• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA : Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri 3 Kota Serang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA : Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri 3 Kota Serang."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister

Pendidikan Program Studi Pendidikan Umum

Oleh :

Yuyun Wahyuni

NIM. 1107272

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN UMUM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

NIM. 1107272

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN

PRAMUKA

( Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri di Kota Serang )

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing

Dr. Kama A. Hakam, M.Pd.

NIP. 195512151980021001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Umum

DR. Kama A. Hakam, M.Pd.

(3)

Dasar Negeri 3 Kota Serang)“ beserta seluruh isinya adalah benar benar karya penulis sendiri dan penulis tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan

cara – cara yang bertentangan dengan etika keilmuan yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, penulis siap menanggung resiko atau sanksi yang

dijatuhkan kepada penulis apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran

terhadap etika keilmuan dalam tesisi ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap

keaslian tesis ini.

Bandung, November 2015

Pembuat Pernyataan

(4)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Yuyun Wahyuni (1107272). Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa Melalui Kegiatan Pramuka (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri di Kota Serang).

Penelitian dilatarbelakangi oleh perilaku yang bertolak belakang dan menggambarkan perbedaan kecerdasan sosial antara siswa peserta aktif dan bukan peserta akatif kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang. Penelitian ini bertujuan untuk menggali, mengkaji, dan mengidentifikasi informasi-argumentasi tentang pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang. Teori yang digunakan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan sosial dan kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-naturalistik dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipatif di sekolah, wawancara diantaranya dengan beberapa warga sekolah, diantaranya kepala sekolah, anggota komite sekolah, pegawai Dinas Pendidikan Kota Serang Bagian Ketenagakerjaan dan Kesiswaan Sekolah Dasar dan orang tua siswa, serta analisis dokumen yang terkait dengan kegiatan pramuka. Data dianalisis dengan tahapan; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi, kemudian diuji keabsahannya menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)Program pramuka di SDN 3 kota Serang berisikan pembinaan kecerdasan sosial siswa. (2)Melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang dilakukan pembinaan kecerdasan sosial yaitu kerjasama, tolong menolong, sopan santun, saling menghormati dan menghargai, hemat, serta menjaga kebersihan lingkungan. (3)Kendala pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui pramuka di SDN 3 Kota Serang disebabkan faktor internal, yaitu tenaga pembina dan pelatih pramuka yang tidak konsisten dan tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya, serta kurangnya partisipasi siswa untuk mengikuti kegiatan pramuka, disamping sarana kepramukaan yang kurang memadai. Kegiatan pramuka sebagai wahana pembinaan kecerdasan sosial siswa disarankan untuk dilaksanakan secara serius dan konsisten. Namun demikian, diharapkan ada penelitian lanjutan untuk penyempurnaan pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan pramuka.

(5)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

MOTTO HIDUP ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Struktur Organisasi Tesis ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembinaan Karakter Siswa Sekolah Dasar ... 10

2.1.1 Kebijakan Nasional Pembinaan Karakter di Sekolah Dasar ... 10

2.1.2 Pembinaan dan Pengembangan Karakter di Sekolah Dasar ... 16

2.2 Kecerdasan Sosial Siswa Sekolah Dasar ... 30

2.2.1 Hakikat Kecerdasan ... 30

2.2.2 Jenis-Jenis Kecerdasan ... 33

(6)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2.4 Kecerdasan Sosial dan Kegiatan Prososial ... 45

2.3 Kecerdasan Sosial Siswa Sekolah Dasar ... 50

2.3.1 Anak Didik Sekolah Dasar ... 50

2.3.2 Kecerdasan Sosial Siswa Sekolah Dasar ... 51

2.4 Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Pramuka ... 57

2.4.1 Hakikat Pramuka ... 57

2.4.2 Sejarah Pramuka ... 62

2.4.3 Visi dan Misi Gerakan Pramuka ... 65

2.4.4 Prosedur Pramuka ... 68

2.4.5 Tujuan Kegiatan Pramuka ... 71

2.4.6 Metode Pendidikan Kepramukaan ... 73

2.5 Hubungan Pendidikan Umum dan Kegiatan Pramuka ... 79

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subyek Penelitian………...82

3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian ... 83

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 83

3.2.2 Subjek Penelitian ... 84

3.3 Prosedur Penelitian ... 85

3.3.1 Kerangka Penelitian ... 85

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 89

3.4.1 Wawancara ... 89

3.4.2 Observasi ... 90

3.4.3 Studi Dokumentasi ... 90

3.4.4 Catatan Lapangan ... 91

3.5 Teknik Analisa Data ... 91

(7)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.1 Visi,Misi,dan Tujuan SDN 3 Kota Serang ... 97

4.1.2 Data Pendidik dan Kependidikan SDN 3 Kota Serang ... 99

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 102

4.2.1 Program Sekolah ... 103

4.2.2 Program Kegiatan Pramuka di SDN 3 Kota Serang ... 111

4.2.3 Proses Kegiatan Pramuka di SDN 3 Kota Serang dalam Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa ... 134

4.2.4 Kendala-Kendala dalam Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa Melalui Kegiatan Pramuka ... 150

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 156

4.3.1 Program Kegiatan Pramuka dalam Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa di SDN 3 Kota Serang ... 156

4.3.2 Proses Kegiatan Pramuka di SDN 3 Kota Serang dalam Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa ... 161

4.3.3 Kendala-Kendala Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa Melalui Kegiatan Pramuka di SDN 3 Kota Serang ... 171

4.4 Hubungan Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa Melalui Kegiatan Pramuka di SDN 3 Kota Serang dengan Pendidikan Umum ... 176

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Umum ... 180

B. Kesimpulan Khusus ... 181

C. Rekomendasi ... 182

DAFTAR PUSTAKA ... 184

(8)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 berisi

rumusan tujuan pendidikan yang kaya dengan dimensi moralitas, sebagaimana

disebutkan dalam bab II pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka dilihat

dari segi tujuannya, bangsa Indonesia menghendaki kaum terpelajarnya bukan

sekedar berilmu, cakap dan kreatif berarti memiliki tingkat kemampuan yang baik

ditinjau dari dimensi intelektual, tapi juga beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, sebagai potensi dari dimensi religiusitas, disamping itu berakhlak

mulia yang menjadi potensi dari dimensi karakter dan moral, serta menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab sebagai potensi dari dimensi

kebangsaan.

Jika mengacu kepada penjabaran di atas, maka pendidikan nasional

Indonesia seharusnya sarat dengan pembelajaran yang berdimensi moralitas, tetapi

realitasnya masih jauh dari yang diharapkan. Kondisi tersebut tampak pada

beberapa hasil penelitian yang memfokuskan kajiannya pada pendidikan moral,

agama, nilai dan karakter yang menunjukkan terjadinya gejala penurunan dan

pengikisan moral bangsa Indonesia yang menyebabkan kegagalan pembangunan

bidang pendidikan (Hakam, 2010:22). Dari hasil penelitian lainnya, ditemukan

adanya gejala kondisi negatif yang cukup serius di sebagian besar masyarakat

(9)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah kegagalan pendidikan formal dalam mengembangkan masyarakat yang

penuh dengan kepemilikan nilai, kebajikan dalam hati, pikiran dan jiwa dalam diri

manusia secara individual, sehingga memerlukan solusi yang sistemik melalui

pendidikan karakter (Sukardi dalam Budimansyah, 2011: 79). Sedangkan dari

hasil pengamatan Harsono yang dikutip oleh Ruyadi (2001) mengungkapkan

bahwa munculnya fenomena yang menghawatirkan nasib bangsa dan negara ke

depan, yaitu fenomena mulai lunturnya karakter luhur di kalangan siswa,

mahasiswa, dan generasi muda, dimana krisis moral tersebut merupakan salah

satu indikator dari kurang berhasilnya pendidikan, baik formal, informal, maupun

non formal (dalam Budimansyah, 2001:331).

Pembangunan nasional yang menitikberatkan pada pembangunan

ekonomi, pelaksanaannya diimplementasikan melalui tujuan pendidikan nasional

yang kemudian direalisasikan melalui kurikulum lebih sebagai panduan praktis

pendidikan formal mengutamakan upaya-upaya pencapaian keberhasilan tujuan

pendidikan dan pembelajaran pada ranah kognitif, sedangkan ranah afektif yang

sebetulnya merupakan esensi pendidikan itu sendiri terabaikan. Tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantoro mengingatkan, “selama sekolah masih ditujukan kepada pencarian dan pemberian ilmu dan pkecerdasan fikiran, maka akan menyuburkan sifat egoisme, materialisme dan anti sosial“ (Budimansyah, 2011).

Kleden memberikan pandangan mengenai peran penting pendidikan dalam pembangunan bangsa, bahwa “pendidikan merupakan simpul utama dari upaya perubahan habitus bangsa yang saat ini semakin jauh dari karakter kebangsaaan“ (Kompas, 26 Maret 2013). Pandangan yang sama juga dikemukakan Sukadi “jika pembudayaan nilai-nilai menyimpang, pada dasarnya juga hasil proses

pendidikan, karena pembudayaan tidak bisa dilepaskan dari pendidikan, maka

(10)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan yang menekankan pada kecerdasan intelektual sangat penting

untuk terus dikembangkan, namun ada kecerdasan yang tidak kalah pentingnya

adalah kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial pada anak perlu dikembangkan agar

anak dapat melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sosial secara baik.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan sosial dan kecerdasan

spiritual lebih berpengaruh bagi kesuksesan seseorang dalam kehidupannya pada

masa mendatang bila dibandingkan dengan kecerdasan intelektual. Penelitian

Daniel Goleman pada tahun 1995 dan 1998 menyatakan bahwa kecerdasan

intelektual memberikan kontribusi 20% terhadap kesuksesan seseorang,

sedangkan 80% sangat tergantung pada kecerdasan emosional, kecerdasan sosial

dan kecerdasan spiritual. Bahkan dalam keberhasilan di dunia kerja, kecerdasan

intelektual hanya memberikan kontribusi sebanyak 4% saja (Hakam, dalam

Budimansyah 2011: 382).

Kecerdasan sosial menjadi penting karena pada dasarnya manusia tidak

dapat hidup sendiri. Banyak kegiatan dalam hidup terkait dengan orang lain, siswa

yang gagal mengembangkan kecerdasan sosialnya akan megalami banyak

hambatan dalam dunia sosial, pada akhirnya mereka tersisih secara sosial dan

mengalami berbagai masalah sosial.

Masalah sosial yang sering terjadi pada siswa seperti siswa tidak mampu

bersosialisasi secara baik dengan teman sebaya, kurang mampu memelihara

hubungan sosial dan belum mampu mengembangkan sikap yang positif terhadap

kelompok sosial. Masalah-masalah seperti itu dibuktikan oleh penelitian yang

terkait dengan hubungan sosial diantaranya dilakukan oleh Kementrian Kesehatan

RI terhadap siswa di 18 propinsi (Pikiran Rakyat, 2011), terdapat satu dari enam

siswa mengalami kekerasan di sekolah dengan cara dilukai, diberi ancaman,

diteror dan mendapatkan sikap permusuhan sehingga menimbulkan stress (76%),

menyebabkan hilang konsentrasi (71%), menyebabkan gangguan tidur (71%),

paranoid (60%), sakit kepala (55%). Sedikitnya 25% siswa yang diganggu

(11)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kekerasan juga berdampak pada para pelaku, yaitu mereka merasa menjadi jagoan

sehingga senang berkelahi (54%), berbohong (87%) dan tidak memperdulikan

peraturan sekolah (33%).

Kecerdasan sosial merupakan kecerdasan yang mencakup interaksi

kelompok dan erat kaitannya dengan sosialisasi, serta merupakan kemampuan

untuk mengenal diri sendiri dan untuk mengetahui orang lain (Puluhulawa, 2012 :

18). Seseorang yang mempunyai kecerdasan sosial yang baik akan mempunyai

banyak teman, pandai berkomunikasi, mudah beradaptasi dalam lingkungan

sosial, dan hidupnya bisa bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga

orang lain. Kemampuan seperti inilah yang dibutuhkan oleh anak agar mudah

dalam menghadapi tantangan kehidupan hingga dewasa nanti. Masalah sosial

yang terjadi pada anak–anak dan remaja tidak boleh dianggap remeh, karena

mereka sebagai generasi penerus bangsa haruslah bebas dari masalah. Jika anak-

anak dan remaja mengalami masalah dan tidak dapat menyelesaikan masalahnya,

maka bangsa Indonesia kehilangan generasi penerus cita-cita bangsa yang berdaya

guna, kreatif, sehat jasmani dan rohani.

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang secara sistematik

melaksanakan pendidikan dan pengajaran serta pelatihan dalam membantu siswa

agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral,

spiritual, emosional maupun sosial. Pedagog asal Jerman F.W. Foester

berpandangan bahwa fungsi pendidikan adalah untuk membentuk karakter yang

terwujud dalam kesatuan esensial subyek dengan perilaku hidup yang dimilikinya

(dalam Kleden, 2013) pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Habibah (2008:35) menuliskan dalam laporan penelitiannya bahwa “pendidikan yang dilakukan di sekolah adalah proses membantu siswa mengekspresikan nilai-nilai

(12)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada dasarnya tujuan pendidikan nasional sarat dengan hakikat pencapaian

kecerdasan sosial sebagaimana dalam Undang Undang RI Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional berisikan tujuan pendidikan nasional yaitu

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif,

mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Masalah sosial bukan hanya saja terjadi pada siswa tingkat Sekolah

Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SMA), siswa tingkat

Sekolah Dasar (SD) khususnya siswa kelas IV dan V juga mengalami masalah

sosial dan masalah penyesuaian diri, salah satu penyebabnya karena mereka

memasuki masa peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja awal yang disebut

masa praremaja. Pada masa praremaja ditandai oleh sifat – sifat negatif pada diri

anak sehingga seringkali masa ini disebut masa negatif. Sifat-sifat negatif tersebut

diantaranya adalah negatif dalam berprestasi baik prestasi jasmani maupun

mental, dan negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dari

masyarakat maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat.

Kenyataan yang ada di sekolah dasar pada umumnya saat sekarang lebih

mengutamakan dalam membantu siswa untuk mengembangkan potensi

akademiknya saja, sedangkan dalam mengembangkan kecerdasan sosial sering

diabaikan. Siswa lebih banyak mendapatkan pembelajaran bagaimana belajar

yang baik agar mendapatkan prestasi akademik yang memuaskan, sedangkan

aspek sosial sebagai persiapan siswa untuk menghadapi lingkungan yang baru

dikemudian hari masih sedikit diberikan.

Sekolah haruslah memiliki program yang dapat mengembangkan berbagai

aspek kecerdasan agar siswa dapat berkembang secara optimal bukan hanya

dalam bidang akademik, pribadi, namun juga dalam bidang sosial. Program

tersebut dapat direalisasikan dalam proses pembelajaran baik yang bersifat

intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler secara

(13)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membantu mengembangkan siswa sesuai dengan bakat dan minat mereka. Disebut

ekstrakurikuler karena program pendidikan yang dikembangkan di luar jam

pelajaran regular, dan menjadi pelengkap bagi pengembangan kurikulum inti yang

tidak sempat dikembangkan pada jam pelajaran di sekolah oleh para guru (Danial,

dalam Budimansyah, 2011 : 630– 631).

Program ekstrakurikuler bermacam-macam bentuk dan ragamnya, karena

memang diadakan untuk siswa dengan sejumlah program pilihan yang berbasis

pada program pengembangan diri siswa. Salah satu program ekstrakurikuler yang

dipandang cukup berperan penting dalam upaya mendukung keberhasilan

penyelenggaraan pendidikan di sekolah diantaranya adalah pramuka, bahkan

program pramuka merupakan program ekstrakurikuler wajib diselenggarakan oleh

institusi pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai tingkat atas.

Dalam rangka merealisasikan Undang Undang Nomor 12 tahun 2010

berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang bertujuan untuk dapat

melahirkan generasi muda yang memiliki kepribadian, beriman, bertaqwa,

berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, dan menjunjung tinggi

nilai-nilai luhur bangsa Indonesia (Magdalena, 2011 : 46), sehingga diharuskan

ada dan wajib diselenggarakan oleh setiap jenjang sekolah dan menjadi salah satu

program ekstrakurikuler wajib bagi semua siswa.

Sekolah Dasar Negeri 3 Kota Serang merupakan salah satu sekolah

percontohan di Kota Serang. Berdasarkan data prestasi yang pernah diraih oleh

SDN 3 Kota Serang baik prestasi akademik maupun prestasi ekstrakurikuker

tingkat kota sampai tingkat propinsi. Khusunya prestasi dalam bidang

kepramukaan dapat menjadi gambaran bahwa SDN 3 Kota Serang telah

melaksanakan program untuk mengembangkan potensi akademik siswa yang

dipadukan dengan aspek sosial dilaksanakan dalam kegiatan intrakurikuler

pengembangan potensi pribadi yang dilakukan dalam program kokurikuler serta

potensi sosial dan karir siswa melalui program ekstrakurikuler diantaranya adalah

(14)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Serang memberikan banyak penghargaan dan prestasi baik pada tingkat

Kecamatan Serang, Kota Serang, maupun Propinsi Banten.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kelas dan wali

kelas IV dan V SDN 3 Kota Serang pada hari Jum’at tanggal 5 dan 12 April

2013 menunjukkan bahwa siswa kelas IV dan V cenderung kurang tertib dalam

belajar, belum mampu menjalin hubungan baik dengan teman sebaya, tidak

disiplin waktu dan berpakaian, sering melanggar peraturan sekolah dan sering

bertengkar dengan teman baik di dalam maupun di luar kelas, tidak peduli pada

kebersihan lingkungan, serta masalah-masalah sosial lainnya.

Goleman mengemukakan dua kategori kecerdasan sosial, yakni kesadaran

sosial, dan fasilitas sosial (dalam Puluhulawa, 2012 : 7) Jika disesuaikan dengan

menggunakan kategori kecerdasan sosial yang dikemukakan oleh Goleman, maka

siswa kelas IV dan V di SDN 3 Kota Serang masih menunjukkan kesadaran sosial

yang rendah, dimana siswa belum mampu memahami keadaan batiniyah

seseorang, dan belum memahami perasaan dan pikirannya. Jika diamati tentang

fasilitas sosial yang terdapat di SDN 3 Kota Serang, siswa belum sepenuhnya

diberikan kesempatan untuk berinteraksi secara maksimal dan efektif. Proses

pembelajaran yang dipadukan dengan aspek sosial diantaranya yang

diselenggarakan melalui kegiatan pramuka belum dilaksanakan secara

sungguh-sungguh dan serius dalam meningkatkan kecerdasan sosial siswa.

Bertitik tolak dari uraian di atas, diperlukan adanya penelitian tentang

Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa melalui Kegiatan Pramuka. Oleh karena itu,

penelitian ini akan lebih memfokuskan pada kontribusi kegiatan ekstrakurikuler

pramuka dalam mengupayakan pembinaan kecerdasan sosial siswa SD di Kota

Serang, dan peneliti menentukan SDN 3 Kota Serang sebagai lokasi penelitian.

1.2Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

(15)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang dalam membinaan kecerdasan sosial siswa?“. Agar permasalahan pada penelitian ini dapat diteliti secara mendalam, maka dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah program kegiatan pramuka dalam pembinaan kecerdasan

sosial siswa di SDN 3 Kota Serang?

2. Bagaimanakah proses kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang dalam

pembinaan kecerdasan sosial siswa?

3. Kendala-kendala apa yang menghambat pembinaan kecerdasan sosial

siswa melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang

pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota

Serang.

Secara khusus penelitian ini memiliki beberapa tujuan penelitian sebagai

berikut:

a. Mengetahui isi program kegiatan pramuka dalam membina kecerdasan

sosial siswa di SDN 3 Kota Serang.

b. Mengetahui proses kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang dalam

membina kecerdasan sosial siswa.

c. Mengetahui kendala-kendala yang menghambat pembinaan kecerdasan

sosial siswa melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang.

(16)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran

akademik terutama dalam rangka mengembangkan pendidikan nilai dan karakter

di sekolah dan beberapa manfaat lain yang diharapkan dari penelitian ini

diantaranya adalah:

a. Memberikan kontribusi keilmuan bagi Pendidikan Umum. Pada tataran

konseptual, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam membangun dan menyelenggarakan pendidikan

karakter.

b. Menambah wawasan terutama bagi kalangan pendidik dalam

mengembangkan dan menyelenggarakan pendidikan karakter.

c. Membantu siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan

sosial sebagai salah satu wujud indifidu yang berkarakter cerdas.

d. Sebagai bahan masukan bagi pihak SDN 3 Kota Serang dalam upaya

pembinaan kecerdasan sosial bagi siswanya.

e. Meningkatkan peranan ekstrakurikuler pramuka sebagai salah satu wahana

edukatif pendidikan karakter.

f. Bagi kegiatan penelitian sejenis, khususnya di lingkungan pendidikan

dapat memberikan informasi dan telaah kepustakaan mengenai pendidikan

karakter.

1.5Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi tesis ini memuat urutan penulisan dari setiap bab yang

terdapat di dalam tesis ini, mulai dari bab satu sampai bab terakhir. Struktur

organisasi tesis ini adalah sebagai berikut:

Bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah dan pernyataan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

dan struktur organisasi tesis. Bab II merupakan kajian teoritis terhadap maslah

yang diteliti, yaitu Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa Melalui Kegiatan

(17)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kecerdasan sosial siswa di SDN 3 Kota Serang dan pembinaan kecerdasan sosial

siswa melalui kegiatan pramuka. Bab III memuat metode penelitian, yang

meliputi metode dan pendekatan penelitian, sumber data, instrument penelitian,

tenik pengumpulan data, langkah langkah penelitian, teknik analisis dan

interpretasi data. Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan, yang terdiri dari

gambaran umum lokasi penelitian, temuan-temuan hasil penelitian melalui

observasi, wawancara dan studi dokumentasi serta pembahasan. Bab V terdiri dari

(18)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan dalam suatu penelitian dapat diartikan sebagai cara-cara atau

langkah-langkah dengan tata urutan tertentu agar dapat dicapai pengetahuan yang

benar, karena sebuah penelitian dapat dikatakan valid dan dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya jika menggunakan pendekatan penelitian

yang tepat. Keberhasilan sebuah penelitian akan ditentukan oleh pendekatan yang

digunakan.

Penelitian dalam tesis ini menggunakan pendekatan kualiatif-naturalistik,

karena tidak menggunakan alat ukur angka-angka dengan perhitungan statistik.

Pada penelitian ini akan lebih banyak menganalisis segi proses kegiatan pramuka

dari pada hasilnya, oleh karena itu, akan diperoleh gambaran aktual tentang

pembinaan kecerdasan sosial siswa SDN 3 Kota Serang melalui kegiatan

ekstrakurikuler Pramuka. Dalam mengeksplorasi informasi, peneliti melakukan

beberapa langkah yaitu (1) berupaya menjaga kondisi alamiah sebagai sumber

data langsung dan peneliti menjadi instrument utamanya, (2) mendeskripsikan

data yang terkumpul berupa kata-kata dan gambar, bukan berupa angka-angka,

(3) berupaya fokus pada proses, bukan semata-mata hasil atau produk, (4)

penelitian mengutamakan pengolahan data secara umum terlebih dahulu, setelah

itu baru pada hal-hal yang lebih spesifik, (5) makna dijadikan perhatian utama

dalam penelitian ini, sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen

(1082:29) sehingga datanya akan lengkap, akurat, mendalam dan bermakna.

Peneliti akan meneliti dengan cara mengamati orang dalam lingkungan

hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha untuk memahami bahasa dan

tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya, (Nasution, 1996:5).

Marujuk pada uraian mengenai hakikat pendekatan penelitian kualitatif

(19)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan metode penelitian tersebut dirasakan cukup tepat, karena peneliti mencoba

secara mendalam untuk membangun interakdi dengan objek penelitian agar

memperoleh gambaran utuh tentang pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui

kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Penelitian ini diharapkan mampu

menyuguhkan gambaran mengenai pola atau mendeskripsikan fenomena

pembinaan kecerdasan sosial di SDN 3 Kota Serang.

1.2 Lokasi dan Subjek Penelitian

1.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat peneliti memperoleh data yang

berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Nasution berpendapat

bahwa lokasi penelitian merupakan gambaran kondisi penelitian yang ditandai

dengan tempat, pelaku dan kegiatan (Nasution. 1993:4). Berdasarkan pendapat

tersebut, maka lokasi penelitian ini ditentukan di Sekolah Dasar Negeri 3 Kota

Serang yang terletak Aspek pelaku dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri,

aspek kegiatan yang diteliti adalah Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa Melalui

Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka.

Alasan pemilihan SDN 3 Kota Serang sebagai lokasi dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Bahwa SDN 3 Kota Serang memiliki banyak prestasi yang dihasilkan dari

kegiatan ekstrakurikuer pramuka baik pada tingkat Kota Serang maupun

tingkat Propinsi Banten.

b. Bahwa SDN 3 Kota Serang menempatkan kegiatan ekstrakurikuler sebagai

salah satu instrumen baik untuk pengembangan minat, bakat dan potensi para

siswa maupun untuk pengembangan kepribadian dan karakter siswa.

c. Bahwa SDN 3 Kota Serang memiliki tenaga Pembina Pramuka yang

profesional untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

(20)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Bahwa SDN 3 Kota Serang merupakan salah satu sekolah yang visi dan

misinya lebih fokus pada perubahan perilaku siswa.

1.2.2 Subjek Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti akan berupaya menjaring sebanyak mungkin

informasi dari berbagai macam sumber, dengan tujuan untuk merinci segala

sesuatu yang khas ke dalam ramuan konteks yang unik dan menggali informasi

yang akan menjadi dasar dari rancangan deskripsi untuk membangun sebuah

konstruk jawaban dari masalah yang diteliti. (Lincoln dan Guba dalam Moeleong,

1997 : 165).

Pada penelitian ini, peneliti menentukan sampel yang bersifat purposive

atau sampel bertujuan, karena teknik pemilihan sampel ini lebih cocok untuk

penelitian kecerdasan sosial melalui ekstrakurikuler pramuka penetapan subyek

penelitian melakukan dengan langkah sebagai berikut:

a. Tidak dapat ditentukan sampel terlebih dahulu.

b. Penenliti memilih sampel secara berurutan seperti “snow ball sampling” yaitu

responden diminta menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi

yang diperlukan peneliti dan selanjutnya responden berikutnya diminta pula

untuk menunjuk orang lainnya dan seterusnya, sehingga semakin lama makin

banyak data yang dikumpulkan dari para responden.

c. Pada mulanya setiap sampel dinilai sama kegunaannya, namun selanjutnya

makin banyak informasi yang akan masuk dan makin mengembang hipotesis.

Sampel dipilih atas dasar fokus penelitian sebagaimana telah dituangkan pada

Bab I di atas.

d. Sebagaimana diuraikan pada Bab I, peneliti akan mengakhiri penelitian jika

sudah terjadi pengulangan. Jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring,

(21)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki berbagai karakteristik, unsur, dan nilai yang berkaitan dengan

implementasi pembinaan kecerdasan sosial siswa di SDN 3 Kota Serang

melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka (Moleong 1997:166).

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh komponen sekolah yang secara

langsung atau tidak terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler

pramuka, diantaranya adalah :

a. Kepala Sekolah SDN 3 Kota Serang

b. Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum

c. Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan

d. Pembina Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka

e. Pelatih Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka.

f. Siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka

g. Siswa SDN 3 Kota Serang

1.3 Prosedur Penelitian

Pada bagian ini memaparkan secara kronologis langkah-langkah penelitian

yang dilakukan terutama bagaimana desain penelitian dioprasionalkan secara

nyata (Pedoman penulisan karya ilmiah, UPI, 2014:29). Pengertian lain prosedur

penelitian merupakan langkah-langkah yang dibutuhkan peneliti pada saat

melaksanakan kegiatan penelitian dari awal sampai akhir (Maryadi dkk, 2011:15).

Adapun dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1.3.1 Kerangka Penelitian

a. Persiapan Penelitian

Pada tahap persiapan atau pra penelitian ini yang pertama kali dilakukan oleh

(22)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Persiapan peneitian, dimana peneliti mengawali kegiatannya dengan

mengajukan beberapa alternatif topik penelitian dan menentukan judul

penelitian. Kegiatan dilanjutkan dengan penyusunan proposal penelitian dan

kemudian seminar proposal penelitian.

2) Studi pendahuluan, yaitu langkah-langkah yang dilakukan peneliti mulai dari

penentuan pembimbing dan membuat permohonan ijin penelitian, kemudian

peneliti melakukan observasi pendahuluan tentang kecerdasan sosial siswa

tingkat Sekolah Dasar dan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di Sekolah Dasar

di Kota Serang. Selanjutnya peneliti menentukan lokasi penelitian lokasi

penelitian dan dilanjutkan dengan permohonan ijin mengadakan penelitian di

lokasi yang telah ditentukan baik dari instansi pemerintah setempat maupun

dari sekolah yang akan dijadikan sebagai lokasi penelitian.

Pada persiapan ini juga dilakukan orientasi pada lokasi penelitian, yaitu

kegiatan memasuki lapangan yang masih dalam bentuk penjajagan yang bertujuan

untuk memproleh gambaran umum dan jelas mengenai masalah-masalah yang

akan diteliti. Kegiatan yang dilakukan mengarah pada upaya untuk memperoleh

informasi yang seluas-luasnya mengenai hal-hal yang bersifat umum dan

berkenaan dengan masalah penelitian. Pada tahap ini peneliti berupaya

menciptakan hubungan yang harmonis dengan responden. Peneliti melakukan

kunjungan dan pendekatan untuk mendapatkan informasi seluas-luasnya,

pendekatan dilakukan dengan cara memberikan penjelasan peran peneliti kepada

responden, bahwa keberadaan peneliti bukan sebagai evaluator atau untuk

menilai, akan tetapi merupakan kegiatan belajar dari pengalaman di lapangan.

Peneliti juga menjelaskan bahwa informasi yang diperoleh akan terjamin

kerahasiaannya dan bukan untuk dinilai, serta tidak berpengaruh pada posisi

responden. Sedangkan hasil dari wawancara diperoleh informasi dan data awal

(23)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dianalisis dan dikonsultasikan dengan pembimbing untuk menentukan,

memperjelas, dan mempertajam fokus masalah dalam penelitian.

b. Pelaksanaan Penelitian

Setelah pra peneltian selesai, maka peneliti mulai terjun ke lapangan untuk

mulai melakukan penelitian. Beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti

dalam melaksanakan penelitian ini diantaranya adalah:

1) Studi literatur, dalam hal ini peneliti melakukan kajian literatur dari beberapa

sumber ilmiah diantaranya beberapa hasil penelitian sebelumnya baik yang

berkenaan dengan kecerdasan sosial maupun kegiatan ekstrakurikuler

pramuka, buku-buku ilmiah yang membahas tentang kecerdasan sosial dan

kepramukaan sehingga menjadi acuan utama bagi penulis dalam menyusun

kerangka teoritis dalam penelitian ini.

2) Studi lapangan, pada tahapan ini peneliti melaksanakan proses pengumpulan

data yang diawali dengan observasi pendahuluan dalam rangka mendapatkan

gambaran tentang kondisi di lokasi penelitian, sehingga peneliti dapat

menentukan responden utama dalam penelitian ini, dan kemudian peneliti

menelusuri sumber responden lanjutan. Langkah selanjutnya yang dilakukan

oleh peneliti adalah melakukan studi dokumentasi terhadap beberapa

dokumen yang dapat mendukung penelitian ini. Kegiatan peneltian

dilanjutkan dengan proses wawancara dan pengamatan secara langsung untuk

mendapatakan gambaran tentang perilaku Pembina Pramuka, perilaku siswa

dalam interaksi sosial di lingkungan sekolah khususnya.

3) Pengumpulan dan pengolahan data, proses pengumpulan data yang dilakukan

peneliti berdasarkan prinsip-prinsip penelitian kualitatif, yaitu berusaha

memahami makna dari peristiwa manusia dalam situasi tertentu. Proses

pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik, dianataranya observasi,

(24)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara yang dilakukan dalam bentuk percakapan informal yang

mengandung unsur spontanitas dengan mmemanfaatkan waktu luang namun

peneliti tetap berupaya untuk dapat menggali informasi atau data yang diperlukan

diarahkan pada fokus penelitian. Wawancara dilakukan terhadap responden

sebagai sumber data sekunder. Disamping itu dilakukan pula observasi di

lapangan, sehingga penulis mendapatkan gambaran kondiisi nyata di lapangan

sebagai data dan informasi yang relevan dengan permasalahan yang sedang

diteliti.

Pada tahap ini peneliti menggali informasi sebanyak mungkin sampai data itu

jenuh, yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti dan digunakan sebagai

sumber data, setelah sumber data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis dan

selanjutnya data itu dikumpulkan dan disusun. Setelah data yang terkumpul cukup

memadai maka tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah mengolah

data-data tersebut guna mengetahui permasalahan yang sedang diteliti, yaitu diawali

dengan display data, mereduksi data, menganalisis data dan memferifikasi serta

menyimpulkan hasil pengolahan data.

4) Uji validitas data, merupakan langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti

yaitu langkah untuk mengembangkan kedalaman atau keakuratan, dan

kebenaran data yang telah diperoleh melalui proses triangulasi dan member

chek.

Triangulasi dilakukan untuk memeriksa keabsahan data yang diperoleh

dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data yang ada. Hal ini dilakukan dengan cara

sebagai berikut: (a) membandingkan hasil observasi, hasil wawancara, dan

dokumentasi; (b) membandingkan hasil observasi yang diperoleh dari lokasi

penelitian dengan lokasi yang lainnya; (c) membandingkan hasil wawancara

dengan responden lain; (d) membandingkan dokumen dengan dokumen lain;(e)

(25)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

chek dilakukan untuk mengecek kebenaran data yang diberikan, sehingga data

yang diperoleh dapat dipercaya kebenarannya.

Pengecekan data dilakukan dengan cara : (a) mengkonfirmasikan kembali

hasil (data) kepada semua sumber lain; (b) meminta hasil koreksi yang telah

dicatat dari observasi kepada sumber data tertentu; (c) melakukan triangulasi

dengan pihak-pihak yang relevan.

Pada tahap pengecekan, data yang terkumpul dirangkum dan didiskusikan lagi

dengan sumber-sumber data yang relevan untuk mengecek kebenarannya. Pada

tahap ini juga dilakukan pemeriksaan keabsahan data yang diperoleh dengan cara

memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data yang ada. Hal ini dilakukan dengan cara sebagai

berikut; (a) membandingkan hasil observasi, hasil wawancara, dan dokumentasi;

(b) membandingkan hasil observasi yang diperoleh dari lokasi penelitian dengan

lokasi yang lainnya; (c) membandingkan hasil wawancara dengan responden lain;

(d) membandingkan dokumen dengan dokumen lain;(e) mengambil data dalam

waktu yang berbeda dan berkali-kali.

c. Penulisan hasil penelitian

Setelah melakukan beberapa tahapan dalam penelitian sebagaimana

dikemukakan di atas, selanjutnya dalam penelitian ini, pengolahan data dan

analisis data melalui proses penyusunan, mengkategorikan data, mencari kaitan

isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan

maknanya. Data yang diperoleh dari responden melalui wawancara, observasi dan

studi dokumentasi di lapangan, dikumpulkan dan dianalisis, selanjutnya peneliti

mendeskripsikan semua hasil penelitiannya kedalam bentuk penulisan hasil

penelitian atau laporan penelitian.

(26)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagaimana telah dituliskan di atas, bahwa penelitian kualitatif

memfokuskan perhatian pada upaya untuk memahami perilaku dan sikap dari

sasaran penelitian dan pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri, maka

peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mencari sejumlah informasi yang

dibutuhkan berkenaan dengan pembinaan kecerdasan sosial siswa di SDN 3 Kota

Serang melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1.4.1 Wawancara

Wawancara adalah melaksanakan tanya jawab secara langsung dan terbuka

dengan sumber data untuk menggali data dan informasi dari subyek penelitian

yang dalam hal ini kepala sekolah, guru, dan orang tua siswa terkait dengan tujuan

dan pertanyaan penelitian. Dalam konteks pengumpulan data kualitatif merupakan

percakapan yang dilakukan oleh peneliti dengan subjek penelitian untuk

memperoleh data penelitian (Creswell, 2010:267).

Wawancara dalam penelitian ini adalah kegiatan peneliti dalam mencari data

penelitian dari subjek penelitian melalui wawancara/percakapan atau komunikasi

langsung. Dalam praktiknya nanti diutamakan teknis face to face interview dengan

tujuan untuk menggali informasi atau data penelitian sesuai dengan fokus

penelitian.

1.4.2 Observasi

Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian kualitatif,

dengan observasi peneliti dapat mendokumentasikan seluruh fenomena atau gejala

yang muncul di lokasi penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang

sedang diteliti. (Burns, dalam Basrowi dan Suwandi, 2008:93).

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan mengkaitkan dua hal yang

(27)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkaitan di sekitarnya), karena segala sesuatu terjadi dalam dimensi waktu dan

tempat tertentu akan menjadi informasi yang sangat berguna dalam penelitian,

sehingga apabila informasi lepas dari konteksnya maka informasi tersebut akan

kehilangan maknanya.

1.4.3 Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mencatat,

mem-foto copy, memmem-foto ulang, atau cofy file data yang sudah ada, dimana data-data

tersebut akan memberikan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan

masalah yang sedang diteliti sehingga dapat mendukung dan melengkapi data

yang berkaitan dengan materi penelitian (Creswell, 2010:267).

Studi dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi terhadap

kurikulum SDN 3 Kota Serang, dokumen sejarah berdirinya SDN 3 Kota Serang,

program kegiatan ekstrakurikuler pramuka, program pembinaan kesiswaan, visi,

misi dan tujuan sekolah, jumlah siswa, jumlah guru, organisasi sekolah dan

data-data lainnya yang berhubungan dengan egiatan ekstrakurikuler pramuka dan

pembinaan kecerdasan sosial siswa.

3.4.4 Catatan Lapangan

Selama melaksanakan penelitian, peneliti membuat catatan mengenai segala

fenomena dan kejadian dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang

berkaitan dengan pembinaan kecerdasan sosial siswa. Disampiing itu peneliti juga

melakukan pencatatan mengenai segala fenomena dan kejadian sehari hari di

sekolah untuk mendapatkan gambaran perilaku siswa yang dapat memberikan

informasi tentang perilaku siswa yang berhubungan dengan kecerdasan sosial

siswa. Format dan bentuk catatan lapangan yang digunakan disesuaikan dengan

(28)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memuat waktu dan tanggal pencatatan data/informasi, jenis masalah yang dicatat,

serta narasumber yang memberikan informasi tersebut.

1.5 Teknik Analisa Data

Pada penelitian ini peneliti melakukan analisis data selama penelitian

dilaksanakan. Aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dimulai dengan proses

penyusunan, pengkategorian, atau pengklasifikasian data dalam rangka mencari

suatu pola atau tema, dan pada akhirnya sekaligus memahami makna yang

terkandung di dalamnya. Berdasarkan hal tersebut, diharapkan peneliti

mendapatkan temuan yang berdasar pada grounded atas data lapangan.

Peneliti melakukan dua tahap analisis data yaitu tahap pertama yang

dilakukan sewaktu peneliti masih berada di lapangan ketika peneliti melakukan

pengumpulan data, dan tahap kedua yang dilakukan setelah proses pengumpulan

data atau setelah peneliti meninggalkan lapangan.

Analisis data pada saat penelitian dilakukan, dengan cara mencatat data

lapangan, melakukan member check kepada subjek penelitian, melakukan

triangulasi dalam rangka memperoleh keabsahan data, dan melakukan

penyempurnaan analisis. Langkah berikutnya adalah menyusun

kecenderungan-kecenderungan yang timbul sesuai dengan proses dan jenis data yang diperoleh

untuk menangkap makna yang terkandung di dalamnya.

Setelah dari lapangan, peneliti melakukan tindakan (perlakuan) terhadap

data yang terkumpul, sebagai berikut: (1) Reduksi data, yaitu merangkum laporan

lapangan, mencatat dan memasukan ke dalam file, mengklasifikasi sekaligus

menemukan kecenderungan-kecenderungan yang timbul sesuai dengan fokus

penelitian. (2) Menunjukan data sehingga hubungan data yang satu dengan data

yang lainnya menjadi jelas dan saling membentuk satu kesatuan yang utuh,

membandingkan sekaligus menganalisanya secara lebih mendalam untuk

(29)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan memperhatikan langkah-langkah analisis data tersebut, maka

diharapkan data yang diolah merupakan data yang akurat sehingga kesimpulan

yang ditemukan tidak meragukan. Dalam penelitian kualitatif data atau informasi

yang diperoleh mungkin saja ada informasi yang sama sekali tidak ada

(30)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab V ini dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi. Pada bagian

kesimpulan dipaparkan mengenai intisari hasil penelitian secara komprehensif.

Sedangkan rekomendasi diketengahkan beberapa saran maupun opini yang

bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya.

5.1Kesimpulan Umum

Pembinaan kecerdasan sosial siswa di SDN 3 Kota Serang dilakukan

melalui beberapa kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Salah satu kegiatan

ekstrakurikuler yang mendukung pembinaan kecerdasan sosial siswa adalah

kegiatan pramuka. Program kegiatan pramuka disusun beradasarkan SKU (Syarat

Kecakapan Umum) pramuka penggalang dan pramuka siaga yang di dalamnya

berisi perencanaan jadwal, isi materi, alokasi waktu, jenis dan bentuk kegiatan

yang mengandung unsur-unsur pembinaan kecerdasan sosial siswa. Proses

kegiatan pramuka dilaksanakan secara rutin pada tiap minggu, dalam setiap

kegiatannya ada tahapan yang jelas, sesuai dengan perencanaan dalam program

kegiatan. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk aktifitas beregu dengan lebih

mengedepankan keterampilan, baik keterampilan kepramukaan maupun

keterampilan bersosialisasi diantaranya bekerjasama, saling menolong, saling

menghormati, memahami kelebihan dan kelemahan diri sendiri maupun orang

lain, menjunjung tinggi kerukunan, mematuhi peraturan, tertib, disiplin, sopan,

hemat, dan bertanggung jawab. Kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk

permainan yang menyenangkan seperti simulasi, kuis, game, dan sosiodrama.

Walaupun pramuka merupakan kegiatan ekstrakurikuler wajib bagi seluruh siswa

di sekolah ini, kegiatan tersebut hanya diikuti oleh sebagian kecil siswa saja.

Siswa yang mengikuti kegiatan menjalani kegiatan dengan dengan ceria,

bersemangat, dan bahagia, tanpa kehilangan inti materi pembelajaran dan

(31)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

potensinya secara baik. Namun kegiatan tersebut menemui beberapa kendala,

diantaranya kendala kurangnya keseriusan dan kesungguhan pihak sekolah dalam

hal ini Kepala Sekolah, Pembina dan Pelatih pramuka dalam merealisasikan

pramuka sebagai kegiatan wajib bagi seluruh siswa, selain itu kegiatan pramuka

di sekolah ini hanya diikuti oleh sebagian kecil siswa saja, serta kurang

memadainya sarana prasarana kegiatan pramuka. Beberapa kendala tersebut

menyebabkan pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan pramuka di

sekolah ini tidak maksimal dan kurang berhasil.

5.2Kesimpulan Khusus

Memperhatikan pada temuan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan khusus

sebagai berikut :

1) Program Kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang disusun berdasarkan

pada SKU (Syarat Kecakapan Umum) pramuka siaga bagi anggota

pramuka siaga dan SKU (Syarat Kecakapan Umum) pramuka penggalang

bagi anggota pramuka penggalang yang berisi acuan kemampuan dan

keterampilan kepramukaan dan sosial yang harus dimiliki dan dikuasi

oleh anggotanya.

2) Proses Kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang diselenggarakan sesuai

dengan program yang telah disusun, dilaksanakan melalui bentuk kegiatan

beregu yang didalamnya mengandung unsur-unsur pembinaan kecerdasan

sosial, seperti bekerjasama, saling menolong, saling menghargai, saling

menghormati, kerja keras, selalu bersemangat, gembira, tertib, teratur,

disiplin, sopan, bertanggungjawab, sportif, kreatif, mandiri, berani, hemat,

dan mengembangkan sikap-sikap positif lainnya.

3) Beberapa kendala dalam kegiatan pramuka di SDN 3 kota Serang,

diantaranya adalah kepemimpinan kepala sekolah yang tidak konsisten

(32)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ekstrakurikuler wajib bagi seluruh siswa di SDN 3 Kota Serang, yaitu

sikap tidak tegas kepala sekolah kepada pembina, pelatih dan guru yang

telah mendapatkan tugas tambahan sebagai penyelenggara kegiatan

pramuka yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, serta tidak adanya

tindak lanjut dalam menyikapi rendahnya partisipasi siswa untuk

mengikuti kegiatan pramuka, disamping kurangnya sarana prasarana

pendukung kegiatan pramuka, sehingga menyebabkan pembinaan

kecerdasan sosial melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang kurang

berhasil.

5.3Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini merekomendasikan

beberapa hal berkaitan dengan pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui

kegiatan pramuka, sebagai berikut:

1). Kepada Pembina dan Pelatih Pramuka;

a. Menyusun program kerja Pembina, Pelatih, dan guru yang melaksanakan

kegiatan pramuka, baik program tahunan maupun program mingguan

dimana dalam program tersebut tercantum materi, metoda, media dan

evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan pramuka. Penyusunan program

yang baik merupakan langkah awal pencapaian prestasi.

b. Memperhatikan dan meningkatkan keterlaksanaan hal-hal yang sifatnya

administratif kegiatan pramuka seperti daftar hadir Pembina, pelatih dan

guru pendamping, serta peserta untuk kurun waktu mingguan, bulanan,

semester, dan tahunan sebagai instrumen evaluasi. Membuat laporan

realisasi pelaksanaan kegiatan untuk kurun waktu mingguan, bulanan,

semester, dan tahunan..

c. Memberikan pengakuan dan penghargaan kepada siswa yang berprestasi

dalam kegiatan pramuka dengan cara mempermudah pemberian nilai

(33)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Mensosialisasikan kepada orang tua siswa tentang kewajiban siswa

mengikuti kegiatan pramuka untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa

dalam kegiatan pramuka dan mendapat dukungan dari orang tua.

2). Kepada guru kelas ;

a. Menjalin kerjasama dengan pembina dan pelatih pramuka dalam rangka

membina dan mendidik nilai-nilai kecerdasan sosial.

b. Menjadi bagian langsung dari kegiatan pramuka (pelatih pramuka)

karena nilai-nilai kecerdasan sosial sangat memungkinkan diterapkan

dalam kegiatan pramuka.

3). Kepada pihak sekolah ;

a. Meningkatkan pengakuan dan penghargaan terhadap pembina, pelatih

dan siswa yang aktif dalam kegiatan pramuka. Pengakuan dan

penghargaan tersebut dapat berupa peningkatan kesejahteraan pembina

dan pelatih atau beasiswa berprestasi bagi siswa yang aktif mengikuti

kegiatan pramuka.

b. Memfasilitasi terselenggaranya kegiatan pramuka dengan cara

mencukupi sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh kegiatan

pramuka.

c. Menugaskan atau mempercayakan pembina dan pelatih pramuka kepada

guru yang memiliki kemauan dan kemampuan yang tinggi dalam hal

pembinaan kesiswaan.

d. Mengevaluasi secara rutin pelaksanaan kegiatan pramuka agar sekolah

dapat segera mengambil solusi dalam menghadapi berbagai kendala dan

penghambat keberhasilan kegiatan pramuka dalam membina kecerdasan

sosial siswa.

4). Untuk penelitian berikutnya;

a. Bahwa SDN 3 Kota Serang bukan satu-satunya sekolah yang

menyelenggarakankegiatan pramuka, karena pramuka ada di setiap

(34)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lokasi penelitian yang berbeda, sehingga terdapat kesinambungan

kesimpulan tentang pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan

pramuka.

b. Bahwa terdapat banyak dimensi pendidikan karakter yang dapat

(35)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2011). Memahami Riset Prilaku Sosial. Bandung: Pustaka Cendekia

Utama.

Alwasilah, A.C. (2002). Pokoknya Kualitatif, Dasar-Dasar Merancang dan

Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Jaya.

Aunillah, N.I. (2011). Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah.

Yogyakarta: Laksana.

Azra, A. (2013, 9 Maret). Bangsa Alami Disorientasi. Kompas, hlm. 6.

Bellanca, J. (2011). 200+ Strategi dan Proyek Pembelajaran Aktif Untuk

Melibatkan Kecerdasan Siswa. Jakarta: PT Indeks.

Budimansyah, D. (2011). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Bangsa,

dalam Pendidikan Karakter: Nilai Inti bagi Upaya Pembinaan

Kepribadian Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Budimansyah, D. (2012). Perancangan Pembelajaran Berbasis Karakter.

Bandung: Widya Aksara Press.

Budimansyah, D. (2012). Dimensi-Dimensi Praktik Pendidikan Karakter.

Bandung: Widya Aksara Press.

Danial, E. (2011). Sinergi Ekstrakulikuler Untuk Character Building di Sekolah,

dalam Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan

(36)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. (2015). Panduan Pendidikan Karakter Di

Sekolah Dasar Melalui Empat Jalur Strategis. Jakarta: Kementrian

Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar.

Djamarah, S. B. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Goleman, D. (2007) Sosial Intellegence. (Alih bahasa). Jakarta: PT Gramedia

Pustaka utama.

Habibah, N.T. (2008). Efektivitas Pembelajaran Nilai Kemandirian Melalui

Kegiatan Organisasi Siswa (Studi Naturalistik Kulaitatif Terhadap

Organisasi Gentra Hijau di SMP Plus Al Kaustar Bandung. (Tesis).

Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Hall, C.S. dan Lindzey, G. (1993). Psikologi Kepribadian. Yogyakarta.: Penerbit

Kanisius.

Hakam, K.A. (2007). Bunga Rampai Pendidikan Nilai. Bandung; Iniversitas

Pendidikan Indonesia.

Hakam, K.A. (2008). Pendidikan Nilai. Bandung; Value Press.

Hakam, K.A. (2009). Perilaku Prososial (Prinsip dan Aplikasi). Bandung: CV

Yasindo Multi Aspek.

Hakam, K.A. (2011). Membina Kecerdasan dan Perilaku Sosial dalam

membangun Karakter Anak, dalam Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi

(37)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hardjomarsono, B. dkk. (2000). Teori dan Metode Intervensi Sosial. Jakarta:

Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Hasyim, A. (2011). Gerakan Membangun Karakter Bangsa, dalam Pendidikan

Karakter: Nilai Inti Bagi Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung:

Widya Aksara Press.

Kahono,P.C. (2010). Pembina Pramuka: Memimpin dengan Hati. Salatiga: PT

Puri Pustaka.

Kahono, Dhiarpraja, dan Melyawati. (2010). Memecah Kebekuan Dalam

Permainan Pramuka. Salatiga: PT Puri Pustaka.

Kleden, D. (2013, 26 Maret). Pendidikan Karakter, Kompas, hlm. 1.

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. (2011). Panduan Penyelesaian Syarat

Kecakapan Umum Penggalang. Jakarta: Pustaka Tunas Media.

Lestari, P.G. (2011). Internalisasi Nilai Nilai Pendidikan Luqman Al Hakim

Dalam Pembinaan Akhlak Siswa (Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam

Terpadu Al Iman Bogor). (Tesis). Sekolah Pascasarjana Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Lickona, T. (2012). Character Matters: Persoalan Karakter. Jakarta: Bumi

Aksara.

(38)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maftuh, B. (2009). Bunga Rampai Pendidikan Umum dan Pendidikan Nilai.

Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Magdalena. (2011). Pembinaan Nilai Kedisiplinan melalui Program

Ekstrakulikuler Pramuka Di SD Santa Ursula Bandung. (Tesis). Bandung:

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Mar’at, Samsunuwiyati. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muslich, Masnur. (2011). Pendidikan Karakter : Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslim, A. (2011). Pedoman Pendidikan Karakter Di Sekolah. Serang:

Pemerintah Provinsi Banten Dinas Pendidikan.

Moleong, L J. (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja karya.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2014.

Rasyad, A. (2003). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: UHAMKA Press

dan Yayasan PEP-EX 8.

Ruyadi, Yadi. (2011). Pendidikan Karakter atau Pendidikan Budi Pekerti? dalam

Pendidikan Karakter : Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian

Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Santoso,L. dan Zakiyah, N. (2015). Buku Pintar Pramuka. Yogyakarta: Interpree

(39)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sarwono, Wirawan S. (2013, 9 Maret) Bangsa Alami Disreintasi, Kompas, hlm. 6.

Satori, DJ. Dan Komariah, A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung.

Alfabeta.

Sauri, Sofyan. (2006). Membangun Komunikasi Dalam Keluarga (Kajian Nilai

Religi, Sosial, dan Edukatif). Bandung: PT Genesindo.

Sauri, Sofyan. (2012). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam.

Bandung:RizqiPress.

Suabuana, Cik. (2011). Strategi Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui

Pendidikan Nilai Bela Negara dalam Pendidikan Kewargaegaraan pada

Perguruan Tinggi, dalam Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya

Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Sukadi. (2011). “Pendidikan karakter Bangsa Beridiologi Pancasila”, dalam Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian

Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sumantri, E. (2011). Pendidikan Budaya dan Karakter Suatu Kebiscayaan Bagi

Kesatuan dan Persatuan Bangsa, dalam Pendidikan Karakter : Nilai Inti

Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Widya Aksara

(40)

xi Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suryadi, A. (2011). Pendidikan Karakter Bangsa : Pendekatan Jitu Menuju

Sukses Pembangunan Pendidikan Nasional, dalam Pendidikan Karakter :

Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Widya

Aksara Press.

Ummah, K. (2013). Kami Pramuka Indonesia. Sidoarjo: PT Masmedia Buana

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peer Review, Audit Tenure, Ukuran KAP, Pengalaman dan Pengetahuan Auditor berpengaruh signifikan secara bersama – sama terhadap Kualitas

Analis Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Penyusun Rencana Tata Usaha Kepegawaian dan Jabatan Fungsional. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa

Pertama, auditor yang berkerja di perusahaan yang lebih besar memiliki pengalaman pertemuan yang lebih banyak dengan klien yang berbeda - beda, dan membuat mereka

Pedoman Observasi Kegiatan Guru Dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran Kemampuan Menyimak Dengan Menggunakan Media Gambar Di TK

(Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SD Negeri Cimalaka III dan SD Negeri Margamukti Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2016/

Didasarkan pada bagaimana pelanggan menilai ISP mereka pada beberapa atribut layanan pelanggan seperti kemampuan mereka (ISP) untuk memecahkan masalah dengan cepat

yang telah dilakukan oleh (Amelia et al., 2013) 1 bahwa recall 24 jam dapat mempengaruhi hubungan asupan energi dengan status gizi, akan tetapi pada penelitian ini tidak

Langkat 31 Maret- 2 April 2017.. Panjang pendeknya waktu pelatihan dakwah ditentukan pada: Pertama , materi apa yang akan disampaikan dan metode yang dipakai. Kedua , kesempatan