• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Strategi Pemilihan Saham di Bursa Efek Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Strategi Pemilihan Saham di Bursa Efek Indonesia."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

KINERJA PORTOFOLIO SAHAM BERDASARKAN

STRATEGI PEMILIHAN SAHAM

DI BURSA EFEK INDONESIA

DEWI FITMA MAYA SARI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

KINERJA PORTOFOLIO SAHAM BERDASARKAN

STRATEGI PEMILIHAN SAHAM

DI BURSA EFEK INDONESIA

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister Program Studi Manajemen

Program Pascasarjana Universitas Udayana

DEWI FITMA MAYA SARI NIM : 1390661009

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

(3)

Lembar Pengesahan

Tesis Ini Telah Disetujui Tanggal 3 Februari 2016

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Prof.Dr. I G B Wiksuana SE.,MS Dr.I B Anom Purbawangsa SE.,MM NIP. 19610827 198601 1 001 NIP. 19620922 198702 1 002

Mengetahui

Direktur Ketua Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Program Pascasarjana

Universitas Udayana, Universitas Udayana,

(4)

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 14 Januari 2016

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No. 3675/UN14.4/HK/2015 Tanggal 12 Oktober 2015

Ketua : Prof. Dr. IG. B. Wiksuana, SE., MS Anggota :

(5)

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

NAMA : DEWI FITMA MAYA SARI NIM : 1390661009

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

JUDUL TESIS : KINERJA PORTOFOLIO SAHAM BERDASARKAN STRATEGI PEMILIHAM SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No 17 tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 1 Februari 2016

(6)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Adapun judul tesis ini adalah “Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Strategi Pemilihan Saham Di Bursa Efek Indonesia”. Dalam penulisan tesis ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan, untuk itu besar harapan penulis semoga tesis ini memenuhi kriteria sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Magister Manajemen pada Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Penulisan tesis ini tidak akan terwujud tanpa bantuan serta dukungan dari pembimbing dan berbagai pihak. Untuk itu melalui tulisan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I G.B. Wiksuana, SE., MS. sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program Magister Manajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. I.B.A. Purbawangsa, SE., MM. sebagai Pembimbing Pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

(7)

Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., M.Si sebagai Ketua Program Magister Manajemen Universitas Udayana serta kepada Bapak dan Ibu Dosen pengajar di Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Udayana yang telah memberikan ilmu kepada para mahasiswa termasuk penulis. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan juga kepada para penguji tesis, yaitu Prof. Ni Luh Putu Wiagustini, SE., M.Si. ; Dr. Ida Bagus Panji Sedana, SE., M.Si; Dr. Luh Gede Sri Artini, SE.,MM, yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini.

Terimakasih juga penulis tujukan kepada Ayah I Made Surata dan Ibu tercinta Ni Kadek Menuh Wati serta saudara-saudara tersayang Sri Ayu Sura Wati dan Agus Adi Saputra Sura Menuh Darma atas doa dan dukungannya selama ini. Terimakasih pula penulis ucapkan kepada I Gede Agus Angga Priastana atas dukungan dan semangat yang diberikan selama penyusunan tesis ini.

Terimakasih kepada Bapak I Ketut Komplit, SH selaku komisaris utama PT. BPR Nusamba Mengwi, serta Ibu Ardini Yoni, SE dan Bapak I Putu Santika, SE selaku direksi PT. BPR Nusamba Mengwi yang telah memberikan ijin kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, serta sahabat-sahabat penulis dan seluruh teman-teman Angkatan XXX Magister Manajemen Universitas Udayana dan semua pihak yang telah membantu memberikan semangat dan dorongan dalam pembuatan tesis ini.

Sebagai akhir kata penulis berharap semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan kepada kita semua dan semoga tesis ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah kepustakaan dibidang Manajemen serta berguna bagi masyarakat.

Denpasar, 1 Februari 201617 Juli 201

(8)

ABSTRAK

KINERJA PORTOFOLIO SAHAM BERDASARKAN STRATEGI PEMILIHAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

Penentuan portofolio optimal dapat dilakukan dengan strategi diversifikasi atau strategi konsentrasi. Salah satu penganut strategi konsentrasi adalah Warren Buffet, menurutnya dengan konsentrasi maka jumlah saham yang perlu diperhatikan dan dianalisis menjadi lebih sedikit dan mendalam. Efisien tidaknya suatu portofolio dapat diketahui dengan menggunakan portofolio pembanding, karena itu portofolio yang telah dibentuk akan dibandingkan dengan portofolio berdasarkan indeks LQ45 sebagai pembanding. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kinerja portofolio saham yang dibentuk berdasarkan strategi Warren Buffet dengan portofolio saham yang dibentuk berdasarkan indeks LQ45.

Pada penelitian ini, dibentuk tujuh (7) portofolio saham yaitu portofolio yang dibentuk berdasarkan enam (6) kriteria keuangan menurut strategi Warren Buffet dalam buku “The Guru Investor: How to Beat Market Using History’s Best Investment Strategies” yang ditulis oleh John P. Reese dan Jack M. Forehand, yaitu menggunakan earnings predictability, level of debt, Return on Equity (ROE), Return on Total Capital (ROTC),Capital Expenditures, dan Retained Earnings (RORE) satu (1) portofolio saham berdasarkan Indeks LQ45, yang dibentuk dengan menggunakan metode Markowitz dan kinerjanya diukur menggunakan metode Sharpe. Portofolio saham yang dibentuk berdasarkan strategi Warren Buffet adalah emiten yang termasuk dalam industri barang konsumsi dan secara konsisten menyampaikan laporan keuangan dari tahun 2011 hingga tahun 2014, Sedangkan untuk indeks saham LQ45 adalah indeks LQ45 periode Februari 2011 hingga Januari 2015. Teknik analisis data yang digunakan adalah t-test.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kinerja lima (5) portofolio yang dibentuk per kriteria Warren Buffet yang diukur dengan metode Sharpe, bernilai negatif pada setiap periode kecuali pada periode semester I tahun 2013, sedangkan kinerja portofolio yang dibentuk berdasarkan kriteria retained earnings (RORE) negatif di setiap periode. Sedangkan untuk kinerja portofolio yang dibentuk berdasarkan indeks LQ45 juga bernilai negatif di setiap periode pengamatan. Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan uji beda t-test diperoleh hasil tidak ada perbedaan kinerja portofolio saham yang dibentuk berdasarkan setiap kriteria keuangan menurut strategi Warren Buffet dengan kinerja portofolio saham yang dibentuk berdasarkan indeks LQ45.

(9)

ABSTRACT

STOCK PORTFOLIO PERFORMANCE BASED ON THE STRATEGY FOR CHOOSING STOCKS AT INDONESIAN STOCK EXCHANGE

Determining optimal portfolio can be done with diversification strategy or concentration strategy. One of concentration strategy followers is Warren Buffet, which according to him with concentration the number of stocks which need to be considered and analyzed become less and deeper. Using another comparative portfolio can determine whether a portfolio is efficient or not, so the portfolio which has been formed will be compared with another portfolio based on LQ45 index as a comparison. The objective of this research is to find out the difference between the portfolio performance which is formed based on Warren Buffet’s strategy and stock portfolio which is formed based on LQ45 index.

This research formed seven ( 7 ) stock portfolios which is formed using Markowitz method and measured using Sharpe’s method, that the six (6 ) portfolios based on financial criteria according to Warren Buffet’s strategy in the book, “The Guru Investor: How to Beat Market Using History’s Best Investment Strategies”which was written by John P. Reese and Jack M. Forehand, which shows the use of earnings predictability, level of debt, Return on Equity (ROE), Return on Total Capital (ROTC), Capital Expenditures, and Retained Earnings (RORE) and the stock portfolio which is formed based on LQ45 index. The stock portfolio which is formed based on Warren Buffet’s strategy is an emiten which is included in consumer goods industry and consistently provides financial reports from 2011 to 2014, while for LQ45 stock index is the LQ45 index from February 2011 to January 2015 period. The technique of data analysis used is t-test.

The result of this research shows that the performance of five (5) portfolios formed per criteria of Warren Buffet which are measured with Sharpe’s method, has negative values in every period except in the first semester period in 2013, while the portfolio performance formed based on retained earnings (RORE) is negative in every period. While for the portfolio performance which is formed based on LQ45 index is also negative in every observed period. After conducting the test by using t-test difference trial, it is found that there is no difference between the portfolio performance which is formed based on every financial criterion according to Warren Buffet’s strategy and the stock portfolio performance which is formed based on LQ45 index.

Investors who want to invest in the consumer goods industry sector or stock investments in various industrial sectors , are expected to be cautious in selecting stocks that will be used as a portfolio. The formation of the portfolio for this research can further use elimination method if one of the criteria is not fulfilledas well as the historical data for ten (10) years.

(10)

DAFTAR ISI

2.2. Strategi Pemilihan Portofolio ... 13

2.3. Penentuan Portofolio Optimal ... 16

2.4. Risiko Portofolio ... 18

2.5. Risiko Portofolio ... 19

2.6. Konsep Return dan Risiko ... 21

2.7. Portofolio Efisien ... 21

2.8. Pengukuran Kinerja Portofolio ... 22

2.9. Strategi Pemilihan Saham Buffet ... 25

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Berpikir dan Konseptual ... 30

3.2 Hipotesis Penelitian ... 31

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian ... 35

4.2. Variabel Penelitian ... 36

4.3. Pengumpulan Data ... 40

4.3.1. Jenis Data ... 40

4.3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

(11)

4.3.4. Metode Pengumpulan Data ... 41

4.4. Metode Analisis Data ... 42

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 47

5.1.1. Prosedur Pemilihan Sampel ... 47

5.1.2. Perusahaan-Perusahaan Pembentuk Portofolio ... 47

5.1.2.1 Perkembangan Earning Predictability Perusahaan-Perusahaan Pembentuk Portofolio... 47

5.1.2.2 Perkembangan Level Of Debt Perusahaan-Perusahaan Pembentuk Portofolio ... 49

5.1.2.3 Perkembangan Return On Equity (ROE) Perusahaan-Perusahaan Pembentuk Portofolio ... 50

5.1.2.4 Perkembangan Return On Total Capital (ROTC) Perusahaan-Perusahaan Pembentuk Portofolio ... 51

5.2.1. Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Kriteria Strategi Warren Buffet ... 55

5.2.1.1 Portofolio Saham Berdasarkan Earning Predictability .... 55

5. 2.1.2 Portofolio Saham Berdasarkan Level Of Debt ... 56

5. 2.1.3 Portofolio Saham Berdasarkan Return On Equity (ROE) ... 56

5. 2.1.4 Portofolio Berdasarkan Return On Total Capital (ROTC) ... 57

5. 2.1.5 Portofolio Saham Berdasarkan Capital Expenditures ... 58

5. 2.1.6 Portofolio Saham Berdasarkan Retained Earning ... 58

5. 2.1.7 Portofolio Saham Berdasarkan Indeks LQ45 ... 59

(12)

DAFTAR TABEL

No. Nama Tabel Halaman

5.1. Pemilihan Sampel ... 47

5.2. Perkembangan Earning Predictability Perusahaan-Perusahaan Pembentuk Portofolio ... 48

5.3. Perkembangan Level Of Debt Perusahaan-Perusahaan Pembentuk Portofolio ... 49

5.4. Perkembangan Return On Equity (ROE) Perusahaan-Perusahaan Pembentuk Portofolio ... 50

5.5. Perkembangan Return On Total Capital (ROTC) Perusahaan-Perusahaan Pembentuk Portofolio ... 51

5.6 Perkembangan Capital Expenditures Perusahaan-Perusahaan Pembentuk Portofolio ... 52

5.7. Perkembangan Retained Earning Perusahaan-Perusahaan Pembentuk Portofolio ... 53

5.8. Perkembangan Indeks LQ45 Earning Perusahaan-Perusahaan Pembentuk Portofolio ... 54

5.9. Portofolio Saham Berdasarkan Earning Predictability ... 55

5.10. Portofolio Saham Berdasarkan Level Of Debt ... 56

5.11. Portofolio Saham Berdasarkan Return On Equity ... 57

5.12. Portofolio Saham Berdasarkan Return On Total Capital... 57

5.13. Portofolio Saham Berdasarkan Capital Expenditures ... 58

5.14. Portofolio Saham Berdasarkan Retained Earning ... 59

5.15. Portofolio Saham Berdasarkan Indeks LQ45 ... 59

5.16. Uji Normalitas Data ... 62

5.17. Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Earning Predictability dengan Kinerja Portofolio Indeks LQ45 ... 64

5.18. Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Level Of Debt dengan Kinerja Portofolio Indeks LQ45 ... 64

5.19. Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Return On Equity dengan Kinerja Portofolio Indeks LQ45 ... 65

5.20. Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Return On Total Capital dengan Kinerja Portofolio Indeks LQ45 ... 66

5.21. Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Capital Expenditures dengan Kinerja Portofolio Indeks LQ45 ... 67

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Nama Gambar Halaman

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Nama Lampiran Halaman

1. Daftar Emiten Sektor Barang Konsumsi ... 72

2. Perkembangan Earnings Predictability Perusahaan-Perusahaan Sektor Barang Konsumsi ... 73

3. Perkembangan Level Of Debt Perusahaan-Perusahaan Sektor Barang Konsumsi ... 74

4. Perkembangan Return On Equity Perusahaan-Perusahaan Sektor Barang Konsumsi ... 75

5. Perkembangan Return On Total Capital (ROTC) Perusahaan-Perusahaan Sektor Barang Konsumsi ... 76

6. Perkembangan Capital Expenditures Perusahaan-Perusahaan Sektor Barang Konsumsi ... 77

7. Perkembangan Retained Earning (RORE) Perusahaan-Perusahaan Sektor Barang Konsumsi ... 78

8. Harga Saham Perusahan-Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Tahun 2011 ... 79

9. Harga Saham Perusahan-Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Tahun 2012 ... 80

10. Harga Saham Perusahan-Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Tahun 2013 ... 81

11. Harga Saham Perusahan-Perusahaan Sektor Barang Konsumsi Tahun 2014 ... 82

12. Harga Saham dan Return Perusahaan-Perusahaan Indeks LQ45 Semester I Tahun 2011 ... 83

13. Harga Saham dan Return Perusahaan-Perusahaan Indeks LQ45 Semester II Tahun 2011 ... 84

14. Harga Saham dan Return Perusahaan-Perusahaan Indeks LQ45 Semester I Tahun 2012 ... 85

15. Harga Saham dan Return Perusahaan-Perusahaan Indeks LQ45 Semester II Tahun 2012 ... 86

16. Harga Saham dan Return Perusahaan-Perusahaan Indeks LQ45 Semester I Tahun 2013 ... 87

17. Harga Saham dan Return Perusahaan-Perusahaan Indeks LQ45 Semester II Tahun 2013 ... 88

18. Harga Saham dan Return Perusahaan-Perusahaan Indeks LQ45 Semester I Tahun 2014 ... 89

19. Harga Saham dan Return Perusahaan-Perusahaan Indeks LQ45 Semester II Tahun 2014 ... 90

20. Kinerja Portofolio Berdasarkan Kriteria Warren Buffet ... 91

21. Kinerja Portofolio Berdasarkan Indeks LQ45 ... 93

22. Hasil Uji Normalitas ... 94

(15)

24. Uji Beda Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Level Of Debt

dengan Kinerja Portofolio Saham Indeks LQ45 ... 104 25. Uji Beda Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Return On Equity

dengan Kinerja Portofolio Saham Indeks LQ45 ... 105 26. Uji Beda Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Return On Total

Capital dengan Kinerja Portofolio Saham Indeks LQ45 ... 106 27 Uji Beda Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Capital

Expenditures dengan Kinerja Portofolio Saham Indeks LQ45 ... 107 28. Uji Beda Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Retained Earnings

dengan Kinerja Portofolio Saham Indeks LQ45 ... 108

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa mendatang. Atau dapat dikatakan bahwa investasi adalah komitmen untuk mengorbankan konsumsi masa kini dengan tujuan untuk memperbesar konsumsi di masa mendatang (Tandelilin, 2010). Saat ini masyarakat mulai melirik pasar modal untuk melakukan investasi bukan hanya berinvestasi pada sektor riil seperti tanah, emas namun telah mulai berinvestasi pada surat berharga (saham). Perkembangan bursa efek di Indonesia juga semakin baik ditandai dengan meningkatnya indeks pasar modal. Menurut UU No. 8 tahun 1995, pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek , perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan perantara antara para investor dengan perusahaan atau institusi pemerintah melalui perdangangan instrumen keuangan seperti saham, obligasi dan lainnya.

(17)

2

emiten baru yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan pada tahun 2013 BEI mencatat rekor tertinggi dalam hal rekor indeks IHSG yang ditutup pada level 5.214.976 pada tanggal 20 Mei 2013, selain itu terjadi peningkatan likuiditas transaksi sebesar 37,68% (www.idx.com).

Kelebihan berinvestasi saham adalah selain pertimbangan akan return and risk, investor juga dapat menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki, para

investor dapat memilih saham-saham apa saja dan berapa jumlah lembar saham yang akan mereka beli. Pada umumnya investor akan memilih saham-saham yang akan menjanjikan return tinggi dengan risiko tertentu atau memilih yang berisiko minimal dengan tingkat return tertentu. Penentuan portofolio optimal merupakan langkah penting bagi investor baik investor institusional maupun investor individual. Hal ini karena portofolio yang optimal akan dapat memberikan return yang optimal dengan tingkat risiko tertentu.

(18)

3

pergerakan harga saham serta berbagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan return abnormal (Tandelilin, 2010).

Investor dapat melakukan strategi diversifikasi maupun strategi secara konsentrasi ketika melakukan pemilihan saham. Manfaat diversifikasi dalam teori portofolio modern diumpamakan seperti tidak menaruh seluruh telur dalam ranjang yang sama, karena apabila keranjang tersebut jatuh, maka semua telur yang ada dalam keranjang tersebut akan pecah. Pada konteks investasi diartikan sebagai tidak menginvestasikan semua dana yang dimiliki hanya pada satu aset saja, tetapi pada berbagai macam aset karena jika aset tersebut gagal, maka semua dana yang telah diinvestasikan akan lenyap (Tandelilin,2010).

Strategi diversifikasi dilakukan dengan portofolio optimal yang berarti keuntungan diperoleh dengan diversifikasi pada berbagai investasi, dengan jumlah sekuritas tertentu yang memiliki return yang cukup tinggi. Portofolio optimal dicapai dengan melakukan simulasi pada beberapa sekuritas yang dinilai efisien dengan menggunakan prosedur perhitungan tertentu. Pembentukan sebuah maupun beberapa portofolio memerlukan saham-saham pilihan yang akan dikombinasikan ke dalam portofolio tersebut. Adapun jumlah saham yang dipilih untuk membentuk portofolio sangat bervariasi, hal itu tergantung dari preferensi investor terhadap saham-saham tersebut (Agustin Sulistyorini, 2009).

(19)

4

dengan kata lain semua telur diletakkan dalam satu keranjang hingga keranjang itu penuh. Konsentrasi portofolio memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan diverisfikasi hal ini disebabkan karena seluruh dana dialokasikan hanya pada satu sektor saja artinya apabila sektor tersebut mengalami penurunan maka semua nilai portofolio akan turun.

Salah satu investor yang menganut sistem konsentrasi portofolio adalah Warren Buffet. Warren Edward Buffett dilahirkan di Omaha pada tanggal 30 Agustus 1930 dijuluki sebagai Si Bijak dari Omaha atau Sang penasihat dari Omaha. Warren Buffet selalu masuk dalam posisi 5 orang terkaya versi majalah Forbes, bahkan di tahun 2010 ia berhasil mengalahkan posisi Bill Gates dengan berada di peringkat pertama orang terkaya di dunia. Walaupun peringkat sebagai orang terkaya terkadang mengalami penurunan, namun ia masih menjadi satu-satunya 5 orang terkaya dimana kolom sumber kekayaan bertuliskan bursa saham.

Filosofi Buffet sehubungan dengan paham konsentrasi portofolio adalah “too

much of a good thing is wonderful”, Warren Buffet berpendapat “Mengapa harus

harus berinvestasi di 20 emiten terbaik, dan tidak pada 5 atau 10 emiten terbaik saja ?”. Alasan Buffet sederhana , dengan konsentrasi maka jumlah saham yang perlu

(20)

5

Warren Buffet membeli saham pertamanya pada umur 11 tahun dan kini telah berhasil membangun perusahaan investasi terkemuka di dunia, tips dan triknya dalam berinvestasi dikenal dengan istilah Buffetology yang menerapkan aspek kualitatif dan kuantitatif dalam prakteknya, seperti yang ditulis oleh John P. Reese dan Jack M. Forehand dalam buku yang berjudul “The Guru Investor: How to Beat Market Using History’s Best Investment Strategies”, dalam buku ini diulas mengenai strategi

pemilihan saham oleh Warren Buffet dimana Buffet memperkenalkan 6 kriteria dalam memilih saham yang akan dijadikan portofolio bila ditinjau dari aspek kuantitatifnya yaitu menggunakan earnings predictability, level of debt, Return on Equity (ROE), Return on Total Capital (ROTC),Capital Expenditures, dan Retained Earnings (RORE), keenam kriteria ini menggunakan periode pengamatan selama 10

tahun dengan persentase rata-rata tertentu.

Sebagai penganut paham konsentrasi portofolio, Buffet lebih suka menginvestasikan dananya pada sektor tertentu yang benar-benar dipahami olehnya dan ia cenderung menghindari berinvestasi pada perusahaan yang berbau teknologi karena perubahan di bidang teknologi cenderung cepat mengalami perubahan.

(21)

6

Sadianto,2008). Penelitian lainnya dilakukan oleh Martin (2008) dalam penelitiannya Martin mencoba meniru portofolio Buffet dengan membeli saham yang dibeli Buffet sebulan setelah Buffet mengumumkan membeli saham-saham tersebut, hasilnya disebut mimicking portofolio. Hasil yang diperoleh return tahunan dari mimicking portofolio mengalahkan return tahunan indeks S&P 500 serta memiliki Sharpe’s Measure yang lebih tinggi dari Sharpe’s Measure indeks S&P 500. Menurut Martin return portofolio Buffet yang selalu mengalahkan pasar bukanlah sebuah keberuntungan tetapi merupakan sebuah keahlian. Berbeda dengan pendapat Martin, Sharpe (1995) dalam buku Lowenstein berpendapat bahwa keberhasilan Warren

Buffet hanyalah sebuah penyimpangan statistika yang sangat di luar jalur sehingga tidak perlu untuk diperhatikan.

(22)

7

perusahaan yang semuanya berasal dari sektor industri barang konsumsi. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa semakin terkonsentrasi sebuah portofolio pada perusahaan-perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif berkesinambungan dan memiliki potensi tingkat pengembalian investasi ( return ) yang tinggi, maka semakin tinggi pula return dari portofolio dan portofolio tersebut mampu mengalahkan return pasar.

(23)

8

Pemilihan sektor barang konsumsi juga dikarenakan beberapa tahun sebelumnya, perusahaan – perusahaan sektor konsumsi Indonesia dikenal tahan terhadap krisis yang sempat terjadi. Pada saat krisis, kinerja dan pergerakan sahamnya memang ikut turun, tapi tidak begitu signifikan dan kinerja perusahaan consumer goods ini bisa dapat pulih dengan begitu cepatnya, sebab produk yang

diproduksi oleh perusahaan yang bergerak di bidang ini yaitu barang-barang kebutuhan masyarakat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sektor konsumsi di Bursa Efek Indonesia terbagi menjadi beberapa sub sektor, diantaranya makanan dan minuman (food and beverage), rokok (tobbaco manufacture), farmasi (pharmaceutical), dan juga kosmetik.

(24)

9

Pemilihan Indeks LQ45 sebagai pembanding karena indeks LQ45 merupakan indeks yang sering digunakan sebagai dasar pembentukan portofolio saham selain IHSG (Jogiyanto, 2009). Saham-saham LQ45 merupakan saham likuid, kapitalisasi pasar yang tinggi, memiliki frekuensi perdagangan tinggi, memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi keuangan yang cukup baik, tidak fluktuatif dan secara obyektif telah diseleksi oleh BEI serta merupakan saham yang aman dimiliki karena fundamental kinerja saham tersebut bagus, sehingga dari sisi risiko kelompok saham LQ45 memiliki risiko terendah dibandingkan saham-saham lain. Fluktuatif harga pada kelompok saham LQ 45 cenderung smooth menjadikan return dari capital gain tidak setinggi pada kelompok saham yang mengalami fluktuasi harga siginifikan. Karakteristik saham LQ 45 ini dapat mewakili kinerja portofolio saham, dimana penilaian kinerja portofolio dilihat dari dua (2) sisi yaitu hasil dan risiko ( Agustin Sulistyorini, 2009).

Ada 3 parameter yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja portofolio yang dikembangkan oleh William Sharpe, Jack Treynor, dan Michael Jensen. Ketiga pengukuran kinerja ini dinamakan ukuran kinerja Sharpe, kinerja Treynor dan kinerja Jensen. Ketiga pengukuran kinerja tersebut mengasumsikan adanya hubungan linear

(25)

10

pasar modal. Indeks-indeks ini digunakan untuk membandingkan kinerja portofolio saham yang telah dibentuk oleh investor, jadi suatu portofolio dikatakan efisien jika memiliki indeks yang lebih tinggi dibandingkan dengan portofolio lainnya,

Metode Sharpe, Treynor dan Jensen dapat digunakan dalam pemilihan investasi dengan melihat kondisi pasar yang sedang berlangsung. Ketiga model itu mendasarkan analisisnya pada return masa lalu untuk memprediksi return dan risiko di masa datang. Metode Sharpe menekankan pada risiko total (deviasi standar), Treynor menganggap fluktuasi pasar sangat berperan dalam mempengaruhi return

(beta), sedangkan Jensen sendiri menekankan pada alpha. Jadi ketiga metode tersebut mempunyai karakteristik tersendiri. Dalam penelitian ini digunakan metode Sharpe untuk mengukur kinerja dari portofolio saham yang dipilih berdasarkan kriteria Buffet dan saham-saham yang termasuk dalam indeks custodian LQ45 karena indeks Sharpe memperhitungkan risiko sistematik dan non sistematik dan mempertimbangkan karena saham-saham yang nantinya terpilih belum diyakini terdiversifikasi dengan baik.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

(26)

11

3) Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja portofolio saham berdasarkan strategi Warren Buffet dengan kinerja portofolio berdasarkan indeks LQ45?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui kinerja portofolio saham yang dibentuk dengan strategi pemilihan saham dengan strategi Warren Buffet

2) Untuk mengetahui kinerja portofolio saham yang dibentuk berdasarkan indeks LQ45

3) Untuk mengetahui perbedaan kinerja portofolio saham yang dibentuk berdasarkan strategi Warren Buffet dengan kinerja portofolio saham berdasarkan indeks LQ45

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan : 1) Manfaat Teoritis

Dapat menjadi bukti empiris mengenai kinerja portofolio saham berdasarkan strategi pemilihan saham

(27)

12

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Teori Portofolio

Harry Markowitz mengembangkan suatu teori pada dekade 1950- an yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori Markowitz menggunakan beberapa pengukuran statistik dasar untuk mengembangkan suatu rencana portofolio, diantaranya expected return, standar deviasi baik sekuritas maupun portofolio, dan korelasi antar return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko dalam suatu investasi, dimana unsur risiko dapat diminimalisir melalui diversifikasi dan mengkombinasikan berbagai instrumen investasi kedalam portofolio. Pada tahun 1952 teori tersebut dipublikasi secara luas pada Journal of Finance.

Teori Portofolio Markowitz didasarkan atas pendekatan mean (rata-rata) dan variance (varian), dimana mean merupakan pengukuran tingkat return dan varian merupakan pengukuran tingkat risiko. Teori Portofolio Markowitz ini disebut juga sebagai Mean-Varian Model, yang menekankan pada usaha memaksimalkan ekspektasi return (mean) dan meminimumkan ketidakpastian / risiko (varian) untuk memilih dan menyusun portofolio optimal.

Markowitz mengembangkan Index Model sebagai penyederhanaan dari Mean-Varian Model, yang berusaha untuk menjawab berbagai permasalahan dalam

(29)

yang dapat dipilih dan disusun menjadi suatu portofolio. Berdasarkan sekian banyak kombinasi yang mungkin dipilih, investor rasional pasti akan memilih portofolio optimal (efficient set). Penyusunan portofolio optimal dengan menggunakan Index Model, yang terutama dibutuhkan adalah penentuan portofolio yang efisien, sebab

pada dasarnya semua portofolio yang efisien adalah portofolio yang optimal.

Pada perkembangan berikutnya pada tahun 1963 William F. Sharpe mengembangkan Single Index Model (Model Indeks Tunggal) yang merupakan penyederhanaan indeks model yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Markowitz. Model indeks tunggal menjelaskan hubungan antara return dari setiap sekuritas individual dengan return indeks pasar. Model ini memberikan metode alternatif untuk menghitung varian dari suatu portofolio, yang lebih sederhana dan lebih mudah dihitung jika dibandingkan dengan metode perhitungan markowitz. Pendekatan alternatif ini dapat digunakan untuk dasar menyelesaikan permasalahan dalam penyusunan portofolio. Sebagaimana telah dirumuskan oleh markowitz, yaitu menentukan efficient set dari suatu portofolio, maka dalam model indeks tunggal ini membutuhkan perhitungan yang lebih sedikit.

2.2Strategi Pemilihan Portofolio

(30)

1) Strategi pasif

Strategi pasif biasanya meliputi tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi pada saham dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks pasar (Tandelilin 2010).

Strategi yang digolongkan ke dalam strategi portofolio pasif adalah: a. Strategi beli dan simpan

Investor membeli sejumlah saham dan tetap memegangnya untuk beberapa waktu tertentu. Tujuan strategi ini adalah untuk menghindari adanya biaya transaksi dan biaya tambahan lainnya yang terlalu tinggi jika terlalu sering bertransaksi.

b. Strategi mengikuti indeks

Investor berharap bahwa kinerja investasinya pada sekumpulan sekuritas sudah merupakan duplikasi dari kinerja indeks pasar.

2) Strategi aktif

(31)

a. Pemilihan saham

Investor secara aktif melakukan analisis dan pemilihan saham-saham terbaik, yaitu saham yang memberikan hubungan tingkat return-risiko yang terbaik dibanding alternatif lainnya.

b. Rotasi sektor

Ada dua cara dalam melakukan strategi rotasi sektor, yaitu :

1) Melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yang bergerak pada sektor tertentu untuk mengantisipasi perubahan siklus ekonomi di kemudian hari.

2) Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio saham-saham pada sektor industri yang berbeda-beda, untuk menghindari perubahan siklus ekonomi, pertumbuhan dan nilai saham perusahaan. c. Strategi momentum harga

Investor mencari momentum atau waktu yang tepat, pada saat perubahan harga yang terjadi bisa memberikan keuntungan bagi investor melalui tindakan menjual atau membeli saham.

(32)

sebaliknya kinerja portofolio saham loser diperoleh hasil kinerja yang positif dan signifikan, hal ini diindikasi akibat dari terjadinya anomali winner loser di pasar modal Indonesia.

Penelitian lain mengenai penerapan strategi aktif dan pasif dilakukan oleh Loddy Li Putra,dkk (2013) yang meneliti tentang strategi aktif yaitu moving average dan strategi pasif dengan menggunakan buy and hold strategy pada pembentukan portofolio, dimana hasil yang diperoleh bahwa strategi pasif (buy-and-hold strategy) menghasilkan return yang lebih unggul dibandingkan strategi aktif (moving average). Hal tersebut didukung oleh kondisi pasar modal Indonesia

yang sedang bullish. Sehingga disimpulkan bahwa penggunaan strategi pasif (buy and hold strategy) dapat memberikan hasil yang lebih unggul, bila digunakan pada kondisi pasar yang sedang bullish. Sedangkan, pada kondisi bearish strategi

pasif akan memberikan kerugian yang lebih besar dibanding strategi aktif (moving average).

2.3Penentuan Portofolio Optimal

Penentuan portofolio optimal dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 1) Portofolio optimal berdasarkan preferensi investor

Investor terkadang lebih memilih risiko yang lebih besar dengan kompensasi return ekspektasian yang lebih besar juga. Setiap investor memiliki preferensi

(33)

tanggapan kurang menyukai risiko (risk averse), adapula investor yang mempunyai preferensi menyukai risiko (risk taker) atau mungkin memiliki preferensi yang netral terhadap risiko (risk neutral).

2) Portofolio optimal berdasarkan Model Markowitz

Model Markowitz menggunakan beberapa asumsi, yaitu : a. Waktu yang digunakan hanya satu periode

b. Tidak ada biaya transaksi

c. Preferensi investor hanya didasarkan pada return ekspektasian dan risiko portofolio

d. Tidak ada pinjaman dan simpanan bebas risiko

Asumsi bahwa preferensi investor hanya didasarkan pada return ekpektasian dan risiko dari portofolio secara implisit menganggap bahwa investor mempunyai fungsi utility yang sama.

3) Portofolio optimal dengan aktiva bebas risiko

Portofolio yang benar-benar optimal secara umum (tidak tergantung pada preferensi investor tertentu) dapat diperoleh dengan menggunakan aktiva bebas risiko. Suatu aktiva bebas risiko dapat didefenisikan sebagai aktiva yang mempunyai return ekspektasian tertentu dengan risiko yang sama dengan nol.

(34)

Adanya aktiva yang bebas risiko menyebabkan investor mempunyai pilihan untuk memasukkan aktiva ini ke portofolionya. Aktiva bebas risiko variannya (deviasi standarnya) sama dengan nol, maka kovarian antara aktiva bebas risiko ini dengan aktiva berisiko lainnya akan menjadi sama dengan nol. 5) Portofolio dengan Model Indeks Tunggal

Model indeks tunggal dapat digunakan sebagai alternatif dari model Markowitz untuk menentukan efficient set dengan perhitungan yang lebih sederhana. Model ini merupakan penyederhanaan dari model Markowitz. Model ini dikembangkan oleh William Sharpe (1963) yang disebut dengan (single-index model), yang dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko portofolio. Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar dan mempunyai reaksi yang sama terhadap suatu faktor.

2.4Return Portofolio

(35)

Penjumlahan yield dan capital gain disebut sebagai return total suatu investasi (Tandelilin,2010).

Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan

kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan return yang terjadi (realized return). Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa yang akan datang. Sedangkan return yang terjadi (actual return) merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa yang telah lalu. Ketika investor menginvestasikan dananya, investor tersebut akan mensyaratkan tingkat return tertentu, dan jika periode investasi berlalu, investor tersebut akan dihadapkan pada tingkat return yang sesungguhnya diterima. Antara tingkat return yang diharapkan dan tingkat return actual yang diperoleh investor dari investasi yang dilakukan mungkin saja berbeda. Perbedaan antara return yang diharapkan dengan return yang benar-benar terjadi merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan

dalam proses kegiatan investasi.

(36)

2.5Risiko Portofolio

Risiko merupakan kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan. Risiko juga didefinisikan sebagai kemungkinan penyimpangan atau variabilitas actual return suatu investasi dengan expected return.

Beberapa faktor yang mempengaruhi risiko :

1) Interest Rate Risk, adalah variabilitas return yang disebabkan oleh perubahan tingkat suku bunga.

2) Market Risk, adalah variabilitas return yang disebabkan oleh fluktuasi pasar secara keseluruhan.

3) Inflation Risk, adalah risiko yang mempengaruhi seluruh saham yang diquote dalam mata uang tertentu.

4) Business Risk, adalah risiko yang ditimbulkan karena melakukan investasi pada industri atau lingkungan tertentu.

5) Financial Risk, adalah risiko yang timbul karena perusahaan menggunakan instrumen uang.

6) Liquidity Risk, adalah risiko yang berhubungan dengan pasar sekunder dimana instrumen investasi tersebut diperdagangkan.

(37)

8) Country Risk, adalah risiko yang terkait dengan risiko atau keadaan politik suatu negara tempat berinvestasi.

Pada teori investasi modern berbagai risiko tersebut digolongkan menjadi dua, yaitu :

1) Risiko sistematis (systematic risk/nondiversiable risk/market risk) adalah risiko yang dipengaruhi oleh kondisi diluar perusahaan seperti ekonomi, politik dan faktor makro lain yang tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi.

2) Risiko tidak sistematis (unsystematic risk) adalah risiko yang dipengaruhi oleh kondisi perusahaan atau industri tertentu dan dapat diturunkan dengan melakukan diversifikasi. Semakin banyak saham yang dimasukkan dalam portofolio berarti semakin tersebar risikonya. Dan apabila jumlah aset ditambah, maka variance akan semakin kecil dan nilainya akan menjadi nol bila jumlah aset pembentuk portofolio berjumlah tak terhingga.

(38)

2.6Konsep Return dan Risiko

Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko investasi yang dilakukan. Hubungan tingkat risiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan yang bersifat searah dan linier. Artinya semakin besar risiko suatu aset, semakin besar pula return yang diharapkan atas aset tersebut, demikian sebaliknya.

2.7Portofolio Efisien

Portofolio efisien adalah kombinasi investasi yang memberikan nilai return yang sama dengan tingkat risiko yang minimal atau dengan tingkat risiko yang sama akan memberikan return yang maksimal (Brigham and Daves, 2008). Pembentukan portofolio optimal dilakukan dengan memilih saham-saham berdasarkan return dan risiko yang sesuai dengan profil investor.

(39)

return kedua aset mempunyai kecenderungan perubahan searah pada satu periode waktu sehingga pembentukan portofolio atau diversifikasi tidak akan mempengaruhi (Brigham and Daves, 2008). Jadi faktor penting dalam diversifikasi portofolio adalah korelasi yang rendah antar return asset pembentuk portofolio. Makin rendah koefisien korelasi maka semakin besar pula potensi manfaat dari diversifikasi tersebut.

2.8Pengukuran Kinerja Portofolio Saham

Perkembangan konsep pengukuran kinerja portofolio terjadi pada akhir tahun 60 an yang dipelopori oleh Wiliam Sharpe, Treynor, dan Michael Jensen. Konsep ini berdasarkan teori Capital Market. Ketiga ukuran ini dikenal dengan istilah composite (risk-adjusted) measure of portofolio performance karena mengkombinasikan antara return dan risk dalam suatu perhitungan (Jogiyanto, 2009). Ketiga ukuran kinerja tersebut adalah sebagai berikut:

1) Ukuran Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Indeks Sharpe

Indeks Sharpe dikembangkan oleh William Sharpe dan sering disebut sebagai reward to variability ratio. Indeks Sharpe mendasarkan perhitungannya pada konsep

(40)

Sp = Rp-Rf ...(1)

σp

Keterangan:

Sp = indeks kinerja Sharpe.

Rp = rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan

Rf = rata-rata return bebas risiko tingkat bunga bebas risiko selama periode pengamatan

σp = standar deviasi return portofolio p selama periode pengamatan

Premi risiko portofolio (Rp-Rf), merupakan kompensasi untuk menanggung risiko. Sedangkan standar deviasi return portofolio merupakan pengukur total risiko untuk suatu sekuritas atau portofolio. Dengan demikian, indeks Sharpe merupakan rasio kompensasi terhadap risiko.

2)Ukuran Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Indeks Treynor

(41)

Tp= Rp-Rf ...(2) βp

Keterangan:

Tp = indeks kinerja Treynor.

Rp = rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan

Rf = rata-rata return bebas risiko tingkat bunga bebas risiko selama periode pengamatan

βp = risiko pasar dari portofolio atau risiko sistematik portofolio

Dalam menghitung indeks Treynor ini maka asumsi yang harus diperhatikan bahwa hasilnya memberikan evaluasi pada satu periode, karena tingkat pengembalian portofolio dan risiko membutuhkan periode yang panjang. Bila periode yang dipergunakan cukup pendek maka risiko yang dihitung dengan beta memberikan hasil yang tidak wajar atau tidak representatif. Disamping itu asumsi normalitas dari tingkat pengembalian perlu juga diperhatikan.

3) Ukuran Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Indeks Jensen

Indeks Jensen merupakan indeks yang menunjukkan perbedaan antara tingkat return aktual yang diperoleh portofolio dengan tingkat return harapan jika portofolio

(42)

Keterangan :

Jp = indeks Jensen portofolio

Rp = rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan Rf = rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan βp = beta portofolio p

Indeks Jensen adalah kelebihan return diatas atau dibawah garis pasar sekuritas (security market line). Indeks Jensen dapat diinterprestasikan sebagai pengukur berapa banyak portofolio mengalahkan pasar. Indeks yang bernilai positif berarti portofolio memberikan return lebih besar dari return harapannya (berada diatas garis pasar ekuritas sehingga merupakan hal yang bagus karena portofolio mempunyai return yang relatif tinggi untuk tingkat sistematisnya. Demikian juga sebaliknya, bila indeks bernilai negatif menunjukkan bahwa portofolio mempunyai return yang lebih rendah untuk tingkat risiko sistematisnya.

2.9Strategi Pemilihan Saham Buffet

Warren Buffet merupakan seorang investor yang terkenal dan sukses, dalam buku yang ditulis oleh John P. Reese dan Jack M. Forehand, CFA yang berjudul “The Guru Investor: How to Beat Market Using History’s Best Investment Strategies” ada

(43)

1) Earnings predictability

Dalam berinvestasi, Buffet memilih untuk berinvestasi pada perusahaan yang pertumbuhan pendapatannya stabil dan bisa diprediksi. Apabila perusahaan mengalami kerugian dalam dekade terakhir maka akan dikeluarkan dari kriteria namun dengan pengecualian apabila laba negatif di awal tahun baru fiskal. Sehingga kriteria tersebut, adalah sebagai berikut :

a. Laba bersih naik selama 10 tahun berturut-turut dan tidak pernah rugi –> pilih (Best Case)

b. Laba bersih naik selama 10 tahun berturut-turut dan tidak pernah rugi (pengecualian apabila ada satu tahun laba turun yang tidak lebih dari 45% dari tahun sebelumnya) –> Pilih

c. Kombinasi lain –> Buang

2) Level of Debt

Buffet menyukai perusahaan yang didanai secara konservatif. Buffet melihat apakah hutang jangka panjang dapat dilunasi dengan laba bersih selama lima tahun atau kurang dan yang paling disukai adalah yang bisa dilunasi dengan laba bersih yang kurang dari dua (2) tahun, dengan catatan perusahaan-perusahaan tersebut bukanlah perusahaan keuangan. Sehingga model untuk kritera Buffet berdasarkan level of debt adalah :

(44)

Long-term debt > 5x earnings –> Buang

3) Return on Equity / ROE (rata-rata 10 tahun)

Buffet menyukai perusahaan dengan ROE dengan rata-rata minimal 15% atau lebih. Jika rata-rata ROE dalam sepuluh (10) tahun terakhir lebih besar atau lebih maka Buffet akan mempertimbangkan pengembalian yang tinggi atas ekuitas mengindikasikan bahwa manajemen telah mengalokasikan laba ditahan dengan baik. Sehingga model untuk kritera Buffet berdasarkan ROE adalah :

 ROE ≥ 15%–> Pilih

 ROE < 15% –> Buang

Keterangan: ROE = Net Earnings ………...(4) Equity

4) Return on Total Capital / ROTC

Beberapa perusahaan terkadang dibiayai dengan utang yang lebih banyak dari ekuitas yang dimiliki dan perusahaan tersebut tetap dapat menghasilkan ROE yang tinggi secara konsisten. Untuk perusahaan non finansial, Buffet menggunakan ROTC yang didefinisikan sebagai laba bersih usaha dibagi dengan total modal dan juga utang. Model Buffet untuk kriteria ini adalah sebagai berikut :

 ROTC ≥ 12%–> Pilih

(45)

Keterangan: ROTC = net earning ………..(5) (debt + equity)

5) Capital Expenditures

Buffet menyukai perusahaan yang tidak memerlukan belanja modal yang besar, artinya perusahaan tidak memerlukan uang yang banyak untuk meningkatkan peralatan, pabrik, atau penelitian dan pengembangan untuk tetap kompetitif. Arus kas yang lebih besar dari nol adalah baik sebab hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan menghasilkan lebih banyak uang daripada mengkonsumsi. Sebaliknya jika arus kas sama dengan nol atau bernilai negatif adalah pertanda buruk, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan lebih banyak menghabiskan uang daripada menghasilkan uang. Kriteria Buffet untuk model ini adalah :

Free Cash Flow > 0 –> Pilih  Free Cash Flow ≤ 0–> Buang

Keterangan:

Free Cash Flow (FCF)= Operating Cash Flow-Capital Expenditure(6)

6) Use of Retained Earnings (RORE)

(46)

laba per lembar saham dalam periode waktu yang sama. Sehingga dibutuhkan perbedaan antara laba fiskal tahun yang bersangkutan dengan laba fiskal sepuluh (10) tahun lalu kemudian membagi dengan laba ditahan pada periode yang sama. Perbandingan antara laba ditahan per lembar saham dengan laba per lembar saham menunjukkan tingkat pengembalian dari saldo laba ditahan. Buffet menerima jika penggunaan laba ditahan menyediakan pengembalian sebesar 15% atau lebih, karena artinya manajemen telah bekerja dengan baik. Namun jika pengembalian laba ditahan kurang dari 15% namun lebih besar atau sama dengan dari 12% , hal ini masih dapat diterima oleh Buffet, artinya manajemen telah terbukti dapat mengembalikan pendapatan pemegang saham dengan baik. Kriteria untuk model ini, adalah sebagai berikut :

 RORE ≥ 15%–> Pilih (Best Case)

 12% ≤ RORE < 15%–> Pilih

 RORE < 12% –> Buang

Keterangan :

(47)

Referensi

Dokumen terkait

Sementara kewajiban penerima gadai ( murtahi&gt;n) adalah menjaga barang jaminan, selain itu mempunyai hak menuntut agar hutang tersebut dikembalikan oleh penggadai

Bagi peserta yang belum Lulus, masih memiliki peluang untuk diterima sebagai mahasiswa dengan mengikuti Test Seleksi Bersama Masuk Politeknik Negeri (SBMPN) pada tanggal 12

Percobaan yang telah dilakukan pada praktikum kali ini antara lain mengukur beda fasa tegangan dan arus pada rangkaian seri RC dan RL dengan metode dengan osiloskop dual

(2) Kosa kata: kata  benda, kata kerja,  dan kata sifat yang terkait dengan  pesan singkat dan  pengumuman  (donner un  message court et  une annonce)

A dapun tujuan kerja praktek yang dilakukan guna menciptakan hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara dunia perguruan tinggi dan dunia kerja, Meningkatkan kepedulian

Dalam memberikan layanan informasi kepada pemohon informasi, PPID menetapkan waktu pemberian pelayanan informasi Publik di Sekretariat PPID yang berada di Dinas Komunikasi

Salah satu program kegiatan pada PNPM Mandiri Perdesaan yang memberikan fasilitas kredit yang mudah untuk perkembangan UMKM dengan memfokuskan pada pemberdayaan perempuan

• Campur daging bandeng sangrai yang sudah bersih dari duri dengan daging ayam giling, beri bumbu dan telur, aduk rata. • Masukkan campuran daging ini kedalam kulit bandeng