• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Tentang Karakteristik Sikap Mental Wirausaha Dalam Bidang Otomotif Pada Mahasiswa DPTM FPTK UPI Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Tentang Karakteristik Sikap Mental Wirausaha Dalam Bidang Otomotif Pada Mahasiswa DPTM FPTK UPI Bandung."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian... 4

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Konsep Sikap Mental Wirausaha ... 6

1. Wirausaha ... 6

a. Motivasi Berprestasi ... 9

b. Orientasi ke Depan ... 11

c. Kepemimpinan Wirausaha ... 12

d. Jaringan Usaha ... 14

e. Responsif dan Kreatif Menghadapi Perubahan... 15

2. Sikap ... 18

B. Karakteristik Wirausaha dalam Bidang Otomotif ... 24

C. Kerangka Pemikiran ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 27

1. Lokasi Penelitian ... 27

C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 31

1. Teknik Pengumpulan Data ... 31

2. Instrumen Penelitian... 32

(2)

1. Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 33

2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 35

E. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A.Deskripsi Data ... 37

B.Pembahasan ... 39

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI ... 43

A.Simpulan ... 43

B.Implikasi ... 43

C.Rekomendasi ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Perhitungan dan Distribusi Sampel Mahasiswa ... 28

3.2. Skala Penilaian Instrumen Sikap Mental Wirausaha ... 33

3.3. Kriteria Kecenderungan ... 35

3.4. Interpretasi Persentase Hasil ... 36

4.1. Data Sikap Mental Wirausaha Mahasiswa ... 37

(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Karakteristik Wirausaha ... 9

2.2. Kerangka Pemikiran ... 26

3.1. Desain Penelitian/Diagram Alur Penelitian ... 30

4.1. Grafik Sikap Mental Wirausaha (Rentan Skor) ... 38

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Masyarakat saat ini masih banyak yang mengalami kesulitan dalam menemukan lapangan pekerjaan, khususnya sarjana yang hanya menjadi pengangguran. Akibatnya pendidikan yang dulunya begitu diagung-agungkan justru terlihat percuma. Banyaknya orang dengan gelar sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan. Sayangnya, persaingan yang begitu ketat dalam seleksi pekerjaan dan banyaknya orang yang bersaing dalam mencari pekerjaan membuat banyak cendekiawan muda yang menjadi pengangguran.

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur karena sempitnya lapangan pekerjaan. Hal ini menunjukkan semakin pentingnya dunia kewirausahaan di dalam perekonomian suatu negara. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh para pengusaha yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja, personalia dan pengawasan. Lapangan kerja yang mampu pemerintah siapkan sangatlah terbatas dan sulit untuk memenuhi seluruh masyarakat di Indonesia dikarenakan hal tersebut. Seperti pendapat pakar ekonomi David McClelland (dalam Kartib dan Yuyus, 2010, hlm. vii) menyatakan bahwa:

Suatu negara dapat dikatakan makmur apabila minimal memiliki jumlah enterpreneur atau wirausahawan sebanyak dua persen dari jumlah populasi penduduknya, karena kewirausahaan memiliki peranan yang strategis dalam menciptakan pelaku bisnis dan perusahaan yang baru serta membuka lapangan kerja.

(7)

2

pihak. Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab 1 Pasal (1), menyatakan:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Indonesia memiliki suatu sistem pendidikan yang sudah diatur sebagai jalur pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat. Terdiri dari berbagai jenis jenjang pendidikan, mulai dari PAUD sampai perguruan tinggi. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia. UPI dengan moto edukatif, leading and outstanding ingin mencetak mahasiswanya bukan hanya menjadi seorang pendidik biasa, tetapi menjadi pendidik yang profesional (tenaga ahli).

UPI memiliki sekian banyak mahasiswa, masing-masing memiliki fakultas dan jurusan. Salah satunya adalah Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK). Sebagian kecil mahasiswa tidak hanya sibuk dengan perkuliahannya saja, diwaktu lain diluar perkuliahan mahasiswa melakukan aktivitas usaha atau berwirausaha kecil-kecilan.

Istilah wirausaha diperkenalkan pertama kali oleh Richard Cantillon, seorang keturunan Irlandia yang tinggal di Perancis pada tahun 1756. Richard Cantillon menyatakan teorinya yang penulis kutip dalam textbook yang berjudul Entrepreneurial Behavior, bahwa:

Entrepreneur was someone prepared to bear uncertainty in engaging in risky arbitrage, buying goods and services at a certain (fixed) price in one market to be sold elsewhere or at another time for uncertain future prices, usually in other market (though, throughout economic history, hoarders or

traders who try to ‘corner’ a market have sought super-profits in the same markets when short supplies send prices rocketing upwards). (Adopted Open Textbook, 2011, hlm. 6).

(8)

3

ekonomi, penimbun atau pedagang yang mencoba untuk “menguasai” pasar telah berusaha meningkatkan besar keuntungan di pasar yang sama ketika kiriman harga pasokan kurang melambung tinggi). Artinya, wirausaha adalah orang yang siap menanggung segala resiko baik secara mental dan finansial dalam menghadapi kompetisi pasar, serta siap menghadapi tantangan yang akan dihadapi dan tidak terprediksi di masa depan.

Harian Kompas, 30 September 2014, menyebutkan bahwa saat ini ada lebih 600.000 lulusan perguruan tinggi di Indonesia menganggur atau tidak bekerja. Sebagian besar mereka atau 420.000 orang dari jenjang pendidikan S1 dan sisanya diploma. Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2014 menyebutkan pengangguran terbuka lulusan universitas di Indonesia berjumlah 398.298 orang atau 4,31% dari total pengangguran terbuka yakni sebanyak 7.147.069 orang. Melihat data tersebut, masalah serius itu harus diperhatikan. Jumlah pengangguran masih banyak walau pada data BPS berkurang. Hal inilah yang menjadi acuan bahwa pentingnya bagi mahasiswa menjadi wirausaha, supaya bisa lebih serius memperdalam ilmu kewirausahaan dan sikap mental dirinya untuk menjadi wirausaha. Masih banyak mahasiswa yang cenderung berkeinginan menjadi seorang pekerja/karyawan di industri.

Mengingat pentingnya kewirausahaan bagi kesejahteraan ekonomi dan sosial mahasiswa tertentu, perlu adanya penelitian untuk mengidentifikasi sikap mental mahasiswa DPTM FPTK UPI Bandung khususnya mahasiswa prodi otomotif untuk menjadi wirausaha. Sikap mental wirausaha mahasiswa diharapkan dapat mendorong jiwa mahasiswa untuk lebih memilih berwirausaha sebagai profesinya dalam menunjang kebutuhan ekonomi pribadinya maupun masyarakat sekitarnya. Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “STUDI TENTANG KARAKTERISTIK SIKAP

MENTAL WIRAUSAHA DALAM BIDANG OTOMOTIF PADA

MAHASISWA DPTM FPTK UPI BANDUNG”.

B. Perumusan Masalah

(9)

4

adalah mengenai; bagaimana gambaran tentang karakteristik sikap mental wirausaha pada mahasiswa DPTM FPTK UPI Bandung dalam bidang otomotif?

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan yang ditinjau tidak terlalu luas, sesuai dengan maksud dan tujuan, serta dapat menjawab perumusan masalah, maka perlu adanya pembatasan masalah yang menjadi ruang lingkup penelitian. Penelitian ini dibatasi pada:

1. Ruang lingkup penelitian yaitu mahasiswa DPTM FPTK UPI Bandung angkatan 2010 sampai dengan angkatan 2013.

2. Aspek sikap mental wirausaha dibatasi pada pribadi mahasiswa yang berbuah tindakan yang tercermin pada indikator-indikator sikap mental berwirausaha.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah arah dari suatu penelitian. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik sikap mental wirausaha pada mahasiswa DPTM FPTK UPI Bandung dalam bidang otomotif.

E. Manfaat/Signifikasi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk beberapa pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat-manfaat tersebut yaitu:

1. Bagi peserta didik (mahasiswa), penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pentingnya menjadi berwirausaha.

2. Bagi pendidik (dosen), penelitian ini diharapkan dapat semakin meningkatkan kesadaran juga motivasi bagi pendidik untuk mendorong dan mengarahkan mahasiswa DPTM FPTK UPI Bandung khususnya pada prodi otomotif untuk tidak hanya menjadi seorang pendidik atau pekerja industri, namun juga menjadi wirausaha.

(10)

5

di lapangan, menambah wawasan peneliti dalam mempelajari dunia wirausaha.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi memuat sistematika penulisan. Sistematika penulisan merupakan urutan penyusunan materi dalam penulisan skripsi agar susunannya lebih teratur. Adapun sistematika penulisan penelitian ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi tentang teori-teori dan pendapat-pendapat para ahli yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, antara lain mengenai wirausaha, sikap dan mental wirausaha, karakteristik wirausaha dalam bidang otomotif, dan kerangka pemikiran.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi tentang subjek dan lokasi penelitian, pendekatan penelitian yang diterapkan, instrumen yang digunakan, tahapan pengumpulan data yang dilakukan, hingga langkah-langkah analisis data yang dijalankan.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang proses penelitian, hasil dari penelitian yang telah dilakukan mengenai studi tentang karakteristik sikap mental wirausaha dalam bidang otomotif pada mahasiswa DPTM FPTK UPI Bandung, dan pembahasan.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

(11)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Departemen Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia (DPTM FPTK UPI) Jalan Dr. Setiabudi No. 207, Bandung.

2. Subjek Penelitian

Nasution (1992, hlm. 32) mengungkapkan bahwa, “subjek penelitian adalah sorotan utama semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa FPTK UPI Bandung, Departemen Pendidikan Teknik Mesin, Prodi Otomotif, Jenjang Pendidikan S1, mulai angkatan 2010 sampai dengan 2013.

3. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2012, hlm. 117). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FPTK UPI Bandung, Departemen Pendidikan Teknik Mesin, Prodi Otomotif, Jenjang Pendidikan S1, mulai angkatan 2010 sampai dengan 2013 yang berjumlah 180 orang mahasiswa.

b. Sampel Penelitian

Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 131) menjelaskan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila

peneliti bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.”

(12)

28

Teknik penentuan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik Random Proportional Sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang tiap unsur pembentuk populasi diberi kesempatan yang sama terpilih menjadi sampel.

Adapun untuk menentukan jumlah sampel, maka digunakan rumus Slovin sebagai berikut:

(Riduwan, 2004, hlm. 65)

Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

Berdasarkan rumus Slovin di atas, maka dalam penelitian ini diperoleh sampel sebagai berikut :

Berdasarkan perhitungan di atas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini adalah 64 orang.

Tabel 3.1

Perhitungan dan Distribusi Sampel Mahasiswa

No. Kelas Jumlah Mahaiswa Proporsi Sampel

1 OTO 2010 37

13

2 OTO 2011 56

20

3 OTO 2012 32

11

4 OTO 2013 55

20

(13)

29

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode dan desain penelitian digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diselidiki sehingga suatu penelitian dapat terarah dan akurat, tentu saja jika metode dan desain penelitian yang dipilih sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Arikunto S. (2006, hlm. 13) mengungkapkan bahwa, “desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan”. Setiap penelitian harus direncanakan, sehingga diperlukan suatu desain penelitian.

1. Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Arikunto S. (2010, hlm. 3) mengatakan bahwa:

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang paling sederhana dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang lain, karena dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek atau wilayah penelitian. Peneliti dalam hal ini hanya memotret apa yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang ditelti, kemudian memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan secara lugas. Melalui metode penelitian deskriptif dapat diperoleh deskripsi mengenai karakteristik sikap mental wirausaha mahasiswa.

2. Desain Penelitian

Moh. Nazir (1988, hlm. 84) mengemukakan bahwa “Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan

penelitian”. Proses yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan rencana awal

(14)

30

Keterangan: Ruang Lingkup Penelitian Alur Penelitian

Gambar 3.1 Desain Penelitian/Diagram Alur Penelitian Start

Instumen Penelitian dan Responden (Mahasiswa DPTM FPTK UPI

Bandung Prodi Otomotif S1)

Pra Penelitian:

-Membagikan kuesioner kepada 30 orang mahasiswa otomotif sebagai sampel.

-Uji validitas dan uji reliabilitas instrument penelitian.

Data valid dan terpenuhi

Temuan dan Pembahasan:

- Menghitung data temuan di lapangan dengan uji kecenderungan, mendapatkan gambaran umum sikap mental wirausaha pada mahasiswa otomotif.

Hasil Temuan:

Mengetahui gambaran sikap mental wirausaha mahasiswa otomotif.

Finish Tidak

Ya

(15)

31

C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam menjawab permasalahan yang sedang diteliti. Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti sehingga diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang relevan dengan tujuan penelitian. Banyak teknik untuk memperoleh data yang diperlukan, masing-masing cara mempunyai tujuan-tujuan tertentu serta kelemahan dan kelebihan masing-masing. Penulis memilih teknik pengumpulan data berupa angket/kuesioner karena dianggap sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti dan jenis data yang diperlukan. N.A. Ametembun, (1985, hlm. 315) mengungkapkan:

Kuesioner atau angket adalah suatu teknik untuk mengumpulkan informasi

tentang sesuatu…sebuah kuesioner atau angket terdiri dari suatu daftar

pertanyaan untuk dijawab oleh sejumlah orang secara tertulis. Pada umumnya kuesioner atau angket dimaksudkan untuk mengetahui pendapat (opinion) atau sikap (attitude) orang-orang tehadap suatu masalah.

Pengambilan data penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada mahasiswa FPTK UPI Bandung, Departemen Pendidikan Teknik Mesin, Prodi Otomotif, Jenjang Pendidikan S1, mulai angkatan 2010 sampai dengan 2013. Item-item pertanyaan angket disusun dalam konstruksi tertutup, artinya alternatif jawabannya sudah disediakan. Respondennya hanya tinggal memilih salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapatnya.

Alasan peneliti menggunakan kuesioner (angket) adalah karena keterbatasan waktu dalam penelitian, responden dapat lebih mudah dan leluasa dalam memberikan jawaban terhadap suatu pernyataan, jawaban dari responden lebih seragam, sehingga hasil angket akan lebih mudah dikelompokkan sesuai masing-masing masalah dan memudahkan dalam pengolahan data.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

a. Menginvetarisir jumlah mahasiswa yang akan menjadi responden.

(16)

32

c. Menyebarkan kuesioner penelitian sesuai dengan waktu yang sudah direncanakan.

d. Mencatat data hasil kuesioner yang sudah diisi responden.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner (angket). Menurut Arikunto S. (2006, hlm. 136) menyatakan bahwa:

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehinga lebih mudah diolah.

Instrumen penelitian ini digunakan sebagai alat bantu dalam melaksanakan penelitian, dalam penyusunan sebuah instrumen diperlukan kisi-kisi instrumen dimana kisi-kisi digunakan untuk menjabarkan konsep yang menjadi pusat perhatian dalam lingkup masalah dan tujuan penelitian ke dalam dimensi-dimensi yang dapat diukur.

Pernyataan yang disusun dalam angket didasarkan pada aspek-aspek yang berhubungan dengan variabel penelitian, yaitu sikap mental wirausaha dalam bidang otomotif pada mahasiswa. Kriteria penilaian kuesioner (angket) dengan menggunakan skala likert dengan menjabarkan variabel menjadi dimensi dimensi dapat dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur sehingga data dijadikan titik tolak dalam pembuatan instrumen berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.

Adapun langkah-langkah dalm menyusun angket adalah sebagai berikut: 1. Menyusun kisi-kisi daftar pernyataan/pertanyaan angket

2. Merumuskan item-item pernyataan/pertanyaan dan alternative jawaban 3. Menetapkan skala pemberian skor untuk setiap item pernyataan. Alat ukur

(17)

33

Tabel 3.2

Skala Penilaian Instrumen Sikap Mental Wirausaha

No Pilihan Jawaban Bobot Nilai

Positif Negatif

D. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dikatakan valid, jika instrumen tersebut mampu mengukur apa yang diukur serta dapat mengungkap data dari variabel secara tepat. Menurut Arikunto S. (2006, hlm. 168) mengemukakan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.

Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”. Mengetahui validitas item dari suatu soal dapat menggunakan kolerasi product momen person, sebagai berikut:

√{ ∑ ∑ ∑ ∑ } { ∑ }

(Sugiyono, 2012, hlm. 255)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi tiap butir

xi = Skor tiap item soal yi = Skor total seluruh item n = Jumlah responden

Harga koefisien korelasi (rxy) diperoleh, dilanjutkan dengan

mensubstitusikan ke rumus uji t, yaitu:

(Sugiyono, 2012, hlm. 257)

Keterangan:

(18)

34

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item angket dengan kriteria pengujian item adalah jika hasil thitung > ttabel pada taraf kepercayaan 95% (taraf signifikan

5%) dan derajat kebebasan (dk) = n-2, maka item soal tersebut dinyatakan valid. Sedangkan apabila thitung < ttabel pada taraf kepercayaan 95% (taraf signifikan 5%)

maka item soal dinyatakan tidak valid. Penulis menggunakan program excel untuk membantu perhitungan validitas.

2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Suharsimi Arikunto S. (2006, hlm. 178) Mengemukakan mengenai

“reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu,

reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan”.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mencari varian tiap butir

∑ ∑ (S. Arikunto, 2006, hlm. 184)

Keterangan:

σba = Harga varian tiap butir Σx2

= Jumlah kuadrat skor tiap item soal dari setiap responden

Σx = Jumlah skor tiap item soal dari seluruh responden N = Jumlah responden

b. Menghitung varian total

∑ ∑ (S. Arikunto, 2006, hlm. 184)

Keterangan:

σta = Harga varian total

Σy2 = Jumlah kuadrat skor total seluruh item dari setiap responden

(19)

35

c. Menghitung reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha

∑ (S. Arikunto, 2006, hlm. 196)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas angket

k = Banyak item/butir angket

∑ = Jumlah harga varian tiap item = Harga varian total

Langkah selanjutnya “setelah diperoleh nilai rxy selanjutnya dikonsultasikan

dengan nilai rtabel dengan taraf siginifikan 5%. Jika didapatkan nilai rxy > rtabel,

maka butir soal instrumen dapat dikatakan reliabel, tetapi sebaliknya jika didapatkan nilai rxy < rtabel , maka butir soal instrumen dapat dikatakan tidak

reliabel”. (S. Arikunto, 2006, hlm. 147). Penulis menggunakan software microsoft excel untuk membantu perhitungan reliabilitas.

E. Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan uji kecenderungan untuk menginterpretasikan data. Uji kecenderungan dilakukan untuk mengetahui gambaran umum variabel. Langkah yang dilakukan yaitu dengan cara menaksir rata-rata skor yang diperoleh, dibandingkan dengan skor ideal untuk selanjutnya interval skor yang didapatkan kemudian dikategorikan dalam interpretasi tertentu.

Formula yang digunakan dalam klasifikasi skor adalah sebagai berikut: Rata-rata ideal (X) =

Standar deviasi (Si) =

Keterangan:

Xmax = Skor maksimum/tertinggi Xmin = Skor minimum/terendah

Interpretasi untuk klasifikasi skor tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.3

Kriteria Kecenderungan

Kriteria Kecenderungan Kategori

X + 1,5 (Si) > μ Sangat tinggi

(20)

36

X –0,5 (Si) < μ > X + 0,5 (Si) Sedang X –1,5 (Si) < μ > X – 0,5 (Si) Rendah

μ < X – 1,5 (Si) Sangat rendah

(Suprian, 2005, hlm. 82)

Sedangkan untuk memperoleh prosentase perolehan skor digunakan formula:

P = x 100% Keterangan:

P = Prosentase jawaban fo = Jumlah skor yang muncul

N = Jumlah skor total/skor ideal

Prosentase hasil yang diperoleh kemudian diinterpretasikan melalui interval berikut:

Tabel 3.4

Interpretasi Prosentase Hasil

Interval Koefisien Tingkat Kecenderungan

100% - 81% Sangat Tinggi

80% - 61% Tinggi

60% - 41% Sedang

40% - 21% Rendah

20% - 0% Sangat Rendah

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, H. (2014). Pengertian Mental. [Online] Tersedia: http://hakamabbas. blogspot.com/2014/01/pengertian-mental.html [27 Mei 2015]

Adopted Open Textbook. (2011). Entrepreneurial Behavior: Transforming and Innovative Idea into an Entrepreneurial Product. United Kingdom: Textbook Equiti, Inc.

Alma, B. (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Ametembun, N. A. (1985). Guru dalam Administrasi Sekolah. Terbitan ketiga. Bandung: FIP IKIP.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek [Edisi Revisi VI]. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ashidiq, K. (2013). Materi Kewirausahaan. [Online] Tersedia: http://kholiq-ashidiq.blogspot.com/2013/06/materi-kewirausahaan.html [27 Mei 2015] Azwar, S. (1997). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Berkowitz, L. (1972). Social Psychology Glenview Scot Fosesman and company. New York: Logman.

Chaplin, C.P. (1995). Kamus Psikologi, Jakarta: PT. Grafindo Persada. Draver, J. (1961). A Dictionary of Psychology. New York: Pengin Books. Frinces, H. (2010). Be An Enterpreneur. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gajah Mada University. (2014). Pengangguran Masalah Serius: Lulusan Perguruan Tinggi Masih Perlu Bekali Diri. [Online] Tersedia:

http://www.cpps.or.id/content/pengangguran-masalah-serius-lulusan-perguruan-tinggi-masih-perlu-bekali-diri [30 September 2014]

Hendro. (2011). Dasar-dasar kewirausahaan. Paduan bagi mahasiswa untuk mengenal, memahami, dan memasuki dunia bisnis. Jakarta:Erlangga.

Hogg, M.A. dan Vaughan, G.M. (2005). Introduction to Social Psychology [4th Ed.]. Australia: Pearson Prentice Hall.

Jain, V. (2014). 3D Model Of Attitude. Oman: International Journal of Advanced Research in Management and Social Sciences.

(22)

46

Kartini, K. dan Jenny Hygiene, A. (1989). Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam. Bandung: Mandar Maju.

Langgulung, H. (1992). Teori-Teori Kesehatan Mental. Jakarta: Pustaka Al-Husna.

Nasution. (1992). Metode Research. Bandung: Jemmars. Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Notosoedirjo, M. (2001). Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan. Malang: Universitas Muhammadiyah.

Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sarvesh, S. (2012). Mental Health Perspectives In Organizations: Issues And Challenges. Rajasthan: International Jurnal of Research Commerce, IT & Management.

Schiffman, L.G. & Kanuk, L.L. (2004). Consumer Behaviour [8th ed., Upper Saddle River]. New York: Pearson Education.

Setiadji. (2010). Cara Praktis Membangun Wirausaha. Bandung: Ramadan. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprian, A.S. (2005). Evaluasi Pendidikan Teknik Bangunan. Bandung: Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia. Thurstone, L. L. (1931). The Measurement of Attitudes. New York: Journal of

Abnormal and Social Psychology.

Tim Penyusun Pusat Pembinaan Pengembangan Bahasa, (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia [Edisi Kedua]. Jakarta: Balai Pustaka.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Winarno. (2011). Pengembangan Sikap Enterpreneurship dan Intrapreneurship. Jakarta: PT Indesk.

Wiryasaputra, T. S. (2003). Mengapa Berduka: Kreatif Mengelola Perasaan Duka. Yogyakarta: Kanisius.

Gambar

Tabel 3.1 Perhitungan dan Distribusi Sampel Mahasiswa
Gambar 3.1 Desain Penelitian/Diagram Alur Penelitian
Tabel 3.2 Skala Penilaian Instrumen Sikap Mental Wirausaha
Tabel 3.3 Kriteria Kecenderungan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat ibu dari mahasiswa menghadapi suatu good situation, berpikir bahwa keadaan tersebut sebagai suatu keadaan yang menetap (Permanence-permanen), meluas pada aspek lain

Adapun judul penelitian saya adalah “Studi Deskriptif tentang Status Identitas di Bidang Akademik dalam Pemilihan Jurusan pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2007

Data deskriptif yang menggambarkan keadaan atau kondisi responden perlu diperhatikan sebagai informasi tambahan untuk memahami hasil penelitian.. Kuesioner ini disebarkan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. © Asep Nurjaman 2016

Penelitian yang dilaporkan ini bertujuan utama untuk menyelidiki pengaruh Keberagamaan (Perilaku Keagamaan dan Tingkat Keimanan) mahasiswa UIN Walisongo Semarang pada Sikap