• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK RUMAH TANGGA MERK TUPPERWARE : Survei pada Masyarakat di Kelurahan Cicadas Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK RUMAH TANGGA MERK TUPPERWARE : Survei pada Masyarakat di Kelurahan Cicadas Kota Bandung."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

No.Daftar FPEB: 156/UN40.7.D1/LT/2015

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK RUMAH TANGGA

MERK TUPPERWARE

(Survei pada Masyarakat di Kelurahan Cicadas Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

Nyimas Zakiah Fithria Mahmudah

NIM. 1103568

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

“Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Terhadap Produk Rumah Tangga Merk Tupperware (Survei Pada

Masyarakat Di Kelurahan Cicadas Kota Bandung)”

Oleh

Nyimas Zakiah Fithria Mahmudah 1103568

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan

Ekonomi dan Bisnis

© Nyimas Zakiah F M Universitas Pendidikan Indonesia

2015

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

“ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK RUMAH TANGGA MERK

TUPPERWARE

(SURVEI PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN CICADAS KOTA BANDUNG)”

Bandung, Juni 2015

Skripsi ini disetujui oleh:

Pembimbing,

Yana Rohmana, S.Pd., M.Si NIP.19790625 200501 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

(4)

ABSTRAK

“Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Terhadap Produk Rumah Tangga Merk Tupperware (Survei Pada Masyarakat Di Kelurahan

Cicadas Kota Bandung)”

Dibawah bimbingan Yana Rohmana, S.Pd, M.Si

Oleh

Nyimas Zakiah Fithria Mahmudah 1103568

Fokus kajian dalam penelitian ini adalah meneliti mengapa masyarakat lebih memilih produk rumah tangga merek tupperware. Padahal jika dilihat dari harga, produk tersebut cenderung lebih mahal dibandingkan produk rumah tangga merek lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya perilaku konsumen yang memiliki preferensi tinggi terhadap produk rumah tangga merek tupperware dibandingkan dengan produk rumah tangga merek lainnya. Preferensi dapat dipengaruhi oleh anggaran yang disediakan konsumen untuk membeli produk rumah tangga merek tupperware dan atribut produk yang ada dalam produk tersebut. Subjek dalam penelitian ini yaitu ibu – ibu rumah tangga yang menggunakan produk rumah tangga merek tupperware di Kelurahan Cicadas Kota Bandung. Adapun sampel yang diambil sebanyak 151 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatori dengan menggunakan angket atau kuesioner sebagai alat pengumpul data, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan program Eviews 6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel anggaran dan atribut produk sama – sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap preferensi. Hal ini berarti bahwa semakin anggaran meningkat dan semakin baik atribut yang dimiliki oleh produk rumah tangga merek tupperware maka preferensi konsumen terhadap produk tersebut pun akan meningkat. Indikator atribut produk dalam penelitian ini dilihat dari performansi, fitur, durabilitas, estetika, dan persepsi kualitas.

(5)

ABSTRACT

“The Analysis Factor is Influence Consumer Preference About of Household Products Tupperware (This Survey in Kelurahan Cicadas, Bandung City)”

Supervised by Yana Rohmana, S.Pd, M.Si

By

Nyimas Zakiah Fithria Mahmudah 1103568

The focus of this research study is to investigate why people prefer brand Tupperware household products. In fact, if seen from the price, that product is likely to be more expensive than other brands of household products. This is due to the behavior of consumers who have a high preference for domestic products Tupperware brand compared with other brands of household products. Preferences can be influenced by the budget provided consumers to buy household products Tupperware brand and product attributes that exist in the product. Subjects in this research is the mother - a housewife who use household products brand tupperware in the Kelurahan Cicadas Bandung. The samples was taken were 151 people. The method used in this research is an explanatory survey by using a questionnaire or a questionnaire as a data collection tool, while data analysis technique used is multiple linear regression with the help of the program Eviews 6. The results showed that the variables of the budget and the same product attributes - the same positive effect and significant impact on preferences. This means that the budget increase and the better attributes of the Tupperware brand household products, the consumer preference for these products will increase. Indicators of the product attributes seen in this research from performance, features, durability, aesthetics, and perceived quality.

(6)

KATA MUTIARA ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, HIPOTESIS, DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 8

2.1Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Teori Perilaku Konsumen ... 8

2.1.1.1 Pendekatan Kardinal ... 9

2.1.1.2 Pendekatan Ordinal ... 10

2.1.1.3 Teori Preferensi Terungkap ... 11

2.1.1.4 Pendekatan Atribut... 14

2.1.2 Anggaran ... 15

2.1.2.1 Pengertian Anggaran ... 15

2.1.2.2 Garis Anggaran ... 16

2.1.2.3 Manfaat Anggaran ... 20

2.1.2.4 Keseimbangan Konsumen ... 20

2.1.2.5 Pengaruh Anggaran terhadap Preferensi ... 21

2.1.3 Atribut Produk ... 22

2.1.3.1 Pengertian Atribut Produk ... 22

2.1.3.2 Dimensi Kualitas Produk ... 23

2.1.3.3 Pengaruh Atribut Produk terhadap Preferensi Konsumen ... 24

2.1.4 Penelitian Terdahulu... 25

(7)

2.3 Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... 30

3.2 Metode Penelitian ... 30

3.3 Populasi dan Sampel... 30

3.3.1 Populasi ... 30

3.3.2 Sampel ... 31

3.4 Operasional Variabel ... 32

3.5 Sumber dan Jenis Data ... 33

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.7 Instrumen Penelitian ... 33

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian ... 34

3.8.1 Uji Validitas ... 34

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 36

3.9 Teknik Analisis Data ... 37

3.10 Uji Asumsi Klasik ... 39

3.10.1 Uji Multikolinearitas ... 39

3.10.2 Uji Heterokedastisitas... 40

3.10.3 Uji Autokorelasi ... 40

3.11 Pengujian Hipotesis ... 42

3.11.1 Uji t ... 42

3.11.2 Uji f... 43

3.11.3 Uji R2 ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Gambaran Umum Produk Tupperware ... 46

4.2 Gambaran Umum Responden... 50

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 50

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 51

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 52

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 53

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Cara Pembelian ... 54

(8)

4.3.3 Preferensi Konsumen ... 68

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 74

4.4.1 Hasil Uji Multikolinearitas ... 74

4.4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 75

4.4.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 76

4.5 Hasil Penelitian ... 77

4.5.1 Hasil Pengujian Hipotesis ... 78

4.5.1.1 Hasil Analisis Regresi Secara Parsial ... 78

4.5.1.2 Hasil Analisis Regresi Secara Simultan ... 79

4.5.1.3 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ... 80

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 81

4.6.1 Pengaruh Anggaran Terhadap Preferensi Konsumen ... 81

4.6.2 Pengaruh Atribut ProdukTerhadap Preferensi Konsumen ... 83

4.7 Implikasi Pendidikan ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Konsumsi adalah aktivitas rutin yang dilakukan oleh setiap manusia.

Dalam melakukan aktivitas konsumsi guna memenuhi kebutuhan, tentunya setiap

orang akan memiliki kecenderungan yang tidak akan sama atau dengan kata lain

setiap orang memiliki pola dan preferensi tertentu. Preferensi konsumen

merupakan pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk (barang

atau jasa) yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan

konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Preferensi berhubungan dengan

perilaku seseorang dalam berkonsumsi.

Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan seorang konsumen dalam

mengkonsumsi barang atau jasa, hal tersebut dapat dikelompokan menjadi 2

kelompok yaitu pertimbangan ekonomi dan pertimbangan non ekonomi. Yang

termasuk kedalam pertimbangan ekonomi antara lain adalah pendapatan, harga,

kualitas, kuantitas, dan lain-lain. Sedangkan yang masuk kedalam pertimbangan

non ekonomi antara lain kepuasan, selera, gaya hidup dan gengsi.

Dalam ilmu ekonomi setiap orang dituntut untuk bisa rasional dalam

memenuhi kebutuhannya. Bentuk dari kerasionalan dituangkan dalam

penganggaran dan skala prioritas, artinya setiap orang harus bisa membedakan

mana yang menjadi kebutuhan dan keinginan. Maka dari itu preferensi atau motif

konsumen untuk membeli suatu kebutuhan itu harus jelas. Dengan preferensi yang

jelas nantinya akan menentukan bagaimana konsumen memilih setiap barang

yang akan dibelinya dengan asumsi bahwa konsumen membuat pilihan tersebut

dengan cara yang rasional yakni mereka memilih barang untuk memaksimalkan

kepuasan yang dapat dicapainya, dengan anggaran yang terbatas.

Di zaman sekarang ini kebutuhan konsumsi masyarakat tidak hanya dalam

bentuk makanan saja tetapi juga non makanan seperti untuk rekreasi dan

berbelanja (kendaraan, pakaian, sepatu, tas, perhiasan, dan barang bermerek

(10)

tingkat pengeluaran konsumsi yang tinggi. Adapun data mengenai pengeluaran

konsumsi makanan dan non makanan di Kota Bandung ditunjukkan dalam grafik

berikut ini:

Gambar 1.1

Pengeluaran Konsumsi Makanan dan Non Makanan di Kota Bandung

Tahun 2009-2013 (%)

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung

Gambar 1.1 diatas memperlihatkan bahwa tingkat konsumsi non makanan

di Kota Bandung dari tahun 2009 - 2013 selalu saja lebih tinggi dibandingkan

dengan konsumsi makanan. Seperti yang sudah dijelaskan, memang benar bahwa

kebutuhan konsumsi masyarakat sekarang ini tidak hanya dalam bentuk makanan

saja. Kemajuan zaman juga menyebabkan kebutuhan non makanan seperti

rekreasi dan berbelanja pakaian, perhiasan, kendaraan, perabotan rumah tangga,

dan lain sebagainya harus dipenuhi .

Bila kita melihat fenomena sekarang ini sebagian orang yang akan

membeli suatu produk tidak lagi mempertimbangakan soal harga. Justru mereka

membeli produk dengan harga yang mahal. Di Kota Bandung sendiri nampaknya

pemenuhan kebutuhan tersier sudah menjadi hal yang seakan harus dipenuhi

disamping pemenuhan kebutuhan pokok. Mobil, perhiasan, bahkan perabotan

rumah tangga dengan harga yang mahalpun banyak dibeli masyakarat, khususnya

kalangan ibu-ibu rumah tangga.

Salah satu produk yang sekarang ini menjadi hal menarik khususnya bagi

ibu-ibu rumah tangga adalah produk rumah tangga merek Tupperware. Produk

(11)

3

resmi Tupperware dipasarkan di Indonesia tahun 1991. Walaupun harga produk

tupperware ini cukup mahal jika dibandingkan dengan produk rumah tangga

merek lainnya tetapi produk ini sudah diterima dengan baik dihati masyarakat.

Ada banyak produk rumah tangga yang dikeluarkan tupperware ini, misalnya

peralatan makan, peralatan memasak, dan lain sebagianya. Dari tahun ke tahun

penjualan produk tupperware ini khususnya di Indonesia terus saja meningkat.

Hal ini seperti yang dikatakan oleh Nining W Permana selaku Managing Director

Tupperware Indonesia bahwa:

“Indonesia menjadi penyumbang keempat terbesar terhadap pendapatan induk usaha, antara lain setelah Meksiko dan Jerman. Penjualan tahun 2011 di Indonesia tumbuh 40% dibandingkan tahun sebelumnya...”

(Sumber:https://www.ipotnews.com/m/article.php/14 Feb 2015)

Masih dari sumber yang sama, penjualan tupperware di Indonesia pada tahun

2012 naik sebesar 20% dibandingkan tahun 2011, dan pada tahun 2013 penjualan

Tupperware di Indonesia melanjutkan pertumbuhan yang kuat, yaitu sebesar 31%

dari tahun sebelumnya.

Penjualan produk tupperware di Indonesia dipasarkan melalui distributor

di setiap kota. Adapun di kota Bandung yaitu PT Fajar Puncak Pratama yang juga

dinobatkan sebagai High Performing Distributor produk tupperware dalam

beberapa tahun terakhir. Kinerja yang baik tersebut setidaknya menggambarkan

bagaimana penjualan Tupperware di Bandung itu sendiri. Terkait dengan hal

tersebut penulis bermaksud mengadakan penelitian di salah satu kelurahan di Kota

Bandung, yaitu Kelurahan Cicadas. Kelurahan Cicadas adalah satu dari enam

kelurahan yang ada di Kecamatan Cibeunying Kidul. Kelurahan Cicadas terdiri

dari 15 RW dan 86 RT dengan jumlah penduduk sebanyak 15.028 jiwa dan

jumlah kepala keluarga sebanyak 4.044. Penulis memilih kelurahan ini karena

daerah ini merupakan salah satu kelurahan yang jumlah penduduknya banyak

dibanding kelurahan lainnya di kecamatan Cibenying Kidul. Dengan penduduk

yang banyak tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana produk tupperware ini

diterima di lingkungan tersebut.

Untuk mengetahui hal itu, penulis melakukan pra penelitian untuk

(12)

Cicadas. Hasil sampel pra penelitian penulis kepada 15 orang responden

menyatakan bahwa :

Tabel 1.1

Jumlah Responden Terkait Produk Tupperware

Sumber : Pra penelitian (data diolah)

Dari tabel 1.1 bisa dilihat jika 9 dari 15 orang atau sekitar 60% menggunakan

produk tupperware, maka hal tersebut membuktikan tingginya tingkat preferensi

terhadap produk tupperware.

Produk tuppeware identik dengan produk rumah tangga berbahan dasar

dari plastik. Padahal sekarang ini banyak sekali produk serupa yang bahan

dasarnya terbuat dari bahan selain plastik, melamen atau kaca misalnya.

Walaupun begitu sekarang ini tupperware juga mengeluarkan produk terobosan

baru yang terbuat dari kaca, tetapi kategori Plastic Container sudah melekat

dengan brand tupperware ini. Fungsi plastik sebagai wadah makanan dan

minuman mendapat perhatian besar. Banyak pertanyaan yang muncul seputar

plastik yang aman digunakan sebagai wadah makanan dan minuman.

The Green Guide, sebuah website dan majalah yang didedikasikan

untuk greener living milik The National Geographic Society menyatakan bahwa:

“Produk plastik yang aman digunakan untuk pemakaian berulang adalah yang terbuat dari high-density polyethylene (HDPE atau plastik tipe 2), low-density polyethylene (LDPE atau plastik tipe 4) dan polipropilene (PP atau plastik tipe 5)”. (Sumber: http //tupperwareonlineparty.wordpress.com/14 Feb 2015)

Sebagian besar produk tupperware dibuat dari bahan LDPE dan PP (plastik tipe 4

dan 5). Bahan tersebut dianggap aman untuk digunakan sebagai wadah makanan

dan dapat digunakan secara berulang. Keunggulan produk tupperware juga

diperkuat dengan banyaknya penghargaan yang diperoleh oleh Tupperware.

Tupperware pada tahun 2011-2012 berhasil meraih Top Brand Award. Untuk

kedua kalinya Tupperware Indonesia unggul di kategori Plastic Container yang Menggunakan

produk tupperware

Tidak menggunakan produk tupperware

Total

9 orang 6 orang 15 orang

(13)

5

kemudian disusul oleh Lion Star, Maspion, Lock and Lock dan Claris. Selain itu

setidaknya ada 10 penghargaan yang didapat Tupperware pada tahun 2014 lalu,

yakni sebagai berikut:

1. Top Brand For Kids

2. Top Brand Award 2014

3. Corporate IMAC Award

4. Best Brand Award

5. PR Of The Year

6. ICSA Award 2014

7. Home Preferred Brand 2014

8. Excellent Brand Award 2014

9. Social Media Award

10. Digital Marketing Award

(Sumber: http://www.tupperware.co.id/14 Feb 2015)

Dilihat dari harga, harga produk tupperware memang lebih mahal jika

dibandingkan dengan produk serupa merek lainnya misalnya produk Lion Star

yang menjadi pesaing utama tupperware dalam kategori alat rumah tangga (hasil

survey Top Brand Indeks yang dilakukan oleh Frontier Consulting Group dan

Majalah Marketing dalam: www.topbrand-award.com/14 Feb 2015). Selain itu

masih dari survei Top Brand Indeks yang dilakukan di enam kota besar di

Indonesia yaitu Bandung, Jakarta, Makassar, Medan, Semarang dan Surabaya

juga membuktikan bahwa walaupun harga produk tupperware itu mahal tetapi hal

tersebut tidak mempengaruhi pelanggan untuk tetap setia menggunakan produk

dari tupperware, terutama para ibu rumah tangga. Tentunya ada beberapa faktor

yang mempengaruhi pembelian produk tupperware tersebut, hal itu berkaitan

dengan preferensi atau motif konsumen untuk membeli produk tupperware.

Pada dasarnya setiap orang harus mempertimbangkan banyak hal sebelum

mengkonsumsi atau membeli suatu produk, salah satunya adalah masalah harga

produk. Idealnya setiap orang membeli suatu produk yang harganya lebih murah

(14)

Dengan membeli produk yag lebih murah, maka pendapatan akan digunakan atau

dianggarkan untuk kebutuhan lainnya. Produk tupperware ini lebih mahal

dibandingkan produk serupa merek lainnya, tetapi banyak orang yang

membelinya, khususnya ibu-ibu rumah tangga. Hal itu mengindikasikan bahwa

ada faktor yang menyebabkan seseorang untuk tetap membeli produk tupperware,

mungkin karena keunggulan yang dimiliki produk tupperware dibandingkan

produk merek lainnya.

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti masalah yang

berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen

dalam memilih produk rumah tangga merek tupperware. Adapun judul penelitian

selengkapnya yaitu “ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK

RUMAH TANGGA MERK TUPPERWARE (Survei pada Masyarakat di Kelurahan Cicadas Kota Bandung)”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat terlihat bahwa yang menjadi permasalahan

adalah mengapa orang-orang khusunya ibu-ibu rumah tangga lebih menyukai

produk tupperware dibandingkan produk serupa merek lainnya?. Dalam penelitian

ini lingkup permasalahan akan dibatasi oleh penulis dalam bentuk rumusan

masalah berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum mengenai preferensi konsumen produk rumah

tangga merk tupperware pada masyarakat di Kelurahan Cicadas Kota

Bandung?

2. Bagaimana pengaruh anggaran terhadap preferensi konsumen produk rumah

tangga merk tupperware pada masyarakat di Kelurahan Cicadas Kota

Bandung ?

3. Bagaimana pengaruh atribut produk terhadap preferensi konsumen produk

rumah tangga merk tupperware pada masyarakat di Kelurahan Cicadas Kota

(15)

7

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran umum mengenai preferensi konsumen produk

rumah tangga merk tupperware pada masyarakat di Kelurahan Cicadas Kota

Bandung.

2. Untuk mengetahui pengaruh anggaran terhadap preferensi konsumen

produk rumah tangga merk tupperware pada masyarakat di Kelurahan

Cicadas Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui pengaruh atribut produk terhadap preferensi konsumen

produk rumah tangga merk tupperware pada masyarakat di Kelurahan

Cicadas Kota Bandung.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi tambahan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi preferensi konsumen terhadap suatu produk.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rekomendasi bagi

pihak-pihak khususnya masyarakat dalam upaya penanganan masalah konsumsi.

2. Manfaat Teoritis

a. Mengembangkan disiplin ilmu dengan khasanah ilmu ekonomi mikro.

b. Memperkaya tulisan yang berhubungan dengan preferensi konsumen

terhadap suatu produk dan mendukung penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya serta dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel penelitian. Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel terikat adalah preferensi konsumen, sedangkan yang menjadi

variabel bebas adalah anggaran dan atribut produk. Adapun subjek dalam

penelitian ini adalah ibu rumah tangga pada setiap umpi (keluarga) di Kelurahan

Cicadas Kota Bandung .

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu metode

eksplanatory. Metode penelitian eksplanatory merupakan suatu metode penelitian

yang bermaksud untuk memperoleh informasi mengenai hubungan suatu variabel

dengan variabel lainnya dengan menggunakan kerangka pemikiran terlebih dahulu

kemudian dirumuskan dalam bentuk hipotesis.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi awal dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga pada

setiap umpi di Kelurahan Cicadas Kota Bandung yang berjumlah sebanyak

4.044 orang. Tetapi karena dari 4.044 orang tersebut mungkin tidak semuanya

memiliki produk tuppeware, sehingga penulis memutuskan untuk melakukan

pengecekan disalah satu RW (RW 05) untuk mengetahui berapa orang ibu

rumah tangga di RW tersebut yang memiliki produk tupperware. Dari 147

orang ibu rumah tangga (pada 147 umpi) menunjukan 41 orang (atau sekitar

28%) diantaranya memiliki produk tupperware, dan dari 28% tersebut hanya

sekitar 6% saja (9 orang) yang memiliki 3 macam produk tupperware atau

lebih. Maka dari itu penulis memutuskan bahwa angka sebesar 6% itu

(17)

31

akhirnya adalah 6% dari 4.044 orang, atau sebanyak 243 orang ibu rumah

tangga.

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan rumus dari Taro Yamane. Adapun rumus pengambilan sampel tersebut

adalah sebagai berikut :

dimana:

n : ukuran sampel keseluruhan N : ukuran populasi sampel

d : tingkat presisi yang diharapkan maka,

Berdasarkan perhitungan tersebut maka sampel minimal yang digunakan

(18)

3.4 Operasional Variabel guna yang diperoleh dari mengkonsumsi

Anggaran (X1) Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis uang dalam jangka waktu tertentu. (Nafarin, dalam satu kali pembelian.

Interval

Atribut produk (X2)

Atribut produk meliputi dimensi – dimensi produk juga menyangkut apa saja yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan untuk membeli, menonton, memperhatikan suatu produk seperti harga, ketersediaan produk, merk, harga jual kembali, ketersediaan suku cadang, layanan penjual, dll (Adi Haryadi, 2007:29)

interval skala likert

(19)

33

3.5Sumber dan Jenis Data

Sumber dan jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah :

a. Data primer

Data primer merupakan data yang dihimpun langsung oleh peneliti. Data ini

diperoleh dari masyarakat Kelurahan Cicadas di Kota Bandung.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui tangan kedua. Data ini

diperoleh dari Kantor Kelurahan Cicadas, artikel, jurnal, referensi studi

pustaka, dan sumber lainnya.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Angket atau kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang

yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan

pengguna.

b. Wawancara, yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

c. Studi literatur, yaitu mempelajari teori-teori yang ada atau literatur-literatur

yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti baik dari buku, karya

ilmiah berupa skripsi, tesis dan sejenisnya, artikel, jurnal, internet, atau bacaan

lainnya.

3.7Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan angket mengenai anggaran, atribut produk dan preferensi

konsumen. Adapun skala yang digunakan adalah skala likert. Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau

sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan, 2008 : 12). Dengan

(20)

positif dan negatif. Pernyataan yang skala jawabannya memiliki beberapa

ketentuan. Adapun ketentuannya adalah sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) : 5

Setuju (S) : 4

Cukup Setuju (CS) : 3

Kurang Setuju (KS) : 2

Tidak Setuju (TS) : 1

Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan tujuan dari pembuatan angket yaitu dengan cara mengetahui

pengaruh antara anggaran dan atribut produk terhadap preferensi konsumen,

b. Menentukkan objek penelitian yang akan dijadikan sebagai responden yaitu

masyarakat Kelurahan Cicadas di kota Bandung,

c. Membuat pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh para responden,

d. Memperbanyak angket,

e. Menyebarkan angket,

f. Mengelola angket dan menganalisis hasil angket.

3.8Pengujian Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen digunakan untuk menguji apakah instrumen penelitian

memenuhi syarat sesuai metode penelitian ataukah tidak memenuhi syarat.

Selanjutnya agar hasil penelitian tidak bias dan diragukan kebenarannya maka alat

ukur tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itulah terhadap angket yang

diberikan kepada responden dilakukan 2 (dua) macam tes, yaitu tes validitas dan

tes reliabilitas.

a) Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,

2010:121). Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data

(21)

35

diteliti. Rumus korelasi yang dapat digunakan untuk menghitung validitas

adalah yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus

korelasi product moment sebagai berikut :

  

diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel

korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan

jumlah banyaknya responden dimana :

rhitung > r 0,05 = valid

rhitung r 0,05 = tidak valid.

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks

korelasinya:

Untuk mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan

pengolahan data dengan bantuan Microsoft Excel, maka didapat hasil

validitas untuk variabel preferensi dan atribut produk sebagai variabel yang

menggunakan soal atau instrumen (angket) untuk pengambilan data dari

(22)

Tabel 3.2

Uji Validitas untuk Soal Preferensi dan Atribut Produk

Variabel Item rxy rtabel Keterangan Preferensi (Y) 1 0,469 0,134 Valid

Sumber: Kuesioner penelitian, data diolah

Dari beberapa tabel uji validitas di atas, dapat diketahui bahwa semua butir

sejumlah 16 soal terdiri dari 6 soal variabel preferensi (Y) dan 10 soal

variabel atribut produk (X2) dinyatakan valid. Hal tersebut karena semua

rhitung yang dihasilkan lebih besar dari rtabel (> 0,134) yang berarti bahwa

seluruh soal tersebut layak untuk dijadikan instrumen.

b) Uji Reliabilitas

Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg

memberikan data yang sesuai dengan kenyataan (Suharsimi Arikunto,

2013:100). Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan

rumus alpha dari Cronbach sebagaimana berikut:

r

: reliabilitas instrumen

(23)

37

Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan

bantuan Microsoft Excel. Hasil dari pengujian reabilitas dari masing-masing

variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

r tabel Keterangan

Preferensi

Konsumen 3,822 10,399 5,944 0,1344 Reliabel Atribut Produk 4,877 20,031 14,397 0,1344 Reliabel

Sumber: Kuesioner penelitian, data diolah

Dari Tabel 3.3 menunjukkan bahwa instrumen penelitian pada setiap

variabel penelitian tersebut reliabel karena rhitung (alpha cronbach) lebih

besar dari rtabel (> 0,1344). Dengan kata lain semua item dari masing-masing

variabel penelitian merupakan instrumen yang dapat dipercaya (ajeg).

3.9 Teknik Analisis Data

Tahap selanjutnya dalam penelitian ini yaitu menganalisis data dan

melakukan pengujian hipotesis.

Metode Successive Interval (MSI)

Skala ordinal yang digunakan dalam penelitian ini akan ditransformasikan

menjadi data skala interval, yaitu dengan menggunakan Metode Successive

Interval dengan bantuan program Microsoft Excel 2010. Adapun langkah-langkah

yang dilakukan adalah sebagai berikut:

(24)

jawaban responden dari setiap pernyataan.

b. Menghitung proporsi (p), dilakukan dengan cara membagi setiap frekuensi (f)

dengan banyaknya responden.

c. Berdasarkan proporsi (p) tersebut, kemudian dilakukan Perhitungan Proporsi

Kumulatif (PK) dengan cara menjumlahkan antara proporsi yang ada dengan

proporsi sebelumnya.

d. Menentukan nilai Z untuk setiap pernyataan, dengan menggunakan tabel

distribusi normal baku.

e. Menentukan Scale Value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban

dengan rumus sebagai berikut:

SV =

Keterangan:

DLL = Kepadatan batas bawah

DUL = Kepadatan batas atas

ABUL = Daerah di bawah batas atas

ABLL = Daerah di bawah batas bawah

f. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus berikut:

Nilai hasil transformasi = ScaleValue + [1+ScaleValuemin]

Model yang digunakan dalam menganalisa data untuk mengetahui

bagaimana pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat dan untuk

menguji kebenaran dari dugaan sementara digunakan model Persamaan Regresi

Linier Ganda, sebagai berikut:

Y = β0+ β1X1+ β2X2 + e

Dimana :

Y = Preferensi Konsumen X1= Anggaran

β0= konstanta regresi X2= Atribut Produk

β1= koefisien regresi X1 e = faktor pengganggu

β2= koefisien regresi X2

Dari model Persamaan Regresi Linier Ganda, maka akan diperoleh rumus

(25)

39

n.β0 + β1∑X1 + β2∑X2 = ∑Y

β0∑X1 + β1∑X12+ β2∑X1.X2= ∑X1Y

β0∑X2 + β1∑X2.X1 + β2∑X22= ∑X2Y

3.10 Uji Asumsi Klasik

3.10.1 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linear yang sempurna

atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi (Yana Rohmana,

2013: 140). Dalam multikolinearitas ini tidak akan terjadi dalam persamaan

regresi sederhana. Hal ini dikarenakan adanya keterlibatan beberapa variabel

independen. Untuk mengetahui apakah suatu model regresi mengandung

multikolinieritas atau tidak, ada beberapa cara untuk mendeteksinya, antara lain :

a. Dapat dilihat dari besar nilai R2 dan nilai thitung

Jika suatu model memiliki nilai R2 cukup tinggi yaitu sekitar 0,80-1,0 dan

memiliki sedikit variabel independen yang signifikan. Dengan demikian, dapat

diduga adanya multikolinieritas.

b. Korelasi Parsial Antarvariabel Independen

Cara mendeteksi multikolinieritas juga dapat dilakukan dengan cara

menghitung koefisien korelasi parsial antar variable independen. Hal ini dapat

kita lihat apabila besar koefisiennya rendah, maka di dalam model yang

digunakan tersebut tidak mengandung multikolinieritas. Sebaliknya jika

koefisiennya tinggi (0,8-1,0), maka model yang digunakan patut diduga

adanya hubungan linier antar variabel. Dengan demikian dapat diduga adanya

multikolinieritas.

c. Regresi Auxiliary

Cara ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antar beberapa variabel

independen, misalnya seperti: X1 dan X2. Dari hasil regresi tersebut, maka

akan menghasilkan nilai R2 dan nilai F. Dalam hal ini ada ketentuannya,

ketentuannya adalah:

Jika nilai Fhitung> Fkritis pada α dan derajat kebebasan tertentu, maka model kita

mengandung unsur multikolinieritas, dan begitu juga sebaliknya.

(26)

Dari beberapa cara mendeteksi multikolinieritas, penulis menggunakan Uji

R2 , korelasi parsial antar variable independen, yang juga didukung dengan

perhitungan nilai TOL & VIF .Jika suatu model mengandung multikolinieritas,

maka ada beberapa cara untuk mengatasinya, antara lain (Yana Rohmana,

2013:150):

a. Memiliki informasi apriori

b. Menghilangkan variabel independen

c. Menggabungkan data cross-section dan data time series

d. Transformasi variabel

e. Penambahan data

3.10.2 Heteroskedastisitas

Uji heterokedatisitas merupakan suatu keadaan dimana faktor

gangguannya memiliki varian yang berbeda. Adapun tujuan dari uji

heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Apabila varian residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi suatu model

regresi, apakah terkena heteroskedastisitas atau tidak. Namun dalam penelitian ini

penulis menggunakan metode informal grafik dan uji park yang dibantu oleh

aplikasi Eviews.6.

3.10.3 Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan

residual observasi lainnya (Yana Rohmana, 2013:192). Autokorelasi lebih mudah

timbul pada data yang bersifat runtut waktu (time series), karena berdasarkan

sifatnya data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa sebelumnya.

Meskipun demikian, tetap dimungkinkan autokorelasi terdapat pada data yang

bersifat antar objek (cross section). Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji

(27)

41

regresi yang digunakan terkena autokorelasi atau tidak. Untuk mengetahui ada

atau tidaknya autokorelasi dengan menggunakan metode ini, maka dapat dilihat

dari Gambar 3.1.

Gambar 3.1

Statistik Durbin-Watson d Yana Rohmana (2013:195)

Keterangan:

dL = Durbin Tabel Lower

dU = Durbin Tabel Up

H0 = Tidak ada autkorelasi positif

H*0 = Tidak ada autkorelasi negatif

Dengan ketentuan nilai Durbin Watson:

Tabel 3.4

Uji Statistik Durbin-Watson d

Nilai statistik d Hasil

0 <d <dL Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif

dL≤ d ≤ du Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan

du≤ d ≤ 4 - du Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi

positif/negatif

4 – du≤ d ≤ 4 - dL Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan

4 – dL≤ d ≤ 4 Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi negatif

Dengan menggunakan pengujian Durbin Watson, ada salah satu

(28)

komputer untuk regresi selalu memberi informasi statistik d, adapun prosedur dari

uji DW sebagai berikut:

a. Membuat regresi metode OLS dan kemudian didapatkan nilai residunya.

b. Kemudian menghitung nilai d dari persamaan regresi.

c. Jumlah observasi (n), jumlah variabel independen tertentu dan tidak termasuk

konstanta (k), kita cari nilai kritis dL dan dU di statistik Durbin Watson atau

dari tabel.

d. Keputusan ada tidaknya autokorelasi didasarkan pada tabel diatas.

3.11 Pengujian Hipotesis

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji

statistiknya berada pada daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak), begitu juga

sebaliknya. Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis penulis menggunakan

tiga uji statistik yaitu dengan cara uji t, uji f, dan uji R2.

3.11.1 Uji t

Uji t statistik pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu

variabel bebas secara individual dalam menerapkan variasi variabel terikat. Dalam

penelitian ini tingkat kesalahan yang digunakan adalah 5% pada taraf signifikasi

95%.

Adapun langkah-langkah untuk menguji rumusan hipotesis adalah sebagai

berikut:

a. Membuat hipotesis melalui uji satu sisi:

H0: β1≤ 0,

Ha : β1 > 0,

Artinya: variabel anggaran dan atribut produk secara parsial mempunyai

hubungan yang positif terhadap preferensi konsumen.

b. Menghitung nilai thitung dan mencari nilai t kritis dari tabel distribusi t. Nilai

thitung dicari dengan rumus berikut :

 

1 1

1 *

ˆ

 

e

s

(29)

43

Dimana  1*merupakan nilai pada hipotesis nol.

Selain rumus tersebut, ada rumus yang lebih sederhana lainnya, yaitu sebagai

berikut:

(Yana Rohmana, 2013 : 50)

c. Setelah tstatistik atau thitung diperoleh, kemudian membandingkan dengan t tabel

dengan α disesuaikan.

Cara memperoleh ttabel yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

t tabel = n-k

d. Adapun kriteria yang digunakan untuk uji t adalah:

 Apabila nilai t

hitung>ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

(variabel bebas (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau

variabel terikat (Y)).

 Apabila nilai t

hitung <ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

(variabel bebas (X) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen atau variabel terikat (Y)).

3.11.2 Uji F

Pengujian ini merupakan penggabungan antara variabel independen

dengan variabel dependen. Pengujian hipotesis regresi majemuk secara

keseluruhan ini, di dalam regresi berganda dapat digunakan untuk menguji

signifikasi koefisien R2. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruhnya.

Adapun langkah-langkah untuk melakukan pengujian hipotesis ini adalah

sebagai berikut:

a. Menghitung Fhitung dengan rumus sebagai berikut:

(30)

dimana:

ESS = akibat regresi

k = banyaknya parameter total yang diperkirakan

RSS = akibat residual

b. Apabila Fhitung telah didapat, kemudian membandingkannya dengan Ftabel yang

berdasarkan pada besarnya

dan df dimana besarnya ditentukan oleh

numerator (k-1) dan df untuk denominator (n-k).

c. Adapun kriteria yang digunakan untuk menghitung Uji F yaitu:

 Apabilanilai F

hitung>Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima

(keseluruhan variabel independen atau variabel bebas (X) berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen atau variabel terikat (Y)).

 Apabila nilaiF

hitung <Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak

(keseluruhan variabel independen atau variabel bebas (X) tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen atau variabel terikat (Y)).

3.11.3 Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Uji koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Koefisien

determinasi (R2) yaitu besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas

terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Pengujian R2 ini dilakukan untuk

mengukur perubahan variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas, untuk

menguji hal ini digunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut:

R2 =

(31)

45

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh atau tidak erat, atau dengan kata lain model

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan mengenai pengaruh

anggaran dan atribut produk terhadap preferensi konsumen dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Preferensi masyarakat (ibu – ibu rumah tangga) di Kelurahan Cicadas Kota

Bandung dalam menentukan pilihan produk rumah tangga yang digunakan

sudah tinggi. Rata - rata masyarakat Kelurahan Cicadas Kota Bandung lebih

memilih menggunakan produk rumah tangga merek tupperware yang

diyakini memiliki kualitas baik dibandingkan dengan produk rumah tangga

merek lainnya.

2. Anggaran (budget) berpengaruh positif dan signifikan terhadap preferensi

konsumen produk rumah tangga merek tupperware di Kelurahan Cicadas

Kota Bandung. Artinya ketika anggaran konsumen meningkat maka

preferensi konsumen juga akan meningkat.

3. Atribut produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap preferensi

konsumen produk rumah tangga merek tupperware di Kelurahan Cicadas

Kota Bandung. Artinya semakin baik (meningkat) atribut produk yang dalam

penelitian ini adalah performansi, fitur, durabilitas, estetika, dan persepsi

kualitas dari produk tupperware maka preferensi konsumen pun akan

meningkat.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang

diperoleh maka ada beberapa saran yang dapat dilakukan, antara lain:

1. Bagi masyarakat hendaknya dapat membedakan antara kebutuhan dan

keinginan dengan cara membuat skala prioritas. Selain itu ada baiknya

(33)

89

kebutuhan dan bersikap rasional dalam menggunakan anggaran yang akan

dikeluarakan.

2. Bagi masyarakat hendaknya untuk tidak mudah terpengaruh oleh

lingkungan sekitar yang akan membawa pada kehidupan yang berlebihan

(boros) dan cenderung konsumtif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara tidak

memaksakan untuk selalu membeli barang - barang yang sedang menjadi

trend.

3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan supaya menambah atau merubah

variabel independen yang tentunya dapat mempengaruhi variabel dependen

(preferensi) agar lebih melengkapi penelitian jenis ini. Tetapi jika variabel

atribut produk tetap menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi

preferensi pada produk lain di penelitian lainnya ada baiknya untuk menguji

bagaimana pengaruh atribut lainnya selain performansi, fitur, durabilitas,

estetika, dan persepsi kualitas terhadap preferensi itu sendiri, misalnya

(34)

DAFTAR PUSTAKA

___________. (2014). Cibeunying Kidul dalam Angka. Bandung: Badan Pusat

Statistik.

____________. (2014). Statistik Daerah Kota Bandung Tahun 2014. Bandung:

Badan Pusat Statistik.

Ahman, E. & Rohmana, Y. (2009). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bandung:

Rizqi Press.

Aisyah, I. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen

(Studi Pada Mahasiswa di Kota Bandung). (Skripsi). FPEB, Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Alamdhien, H. (2014). Analisis Preferensi Konsumen Sepeda Motor Merek

Honda Beat di Kelurahan Padasuka Kota Bandung. (Skripsi). FPEB,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi

Ke VI . Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Garvin, D. “Managing Quality”, didalam Nasution, M.N. (2001). Manajemen Alutu Terpadu (Fotal Quality Management). Jakarta: Ghalia Indonesia.

Haryadi, A. (2007). Kiat Membuat Promosi Penjualan Secara Efektif Dan

Terencana. Edisi Kedua. PT. Elex Media Komputindo.

Joesron, T. & Fathorrozi. (2012). Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kaniawati, K. (2013). Pengaruh Anggaran dan Atribut Produk Terhadap

Preferensi Konsumen Pada Laptop Merek Acer (Studi Pada Mahasiswa

FPEB UPI). (Skripsi). FPEB, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Kotler, P. & G. Armstrong. (2004). Dasar-Dasar Pemasaran, dialih bahasakan

oleh Alexander Sidoro. Jakarta: Indeks.

Martono, N. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data

Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers.

(35)

91

Pindyck, R.S. & Rubinfeld, D.L. (2009). Mikroekonomi edisi keenam. Jakarta:

Indeks.

Riduwan. (2008). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung :

Alfabeta.

Rohmana, Y. (2013). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung:

Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI

Salvatore, D. (2006). Teori Mikroekonomi Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

Samuelson, P.A. & W.D Nordhaus (2003). Ilmu Mikroekonomi Edisi 17. Jakarta:

PT Media Global Edukasi.

Simamora, B. (2008). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Suryana. (2010). Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif. Bandung: UPI.

Suryani, T. (2008). Perilaku Konsumen Implikasi Pada Strategi Pemasaran.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: UPI Press.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: UPI Press.

Jurnal:

Arianty, D. & Rohmana, Y. (2012). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Preferensi

Konsumen Provider Indosat di Perguruan Tinggi Negeri Kota Bandung,

hlm. 1-12.

Ghose, S. Lowengart, O. (2013). Consumer Choice and Preference for Brand

Categories. Journal of Marketing Analytics, 1, 3-17.

Hardiyanti, D. Dkk. (2013). Preferensi Konsumen Terhadap Produk Selai Buah

(36)

Ismail1, Z. Masood, S. (2012). Factors Affecting Consumer Preference of

International Brands over Local Brands. IPEDR, 31.

Munandar, J. Dkk. (2013). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Preferensi

Konsumen Produk Air Minum dalam Kemasan di Bogor.J. Tek. Ind. Pert,

13(3), hlm 97-107.

Prakash, C. (2011). Consumer Preference To Health Drinks In Tiruvarur Town.

Asian Journal Of Management Research, 2 (1).

Rosipah, S. Dkk. (2013). Preferensi Konsumen Terhadap Pancake Dari Tepung

Sukun. AGROINTEK , 7 (1).

Sentosa, H. (2012). Analisis Preferensi Mahasiswa Terhadap Multi Atribut

Produk Mobil Suzuki Dengan Pendekatan Analisis Konjoin (Studi Kasus

Mahasiswa Binus University), hlm. 1-10

Sumber Lain:

(2015, 14 Februari). [Forum online]. Diakses dari http://www.the

marketeers.com/?post=penjualan-bersih-q3-tupperware-capai-us-603-juta

(2015, 14 Februari). [Forum online]. Diakses dari

http://tupperware.co.id/Pages/Articlestatic/181214/0001/penghargaan-tupperware-indonesia-2014.aspx

(2015, 14 Februari). [Forum online]. Diakses dari

http://tupperware.co.id/Pages/Articlestatic/190110/0019/profil-perusahaan.aspx

(2015, 14 Februari). [Forum online]. Diakses dari https://www.ipotnews.com/m/article.php/14 Feb 2015)

(2015, 14 Februari). [Forum online]. Diakses dari http //tupperwareonlineparty.wordpress.com/14 Feb 2015)

(2015, 14 Februari). [Forum online]. Diakses dari http://www.tupperware.co.id/14 Feb 2015)

(2015, 14 Februari). [Forum online]. Diakses dari http://www.topbrand-award.com/14 Feb 2015)

(2015, 6 Maret). [Forum online]. Diakses dari

http://www.onquality.info/2010/04/product-quality-by-dr-garvin-1984_23.html

(2015, 6 Maret). [Forum online]. Diakses dari

Gambar

Gambar 1.1 Pengeluaran Konsumsi Makanan dan Non Makanan di Kota Bandung
Tabel 1.1 Jumlah Responden Terkait Produk Tupperware
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Tabel 3.2 Uji Validitas untuk Soal Preferensi dan Atribut Produk
+3

Referensi

Dokumen terkait

This thesis wants to examine the motivation of Anais Nin, the main character of the novel in establishing relationship with a married couple named Henry Miller and June

PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D Umur : 65 Tahun. Pekerjaan : Dosen Etnomusikologi

(3) merupakan tipe kemampuan berbahasa yang paling umum dipakai. Dalam hal ini, keterampilan berbicara sangat penting untuk ditingkatkan dalam praktik persekolahan,

[r]

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Pendidikan dan Pelatihan yang dilaksanakan Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan

Skripsi ini berjudul Peran Komunikasi Antarpribadi Personal Selling Dalam Memasarkan Produk dan Jasa layanan Internet &amp; TV Cable Serta Pelayanan Informasi

Selain itu Human Resource Scorecard juga diartikan sebagai suatu sistem pengukuran yang mengkaitkan sumber daya manusia dengan strategi dan kinerja organisasi, yang akhirnya