• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Yoga Hepta Gumilar, 2014

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU

KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN SINDANGAGUNG

KABUPATEN KUNINGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Geografi

Oleh :

Yoga Hepta Gumilar 1002055

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

2014

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN

ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN

SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN

Oleh

Yoga Hepta Gumilar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Pendidikan Geografi

Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial

© Yoga Hepta Gumilar 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Yoga Hepta Gumilar, 2014

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU

KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN

ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN

SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN

Yoga Hepta Gumilar

1002055

Disetujui Dan Disahkan oleh :

PEMBIMBING I

Prof. Dr. H. Darsihardjo, MS NIP. 19620921 198603 1 005

PEMBIMBING II

Drs. H. Dadang Sungkawa, M.Pd NIP. 19550210 198002 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia

(4)
(5)

Yoga Hepta Gumilar, 2014

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan pertanian di Kabupaten Kuningan yang berkembang cukup pesat namun masih menggunakan alat-alat tradisional yang dibuat oleh pengerajin alat-alat pertanian. Namun pengerajin alat pertanian di Desa Taraju Kecamatan Sindangagung Kabupaten Kuningan industri alat pertanian tidak berkembang. Hal ini menyebabkan penurunan berbagai sektor kehidupan oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti kondisi sosial ekonomi pengerajin alat pertanian.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian dengan menggunakan deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan mengemukakan suatu fenomena yang sedang diangkat permasalahannya. Sedangkan untuk teknik pengolahan data menggunaka teknik persentase, teknik pengolahan data dengan cara persentase adalah teknik pengolahan data yang telah didapat dilapangan ditabulasi dan dipersentasekan kemudian dideskripsikan. Adapun populasi dari industri alat pertanian adalah seluruh industri alat pertanian yang ada di Desa Taraju, yakni 25 unit usaha. Sedangkan sampel diperoleh dengan menggunakan sampel jenuh yaitu mengambil sampel seluruhnya sesuai dengan populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan angket dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak berkembangnya industri alat pertanian ini diakibatkan oleh kendala modal yang terbatas dan juga jangkauan pemasaran yang masih sempit. Sedangkan kondisi sosial ekonomi diantaranya pendidikan, pendapatan, kesehatan dan transportasi terdapat beberapa masalah. Untuk pendidikan sebagian besar pengerajin atau sebesar 92 % hanya menempuh pendidikan SD dan sederajat, dan ini dapat dikatakan pendidikannya rendah. Pendapatan pengerajin lebih dari setengahnya atau sebesar 56 % mengatakan pendapatan mereka dari hasil membuat alat pertanian tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sektor kesehatan lebih dari setengahnya atau sebesar 72 % mengaku sehat dan tidak ada kendala dalam kesehatan. Sedangkan untuk transportasi sebagian besar atau sebesar 80 % memiliki kendaraan jenis motor dan semuanya dimanfaatkan untuk mendukung pekerjaan mereka.

(6)

Yoga Hepta Gumilar, 2014

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This research is motivated by the rapid development of agriculture in the Kuningan Regency, but there were still using traditional tools made by craftsmen. However, the craftsmen’s socio-economic condition was not growing as well as the agricultural development. This causes a decrease in various sectors of life in the Taraju village, District of Sindangagung, Kuningan Regency. Therefore, it could be interested in studying the socio-economic conditions of agricultural equipment craftsmen.

The research concerning the socio-economic conditions of agricultural equipment craftsmen was used a descriptive research method. Research using descriptive that seeks to describe and reveal a phenomenon that is being lifted problem. The data processing techniques use of percentages. The population of the agricultural equipment industry is a whole industry of agricultural equipment in the Taraju Village, including 25 business units. While, the sample is obtained by using a saturated sample, which is entirely appropriate to take samples of the population. The data collection technique was used a questionnaire and study documentation.

The results showed that the development of the agricultural equipment industry were caused by the constraints of limited capital and a narrow range of marketing as well. While, there were also several problems in the socio-economic conditions, including education, income, health and transport. Most of the craftsmen education backgrounds (92%) were graduated from elementary school or equal, so that, it can be said to be less educated. The craftsmen annual income was more than half (56%) from agricultural tool industry, so that it was not enough to meet the daily needs. In the health sector, more than half (72%) claimed healthy and has no problems with health. While, in the transportation sector, most of the craftsmen (80%) have a type of motorcycle as a vehicle used for support their work.

(7)

Yoga Hepta Gumilar, 2014

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN PERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Indusrti ... 7

B. Industri Kecil ... 7

1. Pengertian Indusrti Kecil ... 7

2. Manfaat Industri Kecil ... 9

3. Permasalahan Industri Kecil ... 10

C. Industri Rumah Tangga ... 12

1. Pengertian Industri Rumah Tangga ... 12

2. Manfaat Industri Rumah Tangga ... 13

3. Faktor yang Mempengaruhi Industri Rumah Tangga ... 13

D. Faktor yang Mempengruhi Penempatan Lokasi Industri ... 15

E. Faktor Geografis yang Mempengaruhi Berdirinya Industri .. 15

F. Industri Alat Pertanian ... 17

G. Kondisi Sosial Ekonomi ... 18

(8)

Yoga Hepta Gumilar, 2014

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pendapatan ... 20

3. Kesehatan ... 21

4. Transportasi ... 22

H. Kesejahteraan ... 22

I. Indikator Kesejahteraan ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Metode dan Desain Penelitian ... 25

B. Variabel Penelitian ... 25

C. Populasi dan Sampel ... 26

D. Definisi Operasional ... 28

E. Instrumen Penelitian ... 29

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 30

1. Teknik Pengumpulan Data ... 30

2. Analisis Data ... 31

G. Alur Pemikiran Penelitian ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 33

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 33

a. Letak dan Luas ... 33

b. Hidrologi ... 35

c. Penggunaan Lahan ... 36

2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... 39

a. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk ... 39

b. KomposisiPendudukBerdasarkanMataPencaharian 40 B. Keberadaan Industri Alat Pertanian ... 42

1. Latar Belakang ... 42

2. Karakteristik Pengerajin ... 43

C. Kondisi Sosial Ekonomi ... 47

1. Pendidikan ... 47

(9)

Yoga Hepta Gumilar, 2014

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kesehatan ... 61

4. Transportasi ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Rekomendasi ... 81

DAFTAR PUSTAKA

(10)

Yoga Hepta Gumilar, 2014

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Menurut Nawawi dalam Tika (2005:2) mendefiniskan bahwa metode

penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah dalam

menggali kebenaran pengetahuan, selanjutnya Surakhmad (1994:131)

menjelaskan bahwa “metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai

tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa atau penelitian dengan

mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu”.

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode penelitian deskriptif,

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu

gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif

memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada

saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha

mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa

memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti

bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dan satu variabel.

Penelitian deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan

penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi data itu sendiri sehingga

dapat ditarik suatu kesimpulan.

B. Variabel Penelitian

Menurut Sugiono (2011:3) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat

atau nilai dari orang , objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Pendidikan

2. Pendapatan

(11)

26

4. Transfortasi

Dalam penelitian hanya menggunakan variabel Pendidikan, Pendapatan,

Kesehatan dan Transfortasi tidak menggunakan variabel bebas dan tidak

menggunakan variabel terikat. Karena dalam penelitian ini tidak ada hubungan

mempengaruhi dan dipengaruhi.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiono (2011:61) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas abyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini terdiri

atas unit usaha yang bergerak dalam sektor industri alat pertanian yang

persebarannya di Desa Taraju Kecamatan Sindangagung Kabupeten Kuningan

Sebanyak 25 unit usaha industri alat pertanian

2. Sample

Menurut Sugiono (2011:62) Sampel adalah bagian dari jumlah dan kakteristik

yang dimiliki oleh populasi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sample jenuh yaitu menggunakan

semua populasi yang ada sebagai sample dan bahan penelitian. sampel jenuh

menurut Sugiono (2011: 68) adalah

Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang.

Sehingga peneliti mengambil seluruh populasi sebagai sampel yaitu sebagak

25 orang. Adapun persebaran industri alat peertanian yang ada di Desa Taraju

(12)

27

Gambar 3.1

(13)

28

D. Definisi Operasional 1. Kondisi sosial Ekonomi

Menurut Bintarto (1977:51) kondisi sosial ekonomi suatu masyarakat adalah

suatu usaha bersama dalam suatu masyarakat untuk menanggulangi atau

mengurangi kesulitan hidup. dengan 5 parameter yang digunakan untuk

mengukur kondisi sosial ekonomi 1) usia 2) jenis kelamin 3) pendidikan 4)

pekerjaan 5) pendapatan.

Sedangkan Singarimbun (dalam Murtiningsih 2010:9) mengemukakan

kondisi sosial ekonomi masyarakat adalah keadaan struktur sosial ekonomi

masyarakat dalam suatu daerah. dengan 4 psarameter yang dapat digunakan 1)

pendidikan 2) kesehatan 3) transportasi, 4) mata pencaharian.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil dari dua pendapat bintarto dan

singarimbun. Ada 4 parameter yang digunakan unituk mengukur kondisi sosial

ekonomi masyarakat pengerajin alat pertanian antara lain 1) pendidikan 2)

kesehatan 3) tranportasi dan 4) pendapatan.

2. Masyarakat

Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu sama

lain. Masyarakat dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa Taraju

Kecamatan Sindangagung Kabupaten Kuningan yang berfropesi sebagai pengrajin

alat pertanian.

3. Pengrajin

Pengrajin ialah orang yang pekerjaannya membuat barang--barang kerajinan.

Pengrajin dalam penelitian ini adalah pengrajin alat pertanian di Desa Taraju

Kecamatan Sindangagung Kabupaten Kuningan.

4. Alat-alat pertanian

Alat-alat pertanian adalah alat yang yang digunakan dalam pertanian dan

terbuat dari besi atau alat pertanian. Jenis-jenis alat pertanian diantaranya Golok,

(14)

29

E. Instrumen Penelitian

Sugiono (2011 : 349) mengatakan instrumen penelitian adalah alat yang

digunakan untuk mengukur suatu variabel yang akan di teliti baik itu dalam

meneliti fenomena alam atau fenomena sosial. Instrumen penelitian ini sangat

penting untuk mendapatkan data dan hasil penelitian yang valid.

Instrumen penelitian ada berbagai macam ada instrumen pedoman wawancara

dan instrumen pedoman angket. Namun dalam penelitian ini penulis

menggunakan instrumen pedoman angket untuk mendapatkan data dilapangan.

Penyusunan instrumen sangatlah penting dalam penelitian, karena dengan

menyusun dan membuat instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan

untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid sehingga didapatkan data dari

responden dengan tepat.

Penyusunan instrumen ini didasarkan atas rumusan masalah dan variabel

penelitian yang sudah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya membuat kisi-kisi

instrumen penelitian berdasarkan variabel yang akan diangkat dalam penelitian

seperti pada Tabel 3.1

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pengrajin Alat Pertanian Di Desa Taraju Kecamatan Sindangagung Kabupaten Kuningan No Aspek dan

Sub Aspek

Indikator Nomor Pertanyaan Sasaran

1 Kondisi

(15)

30

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan data

Untuk mendapatkan data dari objek yang diteliti dan diharapkan menunjang

penelitian, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan

teknik sebagai berikut :

a. Observasi lapangan

Observasi lapangan adalah tekik pengumpulan data dengan cara meneliti dan

mengamati secara langsung dengan cara melihat, mengamati dan mencatat

data-data yang diperlukan dalam penelitian. Sehingga diharapkan mendapat

data yang aktual secara langsung tentang keadaan industri alat pertanian dan

kehidupan pengrajin di Desa Taraju Kecamatan Sindangagung Kabupaten

Kuningan.

b. Angket

Teknik angket ini adalah teknik dengan memberikan lampiran pertanyaan

untuk responden guna mendapatkan data dan informasi mengenai objek yang

diteliti, sehingga dapat melengkapi data yang tidak bisa didapat dengan cara

observasi lapangan.

c. Studi dokumentasi

Studi domumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

mempelajari sumber informasi yang tertulis, yaitu naskah, laporan atau

data-data dari instansi pemerintah serta dokumentasi lainnya yang ada di objek

yang diteliti sehingga mendaptkan data yang relevan dengan kepentingan

penelitian.

d. Studi kepustakaan

Untuk mendapatkan data yang bersifat teoritis maka diperlukan studi

kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahn yang diteliti. Studi

kepustakaan ini dilakukan dengan cara menbaca dan mengkaji berbagai buku

(16)

31

2. Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan di interpretasikan. Analisis data ini bertujuan untuk mengolah

dan mengartikan data yang telah diperoleh peneliti. Data-data yang telah diperoleh

tersebut dianalisis dan digeneralisasikan sehingga menghasilkan kesimpulan yang

diharapkan oleh peneliti. Teknik analisis data yang peneliti lakukan adalah teknik

persentasi.

Teknik persentasi adalah teknik statistik sederhana untuk mengetahui

kecenderungan responden dan fenomena-fenomena dilapangan. Teknik analisis

persentasi, rumusnya sebagai berikut :

P = Besaran Persentase

F = Frekuensi Jawaban

N = Jumlah Total Responden

100 % = Bilangan Konstan

Setelah melakukan perhitungan terhadap data yang telah didapatkan dilapangan untuk mengklasifikasiannya dapat dilihat kriteria penilaian skor pada Tabel 3.2

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Skor NO Presentase skor Kriteria

1 100 Seluruhnya

(17)

32

G. Alur Pemikiran Penelitian

Pertanian Kabupaten Kuningan

Industri Pembuatan Alat Pertanian

Kondisi Sosial Ekonomi

Hasil

Kesimpulan Rekomendasi

(18)

Yoga Hepta Gumilar, 2014

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab akhir ini penulis mengemukakan beberapa kesimpulan serta

rekomendasi berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab

sebelumnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah diperoleh di lapangan dan hasil analisis data

yang telah dilakukan , dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pendidikan pengerajin alat pertanian dapat dikatakan cukup rendah karena

hanya dapat mencapat tinkat pendidikan SD atau sederajat sebesar 92 % dan

hanya dua orang pengerajin atau sebesar 8 % yang menempuh pendidikan

sampai SMP atau sederajat. Alasan utama pengerajin tidak meneruskan

kepada tingkat pendidikan yang lebih tinggi adalah masalah biaya dalam

memenuhi kebutuhan sekolah atau pendidikan. Namun untuk membuat hidup

lebih baik pengerajin mengaku memberikan pendidikan yang lebih tingi

kepada anak-anaknya semampu penerajin itu membiayainya.

2. Pendapatan pengerajin alat pertanian jika hanya didapat dari hasil melakukan

pekerjaan sebagai penerajin alat pertanian tidak lah cukup, sebanyak 56 %

pengerajin alat pertanian mengatakan tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya jika hanya bersumber dari satu pendapatan sebagai

pengerajin alat pertanian. Untuk menambah pendapatan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya pengerajin juga melakukan pekerjaan tambahan bahkan

ada yang melibatkan anak atau istri pengerajin untuk bekerja.

3. Kesehatan pengerajin alat pertanian jika dilihat dari keamanan dalam bekerja

cukup kurang karena tidak menggunakan alat yang dapat melindungi organ

tubuh dalam bekerja seperti masker untuk melindungi paru-paru dan juga

kaca mata hitam untuk melindungi mata dari radiasi cahaya. Namun untuk

kesehatan keluarga pengerajin sudah cukup baik ditandai dengan keadaan

(19)

81

diatur dengan menggunakan septitank sehinga tidak menimbulkan penyakit

lebih lanjut.

4. Kepemilikan transportasi dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam artian

selain digunakan untuk kendaraan pribadi juga digunakan untuk keperluan

pekerjaan baik itu dalam penyaluran hasil produksi alat pertanian kepasaran

dan juga digunakan untuk pembelian bahan baku sehingga ongkos transport

juga dapat ditekan dan hasilnya harga alat pertanian murah dan dapat bersaing

dipasaran. Namun sebanyak lima pengerajin tidak memiliki kendaraan

pribadi yang dapat menunjang pekerjaannya, untuk mengatasi masalah

tersenut pengerajin yang tidak mempunyai kendaraan pribadi memilih untuk

menggunakan alat tranportasi umum yang sudah tersedia namun terdapat

kendala jika menggunakan angkutan umum yaitu ongkos transport yang

mahal, kendala inilah yang mempersulit pengerajin dalam pemasaran hasil

produksi karena harga hasil produksipun sedikit mahal untuk menutupi biaya

transport tersebut.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penulis mengajukan

beberapa rekomendasi diantaranya :

1. Untuk pemerintah daerah diharapkan untuk memberikan bantuan dari segi

modal, pemasaran ataupun alat untuk pengolahan dan pembuatan alat

pertanian karena sekarang ini pengolahan dan pembuatan dilakukan dengan

alat-alat tradisional. Penggunaan alat-alat tradisional ini sangat penyita waktu

pembuatan jika telah diperbaharui dengan alat-alat yang lebih modern

dipercaya akan mempercepat produksi dan juga meningkatkan hasil produksi

alat pertanian.

2. Untuk pemerintah Desa Taraju diharapkan untuk mendirikan koprasi simpan

pinjam untuk pengerajin alat pertanian agar dalam memperoleh modal tidak

terlalu sulit. Karena masalah utama adalah perolehan modal dikala

pemesanan banyak pengerajin alat pertanian tidak bisa menyanggupi

(20)

82

3. Untuk semua pihak yang terkait dengan industri alat pertanian diharapkan

untuk menjaga regenerasi pembuatan alat pertanian karena pembuatan alat

pertanian ini merupakan suatu budaya tersendiri di Desa Taraju. Selain itu

untuk pengerajin alat pertanian diharapkan untuk memperluas jangkauan

pasar agar industri ini tetap berkembang dan dapat dijadikan sebagai

pekerjaan yang menjanjikan dari segi ekonomi.

4. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya meneliti tentang Eksistensi Industri

Alat Pertanian di Desa Taraju Kecamatan Sindangagung Kabupaten

Kuningan, sehingga dapat ditarik kesimpulan serta dapat menjadi bahan

(21)

Yoga Hepta Gumilar, 2014

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduracmat, Idris, Maryani E. (1998). Geografi Ekonomi. Bandung: Jurusan

Pendidikan Geografi, FPIPS IKIP Bandung

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuningan. (2012). Kuningan Dalam Angka.

Kuningan: BPS

Bintarto, R 1977. Suatu pengantar geografi desa. Yogyakarta: UP spring.

Daldjoeni, N (1997). Geografi Baru Organisasi Keruangan dalam Teori dan

Praktek. Bandung: Alumni

Heriyadi, Aditya. 2008. Analisis Industri Logam Di Desa Cibatu Kecamatan

Cisaat Kabupaten Sukabumi. Bandung. Jurusan Pendidikan Geografi UPI Bandung.

Mantra, Ida Bagoes. (2009). Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Muliawan, Unggul Jasa (2008). Manajemen Home Industry. Yogyakarta: Bayu

media

Murtianingsih. (2010). Kehidupan Sosial Ekonomi Transmigran Lokal Di

Kecamatan Cikadu Kabupaten Cianjur. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Primiana, Ina (2009). Menggerakan Sektor Riil UKM dan Industri. Bandung :

Alfabeta

Profil Desa Taraju (2007). Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten

Kuningan

Profil Desa Taraju (2011). Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten

Kuningan

Raharjo, Dawam. M (1986). Transfortasi Pertanian Industri dan Kesempatan

Kerja. Jakarta : UI Press

(22)

Yoga Hepta Gumilar, 2014

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salim, Abbas (2003). Manajemen Transportasi. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Silalahi,U. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Reflika Aditama

Sugiono.(2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta

Sumaatmaja, Nursid (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis

Keruangan. Bandung: Alumni

Surakhmad, Winarno. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar. Bandung:Alumni

Suratiyah, K. (1991). Industri Kecil dan Rumah Tangga (Pengertian, Definisi, dan

Contohnya). UGM. Yogyakarta.

Tambunan, Tulus. (1999). Perkembangan Industri Skala Kecil di Indonesia.

Jakarta: Salemba Empat.

Tambunan, Tulus. (2009). UMKM di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia

Tika, M Pambudu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi Aksara

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33

Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian

Undang-Undang RI No 11 tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Yumiati, Uum (2009) Strategi Pengembangan Usaha Bawang Merah Goreng PO

Mekar Wangi Desa Taraju Kecamatan Sindangagung Kabupaten Kuningan. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB : Tidak diterbitkan

Sumber Internet :

Badan Pusat Statistika (2010) Statistik Kesejahteraan Rakyat . Tersedia :

bps.go.id

Dinas Pertanian Jawabarat. (2012). [Online]. Tersedia :

(23)

Yoga Hepta Gumilar, 2014

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sabira, Rara . (2013). Teori Lokasi Industri Weber. [Online]. Tersedia :

Gambar

Gambar 3.1 Peta Persebaran Pengrajin Alat
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Skor

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengrajin Kuningan Desa Cindogo Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh curah jam

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) didasarkan pada beberapa kriteria isik dan kriteria sosial ekonomi. Kriteria aspek sosial ekonomi dijadikan sebagai

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat simpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Desa Tateli Dua Kecamatan Mandolang sudah cukup baik, ini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Kondisi sosial-ekonomi masyarakat sebelum adanya kampus, 2) Kondisi sosial-ekonomi masyarakat sesudah adanya kampus,

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) didasarkan pada beberapa kriteria fisik dan kriteria sosial ekonomi. Kriteria aspek sosial ekonomi dijadikan