PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI IDENTIFIKASI UNSUR C DAN H DALAM SENYAWA HIDROKARBON
MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Jurusan Pendidikan Kimia
Oleh:
Imas Lilim Halimah (1000087)
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI IDENTIFIKASI UNSUR C DAN H DALAM SENYAWA HIDROKARBON
MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI
Oleh
Imas Lilim Halimah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
©Imas Lilim Halimah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
IMAS LILIM HALIMAH
PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI IDENTIFIKASI UNSUR C DAN H DALAM SENYAWA HIDROKARBON
MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Gun Gun Gumilar, S.Pd., M.Si
NIP: 197906262001121001
Pembimbing II
Dra. Gebi Dwiyanti, M.Si
NIP: 195612061983032002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
Dr.H.Ahmad Mudzakir, M.Si
NIP: 196611211991031002
DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 8
1. Penguasaan Konsep ... 8
2. Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry) ... 10
a. Ciri-ciri Model Pembelajaran Inkuiri ... 11
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri ... 12
c. Jenis-jenis Model Pembelajaran Inkuiri ... 14
d. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri ... 15
e. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) ... 16
3. Tinjauan Materi Identifikasi Unsur C dan H dalam Senyawa Hidrokarbon ... 18
B. Kerangka Pemikiran . ... 20
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 23
B. Desain Penelitian ... 23
C. Metode Penelitian ... 25
D. Definisi Operasional ... 25
E. Prosedur Penelitian ... 26
F. Instrumen Penelitian ... 29
G. Validitas Instrumen Penelitian ... 30
H. Teknik Pengumpulan Data ... 31
I. Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa untuk Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 38
B. Penguasaan Konsep Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator Pembelajaran ... 46
1. Pencapaian Penguasaan Konsep untuk Indikator 1 ... 47
2. Pencapaian Penguasaan Konsep untuk Indikator 2 ... 49
3. Pencapaian Penguasaan Konsep untuk Indikator 3 ... 51
C. Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen terhadap Pembelajaran dengan Menggunakan Model Inkuiri ... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan . ... 60
B.Saran ... ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 62
LAMPIRAN .. ... 67
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen dan data yang
diperoleh ... 31
Tabel 3.2 Pedoman Scoring Soal Prestest dan Posttest ... 32
Tabel 3.3 Kategori Penguasaan Konsep ... 33
Tabel 3.4 Kategori Jawaban terhadap Pernyataan Angket ... 36
Tabel 3.5 Kriteria Persentase Skor Angket ... 37
Tabel 4.1 Uji Normalitas Rata-rata Nilai Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 40
Tabel 4.2 Uji Mann-Whitney U Rata-rata Nilai Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 41
Tabel 4.3 Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan LKS dalam Pembelajaran ... 43
Tabel 4.4 Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Praktikum dalam Pembelajaran ... 44
Tabel 4.5 Pengelompokkan Soal Tes Berdasarkan Indikator Pembelajaran ... 46
Tabel 4.6 Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Fenomena dalam Pembelajaran ... 50
Tabel 4.7 Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Tahapan Pembelajaran Merumuskan Masalah dan Membuat Hipotesis ... 54
Tabel 4.8 Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Tahapan Pembelajaran Menguji Hipotesis ... 55
Tabel 4.9 Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Tahapan Pembelajaran Mengumpulkan dan Menganalisis Data ... 56
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Identifikasi Karbon Dan Hidrogen Menggunakan Metode Pembakaran
Lilin ... 19
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 21
Gambar 3.1 Diagram Desain Penelitian ... 24
Gambar 3.2 Alur Penelitian ... 28
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Rata-rata Nilai Pretest, Posttest dan Gain pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen... 39
Gambar 4.2 Grafik Rata-rata Nilai Posttest Kelas Eksperimen pada Masing-masing Indikator ... 47
Gambar 4.3 Contoh Rumusan Masalah yang dibuat oleh Siswa pada LKS ... 48
Gambar 4.4 Contoh Hipotesis yang dibuat oleh Siswa pada LKS ... 49
Gambar 4.5 Contoh Jawaban Siswa yang Kurang Tepat dalam Menuliskan Persamaan Reaksi ... 51
Gambar 4.6 Contoh Jawaban Siswa dalam Tahap Menganalisis Data ... 52
ix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen... 67
A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 75
A.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen... 84
A.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol ... 90
A.5 Pedoman Jawaban LKS Kelas Eksperimen ... 95
A.6 Pedoman Jawaban LKS Kelas Kontrol ... 101
A.7 Paket Soal Tes Tertulis Materi Identifikasi Unsur C dan H pada Senyawa Hidrokarbon ... 106
A.8 Panduan Jawaban dan Pedoman Penyekoran Soal Tes Tertulis ... 112
A.9 Format Angket Tanggapan Siswa ... 113
LAMPIRAN B B.1 Hasil Validasi Instrumen Tes ... 116
B.2 Matriks Angket terhadap Kesesuaiannya dengan Indikator dan Tahapan Inkuiri ... ... 124
B.3 Nilai Rata-rata Ulangan Harian Siswa Kelas Eksperimen ... 127
B.4 Nilai Rata-rata Ulangan Harian Siswa Kelas Kontrol ... 128
LAMPIRAN C C.1 Hasil Pretest Siswa Kelas Eksperimen... 129
C.2 Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen ... 130
C.3 Hasil Pretest Siswa Kelas Kontrol ... 131
C.4 Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol ... 132
C.5 Hasil Penelitian pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Keseluruhan ... 133
C.6 Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator Pembelajaran ... 134
C.7 Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen Indikator 1... 135
x
C.9 Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen Indikator 3... 137
C.10 Hasil Angket Tanggapan Siswa ... 138
LAMPIRAN D
D.1 Hasil Uji Normalitas Nilai Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 139
D.2 Hasil Uji Perbedaan Nilai Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 140
LAMPIRAN E
E.1 Dokumentasi Penelitian ... 141
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Penguasaan Konsep Siswa kelas XI pada Materi Identifikasi
Unsur C dan H dalam Senyawa Hidrokarbon Menggunakan Model Inkuiri”. Latar belakang penelitian ini adalah karena adanya kenyataan di lapangan bahwa sebagian pembelajaran kimia yang disampaikan oleh guru masih menggunakan model konvensional, yang mana pada umumnya siswa cenderung belajar dengan hafalan, sehingga konsep yang didapatkan tidak bertahan lama dalam ingatan. Hal tersebut menyebabkan penguasaan konsep siswa dalam materi kimia masih rendah. Salah satu model yang dianggap tepat digunakan yaitu model pembelajaran inkuiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa pada pembelajaran identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon dengan menggunakan model inkuiri. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan
pretest-posttest nonequivalent control group design. Pada kelas eksperimen dilakukan
pembelajaran dengan model inkuiri, sedangkan pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran dengan model induktif. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI di salah satu SMA Swasta Kota Bandung yang terdiri atas 30 siswa kelas eksperimen dan 26 siswa kelas kontrol. Instrumen penelitian berupa tes tertulis (pretest dan posttest) serta angket. Hasil uji signifikansi menggunakan uji statistik Mann Whitney menunjukkan bahwa peningkatan penguasaan konsep kelas eksperimen yang memiliki persentase rata-rata gain sebesar 52,14%, lebih baik secara signifikan dibandingkan kelas kontrol yang memiliki persentase rata-rata gain sebesar 39,01%, dengan nilai signifikansi sebesar 0,033. Selain itu, penguasaan konsep siswa kelas eksperimen pada tiga indikator yang dikembangkan termasuk ke dalam kriteria baik, dengan persentase berturut-turut sebesar 83,33%, 79,17%, dan 72,50%. Hasil angket menunjukkan bahwa pada umumnya siswa beranggapan mengenai pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri dapat membuat mereka merasa senang dan tidak mengalami kesulitan pada tahap-tahap pembelajaran, serta membuat mereka lebih menguasai konsep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri, mampu meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon.
ABSTRACT
This study is entitled "The Mastery Concept of XI Grade Students of Identification Element C and H in Hydrocarbon Compounds Using Inquiry Model". The background of this research was due to reality that some chemistry learning process by teachers still use the conventional models, which generally students tend to learn by recitation, so the concept obtained not last long in the memory. This causes students' mastery concepts become weak in chemical topic. One model that is considered appropriate to use is the inquiry learning model. The aim of this study was to determine students’ mastery concept in learning the identification of C and H elements in hydrocarbon compound by using inquiry model. The research method used was quasi-experimental with pretest-posttest nonequivalent control group design. The experimental group was conducted by using inquiry model developed by the researcher and the control group was instructed using inductive model. The subjects were 56 high school students of class XI in one of private high school in Bandung. Students were assigned to experimental (N=30) and control groups (N=26).
The research instrument was written test (pretest and posttest) and student questionnaire responses. The results of significance test using the Mann Whitney test
showed that increasing of students’ concept mastery in the experimental group has
average percentage of gain 52,4%, significantly better than control group which has average percentage of gain 39,01%, with significance value 0,033. Furthermore,
students’ mastery concept of experimental group on the three indicators developed in
this study included into good category, with the percentage respectively 83,33%,
79,17%, and 72,50%. Student’s questionnaire responses showed that by using inquiry
learning model, generally it made them feel happy and found no difficulties at the stages of learning, as well as them mastery the concept better. The result of this study showed that inquiry learning model could increase students' mastery concept on identification of C and H elements in hydrocarbon compound.
Keywords: Inquiry Model, Identification of C and H Elements in Hydrocarbon
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20 tahun 2003 tentang
SISDIKNAS). Pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan atas
segala komponen pendidikan yang meliputi kurikulum, sarana prasana, guru,
siswa dan model pembelajaran yang tepat, sehingga diperlukan keterkaitan
terhadap komponen pendidikan agar tercipta pendidikan yang berkualitas dan
terwujud tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Pembelajaran merupakan proses membelajarkan siswa menggunakan
konsep mengajar dan konsep belajar. Pembelajaran merupakan proses
komunikasi dua arah, yaitu mengajar yang dilakukan oleh pihak guru
selaku pendidik dan belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Pembelajaran
merupakan suatu tindakan, kegiatan, atau proses belajar yang berlangsung atau
terjadi. Aktivitas belajar yang telah terjadi, ditandai oleh adanya perubahan dalam
diri individu yang belajar (HAM, 2013).
Dalam pelaksanaannya, sering muncul masalah dalam proses
pembelajaran. Salah satunya yaitu kurang termotivasinya siswa selama
pembelajaran berlangsung. Salah satu penyebabnya yaitu penggunaan strategi
pembelajaran yang digunakan guru tidak sesuai. Strategi pembelajaran merupakan
cara yang digunakan guru dalam mengorganisasikan kelas pada umumnya atau
dalam menyampaikan materi pelajaran pada khususnya. Strategi pembelajaran
meliputi model, metode, dan pendekatan. Nurkhasanah, dkk (2013) menyatakan
2
menggunakan model konvensional. Guru lebih terfokus pada ketercapaian target
materi bukan pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Kondisi yang demikian
tidak hanya mengakibatkan kebosanan pada siswa, tetapi juga menyebabkan
rendahnya prestasi belajar. Lebih lanjut Suyanti (2010) menyatakan bahwa pada
umumnya siswa cenderung belajar dengan hafalan, dibandingkan aktif mencari
untuk membangun pemahaman terhadap konsep kimia. Selain itu, ada juga
sebagian siswa yang paham pada konsep-konsep kimia, namun tidak mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan
suatu strategi pembelajaran yang mampu membuat siswa berpikir dan dapat
menerapkan konsep-konsep yang mereka dapatkan sendiri untuk memecahkan
suatu masalah.
Salah satu strategi yang dapat membuat siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran adalah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri. Sund dan
Trowbridge (dalam Anitah, 2007) memberikan arti inkuiri sebagai proses
menemukan dan menyelidiki masalah, menyusun hipotesis, merencanakan
eksperimen, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang hasil
pemecahan masalah. Model pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses
mencari dan menemukan. Dengan model pembelajaran ini, siswa didorong untuk
mengeksplorasi dan belajar sendiri.
Selain masalah ketidaksesuaian penggunaan strategi pembelajaran, juga
ditemukan masalah penguasaan konsep siswa yang masih rendah selama proses
pembelajaran berlangsung terutama pada mata pelajaran kimia (Selamat, 2003).
Model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap penguasaan konsep siswa.
Model pembelajaran inkuiri lebih menekankan pada aktivitas siswa secara
maksimal melalui kegiatan ilmiah untuk mencari dan menemukan sendiri
konsep-konsep yang dipelajari. Oleh karena itu, siswa akan lebih mudah memahami
konsep-konsep yang rumit dan abstrak. Penerapan model pembelajaran inkuiri
menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa sendiri yang
menemukan konsep secara langsung, sehingga melalui model pembelajaran ini
3
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, model pembelajaran inkuiri
terbukti dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa. Vlassi dan Karaliota
(2013) menyatakan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran guided
inquiry (inkuiri terbimbing) penguasaan konsep siswa pada topik struktur materi
lebih baik, karena lebih menekankan pada aktivitas yang melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran. Lebih lanjut Malihah (2011) dalam penelitiannya mengenai
pengaruh model pembelajaran guided inquiry (inkuiri terbimbing) terhadap hasil
belajar kimia siswa SMA pada konsep laju reaksi, menemukan bahwa terdapat
peningkatan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dalam hal prestasi akademik dengan menggunakan model inkuiri terbimbing,
karena melalui tahapan-tahapan pembelajaran inkuiri ini siswa menjadi aktif
untuk mengumpulkan informasi dengan arahan dan bimbingan oleh guru.
Berdasarkan kurikulum 2013, model pembelajaran inkuiri juga dianggap
tepat untuk diterapkan terutama dalam mata pelajaran IPA. Kurikulum 2013
menggunakan pola 5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan data,
Mengasosiasi dan Mengkomunikasikan) dalam kegiatan pembelajarannya. Hal
tersebut sesuai dengan tahapan pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri
yaitu orientasi, merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data,
menguji hipotesis, serta merumuskan kesimpulan.
Pada mata pelajaran kimia tingkat SMA untuk kelas XI, salah satu materi
yang dipelajari yaitu identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon.
Untuk menyampaikan materi tersebut diperlukan suatu model pembelajaran yang
dapat membuat siswa terlibat aktif dan mengembangkan kemampuan berfikir
siswa. Salah satu model pembelajaran yang tepat digunakan adalah model
pembelajaran inkuiri, karena model ini memiliki serangkaian tahapan-tahapan
yang dapat membuat siswa menjadi terlibat aktif, sehingga pembelajaran tidak
monoton.
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka dianggap perlu
dilakukan suatu perubahan cara mengajar kimia melalui suatu strategi
4
penguasaan konsep siswa terhadap materi identifikasi unsur C dan H dalam
senyawa hidrokarbon. Oleh karena itu, penulis memilih penelitian yang berjudul
“Penguasaan Konsep Siswa kelas XI pada Materi Identifikasi Unsur C dan H dalam Senyawa Hidrokarbon Menggunakan Model Inkuiri.”
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, terdapat beberapa
permasalahan yang diidentifikasi, yaitu: penguasaan konsep siswa yang
masih rendah, dan penggunaan model pembelajaran yang tidak tepat. Oleh
karena itu, variabel dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep siswa
dan model pembelajaran inkuiri. Agar lebih terfokus, maka peneliti
membatasi variabel-variabel tersebut sebagai berikut:
a. Model pembelajaran inkuiri yang dimaksud adalah inkuiri terbimbing
(Guided Inquiry).
b. Penguasaan konsep yang dimaksud dibatasi pada jenjang C2 menurut
taksonomi Bloom yang direvisi Anderson (dalam Prihantoro, 2010).
Adapun pembelajaran yang akan dilaksanakan mengacu pada
kompetensi inti dan kompetensi dasar kimia (BSNP, 2013).
Kompetensi Inti:
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
5
Kompetensi Dasar:
3.1 Menjelaskan kekhasan atom karbon, penggolongan senyawa
hidrokarbon berdasarkan struktur dan hubungannya dengan sifat
senyawa.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penguasaan konsep siswa kelas XI pada materi identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon
dengan menggunakan model inkuiri”. Permasalahan tersebut dijabarkan
menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa kelas eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran inkuiri dibandingkan dengan
kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran induktif pada
materi identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon kelas
XI?
b. Bagaimana penguasaan konsep siswa kelas eksperimen berdasarkan
indikator pembelajaran identifikasi unsur C dan H dalam senyawa
hidrokarbon dengan menggunakan model inkuiri?
c. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan
konsep siswa pada pembelajaran identifikasi unsur C dan H dalam senyawa
hidrokarbon dengan menggunakan model inkuiri. Tujuan khusus dari penelitian
ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang:
1. Peningkatan penguasaan konsep siswa kelas eksperimen yang
6
kontrol yang menggunakan model pembelajaran induktif pada materi
identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon kelas XI.
2. Penguasaan konsep siswa kelas eksperimen berdasarkan indikator
pembelajaran identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon
dengan menggunakan model inkuiri.
3. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran materi identifikasi unsur C dan H
dalam senyawa hidrokarbon dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat yang baik bagi pihak peneliti
maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan (secara akademik). Secara
lebih rinci penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahun dan pengalaman dalam
menerapkan pembelajaran kimia yang efektif di kelas.
2. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep kimia
khususnya pada materi identifikasi unsur C dan H dalam senyawa
hidrokarbon.
3. Bagi guru, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan bahan masukan untuk memilih strategi pembelajaran
yang tepat dan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. Bagi peneliti lain, menjadi acuan atau bahan pertimbangan dalam
melaksanakan penelitian yang sejenis dengan pokok bahasan yang
berbeda.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi merupakan sistematika penulisan dalam skripsi.
Skripsi ini terdiri atas lima bab, yaitu Bab I Pendahuluan; Bab II Kajian Pustaka,
Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian; Bab III Metodologi Penelitian;
7
Setiap bab terdiri atas sub bab yang disusun secara terstruktur sesuai dengan
penelitian yang dilakukan.
Bab I Pendahuluan terdiri atas lima sub bab yaitu latar belakang penelitian,
identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
struktur organisasi skripsi. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan
Hipotesis Penelitian. Kajian pustaka terdiri atas empat sub bab yaitu penguasaan
konsep, model pembelajaran inkuiri, deskripsi materi identifikasi unsur C dan H
pada senyawa hidrokarbon.
Bab III Metodologi Penelitian terdiri atas sembilan sub bab yaitu lokasi dan
subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional,
prosedur penelitian, instrumen penelitian, validitas instrumen, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan
Pembahasan terdiri atas tiga sub bab yaitu peningkatan penguasaan konsep siswa
untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen, penguasaan konsep siswa kelas
eksperimen berdasarkan indikator pembelajaran, dan tanggapan siswa kelas
eksperimen terhadap pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri. Bab V
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan,
meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi
operasional, prosedur penelitian, instrumen penelitian, validitas instrumen penelitian,
teknik pengumpulan data, dan analisis data.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA)
swasta di kota Bandung tahun ajaran 2013-2014. Pemilihan lokasi penelitian
didasarkan pada kesesuaian kurikulum yang distandarkan oleh pemerintah dengan
kurikulum di sekolah tersebut. Subjek dalam penelitian ini adalah 60 orang siswa kelas
XI semester 1, yang terdiri atas dua kelas yaitu 30 siswa kelas eksperimen dan 26
siswa kelas kontrol. Pemilihan subjek penelitian yaitu siswa kelas XI semester 1
dikarenakan berdasarkan kurikulum 2013, materi identifikasi unsur C dan H dalam
senyawa hidrokarbon dipelajari pada kelas XI semester 1. Siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol, keduanya memiliki kemampuan yang relatif sama. Hal tersebut
diketahui berdasarkan nilai rata-rata ulangan harian (lampiran B.3 dan B.4) maupun
keterangan dari guru kimia di sekolah tersebut.
B. Desain Penelitian
Desain Penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Non-Equivalent
Control Group Design. Desain penelitian ini dipilih karena penelitian yang dilakukan
akan membandingkan peningkatan hasil pembelajaran dari dua perlakuan yang
berbeda terhadap dua kelompok subjek. Oleh karena itu, penelitian ini melibatkan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menerima
24
kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran induktif. Gambaran desain
penelitian diperlihatkan pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Diagram Desain Penelitian (Wiersma, 2009)
Keterangan :
G1 : Kelas eksperimen
G2 : Kelas kontrol
O1 : Pretest
O2 : Posttest
X : Perlakuan model pembelajaran inkuiri
Sebelum pembelajaran dilakukan, siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
melakukan pretest (O1). Pretest tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan
awal siswa terhadap materi pelajaran. Kelas eksperimen kemudian mendapat
perlakuan yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri,
sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran induktif. Pembelajaran
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama menggunakan metode praktikum
tetapi pada kelas eksperimen praktikum yang digunakan menggunakan model inkuiri,
sedangkan pada kelas kontrol praktikum yang digunakan yaitu praktikum yang bersifat
verifikasi (pembuktian konsep). Setelah pembelajaran, kedua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol melakukan posttest (O2). Instrumen pretest (O1) dan
posttest (O2) yang digunakan pada kedua kelas tersebut dibuat sama, agar dapat
terlihat peningkatan penguasaan konsep dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.
G1 O1 X O2
25
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasikan data menjadi
kesimpulan penelitian. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian diartikan sebagai
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode penelitian yang digunakan yaitu kuasi eksperimen (eksperimen
semu). Metode kuasi eksperimen dipilih karena pada penelitian ini tidak dilakukan
pengacakan sampel, melainkan menggunakan kelas secara utuh sebagai subjek
penelitian. Penelitian kuasi eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek yang diteliti. Dengan kata lain, penelitian ini dilakukan untuk meneliti hubungan sebab
akibat antara beberapa variabel. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran inkuiri, sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan konsep siswa
pada materi identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon kelas XI.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran variabel dan kondisi yang terjadi
pada penelitian (Wiersma, 2009). Untuk menghindari terjadinya kesalahan penafsiran
dalam memaknai variabel-variabel dalam penelitian ini, maka berikut dicantumkan
beberapa definisi variabel-variabel penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini
menyangkut variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Variabel bebas
adalah variabel atau faktor yang dibuat bebas atau bervariasi. Variabel terikat adalah
variabel atau faktor yang muncul akibat adanya variabel bebas. Sedangkan, variabel
kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat sama sehingga pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti. Pada penelitian ini model pembelajaran inkuiri berperan sebagai variabel
bebas, penguasaan konsep berperan sebagai variabel terikat, sedangkan yang berperan
26
sekolah lokasi penelitian, guru yang mengajar, dan materi yang diajarkan yaitu
identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon.
1. Konsep
Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang (Anitah,
2007).
2. Penguasaan Konsep
Penguasaan konsep merupakan kemampuan siswa dalam memahami makna
secara ilmiah baik teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
(Dahar, 2003).
3. Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang esensinya
melibatkan siswa pada suatu masalah yang sesungguhnya dengan cara melibatkan
mereka ke dalam suatu area penyelidikan (Amien, 1987).
4. Identifikasi Unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon hanya tersusun atas unsur karbon dan hidrogen. salah
satu metode yang dapat digunakan pada identifikasi unsur C dan H dalam
senyawa hidrokarbon adalah melalui reaksi pembakaran (reaksi oksidasi). Pada
pembakaran sempurna suatu senyawa hidrokarbon, akan dihasilkan uap air (H2O)
dan karbondioksida (CO2) (Sunarya dan Setiabudi, 2009).
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini meliputi beberapa tahap penelitian mulai dari tahap persiapan,
tahap pelaksanaan dan tahap akhir.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan pada penelitian ini meliputi:
a. Menganalisis standar isi mata pelajaran kimia SMA berdasarkan
27
b. Melakukan studi kepustakaan mengenai model pembelajaran inkuiri,
materi identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon, dan
penguasaan konsep.
c. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi identifikasi
unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon, yang menggunakan model
pembelajaran inkuiri untuk kelas eksperimen, dan yang menggunakan
model pembelajaran induktif untuk kelas kontrol.
d. Menyusun instrumen penelitian meliputi tes tertulis dan angket.
e. Melakukan validasi instrumen penelitian.
f. Melakukan perbaikan instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan yang dilakukan pada penelitian ini meliputi:
a. Memberikan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Melaksanakan pembelajaran materi identifikasi unsur C dan H dalam
senyawa hidrokarbon dengan model pembelajaran inkuiri untuk kelas
eksperimen, dan model pembelajaran induktif untuk kelas kontrol sesuai
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.
c. Memberikan posttest dan angket pada kelas eksperimen, sedangkan pada
kelas kontrol hanya posttest.
3. Tahap Akhir
a. Mengolah data hasil penelitian.
b. Menganalisis data hasil temuan penelitian.
c. Membuat kesimpulan penelitian yang dilakukan.
4. Alur Penelitian
Dalam penelitian disusun alur penelitian agar penelitian berlangsung
secara terarah, sistematik dan sesuai dengan tujuan. Alur penelitian disajikan
28
Gambar 3.2 Alur Penelitian
Studi literatur mengenai: model inkuiri, materi identifikasi unsur C dan H dalam senyawa
hidrokarbon, dan penguasaankonsep Analisis standar isi mata pelajaran
kimia berdasarkan kurikulum 2013 dengan menggunakan model inkuiri.
Pelaksanaan tes akhir (posttest)
Pengisian angket untuk kelas eksperimen
29
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam
arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,
2009). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soal tes tertulis dan
angket.
1. Soal Tes Tertulis
Tes merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu
dengan cara-cara atau aturan-aturan tertentu (Arikunto, 2012). Bentuk tes tertulis
yang digunakan dalam penelitian ini berupa pilihan ganda beralasan dengan lima
pilihan jawaban dan lima pilihan alasan. Bentuk tes tertulis pilihan ganda
beralasan digunakan karena tipe soal ini dapat mencegah siswa menebak jawaban
yang mereka pilih, sehingga diharapkan dapat mengukur penguasaan konsep
siswa.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal pretest dan posttest. Soal
yang digunakan pada pretest dan posttest adalah soal yang sama, sehingga
diharapkan bahwa peningkatan penguasaan konsep siswa dapat dilihat dan diukur
dengan soal yang sama. Perbedaan pretest dan posttest terletak pada waktu
pelaksanaan saja, yaitu pretest dilaksanakan sebelum pembelajaran dan posttest
dilaksanakan setelah pembelajaran. Jumlah soal pada pretest dan posttest
sebanyak 7 butir soal dengan tipe pilihan ganda beralasan, yang dibuat
berdasarkan indikator pembelajaran untuk materi identifikasi unsur C dan H
dalam senyawa hidrokarbon. Instrumen soal tes tertulis secara jelas dapat dilihat
pada lampiran A.7 halaman 106.
2. Angket
Angket merupakan alat pengumpul data untuk mendapatkan sejumlah
informasi dari responden melalui sejumlah pernyataan yang tertulis. Angket yang
30
kesesuaiannya dengan indikator yang dikembangkan dan tahapan pembelajaran
inkuiri. Format angket secara jelas dapat dilihat pada lampiran B.2 halaman 124.
Angket digunakan dalam penelitian ini, dengan alasan karena lebih efektif dan
tidak memakan waktu yang banyak, serta efisien. Angket digunakan untuk
mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan model inkuiri. Selain
itu, angket juga digunakan untuk melengkapi data yang tidak dapat terukur
melalui tes tertulis. Pengisian lembar pernyataan angket dilakukan setelah siswa
menjawab soal posttest.
G. Validitas Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh hasil penelitian yang valid maka instrumen yang digunakan
harus valid. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu
tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.
Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti
memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria (Arikunto, 2009). Jenis validasi yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah validasi isi. Validitas isi adalah validitas suatu
alat ukur yang dipandang dari segi isi (content) bahan pelajaran yang dicakup oleh alat
ukur tersebut (Firman, 2000). Sebuah tes telah memiliki validitas isi apabila mengukur
tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi pelajaran yang diberikan (Arikunto,
2009).
Untuk membuat instrumen tes yang memiliki validitas isi dapat dibantu dengan
menyusun kisi-kisi instrumen tes, serta membuat atau memilih pokok uji dengan
berpedoman pada indikator-indikator pembelajaran yang telah dirumuskan. Validitas
isi dilakukan dengan judgement (pertimbangan) para ahli yang berkompeten (Firman,
2000). Oleh karena itu, pada penelitian ini validitas isi dilakukan oleh dua orang dosen
kimia. Instrumen hasil validasi secara jelas dapat dilihat pada lampiran B.1 halaman
31
H. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan
sumber data, kemudian menentukan jenis data, teknik pengumpulan data, dan
instrumen yang digunakan seperti disajikan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen dan data yang diperoleh Sumber
Data
Teknik pengumpulan
data
Instrumen Data Keterangan
Siswa pada
Angket Tanggapan siswa terhadap
Teknik analisis data terdiri dari pengolahan data kuantitatif dan data kualitatif.
Data kuantitatif diperoleh dari hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan
32
Langkah-langkah untuk mengolah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Perbandingan penguasaan konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Pretest dan posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diolah dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Memberikan skor mentah untuk setiap jawaban pretest dan posttest siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol sesuai dengan kunci jawaban. Skor yang
diberikan disesuaikan dengan pedoman scoring seperti yang disajikan pada
tabel 3.2.
Tabel 3.2 Pedoman Scoring Soal Prestest dan Posttest (Bayrak, 2013) Pilihan
Jawaban Pilihan Alasan Skor
Benar Benar 2
Benar Salah 1
Salah Benar 1
Salah Salah 0
b. Mengubah skor yang diperoleh oleh siswa dalam bentuk persentase. Besar
persentase tersebut menunjukan tingkat pemahaman siswa terhadap materi
yang disajikan dalam tes tertulis. Besar persentase dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:
Skor siswa =
x 100%
c. Menghitung nilai rata-rata tes keseluruhan siswa, pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
33
d. Menafsirkan tingkat penguasaan konsep dengan cara membandingkan
persentase nilai rata-rata tes berdasarkan tabel 3.3 kategori penguasaan
konsep oleh Arikunto (2009).
Tabel 3.3 Kategori Penguasaan Konsep
Nilai (%) Tafsiran
80-100 Sangat baik
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Kurang
0-20 Sangat kurang
e. Menghitung nilai gain untuk setiap siswa
Gain = skor posttest – skor pretest
f. Menghitung rata-rata nilai gain keseluruhan siswa pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
Rata-rata gain =
g. Mengolah data gain secara statistik menggunakan software SPSS versi 16.0
untuk menguji signifikansi perbedaan peningkatan penguasaan konsep
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dengan tahapan sebagai berikut.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan bagian pendahuluan yang penting dalam
menganalisis data. Hasil uji normalitas ini berhubungan dengan jenis
statistik yang akan digunakan dalam penelitian. Uji normalitas
34
data yang diperoleh terdistribusi normal, maka analisis statistik yang
digunakan selanjutnya adalah statistik parametrik. Sedangkan apabila
data yang diperoleh tidak terdistribusi normal, maka digunakan analisis
statistik nonparametrik. Uji normalitas yang digunakan adalah uji
Shapiro-Wilk menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan
penafsiran sebagai berikut:
Hipotesis:
H0 : data terdistribusi normal
H1 : data tidak terdistribusi normal
Pengambilan keputusan:
Jika Sig. dengan probabilitas > 0,05, maka H0 diterima. Jika Sig. dengan
probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak (Priyatno, 2008).
2) Uji Signifikansi
Berdasarkan uji normalitas, apabila data terdistribusi normal maka
selanjutnya digunakan statistik parametrik yaitu uji t. Apabila data tidak
terdistribusi normal, maka selanjutnya digunakan statistik
nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney. Uji ini digunakan untuk
menguji hipotesis apakah pembelajaran pada kelas eksperimen dengan
model inkuiri, dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa berbeda
secara signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol. Uji t atau uji
Mann-Whitney dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi
16.0 dengan penafsiran sebagai berikut:
Hipotesis:
H0 : tidak terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
H1 : terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep yang
35
Pengambilan keputusan apabila menggunakan uji t:
Jika Sig. (2-tailed) dengan probabilitas >0,01 maka H0 diterima.
Jika Sig. (2-tailed) dengan probabilitas <0,01 maka H0 ditolak.
Pengambilan keputusan apabila menggunakan uji Mann-Whitney:
Jika Asymp. Sig. (2-tailed) dengan probabilitas >0,05 maka H0 diterima.
Jika Asymp. Sig. (2-tailed) dengan probabilitas <0,05 maka H0 ditolak.
2. Penguasaan konsep siswa kelas eksperimen untuk setiap indikator
Penguasaan konsep siswa kelas eksperimen untuk setiap indikator
pembelajaran diolah dengan tahapan sebagai berikut:
a. Mengelompokkan soal tes tetulis ke dalam setiap indikator.
b. Menghitung nilai posttest setiap indikator pembelajaran untuk siswa pada
kelas eksperimen
c. Mengubah nilai posttest setiap indikator pembelajaran untuk siswa pada
kelas eksperimen ke dalam bentuk persen.
d. Menghitung presentase nilai rata-rata posttest setiap indikator pembelajaran
untuk siswa pada kelas eksperimen.
Persentase nilai rata-rata posttest = nilai rata-rata x 100%
e. Menilai tingkat penguasaan konsep siswa setiap indikator pembelajaran
berdasarkan tabel 3.3.
3. Pengolahan Data Hasil Angket
Data angket yang diperoleh diolah dengan skala Likert, dengan ketentuan
untuk pernyataan postif ialah Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju,
Sangat Tidak Setuju diberi skor 5,4,3,2,1. Sedangkan untuk pernyataan negatif
diberi skor 1,2,3,4,5 untuk Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, Sangat
Tidak Setuju. Skor untuk setiap kategori jawaban siswa terhadap pernyataan angket
36
Tabel 3.4 Kategori Jawaban terhadap Pernyataan Angket (Sugiyono, 2013)
Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan model
inkuiri pada materi identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon, maka
dilakukan analisis selanjutnya yaitu:
a. Menghitung skor hasil angket tanggapan siswa.
Untuk menghitung skor hasil angket tanggapan siswa, digunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
�
i : frekuensi jawaban�
i : skor skala Likertb. Menghitung rata-rata skor hasil angket tanggapan siswa
Rata-rata skor angket =
c. Menghitung persentase rata-rata skor angket tanggapan siswa
Persentase rata-rata skor angket = Rata-rata skor angket x 100%
d. Menginterpretasikan persentase skor angket tanggapan berdasarkan kriteria
menurut Koentjaraningrat (1990) sebagai berikut:
37
Tabel 3.5 Kriteria Persentase Skor Angket Rentang
Persentase (%) Kriteria
0 Tidak ada
1-25 Sebagian kecil
26-49 Hampir setengahnya
50 Setengahnya
51-75 Sebagian besar
76-99 Pada umumnya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian yang telah
dilakukan. Selain itu, juga akan dikemukakan saran-saran untuk perbaikan
penelitian dan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang
dihasilkan adalah:
1. Peningkatan penguasaan konsep siswa yang belajar dengan menggunakan
pembelajaran model inkuiri lebih baik dibandingkan dengan siswa yang
belajar menggunakan model pembelajaran induktif.
2. Penguasaan konsep siswa kelas eksperimen pada indikator pembelajaran 1
termasuk ke dalam kriteria sangat baik, sedangkan untuk indikator 2 dan 3
termasuk ke dalam kriteria baik.
3. Pada umumnya siswa berpendapat bahwa pembelajaran dengan model inkuiri
dapat membuat mereka lebih mudah menguasai konsep pada materi
identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon. Selain itu, pada
umumnya siswa juga merasa senang dan tidak mengalami kesulitan dalam
belajar menggunakan pembelajaran melalui tahapan-tahapan model inkuiri.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang dapat
dikemukakan adalah:
1. Bagi peneliti lain, disarankan untuk:
a. Melakukan penelitian sejenis tetapi pada pokok bahasan yang berbeda.
b. Melakukan penelitian sejenis yaitu mengenai model pembelajaran
inkuiri, tetapi variabel terikat yang diukurnya berbeda yaitu aspek
keterampilan proses sains.
61
2. Bagi para guru di sekolah, disarankan untuk menggunakan model
pembelajaran inkuiri dalam strategi pembelajaran, terutama pada materi
identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan bahwa model pembelajaran inkuri
dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi identifikasi
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, K. (2001). Teori pembelajaran aktif. [Online]. Tersedia: http://users.ictp.it/ ~stevanof/ mylist.html. Diakses 23 Agustus 2014.
Amien, M. (1987). Mengajarkan ilmu pengetahuan alam dengan menggunakan
metode “Discovery dan Inquiry”. Jakarta: DEPDIKBUD.
Anderson, L. W. dan Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka landasan untuk
pembelajaran, pengajaran, dan assesmen (Penerjemah: Prihantoro, A. dari
A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s
Taxonomy of Educational Objectives A Bridged Edition: Addison Wesley
Longman, Inc. 2001). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anitah, S., dkk. (2007). Strategi pembelajaran kimia. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, S. (2009). Evaluasi program pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Bumi Aksara.
Bayrak, B. K. (2013). Using two-tier test to identify primary students’ conceptual understanding and alternative conceptions in acid base. Mevlana
International Journal of Education (MIJE), Vol. 3(2), pp. 19-26.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2013). Peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan Republik Indonesia nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SMA/MA. Jakarta: BSNP.
63
Dahar, R.W. (1996). Teori-teori belajar. Bandung: Erlangga.
Dahar, R. W. (1989). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga.
Dahar, R. W. (2003). Teori-teori belajar. Jakarta: Gelora Aksara Prima.
Dahlan. (1990). Model-model mengajar. Bandung: Diponegoro.
Firman, H. (2000). Penilaian hasil belajar dalam pengajaran kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S. (1982). Kimia organik jilid 1 Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.
HAM, M. (2013). Handout perkuliahan perencanaan pembelajaran kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Haury, L. D. (1993). Teaching science through inquiry. Columbus, OH: ERIC Clearinghouse for Science, Mathematics, and Environment Education.
Hillebrand, M. (2007). Improving conceptual understanding of chemistry topics
by guided inquiry-based, hands-on activities. Dallas: Research Paper of
University of Texas.
Ibrahim, M. (2007). Mendefinisikan pendidikan berbasis inkuiri. [Online]. Tersedia: http://kpicenter.web.id/neo/content/view/18/1/. Diakses 22 Agustus 2014.
Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. (2009). Models of teaching: Model-model
64
Koentjaraningrat. (1990). Metode – metode penelitian masyarakat. Jakarta :
Pustaka Jaya.
Kristanto, V. H. dan Madiun, U. W. (2012). “Efektifitas pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas VII SMP Negri di Kota Madiun untuk pokok bahasan himpunan”. Seminar Nasional Matematika 2012. 434-443.
Kuhlthau, C. dan Todd, R. (2006). Guided inquiry: a framework for learning
through school libraries in 21 century school. [Online]. Tersedia:
http://cissl.scils.rutgers.edu/guided inquiry/char.htm. Diakses 12 Juni 2014.
Malihah, M. (2011). Pengaruh model guided inquiry (inkuiri terbimbing)
terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi. Skripsi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Mulyasa. (2007). Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif
dan menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurkhasanah, L. dkk. (2013). Efektivitas pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan Think Pair Square (TPSQ) melalui pemanfaatan peta konsep terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem koloid kelas XI SMAN 4 Magelang. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013.
NCERT. (2005). Chemistry part II. New Delhi: National Council of Educational Research and Training.
Nurgiyantoro, B. (2001). Penilaian dalam pembelajaran bahasa dan sastra. Yogyakarta: BPFE.
Permana, I. (2009). Memahami kimia SMA/MA kelas XI semester 1 dan 2,
program ilmu pengetahuan alam. Bandung: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
65
Roth, K. J. (1992). “Science education: It’s not enough to do or relate”. Relevant Research Vol II (pp. 151-164). Washington DC: The National Science Teachers Association.
Rustaman, et al. (2005). Perencanan dan penilaian praktikum di perguruan tinggi. Makalah, pada Program Applied Approach bagi Dosen UPI, Bandung.
Sanjaya, W. (2010). Strategi pembelajaran berorientasi standar pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Selamat, I. N. (2003). Pengembangan pembelajaran kooperatif melalui metode bermain untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa pada konsep-konsep kimia SMU. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, nomor 2.
Sudirman, N. dkk. (1988). Ilmu pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sunarya, Y. dan Setiabudi, A. (2009). Mudah dan aktif belajar kimia untuk kelas
XI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
66
Suyanti, R. D. (2010). Strategi pembelajaran kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tim Penyusun Kamus Pustaka Bahasa. (2002). Kamus besar bahasa indonesia
edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. Sistem pendidikan
nasional. Jakarta: CV. Eko Jaya.
Vlassi, M. dan Karaliota, A. (2013). The comparison between guided inquiry and traditional teaching method. A case study for the teaching of the structure of matter to 8th grade greek students. Procedia - Social and Behavioral
Sciences, 93 (2013) 494 – 497.
Wiersma, G. dan Stephen G. (2009). Research methods in education: An
introduction 9th edition. USA: Pearson.
Wiyatsih, K. (2011). Pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap prestasi dan motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Purwosari pada materi reaksi redoks. Skripsi, Jurusan Kimia FMIPA,
Universitas Negeri Malang.