• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANFAAT HASIL BELAJAR FESYEN SEBAGAI KESIAPAN MENJADI PERSONAL SHOPPER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANFAAT HASIL BELAJAR FESYEN SEBAGAI KESIAPAN MENJADI PERSONAL SHOPPER."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MANFAAT HASIL BELAJAR FESYEN SEBAGAI KESIAPAN MENJADI PERSONAL SHOPPER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Tata Busana

Oleh

Nurul Chairiah Iriani 0900732

(2)

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014

Contoh Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

MANFAAT HASIL BELAJAR

FESYEN SEBAGAI KESIAPAN

MENJADI PERSONAL SHOPPER

Oleh

Nurul Chairiah Iriani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Nurul Chairiah Iriani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

NURUL CHAIRIAH IRIANI

MANFAAT HASIL BELAJAR FESYEN SEBAGAI KESIAPAN MENJADI PERSONAL SHOPPER

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dra. Marlina, M.Si NIP. 19590203 198603 2 001

Pembimbing II

Mila Karmila, S.Pd, M.Ds NIP. 19720712 200112 2 001

Mengetahui

(4)

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(5)

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MANFAAT HASIL BELAJAR FESYEN SEBAGAI KESIAPAN MENJADI

PERSONAL SHOPPER

Nurul Chairiah Iriani, Marlina, Mila Karmila

Program Studi Pendidikan Tata Busana Jurusan PKK FPTK UPI E-mail: nurulchairiahiriani@ymail.com,

nina_marlinakoe@yahoo.com,miandra.7273@gmail.com

Abstrak: Sesuai dengan perkembangan zaman di era globasisasi ini, seseorang yang ingin tampil serasi dan menarik tetapi memiliki keterbatasan waktu dan pemahaman akan

fashion, membuat profesi personal shopper sangat di butuhkan. Tujuan penelitian ini

untuk memperoleh data mengenai manfaat hasil belajar fesyen sebagai kesiapan menjadi

personal shopper, ditinjau dari kompetensi konsep dasar fashion, kompetensi hubungan fashion dengan beberapa aspek yaitu gaya hidup, ideologi, politik, ekonomi, sosial

budaya populer, teknologi, dan kompetensi kedudukan fashion dalam lingkup konsumen serta perkembangan design fashion berdasarkan periodesasi waktu. Metode yang digunakan yaitu metode survey dengan alat pengumpul data berupa angket. Sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada umumnya kurang dari setengah responden mengetahui manfaat hasil belajar Fesyen. Manfaat yang dirasakan responden yaitu dapat memahami acceptance, timeliness dan gaya apa yang sedang popular yang dijadikan sebagai acuan ketika memberi saran, memilihkan dan membelanjakan sebuah produk

fashion sesuai kebutuhan, kesempatan, kondisi tubuh dan profesi klien, dapat memahami

dan memberi saran style mode yang tepat untuk digunakan oleh klien sesuai dengan gaya hidup, profesi dan kebutuhannya serta dapat memahami bagaimana cara personal shopper memberikan pelayanan mulai dari tahap menganalisa, menyarankan kemudian membelanjakan produk fashion dengan tepat untuk seseorang yang membutuhkan pertolongan dalam berpenampilan agar dapat tampil serasi sesuai kesempatan, kebutuhan dan dapat merepresentasikan cara klien berbusana, menghabiskan uang dan waktunya untuk berbelanja Kesimpulan dari penelitian ini bahwa mahasiswa belum maksimal dalam memanfaatkan materi perkuliahan fesyen sebagai kesiapan menjadi Personal

Shopper.

(6)

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE BENEFIT OF LEARNING FASHION AS THE PREPARATION OF

BEING A PERSONAL SHOPPER

Abstract: Along with the era development in this globalization era, personal shopper is necessarily needed for someone who wants to look good and charming yet encounter limited time and knowledge of fashion. Therefore, this study is aimed at collecting the data regarding the benefit of learning fashion as the preparation of being a personal shopper. The data collected are based on several competences, namely basic fashion concept, fashion relation competence with several aspects such as life style, ideology, politic, economy, social culture, technology and customer competence, and the periodical development of fashion design. The method used in this study was survey preoccupied with questionnaire as the instrument for collecting the data. This study used probability sampling by involving 30 participants. The result of the study shows that generally, less than a half of the participants acknowledge the benefit of learning fashion. The benefits admitted by the participants are helping them in comprehending acceptance, timeliness and the latest popular style as the basis of giving advice, selecting, and purchasing certain fashion product based on the needs, chance, the condition and profession of the client. The other benefits are helping the participants in comprehending and giving advice regarding the appropriate style mode to be worn by the client based on the client’s life style, profession, and needs. Then, the last benefit is helping the participants in comprehending how a personal shopper gives various services starting from analyzing stage, giving advice then purchasing the appropriate fashion product for someone who needs help in selecting the outfit to be worn in order to fit the situation of the event, the needs, and in order to be able to represent the client through the style, and spending money and time to shop. To conclude, this study found out that the students have not been able yet to treasure the learning material regarding fashion as the preparation of being a personal shopper.

(7)

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

B.Kesiapan Menjadi Personal Shopper ... 19

1. Konsep Kesiapan ……… 19

2. Profesi Personal Shopper ……….. 20

C. Pertanyaan Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A.Lokasi, Populasi dan Sampel penelitian ... 25

(8)

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Instrumen Penelitian

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Motivasi Masuk Dan Memilih Program Studi Pendidikan Tata Busana... 32 4.2 Tujuan Masuk Program Pendidikan Tata Busana……... 32

4.3 Manfaat Hasil Belajar Pengertian Fashion Sebagai Kesiapan Menjadi Personal

Shopper ………..………... 33 4.4 Manfaat Hasil Belajar Konsep Dasar Fashion Sebagai Kesiapan Menjadi Personal

Shopper ………... 35 4.5 Manfaat Hasil Belajar Penerapan Fashion Sebagai Kesiapan Menjadi Personal

Shopper ………... 36 4.6 Manfaat Hasil Balajar aspek psikologis dalam fashion Sebagai Kesiapan Menjadi

Personal Shopper ………... 37 4.7 Manfaat Hasil Belajar Gaya Hidup Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper... 38 4.8 Manfaat Hasil Belajar Gaya Hidup Polisensualisme Sebagai Kesiapan Menjadi

Personal Shopper ………... 40 4.9 Manfaat Hasil Belajar gaya hidup hedonisme Sebagai Kesiapan Menjadi Personal

Shopper ………... 41 4.10 Manfaat Hasil Belajar Awareness Akan Life Style Sebagai Kesiapan Menjadi

Personal Shopper ………...………... 42 4.11 Manfaat Hasil Belajar Ideologi Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper……. 44 4.12 Manfaat Hasil Belajar Nilai-Nilai Dalam Produk Fashion Sebagai Kesiapan

Menjadi Personal Shopper... 45

4.13 Manfaat Hasil Belajar Kelompok Sosialita Sebagai Kesiapan Menjadi Personal

Shopper …...... 47 4.14 Manfaat Hasil Belajar Kecenderungan Klien Konsumsi Produk Branded Sebagai

Kesiapan Menjadi Personal Shopper ………... 48 4.15 Manfaat Hasil Belajar Kapitalisme Modern Sebagai Kesiapan Menjadi Personal

Shopper ………... 50 4.16 Manfaat Hasil Belajar Ekonomi Dalam Budaya Konsumen Sebagai Kesiapan

Menjadi Personal Shopper ……... 51

4.17 Manfaat Hasil Belajar Ekonomi Mempengaruhi Daya Beli Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper ………... 52 4.18 Manfaat Hasil Belajar Image Dalam Produk Fashion Sebagai Kesiapan Menjadi

Personal Shopper ………... 54 4.19 Manfaat Hasil Belajar Peran Teknologi Sebagai Kesiapan Menjadi Personal

Shopper………...……...... 55 4.20 Manfaat Hasil Belajar Kecenderungan Berbelanja Sebagai Kesiapan Menjadi

Personal Shopper ………... 57 4.21 Manfaat Hasil Belajar masyarakat konsumtif Sebagai Kesiapan Menjadi Personal

(9)

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.22 Manfaat Hasil Belajar Budaya Konsumsi Sebagai Kesiapan Menjadi Personal

Shopper ………..…...... 59 4.23 Manfaat Hasil Belajar Perkembangan Budaya Konsumsi Sebagai Kesiapan

Menjadi Personal Shopper ……….... 61

4.24 Manfaat Hasil Belajar Profesi Personal Shopper Sebagai Kesiapan Menjadi

Personal Shopper………... 62 4.25 Manfaat Hasil Belajar Segmen Pasar Personal Shopper Sebagai Kesiapan Menjadi

Personal Shopper.……... 64 4.26 Manfaat Hasil Belajar Deskripsi Kerja Personal Shopper Sebagai Kesiapan

Menjadi Personal Shopper ………..……….... 65

4.27 Manfaat Hasil Belajar Look Book Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper.... 67 4.28 Manfaat Hasil Belajar Kriteria Personal Shopper Sebagai Kesiapan Menjadi

Personal Shoppe………... 68 4.29 Manfaat Hasil Belajar Responsiveness Personal Shopper Sebagai Kesiapan

Menjadi Personal Shopper ………... 69

4.30 Manfaat Hasil Belajar Assurance Personal Shopper Sebagai Kesiapan Menjadi

Personal Shopper ………... 71 4.31 Manfaat Hasil Belajar Komunikasi Sebagai Kesiapan Menjadi Personal

Shopper………..... 72

(10)

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Gaya hidup masyarakat kota untuk menghabiskan uang dan waktu... 10 2.2 Gaya hedonisme dalam shopping (berbelanja)...……… 11 2.3 Gambar ideologi yang terbentuk dalam masyarakat...……… 14 2.4 Gaya teknologi yang berperan dalam penyebaran informasi produk

fashion lokal maupun internasional...……….. 17 2.5 Menggambarkan aktifitas personal shopper dengan kliennya saat

(11)

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Fesyen merupakan salah satu mata kuliah keahlian profesi (MKKP) yang harus diikuti oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Busana Jurusan PKK FPTK di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Program Studi Pendidikan Tata Busana merupakan program studi yang berfokus kepada mengarahkan mahasiswanya untuk dapat menguasai konsep, sikap dan keterampilan di bidang tata busana, melalui kegiatan perkuliahan yang memadukan bidang teknologi kejuruan dan profesi kependidikan dengan tujuan untuk menghasilkan sarjana PKK yang dapat menjadi tenaga akademis atau menjadi tenaga profesional yang dapat bekerja di industri busana.

Fesyen merupakan mata kuliah yang mempelajari konsep dasar fashion, hubungan fashion dengan beberapa aspek meliputi gaya hidup, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi, perkembangan mode berdasarkan periodisasi waktu dan penerimaan masyarakat terhadap hubungan fashion dengan geografis. Kompetensi yang ingin dicapai setelah mengikuti perkuliahan mata kuliah Fesyen ini yaitu mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menguasai tentang konsep dasar fashion, kedudukan fashion dalam lingkup konsumen, produsen dalam hal ini (designer), dan kedudukan fashion dengan budaya popular termasuk di dalamnya efek perkembangan design fashion berdasarkan periodesasi waktu, penerimaan masyarakat dan geografis, hubungan fashion dengan beberapa aspek, meliputi gaya hidup, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi.

(12)

2

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau membelanjakan produk fashion yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kesempatan klien terhadap munculnya kesiapan mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja khususnya kesiapan menjadi seorang personal shopper. Kesiapan menurut Slameto (2010, hlm.113), yaitu:

Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi, mencakup kondisi fisik, mental dan emosional, kebutuhan motif dan tujuan, serta keterampilan, pengetahuan lain yang telah dipelajari.

Perkembangan dunia fashion yang begitu pesat membuat karier atau profesi dibidang ini semakin banyak dan diminati, tidak hanya terdapat peran seorang yang bisa mendesain busana saja atau yang lebih dikenal dengan fashion designer. Profesi baru di bidang fashion salah satunya personal shopper. Personal shopper merupakan seseorang yang berprofesi memberikan jasa pelayanan kepada seseorang yang ingin tampil perfect (sempurna) dan trendi, tetapi tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat tampil serasi sesuai kebutuhan dan kesempatan atau tidak memiliki waktu yang cukup untuk memperoleh produk-produk fashion yang diinginkan. Personal shopper memfasilitasi seseorang yang membutuhkan pelayanannya dimulai dari tahap menganalisa melalui proporsi tubuh, warna kulit, selera berbusana, gaya hidup dan keuangan. Kemudian personal shopper akan menyarankan produk fashion yang tepat sampai kepada

membelanjakan atau memperoleh produk fashion tersebut.

Menjadi seorang personal shopper harus memiliki ilmu pengetahuan yang luas, keterampilan, kesiapan, bakat, minat dan citarasa yang tinggi akan fashion. Oleh karena itu, pengetahuan dan keterampilan akademik yang telah diperoleh melalui perkuliahan khususnya mata kuliah Fesyen diharapkan mampu memberikan sumbangan yang berarti bagi mahasiswa, untuk siap terjun ke dunia kerja di bidang fashion khususnya menjadi personal shopper.

(13)

3

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah perlu ditentukan dahulu untuk memudahkan dan mengetahui masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Hasil Belajar Fesyen adalah kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa

setelah mengikuti kegiatan pembelajaran mata kuliah fesyen. Hasil belajar fesyen diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Busana sebagai bekal ilmu, pengetahuan dan keterampilan menganalisa, memberikan saran, memilihkan dan mendapatkan atau membelanjakan produk fashion sesuai keinginan, kebutuhan dan kesempatan klien.

2. Kesiapan merupakan kondisi siap mahasiswa terhadap suatu situasi ditunjang dengan kondisi fisik berupa kesehatan tubuh, kematangan mental dan motivasi yang ada pada diri mahasiswa, keterampilan dan penguasaan pengetahuan yang telah dipelajari. Mahasiswa yang siap terjun ke dunia kerja khususnya menjadi seorang personal shopper, harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam menganalisa, memberikan saran, memilihkan dan mendapatkan atau membelanjakan produk fashion yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan, kesempatan dan proporsi tubuh klien.

3. Personal shopper merupakan seseorang yang berprofesi dalam menyarankan,

(14)

4

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: seberapa besar manfaat hasil belajar fesyen sebagai kesiapan menjadi personal shopper? Ruang lingkup permasalahan dalam penelitian cukup luas dan mempertimbangkan terbatasnya waktu, tenaga dan kemampuan berpikir maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah diperlukan untuk memudahkan dan menghindari terlalu luasnya masalah yang akan dibahas. Luasnya masalah dalam penelitian ini dibatasi pada manfaat hasil belajar fesyen ditinjau dari kompetensi konsep dasar fashion, hubungan fashion dengan beberapa aspek, seperti: gaya hidup, ideologi,

politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi, kedudukan fashion dalam lingkup konsumen dan perkembangan design fashion berdasarkan periodesasi waktu.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan pedoman atau dasar dalam melakukan penelitian. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk memperoleh data mengenai manfaat hasil belajar fashion sebagai kesiapan menjadi personal shopper. Berdasarkan Indikator-indikator yang hendak dicapai sesuai permasalahan dalam penelitian ini:

1. Manfaat hasil belajar Fesyen ditinjau dari kompetensi konsep dasar fashion sebagai kesiapan menjadi personal shopper.

2. Manfaat hasil belajar Fesyen ditinjau dari kompetensi hubungan fashion dengan beberapa aspek meliputi gaya hidup, ideologi, politik, ekonomi, teknologi, sosial dan budaya sebagai kesiapan menjadi personal shopper. 3. Manfaat hasil belajar Fesyen ditinjau dari kompetensi kedudukan fashion

(15)

5

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, baik secara teoritis dan praktis. Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini yaitu:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Busana untuk mengembangkan ilmu dan memperkaya kepustakaan ilmiah mengenai perencanaan pembelajaran tata busana. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melakukan penelitian serta penulisan karya ilmiah khususnya mengenai manfaat Fesyen pada keterampilan menganalisa, memberikan saran, memilihkan dan mendapatkan atau membelanjakan produk fashion yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan, kesempatandan proporsi tubuh klien sebagai kesiapan menjadi Personal Shopper.

2. Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi bahwa manfaat hasil belajar Fesyen dapat dijadikan bekal, acuan dan dapat menumbuhkan kesiapan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Busana Jurusan PKK FPTK UPI untuk menjadi seorang personal shopper.

F. Struktur Organisasi Skripsi

(16)

6

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(17)

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat melakukan penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan dari responden. Lokasi penelitian yang dipilih penulis adalah Program Studi Pendidikan Tata Busana Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia, yang bertempatkan di Jl. Dr. Setiabudhi no.229 Telp. 2013163 Bandung 40154.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Sumber data sangat diperlukan untuk memperoleh suatu data. Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sehubungan dengan sumber data yang dijadikan sebagai subjek penelitian, maka ditentukanlah populasi dan sampel. “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”(Sugiyono, 2011, hlm.119).

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Busana Jurusan PKK FPTK UPI angkatan 2011 dan angkatan 2012. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling yang berjumlah 30 orang angkatan 2011 dan angkatan 2012 Program Studi Pendidikan Tata Busana Jurusan PKK FPTK UPI.

B.Metode Penelitian

(18)

26

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah mengisi kuesioner atau angket. Metode yang digunakan adalah metode survey “…mengkaji secara mendalam mengenai gejala-gejala dari suatu kejadian yang ada” (Lis Neni dan Agung, 2011, hlm.5).

Melalui penelitian ini ingin diketahui nilai variabel secara tersendiri tanpa membuat perbandingan atau melihat hubungan dengan variabel lain. Jadi, hanya mendeskripsikan secara terperinci atau menggambarkan peristiwa atau kejadian yang ada pada saat ini. Penelitian ini juga masih bersifat eksploratif “…hasil penelitian masih berupa hipotesis yang masih memerlukan

verifikasi (pengujian) kebenarannya dalam studi lanjutan” (Lis Neni & Agung, 2011, hlm.49).

C.Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman antara penulis dan pembaca dalam menafsirkan istilah yag terdapat di dalam judul penelitian, oleh karena itu penulis perlu menjelaskan istilah yang tercantum dalam judul “Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper” antara lain:

1. Manfaat Hasil Belajar Fesyen

a. Manfaat diartikan sebagai “guna, faedah.” (Yandianto, 2001, hlm.341)

b. Hasil Belajar adalah “… pada hakikatnya adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya” (Nana Sudjana, 2010, hlm.3)

(19)

27

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

efek perkembangan design fashion berdasarkan periodisasi waktu dan penerimaan masyarakat terhadap hubungan fashion dengan geografis.

Pemanfaatan hasil belajar fesyen dalam penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi, bekal, acuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan dan dapat menumbuhkan kesiapan mahasiswa menjadi seorang personal shopper.

2. Kesiapan Personal Shopper

a. Kesiapan adalah “keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi” (Slameto, 2010, hlm.113).

b. Personal shopper merupakan seseorang yang berprofesi layaknya fashion stylist (penata gaya) pribadi yang bekerja dengan memilihkan

produk-produk mode untuk kliennya. Sebelum berbelanja, seorang personal shopper akan menganalisa sang klien melalui proporsi tubuh, warna kulit,

selera berbusana, gaya hidup dan keuangan. (www.wikipedia.com).

Kesiapan personal shopper dalam penelitian ini mengacu pada pengertian yang telah dikemukakan di atas yaitu segala kondisi siap memberi respon yang dimiliki mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Busana setelah mengikuti proses perkuliahan Fashion yang siap bekerja menjadi personal shopper berdasarkan job description dan kriteria yang harus dipenuhi oleh

seorang personal shopper. D.Instrumen Penelitian

(20)

28

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kuesioner atau angket dalam penelitian ini dibuat untuk mendapatkan data dari responden dengan mengajukan beberapa pertanyaan pada responden. Responden adalah “orang yang memberikan tanggapan (respon) atas-atau menjawab-pertanyaan-pertanyaan yang diajukan” (Lis Neni dan Agung, 2011, hlm.41). Pertanyaan yang dibuat dalam kuesioner atau angket harus menggambarkan permasalahan dalam penelitian agar jawaban yang dari responden sesuai dengan tujuan yang diharapkan untuk mengetahui manfaat hasil belajar fashion sebagai kesiapan menjadi personal shopper pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Busana Jurusan PKK FPTK UPI angkatan 2011 dan 2012. Tujuan penelitian ini mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.

E.Alat Pengumpulan Data Penelitian

Alat pengumpulan data yang tepat memungkinkan memperoleh data yang obyektif. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. Kuesioner atau angket yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah close form questionnaire (kuesioner atau angket semi tertutup) dimana “…kemungkinan jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain, bentuknya bisa berupa force choice ataupun multiple choice” (Lis Neni dan Agung, 2011, hlm.41). Kuesioner atau angket ini ditujukan kepada mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Busana Jurusan PKK FPTK UPI angkatan 2011 mengenai manfaat hasil belajar fashion sebagai kesiapan menjadi personal shopper.

F. Teknik Pengolahan Data Penelitian

Teknik pengolahan data dalam penelitian yang digunakan berupa statistik sederhana dengan cara menjabarkan hasil perhitungan persentase jawaban masing-masing item sesuai dengan jawaban yang telah terkumpul. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data yaitu:

(21)

29

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian berupa angket dengan mengajukan beberapa pertanyaan pada responden. Pertanyaan yang dibuat dalam angket harus menggambarkan permasalahan dalam penelitian agar jawaban yang dari responden sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2. Penyebaran dan pengumpulan instrumen

Angket yang telah selesai dibuat dan diperbanyak sesuai jumlah responden kemudian dibagikan kepada seluruh responden untuk dijawab. Angket yang telah diisi dengan lengkap oleh responden pada setiap item sesuai dengan pedoman, angket dikembalikan pada penulis.

3. Mengecek data

Penulis melakukan pengecekan data angket yang telah diisi responden, menghitung jumlah angket yang dikembalikan serta memeriksa kelengkapan jawaban dan cara pengisiannya.

4. Tabulasi data

Tabulasi data dilakukan untuk mengolah dan mengetahui frekuensi jawaban responden. Terdapat dua kriteria untuk menentukan jawaban. Pertama, responden hanya menjawab salah satu alternatif jawaban, sehingga jumlah frekuensi jawaban sama dengan jumlah responden (n). kedua, responden dapat menjawab lebih dari satu jawaban sehingga jawaban dalam ktriteria ini menunjukan jumlah frekuensi jawaban bervariasi.

5. Pengolahan data

(22)

30

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tabel presentase (percentage table) atau tabel distribusi frekuensi relatif. Rumus yang digunakan yaitu statistik sederhana mengacu pada pendapat Anas Sudijono (2008:43)yaitu:

P =

Keterangan :

p = angka presentase

f = frekuensi yang sedang dicari presentasenya

n = number of cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu)

100% = bilangan genap

6. Penafsiran data

Penafsiran data dilakukan untuk memperoleh data yang jelas dari setiap jawaban pada pertanyaan yang telah diajukan. Data yang telah dipersentasekan kemudian dianalisis dan ditafsirkan, berdasarkan:

100 % = seluruhnya

Prosedur penelitian merupakan tahapan yang akan dilakukan dalam kegiatan penelitian mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian akhir. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Tahap persiapan

a. Observasi ke lapangan untuk mendapatkan data mengenai masalah yang ada untuk dapat dijadikan sebagai permasalahan serta untuk mengetahui lokasi yang akan dijadikan objek dalam penelitian.

f X 100 %

(23)

31

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Memilih masalah dan merumuskan masalah serta menentukan alat pengumpulan data.

c. Penyusun outline untuk mengajukan judul. Data yang dperlukan dalam penyusunan outline ini terdiri dari latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, metode penelitian dan daftar pustaka.

d. Menyusun surat-surat untuk mendapatkan persetujuan dan pembimbingan. e. Proses bimbingan.

f. Menyusun desain skripsi mulai dari BAB I, BAB II, BAB III dan instrumen penelitian sebagai bahan seminar I.

g. Seminar I (desain skripsi).

2. Tahap pelaksanaan

Tahap berikutnya yaitu tahap pelaksanaan yang dilakukan setelah seminar I (desain skripsi) dan hasil perbaikan desain skripsi seluruhnya telah disetujui. Tahap pelaksanaan yang dilakukan sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi dan instrumen penelitian

b. Penyebaran instrumen untuk pengambilan data seluruh responden. c. Pengumpulan instrumen.

d. Pengecekan data dan pengolahan data penelitian.

e. Penyusunan dan pembahasan hasil penelitian serta kesimpulan dan saran. f. Proses bimbingan untuk seminar II.

g. Penyusunan draft skripsi mulai BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, BAB V dan instrumen penelitian.

h. Seminar II (draft skripsi)

i. Tahap perbaikan draft skripsi hasil seminar II.

3. Tahap akhir

(24)

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN dan SARAN

A. Simpulan

Kesimpulan disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai

”Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper” pada mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Busana angkatan 2011 dan 2012 Jurusan PKK FPTK UPI.

Kesimpulan penelitian ini disusun berdasarkan pada tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang dapat di kemukakan sebagai berikut:

1. Manfaat hasil belajar Fesyen ditinjau dari kompetensi konsep dasar fashion sebagai kesiapan menjadi personal shopper menunjukan bahwa: umumnya kurang dari setengah mahasiswa telah merasakan manfaat konsep dasar Fesyen. Manfaat yang dirasakan oleh responden dalam memahami dan menguasai pengertian fashion, tren mode, periode mulainya fashion, penerapan fashion., perkembangan dunia fashion yang dipandang sebagai fenomena

kebudayaan yaitu dapat memahami acceptance, timeliness dan gaya apa yang sedang popular yang dijadikan sebagai acuan ketika memberi saran, memilihkan dan membelanjakan sebuah produk fashion sesuai kebutuhan, kesempatan, kondisi tubuh dan profesi klien.

(25)

80

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kalangan sosialnya dan juga dalam memahami aspek ekonomi, politik, sosial budaya dan teknologi yang juga memiliki peran dalam kemajuan atau bahkan dapat menghambat suatu perkembangan fashion itu sendiri di suatu daerah tertentu yaitu dapat memberi saran kepada klien agar tidak pasif dalam mencari tahu produk fashion yang tepat dikenakan sesuai proporsi bentuk tubuh. Manfaat yang dirasakan oleh responden dalam mengaplikasikan peran personal shopper yaitu yaitu dapat memahami dan memberi saran style mode yang tepat

untuk digunakan oleh klien sesuai dengan gaya hidup, profesi dan kebutuhannya.

3. Manfaat hasil belajar Fesyen ditinjau dari kompetensi kedudukan fashion dalam lingkup konsumen dan perkembangan design fashion berdasarkan periodesasi waktu sebagai kesiapan menjadi personal shopper menunjukan bahwa: umumnya kurang dari setengah mahasiswa telah merasakan manfaat pemahaman mengenai aspek-aspek yang mempengaruhi fashion. Manfaat yang dirasakan oleh responden dalam memahami konsumen yang berpengaruh dalam perkembangan dunia fashion yang kemudian membentuk sebuah kecenderungan dalam berbelanja serta memahami efek perkembangan design fashion khususnya dalam profesi di bidang fashion yang semakin bertambah

dan berkembang disesuaikan dengan tuntutan atau kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat yaitu dapat memahami bagaimana cara personal shopper memberikan pelayanan mulai dari tahap menganalisa, menyarankan kemudian membelanjakan produk fashion dengan tepat untuk seseorang yang membutuhkan pertolongan dalam berpenampilan agar dapat tampil serasi sesuai kesempatan, kebutuhan dan dapat merepresentasikan cara klien berbusana, menghabiskan udan dan waktunya untuk berbelanja.

B. Saran

(26)

81

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertimbangan untuk dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu:

Hasil penelitian mengenai manfaat hasil belajar fesyen sebagai kesiapan menjadi personal shopper, menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya mahasiswa mengetahui manfaatnya ditinjau dari kompetensi penguasaan konsep dasar fashion, penguasaan kedudukan fashion dalam lingkup konsumen sebagai kesiapan menjadi personal shopper , dan penguasaan hubungan fashion dengan beberapa aspek yaitu gaya hidup, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk memotivasi mahasiswa agar dapat lebih mengembangkan dan meningkatkan wawasan, sikap dan keterampilan dengan cara banyak membaca dan mempelajari buku sumber mengenai fashion, sehingga dapat meningkatkan wawasan, pemahaman dan mahasiswa siap untuk memasuki dunia kerja khususnya menjadi personal shopper. Berdasarkan temuan penelitian perkuliahan fesyen ini juga bisa

(27)

82

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agung dan Neni, L. (2011). Metode Penelitian. Bandung: Institut Teknologi Bandung

Fadila, A dan Kusmayadi, T. (2012). Menjadi Desainer Mode. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Haldani, A. (2011). FASHION. Bandung: Institut Teknologi Bandung Kellner, D. (2010). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Piliang, Y. A. (2004). Dia yang dilipat : Tamasya Melampaui Batas-Batas Kebudayaan. Bandung: Jalasutra

Piliang, Y. A. (2012). Semiotika dan Hipersemiotika. Bandung: Matahari

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi. Bandung: Alfabeta

Sudjana, N. (2010). Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sudijono, A. (2003). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Strinati, D. (204). Popular Culture. Jakarta: Bentang

Syarief, A. (2011). Pengantar Kajian Desain dan Gaya Hidup. Bandung: Institut Teknologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Ulung, G dan Larasati, R. (2009). How to be a fashion designer. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

(28)

83

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yandianto. (2002). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: M2S Bandung Zaman, A. M. (2001). Kostum Barat dari Masa ke Masa. Jakarta: Meutia Cipta

Sarana

Zaman, A. M. (2002). 100 Tahun Mode di Indonesia. Jakarta: Meutia Cipta Sarana

http://www.google.com [5 Desember 2013] http://www.vogue.co.uk [5 Desember 2013]

(29)

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agung dan Neni, L. (2011). Metode Penelitian. Bandung: Institut Teknologi Bandung

Fadila, A dan Kusmayadi, T. (2012). Menjadi Desainer Mode. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Haldani, A. (2011). FASHION. Bandung: Institut Teknologi Bandung Kellner, D. (2010). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Piliang, Y. A. (2004). Dia yang dilipat : Tamasya Melampaui Batas-Batas Kebudayaan. Bandung: Jalasutra

Piliang, Y. A. (2012). Semiotika dan Hipersemiotika. Bandung: Matahari

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi. Bandung: Alfabeta

Sudjana, N. (2010). Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sudijono, A. (2003). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Strinati, D. (204). Popular Culture. Jakarta: Bentang

Syarief, A. (2011). Pengantar Kajian Desain dan Gaya Hidup. Bandung: Institut Teknologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Ulung, G dan Larasati, R. (2009). How to be a fashion designer. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Wahyunto. (2004). Masyarakat Konsumsi. Yogayakarta: Kreasi Wacana Yandianto. (2002). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: M2S Bandung Zaman, A. M. (2001). Kostum Barat dari Masa ke Masa. Jakarta: Meutia Cipta

Sarana

(30)

83

Nurul Chairiah Iriani, 2014

Manfaat Hasil Belajar Fesyen Sebagai Kesiapan Menjadi Personal Shopper

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://www.google.com [5 Desember 2013] http://www.vogue.co.uk [5 Desember 2013]

Gambar

Tabel
tabel presentase (percentage table) atau tabel distribusi frekuensi relatif.

Referensi

Dokumen terkait

Thank you sure no funcionan cuando no statements of madura asli produksi pfizer bisa tersusun dengan nyaman tanpa efek samping tongkat ajimat dipos, testimoni tongkat ajimat madura

Aspek admnistratif resep dipilih karena merupakan skrining awal pada saat resep dilayani di apotek, skrining admnistratif perlu dilakukan karena mencakup seluruh

Akan tetapi bidang-bidang linguistik diatas, didasari pada bidang yang menyangkut strukrur-struktur dasar saja, seperti struktur bunyi bahasa yang kita kenal dengan sebutan

Fokus penelitian ini adalah bagaimana sebuah sistem informasi pembelian dan penjualan yang merupakan sebuah program khusus yang dirancang untuk mengelola data-data pembelian

jumlah sampel yang diuji, maka dapat dihitung tingkat cemaran Salmonella sp berdasarkan jumal sampel yang diuji adalah jumlah sampel positif dibandingkan total sampel adalah 20% yang

Sebagaimana yang telah ditegaskan dalam teknik analisa data kualitatis deskriptif (pemaparan) dari data yang telah diperoleh baik melalui dokumentasi, observasi,

Untuk menjawab permasalahan ketiga yaitu pengaruh NPF terhadap profitabilitas pada PT Bank Syariah Mandiri Tbk, maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan program

Puji Tuhan diucapkan Penulis kepada Tuhan Yesus atas segala berkat karunia sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Faktor Kritis Kesuksesan