• Tidak ada hasil yang ditemukan

Crude Palm Oil Consumption Was Accepted and Improved Lipid Profile and Reduced C Reactive Protein Content in Plasma of Childbearing Age Women In Sub District Dramaga Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Crude Palm Oil Consumption Was Accepted and Improved Lipid Profile and Reduced C Reactive Protein Content in Plasma of Childbearing Age Women In Sub District Dramaga Bogor"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

DI KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR

NURSALIM

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Konsumsi Minyak Sawit Mentah (MSMn) Dapat Diterima dan Memperbaiki Profil Lipid serta Menurunakan Kadar C-Reactive Protein (C-RP) Ibu Usia Produktif di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor Juni 2012

Nursalim

(4)
(5)

ABSTRACT

NURSALIM. Crude Palm Oil Consumption Was Accepted and Improved Lipid Profile and Reduced C-Reactive Protein Content in Plasma of Childbearing Age Women In Sub District Dramaga Bogor. Under direction of ENDANG PRANGDIMURTI and FRANSISKA RUNGKAT- ZAKARIA .

Crude palm oil (CPO) contains carotenoids, including beta carotene around 400-1000 ppm as provitamin A and vitamin E (tocopherol and tocotrienol) around 559-1000 ppm. Fatty acid composition of red palm oil consists of 50% saturated fatty acids and 50% unsaturated fatty acids. Unsaturated fatty acids in red palm oil can up regulate LDL cholesterol receptors there by increasing catabolism of LDL cholesterol. Tocotrienols in palm oil can inhibit 3-hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme A (HMG-CoA) reductase in cholesterol biosynthetic pathway. Beta carotene and vitamin E in red palm oil are powerful antioxidant against free radicals. C-reactive protein (C-RP) is a marker of inflammation, the antioxidants in red palm oil can reduce the incidence of inflammation. The purpose of this study was to determine the acceptance of CPO as cooking oil and the effect of its consumption on lipid profile and C-reactive protein. Subjects total of 151 families, including 508 respondents were given 140 ml CPO in plastic bottle weekly for 2 months freely. The distribution was accompanied with socialization of oil benefit and utilization with five types of questionnaires. For plasma analysis, blood from 33 mothers of childbearing age were withdrawn before and after oil distribution and analyzed for C-reactive protein and lipid profile. The oil was accepted by the respondent and used as cooking oil. The results showed that consumption of red palm oil reduce absorbance levels of C-RP from 0,111 to 0,103, total cholesterol from 168,3 mg/dL to 158,0 mg/dL, LDL cholesterol from 98,7 mg/dL to 81,1 mg/dL, ratio total cholesterol:HDL from 4,3 to 3,5 and increase HDL cholesterol from 41,5 mg/dL to 45,6 mg/dL was significantly (p <0.05), but not significantly lower triglyceride levels

(6)
(7)

RINGKASAN

NURSALIM. Konsumsi Minyak Sawit Mentah (MSMn) Dapat Diterima dan Memperbaiki Profil Lipid serta Menurunkan Kadar C-Reactive Protein (C-RP)

Plasma Ibu Usia Produktif Di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh ENDANG PRANGDIMURTI dan FRANSISKA RUNGKAT ZAKARIA.

Minyak Sawit Mentah (MSMn)/Crude Palm Oil (CPO) berwarna sangat merah dan mengandung karotenoid/provitamin A sekitar 400-1000 mg per kg atau ppm dan vitamin E (tokoferol dan tokotrienol) sekitar 559-1000 ppm yang bertindak sebagai antioksidan kuat untuk melindungi membran seluler dari radikal bebas. Beta karoten dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dengan berbagai mekanisme, dan dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Beta karoten dan vitamin E (juga sebagai antioksidan. Namun dalam proses pengolahan MSMn menjadi produk minyak goreng yang berwarna kuning, ada proses bleaching yang menghilangkan hampir semua kandungan beta karoten.

Kandungan tokotrienol dalam MSMn mampu menghambat kerja enzim jalur biosintesis kolesterol yaitu: 3-hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme A (HMGCoA) reductase. Disamping itu, MSMn juga mengandung komponen minor lain seperti: squalen, polifenolik, sterol yang bermanfaat menurunkan kolesterol. Minyak sawit kaya asam lemak tak jenuh tunggal oleat (18:1, ώ-9) dan asam linoleat (18:2, ώ-6) yang bersifat hipokolesterolemik. Antioksidan dalam minyak sawit mentah akan melindungi kerusakan sel sehingga mengurangi proses inflamasi, dan selanjutnya berdampak pada penurunan produksi C-RP. Kandungan beta karoten dan vitamin E (tokoferol dan tokotrienol) dalam MSMn dapat mengoptimalkan fungsi sistem imun. Sel-sel imun sangat rentan terhadap oksidasi karena membrannya banyak mengandung asam lemak tak jenuh. Fungsi sistem imun yang optimal akan mengurangi proses inflamasi, sehingga berpotensi menurunkan kadar C-reactive protein (C-RP). C-RP merupakan indikator yang sensitif terhadap infeksi bakteri, peradangan dan kerusakan jaringan.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsumsi minyak sawit mentah terhadap profil lipid dan kadar C-RP plasma, serta menilai respon awal dan penerimaan responden terhadap produk minyak sawit mentah. Penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap: (1) Pemilihan responden dan pengambilan darah sebelum intervensi, (2) Intervensi responden dengan MSMn, (3) Pengambilan darah responden setelah Intervensi MSMn, (4) Analisis Plasma darah (Profil Lipid dan C-Reactive Protein) serta penilaian respon awal dan penerimaan responden terhadap terhadap produk MSMn.

(8)

(trigliserida, kolesterol total, kolesterol HDL) diukur dengan menggunakan kit reagen komersial, kolestrol LDL dihitung dengan rumus Friedewald. Pengukuran kadar C-RP (C-Reactive Protein) diukur dengan menggunakan metode ELISA (Enzyme Linked Imunosorbent Assay). Pengaruh konsumsi MSMn terhadap profil lipid dan C-RP dianalisis dengan Uji t berpasangan

Respon awal responden menunjukkan bahwa mereka dapat menerima produk MSMn dengan baik. Lebih 98% responden menyatakan tidak tergangu denganrasa, lebih 95% responden menyatakan tidak terganggu dengan aroma dan lebih 97% responden menyatakan tidak terganggu dengan warna. Tingkat penerimaan setelah 2 minggu, 1 bulan dan 2 bulan mengalami peningkatan seiring dengan waktu konsumsi, baik dari segi rasa, aroma maupun warna. Konsumsi minyak sawit mentah selama 2 bulan menurunkan rata-rata OD (optical density) C-RP plasma dari 0,111 menjadi 0,103 (P < 0,05). Konsumsi minyak sawit mentah selama 2 bulan menurunkan rata-rata kadar kolesterol total dari 168,3 mg/dL menjadi 158,0 mg/dL, kolesterol LDL dari 98,7 mg/dL menjadi 81,1 mg/dL, rasio kolesterol total terhadap kadar HDL dari 4,3 menjadi 3,5 dan meningkatkan kadar kolesterol HDL dari 41,5 mg/dL menjadi 45,6 mg/dL, (P < 0,05), namun belum signifikan menurunkan kadar trigliserida.

(9)

© Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, Tahun 2012

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

(10)
(11)

KONSUMSI MINYAK SAWIT MENTAH (MSMn) DAPAT DITERIMA DAN MEMPERBAIKI PROFIL LIPID SERTA MENURUNKAN KADAR

C-REACTIVE PROTEIN (C-RP) PLASMA IBU USIA PRODUKTIF DI KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR

NURSALIM

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Mayor Ilmu Pangan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)
(13)

Penguji luar komisi pada Ujian Tesis :

(14)
(15)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Tesis : Konsumsi Minyak Sawit Mentah (MSMn) Dapat Diterima dan Memperbaiki Profil Lipid serta Menurunkan Kadar C-Reactive Protein (C-RP) Plasma Ibu Usia Produktif

Di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.

Nama : Nursalim

NRP : F251100261

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr.Ir. Endang Prangdimurti, M.Si

Ketua

Prof.Dr.Ir.Fransiska Rungkat Zakaria, M.Sc

Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Ilmu Pangan

Dr.Ir.Ratih Dewanti Hariyadi, M.Sc

Dekan Sekolah Pasca Sarjana

Dr.Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr

(16)
(17)

PRAKATA

Alhamdulillah, syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia yang diberikan sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Karya Ilmiah ini merupakan syarat untuk memperoleh gelas Magister Sains.

Penulis mengucapkan terima kasih dan pernghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Ibu Dr. Ir. Endang Prangdimurti, M.Si sebagai ketua komisi pembimbing dan Ibu Prof. Dr. Ir. Fransiska Rungkat Zakaria, M.Sc sebagai anggota komisi pembimbing, atas waktu yang diluangkan untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama pendidikan sampai penulisan tesis ini.

2. Ibu Dr. Ir. Dede Robiatul Adawiyah, M.Si sebagai penguji luar komisi atas koreksi dan saran-saran perbaikan.

3. PT. Smart TBK Jakarta atas bantuan dana dan bahan penelitian melalui Program Coorporate Social Responsibility Agribusiness And Food yang bekerja sama dengan Fakultas Teknologi Pertanian IPB dan Pemda/Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

4. Direktur Politeknik Kesehatan Depkes Makassar Bapak Drs. H. Ashary Rasyid, SKM, MS dan Ketua Jurusan Gizi Bapak H. Mustamin, SP, M.Si atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor, serta semua teman sejawat atas bantuan dan dukungannya.

5. Civitas akademik Sekolah Pascasarjana Program Studi Ilmu Pangan (IPN) IPB dan FATETA IPB Departemen ITP yang telah memberi perhatian, mengajar, dan memberikan pelayanan akademik kepada penulis selama kuliah di IPB. 6. Teman-teman seperjuangan di Tim SawitA: Umi Kulsum, Zahra Khan,

Claudia Gadiza P, Waryati, Yunita Assah, Mely Anggraeni atas kerja samanya dalam pelaksanaan penelitian, dan semua teman-teman seperjuangan di IPN 2010.

(18)

Barliang yang penuh pengertian dan kesabaran serta doanya selama penulis melanjutkan pendidikan di IPB, dan terima kasi kepada Putri saya tercinta Ariqah Nursalim yang selalu memberi semangat dan inspirasi.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna oleh sebab itu kritik dan saran penulis harapkan dari pembaca. Semoga tesis ini bermanfaat bagi yang membacanya, dan ikut memperkaya khazanah ilmu pengetahuan.

Bogor, Juni 2012

(19)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kajang Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 20 Nopember 1976 sebagai anak bungsu dari lima bersaudara. Pendidikan Sekolah Dasar sampai sekolah menengah atas dijalani di kota kelahiran penulis.

Tahun 1996 penulis menempuh pendidikan Diploma III di Akademi Gizi DEPKES Makassar, lulus pada tahun 1999. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan pada Program Studi Ilmu Gizi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (UNHAS), dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Ilmu Pangan pada Program Pascasarjana IPB. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui DIPA Poltekkes Makassar.

(20)
(21)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... xiv

PRAKATA ... xvii

DAFTAR ISI ... xxiii

DAFTAR GAMBAR ... xxvi

DAFTAR TABEL ... xxvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxviii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Hipotesis ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Kelapa Sawit ... 7

2.2 Minyak Sawit Mentah (MSMn)/Crude Palm Oil (CPO) ... 8

2.2.1 Proses Pengolahan ... 9

2.2.2 Karakter Fisiko-Kimia ... 11

2.3 Manfaat Minyak Sawit Merah bagi Kesehatan ... 15

2.3.1 Karotenoid Minyak Sawit ... 17

2.3.2 Vitamin E (Tokofero dan Tokotrienol) Minyak Sawit ... 18

2.3.3 Potensi CPO dalam Menanggulangi KVA ... 19

2.4 Profil Lipid ... 20

2.5.1 Kolesterol ... 20

2.5.2 Trigliserida ... 21

2.5.3 Lipoprotein ... 22

2.5 C-Reactive Protein (C-RP) ... 23

2.6 Program SawitA ... 26

2.6.1 Tujuan dan Urgensi Program SawitA ... 26

2.6.2 Karakteristik Minyak Sawit Yang Digunakan Program SawitA . 28 III.METODOLOGI PENELITIAN ... 31

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 31

3.2 Bahan dan Alat ... 31

3.3 Tahapan Penelitian ... 32

3.3.1 Pemilihan Responden dan Pengambilan Darah sebelum Intervensi ... 32

3.3.2 Intervensi Responden dengan Minyak Sawit Mentah (MSMn) ... 33

3.3.3 Pengambilan Darah Responden Setelah Intervensi ... 34

(22)

3.3.6 Analisis Data ... 38

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Karakteristik Responden ... 39 4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39 4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 40 4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 40 4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 41 4.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perkapita

Perbulan ... 41 4.1.6 Pengetahuan Sumber dan Penggunaan Vitamin A dan MInyak

Sawit Mentah (MSMn) ... 42 4.2 Respon Responden Terhadap MSMn ... 45 4.2.1 Respon Awal ... 45 4.2.2 Bentuk Gangguan Terhadap Atribut Produk MSMn ... 46 4.2.3 Frekuensi Konsumsi Produk MSMn ... 46 4.3 Penerimaan Responden Terhadap Produk MSMn ... 46

4.3.1 Penerimaan Responden Setelah 2 Minggu Mengonsumsi Produk MSMn ... 48 4.3.2 Penerimaan Responden Setelah 1 Bulan Mengonsumsi Produk

MSMn ... 48 4.3.3 Penerimaan Responden Setelah 2 Bulan Mengonsumsi Produk

MSMn ... 49 4.3.4 Jumlah Produk MSMn yang Dikonsumsi Selama Intervensi ... 49 4.3.5 Kelanjutan Konsumsi Produk MSMn ... 50 4.4 Perbaikan Pengetahuan ... 52

4.4.1 Pengetahuan Tentang Sumber dan Penggunaan Vitamin A setelah Intervensi ... 52 4.4.2 Pengenalan Sawit dan Produknya setelah Intervensi ... 53 4.5 Analisis Plasma Darah ... 54 4.5.1 Analisis Profil Lipid ... 54 4.5.2 Analisis C-Reactive Protein ... 62

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1 Simpulan ... 67 5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(23)

Halaman 1 Asam lemak penyusun minyak sawit ... 11

2 Trigliserida penyusun minyak sawit ... 12

3 Nilai fisiko-kimia MSMn ... 13

4 Kandungan komponen minor MSMn ... 14

5 Manfaat kompnen minor MSMn bagi kesehatan ... 15

6 Komposisi lipoprotein ... 23

7 Karakteristik MSMn berdasarkan hasil analisis kimia ... 28

8 Karakteristik MSMn yang hanya mengalami proses netralisasi ... 28

9 Karakteristik MSM yang mengalami netralisasi dan deorisasi yang diproduksi di Tecknopark ... 28

10 Hasil analisis logam berat MSMn dan MSM yang diproduksi di Tecnopark ... 29

11 Anjuran dan takaran penggunaan MSMn ... 33

12 Karakteristik responden berdasarkan usia ... 40

13 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ... 40

14 Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan ... 41

15 Pengenalan sumber dan penggunaan vitamin A ... 43

16 Frekuensi konsumsi MSMn ... 46

17 Penerimaan responden terhadap atribut produk MSMn setelah 2 minggu konsumsi ... 48

18 Penerimaan responden terhadap atribut produk MSMn setelah 1 bulan konsumsi ... 48

19 Penerimaan responden terhadap atribut produk MSMn setelah 2 bulan konsumsi ... 49

(24)
(25)

Halaman 1 Penampang melintang buah kelapa sawit ... 8

2 Pengaruh C-RP pada endotel ... 26

3 Prinsip kerja ELISA indirect ... 37

4 Reaksi antara substrat ABTS dengan enzim HRP ... 37

5 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 39

6 Karakteristik responden berdasarkan pendapatan ... 42

7 Pengenalan sawit dan produknya sebelum intervensi ... 44

8 Respon awal (2-4 hari) responden terhadapa rasa, aroma dan warna produk MSMn ... 45

9 Kelanjutan konsumsi MSMn ... 50

10 Kemauan responden melanjutkan konsumsi produk MSMn jika harus membeli ... 51

11 Alasan mau melanjutkan konsumsi produk MSMn ... 51

12 Pengetahuan sumber dan konsumsi vitamin A ... 52

13 Pengenalan sawit dan produknya setelah intervensi ... 53

14 Rata-rata trigliserida sebelum dan sesudah intervensi ... 54

15 Rata-rata kolesterol total sebelum dan sesudah intevensi ... 56

16 Rata-rata kolesterol HDL sebelum dan sesudah intervensi ... 58

17 Rata-rata kolesterol LDL sebelum dan sesudah intervensi ... 59

(26)
(27)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Standar mutu minyak sawit mentah (MSMn) ... 79

2 Kuesioner 1 (biodata responden dan keluarga) ... 80

3 Kuesioner 2 (respon awal terhadap produk MSMn) ... 84

4 Kuesioner 3 (respon setelah mengonsumsi 2 minggu) ... 86

5 Kuesioner 4 (respon Setelah Mengonsumsi 1 bulan) ... 88

6 Kuesioner 5 (respon setelah mengonsumsi 2 bulan) ... 90

7 Leaflet produk SawitA ... 95

8 Komik produk SawitA ... 96

9 Format informed consent ... 97

10 Peta Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor ... 98

11 Hasil pembacaan absorban analisis profil lipid ... 99

12 Hasil pembacaan absorban analisis C-RP ... 104

13 Perhitungan uji t berpasangan ... 105

(28)
(29)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara produsen minyak sawit terbesar di dunia yang memproduksi sekitar 44% minyak sawit dunia (Gunstone 2010). Minyak sawit merupakan minyak yang bersumber dari sabut buah sawit dan menghasilkan minyak yang berwarna merah-orange dan disebut ”crude palm oil” (CPO). Warna merah-orange ini disebabkan oleh kandungan karotenoid, khususnya beta karoten yang tinggi. Tanaman sawit merupakan penghasil karotenoid tertinggi di dunia. Minyak sawit yang diperoleh berwarna merah pekat dan mengandung beta karoten/provitamin A sebanyak 400-1000 mg per kg atau ppm. Jika kebutuhan manusia dewasa per hari akan vitamin A sebesar 900 mikrogram, dengan mengambil nilai vitamin A minyak sawit terendah sebesar 400 mg per kg, maka hanya diperlukan 2 ml atau satu sendok teh minyak sawit mentah untuk memenuhi kebutuhan vitamin A setiap orang dewasa per hari. Sedangkan kebutuhan anak-anak sebesar 400 mikrogram vitamin A per hari dapat dipenuhi dengan mudah dengan hanya mengkonsumsi 1 ml minyak sawit mentah (Van Stuijvenberg et al. 2001).

Karotenoid yang tercampur dalam minyak sawit mempunyai bioavailabilitas yang tinggi, sehingga provitamin A ini sangat mudah diserap pada sel mukosa saluran pencernaan, kemudian diubah menjadi vitamin A atau retinol dengan potensi satu unit beta karoten menjadi dua unit retinol (Nestel dan Nalubola 2003, Zeba et al. 2006).

(30)

tokoferol dan tokotrienol bisa melindungi sel-sel dari proses penuaan dan penyakit degeneratif seperti aterosklerosisdan kanker (Ebong 1999, Mukherjee 2009).

Kandungan radikal bebas dapat meningkat pada kondisi stress dan kerja keras. Selain itu, radikal bebas dapat berasal dari polutan dan makanan. Radikal bebas ini berperan sebagai oksidan yang kuat bagi komponen asam-asam lemak pada membran sel. Kerusakan yang terjadi disebut sebagai kerusakan oksidatif, dapat menyebabkan penyimpangan pada fungsi sel.

Minyak goreng sawit yang beredar di pasaran telah mengalami proses pemurnian dan pemucatan, sehingga kandungan karotenoidnya telah turun dengan tajam. Karena itu perlu diperkenalkan ke masyarakat bahwa Minyak Sawit Mentah (MSMn) belum mengalami pemurnian dan pemucatan, sehingga kandungan karatenoidnya masih sangat tinggi. Minyak sawit merah ini berpeluang untuk di aplikasikan sebagai suplementasi MSMn untuk ibu hamil dan menyusui untuk meningkatkan konsentrasi beta karoten dalam plasma darah dan ASI, yang berpotensi untuk mengatasi defisiensi vitamin A. Hal ini dapat dilakukan melalui promosi nasional penggunaan MSMn untuk mengurangi kekurangan vitamin A pada seluruh populasi.

(31)

Beberapa hasil penelitian menunjukkan potensi minyak sawit merah memperbaiki profil lipid: Vitamin E dari minyak sawit berefek hipokolesterolemik (Daniel et al. 1991). Tokotrienol dari minyak sawit paling potensial sebagai inhibitor sintesis kolesterol, menghambat enzim jalur biosintesis kolesterol yaitu: 3-hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme A (HMGCoA) reductase

(Qureshi et al. 1991). Tocotrienol-rich fraction (TRF) yang diisolasi dari minyak sawit dalam bentuk kapsul diberikan kepada babi yang hiperkolesterolemikdapat menurunkan 44 % total kolesterol dan menurunkan 60 % kolesterol LDL (Qureshi

et al. 1991b). Pemberian minyak sawit merah selama 4 minggu menurunkan total kolesterol dan meningkatkan kolesterol HDL secara bermakna (p ≤ 0,05) (Eqbal

et al. 2011). Pemberian minyak sawit merah dalam bentuk aslinya ataupun dipanaskan tidak lebih lebih dari 5 kali secara bermakna (p ≤ 0,05) menurunkan total kolesterol (Kamsiah et al. 2001).

Minyak sawit mentah juga mengandung sterol sekitar 210-620 ppm (Bonnie 2000). Sterol memiliki kemampuan untuk berkompetisi dengan kolesterol dalam penyerapannya di dalam usus. Kompetisi ini mengakibatkan berkurangnya jumlah kolesterol yang dapat diserap oleh tubuh. Squalen dalam MSMn juga berpotensi menurunkan kolesterol. Squalen yang ada pada jaringan menjadi prekursor metabolik kolesterol (Kelly 1999). Chan et al. melaporkan bahwa squalen mengurangi kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida serta meningkatkan kolesterol HDL, walaupun kombinasi pravastatin dan squalene lebih ampuh dalam mengurangi kolesterol total dan LDL. MSMn juga mengandung senyawa polifenol sekitar 40-70 ppm (Loganathan 2011). Engler et al. (2004) melaporkan bahwa flavonoid dapat meningkatkan fungsi endotel dan mengurangi tekanan darah, mengurangi kerusakan oksidatif, menurunkan kadar kolesterol darah, mengurangi peradangan dan mengurangi risiko trombosis.

(32)

mengandung asam lemak tak jenuh tinggi .Vitamin E dapat mengurangi imunosupresi (Catherine et al. 2002), dapat meningkatkan diferensiasi sel T total dan sel T-helper serta dapat meningkatkan rasio CD4/CD8 (Lee 2000). Fungsi sistem imun yang optimal akan mengurangi proses inflamasi, sehingga berpotensi menurunkan kadar C-reactive protein(C-RP). Selain itu, antioksidan dalam minyak sawit akan melindungi kerusakan sel sehingga mengurangi proses inflamasi, dan selanjutnya berdampak pada penurunan produksi C-RP.

Sifat antioksidan alami yang dimiliki minyak sawit merah menyebabkan dapat menangkap radikal bebas, karena itu berperan melindungi sel-sel dari proses kerusakan. Perlindungan sel-sel terhadap kerusakan akan mengurangi proses inflamasi. Proses inflamasi yang berkurang akan mengurangi produksi C-Reactive Protein (C-RP). Dengan demikian minyak sawit merah juga berpotensi untuk mengurangi kadar C-RP dalam darah.

Penelitian ini adalah bagian dari program sawitA. Program sawitA merupakan suatu program yang dilakukan oleh Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor bekerjasama dengan PT Smatr Tbk dan Pemda/Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Tujuan program ini adalah untuk mengatasi masalah kekurangan vitamin A di Indonesia melalui pemberian produk minyak sawit mentah. Melalui program SawitA, produk minyak sawit di distribusi ke masyarakat dengan dilengkapi informasi manfaat dan cara penggunaannya melalui praktek langsung sehingga dapat segera digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Program SawitA ini memprioritaskan masyarakat prasejahtera karena masyarakat prasejahtera tidak mempunyai kemapuan untuk membeli alternatif vitamin A.

1.2 Tujuan Penelitian

(33)

1.3 Rumusan Masalah

Hasil penelitian di luar negeri banyak menyebutkan dampak positif (khasiat) minyak sawit mentah bagi kesehatan tubuh. Di Indonesia, pengujian khasiat menggunakan minyak sawit mentah belum dilakukan. Oleh karena itu serangkaian pengujian khasiat perlu dilakukan untuk meningkatkan penerimaan konsumen terhadap produk minyak sawit mentah.

1.4 Hipotesis

• Tingkat penerimaan responden meningkat dengan adanya sosialisasi manfaat MSMn dan intervensi MSMn.

• Minyak Sawit Mentah (MSMn) dapat menurunkan total kolesterol, kolesterol LDL, trigliserida dan meningkatkan kolesterol HDL setelah 2 bulan konsumsi.

• MSMn dapat menurunkan kadar C-reactive protein (C-RP) dalam plasma setelah 2 bulan konsumsi.

1.5 Manfaat Penelitian

(34)
(35)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk tanaman tahunan. Tanaman ini adalah tanaman berkeping satu yang masuk dalam genus Elais, family Palmae, kelas divisio Monocotyledonae, subdivisio Angiospermae dengan divisio

Spermatophyta. Nama Elaeis berasal dari kata Elaion yang berarti minyak dalam bahasa Yunani, guineensis berasal dari kata Guinea yang berarti Afrika. Jacq

berasal dari nama botanis Amerika yang menemukannya, yaitu Jacquine. Tanaman ini tumbuh pada iklim tropis dengan curah hujan 2000 mm/tahun dan suhu 22-32°C (Hartley 1997). Kelapa sawit berasal dari Afrika Barat dan di Indonesia tanaman ini pertama kali ditanam di Kebun Raya Bogor oleh orang Belanda pada tahun 1848 (Sambanthamurthi et al. 2000).

Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah beriklim tropis dengan curah hujan 2000 mm/tahun dan kisaran suhu 22-33oC (Basiron 2005). Tanaman kelapa sawit baru dapat berproduksi setelah berumur sekitar 30 bulan. Buah yang dihasilkan disebut Tandan Buah Segar (TBS) atau Fresh Fruit Bunch

(FFB). Produktivitas tanaman kelapa sawit meningkat ketika berumur 3-14 tahun dan akan menurun kembali setelah berumur 15-25 tahun. Setiap pohon kelapa sawit dapat menghasilkan 10-15 TBS per tahun dengan berat 30-40 kg per tandan tergantung umur tanaman. Dalam satu tandan, terdapat 1000-3000 brondolan dengan berat satu brondolan berkisar 10-20 g (Pahan 2007). Secara botani, buah kelapa sawit terdiri dari pericarp, mesocarp, kernel (inti sawit), dan endocarp

(36)

kegiatan pemuliaan kelapa sawit. Penampang melintang dari buah kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:

http://hasilperkebunan.blogspot.com/

Gambar 1 Penampang melintang buah kelapa sawit

Produksi minyak sawit mentah (MSMn)/Crude Palm Oil (CPO) Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2008, produksi CPO Indonesia 19,2 juta ton dengan luas areal perkebunan sawit mencapai 7,1 juta hektar. Pada tahun 2009 produksi CPO Indonesia meningkat menjadi 20,5 juta ton. Pada tahun 2010 produksi CPO menjadi 21,2 juta ton, meningkat 14,23% dari tahun sebelumnya. Tahun 2012 diprediksi Indonesia memproduksi lebih dari 23 juta ton (Ditjenbun 2011). Produksi minyak sawit di Indonesia sebagian besar didukung oleh perkebunan kelapa sawit rakyat. Sekitar 37% dari seluruh areal kelapa sawit di Indonesia adalah perkebunan rakyat, sedangkan sisanya diusahakan oleh pemerintah dan swasta (Ditjenbun 2011).

2.2 Minyak Sawit Mentah (MSMn)/Crude Palm Oil (CPO)

Minyak kelapa sawit adalah minyak yang diperoleh dari proses ekstraksi daging buah kelapa sawit (mesokarp) tanaman Elais guineensis Jacq. Kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak yang berlainan sifatnya, yaitu crude palm oil atau CPO dan palm kernel oil atau PKO. CPO adalah minyak yang berasal dari serabut (mesokarp) kelapa sawit, sedangkan PKO adalah minyak yang berasal dari inti (kernel) kelapa sawit. Perbedaan kedua jenis minyak ini terletak pada kandungan asam lemaknya. Minyak inti sawit mengandung asam kaproat dan asam kaprilat yang tidak terdapat dalam minyak sawit mentah dan perbedaan lainnya adalah

Kernel (inti sawit)

Tempurung (endokarp) Mesokarp

(37)

adanya pigmen karotenoid yang berwarna kuning merah pada minyak sawit yang tidak terdapat pada minyak inti sawit (Naibaho 1998).

2.2.1 Proses Pengolahan

Proses pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak sawit mentah (MSMn) melalui beberapa tahapan sebagai berikut (Naibaho 1998):

a. Penerimaan buah

Tandan buah segar (TBS) hasil pemanenan harus segera diolah lebih lanjut. Pada buah yang tidak segera diolah, maka kandungan asam lemak bebasnya semakin meningkat. Untuk menghindari hal tersebut, maksimal 8 jam setelah panen, TBS harus segera diolah. Untuk mendapat MSMn dengan kualitas yang baik maka harus dilakukan sortasi tandan buah segar dengan memperhatikan tingkat kerusakan buah yang minimal dan tingkat kematangan yang optimal.

b. Sterilisasi dan Perontokan

Tandan buah yang telah disortir kemudian direbus dalam suatu tempat perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus pada suhu 143°C dengan tekanan 3 kg/cm2 selama 60 menit. Akhir perebusan ditandai dengan beberapa gejala, antara lain bau buah yang gurih, empuk, dan buah mudah rontok. Buah yang sudah direbus kemudian dimasukkan ke dalam alat perontok.

Proses sterilisasi mempunyai tujuan antara lain:

(a) Menghentikan aktivitas enzim lipase. Terhentinya proses enzim lipase akan mengurangi kerusakan bahan, antara lain akibat penguraian minyak menjadi asam lemak bebas.

(b) Menggumpalkan protein dalam buah sawit, penggumpulan protein bertujuan agar protein tidak ikut terekstrak pada waktu pengepresan minyak (ektraksi). (c) Memudahkan pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang.

(d) Memperlunak daging buah sehingga mempermudah proses ekstraksi.

c. Pelumatan

(38)

selama 20 menit. Tahapan pelumatan ini dilakukan pada silinder vertikal yang dilengkapi dengan empat pisau pengaduk dan satu set pisau pelempar yang berputar berlawanan arah.

d. Ekstraksi

Ekstraksi minyak dilakukan menggunakan screw press yang terintegrasi langsung dengan alat pelumat (digester). Pada tahap ini dihasilkan dua produk yaitu: (1) campuran antara minyak, air, dan benda padat lainnya; (2) Padatan berupa serat mesokarp buah sawit dan biji sawit hasil pemisahan dari buah.

e. Pemurnian minyak

Proses ini bertujuan untuk memperoleh minyak sebanyak-banyaknya dan menghasilkan MSMn dengan kadar asam lemak bebas, kadar air, dan kadar kotoran yang sesuai dengan standar. Minyak mentah yang berasal dari hasil ekstraksi memiliki komposisi rata-rata 66% minyak, 24% air, dan 10% padatan bukan minyak (nonoily solids). Karena tingginya proporsi padatan yang masih terdapat pada minyak maka harus dilakukan penambahan air panas agar padatan tersebut larut dengan air. Kemudian minyak disaring untuk memisahkan padatan tersebut. Selanjutnya minyak mentah dimasukkan ke dalam tangki yang berfungsi sebagai tempat penampungan minyak sawit mentah sementara sebelum mengalami proses pemurnian yang lebih lanjut.

(39)

f. Pengering vakum

Pada pengering vakum, air dikeluarkan dengan sistem pengkabutan minyak di dalam ruang vakum sampai air tersisa 0.1%. Suhu minyak yang masuk antara 90 – 95°C dengan tekanan vakum 30 bar. Minyak terhisap ke dalam tabung vakum melalui nozzle sampai seperti kabut. Uap air terhisap oleh ejector dan masuk ke dalam kondensor secara bertahap dan akhirnya ditampung.

g. Penyimpanan minyak sawit mentah (MSMn)

Minyak hasil produksi yang akan dipasarkan ditampung dalam tangki timbun. Bagian dalam tangki timbun umumnya dilapisi dengan bahan yang terbuat dari epoksi untuk mencegah kontaminasi logam besi yang berasal dari bahan tangki timbun. Suhu tangki timbun dikontrol pada suhu antara 32-40°C. Suhu ini cukup untuk meminimalkan kerusakan akibat pemanasan dan mampu mencegah minyak memadat.

2.2.2 Karakter Fisiko-Kimia

MSMn tersusun atas 50% asam lemak jenuh dan 50% asam lemak tidak jenuh. Keseimbangan antara asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh menyebabkan MSMn lebih stabil terhadap oksidasi dibanding minyak nabati lainnya dan MSMn berwujud semisolid pada suhu ruang (Basiron 2005). Menurut Rohani et al. (2006), komponen utama dalam MSMn adalah triacylglicerol

[image:39.595.108.507.581.740.2]

(TAG) yaitu sebesar 95%. TAG merupakan kombinasi dari gliserol dan tiga asam lemak. Komposisi asam lemak dan TAG penyusun minyak sawit dapat dilihat pada Tabel 1dan Tabel 2 berikut:

Tabel 1 Asam lemak penyusun minyak sawit.

Sumber : Basiron (2005)

Jenis asam lemak Komposisi (%)

Asam kaprat (C10:0) 1-3

Asam laurat (C12:0) 0.1-1

Asam miristat (C14:0) 0.9-1.5

Asam palmitat (C16:0) 41.8-46.8

Asam palmitoleat (C16:1) 0.1-0.3

Asam stearat (C18:0) 4.2-5.1

Asam oleat (C18:1) 37.3-40.8

Asam linoleat (C18:2) 9.1-11.0

Asam linolenat (C18:3) 0-0.6

(40)

MSMn memiliki dua komponen asam lemak terbesar yaitu asam palmitat dan asam oleat. Kandungan asam palmitat pada minyak sawit sebesar 39-45%, sedangkan asam oleat sebesar 37-44% (Basiron 2005). Asam palmitat adalah asam lemak jenuh rantai panjang yang memiliki titik cair (melting point) yang tinggi, yaitu 64ºC (Belitz dan Grosch 2004). Kandungan asam palmitat yang tinggi membuat minyak sawit tahan terhadap oksidasi. Asam oleat adalah asam lemak tidak jenuh dengan rantai panjang C18 dan memiliki satu ikatan rangkap. Titik cair oleat adalah 14ºC (Ketaren 2008). TAG dominan penyusun minyak sawit adalah POP dengan titik leleh 38ºC (Smith 2001). Setiap TAG memiliki titik leleh tertentu yang bergantung pada derajat kejenuhan dan panjang rantai asam lemak penyusunnya.

Tabel 2 Trigliserida penyusun minyak sawit

Jenuh 1 ikatan ganda 2 ikatan ganda 3 ikatan

ganda

4 ikatan ganda

[%b/b] [%b/b] [%b/b] [%b/b] [%b/b]

MPP 0.29 MOP 0.83 MLP 0.26 MLO 0.14 PLL 1.08

PMP 0.22 MPO 0.15 MOO 0.43 PLO 6.59 OLO 1.71

PPP 6.91 POP 20.0 PLP 6.36 POL 3.39 OOL 1.76

PPS 1.21 POS 3.5 PLS 1.11 SLO 0.60 OLL 0.56

PSP 0.12 PMO 0.22 PPL 1.17 SOL 0.30 LOL 0.14

PPO 7.16 SPL 0.10 OSL 0.11

PSO 0.68 POO 20.54 OOO 5.38

SOS 0.15 SOO 1.81 OPL 0.61

SPO 0.63 SPO 1.86

OSO 0.81

Lainnya 0.16 0.34 0.19 0.15 0.22

Total 9.15 33.68 34.01 34.01 5.47

M : asam lemak miristat, P: asam lemak palmitat, S: asam lemak stearat , O: asam lemak oleat L : asam lemak linolenat

Sumber : Gee (2007)

(41)
[image:41.595.111.510.247.665.2]

Komponen utama dari MSMn adalah triasilgliserol (95%), sedangkan sisanya berupa asam lemak bebas (5-10%), dan komponen minor (1%) yang terdiri dari karotenoid, tokoferol, tokotrienol, sterol, fosfolipid dan glikolipid, squalen, gugus hidrokarbon alifatik, dan elemen sisa lainnya. Beberapa komponen minor terutama karotenoid dan vitamin E (tokoferol dan tocotrienol) adalah merupakan gizi penting (Sundram 2003). Tabel 3 menunjukkan nilai sifat fisiko-kimia dari MSMn.

Tabel 3 Nilai sifat fisiko-kimia MSMn

Sifat Fisiko Kimia Nilai

Trigliserida 95%

Asam lemak bebas 5-10%

Warna (5¼ lovibond cell) Merah orange

Kelembaban dan impurities 0.15%-3.0%

Bilangan peroksida 1-5.0 (meq/kg)

Bilangan anisidin 2-6 (meq/kg)

Kadar β-karoten 500-700 ppm

Kadar fosfor 10-20 ppm

Kadar besi 4-10 ppm

Kadar tokoferol 600-1000 ppm

Digliserida 2-6%

Bilangan asam 6.9 mg KOH/g minyak

Bilangan penyabunan 224-249 mg KOH/g minyak

Bilangan iod (wijs) 44-54

Titik leleh 21-24 °C

Indeks refraksi 36.0-37.5

Sumber: Ketaren (2008)

(42)
[image:42.595.72.485.57.829.2]

komponen tersebut mempunyai peranan penting dalam menjaga stabilitas dan kualitas minyak tersebut.

Tabel 4 Kandungan komponen minor MSNn

Komponen minor Kandungan (ppm)

Karoten 500-700

Tokoferol dan tokotrienol 600-1000

Sterol 326-527

Ubiquinone 10-80

Squalene 200-500

Phospolipid 5-130

Triterpene alcohol 40-80

Metil sterol 40-80

Alipatik alcohol 100-200

Sumber: Lin (2002)

Salah satu upaya mempertahankan kandungan karotenoid pada MSMn adalah dengan proses pembuatan Minyak Sawit Merah (MSM) atau Red Palm Oil

(RPO). MSM merupakan minyak sawit yang diperoleh dari proses pengolahan MSMn tanpa mengalami pemucatan (bleaching) sehingga kandungan tokoferol, tokotrienol, dan karotenoidnya dapat di pertahankan (Canfield dan Kaminsky 2001)

Perbedaan lain antara minyak sawit dengan minyak nabati lainnya adalah adanya kandungan tokoferol dan tokotrienol dalam jumlah yang tinggi. Menurut Goh et al. (1985), tokoferol dan tokotrienol (vitamin E) ditemukan dalam produk minyaksawit berkisar dari 600-1000 ppm dengan komposisi 83% tokotrienol dari total vitamin E. Menurut Basiron (2005) kandungan tokoferol dan tokotrienol pada minyak sawit yang telah dimurnikan akan berkurang sebesar 50%.

(43)

sawit berbentuk semi padat (Belitz dan Grosh 2004). Kandungan asam palmitat yang tinggi ini membuat minyak sawit lebih tahan terhadap oksidasi (ketengikan) dibanding jenis minyak lain. Asam oleat merupakan asam lemak tidak jenuh rantai panjang dengan rantai C18 dan memiliki satu ikatan rangkap. Titik cair asam oleat lebih rendah dibanding dengan asam palmitat yaitu 14oC (Ketaren 2008).

Dalam bidang kesehatan asam oleat sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan kulit. Asam oleat memiliki fungsi struktural pada membran sel yaitu sebagai sinyal transduksi dan fungsi pengatur, yaitu mempertahankan kelembaban membran sehingga mempertahankan fungsi reseptor LDL yang ada pada membran sel . Hal ini dapat mempercepat siklus pengambilan kolesterol, sehingga berpotensi menurunkan kolesterol (Innis 2000).

2.3 Manfaat Minyak Sawit Mentah (MSMn) Bagi Kesehatan

Komponen minor mempunyai peranan penting dalam menjaga stabilitas dan kualitas minyak, selain itu komponen minor mempunyai manfaat bagi kesehatan. Manfaat bagi kesehatan komponen minor dalam MSMn dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Manfaat Komponen Minor MSMn bagi kesehatan

Komponen Minor Manfaat bagi kesehatan

α-Karoten • Antioksidan paling kuat diantara bentuk

karoten yang lain

• Mengurangi resiko kanker hati, paru-paru, pankreas, lambung (Murakoshi, 1992)

• Mengurangi atherosklerosis dalam arteri (Bonni dan Choo, 2000)

• Asupan yang direkomendasikan 1,5 mg/hari (Food and Nutrition Board 2000)

β-Karoten • Mengurangi atherosklerosis dalam arteri

(Bonni dan Choo, 2000)

• Mengurangi resiko penyakit jantung (Food and Nutrition Board 2000)

• Berpotensi menjaga kesehatan mata

(44)

Komponen Minor Manfaat bagi kesehatan

Vitamin E • Memiliki bentuk α-tokoferol, α-, -, δ-tokotrienols

• Mengurangi resiko kanker

• Secara langsung berfungsi sebagai antioksidan alami dalam melindungi membran sel dari kerusakan oksidatif

• Mengurangi resiko penyakit jantung

• Berpotensi untuk mengurangi resiko diabetes

• Berpotensi meningkatkan sistem imun

• Berpotensi mengurangi resiko penyakit Alzheimer

dan Down Syndrome

• Asupan yang direkomendasikan 15 mg/hari (Food and Nutrition Board 2000)

Likopen • Konsentrasi pada MSMn 8,74 ppm

• Mengurangi resiko kanker paru-paru, lambung, prostat

• Berpotensi mengurangi resiko terkena PJK (Penyakit jantung koroner)

• Berpotensi mencegah osteoporosis

• Berpotensi mengingkatkan kesuburan pada pria

• Berpotensi mengurangi resiko penyakit syaraf seperti Parkinson.

• Asupan yang direkomendasikan 3,7-16,15 mg/hari (Rao et al. 2002)

Lutein • Mengurangi resiko AMD (Age-related Macular Diseases) dan katarak (Mozaffarieh et al. 2003) • Mengurangi resiko kanker epithelial (Yang et al.

1996)

• Asupan harian yang disarankan 1,3-3 mg/hari (Nebeling et al. 1997)

Sterol • Dalam MSMn ada dalam bentuk β-sitosterol 370 ppm, kampesterol 151 ppm dan stigmasterol 66 ppm. • β-sitosterol berpotensi hipokolesterolemik (Bonni

dan Choo 2000)

Asam lemak tidak jenuh

• Asam oleat C18:1 Cis (ω-9) 40,8% • Asam linoleat C18:2 (ω-6) 11,9% • Asam linolenat C18:3 (ω-3) 0,4% • Efektif mengurangi kolesterol darah.

(45)

Komponen Minor Manfaat bagi kesehatan

Ubiquinone-10 (UQ-10) • MSMn mengandung 18-25 ppm

ubiquinone-10

• Berpotensi meningkatkan sistem imun

• Berpotensi mencegah penyakit jantung dan hipertensi

• Berpotensi mencegah kerusakan pada sel darah merah karena oksidasi (Bonni dan Choo 2000)

Polyphenolics • MSMN mengandung polyphenolics

sekitar 40-70 ppm

• Berpotensi menurunkan kolesterol • Berpotensi sebagai anti kanker

(Loganathan 2011)

Squalen • MSMn mengandung squalen sekitar

250-540 ppm

• Menghambat sintesis kolesterol • Anti kanker (Loganathan 2011)

Phospolipid • MSMn mengandung 20-100 ppm

• Perkembangan otak

• Memudahkan pencernaan dan

penyerapan zat gizi (Loganathan 2011)

Sumber: TAMSI-DMSI 2010

2.3.1 Karotenoid Minyak Sawit

Minyak sawit merah dianggap sebagai sumber karotenoid alami terkaya (sekitar 15 kali lebih dari pada wortel). Tubuh manusia menggunakan karotenoid sebagai vitamin A. Karotenoid juga meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dengan berbagai mekanisme, dan dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Karotenoid juga memainkan penting potensial sebagai antioksidan, melindungi sel dan jaringan dari efek radikal bebas (Sutapa 2009).

(46)

masing-masing berisi 0.6 ml minyak sawit merah dan terapi adalah berlangsung selama 15 hari. Berdasarkan hasil yang diperoleh, direkomendasikan bahwa negara berkembang harus tidak ragu dalam menciptakan strategi untuk meningkatkan penggunaan minyak sawit merah dalam memerangi kekurangan vitamin A. Pentingnya minyak sawit merah pada pengobatan defisiensi vitamin A adalah mudah untuk memproduksi, tersedia sepanjang tahun, sumber murah dan dapat diakses oleh sebagian dari negara berkembang (Sundram 2003).

Liga Konferensi Perserikatan Bangsa Antar Pemerintah tentang Hygiene Pedesaan di akhir 1930-an merekomendasikan penggunaan minyak sawit merah sebagai sumber pro-vitamin A pada populasi kurang gizi. Pertemuan XVII Internasional Vitamin A Konsultatif Group di Guatemala, direkomendasikan penggunaan minyak sawit merah karena kandungan karotenoid yang sangat

bioavailable. Tan dan Chu (1991) telah melaporkan bahwa karotenoid sawit menunjukkan efek penghambatan pada proliferasi dari sejumlah sel-sel kanker manusia. Murakoshi et al. (1992) mengisolasi alpha-karoten minyak sawit, menunjukkan kemampuannya untuk menghambat tumor hati, paru dan kulit pada tikus. Beta karoten yang berasal dari sumber tanaman bersifat aman dan tidak akan memberikan efek toksik sampai 100.000 IU per hari (Muchtadi 2009).

2.3.2 Vitamin E (tokoferol dan tokotrienol) Minyak Sawit

Tidak ada minyak nabati lain yang memiliki banyak kandungan vitamin E dibandingkan dengan minyak kelapa sawit (Chow 1992). Vitamin E alami terdapat dalam delapan bentuk berbeda atau isomer, empat tokoferol dan empat tokotrienol. Minyak kelapa sawit mengandung alfa, beta, gamma, dan delta tokoferols dan alpha, beta, gamma, dan delta tokotrienols. Tokotrienol telah dibuktikan memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan anti-kanker. Tokotrienol menurunkan kadar kolesterol total tanpa pengurangan kolesterol baik (High Density Lipoprotein atau HDL). Sifat antioksidan membawa banyak manfaat bagi tubuh manusia, seperti mencegah penuaan dini, mencegah oksidasi lemak, menurunkan tekanan darah (Ebong et al. 1999).

(47)

agregasi trombosit, sehingga mengurangi risiko stroke, arteriosklerosis, dan penyakit jantung iskemik. Tokotrienol telah terbukti menjadi pelindung dan mencegah oksidasi protein dan lipid. Kemampuan antioksidan gamma-tokotrienol dapat mencegah peningkatan tekanan darah dengan mengurangi peroksida lipid dan meningkatkan status total antioksidan, termasuk aktifitas superoksida dismutase. Gamma-dan delta-tokotrienol berasal dari minyak kelapa sawit menunjukkan aktivitas yang kuat terhadap promosi tumor dengan menghambat virus Epstein-Barr. Delta dan gamma faksi tokotrienol dapat menghambat beberapa jenis kanker. Penghambatan pertumbuhan sel kanker payudara dengan tokotrienol (Ebong et al. 1999).

2.3.3 Potensi MSMn Untuk Penanggulangan Kekurangan Vitamin A

Selama ini proses pengolahan MSMn menjadi minyak goreng meliputi penghancuran provitamin A untuk memperoleh minyak goreng yang jernih atau berwarna agak kuning. Jika produksi MSMn di Indonesia mencapai minimal 16 juta ton per tahun, sementara kandungan karotenoid provitamin A sebesar 550 ppm (= mg/kg), maka jumlah provitamin A yang dihancurkan per tahun menjadi sekitar 7.700 ton vitamin A, suatu pemborosan yang luar biasa. Vitamin A sejumlah itu dapat memenuhi kebutuhan lebih dari 30 milyar orang per tahun, dengan perhitungan rata-rata kebutuhan per orang sebesar 700 mikrogram retinol ekivalen per hari. Di Indonesia (WHO 2009) sekitar 19,6 % anak pra-sekolah KVA subklinis (serum retinol > 20 µg/dL = > 0,7 µL/L) dan 0,6% anak prasekolah buta senja (night blindness).

Jika 10 juta anak Indonesia yang dilaporkan kekurangan vitamin A akan diberi suplemen vitamin A sebesar 400 µg perhari sesuai RDA, maka jumlah yang dibutuhkan sebesar 365 x 10 juta x 400 mikrogram = 1.460 kg vitamin A per tahun, angka ini hanya 1 per 5000 dari 7.700 ton produksi vitamin A dari minyak sawit di Indonesia.  MSMn juga dapat menjadi bahan baku produk turunan misalnya: minyak makan, minyak tumis, minyak sachet untuk mie instan, salad dressing, minuman emulsi seperti “scott emulsion” dengan aroma buah, coklat, mocca, serta dapat dibuat produk mikroenkapsulasi (TAMSI-DMSI 2010).

(48)

jumlah MSMn yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan vitamin A seluruh penduduk Indonesia setiap tahunnya berjumlah 365 juta ml atau 365.000 kg saja, yang berarti hanya 365/19.000.000 x 100%= 0.002% dari produksi tahunan total.

Penanggulangan kekurangan vitamin A dengan melalui makanan yang dicampur minyak sawit merah merupakan cara yang ideal, mengingat makanan merupakan kebutuhan rutin setiap hari (Van Stuijvenberg et al. 2001, Zeba et al. 2006), daripada suplementasi dengan vitamin A murni atau retinol dari barang impor yang menyedot devisa negara. Minyak sawit MSMn secara alamiah menawarkan peluang untuk fortifikasi atau campuran berbagai jenis dan bentuk makanan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia. MSMn murah meriah untuk campuran makanan, di samping kaya provitamin A 400 - 1000 ppm (Cobb 2001, Van Stuijvenberg et al. 2001, Butt et al. 2006).

Jika dihitung nilai ekonomi vitamin A dalam minyak sawit dibandingkan dengan produk lain maka nilai vitamin A dalam minyak sawit merupakan yang termurah dibandingkan dengan komoditi lain termasuk vitamin A sintetik atau retinol (Van Stuijvenberg et al. 2001, Wardi 2008).

2.4 Profil Lipid 2.4.1 Kolesterol

Salah satu turunan lemak yang saat ini banyak diteliti karena keterkaitannya dengan beberapa penyakit degeneratif yaitu kolesterol. Kolesterol merupakan sterol yang paling dikenal oleh masyarakat. Sterol adalah kelompok senyawa yang mempunyai karakteristik struktur cincin kompleks steroid dengan bebagai variasi. Kolesterol di dalam tubuh mempunyai dua sisi berlawanan, yaitu di satu sisi diperlukan dan di sisi lain dapat membahayakan bergantung berapa banyak terdapat dalam tubuh dan di bagian mana. Kolesterol dalam darah berasal dari dua sumber yaitu dari diet (kolesterol eksogen) dan dari hasil sintesis dalam tubuh (kolesterol endogen). Apabila seseorang tidak mengkonsumsi kolesterol maka hati akan mensintesisnya dari asam lemak dengan kecepatan 0.5-1.0 g/hari (Almatsier 2003).

(49)

3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA (HMG KoA), (2) konversi HMG KoA menjadi mevalonat, (3) konversi mevalonat menjadi suatu molekul isopren yaitu isopentil pirofosfat (IPP) bersamaan dengan hilangnya CO2, (4) konversi IPP menjadi

squalene dan (5) konversi squalene menjadi kolesterol (Cheung et al. 1993). Dalam biosintesis kolesterol dilibatkan sebanyak sebelas macam enzim yaitu asetoasetil-KoA thiolase, HMG KoA sintase, HMG KoA reduktase, mevalonat kinase, fosfomevalonat kinase, mevalonat pirofosfat dekarboksilase, isopentenil-pirofosfat isomerase (IPP isomerase), farnesil-isopentenil-pirofosfat transferase (FPP transferase), squalene sintase, squalene monooksigenase dan squalene epoksidase. Biosintesis kolesterol terjadi 25 persen di organ hati dan 10 persen di usus (Cheung et al 1993).

Kolesterol diperlukan oleh tubuh untuk kepentingan: sintesis asam empedu yang diperlukan untuk pencernaan lemak, sintesis hormon steroid, sintesis vitamin D, dan sebagai komponen membran sel . Bersama darah, lemak dibawa dalam bentuk lipoprotein. Lipoprotein adalah gabungan dari trigliserida dan lipid besar lainnya seperti kolesterol dan fossolipid dengan protein-protein khusus (Almatsier 2003). Berdasarkan National Cholesterol Education Program (2001) kadar kolesterol total dalam darah diklasifikasikan menjadi: rendah (< 200 mg/dL), sedang (200-239 mg/dL), dantinggi (≥ 240 mg/dL).

2.4.2 Trigliserida

(50)

2.4.3 Lipoprotein

Lipoprotein merupakan suatu bentuk kompleks kombinasi antara lemak dan protein (Muchtadi et al. 1993), yang digabungkan dengan ikatan non-kovalen yaitu interaksi hidrofob antara gugus non-polar lipid dengan molekul protein (Wirahadikusumah 1985).

Terdapat empat jenis lipoprotein dengan karakteristik berbeda-beda, antara lain sebagai berikut (Krisnatuti & Yenrina 1999):

a. Kilomikron

Merupakan jenis lipoprotein yang kandungan lemaknya tinggi, densitas rendah, komposisi trigliserida tinggi, dan membawa sedikit protein. Kilomikron adalah lipoprotein yang berukuran paling besar serta berfungsi mengangkut lipid berasal makanan dari saluran cerna ke seluruh tubuh. (Almatsier 2003).

b. Pre-beta lipoprotein-very low density lipoprotein (VLDL)

Jenis lipoprotein ini memiliki kandungan lipid tinggi. Kurang lebih sebanyak 20% kolesterol terbuat dari lemak endogenous di hati. Bila VLDL meninggalkan hati, lipoprotein lipase kembali bekerja dengan memecah trigliserida. Kemudian, VLDL akan mengikat kolesterol yang ada pada lipoprotein lain dalam sirkulasi darah. VLDL akan bertambah berat karena kekurangan trigliserida dan mejadi LDL (Almatsier 2003).

c. Beta lipoprotein-low density lipoprotein (LDL)

(51)

d. Beta lipoprotein-high density lipoprotein (HDL)

Jika sel-sel lemak membebaskan gliserol dan asam lemak, kemungkinan kolesterol dan fosfolipid akan dikembalikan pula ke dalam aliran darah. Hati dan usus halus kemudian akan memproduksi HDL yang masuk ke aliran darah. HDL akan mengambil kolesterol dan fosfolipid yang ada di dalam aliran darah dan menyerahkannya ke lipoprotein lain untuk diang kut kembali ke hati guna diedarkan kembali atau dikeluarkan dari tubuh (Almatsier 2003). Jenis lipoprotein ini membawa lemak total rendah, protein tinggi, dan dibuat dari lemak

endogenous di hati. Oleh karena kandungan kolesterolnya lebih rendah dan fungsinya sebagai pembuangan kolesterol maka HDL ini sering disebut kolesterol baik. Jadi makin rendah kadar HDL kolesterol, makin besar kemungkinan risiko terjadinya PJK. Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan cara berhenti merokok, mengurangi berat badan dan menambah aktifitas (exercise) (Djohan 2004). Berdasarkan National Cholesterol Education Program (2001), kadar HDL darah yang baik yaitu > 40 mg/dL. Komposisi lipoprotein dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Komposisi Lipoprotein.

Kelas Lipoprotein Density (g/mL) Diameter (nm) Protein (%) Kolesterol (%) Fosfolipid (%) Trigliserida (%)

HDL 1,063 – 1,210 5 - 15 33 30 29 8

LDL 1,019 – 1,063 18 - 28 25 50 21 4

IDL 1,006 – 1,019 25 - 50 18 29 22 31

VLDL 0,95 – 1,006 30 - 80 10 22 18 50

Kilomikron < 0,95 100 - 1000 < 2 8 7 84

Sumber: Christe Marbbn (2009)

2.5 C-Reactive Protein

(52)

hsCRP (high sensitivity C-reactive protein) merupakan pemeriksaan untuk mengukur konsentrasi CRP yang sangat sedikit sehingga bersifat lebih sensitif. Pemeriksaan CRP yang sangat sensitif ini diperlukan untuk memperkirakan risiko PJK. C-reactive protein merupakan protein fase akut yang paling sensitive sehingga disebut golden marker untuk inflamasi. Setelah infark 6-12 jam CRP meningkat hingga 2.000 kali nilai normal. Inflamasi ringan dan infeksi virus meningkatkan konsentrasi CRP sampai 10-50 mg/L, inflamasi aktif dan infeksi bakteri sampai 50-200 mg/L, dan pada infeksi berat dan trauma sampai lebih dari 200 mg/L. C-Reactive Protein berperan dalam pertahanan non spesifik, sebagai respon terhadap injury dan infeksi, CRP disintesa di sel hepatosit yang aktivitasnya distimulasi oleh sitokin terutama IL-6, IL-1β, dan Tumor Necrosis Factor (TNF)-α (Ridker et al. 2001, Ledue dan Rifai 2003, Pramudianti 2010).

Nilai rujukan hsCRP untuk menilai risiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) adalah < 10 mg/L. Apabila nilai hsCRP > 10 mg/L maka nilai tersebut lebih menunjukkan terjadinya peradangan yang bersifat akut dan tidak menggambarkan risiko terjadinya PJK. Berikut ini nilai rujukan hsCRP menurut American Heart Association dan US Centers for Disease Control and Prevention: Jika konsentrasi hsCRP < 1,0 mg/L, maka risiko terkena PJK rendah , jika konsentrasi hsCRP 1,0- 3,0 mg/L, maka risiko terkena PJK rata-rata , dan jika konsentrasi hsCRP > 3,0 mg/L (tetapi < 10 mg/L), maka risiko terkena PJK tinggi. Pengukuran hs-CRP dengan metode sangat sensitif dapat mendeteksi kadar CRP sampai 0,1-0,4 mg/L dengan dasar metode ELISA atau

chemiluminescent yang merupakan pengukuran reaksi imunologi antigen antibodi. Metode ini menggunakan butiran plastik yang dilapisi antibodi CRP. Reagen yang digunakan adalah antibodi monoklonal murin dan alkalin phosphatase (ALP) dari usus anak sapi yang dikonjugasikan dengan anti-CRP antibodi poliklonal kelinci pada buffer yang telah diberi pengawet (Sies dan Packer 2005, Pramudianti 2010).

Faktor-faktor yang meningkatkan kadar hs-CRP antara lain peningkatan tekanan darah, peningkatan Body Mass Indexs (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT), merokok, sindroma metabolik, DM, penurunan high density lipoprotein

(53)

jumlah lekosit total > 11.103 uL. Penurunan kadar hs-CRP antara lain disebabkan konsumsi alkohol, peningkatan aktivitas, penurunan berat badan (BB), dan pengobatan (statin, fibrates, niacin) (David 2006, Pramudianti 2010).

Peran CRP pada disfungsi endotel dengan menurunkan stabilitas mRNA NOS, meningkatkan produksi vasokonstriksi endotelin-1, dan mengaktifasi apoptosis sel endotel, selain itu CRP mengaktivasi endotel melalui peningkatan NF κB, IL-6, dan IL-8. Tahap awal pembentukan plak aterosklerosis distimulasi CRP melalui peningkatan ekspresi adhesin molekul sel endotel, produksi kemoatraktan kemokin dan uptake LDL oleh makrofag, serta berpengaruh juga pada rupturnya plak aterosklerosis melalui peningkatan PAI-1 dan penurunan NO (gambar 2). (David 2006, Pramudianti 2010).

[image:53.595.105.483.267.763.2]

Sumber: Subodh (2005)

(54)

2.6 Program SawitA

2.6.1 Tujuan dan Urgensi Program

Minyak goreng komersil yang beredar di pasaran merupakan minyak sawit mentah yang telah mengalami pemucatan (bleaching) sehingga berwarna kuning keemasan sampai bening yang dengan sengaja menghilagkan karoten sumber vitamin A sebesar 80-100%. Isu sekarang yang beredar untuk mengatasi masalah kekurangan vitamin A di Indonesia adalah mulai Januari 2011 pemerintah mewajibkan kepada produsen minyak goreng untuk memfortifikasi vitamin A sintesis secara besar-besaran ke dalam produk minyak goreng. Hal ini akan menyebabkan terjadinya impor vitamin A sintetik secara besar-besaran karena vitamin A sintetik hanya di produksi oleh Negara Jerman sehingga harus membayar seharga Rp. 100,00/liter minyak goreng. Padahal didalam minyak sawit mentah mengandung karoten yang merupakan provitamin A alami yang sangat tinggi.

Program sawitA merupakan suatu program yang dilakukan oleh Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor bekerjasama dengan PT Smatr Tbk. Program ini melibatkan 37 mahasiswa Institut Pertania Bogor dan 79 orang kader posyandu sebagai fasilitator dan dilakukan di 10 desa yang ada di wilayah kecamatan Dramaga. Melalui program SawitA, produk minyak sawit di distribusi ke masyarakat dengan dilengkapi informasi manfaat dan cara penggunaannya melalui praktek langsung sehingga dapat segera digunakan untuk kehidupan sehari-hari.

Program SawitA ini memprioritaskan masyarakat prasejahtera karena masyarakat prasejahtera tidak mempunyai kemapuan untuk membeli alternatif vitamin A alami seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Kegiatan program ini dilaksanakan secara bertahap dan bergilir di masyarakat bekerja sama dengan Pemda Dinas Kesehatan dan lembaga desa terkait khususnya Posyandu. Pada tahap pertama program ini dilaksnakan di Kabupaten Bogor yang nantinya dapat diharapkan menjadi model untuk penerapan pada kabupaten-kabupaten lain.

(55)

yang secara alamiah mengandung provitamin A dan Vitamen E yang sangat tinggi dengan harga yang sangat terjangkau (Zakaria et al. 2011).

Program SawitA juga mengembangkan aneka produk berbasis minyak sawit sumber provitamin A dan vitamin E alamiah yang sangat tinggi konsentrasinya dengan harga murah antara lain sebagai: minyak makan untuk menumis, meneteskan dan mencampur pada makanan, bentuk kapsul dan minyak manis yang dapat diminum langsung. Program ini dimonitoring dan dievaluasi penyelenggaraannya untuk perbaikan Program SawitA berikutnya di kabupaten lain.

Kegiatan ini sangat penting bagi masyarakat Indonesia, karena merupakan kegiatan yang akan menyelamatkan dan memanfaatkan karotenoid provitamin A alami yang terdapat dalam minyak sawit merah dalam jumlah yang sangat tinggi. Dua ml saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin A harian dengan harga hanya Rp 20,- per orang per hari atau Rp 10,- per anak, dengan demikian dapat mengatasi kekurangan vitamin A pada masyarakat Indonesia dari keluarga miskin termasuk baduta, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan manula.

2.6.2 Karakteristik Minyak Sawit yang Digunakan untuk Program SawitA

Istilah CPO dalam program ini diterjemahkan sebagai “minyak sawit mentah” (MSMn), sedangkan MSMn yang telah mengalami pengolahan tetapi masih mengandung karotenoid tinggi dan berwarna merah disebut “minyak sawit merah” (MSM), yang merupakan penjabaran dari red palm oil (RPO).

Penggunaan istilah ini untuk menghindari kesalahpahaman masyarakat umum jika memakai kata crude pada CPO dan diterjemahkan menjadi “minyak sawit kasar”, dikhawatirkan akan memberikan kesan yang tidak menguntungkan bagi minyak sawit.

(56)
[image:56.595.44.484.44.816.2]

Tabel 7 Karakteristik MSMn berdasarkan hasil analisis kimia

No. Asal kemasan MSMn Tanggal penerimaan Rata-rata bilangan asam (g NaOH/g minyak) Rata-rata asam lemak bebas (%) Rata-rata bilangan iod

1 Jerry Can hitam 26 Oktober 2011 0,014 9,66 - 2 Jerry Can putih 06 April 2011 0,019 12,90 - 3 Jerry Can putih 20 Juni 2011 0,008 5,425 49,79 Sumber: Zakaria et al. 2011

Tabel 8 Karakteristik MSMn yang hanya mengalami proses netralisasi

Analisis Angka

Rata-rata bilangan asam (g NaOH/g minyak) 0,007

Rata-rata asam lemak bebas (%) 4,42

Rata-rata bilangan iod 50,86

Bilangan peroksida (meq peroksida/kg) 0

Sumber: Zakaria et al. 2011

Tabel 9 Karakteristik MSM yang mengalami netralisasi dan deodorisasi yang diproduksi di Technopark

Analisis Angka

Rata-rata bilangan asam (g NaOH/g minyak) 0,006

Rata-rata asam lemak bebas (%) 4,055

Rata-rata bilangan iod 48,62

Bilangan peroksida (meq peroksida/kg) 0

Sumber: Zakaria et al. 2011

(57)
[image:57.595.91.525.65.815.2]

Tabel 10 Hasil analisis logam berat MSMn dan MSM yang diproduksi di Technopark

No. Parameter Satuan Hasil Pemeriksaan Metode MSMn Netralisasi MSM

1 Timbal (Pb) mg/kg <0.030 <0.030 <0.030 APHA*) ed. 21th 3111 B, 2005 2 Air Raksa (Hg) mg/kg <0.001 <0.001 <0.001 APHA ed. 21th

3111 B, 2005 3 Cadmium (Cd) mg/kg <0.005 <0.005 <0.005 APHA ed. 21th

3111 B, 2005

4

Crom Heksavalent (Cr6+)

mg/kg <0.011 <0.011 <0.011 APHA ed. 21th 3500 Cr B, 2005

5 Crom Total (Cr) mg/kg <0.011 <0.011 <0.011 APHA ed. 21th 3111 B, 2005 6 Arsen (As) mg/kg <0.002 <0.002 <0.002 APHA ed. 21th

3111 B, 2005 7 Tembaga (Cu) mg/kg <0.015 <0.015 <0.015 APHA ed. 21th

3111 B, 2005

8 Kadar Air % b.b 1.85 0.96 1.03 SNI

19-7030-2004 Sumber: Zakaria et al. 2011 *)American Public Health Association (APHA)

(58)
(59)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini selesai dikerjakan dalam waktu 7 bulan (Mei-Desember 2011). Lokasi penelitian dilakukan di 3 desa di wilayah Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Analisis darah dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB serta Laboratorium Mikrobiologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan IPB.

3.2 Alat dan Bahan

Istilah CPO (crude palm oil) dalam program ini diterjemahkan sebagai “minyak sawit mentah” (MSMn), sedangkan MSMn yang telah mengalami pengolahan tetapi masih mengandung karotenoid tinggi dan berwarna merah disebut “minyak sawit merah” (MSM), yang merupakan penjabaran dari red palm oil (RPO). Penggunaan istilah ini untuk menghindari kesalahpahaman masyarakat umum jika memakai kata crude pada CPO dan diterjemahkan menjadi “minyak sawit asli”, dikhawatirkan akan memberikan kesan yang tidak menguntungkan bagi minyak sawit.

Bahan utama yang digunakan adalah Minyak Sawit Mentah (MSMn) yang dikemas dalam botol plastik 140 mL sebagai minyak tumis. MSMn diperoleh dari PT SMART TBK Jakarta. Pembotolan produk MSMn dilaksanakan di TECHNOPARK IPB dan telah didaftarkan untuk mendapatkan nomor registrasi produk industri rumah tangga (P-IRT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Nomor pendaftaran produk ini adalah P-IRT No 207320101871.

Peralatan yang digunakan adalah vacutainer 5 mL dengan EDTA, venojek dan pompanya, syringe 10 mL, laminar, pipet pasteur, valcon 15 mL, freezer, lemari pendingin, sentrifuse, timbangan analitik, mikropipet 100 μL hingga 1000

(60)

Bahan untuk analisis plasma adalah: kit analisis kolesterol (AMS Chol4/092711), kit analisis trigliserida (AMS Trigs2/092598), HDL precipitan (FS 60053819), Monoclonal mouse anti-human C-reactive protein (Sigma C1688-0,2 mL), HRP (Horseradish Peroksidase) conjugated Goat anti-mouse IgG (ICL GGFC-90P), substrat ABTS (2,2’-azino-bis-(3-ethyl-benzothiazoline-6-sulphonic acid)) (KPL 50-66-18), akuades, tween-20, tween-80, PBS (phosphate buffer saline), akuabides, casein, dan beberapa bahan kimia lain.

3.3 Tahapan Penelitian

3.3.1 Pemilihan Responden dan Pengambilan Darah Sebelum Intervensi

Responden yang digunakan adalah dari keluarga prasejahtera yang secara ekonomi tidak mampu membeli alternatif sumber vitamin A dari sayur-sayuran dan buah-buahan. Dari data yang diperoleh dari kantor desa terpilih, dilakukan kunjungan ke rumah-rumah penduduk yang termasuk ke dalam keluarga prasejahtera untuk meminta kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini dan diberikan pengetahuan mengenai manfaat minyak sawit mentah. Responden diundang untuk mengikuti pertemuan kelompok untuk memberikan penjelasan lebih lanjut seperti cara penggunaan minyak sawit merah melalui demo masak, pembagian leaflet dan komik.

Pada penelitian ini diambil 508 responden (dari 9 cluster) yang terbagi dalam 151 kepala keluarga dari RT/RW: 01,03/2; 02/6 Desa Babakan, 01,03/1; 02,03/2; 01/3 Desa Dramaga, 01,02,03/02 Desa Sukadamai. Dari 508 responden, dipilih 33 orang diambil darahnya untuk analisis profil lipid dan kadar C-reactive protein sebelum dan sesudah konsumsi minyak sawit merah. Syarat responden yang dipilih untuk analisis darahnya:

• Sehat berdasarkan pemeriksaan klinik

• Ibu rumah tangga usia produktif

• Sedang tidak hamil dan menyusui

• Berstatus gizi normal (tidak overweight)

(61)

Responden yang terpilih diambil darahnya di Puskesmas desa Dramaga oleh seorang perawat setelah menandatangani informed consent, darah diambil secara aseptis dengan venojek sekali pakai. Sampel darah ditempatkan dalam vacutainer steril yang berisi antikoagulan EDTA. Darah kemudian disentrifuse dengan kecepatan 1500 rpm selama 10 menit. Setelah disentrifuse akan diperoleh tiga lapisan, bagian atas adalah plasma darah, bagian tengah adalah buffy coat yang mengandung sel darah putih, dan bagian bawah adalah sel darah merah. Plasma dan sel darah merah kemudian disimpan dalam freezer dengan suhu -200C.

3.3.2 Intervensi Responden dengan Minyak Sawit Mentah (MSMn)

Setiap keluarga responden akan diberikan produk MSMn 1 botol (140 mL) setiap minggu selama 2 bulan. Dengan asumsi tiap keluarga beranggotakan 4-8 orang, sehingga di perhitungkan setiap orang/hari akan mengkonsumsi minyak sawit mentah sebanyak 2,5 – 5 mL per orang/hari setara dengan 1500-3000 µg ekiuvalen vitamin A. Kalaupun anggota keluarga mencapai 10-12 orang akan tetap mendapat 1,7 – 2 mL per orang/hari setara dengan 1020-1200 µg equivalen vitamin A.

Untuk sosialisasi penggunaan minyak sawit mentah, dilakukan pertemuan masal sebelum intervensi, sebulan setelah intervensi, dan 2 bulan setelah intervensi yang bertempat di balai desa atau majelis taklim desa setempat. Dalam pertemuan masal dilakukan penyuluhan singkat mengenai minyak sawit mentah (edukasi manfaat dan cara penggunaan), demo masak, dan pembagian komik yang berisi cara penggunaan minyak sawit mentah.

(62)
[image:62.595.55.487.8.836.2]

Anjuran dan takaran penggunaan minyak sawit mentah dapat dilihat pada Tabel 11 berikut, dengan asumsi kebutuhan: 2,5 mL per/hari untuk orang dewasa dan 1 mL per hari untuk anak-anak.

Tabel 11 Anjuran dan takaran penggunaan MSMn

Ukuran MSMn Cara penggunaan

1 Sendok Makan ( ± 6 mL) = 2-3 kecrot Digunakan sebagai minyak tumis, untuk

porsi makan seluruh keluarga dalam sehari. ( 2 dewasa 1 anak-anak)

2 Sendok Makan (± 12 mL) = 4-6 kecrot

Digunakan sebagai minyak tumis, untuk porsi makan seluruh keluarga dalam sehari. (4 dewasa 2 anak-anak)

1 Kecrot = 2-3 mL

Digunakan untuk makanan siap santap 1 porsi untuk 1 orang per satu kali makan

3.3.3. Pengambilan Darah Responden Setelah Intervensi

Pengambilan darah dilakukan di Puskesmas desa Dramaga oleh seorang perawat. Darah diambil dari 33 responden yang sama dengan yang diambil darahnya sebelum intervensi MSMn. Darah diambil secara aseptis dengan venojek sekali pakai. Sampel darah selanjutnya diperlakukan sama dengan yang dilakukan terhadap sampel darah sebelum intervensi MSMn sebagaimana telah disebutkan di atas.

3.3.4 Analisis Plasma darah 3.3.4.1 Analisis Profil Lipid

Lipid darah meliputi kadar trigliserida (TG), kadar total kolesterol (TK), kadar HDL dan kadar LDL. Kadar TG, TK dan HDL pada plasma/serum dapat diukur dengan menggunakan kit reagen komersial. Kit komersial berisi sejumLah enzim-enzim spesifik yang mengubah substrat menjadi kromofor, sehingga kadarnya dapat diukur dengan spektrofotometri.

a. Analisis Kadar Total Kolesterol (TK)

(63)

Kolesterol ester + H2O kolesterol esterase kolesterol + asam lemak

Kolesterol + O2 kolesterol oksidase kolesten-3-one + H2O2

2 H2O2 + fenol+ 4-aminoantipyrine peroksidase quinoneimine + 4 H2O

Prosedur analisis yaitu sampel atau standar diambil sebanyak 100 µL dan dicampurkan dengan 1000 µL pereaksi kit (mengandung kolesterol esterase, kolesterol oksidase, fenol, 4-aminoantipyrine, peroksidase dan bufer) kemudian dimasukkan ke dalam tabung lalu dicampurkan sampai homogen. Campuran diinkubasi pada suhu 370C selama 5 menit, dan kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 500 nm. Perhitungan kadar kolesterol total dilakukan dengan menggunakan rumus :

/ /

b. Analisis Kadar HDL

Pengukuran HDL dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan presipitasi terhadap lipoprotein densitas rendah (LDL dan VLDL) dan kilomikron. Presipitasi dilakukan dengan penambahan asam fosfotungstat dan kehadiran ion magnesium (MgCl2). Setelah disentrifugasi, HDL dalam supernatan diukur menggunakan

pereaksi kit yang sama dengan pengukuran total kolesterol (CHOD-PAP).

Prosedur presipitasi adalah: sebanyak 200 µL plasma darah dicampurkan dengan 500 µL pereaksi presipitasi yang telah diencerkan dengan akuabides (rasio 4+1), kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu kamar. Setelah sentrifugasi pada 1074g (4000 rpm) selama 10 menit, dihasilkan supernatan yang siap untuk dianalisis sama seperti analisis total kolesterol di atas.

/ /

c. Analisis Kadar Trigliserida (TG)

(64)

sampai homogen. Campuran diinkubasi pada suhu 370C selama 5 menit, dan kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 500 nm.

Trigliserida ditentukan setelah hidrolisis enzimatis dengan lipase.

Trigliserida + H2O lipase gliserol + asam lemak

Gliserol + ATP gliserol kinase gliser

Gambar

Tabel 1  Asam lemak penyusun minyak sawit.
Tabel 3 Nilai sifat fisiko-kimia MSMn
Tabel 4 Kandungan komponen minor MSNn
Gambar 2 Pengaruh CRP pada endotel
+7

Referensi

Dokumen terkait

guru fiqh dalam mengatasi gangguan komunikasi pembelajaran

[r]

Namun, peraturan perundang-undangan tersebut tidak lagi memenuhi tuntutan pertumbuhan dan perkembangan Jakarta Ibukota Negara dan semangat desentralisasi sesuai dengan

Website ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang usaha-usaha yang sedang berkembang di Kota Depok, baik dibidang industri, perdagangan dan jasa lengkap

Kota Administratif Prabumulih dengan luas wilayah keseluruhan mencapai 25.194 ha, yang merupakan bagian dari Kabupaten Muara Enim, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor

[r]

Aplikasi ini berjudul &#34; APLIKASI PERSEDIAAN BARANG PADA MINI MARKET âLANGGANAN ANDAâ DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0&#34;, aplikasi ini dibuat dengan maksud agar

2. Membantu anggota profesi untuk memahami berbagai pengetahuan dalam memberikan askep.. Membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan dengan memberikan arah yang