• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA AR-RAHMAN MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA AR-RAHMAN MEDAN."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP DAN AKTIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI

SMA AR- RAHMAN MEDAN

TESIS

Oleh:

S U S A N A

NIM. 8126176020

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

SUSANA. Efek Model Pembelajaran Learning Cycle Berbasis Peta Konsep Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Di SMA AR- Rahman Medan. Tesis Medan. Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui perbedaan aktivitas dengan model pembelajaran menggunakan Learning Cycle berbasis peta konsep dan Learning Cycle.(2) Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran menggunakan Learning Cycle berbasis peta konsep dan Learning Cycle. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA AR- RAHMAN Semester 2 T.P 2013/2014. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas dengan jumlah sampel 74 orang yang ditentukan dengan Purposive sampling, yaitu X-1 sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Learning Cycle Peta Konsep sebanyak 36 orang dan X-2 sebagai kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Learning Cycle sebanyak 38 orang. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar terdiri dari 17 soal dalam bentuk pilihan berganda dan lembar observasi aktivitas. Uji persyaratan telah dilakukan berupa normalitas dan homogenitas, yang diperoleh hasil bahwa data normal dan homogen. Hipotesis dianalisis menggunakan uji t pada taraf signifikan 0.05 dengan bantuan SPSS 17.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan : (1) Model pembelajaran learning cycle berbasis peta konsep lebih baik dalam meningkatkan aktivitas siswa daripada model pembelajaran learning cycle. (2) Model pembelajaran learning cycle berbasis peta konsep lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa daripada model pembelajaran learning cycle.

(5)

ii ABSTRACT

SUSANA . Effect Based Learning Model Learning Cycle Concept Map And Activities Of Student Results In High School Field AR-Rahman. Tesis. Medan : The Post Graduate of Physics Education in the State University of Medan, 2014.

This study aims to : (1) Know the difference activity with learning models using concept maps based Learning Cycle and Learning Cycle. (2) Knowing the difference in learning outcomes of students with learning model using concept maps based Learning Cycle and Learning Cycle . This study was a quasi-experimental study . The study population was all students of class X SMA AR - RAHMAN TP Semester 2 2013/2014 . The study population was all students of class X SMA AR - RAHMAN TP Semester 2 2013/2014 . The study sample consisted of two classes with a sample of 74 people is determined by purposive sampling , the X - 1 as a class experiment using a learning model Learning Cycle Concept Map as many as 36 people and X - 2 as a control class using learning model Learning Cycle as many as 38 people . The research instrument is achievement test consisting of 17 multiple-choice questions in the form of observation and activity sheets . Test requirements have been carried out in the form of normality and homogeneity , which is the result that the normal data and homogeneous. Hypotheses were analyzed using t-test at a significant level with 0:05 SPSS 17.0 for Windows. The results showed : (1)Learning model of learning cycle based concept map better in improving student learning activities physics than model of learning cycle.(2) Learning model of learning cycle based concept map better in improving student learning outcomes physics than model of learning cycle.

Keyword : Student learning activities, Learning Outcomes, Learning Cycle Model based learning

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis yang berjudul “EFEK MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA AR- RAHMAN MEDAN” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Fisika di Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Motlan,M.Sc,Ph.D selaku pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit,

M.Si selaku pembimbing II ditengah-tengah kesibukannya telah memberikan bimbingan, arahan dengan sabar dan kritis terhadap berbagai permasalahan, dan selalu mampu memberikan motivasi bagi penulis sehingga terselesaikannya tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. H.Sahyar, M.S., M.M selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika Pascasarjana UNIMED, Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku

Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana UNIMED dan

Bapak Prof.Dr.Mara Bangun Harahap,M.S dan IbuDr.Derlina, M.Si sebagai

narasumber yang telah banyak membantu dalam memberikan arahan kepada

penulis dalam penyelesaian tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. H.Abdul Muin Sibuea M.Pd selaku Direktur Program

Pascasarjana UNIMED.

4. Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku Asisten Direktur I Program

(7)

iv

7. Ayahanda Tersayang (Zulkafnir ) dan mamak (Nurhayati ) serta keponakanku

tersayang ( Hayati, M.Pd dan Nursolikhin, Abdul Hadi Putra S.Pd , Meilvia

Dewi Tanjung Dan Novita De Sandra Tanjung) dan Abbas cucu tersayang

yang mungil yang senantiasa memberikan motivasi dan doa.

8. Suami tersayang (Muhammad Dian Hadi Kesuma, M.Pd) yang senantiasa

memberikan nasihat, motivasi dan do’a.

9. Anak-anakku (Selfa Raya Hadi Kesuma dan Iqlima Ar-rayan Hadi Kesuma)

yang selalu memberikan senyuman, tawa canda keceriaanya.

10. Sahabat seperjuangan angkatan XXI Prodi Fisika yang telah memberikan

dorongan, semangat, serta bantuan lainnya kepada penulis terkhusus untuk

adik- adikku ( Dodi, Nailan, Ella, Syukriah dan Vika ).

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis

ini , namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun

dari pembaca untuk menyempurnakan tesis ini. Semoga isi tesis ini bermanfaat

dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan bagi pembaca dan dunia

pendidikan.

Medan, April 2014

Penulis ,

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada beberapa dekade sekarang ini, kegiatan pembelajaran tradisional

yang didominasi pada guru (pembelajaran yang berpusat pada guru) cenderung

menjadi kegiatan pembelajaran yang yang mempromosikan keterlibatan siswa

(berpusat pada siswa) dalam proses penemuan seperti yang dikemukakan oleh

National Reaserch Council (2003). Kegiatan ini menantang siswa untuk

menggunakan metode ilmiah untuk dalam memecahkan permasalahan sehingga

dapat meningkatkan keikutsertaan dan menghasilkan sutu rasa keingintahuan

dalam belajar, memperbaiki pengertian dan pola pikir, serta membantu para siswa

untuk mengembangkan berpikir kritis dan mengembang ketrampilan (Howard &

Miskwoski, 2005).

Perkembangan teknologi didunia pendidikan menciptakan pembelajaran

yang menuntut siswa untuk terlibat langsung pada proses pembelajaran. Siswa

tidak lagi duduk dengan pasif dalam aktifitas ceramah atau kegitan eksperimen di

laboratorium, melainkan siswa melakukan inkuri di kelas atau di laboratorium

(Marbach- Ad & Sokolove, 2000).

Tujuan keseluruhan dari siklus pembelajaran untuk membantu siswa

membangun pengetahuan baru dengan menciptakan perubahan konseptual melalui

interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

(16)

mengajar secara konvensional sehingga siswa cenderung pasif, individual, dan

kurang berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Penggunaan media

juga masih kurang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran sehingga siswa

cenderung mempelajari hal – hal yang bersifat abstrak dan menghapal konsep-

konsep yang ada dalam fisika tanpa mengetahui terciptanya konsep serta unsur

yang terkandung dalam suatu konsep. Penggunaan media pembelajaran terkadang

digunakan guru karena masih kurangnya pengetahuan guru mengenai

perkembangan dan penggunaan fasilitas belajar yang ada disekolah.

Perkembangan teknologi mengenai media belajar mengembangkan multimedia

yang menggabungkan antara kata dengan gambar sehingga membuat siswa lebih

memahami materi pelajaran yang disampaikan dan membuat kegiatan belajar

mengajar menjadi lebih interaktif dan inovatif.

Secara umum pada semester 1 tahun pembelajaran 2011/2012, hanya

sekitar 45 % siswa mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan

KKM yang ditargetkan oleh sekolah pada mata pelajaran fisika yaitu 71, sehingga

untuk menuntaskannya harus diadakan remedial kepada siswa tersebut. Dalam

proses pembelajaran guru menyatakan kebanyakan masih menggunakan metode

ceramah daripada metode diskusi, tanya jawab dan demonstrasi. Guru juga

menyatakan bahwa jika soal yang diberikan sedikit berbeda dengan contoh yang

diajarkan siswa tidak mampu menyelesaikannya serta aktivitas siswa dalam

pembelajaran dirasakan masih kurang.

Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar fisika, agar siswa dapat

(17)

pada keaktifan siswa. Muatan dalam Kurikulum 2013 sarat dengan pengajaran

inkuiri dan sesuai dengan pengalam belajar siswa atau belajar bermakna. Untuk

menciptakan pembelajaran yang bermakna, pengajaran harus disesuaikan agar

siswa menyadari pengetahuan mereka sebelumnya. Selain itu pendidik juga harus

menghubungkan gagasan baru dan mengaplikasikan pengetahuan baru tersebut

dalam situasi yang berbeda dengan saat dipelajari.

Salah satu model pengajaran sains yang berbasis inkuiri dan metode

pengajarannya berpusat pada siswa adalah model pembelajaran Learning Cycle.

Model ini berdasarkan pada teori piaget dan melibatkan pengajaran dengan

rujukan konstruktivisme dan membantu mengembangankan berpikir siswa dari

berpikir konkrit ke berpikir abstrak. Learning Cycle merupakan stategi yang tepat

sains tingkat menengah pertama dan menengah keatas karena model pengajaran

ini berjalan fleksibel dan menempatkan kebutuhan yang realistis pada guru dan

siswa (Colburn & Clough, 1997).

Menurut Nasional Research Council (NRC, 2003) penelitian – penelitian

sains dalam berinkuiri harus mengkondisikan pengetahuan ilmiah, merancang

percobaan, analisis kuantitatif dan keahlian berkomunikasi dengan baik sehingga

dapat meningkatkan kemampuan ketrampilan proses sains dan siswa dapat

mengembangkan ketrampilan proses sains untuk meningkatkan penguasan

konsep- konsep fisika siswa.

Seringnya sikap guru yang memberikan pembelajaran fisika dengan

ceramah,mengajak siswa untuk membaca bahan ajar, menghafal mengakibatkan

(18)

siswa untuk mendalaminya. Dalam suatu proses belajar mengajar guru berperan

sebagai motivator dan fasilitator. Guru harus dapat merangsang dan memberikan

dorongan serta reinforcement untuk mendinamiskan potensi siswa, aktivitas,

kreativitas sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar dan

memberikan fasilitas atau memudahkan dalam proses belajar mengajar.

Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar fisika, agar siswa dapat

menguasai konsep – konsep fisika maka strategi belajar mengajar harus diarahkan

pada keaktifan siswa. Cara lain mengaktifkan belajar siswa adalah memberikan

berbagai pengalaman belajar bermakna yang bermanfaat bagi kehidupan siswa

dengan memberikan rangsangan tugas, tantangan, memecahkan masalah, karena

siswa memiliki gaya belajar yang berbeda- beda sehingga setiap siswa perlu

memperoleh layanan bimbingan belajar yang berbeda pula sehingga seluruh siswa

dapat berkembang sesuai dengan tingkat kemampuannya ( Nurul Huda, 2010 :

102 ). Menurut Ausabel dalam Alkrismanto (2003) dengan kata lain proses aktif

dari orang yang belajar atau keaktifan siswa akan memberikan hasil yang lebih

bermakna bagi tercapainya tujuan dan tingkat hasil belajar tersebut.

Selain itu banyaknya konsep fisika yang bersifat abstrak yang harus

diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan ilmu fisika menjadi salah

satu mata pelajaran yang sulit bagi siswa sehingga banyak siswa gagal dalam

belajar. Pada umumnya siswa cenderung belajar dengan hafalan daripada secara

aktif membangun pemahaman mereka sendiri terhadap konsep fisika. Hal inilah

yang terjadi disekolah penelitian,kurangnya pengetahuan guru mengenai strategi

(19)

dan masih belum memahami dengan baik cara pelaksanaan model maupun

metode pembelajaran yang inovatif. Seringnya sikap guru yang memberikan

pembelajaran fisika dengan ceramah, mengajak siswa untuk membaca bahan ajar,

menghafal mengakibatkan siswa cenderung merasa bosan, jengkel, dan tidak

adanya kemauan dalam benak siswa untuk mendalaminya. Dalam suatu proses

belajar mengajar guru berperan sebagai motivator dan fasilitator. Guru harus dapat

merangsang dan memberikandorongan serta reinforcement untuk mendinamiskan

potensi siswa, aktivitas, kreativitas sehingga akan terjadi dinamika di dalam

proses belajar mengajar dan memberikan fasilitas atau memudahkan dalam proses

belajar mengajar.

Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar fisika, agar siswa dapat

menguasai konsep–konsep fisika maka strategi belajar mengajar harus diarahkan

pada keaktifan siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar aktivitas siswa

diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti mendengarkan, berdiskusi,

memproduksi sesuatu, menyusun laporan,memecahkan masalah akan tetapi juga

ada yang tidak bisa diamati , seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak

Karena aktivitas juga dapat ditentukan secara non fisik seperti mental, intelektual,

dan emosional (Yamin, 2010 : 75 ).

Selain itu banyaknya konsep fisika yang bersifat abstrak yang harus

diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan ilmu fisika menjadi salah

satu mata pelajaran yang sulit bagi siswa sehingga banyak siswa gagal dalam

belajar. Pada umumnya siswa cenderung belajar dengan hafalan daripada secara

(20)

yang terjadi disekolah penelitian, kurangnya pengetahuan guru mengenai strategi

pembelajaran yang inovatif bagi pelajaran fisika, kurangnya kegiatan praktikum

dan masih belum memahami dengan baik cara pelaksanaan model maupun

metode pembelajaran yang inovatif. Hal inilah yang membuat motivasi dan hasil

belajar yang dicapai rendah.

Suatu alat yang memegang peranan penting dalam belajar bermakna adalah

peta konsep, karena peta konsep dapat menunjukkan urgensi dan posisi hubungan

konsep – konsep yang diajarkan sebelumnya dengan konsep – konsep yang akan

diajarkan. Hudojo (Nurhayati, 2006:22) menyatakan bahwa peta konsep

merupakan skema yang menggambarkan suatu himpunan konsep-konsep

(termasuk teorema, prinsip, sifat, dan lain - lain) dengan maksud mengaitkan/

menanamkan dalam suatu kerangka kerja dengan menggunakan “proposisi

-proposisi” (kata penghubung) agar menjadi jelas baik bagi siswa maupun guru

untuk memahami idea – idea kunci yang harus terfokus kepada tugas belajar. Oleh

sebab itu, dalam hal ini alternatif pembelajaran yang dapat digunakan untuk

membuat belajar menjadi lebih bermakna adalah model pembelajaran Learning

Cycle yang dalam implikasinya menggunakan peta konsep. Peta konsep dapat

digunakan sebagai alat evaluasi, peta konsep dapat digunakan sebagai alat

evaluasi yang dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam

mengintegrasikan konsep- konsep yang telah dipelajari

Karakteristik siswa dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar fisika yang

dilakukan oleh siswa itu sendiri untuk berprestasi. Aktivitas siswa dalam belajar

(21)

kompetensi peserta didik, serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

Melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan aktif mengajukan pertanyaan

mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan mengumpulkan serta memproses

data secara logis untuk selanjutnya mengembangkan strategi intelektual yang

dapat digunakan untuk dapat menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut .

Model pembelajaran tersebut dimulai dengan menyajikan peristiwa yang

mengandung teka-teki kepada siswa. Siswa-siswa yang menghadapi situasi

tersebut akan termotivasi menemukan jawaban masalah-masalah yang masih

menjadi teka-teki tersebut. Guru dapat menggunakan kesempatan ini untuk

mengajarkan prosedur pengkajian sesuai dengan langkah-langkah model

pembelajaran. Learning Cycle. Dalam perkembangan teknologi sudah banyak

yang dapat membantu kegiatan belajar mengajar dikelas seperti video tutorial,

animasi flash maupun yang lainnya sehingga mampu mempermudah guru dalam

menyampaikan informasi. Dengan adanya teknologi maka proses belajar mengajar

menjadi inovatif dan tidak membosankan bagi siswa. Peneliti pun merasa tertarik

untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan model Learning Cycle

berbasis peta konsep untuk membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar

yang lebih baik lagi.

Suatu alat yang memegang peranan penting dalam belajar bermakna adalah

peta konsep, karena peta konsep dapat menunjukkan urgensi dan posisi hubungan

konsep – konsep yang diajarkan sebelumnya dengan konsep – konsep yang akan

diajarkan. Hudojo (Nurhayati, 2006:22) menyatakan bahwa peta konsep

(22)

(termasuk teorema, prinsip, sifat, dan lain - lain) dengan maksud mengaitkan/

menanamkan dalam suatu kerangka kerja dengan menggunakan “proposisi

-proposisi” (kata penghubung) agar menjadi jelas baik bagi siswa maupun guru

untuk memahami idea – idea kunci yang harus terfokus kepada tugas belajar. Oleh

sebab itu, dalam hal ini alternatif pembelajaran yang dapat digunakan untuk

membuat belajar menjadi lebih bermakna adalah model pembelajaran Learning

Cycle yang dalam implikasinya menggunakan peta konsep

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, untuk

dapat mengetahui bagaimana hasil belajar ranah kognitif siswa setelah

menerapkan model pembelajaran Learning Cycle berbasis peta konsep dan

memperhatikan aktivitas belajar maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang model pembelajaran Learning Cycle berbasis peta konsep dan observasi

aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran fisika.

Penelitian yang sebelumnya menurut U.Kalsum & N. Hindarto (2011)

bahwa penerapan model Learning cycle dapat meningkatkan keaktifan siswa.

Ditunjang dengan meningkatnya hasil belajar kognitif dan hasil belajar

psikomotor siswa.. Hasi penelitian C.I. Yogihati (2010) tentang peningkatan

kualitas pembelajaran fisika umum melalui pembelajaran bermakna dengan

menggunakan peta konsep dapat meningkatkan aktivitas siswa yang mengamati

kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil penelitian Rina Rahayuningsih,M.

Masykuri & Budi Utami ( 2012) bahwa penerapan siklus belajar 5E dengan dapat

(23)

Rendahnya hasil belajar fisika siswa disebabkan beberapa faktor antara

lain : banyaknya hapalan- hapalan yang diberikan guru kepada siswa, metode

mengajar guru yang kurang tepat dengan materi yang diajarkan, kurang dilengkapi

dengan praktek- praktek yang berhubungan langsung dengan materi pelajaran,

persediaan alat laboratorium yang masih kurang dan kegiatan belajarnya monoton

atau tidak bervariasi.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA AR- RAHMAN

diketahui bahwa umumnya model pembelajaran yang digunakan guru cenderung

model pembelajaran langsung (DI) yang belum memberikan kesempatan siswa

untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga mereka masih

pasif. Siswa hanya menunggu penjelasaan dari guru, kemudian mencatatnya, hal

yang demikian menyebabkan siswa menganggap konsep yang diajarkan dalam

proses pembalajaran hanya hafalan yang tidak ada manfaat dan hubungannya

dengan masalah-masalah yang mereka hadapai dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa kurang dilibatkan dalam melakukan penyelidikan, siswa hanya diajarkan

melalui demonstrasi atau ceramah bagaimana seorang ilmuan melakukan

penyelidikan. Hal tersebut mengakibatkan tidak tercapainya tujuan mata pelajaran

fisika yang telah ditetapkan. Dalam sintaks model pembelajaran langsung

pengetahuan awal tidak diperhatikan secara khusus. Pengabaian pengetahuan awal

siswa dapat menghambat pemahaman suatu pengetahuan baru, terlebih jika

pengetahuan awal tersebut tidak sesuai dengan pengetahuan baru yang diajarkan.

Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran langsung, guru

(24)

pengetahuan awal siswa sangatlah penting dalam proses pembelajaran.

Pengabaian pengetahuan awal siswa dapat menghambat pemahaman suatu

pengetahuan baru, terlebih jika pengetahuan awal tersebut tidak sesuai dengan

pengetahuan baru yang diajarkan. Dalam proses pembelajaran dengan model

pembelajaran langsung, guru cenderung mengabaikan pengetahuan awal yang

dimiliki siswa, padahal peran pengetahuan awal siswa sangatlah penting dalam

proses pembelajaran. Selain itu tidak jarang kita temukan guru dalam penyampaian

informasi sehingga kerap kali menumbuhkan suasana membosankan di kalangan

siswa. Siswa kurang diberikan kesempatan untuk menggali pengetahuan dan

mengkaitkan konsep yang dipelajari ke dalam situasi berbeda sehingga pemahan

tentang suatu konsep masih rendah.

Upaya yang dapat dilakukan salah satunya dengan membuat variasi

pembelajaran di kelas. Misalnya dengan menggunakan pendekatan, model, atau

metode pembelajaran yang berbeda dengan yang biasa dilakukan di sekolah

tersebut yaitu model pembelajaran konvensional yang kegiatan pembelajarannya

masih didominasi oleh peran guru. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan,

model, atau metode pembelajaran yang tepat sehingga diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar dan pembelajaran menjadi lebih bermakna serta siswa

menjadi lebih memahami konsep fisika yang telah dipelajari.

Berdasarkan latar belakang dan kajian yang dikemukakan diatas, maka

perlu dilakukan penelitian Efek Model Pembelajaran Learning Cycle berbasis peta

konsep terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa di SMA AR- RAHMAN

(25)

1.2. Identifikasi Masalah

1. Proses belajar fisika menekankan pada aspek menghapal konsep.

2. Hasi belajar fisika siswa masih rendah sehingga aktivitas belajar siswa

rendah.

3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat pada karakteristik

materi pelajaran.

4. Fasilitas laboratorium yang kurang memadai.

5. Penggunaan media belajar yang sesuai dengan materi pelajaran masih

jarang.

6. Guru belum memaksimalkan penggunaan potensi berpikir siswa.

7. Ketersediaan buku- buku pelajaran, khususny buku fisika masih sangat

minim.

8. Proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru belum memaksimalkan

penerapan model- model pembelajaran yang sesuai teori yang ada

sehingga kegiatan pembelajaran terkesan hanya menyelesaikan kewajiban

mengajar.

1.3.Batasan Masalah

Banyak masalah yang berkaitan dengan rendahnya hasil belajar

siswa.Untuk itu perlu dibatasi permasalahan yang akan diteliti agar penelitian

mencapai tujuan yang diharapkan :

1. Model pembelajaran yang diterapkan, yaitu model pembelajaran Learning

Cycle.

(26)

3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA AR- RAHMAN MEDAN

tahun pembelajaran 2013/2014.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan

masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dibuat rumusan masalah :

1. Apakah ada perbedaan aktivitas dengan model pembelajaran

menggunakan Learning Cycle berbasis peta konsep dan Learning Cycle ?

2. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran

menggunakan Learning Cycle berbasis peta konsep dan Learning Cycle ?

1.5.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui :

1. Adanya perbedaan aktivitas dengan model pembelajaran menggunakan

Learning Cycle berbasis peta konsep dan Learning Cycle.

2. Adanya perbedaan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran

menggunakan Learning Cycle berbasis peta konsep dan Learning Cycle.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi para

pengajar fisika tentang bagaimana cara penggunaa model Learning Cycle untuk

pengajaran fisika di SMA. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini

(27)

1. Mendapatkan model pembelajaran inovatif yang menuntut untuk berfikir

kritis dan secara efektif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Sebagai masukan bagi para guru bagaimana mendesain model Learning

Cycle yang inovatif dalam pengajaran fisika di sekolah – sekolah yang

dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa lebih mandiri.

3. Dapat membantu guru – guru mengelola, pengembang dan lembaga –

lembaga pendidikan untuk mengembangkan prestasi belajar siswa.

4. Memberi sumbangan kepada guru,kepala sekolah dan pengawas

pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

1.7. Defenisi Operasional

Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka

dibuat satu defenisi operasional sebagai berikut :

1. Model pembelajaran Learning cycle adalah membantu siswa untuk

membangun pengetahuan yang baru dengan membuat perubahan secara

konseptual melalui interaksi dengan lingkungan dan dunia nyata agar

siswa terlibat secara langsung saat proses pembelajaran.( Dogru dan

Tukaya ,2008).

2. Peta konsep merupakan skema yang menggambarkan suatu himpunan

konsep-konsep (termasuk teorema, prinsip, sifat, dan lain - lain) dengan

maksud mengaitkan/ menanamkan dalam suatu kerangka kerja dengan

menggunakan “proposisi-proposisi” (kata penghubung) agar menjadi jelas

(28)

kunci yang harus terfokus kepada tugas belajar. Hudojo (Nurhayati,

2006:22).

3. Peta konsep merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyatakan

hubungan yang bermakna antara konsep–konsep dalam bentuk proposisi-

proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep

yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit yang semantik (Dahar,

2011:106).

4. Aktivitas meliputi semua kegiatan yang dilakukan siswa yang

berhubungan dengan pembelajaran yang dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung. (Sardiman, 2010:100)

5. Aktivitas belajar adalah segala bentuk atau kegiatan untuk melakukan

proses pembelajaran (Sardiman, 2010 : 97). Dalam hal ini keterlibatan

siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar

fisika.

6. Hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajar (Sudjana,2010 : 25). Hasil belajar siswa

dinyatakan dalam bentuk skor gain ternormalisasi(g) yang diperoleh dari

uji tes sebelum pembelajaran (pre-test) dan uji tes setelah pembelajaran

(post-test).Instrumen tes hasil belajar disusun berdasarkan ranah kognitif

dari revisi Taksonomi Bloom. Ranah kognitif ini meliputi mengetahui,

memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

Hasil belajar adalah penguasaan produk fisika yang mengacu pada

(29)

pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif) dan

dimensi proses kognitif (mengingat, memahami, menerapkan,

menganalisis, mengevaluasi dan mencipta) yang dicapai siswa sebagai

hasil dari proses pembelajaran fisika yang ditempuh selama kurun waktu

tertentu berdasarkan tujuan pembelajaran yang ditetapkan (Anderson dan

(30)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisa data, temuan dan pembahasan selama

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle berbasis

peta konsep dengan menekankan pada aktivitas dan hasil belajar, diperoleh

beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Aktivitas pembelajaran siswa yang menggunakan model pembelajarn

Learning Cycle berbasis peta konsep. Pada indikator writing, mental, oral,

listening dan visual katagoeri tinggi sedangkan motor dan emotional

kategori sedang.

b. Hasil belajar siswa lebih tinggi dengan menggunakan model pembelajarn

Learning Cycle berbasis peta konsep dibandingkan model pembelajaran

Learning Cycle.

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian, pengolahan, serta interpretasi data, peneliti

menyarankan :

1. Peneliti selanjutnya menggunakan sampel yang lebih banyak karena

(31)

sehingga belum bisa mewakili semua siswa kelas X. Sampel yang hanya

terdiri dari satu sekolah kurang optimal untuk menggambarkan hasil

belajar siswa, baik dibelajarkan dengan peta konsep dan dibelajarkan tanpa

peta konsep dalam model pembelajaran Learning Cycle.

2. Peneliti selanjutnya menggunakan observer lebih banyak karena data

aktivitas belajar siswa tidak dapat dipercaya sepenuhnya, karena

keterbatasan kemampuan observer untuk mengobservasi keaktifan yang

menggunakan observer 1 orang.

3. Peneliti selanjutnya menggunakan jangka waktu penelitian lebih lama

karena waktu yang tersedia dalam pelaksanaan pembelajaran baik

dibelajarkan dengan peta konsep dan dibelajarkan tanpa peta konsep dalam

pembelajaran Learning Cycle masih sangat sangat kurang, sebab

disesuaikan dengan jadwal sekolah yang bersangkutan.

4. Peneliti selanjutnya lebih kreatif dalam mengkonsep materi pelajaran yang

akan dibagikan kepada siswa. Konsep yang diberikan kepada siswa harus

mampu menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih termotivasi untuk

mudah memahami materi pelajaran nantinya.

5. Peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik yang sama diharapkan dapat

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Amoechi,C.C., Madu, B.C.2012. Effect of Five Step Learning Cycle Of Students Understanding of Concepts Related to Elasticity, Journal of Education and Practice : 173-183.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Anderson ,L.W., dan Krathwohl, D.R.2010. Pembelajaran , Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Aritonang,H.2013.Pengaruh Strategi pembelajaran Learning Cycle dikombinasikan dengan kooperatif terhadap hasil belajar laju reaksi pada siswa kelas XI SMA.Medan : Tesis pascasarjana UNIMED prodi Kimia.

Arends,R.I.2008.Learning To Teach Buku Satu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Dimyati dan Mudjiono.2009.Belajar dan pembelajaran. Bandung : Rineka Cipta.

Dwiyanti.1999.Pengembangan Model Praktikum Kimia Organik Skala Mikro di LPTK.Laporan Penelitian : Bandung.

Faturrahman, P, dan Sutikno.2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum Dan Konsep Islami. Bandung : Penerbit Refika Aditama.

Giancoli,D. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1 Terjemahan Yuhilza Hanum. Jakarta : Erlangga.

Hamalik,O.1994.Media Pendidikan.Bandung : Citra Aditya Bakti.

Jenkins,A.,Healey,M.2010. Learning Cycle and learning style : Kolb’s experiential learning theory and its application in geography in higher education. Journal internasional.1-16.

Kacar,A., dan Tuna, A.2013. The Effect Of 5E Learning Cycle Model In Teaching Trigonometry On Student’ Academic Achievement And The Permanence Of Their Knowledge Journal internasional. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2013.

Huda,N.2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta : PT. Multi Kreasi Satudelapan.

(33)

Kulsum , U., dan Hindarto, N.2011. Penerapan Model Learning Cycle Pada Pokok Bahasan Kalor Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP.Semarang : Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Universitas Negeri Semarang.

Mayer,R.E.2009. Multimedia Learning.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Nugraha.W.A.2006.Penerapan Model Praktikum Semi Riset pada Praktikum Kimia Fisika 2.Laporan Hasil penelitian.Jurusan Kimia FPMIPA UNIMED

Nuryani,R.2005.Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : Cet.i Penerbit UNM.

Nurgayah.2011.Strategi dan metode pembelajaran.Bandung : Cita pustaka.

NL.S.Y.2011.Psikologi Perkembangan Anan Dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Pandey,A.2011. Journal Inovatif Research In Education . Diakses pada tanggal 6 agustus 2012.

Rahayuningsih, R.,Manskuri, M., dan Utami, B. 2012.Penerapan Siklus Belajar 5 E ( Learning Cycle 5 E ) Disertai Peta Konsep Untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia Pada Materi Larutan. Surakarta : Jurnal Pendidikan Kimia.

Roestyah.1986.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rineka Cipta.

Sagala, S. 2012. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Jakarta : Penerbit Alfabeta.

Sanjaya,W.2008.Strategi Pembelajaran.Jakarta :Kencana Media Persada.

Santoso,S. 2011.Mastering SPSS Versi 19. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Sani,R.A. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Penerbit Grafindo.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil proses belajar mengajar. Bandung : Rosda karya.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

(34)

Supriyanto. 2011. Pengembangan Evaluasi Peta Konsep Untuk Mengukur Struktur Kognitif Pada Pokok Bahasan Pembiasan. Semarang : Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.

Suyanti.R.D. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Taufik, M. 2012. Remediasi Miskonsepsi Mahasiswa Calon Guru Fisika pada Konsep Gaya Melalui Penerapan Model Siklus Belajar ( Learning Cycle ) 5 E. Semarang : Jurnal Pendidikan IPA Indonesia.

Trianto. 2007. Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Usma, H., dan Purnomo.S.2011.Pengantar Statistika.Bandung : Rosda karya.

Yogihati.C.I. 2010. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika Umum Melalui Pembelajaran Bermakna Dengan menggunakan Peta Konsep. Malang :

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari pelaksanaan PPL selama dua bulan di SMA Negeri 1Piyungan ini dapat diperoleh mahasiswa berupa penerapan Ilmu Pengetahuan dan Praktik Keguruan, dalam hal ini

Hasil kajian menunjukan bahwa faktor kekuatan adalah: ketersediaan bahan baku, tenaga kerja lokal cukup tersedia, karet dan kelapa merupakan komoditas andalan masyarakat

18 Untuk merencanakan suatu Fondasi bangunan diperlukan penyelidikan tanah yang biasanya di sebut soil test, pada intinya soil test untuk mengetahui pada kedalaman berapa

N Kompetensi Dasar Alok Januari Februari Maret April Mei juni.. Mengetahui Guru Mata Pelajaran

Patogenisitas Jamur Entomopatogen Beauveria Bassiana Balsamo (Deuteromycetes: Moniliales) Pada Larva Spodoptera Litura Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae).. Life History Of Common

Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita resiko tinggi pada program KB”. Penelitian ini tidak akan menimbulkan

Sebutan sayang ( pet name ) seperti Honey digunakan dalam hunungan yang lebih akrab lagi. Dalam lingkungan manapun ketika seseorang dihadapkan pada struktur hirarkis,

Uji analisis diskriminan dilakukan untuk mengetahui variabel mana saja yang masuk ke dalam model dengan menggunakan metode stepwise yang menghasilkan nilai minimum