• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN TARI KREATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN CINTA LINGKUNGAN PADA ANAK USIA DINI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN TARI KREATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN CINTA LINGKUNGAN PADA ANAK USIA DINI."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN TARI KREATIF UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN CINTA LINGKUNGAN PADA ANAK USIA DINI

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar

Magister Pendidikan Seni Konsentrasi Pendidikan Seni Tari

oleh:

Ratna Yulianti

NIM 1201222

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN SENI

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

==================================================================

Pembelajaran Tari Kreatif Untuk

Meningkatkan Pemahaman Cinta

Lingkungan Pada Anak Usia Dini

Oleh Ratna Yulianti

S.Sn ISI Yogyakarta, 1996

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pasca Sarjana Pendidikan Seni

© Ratna Yulianti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

RATNA YULIANTI

PEMBELAJARAN TARI KREATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN CINTA LINGKUNGAN PADA ANAK USIA DINI

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Tati Narawati, M. Hum. NIP 195212051986112001

Pembimbing II

Dr. Desfina, M. Hum. NIP 196102201990032001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Seni

(4)

ABSTRAK

Usia dini merupakan masa terpenting dan potensial dalam pertumbuhan anak-anak untuk mendapatkan pengalaman eksplorasi dari segala aspek baik motorik, maupun psikomotorik. TK Bukit Dago Bandung telah 47 tahun menjadi salah satu penyelenggara pendidikan anak usia dini. Sebelumnya, di sekolah ini pembelajaran seni tari masih menjadi kegiatan yang insidental, sehingga siswa memiliki keterbatasan untuk mengekspresikan dirinya melalui gerak. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode yang terpusat pada guru sebagai model, sehingga anak hanya menirukan dan menghafalkan gerak baku yang dilakukan oleh guru. Dalam proses ini ruang imajinasi dan kreativitas siswa dikesampingkan. Pandangan demikian tentu berbeda jauh apabila memposisikan seni tari sebagai salah satu wadah yang efektif untuk mengantarkan anak-anak melewati dunianya.Gerak sebagai media tari mengajarkan anak-anak untuk berimajinasi, berkreasi dan bereskpresi. Sesuai dengan teori belajar humanistik, pembelajaran tari kreatif merupakan proses aktivitas individu yang perkembangannya ditentukan oleh individu itu sendiri. Melalui perubahan paradigma tersebut, kini di TK Bukit Dago diterapkan pembelajaran tari kreatif (creative dance) bertema lingkungan yang melibatkan siswa secara aktif dalam eksplorasi dan penemuan gerak. Lingkungan hidup dipilih untuk tema tari kreatif karena kesadaran cinta lingkungan harus diajarkan sejak usia dini. Guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator yang membantu mengarahkan dan membimbing siswa dalam mengoptimalkan kreativitasnya. Melalui tari kreatif bertema lingkungan siswa mendapatkan pengalaman secara konstruktif dan kreatif. Siswa mendapatkan ruang imajinasi dan ekspresi. Pemilihan peran disesuaikan minat siswa. Menjadi bunga, kupu-kupu, pohon, orang hutan, burung, atau objek lingkungan yang lain merupakan bentuk kebebasan yang dapat dipilih oleh setiap siswa. Peneliti menggunakan metode tindakan kelas (actions research) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran siswa. Dari penerapan tari kreatif ini didapatkan materi pembelajaran, proses pembelajaran dan hasil pembelajaran di TK Bukit Dago. Dilengkapi kostum dan properti penuh warna serta diiringi irama musik yang selaras, siswa bergerak penuh semangat dan mengalami pengalaman menyenangkan sesuai kebutuhan anak usia dini. Di sisi lain, kebersamaan, kedisiplinan, kemandirian, tanggungjawab siswa yang terjalin di dalam proses tari kreatif dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap cinta lingkungan.

(5)

Ratna Yulianti, 2014

Abstract

The early age is the most potential and important stage for children in experiencing motoric and psycho-motoric explorations. Dance is one of the most effective media to bring the children to explore their world. Whereas movement, as one of the media for dancing, teach children to play in their imagination, to create, and to express themselves. For 47 years, the Bukit Dago Kindergarten has been active in educating children in early age. But here, dancing was only taught incidentally causing the children to have limited resource to express themselves through movements. The learning system put the teacher as a model and students only imitate and memorize the movements that were being taught, marginalizing the children's own imagination and creativity.When Bukit Dago Kindergarten was introduced to creative dance concept, using 'caring for the environment' as the theme, students were asked to explore and discover their own movements. Teachers act as motivators and facilitators in optimizing the children's creativity. 'Caring for the environment' is considered suitable as the main theme because the issue should also be taught to children from early age. The method of action research is being used here in order to increase the quality of education. The creative dance method should produces learning materials, the process of learning, and the benchmarks created from the activity. According to the humanism learning theory, the process of creative dancing is an individual process where the development is truly dependent on the individual itself. Loving-the-environment-creative-dancing in Bukit Dago kindergarten helped students to be more creative, be cooperative in finding and constructing the dance, as well as building their imaginative space and expressions. The casts highly considered their individual interests: flowers, butterflies, trees, orang utan, and bird, respecting the children's rights in determining what they want to be. Energeticaly moving in colorful costumes, accompanied by playful music, a happy environment was created specially for these children. In addition to that, togetherness, discipline, independence, and sense of responsibility increase children's awareness towards caring to the environment.

(6)

DAFTAR ISI

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...

D. Tujuan Penelitian...

E. Signifikansi dan Manfaat Penelitian...

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

A. Kreativitas Anak Usia Dini ...

B. Tari Kreatif...

C. Cinta Lingkungan Melalui Tari Kreatif ...

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

A. TK Bukit Dago Bandung ...

1. Sejarah dan Struktur Organisasi ...

2. Visi Misi, Kurikulum, Peserta Didik...

3. Lokasi, Sarana dan Fasilitas...

4. Kegiatan Pembelajaran...

5. Kondisi Pembelajaran Gerak di TK Bukit Dago Sebelum

penelitian Tindakan...

B. Materi Pembelajaran Tari Kreatif ...

1. Siklus 1 ...

2. Siklus 2...

3. Siklus 3...

4. Siklus 4...

C. Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Tari Kreatif Bertema

Lingkungan...

1. Materi Pembelajaran ...

2. Proses Pembelajaran Tari Kreatif...

3. Media Pembelajaran Tari Kreatif ...

4. Hasil Pembelajaran Tari Kreatif bertema Lingkungan

(8)

DAFTAR TABEL

TABEL

2.1 Perbandingan Metode Imitatif dan Kreatif diadaptasi dari Haselbach

(1978) (Melina Surya Dewi)...

3.1 Skema Spiral Interaktif Stringer ...

4.1 Struktur Organisasi TK Bukit Dago...

4.2 Deskripsi yel-yel "Menjejak Bumi”...

4.3 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Pertemuan 1 ...

4.4 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Pertemuan 2...

4.5 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus 2...

4.6 Pembahasan siklus tari kreatif ...

4.7 Uraian metode kreatif Haselbach dalam proses pembelajaran tari kreatif....

4.8 Materi musik berdasarkan adegan... 26

42

62

74

84

85

98

114

123

(9)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kreativitas anak usia dini...

2.2 Bermain sambil belajar...

2.3 Metode tari kreatif menekankan kebebasan berekspresi...

2.4 Metode guru sebagai model peniruan gerak...

2.5 Lingkungan menjadi tema dalam eksplorasi gerak tari kreatif...

4.1 Arena bermain outdoor TK Bukit Dago...

4.2 Lokasi TK Bukit Dago...

4.3 Peneliti bercerita Elmo si Petualang Alam...

4.4 Siswa menyimak cerita Elmo bagian 1...

4.5 Boneka tangan dari perca keluarga Elmo...

4.6 Siswa menyimak cerita Elmo bagian 2 ...

4.7 Ekspresi siswa merespon cerita...

4.8 Siswa memasuki halaman untuk kegiatan eksplorasi...

4.9 Siswa melakukan eksplorasi...

4.10 Suasana pembagian kartu peran...

4.11 Kartu peran untuk siswa ...

4.12 Siswa berkelompok sesuai peran...

4.13 Latihan per kelompok peran...

4.14 Beberapa kegiatan akhir pembelajaran...

4.15 Kelompok Orang Hutan sedang berlatih...

4.16 Imajinasi siswa tentang pohon tumbang...

4.17 Siswa mencoba kostum pohon, mahkota orang hutan & kupu-kupu...

4.18 Penjiwaan siswa terhadap peran...

4.19 Latihan kelompok burung dengan properti...

4.20 Penampilan tari kreatif siswa TK Bukit Dago...

4.21 Siswa membantu membereskan kostum...

4.22 Pembelajaran dalam ruang kelas B...

4.23 Keterlibatan orangtua dalam pertunjukan tari kreatif ...

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto peneliti & guru dalam pembelajaran tari kreatif

Lampiran 2 Foto observasi kegiatan siswa di luar pembelajaran tari kreatif

Lampiran 3 Foto lingkungan hidup sebagai sumber belajar dan bermain

Lampiran 4 Foto suasana persiapan rias dan busana sebelum pertunjukan

Lampiran 5 Foto pertunjukan tari kreatif dalam perpisahan TK Bukit Dago

Lampiran 6 Foto ekspresi siswa dalam pertunjukan tari kreatif

Lampiran 7 Foto pembuatan kostum tari kreatif

Lampiran 8 Foto pemanfaatan halaman sekolah TK Bukit Dago sebagai ruang

kreativitas siswa

Lampiran 9 Foto siswa TK Bukit Dago, para pengajar & peneliti dalam

kegiatan Hari Kartini di TK Bukit Dago

Lampiran 10 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 11 Pedoman Wawancara

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah aset yang sangat berharga, tidak hanya bagi orang tua,

keluarga, masyarakatnya tetapi juga bagi keberlangsungan sebuah peradaban,

sehingga anak juga disebut sebagai aset bangsa. Anak-anak yang mendapatkan

pendidikan dengan baik sejak usia dini tentu akan melahirkan generasi yang

berkualitas. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Nasional telah

berupaya untuk menggalakkan pendidikan anak usia dini di berbagai daerah.

Terobosan pemerintah ini dalam rangka untuk memberikan perhatian yang lebih

pada anak usia dini. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani

dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut

(Latief, Mukhtar dkk, 2013:4).

Usia dini merupakan masa terpenting dalam pertumbuhan seorang anak.

Para ahli menyebut masa tersebut sebagai golden age yaitu masa-masa keemasan

yang dimiliki seorang anak. Merupakan masa yang tepat merangsang kecerdasan

anak supaya dapat berkembang dengan optimal (Suyadi, 2009:8). Atas dasar

inilah penting kiranya dilakukan pendidikan anak usia dini dalam rangka

memaksimalkan kemampuan dan potensi anak. Dalam masa potensial ini

anak-anak harus mendapatkan pengalaman eksplorasi dari segala aspek, baik motorik

maupun psikomotorik.

Pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang usia dini sangat

berpengaruh pada kehidupan yang akan dilalui pada masa datang. Seperti

(12)

dari manusia. Maksud dari ungkapan ini adalah masa anak sangat berpengaruh

terhadap perkembangan kepribadian masa dewasa seseorang (Fadlillah, 2012: 56).

Artinya pengalaman anak-anak pada masa kecil akan berpengaruh ketika mereka

dewasa.

Dunia anak adalah dunia bermain menjadi prinsip dasar pembelajaran di

Taman Kanak-kanak yaitu “bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain”,

sehingga untuk memberikan pembelajaran untuk anak usia dini khususnya siswa

Taman Kanak-kanak harus menggunakan media yang tepat, salah satunya melalui

seni tari. Pada anak usia dini seni tari merupakan salah satu wadah yang efektif

untuk mengantarkan anak-anak melewati dunianya. Gerak sebagai media tari

mengajarkan anak-anak untuk berimajinasi, berkreasi dan bereskpresi.

Tari adalah kesenian yang terkait langsung dengan gerak tubuh manusia.

Tubuh sebagai alat utama dan gerak tubuh merupakan media untuk

mengekspresikan, menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Menurut

Masunah (2003:248) :

Aspek psikomotor dapat dicapai melalui kegiatan siswa bergerak dalam upaya mengekspresikan imaji kreatifnya melalui tubuhnya. Imaji kreativitas merupakan hasil pemikiran tentang kemungkinan gerak tubuh atau gerak perumpamaan, tanpa pengolahan pikir tidak akan terwujud gerak yang dapat dipertanggungjawabkan. Proses berpikir dan mempertanggungjawabkan bentuk gerak oleh siswa merupakan usaha mengolah aspek kognitif. Aspek kognitif sering dipandang hanya dari sudut pengetahuan teoretis saja, padahal proses berpikir dalam mewujudkan gerakpun merupakan aspek kognitif.

Pendapat di atas menyatakan bahwa pada saat menari anak sedang

mengolah imajinasi dan menghasilkan kreativitas. Dimana kreativitas tersebut

merupakan hasil olah pikir, ide dan gagasan anak yang diungkapkan melalui

gerak. Kenyataan di lapangan pendidikan seni tari untuk anak usia dini cenderung

mengacu pada tarian bentuk yang harus ditiru dan dihafalkan, sehingga masih

mengesampingkan ruang imajinasi dan kreativitas yang muncul dari mereka.

TK Bukit Dago Bandung telah 47 tahun menjadi salah satu penyelenggara

pendidikan anak usia dini. Pembelajaran seni tari di sekolah ini masih menjadi

(13)

3

acara Gelar Seni & Kreativitas Anak yang biasanya diselenggarakan berkala

setiap dua tahun sekali, bertepatan dengan kegiatan perpisahan sekolah. Jangka

waktu kegiatan seni ini terbilang cukup lama, sehingga siswa memiliki

keterbatasan untuk mengekspresikan dirinya melalui gerak. Materi tari yang

pernah diajarkan para guru pada siswa diantaranya adalah tari Ayam, tari Angsa,

tari Jaranan, tari Kelinci, tari Batok, tari Gembira, tari Rebana dan tari Mbok

Jamu. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode yang terpusat pada

guru sebagai model, sehingga siswa hanya menirukan dan menghafalkan gerak

baku yang dilakukan oleh guru. Dalam proses pembelajaran seperti ini ruang

imajinasi dan kreativitas siswa dikesampingkan (Hendayana dalam wawancara 13

Maret 2014).

Bila disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini, maka tari kreatif

berpotensi untuk diimplementasikan. Tari kreatif sebagai media pembelajaran

tentu dapat berfungsi sebagai perantara dalam menyampaikan pembelajaran pada

anak usia dini. Media ini diharapkan dapat merangsang semangat dan motivasi

untuk mereka dapat belajar dengan mudah dan menyenangkan, sehingga mereka

tidak jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.

Menurut Lloyd seperti dikutip Desfina menyampaikan bahwa creative

movement dan creative dance adalah suatu bentuk gerakan yang unik dari ekspresi

diri yang menggunakan gerakan berirama untuk mengeluarkan idea, perasaan,

rasa dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk berkomunikasi melalui gerakan

tubuh, ruang, masa dan energi. Tarian kreatif meliputi proses individu dan

pemilihan kumpulan gerak dan pemilihan kumpulan gerakan, aturan gerakan

untuk menghasilkan tema dan mempersembahkan tarian untuk diri atau untuk

orang lain (Desfina, 2010:237).

Indonesia dikenal sebagai sebuah negara kepulauan yang memiliki

kekayaan alam berlimpah. Potensi kekayaan alam bersumber dari daya alam

hayati maupun non hayati. Keanekaragaman hayati dan hewani menjadi bagian

dari lingkungan hidup yang harus selalu dijaga kelestariannya. Dalam

(14)

Hidup disebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua

benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,

yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan peri kehidupan, dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. (http://jdih.menlh.go.id/, 21

Februari 2014: 13.30).

. Kenyataan yang memprihatinkan, bahwa lingkungan hidup di Indonesia

sudah mengalami kerusakan disebabkan oleh tingkah laku manusia yang tidak

mempunyai kesadaran untuk menjaga lingkungan. Penebangan liar, perburuan

satwa liar, pembakaran hutan, banjir bandang, pencemaran udara, pencemaran air,

adalah deretan kondisi tindakan, bencana dan kerusakan lingkungan yang terjadi

dalam kehidupan kita saat ini. Oleh karena itu pendidikan lingkungan harus

ditanamkan sejak anak usia dini.

TK Bukit Dago juga menerapkan pembelajaran PLH (Pendidikan

Lingkungan Hidup) yang biasanya dilakukan pada setiap hari Rabu. Materi

berupa kegiatan kebersihan kelas dan lingkungan sekolah, seperti menyapu,

membersihkan sampah, menyiram bunga dan lain sebagainya. Siswa juga sekali

waktu diajak berjalan-jalan di luar lingkungan sekitar sekolah, untuk mengenal

lebih jauh tentang lingkungan.

Dari kegiatan yang bersifat kebiasaan tersebut di atas, sekolah perlu

membuat pengayaan materi yang berkaitan dengan tema lingkungan. Sehingga

pemahaman tentang lingkungan bisa diperoleh dari media yang lain, salah satunya

bisa dicapai melalui pembelajaran tari. Penetapan tema akan menjadi bahan acuan

dalam membuat proses pembelajaran lebih terarah dan materi bahan ajar yang

dipersiapkan untuk siswa. Tema lingkungan hidup ini menarik dipilih sebagai

tema pembelajaran tari kreatif untuk anak usia dini, karena dapat membangkitkan

minat anak untuk berekspresi dan berimajinasi tentang topik tersebut.

Memberikan pemahaman lingkungan melalui cerita, mengajak siswa untuk

mengamati, bereksplorasi tentang beragam bagian yang terdapat dalam

lingkungan hidup akan menjadi sumber inspirasi siswa dalam penemuan gerak

(15)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini akan yang difokuskan

pada pembuatan Tari Kreatif sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan

pemahaman cinta lingkungan pada anak usia dini. Oleh karena itu untuk

menjawab semua permasalahan yang dimaksudkan di atas, maka diperlukan

rumusan dalam bentuk pertanyaan penelitian diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Materi Tari Kreatif sebagai media pembelajaran untuk

meningkatkan pemahaman cinta lingkungan pada anak usia dini?

2. Bagaimana Proses penerapan Tari Kreatif sebagai media pembelajaran

untuk meningkatkan pemahaman cinta lingkungan pada anak usia dini?

3. Bagaimana hasil pembelajaran Tari Kreatif dalam meningkatkan

pemahaman cinta lingkungan pada anak usia dini?

C. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Berdasarkan judul penelitian dan latar belakang masalah yang telah

dikemukakan di atas, maka dapat dibagi dalam beberapa variabel yang dijadikan

landasan penelitian sebagai berikut:

a. Tari Kreatif

b. Lingkungan Hidup

c. Anak Usia Dini

2. Definisi Operasional

Dari variabel-variabel penelitian diatas, maka akan dibatasi pada beberapa

istilah dalam bentuk definisi operasional seperti berikut:

a. Tari Kreatif

Mengambil pendapat Gilbert yang dikutip oleh Desfina (2002:3-7)

yang mengatakan bahwa tarian kreatif mengabungkan penguasaan

pergerakan melalui seni ekspresi. Ia adalah gabungan kedua-duanya

(16)

mengatakan pembelajaran seni tarian di sekolah dapat

mengembangkan cognitive outcomes, affective outcomes, physical

outcomes, social outcomes. Tujuan mempelajari seni tari bagi pelajar

adalah untuk mengekspresikan kembali pengalaman mereka yang lalu

secara kreatif, memupuk dan mengembangkan daya ciptanya yang

diekspresikan dalam bentuk seni karya tarian kreatif.

Dalam penelitian ini akan dirancang tari kreatif yang mengambil tema

lingkungan hidup sebagai media pembelajaran yang dapat

meningkatkan pemahaman cinta lingkungan pada anak usia dini.

Aspek–aspek afektif, kognitif dan psikomotor merupakan bagian

penting dalam pengembangan pembelajarannya.

b. Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan peri kehidupan, dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Demikian pengertian

yang termuat dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pendidikan

lingkungan hidup diarahkan kepada aspek sikap dan perilaku siswa

didik untuk memahami pentingnya lingkungan bagi kehidupan dan

bagaimana mencintai dan menjaga lingkungan sehingga manjadi

nilai-nilai positif yang tertanam dalam keseharian mereka. Tari kreatif

bertema lingkungan menjadi upaya untuk meningkatkan pemahaman

cinta lingkungan pada anak usia dini.

c. Anak Usia Dini

Dalam pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.

20/2003 ayat 1 disebutkan bahwa yang temasuk anak usia dini adalah

anak yang masuk dalam rentang usia 0-6. Anak usia dini merupakan

masa di mana semua aspek dalam dirinya sedang mengalami

(17)

7

yang dapat dilihat dilihat langsung pada diri seorang anak misalnya

aspek kognitif, emosi, bahasa, moral, sosial, dan daya imajinasi atau

fantasi. Seiring perkembangan fisik, secara otomatis akan terjadi

perkembangan fisik-motorik yaitu motorik kasar dan motorik halus

(Fadlillah, 2012: 18). Perkembangan fisik motorik sangat berperan

penting bagi anak, karena selain melatih kecekatan dan kelincahan

juga dapat memberikan motivasi kepada anak dalam berinteraksi

dengan lingkungannya. Kodrat anak adalah kreatif, sehingga

pendidikan apapun bentuknya semestinya menyediakan ruang agar

anak dapat mengembangkan imajinasi dan daya kreativitasnya sesuai

tingkat perkembangannya (Suharno, 2008:18). Tari kreatif merupakan

sebuah media pembelajaran yang secara langsung akan memberikan

proses imajinasi, ekspresi dan pengalaman kreasi pada anak usia dini.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari rencana penelitian ini secara umum adalah untuk menemukan

sebuah model pembelajaran berbentuk tari kreatif yang dapat meningkatkan

pemahaman cinta lingkungan pada anak usia dini. Adapun secara khusus tujuan

penelitian ini sebagai berikut,

1. Memperoleh materi tari kreatif untuk anak usia dini

2. Mengetahui proses pembelajaran tari kreatif untuk anak usia dini

3. Mendapat hasil pembelajaran tari kreatif untuk anak usia dini

E. Signifikansi Dan Manfaat Penelitian

Signifikansi dari penelitian ini adalah membuat media pembelajaran

berbentuk tari kreatif sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan

pemahaman cinta lingkungan pada anak usia dini. Kreativitas merupakan

komponen penting dan sangat diperlukan. Tanpa kreativitas pelajar hanya

(18)

Dalam kehidupan global yang semakin kompleks, terdapat kebutuhan

yang meningkat akan pendidikan untuk memberikan pengalaman-pengalaman

yang akan menolong siswa untuk sadar akan keunikan diri sendiri dan

menjadi cakap dalam membuat keputusan sendiri dengan penuh tanggung

jawab untuk semua kehidupan. (Masunah,2012:7). Oleh karena itu,

pengalaman kreatif bagi anak mesti menjadi bagian utama dalam pendidikan.

Taman Kanak-kanak sebagai lembaga pendidikan formal yang berfokus

pada pendidikan untuk anak usia dini, seharusnya memberikan bahan ajar

yang tepat dan berorientasi pada kebutuhan siswa sesuai dengan

perkembangan dan pertumbuhannya. Suasana belajar tidak hanya dipenuhi

dengan segudang teori yang harus dihafalkan oleh anak dengan duduk secara

statis di dalam kelas, namun justru melibatkan pengalaman praktis dan

meransang ide-ide kreatif yang orisinal dan beraneka ragam dari anak-anak

itu sendiri. Ini semua memungkinkan anak dapat mengembangkan kecerdasan

budi pekertinya secara praktis, baik yang berkaitan dengan kecerdasan

kognitif, kecerdasan emosional maupun kecerdasan moral dan spiritualnya.

Pendidikan melalui tari (through dance) ini memberikan dampak positif

dalam penanaman rasa seni, sikap kreatif, serta menumbuhkan motivasi untuk

menghargai kesenian.

Manfaat penelitian ditujukan bagi:

1. Peneliti

Penelitian yang dilakukan merupakan wujud pengalaman yang sangat

berharga dan merupakan salah satu upaya untuk membantu menambah

khasanah pengetahuan tentang pengembangan media pembelajaran

yang berbentuk tari kreatif. Dalam penelitian ini akan menghasilkan

materi, proses dan hasil pembelajaran sehingga diharapkan bisa

menjadi alternatif media pembelajaran yang bisa diimplementasikan

untuk anak usia dini, baik pada jalur formal maupun non formal : TK,

Kelompok bermain, AUD, sanggar dan komunitas anak dari berbagai

(19)

9

melalui pembelajaran tari kreatif akan menjadi stimulus siswa untuk

memahami pentingnya lingkungan bagi kehidupan dan bagaimana

mencintai dan menjaga lingkungan, sehingga menjadi nilai-nilai positif

yang tertanam dalam keseharian mereka.

2. Objek yang diteliti

Penelitian pembuatan tari kreatif merupakan wujud minat, dedikasi,

dan komitmen pada dunia pendidikan secara umum khususnya

pendidikan untuk anak usia dini. Media pembelajaran ini diharapkan

dapat memberikan sumbangsih pada pengembangan kreativitas anak

usia dini melalui tari kreatif dan diharapkan penelitian serupa terus

dilaksanakan dengan mengangkat tema-tema yang berbeda.

3. Pengajar tari

Selama ini pendidikan tari di sekolah dan sanggar-sanggar yang

dilakukan guru dan seniman tari lebih mengarah pada penguasaan

keterampilan, sehingga lebih mengutamakan siswa mampu menguasai

tari. Adapun dalam pembelajaran tari kreatif, anak diberi kebebasan

mengembangkan imajinasinya guna menggagas, menciptakan, dan

menyajikan karya tarinya sesuai tingkat perkembangannya. Dalam tari

kreatif pengajar berfungsi sebagai fasilitator dan motivator agar dapat

menyediakan keperluan dan memberikan dorongan kepada siswa

untuk mengembangkan daya kreativitasnya. Interaksi antara guru dan

siswa, berikut antara siswa dengan siswa yang lain adalah faktor yang

utama dalam pembelajaran ini. Penelitian ini diharapkan dapat

memotivasi guru, seniman tari dan pihak-pihak yang bergerak dalam

dunia pendidikan tari untuk menerapkan tari kreatif.

4. Lembaga Pendidikan

Lembaga-lembaga pendidikan terutama yang termasuk dalam jenjang

pendidikan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), baik formal maupun

non formal, sering mengalami kesulitan untuk mengajarkan tari pada

(20)

kemampuan mengajar. Hasil dari penelitian tari kreatif diharapkan

dapat dipergunakan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran

untuk lembaga pendidikan dan pihak-pihak yang relevan untuk

(21)

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang akan dipergunakan dalam penelitian “ Pembelajaran Tari Kreatif untuk Meningkatkan Pemahaman Cinta Lingkungan pada Anak Usia

Dini ” adalah metode Actions Research atau Penelitian Tindakan. Metode ini dipilih karena dianggap tepat untuk mengupas penelitian ini, karena peneliti

melakukan tindakan berupa pembelajaran tari kreatif yang bertema

lingkungan untuk diterapkan pada siswa TK Bukit Dago.

Berdasarkan data di lapangan, pembelajaran seni, terutama seni tari

pada umumnya dilakukan melalui metode yang terpusat pada guru sebagai

model, sementara anak menirukan gerak yang dilakukan oleh guru. Dalam hal

ini, anak-anak belajar menirukan tarian yang sudah jadi (tari bentuk), artinya

anak-anak tidak dilibatkan secara kreatif-konstruktif dalam proses penemuan

dan penyusunan gerak tari.

Demikian pula yang berlaku di TK Bukit Dago, berdasarkan

wawancara dengan guru TK kelas A, Hendayani, selama ini pembelajaran

seni tari di sekolah masih berdasarkan peniruan (imitasi). Siswa belajar

dengan meniru dari gerak-gerak yang dicipta oleh guru, anak tidak memiliki

banyak kesempatan berekspresi sesuai kreativitasnya. Kondisi yang lain

disampaikan, bahwa pembelajaran tari bukan merupakan kegiatan yang rutin

dilaksanakan dalam satu semester, tetapi dilakukan secara berkala yaitu

setiap dua tahun sekali. Bertepatan dengan kegiatan perpisahan pihak sekolah

mengadakan Gelar Seni dan Kreativitas anak, salah satu materinya adalah

pergelaran tari anak-anak. Agenda pertunjukan yang terbatas ini, membuat

siswa kurang memiliki ruang dan kesempatan untuk mengekspresikan dirinya

melalui kegiatan menari.

Berdasarkan wawancara dengan Hendayani, kegiatan berolah gerak

dilakukan dalam bentuk senam irama atau senam parahyangan yang

(22)

juga sudah baku, sehingga anak kembali melakukan peniruan (Hendayani

dalam wawancara 13 Maret 2014).

Berangkat dari fenomena tersebut, maka peneliti bermaksud membuat

pembelajaran tari kreatif dengan mengambil tema lingkungan. Tema yang

sesuai dan berkaitan erat dengan materi Pendidikan Lingkungan Hidup

(PLH). Peneliti ingin mengajak siswa untuk memiliki kepekaan memahami

aspek-aspek yang terdapat dalam lingkungan, dengan kreativitas dan

imajinasi melalui pembelajaran tari kreatif. Dari proses tersebut diharapkan

akan meningkatkan pemahaman siswa untuk mencintai lingkungannya. Bigss

dalam Alwasilah (2011: 69) menyampaikan:

... action research is being systematic about changing your teaching and making sure the changes are in the right direction; that your students are now learning better than they used to. The target of action learning is the teaching of the individual teacher herself or himself

Menurut Alwasilah definisi tersebut yang paling relevan dalam

konteks perbaikan proses belajar mengajar. Guru melakukan action

research untuk memperbaiki kualitas mengajar, sehingga terjadi

peningkatan kualitas mengajar siswa ke arah lebih baik. Perubahan dalam

actions research adalah perubahan yang sistematis, disengaja, direkam dan

diukur. Dari berbagai sumber yang dihimpun oleh Mertler, A Craig

(Actions Research, 2011:33) terdapat beberapa hakikat penelitian

tindakan, yaitu:

1. Penelitian tindakan merupakan sebuah proses bersiklus perencanaan,

pengambilan tindakan, pengembangan dan refleksi.

2. Penelitian tindakan merupakan sebuah proses yang menuntut kita untuk

“menguji” gagasan kita tentang pendidikan. 3. Penelitian tindakan bersifat terbuka.

4. Penelitian tindakan merupakan sebuah proses yang meningkatkan

pendidikan secara umum dengan cara memasukkan perubahan sebagai

(23)

41

5. Penelitian tindakan berciri partisipatif, karena para pendidik merupakan

anggota terpadu – bukan orang luar yang terpisah proses penelitiannya.

6. Penelitian tindakan berciri praktis dan relevan dengan guru kelas, karena

memungkinkan mereka mengakses langsung temuan-temuan penelitian.

Dari beberapa hakikat di atas, maka pembelajaran tari kreatif

merupakan sebuah proses penelitian yang membuat sebuah perubahan bentuk

pembelajaran tari bagi anak usia dini. Sifatnya yang “terbuka” , berarti

membuka kesempatan bagi peneliti untuk mengeksplor kreativitas anak-anak

dalam berolah gerak dan mengembangkan pengetahuan mereka khususnya

tentang lingkungan hidup berdasarkan kemampuan dasarnya. Diharapkan

penelitian ini akan meningkatkan kualitas subjek yang hendak diteliti.

Mills dalam Mertler, A Craig (2011:24) menyampaikan bahwa dalam

proses penelitian tindakan ini, terdapat beberapa model tindakan. Karena

proses agak dinamis maka beragam model tampak berbeda satu sama lain,

namun memiliki sejumlah elemen yang sama. Model-model tindakan berawal

dari sebuah permasalahan atau tema utama. Meliputi observasi atau

pengawasan terhadap praktik yang sudah berjalan, diikuti oleh pengumpulan

dan sintesis informasi dengan data. Terakhir, tindakan tertentu diambil yang

kemudian berfungsi sebagai sebagai landasan bagi tahap penelitian tindakan

berikutnya.

Penelitian ini, mengambil model penelitian tindakan Stringer yang

berwujud Spiral Interaktif. Stringer dalam Mertler, A Craig (2011:24)

menjelaskan bahwa penelitian tindakan yang berwujud spiral interaktif,

melukiskan penelitian tindakan sebagai ”kerangka kerja sederhana namun ampuh” yang terdiri atas tiga langkah teratur: “melihat, berpikir, dan

bertindak”. Sepanjang masing-masing tahap partisipan mengamati, merefleksi, dan kemudian mengambil tindakan tertentu. Tindakan ini

mengantarnya menuju tahap berikutnya. Berikut gambar untuk model

(24)

Tabel 3. 1. Skema Spiral Interaktif Stringer

Sumber: diolah dari Action Research (hlm.9). oleh Ernest T. Stringer, 2007, Thousand Oanks, CA: Sage. Hak Cipta 2007 oleh Sage

Model ini dianggap sesuai untuk dipergunakan dalam penelitian ini,

karena dengan melakukan pendekatan kreatif dan subjek penelitian anak usia

dini yang memiliki beberapa karakteristik, seperti; unik, spontan, aktif dan

energik, egosentris, eksploratif, daya perhatian pendek, mudah frustasi. Hal

ini menuntut peneliti sebagai guru mempunyai kepekaan yang berbeda dalam

melakukan tindakan di kelas berkaitan dengan pembelajaran. Berkaitan

dengan pembelajaran tari kreatif yang berdasar pada minat, potensi dan bakat

siswa, maka diperlukan kemampuan guru untuk cepat menfasilitasi

kreativitas siswa dikelas.

Mengacu dari tiga langkah tersebut diatas “melihat, berpikir, dan bertindak” maka guru harus melakukan pengamatan seksama terhadap

seluruh peserta didik sebagai subjek pembelajaran. Hasil pengamatan tersebut

menjadi bahan untuk direfleksikan, hasilnya dapat segera dilakukan tindakan

tertentu untuk berlangsungnya proses belajar selanjutnya agar tercapai tujuan

pembelajaran. Sesuai dengan sifatnya yang dinamis, maka tahap-tahap yang

dilakukan proses tindakan tidak harus linier.

Penelitian tindakan merupakan sebuah proses yang berputar dan

berulang yang lazimnya tidak berjalan secara linier (2011:32), sehingga

peneliti bisa menjalani siklus-siklus perencanaan, pengambilan tindakan dan

Lihat

Lihat

Lihat

Bertindak

Bertindak

Bertindak

(25)

43

pengamatan, menyusun rencana baru dan refleksi. Menurut Parsons dan

Browns dalam Mertler (2011:57) melukiskan proses ini sebagai sebuah

proses “pengamatan-bertindak-pengamatan-penyesuaian” dan kemudian mengulanginya lagi.

Menurut versi Mertler A Craig, secara umum proses penelitian

tindakan berupa sebuah prosedur yang terdiri dari empat tahap dan terurai

dalam langkah-langkah yang akan menjadi panduan dalam melaksanakan

proses penelitian tindakan. Tahap dan langkah sebagai berikut,

1. Tahap Perencanaan

a. Identifikasi dan pembatasan tema

b. Pengumpulan informasi

c. Tinjauan pustaka

d. Penyusunan rencana penelitian

2. Tahap Pengambilan Tindakan

a. Implementasi rencana dan pengumpulan data

b. Analisis data

3. Tahap Pengembangan

a. Penyusunan rencana aksi (revisi, perubahan, perbaikan &

pengembangan aksi)

4. Tahap Refleksi

a. Merangkum hasil penelitian, menciptakan strategi untuk berbagi hasil

penelitian dan meninjau seluruh proses penelitian.

B. Prosedur & Langkah-Langkah Penelitian

Sesuai dengan paparan versi Mertler diatas maka langkah dan tahap yang

dilakukan dalam penelitian tindakan ini adalah:

1. Tahap Perencanaan

Langkah awal dalam studi penelitian tindakan adalah menetapkan

objek yang hendak dipelajari secara persis. Tema-tema potensial untuk

diteliti bisa berupa temuan yang memancing minat dan rasa keingintahuan

apa dan bagaimanapun bentuknya. Hal yang perlu diingat bahwa tujuan

(26)

sesuatunya lebih baik, meningkatkan praktik spesifik tertentu, atau

memperbaiki sesuatu yang tidak berjalan semestinya (Fraenkel & Walen

dalam Mertler, 2011:61). Oleh karena itu tujuan dari penelitian harus

dicamkan baik-baik, sewaktu mengidentifikasi dan mempersempit tema

penelitian.

Mills (dalam Mertler, 2011:61) menyebutkan pengumpulan

informasi di awal penelitian dengan sebutan penelisikan (reconaissance).

Aktivitas bisa bercakap-cakap dengan kepala sekolah, guru dan

penyelenggara sekolah untuk meraba-raba pandangan mereka tentang

permasalahan penelitian yang peneliti usulkan.

Pembelajaran tari yang dilakukan masih memakai metode yang

terpusat guru sebagai model, sementara siswa menirukan (imitasi) dari

gerak yang dilakukan oleh guru, sehingga siswa hanya belajar menirukan

bentuk tarian yang sudah jadi. Tidak terlibat dalam proses penciptaan dan

penyusunan gerak tari (Hendayani dalam wawancara 13 Maret 2014).

Sebenarnya guru berkeinginan untuk mempunyai waktu dan kesempatan

yang lebih luas lagi untuk bisa memberikan pembelajaran tari pada siswa,

namun dalam pelaksanaannya sangat memiliki beberapa keterbatasan,

yaitu kesulitan terbesar adalah menciptakan materi tari, mengelola waktu

pembelajarannya dan minimnya kesempatan untuk menyelenggarakan

pertunjukan. Dari data ini bisa dikatakan bahwa ruang kreativitas siswa

TK Bukit Dago khususnya di bidang tari sangat kurang dan terbatas.

Pandangan bahwa tari adalah produk tentu tidak dapat dihindari. Saat guru

melakukan pembelajaran tari selalu berpikir bahwa hasil akhirnya adalah

produk tari yang dipertunjukkan.

Berdasarkan wawancara dengan dua orang tua siswa kelas A TK

Bukit Dago, peneliti mendapatkan data bahwa pada dasarnya mereka

sangat senang bila siswa diberikan aktivitas untuk belajar menari dengan

waktu yang lebih banyak (Imas dalam wawancara 6 Maret 2014). Selama

(27)

45

tampil dalam kegiatan tari satu kali. Pertunjukan dalam jangka 2 tahun

sekali, bisa dibilang sangat minim untuk pengalaman kreativitas siswa.

Hal ini yang mendasari peneliti ini ingin melakukan sebuah

pembelajaran tari untuk siswa TK Bukit Dago dengan metode yang

berbeda. Peneliti ingin mengajak siswa untuk bersama mendapatkan

“pengalaman bergerak” secara kreatif. Siswa yang selama ini hanya

berkutat pada peniruan, melalui pembelajaran tari kreatif mempunyai

kesempatan untuk mengagas, mencipta dan membuat sebuah karya tari

secara bersama.

Berbeda dengan data di atas, dalam pembelajaran tari kreatif ini

metode yang dikembangkan terpusat pada minat, kemampuan dan potensi

siswa. Target dalam pembelajaran tari kreatif ini bukan sekedar produk

tapi lebih penting adalah proses dan pengalaman yang didapatkan siswa

selama keseluruhan pembelajaran. Selanjutnya peneliti melakukan

tinjauan pustaka terkait, yaitu berbagai sumber informasi yang bisa

menjabarkan tema yang dipilih untuk diteliti. Ketika melakukan observasi

awal ke TK Bukit Dago, peneliti juga mendapatkan informasi beberapa hal

yang berkaitan dengan penyelenggaraan pembelajaran di TK Bukit Dago.

Data-data yang berkaitan dengan jumlah siswa, jumlah siswa perempuan

dan laki-laki, dokumentasi kegiatan dan sejarah berdirinya TK Bukit

Dago. Sumber informasi juga bisa dilihat dari foto kegiatan siswa dan

hasil-hasil karya siswa yang merupakan produk kreativitas siswa. Menurut

Osborn dalam Latif, Mukhtar, dkk ( 2013:49 ) melalui program yang

berdasarkan tema, anak dapat membangun hubungan antara

potongan-potongan (fragment) informasi menjadi bentuk konsep yang abstrak dan

lebih kompleks.

Tema merupakan bingkai atau frame dari rencana pembelajaran

yang lebih terarah. Terkait itu, maka pembelajaran tari kreatif yang

diterapkan dalam penelitian ini mengambil tema lingkungan khususnya

lingkungan hutan. Kehidupan flora dan fauna adalah materi yang selalu

(28)

Lingkungan sebagai tema akan juga sebagai salah satu cara untuk

menanamkan kesadaran cinta lingkungan sejak usia dini.

Salah satu fasilitas yang dimiliki TK Bukit Dago adalah halaman

sekolah yang luas dan asri. Terletak di kawasan Bandung Utara

lingkungan sekolah ini memiliki udara yang masih bersih dan segar.

Sesuai dengan tema lingkungan, halaman berumput dan dikelilingi

beberapa tanaman bisa dimanfaatkan sebagai arena siswa dalam proses

eksplorasi pembelajaran tari kreatif. Dari penelitian pembelajaran tari

kreatif bertemakan lingkungan di TK Bukit Dago terdapat 3 (tiga) aspek

yang akan didapatkan yaitu bagaimana materi tari, bagaimana proses

penerapan tari kreatif dan hasil tari kreatif yang diterapkan pada siswa TK

Bukit Dago.

2. Tahap Pengambilan Tindakan:

Langkah selanjutnya dalam proses penelitian tindakan adalah

penetapan data spesifik yang harus dikumpulkan berikut cara aktual

pengumpulannya. Hal ini terkait dengan pula dengan instrumen dan

teknik-teknik pengumpulan data lainnya yang dilakukan dalam penelitian.

Untuk melakukan perencanaan implementasi pembelajaran tari kreatif

bertema lingkungan peneliti merancang dan mempersiapkan beberapa hal

diantaranya merancang siklus, menyusun RPP (rancangan pelaksanaan

pembelajaran), mempersiapkan lembar observasi, pedoman wawancara,

alat dokumentasi berupa video dan kamera foto dan media pembelajaran.

Pada waktu observasi awal peneliti meminta ijin kepada kepala

sekolah dan berdiskusi dengan guru pengajar untuk mengatur jadwal

penerapan pembelajaran tari kreatif. Berdasarkan kebijakan sekolah proses

penerapan pembelajaran tari kreatif (KBM) dilakukan pada program

intrakurikuler, yaitu dilaksanakan setiap hari Selasa dan Kamis dimulai

pukul 10.00-10.45 wib. Waktu pembelajaran berlangsung antara 30 menit

(29)

47

intrakurikuler, supaya siswa bisa menyelesaikan jam belajar sekolah

seperti biasa yaitu jam 11.00 wib.

Dalam proses penelitian ini menggunakan metode actions research

yang terdiri dari 4 (empat) siklus yang terbagi menjadi 8 pertemuan.

Dalam sebuah siklus terdiri dari : rencana pembelajaran, pelaksanaan,

evaluasi dan refleksi. Rincian singkat siklus tersebut adalah sebagai

berikut,

1. Siklus 1 : Siswa memahami lingkungan sekitar

Dalam siklus ini peneliti memberikan cerita tentang hutan,

tumbuhan, satwa, lingkungan desa, lingkungan kota dan kerusakan

lingkungan. Sebagai stimulus digunakan rangsang auditif dan

rangsang visual. Jadi saat bercerita siswa diputarkan slide-slide

gambar yang berkaitan dalam lingkungan. Terdiri dari lingkungan

hutan dan pedesaan: gunung, sungai, tumbuhan (sayur, buah,

tanaman) dan lingkungan penduduk perkotaan: rumah, jalan tol,

kemacetan. Termasuk bencana-bencana yang diakibatkan

kerusakan lingkungan, misalnya: banjir, kebakaran, sampah,

kemacetan, polusi asap dan lain sebagainya. Dari pembelajaran

tersebut siswa mengapresisasi dengan berkomentar, berpendapat,

sehingga terjadi diskusi yang aktif antara siswa dan peneliti.

2. Siklus 2: Siswa melakukan eksplorasi dan bergerak kreatif dengan

mengambil tema hutan

Dalam siklus ini peneliti mengajak siswa melakukan eksplorasi

untuk memilih objek yang diambil dari hutan untuk kemudian

diperankan. Selanjutnya siswa bergerak dengan kreatif sesuai

dengan peran yang dipilih dan tahap selanjutnya dibuat alur cerita

sehingga siswa bereksplorasi gerak sesuai dengan alur tersebut.

3. Siklus 3 : Siswa dapat melakukan tari kreatif berjudul “ Hutanku

Rindang, Alamku Nyaman, Satwaku Senang”

Dalam siklus ini siswa sudah bisa menghafal tari kreatif sesuai

(30)

siswa juga mulai dikenalkan dengan properti sesuai peran

masing-masing. Supaya siswa dapat terbiasa menyesuaikan gerak dengan

properti sekaligus untuk menambah penjiwaan siswa terhadap

perannya.

4. Siklus 4: Siswa mampu menampilkan tari kreatif berjudul

“Hutanku Rindang, Alamku Nyaman, Satwaku Senang”.

Dalam siklus ini semua siswa akan menampilkan karya tari kreatif

berjudul “Hutanku Rindang, Alamku Nyaman, Satwaku Senang”

secara keseluruhan. Karya tersebut dipertunjukkan di halaman

sekolah TK Bukit Dago. Pada kesempatan ini, seluruh siswa

menari dengan dilengkapi dengan properti dan iringan musik.

Proses penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pelaksana tindakan.

Dalam menjalankan perannya ini, peneliti sebagai motivator dan fasilitator

bagi siswa. Sebagai motivator dan fasilitator guru mengantar siswa kepada

pengalaman gerak (discovery), penjelajahan gerak (exploration) dalam

merangkaikan dan menyusun gerak, baik secara individual maupun

kelompok. Selain itu, peneliti juga bertindak sebagai konseptor, observer,

evaluator, serta merancang tindakan selanjutnya. Dalam pelaksanaan di

kelas, guru TK kelas A dan B juga turut membantu mengarahkan siswa

turut membantu peneliti dalam melakukan proses pembelajaran meski

pada awalnya masih terkait dengan hal teknis.

Selanjutnya guru-guru tersebut juga terlibat dalam hal-hal yang

lebih substansi, misalnya turut memberikan stimulus siswa dalam

bereksplorasi gerak, turut menata komposisi gerak anak dan memberikan

dukungan pada siswa selama proses pembelajaran. Peneliti juga

melibatkan kolega untuk membuat dokumentasi proses pembelajaran baik

foto dan video. Sebelumnya peneliti pernah melakukan proses tari kreatif

pada waktu mengerjakan mata kuliah Komposisi Tari Anak di semester 3

dengan melibatkan 7 (tujuh) siswa TK Bukit Dago. Dari proses ini

memudahkan peneliti untuk berinteraksi dengan siswa, karena sudah

(31)

49

Berkaitan dengan tema, maka untuk pembelajaran tari kreatif ini

tentu harus disesuaikan dengan tema dan karakter anak usia dini. Baik

dalam eksplorasi gerak maupun visi dan misi yang harus disampaikan,

sehingga segala proses dan pengalaman yang akan didapatkan sesuai

dengan tingkat usianya. Terkait dengan kepentingan penanaman kesadaran

anak-anak terhadap lingkungan, maka pembelajaran tari kreatif ini bertema

lingkungan dengan mengambil judul ““Hutanku Rindang, Alamku Nyaman, Satwaku Senang”. Agar anak-anak lebih mudah dalam mengekspresikan dirinya dengan mengacu pada tema tersebut, maka

dibuat alur cerita yang berlatar belakang lingkungan. Alur cerita dibuat

sederhana dan mengacu pada pilihan peran yang telah dipilih anak-anak

pada saat siklus dua. Sinopsis dari tema cerita tentang kehidupan di hutan

itu adalah:

Pada suatu hari yang cerah sekelompok bunga dan kupu-kupu

sedang menikmati keindahan alam. Selanjutnya ada sekawanan orang hutan yang sedang bermain di pepohonan. Namun tiba-tiba suasana gaduh karena datang manusia yang menebang pohon sehingga pohon-pohon roboh dan pasukan orang hutan berlarian menyelematkan diri. Setelah itu datanglah seekor burung yang sedih melihat pohon-pohon tumbang, karena tempatnya berlindung telah hilang. Namun burung tidak hilang semangat, dia memanggil teman-temannya untuk segera menyebarkan benih tumbuhan. Supaya hutan kembali rindang, alam menjadi nyaman dan satwa menjadi senang.

Media pembelajaran merupakan salah satu alat untuk

menyampaikan materi kepada siswa. Media membawa informasi atau

pesan pengajaran kepada siswa. Melalui media, pembelajaran menjadi

lebih menarik, interaktif dan menyenangkan. Gerlach dan Ely dalam

Fadlilah (2012:206) menyebutkan bahwa media adalah grafik, fotografi,

elektronikatau alat-alat menyajikan, memproses dan menjelaskan

informasin lisan dan visual. Untuk pembelajaran tari kreatif bertema

lingkungan maka peneliti juga mempersiapkan beberapa media

pembelajaran yang disesuaikan untuk anak usia dini. Beberapa macam

(32)

1. Media audio adalah sebuah media yang mengandung pesan dalam

bentuk auditif (pendengaran), serta hanya mengandalkan

kemampuan suara. Pada proses tari kreatif musik diputarkan

sebagai media untuk merangsang imajinasi dan menstimulus siswa

dalam bergerak. Sebagai alat pendukung digunakan player berupa

laptop dan pengeras suara.

2. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra

penglihatan.Contoh untuk media ini adalah media grafis (gambar,

poster, komik) dan media proyeksi (OHP, slide, filmstrips). Pada

siklus 1 proses tari kreatif, peneliti menyampaikan materi bertema

lingkungan dalam bentuk power point berisi gambar-gambar flora,

fauna dan lingkungan sekitar. Sebagai alat pendukung digunakan

player berupa laptop, pengeras suara dan LCD. Melalui gambar

realis yang ditampilkan, siswa dapat melihat dengan persis tentang

sesuatu yang dipelajari.

3. Media Audivisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan

gambar yang bergerak. Pada siklus 1 proses tari kreatif, peneliti

menyampaikan materi bertema lingkungan dalam bentuk

dokumentasi tentang kehidupan satwa di hutan. Sebagai alat

pendukung digunakan player berupa laptop, speaker sebagai

pengeras suara dan LCD.

4. Media lingkungan adalah suatu tempat atau suasana (keadaan)

yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

seseorang. Media lingkungan bisa disebut sebagai lingkungan

belajar. Lingkungan yang merupakan tempat siswa untuk

bereksplorasi, bereksperimen dan mengekspresikan diri. Secara

langsung siswa dapat merasakan tiupan angin, segarnya udara,

melihat daun bergoyang, melihat kupu-kupu terbang dan peristiwa

alamiah lainnya. Pada proses pembelajaran tari kreatif beberapa

kali siswa dibawa ke halaman sekolah untuk melakukan praktek

(33)

51

Terkait dengan teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan

Fraenkel dan Wallen dalam Metrler (2011:65) mengajukan 3 (tiga)

kategori. Pertama, peneliti bisa mengamati para partisipan yang yang

terlibat dalam proses pendidikan. Partisipan mencakup siswa, guru TK,

kepala sekolah, pihak penyelenggara sekolah dan orang tua. Saat

melakukan pengamatan peneliti berusaha merekam objek yang diamati

semaksimal mungkin. Sebagai penguat data, maka peneliti juga membuat

catatan lapangan (jurnal) yang digunakan untuk melukiskan peristiwa atau

objek yang diamati dan didengar secara detil.

Pendokumentasian tidak hanya bertumpu pada saat pembelajaran

tari kreatif, tapi juga beberapa kegiatan siswa TK Bukit Dago yang lain,

baik yang berbentuk pembelajaran harian (persiapan memulai

pembelajaran, persiapan makan, persiapan pulang sekolah dll). Juga

kegiatan insidentil misalnya perayaan Hari Kartini yang dilaksanakan 23

April 2014 dan kegiatan lomba menggambar dalam rangka Expo PAUD

yang dilaksanakan di PG PAUD UPI pada 14 April 2014. Kedua,

wawancara juga dipergunakan untuk mengumpulkan data dari para

individu yang terkait dengan penelitian. Bisa dilakukan secara lisan,

maupun secara tertulis ( kuesioner atau survei).

Peneliti melakukan wawancara dengan siswa, guru TK, kepala

sekolah, pihak penyelenggara sekolah dan orang tua. Kepada kepala

sekolah dan pihak penyelenggara sekolah (yayasan) peneliti bisa

mendapatkan informasi tentang profil TK Bukit Dago (sejarah, visi misi,

program & agenda kegiatan, struktur organisasi). Untuk hal-hal yang

berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas bisa mendapatkan

informasi dari para guru TK A dan TK B.

Orang tua siswa dapat memberikan informasi seputar kegiatan

siswa biasanya berupa cerita, tukar pengalaman, harapan, saran bahkan

evaluasi yang ditujukan kepada pihak sekolah. Siswa sebagai subjek

penelitian merupakan responden yang tentu akan dapat memberikan

(34)

dengan tari kreatif, kegiatan tanya jawab yang terstruktur maupun tidak

terstruktur antara peneliti dan siswa bisa berada pada wilayah kreativitas,

motivasi, ekspresi, emosi, eksplorasi dan ragam kegiatan lain yang secara

langsung terjadi selama proses pembelajaran.

3. Tahap Pengembangan

Penyusunan rencana aksi adalah merupakan tujuan utama dari

semua studi penelitian tindakan. Menurut Creswell dalam Mertler

(2011:69) hal penting dari penyusunan rencana aksi adalah

keberadaan/kemunculan pendekatan yang spesifik dan kasat untuk

mencoba beberapa gagasan baru sebagai sarana untuk memecahkan

permasalahan awal.

Rencana aksi, pada dasarnya berupa usulan strategi untuk

mengimplementasikan hasil-hasil proyek penelitian tindakan. Selama

rencana aksi diterapkan, maka efektivitas harus terus dipantau, dievaluasi

dan direvisi. Pada tahap ini, pembelajaran tari kreatif bertema lingkungan

mulai diterapkan pada siswa. Pembelajaran terdiri dari 4 siklus dirancang

untuk 8 pertemuan. Sejalan dengan proses pembelajaran tari kreatif,

peneliti juga mempersiapkan musik pengiring yang dipergunakan untuk

menstimulus siswa dalam menggerakkan anggota tubuh sesuai dengan

karakter dan peran yang dimainkan. Dalam hal ini harus ada konsep

keselarasan antara musik dan tari.

Keselarasan berkaitan dengan irama dan tempo, sehingga gerakan

nyaman untuk dipertunjukkan. Selain itu harus sesuai juga dengan suasana

dan temanya. Peneliti juga mempersiapkan kostum dan properti yang

akan dikenakan oleh siswa dalam tari kreatif bertema lingkungan tersebut.

Dua aspek ini penting untuk menunjang siswa menghayati tema dan peran

yang dimainkan. Properti dibuat sederhana dengan menggunakan

bahan-bahan dari kertas dan kain perca.

(35)

53

Merangkum hasil penelitian, menciptakan strategi untuk berbagi

hasil penelitian dan meninjau seluruh proses penelitian. Refleksi

merupakan sebuah langkah penting di dalam proses penelitian tindakan,

karena ini saatnya peneliti melakukan peninjauan terhadap apa saja yang

telah dilakukan. Refleksi dilakukan setelah kegiatan pengamatan yang

dilakukan peneliti.

Dalam refleksi, peneliti mengemukakan kembali apa yang sudah

terjadi, berupa kemajuan maupun faktor yang menghambat proses

pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Peneliti bersama observer

mendiskusikan semua hal yang terjadi dalam proses pembelajaran. Hasil

diskusi saat refleksi dilakukan sebagai pedoman dalam membuat

perencanaan untuk tahap pembelajaran selanjutnya.

C. Lokasi dan Subyek Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di TK Bukit Dago beralamat di Jl.

Bukit Dago Selatan, Kotamadya Bandung. TK tersebut, dikelola oleh

Yayasan Nurul Jamil Dago dan telah menyelenggarakan proses pendidikan

anak usia dini sejak tahun 1967 (47 tahun). Hal ini menjadi salah satu

alasan pemilihan lokasi penelitian ini, karena akan menarik “bekerja”

dengan sebuah sekolah yang sudah memiliki pengalaman cukup lama

dalam pengelolaan pendidikan anak usia dini.

Penerapan pembelajaran tari kreatif bertema lingkungan

diharapkan menjadi alternatif pengembangan kurikulum dan pengayaan

pembelajaran untuk siswa TK Bukit Dago. Selain itu lokasi yang strategis

dan nyaman dilengkapi dengan fasilitas halaman yang cukup luas,

lapangan berumput yang dikelilingi pohon dan tanaman bunga,

memberikan peluang pada siswa untuk dapat bereksplorasi dengan alam

sekitar. Beberapa binatang seperti kupu-kupu, belalang, katak, capung

masih mudah dilihat di sekitar halaman tersebut.

Subjek penelitian adalah seluruh siswa TK Bukit Dago berjumlah

36 siswa. Mereka terbagi di kelas A sebanyak 16 siswa dan di kelas B

(36)

19 siswa perempuan. Keterlibatan seluruh siswa akan memberikan proses

kebersamaan dan pengalaman kreativitas dan imajinasi pembelajaran tari

kreatif.

D. Instrumen Penelitian

Kualitas instrumen penelitian sangat berpengaruh terhadap kualitas

hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen

adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument

berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber

data, melakukan pengumpulan data, analisis data, menafsirkan data dan

membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2013:222).

Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian pembelajaran tari kreatif

bertema lingkungan berupa:

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis,

ditujukan untuk guru, siswa, kepala sekolah, pengurus yayasan dan

orangtua. Pedoman wawancara yang terkait dengan: (a) bagaimana

pembelajaran tari yang pernah dilakukan, (b) materi pembelajaran tari,

(c) persiapan bahan ajar (d) kegiatan PLH.

Pedoman wawancara untuk siswa berisi tentang pertanyaan-pertanyaan

yang terkait dengan: (a) pengetahuan tentang lingkungan , (b)

mengenal flora dan fauna, (c) pengetahuan tentang kerusakan

lingkungan.

Pedoman wawancara untuk kepala sekolah berisi tentang

pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan : (a) kegiatan pembelajaran tari yang

telah dilakukan selama ini, (b) dukungan sekolah terhadap kegiatan

seni khususnya pembelajaran seni tari.

2. Pedoman Observasi

Lembar observasi yang digunakan yakni mengobservasi kegiatan

(37)

55

proses dan hasil pembelajaran. Lembar pengamatan untuk guru terdiri

dari: (a) kegiatan belajar mengajar yang meliputi : metode,

penggunaan media, penguasaan materi, serta sikap anak dalam

mengikuti proses pembelajaran; (b) evaluasi pembelajaran yang

meliputi proses serta hasil pembelajaran tari kreatif bertema

lingkungan.

a. Pedoman observasi yang digunakan berbentuk daftar cek (check

list) yang bersifat terstruktur dan tidak terstruktur. Format yang

terstruktur pengisiannya cukup dilakukan dengan cara

memberikan tanda cek (√) pada pernyataan yang menunjukkan

perilaku yang ditampakkan siswa. Adapun yang tidak terstruktur

pengisiannya berupa narasi atau bentuk pernyataan perilaku yang

ditunjukkan siswa selama pengamatan. Dari kegiatan observasi,

peneliti membuat suatu kesimpulan dari hasil observasi yang

dilakukan.

b. Catatan Anekdot

Sebuah catatan yang lebih menfokuskan pada sikap dan perilaku

anak yang terjadi secara khusus atau peristiwa yang terjadi secara

insidental/tiba-tiba. Instrumen ini pada dasarnya merupakan bagian

teknik dari observasi. Namun teknik ini tidak menggunakan

komunikasi dengan siswa yang diamati dan dicatat peristiwa yang

sangat bermakna. Peneliti membuat catatan anekdot yang berupa

tingkah laku siswa yang ditunjukkan pada saat persiapan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan bahkan setelah

pembelajaran tari kreatif dalam setiap pertemuan. Peneliti harus

teliti dalam melakukan pengamatan agar peristiwa penting dapat

terlihat dengan baik, sebab setiap tingkah laku yang ditunjukkan

siswa merupakan bentuk perkembangan yang sangat bermakna

bagi dirinya (Fadlilah, 2012:233). Panduan saat pembuatan catatan

anekdot diantaranya : mencatat peristiwa yang insidental, apa yang

(38)

menggambarkan situasi/peristiwa yang sebenarnya dan cara

menggambarkan hendaknya khusus (kejadian, reaksi/tingkah

lakuanak, dan ucapan) yang bermakna.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data

penelitian ini adalah:

1. Observasi

Dalam Sugiyono (2013:145) disampaikan bahwa proses observasi

merupakan teknik pengumpulan data yang spesifik bila dibanding

dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Dalam

wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka

observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam

yang lain. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145) mengemukakan

bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua

diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Dalam melakukan observasi pada penelitian ini, dilakukan beberapa

kali di sela-sela pembelajaran berlangsung, juga pada saat TK Bukit

Dago melaksanakan kegiatan peringatan hari Kartini. Adapun

observasi yang pertama adalah:

a. Siswa TK Bukit Dago (dilakukan sejak bulan Februari 2014)

Dikutip oleh Fadlilah dari Pedoman Penilaian di Taman

Kanak-kanak - Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak-kanak dan Sekolah

Dasar tahun 2010 (2012:229) observasi merupakan pengamatan

alamiah yang dilakukan secara langsung dan alamiah untuk

mendapatkan data dan informasi tentang perkembangan anak

dalam berbagai situasi dan kegiatan yang dilakukan

(Fadlilah,2012:229). Ditambahkan oleh Sudijono observasi adalah

cara menghimpun bahan-bahan keterangan atau data yang

(39)

57

sistematis, terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan

sasaran pengamatan (2005:76). Fenomena tersebut berupa tingkah

laku yang ditunjukkan siswa dalam perkembangannya selama

beraktivitas di sekolah.

b. Pihak Sekolah (dilakukan sejak bulan Maret 2014)

Melalui pengamatan yang intens kepada setiap individu Sebagai

subjek penelitian peneliti cukup fokus melakukan pengamatan pada

aktivitas dan siswa. Fokus pengamatan meliputi aktivitas Siswa TK

Bukit Dago Selanjutnya juga kepada pengelola sekolah (pihak

yayasan, kepala sekolah, para guru TK termasuk para orang tua

siswa). Lingkungan, sarana serta fasilitas sekolah juga menjadi

objek dalam observasi. Dalam hal ini peneliti terlibat secara penuh

dengan subjek penelitan sehingga bisa dikatakan melakukan

observasi berperan serta. Peneliti mempunyai interaksi yang dekat

dengan siswa, guru dan seluruh perangkat. Dari sisi instrumentasi

terstruktur (observasi yang dirancang secara sistematis: apa, kapan

dan tempat) dan observasi tidak terstruktur (observasi yang tidak

dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang yang akan

diobservasi).

c. Pihak Orang Tua (dilakukan sejak bulan Maret 2014)

Pengamatan yang dilakukan peneliti adalah melihat bagaimana

keterlibatan dan dukungan orang tua terhadap kegiatan

pembelajaran tari kreatif yang dijalani oleh siswa di sekolah.

d. Sarana dan fasilitas (dilakukan sejak bulan Februari 2014)

Pengamatan ini meliputi semua benda yang digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar terdiri dari ruangan, sarana bermain, dan

inventaris peralatan.

 situasi sekolah sebagai tempat belajar

 sosial dan budaya sekolah

(40)

a. Wawancara dengan siswa (dilakukan sejak Februari 2014)

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang

pengetahuan atau penalaran anak mengenai sesuatu hal. Dalam

wawancara dilakukan secara mendalam namun dibuat suasana

santai, menyenangkan dan mengasyikkan. Pertanyaan-pertanyaan

untuk siswa lebih sederhana sesuai dengan karakteristik anak usia

dini. Dalam pembelajaran tari kreatif pertanyaan yang diajukan

untuk siswa adalah wawancara terstruktur, yaitu percakapan

dengan menggunakan daftar pertanyaan tertulis dan jawabannya

sudah disediakan dalam bentuk skala. Pertanyaan dalam

wawancara dengan siswa berkaitan dengan minat, motivasi,

keinginan, respon, sikap terhadap pembelajaran tari kreatif bertema

lingkungan.

b. Wawancara dengan pihak sekolah dan orang tua siswa (dilakukan

sejak Maret 2014)

Wawancara terstruktur dan tidak terstruktur juga dilakukan

dilakukan dengan pihak sekolah TK Bukit Dago (koordinator

pendidikan, kepala sekolah, guru TK) dan orang tua siswa.

Pertanyaan dalam wawancara dengan pihak sekolah berkaitan

dengan kondisi sekolah (siswa didik, lokasi sekolah, manajemen,

program/kurikulum) dan termasuk hal-hal yang menyangkut

kebijakan TK Bukit Dago. Wawancara dengan orang tua siswa

berkaitan dengan tumbuh kembang siswa.

3. Dokumentasi

Pendokumentasian merupakan bagian pengumpulan data yang

menggunakan alat bantu berupa perekam gambar dan perekam

audiovisual. Alat perekam menggunakan kamera foto dan kamera

video (handycam). Pendokumentasian dengan menggunakan alat-alat

tersebut cukup membantu peneliti mengatasi kelemahan indera amatan

dan indera ingatan peneliti dalam menangkap, merekam dan

Gambar

Tabel 3. 1.  Skema Spiral Interaktif Stringer    Sumber: diolah dari Action Research (hlm.9)

Referensi

Dokumen terkait

Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam hal demikian, maka akan ditelaah muatan isi (subtansi) dari ketentuan pidana dan dikaji seberapa jauh penetapan sebagai tindak pidana tersebut memajukan atau selaras

A cDNA, named BmCHHL (Bombyx mori CHH-like protein), with an open reading frame of 110 amino acids was isolated.. Sequence analyses suggested that the conceptual protein was a

Skripsi yang berjudul “Pengembangan Aplikasi Mobile Learning menggunakan Adobe Flash Cs6 sebagai Penunjang Pembelajaran Fisika pada Materi Hukum Newton untuk Siswa SMA/MA

Bahan buangan industri pengolahan pangan seperti industri pengalengan, industri susu, industri gula, dan sebagainya, mempunyai nilai BOD yang bervariasi, yaitu mulai 100ppm

Girirwijoyo, Y.S.Santoso (2005), Ilmu Faal Olahraga, Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.. Food Combining , Kombinasi Makanan Serasi,

Karyawan yang dapat memenuhi tuntutan lingkungan kerja disebut orang yang akan memuaskan yang dapat tercermin pada unjuk kerjanya (performance), begitu pula sebaliknya orang

Pada gambar 10 merupakan rata-rata nilai dari hasil dari pengujian link failure sama seperti hasil dari pengujian convergence time yang pengujiannya juga dilakukan