Tri Utami Dewi, 2014
ANALISIS KORELASI KUALITAS PELAYANAN KLUB OLAHRAGA DENGAN KEPUASAN ATLET Studi Deskriptif Terhadap Atlet Bulutangkis di PB. Mutiara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ANALISIS KORELASI KUALITAS PELAYANAN KLUB OLAHRAGA DENGAN KEPUASAN ATLET
Studi Deskriptif Terhadap Atlet Bulutangkis di PB. Mutiara Bandung
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh :
Tri Utami Dewi 1002949
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULATAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Tri Utami Dewi, 2014
ANALISIS KORELASI KUALITAS PELAYANAN KLUB OLAHRAGA DENGAN KEPUASAN ATLET Studi Deskriptif Terhadap Atlet Bulutangkis di PB. Mutiara Bandung
ANALISIS KORELASI KUALITAS PELAYANAN KLUB OLAHRAGA DENGAN KEPUASAN ATLET
(Studi Deskriptif Terhadap Atlet Bulutangkis di PB. Mutiara Bandung)
Oleh :
Tri Utami Dewi
Sebuah Skripsi Yang Diaukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Pendidikan Olahraga Dan
Kesehatan
© Tri Utami Dewi 2014
UPI
Oktober 2014
Hak Cipta Di Lindungi Undang – Undang
Tri Utami Dewi, 2014
ANALISIS KORELASI KUALITAS PELAYANAN KLUB OLAHRAGA DENGAN KEPUASAN ATLET Studi Deskriptif Terhadap Atlet Bulutangkis di PB. Mutiara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TRI UTAMI DEWI
ANALISIS KORELASI KUALITAS PELAYANAN KLUB OLAHRAGA DENGAN KEPUASAN ATLET
(Studi Deskriptf terhadap Atlet di PB. Mutiara Bandung)
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Dra. Yati Ruhayati, M.Pd. NIP. 196311-7 198803 2 002
Pembimbing II
Nur Indri Rahayu, S.Pd.,M.Ed. NIP. 197508102001121001
Mengetahui,
Ketua Program Studi IlmuKeolahragaan FPOK UPI
Tri Utami Dewi, 2014
ANALISIS KORELASI KUALITAS PELAYANAN KLUB OLAHRAGA DENGAN KEPUASAN ATLET Studi Deskriptif Terhadap Atlet Bulutangkis di PB. Mutiara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Peneltian ... 4
D. Manfaat Peneltian ... 4
E. Struktur Organisasi ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU DAN HIPOTESIS ... 7
A. Kajian Pustaka ... 7
1. Kualitas Pelayanan ... 7
a. Pengertian Kualitas Pelayanan ... 7
b. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan ... 7
c. Strategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan ... 8
d. Dimensi Kualitas Pelayanan ... 10
2. Kepuasan Atlet ... 12
a. Pengertian Kepuasan Atlet ... 12
b. Aspek Kepuasan Atlet ... 14
c. Metode Pengukuran Kepuasan Atlet ... 14
d. Strategi Peningkatan Kepuasan Atlet ... 16
B. Penelitian Terdahulu ... 17
C. Hipotesis Penelitian ... 19
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
A. Desain Peneltian ... 20
Tri Utami Dewi, 2014
ANALISIS KORELASI KUALITAS PELAYANAN KLUB OLAHRAGA DENGAN KEPUASAN ATLET Studi Deskriptif Terhadap Atlet Bulutangkis di PB. Mutiara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
[Type text]
C. Populasi Dan Sampel ... 22
D. Pengumpulan Data ... 22
E. Analisis Data ... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32
A. Hasil Penelitian ... 32
1. Gambaran Umum Karakteristik Responden ... 32
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 32
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 33
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ... 33
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bergabung ... 34
2. Hasil Pengujian Penelitian ... 34
a. Gambaran Kualitas Pelayanan di PB Mutiara ... 34
b. Gambaran Kepuasan Alet Terhadap Kualitas Pelayanan ... 35
c. Uji Normalitas ... 36
d. Norma Kriteria Kualitas Pelayanan ... 37
e. Norma Kriteria Kepuasan Atlet ... 37
f. Uji Linieritas ... 37
g. Uji Korelasi ... 38
h. Analisis Determinasi ... 39
i. Analisis Tambahan ... 39
B. Pembahasan Hasil Penelitian... 42
1. Gambaran Kualitas Pelayanan PB. Mutiara ... 42
2. Gambaran Kepuasan Atlet PB. Mutiara ... 44
3. Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan Kepuasan Atlet ... 45
BAB III PENUTUP ... 47
A. Kesimpulan ... 47
B. Rekomendasi ... ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 49
LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 51
RIWAYAT HIDUP ... 99
Tri Utami Dewi, 2014
ANALISIS KORELASI KUALITAS PELAYANAN KLUB OLAHRAGA DENGAN KEPUASAN ATLET Studi Deskriptif Terhadap Atlet Bulutangkis di PB. Mutiara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Analisis Korelasi Kualitas Pelayanan Klub Olahraga Dengan Kepuasan Atlet (Studi Deskriptif Terhadap Atlet Bulutangkis di PB. Mutiara Bandung)
Tri Utami Dewi 1002949
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh asumsi mengenai kualitas pelayanan di Klub Bulutangkis Indonesia yang diabaikan sehingga para atlet tidak puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik korelasional yang bertujuan, (1) untuk mengetahui gambaran kualitas pelayanan di PB. Mutiara Bandung, (2) untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan atlet terhadap kualitas pelayanan PB. Mutiara Bandung, dan (3) untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan atlet. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berjumlah 60 orang. Instrumen yang dalam penelitian ini menggunakan angket kualitas pelayanan dan angket kepuasan atlet. Hasil penelitian menunjukan, (1) gambaran kualitas pelayanan PB. Mutiara 25 orang responden (41,7%) menyatakan kualitas pelayanan PB. Mutiara Bandung cukup baik, (2) gambaran kepuasan atlet terhadap kualitas pelayanan PB. Mutiara Bandung 30 orang responden (50%) menyatakan cukup puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan, dan (3) terdapat hubungan yang tinggi dan siignifkan antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan atlet dengan nilai korelasi sebesar 0,641. Dari hasil penelitian ini peneliti memberikan saran agar para klub bulutangkis, untuk lebih memperhatikan kualitas pelayanan yang dibeirkan kepada atlet dari segi tangible, realbility, responsiveness, assurance, dan emphaty agar para atlet merasa puas.
Tri Utami Dewi, 2014
ANALISIS KORELASI KUALITAS PELAYANAN KLUB OLAHRAGA DENGAN KEPUASAN ATLET Studi Deskriptif Terhadap Atlet Bulutangkis di PB. Mutiara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
CORRELATION ANALYSIS OF SERVICE QUALITY SPORT WITH ATHLETE’S SATISFACTION
(Study Descriptif to Badminton Athletes of PB. Mutiara Bandung) Tri Utami Dewi
1002949
This study was motivated by assumption about service quality in Indonesia Badminton Club which disregard so that athletes dissatisfaction about quality of service provided. The methodology used was correlational descriptive method which aims: (1) to describe the quality of service, (2) to describe satisfaction level of athletes, (3) to determine whether there was relationship of quality of service toward athlete’s satisfaction. Sample in this study used was 60 athletes. The instruments were quality of service and athlete’s satisfaction questionnaire. The results showed that: (1) describe of quality of service from PB. Mutiara Bandung with 25 respondents was 41.7%, its mean quality of service in PB. Mutiara Bandung was passably, (2) describe of athlete’s satisfaction toward quality of service with 30 respondents was 50%, its mean the respondents are quite satisfied about quality of service provided, and (3) there was high correlation and significant between quality of service toward athlete’s satisfaction with correlation 0.641. From the results of this study, researcher suggested to badminton clubs, to give more attention about quality of service provided for athletes in terms of tangible, realbility, responsiveness, assurance, and emphaty for athletes to feel satisfied.
Tri Utami Dewi, 2014
ANALISIS KORELASI KUALITAS PELAYANAN KLUB OLAHRAGA DENGAN KEPUASAN ATLET Studi Deskriptif Terhadap Atlet Bulutangkis di PB. Mutiara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini perkembangan bulutangkis di Indonesia mulai
mengalami kemajuan, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya orang
yang melakukan olahraga bulutangkis di dalam kehidupannya. Karena
mereka sadar dengan berolahraga kondisi tubuh dapat dijaga dan
dipelihara secara optimal. Banyak sekali sekarang klub-klub bulutangkis
bermunculan dari mulai klub besar ataupun kecil terutama di kota bandung
ini, namun klub-klub tersebut hanya mendirikan klub tetapi mereka tidak
memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada para atletnya. Sehingga
tidak banyak klub tersebut mengalami situasi terburuknya yaitu
pembubaran klub, karena kualitas pelayanan yang buruk dan tak
tercapainya rasa kepuasaan atlet terhadap klub tersebut.
Seiring dengan banyaknya klub-klub bulutangkis yang
bermunculan, maka semakin meningkat pula persangian dalam dunia klub
perbulutangkisan ini. Para klub bulutangkis akan bersaing untuk menarik
para atlet agar bisa masuk ke klub tersebut dan akan mempertahankan atlet
tersebut dengan menyediakan fasilitas dan sarana prasarana yang bagus
dari segi tempat latihan, asrama yang nyaman maka dan pelatih yang
profesional agar dapat menunjang kepuasaan atlet sehingga atle t tersebut
merasa nyaman dan betah berada dalam k lub bulutangkis itu. Maka klub
-klub bulutangkis harus secara konsisten memberikan kualitas pelayanan
yang baik bahkan semakin baik, maka akan tercipta suatu kepuasa n yang
timbul dari diri atlet pada level kepuasan tertentu bahkan atlet tersebut
akan membantu mengembangkan klub tersebut kepada rekan-rekannya.
Goetsh dan Davis (Tjiptono, 2004, hlm. 51) merumuskan bahwa
2
melebihi harapan”, lalu menurut Kotler (2002, hlm. 83) “definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak ke pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun”. Sehingga definisi kualitas pelayanan
dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan
konsumen (Tjiptono, 2004, hlm. 59).
Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara membandingkan
persepsi para atlet atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima/peroleh
dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan/inginkan terhadap
atribut-atribut pelayanan suatu klub olahraga. Jika jasa yang diterima atau
dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka
kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang
diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan
dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang
diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan
dipersepsikan buruk.
Kotler (2005, hlm. 70) mengemukakan bahwa yang dimaksud
dengan kepuasan adalah “perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang
dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan, jika kinerja
dibawah harapan pelanggan tidak puas, jika kinerja memenuhi harapan
pelanggan puas, namun jika kinerja melebihi harapan, pelanggan akan
amat puas atau senang”. Jadi klub bulutangkis harus mempunyai kinerja
atau kualitas pelayanan yang baik agar para atlet merasa puas berada
diklub tersebut, namun jika kualitas pelayanan atau kinerjanya tidak
memenuhi apa yang diharapkan para atlet pun akan tidak puas terhadap
kualitas pelayanan klub itu.
Dunia perbulutangkisan Indonesia saat ini sedang mengalami
penurunan prestasi karena kualitas pelayanan manajemen PBSI yang
3
dan prestasi atlet tidak tercapai. Hal ini serupa dengan pernyataan Rudy
Hartono di news the Jakarta post dengan memberikan kritik keras untuk
PBSI atas menurunnya prestasi atlet bulutangkis indonesia dikarenakan
kualitas pelayanan manajemen yang buruk terutama dari segi fasilitas
untuk latihan dengan memberikan pola pembinaan atau pelatihan yang
salah untuk para atlet nasional Indonesia.
Menurut Ketua Umum PB PBSI periode 2012 – 2016 yaitu Gita
Wirjawan berpendapat bahwa masalah tentang perbaikan dan tata ulang
manajemen yang saat ini mengalami kurang baik salah satunya pada
sistem manajemennya. Lalu menurut Ricky Subagja mantan atlet
Bulutangkis Nasional Indonesia yang mengharumkan nama Indonesia ikut
terjun langsung memperbaiki sistem manajemen di pelatnas PB PBSI
sebagai Kasubid Humas dan Sosial Media, fokus perbaikannya yaitu
komunikasi atlet, pelatih dan pengurus dengan media jangan sampai atlet
bulutangkis Indonesia mengalami perosotan prestasi karena sering berkutat
dengan social media daripada latihan bulutangkis.
Dari hal tersebut diatas penulis tertarik untuk meneliti suatu
organisasi ataupembinaan bulutangkis yaitu klub bulutangkis PB. Mutiara
yang berlokasi di jalan Babakan Cibeureum No. 55 (belakang Hotel Endah
Parahyangan dekat batas kota) Bandung, 40184 Provinsi Jawa Barat
termotivasi untuk berperan aktif dalam perkembangan olahraga
bulutangkis yang memberikan kualitas pelayanan kepada atlet agar
tercapainya kepuasan atlet yang optimal. Dengan mengetahui keadaan dan
permasalahan Perkumpulan Bulutangkis Mutiara Bandung, baik mengenai
organisasi, pelaksanaan program pembinaan, pembibitan pemain, keadaan
sarana dan prasarana, serta prestasi yang ada. Bagaimanakah PB. Mutiara
Bandung memberikan kualitas pelayanan terhadap atletnya sehingga
tingkat kepuasan yang dirasakan atlet cukup mengalami kepuasan dengan
kondisi atau keadaan yang ada selama ini.
Dari pemaparan di atas saya mengkaji lebih dalam lagi mengenai
4
penulis akan sajikan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis
Korelasi Kualitas Pelayanan Klub Olahraga Dengan Kepuasan Atlet (Studi
Deskriptif Terhadap Atlet Bulutangkis di PB. Mutiara Bandung)”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Sebagaimana uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah
penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran kualitas pelayanan di klub bulutangkis PB.
Mutiara Bandung ?
2. Bagaimana gambaran tingkat kepuasan atlet terhadap kualitas
pelayanan di klub bulutangkis PB. Mutiara Bandung ?
3. Apakah terdapat hubungan antara kualitas pelayanan yang digunakan
dengan tingkat kepuasan atlet pada klub bulutangkis PB. Mutiara
Bandung ?
C. Tujuan penelitian
Mengacu pada rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengungkapkan bagaimana gambaran kualitas pelayanan diterapkan
oleh klub bulutangkis PB. Mutiara Bandung.
2. Mengungkap bagaimana gambaran tingkat kepuasan atlet pada klub
bulutangkis PB. Mutiara Bandung.
3. Mengungkap apakah terdapat hubungan antara kualitas pelayanan yang
digunakan degan kepuasan atlet pada klub bulutangkis PB. Mutiara
Bandung.
D. Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan, maka penelitian
ini di harapkan bermanfaat bagi seluruh mahasiswa UPI terutama
mahasiswa FPOK, Klub bulutangkis PB. Mutiara Bandung, dan
masyarakat yang berkepentingan dalam bidang olahraga bulutangkis.
5
Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai gambaran dan
bahan masukan pengetahuan bagi para klub bulutangkis dalam
melaksanakan kualitas pelayanan dan meningkatkan tingkat kepuasan
atlet.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah untuk memberikan
sumbangan pemikiran dan saran kepada klub bulutangkis yang
bersangkutan, dalam penelitian ini Klub bulutangkis PB. Mutiara
Bandung, untuk lebih mempertimbangkan kuaitas pelayanan yang baik
dan menumbuhkan tingkat kepuasan atlet pada klub bulutangkis.
E. Struktur Organisasi Skripsi
1. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Rumusan Masalah Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Struktur Organisasi Skripsi
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
1. Kualitas Pelayanan
a. Pengertian Kualitas Pelayanan
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harapan Pelanggan
c. Strategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan
d. Dimensi Kualitas Pelayanan
2. Kepuasan Pelanggan
a. Pengertian Kepuasan Konsumen
b. Aspek-Aspek Kepuasan Konsumen
c. Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan
d. Strategi Peningkatan Kepuasan Pelanggan
6
7
3. BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Pengumpulan Data
E. Analisis Data
4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan Hasil Penelitian
5. BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Tri Utami Dewi, 2014
ANALISIS KORELASI KUALITAS PELAYANAN KLUB OLAHRAGA DENGAN KEPUASAN ATLET Studi Deskriptif Terhadap Atlet Bulutangkis di PB. Mutiara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian menurut Sugiono (2009, hlm. 42) adalah Sebagai
pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti
yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang
perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk menentukan
hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan analisis statistik yang akan
digunakan. Adapun desain penelitian ini adalah :
Keterangang :
r = Hubungan
X = Variabel Kualiatas Pelayanan
Y = Variabel Kepuasaan Atlet
Langkah – langkah dalam melakukan penelitian ini adalah :
POPULASI
SAMPEL ANGKET
PENGUMPULAN DATA
PENGELOLAAN DATA DAN ANALI SI S DATA
SI MPULAN DAN REKOMENDASI
X Y
r
Gambar 3.1 Desain Penelitian
21
Dalam suattu penelitian diperlukan suatu metode penelitian.
Penggunaan metode dalam suatu penelitian disesuaikan dengan masalah
serta tujuan penelitian tersebut. Metode adalah suatu cara yang digunakan
untuk mencapai tujuan. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 2) metode
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan
pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional
berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk
akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti
cara-cara yang dilakukan itu dapat di amati oleh indera manusia, sehingga
orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif korelasional, yang dimaksud metode deskriptif adalah “metode
yang berfumgsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap
objek yang diteliti melalui data atau sampelyang telah terkumpul
sebagaimana adanya” (Sugiyono, 2009, hlm. 29). Lalu Fraenkel dan Wallen (2008, hlm. 331) menjelaskan bahwa, “Penelitian korelasional
adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan
antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi
variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel”.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan pe nulis, yaitu
untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan kualitas pelayanan, dan
tingkat kepuasan atlet.
B. Partisipan Dan Tempat Penelitian 1. Partisipan
Dalam penelitian ini partisipan yang terlibat sebanyak 60 atlet PB.
22
yang berumur 11 tahun – 21 tahun, mereka berpendidikan terakhir SD,
SMP, dan SMA. Dari 60 orang atlet yang berada d PB. Mutiara ada yang
baru bergabung selama 3 minggu hingga 7 tahun.
2. Tempat Penelitian
Latar penelitian dilakukan dipusat pembinaan bulutangkis Mutiara
yang berlokasi di Jalan Babakan Cibeureum No. 55 (belakang Hotel Endah
Parahyangan dekat batas kota) Bandung, 40184, Telp : (022) 70773761
provinsi Jawa Barat- Indonesia.
C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi
Sugiono (2009, hlm. 80) mengemukakan, bahwa populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah Atlet PB.Mutiara Bandung yaitu yang berjumlah
60 orang.
2. Sampel
Dalam mempermudah pengumpulan data di penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan total sampling, total sampling
adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
dengan populasi (Sugiyono, 2007, hlm. 124), karena jumlah populasi
yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian
semuanya.
D. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tek nik pengumpulan data
berupa angket kualitas pelayanan dan angket kepuasan. Langkah pertama
yang dilakukan adalah membagikan kuesioner angket kepada seluruh
sampel. Kemudian peneliti menginstruksikan dan menjelaskan kepada
sampel cara pengisian kuesioner angket kualitas pelayanan dan angket
23
Alternatif jawaban dalam penelitian angket ini tentang kualitas
pelayanan dan kepuasan atlet, penulis menggunakan rating scale. Pendapat
Sugiono (2009, hlm. 93) mengemukakan bahwa skala rating scale ialah
data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam
pengertian kualtatif, dalam skala model rating scale, responden tidak akan
menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang disediakan, tetapi
menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh
karena itu rating scale ini lebih flexibel, tidak terbatas untuk pengukuran
sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena
lainnya, sepert skala untuk mengukur status sosial ekonomi dll.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan alternatif jawaban untuk
angket kualitas pelayanan dan kepuasan atlet yaitu 1-2-3-4-5-6, jika
responden menyatakan sangat sesuai dengan apa yang ada di butir-butir
pertanyaan angket kualitas pelayanan dan kepuasan maka responden
memiih angka 6, lalu jika sebaliknya responden menyatakan tidak sesuai
dengan butir pertanyaan maka responden memilih angka yang paling
rendah yaitu 1.
2. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2009, hlm. 102) menuliskan dalam bukunya bahwa
meneliti itu melakukan suatu pengukuran terhadap fenomena sosial
maupun alam, maka harus ada alat ukur yang baik. Jadi instrumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati, dalam penelitian ini menggunakan dua (2)
angket yaitu angket kualitas pelayanan dan angket kepuasan atlet.
a) Instrument untuk mengukur gambaran kualitas pelayanan
Menurut Wyckof (Tjiptono, 2004, hlm. 59) kualitas jasa/
pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dari
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi
keinginan pelanggan, selanjutnya Zeithami, Parasuraman dan Berry
(Tjiptono, 2004, hlm. 70) terdapat lima dimensi pokok yang berkaitan
dengan kualitas pelayanan yang dikenal dengan teori Servqual Service
24
1) Tangibles (bukti langsung) artinya fasilitas fisik, perlengkapan
dan sarana latihan.
2) Reliability (keandalan) adalah kemampuan memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan
memuaskan.
3) Responsiveness (daya tanggap) keinginan para pegawai untuk
membantu para atlet dan memberikan pelayanan yang tanggap
atau tepat.
4) Assurance (jaminan) adalah kemampuan pengetahuan,
kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para pelatih
dan pegawai untuk dapat menimbulkan kepercayaan dan
keyakinan.
5) Empathy (empati) adalah kemudahan dalam melakukan
hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan
memahami kebutuhan para atlet.
Instrumen penelitian ini memakai teknik pengambilan data
dengan cara kuesioner (angket) skala yang digunakan dalam instrumen
ini menggunakan rating scale dengan skor penilaian 1-2-3-4-5-6.
TABEL 3.1
Kisi-kisi angket kualitas pelayanan bagi atlet PB. Mutiara Bandung
No Variabel Indikator Subkomponen No Soal
1 KUALITAS PELAYANAN
Tangible
Fasilitas PB. Mutiara
1,2,3
Perlengkapan 4
Sarana PB. Mutiara
5
Reliability
Kehandalan pelatih
6,7,8
Pegawai 9,10
Responsiveness Sikap tanggap 11,12,13,14,15
Assurance Perilaku terhadap
atlet
25
b) Instrumen untuk mengukur tingkat kepuasan atlet
Menurut pakar pemasaran Kotler bahwa kepuasan adalah
tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau
hasil) yang ia rasakan dibandingkan denga n harapannya (Tjiptono,
2004, hlm. 147). Menurut Kotler mengemukakan tentang aspek –
aspek kepuasan konsumen (Harun, 2012, hlm. 5), meliputi :
1) Expectation (harapan)
Hal yang mempengaruhi kepuasan atlet diawali pada tahap
sebelum memilih klub olahraga, yaitu ketika atlet menyusun
harapan tentang apa yang akan diterima dari kualitas jasa.
2) Perfomance (kinerja)
Selama kegiatan konsumsi, konsumen merasakan kinerja dan
manfaat dari produk/jasa secara aktual dilihat dari dimensi
kepentingan atlet.
3) Comparisme (perbandingan)
Setelah mengkonsumsi, baik harapan sebelum memilih klub
olahraga dan persepsi kinerja actual dibandingkan oleh atlet.
4) Confirmation atau Disconfirmation (penegasan)
Penegasan dari harapan atlet, apakah harapan pra- memilih klub
olahraga dengan persepsi memilih klub olahraga sama atau tidak.
5) Discrepancy (ketidak-sesuaian)
Jika tingkat kinerja tidak sama, pengakuan ketidak-samaan
menentukan perbedaan satu sama lain. Diskonfirmasi yang
negatif menentukan kinerja yang actual ada dibawah tingkat
harapan maka semakin besar ketidak-puasan atlet.
Instrumen penelitian ini memakai teknik pengambilan data
dengan cara kuesioner (angket) skala yang digunakan dalam instrumen
ini menggunakan rating scale dengan skor penilaian 1-2-3-4-5-6.
Empathy
Pemahaman terhadap kepentingan atlet
26
TABEL 3.2
Kisi-kisi angket tingkat kepuasan atlet terhadap atlet PB. Mutiara Bandung
No Variabel Indikator Subkomponen Pernyataan
1
TINGKAT KEPUASAN
ATLET
Expectation Harapan atlet di
PB.Mutiara
1,2,3,4,5
Performance Kinerja PB.
Mutiara
6,7,8,9,10
Comparisme
Perbandingan
setelah
menkonsumsi
kinerja PB.
Mutiara
11,12,13,14,15
Confirmation
and
Disconfirmation
Penegasan dari
harapan atlet
16,17,18,19,20
Discrepancy Ketidaksesuaian atas kinerja PB.
Mutiara
21,22,23,24,25
E. Analisis Data 1. Uji Validitas
Pendapat Riduwan dan Sunarto (2013 hlm. 348) mengemukakan
bahwa validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat
kevalidatan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang
valid mempunyai validitias tinggi dan sebaliknya bila tingkat validitas
rendah maka instrumen tersebut kurang valid. Instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur/diinginkan.
Hasil perhitungan uji validitas bisa di lihat pada tabel 3.3 dan tabel 3.4
27
Tabel 3.3
Hasil penghitungan uji validitas varabel X (Kualitas Pelayanan) No Pertanyaan Corrected Item-Total Correlation Keterangan
1 .675 Valid
2 .634 Valid
3 .569 Valid
4 .763 Valid
5 .805 Valid
6 .853 Valid
7 .861 Valid
8 .852 Valid
9 .660 Valid
10 .856 Valid
11 .793 Valid
12 .821 Valid
13 .764 Valid
14 .440 Valid
15 .780 Valid
16 .880 Valid
17 .549 Valid
18 .749 Valid
19 .658 Valid
20 .785 Valid
21 .864 Valid
22 .810 Valid
23 .836 Valid
24 .689 Valid
25 .812 Valid
Tabel 3.4
Hasil perhitungan uji validitas variabel Y (Kepuasan Atlet)
No Pertanyaan Corrected Item-Total Correlation Keterangan
1 .228 Valid
2 .385 Valid
28
4 .789 Valid
5 .775 Valid
6 .667 Valid
7 .644 Valid
8 .629 Valid
9 .715 Valid
10 .698 Valid
11 .629 Valid
12 .641 Valid
13 .535 Valid
14 .552 Valid
15 .845 Valid
16 .690 Valid
17 .551 Valid
18 .651 Valid
19 .712 Valid
20 .651 Valid
21 .367 Valid
22 .375 Valid
23 .292 Valid
24 .229 Valid
25 .403 Valid
Perhitungan uji validitas daam penelitian ini dengan menggunakan
program SPSS 17, untuk menyatakan bahwa butir vald atau tidak valid
dgunakan patkan 0,2 dan dibandingkan dengan angka-angka yang ada
pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Bila angka korelasi yang
terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation berada di bawah
0,2 atau bertanda negatif (-), maka dinyatakan tidak valid (gugur),
sebaliknya bila angka korelasinya di atas 0,2 maka dinyatakan valid
menurut Prof. Dali S. Naga yang dikutip (dalam Suherman dan Rahayu,
2014, hlm. 160) valid atau tdaknya butir soal adalah sama dengan fungsi
yang ditanyakan oleh daya beda butir. Penggunaan patokan 0,2 untuk
menyatakan bahwa butir telah valid dapat dilihat pada beberapa rujukan
kriteria empirik berikut yang telah dirangkum :
Crockerand Algina (1986, hlm. 324) : piA = 0,2
29
Aiken (1994, hlm. 65) : piA = 0,2
Mehrens and Lehmans (1991, hlm. 167) : piA = 0,2
Hennings (1987, hlm. 53) : piA = 0,25
1. Reliabilitas
Pendapat Riduwan dan Sunarto (2011, hlm. 348) mengemukakan
bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Re liabel artinya
dapat dipercaya juga dapat diandalkan, sehingga beberapa kali
pengulangan hasilnya tetap sama.
Hasil perhitungan uji reliabilitas untuk variabel X dan variabel Y
disajikan dalam bentuk tabel 3.5 dan tabel 3.6 dibawah ini:
Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Variabel X (Kualitas Pelayanan)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.971 25
Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Variabel Y (Kepuasan atlet)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.924 25
Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan program SPSS 17. Menurut Sekaran (2006, hlm. 182)
30
instrumen alat ukur memiliki nilai Cronbach Alpha < 0,7 maka alat ukur
tersebut tidak reliabel”.
Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai untuk variabel X dan
digambarkan pada tabel 3.5 yaitu 0,971 yang berarti > 0,7 , sedangkan
variabel Y digambarkan pada tabel 3.6 yaitu 0,924, yang berarti
keduanya memiliki derajat reliabilitas tinggi.
2. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi pearson
dengan derajat kepercayaan 0,05. Ana lisis penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel bebas atau variabel
independen (kualitas pelayanan) dengan satu variabel terikat atau
dependen (kepuasan atlet), dimana analisis diolah dengan
menggunakan program Statistical Product For Social Science (SPPS
versi 17). Adapun langkah- langkahnya adalah :
1. Melalukan tes angket kualitas pelayanan PB. Mutiara kepada
sampel
2. Melakukan tes angket kepuasan atlet kepada sampel
3. Mengumpulkan data hasil tes
4. Input data dari skor tersebut pada program komputer Microsoft
Excel 2010
Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis, dengan tujuan
dapat memperoleh kesimpulan penelitian. Dalam pelaksanaannya
pengolahan data dilakukan melalui dua tahapan, yaitu uji asumsi statistk
dan uji hipotesis.
1. Uji Asumsi Statistik
Uji asumsi statistik merupakan tahapan pengoahan data melalui
rumus-rumus statistik, dengan tujuan akhirnya menjawab
rumusan peneitian. Dalam tahapannya, uji asumsi statistik
31
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakaha
data berada pada taraf distribusi norma atau tidak menguji
normalitas data dari setiap data. Uji normaitas data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji
Shapiro-Wilk dengan asumsi kelompok sampel termasuk ke dalam
sampel besar atau diatas 30. Format pengujiannya dengan
membandingkan nilai probabilitas (p) atau signfikansi (Sig.)
dengan derajat kebebasan (dk) α = 0,05, uji
kebermaknaannya adalah sebagai berikut :
1) Jika nilai Sig Atau P-value > 0,05 maka data dinyatakan
normal
2) Jika nilai Sig. Atau P-value < 0,05 maka data dinyatakan
tidak normal
b. Uji Korelasi
Uji korelasi dilakukan untuk menguji hipotesis hubungan
antar variabel. Dalam hal ini menggunaan korelasi
bivariate/ product moment pearson. Uji kebermaknaannya
adalah sebagai berikut :
1) Jika nilai Sig Atau P-value > 0,05 maka dinyatakan tidak
terdapat hubungan.
2) Jika nilai Sig. Atau P-value < 0,05 maka dinyatakan
terdapat hubungan
2. Uji Determinasi
Uji determinasi dengan bantuan SPSS versi 17 yang
digunakan untuk mencari berapa besar hubungan antara kedua
Tri Utami Dewi, 2014
ANALISIS KORELASI KUALITAS PELAYANAN KLUB OLAHRAGA DENGAN KEPUASAN ATLET Studi Deskriptif Terhadap Atlet Bulutangkis di PB. Mutiara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan
1. Gambaran kualitas pelayanan di PB. Mutara Bandung ditunjukkan dari
hasil penelitian meliputi kuesioner tentang kualitas pelayanan di PB.
Mutiara Bandung dari segi tangible, realibility, responsiveness, asurance,
dan emphaty secara keseluruhan 25 responden (41,7%) berada pada
kriteria cukup baik .
2. Gambaran kepuasan atlet terhadap kualitas pelayanan PB. Mutiara
Bandung ditunjukkan dari hasil penelitian meliputi kuesioner tentang
kepusan atllet terhadap kualitas pelayanan PB. Mutiara Bandung secara
keseluruhan 30 responden (50%) berada pada kriteria cukup puas.
3. Terdapat hubungan kualitas pelayanan dengan kepuasan atlet di Klub PB.
Mutiara Bandung yaitu terdapat hubungan positif dan signifikan yang
tinggi (41,1%) dan sisanya dipengaruhi faktor lain.
B. Rekomendasi
1. PB. Mutira Bandung diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan
seperti memperbaiki menu makanan yang bergizi dan sehat untuk para
atlet, staf/pegawai yang cepat dalam menangani segala kerusakan faslitas
(mesin cuci yang rusak, lampu mati dll) di PB. Mutiara, dan memberikan
jaminan penanganan (terutama tim massage atlet) jika terjadinya cedera
pada saat latihan atau pada saat bertanding. Dengan melakukan
peningkatan dan perbaikan dalam kualitas pelayana n, PB. Mutiara dapat
terhindar dari masalah buruknya kualitas pelayanan yang akan
mengakibatkan pembubaran klub.
2. Peneliti berharap kepada lembaga FPOK, agar dapat bekerja sama dengan
klub – klub bulutangkis di seluruh indonesia. Khusunya di kota bandung
yang belum berkembang menjadi klub yang mengutamakan kualitas
48
kualitas pelayanan terhadap kepuasan atlet di klub – klub bulutangkis agar
lebih banyak lagi klub bulutangkis yang berkembang b esar seperti PB.
Mutiara Bandung. Diharapkan, dapat meningkatkan kualitas pelayanan di
klub – klub bulutangkis agar memberikan kepuasan bagi atletnya.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih mendalam
berhubungan dengan penelitian ini dan dapat melakukan penelitian
tentang hubungan kualitas pelayanan klub olahraga dan kepuasan dengan
49
Tri Utami Dewi, 2014
ANALISIS KORELASI KUALITAS PELAYANAN KLUB OLAHRAGA DENGAN KEPUASAN ATLET Studi Deskriptif Terhadap Atlet Bulutangkis di PB. Mutiara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Adang Suherman dan Nur Indri R. (2014). Statistika untuk Ilmu Keolahragaan.
Bandung: Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Indonesia
Dibyantoro dan Nani. (2012). Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan
Pelanggan CV. Hapsari Palembang. Jurnal. Politenik Negeri Sriwijaya
Palembang: tidak diterbitkan
Dimas. (2013). Gita Wirjawan fokus pembenahan Manajemen PBSI. [Online].
Diakses dari www.ayogitabisa.com/berita-gita/gita-wirjawan-
fous-ke-pembenahan- manajemen-pbsi.html
Fraenkel J dan Wallen N. (2008). How To Design And Evaluate Research In
Education. New York:Mcgraw-Hill Higher Eduation
Harun, Haerul. (2012). Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Dengan Kepuasan
Konsumen Pada Mahasiswa Pengguna Game Pointblank. Jurnal. Fakultas
Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta: tidak diterbitkan.
Tjiptono, Fandy. (2002). Prinsip – Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
Tjiptono, Fandy. (2004). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Kotler, Philip. (2000). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Prehallindo.
Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran, Analisa Perencanaan,
Implementasi dan control Edisi kesembilan Jilid 1 dan Jilid 2. Jakarta:
Prehalindo, Alih Bahasa oleh Hendra Teguh S.E.,A.K., dan Ronny A, S.E.
Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran Edisi Kesembilan Jilid 1.Jakarta:
PT. INDEKS Kelompok Gramedia, Alih Bahasa oleh Benyamin Molan,
dan Bambang Sarwiji.
Nurhasan dan Cholis D.H. (2007). Modul Tes Pengukuran Olahraga. Bandung:
50
Tri Utami Dewi, 2014
ANALISIS KORELASI KUALITAS PELAYANAN KLUB OLAHRAGA DENGAN KEPUASAN ATLET Studi Deskriptif Terhadap Atlet Bulutangkis di PB. Mutiara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Prathivi, Niken. (2012). Winning Both Cups?‘Dream on!’:Rudy Hartono.
[Online].Diakses dari
www.thejakartapost.com/news/2012/02/21/winning-both-cups-dream-rudy-hartono.htm.
Priyatno, Duwi. (2010). Tekik Mudah dan Cepat MelakukanAnalisis Data
Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media
Riduwan & Sunarto. (2011). Pengantar statistik. Bandung: alfabeta.
Riduwan & Sunarto. (2013). Pengantar statistik. Bandung: alfabeta.
Sekaran Uma. (2006). Metodelogi Penelitian untuk Bisnis. Jilid 1. Edisi 4.
Jakarta: Salemba Empat
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.