MATA PELAJARAN FISIKA DAN KIMIA TERHADAP PENGUASAAN TEORI
MATA PELAJARAN TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF
(Studi terhadap Siswa SMK Bina Dharma Kelas X Tahun Ajaran 2014-2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana di Departemen Pendidikan Teknik Mesin
Oleh
ABDUL ROHMAN NIM 0800602
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdirinya organisasi antar bangsa seperti World Trade Organization
(WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community,
Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area
(AFTA) menggambarkan sebuah tantangan global yang akan dihadapi
masyarakat Indonesia. Arus globalisasi yang terjadi akan menggeser pola
hidup masyarakat sebagaimana dijelaskan dalam (http://www.ditpsmk.net/)
“...arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan
modern”.
Tantangan lainnya adalah terkait dengan perkembangan penduduk
Indonesia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa
pertumbuhan penduduk usia produktif (15-64 tahun) saat ini lebih banyak
dibanding pertumbuhan penduduk usia tidak produktif (anak-anak berusia
0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Puncak dari penduduk usia
produktif ini adalah pada tahun 2020-2035. Sebagaimana dijelaskan dalam
(http://www.ditpsmk.net/) yang menjelaskan bahwa
Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditrans-formasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
Jumlah penduduk Indonesia menurut kelompok umur, jenis kelamin
tantangan bagi Indonesia untuk menyusun program yang mampu menjadikan
sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan mampu bersaing dalam
persaingan global.
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Indonesia menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin, Sensus Penduduk Tahun 2005
Kelompok umur
Laki-laki (Male)
Perempuan
(Female) Total
0-4 9,983,140 9,608,600 19,591,740 5-9' 11,370,615 10,739,089 22,109,704 10-14' 11,238,221 10,614,026 21,852,247 15-19 10,370,890 9,958,783 20,329,673 20-24 9,754,543 10,150,607 19,905,150 25-29 9,271,546 9,821,617 19,093,163 30-34 8,709,370 9,054,955 17,764,325 35-39 8,344,025 8,428,967 16,772,992 40-44 7,401,933 7,347,511 14,749,444 45-49 6,418,712 6,190,218 12,608,930 50-54 5,266,079 4,851,176 10,117,255 55-59 3,813,793 3,563,361 7,377,154 60-64 2,800,974 2,918,499 5,719,473 65-69 1,990,762 2,192,385 4,183,147 70-74 1,470,205 1,570,199 3,040,404 75+ 1,408,711 1,462,776 2,871,487 Total 109,613,519 108,472,769 218,086,288 (Sumber: http://www.datastatistik-indonesia.com/)
Lahirnya kebijakan rasio Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah
Menengah Atas sebesar 70:30 merupakan salah satu upaya untuk
menyiap-kan sumber daya manusia yang kompeten dan mampu bersaing dalam
persaingan global. Kebijakan tersebut dalam perjalanannya bukan tanpa
dibarengi kesiapan aspek pendukung lainnya maka kualitas sumber daya
manusia yang diharapkan tidak akan tercapai.
Permasalahan yang muncul salah satunya adalah masalah pengangguran.
Masalah ini muncul sebagai akibat meningkatnya angkatan kerja lulusan
SMK. Hasil sensus BPS mempublikasikan data pengangguran terbuka pada
Agustus 2013 mengalami peningkatan dengan jumlah terbesar berasal dari
lulusan SMK. Data publikasi jumlah peningkatan tersebut dapat dilihat pada
tabel 1.2 berikut
Tabel 1.2 Peningkatan pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan sejak tahun 2012 - 2013
No. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
2012 2013
Peningkatan
1 belum pernah sekolah 86 397 81 432 - 4 965 2 Belum/tidak tamat SD 513 875 489 152 - 24 723
3 SD 1 447 454 1 347 555 - 99 899
4 SLTP 1 703 326 1 689 643 - 13 683
5 SLTA Umum 1 854 362 1 925 660 71 298
6 SLTA Kejuruan 1 058 412 1 258 201 199 789
7 Diploma I,II,III/Akademi 198 688 185 103 - 13 585
8 Universitas 443 518 434 185 - 9 333
(Sumber:http://www.bps.go.id)
Banyaknya pengangguran menandakan bahwa kompetensi lulusan belum
mampu menjawab kebutuhan dunia industri. Menurut Canavan dkk. (dalam
Widiaty, 2013, hlm.30) mengungkapkan “... apabila lulusan dari pendidikan
kejuruan tidak dapat memenuhi persyaratan dan kebutuhan yang telah
ditetapkan lapangan pekerjaan, maka pendidikan kejuruan dianggap gagal”.
Padahal tujuan dari SMK sebagaimana dijelaskan (dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 15) adalah
ter-tentu”. Karena itu menurut Widiaty (2013, hlm.30) mengungkapkan bahwa
“Perubahan yang sangat cepat di dunia kerja mengisyaratkan bahwa kuri-kulum perlu selalu ditinjau ulang untuk melihat apakah masih ada kecocokan
antara apa yang diajarkan di Sekolah dengan kebutuhan dunia kerja”.
Sejalan dengan yang diungkapkan Widiaty, berbagai upaya menangani
masalah potensi SDM usia produktif dan masalah pengangguran telah
dilakukan pemerintah diantaranya perbaikan kurikulum. Bentuk perbaikan
tersebut adalah dengan perubahan kurikulum KTSP dirubah menjadi
kuri-kulum 2013. Keterkaitan antar satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya menjadi salah satu point esensial dalam kurikulum 2013. Mata
pelajaran dikembangkan dari kompetensi yang dibutuhkan, dalam hal ini
kebutuhan industri, dunia usaha atau kebutuhan lingkungan masyarakat.
Materi yang diajarkan memiliki relevansi dengan kebutuhan industri, dan
setiap materi memiliki keterkaitan antara materi satu dengan yang lainnya.
Mata pelajaran lahir berdasarkan kompetensi yang dibutuhkan maka
setiap mata pelajaran akan menuju pada kompetensi yang diharapkan, artinya
setiap mata pelajaran akan memiliki keterkaitan dan tidak berdiri sendiri.
Sebagaimana dijelaskan dalam sosialisasi elemen perubahan yang
dikeluar-kan Kementrian Pendididikeluar-kan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2013,
hlm.7) yang menyebutkan bahwa “Setiap mata pelajaran dirancang terkait
satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh
kompetensi inti tiap kelas”.
Kurikulum 2013 terdiri dari tiga kelompok mata pelajaran yakni
kelompok A, B, dan C. Pengelompokan mata pelajaran untuk SMK/MAK
pada kurikulum 2013 berdasar pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
1. Mata pelajaran kelompok A (wajib) terdiri dari pendidikan agama dan
budi pekerti, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, bahasa
indonesia, matematika, bahasa inggris.
2. Mata pelajaran kelompok B (wajib) terdiri dari seni budaya,
pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan, prakarya dan
kewirausahaan.
3. Mata pelajaran kelompok C (peminatan) merupakan mata pelajaran
peminatan akademik dan vokasi (SMK/MAK).
Mata pelajaran SMK/MAK Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa,
paket keahlian Teknik Sepeda Motor untuk kelompok C (peminatan) terdiri
dari C1, C2, dan C3. Kelompok C1 merupakan dasar bidang keahlian, terdiri
dari Fisika, Kimia, dan Gambar Teknik. Kelompok C2 merupakan mata
pelajaran dasar program keahlian, terdiri dari Teknologi Dasar Otomotif,
Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif, Teknik Listrik Dasar Otomotif, dan
Simulasi Digital. Kelompok C3 merupakan mata pelajaran paket keahlian,
terdiri dari Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor, Pemeliharaan Chasis Sepeda
Motor, dan Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor.
Kelompok mata pelajaran antara C1 sampai dengan C3 menggambarkan
runtutan, atau squence dari mata pelajaran. Kelompok C1 harus mendukung
kelompok C2, begitupun kelompok C2 harus mendukung kelompok C3.
Urutan tersebut menandakan bahwa adanya hubungan antara materi mata
pelajaran kelompok C1 dengan C2 dan C3.
SMK Bina Dharma adalah salah satu sekolah dibawah Yayasan Bina
Dharma, selain SMA Bina Dharma dan SMP Bina Dharma. SMK Bina
Dharma hadir sebagai tuntutan akan kebutuhan masyarakat, dan konsekuensi
dari kebijakan pemerintah dalam penentuan rasio SMK dan SMA. Berdiri
Komputer dan Jaringan, dan Ankuntasi sehingga dari segi pengelolaan masih
dalam tahap permulaan. Termasuk jumlah siswa yang masih terbatas, sekitar
20 sampai 25 siswa per kelas.
Mulai tahun 2013 SMK Bina Dharma menerapkan kurikulum baru yakni
kurikulum 2013. Proses penerapan kurikulum ini dibimbing oleh pembimbing
yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan kota Bandung. Terutama dalam hal
pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Namun sosialisasi
implementasi kurikulum belum merata terhadap semua guru. Sebagaimana
keterangan Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum SMK Bina Dharma
Bapa Andrianto, yang mengungkapkan bahwa “...dalam proses pendam
-pingan belum semua guru mendapat pendam-pingan”. Karena itu perlu adanya media yang memberi pengetahuan kepada para guru baik melalui
musya-warah guru, atau minimal dengan informasi yang menggambarkan keterkaitan
antar mata pelajaran.
Kenyataan di SMK Bina Dharma kegiatan musyawarah guru untuk
mengaitkan antar mata pelajaran dalam pencapaian kompetensi belum
dilaku-kan. Sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Andrianto sebagai Wakil Kepala
sekolah bagian Kurikulum di SMK Bina Dharma yang menyatakan bahwa
Kita belum melakukan musyawarah antar guru untuk melakukan penen-tuan penekanan konten materi yang memiliki keterkaitan antar mata pelajaran, dan selama ini guru mengembangkan dengan melihat pada permendikbud Nomor 70 tahun 2013 sebagai acuan dalam membuat RPP dan membuat materi pelajaran.
Belum adanya musyawarah guru memungkinkan guru membuat materi
bahan ajar dengan tidak melihat konten yang memiliki keterkaitan antar mata
pelajaran. Kekurangan lainnya adalah belum adanya daftar keterkaitan yang
disosialisasikan baik dengan acara sosialisasi atau dengan menampilkan pada
mengembangkan materi secara terpisah tanpa melihat keterkaitan dengan
mata pelajaran lainnya.
Survei awal terhadap siswa kelas X Teknik Sepeda Motor, diperoleh nilai
mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif yang didominasi siswa yang belum
lulus atau mendapat nilai D. Presentase siswa dengan nilai D sebesar 50%,
artinya siswa yang belum menguasai dan harus mengulang karena mendapat
nilai D masih tinggi.
Tabel 1.3
Nilai Ujian Akhir Semester Teknologi Dasar Otomotif semester ganjil kelas X Teknik Sepeda Motor tahun ajaran 2013-2014
Nilai Kompetensi Huruf ∑siswa %
3,50< N ≤ 4.00 A 2 9,09 % 2.50 < N ≤ 3.50 B 5 22,72 % 1.50 < N ≤ 2.50 C 4 18,18 % 0 < N ≤ 1.50 D/K 11 50,00%
TOTAL 22 100 %
(sumber: Guru Mata pelajaran SMK Bina Dharma)
Hasil wawancara dengan guru yang mengajar mata pelajaran Teknologi
Dasar Otomotif di SMK Bina Dharma, Arif Dwi Wibowo mengatakan bahwa
...materi pada mata pelajaran teknologi dasar otomotif memiliki kesamaan atau memiliki irisan dengan mata pelajaran fisika. Sehingga anak-anak yang belum lulus pada mata pelajaran teknologi dasar otomotif, karena penguasaan terhadap konsep fisika terutama yang berkaitan dengan mata pelajaran teknologi dasar otomotif masih kurang
Materi yang memiliki kesamaan antara mata pelajaran Fisika dan
Teknologi Dasar Otomotif seharusnya saling menguatkan, artinya siswa akan
mendapatkan materi dasar pada mata pelajaran Fisika dan penerapan materi
pada mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif. Selain mata pelajaran Fisika,
mata pelajaran pada kelompok C1 (Dasar Bidang Keahlian) yang memiliki
sinkronisasi dari kedua kelompok mata pelajaran tersebut, sehingga
pene-kanan dan muatan materi tidak saling mendukung. Permasalahan ini
sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Arif Dwi Wibowo, guru Mata
Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif di SMK Bina Dharma, “selama ini kita
mengembangkan materi sendiri-sendiri tanpa adanya proses menyamakan
muatan dan penekanan materi yang diajarkan”. Akibat dari hal ini maka materi setiap mata pelajaran kurang saling menguatkan, yang akhirnya hasil
belajar siswa tidak memuaskan.
Melihat latar belakang yang telah dijelaskan penulis merasa perlu
melakukan penelitian tentang sejauh mana keterkaitan atau korelasi/hubungan
hasil belajar mata pelajaran tiap Kelompok. Supaya memberi gambaran
tingkat korelasi yang menandakan adanya hubungan saling mempengaruhi
antar kelompok mata pelajaran tersebut. Sehingga maksud runtutan kelompok
mata pelajaran pada kurikulum 2013 dapat dipahami. Berdasarkan latar
belakang tersebut maka judul penelitian ini adalah “Korelasi Hasil Belajar Mata Pelajaran Fisika dan Kimia Terhadap Penguasaan Teori Mata Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dapat diidentifikasi
masalahnya sebagai berikut:
1. Adanya tantangan globalisasi yang menggeser pola hidup masyarakat;
2. Potensi pertumbuhan penduduk usia produktif yang lebih besar
dibanding pertumbuhan penduduk usia tidak produktif yang jika tidak
memiliki kompetensi akan menjadi beban pembangunan;
3. Peningkatan jumlah pengangguran terbuka lulusan SMK, karena lulusan
4. Belum meratanya sosialisasi kurikulum 2013 kepada semua guru;
5. Belum adanya musyawarah antar guru untuk sinkronisasi konten dan
tekanan materi yang diajarkan;
6. Rendahnya hasil belajar Mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dan identifikasi masalah maka
ditemukan adanya sebuah permasahan yakni belum dirancangnya materi
pelajaran antara mata pelajaran yang memiliki keterkaitan, sehingga hasil
belajar mata pelajaran yang berkaitan tersebut belum memuaskan. Melihat
rumusan masalah tersebut maka masalah pokok pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hasil belajar mata pelajaran Fisika siswa kelas X Semester
ganjil SMK Bina Dharma tahun ajaran 2014-2015;
2. Bagaimana hasil belajar mata pelajaran Kimia siswa kelas X Semester
ganjil SMK Bina Dharma tahun ajaran 2014-2015;
3. Bagaimana Penguasaan materi mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif
siswa kelas X semester ganjil SMK Bina Dharma tahun ajaran
2014-2015;
4. Bagaimana korelasi antara hasil belajar mata pelajaran Fisika dan Kimia
terhadap penguasaan teori mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif.
D. Pembatasan Masalah
Pembahasan dalam penelitian ini perlu dibatasi supaya lebih terarah,
adapun batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar yang dimaksud adalah nilai akhir yang menunjukan tingkat
yang diberikan pada mata pelajaran kelompok C1(Dasar Bidang
Keahlian). Bentuknya berupa skor mentah antara 0 sampai dengan 100;
2. Mata pelajaran pada kelompok C1 yang diteliti hasil belajarnya dibatasi
pada mata pelajaran Fisika dan Kimia;
3. Penguasaan materi yang dimaksud adalah sejauh mana mampu
menyelesaikan soal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan pada
mata pelajaran kelompok C2 (Dasar Program Keahlian) yang
dikonversikan dalam bentuk nilai antara 0 sampai dengan 100;
4. Mata pelajaran pada kelompok C2 yang diteliti yang diteliti penguasaan
teorinya dibatasi pada mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif;
5. Kompetensi Inti yang diujikan adalah KI-3;
6. Kompetensi dasar pada mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif yang
diujikan dibatasi pada kompetensi dasar memahami dasar-dasar mesin,
menerapkan perhitungan dasar-dasar mesin, menjelaskan proses konversi
energi, menganalisa kejadian pada mesin konversi energi;
7. Ranah yang diuji adalah ranah kognitif (pengetahuan);
8. Hasil belajar yang dijadikan data penelitian adalah nilai Ujian Akhir
Semester (UAS);
9. Yang menjadi objek penelitian adalah siswa SMK Bina Dharma kelas X
semester ganjil tahun ajaran 2014-2015;
10.Masalah yang diteliti adalah mengenai adakah korelasi antara hasil
belajar mata pelajaran Fisika dan Kimia terhadap penguasaan teori mata
pelajaran Teknologi Dasar Otomotif.
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui hasil belajar mata pelajaran Fisika siswa kelas X semester
2. Mengetahui hasil belajar mata pelajaran Kimia siswa kelas X semester
ganjil SMK Bina Dharma tahun ajaran 2014-2015
3. Mengetahui tingkat penguasaan teori mata pelajaran Teknologi Dasar
Otomotif siswa kelas X semester ganjil SMK Bina Dharma tahun ajaran
2014-2015;
4. Mengetahui Korelasi hasil belajar mata pelajaran Fisika dan Kimia
terhadap penguasaan teori mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif
siswa kelas X semester ganjil SMK Bina Dharma tahun ajaran
2014-2015.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi LPTK
Memperkaya literatur keilmuan sebagai sumbangsih bagi
perkem-bangan ilmu pengetahuan, melalui sajian karya ilmiah yang dapat
di-pertanggung jawabkan kepada komunitas akademik dan masyarakat luas.
2. Bagi Sekolah
a. Memberi gambaran tentang hasil belajar mata pelajaran Fisika, siswa
kelas X semester ganjil tahun ajaran 2014-2015;
b. Memberi gambaran tentang hasil belajar mata pelajaran Kimia, siswa
kelas X semester ganjil tahun ajaran 2014-2015;
c. Memberi masukan mengenai gambaran penguasaan siswa terhadap
teori mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif;
d. Memberi masukan mengenai sejauh mana keterkaitan antara hasil
belajar mata pelajaran Fisika dan Kimia dengan penguasaan teori
mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif, sebagai bahan referensi
untuk melakukan pengembangan muatan materi pada mata pelajaran
3. Bagi peneliti
a. Merupakan sarana menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan
seba-gai latihan mengungkapkan pikiran secara sitematis, tertib, dan dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah dalam rangka penyelesaian
syarat memperoleh gelar sarjana (S1);
b. Memperkokoh khazanah dan paradigma keilmuan disiplin ilmu yang
diambil.
G. Definisi Operasional
Menghindari kesalahan memahami istilah yang digunakan maka perlu
penjelasan definisi operasional yang digunakan. Penjelasan ini dapat memberi
gambaran mengenai isi penelitian pendidikan ini. Adapun definisi operasional
dalam judul ini adalah:
1. Mata pelajaran Fisika dan Kimia adalah mata pelajaran yang masuk dalam
mata pelajaran kelompok C1 (Dasar Bidang Keahlian) pada kurikulum
2013;
2. Mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif adalah mata pelajaran yang
masuk dalam kelompok C2 (Dasar Program Keahlian) pada kurikulum
2013;
3. Hasil belajar adalah hasil akhir yang diperoleh yang menunjukan
kemampuan seseorang biasanya berupa angka dengan skala tertentu.
Definisi lain diungkapkan oleh Khodijah (2014, hlm.189) yang
menyatakan bahwa “hasil belajar adalah suatu hasil yang diharapkan dari
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan prilaku tertentu”;
4. Penguasaan teori adalah sejauh mana mampu menyelesaikan soal yang
H. Lokasi Penelitian
Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Bina Dharma 2
Bandung, Jalan Babakan Sari No 131, Telp. (022) 7272862, Kiara Condong
Bandung, Jawa Barat – Indonesia.
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penulisan skripsi ini dimaksudkan agar
susunan dari uraian materi lebih teratur. Sistematika penulisan dari skripsi
ini adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan; pada bab ini membahas tentang latar belakang
masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, lokasi penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian Pustaka; pada bab ini membahas tinjauan kurikulum
2013, struktur kurikulum 2013, pengelompokan mata pelajaran pada
kurikulum 2013, belajar, tinjauan mata Pelajaran Fisika, Kimia dan
Teknologi Dasar Otomotif, evaluasi hasil belajar, anggapan dasar, dan
hipotesis.
BAB III Metodologi Penelitian; pada bab ini membahas tentang
metodologi penelitian, variabel penelitian, paradigma penelitian, data dan
sumber data, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data,
instrumen penelitian, dan teknik pengolahan data.
BAB IV Hasil Penelitan dan Pembahasan; bab ini membahas tentang
hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi hasil penelitian, deskripsi
BAB V Simpulan dan Rekomendasi membahas simpulan dan
rekomendasi yang diberikan kepada pihak-pihak terkait, seperti sekolah,
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan, menyelidiki keadaan
dan kondisi tertentu yang kemudian dikorelasikan atau dihubungkan dengan
keadaan lain. Maka dalam penelitian ini digunakan metode korelasional/
assosiatif dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Penelitian yang dilakukan memerlukan tiga data utama yakni dua data
hasil belajar Mata Pelajaran Kelompok C1 (Dasar Bidang Keahlian) dalam
hal ini mata pelajaran Fisika dan Kimia dengan ranah pengetahuan (kognitif),
kemudian satu data tingkat penguasaan teori mata pelajaran kelompok C2
(Dasar Program Keahlian) dalam hal ini mata pelajaran Teknologi Dasar
Otomotif. Data tersebut diperoleh dengan dua cara, yaitu dokumenter dan
teknik pengukuran dengan menggunakan tes. Teknik dokumenter digunakan
untuk memperoleh data hasil belajar mata pelajaran Fisika, dan Kimia yakni
melalui dokumen guru Mata Pelajaran yang bersangkutan. Sedangkan teknik
pengukuran menggunakan tes digunakan untuk memperoleh data tingkat
penguasaan teori mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif. Serta satu data
pendukung lainya diperoleh dengan wawancara (interview) seperti proses
pelaksanaan kurikulum 2013 di Sekolah tempat penelitian.
Tes sebagai instrumen penelitian untuk mengukur tingkat penguasaan
teori mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif, disusun berpedoman pada
indikator-indikator pada Mata Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif.
Kemudian dibuat pertanyaan yang menggambarkan atau mewakili
Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu dilakukan validasi
instrumen, untuk mengetahui tingkat kesahihan instrument sebagai alat ukur.
Setelah divalidasi kemudian instrumen tersebut digunakan untuk mengukur
tingkat penguasaan teori Mata Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif (mata
pelajaran kelompok C2). Hasil penelitian yang diperoleh kemudian
dikorelasikan dengan hasil belajar mata pelajaran Fisika dan Kimia (mata
pelajaran kelompok C1).
Jika digambarkan dalam bagan desain penelitian tersebut adalah sebagai
berikut:
Siswa SMK Bina Dharma Paket Keahlian Teknik Sepeda Motor
Hasil Belajar Mata pelajaran Kelompok C1:
Gambar Teknik (X3)
Menyusun indikator
Menyusun instrumen
Validasi Instrumen
Penelitian
Tingkat Penguasaan Teori mata pelajaran Kelompok C2 :
Teknik Listrik Dasar Otomotif (Y2)
Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif (Y3)
Simulasi Digital (Y4)
Fisika (variabel X1)
Kimia (variabel X2)
Gambar 3.1. Desain Penelitian
B. Variabel Penelitian
Sugiyono (2009, hlm. 60) menyatakan bahwa ’’variabel penelitian adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”
Variabel dalam penelitian ini terdiri tiga variabel yaitu dua variabel
independent (X) dan satu variabel dependent (Y). Variabel independent
adalah variabel stimulus, atau variabel bebas atau yang mempengaruhi
terjadinya perubahan, seperti pendapat Sugiyono (2009, hlm. 4) yang mengungkapkan bahwa “variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependent”.
Variabel dependent disebut juga variabel terikat atau output. Menurut
Sugiyono (2009, hlm. 4) mengungkapkan bahwa “variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Melihat pendapat yang telah dikemukakan maka variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independent (X1) yaitu Hasil Belajar mata pelajaran Fisika
siswa SMK Bina Dharma Kelas X tahun ajaran 2014-2015;
2. Variabel Independent (X2) yaitu Hasil Belajar mata pelajaran Kimia
3. Variabel dependent (Y) yaitu tingkat Penguasaan teori Mata pelajaran
Teknologi Dasar Otomotif siswa SMK Bina Dharma kelas X tahun
ajaran 2014-2015.
C. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian menurut Sugiyono (2009, hlm. 8) mengungkapkan
bahwa paradigma penelitian dapat diartikan sebagai
pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan, untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan
Penelitian yang dilakukan menggunakan dua variabel independent dan
satu variabel dependent, dengan metode korelasional. Maka paradigma
penelitiannya adalah menggunakan paradigma ganda, jika digambarkan dapat
dilihat pada gambar 3.2, berikut:
Gambar 3.2 Paradigma Penelitian
X1 = Hasil Belajar mata pelajaran Fisika siswa SMK Bina Dharma Kelas X
Tahun Ajaran 2014-2015;
X2 = Hasil Belajar mata pelajaran Kimia siswa SMK Bina Dharma Kelas X
Tahun Ajaran 2014-2015;
X
1Y
r
1X
2r
2Y = penguasaan teori mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif siswa SMK
Bina Dharma Kelas X Tahun Ajaran 2014-2015.
r1 = Hubungan antara X1 dengan Y
r2 = Hubungan antara X2 dengan Y
R = Hubungan antara X1 dan X2 dengan Y
D. Data dan Sumber Data
1. Data
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan
untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil
pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Arikunto, 2006,
hlm. 118). Terdapat dua jenis data yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif. Menurut Sudjana (1992, hlm. 4) menyatakan bahwa, “Data
kuantitatif adalah keterangan atau ilustrasi mengenai sesuatu hal yang
berbentuk bilangan sedangkan data kualitatif adalah data yang dikategorikan menurut lukisan kualitas obyek yang dipelajari”. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 23) menyatakan “Data kualitatif adalah data
berbentuk kalimat kata atau gambar. Sedangkan data kuantitatif adalah
data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan
(skoring)”.
Melihat pendapat yang dikemukakan, maka jenis data dalam
pene-litian ini adalah data kuantitatif. Karena data yang terkumpul, baik data
hasil belajar maupun penguasaan materi adalah berupa angka/bilangan.
Berdasarkan sumbernya data dalam penelitian ini terdiri dua yaitu
data primer dan data sekunder, sebagaimana pendapat Margono (2007,
hlm. 23) menyatakan bahwa “data yang ada dalam pustaka-pustaka
individu-individu yang diselidiki dinamakan data primer atau data tangan pertama”.
Melihat pendapat yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa data
sekunder merupakan data yang telah ada, yang kemudian diambil, atau
dengan kata lain bukan dari tangan pertama. Sebaliknya data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang diselidiki. Maka,
jenis data yang berkaitan dengan variabel dalam penelitian ini terdiri dari
dua, yaitu data primer berupa data penguasaan teori mata pelajaran
Teknologi Dasar Otomotif dan data sekunder berupa hasil belajar mata
pelajaran Fisika dan Kimia.
2. Sumber Data
“Sumber data adalah subyek dimana data dapat diperoleh. Sumber data ini dapat berupa orang, benda, gerak atau proses sesuatu” (Arikunto, 2006, hlm. 129). Berdasarkan sumbernya data pada penelitian ini terdiri
dari data primer dan data sekunder. Sumber data untuk data primer dalam
penelitian ini adalah siswa SMK Bina Dharma Kelas X Tahun Ajaran
2014-2015. Dikatakan data primer karena objek yang diselidiki adalah
siswa tersebut. Sedangkan sumber data untuk data sekunder adalah guru
mata pelajaran kedua mata pelajaran yang diteliti yakni Fisika, dan Kimia
Data yang dikumpulkan adalah berupa dokumen hasil belajar siswa SMK
Bina Dharma Kelas X Tahun Ajaran 2014-2015. Selain itu data sekunder
lainnya yakni data yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum 2013
dan dokumen kurikulum 2013 yang berasal dari Wakil Kepala Sekolah
Bagian Kurikulum.
E. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian adalah siswa SMK Bina Dharma Kelas X
Tahun Ajaran 2014-2015. Jumlah siswa yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah 20 siswa.
2. Sampel
Dalam pengambilan sampel peneliti berpedoman pada pendapat
Arikunto (2006, hlm. 134) yang menyatakan bahwa:
Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehinggga penelitiannya merupakan pene-litian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil an-tara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.
Dengan mengacu pedoman di atas, maka sampel penelitian adalah
seluruh siswa Teknik Sepeda Motor SMK Bina Dharma Kelas X Tahun
Ajaran 2014-2015. Penelitian yang mengambil seluruh populasi disebut
penelitian populasi.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Test
Menurut Bukhori (dalam Arikunto, 2002, hlm. 32) mengungkapkan bahwa “tes ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid”. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan objek yang diteliti. Sebagaimana pendapat Arikunto (2010, hlm. 266) yang menyatakan bahwa “untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes”.
Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda (multiple choice),
melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan”.
2. Dokumenter
Menurut Margono (2007, hlm. 181) teknik dokumenter adalah “cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau
hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian”.
Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data hasil belajar mata
pelajaran Fisika dan Kimia dan dokumen kurikulum 2013 di SMK Bina
Dharma 2 Bandung.
3. Wawancara (Interview)
Menurut Margono (2007, hlm. 165) interview adalah “ alat
pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan untuk dijawab secara lisan pula”. Ciri utama dalam teknik ini adalah adanya kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi
(interviewer) dan sumber informasi (intervie). Teknik ini digunakan
dalam penelitian ini untuk memperoleh data pelaksanaan kurikulum 2013
di SMK Bina Dharma 2 Bandung
G. Instrumen Penelitian
1. Test
Instrumen penelitian untuk teknik pengumpulan data menggunakan tes,
maka perlu disusun sedemikian sehingga mampu mengukur seperti apa
yang dikehendaki atau tujuan penelitian. Pengumpulan data yang
menggunakan test adalah pengumpulan data untuk mengetahui tingkat
Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data dalam
pene-litian yang harus mampu memberikan informasi yang benar-benar sesuai
dengan keadaan sesungguhnya. Sehingga dalam perancangan dan
pembuatannya dilakukan dengan teliti dan melibatkan pihak yang
kompeten dibidangnya. Dalam penyusunan instrumen penilitian peneliti
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat kisi-kisi, kisi-kisi adalah gambaran pernyataan-pernyataan
yang dibuat. Adapun langkah-langkah dalam pembuatan kisi-kisi
adalah sebagai berikut berikut:
1) Merumuskan tujuan, adapun tujuannya adalah sesuai dengan KI-3
aspek pengetahuan, yakni memahami, menerapkan dan
menganalisis pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang
spesifik untuk memecahkan masalah.
2) Menentukan Kompetensi Dasar, sebagaimana tujuannya adalah
untuk melihat penguasaan dari segi kognitif maka kompetensi
dasarnya adalah KI-3 adapun kompetensi dasar untuk Teknologi
Dasar Otomotif yang memiliki keterkaitan dengan mata pelajaran
Fisika dan Kimia adalah KD 3.1,dan 3.3 yaitu:
- KD 3.1 Memahami dasar-dasar mesin
- KD 3.3 Menjelaskan Proses mesin konversi energi
3) Merumuskan indikator
b. Kisi-kisi dan soal yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan dengan
dosen pembimbing;
c. Merumuskan item-item pertanyaan;
d. Validasi Instrumen
1) Uji validitas instrumen menggunakan rumus biserial correlation,
menurut Arikunto (dalam Maulana, 2004, hlm. 59) sebagai berikut:
√
(3.1)
Keterangan:
= Koopesien korelasi biserial
rerata skor dari subjek yang menjawab soal betul bagi item yang dicari validitasnya
Mt rerata skor total
St standar deviasi dari skor total
P proporsi peserta didik yang menjawab benar
)
q
proporsi peserta diklat yang menjawab salahSetelah diperoleh kooefesien korelasi, selanjutnya dihitung
taraf signifikansi dengan menggunakan uji T sebagaimana menurut
Siregar (2005, hlm. 304) berikut:
√ √
(3.2)
Uji reliabilatas dengan rumus KR 20 (Kuder Richardson),
menurut Sugiyono (2009, hlm. 359)
=
∑
Menentukan interpretasi kriteria realibilitas berpedoman pada
pendapat Guilford (dalam Kamaludin, 2010, hlm. 61), adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Interpretasi Kriteria Realibilitas
Koefisien Korelasi (r11) Kriteria
0,80 < r11≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
0,60 < r11≤ 0,80 Reliabilitas tinggi
0,40 < r11≤ 0,60 Reliabilitas sedang
0,20 < r11≤ 0,40 Reliabilitas rendah
r11 ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah
3) Taraf kesukaran
Menghitung taraf kesukaran dengan menggunakan rumus
menurut Arikunto (2002, hlm.208)
(3.6)
Keterangan:
B = banyaknya siswa yang menjawab soal benar
Js = Jumlah seluruh siswa
Tabel 3.2
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
Besarnya tingkat kesukaran Kriteria
0,70 <p≤ 1,00 Soal mudah
(Arikunto, 2009, hlm. 210)
4) Daya Pembeda
Rumus untuk menghitung daya pembeda sebagaimana menurut
Arikunto (2009, hlm. 213)adalah sebagai berikut:
D =
-
= Pa – Pb
(3.7)
Keterangan :
J = jumlah peserta test
Ja = jumlah peserta kelompok atas
Jb = jumlah peserta kelompok bawah
Ba = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar
Bb= banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar
Pa = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
Pb = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2002, hlm. 218)
[image:30.595.156.517.61.698.2]adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Klasifikasi daya pembeda Daya Pembeda Kriteria 0,00 <D ≤ 0,19 Jelek 0,19 <D ≤ 0,39 Cukup 0,39<D ≤ 0,59 Baik 0,59 <D ≤ 1,00 Baik sekali
2. Dokumentasi
Pengumpulan dengan menggunakan dokumenter memuat
pengumpulan data hasil belajar mata pelajaran Fisika dan Kimia,
kelas X siswa SMK Bina Dharma pada tahun ajaran sebelumnya dan
pengumpulan data dokumen kurikulum 2013. Berhubung data sudah
tersedia sehingga tidak memerlukan instrumen penelitian. Adapun data
yang diperoleh melalui teknik dokumenter tersedia pada lembar lampiran
dua.
3. Wawancara (interview)
Bentuk interview yang digunakan berupa semi interview terstruktur
karena pertanyaan sudah disiapkan sedangkan jawaban bebas sesuai
dengan keadaan di Sekolah yang di jadikan tempat penelitian. Adapun
lembar wawancara terdapat pada lembar lampiran dua.
H. Teknik Pengolahan Data
1. Tabulasi data
Pengelompokan data sesuai dengan kebutuhan pengolah data,
ben-tuknya berupa penomoran(koding) data, skor alternatif jawaban, frekuensi
jawaban dan prosentase. Tabulasi data langkah-langkahnya sebagai
berikut:
a. Hitung range data dengan menggunakan rumus menurut Siregar (2005,
hlm. 24)
R = xa –xb
(3.8) Dimana: xa = data tertinggi;
xb = data terrendah
b. Hitung banyaknya kelas interval(i)dengan menggunakan rumus
menurut Siregar (2005, hlm. 24)
c. Hitung panjang kelas interval (p), dengan menggunakan rumus menurut
Siregar (2005, hlm. 25)
⁄ (3.10) Berdasarkan data tersebut, kemudian masukkan ke dalam tabel
distri-busi frekuensi.
d. Menghitung rata-rata x dengan menggunakan rumus menurut
Siregar (2005, hlm. 26)
i i i f x f x . (3.11)
dimana : fi = jumlah frekuensi
i
x = data tengah-tengah dalam interval
e. Menghitung standar deviasi (S) dengan menggunakan rumus menurut
Siregar (2005, hlm. 26)
1
2 2 n n x f x f n
S i i i i
(3.12)
f. Tentukan batas bawah kelas interval
xin dengan menggunakan rumusmenurut Siregar (2005, hlm. 27)
xin Bb0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas. (3.13) dimana: Bb = batas bawah intervalg. Hitung nilai Zi untuk setiap batas bawah kelas interval dengan
menggunakan rumus menurut Siregar (2005, hlm. 46)
S x x Z in i
(3.14)
h. Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom lo. Harga
1
Hitung luas tiap kelas interval, menggunakan rumus menurut Siregar
(2005, hlm. 87)
2 1
1 lo lo
l (3.15) Hitung frekuensi harapan dengan menggunakan rumus menurut Siregar
(2005, hlm. 87)
i i
i l f
e . (3.16) Hitung nilai 2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus
menurut Siregar (2005, hlm. 87)
i i i e e f 22
(3.17)
i. Lakukan interpolasi pada tabel 2 untuk menghitung p-value.
j. Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal, jika p-value> α =
0,05. Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data terdistribusi
normal atau tidak, jika hasilnya tidak normal maka pengujian
menggunakan pengujian non parametrik dengan langkah –langkah
sebagai berikut :
1) Buat tabel rangking variabel x dan y, susun rangking variabel bebas
(x) secara berurutan
2) Buat rangking variabel y sesuai keadaannya
3) Hitung selisih rangking b=Rxi - Ryi
4) Hitung bi2 = (Rxi - Ryi) dan jumlahkan ∑bi2
5) Gunakan Rumus Spearman Rank
Bila tidak ada rangking yang sama menurut Siregar(2005, hlm.
303) menggunakan rumus
Bila ada rangking yang sama menurut Siregar (2005, hlm. 303)
menggunakan rumus
∑ ∑ ∑
√∑ ∑
(3.19)
6) Uji keberartian Rs dengan uji T menurut Siregar (2005, hlm. 304)
menggunakan rumus seperti nomor (3.2)
2. Menghitung linearitas
Menghitung linearitas menurut Siregar (2005, hlm. 197)
menggu-nakan rumus regresi linear ganda, yakni
̂
=
(3.20) Nilai a,b, dan c menurut Siregar (2005, hlm. 237) diperoleh dengan
rumus
b
=
(3.21)
c =
(3.22)
Nilai a, b1, b2 didapat menurut Sugiyono (2009, hlm. 278) dengan rumus
(3.23)
Keterangan :X1 = variabel bebas ke satu ,
3. Menghitung koefisien determinasi
Menghitung koefisien determinasi menurut Siregar (2005, hlm. 237),
adalah sebagai berikut:
∑ ∑ (3.24)
(3.25)
∑ ∑ (3.26)
∑ ∑ (3.27)
∑ ∑ ∑ (3.28)
(3.29)
4. Menghitung koefisien korelasi
Menghitung koefisisen korelasi menurut Siregar (2005, hlm. 237),
adalah sebagai berikut:
√ (3.30)
√ (3.31) 5. Menghitung Korelasi menurut Arikunto (2002, hlm. 72)
2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy (3.32) Keterangan: xyr
= koefisien korelasi
X = jumlah skor X
Y = jumlah skor Y
XY = jumlah skor X dan Y6. Menghitung Sumbangan Relatif
Sumbangan relatif adalah menyatakan keterandalan individu suatu
variabel bebas, menurut Siregar (2005, hlm. 246)
(3.33)
7. Menghitung sumbangan efektif
Sumbangan efektif adalah menyatakan keterandalan bersama antar
variabel bebas terhadap variabel terikatnya, menurut Siregar (2005, hlm.
246)
(3.34)
8. Menghitung varian koefisien korelasi
Menghitung varian koefisien korelasi menurut Siregar (2005, hlm.
244)
∑ ̅
( )
( ) (3.35)
9. Pengujian Regresi
Rumus menghitung untuk menguji regresi menurut Siregar (2005,
hlm. 245)
=
(3.36)
10. Analisis penafsiran
Analasisi penafsiran dalam penelitian ini menggunakan pernyataan
yang menggambarkan tingkat hubungan sangat rendah, rendah, sedang,
kuat dan sangat kuat. Pedoman untuk menentukan penafsiran koofesien
korelasi menjadi pernyataan tingkat hubungan tersebut, berpedoman pada
pedoman tolak ukur mengintreperesentasi terhadap koofesien korelasi
berikut:
Tabel 3.4
Interal Koofesien Tingkat Hubungan
0,00 <K ≤ 0,199 0,199<K ≤ 0,399
0,399<K ≤ 0,599 0,599<K ≤ 0,799 0,799<K ≤ 1,00
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat (Sugiyono,2009, hlm. 231)
11. Menghitung Persentase Kontribusi
Persentase kontribusi maksudnya berapa besar kontribusi variabel
tersebut terhadap hubungan atau korelasi yang terjadi. Menghitung
persentase kontribusi menurut Sudjana (1989, hlm. 369) menggunakan
rumus :
KD = r2 X 100 % (3.37)
KD : koofesien determinasi
[image:37.595.148.437.113.226.2]r : koofesien korelasi
Tabel 3.5
Interpretasi Koefisien Determinasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
r2 = 0 % Tidak ada pengaruh 0% < r2 < 4 % Pengaruh rendah sekali 4% ≤ r2 < 16 % Pengaruh rendah 16% ≤ r2
< 36 % Pengaruh sedang 36% ≤ r2
< 64 % Pengaruh tinggi r2 ≥64% Pengaruh tinggi sekali Nurgana (dalam Ruhimat, 2007, hlm. 60)
12. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dengan menggunakan Uji
signifikansi dengan uji T seperti persamaan rumus nomor (3.2)
Hasil uji T dibandingkan dengan harga T tabel, jika T hitung> T tabel
maka item tersebut tidak berkorelasi atau tidak ada korelasi, sehingga Ho