EFEK MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP DAN AKTIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI
SMA AR- RAHMAN MEDAN
TESIS
Oleh:
S U S A N A
NIM. 8126176020
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
SUSANA. Efek Model Pembelajaran Learning Cycle Berbasis Peta Konsep Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Di SMA AR- Rahman Medan. Tesis Medan. Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui perbedaan aktivitas dengan model pembelajaran menggunakan Learning Cycle berbasis peta konsep dan Learning Cycle.(2) Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran menggunakan Learning Cycle berbasis peta konsep dan Learning Cycle. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA AR- RAHMAN Semester 2 T.P 2013/2014. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas dengan jumlah sampel 74 orang yang ditentukan dengan Purposive sampling, yaitu X-1 sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Learning Cycle Peta Konsep sebanyak 36 orang dan X-2 sebagai kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Learning Cycle sebanyak 38 orang. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar terdiri dari 17 soal dalam bentuk pilihan berganda dan lembar observasi aktivitas. Uji persyaratan telah dilakukan berupa normalitas dan homogenitas, yang diperoleh hasil bahwa data normal dan homogen. Hipotesis dianalisis menggunakan uji t pada taraf signifikan 0.05 dengan bantuan SPSS 17.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan : (1) Model pembelajaran learning cycle berbasis peta konsep lebih baik dalam meningkatkan aktivitas siswa daripada model pembelajaran learning cycle. (2) Model pembelajaran learning cycle berbasis peta konsep lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa daripada model pembelajaran learning cycle.
ii ABSTRACT
SUSANA . Effect Based Learning Model Learning Cycle Concept Map And Activities Of Student Results In High School Field AR-Rahman. Tesis. Medan : The Post Graduate of Physics Education in the State University of Medan, 2014.
This study aims to : (1) Know the difference activity with learning models using concept maps based Learning Cycle and Learning Cycle. (2) Knowing the difference in learning outcomes of students with learning model using concept maps based Learning Cycle and Learning Cycle . This study was a quasi-experimental study . The study population was all students of class X SMA AR - RAHMAN TP Semester 2 2013/2014 . The study population was all students of class X SMA AR - RAHMAN TP Semester 2 2013/2014 . The study sample consisted of two classes with a sample of 74 people is determined by purposive sampling , the X - 1 as a class experiment using a learning model Learning Cycle Concept Map as many as 36 people and X - 2 as a control class using learning model Learning Cycle as many as 38 people . The research instrument is achievement test consisting of 17 multiple-choice questions in the form of observation and activity sheets . Test requirements have been carried out in the form of normality and homogeneity , which is the result that the normal data and homogeneous. Hypotheses were analyzed using t-test at a significant level with 0:05 SPSS 17.0 for Windows. The results showed : (1)Learning model of learning cycle based concept map better in improving student learning activities physics than model of learning cycle.(2) Learning model of learning cycle based concept map better in improving student learning outcomes physics than model of learning cycle.
Keyword : Student learning activities, Learning Outcomes, Learning Cycle Model based learning
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis yang berjudul “EFEK MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA AR- RAHMAN MEDAN” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Fisika di Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof.Motlan,M.Sc,Ph.D selaku pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit,
M.Si selaku pembimbing II ditengah-tengah kesibukannya telah memberikan bimbingan, arahan dengan sabar dan kritis terhadap berbagai permasalahan, dan selalu mampu memberikan motivasi bagi penulis sehingga terselesaikannya tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. H.Sahyar, M.S., M.M selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika Pascasarjana UNIMED, Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku
Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana UNIMED dan
Bapak Prof.Dr.Mara Bangun Harahap,M.S dan IbuDr.Derlina, M.Si sebagai
narasumber yang telah banyak membantu dalam memberikan arahan kepada
penulis dalam penyelesaian tesis ini.
3. Bapak Prof. Dr. H.Abdul Muin Sibuea M.Pd selaku Direktur Program
Pascasarjana UNIMED.
4. Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku Asisten Direktur I Program
iv
7. Ayahanda Tersayang (Zulkafnir ) dan mamak (Nurhayati ) serta keponakanku
tersayang ( Hayati, M.Pd dan Nursolikhin, Abdul Hadi Putra S.Pd , Meilvia
Dewi Tanjung Dan Novita De Sandra Tanjung) dan Abbas cucu tersayang
yang mungil yang senantiasa memberikan motivasi dan doa.
8. Suami tersayang (Muhammad Dian Hadi Kesuma, M.Pd) yang senantiasa
memberikan nasihat, motivasi dan do’a.
9. Anak-anakku (Selfa Raya Hadi Kesuma dan Iqlima Ar-rayan Hadi Kesuma)
yang selalu memberikan senyuman, tawa canda keceriaanya.
10. Sahabat seperjuangan angkatan XXI Prodi Fisika yang telah memberikan
dorongan, semangat, serta bantuan lainnya kepada penulis terkhusus untuk
adik- adikku ( Dodi, Nailan, Ella, Syukriah dan Vika ).
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis
ini , namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca untuk menyempurnakan tesis ini. Semoga isi tesis ini bermanfaat
dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan bagi pembaca dan dunia
pendidikan.
Medan, April 2014
Penulis ,
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada beberapa dekade sekarang ini, kegiatan pembelajaran tradisional
yang didominasi pada guru (pembelajaran yang berpusat pada guru) cenderung
menjadi kegiatan pembelajaran yang yang mempromosikan keterlibatan siswa
(berpusat pada siswa) dalam proses penemuan seperti yang dikemukakan oleh
National Reaserch Council (2003). Kegiatan ini menantang siswa untuk
menggunakan metode ilmiah untuk dalam memecahkan permasalahan sehingga
dapat meningkatkan keikutsertaan dan menghasilkan sutu rasa keingintahuan
dalam belajar, memperbaiki pengertian dan pola pikir, serta membantu para siswa
untuk mengembangkan berpikir kritis dan mengembang ketrampilan (Howard &
Miskwoski, 2005).
Perkembangan teknologi didunia pendidikan menciptakan pembelajaran
yang menuntut siswa untuk terlibat langsung pada proses pembelajaran. Siswa
tidak lagi duduk dengan pasif dalam aktifitas ceramah atau kegitan eksperimen di
laboratorium, melainkan siswa melakukan inkuri di kelas atau di laboratorium
(Marbach- Ad & Sokolove, 2000).
Tujuan keseluruhan dari siklus pembelajaran untuk membantu siswa
membangun pengetahuan baru dengan menciptakan perubahan konseptual melalui
interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama
mengajar secara konvensional sehingga siswa cenderung pasif, individual, dan
kurang berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Penggunaan media
juga masih kurang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran sehingga siswa
cenderung mempelajari hal – hal yang bersifat abstrak dan menghapal konsep-
konsep yang ada dalam fisika tanpa mengetahui terciptanya konsep serta unsur
yang terkandung dalam suatu konsep. Penggunaan media pembelajaran terkadang
digunakan guru karena masih kurangnya pengetahuan guru mengenai
perkembangan dan penggunaan fasilitas belajar yang ada disekolah.
Perkembangan teknologi mengenai media belajar mengembangkan multimedia
yang menggabungkan antara kata dengan gambar sehingga membuat siswa lebih
memahami materi pelajaran yang disampaikan dan membuat kegiatan belajar
mengajar menjadi lebih interaktif dan inovatif.
Secara umum pada semester 1 tahun pembelajaran 2011/2012, hanya
sekitar 45 % siswa mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan
KKM yang ditargetkan oleh sekolah pada mata pelajaran fisika yaitu 71, sehingga
untuk menuntaskannya harus diadakan remedial kepada siswa tersebut. Dalam
proses pembelajaran guru menyatakan kebanyakan masih menggunakan metode
ceramah daripada metode diskusi, tanya jawab dan demonstrasi. Guru juga
menyatakan bahwa jika soal yang diberikan sedikit berbeda dengan contoh yang
diajarkan siswa tidak mampu menyelesaikannya serta aktivitas siswa dalam
pembelajaran dirasakan masih kurang.
Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar fisika, agar siswa dapat
pada keaktifan siswa. Muatan dalam Kurikulum 2013 sarat dengan pengajaran
inkuiri dan sesuai dengan pengalam belajar siswa atau belajar bermakna. Untuk
menciptakan pembelajaran yang bermakna, pengajaran harus disesuaikan agar
siswa menyadari pengetahuan mereka sebelumnya. Selain itu pendidik juga harus
menghubungkan gagasan baru dan mengaplikasikan pengetahuan baru tersebut
dalam situasi yang berbeda dengan saat dipelajari.
Salah satu model pengajaran sains yang berbasis inkuiri dan metode
pengajarannya berpusat pada siswa adalah model pembelajaran Learning Cycle.
Model ini berdasarkan pada teori piaget dan melibatkan pengajaran dengan
rujukan konstruktivisme dan membantu mengembangankan berpikir siswa dari
berpikir konkrit ke berpikir abstrak. Learning Cycle merupakan stategi yang tepat
sains tingkat menengah pertama dan menengah keatas karena model pengajaran
ini berjalan fleksibel dan menempatkan kebutuhan yang realistis pada guru dan
siswa (Colburn & Clough, 1997).
Menurut Nasional Research Council (NRC, 2003) penelitian – penelitian
sains dalam berinkuiri harus mengkondisikan pengetahuan ilmiah, merancang
percobaan, analisis kuantitatif dan keahlian berkomunikasi dengan baik sehingga
dapat meningkatkan kemampuan ketrampilan proses sains dan siswa dapat
mengembangkan ketrampilan proses sains untuk meningkatkan penguasan
konsep- konsep fisika siswa.
Seringnya sikap guru yang memberikan pembelajaran fisika dengan
ceramah,mengajak siswa untuk membaca bahan ajar, menghafal mengakibatkan
siswa untuk mendalaminya. Dalam suatu proses belajar mengajar guru berperan
sebagai motivator dan fasilitator. Guru harus dapat merangsang dan memberikan
dorongan serta reinforcement untuk mendinamiskan potensi siswa, aktivitas,
kreativitas sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar dan
memberikan fasilitas atau memudahkan dalam proses belajar mengajar.
Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar fisika, agar siswa dapat
menguasai konsep – konsep fisika maka strategi belajar mengajar harus diarahkan
pada keaktifan siswa. Cara lain mengaktifkan belajar siswa adalah memberikan
berbagai pengalaman belajar bermakna yang bermanfaat bagi kehidupan siswa
dengan memberikan rangsangan tugas, tantangan, memecahkan masalah, karena
siswa memiliki gaya belajar yang berbeda- beda sehingga setiap siswa perlu
memperoleh layanan bimbingan belajar yang berbeda pula sehingga seluruh siswa
dapat berkembang sesuai dengan tingkat kemampuannya ( Nurul Huda, 2010 :
102 ). Menurut Ausabel dalam Alkrismanto (2003) dengan kata lain proses aktif
dari orang yang belajar atau keaktifan siswa akan memberikan hasil yang lebih
bermakna bagi tercapainya tujuan dan tingkat hasil belajar tersebut.
Selain itu banyaknya konsep fisika yang bersifat abstrak yang harus
diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan ilmu fisika menjadi salah
satu mata pelajaran yang sulit bagi siswa sehingga banyak siswa gagal dalam
belajar. Pada umumnya siswa cenderung belajar dengan hafalan daripada secara
aktif membangun pemahaman mereka sendiri terhadap konsep fisika. Hal inilah
yang terjadi disekolah penelitian,kurangnya pengetahuan guru mengenai strategi
dan masih belum memahami dengan baik cara pelaksanaan model maupun
metode pembelajaran yang inovatif. Seringnya sikap guru yang memberikan
pembelajaran fisika dengan ceramah, mengajak siswa untuk membaca bahan ajar,
menghafal mengakibatkan siswa cenderung merasa bosan, jengkel, dan tidak
adanya kemauan dalam benak siswa untuk mendalaminya. Dalam suatu proses
belajar mengajar guru berperan sebagai motivator dan fasilitator. Guru harus dapat
merangsang dan memberikandorongan serta reinforcement untuk mendinamiskan
potensi siswa, aktivitas, kreativitas sehingga akan terjadi dinamika di dalam
proses belajar mengajar dan memberikan fasilitas atau memudahkan dalam proses
belajar mengajar.
Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar fisika, agar siswa dapat
menguasai konsep–konsep fisika maka strategi belajar mengajar harus diarahkan
pada keaktifan siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar aktivitas siswa
diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti mendengarkan, berdiskusi,
memproduksi sesuatu, menyusun laporan,memecahkan masalah akan tetapi juga
ada yang tidak bisa diamati , seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak
Karena aktivitas juga dapat ditentukan secara non fisik seperti mental, intelektual,
dan emosional (Yamin, 2010 : 75 ).
Selain itu banyaknya konsep fisika yang bersifat abstrak yang harus
diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan ilmu fisika menjadi salah
satu mata pelajaran yang sulit bagi siswa sehingga banyak siswa gagal dalam
belajar. Pada umumnya siswa cenderung belajar dengan hafalan daripada secara
yang terjadi disekolah penelitian, kurangnya pengetahuan guru mengenai strategi
pembelajaran yang inovatif bagi pelajaran fisika, kurangnya kegiatan praktikum
dan masih belum memahami dengan baik cara pelaksanaan model maupun
metode pembelajaran yang inovatif. Hal inilah yang membuat motivasi dan hasil
belajar yang dicapai rendah.
Suatu alat yang memegang peranan penting dalam belajar bermakna adalah
peta konsep, karena peta konsep dapat menunjukkan urgensi dan posisi hubungan
konsep – konsep yang diajarkan sebelumnya dengan konsep – konsep yang akan
diajarkan. Hudojo (Nurhayati, 2006:22) menyatakan bahwa peta konsep
merupakan skema yang menggambarkan suatu himpunan konsep-konsep
(termasuk teorema, prinsip, sifat, dan lain - lain) dengan maksud mengaitkan/
menanamkan dalam suatu kerangka kerja dengan menggunakan “proposisi
-proposisi” (kata penghubung) agar menjadi jelas baik bagi siswa maupun guru
untuk memahami idea – idea kunci yang harus terfokus kepada tugas belajar. Oleh
sebab itu, dalam hal ini alternatif pembelajaran yang dapat digunakan untuk
membuat belajar menjadi lebih bermakna adalah model pembelajaran Learning
Cycle yang dalam implikasinya menggunakan peta konsep. Peta konsep dapat
digunakan sebagai alat evaluasi, peta konsep dapat digunakan sebagai alat
evaluasi yang dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam
mengintegrasikan konsep- konsep yang telah dipelajari
Karakteristik siswa dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar fisika yang
dilakukan oleh siswa itu sendiri untuk berprestasi. Aktivitas siswa dalam belajar
kompetensi peserta didik, serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan aktif mengajukan pertanyaan
mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan mengumpulkan serta memproses
data secara logis untuk selanjutnya mengembangkan strategi intelektual yang
dapat digunakan untuk dapat menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut .
Model pembelajaran tersebut dimulai dengan menyajikan peristiwa yang
mengandung teka-teki kepada siswa. Siswa-siswa yang menghadapi situasi
tersebut akan termotivasi menemukan jawaban masalah-masalah yang masih
menjadi teka-teki tersebut. Guru dapat menggunakan kesempatan ini untuk
mengajarkan prosedur pengkajian sesuai dengan langkah-langkah model
pembelajaran. Learning Cycle. Dalam perkembangan teknologi sudah banyak
yang dapat membantu kegiatan belajar mengajar dikelas seperti video tutorial,
animasi flash maupun yang lainnya sehingga mampu mempermudah guru dalam
menyampaikan informasi. Dengan adanya teknologi maka proses belajar mengajar
menjadi inovatif dan tidak membosankan bagi siswa. Peneliti pun merasa tertarik
untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan model Learning Cycle
berbasis peta konsep untuk membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar
yang lebih baik lagi.
Suatu alat yang memegang peranan penting dalam belajar bermakna adalah
peta konsep, karena peta konsep dapat menunjukkan urgensi dan posisi hubungan
konsep – konsep yang diajarkan sebelumnya dengan konsep – konsep yang akan
diajarkan. Hudojo (Nurhayati, 2006:22) menyatakan bahwa peta konsep
(termasuk teorema, prinsip, sifat, dan lain - lain) dengan maksud mengaitkan/
menanamkan dalam suatu kerangka kerja dengan menggunakan “proposisi
-proposisi” (kata penghubung) agar menjadi jelas baik bagi siswa maupun guru
untuk memahami idea – idea kunci yang harus terfokus kepada tugas belajar. Oleh
sebab itu, dalam hal ini alternatif pembelajaran yang dapat digunakan untuk
membuat belajar menjadi lebih bermakna adalah model pembelajaran Learning
Cycle yang dalam implikasinya menggunakan peta konsep
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, untuk
dapat mengetahui bagaimana hasil belajar ranah kognitif siswa setelah
menerapkan model pembelajaran Learning Cycle berbasis peta konsep dan
memperhatikan aktivitas belajar maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang model pembelajaran Learning Cycle berbasis peta konsep dan observasi
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran fisika.
Penelitian yang sebelumnya menurut U.Kalsum & N. Hindarto (2011)
bahwa penerapan model Learning cycle dapat meningkatkan keaktifan siswa.
Ditunjang dengan meningkatnya hasil belajar kognitif dan hasil belajar
psikomotor siswa.. Hasi penelitian C.I. Yogihati (2010) tentang peningkatan
kualitas pembelajaran fisika umum melalui pembelajaran bermakna dengan
menggunakan peta konsep dapat meningkatkan aktivitas siswa yang mengamati
kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil penelitian Rina Rahayuningsih,M.
Masykuri & Budi Utami ( 2012) bahwa penerapan siklus belajar 5E dengan dapat
Rendahnya hasil belajar fisika siswa disebabkan beberapa faktor antara
lain : banyaknya hapalan- hapalan yang diberikan guru kepada siswa, metode
mengajar guru yang kurang tepat dengan materi yang diajarkan, kurang dilengkapi
dengan praktek- praktek yang berhubungan langsung dengan materi pelajaran,
persediaan alat laboratorium yang masih kurang dan kegiatan belajarnya monoton
atau tidak bervariasi.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA AR- RAHMAN
diketahui bahwa umumnya model pembelajaran yang digunakan guru cenderung
model pembelajaran langsung (DI) yang belum memberikan kesempatan siswa
untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga mereka masih
pasif. Siswa hanya menunggu penjelasaan dari guru, kemudian mencatatnya, hal
yang demikian menyebabkan siswa menganggap konsep yang diajarkan dalam
proses pembalajaran hanya hafalan yang tidak ada manfaat dan hubungannya
dengan masalah-masalah yang mereka hadapai dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa kurang dilibatkan dalam melakukan penyelidikan, siswa hanya diajarkan
melalui demonstrasi atau ceramah bagaimana seorang ilmuan melakukan
penyelidikan. Hal tersebut mengakibatkan tidak tercapainya tujuan mata pelajaran
fisika yang telah ditetapkan. Dalam sintaks model pembelajaran langsung
pengetahuan awal tidak diperhatikan secara khusus. Pengabaian pengetahuan awal
siswa dapat menghambat pemahaman suatu pengetahuan baru, terlebih jika
pengetahuan awal tersebut tidak sesuai dengan pengetahuan baru yang diajarkan.
Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran langsung, guru
pengetahuan awal siswa sangatlah penting dalam proses pembelajaran.
Pengabaian pengetahuan awal siswa dapat menghambat pemahaman suatu
pengetahuan baru, terlebih jika pengetahuan awal tersebut tidak sesuai dengan
pengetahuan baru yang diajarkan. Dalam proses pembelajaran dengan model
pembelajaran langsung, guru cenderung mengabaikan pengetahuan awal yang
dimiliki siswa, padahal peran pengetahuan awal siswa sangatlah penting dalam
proses pembelajaran. Selain itu tidak jarang kita temukan guru dalam penyampaian
informasi sehingga kerap kali menumbuhkan suasana membosankan di kalangan
siswa. Siswa kurang diberikan kesempatan untuk menggali pengetahuan dan
mengkaitkan konsep yang dipelajari ke dalam situasi berbeda sehingga pemahan
tentang suatu konsep masih rendah.
Upaya yang dapat dilakukan salah satunya dengan membuat variasi
pembelajaran di kelas. Misalnya dengan menggunakan pendekatan, model, atau
metode pembelajaran yang berbeda dengan yang biasa dilakukan di sekolah
tersebut yaitu model pembelajaran konvensional yang kegiatan pembelajarannya
masih didominasi oleh peran guru. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan,
model, atau metode pembelajaran yang tepat sehingga diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar dan pembelajaran menjadi lebih bermakna serta siswa
menjadi lebih memahami konsep fisika yang telah dipelajari.
Berdasarkan latar belakang dan kajian yang dikemukakan diatas, maka
perlu dilakukan penelitian Efek Model Pembelajaran Learning Cycle berbasis peta
konsep terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa di SMA AR- RAHMAN
1.2. Identifikasi Masalah
1. Proses belajar fisika menekankan pada aspek menghapal konsep.
2. Hasi belajar fisika siswa masih rendah sehingga aktivitas belajar siswa
rendah.
3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat pada karakteristik
materi pelajaran.
4. Fasilitas laboratorium yang kurang memadai.
5. Penggunaan media belajar yang sesuai dengan materi pelajaran masih
jarang.
6. Guru belum memaksimalkan penggunaan potensi berpikir siswa.
7. Ketersediaan buku- buku pelajaran, khususny buku fisika masih sangat
minim.
8. Proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru belum memaksimalkan
penerapan model- model pembelajaran yang sesuai teori yang ada
sehingga kegiatan pembelajaran terkesan hanya menyelesaikan kewajiban
mengajar.
1.3.Batasan Masalah
Banyak masalah yang berkaitan dengan rendahnya hasil belajar
siswa.Untuk itu perlu dibatasi permasalahan yang akan diteliti agar penelitian
mencapai tujuan yang diharapkan :
1. Model pembelajaran yang diterapkan, yaitu model pembelajaran Learning
Cycle.
3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA AR- RAHMAN MEDAN
tahun pembelajaran 2013/2014.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan
masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dibuat rumusan masalah :
1. Apakah ada perbedaan aktivitas dengan model pembelajaran
menggunakan Learning Cycle berbasis peta konsep dan Learning Cycle ?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran
menggunakan Learning Cycle berbasis peta konsep dan Learning Cycle ?
1.5.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui :
1. Adanya perbedaan aktivitas dengan model pembelajaran menggunakan
Learning Cycle berbasis peta konsep dan Learning Cycle.
2. Adanya perbedaan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran
menggunakan Learning Cycle berbasis peta konsep dan Learning Cycle.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi para
pengajar fisika tentang bagaimana cara penggunaa model Learning Cycle untuk
pengajaran fisika di SMA. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini
1. Mendapatkan model pembelajaran inovatif yang menuntut untuk berfikir
kritis dan secara efektif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Sebagai masukan bagi para guru bagaimana mendesain model Learning
Cycle yang inovatif dalam pengajaran fisika di sekolah – sekolah yang
dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa lebih mandiri.
3. Dapat membantu guru – guru mengelola, pengembang dan lembaga –
lembaga pendidikan untuk mengembangkan prestasi belajar siswa.
4. Memberi sumbangan kepada guru,kepala sekolah dan pengawas
pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
1.7. Defenisi Operasional
Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka
dibuat satu defenisi operasional sebagai berikut :
1. Model pembelajaran Learning cycle adalah membantu siswa untuk
membangun pengetahuan yang baru dengan membuat perubahan secara
konseptual melalui interaksi dengan lingkungan dan dunia nyata agar
siswa terlibat secara langsung saat proses pembelajaran.( Dogru dan
Tukaya ,2008).
2. Peta konsep merupakan skema yang menggambarkan suatu himpunan
konsep-konsep (termasuk teorema, prinsip, sifat, dan lain - lain) dengan
maksud mengaitkan/ menanamkan dalam suatu kerangka kerja dengan
menggunakan “proposisi-proposisi” (kata penghubung) agar menjadi jelas
kunci yang harus terfokus kepada tugas belajar. Hudojo (Nurhayati,
2006:22).
3. Peta konsep merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyatakan
hubungan yang bermakna antara konsep–konsep dalam bentuk proposisi-
proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep
yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit yang semantik (Dahar,
2011:106).
4. Aktivitas meliputi semua kegiatan yang dilakukan siswa yang
berhubungan dengan pembelajaran yang dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung. (Sardiman, 2010:100)
5. Aktivitas belajar adalah segala bentuk atau kegiatan untuk melakukan
proses pembelajaran (Sardiman, 2010 : 97). Dalam hal ini keterlibatan
siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar
fisika.
6. Hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajar (Sudjana,2010 : 25). Hasil belajar siswa
dinyatakan dalam bentuk skor gain ternormalisasi(g) yang diperoleh dari
uji tes sebelum pembelajaran (pre-test) dan uji tes setelah pembelajaran
(post-test).Instrumen tes hasil belajar disusun berdasarkan ranah kognitif
dari revisi Taksonomi Bloom. Ranah kognitif ini meliputi mengetahui,
memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
Hasil belajar adalah penguasaan produk fisika yang mengacu pada
pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif) dan
dimensi proses kognitif (mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi dan mencipta) yang dicapai siswa sebagai
hasil dari proses pembelajaran fisika yang ditempuh selama kurun waktu
tertentu berdasarkan tujuan pembelajaran yang ditetapkan (Anderson dan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisa data, temuan dan pembahasan selama
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle berbasis
peta konsep dengan menekankan pada aktivitas dan hasil belajar, diperoleh
beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Aktivitas pembelajaran siswa yang menggunakan model pembelajarn
Learning Cycle berbasis peta konsep. Pada indikator writing, mental, oral,
listening dan visual katagoeri tinggi sedangkan motor dan emotional
kategori sedang.
b. Hasil belajar siswa lebih tinggi dengan menggunakan model pembelajarn
Learning Cycle berbasis peta konsep dibandingkan model pembelajaran
Learning Cycle.
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian, pengolahan, serta interpretasi data, peneliti
menyarankan :
1. Peneliti selanjutnya menggunakan sampel yang lebih banyak karena
sehingga belum bisa mewakili semua siswa kelas X. Sampel yang hanya
terdiri dari satu sekolah kurang optimal untuk menggambarkan hasil
belajar siswa, baik dibelajarkan dengan peta konsep dan dibelajarkan tanpa
peta konsep dalam model pembelajaran Learning Cycle.
2. Peneliti selanjutnya menggunakan observer lebih banyak karena data
aktivitas belajar siswa tidak dapat dipercaya sepenuhnya, karena
keterbatasan kemampuan observer untuk mengobservasi keaktifan yang
menggunakan observer 1 orang.
3. Peneliti selanjutnya menggunakan jangka waktu penelitian lebih lama
karena waktu yang tersedia dalam pelaksanaan pembelajaran baik
dibelajarkan dengan peta konsep dan dibelajarkan tanpa peta konsep dalam
pembelajaran Learning Cycle masih sangat sangat kurang, sebab
disesuaikan dengan jadwal sekolah yang bersangkutan.
4. Peneliti selanjutnya lebih kreatif dalam mengkonsep materi pelajaran yang
akan dibagikan kepada siswa. Konsep yang diberikan kepada siswa harus
mampu menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih termotivasi untuk
mudah memahami materi pelajaran nantinya.
5. Peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik yang sama diharapkan dapat
DAFTAR PUSTAKA
Amoechi,C.C., Madu, B.C.2012. Effect of Five Step Learning Cycle Of Students Understanding of Concepts Related to Elasticity, Journal of Education and Practice : 173-183.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Anderson ,L.W., dan Krathwohl, D.R.2010. Pembelajaran , Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Aritonang,H.2013.Pengaruh Strategi pembelajaran Learning Cycle dikombinasikan dengan kooperatif terhadap hasil belajar laju reaksi pada siswa kelas XI SMA.Medan : Tesis pascasarjana UNIMED prodi Kimia.
Arends,R.I.2008.Learning To Teach Buku Satu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Dimyati dan Mudjiono.2009.Belajar dan pembelajaran. Bandung : Rineka Cipta.
Dwiyanti.1999.Pengembangan Model Praktikum Kimia Organik Skala Mikro di LPTK.Laporan Penelitian : Bandung.
Faturrahman, P, dan Sutikno.2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum Dan Konsep Islami. Bandung : Penerbit Refika Aditama.
Giancoli,D. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1 Terjemahan Yuhilza Hanum. Jakarta : Erlangga.
Hamalik,O.1994.Media Pendidikan.Bandung : Citra Aditya Bakti.
Jenkins,A.,Healey,M.2010. Learning Cycle and learning style : Kolb’s experiential learning theory and its application in geography in higher education. Journal internasional.1-16.
Kacar,A., dan Tuna, A.2013. The Effect Of 5E Learning Cycle Model In Teaching Trigonometry On Student’ Academic Achievement And The Permanence Of Their Knowledge Journal internasional. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2013.
Huda,N.2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta : PT. Multi Kreasi Satudelapan.
Kulsum , U., dan Hindarto, N.2011. Penerapan Model Learning Cycle Pada Pokok Bahasan Kalor Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP.Semarang : Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Universitas Negeri Semarang.
Mayer,R.E.2009. Multimedia Learning.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nugraha.W.A.2006.Penerapan Model Praktikum Semi Riset pada Praktikum Kimia Fisika 2.Laporan Hasil penelitian.Jurusan Kimia FPMIPA UNIMED
Nuryani,R.2005.Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : Cet.i Penerbit UNM.
Nurgayah.2011.Strategi dan metode pembelajaran.Bandung : Cita pustaka.
NL.S.Y.2011.Psikologi Perkembangan Anan Dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Pandey,A.2011. Journal Inovatif Research In Education . Diakses pada tanggal 6 agustus 2012.
Rahayuningsih, R.,Manskuri, M., dan Utami, B. 2012.Penerapan Siklus Belajar 5 E ( Learning Cycle 5 E ) Disertai Peta Konsep Untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia Pada Materi Larutan. Surakarta : Jurnal Pendidikan Kimia.
Roestyah.1986.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rineka Cipta.
Sagala, S. 2012. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Jakarta : Penerbit Alfabeta.
Sanjaya,W.2008.Strategi Pembelajaran.Jakarta :Kencana Media Persada.
Santoso,S. 2011.Mastering SPSS Versi 19. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Sani,R.A. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Penerbit Grafindo.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil proses belajar mengajar. Bandung : Rosda karya.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Supriyanto. 2011. Pengembangan Evaluasi Peta Konsep Untuk Mengukur Struktur Kognitif Pada Pokok Bahasan Pembiasan. Semarang : Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.
Suyanti.R.D. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Taufik, M. 2012. Remediasi Miskonsepsi Mahasiswa Calon Guru Fisika pada Konsep Gaya Melalui Penerapan Model Siklus Belajar ( Learning Cycle ) 5 E. Semarang : Jurnal Pendidikan IPA Indonesia.
Trianto. 2007. Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Usma, H., dan Purnomo.S.2011.Pengantar Statistika.Bandung : Rosda karya.
Yogihati.C.I. 2010. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika Umum Melalui Pembelajaran Bermakna Dengan menggunakan Peta Konsep. Malang :