• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam studi kasus pada Koperasi Karyawan Muria Gemilang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam studi kasus pada Koperasi Karyawan Muria Gemilang."

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM ( Studi Kasus pada Koperasi Karyawan Muria Gemilang )

Berlina Putri Sani

NIM: 102114026

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan Koperasi Karyawan Muria Gemilang selama tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Penelitian ini penting karena digunakan untuk perbaikan kinerja koperasi sehingga mampu meningkatkan kepuasan anggota koperasi.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang dilaksanakan di Koperasi Karyawan Muria Gemilang di kota Kudus. Teknik pengumpulan data adalah observasi,wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009

Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 koperasi mendapat predikat “Kurang Sehat”. Predikat ini menunjukkan bahwa koperasi perlu meningkatkan kinerja pada aspek permodalan, aspek efisiensi, aspek likuiditas, dan aspek kemandirian dan pertumbuhan.

(2)

ANALYSIS OF THE HEALTH LEVEL SAVING AND CREDIT COOPERATIVE ( A Case Study at Muria Gemilang Employees Cooperative )

Berlina Putri Sani

NIM : 102114026

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2015

This study aims to determine the health level of Muria Gemilang Employees Cooperative during 2012 until 2014. This research is important because it is used to improve cooperative performance thus increasing the satisfaction of cooperative members.

This research is a case study conducted at Muria Gemilang Employees Cooperative in Kudus. The data collecting technique was observation, interview, and documentation. The data analysis technique was based on the Standards of the Minister of the Cooperative and Small and Medium Enterprises Republic of Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.

The study showed that in the year 2012 to 2014 this cooperative was categorized as “Less Healthy”. This means that the cooperative need to improve the performance in the capital, the efficiency, the liquidity, as well as the autonomy and growth aspects.

(3)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Akuntansi

Oleh :

BERLINA PUTRI SANI

NIM: 102114026

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI YOGYAKARTA

(4)

i

( Studi Kasus pada Koperasi Karyawan Muria Gemilang )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Akuntansi

Oleh :

BERLINA PUTRI SANI

NIM: 102114026

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang

membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban.” (2 Timotius 1:7)

“ Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah

dalam doa.”

( Roma 12 : 12)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Ayah dan IbukuTercinta

(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul : ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM (Studi kasus pada Koperasi Karyawan Muria Gemilang ) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal November 2015 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapt atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisa saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 29 Januari 2016

Yang membuat pernyataan

(9)

vi

KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Unversitas Sanata Dharma:

Nama : Berlina Putri Sani

NIM : 10211406

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM ( Studi Kasus pada Koperasi Karyawan Muria Gemilang )

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepeningan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 29 Januari 2016

Yang menyatakan

(10)

vii

Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “ AnalisisTingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam “.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini, berhasil disusun

berkat dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka dari itu dengan segala

kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai penulis.

2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M. Sc, Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma.

3. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

4. Drs. YP. Supardiyono, M.Si, Ak, QIA selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Sanata Dharma.

5. Lisia Apriani, SE., M.Si., Ak, QIA., CA selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dan membantu selama proses dalam menyelesaikan skripsi.

6. Dosen penguji yaitu Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA dan Drs.

G. Anto Listianto, M.S.A., Ak atas masukan yang berguna bagi perbaikan

(11)

viii

kelancaran pelaksanaan penyusunan skripsi.

8. Bapak Johan selaku manajer Koperasi Karyawan Muria Gemilang yang telah

berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian untuk

tugas akhir.

9. Mbak Rani selaku staff accounting Koperasi Karyawan Muria Gemilang

yang sudah membantu penulis memberikan informasi dan mendampingi

penulis selama melakukan penelitian untuk tugas akhir.

10.Ayah dan ibuku tercinta atas perhatian dan dukungan berupa doa dan

finansial yang telah diberikan kepada penulis.

11.Seluruh keluargaku tante, om, kakak, dan oma atas dukungan, semangat dan

doa yang sudah diberikan pada penulis.

12.Sahabat-sahabat terbaikku Rosa, Vivi, Rena yang selalu memberikan

semangat, doa, dan motivasi.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan skripsi, sehingga dengan kerendahan hati penulis mengharapkan

kritik dan saran. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan pihak

yang membutuhkan.

Yogyakarta, 29 Januari 2016

(12)

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xvii

ABSTRAK ... xviii

ABSTRACT ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Batasan Masalah ... 2

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Sistematika Penulisan ... 3

(13)

x

A. Koperasi ... 6

1. Pengertian Koperasi ... 6

2. Landasan Koperasi ... 8

3. Tujuan dan Fungsi Koperasi ... 9

4. Peran Koperasi ... 9

5. Prinsip Koperasi ... 10

6. Jenis-Jenis Koperasi ... 11

7. Permodalan Koperasi ... 12

8. Sisa Hasil Usaha (SHU) ... 13

B. Koperasi Simpan Pinjam ... 13

1. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam... 13

2. Prinsip Koperasi Simpan Pinjam ... 14

3. Fungsi dan Tujuan Koperasi Simpan Pinjam ... 14

4. Manfaat Koperasi Simpan Pinjam ... 14

5. Manajemen Koperasi Simpan Pinjam ... 15

6. Penghimpunan Dana Koperasi Simpan Pinjam ... 16

7. Jenis Simpanan Koperasi Simpan Pinjam ... 16

C. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

(14)

xi

D. Data yang Diperlukan ... 26

E. Teknik Pengambilan Data ... 26

F. Teknik Analisa Data ... 27

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI ... 50

A. Sejarah Koperasi Karyawan Muria Gemilang ... 50

B. Lokasi ... 51

C. Visi dan Misi ... 51

D. Struktur Organisasi Koperasi Karyawan Muria Gemilang Tahun 2014 ... 52

E. Pembagian Tugas dan Kewajiban Antar Bagian ... 54

F. Kegiatan Usaha Koperasi ... 57

G. Keanggotaan ... 58

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Deskripsi Data ... 63

B. Analisis Data ... 53

BAB VI PENUTUP ... 111

A. Kesimpulan ... 111

B. Keterbatasan Penelitian ... 112

C. Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 114

LAMPIRAN ... 115

(15)

xii

Tahun 2013 ... 117

Lampiran 3 : Laporan Laba Rugi dan Neraca Koperasi Karyawan Muria Gemilang

Tahun 2014 ... 118

Lampiran 4 : Perhitungan SHU Koperasi Karyawan Muria Gemilang

Tahun 2012-2014 ... 119

Lampiran 5 : Data Pinjaman yang Diberikan dan Data Biaya Karyawan ... 120

Lampiran 6 : Perhitungan Dana yang Diterima dan Partisipasi Neto... 121

Lampiran 7 : Peraturan Menteri Negara Koperasi

dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia

(16)

xiii

Halaman

Tabel 2.1 Bobot Penilaian Terhadap Aspek dan Komponen Penilaian

Kesehatan Koperasi ... 21

Tabel 2.2 Penggolongan Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi ... 25

Tabel 3.1 Standar Perhitungan Modal Sendiri Terhadap Total Asset ... 29

Tabel 3.2 Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko ... 30

Tabel 3.3 Standar Penghitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri... 31

Tabel 3.4 Standar perhitungan skor rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total pinjaman diberikan ... 32

Tabel 3.5 Standar perhitungan RPM ... 34

Tabel 3.6 Standar perhitungan rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah ... 34

Tabel 3.7 Standar penghitungan rasio pinjaman berisiko... 35

Tabel 3.8 Standar Perhitungan Manajemen Umum... 36

Tabel 3.9 Standar Perhitungan Manajemen Kelembagaan ... 37

Tabel 3.10 Standar Perhitungan Manajemen Permodalan ... 38

Tabel 3.11 Standar Perhitungan Manajemen Aktiva ... 39

Tabel 3.12 Standar Perhitungan Manajemen Likuiditas ... 39

Tabel 3.13 Standar Perhitungan Rasio Beban Operasi Anggota Terhadap Partisipasi Bruto ... 40

Tabel 3.14 Standar Perhitungan Rasio Beban Usaha Terhadap SHU Kotor ... 41

(17)

xiv

Tabel 3.17 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman Terhadap Dana yang Diterima ... 44

Tabel 3.18 Standar perhitungan untuk rasio rentabilitas asset ... 45

Tabel 3.19 Standar perhitungan untuk rasio rentabilitas modal sendiri ... 46

Tabel 3.20 Standar Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan ... 47

Tabel 3.21 Standar Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto ... 49

Tabel 3.22 Standar Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota ... 50

Tabel 3.23 Penggolongan Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi ... 50

Tabel 4.1 Susunan Organisasi Pengelola Koperasi Karyawan Muria Gemilang Tahun 2014 ... 54

Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset ... 66

Tabel 5.2 Skor Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset... 67

Tabel 5.3 Perhitungan Modal Tertimbang Tahun 2012 ... 69

Tabel 5.4 Perhitungan ATMR Tahun 2012 ... 70

Tabel 5.5 Perhitungan Modal Tertimbang Tahun 2013 ... 71

Tabel 5.6 Perhitungan ATMR Tahun 2013 ... 72

Tabel 5.7 Perhitungan Modal Tertimbang Tahun 2014 ... 73

Tabel 5.8 Perhitungan ATMR Tahun 2014 ... 74

Tabel 5.9 Hasil Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri ... 74

Tabel 5.10 Skor Rasio Kecukupan Modal Sendiri ... 75

Tabel 5.11 Hasil Perhitungan Rasio Volume Pinjaman pada Anggota Terhadap Volumen Pinjaman yang Diberikan ... 77

(18)

xv

Tabel 5.14 Hasil Wawancara Berdasarkan Aspek Manajemen Kelembagaan

Tahun 2014 ... 82

Tabel 5.15 Hasil Wawancara Berdasarkan Aspek Manajemen Permodalan Tahun 2014 ... 83

Tabel 5.16 Hasil Wawancara Berdasarkan Aspek Manajemen Aktiva Tahun 2014 ... 85

Tabel 5.17 Hasil Wawancara Berdasarkan Aspek Manajemen Likuiditas Tahun2014 ... 86

Tabel 5.18 Penilaian Aspek Manajemen Pada Tahun 2014 ... 88

Tabel 5.19 Hasil Perhitungan Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto ... 89

Tabel 5.20 Skor Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto ... 90

Tabel 5.21 Hasil Perhitungan Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor ... 91

Tabel 5.22 Skor Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor ... 92

Tabel 5.23 Hasil Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan ... 93

Tabel 5.24 Skor Rasio Efisiensi Pelayanan ... 94

Tabel 5.25 Hasil Perhitungan Rasio Kas dan Bank Terhadap Kewajiban Lancar ... 95

Tabel 5.26 Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar ... 96

Tabel 5.27 Hasil Perhitungan Rasio Pinjaman Diberikan Terhadap Dana yang Diterima ... 97

Tabel 5.28 Skor Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima ... 98

Tabel 5.29 Hasil Perhitungan Rasio Rentabilitas Aset ... 100

(19)

xvi

Tabel 5.32 Skor Rasio Rentabilitas Modal Sendiri ... 102

Tabel 5.33 Hasil Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan... 103

Tabel 5.34 Skor Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan ... 104

Tabel 5.35 Hasil Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto ... 105

Tabel 5.36 Skor Rasio Partisipasi Bruto ... 106

Tabel 5.37 Hasil Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota ... 107

Tabel 5.38 Skor Rasio Promosi Ekonomi Anggota ... 108

Tabel 5.39 Tahun 2012 ... 110

Tabel 5.40 Tahun 2013 ... 111

(20)

xvii

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Koperasi Karyawan Muria Gemilang

(21)

xviii

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM ( Studi Kasus pada Koperasi Karyawan Muria Gemilang )

Berlina Putri Sani

NIM: 102114026

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan Koperasi Karyawan Muria Gemilang selama tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Penelitian ini penting karena digunakan untuk perbaikan kinerja koperasi sehingga mampu meningkatkan kepuasan anggota koperasi.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang dilaksanakan di Koperasi Karyawan Muria Gemilang di kota Kudus. Teknik pengumpulan data adalah observasi,wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009

Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tahun 2012 sampai dengan tahun 2014

koperasi mendapat predikat “Kurang Sehat”. Predikat ini menunjukkan bahwa koperasi

perlu meningkatkan kinerja pada aspek permodalan, aspek efisiensi, aspek likuiditas, dan aspek kemandirian dan pertumbuhan.

(22)

xix

ANALYSIS OF THE HEALTH LEVEL SAVING AND CREDIT COOPERATIVE ( A Case Study at Muria Gemilang Employees Cooperative )

Berlina Putri Sani

NIM : 102114026

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2015

This study aims to determine the health level of Muria Gemilang Employees Cooperative during 2012 until 2014. This research is important because it is used to improve cooperative performance thus increasing the satisfaction of cooperative members.

This research is a case study conducted at Muria Gemilang Employees Cooperative in Kudus. The data collecting technique was observation, interview, and documentation. The data analysis technique was based on the Standards of the Minister of the Cooperative and Small and Medium Enterprises Republic of Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.

The study showed that in the year 2012 to 2014 this cooperative was categorized as

“Less Healthy”. This means that the cooperative need to improve the performance in the capital, the efficiency, the liquidity, as well as the autonomy and growth aspects.

(23)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Koperasi merupakan salah satu organisasi yang berperan penting

dalam peningkatan perekonomian masyarakat.Koperasi diharapkan

mampu membantu masyarakat dalam pengelolaan dana agar keadaan

ekonomi masyarakat dapat lebih baik sehingga tidak menimbulkan

kesenjangan sosial dan mempermudah masyarakat dalam kegiatan

mengatur keuangan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2012

menyebutkan bahwa misi koperasi adalah berperan nyata dalam rangka

mewujudkan misinya yaitumengembangkan dan memberdayakan tata

ekonomi nasional yang berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi

ekonomi dalam rangka mewujudkan masyarakat maju,adil,dan

makmur.Koperasi harus senantiasa diarahkan dan didorong agar dapat

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggotanya agar mampu

mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial, sehingga lebih

mampu berperan sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat.

Salah satu wujud nyata dari kegiatan koperasi adalah dengan

mendirikan koperasi simpan pinjam.Tujuan koperasi simpan pinjam pada

umumnya yaitu bertugas mengelola dana masyarakat yang nantinya akan

(24)

Kegiatan pengelolaan dana masyarakat tersebut dapat berjalan

lancar apabila koperasi dalam keadaan baik. Selain itu, dengan

pengelolaan dan kinerja yang baik akan semakin meningkatkan

kepercayaan masyarakat terhadap koperasi dan dapat meningkatkan

kepuasan pelanggan terhadap pelayanan koperasi tersebut. Maka dari itu,

koperasi perlu menjaga kinerjanya.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian terhadap kinerja Koperasi Karyawan Muria

Gemilang terkait dengan kesehatan kinerja Koperasi Karyawan Muria

Gemilang.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Karyawan Muria Gemilang

pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 berdasarkan Peraturan

Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia

No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat

kesehatan keuangan Koperasi Karyawan Muria Gemilang dari aspek

Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas,

Kemandirian dan Pertumbuhan Jatidiri Koperasi dengan berpedoman

pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 tahun 2012 sampai

(25)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Koperasi

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan saran

kepada pihak-pihak terkait dalam peningkatan kesehatan keuangan

koperasi simpan pinjam.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah studi pustaka

sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut bagi pihak-pihak

yang membutuhkan.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat bagi penulis sebagai sarana berlatih dalam

penerapan pengetahuan teoritis yang telah diperoleh selama mengikuti

perkuliahan ke dalam praktek yang sesungguhnya.

E. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan diakhiri dengan

(26)

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi uraian teoritis dari hasil studi pustaka

yang dijadikan sebagai dasar mengolah data yang di

dapat dari koperasi simpan pinjam.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang

diperlukan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis

data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM KOPERASI

Bab ini berisi tentang sejarah berdirinya koperasi, struktur

organisasi koperasi, visi dan misi koperasi, pembagian

tugas dan kewajiban antar bagian, dan diakhiri dengan

keanggotaan.

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai deskripsi data, perhitungan skor

aspek penilaian kesehatan koperasi terhadap aspek

Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen,

Efisiensi, Likuiditas, Kemandirian dan Pertumbuhan dan

Jatidiri Koperasi dan analisis penilaian golongan tingkat

kesehatan koperasi, dan penilaian predikat tingkat

(27)

BAB VI : KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan, keterbatasan, dan saran

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Koperasi

1. Pengertian Koperasi

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Pasal 1 tentang

perkoperasian menyatakan bahwa koperasi adalah badan hukum yang

didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi dengan

pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk

menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasidan kebutuhan bersama di

bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip

koperasi.

Koperasi sebagai badan usaha dapat melakukan kegiatan usahanya

sendiri dan dapat juga bekerja sama dengan badan usaha lain, seperti

perusahaan swasta maupun perusahaan negara. Perbedaan antara

koperasi dan badan usaha lain, dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Dilihat dari segi organisasi

Koperasi adalah organisasi yang mempunyai kepentingan yang sama

bagi para anggotanya. Pada pelaksanakan usahanya, kekuatan

tertinggi pada koperasi terletak di tangan anggota. Berbeda dengan

badan usaha bukan koperasi yang anggotanya terbatas kepada orang

yang memiliki modal, dan dalam melaksanakan kegiatannya

(29)

b. Dilihat dari segi tujuan usaha

Koperasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bagi para

anggotanya dengan melayani anggota seadil-adilnya, sedangkan

badan usaha bukan koperasi pada umumnya bertujuan untuk

mendapatkan keuntungan.

c. Dilihat dari segi sikap hubungan usaha

Koperasi senantiasa mengadakan koordinasi atau kerja sama antara

koperasi satu dan koperasi lainnya, sedangkan badan usaha bukan

koperasi sering bersaing satu dengan lainnya.

d. Dilihat dari segi pengelolahan usaha.

Pengelolahan usaha koperasi dilakukan secara terbuka, sedangkan

badan usaha bukan koperasi pengelolahan usahanya dilakukan secara

tertutup.

Koperasi di Indonesia memilikiciri-ciri sebagai berikut:

a. Koperasi adalah kumpulan orang dan bukan kumpulan modal.

Artinya, koperasi mengabdi dan menyejahterakan anggotanya.

b. Semua kegiatan di dalam koperasi dilaksanakan dengan bekerja

sama dan bergotong royong berdasarkan persamaan derajat, hak, dan

kewajiban anggotanya yang berarti koperasi merupakan wadah

ekonomi dan sosial.

c. Segala kegiatan di dalam koperasi didasarkan pada kesadaran para

anggota, bukan atas dasar ancaman, intimidasi, atau campur tangan

(30)

d. Tujuan ideal koperasi adalah untuk kepentingan bersama para

anggotanya.

e. Sifat sukarela pada keanggotannya.

f. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi.

g. Koperasi bersifat nonkapitalis.

h. Kegiatannya berdasarkan pada prinsip swadaya (usaha sendiri),

swakerta (buatan sendiri), swasembada (kemampuan sendiri).

2. Landasan Koperasi

a. Landasan Idiil dan Landasan Struktural

Berdasarkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia nomor 25

tahun 1992, landasan idiil dan landasan struktural koperasi adalah

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 berasar atas asas

kekeluargaan.

b. Landasan Mental

Landasan mental koperasi Indonesia adalah setia kawan dan

kesadaran pribadi.Landasan itu tercermin dari kehidupan bangsa

yang telah berbudaya, yaitu gotongroyong. Setia kawan merupakan

landasan untuk bekerja sama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Kesadaran pribadi merupakan rasa tanggung jawab dan disiplin

terhadap segala peraturan sehingga koperasi akan terwujud sesuai

(31)

3. Tujuan dan Fungsi Koperasi

Undang – undang RI No. 17 Tahun 2012 Pasal 4 menyatakan bahwa koperasi bertujuan untuk “Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serkaligus sebagai

bagian yang tak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang

demokratis dan berkeadilan”. Fungsi koperasi yaitu:

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan

ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya

untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b. Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai

gurunya.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas

(32)

4. Peran Koperasi

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan

ekonomi anggota.

b. Berperan secara aktif dalam meningkatkan kualitas hidup

masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai

sokogurunya.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama atas dsara kekeluargaan

dan demokrasi ekonomi.

5. Prinsip Koperasi

Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang

perkoperasian, terdapat 5 prinsip koperasi yaitu:

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

b. Pengawasan oleh anggota dilakukan secara demokratis.

c. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi

d. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi

anggota, pengawas, pengurus, dan karyawannya serta memberikan

informasi kepada masyarakat tentang jatidiri, kegiatan dan

(33)

e. Koperasi melayani anggota secara prima dan memperkuat gerakan

koperasi dengan bekerja sama melalui jaringan tingkat lokal,

nasional, regional dan internasional.

f. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi

lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang telah

disepakati oleh anggota.

6. Jenis-Jenis Koperasi

Berdasarkan jenisnya koperasi dibedakan menjadi 4:

a. Koperasi Produksi

Koperasi Produksi adalah koperasi yang anggota-anggotanya

menghasilkan sesuatu bersama-sama. Koperasi produksi biasanya

didirikan oleh produsen-produsen kecil yang bekerja sama untuk

kepentingan bersama.

b. Koperasi Konsumsi

Koperasi konsumsi adalah koperasi yang anggota-anggotanya

terdiri dari tiap-tiap orang yang mempunyai kepentingan langsung

dengan konsumsi.

c. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang anggota-anggotanya

(34)

c. Koperasi Jasa

Koperasi Jasa adalah koperasi yang berusaha di bidang penyediaan

jasa tertentu bagi anggotanya dan masyarakat pada umumnya.

d. Koperasi Serba Usaha

Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang bertujuan

meningkatkan produksi dan kesejahteraan rakyat daerah pedesaan

dimana satu unit terdiri dari beberapa desa dalam satu kecamatan

yang merupakan satu kesatuan potensi ekonomi dianjurkan

membentuk satu Koperasi Unit Desa.

7. Permodalan Koperasi

Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.Modal

sendiri adalah simpanan wajib dan simpanan pokok yang harus dibayar

anggota kepada koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada

koperasi.

Modal sendiri didapat dari:

a. Simpanan Pokok

b. Simpanan Wajib

c. Simpanan Cadangan

d. Hibah

Agar usaha koperasi dapat terus berkembang, koperasi dapat

menggunakan modal pinjaman dengan memperhatikan kelayakan dan

kelangsungan usahanya. Modal pinjaman tersebut dapat berasal dari:

(35)

b. Koperasi lainnya atau anggotanya

c. Bank dan lembaga keuangan lainnya.

d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya.

b. Sumber lain yang sah.

Selain dengan modal pinjaman dan modal sendiri, koperasi juga

dapat melakukan pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan.

Modal penyertaan berasal dari dana pemerintah maupun dana

masyarakat.

8. Sisa Hasil Usaha (SHU)

Sisa hasil usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi yang

diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan

dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang

bersangkutan. Sisa hasil usaha setelah dikurangi dana cadangan,

dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan

oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk

keperluan perkoperasian serta keperluan lain yang telah disesuaikan

dengan Rapat Anggota.

B. Koperasi Simpan Pinjam

1. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) merupakan lembaga koperasi yang

melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana dari dan untuk

(36)

Simpan Pinjam perlu dikelola secara professional dengan prinsip

kehati-hatian dan kesehatan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan

dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada anggota dan

masyarakat sekitarnya.

Dalam mencapai tujuannya, koperasi simpan pinjam perlu untuk

melaksanakan aturan mengenai peran pengurus, pengawas, manajer dan

yang paling penting, rapat anggota.Pengurus berfungsi sebagai pusat

pengambilan keputusan tinggi, pemberi nasehat dan penjaga

kesinambunngan organisasi dan sebagai orang yang dipercaya.

2. Prinsip Koperasi Simpan Pinjam

a. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.

b. Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.

c. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) dibagikan secara adil sesuai

dengan besar jasa para anggota.

d. Kemandirian.

e. Pendidikan perkoperasian.

f. Kerjasama antar koperasi.

3. Fungsi dan Tujuan Koperasi Simpan Pinjam

Fungsi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah untuk

menghimpun dana dari anggotanya dan lalu menyalurkannya

kembali kepada anggotanya. Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

(37)

memperhatikan penilaian kelayakan dan kemampuan permohonan

pinjaman.

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) memiliki tujuan untuk

mendidik anggotanya hidup berhemat dan juga menambah

pengetahuan kepada anggotanya tentang perkoperasian.

4. Manfaat Koperasi Simpan Pinjam

a. Anggota dapat memperoleh pinjaman dengan mudah dan tidak

berbelit–belit.

b. Proses pembagian bunga adil, karena disepakati dalam rapat

anggota.

c. Pada saat peminjaman dana, tidak menggunakan syarat adanya

jaminan.

5. Manajemen Koperasi Simpan Pinjam

Ruang lingkup kegiatan usaha koperasi simpan pinjam secara

umum adalah penghimpunan dan penyaluran dana yang berbentuk

penyaluran pinjaman terutama dari dan untuk anggota.

Kegiatan dari sisi pasiva, koperasi simpan pinjam melakukan

kegiatan penghimpunan dana baik dari anggota ataupun masyarakat

umum. Bentuk penghimpunan dana ini bisa berupa tabungan atau

simpanan sedangkan dari masyarakat bisaberbentuk pinjaman modal

usaha, sedangkan kegiatan dari sisi aktiva adalah melakukan upaya

(38)

penghimpunan dana yang disalurkan kepada anggota dalam bentuk

pinjaman. Dilihat secara rincinya, kegiatan koperasi adalah sebagai

berikut:

a. Koperasi simpan pinjam dituntut mampu melayani penyimpanan

dan juga penarikan dana oleh anggota sesuai dengan ketentuan

dan kesepakatan.

b. Koperasi simpan pinjam juga menyalurkan dana yang terkumpul

dari anggota yang di masa datang akan diterima kembali secara

bertahap.

Berdasarkan kedua kegiatan diatas maka koperasi harus dikelola

sedemikian rupa agar kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana

berjalan dengan seimbang.

6. Penghimpunan Dana Koperasi Simpan Pinjam

Dana yang dihimpun oleh koperasi simpan pinjam berbentuk

hutang yang berasal dari tabungan kemudian simpanan berjangka

atau pinjaman yang diterima koperasi simpan pinjam.Sedangkan

yang bersumber dari kekayaan bersih, diantaranya berasal dari

sumber simpanan wajib anggota, simpanan sukarela dan cadangan

umum di tahun berjalan.

Sementara itu, ada jenis simpanan lain dari anggota yang

merupakan kekayaan bersih bagi KSP/USP, yaitu simpanan pokok

(39)

7. Jenis Simpanan KoperasiSimpan Pinjam

a. Simpanan Pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan

atau sama nilainya yang wajib di bayarkan pada koperasi saat

masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil

selama masih menjadi anggota.

b. Simpanan Wajib

Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak

harus sama, wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam

waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat

diambil selama masih menjadi anggota.

c. Tabungan Koperasi

Tabungan koperasi adalah simpanan pada koperasi yang

penyetorannya dilakukan dengan cara mengangsur dan

penarikannya hanya dapat dilakukan oleh anggota yang

bersangkutan atau kuasanya dengan menggunakan buku tabungan

koperasi, setiap hari pada jam kerja koperasi.

Ketentuan – ketentuan yang berkaitan dengan tabungan meliputi:

1) Penyetoran dan pengambilan dapat dilakukan setiap saat pada

jam kerja.

2) Jumlah setoran minimal pertama (saat pembukaan tabungan)

dan setoran minimal selanjutnya.

(40)

4) Penyetoran dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak harus

pemilik tabungan.

5) Pengambilan tabungan hanya dapat dilakukan oleh pemilik

tabungan atau yang diberi kuasa.

6) KSP/USP memberikan bunga tabungan kepada penyimpan

sebagai imbalan.

7) Bunga tabungan dihitung menggunakan metode tertentu

misalnya saldo rata-rata harian, saldo terkecil atau yang

lainnya.

8) Pembayaran bunga dilakukan setiap akhir bulan dengan

menambahkannya kedalam saldo tabungan.

9) Penanggung jawab perhitungan adalah bagian pembukuan.

10) Simpanan Berjangka Koperasi

Simpanan Berjangka Koperasi adalah simpanan pada

koperasi yang penyetorannya dilakukan satu kali untuk

jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara

penyimpan dengan koperasi yang bersangkutan dan tidak

boleh diambil sebelum jangka waktu tersebut berakhir.

C. Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 14/PER/M.KUKM/XII/2009.

Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi

(41)

penyaluran dana dari dan untuk anggota, calon anggota, koperasi lain, dan

atau anggotanya, yang perlu dikelola secara professional dengan prinsip

kehati-hatian dan kesehatan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Unit

Simpan Pinjam (USP) sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada anggota dan

masyarakat sekitarnya (Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha

Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor :

14/PER/M.KUKM/XII/2009).

1. Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam

Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam adalah

kondisi atau keadaan koperasi dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang

sehat,tidak sehat atau sangat tidak sehat.

2. Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan

Pinjam

Penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam

bertujuan untuk memberikan pedoman kepada pejabat nilai, gerakan

koperasi dan masyarakat agar KSP dan USP koperasi dapat

melakukan kegiatan simpan pinjam, berdasarkan prinsip koperasi

secara professional, sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan

kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada anggota dan

(42)

3. Sasaran Pedoman Penilaian Kesehatn Koperasi Simpan Pinjam dan

Unit Simpan Pinjam

a. Terwujudnya pengelolaan KSP dan USP Koperasi yang sehat dan

mantap sesuai dengan jatidiri koperasi.

b. Terwujudnya pengelolaan KSP dan USP Koperasi yang efektif,

efisien, dan professional.

c. Terciptanya pelayanan prima kepada anggota, calon anggota,

koperasi lain, dan anggotanya.

Dalam melakukan penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi,

maka terhadap aspek yang dinilai diberikan bobot nilai yang sesuai dengan

besarnya pengaruh terhadap kesehatan koperasi tersebut. Penilaian aspek

dilakukan dengan menggunakan nilai yang dinyatakan dalam angka 0

(43)

Bobot penilaian terhadap aspek dan komponen tersebut ditetapkan

sebagai berikut:

Tabel 2.1 Bobot Penilaian Terhadap Aspek dan Komponen Penilaian

Kesehatan Koperasi

No Aspek yang

Dinilai

Komponen Bobot

Penilaian

1. Permodalan a.Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset

X 100%

b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman diberikan yang

berisiko

X 100%

c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri

X 100%

6

6

(44)

Tabel 2.1 Bobot Penilaian Terhadap Aspek dan Komponen Penilaian

Kesehatan Koperasi (Lanjutan)

2. Kualitas

Aktiva

Produktif

a. Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap volume

pinjaman diberikan

X 100%

b. Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman

yang diberikan

X 100%

c. Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman Bermasalah

X 100%

Catatan: Cadangan risiko adalah cadangan tujuan risiko +

penyisihan penghapusan pinjaman.

d. Rasio Pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang

diberikan

X 100%

10

5

5

(45)

Tabel 2.1 Bobot Penilaian Terhadap Aspek dan Komponen Penilaian Kesehatan Koperasi (Lanjutan)

3. Manajemen a. Manajemen Umum

b. Kelembagaan

4. Efisiensi a. Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto

X 100%

Catatan: Beban operasi anggota adalah beban pokok

ditambah dengan beban usaha bagi anggota + beban

perkoperasian.

b. Rasio beban usaha terhadap SHU Kotor

X 100%

c. Rasio Efisiensi Pelayanan

X 100%

hutang biaya dan SHU belum dibagi.

10

(46)

Tabel 2.1 Bobot Penilaian Terhadap Aspek dan Komponen Penilaian Kesehatan Koperasi (Lanjutan)

Sumber: Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.

6. Kemandirian

dan

Pertumbuhan

a. Rentabilitas asset

X 100%

b. Rentabilitas Modal Sendiri

X 100

c. Kemandirian Operasional Pelayanan

X 100%

a. Rasio partisipasi bruto

X 100%

b. Rasio promosi ekonomi anggota (PEA)

X 100%

PEA= MEPPP + SHU Bagian Anggota

7

3 10

(47)

Skor yang diperoleh berdasarkan hasil penghitungan terhadap

aspek-aspek tersebut dipergunakan untuk menetapkan predikat tingkat

kesehatan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Unist Simpan Pinjam

(USP) yang dibagi dalam 5 golongan yaitu:

Tabel 2.2 Penggolongan Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi

PREDIKAT SKOR

a. SEHAT

b. CUKUP SEHAT

c. KURANG SEHAT

d. TIDAK SEHAT

e. SANGAT TIDAK SEHAT

80 < x < 100

60 < x < 80

40 < x < 60

20 < x < 40

< 20

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalahstudi kasus.Studi kasus merupakan jenis

penelitian yang hanya melibatkan satu objek saja.Penelitian dilakukan

di Koperasi Karyawan Muria Gemilang.

Menurut Susilo Rahardjo & Gudnanto (2011: 250) studi kasus

adalah suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan

secara integratif dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang

mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang

dihadapinya dengan tujuan masalahnya tersebut terselesaikan dan

memperoleh perkembangan diri yang baik.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah manajer dan staf manajer Koperasi

Karyawan Muria Gemilang.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah laporan keuangan koperasi yang terdiri

dari neraca, dan laporan laba rugiselama tahun 2012,2013, dan

(49)

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Koperasi Karyawan Muria Gemilang yang

berlokasi di Jl. Jend.A. Yani No. 22, Kudus.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 14 Juni-31 Juli 2015.

D. Data yang Diperlukan

1.Gambaran umum koperasi.

2.Laporan keuangan koperasi selama tahun2012, 2013, dan 2014.

E. Teknik Pengambilan Data

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan secara langsung di bagian/unit simpan pinjam untuk

mengetahui gambaran yang jelas.

2. Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan

cara mengajukan pertanyaan kepada pengurus, pengelola, dan

pengawas Koperasi Karyawan Muria Gemilang untuk memperoleh

informasi yang diperlukan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan dan

(50)

F. Teknik Analisis Data

Secara keseluruhan proses analisis data ini dilakukan dengan

menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.

Peraturan Menteri ini mencakup 24 indikator yang mewakili tentang

kondisi keuangan yang terdapat pada Koperasi Karyawan Muria

Gemilang yang terdiri dari :

1. Permodalan

a. Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Asset

a) Perhitungan Rasio

Rasio dihitung dengan menggunakan jumlah modal sendiri

dibagi dengan jumlah total asset dan dikalikan dengan

100%.

b) Menghitung nilai kredit

Untuk memperoleh rasio antara modal sendiri terhadap total

asset ditetapkan sebagai berikut:

1. Untuk rasio antara modal sendiri dengan total asset lebih

kecil atau sama dengan 0% diberikan nilai 0.

2. Untuk setiap kenaikan rasio 4% mulai dari 0% nilai

ditambah 5 dengan maksimum nilai 100.

3. Untuk rasio lebih besar dari 60% sampai rasio 100%

setiap kenaikan rasio 4% nilai dikurangi 5.

(51)

c) Menghitung bobot

Nilai yang didapat akan dikalikan dengan bobot pada rasio

modal sendiri terhadap total asset yaitu 6.

d) Menghitung skor

Nilai akan dikalikan dengan bobot dan akan didapat nilai

skornya.

Tabel 3.1 Standar Perhitungan Modal Sendiri Terhadap

Total Asset

Sumber: Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah Republik Indonesia

No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.

b. Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman Diberikan yang

Berisiko.

Untuk memperoleh rasio modal sendiri terhadap pinjaman

diberikan yang berisiko , ditetapkan sebagai berikut:

1. Untuk rasio modal sendiri dengan terhadap pinjaman

diberikan yang berisiko lebih kecil atau sama dengan 0%

(52)

2.Untuk setiap kenaikan rasio 1% mulai dari 0% nilai

ditambah 1 dengan maksimum nilai 100.

3.Nilai dikalikan bobot 6% diperoleh skor permodalan.

Tabel 3.2 Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri

Terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko.

Rasio Modal Nilai Bobot (%) Skor

(%)

0 < x < 10 0 6 0

10 < x < 20 10 6 0,6

20 < x < 30 20 6 1,2

30 < x < 40 30 6 1,8

40 < x < 50 40 6 2,4

50 < x < 60 50 6 3,0

60< x < 70 60 6 3,6

70 < x < 80 70 6 4,2

80 < x < 90 80 6 4,8

90 < x < 100 90 6 5,4

<100 100 6 6,0

Sumber: Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah Republik Indonesia

No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.

c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri

1. Rasio kecukupan modal sendiri adalah perbandingan

antara Modal Sendiri Tertimbang dengan Aktiva

(53)

2. Modal tertimbang jumlah dari hasil kali setiap

komponen modal KSP/USP Koperasi yang terdapat

pada neraca dengan bobot pengakuan risiko.

3. ATMR adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen

aktiva KSP/USP Koperasi yang terdapat pada neraca

dengan bobot pengakuan risiko.

4. Menghitung nilai ATMR dilakukan dengan cara

menjumlahkan hasil perkalian nilai nominal aktiva

yang ada dalam neraca dengan bobot pengakuan risiko

masing-masing komponen aktiva.

5. Rasio kecukupan modal sendiri dapat

dihitung/diperoleh dengan cara membandingkan nilai

modal tertimbang dengan nilai ATMR dikalikan

dengan 100%.

Tabel 3.3 Standar Penghitungan Rasio Kecukupan

Modal Sendiri

Sumber:Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah Republik Indonesia

(54)

2. Kualitas Aktiva Produktif

Penilaian kualitas aktiva produktif didasarkan pada 4 rasio

a. Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume

pinjaman diberikan.

Volume pinjaman adalah jumlah piutang yang diberikan

kepada anggota.Tujuan dari rasio ini adalah untuk

mengukur kemampuan koperasi dalam memenuhi seluruh

pinjaman anggota. Maka, untuk memperoleh rasio antara

volume pinjaman kepada anggota terhadap total volume

pinjaman, ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Standar perhitungan skor rasio volume pinjaman

pada anggota terhadap total pinjaman

diberikan

Rasio% Nilai Bobot % Skor

< 25 0 10 0,00

25 < x <50 50 10 5,00

50 < x <75 75 10 7,50

>75 100 10 10,00

Sumber: Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah Republik Indonesia

(55)

b. Rasio Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman yang

Diberikan

Untuk memperoleh rasio antara risiko pinjaman bermasalah

terhadap pinjaman yang diberikan, ditetapkan sebagai

berikut:

1. Menghitung perkiraan besarnya risiko pinjaman

bermasalah (RPM) sebagai berikut:

a) 50% dari pinjaman diberikan kurang lancar

(PKL)

b) 75% dari pinjaman diberikan yang diragukan

(PDR)

c) 100% dari pinjaman diberikan yang macet (Pm)

2. Hasil perhitungan tersebut dibagi dengan pinjaman

yang disalurkan.

Perhitungan penilaian:

a) Untuk rasio 45% atau lebih diberi nilai nol.

b) Untuk setiap penurunan rasio 1% dari 45% nilai

ditambah 2, dengan nilai maksimum 100.

(56)

Tabel 3.5 Standar perhitungan RPM

Sumber: Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah Republik Indonesia

No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.

c. Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman Bermasalah

1. Untuk rasio 0%, berarti tidak mempunyai cadangan

penghapusan diberi nilai 0.

2. Untuk setiap kenaikan 1% mulai dari 0%, nilai ditambah 1

sampai dengan maksimum 100.

3. Nilai dikalikan bobot sebesar 5% diperoleh skor.

Tabel 3.6 Standar perhitungan rasio cadangan risiko

terhadap pinjaman bermasalah

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor

0 0 5 0

0 < x <10 10 5 0,5

10 < x <20 20 5 1,0

20 < x <30 30 5 1,5 Rasio % Nilai Bobot % Skor

> 45 0 5 0

40 < x <45 10 5 0,5

30 < x <40 20 5 1,0

20 < x < 30 40 5 2,0

10 < x <20 60 5 3,0

0 < x < 10 80 5 4,0

(57)

Tabel 3.6 Standar perhitungan rasio cadangan risiko

terhadap pinjaman bermasalah (Lanjutan)

Rasio Nilai Bobot (%) Skor

Sumber: Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah Republik Indonesia

No.14/Per/M.KUKM/XII/2009

d) Rasio Pinjaman yang Berisiko Terhadap Pinjaman yang

Diberikan

Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan

diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.7 Standar penghitungan rasio pinjaman berisiko

Rasio (%) Nilai Bobot % Skor

>30 25 5 1,25

26 - 30 50 5 2,50

21 - < 26 75 5 3,75

<21 100 5 5,00

(58)

2. Penilaian Manajemen

1) Penilaian aspek manajemen KSP dan USP Koperasi meliputi 5

komponen sebagai berikut:

a. Manajemen Umum.

b. Kelembagaan.

c. Manajemen Permodalan

d. Manajemen Aktiva.

e. Likuiditas.

Adapun daftar pertanyaan aspek manajemen yang dinilai

sebagaimana pada lampiran 2 peraturan ini.

2) Perhitungan nilai didasarkan kepada hasil penilaian atas jawaban

pertanyaan dari kelima aspek terhadap seluruh komponen

dengan komposisi pertanyaan sebagai berikut (pertanyaan

terlampir):

a. Manajemen umum

Manajemen umum 12 pertanyaan (bobot 3 atau 0,25 nilai

untuk setiap jawaban pertanyaan “ ya “.

Tabel 3.8 Standar Perhitungan Manajemen Umum

Jumlah Jawaban

Ya

Skor

1 0,25

2 0,50

(59)

Tabel 3.8 Standar Perhitungan Manajemen Umum (Lanjutan)

Jumlah Jawaban

Ya Skor

4 1,00

5 1,25

6 1,50

7 1,75

8 2,00

9 2,25

10 2,50

11 2,75

12 3,00

b. Kelembagaan

Kelembagaan 6 pertanyaan (bobot 3 atau 0,5 nilai untuk setiap

jawaban pertanyaan “ ya “.

Tabel 3.9 Standar Perhitungan Manajemen Kelembagaan

Jumlah Jawaban

Ya

Skor

1 0,50

2 1,00

3 1,50

4 2,00

5 2,50

(60)

c. Manajemen Permodalan

Manajemen permodalan 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6

nilai untuk setiap jawaban pertanyaan “ ya “.

Tabel 3.10 Standar Perhitungan Manajemen Permodalan

Jumlah Jawaban

Ya

Skor

1 0,60

2 1,20

3 1,80

4 2,40

5 3,00

d. Manajemen Aktiva

Manajemen aktiva10 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai untuk

setiap jawaban pertanyaan “ ya “.

Tabel 3.11 Standar Perhitungan Manajemen Aktiva

Jumlah Jawaban

Ya

Skor

1 0,30

2 0,60

3 0,90

4 1,20

(61)

Tabel 3.11 Standar Perhitungan Manajemen Aktiva (Lanjutan)

Jumlah Jawaban

Ya

Skor

6 1,80

7 2,10

8 2,40

9 2,70

10 3,00

Sumber: Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.

e. Manajemen Likuiditas

Manajemen likuiditas5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk

setiap jawaban pertanyaan “ ya “.

Tabel 3.12 Standar Perhitungan Manajemen Likuiditas

Jumlah Jawaban

Ya

Skor

1 0,60

2 1,20

3 1,80

4 2,40

5 3,00

(62)

4. Penilaian Efisiensi

Penilaian efisiensi KSP/ USP Koperasi didasarkan pada 3 rasio yaitu:

a. Rasio biaya pelayanan terhadap partisipasi bruto

Cara perhitungan rasio biaya pelayanan terhadap partisipasi

bruto ditetapkan sebagai berikut:

1. Untuk rasio sama dengan atau lebih dari 100 diberi nilai 0 dan

untuk rasio antara 95 persen hingga lebih kecil dari 100 diberi

nilai 50, selanjutnya setiap penurunan rasio sebesar 5% nilai

ditambahkan 25 sampai dengan maksimum nilai 100.

2. Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor

penilaian

Tabel 3.13 Standar Perhitungan Rasio Beban Operasi Anggota

Terhadap Partisipasi Bruto

Rasio Beban Operasi Anggota

Terhadap Partisipasi Bruto

(%)

Nilai Bobot Skor

>100 0 4 1

95 < x < 100 50 4 2

90 <x < 95 75 4 3

0 < x < 90 100 4 4

Sumber: Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.

(63)

b. Rasio Beban Usaha Terhadap SHU Kotor

Rasio beban usaha terhadap SHU ditetapkan sebagai berikut:

1. Untuk rasio lebih dari 80% diberi nilai 25 dan untuk setiap

penurunan rasio sebesar 20% nilai ditambahkan dengan 25

sampai dengan nilai maksimum 100.

2. Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor

penilaian

Tabel 3.14 Standar Perhitungan Rasio Beban Usaha Terhadap

SHU Kotor

Rasio Beban Usaha

Terhadap SHU Kotor

(%)

Nilai Bobot

(%)

Skor

>80 25 4 1

60 <x <80 50 4 2

40 <x <60 75 4 3

0<x <40 100 4 4

Sumber: Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah Republik Indonesia

(64)

c. Rasio Efisiensi Pelayanan

Perhitungan rasio efisiensi pelayanan dihitung dengan

membandingkan biaya karyawan dengan volume pinjaman, dan

ditetapkan sebagai berikut:

1. Untuk rasio lebih dari 15 persen diberi nilai 0 dan untuk

rasio antara 10 persen hingga 15 persen diberi nilai 50,

selanjutnya setiap penurunan rasio sebesar 1 persen nilai

ditambahkan 5 sampai dengan nilai maksimum 100.

2. Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 2% diperoleh skor

penilaian.

Tabel 3.15 Standar Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan

Rasio Efisiensi Staf

(%)

Nilai Bobot

(%)

Skor

<5 100 2 2,0

5 <x <10 75 2 1,5

10 <x <15 50 2 1,0

>15 0 2 0,0

Sumber: Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah Republik Indonesia

(65)

5. Likuiditas

Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas KSP dan USP Koperasi

dilakukan terhadap 2 rasio yaitu:

a. Rasio kas dan bank terhadap kewajiban lancar

Pengukuran rasio kas dan bank terhadap kewajiban lancar

ditentukan sebagai berikut:

1. Untuk rasio kas lebih besar dari 10% hingga 15% diberi nilai

100, untuk rasio lebih kecil dari15% sampai dengan 20%

(66)

b. Rasio Pinjaman Terhadap Dana yang Diterima

Pengukuran rasio pinjaman terhadap dana yang diterima

ditentukan sebagai berikut:

1. Untuk rasio pinjaman lebih kecil dari60% diberi nilai 25,

untuk setiap kenaikan rasio 10% nilai ditambah 25 sampai

dengan maksimum 100.

2. Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 5% diperoleh skor

penilaian.

Tabel 3.17 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman Terhadap

Dana yang Diterima

Rasio

Pinjaman(%)

Nilai Bobot Skor

<60 25 5 1,25

60 <x <70 50 5 2,50

70 <x <80 75 5 3,75

80 <x <90 100 5 5

Sumber: Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah Republik Indonesia

(67)

6. Kemandirian dan Pertumbuhan

Penilaian terhadap kemandirian dan pertumbuhan didasarkan pada

3 rasio, yaitu rentabilitas asset, rentabilitas ekuitas, dan kemandirian

operasional pelayanan.

a. Rasio Rentabilitas Asset

Rasio rentabilitas asset yaitu SHU sebelum pajak dibandingkan

dengan total asset, dengan perhitungan sebagai berikut:

1. Untuk rasio rentabilitas asset lebih kecil dari 5% diberi nilai 25,

untuk kenaikan rasio 2,5%nilai ditambah 25 sampai dengan

maksimum 100.

2. Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 3% diperoleh skor

penilaian.

Tabel 3.18 Standar perhitungan untuk rasio rentabilitas asset

Sumber: Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.

Rasio Rentabilitas

Asset (%)

Nilai Bobot Skor

<5 25 3 0,75

5<x <7,5 50 3 1,50

7,5<x <10 75 3 2,25

(68)

b. Rasio Rentabilitas Modal Sendiri

Rasio rentabilitas modal sendiri yaitu SHU bagian anggota

dibandingkan dengan total modal sendiri, dengan perhitungan

sebagai berikut:

1. Untuk rasio rentabilitas modal sendiri lebih kecil dari 3%

diberi nilai 25, untuk kenaikan rasio 1% nilai ditambah 25

sampai dengan maksimum 100.

2. Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 3% diperoleh skor

penilaian.

Tabel 3.19 Standar perhitungan untuk rasio rentabilitas

modal sendiri.

Rasio Rentabilias Ekuitas

(%)

Nilai Bobot

(%)

Skor

< 3 25 3 0,75

3 <x < 4 50 3 1,50

4 <x < 5 75 3 2,25

> 5 100 3 3,00

Sumber: Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah Republik Indonesia

(69)

b. Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan

Rasio kemandirian operasional pelayanan yaitu partisipasi

netto dibandingkan dengan beban usaha ditambah beban

perkoperasian, dengan perhitungan sebagai berikut:

1.Untuk rasio kemandirian operasional lebih kecil atau sama

dengan 100% diberi nilai 0, untuk rasio lebih besar dari

100% diberi nilai100.

2.Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor

penilaian.

Tabel 3.20 Standar Perhitungan Rasio Kemandirian

Operasional Pelayanan

Rasio Kemandirian

Operasional

(%)

Nilai Bobo

t

(%)

Skor

<100 0 4 0

> 100 100 4 4

Sumber: Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah Republik Indonesia

(70)

7. Jatidiri Koperasi

Penilaian jatidiri koperasi dimaksudkan untuk mengukur

keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu

mempromosikan ekonomi anggota. Aspek penilaian jatidiri koperasi

menggunakan 2 rasio yaitu:

a. Rasio Partisipasi Bruto

Rasio partisipasi bruto adalah tingkat kemampuan koperasi

dalam melayani anggota, semakin tinggi/besar persentasinya

semakin baik.Partisipasi bruto adalah kontribusi anggota kepada

koperasi sebagai imbalan penyerahan jasa kepada anggota yang

mencakup beban pokok dan partisipasi netto.

Pengukuran rasio partisipasi bruto dihitung dengan

membandingkan partisipasi bruto ditambah pendapatan, yang

ditetapkan sebagai berikut:

1. Untuk rasio lebih kecil 25% diberi nilai 25 dan untuk setiap

kenaikan rasio 25% nilai ditambah dengan 25 sampai

dengan rasio lebih besar dari 75% nilai maksimum 100.

(71)

Tabel 3.21 Standar Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto

Sumber: Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah Republik Indonesia

No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.

b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota

Rasio ini mengukur kemampuan koperasi

memberikan manfaat efisiensi partisipasi dan manfaat

efisiensi biayakoperasi dengan simpanan pokok dan

simpanan wajib, semakin tinggi persentasinya semakin

baik.

Pengukuran rasio promosi ekonomi anggota

dihitung dengan membandingkan promosi ekonomi

anggota terhadap simpanan pokok ditambah simpanan

wajib, yang ditetapkan sebagai berikut:

1. Untuk rasio lebih kecil dari 5% diberi nilai 0 dan

untuk rasio antara 5 hingga 7,5 diberi nilai 50,

selanjutnya untuk setiap kenaikan rasio 2,5% nilai

ditambah dengan 25 sampai dengan nilai maksimum

(72)

2. Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor

penilaian.

Tabel 3.22 Standar Perhitungan Rasio Promosi

Ekonomi Anggota

Sumber: Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha

KecilMenengah Republik

IndonesiaNo.14/Per/M.KUKM/XII/2009.

Berdasarkan hasil perhitungan penilaian terhadap 7

komponen sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan 7,

diperoleh skor keseluruhan.Skor dimaksud dipergunakan untuk

menetapkan predikat tingkat kesehatan koperasi yang dibagi dalam

5 golongan yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan

sangat tidak sehat.

Tabel 3.23 Penggolongan Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi

PREDIKAT SKOR

Sumber: Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.

Rasio PEA % Nilai Bobot % Skor

< 5 0 3 0,00

5 < x < 7,5 50 3 1,50

7,5 < x <10 75 3 2,25

(73)

BAB IV

GAMBARAN UMUM KOPERASI

A. Sejarah Koperasi Karyawan Muria Gemilang

Koperasi Karyawan Muria Gemilang awalnya bernama Koperasi

Karyawan PT. Djarum yang didirikan atas petunjuk FBSI (sekarang

SPSI) yang diproyeksikan sebagai koperasi karyawan pertama di

Jawa Tengah. Maka, pada tanggal 25 April 1975 secara resmi

Koperasi Karyawan PT. Djarum didirikan dengan anggota berjumlah

278 orang, dengan pengurusnya yaitu :

Ketua : Sukasdi (alm)

Wakil Ketua : Suwondo Ps

Sekretaris : A. Fauzan

Bendahara : Adi Wibowo

Pada tanggal 24 Oktober 1976 diadakan RAT (Rapat Anggota

Tahunan) yang pertama dan dihadiri seluruh anggota dan pejabat

pemerintah dari jawatan koperasi yang sekarang bernama Kandekop

dan PPK. Setelah RAT pertama tersebut, koperasi mengajukan

permohonan untuk mendapatkan ijin pendirian dari badan hukum.

Lalu, pada tanggal 15 Desember 1976, akte pendirian Koperasi

Karyawan PT. Djarum disahkan oleh Direktorat Koperasi Jawa

Tengah dengan No: 8993/BH/VI. Tahun-tahun berikutnya Koperasi

Karyawan Muria Gemilang berkembang sangat pesat baik dalam, segi

(74)

Lalu, pada tanggal 25 September 2012 Koperasi Karyawan PT.

Djarum berubah nama menjadi Koperasi Karyawan Muria Gemilang.

B. Lokasi

Koperasi Karyawan Muria Gemilang berlokasi di Jl. Jend. A. Yani

No. 22, Kudus.

C. Visi dan Misi

Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi

dan sosialnya.Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat.

Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko

gurunya.Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan

perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan

(75)

RAPAT ANGGOTA

Surjono B Sio Lung

Gambar

Tabel 2.1 Bobot Penilaian Terhadap Aspek dan Komponen Penilaian
Tabel 2.1 Bobot Penilaian Terhadap Aspek dan Komponen Penilaian
Tabel 2.1 Bobot Penilaian  Terhadap Aspek dan Komponen Penilaian Kesehatan Koperasi (Lanjutan)
Tabel 2.1 Bobot Penilaian Terhadap Aspek dan Komponen Penilaian Kesehatan Koperasi (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Koperasi Simpan Pinjam Karya ... Profil Singkat Koperasi Simpan Pinjam Karya ... Visi dan Misi Koperasi Simpan Pinjam Karya

Berdasarkan hasil dari identifikasi masalah di atas peneliti akan membangun sistem informasi simpan pinjam di Koperasi Ittihadul Simpan Pinjam Ittihadul Muhajirin

Berdasarkan hasil dari identifikasi masalah di atas peneliti akan membangun sistem informasi simpan pinjam di Koperasi Ittihadul Simpan Pinjam Ittihadul Muhajirin

Penyelesaian apabila terjadi kredit macet (wanprestasi) pada koperasi simpan pinjam sumber urip magetan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan metode rescheduling

Koperasi khususnya yang bergerak dalam usaha simpan pinjam, baik Koperasi simpan Pinjam (KSP) maupun Unit Simpan Pinjam pada Koperasi (USP), adalah lembaga

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor 21/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam

Tumbuhnya koperasi dewasa ini perkembangannya cukup banyak, salah satu bidang usaha dari koperasi adalah adanya unit simpan pinjam. Unit simpan pinjam melayani

Koperasi khususnya yang bergerak dalam usaha simpan pinjam, baik Koperasi simpan Pinjam (KSP) maupun Unit Simpan Pinjam pada Koperasi (USP), adalah lembaga