• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Model Sosial Inquiri Pada Pembelajaran Tari Kipas Jambi Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas VIII E Di SMPN 29 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi Model Sosial Inquiri Pada Pembelajaran Tari Kipas Jambi Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas VIII E Di SMPN 29 Bandung."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Aplikasi Model Sosial Inquiri Pada Pembelajaran Tari Kipas Jambi Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas VIII E Di SMPN 29 Bandung” yang dilatar belakangi oleh kurangnya antusias siswa dan kreativitas siswa pada pembelajaran seni tari. Penelitian ini menggunakan rumusan masalah yakni bagaimana kreativitas siswa sebelum diterapkan model Sosial Inquiri pada pembelajaran tari Kipas Jambi di kelas VIII E SMPN 29 Bandung pada pembelajaran seni tari. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran Tari Kipas Jambi menggunakan model Sosial Inquiri di kelas VIII E SMPN 29 Bandung. Bagaimana hasil kreativitas siswa pada pembelajaran tari Kipas Jambi menggunakan model Sosial Inquiri di kelas VIII E SMPN 29 Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai peningkatan kreativitas melalui model Sosial Inquiri pada pembelajaran seni tari melalui tari Kipas Jambi pada siswa kelas VIII E di SMPN 29 Bandung. Manfaat yang digunakan adalah manfaat teoritis dan manfaat praktis. Metode yang digunakan adalah eksperimen yaitu Pre-eksperimen design dengan desain one group pre-test dan post-tets

design. Adapun prosedur penelitian ini memiliki beberapa tahapan, yaitu tahap

persiapan, pelaksanaan (pengujian pre-test, proses, post-test), tahap penyelesaian. Hasil dari penelitian menunjukkan penerapan model Sosial Inquiri dalam pembelajaran seni tari melalui Tari Kipas Jambi berhasil hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan dari hasil pret-test ke hasil post-test dengan menggunakan uji t dimana dikatakan berhasil apabila nilai t hasil lebih besar dari nilai t table. Analisis perhitungan uji t 14.20 > 10.59. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran seni tari menggunakan model Sosial Inquiri berhasil untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VIII E SMPN 29 Bandung.

Kata Kunci : Model Pembelajaran, Sosial inquiri, Pembelajaran seni melalui tari

Kipas Jambi, kreativitas.

(2)

Abstract

Is entitled Social Model Inquiri application In the teaching Dance Fan

Jambi To Improve students' Creativity class VIII E At SMPN 29

Bandung' that limitation back to the lack of enthusiasm and creativity of

the students are learning the art of dance. This Research using

formulation of problems that is how students' creativity before being

implemented in the teaching Social model Inquiri dance Fan Jambi in

class VIII E SMPN 29 Bandung in the teaching art of dance. How is the

teaching Dance Fan Jambi using Social model Inquiri in class VIII E

SMPN 29 Bandung. How students' creativity in the teaching dance Fan

Jambi using Social model Inquiri in class VIII E SMPN 29 Bandung.

This research aims to gain data about the increase creativity through

Social model Inquiri in the teaching dancing arts through traditional

dance Fan Jambi in grade VIII E at SMPN 29 Bandung. Benefit is

theoretically benefit and the benefits practical. This method is an

experiment Pre-experiment design with the design one group pre-test

and post-tets design. The procedure this research has several stages

namely preparation stage the implementation testing pre-test the process

post-test settlement stage. Results of research has shown the application

Social model Inquiri in teaching dancing arts through traditional dance

Fan Jambi which it can be seen from results of these comparisons of

pret-test result to post-test by using tests t where it is said successful if

the t result in more than the t table. Analysis of the count trial t 14.20

10.59 . can be concluded that teaching dancing art uses a model to

improve Social Inquiri succeeded creativity of the students in class VIII

E SMPN 29 Bandung.

Key words model lesson Social inquiri teaching art through traditional

dance creativity Fan Jambi. .

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Proses Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan. Dilihat dari sudut lain pendidikan sangat penting bagi

kehidupan tidak hanya mengubah cara berfikir setiap anggota kelompok mau pun

individu, tetapi pendidikan itu mempengaruhi semua aktivitas. Baik dinilai dari tutur

kata, sikap dan pola fikir seseorang melalui proses belajar dan pembelajaran baik

melalui pendidikan formal maupun nonformal. Pembelajaran tidak terlepas dari

tujuan dari pendidikan nasional yang merupakan sumber pedoman dalam usaha

penyelenggaraan pendidikan. Secara jelas tujuan Pendidikan Nasional yang

bersumber dari sistem Pancasila dirumuskan dalam undang-undang no. 20 tahun

2003 pasal 3 bahwa:

Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tim pengembangan MKDP.(20011,hlm 20)

Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran yang dilaksanakan harus berdasarkan

atas asas pendidikan, mau pun teori belajar merupakan penentuan utama keberhasilan

pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar

dilakukan oleh guru sebagai pendidikan, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta

didik.Proses pembelajaranyang dilakukan oleh guru menuntut guru untuk bisa

merancang sebuah perencanaan pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai

kompotensi kreativitas yang diinginkan. Rancangan pembelajaran tersebut akan

(4)

guru di saat berinteraksi dengan siswa yang ada di kelas dalam mencapai sebuah

tujuan yang diharapkan.

Pembelajaran tidak terlepas kaitannya dengan belajar, belajar adalah aktivitas

mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Perubahan-perubahan tersebut perlu diadakan suatu proses pembelajaran yang baik untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.

Pengajaran dilakukan untuk membuat siswa melakukan proses belajar, maka

pengajaran akan dilakukan secara baik dengan memahami bagaimana pembelajar

terjadi pada siswa. Penjelasan diatas menerangkan bahwa seorang guru yang

merupakan pengendali pembelajaran dalam proses belajar dikelas harus mampu

memahami pembelajaran yang baik sehingga mampu memotivasi siswa agar

mendapatkan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. (Purwanto

2011,hlm.39) :

Dari pendapat di atas kegiatan belajar merupakan tolak ukur bagi seorang guru atau pendidik, untuk membuat siswa memahami pembelajaran yang diterapkan, dikatakan siswa berhasil belajar, itu siswa mampu memahami pembelajaran yang sedang dilakasanakan dan dapat mempraktikkannya diluar sekolah. Sesuai dengan hal tersebuat guru harus membuat rancangan pembelajaran yang kompeten dalam meningkatkan kreativitas siswanya, dalam hal ini guruharus bisa memposisikan siswa tersebut sebagai pusat dalam segala proses belajar, sehingga di saat dalam belajar siswa ikut serta berperan aktif dalam pembelajaran, khusunya pembelajaran seni tari.

Pada dasarnya penyelenggaraan pendidikan seni di sekolah hanya bertujuan

untuk membantu meningkatkan kemampuan fisik dan psikis siswa secara seimbang

dan nilai-nilai estetis.Pada pelaksanaanya, pendidikan seni di sekolah dikaitkan

dengan apresiasi dan mengembangkan kreativitas siswa di sekolah. Dari proses

pembelajaran seni ini dapat merangsang kemampuan menghargai karya seni,

berfikir kritis, mengembangkan cita rasa keindahan, dan sikap kreatif.

Dalam pendidikan seni meliliki tujuan yakni membentuk karakter dan

menumbuhkan kreativitas siswa di sekolah.Dan di dalam pendidikan seni juga tidak

(5)

seluruh anggota tubuh dengan mengeksplor gerak dengan sebuah gerak yang estetis

sehingga timbul keindahan dari gerak tersebut tanpa menghilangkan makna dari

tarian yang ditampilkan.

Dari pemaparan di atas dalam pembelajaran seni tari siswa bebas

berkreativitas dengan cara pandang mereka terhadap gerak yang akan ditampilkan

dengan mengeksplor tari tanpa menghilangkan makna yang terkandung. Menurut Sal

Murgianto (1993, hlm 27) :

Nilai tari dalam dunia pendidikan menerut hemat saya, bukan terletak pada latihan kemahiran dan keterampilan gerak (semata-mata) tetapi lebih kepada kemungkinannya untuk memperkembangkan daya expresi anak. Tari harus mampu memberikan pengalaman kreatif kepada anak-anak dan harus diajarkan sebagai salah satu cara untuk mengalami dan menyatakan kembali niali estetik yang dialami dalam kehidupan. Dalam buku Masunah juju dan Narawati Tati, (2012, hlm 263 )

Dari tujuan pendidikan tari yang diutamakan dalam pendidikan tari adalah

dimana siswa mampu menguasai tari, baik secara konteks maupun tes.Pendidikan tari

ini sebagai alat supaya peserta didik menguasai dan terampil menari. Denagan cara

ini siswa memiliki aspek-aspek afektif, kognitif, dan psikomotor merupakan bagian

penting dalam pengembangan pembelajaran.

Dalam pembelajaran seni tari di sekolah terkadang tidak sesuai dengan

kenyataanya, di mana dalam peneliti ini terdapat fokus permasalahan yakni siswa

kurang antusias dengan pembelajaran seni tari di sekolah tersebut, siswa yang berada

di kelas VIII E lebih antusias dengan pembelajaran musik,seni rupa dan taeter.

Dikarenakan anak didik tersebut mengangap seni tari hanya gerak saja. Dapat dilihat

dengan pola berfikir anak didik tentang seni tari yang hanya bergerak saja, di sini

terjadilah kurangnya pengembangan kreativitas siswa yang berada di SMPN 29

Bandung terutama di kelas VIII E dalam pembelajaran seni tari.

Hasil proses belajar seni tari pada peserta didik tidak menuntut siswa agar

pandai menari melainkan membuat mereka tidak hanya memahami pengetahuan

mereka tentang budaya-budaya daerah setempat saja, tetapi juga mengetahui tari dari

budaya lain. Dengan belajar tari dapat menumbuhkan karakter siswa akan arti

(6)

pun kelompok. Melalui pembelajaran seni tari di kelas VIII E di SMPN 29Bandung

peneliti di sini ingin mengenalkan tari Nusantara yang belum pernah ditampilkan di

Jawa Barat yakni, tari dari wilayah Jambi yang bernama Tari Kipas. Peneliti berharap

dengan diterapkannya tari Kipas yang berasal dari Jambi ini membuat pengetahuan

dan kreativitas gerak siswa-siswi di SMPN 29 Bandung khususnya kelas VIII E lebih

terbuka dan berkembang tentang pembelajaran seni tari.

Peneliti berharap dengan diterapkannya tari tersebut dapat meningkatkan

kreativitas gerak peserta didik yang berada di SMPN 29 Bandung melalui model

Sosial Inquiri. Alasan peneliti menggunakan model Sosial Inquiri adalah karena

model ini dapat memecahkan permasalahan yang terjadi di dalam kelompok sosial,

baik dalam kelas maupun diluar kelas, dengan model tersebuat peserta didik dapat

menemukan solusi yang bisa meningkatkan kreativitas gerak siswa-siswi kelas VIII E

yang berada di SMPN 29 Bandung dengan mengenalkan Tari Kipas yang berasal dari

Jambi.

Dari pemaparan peneliti di atas bahwa yang digunakan oleh peneliti yakni

model Sosial Inquiri, dimana dalam penjabaran model Sosial Inquiriadalah :

Model Sosial Inquiri, yakni menitik beratkan pada sosial kita, bagaiman kita mempelajari tingkah laku sosial, dan interaksisosial yangdapat mempertinggi hasil capaian pembelajaran akademik. Hampir semua penegasan dalam teori ini peran utama pendidikan adalah untuk mempersiapkan warga negara yang akan mengembangkan tingkah laku demokratis yang terpadu, baik dalam tataran pribadi mau pun sosial serta meningkatkan taraf kehidupan berbasis demokrasi sosial yang produktif. Menurut Bruce Joyce (2009,hlm.295)

Oleh karena itu, siswa harus diberi pengalaman yang memadai bagaimana

caranya memecahkan persoalan-persoalan yang muncul dimasyarakat. Melalui

pengalaman itulah setiap individu akan dapat membangun pengetahuan yang berguna

bagi dirinya dan masyarakat.

Ada tiga karakteristik pengembangan strategi Sosial Inquiri :

1. Adanya aspek (masalah)akan membentuk sebuah hasil diskusi dalam

memecahakan persoalan sosial.

2. Adanya rumusan hipotesis.

(7)

Dari hasil pembelajaran tersebut menuntut guru agar lebih kreatif lagi dalam

menentukan metode apa yang akan di lakukan. Bagaimana pun bagus dan idealnya

tujuan yang ingin dicapai tanpa metode yang tepat, maka tujuan itu tidak akan dapat

tercapai. Sejalan dengan pendapat di atas, T.Rakajoni (1989) dalam buku Tim

Pengembangan MKDP (2011,hlm.53) menjelaskan:

Strategi pembelajaran sebagai pola dan urutan umum perbuataan guru siswa dalam mewujudkan kegiataan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan.Metode/strategi pembelajran merupakan salah satu komponen didalam sistem pembelajaran, yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lain didalam sistem tersebut.

Melakukan pembelajaran tidak hanya memikirkan teori apa yan akan

disampaikan ke peserta didik, tetapi di sini pendidik harus mempunyai rencana

pembelajaran dengan tujuan yang pasti dan memiliki strategi khusus dalam

menangani kegiataan belajar yang sedang berlangsung sehingga pembelajaran

tersebut bisa tersampaikan, dengan tujuan yang diharapkan. Tanpa strategi yang

sesuai itu akan menghasilkan hal yang buruk.

Dari uraian latar belakang Penelitian yang dipaparkan di atas peneliti ingin

melakukan penelitian tentang pembelajaran seni tari dengan menggunakan model

Sosial Inquri dalam meningkatkan kreativitas siswa dengan tari Kipas Jambi

diharapakan siswa mampu menerima pembelajaran tersebut. sehingga peneliti tertarik

melakukan peneltian dengan judul : “APLIKASI MODEL SOSIAL INQUIRI PADA

PEMBELAJARAN TARI KIPAS JAMBI UNTUK MENINGKATKAN

KREATIVITAS SISWA KELAS VIII E DI SMPN 29 BANDUNG”.

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Dari latar belakang di atas sudah dijelaskan sudah dapat diidentifikasikan

masalah yang terkait dalam penelitian, yaitu :

1. Anak kurang antusias dalam pembelajaran seni tari

(8)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan indentifikasi masalah di atas, makadirumuskan

masalah dalam bentuk pertanyaan, yaitu :

1. Bagaimana kreativitas siswa sebelum diterapkan model Sosial Inquiri pada

pembelajaran tari Kipas Jambi di kelas VIII E SMPN 29 Bandung pada

pembelajaran seni tari?

2. Bagaiman proses pelaksanaan pembelajaran Tari Kipas jambi menggunakan model

Sosial Inquiri di kelas VIII E SMPN 29 Bandung?

3. Bagaimana hasil kreativitas siswa pada pembelajaran Tari Kipas Jambi

menggunakan modelSosialInquiri di kelas VIII E SMPN 29 Bandung ?

D. Tujuan Penelitian

Dalam tujuan penelitian terdapat tujuan khusus dan umum, yaitu sebagai

berikut :

1. Tujuan Umum

Dalam proses belajar mengajar siswa dalam pembelajaran seni tari dengan

menggunakan Model Sosial Inquiri merupakan salah satu rumpun dari model

interaksi sosial, teori-teori pembelajaran Model Sosial Inquiri atas dasar kelompok

belajar siswa, gagasan utama dari pembelajaran model Sosial Inquiri memecahakan

sebuah permasalahan yang terdapat dalam pembelajaran dengan sebuah kreativitas

gerak yang hasilkan melalui tari Kipas Jambi. Tujuan dari penelitian ini yaitu

meningkatankan kreativitas dalam pembelajaran seni tari melalaui tari Kipas Jambi.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu :

a. Untuk memperoleh data kreativitas siswasebelum diterapkan model Sosial Inquiri

pada pembelajaran tari Kipas Jambi di kelas VIII E SMPN 29 Bandung pada

pembelajaran seni tari

b. Untuk memperoleh data prosespelaksanaan pembelajaran Tari Kipas jambi

(9)

c. Untuk memperoleh hasilkreativitas siswa pada pembelajaran Tari Kipas Jambi

menggunakan model Sosial Inquiri di kelas VIII E SMPN 29 Bandung.

E.Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretis

Dalam pembelajaran melaui model Sosial Inqurimemiliki sebuah tahapan

dimana di dalamnya terdapat tahapan orientasi,merumuskan masalah, merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.

Dimana dalam tahapan tersebut berpengaruh terhadap peningkatan kreativitas siswa

dalam belajar khususnya dalam pembelajaran seni tari melalui tari Kipas

Jambi.Manfaat teoritis ini untuk meningkatkan kreativitas gerak dalamtari Kipas

Jambi melalui model Sosial Inquiri.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Pendidik, Lebih mengharapkan guru agar lebih pintar lagi dalam memilih

model apa yang digunakan agar bisa menumbuhkan kreativitas anak didik agar

meraka lebih kreatif lagi dalam membuat sebuah karya.

b. Bagi Siswa, Dengan metode yang di terapkan semoga siswa lebih giat lagi belajar

dan kreatif lagi dalam berkreasi

c. Bagi Sekolah, peneliti mengharapkan ada evaluasi dalam pembelajaran seni tari

khusunya pada model-model yang akan diterapkan di sekolah,

d. Bagi Peneliti , menambah wawasan dan pengetahuan peniliti agar lebih siap di saat

nanti terjun ke lapangan menjadi guru.

F.Struktur Organisasi Skripsi

Dalam skripsi pada Bab I ini merupakan pendahuluan yang berisi latar

belakang penelitian yakni : dengan permasalah yang ada di sekolah yaitu

kurangnya antusias siswa terhadap pembelajaran seni tari sehingga mengakibatkan

kurang meningkatnya kreativitas siswa di SMPN 29 Bandung, dikarenakan

masalah yang yang disebutkan di atas peneliti ingin mengatasi masalah yang

(10)

pembelajaran seni tari untuk meningkatkan kreativitas siswa. Kemudian terdapat

identifikasi masalah penilitian, yaitu kurangnya antusias siwa terhadap

pemebelajaran seni tari di sekolah tersebut, siswa yang berada di kelas VIII E lebih

antusias pada pembelajaran, musik, teaterdan rupa, kerena siswa mengangap

pembelajaran seni itu hanya gerak saja. Disini dapat dilihat dengan pola pikir

tersebut mengakibatkan kurangnya kreativitas siswa. Untuk rumusan masalah

dalam penilitian ini yakni, bagaimana penerapan, proses, dan hasil pembelajaran

seni tari menggunakan model Sosial Inquiri untuk meningkatkan kreativitas

siswa-siswi di SMPN 29 Bandung, sementara untuk manfaat penelitian yakni dilakukan

oleh peniliti, siswa, guru, dan sekolah. Dan terahir penulisan dari Bab 1 sampai

Bab V.

Selanjutnya pada Bab II menjelaskan tentang konsep-konsep, teori-teori,

model-model yang mendukung dalam penelitian baik itu berasal dari buku mau

pun internet dan jurnal. Selanjutnya peneliti dalam bab II ini membahas mengenai

pembelajaran seni tari yang di dalamnya terdapat pengetian pembelajaran,

pembelajaran seni tari, model apa yang akan digunakan dalam pembelajaran seni

tari, yani dalam hal ini peneliti menggunakan model Sosial Inquiri, kurikulum apa

yang digunakan, pemahaman tentang karakteristik siswa, hasil belajar siswa yang

didalamnya terdpat kreativitas siswa dalam pembelajran seni tari, implementasi

model Sosial Inquiri, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pengaruh model

Sosial Inquiridengan sebuah hasil belajar siswa dalam pembelajaran seni tari, dan

selanjutnya membahas tentang pembelajaran seni tari.

Bab III, membahas tentang rincian yang di dalamnya menjabarkan tentang

metode penelitian yang digunakan. Dalam metode penelitian ini diawali dengan

membahas metode penelitian secara umum,metode yang digunakan yakni kuasi

eksperimen menggunakan metode kuantitatif, dengan menggunakan posttest

melalui tahapan yang berada dalam model Sosial Inquiri, penjabaran tentang

definisi oprasional yang didalamnya terdapat penjelasan tentang karektersitik

siswa, asumsi, hipotesis, setelah menjelaskan populasi, lokasi dan sempel dimana

(11)

Bandung, subjeknya adalah siswa yang berada di kelas VIII E, selanjutnya

dilakukan sebuah prosedur penelitian yang terdapat beberapa penelitian, yakni

teknik persiapan, teknik pelaksanaa, dan teknik penyelesaian. Tahap pengumpulan

data yang didalamnya terdapat langkah-langkah yakni melakukan observasi,

wawancara, dokumentasi dan test.Variabel dengan data penelitian, teknis analisis

data dan yang terakhir indikator keberhasilan.

Bab IV, menjelaskan hasil penelitian yang didalamnya membahas tentang

profil SMPN 29 Bandung, kemudian perencanaan pembelajaran seni tari untuk

penelitian yang dilakukan pada siswa kelas VIII E, melalui proses pembelajaran

selam 3 kali pertemuan, dan hasil dalam pembelajaran seni tari dengan model

Sosial Inquiri.

Bab V, berisi tentang hasil kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang

dilaksanakan oleh peneliti. Kesimpulan pada pembelajaran seni tari melalui model

Sosial Inquiri meruapakan model yang cocok untuk diterapkan dalam kelas

karena, siswa lebih terlihat aktif dan kreatif saat menerima pembelajaran seni tari.

Saran dalam penelitian ini ditujukan pada, guru seni budaya (seni tari), siswa,

sekolah, dan peneliti.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum.Bandung : PT.REMAJA ROSDAKARYA

Hasan, Hamid.(2008). Evaluasi Kurikulum. Bandung : PT.REMAJA ROSDAKARYA

Hawkins, Almam.(2003). Bergerak Menurut Kata Hati. Jakarta: MASYARKAT

SENI PENTUNJUNKAN INDONESIA

Hemawan, Dedy ,dkk.(2004). Metodelogi Pengajaran Seni, Talempong dan Tari

Piring Minangkabau (buku2).Bandung : P4ST (UPI)

Hemawan, Dedy ,dkk.(2004). Metodelogi Pengajaran Seni, Talempong dan Tari

Piring Minangkabau (buku1).Bandung : P4ST (UPI)

Joyce, B.,Weil., M.,& Calhoun.(2008).Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka

Belajar

Masunah,Juju,& Narawati, Tati.(2012). Seni dan Pendidikan Seni. Bandung : P4ST

(UPI)

Purwanto.(2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Ruhimat, Toto.(2012). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Rusman.(2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali

Sagala, Syaiful.(2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sanjaya ,wina.(2008). Kurikulum Pembelajaran.jakarta : KENCANA PRENADA

MEDIA GRUP

Sudijono, Anas.(2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali

Sugiyono.(_2014).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :

ALFABETA

Sugiyono.(2009). Metode penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

R&D. Bandung: Alfabeta

Syarifah, Nur.(2013). Penerapan Metode Drill pada pembelajaran tari untuk

menumbuhkan pemahaman aspek ruang gerak pada siswa kelas VII di SMP

(13)

Tim Pengembangan MKDP.(2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada. Universitas Pendidikan Indonesia

Trabani, Primadi.(2014). Proses Kreasi-Gambar Anak-Proses Belajar.Jakarta :

Erlangga

Universitas Pendidikan Indonesia.(2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: UPI PERS

Yusuf, Syamsu dan Sugandhi, M Nani.(2011), Perkembangan Peserta Didik. Jakarta ;

PT.RAJAGRAFINDO PERSADA.

Internet

Contoh Penelitian Eksperimen Bab 1 & Bab 2,

Popout.blogspot.com/2013/05/contoh-penelitian-eksperimen-bab-3_4096.html (di aksed pada tanggal 30/10/14)

http://www.slideshare.net/inaapriliana/prncanaan-pembljran-22.(di akses pada

tanggal 18/01/15)

https://sumberbelajarsmkn10.wordpress.com/kompetensi-profesional/konsep-dasar-perencanaan-pembelajaran. (di akses pada tanggal 18/01/15

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/30/pembelajaran-inkuiri-sosial (di

akses pada 10/10/2014 )

untrinko,September17,2011,https://unicahyadotcom.wordpress.com/2011/09/17/peng

ertian-fungsi-dan-tujuan-evaluasi-pembelajaran. (di akses pada tanggal 18/01/15)

https://navelmangelep.wordpress.com/2012/02/14/pengertian-evaluasi-pengukuran-dan-penilaian-dalam-dunia-pendidikan/.(di akses pada tanggal 18/01/15)

http://dianberbagi.blogspot.com/2012/03/proposal-ptk-seni-tari-nusantara.html(di

akses pada tanggal 10/10/20014)

http://rosididi.blogspot.com/2013/01/instrumen-penelitian.html(di akses pada

10/10/2014)

Kamis, 12 September 2013.http://materi seni budayablog.blogspot.com/.(di akses

Referensi

Dokumen terkait

matrix composite ( MMC ) with variations of pouring temperature of palm oil

[r]

Pengembangan Model Pelatihan Berbasis Kearifan Lokal Dalam Meningkatkan Profesionalisme Tutor Paket C Di Kabupaten Bone Bolango.. Universitas Pendidikan Indonesia

Sehubungan dengan survei dalam rangka penulisan skripsi yang sedang saya lakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (FEB USU), maka Saya melakukan

[r]

[r]

Hipotesis dalam penelitian ini ialah Kecakapan manajerial berpengaruh positif terhadap manajemen laba, Proporsi dewan komisaris independen memoderasi hubngan kecakapan

Kuala Kubu