TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister
Pendidikan Program Studi Pendidikan Umum
Oleh :
Yuyun Wahyuni
NIM. 1107272
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN UMUM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
NIM. 1107272
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN
PRAMUKA
( Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri di Kota Serang )
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing
Dr. Kama A. Hakam, M.Pd.
NIP. 195512151980021001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Umum
DR. Kama A. Hakam, M.Pd.
Dasar Negeri 3 Kota Serang)“ beserta seluruh isinya adalah benar benar karya penulis sendiri dan penulis tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara – cara yang bertentangan dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, penulis siap menanggung resiko atau sanksi yang
dijatuhkan kepada penulis apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran
terhadap etika keilmuan dalam tesisi ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap
keaslian tesis ini.
Bandung, November 2015
Pembuat Pernyataan
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Yuyun Wahyuni (1107272). Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa Melalui Kegiatan Pramuka (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri di Kota Serang).
Penelitian dilatarbelakangi oleh perilaku yang bertolak belakang dan menggambarkan perbedaan kecerdasan sosial antara siswa peserta aktif dan bukan peserta akatif kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang. Penelitian ini bertujuan untuk menggali, mengkaji, dan mengidentifikasi informasi-argumentasi tentang pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang. Teori yang digunakan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan sosial dan kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-naturalistik dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipatif di sekolah, wawancara diantaranya dengan beberapa warga sekolah, diantaranya kepala sekolah, anggota komite sekolah, pegawai Dinas Pendidikan Kota Serang Bagian Ketenagakerjaan dan Kesiswaan Sekolah Dasar dan orang tua siswa, serta analisis dokumen yang terkait dengan kegiatan pramuka. Data dianalisis dengan tahapan; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi, kemudian diuji keabsahannya menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)Program pramuka di SDN 3 kota Serang berisikan pembinaan kecerdasan sosial siswa. (2)Melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang dilakukan pembinaan kecerdasan sosial yaitu kerjasama, tolong menolong, sopan santun, saling menghormati dan menghargai, hemat, serta menjaga kebersihan lingkungan. (3)Kendala pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui pramuka di SDN 3 Kota Serang disebabkan faktor internal, yaitu tenaga pembina dan pelatih pramuka yang tidak konsisten dan tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya, serta kurangnya partisipasi siswa untuk mengikuti kegiatan pramuka, disamping sarana kepramukaan yang kurang memadai. Kegiatan pramuka sebagai wahana pembinaan kecerdasan sosial siswa disarankan untuk dilaksanakan secara serius dan konsisten. Namun demikian, diharapkan ada penelitian lanjutan untuk penyempurnaan pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan pramuka.
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN ... ii
MOTTO HIDUP ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR BAGAN ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
1.5 Struktur Organisasi Tesis ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembinaan Karakter Siswa Sekolah Dasar ... 10
2.1.1 Kebijakan Nasional Pembinaan Karakter di Sekolah Dasar ... 10
2.1.2 Pembinaan dan Pengembangan Karakter di Sekolah Dasar ... 16
2.2 Kecerdasan Sosial Siswa Sekolah Dasar ... 30
2.2.1 Hakikat Kecerdasan ... 30
2.2.2 Jenis-Jenis Kecerdasan ... 33
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.2.4 Kecerdasan Sosial dan Kegiatan Prososial ... 45
2.3 Kecerdasan Sosial Siswa Sekolah Dasar ... 50
2.3.1 Anak Didik Sekolah Dasar ... 50
2.3.2 Kecerdasan Sosial Siswa Sekolah Dasar ... 51
2.4 Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Pramuka ... 57
2.4.1 Hakikat Pramuka ... 57
2.4.2 Sejarah Pramuka ... 62
2.4.3 Visi dan Misi Gerakan Pramuka ... 65
2.4.4 Prosedur Pramuka ... 68
2.4.5 Tujuan Kegiatan Pramuka ... 71
2.4.6 Metode Pendidikan Kepramukaan ... 73
2.5 Hubungan Pendidikan Umum dan Kegiatan Pramuka ... 79
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subyek Penelitian………...82
3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian ... 83
3.2.1 Lokasi Penelitian ... 83
3.2.2 Subjek Penelitian ... 84
3.3 Prosedur Penelitian ... 85
3.3.1 Kerangka Penelitian ... 85
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 89
3.4.1 Wawancara ... 89
3.4.2 Observasi ... 90
3.4.3 Studi Dokumentasi ... 90
3.4.4 Catatan Lapangan ... 91
3.5 Teknik Analisa Data ... 91
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.1.1 Visi,Misi,dan Tujuan SDN 3 Kota Serang ... 97
4.1.2 Data Pendidik dan Kependidikan SDN 3 Kota Serang ... 99
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 102
4.2.1 Program Sekolah ... 103
4.2.2 Program Kegiatan Pramuka di SDN 3 Kota Serang ... 111
4.2.3 Proses Kegiatan Pramuka di SDN 3 Kota Serang dalam Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa ... 134
4.2.4 Kendala-Kendala dalam Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa Melalui Kegiatan Pramuka ... 150
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 156
4.3.1 Program Kegiatan Pramuka dalam Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa di SDN 3 Kota Serang ... 156
4.3.2 Proses Kegiatan Pramuka di SDN 3 Kota Serang dalam Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa ... 161
4.3.3 Kendala-Kendala Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa Melalui Kegiatan Pramuka di SDN 3 Kota Serang ... 171
4.4 Hubungan Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa Melalui Kegiatan Pramuka di SDN 3 Kota Serang dengan Pendidikan Umum ... 176
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Umum ... 180
B. Kesimpulan Khusus ... 181
C. Rekomendasi ... 182
DAFTAR PUSTAKA ... 184
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 berisi
rumusan tujuan pendidikan yang kaya dengan dimensi moralitas, sebagaimana
disebutkan dalam bab II pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka dilihat
dari segi tujuannya, bangsa Indonesia menghendaki kaum terpelajarnya bukan
sekedar berilmu, cakap dan kreatif berarti memiliki tingkat kemampuan yang baik
ditinjau dari dimensi intelektual, tapi juga beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, sebagai potensi dari dimensi religiusitas, disamping itu berakhlak
mulia yang menjadi potensi dari dimensi karakter dan moral, serta menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab sebagai potensi dari dimensi
kebangsaan.
Jika mengacu kepada penjabaran di atas, maka pendidikan nasional
Indonesia seharusnya sarat dengan pembelajaran yang berdimensi moralitas, tetapi
realitasnya masih jauh dari yang diharapkan. Kondisi tersebut tampak pada
beberapa hasil penelitian yang memfokuskan kajiannya pada pendidikan moral,
agama, nilai dan karakter yang menunjukkan terjadinya gejala penurunan dan
pengikisan moral bangsa Indonesia yang menyebabkan kegagalan pembangunan
bidang pendidikan (Hakam, 2010:22). Dari hasil penelitian lainnya, ditemukan
adanya gejala kondisi negatif yang cukup serius di sebagian besar masyarakat
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah kegagalan pendidikan formal dalam mengembangkan masyarakat yang
penuh dengan kepemilikan nilai, kebajikan dalam hati, pikiran dan jiwa dalam diri
manusia secara individual, sehingga memerlukan solusi yang sistemik melalui
pendidikan karakter (Sukardi dalam Budimansyah, 2011: 79). Sedangkan dari
hasil pengamatan Harsono yang dikutip oleh Ruyadi (2001) mengungkapkan
bahwa munculnya fenomena yang menghawatirkan nasib bangsa dan negara ke
depan, yaitu fenomena mulai lunturnya karakter luhur di kalangan siswa,
mahasiswa, dan generasi muda, dimana krisis moral tersebut merupakan salah
satu indikator dari kurang berhasilnya pendidikan, baik formal, informal, maupun
non formal (dalam Budimansyah, 2001:331).
Pembangunan nasional yang menitikberatkan pada pembangunan
ekonomi, pelaksanaannya diimplementasikan melalui tujuan pendidikan nasional
yang kemudian direalisasikan melalui kurikulum lebih sebagai panduan praktis
pendidikan formal mengutamakan upaya-upaya pencapaian keberhasilan tujuan
pendidikan dan pembelajaran pada ranah kognitif, sedangkan ranah afektif yang
sebetulnya merupakan esensi pendidikan itu sendiri terabaikan. Tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantoro mengingatkan, “selama sekolah masih ditujukan kepada pencarian dan pemberian ilmu dan pkecerdasan fikiran, maka akan menyuburkan sifat egoisme, materialisme dan anti sosial“ (Budimansyah, 2011).
Kleden memberikan pandangan mengenai peran penting pendidikan dalam pembangunan bangsa, bahwa “pendidikan merupakan simpul utama dari upaya perubahan habitus bangsa yang saat ini semakin jauh dari karakter kebangsaaan“ (Kompas, 26 Maret 2013). Pandangan yang sama juga dikemukakan Sukadi “jika pembudayaan nilai-nilai menyimpang, pada dasarnya juga hasil proses
pendidikan, karena pembudayaan tidak bisa dilepaskan dari pendidikan, maka
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendidikan yang menekankan pada kecerdasan intelektual sangat penting
untuk terus dikembangkan, namun ada kecerdasan yang tidak kalah pentingnya
adalah kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial pada anak perlu dikembangkan agar
anak dapat melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sosial secara baik.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan sosial dan kecerdasan
spiritual lebih berpengaruh bagi kesuksesan seseorang dalam kehidupannya pada
masa mendatang bila dibandingkan dengan kecerdasan intelektual. Penelitian
Daniel Goleman pada tahun 1995 dan 1998 menyatakan bahwa kecerdasan
intelektual memberikan kontribusi 20% terhadap kesuksesan seseorang,
sedangkan 80% sangat tergantung pada kecerdasan emosional, kecerdasan sosial
dan kecerdasan spiritual. Bahkan dalam keberhasilan di dunia kerja, kecerdasan
intelektual hanya memberikan kontribusi sebanyak 4% saja (Hakam, dalam
Budimansyah 2011: 382).
Kecerdasan sosial menjadi penting karena pada dasarnya manusia tidak
dapat hidup sendiri. Banyak kegiatan dalam hidup terkait dengan orang lain, siswa
yang gagal mengembangkan kecerdasan sosialnya akan megalami banyak
hambatan dalam dunia sosial, pada akhirnya mereka tersisih secara sosial dan
mengalami berbagai masalah sosial.
Masalah sosial yang sering terjadi pada siswa seperti siswa tidak mampu
bersosialisasi secara baik dengan teman sebaya, kurang mampu memelihara
hubungan sosial dan belum mampu mengembangkan sikap yang positif terhadap
kelompok sosial. Masalah-masalah seperti itu dibuktikan oleh penelitian yang
terkait dengan hubungan sosial diantaranya dilakukan oleh Kementrian Kesehatan
RI terhadap siswa di 18 propinsi (Pikiran Rakyat, 2011), terdapat satu dari enam
siswa mengalami kekerasan di sekolah dengan cara dilukai, diberi ancaman,
diteror dan mendapatkan sikap permusuhan sehingga menimbulkan stress (76%),
menyebabkan hilang konsentrasi (71%), menyebabkan gangguan tidur (71%),
paranoid (60%), sakit kepala (55%). Sedikitnya 25% siswa yang diganggu
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kekerasan juga berdampak pada para pelaku, yaitu mereka merasa menjadi jagoan
sehingga senang berkelahi (54%), berbohong (87%) dan tidak memperdulikan
peraturan sekolah (33%).
Kecerdasan sosial merupakan kecerdasan yang mencakup interaksi
kelompok dan erat kaitannya dengan sosialisasi, serta merupakan kemampuan
untuk mengenal diri sendiri dan untuk mengetahui orang lain (Puluhulawa, 2012 :
18). Seseorang yang mempunyai kecerdasan sosial yang baik akan mempunyai
banyak teman, pandai berkomunikasi, mudah beradaptasi dalam lingkungan
sosial, dan hidupnya bisa bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga
orang lain. Kemampuan seperti inilah yang dibutuhkan oleh anak agar mudah
dalam menghadapi tantangan kehidupan hingga dewasa nanti. Masalah sosial
yang terjadi pada anak–anak dan remaja tidak boleh dianggap remeh, karena
mereka sebagai generasi penerus bangsa haruslah bebas dari masalah. Jika anak-
anak dan remaja mengalami masalah dan tidak dapat menyelesaikan masalahnya,
maka bangsa Indonesia kehilangan generasi penerus cita-cita bangsa yang berdaya
guna, kreatif, sehat jasmani dan rohani.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang secara sistematik
melaksanakan pendidikan dan pengajaran serta pelatihan dalam membantu siswa
agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral,
spiritual, emosional maupun sosial. Pedagog asal Jerman F.W. Foester
berpandangan bahwa fungsi pendidikan adalah untuk membentuk karakter yang
terwujud dalam kesatuan esensial subyek dengan perilaku hidup yang dimilikinya
(dalam Kleden, 2013) pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Habibah (2008:35) menuliskan dalam laporan penelitiannya bahwa “pendidikan yang dilakukan di sekolah adalah proses membantu siswa mengekspresikan nilai-nilai
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada dasarnya tujuan pendidikan nasional sarat dengan hakikat pencapaian
kecerdasan sosial sebagaimana dalam Undang Undang RI Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional berisikan tujuan pendidikan nasional yaitu
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif,
mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Masalah sosial bukan hanya saja terjadi pada siswa tingkat Sekolah
Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SMA), siswa tingkat
Sekolah Dasar (SD) khususnya siswa kelas IV dan V juga mengalami masalah
sosial dan masalah penyesuaian diri, salah satu penyebabnya karena mereka
memasuki masa peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja awal yang disebut
masa praremaja. Pada masa praremaja ditandai oleh sifat – sifat negatif pada diri
anak sehingga seringkali masa ini disebut masa negatif. Sifat-sifat negatif tersebut
diantaranya adalah negatif dalam berprestasi baik prestasi jasmani maupun
mental, dan negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dari
masyarakat maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat.
Kenyataan yang ada di sekolah dasar pada umumnya saat sekarang lebih
mengutamakan dalam membantu siswa untuk mengembangkan potensi
akademiknya saja, sedangkan dalam mengembangkan kecerdasan sosial sering
diabaikan. Siswa lebih banyak mendapatkan pembelajaran bagaimana belajar
yang baik agar mendapatkan prestasi akademik yang memuaskan, sedangkan
aspek sosial sebagai persiapan siswa untuk menghadapi lingkungan yang baru
dikemudian hari masih sedikit diberikan.
Sekolah haruslah memiliki program yang dapat mengembangkan berbagai
aspek kecerdasan agar siswa dapat berkembang secara optimal bukan hanya
dalam bidang akademik, pribadi, namun juga dalam bidang sosial. Program
tersebut dapat direalisasikan dalam proses pembelajaran baik yang bersifat
intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler secara
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membantu mengembangkan siswa sesuai dengan bakat dan minat mereka. Disebut
ekstrakurikuler karena program pendidikan yang dikembangkan di luar jam
pelajaran regular, dan menjadi pelengkap bagi pengembangan kurikulum inti yang
tidak sempat dikembangkan pada jam pelajaran di sekolah oleh para guru (Danial,
dalam Budimansyah, 2011 : 630– 631).
Program ekstrakurikuler bermacam-macam bentuk dan ragamnya, karena
memang diadakan untuk siswa dengan sejumlah program pilihan yang berbasis
pada program pengembangan diri siswa. Salah satu program ekstrakurikuler yang
dipandang cukup berperan penting dalam upaya mendukung keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah diantaranya adalah pramuka, bahkan
program pramuka merupakan program ekstrakurikuler wajib diselenggarakan oleh
institusi pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai tingkat atas.
Dalam rangka merealisasikan Undang Undang Nomor 12 tahun 2010
berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang bertujuan untuk dapat
melahirkan generasi muda yang memiliki kepribadian, beriman, bertaqwa,
berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, dan menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia (Magdalena, 2011 : 46), sehingga diharuskan
ada dan wajib diselenggarakan oleh setiap jenjang sekolah dan menjadi salah satu
program ekstrakurikuler wajib bagi semua siswa.
Sekolah Dasar Negeri 3 Kota Serang merupakan salah satu sekolah
percontohan di Kota Serang. Berdasarkan data prestasi yang pernah diraih oleh
SDN 3 Kota Serang baik prestasi akademik maupun prestasi ekstrakurikuker
tingkat kota sampai tingkat propinsi. Khusunya prestasi dalam bidang
kepramukaan dapat menjadi gambaran bahwa SDN 3 Kota Serang telah
melaksanakan program untuk mengembangkan potensi akademik siswa yang
dipadukan dengan aspek sosial dilaksanakan dalam kegiatan intrakurikuler
pengembangan potensi pribadi yang dilakukan dalam program kokurikuler serta
potensi sosial dan karir siswa melalui program ekstrakurikuler diantaranya adalah
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Serang memberikan banyak penghargaan dan prestasi baik pada tingkat
Kecamatan Serang, Kota Serang, maupun Propinsi Banten.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kelas dan wali
kelas IV dan V SDN 3 Kota Serang pada hari Jum’at tanggal 5 dan 12 April
2013 menunjukkan bahwa siswa kelas IV dan V cenderung kurang tertib dalam
belajar, belum mampu menjalin hubungan baik dengan teman sebaya, tidak
disiplin waktu dan berpakaian, sering melanggar peraturan sekolah dan sering
bertengkar dengan teman baik di dalam maupun di luar kelas, tidak peduli pada
kebersihan lingkungan, serta masalah-masalah sosial lainnya.
Goleman mengemukakan dua kategori kecerdasan sosial, yakni kesadaran
sosial, dan fasilitas sosial (dalam Puluhulawa, 2012 : 7) Jika disesuaikan dengan
menggunakan kategori kecerdasan sosial yang dikemukakan oleh Goleman, maka
siswa kelas IV dan V di SDN 3 Kota Serang masih menunjukkan kesadaran sosial
yang rendah, dimana siswa belum mampu memahami keadaan batiniyah
seseorang, dan belum memahami perasaan dan pikirannya. Jika diamati tentang
fasilitas sosial yang terdapat di SDN 3 Kota Serang, siswa belum sepenuhnya
diberikan kesempatan untuk berinteraksi secara maksimal dan efektif. Proses
pembelajaran yang dipadukan dengan aspek sosial diantaranya yang
diselenggarakan melalui kegiatan pramuka belum dilaksanakan secara
sungguh-sungguh dan serius dalam meningkatkan kecerdasan sosial siswa.
Bertitik tolak dari uraian di atas, diperlukan adanya penelitian tentang
Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa melalui Kegiatan Pramuka. Oleh karena itu,
penelitian ini akan lebih memfokuskan pada kontribusi kegiatan ekstrakurikuler
pramuka dalam mengupayakan pembinaan kecerdasan sosial siswa SD di Kota
Serang, dan peneliti menentukan SDN 3 Kota Serang sebagai lokasi penelitian.
1.2Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang dalam membinaan kecerdasan sosial siswa?“. Agar permasalahan pada penelitian ini dapat diteliti secara mendalam, maka dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah program kegiatan pramuka dalam pembinaan kecerdasan
sosial siswa di SDN 3 Kota Serang?
2. Bagaimanakah proses kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang dalam
pembinaan kecerdasan sosial siswa?
3. Kendala-kendala apa yang menghambat pembinaan kecerdasan sosial
siswa melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang
pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota
Serang.
Secara khusus penelitian ini memiliki beberapa tujuan penelitian sebagai
berikut:
a. Mengetahui isi program kegiatan pramuka dalam membina kecerdasan
sosial siswa di SDN 3 Kota Serang.
b. Mengetahui proses kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang dalam
membina kecerdasan sosial siswa.
c. Mengetahui kendala-kendala yang menghambat pembinaan kecerdasan
sosial siswa melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang.
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran
akademik terutama dalam rangka mengembangkan pendidikan nilai dan karakter
di sekolah dan beberapa manfaat lain yang diharapkan dari penelitian ini
diantaranya adalah:
a. Memberikan kontribusi keilmuan bagi Pendidikan Umum. Pada tataran
konseptual, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam membangun dan menyelenggarakan pendidikan
karakter.
b. Menambah wawasan terutama bagi kalangan pendidik dalam
mengembangkan dan menyelenggarakan pendidikan karakter.
c. Membantu siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan
sosial sebagai salah satu wujud indifidu yang berkarakter cerdas.
d. Sebagai bahan masukan bagi pihak SDN 3 Kota Serang dalam upaya
pembinaan kecerdasan sosial bagi siswanya.
e. Meningkatkan peranan ekstrakurikuler pramuka sebagai salah satu wahana
edukatif pendidikan karakter.
f. Bagi kegiatan penelitian sejenis, khususnya di lingkungan pendidikan
dapat memberikan informasi dan telaah kepustakaan mengenai pendidikan
karakter.
1.5Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi tesis ini memuat urutan penulisan dari setiap bab yang
terdapat di dalam tesis ini, mulai dari bab satu sampai bab terakhir. Struktur
organisasi tesis ini adalah sebagai berikut:
Bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah dan pernyataan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
dan struktur organisasi tesis. Bab II merupakan kajian teoritis terhadap maslah
yang diteliti, yaitu Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa Melalui Kegiatan
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kecerdasan sosial siswa di SDN 3 Kota Serang dan pembinaan kecerdasan sosial
siswa melalui kegiatan pramuka. Bab III memuat metode penelitian, yang
meliputi metode dan pendekatan penelitian, sumber data, instrument penelitian,
tenik pengumpulan data, langkah langkah penelitian, teknik analisis dan
interpretasi data. Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan, yang terdiri dari
gambaran umum lokasi penelitian, temuan-temuan hasil penelitian melalui
observasi, wawancara dan studi dokumentasi serta pembahasan. Bab V terdiri dari
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan dalam suatu penelitian dapat diartikan sebagai cara-cara atau
langkah-langkah dengan tata urutan tertentu agar dapat dicapai pengetahuan yang
benar, karena sebuah penelitian dapat dikatakan valid dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya jika menggunakan pendekatan penelitian
yang tepat. Keberhasilan sebuah penelitian akan ditentukan oleh pendekatan yang
digunakan.
Penelitian dalam tesis ini menggunakan pendekatan kualiatif-naturalistik,
karena tidak menggunakan alat ukur angka-angka dengan perhitungan statistik.
Pada penelitian ini akan lebih banyak menganalisis segi proses kegiatan pramuka
dari pada hasilnya, oleh karena itu, akan diperoleh gambaran aktual tentang
pembinaan kecerdasan sosial siswa SDN 3 Kota Serang melalui kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka. Dalam mengeksplorasi informasi, peneliti melakukan
beberapa langkah yaitu (1) berupaya menjaga kondisi alamiah sebagai sumber
data langsung dan peneliti menjadi instrument utamanya, (2) mendeskripsikan
data yang terkumpul berupa kata-kata dan gambar, bukan berupa angka-angka,
(3) berupaya fokus pada proses, bukan semata-mata hasil atau produk, (4)
penelitian mengutamakan pengolahan data secara umum terlebih dahulu, setelah
itu baru pada hal-hal yang lebih spesifik, (5) makna dijadikan perhatian utama
dalam penelitian ini, sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen
(1082:29) sehingga datanya akan lengkap, akurat, mendalam dan bermakna.
Peneliti akan meneliti dengan cara mengamati orang dalam lingkungan
hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha untuk memahami bahasa dan
tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya, (Nasution, 1996:5).
Marujuk pada uraian mengenai hakikat pendekatan penelitian kualitatif
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan metode penelitian tersebut dirasakan cukup tepat, karena peneliti mencoba
secara mendalam untuk membangun interakdi dengan objek penelitian agar
memperoleh gambaran utuh tentang pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui
kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Penelitian ini diharapkan mampu
menyuguhkan gambaran mengenai pola atau mendeskripsikan fenomena
pembinaan kecerdasan sosial di SDN 3 Kota Serang.
1.2 Lokasi dan Subjek Penelitian
1.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat peneliti memperoleh data yang
berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Nasution berpendapat
bahwa lokasi penelitian merupakan gambaran kondisi penelitian yang ditandai
dengan tempat, pelaku dan kegiatan (Nasution. 1993:4). Berdasarkan pendapat
tersebut, maka lokasi penelitian ini ditentukan di Sekolah Dasar Negeri 3 Kota
Serang yang terletak Aspek pelaku dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri,
aspek kegiatan yang diteliti adalah Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa Melalui
Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka.
Alasan pemilihan SDN 3 Kota Serang sebagai lokasi dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Bahwa SDN 3 Kota Serang memiliki banyak prestasi yang dihasilkan dari
kegiatan ekstrakurikuer pramuka baik pada tingkat Kota Serang maupun
tingkat Propinsi Banten.
b. Bahwa SDN 3 Kota Serang menempatkan kegiatan ekstrakurikuler sebagai
salah satu instrumen baik untuk pengembangan minat, bakat dan potensi para
siswa maupun untuk pengembangan kepribadian dan karakter siswa.
c. Bahwa SDN 3 Kota Serang memiliki tenaga Pembina Pramuka yang
profesional untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Bahwa SDN 3 Kota Serang merupakan salah satu sekolah yang visi dan
misinya lebih fokus pada perubahan perilaku siswa.
1.2.2 Subjek Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti akan berupaya menjaring sebanyak mungkin
informasi dari berbagai macam sumber, dengan tujuan untuk merinci segala
sesuatu yang khas ke dalam ramuan konteks yang unik dan menggali informasi
yang akan menjadi dasar dari rancangan deskripsi untuk membangun sebuah
konstruk jawaban dari masalah yang diteliti. (Lincoln dan Guba dalam Moeleong,
1997 : 165).
Pada penelitian ini, peneliti menentukan sampel yang bersifat purposive
atau sampel bertujuan, karena teknik pemilihan sampel ini lebih cocok untuk
penelitian kecerdasan sosial melalui ekstrakurikuler pramuka penetapan subyek
penelitian melakukan dengan langkah sebagai berikut:
a. Tidak dapat ditentukan sampel terlebih dahulu.
b. Penenliti memilih sampel secara berurutan seperti “snow ball sampling” yaitu
responden diminta menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi
yang diperlukan peneliti dan selanjutnya responden berikutnya diminta pula
untuk menunjuk orang lainnya dan seterusnya, sehingga semakin lama makin
banyak data yang dikumpulkan dari para responden.
c. Pada mulanya setiap sampel dinilai sama kegunaannya, namun selanjutnya
makin banyak informasi yang akan masuk dan makin mengembang hipotesis.
Sampel dipilih atas dasar fokus penelitian sebagaimana telah dituangkan pada
Bab I di atas.
d. Sebagaimana diuraikan pada Bab I, peneliti akan mengakhiri penelitian jika
sudah terjadi pengulangan. Jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring,
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memiliki berbagai karakteristik, unsur, dan nilai yang berkaitan dengan
implementasi pembinaan kecerdasan sosial siswa di SDN 3 Kota Serang
melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka (Moleong 1997:166).
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh komponen sekolah yang secara
langsung atau tidak terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler
pramuka, diantaranya adalah :
a. Kepala Sekolah SDN 3 Kota Serang
b. Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum
c. Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan
d. Pembina Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
e. Pelatih Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka.
f. Siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka
g. Siswa SDN 3 Kota Serang
1.3 Prosedur Penelitian
Pada bagian ini memaparkan secara kronologis langkah-langkah penelitian
yang dilakukan terutama bagaimana desain penelitian dioprasionalkan secara
nyata (Pedoman penulisan karya ilmiah, UPI, 2014:29). Pengertian lain prosedur
penelitian merupakan langkah-langkah yang dibutuhkan peneliti pada saat
melaksanakan kegiatan penelitian dari awal sampai akhir (Maryadi dkk, 2011:15).
Adapun dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1.3.1 Kerangka Penelitian
a. Persiapan Penelitian
Pada tahap persiapan atau pra penelitian ini yang pertama kali dilakukan oleh
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Persiapan peneitian, dimana peneliti mengawali kegiatannya dengan
mengajukan beberapa alternatif topik penelitian dan menentukan judul
penelitian. Kegiatan dilanjutkan dengan penyusunan proposal penelitian dan
kemudian seminar proposal penelitian.
2) Studi pendahuluan, yaitu langkah-langkah yang dilakukan peneliti mulai dari
penentuan pembimbing dan membuat permohonan ijin penelitian, kemudian
peneliti melakukan observasi pendahuluan tentang kecerdasan sosial siswa
tingkat Sekolah Dasar dan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di Sekolah Dasar
di Kota Serang. Selanjutnya peneliti menentukan lokasi penelitian lokasi
penelitian dan dilanjutkan dengan permohonan ijin mengadakan penelitian di
lokasi yang telah ditentukan baik dari instansi pemerintah setempat maupun
dari sekolah yang akan dijadikan sebagai lokasi penelitian.
Pada persiapan ini juga dilakukan orientasi pada lokasi penelitian, yaitu
kegiatan memasuki lapangan yang masih dalam bentuk penjajagan yang bertujuan
untuk memproleh gambaran umum dan jelas mengenai masalah-masalah yang
akan diteliti. Kegiatan yang dilakukan mengarah pada upaya untuk memperoleh
informasi yang seluas-luasnya mengenai hal-hal yang bersifat umum dan
berkenaan dengan masalah penelitian. Pada tahap ini peneliti berupaya
menciptakan hubungan yang harmonis dengan responden. Peneliti melakukan
kunjungan dan pendekatan untuk mendapatkan informasi seluas-luasnya,
pendekatan dilakukan dengan cara memberikan penjelasan peran peneliti kepada
responden, bahwa keberadaan peneliti bukan sebagai evaluator atau untuk
menilai, akan tetapi merupakan kegiatan belajar dari pengalaman di lapangan.
Peneliti juga menjelaskan bahwa informasi yang diperoleh akan terjamin
kerahasiaannya dan bukan untuk dinilai, serta tidak berpengaruh pada posisi
responden. Sedangkan hasil dari wawancara diperoleh informasi dan data awal
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dianalisis dan dikonsultasikan dengan pembimbing untuk menentukan,
memperjelas, dan mempertajam fokus masalah dalam penelitian.
b. Pelaksanaan Penelitian
Setelah pra peneltian selesai, maka peneliti mulai terjun ke lapangan untuk
mulai melakukan penelitian. Beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti
dalam melaksanakan penelitian ini diantaranya adalah:
1) Studi literatur, dalam hal ini peneliti melakukan kajian literatur dari beberapa
sumber ilmiah diantaranya beberapa hasil penelitian sebelumnya baik yang
berkenaan dengan kecerdasan sosial maupun kegiatan ekstrakurikuler
pramuka, buku-buku ilmiah yang membahas tentang kecerdasan sosial dan
kepramukaan sehingga menjadi acuan utama bagi penulis dalam menyusun
kerangka teoritis dalam penelitian ini.
2) Studi lapangan, pada tahapan ini peneliti melaksanakan proses pengumpulan
data yang diawali dengan observasi pendahuluan dalam rangka mendapatkan
gambaran tentang kondisi di lokasi penelitian, sehingga peneliti dapat
menentukan responden utama dalam penelitian ini, dan kemudian peneliti
menelusuri sumber responden lanjutan. Langkah selanjutnya yang dilakukan
oleh peneliti adalah melakukan studi dokumentasi terhadap beberapa
dokumen yang dapat mendukung penelitian ini. Kegiatan peneltian
dilanjutkan dengan proses wawancara dan pengamatan secara langsung untuk
mendapatakan gambaran tentang perilaku Pembina Pramuka, perilaku siswa
dalam interaksi sosial di lingkungan sekolah khususnya.
3) Pengumpulan dan pengolahan data, proses pengumpulan data yang dilakukan
peneliti berdasarkan prinsip-prinsip penelitian kualitatif, yaitu berusaha
memahami makna dari peristiwa manusia dalam situasi tertentu. Proses
pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik, dianataranya observasi,
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wawancara yang dilakukan dalam bentuk percakapan informal yang
mengandung unsur spontanitas dengan mmemanfaatkan waktu luang namun
peneliti tetap berupaya untuk dapat menggali informasi atau data yang diperlukan
diarahkan pada fokus penelitian. Wawancara dilakukan terhadap responden
sebagai sumber data sekunder. Disamping itu dilakukan pula observasi di
lapangan, sehingga penulis mendapatkan gambaran kondiisi nyata di lapangan
sebagai data dan informasi yang relevan dengan permasalahan yang sedang
diteliti.
Pada tahap ini peneliti menggali informasi sebanyak mungkin sampai data itu
jenuh, yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti dan digunakan sebagai
sumber data, setelah sumber data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis dan
selanjutnya data itu dikumpulkan dan disusun. Setelah data yang terkumpul cukup
memadai maka tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah mengolah
data-data tersebut guna mengetahui permasalahan yang sedang diteliti, yaitu diawali
dengan display data, mereduksi data, menganalisis data dan memferifikasi serta
menyimpulkan hasil pengolahan data.
4) Uji validitas data, merupakan langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti
yaitu langkah untuk mengembangkan kedalaman atau keakuratan, dan
kebenaran data yang telah diperoleh melalui proses triangulasi dan member
chek.
Triangulasi dilakukan untuk memeriksa keabsahan data yang diperoleh
dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data yang ada. Hal ini dilakukan dengan cara
sebagai berikut: (a) membandingkan hasil observasi, hasil wawancara, dan
dokumentasi; (b) membandingkan hasil observasi yang diperoleh dari lokasi
penelitian dengan lokasi yang lainnya; (c) membandingkan hasil wawancara
dengan responden lain; (d) membandingkan dokumen dengan dokumen lain;(e)
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
chek dilakukan untuk mengecek kebenaran data yang diberikan, sehingga data
yang diperoleh dapat dipercaya kebenarannya.
Pengecekan data dilakukan dengan cara : (a) mengkonfirmasikan kembali
hasil (data) kepada semua sumber lain; (b) meminta hasil koreksi yang telah
dicatat dari observasi kepada sumber data tertentu; (c) melakukan triangulasi
dengan pihak-pihak yang relevan.
Pada tahap pengecekan, data yang terkumpul dirangkum dan didiskusikan lagi
dengan sumber-sumber data yang relevan untuk mengecek kebenarannya. Pada
tahap ini juga dilakukan pemeriksaan keabsahan data yang diperoleh dengan cara
memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data yang ada. Hal ini dilakukan dengan cara sebagai
berikut; (a) membandingkan hasil observasi, hasil wawancara, dan dokumentasi;
(b) membandingkan hasil observasi yang diperoleh dari lokasi penelitian dengan
lokasi yang lainnya; (c) membandingkan hasil wawancara dengan responden lain;
(d) membandingkan dokumen dengan dokumen lain;(e) mengambil data dalam
waktu yang berbeda dan berkali-kali.
c. Penulisan hasil penelitian
Setelah melakukan beberapa tahapan dalam penelitian sebagaimana
dikemukakan di atas, selanjutnya dalam penelitian ini, pengolahan data dan
analisis data melalui proses penyusunan, mengkategorikan data, mencari kaitan
isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan
maknanya. Data yang diperoleh dari responden melalui wawancara, observasi dan
studi dokumentasi di lapangan, dikumpulkan dan dianalisis, selanjutnya peneliti
mendeskripsikan semua hasil penelitiannya kedalam bentuk penulisan hasil
penelitian atau laporan penelitian.
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebagaimana telah dituliskan di atas, bahwa penelitian kualitatif
memfokuskan perhatian pada upaya untuk memahami perilaku dan sikap dari
sasaran penelitian dan pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri, maka
peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mencari sejumlah informasi yang
dibutuhkan berkenaan dengan pembinaan kecerdasan sosial siswa di SDN 3 Kota
Serang melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.4.1 Wawancara
Wawancara adalah melaksanakan tanya jawab secara langsung dan terbuka
dengan sumber data untuk menggali data dan informasi dari subyek penelitian
yang dalam hal ini kepala sekolah, guru, dan orang tua siswa terkait dengan tujuan
dan pertanyaan penelitian. Dalam konteks pengumpulan data kualitatif merupakan
percakapan yang dilakukan oleh peneliti dengan subjek penelitian untuk
memperoleh data penelitian (Creswell, 2010:267).
Wawancara dalam penelitian ini adalah kegiatan peneliti dalam mencari data
penelitian dari subjek penelitian melalui wawancara/percakapan atau komunikasi
langsung. Dalam praktiknya nanti diutamakan teknis face to face interview dengan
tujuan untuk menggali informasi atau data penelitian sesuai dengan fokus
penelitian.
1.4.2 Observasi
Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian kualitatif,
dengan observasi peneliti dapat mendokumentasikan seluruh fenomena atau gejala
yang muncul di lokasi penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang
sedang diteliti. (Burns, dalam Basrowi dan Suwandi, 2008:93).
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan mengkaitkan dua hal yang
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berkaitan di sekitarnya), karena segala sesuatu terjadi dalam dimensi waktu dan
tempat tertentu akan menjadi informasi yang sangat berguna dalam penelitian,
sehingga apabila informasi lepas dari konteksnya maka informasi tersebut akan
kehilangan maknanya.
1.4.3 Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mencatat,
mem-foto copy, memmem-foto ulang, atau cofy file data yang sudah ada, dimana data-data
tersebut akan memberikan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan
masalah yang sedang diteliti sehingga dapat mendukung dan melengkapi data
yang berkaitan dengan materi penelitian (Creswell, 2010:267).
Studi dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi terhadap
kurikulum SDN 3 Kota Serang, dokumen sejarah berdirinya SDN 3 Kota Serang,
program kegiatan ekstrakurikuler pramuka, program pembinaan kesiswaan, visi,
misi dan tujuan sekolah, jumlah siswa, jumlah guru, organisasi sekolah dan
data-data lainnya yang berhubungan dengan egiatan ekstrakurikuler pramuka dan
pembinaan kecerdasan sosial siswa.
3.4.4 Catatan Lapangan
Selama melaksanakan penelitian, peneliti membuat catatan mengenai segala
fenomena dan kejadian dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang
berkaitan dengan pembinaan kecerdasan sosial siswa. Disampiing itu peneliti juga
melakukan pencatatan mengenai segala fenomena dan kejadian sehari hari di
sekolah untuk mendapatkan gambaran perilaku siswa yang dapat memberikan
informasi tentang perilaku siswa yang berhubungan dengan kecerdasan sosial
siswa. Format dan bentuk catatan lapangan yang digunakan disesuaikan dengan
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memuat waktu dan tanggal pencatatan data/informasi, jenis masalah yang dicatat,
serta narasumber yang memberikan informasi tersebut.
1.5 Teknik Analisa Data
Pada penelitian ini peneliti melakukan analisis data selama penelitian
dilaksanakan. Aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dimulai dengan proses
penyusunan, pengkategorian, atau pengklasifikasian data dalam rangka mencari
suatu pola atau tema, dan pada akhirnya sekaligus memahami makna yang
terkandung di dalamnya. Berdasarkan hal tersebut, diharapkan peneliti
mendapatkan temuan yang berdasar pada grounded atas data lapangan.
Peneliti melakukan dua tahap analisis data yaitu tahap pertama yang
dilakukan sewaktu peneliti masih berada di lapangan ketika peneliti melakukan
pengumpulan data, dan tahap kedua yang dilakukan setelah proses pengumpulan
data atau setelah peneliti meninggalkan lapangan.
Analisis data pada saat penelitian dilakukan, dengan cara mencatat data
lapangan, melakukan member check kepada subjek penelitian, melakukan
triangulasi dalam rangka memperoleh keabsahan data, dan melakukan
penyempurnaan analisis. Langkah berikutnya adalah menyusun
kecenderungan-kecenderungan yang timbul sesuai dengan proses dan jenis data yang diperoleh
untuk menangkap makna yang terkandung di dalamnya.
Setelah dari lapangan, peneliti melakukan tindakan (perlakuan) terhadap
data yang terkumpul, sebagai berikut: (1) Reduksi data, yaitu merangkum laporan
lapangan, mencatat dan memasukan ke dalam file, mengklasifikasi sekaligus
menemukan kecenderungan-kecenderungan yang timbul sesuai dengan fokus
penelitian. (2) Menunjukan data sehingga hubungan data yang satu dengan data
yang lainnya menjadi jelas dan saling membentuk satu kesatuan yang utuh,
membandingkan sekaligus menganalisanya secara lebih mendalam untuk
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan memperhatikan langkah-langkah analisis data tersebut, maka
diharapkan data yang diolah merupakan data yang akurat sehingga kesimpulan
yang ditemukan tidak meragukan. Dalam penelitian kualitatif data atau informasi
yang diperoleh mungkin saja ada informasi yang sama sekali tidak ada
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dalam bab V ini dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi. Pada bagian
kesimpulan dipaparkan mengenai intisari hasil penelitian secara komprehensif.
Sedangkan rekomendasi diketengahkan beberapa saran maupun opini yang
bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya.
5.1Kesimpulan Umum
Pembinaan kecerdasan sosial siswa di SDN 3 Kota Serang dilakukan
melalui beberapa kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Salah satu kegiatan
ekstrakurikuler yang mendukung pembinaan kecerdasan sosial siswa adalah
kegiatan pramuka. Program kegiatan pramuka disusun beradasarkan SKU (Syarat
Kecakapan Umum) pramuka penggalang dan pramuka siaga yang di dalamnya
berisi perencanaan jadwal, isi materi, alokasi waktu, jenis dan bentuk kegiatan
yang mengandung unsur-unsur pembinaan kecerdasan sosial siswa. Proses
kegiatan pramuka dilaksanakan secara rutin pada tiap minggu, dalam setiap
kegiatannya ada tahapan yang jelas, sesuai dengan perencanaan dalam program
kegiatan. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk aktifitas beregu dengan lebih
mengedepankan keterampilan, baik keterampilan kepramukaan maupun
keterampilan bersosialisasi diantaranya bekerjasama, saling menolong, saling
menghormati, memahami kelebihan dan kelemahan diri sendiri maupun orang
lain, menjunjung tinggi kerukunan, mematuhi peraturan, tertib, disiplin, sopan,
hemat, dan bertanggung jawab. Kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk
permainan yang menyenangkan seperti simulasi, kuis, game, dan sosiodrama.
Walaupun pramuka merupakan kegiatan ekstrakurikuler wajib bagi seluruh siswa
di sekolah ini, kegiatan tersebut hanya diikuti oleh sebagian kecil siswa saja.
Siswa yang mengikuti kegiatan menjalani kegiatan dengan dengan ceria,
bersemangat, dan bahagia, tanpa kehilangan inti materi pembelajaran dan
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
potensinya secara baik. Namun kegiatan tersebut menemui beberapa kendala,
diantaranya kendala kurangnya keseriusan dan kesungguhan pihak sekolah dalam
hal ini Kepala Sekolah, Pembina dan Pelatih pramuka dalam merealisasikan
pramuka sebagai kegiatan wajib bagi seluruh siswa, selain itu kegiatan pramuka
di sekolah ini hanya diikuti oleh sebagian kecil siswa saja, serta kurang
memadainya sarana prasarana kegiatan pramuka. Beberapa kendala tersebut
menyebabkan pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan pramuka di
sekolah ini tidak maksimal dan kurang berhasil.
5.2Kesimpulan Khusus
Memperhatikan pada temuan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan khusus
sebagai berikut :
1) Program Kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang disusun berdasarkan
pada SKU (Syarat Kecakapan Umum) pramuka siaga bagi anggota
pramuka siaga dan SKU (Syarat Kecakapan Umum) pramuka penggalang
bagi anggota pramuka penggalang yang berisi acuan kemampuan dan
keterampilan kepramukaan dan sosial yang harus dimiliki dan dikuasi
oleh anggotanya.
2) Proses Kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang diselenggarakan sesuai
dengan program yang telah disusun, dilaksanakan melalui bentuk kegiatan
beregu yang didalamnya mengandung unsur-unsur pembinaan kecerdasan
sosial, seperti bekerjasama, saling menolong, saling menghargai, saling
menghormati, kerja keras, selalu bersemangat, gembira, tertib, teratur,
disiplin, sopan, bertanggungjawab, sportif, kreatif, mandiri, berani, hemat,
dan mengembangkan sikap-sikap positif lainnya.
3) Beberapa kendala dalam kegiatan pramuka di SDN 3 kota Serang,
diantaranya adalah kepemimpinan kepala sekolah yang tidak konsisten
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ekstrakurikuler wajib bagi seluruh siswa di SDN 3 Kota Serang, yaitu
sikap tidak tegas kepala sekolah kepada pembina, pelatih dan guru yang
telah mendapatkan tugas tambahan sebagai penyelenggara kegiatan
pramuka yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, serta tidak adanya
tindak lanjut dalam menyikapi rendahnya partisipasi siswa untuk
mengikuti kegiatan pramuka, disamping kurangnya sarana prasarana
pendukung kegiatan pramuka, sehingga menyebabkan pembinaan
kecerdasan sosial melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang kurang
berhasil.
5.3Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini merekomendasikan
beberapa hal berkaitan dengan pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui
kegiatan pramuka, sebagai berikut:
1). Kepada Pembina dan Pelatih Pramuka;
a. Menyusun program kerja Pembina, Pelatih, dan guru yang melaksanakan
kegiatan pramuka, baik program tahunan maupun program mingguan
dimana dalam program tersebut tercantum materi, metoda, media dan
evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan pramuka. Penyusunan program
yang baik merupakan langkah awal pencapaian prestasi.
b. Memperhatikan dan meningkatkan keterlaksanaan hal-hal yang sifatnya
administratif kegiatan pramuka seperti daftar hadir Pembina, pelatih dan
guru pendamping, serta peserta untuk kurun waktu mingguan, bulanan,
semester, dan tahunan sebagai instrumen evaluasi. Membuat laporan
realisasi pelaksanaan kegiatan untuk kurun waktu mingguan, bulanan,
semester, dan tahunan..
c. Memberikan pengakuan dan penghargaan kepada siswa yang berprestasi
dalam kegiatan pramuka dengan cara mempermudah pemberian nilai
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Mensosialisasikan kepada orang tua siswa tentang kewajiban siswa
mengikuti kegiatan pramuka untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa
dalam kegiatan pramuka dan mendapat dukungan dari orang tua.
2). Kepada guru kelas ;
a. Menjalin kerjasama dengan pembina dan pelatih pramuka dalam rangka
membina dan mendidik nilai-nilai kecerdasan sosial.
b. Menjadi bagian langsung dari kegiatan pramuka (pelatih pramuka)
karena nilai-nilai kecerdasan sosial sangat memungkinkan diterapkan
dalam kegiatan pramuka.
3). Kepada pihak sekolah ;
a. Meningkatkan pengakuan dan penghargaan terhadap pembina, pelatih
dan siswa yang aktif dalam kegiatan pramuka. Pengakuan dan
penghargaan tersebut dapat berupa peningkatan kesejahteraan pembina
dan pelatih atau beasiswa berprestasi bagi siswa yang aktif mengikuti
kegiatan pramuka.
b. Memfasilitasi terselenggaranya kegiatan pramuka dengan cara
mencukupi sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh kegiatan
pramuka.
c. Menugaskan atau mempercayakan pembina dan pelatih pramuka kepada
guru yang memiliki kemauan dan kemampuan yang tinggi dalam hal
pembinaan kesiswaan.
d. Mengevaluasi secara rutin pelaksanaan kegiatan pramuka agar sekolah
dapat segera mengambil solusi dalam menghadapi berbagai kendala dan
penghambat keberhasilan kegiatan pramuka dalam membina kecerdasan
sosial siswa.
4). Untuk penelitian berikutnya;
a. Bahwa SDN 3 Kota Serang bukan satu-satunya sekolah yang
menyelenggarakankegiatan pramuka, karena pramuka ada di setiap
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lokasi penelitian yang berbeda, sehingga terdapat kesinambungan
kesimpulan tentang pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan
pramuka.
b. Bahwa terdapat banyak dimensi pendidikan karakter yang dapat
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2011). Memahami Riset Prilaku Sosial. Bandung: Pustaka Cendekia
Utama.
Alwasilah, A.C. (2002). Pokoknya Kualitatif, Dasar-Dasar Merancang dan
Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Jaya.
Aunillah, N.I. (2011). Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah.
Yogyakarta: Laksana.
Azra, A. (2013, 9 Maret). Bangsa Alami Disorientasi. Kompas, hlm. 6.
Bellanca, J. (2011). 200+ Strategi dan Proyek Pembelajaran Aktif Untuk
Melibatkan Kecerdasan Siswa. Jakarta: PT Indeks.
Budimansyah, D. (2011). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Bangsa,
dalam Pendidikan Karakter: Nilai Inti bagi Upaya Pembinaan
Kepribadian Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.
Budimansyah, D. (2012). Perancangan Pembelajaran Berbasis Karakter.
Bandung: Widya Aksara Press.
Budimansyah, D. (2012). Dimensi-Dimensi Praktik Pendidikan Karakter.
Bandung: Widya Aksara Press.
Danial, E. (2011). Sinergi Ekstrakulikuler Untuk Character Building di Sekolah,
dalam Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. (2015). Panduan Pendidikan Karakter Di
Sekolah Dasar Melalui Empat Jalur Strategis. Jakarta: Kementrian
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar.
Djamarah, S. B. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Goleman, D. (2007) Sosial Intellegence. (Alih bahasa). Jakarta: PT Gramedia
Pustaka utama.
Habibah, N.T. (2008). Efektivitas Pembelajaran Nilai Kemandirian Melalui
Kegiatan Organisasi Siswa (Studi Naturalistik Kulaitatif Terhadap
Organisasi Gentra Hijau di SMP Plus Al Kaustar Bandung. (Tesis).
Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Hall, C.S. dan Lindzey, G. (1993). Psikologi Kepribadian. Yogyakarta.: Penerbit
Kanisius.
Hakam, K.A. (2007). Bunga Rampai Pendidikan Nilai. Bandung; Iniversitas
Pendidikan Indonesia.
Hakam, K.A. (2008). Pendidikan Nilai. Bandung; Value Press.
Hakam, K.A. (2009). Perilaku Prososial (Prinsip dan Aplikasi). Bandung: CV
Yasindo Multi Aspek.
Hakam, K.A. (2011). Membina Kecerdasan dan Perilaku Sosial dalam
membangun Karakter Anak, dalam Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hardjomarsono, B. dkk. (2000). Teori dan Metode Intervensi Sosial. Jakarta:
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Hasyim, A. (2011). Gerakan Membangun Karakter Bangsa, dalam Pendidikan
Karakter: Nilai Inti Bagi Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung:
Widya Aksara Press.
Kahono,P.C. (2010). Pembina Pramuka: Memimpin dengan Hati. Salatiga: PT
Puri Pustaka.
Kahono, Dhiarpraja, dan Melyawati. (2010). Memecah Kebekuan Dalam
Permainan Pramuka. Salatiga: PT Puri Pustaka.
Kleden, D. (2013, 26 Maret). Pendidikan Karakter, Kompas, hlm. 1.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. (2011). Panduan Penyelesaian Syarat
Kecakapan Umum Penggalang. Jakarta: Pustaka Tunas Media.
Lestari, P.G. (2011). Internalisasi Nilai Nilai Pendidikan Luqman Al Hakim
Dalam Pembinaan Akhlak Siswa (Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam
Terpadu Al Iman Bogor). (Tesis). Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung.
Lickona, T. (2012). Character Matters: Persoalan Karakter. Jakarta: Bumi
Aksara.
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Maftuh, B. (2009). Bunga Rampai Pendidikan Umum dan Pendidikan Nilai.
Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Magdalena. (2011). Pembinaan Nilai Kedisiplinan melalui Program
Ekstrakulikuler Pramuka Di SD Santa Ursula Bandung. (Tesis). Bandung:
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Mar’at, Samsunuwiyati. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muslich, Masnur. (2011). Pendidikan Karakter : Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.
Muslim, A. (2011). Pedoman Pendidikan Karakter Di Sekolah. Serang:
Pemerintah Provinsi Banten Dinas Pendidikan.
Moleong, L J. (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja karya.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2014.
Rasyad, A. (2003). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: UHAMKA Press
dan Yayasan PEP-EX 8.
Ruyadi, Yadi. (2011). Pendidikan Karakter atau Pendidikan Budi Pekerti? dalam
Pendidikan Karakter : Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian
Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.
Santoso,L. dan Zakiyah, N. (2015). Buku Pintar Pramuka. Yogyakarta: Interpree
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sarwono, Wirawan S. (2013, 9 Maret) Bangsa Alami Disreintasi, Kompas, hlm. 6.
Satori, DJ. Dan Komariah, A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung.
Alfabeta.
Sauri, Sofyan. (2006). Membangun Komunikasi Dalam Keluarga (Kajian Nilai
Religi, Sosial, dan Edukatif). Bandung: PT Genesindo.
Sauri, Sofyan. (2012). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam.
Bandung:RizqiPress.
Suabuana, Cik. (2011). Strategi Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui
Pendidikan Nilai Bela Negara dalam Pendidikan Kewargaegaraan pada
Perguruan Tinggi, dalam Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya
Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.
Sukadi. (2011). “Pendidikan karakter Bangsa Beridiologi Pancasila”, dalam Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian
Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumantri, E. (2011). Pendidikan Budaya dan Karakter Suatu Kebiscayaan Bagi
Kesatuan dan Persatuan Bangsa, dalam Pendidikan Karakter : Nilai Inti
Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Widya Aksara
xi Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suryadi, A. (2011). Pendidikan Karakter Bangsa : Pendekatan Jitu Menuju
Sukses Pembangunan Pendidikan Nasional, dalam Pendidikan Karakter :
Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Widya
Aksara Press.
Ummah, K. (2013). Kami Pramuka Indonesia. Sidoarjo: PT Masmedia Buana