Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP
(Penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas VIII disalah satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
oleh
MEGA MUSTIKAWATI
0900354
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIS SISWA SMP
Oleh
Mega Mustikawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Mega Mustikawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
MEGA MUSTIKAWATI
PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP
(Penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas VIII disalah satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING
Pembimbing I,
Dr. H. Endang Cahya MA, M.Si NIP. 196506221990011001
Pembimbing II,
Tia Purniati, S.Pd., M.Pd. NIP. 197703062006042001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRACT
Mega Mustikawati (0900354). The Application of Learning Mathematics with REACT strategy in Increasing the Mathematical Communication Ability of Junior High School Students
This research studied about “The Application of Learning Mathematics with REACT strategy in Increasing the Mathematical Communication Ability of Junior High School Students”. The method used in this research was quasi-experimental method using pretes-posttes control group design. The population in this research were the whole grade VIII in one of junior high schools in West Bandung Regency, while the sample were two classes of the population. Learning process in experiment class was conducted by REACT strategy, while the control class using conventional learning. The instruments in this study were a set of tools to test the ability of mathematical communication and questionnaire of students’ attitudes towards learning with REACT strategy. The results showed that students who learnt with REACT strategy had significantly increased the ability of mathematical communication better than students who got conventional learning. Based on the average results of the post-test and index gain, it showed that the mathematical communication skills of the students in experiment class were better than the students in control class. While the quality of its increase based on the average of the index gain of experiment class was in medium interpretation. Meanwhile, the results of the questionnaire showed that the processing of almost all the students gave positive attitudes towards learning mathematics with REACT strategy.
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
Mega Mustikawati (0900354). Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Strategi REACT dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP.
Penelitian ini mengkaji tentang “Penerapan Pembelajaran Matematika dengan strategi
REACT dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen menggunakan desain kelompok kontrol pretes-postes (pretes-postes control group design). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII disalah satu SMPN di Kabupaten Bandung Barat, sedangkan sampel yang terpilih adalah dua kelas dari populasi. Pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan dengan strategi REACT, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran secara konvensional. Instrumen dalam penelitian ini meliputi seperangkat alat tes kemampuan komunikasi matematis dan angket sikap terhadap pembelajaran dengan strategi REACT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan strategi REACT secara signifikan memiliki peningkatan kemampuan komunikasi matematis yang lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional. Berdasarkan rata-rata hasil postes dan indeks gain, terlihat bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan siswa kelas kontrol. Adapun untuk kulitas peningkatannya berdasarkan rata-rata indeks gain kelas eksperimen peningkatannya berada pada interpretasi sedang. Sementara itu, hasil pengolahan angket menunjukkan bahwa hampir seluruhnya siswa memberikan sikap positif terhadap pembelajaran matematika dengan strategi REACT.
v Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi Matematis ... 8
B. Pembelajaran Matematika dengan Strategi REACT ... 11
1. Relating (mengaitkan) ... 12
D. Hubungan Antara Pembelajaran dengan Strategi REACT dengan Kemampuan Komunikasi Matematis ... 17
E. Hasil Penelitian yang Relevan ... 19
vi Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian ... 21
B. Populasi dan Sampel Penelitian... 21
C. Variabel Penelitian ... 22
D. Instrumen Penelitian ... 22
1. Instrumen Data Kuantitatif ... 22
2. Instrumen Data Kualitatif ... 29
E. Perangkat Pembelajaran ... 30
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 30
2. Lembar Kegiatan Kelompok ... 30
F. Prosedur Penelitian ... 31
1. Tahap Persiapan ... 31
2. Tahap Pelaksanaan ... 31
3. Tahap Analisis Data ... 32
4. Tahap Penulisan Laporan ... 32
G. Teknik Analisis Data ... 33
1. Analisis Data Kuantitatif ... 33
2. Analisis Data Kualitatif ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40
1. Analisis Data Kuantitatif ... 40
2. Analisis Data Kualitatif ... 50
B. Pembahasan ... 59
1. Kemampuan Komunikasi Matematis ... 59
2. Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Matematika dengan Strategi REACT ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 65
LAMPIRAN ... 69
vii Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 3.1 Kriteria Skor Kemampuan Komunikasi Matematis ... 23
Tabel 3.2 Klasifikasi Koefisien Korelasi ... 25
Tabel 3.3 Validitas Setiap Butir Soal ... 25
Tabel 3.4 Klasifikasi Reliabilitas... 26
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 27
Tabel 3.6 Indeks Kesukaran Setiap Butir Soal ... 27
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda ... 28
Tabel 3.8 Nilai Daya Pembeda Setiap Butir Soal ... 29
Tabel 3.9 Rekapitulasi Analisis Butir Soal ... 29
Tabel 3.10 Kriteria N-Gain (g) ... 36
Tabel 3.11 Kategori Jawaban Angket... 38
Tabel 3.12 Klasifikasi Kategori Angket ... 39
Tabel 4.1 Data Statistik Deskriptif Nilai Pretes ... 41
Tabel 4.2 Data Hasil Uji Normalitas Nilai Pretes ... 42
Tabel 4.3 Data Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Nilai Pretes ... 43
Tabel 4.4 Data Statistik Deskriptif Nilai Postes ... 44
Tabel 4.5 Data Statistik Deskriptif Indeks Gain ... 45
Tabel 4.6 Interpretasi Peningkatan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 45
Tabel 4.7 Data Hasil Uji Normalitas Indeks Gain ... 47
Tabel 4.8 Data Hasil Uji Homogenitas Varians Indeks Gain ... 48
Tabel 4.9 Data Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Indeks Gain ... 49
Tabel 4.10 Skor Data Angket Setiap Siswa dan Kategori Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Matematika dengan Strategi REACT... 51
viii Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 55
ix Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR DIAGRAM
halaman
Diagram 3.1 Diagram Alur Prosedur Penelitian ... 32
x Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
LAMPIRAN A
Lampiran A.1 RPP Kelas Eksperimen ... 70
Lampiran A.2 RPP Kelas Kontrol ... 96
Lampiran A.3 Lembar Kegiatan Kelompok Kelas Eksperimen ... 116
Lampiran A.4 Lembar Kegiatan Siswa Kelas Kontrol ... 137
LAMPIRAN B Lampiran B.1 Kisi-kisi Soal Uji Instrumen/Pretes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 145
Lampiran B.2 Kisi-kisi Soal Postes Kemampuan Komunikasi Matematis ... 149
Lampiran B.3 Soal Uji Instrumen/Pretes ... 153
Lampiran B.4 Soal Postes ... 154
Lampiran B.5 Kisi-kisi Angket ... 155
Lampiran B.6 Angket ... 156
Lampiran B.7 Lembar Observasi ... 157
LAMPIRAN C Lampiran C.1 Skor Hasil Uji Coba Instrumen Tes ... 161
Lampiran C.2 Hasil Uji Instrumen dengan ANATES Versi 4.0 ... 162
LAMPIRAN D Lampiran D.1 Data Skor Pretes, Postes dan Indeks Gain Kelas Eksperimen... 167
Lampiran D.2 Data Skor Pretes, Postes dan Indeks Gain Kelas Kontrol ... 168
Lampiran D.3 Output Analisis Data Pretes dengan SPSS versi 20.0 for windows ... 169
Lampiran D.4 Output Analisis Data Postes dengan SPSS versi 20.0 for windows ... 171
xi Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LAMPIRAN E
Lampiran E.1 Rekapitulasi Skor Hasil Angket Setiap Siswa ... 175
Lampiran E.2 Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi Guru ... 176
Lampiran E.3 Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi Siswa ... 177
LAMPIRAN F Lampiran F.1 Contoh Jawaban Uji Instrumen ... 178
Lampiran F.2 Contoh Jawaban Pretes Kelas Eksperimen ... 179
Lampiran F.3 Contoh Jawaban Pretes Kelas Kontrol ... 180
Lampiran F.4 Contoh Jawaban Postes Kelas Eksperimen ... 181
Lampiran F.5 Contoh Jawaban Postes Kelas Kontrol ... 182
Lampiran F.6 Contoh Jawaban LKK Kelas Eksperimen ... 183
Lampiran F.7 Contoh Jawaban LKS Kelas Kontrol ... 204
Lampiran F.8 Contoh Isian Lembar Observasi Guru... 212
Lampiran F.9 Contoh Isian Lembar Observasi Siswa ... 214
Lampiran F.10 Contoh Jawaban Angket Siswa ... 216
LAMPIRAN G Lampiran G.1 Surat Izin Uji Instrumen dan Izin Penelitian ... 218
Lampiran G.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Uji Instrumen dan Penelitian ... 219
Lampiran G.3 Kartu Bimbingan ... 220
1 Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan zaman serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
sangat berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Tanpa disadari kini Ilmu Pengetahuan dan Tekonologi semakin maju
pesat sehingga mendorong masyarakat di dunia khususnya di Indonesia untuk
selalu mengikuti arah perkembangan tersebut terutama dalam bidang pendidikan.
Menurut Haydar (2008), pendidikan merupakan hal yang sangat penting
dari kehidupan yang keberadaannya menuntut untuk selalu kita penuhi. Hal ini
dilakukan untuk mencetak manusia-manusia yang berkualitas yang dapat bersaing
di masa yang akan datang. Namun kenyataannya tingkat pendidikan di Indonesia
masih jauh dari yang diharapkan, hal ini terjadi karena sarana dan prasarana
pendidikan yang kurang menunjang proses kegiatan belajar dan mengajar dan
sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah pendidik yang kurang berkualitas.
Haydar (2008) mengemukakan,
“Dalam perkembangannya sistem pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan, mulai dari kurikulum yang digunakan hingga standar nilai kelulusan. Setiap tahun standar nilai kelulusan tersebut ditingkatkan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, namun hal tersebut masih sangat sulit untuk dilakukan, terbukti pada tahun 2005 ribuan siswa SMP dinyatakan tidak lulus. Kebanyakan dari mereka tidak lulus pada mata pelajaran matematika”.
Surianta (2009) mengungkapkan bahwa sampai saat ini matematika masih
dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, membosankan, bahkan menakutkan.
Mereka beranggapan bahwa matematika itu abstrak dan penuh dengan simbol.
Mereka tidak menyadari bahwa ke depannya matematika menjadi hal yang sangat
penting bagi kehidupan. Setiadi (2010:1) menyatakan bahwa matematika
merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir
dan beragumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah
2
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengetahuan dan teknologi. Dengan mempelajari matematika maka kita berupaya
untuk selalu berpikir kritis, logis dan mampu mengkomunikasikannya dengan
baik. Oleh karena itu siswa haruslah memiliki kemampuan dasar matematika.
Sumarmo (Indrajaya, 2011:3) mengemukakan bahwa kemampuan dasar
matematika yang diharapkan dimiliki oleh siswa pada jenjang sekolah, dapat
diklasifikasikan dalam lima standar yaitu kemampuan: (1) mengenal, memahami
dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip dan ide matematika, (2) menyelesaikan
masalah matematik (mathematical problem solving), (3) bernalar matematik
(mathematical reasoning), (4) melakukan koneksi matematik (mathematical
connection), dan (5) komunikasi matematik (mathematical communication).
Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan
dasar yang sangat penting untuk dimiliki siswa dan pendidik dalam kegiatan
belajar mengajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Darhim (2007:2) bahwa pada
hakikatnya proses belajar mengajar itu merupakan proses komunikasi antara guru
dan siswa. Pentingnya komunikasi juga diungkapkan oleh Kusumah (Asmida,
2009:5) yaitu komunikasi merupakan bagian yang sangat penting dalam
pembelajaran matematika. Melalui komunikasi ide-ide matematika dapat
diekploitasi dalam berbagai perspektif; cara berpikir siswa dapat dipertajam;
pertumbuhan pemahaman dapat diukur; pemikiran siswa dapat dikonsolidasikan
dan diorganisir; pengetahuan matematika dan pengembangan masalah siswa
dikonstruksi; penalaran siswa dapat ditingkatkan; dan komunitas siswa dapat
dibentuk.
Berdasarkan uraian di atas, mengingat kemampuan komunikasi matematis
penting maka peningkatan tersebut haruslah diperhatikan dalam pembelajaran.
Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran
matematika di SMP sampai saat ini belum memperlihatkan hasil yang
memuaskan. Hal ini dipertegas dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Qohar
(2010:5) yaitu terungkap bahwa siswa SMP masih kurang baik dalam melakukan
komunikasi, baik komunikasi melalui lisan atau tulisan. Terutama untuk siswa di
3
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kesulitan untuk mengungkapakan pendapatnya, walaupun sebenarnya ide dan
gagasan sudah ada di pikiran mereka.
Selanjutnya dalam penelitian Kusmaydi (2010:58) menyatakan bahwa dari
32 siswa SMP Negeri 3 Kundur 3 Utara kelas VIII memiliki rata-rata skor
kemampuan komunikasi matematis adalah 14,5 atau 53,70% dari skor ideal,
dengan skor ideal yaitu 27. Berdasarkan penelitiannya diperoleh skor terendah
adalah 9 dan skor tertinggi adalah 23 dari skor ideal. Adapun penelitian yang
dilakukan oleh Sulastri (2009:50) pada siswa SMP Negeri 2 Soreang kelas VIII
yaitu berdasarkan data hasil tes akhir kemampuan komunikasi matematis terlihat
dari 35 siswa memiliki rata-rata skor 50,54 atau 50,54% dari skor ideal dengan
skor ideal yaitu 100. Skor terendah yang diperoleh yaitu 16 dan skor tertinggi
yaitu 90 dari skor ideal. Dari perolehan rata-rata skor, tampak bahwa secara
umum siswa masih kurang dalam kemampuan komunikasi matematis. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa SMP masih
kurang.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka masalah yang kerap terjadi
pada siswa SMP sampai saat ini yaitu sulitnya siswa dalam mengeluarkan atau
mengkomunikasikan ide dan gagasannya secara matematis. Hal tersebut dapat
terjadi karena proses belajar yang masih berpusat pada guru (teacher centered),
guru cenderung aktif sebagai sumber informasi dan siswa cenderung pasif dalam
menerima pelajaran atau dapat pula dikatakan sebagai pembelajaran secara
konvensional.
Terkait dengan masalah rendahnya kemampuan komunikasi matematis di
SMP, maka sudah saatnya untuk membenahi proses pembelajaran matematika
terutama mengenai strategi yang digunakan. Asmida (2009:7) menyatakan bahwa
rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa akan berimbas pada
rendahnya prestasi belajar siswa di sekolah. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan dalam menyikapi masalah tersebut adalah melalui strategi pembelajaran
yang tepat.
Strategi pembelajaran dipandang memiliki peran strategis dalam upaya
4
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
melihat kondisi kebutuhan siswa, sehingga guru diharapkan mampu
menyampaikan materi dengan tepat tanpa mengakibatkan siswa mengalami
kebosanan. Strategi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kerjasama
akademik antar siswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa
percaya diri, serta meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas individu
maupun kelompok. Kegiatan melalui aktivitas individu, dapat menjadikan siswa
berpikir sendiri terkait masalah yang diberikan tanpa terpengaruh dari pihak
manapun. Sedangkan dengan kegiatan belajar kelompok dapat terlihat adanya
interaksi antara siswa dengan siswa lainnya serta siswa dengan guru sehingga
terjadi komunikasi pembelajaran.
Menyadari pentingnya suatu strategi untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis, maka diperlukan adanya pembelajaran yang menekankan
pada belajar siswa aktif, dengan berbekal kemampuan komunikasi. Oleh karena
itu Asmida (2009:9) menyatakan diperlukan suatu strategi yang berorientasi pada
proses dan produk matematika, belajar tidak begitu saja menerima, belajar harus
bermakna, pengetahuan tidak diterima secara pasif, pengetahuan dikonstruksi
dengan refleksi aksi fisik dan mental siswa yang dilakukan dengan aktivitas dalam
pengetahuan baru yang diperoleh siswa dan belajar merupakan proses sosial yang
dihasilkan dari dialog dan diskusi antar siswa dengan guru dan siswa dengan
teman-temannya. Hal di atas dapat terwujud melalui suatu bentuk pembelajaran
alternatif yang dirancang sedemikian sehingga mencerminkan keterlibatan siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu pembelajaran dengan strategi
REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring).
Strategi REACT memiliki lima komponen utama yaitu Relating,
Experiencing, Applying, Cooperating, dan Transferring. Selanjutnya Cord (1999)
menjelaskan lebih rinci kelima komponen tersebut yaitu Relating adalah
pembelajaran yang dimulai dengan cara mengkaitkan konsep-konsep baru yang
akan dipelajari dengan konsep-konsep yang telah dipelajari. Experiencing adalah
pembelajaran yang membuat siswa belajar dengan melakukan kegiatan matematik
melalui eksplorasi, pencarian, dan penemuan. Applying adalah pembelajaran yang
5
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
saling merespon, dan berkomunikasi dengan sesama teman. Transferring adalah
pembelajaran yang menggunakan pengetahuan baru didapatkan kedalam situasi
yang baru.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji
peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika dengan strategi REACT yang dituangkan dalam judul “Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Strategi REACT dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka
rumusan masalah dari penelitian ini yaitu:
1. Apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan strategi REACT lebih baik daripada siswa
yang memperoleh pembelajaran secara konvensional?
2. Bagaimana kualitas peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa
dengan strategi REACT?
3. Bagaimanakah sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
strategi REACT?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah pada bagian sebelumnya, adapun tujuan
penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis
siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi REACT lebih baik
daripada siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional.
2. Untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan komunikasi matematis
siswa dengan strategi REACT.
3. Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
6
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan masukan yang
berarti bagi pihak-pihak berikut:
1. Bagi siswa diharapkan strategi REACT dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis.
2. Bagi guru diharapkan strategi REACT dapat menjadi salah satu sumber
alternatif dalam memilih dan mengembangkan pembelajaran dalam
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis.
3. Bagi sekolah diharapkan strategi REACT dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif yang dapat diterapkan di sekolah dalam meningkatkan mutu
sekolah.
4. Bagi peneliti dan pembaca diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
gambaran yang jelas tentang strategi REACT dalam pembelajaran
matematika guna meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.
E. Definisi Operasional
1. Kemampuan Komunikasi Matematis
Herdian (2010) mengungkapkan bahwa kemampuan komunikasi
matematis adalah suatu kemampuan siswa dalam menyampaikan sesuatu
yang diketahuinya melalui peristiwa dialog yang terjadi di lingkungan kelas,
dimana terjadi pengalihan pesan. Adapun indikator kemampuan komunikasi
matematis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu (1) memunculkan model
konseptual seperti gambar, diagram, tabel, atau grafik (aspek drawing), (2)
membuat model matematis atau persamaan aljabar (aspek mathematical
expression), dan (3) memberikan penjelasan secara logis dan benar atau
argument verbal yang didasarkan pada analisis terhadap gambar dan
konsep-konsep formal (aspek written text) (Ansari dalam Novianti, 2012:17).
2. Strategi REACT
Cord (1999) mengungkapkan bahwa strategi REACT adalah strategi
dengan pendekatan kontekstual yang memiliki lima komponen utama yaitu
konsep-7
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
konsep baru yang akan dipelajari dengan konsep-konsep yang telah dipelajari,
Experiencing adalah pembelajaran yang membuat siswa belajar dengan
melakukan kegiatan matematik melalui eksplorasi, pencarian, dan penemuan,
Applying adalah pembelajaran yang membuat siswa mengaplikasikan konsep,
Cooperating saling berbagi, saling merespon, dan berkomunikasi dengan
sesama teman, sedangkan Transferring adalah pembelajaran yang
menggunakan pengetahuan baru didapatkan kedalam situasi yang baru.
3. Pembelajaran Secara Konvensional
Ruseffendi (Siregar, 2012:37) menyatakan bahwa pembelajaran secara
konvensional (biasa) pada umumnya mempunyai kekhasan tertentu, lebih
mengutamakan hasil daripada proses dan pengajaran yang berpusat pada
21 Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi
eksperimen. Terpilihnya metode kuasi eksperimen karena peneliti tidak memilih
siswa untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, tetapi peneliti
menggunakan kelas yang ada. Menurut Ruseffendi (2005:52) pada penelitian
dengan metode kuasi eksperimen subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi
peneliti menerima keadaan subjek seadanya. Adapun desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok pretes-postes (pretes
-postes control group design). Dasar pertimbangan untuk memilih desain ini
adalah karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan
kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran
matematika dengan strategi REACT dan siswa yang memperoleh pembelajaran
secara konvensional. Dengan demikian, desain kelompok pretes-postes (pretes
-postes control group design) menurut (Ruseffendi, 2005:53) dapat digambarkan
sebagai berikut:
O X O
O O
Keterangan:
O : Pretesdan postes.
X : Kelas yang mendapat perlakuan pembelajaran dengan strategi REACT
dalam kelompok (kelas eksperimen).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII disalah satu
SMPN di Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan untuk sampelnya akan dipilih
dua kelas dari populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
teknik Non probability sampling yaitu dengan Purposive Sampling. Menurut
22
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pertimbangan tertentu. Alasan pemilihan sampel dengan purposive sampling
karena kedua kelompok tidak dilakukan keacakan sesungguhnya, hanya
berdasarkan kelas yang ada.
C. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:61) variabel bebas (independent variable) adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat (dependent variable). Sedangkan variabel terikat
(dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
penerapan pembelajaran matematika dengan strategi REACT, sedangkan variabel
terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan
non-tes. Instrumen tes berupa instrumen data kuantitatif yaitu tes kemampuan
komunikasi matematis, sedangkan instrumen non-tes berupa instrumen data
kualitatif yaitu angket dan lembar observasi. Data-data tersebut diperlukan untuk
menguji hipotesis dan menarik kesimpulan. Oleh sebab itu dibuatlah seperangkat
instrumen yang terdiri dari instrumen data kuantitatif dan instrument data
kualitatif.
1. Instrumen Data Kuantitatif
a. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Tes kemampuan komunikasi matematis terdiri dari pretes dan
postes. Tes ini dikembangkan berdasarkan pada indikator kemampuan
komunikasi matematis. Tes yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk
uraian (subjektif).
Pretes dan postes dilakukan untuk mengamati perbedaan hasil
belajar yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dilangsungkan
pada kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran dengan strategi
23
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
konvensional. Pretes dilakukan pada awal pembelajaran yang bertujuan
untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan.
Sedangkan postes dilakukan di akhir pembelajaran yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa setelah diberi
perlakuan.
Adapun kriteria pemberian skor untuk tes kemampuan komunikasi
matematis yang berpedoman pada Holistic Scoring Rubrics yang
dikemukakan oleh Cai, Lane, dan Jakabcsin (Ansari dalam Setiadi,
2010:39) yaitu:
Tabel 3.1
Kriteria Skor Kemampuan Komunikasi Matematis
Skor Menulis
0 Tidak ada jawaban, kalaupun ada menunjukkan tidak memahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa. 1 Hanya sedikit dari
2 Penjelasan secara matematis masuk 3 Penjelasan secara
matematis masuk
4 Penjelasan secara matematis masuk akal, benar, dan tersusun secara lengkap.
24
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sebelum instumen tes diberikan kepada siswa dalam proses
penelitian, instrumen tes terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing kemudian diujicobakan kepada siswa di luar sampel yang
telah mempelajarai materi yang akan dijadikan sebagai penelitian.
Setelah data hasil uji coba diperoleh kemudian dianalisis untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya
pembedanya dari soal-soal tersebut yaitu butir demi butir untuk diteliti
kualitasnya. Perhitungan yang dilakukan menggunakan bantuan program
Anates Versi 4.0.
1) Validitas
Suherman dan Kusumah (1990:135) mengemukakan bahwa suatu
alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu
mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu
keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu
dalam melaksanakan fungsinya.
Menurut Ruseffendi (2006:125) validitas suatu tes ialah ketetapan
tes itu mengukur apa yang semestinya diukur. Besarnya tingkat ketetapan
(koefisien) validitas ini berkisar antara -0,1 dan +0,1. Untuk
mendapatkan validitas butir soal bisa digunakan rumus Product Moment
Pearson (Suherman dan Kusumah, 1990:154), yaitu:
Keterangan:
: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.
: Skor siswa pada tiap butir soal.
: Skor total tiap siswa.
: Jumlah siswa.
Hasil perhitungan koefisien korelasi diinterpretasikan dengan
menggunakan kriteria pengklasifikasian dari Guilford (Suherman dan
25
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.2
Klasifikasi Koefisien Korelasi
Besarnya rxy Interpretasi
Validitas sangat tingggi (sangat baik) Validitas tinggi (baik)
Validitas sedang (cukup) Validitas rendah (kurang) Validitas sangat rendah
Tidak valid
Selanjutnya melalui uji validitas dengan menggunakan Anates
4.0, diperoleh hasil uji validitas tiap butir soal yang disajikan pada Tabel
3.3 berikut ini:
Tabel 3.3
Validitas Setiap Butir Soal
No Soal Koefisien Validitas
Signifikansi
Korelasi Interpretasi
1 0,66 signifikan Validitas tinggi (baik)
2 0,54 - Validitas sedang (cukup)
3 0,51 - Validitas sedang (cukup)
4 0,52 - Validitas sedang (cukup)
5 0,62 signifikan Validitas tinggi (baik)
Berdasarkan tabel 3.3 diatas, diperoleh bahwa hasil pengolahan
data untuk tiap butir soal yaitu soal nomor 1 dan 5 berkolerasi tinggi,
artinya soal nomor 1 dan 5 validitasnya tinggi (baik). Untuk soal nomor
2, 3, dan 4 berkolerasi sedang, artinya soal nomor 2, 3, dan 4 validitasnya
sedang (cukup).
2) Reliabilitas
Reliabilitas suatu alat ukur dimaksudkan sebagai suatu alat yang
memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg), hasil pengukuran itu
harus tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada
subyek yang sama meskipun dilakukan oleh orang, waktu dan tempat
yang berbeda, tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi dan kondisi
26
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mencari koefisien reliabilitas bentuk uraian dikenal dengan rumus Alpha
(Suherman dan Kusumah, 1990:194), yaitu:
Keterangan:
r11 : Koefisien reliabilitas.
n : Banyak butir soal (item).
: Jumlah varians skor tiap item.
: Varians skor total.
Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat
digunakan tolak ukur yang dibuat oleh Guilford (Suherman dan
Kusumah, 1990:177) yaitu:
Tabel 3.4
Klasifikasi Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas ( ) Interpretasi
Derajat reliabilitas sangat rendah Derajat reliabilitas rendah Derajat reliabilitas sedang Derajat reliabilitas tinggi Derajat reliabilitas sangat tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Anates 4.0,
diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,27. Dari Tabel 3.4 dapat diambil
kesimpulan bahwa soal tes kemampuan komunikasi matematis memiliki
derajat reliabilitas yang rendah atau secara keseluruhan butir soal
memiliki derajat reliabilitas rendah.
3) Indeks Kesukaran
Suherman dan Kusumah (1990:212) mengungkapkan bahwa
derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang
disebut Indeks Kesukaran. Bilangan tersebut adalah bilangan real pada
interval (kontinum) 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks
kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar,
sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebu terlalu
27
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Rumus untuk menentukan indeks kesukaran (Sari, -:2) yaitu:
Keterangan:
TK : Indeks tingkat kesukaran butir soal.
SA : Jumlah skor kelompok atas.
SB : Jumlah skor kelompok bawah.
IA : Jumlah skor ideal kelompok atas.
IB : Jumlah skor ideal kelompok bawah.
Klasifikasi indeks kesukaran yang paling banyak digunakan
menurut Suherman dan Kusumah (1990:213) adalah:
Tabel 3.5
Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran (IK) Klasifikasi
IK = 0,00 Soal terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Soal sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Soal sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 Soal mudah
IK = 1,00 Soal terlalu mudah
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan Anates
4.0, diperoleh indeks kesukaran tiap butir soal tes yang terangkum dalam
Tabel 3.6 berikut ini:
Tabel 3.6
Indeks kesukaran Setiap Butir Soal
No Soal Indeks Kesukaran (IK/TK) Klasifikasi
1 0,56 Soal sedang
2 0,55 Soal sedang
3 0,69 Soal sedang
4 0,47 Soal sedang
5 0,59 Soal sedang
Dari tabel 3.6 diperoleh bahwa soal tes kemampuan komunikasi
matematis yang terdiri dari lima butir soal, kelima soal tersebut memiliki
28
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4) Daya Pembeda
Menurut Suherman dan Kusumah (1990:199-200) daya pembeda
dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal
tersebut mampu membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya
dengan benar dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut atau
siswa yang menjawab salah. Dengan kata lain, daya pembeda suatu butir
soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara siswa
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Rumus untuk menentukan daya pembeda tiap butir soal menurut
Suherman (Sari, 2012:63) yaitu:
Keterangan:
DP : Daya Pembeda.
SA : Jumlah skor pada kelompok atas pada butir soal yang diolah.
SB : Jumlah skor pada kelompok bawah pada butir soal yang diolah.
IA : Jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal yang dipilih.
Klasifikasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan menurut
Suherman dan Kusumah (1990:202) adalah:
Tabel 3.7
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda (DP) Klasifikasi
DP 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP 0,20 Jelek
0,20 < DP 0,40 Cukup
0,40 < DP 0,70 Baik
0,70 < DP 1,00 Sangat baik
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan Anates
4.0 diperoleh daya pembeda tiap butir soal tes yang terangkum dalam
29
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.8
Nilai Daya Pembeda Setiap Butir Soal
No Soal Daya Pembeda (DP) Klasifikasi
1 0,30 cukup
2 0,40 cukup
3 0,43 baik
4 0,52 baik
5 0,55 baik
Berdasarkan Tabel 3.8 di atas, dapat diuraikan bahwa soal nomor 1
dan 2 memiliki daya pembeda cukup. Sedangkan soal nomor 3, 4, dan 5
memiliki daya pembeda baik.
Berikut ini ditampilkan secara keseluruhan analisis setiap soal
(rekapitulasi analisis butir soal) yaitu:
Reliabilitas: 0,27 (interpretasi rendah)
Tabel 3.9
Rekapitulasi Analisis Butir Soal
No Soal
Validitas Indeks Kesukaran Daya Pembeda
Keterangan Koefisien
Validitas Interpretasi IK Klasifikasi DP Klasifikasi
1 0,66 Baik 0,56 sedang 0,30 cukup Digunakan
2 0,54 Cukup 0,55 sedang 0,40 cukup Digunakan
3 0,51 Cukup 0,69 sedang 0,43 baik Digunakan
4 0,52 Cukup 0,47 Sedang 0,52 baik Digunakan
5 0,62 Baik 0,59 Sedang 0,55 baik Digunakan
Berdasarkan validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan
indeks kesukaran dari setiap butir soal yang diuji cobakan, maka semua
soal digunakan sebagai instrumen tes dalam penelitian ini.
2. Instrumen Data Kualitatif
a. Angket
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan yang
digunakan untuk mengukur sikap siswa terhadap pembelajaran dengan
strategi REACT. Pengisian angket tersebut diberikan kepada siswa kelas
eksperimen dan dilakukan pada akhir penelitian yaitu setelah siswa
melakukan postes. Skala yang digunakan dalam angket tersebut ialah
30
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tidak setuju, serta sangat tidak setuju. Pada skala ini tidak menggunakan
opsi netral seperti kurang setuju, agar sikap dari siswa tidak ada yang
menyatakan ragu-ragu.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan suatu lembaran pengamatan
instrumen yang menyatakan data tentang sikap guru dan siswa dalam
kegiatan belajar dan mengajar yang bertujuan untuk mengetahui
keterlaksanaan pembelajaran dengan strategi REACT yang sedang
berlangsung. Observer dalam penelitian ini adalah rekan sesama
mahasiswa. Hasil dari observasi tersebut menjadi bahan evaluasi dan
bahan masukan bagi peneliti agar pertemuan-pertemuan berikutnya
menjadi lebih baik.
E. Perangkat Pembelajaran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana
kegiatan pembelajaran yang menggambarkan prosedur pembelajaran yang
dibuat oleh guru untuk setiap pertemuan sebagai persiapan mengajar,
sehingga pelaksanaan pembelajaran terorganisir, sistematis dan lebih terarah
serta dapat mencapai tujuan yang diinginkan dengan mengacu pada satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi.
2. Lembar Kegiatan Kelompok (LKK)
Lembar Kegiatan Kelompok (LKK) merupakan panduan
pembelajaran yang didalamnya terdapat materi pelajaran dan
masalah-masalah yang harus dikerjakan oleh siswa pada kelas eksperimen, sedangkan
kelas kontrol menggunakan LKS yang berisi soal-soal latihan terhadap materi
yang telah dijelaskan oleh guru. LKK tersebut dimaksudkan untuk
memperlancar kegiatan belajar mengajar dan untuk mengembangkan
kemampuan komunikasi matematis siswa, dengan menggunakan LKK siswa
berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajarnya. LKK tersebut disusun sesuai
31
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
F. Prosedur Penelitian
Secara garis besar, penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yaitu:
1. Tahap Persiapan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu:
a. Mengidentifikasi permasalahan mengenai bahan ajar, merencanakan
pembelajaran, serta alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Melakukan observasi ke tempat penelitian sekaligus melakukan
perizinan tempat untuk penelitian.
c. Membuat instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran (RPP,
LKK, dan LKS).
d. Melakukan proses bimbingan dengan dosen pembimbing.
e. Melaksanakan uji coba instrumen penelitian kepada siswa di luar
sampel penelitian.
f. Menganalisis kualitas instrumen.
g. Merevisi instrumen penelitian (jika diperlukan).
h. Pemilihan sampel penelitian dari populasi yang telah ditentukan.
i. Menghubungi kembali pihak sekolah untuk teknis pelaksanaan
penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu:
a. Memberikan pretes terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran terhadap kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen, pembelajaran dilakukan
dengan strategi REACT. Sedangkan untuk kelas kontrol,
pembelajaran dilakukan dengan pembelajaran secara konvensional.
c. Melakukan observasi yang dibantu oleh rekan mahasiswa.
d. Memberikanpostes terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol.
e. Memberikan angket pada pertemuan akhir yaitu setelah postes
32
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tahap
Persiapan
· Identifikasi permasalahan. · Melakukan observasi
dan perizinan. · Membuat instrumen
penelitian, RPP, LKK, dan LKS.
· Melakukan bimbingan · Melaksanakan uji coba
instrumen. · Analisis kualitas
instrumen. · Merevisi instrumen · Memilih sampel dan
populasi.
· Menghubungi kembali pihak sekolah.
Tahap Pelaksanaan
· Memberikan pretes pada kelas eksperimen dan kontrol.
· Melaksanakan kegiatan pembelaran.
· Melakukan observasi. · Memberikanpostes
pada kelas eksperimen dan kontrol.
· Memberikan angket kepada siswa kelas
3. Tahap Analisis Data
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Mengumpulkan hasil data kuantitatif dan kualitatif dari dua kelas.
b. Mengolah dan menganalisis hasil data kuantitatif berupa pretes dan
postes.
c. Mengolah dan menganalisis data kualitatif berupa hasil angket dan
lembar observasi.
d. Mengkonsultasikan hasil pengolahan data dengan dosen
pembimbing.
4. Tahap Penulisan Laporan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini dalah:
a. Membuat kesimpulan hasil penelitian berdasarkan hipotesis yang
telah dirumuskan.
b. Menyusun laporan hasil penelitian.
c. Merevisi laporan setelah melakukan bimbingan.
Berikut ini disajikan diagram alur prosedur penelitian:
Diagram 3.1
33
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
G. Teknik Analisis Data
Pengumpulan data dilakukan pada setiap kegiatan siswa dan situasi yang
berkaitan dengan penelitian menggunakan instrumen berupa tes, angket dan
lembar observasi. Tes yang diberikan berupa pretes dan postes yang diberikan
pada dua kelas eksperimen. Angket hanya diberikan kepada kelas eksperimen
untuk melihat sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan strategi
REACT. Untuk menunjang kebenaran dari jawaban siswa terhadap pengisian
angket, maka dilengkapi dengan lembar observasi yang diisi oleh observer.
Setelah data terkumpul, kemudian data dikategorikan ke dalam jenis data
kuntitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil pretes dan
postes, sedangkan data kualitatif meliputi data hasil pengisian angket dan lembar
observasi. Selanjutnya data kuantitatif dan kualitatif tersebut dianalisis atau diolah
melalui langkah-langkah sebagai berikut.
1. Analisis Data Kuantitatif
Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji
statistik terhadap hasil data pretes dan postes yang kemudian diolah
menggunakan software SPSS versi 20.0 for windows. Analisis data yang
dilakukan yaitu.
a. Analisis Data Pretes
Pengolahan data pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan
awal kelas eksperimen dan kelas kontrol, apakah kedua kelas memiliki
kemampuan yang sama atau tidak. Tahap analisis data pretes yaitu:
1) Menganalisis Data secara Deskriptif
Sebelum melakukan pengujian terhadap data hasil pretes,
terlebih dahulu dilakukan perhitungan terhadap deskripsi data yang
meliputi nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar
deviasi (simpangan baku). Hal ini perlu dilakukan sebagai langkah
awal dalam melakukan pengujian hipotesis.
2) Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji statistik yang digunakan untuk
34
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Apabila hasil pengujian kedua kelas berdistribusi normal
maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas, tetapi jika salah satu
atau kedua data tidak berdistribusi normal, maka pengujian
selanjutnya menggunakan statistik non-parametrik dengan uji Mann
Whitney.
3) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua
kelas memiliki varians yang sama atau tidak. Apabila kedua kelas
mempunyai varians yang sama maka kedua kelompok tersebut
homogen. Untuk melakukan uji homogenitas, digunakan uji
Levene’s.
4) Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui
apakah rata-rata skor pretes kedua kelas sama atau tidak. Ketentuan
pengujiannya yaitu:
a) Jika data berdistribusi normal dan memiliki varians yang
homogen, maka pengujian dilakukan menggunakan uji t.
b) Jika data berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka
pengujiannya dilakukan menggunakan uji t’.
b. Analisis Data Postes
Pengolahan data postes dilakukan untuk mengetahui apakah
kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan strategi REACT lebih baik daripada siswa yang
memperoleh pembelajaran secara konvensional. Tahap analisis data
postesyaitu:
1) Menganalisis Data secara Deskriptif
Sebelum melakukan pengujian terhadap data hasil postes,
terlebih dahulu dilakukan perhitungan terhadap deskripsi data yang
35
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
deviasi (simpangan baku). Hal ini perlu dilakukan sebagai langkah
awal dalam melakukan pengujian hipotesis.
2) Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji statistik yang digunakan untuk
mengetahui apakah data kedua kelas berdistribusi normal atau tidak.
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Apabila hasil pengujian kedua kelas berdistribusi normal
maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas, tetapi jika salah satu
atau kedua data tidak berdistribusi normal, maka pengujian
selanjutnya menggunakan statistik non-parametrik dengan uji Mann
Whitney.
3) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua
kelas memiliki varians yang sama atau tidak. Apabila kedua kelas
mempunyai varians yang sama maka kedua kelompok tersebut
homogen. Untuk melakukan uji homogenitas, digunakan uji
Levene’s.
4) Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui
apakah kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
lebih baik daripada kelas kontrol atau tidak. Ketentuan pengujiannya
yaitu:
a) Jika data berdistribusi normal dan memiliki varians yang
homogen, maka pengujian dilakukan menggunakan uji t.
b) Jika data berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka
pengujiannya dilakukan menggunakan uji t’.
c. Analisis Data Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis
Apabila data hasil pretes kelas kontrol dan eksperimen
menunjukkan kemampuan yang sama, maka data yang digunakan untuk
36
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
postes. Akan tetapi, jika hasil pretes kelas kontrol dan eksperimen
menunjukkan kemampuan yang berbeda, maka data yang digunakan
adalah data indeks gain (gain ternormalisasi). Menurut Hake (Izzati,
2010:69) gain ternormalisasi (normalized gain) dihitung dengan rumus
berikut:
Adapun kriteria gain ternormalisasi menurut Hake (Meltzer dalam Izzati,
2010:69) yaitu:
Tabel 3.10 Kriteria N-Gain (g)
BesarGain (g) Interpretasi
g 0,700 Tinggi
0,300 g < 0,700 Sedang
g < 0,300 Rendah
Analisis dilakukan untuk melihat peningkatan kemampuan
komunikasi matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran
dengan strategi REACT dengan siswa yang memperoleh pembelajaran
secara konvensional. Tahap analisis data indeks gain yaitu:
1) Menganalisis Data secara Deskriptif
Sebelum melakukan pengujian terhadap data hasil indeks
gain, terlebih dahulu dilakukan perhitungan terhadap deskripsi data
yang meliputi nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar
deviasi (simpangan baku). Hal ini perlu dilakukan sebagai langkah
awal dalam melakukan pengujian hipotesis.
2) Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji statistik yang digunakan untuk
mengetahui apakah sebaran skor indeks gain berasal dari populasi
yang berdistribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Apabila
kedua kelas memiliki indeks gain berdistribusi normal maka
37
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kedua data tidak berdistribusi normal, maka pengujian selanjutnya
menggunakan statistik nonparametrik dengan uji Mann Whitney.
3) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah indeks
gain kedua kelas memiliki varians yang sama atau tidak. Apabila
kedua kelas mempunyai varians yang sama maka kedua kelas
tersebut homogen. Untuk melakukan uji homogenitas, digunakan uji
Levene’s.
4) Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui
apakah kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
lebih baik daripada kelas kontrol atau tidak. Ketentuan pengujiannya
yaitu:
a) Jika data berdistribusi normal dan memiliki varians yang
homogen, maka pengujian dilakukan menggunakan uji t.
b) Jika data berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka
pengujiannya dilakukan menggunakan uji t’.
Berikut ini disajikan diagram prosedur pengolahan data kuantitatif:
Data: Pretes,
Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Uji t)
Uji Non-Parametrik (Mann Whitney)
Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Uji t’)
38
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Analisis Data Kualitatif
Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data kualitatif yang
diperoleh sebagai berikut:
a. Angket
Menurut Suherman dan Kusumah (1990:235) dalam menganalisis
hasil angket, skala kualitatif ditransfer ke dalam skala kuantitatif. Untuk
pernyataan yang bersifat positif (favorable) kategori SS diberi skor
tertinggi, makin menuju ke STS skor yang diberikan berangsur-angsur
menurun. Sebaliknya untuk pernyataan yang bersifat negatif
(unfavorable) untuk kategori SS diberi skor terendah, makin menuju ke
STS skor yang diberikan berangsur-angsur makin tinggi.
Setiap jawaban siswa pada angket tersebut diberi bobot, dan
pembobotan yang dipakai menurut Suherman dan Kusumah (1990:236)
yaitu:
Tabel 3.11
Kategori Jawaban Angket
Jenis Pernyataan Skor
SS S TS STS
Favorable 5 4 2 1
Unfavorable 1 2 4 5
Setelah pengskoran, kemudian dilakukan pengolahan dengan cara
menentukan rata-rata skor siswa. Jika rata-rata skor siswa terhadap
pernyataan lebih besar dari 3, maka siswa memiliki sikap positif. Jika
rata-rata siswa kurang dari 3, maka siswa memiliki sikap negatif. Setelah
siswa ditentukan memiliki sikap positif atau negatif, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan persentase banyaknya siswa yang
mendapatkan respon positif dengan banyaknya siswa secara keseluruhan
yang menjadi sampel penelitian. Persentase dalam angket dihitung
39
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keterangan:
P : Persentase jawaban.
f : Frekuensi jawaban.
n : Banyaknya siswa (responden).
Persentase yang dihasilkan diinterpretasikan atau diklasifikasikan
menggunakan panduan berikut (Wahyudi, 2012:30).
Tabel 3.12
Klasifikasi Kategori Angket Besar Presentase Interpretasi
P = 0% Tak seorang pun
0% < P < 25% Sebagian kecil
25% P < 50% Hampir setengahnya
P = 50% Setengahnya
50% < P < 75% Sebagian besar 75% P < 100% Hampir seluruhnya
P = 100% Seluruhnya
b. Lembar Observasi
Data hasil observasi dianalisis dan diinterpretasikan berdasarkan
hasil pengamatan selama pembelajaran matematika dengan strategi
REACT. Pengolahan atau penganalisisan lembar observasi dilakukan
64 Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai penerapan
pembelajaran matematika dengan strategi REACT dalam meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis siswa di salah satu SMP Negeri di Kabupaten
Bandung Barat, diperoleh kesimpulan:
1. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan strategi REACT lebih baik daripada siswa yang
memperoleh pembelajaran secara konvensional.
2. Kualitas peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan
strategi REACT tergolong sedang.
3. Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan strategi REACT
menunjukkan sikap yang positif.
B. Saran
Berdasarkan uraian pada hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan,
mengenai penerapan pembelajaran matematika dengan strategi REACT untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa, saran yang dapat
disampaikan sebagai berikut:
1. Strategi REACT dapat dijadikan sabagai salah satu alternatif pembelajaran
matematika karena dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis
siswa SMP.
2. Penelitian selanjutnya mengenai strategi REACT dapat dilakukan pada
materi, indikator dan kompetensi matematika yang berbeda dengan subyek
65 Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Asmida. (2009). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama melalui Pendekatan Realistik. Tesis PPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
CORD. (1999). Teaching Mathematics Contextually. [Online]. Tersedia: http://www.cord.org/the-react-learning-strategy/ [23 Desember 2012].
Crawford, M. L. (2001). Teaching Contextually: Research, Rational, and Techniques for Improving Student Motivation and Achievement in
Mathematics Sciences. [Online]. Tersedia:
http://www.cord.org/contextual-classroom-resources/ [23 Desember 2012].
Dainah, E. (2012). Implementasi Model Pembelajaran Advance Organizer dengan Bantuan Macromedia Flash untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMA: Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas X
SMA Negeri 6 Bandung. [Online]. Tersedia:
http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=11172 [10 Maret 2012].
Darhim. (2007). Workshop Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Haydar, L. (2008). Means End Analysis. [Online]. Tersedia: http://haydar198.multiply.com/journal/item/7/MEANS_END_ANALYSIS ?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem [14 Oktober 2011].
Herdian. (2010). Kemampuan Komunikasi Matematika. [Online]. Tersedia:
http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-komunikasi-matematis/ [24 Maret 2012].
Holil, A. (2012). Teori Bermakna Menurut Ausubel. [Online]. Tersedia:
http://sriwiyantispd.blogspot.com/2012/07/teori-belajar-bermakna-menurut-ausubel.html [23 Desember 2012].
Indrajaya U. (2011). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas melalui Pembelajaran
Kooperatif Berbantuan Maple. [Online]. Tersedia:
66
Mega Mustikawati, 2013
Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Izzati. (2010). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematika pada Tingkat Koneksi dan Analitis Siswa MTs Negeri melalui Pembelajaran Kolaboratif
MURDER. Tesis PPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Kementrian Pendidikan Malaysia. (2001). Pembelajaran Secara Konstruktivisme. Malaysia: Pusat Perkembangan Kurikulum.
Kurniawan, I. (2011). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
dengan Metode Course Review Horay. Skripsi pada FPMIPA UPI.
Bandung: Tidak Diterbitkan.
Kusmaydi. (2010). Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP.
Tesis PPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Novianti, D. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. Skripsi pada FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Qohar, A. (2010). Mengembangkan Kemampuan Pemahaman, Koneksi dan Komunikasi Matematis serta Kemandirian Belajar Matematis Siswa SMP melalui Reciprocal Teaching. Bandung: Disertasi PPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Rusmiati, S. (2010). Penerapan Model Missouri Mathematics Project (MMP) untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. Skripsi pada FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Safutra, N.Y. (2012). Pencapaian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP dalam
Pembelajaran Matematika dengan Strategi REACT. Skripsi pada
FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.