• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi penyajian laporan keuangan Credit Union berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) revisi tahun 2013. Studi kasus di Credit Union Barerod Gratia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi penyajian laporan keuangan Credit Union berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) revisi tahun 2013. Studi kasus di Credit Union Barerod Gratia."

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

i

EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN CREDIT

UNION BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK ( SAK ETAP )

REVISI TAHUN 2013

( Studi Kasus di Credit Union Barerod Gratia )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Adiutrix Maria Irayanti Seran

NIM: 122114132

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN CREDIT

UNION BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK ( SAK ETAP )

REVISI TAHUN 2013

( Studi Kasus di Credit Union Barerod Gratia )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Adiutrix Maria Irayanti Seran

NIM: 122114132

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga

kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang”

( Kolose 4:6)

“Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah

menjadi keselamatanku”

(Mazmur 118:21)

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Allah Bapa Yang Maha Kuasa

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Ayah dan Mama tercinta

Adik-adik yang kusayangi

Teman-teman yang kukasihi

Terimakasih banyak atas doa, dukungan, motivasi

dan cinta yang sudah diberikan untuk menyelesaikan

(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTASI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN CREDIT

UNION BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

REVISI TAHUN 2013)

Studi Kasus di CU Barerod Gratia

Diajukan pada tanggal, adalah karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 28 Februari 2017 Yang membuat penyataan:

(9)
(10)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasihnya yang senantiasa

membimbing, mendampingi dan memberkati peneliti sehingga peneliti dapat

menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Penyajian Laporan

Keuangan Credit Union Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Revisi Tahun 2013”. Skripsi ini ditulis sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Akuntansi,

Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat selesai dengan baik karena

adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan hati yang tulus

dan rasa syukur penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, Msc., QIA selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian penulis.

2. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA., selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

3. A. Diksa Kuntara, S.E., M.FA., QIA., selaku dosen pembimbing yang telah

membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Sarwanto dan segenap pengurus Credit Union Barerod Gratia yang telah

memberikan izin penelitian dan bimbingannya selama penelitian sehingga

penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan

(11)

vii

6. Orang tua peneliti, Ayahku Andreas Seran dan Mamaku Maria Getrudis Muit

yang selalu mendoakan, memberi semangat, dukungan, nasihat dan cinta kasih

yang luar biasa sehingga dapat menghantarkan saya dalam menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

7. Untuk keluarga tercinta, Adik Ici Seran, Ivon Seran, Kuni Seran, dan Lestin

Seran. terimakasih atas segala dukungan dan pengertian kalian yang luar biasa.

8. Untuk sahabatku Rosalina, Lasma, Cindy, Junita, Ivon, Netty, Shella, Ena, dan

Relly. Terimakasih atas kebersamaan kita dan untuk keluhkesa, candatawa

yang kita lalui bersama.

9. Teman-teman Akuntansi 2012, khusunya kelas C, terimakasih atas

kebersamaan kita selama menempuh pendidikan di Sanata Dharma, semoga

kita sukses selalu.

10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangan Semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.

Yogyakarta, 28 Februari 2017

(12)
(13)
(14)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ruang Lingkup Neraca Menurut Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ………... 25 Tabel 2.2 Ruang Lingkup Laba Rugi Menurut Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ………... 29 Tabel 2.3 Ruang Lingkup Laporan Perubahan Ekuitas Menurut Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik …………... 33 Tabel 2.4 Ruang Lingkup Arus Kas Menurut Standar akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ………..… 35 Tabel 2.5 Ruang Lingkup Catatan Atas Laporan Keuangan Menurut Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik …………... 39 Tabel 3.1 Perbandingan laporan keuangan Menurut SAK ETAP Dengan

Penyajian laporan keuangan CU Barerod Gratia ………. 46 Tabel 5.1 Perbandingan laporan keuangan Menurut SAK ETAP Dengan

Penyajian laporan keuangan CU Barerod Gratia ……….. 93

(15)

xi

DAFTAR GAMBAR

(16)

xii

ABSTRAK

EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN CREDIT UNION BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA

AKUNTABILITAS PUBLIK ( SAK ETAP ) REVISI TAHUN 2013

( Studi Kasus di CU Barerod Gratia)

Adiutrix Maria Irayanti Seran

NIM: 122114132 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Laporan keuangan berisi informasi tentang posisi keuangan yang bertujuan untuk membantu entitas dalam pengambilan keputusan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah laporan keuangan CU Barerod Gratia sudah sesuai dengan SAK ETAP.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif–komparatif yaitu dengan cara: 1) Memaparkan laporan keuangan CU Barerod Gratia tahun 2015, 2) Mengamati, Membandingkan, dan Membahas laporan keuangan CU Barerod gratia dengan SAK ETAP, 3) Menarik kesimpulan tentang penerapan SAK ETAP dalam penyajian laporan keuangan di CU Barerod Gratia.

Hasil analisis data dan pembahasan menunjukan bahwa secara umum CU Barerod Gratia sudah menerapkan SAK ETAP dalam menyajikan laporan keuangannya. Hal ini dapat dibuktikan yaitu: Entitas sudah menyajikan laporan keuangan secara lengkap dan sesuai dengan SAK ETAP yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan, meskipun terdapat dua item yang masih belum sesuai dengan SAK ETAP yakni item struktur pada catatan atas laporan keuangan dan item aset pada laporan neraca.

(17)

xiii

ABSTRACT

AN EVALUATION OF ACCOUNTING STANDARD

IMPLEMENTATION IN THE PRESENTATION OF FINANCIAL

STATEMENTS OF CREDIT UNION

(A Case Study Of Barerod Gratia Credit Union)

Adiutrix Maria Irayanti Seran

NIM: 122114132 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2017

Financial report contains information concerning the financial position and aimed to assist entities in decision making. This research aimed to determine whether the financial statements of Barerod Gratia Credit Union has been in accordance with Accounting Standards for Non-Publicly-Accountable Entities (SAK ETAP).

The type of research was case study. The steps of gatehering the data were conducting the interview, observation, and documentation. The data analysis technique is descriptive-comparative analysis which are: 1) explaining the financial statements Barerod Gratia Credit Union in 2015, 2) Observing, comparing, and discussing the financial statements of Barerod Gratia Credit Union with accounting standard, 3) Drawing conclusions on the implementation of accounting standard in preparing the financial statements in Barerod Gratia Credit Union.

The result of data analysis and discussion show that in general Barerod Gratia Credit Union had implemented accounting standard for its financial statements. It was proven by the fact that the entity has already presented a complete financial statements in accordance with accounting standard consists of balance sheet, income statement, statement of changes in equity, cash flow statement, and notes to the financial statements. However, there are two items which are not appropriate with accounting standard: the structure of financial report and assets of balance sheet.

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik (SAK ETAP) merupakan standar akuntansi keuangan yang

dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna

eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat

langsung dalam pengelolan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat

kredit. (IAI:2013)

Entitas dikatakan memiliki akuntabilitas publik signifikan jika

entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau dalam proses

pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau

regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau entitas

menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia atau sekelompok besar

masyarakat seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek,

dana pensiun, reksa dana dan bank investasi. (IAI:2013)

SAK ETAP diterbitkan karena Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

menilai bahwa penyusunan laporan keuangan berdasarkan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) berbasis IFRS (International

Financial Reprting Standards) dinilai terlalu rumit dan akan menyulitkan

(19)

mengadopsi IFRS for SME (Small Medium Enterprises) dengan

modifikasi sesuai kondisi di Indonesia dan dibuat lebih ringkas.

SAK ETAP bertujuan memberikan kemudahan bagi pengusaha

kecil dan menengah untuk membuat laporan keuangannya sendiri dan

membantu dalam menyajikan laporan keuangan yang relevan dan andal.

Menurut Martani (2011), dengan adanya SAK ETAP diharapkan

perusahaan kecil dan menengah dapat menyusun laporan keuangannya

sendiri, dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga perusahaan

dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana untuk

pengembangan usahanya.

Tujuan laporan keuangan menurut SAK ETAP Bab 2 paragraf

1 adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan

laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pengguna dan dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi

informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga

menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (Stewardship) atau

pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan

kepadanya.

Jenis usaha yang tergolong dalam entitas tanpa akuntabilitas

publik banyak terdapat di Indonesia mulai dari Usaha kecil dan menengah

termasuk juga credit union. Credit Union atau usaha bersama simpan

pinjam adalah sekumpulan orang yang telah bersepakat untuk

(20)

diantara mereka sendiri dengan bunga yang ringan, untuk maksud

produktif dan kesejahteraan anggota.

Menurut Munaldus, Credit Union merupakan salah satu badan

usaha yang melayani dan mengelola dana dari anggotanya sendiri untuk

tujuan kesejahteraan anggota pada umumnya. Sebagai badan usaha yang

mengelola dana anggotanya, CUBG memiliki tanggung jawab kepada

publik dan dituntut untuk menyajikan laporan keuangan yang berkualitas

yang merupakan salah satu sumber informasi yang penting dalam

pengambilan keputusan serta suatu bentuk pertanggungjawaban atas

aktivitas yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Hal ini

bertujuan untuk menilai apakah Credit Union sudah berjalan sesuai dengan

tujuannya atau tidak. Informasi tersebut salahsatunya tercermin dalam

laporan keuangan.

Laporan keuangan yang berkualitas dapat memberikan

informasi yang akurat dan komprehensif bagi seluruh pihak yang

berkepentingan dan menggambarkan kinerja CU secara utuh. Laporan

keuangan credit union diatur dalam sebuah standar akuntansi keuangan

yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP). Meskipun sudah ada standar khusus yang mengatur tentang

penyajian laporan keuangan Credit Union, namun sampai saat ini belum

semua Credit Union menerapkan standar tersebut dalam menyajikan

laporan keuangan. Dengan adanya uraian tersebut, maka peneliti tertarik

(21)

Keuangan Credit Union Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas

Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Revisi tahun 2013.

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi

berbagai pihak terutama kepada pihak Credit Union sendiri karena

bagaimanapun standar pelaporan keuangan Credit Union tetap mengacu

pada SAK ETAP, dan tidak menutup kemungkinan dikemudian hari Credit

Union akan dituntut untuk menggunakan SAK ETAP secara keseluruhan

dengan benar dan tepat.

B. Rumusan Masalah

Apakah penyajian Laporan Keuangan Credit Union Barerod Gratia pada

bulan Desember tahun 2015 telah sesuai dengan SAK ETAP?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perbandingan antara penyajian laporan

keuangan di Credit Union Barerod Gratia dengan penyajian laporan

keuangan yang diatur dalam SAK ETAP revisi tahun 2013 yang mengatur

(22)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Credit Union

Penelitian ini bertujuan agar Credit Union dapat memanfaatkan

hasil penelitian yang telah dilakukan untuk perbaikan laporan

keuangan agar sesuai dengan standar yang berlaku.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini bertujuan sebagai tambahan sumber referensi

yang dapat berguna untuk kepentingan akademis di Universitas Sanata

Dharma.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan sebagai saran

(23)

E. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Bab ini berisi tentang teori-teori yang menjadi acuan dalam melakukan penelitian ini.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV Gambaran Umum Organisasi

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum organisasi dalam hal ini yaitu sejarah singkat organisasi, visi dan misi organisasi, kegiatan/program Koperasi, dan struktur organisasi koperasi.

BAB V Analisis dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan mengenai analisis data yang telah diperoleh dari observasi lapangan dan membahas mengenai jawaban dari rumusan masalah.

BAB VI Penutup
(24)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Credit Union

1) Pengertian Credit Union.

Credit Union berasal dari 2 kata, yaitu credit dan union. Credit

dalam bahasa Latin adalah Credere artinya saling percaya. Sedangkan union

(unio) berarti kumpulan. Jadi, Credit union artinya kumpulan orang-orang

yang saling percaya. Di Indonesia, “Credit Union” diterjemahkan sebagai

Koperasi kredit.

Menurut Munaldus dkk (2012:2), terdapat beberapa definisi

tentang credit union. Pertama, credit union adalah koperasi keuangan yang

dijalankan secara demokratis dan profit sharing (bagi hasil), menawarkan

berbagai produk simpanan dan pinjaman berbunga rendah kepada para

anggotanya.

Kedua, Credit union adalah sebuah lembaga keuangan koperasi

yang dimiliki dan diawasi oleh para anggotanya dan dioperasikan untuk

tujuan mendorong pola hidup hemat, menyediakan pinjaman dengan suku

bunga bersaing, dan menyediakan berbagai pelayanan keuangan lain kepada

para anggotanya.

Ketiga, Credit union adalah koperasi keuangan yang didirikan

dari, oleh, dan untuk semua anggota dimana para anggota adalah penabung,

peminjam, dan sekaligus pemegang saham. Credit Union beroperasi dengan

(25)

Keempat, Credit union adalah koperasi keuangan yang tidak

mencari keuntungan (non profit) yang kehadirannya bertujuan melayani para

anggota yang berada dalam satu ikatan pemersatu (common-bond) seperti

wilayah tempat tinggal, profesi, tempat kerja, dan sebagainhya.

Kelima, Credit union adalah sebuah sebuah lembaga keuangan

koperasi yang dimiliki dan dikendalikan oleh anggotanya. Credit union

tidak-untuk-profit (not-for-profit) dan hadir untuk memberikan tempat yang aman,

nyaman bagi anggota untuk menyimpan uang dan memperoleh pinjaman dan

pelayanan keuangan lainnya dengan harga yang bersaing.

2)Tujuan Credit Union

Menurut Credit Union Counseling Office (1973:01) Credit Union

mempunyai 3 tujuan yakni:

1. Tujuan perbaikan keadaan ekonomi anggota: dengan menolong para

anggota dengan pinjaman murah pada saat mereka membutuhkannya;

dengan menolong para anggota untuk memperbesar sumber keuangan

mereka dengan terbentuknya simpanan sendiri; dengan menolong para

anggota untuk memperbesar kemampuan mereka dalam menggunakan

uang secara tepat dan berhemat.

2. Tujuan perkembangan kepribadian anggota: dengan mengembangkan

kebebasan anggota untuk menentukan hidupnya sendiri; dengan

mengembangkan sikap harga diri serta percaya diri sendiri anggota;

dengan mengembangkan sikap tanggung jawab anggota; dengan

(26)

3. Tujuan perbaikan kepentingan sosial golongan dan masyarakat: dengan

memajukan golongan masyarakat yang membentuk credit union ini demi

kepentingan bersama. Credit union ini bertujuan bukan saja untuk

menolong anggota sendiri, tetapi justru melalui kerjasama semua anggota

yang mempunyai suatu kepentingan bersama.

3)

Tata Susunan Organisasi Credit Union

Menurut Credit Union Counseling Office (1973:15) organisasi Credit

Union digunakan untuk melancarkan tugas-tugas operasionalnya adalah sama

dengan organisasi-organisasi yang lain yaitu harus teratur dengan baik dan

dapat dipertanggungjawabkan. Alat pertanggungjawaban Credit Union terdiri

dari:

1. Rapat Anggota

Rapat Anggota merupakan tatanan tertinggi dalam tata susunan koperasi.

Rapat Anggota merupakan tempat para anggota untuk menggunakan hak

suaranya, yaitu bagi anggota yang sah dan terdaftar dalam buku khusus.

Rapat anggota dilakukan untuk menetapkan anggaran dasar, kebijakan

umum, menyelenggarakan pemilihan pengangkatan atau pemberhentian

pengurus, rencana kerja, anggaran dasar dan pengesahan neraca serta

(27)

2. Pengurus

Pengurus dipilih oleh rapat anggota dari kalangan anggota, dan memiliki

masa jabatan paling lama 5 tahun.

3. Badan Pemeriksa

Badan Pemeriksa mempunyai tugas melakukan pemeriksaan terhadap

tata kehidupan Credit union dan membuat laporan tertulis tentang hasil

pemeriksaan.

4. Dewan Penasehat

Anggota dewan penasehat bukan berasal dari anggota Credit Union,

melainkan tenaga-tenaga ahli dalam bidang koperasi yang telah disetujui

oleh rapat anggota. Anggota dewan tidak mempunyai hak suara baik

dalam rapat anggota maupun dalam rapat pengurus.

5. Staf Pegawai credit union

Staf pegawai koperasi merupakan tenaga-tenaga yang diangkat oleh

(28)

B. Akuntansi Credit Union

Menurut Arifin dan Tamba (2001:12) Akuntansi Credit Union

adalah suatu tahap penyediaan jasa, sistem informasi dan analisa dalam

credit union. Akuntansi credit union dapat memberikan informasi

keuangan yang bersifat kuantitatif kepada pihak-pihak yang

berkepentingan dalam rangka pengambilan keputusan. Secara teknis,

akuntansi credit union merupakan kumpulan prosedur-prosedur untuk

mencatat, mengklasifikasi, mengikhtisarkan serta melaporkan hasilnya

dan akhirnya menginterprestasikan laporan-laporan keuangan tersebut.

C. Laporan Keuangan

1. Pengertian laporan keuangan

Menurut Munawir (2010: 5) pada umumnya laporan keuangan

itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan

perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan/menggambarkan jumlah

aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal

tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan

hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi

selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan

sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan

(29)

Menurut Harahap (2009: 105) laporan keuangan

menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan

pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan

keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau

hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan

posisi keuangan.

Menurut IAI (2013:120) Laporan keuangan adalah laporan

yang menggambarkan posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas

entitas.

Menurut IAI (2013:12) paragraf 3.12 laporan keuangan entitas

meliputi:

1) Neraca

2) Laporan Laba Rugi

3) Laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukan: seluruh

perubahan dalam ekuitas, atau perubahan ekuitas selain perubahan

yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya

sebagai pemilik.

4) Laporan Arus Kas

5) Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan

akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.

Entitas harus mengidentifikasikan secara jelas setiap komponen

(30)

D. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

1. Latar belakang terbentuknya SAK ETAP

Adanya perubahan lingkungan global seperti perkembangan

perkembangan teknologi komunikasi dan informasi menuntut adanya

transparansi di berbagai bidang. Standar akuntansi keuangan yang

berkualitas merupakan hal penting dalam mewujudkan transparansi

tersebut. Standar akuntansi keuangan dapat dikatakan sebagai

cerminan yang baik, dimana mampu memberikan gambaran mengenai

kondisi praktis bisnis yang sebenarnya. Oleh karena itu, perkembangan

standar akuntansi keuangan yang baik, sangat relevan dan mutlak

diperlukan pada masa sekarang ini. Terkait hal tersebut, Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI) sebagai wadah profesi akuntan di Indonesia

selalu tanggap terhadap perkembangan yang terjadi, khususnya dalam

hal-hal yang mempengaruhi dunia usaha profesi akuntan.

Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan standar akuntansi

keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP).

Menurut SAK IAI (2013:115) paragraf 30.1, SAK ETAP diterapkan

untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1

Januari 2011, maka penerapan ini diperkenankan. Jika SAK ETAP

diterapkan dini, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP untuk

penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal

(31)

Dalam beberapa hal, SAK ETAP memberi banyak kemudahan

bagi perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan

pelaporan yang lebih kompleks. Sesuai dengan ruang lingkup SAK

ETAP maka standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas

tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang

dimaksud yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik

signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum

bagi pengguna eksternal.

Menurut IAI (2013:113) paragraf 29.6, entitas yang sebelumnya

menggunakan SAK non-ETAP dalam menyususun laporan

keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas dapat

menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan

SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan.

2. Ruang Lingkup SAK ETAP

Menurut IAI (2013:1) paragraf 1.1, ruang lingkup SAK ETAP

menyatakan bahwa standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa

akuntabilitas publik dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa

akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah yang:

a. Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan; dan

b. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general

(32)

Ruang lingkup SAK ETAP mengatur bahwa entitas yang dapat

menerapkan SAK ETAP adalah entitas yang tidak memiliki

akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan

untuk tujuan umum (general purpose financial statement). Entitas

yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan jika bukan

entitas yang telah mengjukan pernyataan pendaftaran, pada otoritas

pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar

modal.

Menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 9 (2013:29) paragraf 9.4

tentang kebijakan dan estimasi akuntansi dan kesalahan dinyatakan

bahwa SAK ETAP secara spesifik mengatur transaksi, kejadian atau

keadaan lainnya, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP. Namun,

entitas tidak perlu mengikuti persyaratan dalam SAK ETAP jika

dampaknya tidak material. Berdasarkan SAK ETAP Bab 9 (2013:29)

paragraf 9.6 menyatakan bahwa dalam membuat pertimbangan seperti

dijelaskan di paragraf 9.4, manajemen juga mempertimbangkan

persyaratan dan panduan dalam PSAK non-ETAP yang berhubungan

dengan isu serupa dan terkait di paragraf 9.4 maka manajemen dapat

mempertimbangkan pengaturan terkini dari badan penyusun standar

lain yang menggunakan kerangka dasar yang serupa untuk

(33)

E. Laporan Keuangan SAK ETAP.

1 . Tujuan Laporan Kauangan

Menurut IAI (2003:3) paragraf 2.1, tujuan laporan keuangan

adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan

laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang

tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk

memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya,

laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen

(stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumberdaya

yang dipercayakan kepadanya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,

laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:

a. Asset

b. Liabilitas

c. Ekuitas

2 . Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan entitas yang lengkap menurut IAI (2013:12)

meliputi: laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,

(34)

3. Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan

1)

Dapat Dipahami

Menurut IAI (2013:3) paragraf 2.2 Kualitas penting informasi

yang disajikan dalam laporan keuangan adalah kemudahannya

untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini,

pengguna diasumsikan memiiki pengetahuan yang memadai

tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan

untuk mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan yang

wajar. Namun demikian, kepentingan agar laporan keuangan

dapat dipahami tetapi tidak sesuai dengan informasi yang relevan

harus diabaikan dengan pertimbangan bahwa informasi tersebut

terlalu sulit untuk dipahami oleh pengguna tertentu.

2) Relevan

Menurut IAI (2013:3) paragraf 2.3 Agar bermanfaat,

informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk proses

pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas yang relevan

jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan

cara membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa

kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil

(35)

3) Materialitas

Menurut IAI (2013:3) paragraf 2.4 Informasi dipandang

material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan

dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi

keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan

keuangan. Materialitas bergantung pada besarnya pos atau

kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi tertentu dari kelalaian

dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat

(misstatement). Namun demikian, tidak tepat membuat atau

membiarkan kesalahn untuk menyimpang secara tidak material

dari SAK ETAP agar mencapai penyajian tertentu dari posisi

keuangan, kinerja keuangan atau arus kas suatu entitas.

4) Keandalan

Menurut IAI (2013:3) paragraf 2.5 Agar bermanfaat,

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus andal.

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan

material dan bias, dan penyajian secara jujur apa yang seharusnya

disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

Laporan keuangan tidak bebas dari bias (melalui pemilihan atau

penyajian informasi) jika dimaksudkan untuk mempengaruhi

pembuatan suatu keputusan atau kebijakan untuk tujuan mencapai

(36)

5) Substansi Mengungguli Bentuk

Menurut IAI (2013:4) paragraf 2.6 Transaksi, peristiwa dan

kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan

realitas ekonomi dan bukan hanya untuk hukumnya. Hal ini untuk

meningkatkan keandalan laporan keuangan.

6) Pertimbangan Sehat

Menurut IAI (2013:4) paragraf 2.7 Ketidakpastian yang

dapat diabaikan meliputi sebagai peristiwa dan keadaan yang

dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan penjelasan

peristiwa dan keadaan tersebut dan melalui penggunaan

pertimbangan sehat dalam menyusun laporan keuangan.

Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat

melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi

ketidakpastian, sehingga asset atau penghasilan tidak disajikan

lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih

rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak

memperkenankan pembentukan aset atau penghasilan yang lebih

rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi.

(37)

7) Kelengkapan

Menurut IAI (2013:4) paragraf 2.8 Agar dapat diandalkan,

Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan

materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan

mengakibatkan informasi menjadi tidak benar dan menyesatkan

dan karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi

ditinjau dari segi relevansi.

8) Dapat Dibandingkan

Menurut IAI (2013:4) paragraf 2.9 Pengguna harus dapat

membandingkan laporan keuangan entitas antarperiode untuk

mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.

Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan

antarentitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu,

pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan

peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk

suatu entitas, antarperiode untuk entitas tersebut dan untuk entitas

yang berbeda. Sebagai tambahan, pengguna laporan keuangan

harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang

digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, perubahan

(38)

9) Tepat Waktu

Menurut IAI (2013:4) paragraf 2.10 Agar relevan,

Informasi dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi

keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu meliputi

penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu

pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak

semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan

akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu

menyeimbangkan secara relatif antar pelaporan tepat waktu dan

penyediaan informasi yang andal. Untuk mencapai keseimbangan

antara relevansi dan keandalan, maka pertimbangan utama adalah

bagaimana yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan pengguna

dalam mengambil keputusan ekonomi.

10) Keseimbangan Antara Biaya dan Manfaat

Menurut IAI (2013:5) paragraf 2.11 Manfaat informasi

seharusnya melebihi biaya penyediannya. Namun demikian,

evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang

substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu ditanggung oleh

pengguna yang menikmati manfaat. Dalam evaluasi amnfaat dan

biaya, entitas harus memahami bahwa manfaat informasi

(39)

4. Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan,

kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian wajar

mensyaratkan penyajian jujur atas oengaruh transaksi, peristiwa dan

kondisi lain yang sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset,

kewajiban dan beban. Penerapan SAK ETAP dengan pengungkapan

tambahan jika diperlukan, menghasilkan laporan keuangan yang wajar atas

posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas. Entitas yang

laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu

pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement)

atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan.

Pada saat menyusun laporan keuangan, manajemen entitas yang

menggunakan SAK ETAP membuat penilaian atas kemampuan entitas

melanjutkan kelangsungan usaha. Entitas mempunyai kelangsungan usaha

kecuali jika manajemen bermaksud melikuidasi entitas tersebut atau

menghentikan operasi, ataun tidak mempunyai alternatif realistis kecuali

melakukan hal-hal tersebut. Dalam membuat penilaian kemampuan usaha,

jika manajemen menyadari terdapat ketidakpastian yang material terkait

dengan peristiwa atau kondisi yang mengakibatkan keraguan signifikan

terhadap kemampuan entitas untuk melanjutkan usaha, maka entitas harus

(40)

Menurut IAI (2013:12) paragraf 3.6, penyajian dan klasifikasi

pos-pos dalam laporan keuangan harus konsisten, kecuali:

a. Terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas atau perubahan

penyajian atau pengklasifikasian yang bertujuan menghasilkan penyajian

lebih baik sesuai kriteria pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi.

b. SAK ETAP mensyaratkan suatu perubahan penyajian.

Perihal informasi komparatif, menurut IAI (2013;12) paragraf 3.9

menyatakan bahwa informasi harus diungkapkan secara komparatif

dengan periode sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh SAK ETAP

(termasuk informasi dalam laporan keuangan dan catatan atas laporan

keuangan). Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan

keuangan sedangkan yang tidak material digabungkan dengan jumlah yang

memiliki sifat atau fungsi yang sejenis. Menurut IAI (2013:12) paragraf

3.12, laporan keuangan entitas meliputi:

1) Neraca;

2) Laporan laba rugi;

3) Laporan perubahan ekuitas yang menunjukan:

a) Seluruh perubahan dalam ekuitas, atau

b) Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari

transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai

pemilik;

4) Laporan arus kas; dan

(41)

Menurut IAI (2013:13) paragraf 3.16 mengenai identifikasi

laporan keuangan, menyatakan bahwa entitas harus mengidentifikasi

secara jelas setiap komponen laporan keuangan termasuk catatan atas

laporan arus kas. Jika laporan keuangan termasuk komponen dari laporan

lain, maka laporan keuangan harus dibedakan dari informasi lain dalam

laporan tersebut. Disamping itu, informasi berikut ini disajikan dan

diulangi, bilamana perlu, pada setiap laporan keuangan:

1) Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak

laporan periode terakhir;

2) Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang

lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan;

3) Mata uang pelaporan;

4) Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan

5. Neraca

Neraca menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas suatu entitas pada

suatu tanggal tertentu – akhir periode laporan. SAK ETAP tidak

menetukan format atau urutan terhadap pos-pos yang disajikan. Berikut

(42)

Table 2.1 Ruang Lingkup Neraca Menurut Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.

NO Kriteria Paragraf SAK ETAP

1. Neraca Paragraf 4.2 Neraca minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:

a. Kas dan setara kas;

b. Piutang usaha dan piutang lainnya;

c. Persediaan; d. Properti investasi; e. Aset tetap;

f. Aset tidak berwujud;

g. Utang usaha dan utang lainnya;

h. Aset dan kewajiban pajak; i. Kewajiban diestimasi; j. Ekuitas.

2. Klasifikasi

aset dan

kewajiban

Paragraf 4.5 Entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan jangka panjang, sabagai suatu kalsifikasi yang terpisah dalam neraca, kecuali jika penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang andal dan lebih relevan. Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka semua aset dan kewajiban harus disajikan berdasarkan likuiditasnya.

3. Aset Paragraf 2.12 Aset adalah sumberdaya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh entitas.

[image:42.595.82.513.161.618.2]
(43)

Table 2.1 Ruang Lingkup Neraca Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.

No Kriteria Paragraf SAK ETAP

Aset Paragraf 2.34 Aset diakui dalam neraca jika

kemungkinan manfaat

ekonominya di masa depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir kedalam entitas setelah periode pelaporan berjalan. Sebagai alternative transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi.

Paragraf 4.6 Klasifikasi aset sebagai aset lancar jika:

a. diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki atau dijual atau digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas;

b. dimiliki untuk

diperdagangkan;

c. diharapkan akan

direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah

akhir periode

pelaporan; atau

d. berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaanya dari pertukaran atau

digunakan untuk

menyelesaikan

kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

[image:43.595.83.511.146.718.2]
(44)

Tabel 2.1 Ruang Lingkup Neraca Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.

No Kriteria Paragraf SAK ETAP

4. Kewajiban Paragraf 2.12 (b)

Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi. Paragraf 2.17 Karakteristik esensial dari

kewajiban (liability) adalah bahwa entitas mempunyai kewajiban (obligation) masa kini untuk

bertindak atau untuk

melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dapat berupa kewajiban hokum dan kewajiban konstruktif. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan

perundangan. Kewajiban

konstruktif adalah kewajiban yang timbul dari tindakan entitas ketika:

a) oleh praktik masa lalu, kebijakan yang telah dipublikasikan atau pernyataan kini yang cukup spesifik, entitas telah memberikan indikasi kepada pihak lain bahwa entitas akan menerima tanggung jawab tertentu; dan

b) akibatnya, entitas telah menimbulkan ekspektasi kuat dan sah kepada pihak lain bahwa entitas akan melaksanakan tanggung jawab tersebut.

[image:44.595.82.515.127.698.2]
(45)

Tabel 2.1 Ruang Lingkup Neraca Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.

No Kriteria Paragraf SAK ETAP

Kewajiban Paragraf 4.8 Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek jika:

a) diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi entitas;

b) dimiliki untuk

diperdagangkan;

c) kewajiaban akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan;

d) entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. 5. Ekuitas Paragraf 19.2 Ekuitas sebagai bagian hak pemilik

dalam entitas harus dilaporkan

sedemikian rupa sehingga

memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku.

Paragraf 19.7 Akuntansi untuk ekuitas badan usaha bukan PT dilaporkan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk badan usaha tersebut dan standar akuntansi keuangan yang relevan.

Paragraf 19.35

Pengungkapan bagian lain ekuitas (seperti saldo laba, agio, dan cadangan) harus dilakukan secara terpisah meliputi:

a) perubahan selama periode pelaporan;

b) batasan distribusi.

[image:45.595.85.513.121.724.2]
(46)

6. Laporan Laba Rugi.

Penyajian laporan laba rugi untuk suatu periode yang merupakan

kinerja keuangannya selama periode tersebut menjadi persyaratan bagi

entitas. Laporan laba rugi menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk

suatu periode. Berikut merupakan ruang lingkup laporan laba rugi

menururt IAI dalam SAK ETAP 2013

Table 2.2 Ruang Lingkupr Laba Rugi Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik 2013.

No Kriteria Paragraf SAK ETAP

1. Laporan Laba Rugi

Paragraf 5.2 Laporan laba rugi memasukan semua pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode kecuali SAK ETAP mensyaratkan lain. SAK ETAP mengatur perlakuan berbeda terhadap dampak koreksi atas kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi yang disajikan sebagai penyesuaian terhadap periode yang lalu dan bukan sebagai bagian dari laba atau rugi dalam proses terjadinya perubahan.

Paragraf 5.3 Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:

a) Pendapatan; b) Beban keuangan;

c) Bagian laba atau rugi dari

investasi yang

menggunakan metode ekuitas;

d) Beban pajak; e) Laba atau rugi neto.

[image:46.595.84.517.221.703.2]
(47)

Table 2.2 Ruang Lingkupr Laba Rugi Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik 2013.

No Kriteria Paragraf SAK ETAP

Laporan Laba

Rugi.

Paragraf 5.4 Entitas harus menyajikan pos,

judul dan sub jumlah lainnya pada laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk memahami kinerja keuangan entitas.

Paragraf 5.5 Entitas tidak boleh menyajikan

atau mengungkapkan pos

pendapatan dan beban sebagai

“pos luar biasa”, baik dalam

laporan laba rugi maupun dalam catatan atas laporan keuangan.

Paragraf 2.20 (a) Penghasilan (income) adalah

kenaikan manfaat ekonomi

selama periode pelaporan dalam

bentuk arus kas atau

peningkatan asset, atau

penurunan kewajiban yang

mengakibatkan kenaikan ekuitas

yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal.

Paragraf 2.36 Pengakuan penghasilan

merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban.

Penghasilan diakui dalam

laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi dimasa depan yang berkaitan peningkatan aset

atau penurunan kewajiaban

telah terjadi dan dapat diukur secara andal.

Paragraf 2.37 Pengakuan beban merupakan

akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi

jika penurunan manfaat

ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.

[image:47.595.84.511.143.700.2]
(48)

Table 2.2 Ruang Lingkup Laba Rugi Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik 2013.

No Kriteria Paragraf SAK ETAP

Laporan Laba Rugi.

Paragraf 20.3 Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayarab yang diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon penjualan atau potongan volume. Paragraf 20.26 Entitas harus mengakui

pendapatan yang muncul dari penggunaan aset oleh

entitas lain yang

menghasilkan bunga, royalty, dan dividen atas dasar yang ditetapkan dalam paragraf 20.27 ketika:

a) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan

dengan transaksi akan mengalir kepada entitas; dan b) Jumlah pendapatan

tersebut dapat diukur secara andal.

[image:48.595.82.519.152.629.2]
(49)

Table 2.2 Ruang Lingkupr Laba Rugi Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik 2013.

No Kriteria Paragraf SAK ETAP

Laporan Laba Rugi.

Paragraf 20.27 Entitas harus mengakui pendapatan atas dasar sebagai berikut:

a) Bunga harus diakui secara akrual;

b) Royalty harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan substansi dari perjanjian yang relevan; dan

c) Dividen garus diakui ketika pemegang saham untuk menerima pembayaran telah terjadi.

Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik 2013.

7. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas mengatur persyaratan untuk penyajian

dalam ekuitas entitas selama satu periode, baik dalam laporan perubahan

ekuitas dan laporan laba rugi dan saldo laba (jika memenuhi kondisi

tertentu). Berikut adalah ruang lingkup laporan perubahan entitas menurut

[image:49.595.82.516.163.651.2]
(50)

Tabel 2.3 Ruang Lingkup Laporan Perubahan Ekuitas Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.

No Kriteria Paragraf SAK ETAP

1. Laporan Perubahan Ekuitas.

Paragraf 6.2 Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan

koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan jumlah investasi oleh dan dividend an distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama periode tersebut.

Paragraf 6.3 Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukan:

a) Laba atau rugi untuk periode; b) Pendapatan dan beban yang

diakui langsung dalam ekuitas;

c) Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui;

d) Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah tercatat awal

dan akhir periode,

diungkapkan secara terpisah perubahan yang berasal dari:

1) Laba atau rugi;

2) Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;

3) Jumlah investasi, dividen dan distribusi lainnya ke pemilik ekuitas.

[image:50.595.83.516.165.741.2]
(51)

Tabel 2.3 Ruang Lingkup Laporan Perubahan Ekuitas Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.

No Kriteria Paragraf SAK ETAP

Laporan Perubahan Ekuitas.

Paragraf 6.4 Laporan laba rugi dan saldo laba

menyajikan laba atau rugi entitas dan perubahan saldo laba untuk suatu periode pelaporan.

Paragraf 6.5 Entitas menyajikan laporan laba

rugi dan saldo laba pos-pos berikut sebagai tambahan atas laporan laba rugi:

a) Saldo laba pada awal

periode pelaporan;

b) Dividen yang diumumkan

dan dibayarkan atau

terutang selama periode;

c) Penyajian kembali saldo

laba setelah koreksi

kesalahan periode lalu;

d) Penyajian kembali saldo

laba setelah perubahan kebijakan akuntansi; dan

e) Saldo laba pada akhir

periode pelaporan.

Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik,2013.

8. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi historis atas kas dan setara

kas entitas, yang menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi

selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Setara

kas adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk

memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk tujuan investasi atau

lainnya. Berikut adalah ruang lingkup laporan arus kas menurut IAI dalam

[image:51.595.82.516.147.628.2]
(52)

Tabel 2.4 Ruang Lingkup Laporan Arus Kas Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.

No Kriteria Paragraf SAK ETAP

1. Laporan Arus Kas

Paragraf 7.3 Entitas menyajikan laporan arus kas yang melaporkan arus kas untuk suatu periode dan mengklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.

Paragraf 7.4 Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan kondisi lain yang mempengaruhi pendapatan laba atau rugi. Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:

a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;

b) Penerimaan kas dari royalti,

fees,komisi dan pendapatan

lain;

c) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa; d) Pembayaran kas kepada dan

atas nama karyawan;

[image:52.595.84.519.157.635.2]
(53)

Tabel 2.4 Ruang Lingkup Laporan Arus Kas Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.

No Kriteria Paragraf SAK ETAP

Laporan Arus Kas

Paragraf 7.4 e. Pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;

f. Penerimaan dan pembayaran kas dari investasi, pinjaman, dan kontrak lainnya yang dimiliki untuk tujuan perdagangan, yang sejenis dengan persediaan yang dimaksud untuk dijual kembali. Paragraf 7.5 Arus kas dari aktivitas investasi

mencerminkan pengeluaran kas sehubung dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Berikut contoh arus kas dari aktivitas investasi yaitu:

a. Pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lainnya;

b. Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lainnya; c. Pembayaran kas untuk

perolehan efek ekuitas dan efek utang entitas lain dan Bungan dalam joint venture;

d. Penerimaan kas dari penjualan efek ekuitas atau efek utang dari entitas lain dan bunga dari joint

venture;

[image:53.595.84.512.184.688.2]
(54)

Tabel 2.4 Ruang Lingkup Laporan Arus Kas Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.

No Kriteria Paragraf SAK ETAP

Laporan Arus Kas

Paragraf 7.5

e. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain;

f. Penerimaan kas dari pembayaran kembali uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain.

Paragraf 7.6

Berikut contoh arus kas yangberasal dari aktivitas pendanaan yaitu:

a. Penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek ekuitas lain; b. Pembayaran kas kepada para

pemegang saham untuk menarik atau menebus saham entitas; c. Penerimaan kas dari penerbitan

pinjaman, wesel, dan pinjaman jangka pendek atau jangka panjang lainnya;

d. Pelunasan pinjaman;

e. Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo kewajiban yang

berkaitan dengan sewa

pembiayaan. Paragraf

7.7

Emtitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode tidak langsung. Dalam metode ini, laba atau rugi neto disesuaikan dengan mengoreksi dampak dari transaksi non kas, penagguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik, 2013

(55)

Tabel 2.4 Ruang Lingkup Laporan Arus Kas Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.

No Kriteria Paragraf SAK ETAP

Laporan Arus Kas

Paragraf 7.8 Dalam metode tidak langsung, arus kas neto dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi dari dampak:

a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan;

b. Pos non kas seperti penyusutan, penyisihan, dan keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi; dan

c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

Paragraf 7.9 Entitas melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan . jumlah agregat arus kas yang berasal dari akuisisi dan pelepasan entitas anak atau unit usaha lain disajikan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai arus kas dari investasi operasi.

Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik, 2013

9. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan

informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan

keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang

disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak

(56)

ruang lingkup catatan atas laporan keuangan menurut IAI dalam SAK

ETAP (2013):

Tabel 2.5 Ruang Lingkup Catatan Atas Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.

No Kriteria Paragraf SAK ETAP

1. Catatan Atas Laporan Keuangan

Paragarf 8.1

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincican jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

Paragraf 8.2

Catatan atas laporan keuangan harus: a. Menyajikan informasi tentang

dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu;

b. Mengungkapkan informasi yang diisyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan;

c. Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan , tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan.

(57)

E. Proses (Siklus) Akuntansi

Menurut Mulyadi (2010:3-4),Proses akuntansi adalah organisasi

formulir atau transaksi,catatan (jurnal,buku besar dan buku pembantu,serta

laporan) dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk

menyediakan laporan keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna

memudahkan pengelolaan perusahaan. Siklus akuntansi atau disebut juga

proses akuntansi digambarkan sebagai berikut:

Reversing Entries

Penutupan

pencatatan

Penyesuaian

Pengikhtisaran

Gambar 2.1 Proses (Siklus) Akuntansi Sumber: Mulyadi Sistem Akuntansi

(2010:15)

Lap. Keuangan

Neraca lajur

Neraca percobaan saldo

Buku Besar

(General Ledger) Jurnal

(58)

F. Penelitian Terdahulu

Ni Luh Gede, dkk (2014), dalam penelitiannya yang berjudul

Penerapan SAK ETAP dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada

Koperasi Simpan Pinjam Lembing Sejahtera Mandiri, menyimpulkan

bahwa koperasi simpan pinjam lembing sejahtera mandiri belum

sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP. Laporan keuangan yang dihasilkan

hanya berupa laporan neraca dan laporan sisa hasil usaha. Tentu saja ini

bertentangan dengan SAK ETAP yang menyatakan bahwa laporan

keuangan lengkap harus ada laporan neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Hal ini dikarena akuntan internal KSP Lembing sejahtera Mandiri belum

memahami SAK ETAP secara mendalam.

Pratiwi A. dkk (2014), dalam penelitiannya yang berjudul

Analisis Penerapan SAK ETAP dalam Penyajian Laporan Keuangan PT.

Nichindo Manado Suisan, menyimpulkan bahwa PT. Nichindo Manado

Suisan belum menyusun laporan keuangan lengkap menurut SAK ETAP.

Selain itu peneliti juga menemukan adanya inkonsistensi pada beberapa

pos dalam Penyajian Neraca PT. Nichindo. PT Nichindo belum

sepenuhnya mematuhi SAK ETAP karena tidak ada pernyataan eksplisit

dan secara penuh mengenai kepatuhan tersebut pada catatan atas laporan

keuangan dan tidak adanya pengungkapan seluruh kebijakan akuntansi

(59)

Mulyani (2014), Dalam penelitiannya yang berjudul Analisis

Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik (SAK ETAP) pada Koperasi Mandiri Jaya Tanjung Pinang dan

Koperasi Karyawan Plaza Hotel Tanjung Pinang menyimpulkan bahwa

laporan keuangan yang disajikan belum sesuai dengan SAK ETAP.

Laporan keuangan koperasi Mandiri jaya hanya menyajikan laporan neraca

dan laporan laba rugi sedangkan Koperasi Karyawan Plaza Hotel Tanjung

Pinang menyajikan laporan neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas.

Hal ini belum sesuai dengan peraturan dalam SAK ETAP yang

menyatakan bahwa laporan keuangan yang lengkap harus menyajikan

laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus

(60)

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini berupa studi kasus yang merupakan penelitian

menggunakan satu objek tertentu yang diteliti. Kemudian data yang diolah

berupa laporan keuangan Credit Union untuk kemudian dievaluasi

kesesuaian penyajiannya dengan Standar Akuntansi Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

B. Tempat dan Waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

penelitian dilakukan di Credit Union Barerod Gratia, Jl. Babarsari No.6a

RT.16 RW. 05 Tambak Bayan 17, Catur Tunggal, Depok, Sleman,

Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan september - oktober 2016

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah bagian yang berhubungan dengan

laporan keuangan Credit Union. Peneliti melakukan wawancara

(61)

2. Obyek penelitian

Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan tujuan

tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif untuk

mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun obyek

penelitian yang penulis teliti adalah laporan keuangan Credit Union

Barerod Gratia tahun 2015.

D. Data Yang Dibutuhkan

1. Gambaran umum Credit Union.

2. Struktur organisasi Credit Union dan job description masing-masing.

3. Laporan keuangan credit union bulan Desember tahun 2015.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Untuk memperoleh data berupa penjelasan dari bagian keuangan

mengenai pos-pos dalam laporan keuangan dan keterangan dari

angka-angka yang tercatat dalam laporan keuangan.

2. Dokumentasi

Digunakan untuk memperoleh data berupa laporan keuangan dalam

catatan keuangan yang ada pada Credit Union tersebut.

3. Observasi

Untuk melihat situasi yang ada di lapangan, serta untuk melengkapi

(62)

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode:

Deskriptif – komparatif yaitu: metode analisis yang dilakukan dengan

membandingkan teori-teori dengan praktik yang terjadi dalam perusahaan,

kemudian mengambil kesimpulan dari hasil perbandingan tersebut.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis yaitu:

a. Memaparkan penyajian laporan keuangan Credit union tahu

2015 yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan

keuangan.

b. Mengamati, Membandingkan dan menganalisis penyajian

laporan keuangan Credit Union menurut SAK ETAP untuk

melihat kesesuaian penyajian laporan keuangan entitas

dianalisis dan dideskripsikan, kemudian dibandingkan dengan

SAK ETAP. Dalam menganalisis laporan keuangan, penulis

membuat tabel perbandingan yang mengacu pada Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik yang

(63)

Tabel 3.1 Perbandingan penyajian laporan keuangan menurut SAK ETAP dengan penyajian laporan keuangan CU Barerod Gratia

No Item yang

diperbandingkan

SAK ETAP Paragraf CUBG Penyajian ket

sesuai Sesuai sebagian

Tidak sesuai

Tidak relevan

A. Neraca

1. Dasar pencatatan Dasar pencatatan neraca menggunakan dasar akrual

Paragraf 2.33

2. Aset Aset minimal menyajikan

pos-pos berikut:

a. Kas dan setara kas b. Piutang usaha dan

piutang lainnya c. Persediaan

d. Property investasi e. Aset tetap

f. Aset tidak berwujud

Paragraf 4.2

(64)
[image:64.842.106.755.131.497.2]

Tabel 3.1 Perbandingan penyajian laporan keuangan menurut SAK ETAP dengan penyajian laporan keuangan CU Barerod Gratia

Sumber: SAK ETAP oleh DSAK – IAI (201

No Item yang

diperbandingkan

SAK ETAP Paragraf CU

BG

Penyajian Ket

sesuai Sesuai sebagian

Tidak sesuai

Tidak relevan

3. Kewajiban Kewajiban minimal menyajikan pos – pos meliputi:

a. Utang usaha dan utang lainnya

b. Aset dan kewajiban pajak

c. Kewajiban diestimasi

Paragraf 4.2

4. Ekuitas Entitas menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya.

Paragraf 4.3 5. Klasifikasi Aset

dan Kewajiban

Entitas harus menyajikan aset lancer dan aset tidak lancer, kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam neraca, kecuali jika penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang andal dan lebih relevan.

(65)
[image:65.842.109.785.134.502.2]

Tabel 3.1 Perbandingan penyajian laporan keuangan menurut SAK ETAP dengan penyajian laporan keuangan CU Barerod gratia

No Item yang

diperbandingkan

SAK ETAP Paragraf CU

BG

Penyajian Ket

Gambar

Table 2.1 Ruang Lingkup Neraca Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013
Table 2.1 Ruang Lingkup Neraca Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013
Tabel 2.1 Ruang Lingkup Neraca Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013
Tabel 2.1 Ruang Lingkup Neraca Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saya/Kami menegaskan dan setuju bahwa saya/kami bertanggung jawab untuk memeriksa laporan rekening atau pemberitahuan lainya pada saat diterima, yang berkaitan dengan

Hasil pendugaan keterdapatan air tanah pada lintasan geolistrik G-2 di desa Nagsri, berada pada lapisan yang sama dengan pengukuran geolistrik di titik G-1 di desa Bendan yaitu

При про- ектировании магнитного редуктора следует учи- тывать, что передаточное число редуктора не СРАВНИТЕЛЬНЫЙ АНАЛИЗ ДВУХ ГЕНЕРАТОРОВ С

Premija po glavi stanovnika (density) i učešće ukupne ostvarene premije u bruto domaćem proizvodu (penetration) iz godine u godinu postepeno se povećava.. Postoji

perintahnya adalah “ select * from teman;” (semua field diwakili dengan tanda *) • Jika ingin menampilkan data noid dan nama saja pada tabel teman, maka. perintahnya adalah

Ada hubungan antara faktor internal, yaitu: tingkat pendapatan rumah tangga petani, jumlah tanggungan, tingkat ketergantungan pada lahan, dan tingkat pendidikan dengan