Universitas Kristen Maranatha dikenal terutama oleh
masyarakat di kota Bandung. Namun demikian, Universitas Kristen Maranatha tetap
berusaha untuk terus memperbaiki kualitas pendidikan baik kualitas proses belajar
mengajar, fasilitas pendukung, para dosen, pelayanan akademik, maupun kualitas
lulusan agar dapat dipercaya serta dapat diterima oleh pengguna lulusan atau dunia
kerja pada umumnya. Motivasi belajar, nampaknya menjadi salah satu penyebab
belum tercapainya sasaran mutu. Demikian hasil studi yang dilakukan oleh Fyans &
Maerh dalam Suciati (2005) menunjukkan dari tiga faktor (latar belakang keluarga,
kondisi sekolah, dan motivasi), bahwa motivasi merupakan prediktor yang paling
baik untuk prestasi belajar. Rendahnya motivasi belajar akan berdampak pada
prestasi akademik mahasiswa secara keseluruhan dan akhirnya akan berdampak pada
kualitas lulusan yang dihasilkan. Kualitas lulusan yang rendah akan membentuk
image yang tidak baik terhadap lulusan Universitas Kristen Maranatha di mata para
pengguna dan dunia kerja pada umumnya. Senat, Himpunan Mahasiswa dan Unit
Kegiatan Universitas Kristen Maranatha pada beberapa tahun yang lalu memiliki
5 Universitas Kristen Maranatha mahasiswa yang tergabung dalam Senat, Himpunan dan Unit Kegiatan adalah
mahasiswa yang memiliki IPK rendah, kegiatan yang tidak terstruktur, dan
tanggapan negatif lainnya. Namun, seiring perkembangan program dan kebijakan
universitas sekarang telah berubah, dengan dilakukannya tes seleksi masuk, kegiatan
yang terstruktur, dan kegiatan pengembangan diri yang lebih baik.
Mahasiswa yang memutuskan untuk bergabung dalam kegiatan
kemahasiswaan seharusnya sudah mengetahui konsekuensi yang akan dihadapinya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa waktu belajar mahasiswa akan tersita oleh kegiatan
kemahasiswaan. Pada saat seseorang baru bergabung dalam kegiatan kemahasiswaan,
mayoritas mereka akan mengatakan bahwa mereka akan mampu mengatur dan
membagi waktu dengan baik antara kuliah dan kegiatan kemahasiswaan. Jika hanya
menjadi anggota saja, tentu hal ini dapat dilakukan dengan mudah, tetapi beda halnya
dengan mahasiswa yang menjadi pengurus inti struktural dalam kegiatan
kemahasiswaannya. Secara umum, pengurus inti struktural dapat dijabarkan sebagai
ketua, wakil, sekretaris, dan bendahara. Namun di beberapa organisasi
kemahasiswaan, ada tambahan yaitu kepala divisi. Sebagai mahasiswa yang menjadi
pengurus inti struktural di organisasi kemahasiswaan, tentu tanggung jawabnya lebih
besar dibandingkan dengan menjadi anggota biasa saja. Anggota biasa, jika dia tidak
aktif, tidak akan menjadi masalah. Lain halnya dengan pejabat strukural, tanggung
jawabnya lebih besar dan tentu saja tidak bisa ditinggalkan begitu saja seperti
anggota biasa. Secara otomatis, waktu belajarnya akan lebih banyak tersita sehingga
memungkinkan terjadinya penurunan prestasi dan motivasi belajar jika waktu
Berdasarkan alasan-alasan di atas, peneliti ingin mengkaji dan menelaah
mengenai hubungan konsep diri dengan motivasi belajar melalui penelitian dengan
judul “Pengaruh Konsep Diri Terhadap Motivasi Belajar Pada SEMA, HIMA
dan Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha”
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh konsep diri pada SEMA, HIMA dan Unit Kegiatan
mahasiswa Universitas Kristen Maranatha?
2. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar pada SEMA, HIMA dan Unit
Kegiatan mahasiswa Universitas Kristen Maranatha?
3. Apakah terdapat pengaruh konsep diri terhadap motivasi belajar pada pada
SEMA, HIMA dan Unit Kegiatan mahasiswa Universitas Kristen Maranatha?
1.3. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh konsep diri pada pada SEMA,
HIMA dan Unit Kegiatan mahasiswa Universitas Kristen Maranatha.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh motivasi belajar pada pada SEMA,
7 Universitas Kristen Maranatha
3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh konsep diri terhadap motivasi
belajar pada SEMA, HIMA dan Unit Kegiatan mahasiswa Universitas Kristen
Maranatha.
1.4. Manfaat penelitian
1.4.1. Manfaat bagi universitas
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sumbangan atau masukan bagi
universitas yang bersangkutan untuk mempelajari sampai sejauh mana
kecenderungan konsep diri dapat mempengaruhi terhadap motivasi belajar
mahasiswa, terutama pada lingkungan SEMA, HIMA dan Unit Kegiatan
mahasiswa Universitas Kristen Maranatha.
1.4.2. Manfaat bagi pembaca
Dari penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan, serta dapat dijadikan sebagai bahan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah peneliti mengadakan pembahasan mengenai “Pengaruh Konsep Diri
Terhadap Motivasi Belajar Pada SEMA, HIMA dan Unit Kegiatan Mahasiswa
Universitas Kristen Maranatha”, maka peneliti dalam bab ini akan mencoba menarik
suatu kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan atas uraian yang telah penulis
kemukakan dalam bab sebelumnya.
1. Berdasarkan keseluruhan pemaparan analisis perhitungan statistik pada uji
korelasi, uji koefisien determinasi, dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa Konsep Diri (Gambaran Diri, Ideal Diri, Harga Diri, Peran
dan Identitas Diri) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan, karena
dilihat dari rata-rata tanggapan responden terhadap kuesioner yang disebarkan
pada SEMA, HIMA, dan Unit Kegiatan Mahasiswa sebesar 1057 (berada pada
kategori cukup tinggi hingga tinggi)
2. Berdasarkan keseluruhan pemaparan analisis perhitungan statistik pada uji
korelasi, uji koefisien determinasi, dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa Motivasi belajar secara simultan mempunyai pengaruh yang
signifikan, karena dilihat dari rata-rata tanggapan responden terhadap kuesioner
yang disebarkan pada SEMA, HIMA, dan Unit Kegiatan Mahasiswa sebesar
120 Universitas Kristen Maranatha
3. Berdasarkan keseluruhan pemaparan analisis perhitungan statistik pada uji
korelasi, uji koefisien determinasi, dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa
- Gambaran Diri secara parsial memiliki pengaruh yang Signifikan terhadap
Motivasi Belajar dengan persentase hubungan sebesar 8,94%.
- Ideal Diri secara parsial memiliki pengaruh yang Signifikan terhadap
Motivasi Belajar dengan persentase hubungan sebesar 15,17%.
- Harga Diri secara parsial memiliki pengaruh yang tidak Signifikan terhadap
Motivasi Belajar dengan persentase hubungan sebesar 3,82%.
- Peran secara parsial memiliki pengaruh yang tidak Signifikan terhadap
Motivasi Belajar dengan persentase hubungan sebesar 6,22%
- Identitas Diri secara parsial memiliki pengaruh yang tidak Signifikan
terhadap Motivasi Belajar dengan persentase hubungan sebesar 3,68%
Sehingga dapat terlihat secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
Konsep diri (Gambaran Diri, Ideal Diri, Harga Diri, Peran dan Identitas Diri)
terhadap Motivasi Belajar pada SEMA, HIMA, dan Unit Kegiatan Mahasiswa
dengan persentase hubungan sebesar 37,8%, sedangkan sisanya sebesar 62,2%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati oleh peneliti. Jika mengacu pada
penelitian yang dilakukan Arko Pujadi (2007), variabel lain yang dapat
mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa dapat berupa faktor intrinsik dalam
dirinya dan faktor-faktor ekstrinsik (lingkungan belajarnya), seperti kualitas dosen,
materi kuliah, metode perkuliahan, kondisi dan suasana ruang kuliah, dan fasilitas
Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar
mahasiswa pada SEMA, HIMA, dan Unit Kegiatan Universitas Kristen Maranatha
masih perlu ditingkatkan. Motivasi belajar tersebut sama (merata) diantara
mahasiswa yang berbeda gender, jurusan dan tahun angkatan. Sementara, dari hasil
pengujian terhadap faktor-faktor yang diduga memiliki hubungan dengan motivasi
belajar mahasiswa, dua diantaranya, yaitu Gambaran diri dan Ideal diri terbukti
memiliki hubungan yang signifikan dengan motivasi belajar mahasiswa. Sedangkan
hubungan motivasi belajar mahasiswa dengan tiga faktor lainnya, yaitu Harga diri,
Peran, dan Identitas diri tenyata tidak signifikan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti ingin memberikan beberapa saran,
semoga saran ini dapat berguna. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Disadari bahwa hasil yang diperoleh melalui penelitian ini sangat terbatas,
karena hanya berkaitan dengan masalah aspek konsep diri yang dihubungkan
dengan motivasi belajar, untuk itu disarankan, perlu dikaji lebih lanjut
masalah-masalah lain diluar konsep diri, baik itu dalam penambahan atau pengurangan
jumlah variabel dalam konsep diri (Gambaran Diri, Ideal Diri, Harga Diri, Peran
dan Identitas Diri) maupun variabel lain yang berkaitan dengan strategi
peningkatan motivasi belajar yang belum terekam dalam penelitian ini.
2. Untuk mendapatkan hasil temuan penelitian yang lebih baik lagi, sebagai
pembanding penelitian ini, maka untuk penelitian selanjutnya dengan topik yang
122 Universitas Kristen Maranatha berbeda dan tentunya lebih banyak, karena dalam penelitian ini jumlah sampel
yang digunakan cukup terbatas mengingat keterbatasan waktu peneliti.
3. Bagi pembaca, jika skripsi ini digunakan sebagai referensi, maka hendaknya
dikaji kembali, karena penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna.
4. Bagi universitas, peneliti menyadari bahwa dalam suatu lingkungan kampus
terdapat banyak mahasiswa dengan bermacam-macam motivasi belajar, oleh
karena itu peran dosen cukup banyak untuk meningkatkan belajar mahasiswanya.
Hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
Optimalisasi penerapan prinsip belajar,
Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran,
Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan mahasiswa,
DAFTAR PUSTAKA
Albrecht, (1987). Social Intelligent, New York: John Wiley & Sons.
Alimul, H. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Bangun, Wilson, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Bandung.
Berzonsky, M.D. (1981). Adolescent Development. New York: MacMilan. Publishing. Co Inc.
Bilson Simamora, 2002, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Surabaya: Pustaka Utama.
Brehm. S.S dan Kassin. S.M (1989). Social Psycology. Boston: Houghton Mifflin Company.
Burns, Robert. (1982). Self-Concept Development And Education. London: Holt, Rinehart and Wiston.
Calhoun, J.F., dan Acocella, J.R. (1990). Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Alih bahasa: Satmoko. Semarang: IKIP Semarang Press.
Cherniss, Cary and Daniel Goleman (ed). (2001). The Emotionally Intelligent Workplace: How to Select for, Measure and Improve Emotional Intelligence in individuals, Groups and Organizations, San Fransisco: Jossey Bass.
Derlega, Valerian A Winstead. Barbara A. dan Jones. Warren H. (1981). Personality: Contemporary Theory and Research . United States: Thomson & Wadsworth Inc.
Dessler, Gary. (1998). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 2, Jakarta: PT. Prehallindo.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Erna Widyawati. 2009. Analisis Pengaruh Konsep Diri Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa. Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen. Universitas Gunadarma Depok.
124 Universitas Kristen Maranatha
Gujarati, N.D. 2003. Basic Econometrics. 4th ed. New York: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Husein Umar, 2003, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.
Imam Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Jogiyanto (2010). Metodologi Penelitian Bisnis, Salah Kaprah dan Pengalaman- pengalaman, edisi pertama, Yogyakarta. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. UGM.
Kartono, Kartini, Gulo, Dali. Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya, 1987
Keliat, B. A. (1992). Gangguan Konsep Diri. Jakarta : EGC.
Middlebrook, P.N. (1980), Social Psychology And Modern Life. NY: Alfred A. Knopft, Inc.
Montana. (2001). Positive & Negative Self Concept.
www.montana.edu/www4th/self.html-8k.
Muzakil Malik. 2010. Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Prestasi Belajar Siswa Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Malang. Fakultas Psikologi. Universitas Islam Negeri Malang.
Naam Sahputra. 2009. Hubungan Konsep Diri Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara Medan.
Nana Sudjana. (2002). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Ngalim Purwanto. (2001). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosada karya.
Ormrod, E Jeanne. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Partosuwido, S.R., Nuryoto, S & Irfan, S. 1985. Peranan Konsep Diri dan Perkembangan Psikososial Anak Remaja yang Kurang Berprestasi di DIY. Laporan Penelitian. (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Rakhmat, Jalaludin. 2002. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. PT.Remaja Rosdakarya. Bandung.
Riduwan. (2008). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Robbins, Stephen P, dan Judge, Timothy A, 2008. Perilaku Organisasi Buku 1, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta.
Salbiah. (2003). KDK, Konsep Diri. Dapat dibuka Pada Situs
http://www.Digitized.USU.DigitalLibrary3.com.
Santrock, J. W.. 2008. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta : Erlangga.
Sardiman A.M. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Simamora. 2002. Metodologi Penelitian. Edisi kedua. PT.Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. (1994). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Song, L.S. & Hattie, J, 1982, Home Environment, Self Concept and Academic Achievement a Causal Modelling Approach, Journal of Educational Psychology, 76, 1269-1281.
Sugiyono, 2007. Statistika untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suliyanto (2006) , Metode Riset Bisnis, Penerbit Andi,Yogyakarta.
Suliswati. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Stuart, W & Sundeen, J. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa, edisi 3. Jakarta : EGC.
Tarwoto & Wartonah. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses keperawatan, edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.
Thursan, Hakim. (2005). Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.