• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Teknik Clustering Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen : penelitian eksperimen kuasi pada siswa kelas XI SMAN 24 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Teknik Clustering Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen : penelitian eksperimen kuasi pada siswa kelas XI SMAN 24 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN TEKNIK CLUSTERING DALAM PEMBELAJARAN

MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMAN 24 Bandung

Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Nining Warningsih

NIM 1102482

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN TEKNIK CLUSTERING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

CERPEN

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMAN 24 Bandung Tahun

Ajaran 2014/2015)

oleh

Nining Warningsih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

© Nining Warningsih

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian

(3)

NINING WARNINGSIH

Penerapan Teknik Clustering dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian

Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMAN 24 Bandung

Tahun Ajaran 2014/2015)

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Drs. H. Ma’mur Saadie, M.Pd. NIP 195812301989011001

Pembimbing II,

Halimah, M.Pd. NIP 198104252005012003

diketahui oleh

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si.

(4)

PENERAPAN TEKNIK CLUSTERING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

NINING WARNINGSIH

(1102482)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek. Menulis cerpen masih dianggap sulit bagi sebagian besar siswa terutama kesulitan dalam mencari dan mengembangkan topik menjadi rangkaian cerita yang utuh, apalagi dengan adanya kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk terampil menulis teks. Berdasarkan permasalahan tersebut, dibutuhkan strategi, metode, ataupun teknik yang membantu memudahkan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen. Oleh karena itu peneliti memilih teknik clustering untuk diujicobakan dalam pembelajaran menulis cerpen di kelas XI. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi: 1) bagaimana kemampuan siswa kelas XI dalam menulis cerpen

sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan teknik clustering di kelas

eksperimen; 2) bagaimana kemampuan siswa kelas XI dalam menulis cerpen

sebelum sesudah pembelajaran yang tidak menggunakan teknik clustering di kelas

kontrol; 3) apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis cerpen siswa kelas XI di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal yang tercantum dalam rumusan masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan desain penelitian nonequivalent control group design. Desain ini menggunakan dua kelas. Kelas pertama merupakan kelas eksperimen dan kelas kedua merupakan kelas kontrol sebagai pembanding. Kedua kelas ini akan

mendapatkan pretest dan posttest. Namun perbedaannya kelas eksperimen

mendapatkan perlakuan berupa teknik yang diujicobakan dalam pembelajaran menulis cerpen. Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis, diperoleh hasil thitung

(5,58) > ttabel (2,0021) pada taraf signifikansi 0,05 dan db 58. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa perbedaan nilai rata-rata pretest dan posttest terbukti signifikan karena thitung > ttabel sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Maka, hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa teknik clustering terbukti efektif

(5)

CLUSTERING TECHNIQUE APPLICATION IN LEARNING WRITING SHORT STORY

NINING WARNINGSIH (1102482)

ABSTRACT

This research is motivated by the problem of low ability of the students in writing short stories. Writing short stories is still considered difficult for most students, especially the difficulty in finding and developing a series of topics into the whole story, especially with the new curriculum is the curriculum in 2013 that requires students to skilled writing. Based on these problems, it takes strategy, methods, or techniques that help facilitate students in learning to write short stories. Because the researchers chose clustering technique to be tested in learning to write short stories in class XI. The formulation of the problem in this study include: 1) how the class XI student's ability to write short stories before and after the learning using clustering techniques in experimental class; 2) how the class XI student's ability to write short stories before after learning that do not use clustering techniques in class control; 3) whether there is a significant difference between the ability to write short stories in class XI students in the experimental class and control class. The purpose of this study was to describe things that are listed in the formulation of the problem. The method used in this study is a quasi experimental research design with nonequivalent control group. This design uses two classes. First class is an experimental class and the second class is a class of controls for comparison. Both of these classes will get a pretest and posttest. But the difference of treatment in the form of an experimental class get tested technique in learning to write short stories. Based on the calculation results of hypothesis testing, the result thitung (5.58) > ttable (2.0021) at a significance level of 0.05 and db

58. It can be concluded that the difference in the average value of pretest and posttest proved significant because thitung > ttabel so H0 rejected and Ha accepted.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR HAK CIPTA

LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR...

ABSTRAK...

ABSTRACT...

UCAPAN TERIMA KASIH...

DAFTAR ISI...

DAFTAR TABEL...

DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR DIAGRAM...

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian...

B.Identifikasi Masalah...

C.Rumusan Masalah...

D.Tujuan Penelitian...

E. Manfaat Penelitian...

F. Struktur Organisasi...

BAB II TEKNIK CLUSTERING DAN PEMBELAJARAN MENULIS

CERPEN

A.Metode Quantum Learning...

B.Pengertian Teknik Clustering...

1. Keunggulan Teknik Clustering...

2. Kelemahan Teknik Clustering...

C.Ihwal Menulis...

D.Ihwal Menulis Cerpen...

1. Menulis Cerpen...

2. Pengertian Cerpen...

(7)

3. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen...

4. Langkah-langkah Menulis Cerpen...

E. Anggapan Dasar...

F. Hipotesis...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian...

B.Desain Penelitian...

C.Sumber Data Penelitian...

1. Populasi...

E. Teknik Pengumpulan Data...

F. Teknik Analisis Data...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Proses Penelitian...

B.Deskripsi Hasil Data Penelitian...

1. Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen...

2. Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol...

C.Analisis Pengolahan Data...

1. Uji Reliabilitas Antarpenimbang...

a. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pretest Kelas Eksperimen...

b. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Posttest Kelas Eksperimen..

c. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pretest Kelas Kontrol...

d. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Posttest Kelas Kontrol...

2. Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest...

a. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen...

(8)

c. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol...

d. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol...

3. Uji Homogenitas...

a. Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen...

b. Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol...

4. Uji Hipotesis...

D.Deskripsi Analisis Data...

1. Deskripsi Analisis Data Kelas Eksperimen...

a. Deskripsi Analisis Data Pretest...

b. Deskripsi Analisis Data Posttest...

2. Deskripsi Analisis Data Kelas Kontrol...

a. Deskripsi Analisis Data Pretest...

b. Deskripsi Analisis Data Posttest...

E. Pembahasan Hasil Penelitian...

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan...

B.Saran...

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

82

87

92

92

93

94

97

97

98

104

111

112

118

124

128

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Dalam kehidupan

sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari bahasa. Maka dari itu

pembelajaran bahasa sudah seharusnya mendapatkan perhatian tersendiri.

Dalam pembelajaran bahasa terdapat empat keterampilan berbahasa yaitu

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang masih

mendapatkan banyak kendala dan dirasa masih sukar dalam mempelajarinya.

Berbeda dengan ketiga keterampilan berbahasa lainnya, keterampilan menulis

tidak hanya harus dipelajari secara terus-menerus agar dapat dikuasai, namun

dalam pembelajaran menulis dibutuhkan ide kreatif untuk menghasilkan

sebuah tulisan yang berkualitas. Menulis sebagai suatu rangkaian kegiatan

seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan mengungkapkan melalui

bahasa tulis kepada pembaca, untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan

oleh pengarang (Moeliono, dalam Kusumaningsih, 1998, hlm. 390).

Selaras dengan pernyataan tersebut, sebuah tulisan tidak bisa hanya

berbentuk guratan tanpa makna saja, tetapi didalamnya pasti mengandung

maksud yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Agar

maksud yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca

tersampaikan dengan baik, maka diperlukan sebuah teknik menulis yang

memudahkan pengarang atau penulis untuk menyampaikan semua ide yang

ada dalam pikirannya kedalam sebuah tulisan. Begitu juga dalam

pembelajaran menulis di sekolah. Siswa masih merasa kesulitan untuk

menghasilkan sebuah tulisan. Hal ini dikarenakan ketika kegiatan

pembelajaran, kompetensi siswa dalam menulis jarang digali dengan baik.

Siswa hanya dijejali dengan teks dan teori tentang pembelajaran menulis

tanpa memproduksi sebuah tulisan atau teks yang telah dipelajari. Kurangnya

pembiasaan dalam kegiatan pembelajaran membuat siswa menjadi buta

(10)

kurangnya pembiasaan menulis siswa, kurangnya minat siswa dalam menulis

menjadi kendala besar. Ketika siswa diarahkan untuk membuat sebuah

tulisan, keluhan yang muncul dari siswa adalah mereka kebingungan ketika

hendak memulai membuat sebuah tulisan. Mereka kebingungan mengenai

ide dan isi tulisan yang akan mereka buat. Hal inilah yang menghambat

keterampilan menulis di sekolah. Begitu juga dengan keterampilan menulis

cerita pendek yang dipelajari siswa kelas XI.

Dalam Kurikulum 2013, keterampilan menulis cerpen menjadi salah

satu kompetensi dasar yang harus dipenuhi bagi siswa kelas XI. Kesulitan

untuk memproduksi sebuah tulisan juga terjadi pada kompetensi dasar (KD)

tersebut. Menulis cerpen merupakan kegiatan menulis yang di dalamnya

terdapat kegiatan-kegiatan yang saling berangkaian dan tidak dapat

dipisah-pisahkan secara tegas karena selalu ada kaitan antara kegiatan satu dengan

kegiatan lainnya. Kegiatan tersebut adalah menentukan tema, memulai

karangan, merangkaikan peristiwa, membangun konflik dan mengakhiri cerita

(Sumiyadi & Memen, 2014, hlm. 61) Cerpen sendiri adalah cerita yang habis

dibaca sekitar sepuluh menit atau setengah jam. Jumlah katanya sekitar

500-5000 kata (E. Kosasih, 2014, hlm. 111). Kesulitan yang dialami siswa dalam

menulis cerpen ialah ketika membuat tulisan, siswa masih merasa sulit untuk

menemukan inspirasi atau objek karena tidak ada yang memicu siswa untuk

berpikir kreatif dan kritis. Selain sulit mendapatkan objek yang akan ditulis,

siswa sulit menumpahkan isi pikiran dan ide menjadi sebuah tulisan.

Terkadang siswa juga merasa dibatasi dengan cerita yang tersaji dalam buku

pelajaran yang digunakan ketika kegiatan pembelajaran dan hanya terpaku

dengan tema-tema yang sejenis dengan cerita yang telah disajikan dalam

buku pelajaran. Selain masih sulit menemukan ide dalam menulis, biasanya

siswa juga mengalami kesulitan dalam menentukan ide pokok atau inti dari

sebuah tulisan. Hal ini dikarenakan ide atau gagasan yang muncul dalam

pikiran siswa masih bersifat umum dan meluas. Selain itu, kesulitan yang

seringkali dialami siswa adalah ketika memulai sebuah tulisan. Ide atau

gagasan yang sudah ada dalam pikiran masih sulit dituangkan menjadi sebuah

(11)

merangkaikan ide atau gagasan menjadi sebuah teks yang padu. Apalagi

dengan adanya kurikulum baru yang menuntut siswa untuk dapat menulis

berbagai jenis teks termasuk teks cerita pendek. Teknik pembelajaran yang

disajikan pun harus benar-benar efektif dan memicu siswa untuk berpikir

kritis dan kreatif.

Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti merasa perlu mengadakan

penelitian tentang kemampuan menulis cerpen dengan memilih teknik

clustering (pengelompokkan ide) terhadap siswa kelas XI SMAN 24

Bandung yang bertujuan untuk melihat perbedaan kemampuan siswa dalam

menulis cerpen sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan

teknik tersebut.

Teknik clustering sendiri merupakan turunan dari metode Quantum

Learning. Quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik

pemercepatan belajar, dan neurolinguistik (NLP) . Prinsipnya adalah quantum

learning dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar (DePorter &

Hernacki, 2005, hlm. 14). Begitupun dengan teknik clustering, teknik ini

memberikan alternatif bagi pembelajaran menulis cerpen melalui penuangan

ide-ide secara langsung (DePorter & Hernacki, 2005, hlm. 14). Teknik

clustering juga memudahkan siswa untuk menulis karena dengan teknik ini

siswa dapat mempersempit topik atau tema yang masih umum dengan cara

mengelompokkan beberapa kata yang masih memiliki relasi dan kedekatan

hubungan dengan topik tersebut. Teknik tersebut juga dapat membuat siswa

memiliki keinginan menulis yang tak terbendung karena dalam langkah

kegiatan nya siswa membuat pengelompokkan kata-kata yang berelasi untuk

dijadikan kerangka tulisan. Ketika pengelompokkan kata sudah selesai dibuat,

siswa akan memiliki gambaran tentang tulisan yang akan mereka buat.

Sebelumnya sudah dilakukan penelitian menggunakan teknik clustering

oleh Yulia (2014) yaitu pada pembelajaran menulis teks laporan hasil

observasi dengan judul “Penerapan Teknik Clustering (Pengelompokkan)

dalam Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi” (Penelitian

Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rancaekek Tahun

(12)

digunakan untuk menulis teks laporan hasil observasi. Dalam menulis teks

laporan hasil observasi, teknik clustering membantu siswa untuk

mengelompokkan bagian khusus dari bagian umum yang akan di

deskripsikan lebih lanjut dalam teks. Adapun hasil dari penelitian tersebut

adalah terjadi peningkatan dalam kemampuan menulis teks laporan hasil

observasi siswa kelas X setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan

teknik clustering. Teknik clustering dapat membiasakan siswa belajar

nyaman dan menyenangkan karena proses yang dijalani sama dengan proses

berpikir pada otak. Sedangkan dalam menulis cerpen, teknik clustering

membantu siswa lebih leluasa menuangkan gagasan atau ide yang ada dalam

pikirannya, karena teknik clustering memicu siswa berpikir kreatif.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, teknik clustering terbukti

berpengaruh dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi. Untuk

memperkuat bukti mengenai efektivitas teknik clustering, dilakukan

penelitian sejenis yang diterapkan pada kelas XI. Perbedaan antara penelitian

kali ini dengan penelitian sebelumnya yaitu jika penelitian sebelumnya teknik

tersebut diterapkan dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi,

sedangkan dalam penelitian kali ini peneliti akan mengujicobakan dalam

pembelajaran menulis cerpen. Peneliti melaksanakan penelitian di SMAN 24 Bandung dengan judul “Penerapan Teknik Clustering dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMAN 24

Bandung Tahun Ajaran 2014/2015).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi

beberapa masalah, yakni:

1. Siswa masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis

khususnya dalam memproduksi sebuah tulisan.

2. Kegiatan pembelajaran menulis yang digunakan kurang efektif dan

kurang menggali kemampuan menulis siswa.

3. Pembiasaan memproduksi sebuah tulisan yang minim dilakukan dalam

(13)

4. Kurangnya pemicu siswa untuk berpikir kritis dalam membuat sebuah

tulisan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

untuk penelitian yaitu sebagai berikut.

1. Bagaimana kemampuan siswa kelas XI SMAN 24 Bandung dalam

menulis cerpen sebelum dan sesudah menggunakan teknik clustering di

kelas eksperimen?

2. Bagaimana kemampuan siswa kelas XI SMAN 24 Bandung dalam

menulis cerpen sebelum dan sesudah pembelajaran yang tidak

menggunakan teknik clustering di kelas kontrol?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis

cerpen siswa kelas XI SMAN 24 Bandung di kelas eksperimen dan di

kelas kontrol?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya,

tujuan dari penelitian ini antara lain, untuk mendeskripsikan:

1. kemampuan siswa kelas XI SMAN 24 Bandung dalam menulis cerpen

sebelum dan sesudah menggunakan teknik clustering di kelas

eksperimen;

2. kemampuan siswa kelas XI SMAN 24 Bandung dalam menulis cerpen

sebelum dan sesudah pembelajaran yang tidak menggunakan teknik

clustering di kelas kontrol;

3. perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis cerpen siswa kelas

XI SMAN 24 Bandung di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka manfaat yang

(14)

1. Manfaat Teoretis

Penelitian yang dilakukan akan menghasilkan pengetahuan

tentang menulis dan teknik yang tepat untuk pembelajaran menulis siswa

terutama menulis cerpen. Selain digunakan dalam pembelajaran menulis

cerpen, teknik clustering juga dapat digunakan dalam pembelajaran

menulis laporan, esai, proposal, cerita hingga puisi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Penelitian yang dilakukan akan menambah pengetahuan dan

wawasan guru dalam kegiatan pembelajaran dan mengetahui teknik

atau model pembelajaran yang cocok dalam mengajarkan suatu

materi. Guru juga dapat mengeksplorasi kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan teknik pembelajaran yang lebih variatif

sehingga siswa tidak merasa bosan dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Bagi Siswa

Teknik yang digunakan dalam penelitian diharapkan

membuat siswa lebih menguasai materi atau kompetensi dasar (KD)

yang ingin dicapai. Penelitian ini juga memudahkan siswa untuk

menemukan cara pembelajaran yang cocok dan dirasa cukup efektif

dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.

c. Bagi Peneliti Lain

Manfaat untuk peneliti lain yaitu penelitian ini bisa menjadi

referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya serta menjadi

sebuah pembanding untuk penelitian yang sejenis lainnya. Selain itu,

penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi gambaran penelitian

untuk para peneliti selanjutnya.

F. Struktur Organisasi

Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman dalam skripsi ini,

peneliti membuat struktur organisasi skripsi. Bagian ini berisi rincian isi

tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi. Skripsi

(15)

Pada bab I dalam skripsi ini berisi pendahuluan yang memuat alasan

peneliti melakukan penelitian. Adapun bab I itu di dalamnya memuat

pemaparan latar belakang masalah, identifikasi masalah penelitian, rumusan

masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur

organisasi skripsi.

Pada bab II skripsi ini memuat kajian pustaka mengenai teknik clustering

dan pembelajaran menulis cerpen. Dalam bab ini dijelaskan secara teoretis

tentang kedua variabel yang dijadikan sebagai dasar penelitian dalam skripsi

ini.

Bab III memuat metodologi penelitian yang dipakai dalam penelitian ini.

Pembahasannya mencakup jenis penelitian yang dilakukan meliputi teknik

pengumpulan data, pengolahan data, serta instrumen yang digunakan dalam

penelitian yang dilakukan dalam skripsi.

Pada bab IV memuat pembahasan data peneltian. Data yang telah

diperoleh akan diolah menggunakan teknik pengolahan yang telah

dirumuskan. Data hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan

disajikan dalam bentuk statistik yang dideskripsikan.

Bab V memuat simpulan dan saran. Simpulan berisi pembahasan dari data

yang telah terkumpul pada bab IV. Sedangkan saran merupakan hal-hal

(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dasar dari sebuah penelitian adalah adanya suatu masalah yang timbul.

Dari masalah tersebut peneliti harus mencari sebuah cara untuk mencapai

tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang ada. Maka dari itu, sebuah

penelitian tentu saja membutuhkan suatu metode. Metode penelitian diartikan

sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu

(Sugiyono, 2012, hlm. 3). Hal ini berarti suatu masalah yang timbul akan

terselesaikan apabila menggunakan metode yang tepat.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode

eksperimen semu atau eksperimen kuasi. Metode penelitian ini dipilih untuk

mengujicobakan sebuah teknik dalam pembelajaran menulis cerpen.

Dalam penelitian ini teknik clustering akan digunakan dalam

pembelajaran menulis cerpen kelas XI SMAN 24 Bandung agar diketahui

perbedaan kemampuan menulis cerpen siswa sebelum dan sesudah mengikuti

pembelajaran menggunakan teknik tersebut.

B. Desain Penelitian

Bentuk eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

eksperimen kuasi dengan desain nonequivalent control group design. Dalam

desain ini peneliti memilih dua kelas secara non acak untuk dijadikan kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dilakukan agar dapat terlihat perbedaan

antara kelas yang diberikan perlakuan atau stimulus dengan kelas yang tidak.

Metode ini digunakan untuk mengetahui perbedaan antara kemampuan

menulis cerpen siswa kelas XI SMAN 24 Bandung sebelum dan sesudah

mengikuti pembelajaran menggunakan teknik clustering dan menguji

hipotesis yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah pola penelitian yang dapat

(17)

Nonequivalent Control Group Design

Keterangan:

E : Kelompok/kelas eksperimen

K : Kelompok/kelas kontrol

O1: Pretest pada kelompok/kelas eksperimen

O2: Postest pada kelompok/kelas eksperimen

X : Perlakuan/pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan teknik

clustering.

O3: Pretest pada kelompok/kelas kontrol

O4: Postest pada kelompok/kelas kontrol

Desain nonequivalent control group design yang digunakan dalam

penelitian ini hampir sama dengan dengan pretest-posttest control group design.

Perbedaannya peneliti dapat memilih kelompok eksperimen dan kelas kontrol

secara bebas namun harus tetap bersifat homogen. Dalam desain nonequivalent

control group design kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak dipilih secara

random (Sugiyono, 2013, hlm. 116).

Dalam desain nonequivalent control group design, setelah dipilih dua

kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol dari keseluruhan kelas XI

SMAN 24 Bandung secara non acak, kedua kelas tersebut diberikan pretest (tes

awal). Pretest ini diberikan untuk mengetahui kemampuan awal menulis cerpen

siswa pada kedua kelas tersebut sebelum teknik clustering diujicobakan pada

kelas eksperimen. Selanjutnya kelas eksperimen diberikan perlakuan (treatment)

yaitu pembelajaran menggunakan teknik clustering, sedangkan pada kelas kontrol,

pembelajaran menulis cerpen dilaksanakan tanpa menggunakan teknik clustering.

O1 X O2 E (Eksperimen)

(18)

Kemudian setelah itu diberikan posttest (tes akhir) kepada kelas eksperimen dan

kelas kontrol untuk membandingkannya dengan hasil pretest. Hal ini dilakukan

untuk melihat perbedaan kemampuan menulis cerpen siswa sebelum dan sesudah

mengikuti pembelajaran menggunakan teknik clustering.

C. Sumber Data Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN

24 Bandung. Populasi tersebar dari kelas XI MIA 1 hingga kelas XI IIS

2. Berikut ini adalah data sebaran kelas XI SMAN 24 Bandung tahun

ajaran 2014/2015.

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

Populasi Jumlah Jumlah

Keseluruhan Laki-laki Perempuan

Siswa Kelas X MIA 1 12 18 30

Siswa Kelas X MIA 2 14 22 36

Siswa Kelas X MIA 3 15 19 34

Siswa Kelas X MIA 4 19 16 35

Siswa Kelas X MIA 5 23 15 38

Siswa Kelas X MIA 6 22 12 34

Siswa Kelas X MIA 7 12 18 30

Siswa Kelas X MIA 8 14 16 30

Siswa Kelas X IIS 1 18 14 32

Siswa Kelas X IIS 2 15 20 35

2. Sampel

Penelitian ini mengambil sampel secara non acak yaitu purposive

sampling. Purposive sampling merupakan pengambilan yang ditentukan

sendiri oleh peneliti karena sampel sudah memiliki karakteristik tertentu.

(19)

digunakan pada penelitian ini adalah kelas XI MIA 7 dan kelas XI MIA 8

SMAN 24 Bandung. Kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan yang

sama sehingga sampel bersifat homogen.

Tabel 3.2

Sampel Penelitian

Sampel Jumlah Jumlah

Keseluruhan Laki-laki Perempuan

Kelas XI MIA 7 12 18 30

Kelas XI MIA 8 14 16 30

Jumlah Keseluruhan 26 34 60

D. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2006, hlm. 163) instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah, dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Maka dari itu dalam

penelitian ini peneliti merancang beberapa instrumen sebagai berikut.

1. Instrumen Tes

Instrumen tes digunakan untuk ketika melakukan pretest dan

posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Bentuk tes dalam

penelitian ini berupa tes tertulis yang ditujukan kepada kedua kelas

penelitian yaitu kelas XI MIA 8 sebagai kelas eksperimen dan kelas X

MIA 7 sebagai kelas kontrol SMAN 24 Bandung. Soal yang dijadikan

sebagai instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Buatlah sebuah cerpen dengan tema sesuai pilihanmu masing-masing dengan

memperhatikan aspek-aspek berikut ini!

a. Kelengkapan unsur intrinsik (tema, alur, latar, tokoh, sudut pandang, gaya

bahasa, dan amanat).

b. Teknik penulisan dan ejaan.

(20)

2. Instrumen Penilaian (kriteria penilaian cerpen)

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Menulis Cerita Pendek

No Aspek Kriteria dan Skor

25-21 20-14 15-11 10

1. Kelengkapan

aspek formal

2. Kelengkapan

unsur

3. Keterpaduan

unsur dan

struktur

cerpen

Struktur disusun

(21)

Bobot: 4

3) dimensi latar

(22)

Bobot: 2

tokoh dan

latar.

Kriteria penilaian di atas berdasarkan Kriteria Penilaian Menulis Cerita pendek

menurut Sumiyadi (2010) dan telah dimodifikasi oleh penulis sesuai kebutuhan

penelitian di lapangan. Skor yang diperoleh siswa dikonversi langsung menjadi

nilai dengan menggunakan rumus:

Ʃ(Skor per Aspek X Bobot)

2,5

Tabel 3.4

Penilaian PAN Skala Empat

Skala Nilai Kategori

85-100 Sangat Baik

75-84 Baik

60-74 Cukup

40-59 Kurang

Sumber: Nurgiyantoro, 2013, hlm.253

3. Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan dalam penelitian ini berupa Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di dalamnya berisi rangkaian

pembelajaran menulis cerpen menggunakan teknik clustering sebagai

(23)

a. Perlakuan 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 24 BANDUNG

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : XI

Alokasi Waktu : 45 menit x 2 JP

A. KOMPETENSI INTI

KI 4: Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang)

sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama

dalam sudut pandang/teori).

B. KOMPETENSI DASAR

4.2 Memproduksi teks cerita pendek yang koheren sesuai dengan

karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.

C. INDIKATOR

1. Menelaah unsur intrinsik cerpen.

2. Menentukan topik untuk memproduksi cerpen.

(24)

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang)

sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama

dalam sudut pandang/teori).

2. Siswa dapat menentukan topik dan tema cerpen yang akan ditulis

menggunakan teknik clustering.

3. Siswa dapat membuat cerpen yang memiliki unsur intrinsik yang

lengkap.

E. MATERI PEMBELAJARAN

1. Unsur intrinsik cerpen (tema, alur, latar, tokoh, sudut pandang, gaya

bahasa, dan amanat).

2. Teknik clustering

F. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan : Scientific

Metode : Quantum Learning

(25)

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tabel 3.5

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Mengajak semua siswa berdoa menurut

agama dan keyakinan masing-masing

(untuk mengawali kegiatan pembelajaran).

2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran

siswa.

3. Guru mengecek kesiapan siswa belajar baik

secara fisik maupun psikologis.

4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau

kompetensi yang akan dicapai.

5. Guru menyampaikan garis besar cakupan

materi dan penjelasan tentang kegiatan yang

akan dilakukan siswa untuk menyelesaikan

latihan-latihan dan tugas dalam

pembelajaran.

10 menit

Inti

Mengamati

1. Membaca cerpen yang diberikan oleh guru.

Menanya

2. Mempertanyakan unsur intrinsik cerpen.

3. Mempertanyakan topik pengalaman,

peristiwa/kejadian yang digali.

Mengeksplorasi

4. Menelaah unsur intrinsik cerpen.

5. Siswa menggunakan teknik clustering

(26)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

melakukan kegiatan sebagai berikut untuk

membuat sebuah cerpen.

a. menuliskan sebuah gagasan atau ide

berupa sebuah kata/frasa sebagai

gagasan utama/kata primer dan

melingkarinya;

b. guru menyuruh siswa menuliskan

kata yang pertama kali timbul dalam

pikiran siswa ketika

melihat/mendengar kata primer

yang telah dituliskan sebelumnya;

c. meneruskan hubungan-hubungan

dari kata-kata sekunder dan

melingkarinya. Kemudian

mengulanginya sampai terbentuk

beberapa rantai pengelompokkan

kata;

d. memperhatikan rantai yang sudah

terbentuk dan mencoret gagasan

yang dianggap tidak berhubungan.

Kemudian menemukan “AHA”

(desakan untuk menulis), dan

e. mengembangkan gagasan menjadi

tulisan cerpen.

Menalar

6. Menemukan unsur intrinsik cerpen.

Mengomunikasikan

(27)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

telah dibaca secara lisan.

8. Mengutarakan cerpen yang telah ditulis.

Penutup

1. Guru bersama-sama dengan siswa atau

sendiri membuat rangkuman/simpulan

pelajaran.

2. Melakukan penilaian dan refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan secara

konsisten dan terprogram.

3. Memberikan tugas, baik tugas individual

maupun kelompok sesuai dengan hasil

belajar siswa.

5 menit

H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

1. Contoh cerpen

2. Buku Bahasa Indonesia SMA Kelas XI (wajib).

I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

1. Teknik dan Bentuk Instrumen

Tabel 3.6

Teknik dan Bentuk Instrumen

Teknik Bentuk

Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik

Penilaian Pengetahuan Lembar Penilaian Pengetahuan

(28)

2. Instrumen Penilaian

a. Pengamatan Sikap

Tabel 3.7

Lembar Pengamatan Sikap

No. Nama

Siswa Religius Jujur

Tanggung

jawab Santun Jumlah

1.

2.

3.

4.

Tabel 3.8

Rubrik Penilaian Sikap

Rubrik Skor

sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh

dalam melakukan kegiatan

1

menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam

melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum

ajeg/konsisten

2

menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam

melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai

ajeg/konsisten

3

menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam

(29)

Nilai Sikap = (Jml skor diperoleh : 16) x 4

b. Penilaian Pengetahuan

Tabel 3.9

Kriteria Penilaian Menulis Cerpen Siswa

No Aspek Kriteria dan Skor

25-21 20-14 15-11 10

1. Kelengkapan

aspek formal

2. Kelengkapan

unsur intrinsik

(30)

Bobot: 3

dengan

judul.

3. Keterpaduan

unsur/struktur

cerpen

Bobot: 4

Struktur disusun

(31)

4. Kesesuaian

dimodifikasi oleh penulis sesuai kebutuhan penelitian di lapangan). Skor yang

diperoleh siswa dikonversi langsung menjadi nilai dengan menggunakan rumus:

Ʃ(Skor per Aspek X Bobot)

2,5

c. Penilaian Keterampilan

Tabel 3.10

(32)

No. Nama

Keterampilan yang dinilai

Keterampilan

Berbahasa

Keterampilan

Mengolah

Argumen

Keterampilan

Menanggapi

1.

2.

3.

4.

Kriteria:

1 = sangat baik 3 = cukup

2 = baik 4 = kurang

b. Perlakuan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 24 BANDUNG

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : XI

(33)

A. KOMPETENSI INTI

KI 4: Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang)

sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama

dalam sudut pandang/teori).

B. KOMPETENSI DASAR

4.2 Memproduksi teks cerita pendek, yang koheren sesuai dengan

karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan.

C. INDIKATOR

1. Menelaah struktur cerpen.

2. Menganalisis kesalahan ejaan kaidah kebahasaan cerpen.

3. Membuat cerpen yang sesuai dengan struktur dan kaidah yang benar.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang)

sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama

dalam sudut pandang/teori).

2. Siswa dapat membuat cerpen sesuai dengan struktur dan kaidah

(34)

E. MATERI PEMBELAJARAN

1. Struktur teks cerpen (abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi,

dan koda).

2. Teknik clustering

F. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan : Scientific

Strategi : Quantum Learning

Teknik : Clustering

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tabel 3.11

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Mengajak semua siswa berdoa menurut

agama dan keyakinan masing-masing

(untuk mengawali kegiatan

pembelajaran)

2. Melakukan komunikasi tentang

kehadiran siswa

3. Guru mengecek kesiapan siswa belajar

baik secara fisik maupun psikologis.

4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

atau kompetensi yang akan dicapai.

5. Siswa menerima informasi tentang

keterkaitan pembelajaran sebelumnya

dengan pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

(35)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

6. Guru menyampaikan garis besar

cakupan materi dan penjelasan tentang

kegiatan yang akan dilakukan siswa

untuk menyelesaikan latihan-latihan

dan tugas dalam pembelajaran.

Inti

Mengamati

1. Membaca cerpen yang telah dibuat

pada pertemuan sebelumnya.

Menanya

2. Mempertanyakan struktur dan kaidah

kebahasaan cerpen.

3. Mempertanyakan topik pengalaman,

peristiwa/kejadian yang digali.

Mengeksplorasi

4. Menelaah struktur dan kaidah

kebahasaan cerpen.

5. Siswa menggunakan teknik clustering

melakukan kegiatan sebagai berikut

untuk membuat sebuah cerpen.

a. menuliskan sebuah gagasan

atau ide berupa sebuah

kata/frasa sebagai gagasan

utama/kata primer dan

melingkarinya;

b. guru menyuruh siswa

(36)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

menuliskan kata yang pertama

kali timbul dalam pikiran siswa

ketika melihat/mendengar kata

primer yang telah dituliskan

sebelumnya;

c. meneruskan

hubungan-hubungan dari kata-kata

sekunder dan melingkarinya.

Kemudian mengulanginya

sampai terbentuk beberapa

rantai pengelompokkan kata;

d. memperhatikan rantai yamg

sudah terbentuk dan mencoret

gagasan yang dianggap tidak

berhubungan dan menemukan

“AHA” (desakan untuk

menulis); dan

e. mengembangkan gagasan

menjadi tulisan teks cerita

pendek.

Menalar

6. Menemukan struktur dan kaidah

kebahasaan teks cerita pendek yang

benar.

Mengomunikasikan

7. Mengutarakan struktur dan unsur

intrinsik teks cerita pendek yang telah

(37)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

8. Mengutarakan teks cerita pendek yang

telah ditulis.

Penutup

1. Guru bersama-sama dengan siswa atau

sendiri membuat rangkuman/simpulan

pelajaran.

2. Melakukan penilaian dan refleksi

terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan

terprogram.

3. Memberikan tugas, baik tugas

individual maupun kelompok sesuai

dengan hasil belajar siswa.

5 menit

H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

1. Teks cerpen yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya.

2. Buku Bahasa Indonesia SMA Kelas XI (wajib).

I. PENILAIAN

1. Teknik dan Bentuk Instrumen

Tabel 3.12

Teknik dan Bentuk Instrumen

Teknik Bentuk

Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik

(38)

Tes Unjuk Kerja Lembar Penilaian Performansi

2. Instrumen Penilaian

a. Pengamatan Sikap

Tabel 3.13

Lembar Pengamatan Sikap

No. Nama

Siswa Religius Jujur

Tanggung

jawab Santun Jumlah

1.

2.

3.

4.

Tabel 3.14

Rubrik Penilaian Sikap

Rubrik Skor

sama sekali tidak menunjukkan usaha

sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan

1

menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh

dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan

belum ajeg/konsisten

2

menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam

melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai

ajeg/konsisten

3

menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam

(39)

ajeg/konsisten

Nilai Sikap = (Jml skor diperoleh : 16) x 4

b. Penilaian Pengetahuan

Tabel 3.15

Kriteria Penilaian Menulis Cerpen Siswa

No Aspek Kriteria dan Skor

25-21 20-16 15-11 10

1. Kelengkapan

aspek formal

2. Kelengkapan

unsur

(40)

unsur/struktu

3) dimensi latar

(41)

Bobot: 2

bahasa yang

disesuaikan

dengan

dimensi

tokoh dan

latar.

(Sumber: Sumiyadi. 2010. Kriteria Penilaian Menulis Cerita pendek dan telah

dimodifikasi oleh penulis sesuai kebutuhan penelitian di lapangan). Skor yang

diperoleh siswa dikonversi langsung menjadi nilai dengan menggunakan rumus:

Ʃ(Skor per Aspek X Bobot)

2,5

c. Penilaian Keterampilan

Tabel 3.16

Penilaian Keterampilan

No. Nama

Keterampilan yang dinilai

Keterampilan

Berbahasa

Keterampilan

Mengolah

Argumen

Keterampilan

Menanggapi

1.

2.

3.

4.

Kriteria:

1 = sangat baik 3 = cukup

(42)

E. Teknik Pengumpulan Data

a. Pada tahap awal penelitian, peneliti melakukan pretest pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Pada tahap ini siswa diminta menulis

cerpen untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum mengikuti

pembelajaran menggunakan teknik clustering.

b. Pada tahap kedua, peneliti memberikan perlakuan/treatment pada kelas

eksperimen yaitu pembelajaran menggunakan teknik clustering.

Sedangkan teknik kontrol diberi pembelajaran menulis cerpen tanpa

menggunakan teknik clustering.

c. Pada tahap akhir, peneliti memberikan posttest pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Pada tahap ini siswa diminta menulis cerpen untuk

mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam menulis cerpen setelah

mengikuti pembelajaran menggunkan teknik clustering.

F. Teknik Analisis Data

Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul. Data diolah

secara kuantitatif menggunakan rumus statistik. Adapun langkah-langkah

pengolahan data sebagai berikut.

a. Membaca dan menilai hasil pretest dan postest kelas eksperimen dan kelas

kontrol berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

b. Menganalisis dan mendeskripsikan beberapa hasil pretest dan postest kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

c. Hasil tes awal dan akhir akan yang telah dinilai oleh ketiga penilai akan

dirata-ratakan dengan penghitungan sebagai berikut.

Nilai akhir = P1 + P2 + P3

3

d. Uji Reliabilitas Tes

Untuk menguji penilaian yang dilakukan oleh lebih dari satu orang

penimbang untuk setiap penampilan apresiasi, maka uji reliabilitas

(43)

� = ∑x ,

1) Jumlah kuadrat siswa(testi)

�� ∑�� = ∑��� − ∑� ,

2) Jumlah kuadrat penguji

�� ∑�� = ∑� − ∑�

3) Jumlah kuadrat total

�� ∑�� � = ∑� − ∑�

4) Jumlah kuadrat kekeliruan

�� ∑� �� = ∑� � − ∑�� − ∑�

Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukkan ke dalam format

ANAVA. Reliabilitas antarpenimbang dilakukan dengan menggunakan

rumus:

Tabel 3.17

Format ANAVA

Sumber

Variasi

SS Dk (N-1) Varians

Siswa SSt∑�� N – 1 SSt∑��

N − 1

Penguji SSp∑� p K – 1 *

Kekeliruan SSk∑� kk (N–1) (K–1) SSk∑� kk

N– 1 – K– 1

(44)

� = �� − �����

Keterangan:

rn : Reliabilitas yang dicari

Vt : Variansi dari testi

Vkk : Variansi dari kekeliruan

Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh disesuaikan dengan tabel

Guilford sebagai berikut.

Tabel 3.18

Tabel Guilford

Rentang Kriteria

0,80-1,00 Reliabilitas sangat tinggi

0,60-0,80 Reliabilitas tinggi

0,40-0,80 Reliabilitas sedang

0,20-0,40 Reliabilitas rendah

0,00-0,20 Reliabilitas sangat rendah

e. Uji Normalitas

Uji normalitas yang dilakukan untuk mengetahui kenormalan

penyebaran data yang telah terkumpul. Peneliti melakukan uji normalits

dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menghitung mean dengan menggunakan rumus.

=

∑ )

Keterangan :

=

rata-rata nilai

(45)

� = jumlah siswa

2) Menghitung modus dengan rumus.

= b + p

[

+

]

Keterangan :

Mo = Modus

b = batas kelas interval

p = panjang kelas interval

b1 = frekuensi pada kelas modus dikurangi frekuensi kelas

interval terdekat

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval

berikutnya

3) Menghitung simpangan baku atau standar deviasi

Sd =

∑ − ∑

4) Menghitung daftar frekuensi

Rentang kelas (R) = Skor maks – Skor min

Banyak kelas (K) = 1 + 3,3log n

Panjang kelas (P) = �

Z untuk batas kelas = batas kelas – nilai rata-rata

standar deviasi

Ei (frekuensi diharapkan) = Luas i x ∑�

Oi (frekuensi pengamatan)

5) Menggunakan rumus chi-kuadrat

� = ∑ �− �

Keterangan :

� = nilai Chi Kuadrat

(46)

� = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoretis) Rumus untuk mencari frekuensi teoretis yaitu:

∑f = ∑fk x ∑fb

∑T

Keterangan :

∑f = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoretis)

∑fk

=

jumlah frekuensi pada kolom

∑fb = jumlah frekuensi pada baris

∑T = jumlah keseluruhan baris atau kolom

6) Menentukan derajat kebebasan (dk)

Dk = K – 3

K = banyaknya kelas

7) Menentukan nilai X2hitung dengan X2tabel dengan bantuan tabel X2

dengan tingkat kepercayaan 95% (@= 0,05).

8) Menentukan kriteria uji normalitas menggunakan ketentuan sebagai

berikut.

Jika X2hitung < X2tabel maka data tersebut berdistribusi normal.

Jika X2hitung> X2tabel maka data tersebut berdistribusi tidak normal.

(Subana, 2011, hlm. 149)

f. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui sifat varian sampel yang

digunakan dalam penelitian. Dengan uji homogenitas, akan diketahui

varian sampel dalam penelitian ini bersifat homogen (sama) atau

heterogen (berbeda) yang nantinya akan dijadikan data dalam penelitian

ini. Penentuan homogen atau tidaknya suatu data, berdasarkan pada

kriteria berikut ini.

- Jika Fhitung< Ftabel artinya distribusi data homogen

(47)

Uji homogenitas menggunakan uji F

ℎ� =

Keterangan :

ℎ� = nilai yang dicari

Vb = standar deviasi pra kelas eksperimen

Vk = standar deviasi pasca kelas eksperimen

(Subana, 2001, hlm. 161)

g. Uji Hipotesis

Setelah data terbukti normal dan homogen, langkah selanjutnya

adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus uji t (t-test) desain

tiga. Uji t desain tiga ini digunakan oleh peneliti karena penelitian ini

menggunakan kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji t

digunakan untuk menguji signifikansi nilai mean. Hipotesis yang dibuat

adalah sebagai berikut.

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis cerpen siswa

sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan teknik

clustering.

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis cerpen

sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan teknik

clustering.

Atau H1 : µE ≠ µK H0 : µE = µK

Uji hipotesis dilakukan untuk membuktikan ada atau tidaknya

perubahan yang signifikan setelah teknik clustering diujicobakan. Uji

hipotesis ini menggunakan rumus uji t dengan langkah-langkah sebagai

(48)

1) Mencari Mx

Mx = ∑

2) Mencari ∑X

∑x2= ∑x2 ∑�

3) Mencari My

My = ∑

4) Mencari ∑y2

∑y2= ∑y2

5) Mencari thitung

thitung =

√[� +� −∑ + ∑ ][ + ]

6) Menghitung derajat kebebasan (db)

db = n1 + n2 – 2

7) Menentukan ttabel dengan taraf signifikan 95 % (ɑ = 0,05)

t tabel = t (1-a) (db)

Berdasarkan nilai db, mencari harga t dari tabel dengan taraf

signifikan 1% dan 5%, dengan ketentuan berikut ini.

- Jika thitung > ttabel maka Ho atau hipotesis nol ditolak dan Ha atau

hipotesis kerja diterima.

- Jika thitung < ttabel maka Ho atau hipotesis nol diterima dan Ha atau

hipotesis kerja ditolak

Jika �ℎ� lebih besar dari � , dapat disimpulkan bahwa kedua

variabel mempunyai perbedaan yang signifikan. Namun, jika �ℎ�

lebih kecil atau sama dengan � maka kedua variabel tidak

mempunyai perbedaan yang signifikan.

(49)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti terhadap

kemampuan siswa kelas XI MIA 7 dan kelas XI MIA 8 dalam pembelajaran

menulis cerpen di SMAN 24 Bandung menggunakan teknik clustering,

peneliti menarik simpulan sebagai berikut.

1. Secara umum kemampuan siswa kelas eksperimen dalam menulis cerpen

sebelum pemberian perlakuan masih kurang. Tingkat kesalahan siswa

terdapat pada relevansi judul dengan isi cerita, pengembangan cerita,

penggambaran tokoh dan latar, penulisan kaidah EYD, pemilihan diksi,

dan penentuan akhir cerita. Namun setelah pemberian perlakuan berupa

pembelajaran menggunakan teknik clustering, kemampuan menulis

cerpen siswa pun mengalami peningkatan yang signifikan dan kesalahan

dapat diminimalisasi. Hal ini terbukti dengan melihat nilai rata-rata siswa

pada pretest sebesar 72 yang kemudian meningkat ketika posttest

diperoleh hasil sebesar 82. Dari kedua data tersebut dapat terlihat bahwa

kenaikan nilai rata-rata kelas eksperimen naik sebanyak 10 angka.

2. Secara umum kemampuan siswa kelas kontrol dalam menulis cerpen

masih kurang. Tingkat kesalahan yang ditemui sama seperti pada kelas

eksperimen yaitu relevansi judul dengan isi cerita, pengembangan cerita,

penggambaran tokoh dan latar, penulisan kaidah EYD, pemilihan diksi,

dan penentuan akhir cerita. Namun setelah pembelajaran menulis cerpen

menggunakan metode ceramah dan diskusi, kemampuan menulis cerpen

siswa mengalami peningkatan dan kesalahan dapat diminimalisasi.

Namun tidak seperti pada kelas eksperimen, kelas kontrol mengalami

peningkatan yang tidak terlalu baik. Hal ini dapat terlihat dari nilai

rata-rata siswa pada pretest sebesar 74,7 dan nilai rata-rata pada posttest

sebesar 77. Dari kedua data tersebut dapat terlihat bahwa kenaikan nilai

(50)

3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus uji t

diperoleh ttabel ≤ thitung ≥ ttabel, yaitu 2,0021 ≤ 5,58≥ 2,0021. Hasil tersebut

mengacu pada Ha (Terdapat kemampuan yang signifikan antara

kemampuan menulis cerpen siswa sebelum dan sesudah mengikuti

pembelajaran menggunakan teknik clustering) dapat dibuktikan bahwa

Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga teknik clustering ini dapat

diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen di sekolah.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dan simpulan yang sudah

dikemukakan sebelumnya, ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan,

di antaranya sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, teknik clustering

efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen. Teknik ini

sebagai alternatif bagi guru agar pembelajaran menulis menjadi lebih

menyenangkan dan membangkitkan semangat menulis siswa. Selain

dalam menulis cerpen, teknik ini juga dapat diterapkan dalam

pembelajaran menulis teks lain seperti teks teks eksplanasi, teks

eksposisi, ataupun teks deskripsi.

2. Dalam menerapkan teknik clustering, guru harus cermat mengatur waktu

agar lebih efisien karena menulis membutuhkan waktu yang cukup lama.

3. Pembelajaran akan lebih menyenangkan apabila guru mendukungnya

dengan menyediakan media yang bervariasi. Hal ini akan menghapuskan

paradigma membosankan di benak siswa ketika belajar bahasa Indonesia.

4. Peneliti pembelajaran menulis cerpen selanjutnya diharapkan dapat

menerapkan strategi, model, teknik, dan media yang belumpernah

digunakan sebelumnya agar siswa tidak merasa bosan dengan

pembelajaran yang berulang dan untuk menambah minat siswa pada

Gambar

Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
Tabel 3.3
Tabel 3.4 Penilaian PAN Skala Empat
+7

Referensi

Dokumen terkait

digunakan untuk menilai kesesuaian antara roadmap riset para promotor yang diusulkan dengan tema-tema penelitian yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa dalam. kurun

Memahami Perilaku Pemilih Pada Pemilu 2004 di Indonesia. Jurnal Demokrasi

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling rendah di beberapa Kecamatan Dairi yaitu 1,77 di Kecamatan Siempat Nempu Hulu Desa Sungai Raya.. Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling

Yang berhak mengajar pada semester bersangkutan adalah dosen yang tidak sedang dalam tugas belajar (studi lanjut) atau dosen yang sedang tugas belajar

He continued with an explanation of the Transition Support Program (TSP), a framework for budgetary support from the Development Partners, for 3 years. He provided a brief report

Efektivitas Program Experiential Based Counseling untuk Mengembangkan Kompetensi Intrapersonal dan Interpersonal Mahasiswa (Penelitian Kuasi Eksperimen Pada Mahasiswa

bahwa dipandang perlu untuk menambah keanggotaan Team Pertimbangan Hak Guna Usaha Perkebunan Besar dengan seorang pejabat dari Direktorat Landreform Direktorat Jenderal