• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertanggungjawaban Indonesia Atas Pencemaran Lintas Batas Negara Akibat Kebakaran Hutan Dalam Perspektif Hukum Lingkungan Internasional.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pertanggungjawaban Indonesia Atas Pencemaran Lintas Batas Negara Akibat Kebakaran Hutan Dalam Perspektif Hukum Lingkungan Internasional."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PERTANGGUNGJAWABAN INDONESIA ATAS

PENCEMARAN LINTAS BATAS NEGARA AKIBAT

KEBAKARAN HUTAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM

LINGKUNGAN INTERNASIONAL

DIMITRI ANGGREA NOOR

NIM. 1203005055

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)
(3)
(4)
(5)

i

SKRIPSI

PERTANGGUNGJAWABAN INDONESIA ATAS

PENCEMARAN LINTAS BATAS NEGARA AKIBAT

KEBAKARAN HUTAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM

LINGKUNGAN INTERNASIONAL

DIMITRI ANGGREA NOOR 1203005055

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(6)

ii

PERTANGGUNGJAWABAN INDONESIA ATAS

PENCEMARAN LINTAS BATAS NEGARA AKIBAT

KEBAKARAN HUTAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM

LINGKUNGAN INTERNASIONAL

Skripsi ini dibuat untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum

pada Fakultas Hukum Universitas Udayana

DIMITRI ANGGREA NOOR NIM. 1203005055

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(7)
(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Allah SWT karena atas rahmat nya

penulisan skripsi yang berjudul “ Pertanggungjawaban Indonesia Atas Pencemaran

Lintas Batas Negara Akibat Kebakaran Hutan dalam Perspektif Hukum Lingkungan

Internasional” dapat terselesaikan. Skripsi ini diajukan sebagai kewajiban dalam

rangka memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Udayana. Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penyelesaian skripsi ini dapat berhasil dengan baik berkat arahan, bimbingan, dukungan, masukan dan saran dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Prof. Dr. I Made Arya Utama, SH., M.H., Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana.

2. Dr. Gede Made Swardhana SH.,M.H., Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Udayana.

3. Dr. Ni Ketut Sri Utari, SH.,M.H, Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Udayana.

4. Dr. I Gede Yusa, SH.,MH, Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Udayana.

(10)

6. I Gede Putra Ariana, SH.,MKn, sebagai Sekretaris Bagian Hukum Internasional.

7. Dr. I Gede Artha, SH., MH., selaku Dosen Pembimbing Akademik bagi penulis, yang selalu memberi bimbingan dan motivasi bagi penulis dalam menempuh studi di Fakultas Hukum.

8. Prof. Dr. I Made Pasek Diantha SH.,MS, Dosen Pembimbing I dalam penyusunan skripsi ini, yang telah memberi arahan, bimbingan, dukungan, saran dan petunjuk yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. I Made Budi Arsika SH.,LLM, Dosen Pembimbing II dalam penyusunan skripsi ini, yang telah memberi arahan, bimbingan, dukungan, saran dan petunjuk yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Eddy Noor selaku orang tua penulis yang senantiasa sabar dan selalu memberi dukungan demi rampungnya skripsi ini.

11.Bapak dan Ibu Dosen di Lingkungan Fakultas Hukum Universitas Udayana yang telah berjasa memberikan ilmu pengetahuan selama penulis duduk di bangku perkuliahan.

12.Seluruh Staf Administrasi dan Pegawai di Lingkungan Fakultas Hukum Universitas Udayana.

(11)

14.Thalia Anggrea Noor dan Sultan Hardy Noor selaku saudara kandung penulis yang senantiasa selalu memberikan dukungan demi rampungnya skripsi ini 15.Kuswanto selaku sahabat baik penulis yang senantiasa memberi dukungan

demi rampungnya skripsi ini

16.Trisna Anggita, Made Hadi Setiawan, Adit Wikardiyan, Grace Tan, Adimas Rakyandani, Ari Maharta dan teman-teman seperjuangan Fakultas Hukum Universitas Udayana yang selalu memberikan motivasi selama perkuliahan.

Akhirnya, dengan menyadari keterbatasan dan ketidaksempurnaan skripsi ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembaca dan bagi kemajuan ilmu hukum

Denpasar, 15 Juli 2016

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA ...

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ...

HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ...

ABSTRAK ...

1.4 Orisinalitas Penelitian ... 7

(13)

1.8.1 Jenis Penelitian ... 14

1.8.2 Jenis Pendekatan ... 14

1.8.3 Sumber Bahan Hukum ... 14

1.8.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ... 16

1.8.5 Teknik Analisis ... 16

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN INDONESIA ATAS PENCEMARAN LINTAS BATAS NEGARA AKIBAT KEBAKARAN HUTAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL 2.1 Tanggung Jawab Negara dalam Hukum Internasional ... 18

2.1.1 Definisi Tanggung Jawab Negara ... 18

2.1.2 Teori-teori Tanggung Jawab Negara ... 22

2.1.3 Tanggung Jawab Suatu Negara yang Dipersalahkan Secara Internasional ... 23

2.2 Pencemaran Udara Lintas Batas Negara ... 27

2.2.1 Definisi Pencemaran Udara Lintas Batas ... 27

2.2.2 Jenis-jenis Pencemaran Udara Lintas Batas ... 29

2.3 Gambaran Umum tentang Pencemaran Lintas Batas Negara Akibat Kebakaran Hutan………... .... 33

2.3.1 Sejarah Kebakaran Hutan Di Indonesia ... 33

2.3.2 Penyebab Kebakaran Hutan Di Indonesia ... 36

(14)

BAB III TANGGUNG JAWAB INDONESIA ATAS PENCEMARAN

LINTAS BATAS NEGARA AKIBAT KEBAKARAN HUTAN

BERDASARKAN HUKUM NASIONAL DAN HUKUM

LINGKUNGAN INTERNASIONAL

3.1 Tanggung Jawab Indonesia atas Pencemaran Lintas Batas Negara Akibat Kebakaran Hutan Berdasarkan Hukum Nasional……….…... 39 3.1.1 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang

Kehutanan………. 40 3.1.2 Undang-undang No. 32 Tahun 2009 Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup……….. 42 3.1.3 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang

Pengendalian Pencemaran Udara………. 45 3.1.4 Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 Tentang

Pengendalian Kerusakan dan/atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan/atau Lahan ……… 49 3.2 Tanggung Jawab Indonesia atas Pencemaran Lintas Batas

Negara Akibat Kebakaran Hutan Berdasarkan Hukum Lingkungan Internasional………..… 52 3.2.1 The Geneva Convention on The Long-Range

(15)

3.2.2 United Nations Framework Convention On Climate

Change……….. .... 54

3.2.3 ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution……… ... 57

BAB IV TINDAKAN HUKUM INDONESIA TERKAIT TANGGUNG JAWAB ATAS PENCEMARAN LINTAS BATAS AKIBAT KEBAKARAN HUTAN 4.1 Kebijakan dan Langkah Indonesia Dalam Mengatasi Masalah Kebakaran Hutan dan Kabut Asap………... 61

4.1.1 Kebijakan Status Quo……….… 61

4.1.2 Kebijakan Modifikasi………. .... 63

4.1.3 Kebijakan Sistem Baru………... ... 64

4.2 Penegakan Hukum Sebagai Tanggung Jawab Internasional Indonesia dalam Mengatasi Dampak Pencemaran Lintas Batas Negara Akibat Kebakaran Hutan ... 66

4.2.1 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Peningkatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan ... 66

4.2.2 Bentuk Sanksi Terhadap Pembakaran Hutan…………... 68

4.2.3 Berat atau Ringannya Sanksi………. .... 73

(16)

4.2.3.2 Undang-undang No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ……….. .... 76 4.2.3.3 Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999

Tentang Pengendalian Pencemaran Udara… ... 81 4.2.3.4 Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2001 Tentang

Pengendalian Kerusakan dan/atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan/atau Lahan………….. ... 82 4.2.4 Penyelesaian Sengketa Berdasarkan Instrumen

Internasional………... 83

BAB V PENUTUP

(17)
(18)

xiii

ABSTRAK

PERTANGGUNGJAWABAN INDONESIA ATAS PENCEMARAN LINTAS

BATAS NEGARA AKIBAT KEBAKARAN HUTAN DALAM PERSPEKTIF

HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL

Pada pertemuan Menteri Lingkungan Hidup ASEAN Sub Regional Ministerial Steering Committee on Transboundary Haze Pollution (MSC), Malaysia mendesak Indonesia untuk menyelesaikan masalah kabut asap akibat kebakaran hutan karena menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat dan sejumlah gangguan yang merugikan Malaysia serta Singapura. Sejumlah instrumen nasional dan instrumen internasional kemudian ditentukan untuk mencegah dan menanggulangi kabut asap lintas batas Negara akibat kebakaran hutan

Karya ilmiah ini disusun dengan menggunakan metode penelitian hukum normative. Adapun pendekatan yang digunakan berupa pendekatan kasus, dimana pendekatan ini mengacu pada kasus kebakaran hutan yang terjadi saat ini serta pendekatan perundang-undangan yang menganalisis instrumen baik dalam hukum nasional dan instrumen internasional. Skripsi ini membahas dua permasalahan utama yaitu: pertanggungjawaban Indonesia berdasarkan hukum nasional dan hukum lingkungan internasional atas pencemaran lintas batas Negara akibat kebakaran hutan serta tindakan hukum Indonesia atas pencemaran lintas batas akibat kebakaran hutan. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam skrispi ini adalah 1) Tanggung jawab yang dapat dilakukan Indonesia adalah dengan meningkatkan usaha perlindungan hutan, menerapkan sanksi secara tegas terhadap, melakukan pengawasan secara intensif, memberikan informasi dan pendidikan tentang bahaya pencemaran udara, tanggung jawab secara moral, mengawasi perubahan iklim dan lebih selektif dalam memberikan izin eksploitasi hutan. 2) Tindakan hukum Indonesia terkait tanggung jawabnya dapat dilihat melalui Kebijakan dan langkah Indonesia serta penegakannya dalam mengatasi kebakaran hutan. Salah satu tindakan hukum Indonesia dalam mengatasi kebakaran hutan adalah dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 2015 Tentang Peningkatan Pengendalian Kebakaran. Instruksi ini mengatur para pejabat Negara untuk mengatasi dan melakukan kerja sama dan meningkatkan penegakan hukum dan sanksi tegas terhadap kegiatan pembakaran hutan dan lahan.

(19)

xiv

ABSTRACT

INDONESIA RESPONSIBILITY OF TRANSBOUNDARY HAZE

POLLUTION BY FOREST FIRES IN PERPEKTIVE OF INTERNATIONAL

ENVIRONMENTAL LAW

At meeting of environment ministers ASEAN Sub Regional Ministerial Steering Committee on Transboundary Haze Pollution (MSC), Malaysia urges Indonesia to resolve the haze problem by forest fires cause health problem to society and a

number of harmful interference Malaysia and Singapore. This leads to the creation of of national and international instruments to prevent and control transboundary haze pollution by forest fires.

This writing uses a normative legal research method. It also uses case that refers to cases of forest fires which has happen as well as the statutory approach that analyzes national laws and international instruments. This writing discusses two main issues, namely: Indonesia responsibility by national law and international environmental law on transboundary pollution by forest fires and Indonesia law action related responsibility on transboundary pollution by forest fires.

As for the conclusions that can be drawn are as follows: 1) That Indonesia

responsibility can be carried is increase forest protection efforts, apply sanctions in assertive, give some information and education about dangerous of air pollution, responsibility in moral, oversee climate change, and more selective to give

permission in forest exploitation. 2) Indonesia legal action related of responsibility can be see by policy and Indonesia step and enforcement in resolve fires forest. One of Indonesia legal action to resolve forest fires is issuing of a presidential decree or the President Instructions of Republic Indonesia number 11 year 2015 concerning Improvement of Fire Control. This instruction set government officials to resolve dan teamwork and increase law enforcement and assertive sanction for forest fires

activity.

Referensi

Dokumen terkait

Definisi Flowchart Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara.. Dalam siklus ini terdapat dua

Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia dilakukan secara sadar, yang mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri,

1) Segalanya berbicara, seluruh lingkungan kelas dirancang agar dapat membawa pesan belajar yang dapat diterima oleh peserta didik. Faktor bahasa tubuh, kata-kata,

(1) Setoran bagian Pemerintah sebesar 34% (tiga puluh empat persen) dari penerimaan bersih usaha kegiatan pengusahaan sumber daya panas bumi untuk pembangkitan

Tiada bahagian daripada terbitan ini boleh diterbitkan semula, disimpan untuk pengeluaran atau ditukarkan ke dalam sebarang bentuk atau dengan sebarang alat juga pun, sama ada.

Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak etanol daun dewa yang diformulasi dalam bentuk sediaan emulgel semakin efektif mengurangi jumlah

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL TIRTONADI belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada

Namun sangat disayangkan dari dulu sampai saat ini belum mampu mencapai target yang harapkan karena selalu dihadapkan pada permasalahan yang sama, yaitu penempatan transmigran