• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR SENI MUSIK ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PADUAN SUARA DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR SENI MUSIK ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PADUAN SUARA DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Lucky Febrianova 10208244051

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

(2)
(3)
(4)
(5)

-Oscar

(6)

Karya sederhana ini saya persembahkan kepada:

Kedua orang tua, Budi Hartoyo dan Sri Lestari,

Kedua adikku, Rocky Brilliano dan Angel Beauty Lestari,

Serta teman-teman Pendidikan Seni Musik Angkatan 2010, terimakasih atas segalanya.

(7)

Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul Studi Komparatif Prestasi Belajar Seni Musik antara Siswa yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti Ekstrakurikuler Paduan Suara di SMP Negeri 8 Yogyakarta ini dengan lancar.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka Tugas Akhir Skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Cipto Budy Handoyo, M.Pd., dosen Pembimbing Akademik dan juga selaku dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran, kearifan, dan bijaksana memberikan bimbingan, pengarahan selama masa studi dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini,

2. Drs. Pujiwiyana, M.Pd., selaku Pembimbing II yang penuh kesabaran memberikan bimbingan, pengarahan selama masa studi dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini,

3. H. Suharno, S.Pd, S.Pd. T, M.Pd., selaku kepala SMP Negeri 8 Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian untuk keperluan penyusunan skripsi. 4. Endang Susilowati, S.Pd., selaku guru Seni Musik SMP Negeri 8 Yogyakarta

yang membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.

5. Siswa-siswi SMP Negeri 8 Yogyakarta yang telah membantu dalam penelitian ini.

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan serta bantuan selama penyusunan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan, kesalahan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

(8)
(9)

PERNYATAAN... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI………ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 5

C.Batasan Masalah ... 6

D.Rumusan Masalah ... 6

E.Tujuan ... 6

F.Manfaat ... 6

1. Manfaat Teoretis ... 7

2. Manfaat Praktis ... 7

BAB II ... 8

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 8

A.Kajian Teori ... 8

1. Belajar ... 8

2. Prestasi Belajar ... 9

3. Pembelajaran Seni Musik... 11

4. Ektrakurikuler ... 13

5. Paduan Suara ... 15

B.Penelitian Yang Relevan ... 21

(10)

A.Desain Penelitian ... 27

B.Variabel Penelitian ... 27

C.Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

D.Subyek Penelitian ... 28

E.Definisi Operasional Variabel ... 29

F.Teknik Pengumpulan Data ... 30

I.Teknik analisis data ... 30

BAB IV ... 35

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A.Hasil Penelitian ... 35

B.Pembahasan ... 49

BAB V ... 50

KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

A.KESIMPULAN ... 50

B.SARAN ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN... 54

(11)

Tabel 2. Distribusi frekuensi data siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler

paduan suara ... 38

Tabel 3. Statistik deskripsi data siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler paduan suara ... 38

Tabel 4. data nilai kelompok yang mengikuti ... 39

Tabel 5. Distribusi frekuensi data siswa yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara ... 40

Tabel 6. Statistik deskripsi data siswa yang tidak mengikutiekstrakurikuler paduan suara ... 40

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas ... 41

Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas ... 42

Tabel 9. Hasil perhitungan uji beda ... 43

(12)

Daftar Nilai siswa yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara ... 65

Daftar Nilai siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler paduan suara ... 66

Hasil Uji Homogenitas ... 67

Hasil Uji Normalitas ... 68

Hasil Uji Beda (T-test) ... 69

Surat Ijin Penelitian ... 70

Surat Keterangan Penelitian ... 72

(13)

NIM 10208244051

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang mengikuti dan yang tidak mengikuti ekstrakurikuler paduan suara di SMP Negeri 8 Yogyakarta. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena yang menarik, yaitu prestasi belajar seni musik siswa yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara lebih baik dibandingkan yang tidak mengikuti.

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang pengumpulan datanya dengan survey. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Yogyakarta yang berjumlah 315 siswa yang mengikuti mata pelajaran Seni Musik pada jam pelajaran Seni Budaya tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan dua teknik pengambilan sampel yaitu sampling jenuh dan random sampling. Teknik sampling jenuh untuk mengambil sampel dari 30 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Paduan Suara. Teknik random sampling untuk mengambil sampel dari 285 siswa yang tidak mengikuti ektrakurikuler Paduan Suara diambil 3 siswa secara acak dari setiap kelas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis komparatif dengan uji beda (t-test).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikuti dan yang tidak mengikuti ekstrakurikuler Paduan Suara. Hal ini dibuktikan dengan hasil dari uji t dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows menghasilkan nilai t hitung sebesar 10,621 dengan signifikansi (0,003) < 0,05. Hal tersebut berarti hipotesis yang berbunyi “Terdapat perbedaan rata-rata nilai siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Paduan Suara dan yang tidak mengikuti signifikan” tidak ditolak.

Kata Kunci : prestasi belajar, seni musik, ekstrakurikuler Paduan Suara.

(14)

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sarana dan memegang peranan penting

dalam upaya mencerdaskan kehidupan dan kemajuan umat manusia.

Pendidikan dalam arti luas disamakan dengan belajar, tanpa

mempedulikan dimana, atau pada usia berapa belajar terjadi.

Pendidikan merupakan proses yang pasti dijalani oleh setiap manusia

seumur hidupnya, yang berarti selama manusia itu hidup selalu

berproses untuk belajar sampai akhir hidupnya.

Menurut Thomas dan Marshall (dalam Sumitro, dkk, 2006:

17), pendidikan adalah “proses pengembangan kemampuan dan

perilaku manusia secara keseluruhan”. Secara teknis, pendidikan

adalah proses dimana masyarakat, melalui lembaga-lembaga

pendidikan dengan sengaja mentranformasikan warisan budayanya,

yaitu pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan dari genersi ke

generasi.

Di era globalisasi, dunia pendidikan telah mengalami berbagai

perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat dan mengesankan,

terbukti dengan adanya sekolah-sekolah bertaraf internasional dengan

fasilitas yang memadai. Pendidikan merupakan aspek yang tidak luput

(15)

dari kehidupan manusia, setiap manusia tetap akan belajar dan akan

selalu mencari sesuatu yang belum diketahuinya. Hal ini disebabkan

oleh rasa ingin tahu seorang manusia yang selalu berkembang dengan

rangsangan yang ada di lingkungannya.

Salah satu tujuan negara yang tertuang dalam pembukaan UUD

1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk itu setiap

warga Negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang sesuai

dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status

sosial, ras, etnis, agama, dan gender. Selain itu, dalam UUD 1945

pasal 33 ayat 1 dan 2 tentang pendidikan dan kebudayaan tertulis

bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Setiap

warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib

membiayainya”.

Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk

melaksanakan pendidikan. Dalam pelaksanaannya sekolah

berpedoman pada kurikulum yang disusun oleh pemerintah.

Pengertian kurikulum menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003,

“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah wajib mengikuti

(16)

Kurikulum di Indonesia telah mengalami banyak

perkembangan. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum

pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun

1947 sampai sekarang yang paling terbaru kurikulum 2013. Perubahan

tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan

sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat

berbangsa dan bernegara.

Pada kurikulum pendidikan nasional terdapat mata pelajaran

yang salah satunya mata pelajaran seni dan budaya. Jika diamati uraian

bahasanya, mata pelajaran seni dan budaya ini terdiri atas bahan ajaran

seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Mata pelajaran ini

sudah disajikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP), dengan alokasi

waktu sekitar 3 jam pelajaran. Sedangkan lama belajar untuk setiap

jam belajar di SMP/MTs yaitu 40 menit.

Berdasarkan alokasi waktu yang ada dan bahan ajar yang

beragam, pada umumnya para guru sulit untuk menyelenggarakan

pembelajaran sebagaimana mestinya. Apalagi jika di sekolah tersebut

hanya ada guru seni musik saja, maka kemungkinan pelajaran seni

yang lain akan ditinggalkan begitu pula sebaliknya. Di samping itu ada

juga yang berpendapat bahwa pendidikan seni musik merupakan

pelajaran yang tidak penting, sangat disayangkan dengan adanya

(17)

Setiap mata pelajaran, dalam pelaksanaannya mengarah 3

ranah yaitu ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik. Pada mata

pelajaran seni budaya (seni musik), ranah afektif sangat

mempengaruhi siswa dalam proses belajar. Selain itu, hal ini juga

untuk melatih kemampuan siswa untuk aktif dalam berdiskusi dan saat

menerima pelajaran yang diberikan. Tanpa adanya aspek tersebut,

siswa tidak akan mungkin membangun kemampuan kreatifnya dalam

bidang seni.

Setiap anak memiliki kemampuan diri yang melekat pada

dirinya sejak dia dilahirkan. Kemampuan diri biasa disebut dengan

bakat. Tetapi bakat setiap orang pastilah berbeda-beda. Bakat adalah

suatu kelebihan yang dimiliki manusia sejak lahir dalam bidang

tertentu, seseorang membutuhkan waktu yang singkat untuk

mempelajari satu bidang tertentu. Setiap orang membutuhkan wadah

yang tepat untuk mengembangkan bakatnya.

Sekolah biasanya memberikan wadah untuk mengasah bakat

para siswanya. Dalam hal ini BK (Bimbimngan Konseling) berperan

untuk membantu dan mengarahkan siswa sesuai bakatnya melalui

ektrakurikuler. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan siswa yang berada

di luar program yang tertulis di dalam kurikulum. SMP Negeri 8

Yogyakarta memiliki beberapa ekstrakurikuler khususnya di mata

pelajaran seni budaya (seni musik). Disana terdapat ekstrakurikuler

(18)

ekstrakurikuler paduan suara ini, diharapkan siswa dapat

mengembangkan kemampuan musikalitasnya. Hal ini pun akan sangat

mempengaruhi prestasi belajar siswa khususnya di mata pelajaran seni

musik.

Selama peniliti melakukan kegiatan KKN-PPL di SMP Negeri

8 Yogyakarta, peneliti diberikan tugas oleh guru seni budaya untuk

melatih ekstrakurikuler paduan suara. Siswa antusias ketika peneliti

melatih ekstrakurikuler paduan suara. Anggota ekstrakurikuler paduan

suara di SMP Negeri 8 Yogyakarta berjumlah 30 siswa.

Berdasarkan hasil observasi awal kegiatan ekstrakurikuler

selama peneliti melakukan KKN-PPL di sana ditemukan sebuah

fenomena menarik yaitu, siswa-siswa yang mengikuti ekstrakurikuler

paduan suara prestasi hasil belajarnya lebih baik dan dalam praktek

siswa ini cenderung baik dibandingkan siswa yang tidak mengikuti

ekstrakurikuler paduan suara. Dari paparan didepan, peneliti tertarik

untuk mengetahui perbandingan prestasi belajar seni musik antara

siswa yang mengikuti dan yang tidak mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler paduan suara di SMP Negeri 8 Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, berbagai permasalahan

dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Perbedaan prestasi hasil belajar siswa antara yang mengikuti dan yang

(19)

2. Perbedaan prestasi hasil belajar belum diketahui.

3. Belum diketahuinya perbedaan siswa yang menonjol dalam

pembelajaran seni budaya.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada perbedaan prestasi belajar

seni musik antara siswa yang mengikuti dan yang tidak mengikuti

ekstrakurikuler paduan suara di SMP Negeri 8 Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Bedasarkan pembatasan masalah diatas, masalah yang dikaji

lebih lanjut dalam penelitian ini yaitu, “Bagaimanakah perbandingan

prestasi belajar seni musik antara siswa yang mengikuti dan yang tidak

mengikuti ekstrakurikuler paduan suara di SMP Negeri 8

Yogyakarta?”.

E. Tujuan

Berdasarkan permasalah yang dikemukakan di atas, tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

perbandingan prestasi belajar seni musik antara siswa yang mengikuti

dan yang tidak mengikuti ekstrakurikuler paduan suara di SMP Negeri

8 Yogyakarta.

F. Manfaat

Dengan diadakan penelitian ini penulis berharap ada manfaat

(20)

1. Manfaat Teoretis

Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu

pengetahuan, bahwa ekstakurikuler mempengaruhi prestasi belajar

seni musik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan

untuk lebih mengembangkat bakat siswa.

b. Bagi penulis, penelitian ini dapat menjadi referensi pengalaman

dan jawaban tentang perbandingan prestasi belajar seni musik

antara siswa yang mengikuti dan yang tidak mengikuti

ekstrakurikuler paduan suara di SMP Negeri 8 Yogyakarta.

(21)

1. Belajar

Banyak pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang

berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian mengacu

pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses

belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Slameto

(1995: 2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Dari pendapat Slameto ini bahwa siswa

diharapan akan memperoleh perubahan-perubahan sikap atau tingkah

laku yang lebih baik ketika siswa berinteraksi dengan lingkungan

sekolah melalui proses belajar.

Winkel (1996: 53), berpendapat bahwa belajar adalah suatu

aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi yang

aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan

dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Perubahan itu bersifat secara relatif konstant. Menurut Ngalim (2006:

102) “belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu

(22)

perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan”.

Dari pendapat Winkel dan Ngalim, diharapkan agar melalui proses

belajar siswa mengalami suatu perubahan atau pembaharuan baik

dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap yang lebih

baik ketika siswa berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Kemudian menurut pendapat Witherington, sebagai mana

dikutip oleh Hasan (1994: 86) dalam buku Educational of Psycology,

belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan

diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan

sikap, kebiasaan, kepandaian. Beberapa pendapat dari para pakar tadi

dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan

kepribadian siswa dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk

peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan,

daya pikir, dan kemampuan kemampuan lainnya secara bertahap.

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha

belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat

yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada

periode tertentu (Sunarto: 2009). Prestasi belajar merupakan hasil dari

pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif,

afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang

(23)

2009). Menurut Nawawi (1981: 100), pengertian prestasi belajar

adalah tingkat keberhasilan dalam mempelajari mata pelajaran di

sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor, diperoleh dari hasil tes

mengenai sejumlah mata pelajaran.

Pendapat lain disampaikan oleh Sukmadinata (2007: 102)

yang mengatakan bahwa, prestasi belajar merupakan realisasi atau

pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang

dimiliki seseorang. Prestasi belajar ini dapat dilihat dari perilakunya,

baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan

berpikir maupun keterampilan motorik. Dari pendapat yang

disampaikan oleh Sukmadinata berdasarkan dari prestasi belajar ini

dapat dijadikan sebagai tolak ukur sejauh mana siswa menyerap materi

yang telah disampaikan oleh guru.

Winkel (1996: 162) menyebutkan bahwa ”prestasi belajar

adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa

dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang

dicapai”. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga

aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor sebaliknya dikatakan

prestasi belajar kurang memuaskan apabila siswa belum mampu untuk

memenuhi target dalam ketiga aspek tersebut.

Menurut Sukardi (dalam Nugroho, 2010: 11) menjelaskan

bahwa prestasi belajar dapat diartikan sebagai prestasi secara umum

(24)

Dalam prestasi belajar yang diperoleh siswa biasanya

ditunjukkan/ditandai dengan angka, huruf, atau simbol-simbol.

Berdasarkan beberapa pengertian prestasi belajar di atas dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian dari kegiatan

belajar yang telah dilakukan siswa dan merupakan bentuk perumusan

akhir yang diberikan oleh guru untuk melihat sampai di mana

kemampuan siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf

maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai.

3. Pembelajaran Seni Musik

Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu

atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan

penciptanya melalui unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni,

bentu/struktur lagu, dan ekspresi sabagai satu kesatuan. Musik adalah

cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara ke dalam

pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia (Banoe,

2003:288).

Menurut Owen (2000: 6), musik dapat didefinisikan melalui

banyak cara yang bisa dipandang dari segi fisik, estetik, filosofi, dan

praktik. Beberapa penjelasan tentang musik yang dapat

dipertimbangkan dan didiskusikan antara lain :

(25)

suara dan diam yang diatur oleh pitch, durasi, kekerasan suara, dan timbre, (3) bentuk musik yang dinotasikan.

Pembelajaran musik di sekolah merupakan sarana untuk

membantu berhasilnya pendidika musik dalam bentuk pembinaan

kepribadian peserta didik, mengembangkan bakat dan kreativitas, serta

sebagai tambahan wawasan yang lebih luas dalam bidang ilmu

pengetahuan dalam hal budaya dan kesenian terutama di sekolah dan

intuisi pendidikan.

Pendidikan seni musik memiliki sifat yang unik yang

membedakannya dengan mata pelajaran lainnya. Keunikan pendidikan

musik tersebut adalah : (1) adanya unsur estetik, (2) ekspresif, (3)

kreatif. Ketiga keunikan tersebut kemudian dapat dijabarkan lebih

lanjut dengan adanya pengalaman estetik, persepsi estetik, tanggapan

estetik, kreasi estetik, dan ekspresi estetik (Sumaryanto, 2007: 13).

Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, pembelajaran seni

musik sangat memberi kontribusi yang besar dalam pembentukan

manusia Indonesia seutuhnya. Pembelajaran seni musik pada

kurikulum 2013 masuk ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan

Prakarya (SBDP).

Dalam Permen No. 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar

dan Struktur Kurikulum pembelajaran seni musik merupakan

pembelajaran yang memberikan kemampuan mengekspresikan dan

(26)

peserta didik dan memberikan sikap-sikap atau emosional yang

seimbang. Seni musik membentuk disiplin, toleran, sosialisasi, sikap

demokrasi yang meliputi kepekaan terhadap lingkungan. Dengan kata

lain pembelajaran seni musik merupakan materi yang memegang

peranan penting untuk membantu pengembangan individu peserta

didik yang nantinya akan berdampak pada pertumbuhan akal, pikiran,

sosialisasi, dan emosional.

Berdasarkan dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa

musik adalah ilmu atau seni suara atau bunyi yang mengandung

unsur-unsur keindahan yang dituangka dalam irama, melodi, dan harmoni,

serta ekspresi dan seni musik disini adalah mata pelajaran seni musik,

yang dimana seni musik ini mememiliki peran penting dalam

membangun kreativitas peserta didik serta membentuk kedisiplinan,

toleransi dan berinteraksi baik dengan lingkungan sekitarnya, baik

lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

4. Ektrakurikuler

Pengertian ekstra secara umum mengandung pengertian segala

sesuatu yang mempunyai makna berbeda dan memiliki nilai lebih dari

biasa. Sejalan dengan pengertian tersebut, ekstrakurikuler di sekolah

merupakan kegiatan yang bernilai tambah yang diberikan sebagai

pendamping pelajaran yang diberikan secara intrakurikuler. Hal ini

didukung oleh pendapat Suryosubroto (1997: 207), kegiatan

(27)

dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan

memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di

luar jam pelajaran, yang bertujuan untuk menyalurkan dan

mengembangkan bakat atau minat serta memperluas wawasan

pengetahuan dan kemampuan siswa. Menurut Suryobroto (1997)

kegiatan ekstrakurikuler mempunyai tujuan yaitu (1) kegiatan

ekstrakurikuler dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor, (2) mengembangkan bakat dan minat

siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia

seutuhnya yang positif, (3) dapat mengetahui, mengenal serta

membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.

Dari pendapat Suryosubroto diharapkan dengan mengikuti

ekstrakurikuler siswa dapat mengembangkan bakatnya dan

memperluas wawasan pengetahuannya.

Pemerintah sudah mencantumkan hal-hal mengenai kegiatan

ekstrakurikuler di dalam peraturan menteri Nomor 62 tahun 2014 pasal

1 dan 2 tentang kegiatan ekstrakurikuler, pasal 1 memaparkan bahwa

kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh

peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan

kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan.

Pasal 2 memaparkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan

(28)

kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik

secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan

pendidikan nasional.

5. Paduan Suara

Paduan suara merupakan istilah yang menuju kepada ensambel

musik yang terdiri dari penyanyi-penyanyi yang umumnya terbagi atas

beberapa bagian suara. Menurut Pramayuda (2010: 63) paduan suara

merupakan penyajian musik vokal yang terdiri dari 15 orang atau lebih

yang memadukan berbagai warna suara menjadi satu kesatuan yang

utuh dan dapat menampakan jiwa lagu yang dibawakan.

Umumnya suatu kelompok paduan suara membawakan musik

paduan suara yang terdiri atas beberapa bagian suara yaitu untuk

perempuan Sopran, Mezzosopran, dan Alto, sedangkan untuk laki-laki

Tenor, Bariton dan Bass (Soeharto 1979 : 15).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

paduan suara adalah suatu penyajian musik vokal yang terdiri dari 15

orang atau lebih yang didalamnya terdiri atas beberapa bagian suara

yaitu Sopran, Mezzosopran, Alto, Tenor, Bariton dan Bass yang

kemudian dipadukan menjadi satu kesatuan yang utuh dan dapat

(29)

Untuk dapat bernyanyi dengan baik, penyanyi harus menguasai

beberapa teknik vokal dengan baik. Penyanyi harus sering melatih

teknik vokalnya agar dapat bernyanyi dengan baik. Berikut tenik vokal

yang harus bisa dikuasai penyanyi agar dapat bernyanyi dengan baik.

1. Teknik Vokal

Menurut Jamalus (1988:49) dasar-dasar teknik vokal dalam

bernyanyi yang perlu diperhatikan adalah artikulasi, intonasi, dan

pernafasan. Secara rinci dipaparkan sebagai berikut :

a) Artikulasi

Artikulasi merupakan teknik yang berkaitan dengan

pelafalan atau pengucapan kata-kata syair dalam lagu.

Artikulasi adalah dasar ucapan bunyi bahasa yang terjadi

didalam mulut, dalam bernyanyi harus jelas, Jamalus

(1988:55). Jadi artikulasi yang baik akan membantu penyanyi

untuk menghasilkan suara yang baik dan jernih saat bernyanyi.

Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam artikulasi, yaitu

huruf vokal (huruf hidup), huruf konsonan (huruf mati), dan

diftong (dua huruf vokal yang diucapkan dalam satu kesatuan

waktu). Jadi dapat disimpulkan bahwa artikulasi adalah cara

mengucapkan kata-kata dalam bernyanyi sehingga mampu

menciptakan suara yang jelas, nyaring, bahkan supaya suara

(30)

b) Intonasi

Intonasi berkaitan dengan kemampuan seorang

penyanyi untuk membunyikan nada dengan tepat, dengan kata

lain intonasi adalah ketepatan membidik nada dalam bernyanyi,

Ali (2006:51). Seorang penyanyi harus bisa menyanyikan

nada-nada yang terangkai dalam sebuah lagu dengan intonasi

yang baik. Intonasi dapat dipengaruhi oleh pernafasan serta

pendengaran kita saat bernyanyi. Pendengaran kita harus sering

dilatih agar menjadi lebih sensitif terhadap tinggi rendahnya

nada, baik nada tinggi (high pitch) maupun nada rendah (low

picth).

Menurut Prier (2011:41) terdapat 11 alasan mengapa nada-nada dinyanyikan kurang tepat, yaitu (1) suasana benyanyi terlalu tegang, (2) konsentrasi dalam bernyanyi kurang, (3) para penyanyi kehabisan nafas, (4) nada yang diulang atau ditahan melelahkan, (5) para penyanyi kurang peka akan keselarasan dalam gabungan suara, (6) kurang mahir dalam membidik lompatan nada, (7) nada-nada pada batas wilayah suara sulit dikuasai, (8) nada-nada pada batas wilayah suara sulit dinyanyikan, (9) huruf-huruf dengan warna gelap dan terang mempengaruhi tinggi nada, (10) kecenderungan mengikuti tangga nada lain, dan (11) tergelincir waktu mengayunkan nada.

c) Pernafasan

Sitompul (1988:17) menjelaskan bahwa pernafasan adalah

aktivitas otot-otot pernafasan secara otomatis udara masuk ke

(31)

dalam bernyanyi. Seorang penyanyi harus mlatih teknik

pernafasan agar pada saat bernyanyi dapat menghasilkan nafas

yang panjang. Apabila nafas terlalu pendek makan akan

mempengaruhi frasering atau pemenggalan kalimat. Ada tiga

jenis pernafasan dalam bernyanyi, yaitu pernafasan bahu,

pernafasan dada, dan pernafasan diafragma. Teknik paling baik

yang digunakan dalam bernyanyi adalah tenik pernafasan

diafragma.

Menuurut pendapat Jamalus (1988:52) pada pernafasan

diafragma bagian yang mengembang ketika menarik nafas

adalah sekitar diafragma samping dan punggung. Diafragma

adalah sekat antara rongga dada dan rongga perut. Pernafasan

diafragma dilakukan dengan cara mengatur sekat diafragma.

Pernafasan ini sangat cocok dan dianjurkan untuk bernyanyi

karena rongga udara yang digunakan lebih besar sehingga

udara yang ditampung akan lebih banyak.

Frasering adalah aturan pemenggalan kalimat musik

menjadi bagian yang lebih pendek, akan tetapi memilik

kesatuan arti yang utuh, Prier (1992:69). Frasering akan

memudahkan kita memberikan tanda-tanda dimana kita

mengatur nafas dalam bernyanyi. Tujuan dari frasering adalah

agar pemenggalan kalimat musik lebih tepat dan benar sesuai

(32)

dengan baik dan aturan pemenggalan kalimatnya mudah untuk

dimengerti, sehingga pesan dan isi dari lagu dapat

tersampaikan dengan baik kepada pendengar.

Ekspresi sering dianggap sebagai penjiwaan lagu. Hal ini

ditekankan pada kemampuan bernyanyi dalam menyesuaikan

isi dan jiwa pada lagu sesuia kehendak penciptanya. Jamalus

(1988:38) mengatakan bahwa :

Ekspresi dalam musik adalah ungkapan pikiran dan perasaan yang mencakup semua nuansa dari tempo, dinamik, dan warna suara dari unsur-unsur pokok musik dalam pengelompokan frase yang diwujudkan oleh seniman musik/penyanyi, disampaikan pada pendengarnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ekspresi adalah pengungkapan

perasaan melalui dinamik, tempo, dan warna suara yang

disampaikan penyanyi kepada pendengarnya.

2. Bernyanyi dalam Paduan Suara

Bernyanyi dalam paduan suara memiliki perbedaan

dibandingkan dengan bernyanyi tunggal atau solo. Dalam paduan

suara dibutuhkan kepaduan (Blend) suara-suara dari kelompok suara

yang berbeda harus menjelma menjadi satu kesatuan warna suara.

Menurut pendapat Pohan (1994: 46), beberapa syarat untuk mencapai

(33)

1) Tinggi nadanya (pitch) harus tepat bersih. Nada yang tidak tepat

antar suara akan menjadikan suara keruh. Di sinilah perlunya

pemanasan (Vokalizi) sebelum membawakan lagu.

2) Kualitas suara yang baik. Ini tergantung dari cara membentuk

suara dan cara membentuk vokal (vowels).

3) Menggunakan regiser yang sama. Penggunaan register yang

berbeda (ada yang falsetto ada nada yang suara leher), juga antara

sopran dan alto yang jauh warnanya menjadikan suara tidak padu.

4) Penggunaan vibrasi yang tidak terkendali. Vibrasi boleh digunakan

asal tidak terlalu besar intensitasnya dan jangan menonjolkan

individu. Sebaiknya hanya beberapa saja, kecuali sebagai solis.

5) Tingkat dinamik yang seragam. Penyamaan dinamik agar tidak ada

yang lebih menonjol, agar tidak terdengar sia-sia penggarapannya.

Dalam sebuah paduan suara ada beberapa komponen yang

memegang peranan penting, di antaranya: pimpinan anggota (dirigen),

pengiring, dan komposisi. Jamalus (1988) menyatakan bahwa :

(34)

b. Pengiring memiliki peranan yang cukup penting yaitu sebagai pelengkap, memberi nuansa dan memperindah sebuah komposisi. Di sekolah yang menjadi pengiring biasanya adalah guru atau pelatih paduan suara.

c. Komposisi berperan sebagai penggambaran konsep dan penataan alur dalam komposisi tersebut.

B. Penelitian Yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, berikut dikemukakan

beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini.

1. Penelitian Rio Haris Hermansyah pada tahun 2013 dengan judul

“Studi Perbandingan Antara Prestasi Belajar Seni Musik Siswa di

SMA yang Menyelenggarakan Pentas Seni dan SMA yang Tidak

Menyelenggarakan Pentas Seni di Kabupaten Pati” pada tahun

2011/2012. Hasil penelitian yang telah diperoleh menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar

seni musik di SMA yang menyelenggarakan pentas seni dan yang

tidak menyelenggarakan. Berdasarkan perhitungan yang telah

dilakukan menunjukkan bahwa kelompok A yang berjumlah 308

siswa memperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 27,44 dan

kelompok B yang berjumlah 308 siswa memperoleh nilai rata-rata

(mean) sebesar 23,11. Berdasarkan Uji-t diperoleh t sebesar 12,251

dengan taraf signifikasi 0,01<0,05. Setelah dikonsultasikan dengan

t tabel, ternyata t hitung lebih besar dari t tabel pada taraf

signifikan 5%(t hitung = 12,251>t tabel = 1,647). Menyatakan

(35)

musik. Kegiatan Pentas Seni ini, sangat berkaitan dengan kegiatan

Ekstrakurikuler.

2. Penelitian Perbandingan Prestasi Belajar pada tahun 2013 oleh

Nurul Risqa Dwi Ariani, dengan judul “Perbandingan prestasi

belajar seni budaya siswa yang aktif dan yang tidak aktif dalam

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni di SMP Negeri 2

Purworejo”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, (1) Ada

perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar seni budaya siswa

yang aktif dan yang tidak aktif dalam mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler seni di SMP Negeri 2 Purworejo. Hal ini dapat

dilihat dari hasil perhitungan uji independent t test diperoleh t pada

nilai tes tertulis sebesar 11,391 lebih besar dari t table sebesar

1,976; dengan nilai signifikan sebesar 0,000 kurang dari 0,05; dan

(2) siswa yang mengikuti ekstrakurikuler seni mempunyai prestasi

belajar seni budaya yang lebih baik dibandingkan yang tidak

mengikuti ekstrakurikuler seni. Hal ini dibuktikan dari prestasi

belajar seni budaya siswa yang mengikuti ekstrakurikuler seni

diperoleh mean nilai tes tertulis sebesar 8,24 dan mean nilai tes

praktik sebesar 8,64; sedangkan prestasi belajar seni budaya siswa

yang tidak aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni

diperoleh mean nilai tes tertulis sebesar 6,74 dan mean nilai tes

(36)

Dari kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

penelitian Studi Komparatif Prestasi Belajar Seni Musik Antara Siswa

Yang Mengikuti dan Yang tidak Mengikuti Ekstrakurikuler Paduan

Suara di SMP Negeri 8 Yogyakarta berhubungan dengan kedua

penelitian diatas.

C. Kerangka Berpikir

Dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini, Seni musik

memiliki peranan penting seperti mata pelajaran lain. Sesuai dengan

Permen No. 68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum, menyatakan bahwa seni budaya memiliki peranan penting

dalam membentuk karakter peserta didik. Kurikulum 2013 bertujuan

membangun kesejahteraan berbasis peradaban, di mana modal sosial,

modal budaya, modal pengetahuan atau keterampilan menjadi modal

dasar peradaban untuk membangun sumber daya manusia yang

sejahtera.

Kesenian, khususnya Seni Musik juga turut diwujudkan dan

diinternalisasikan sebagai pembelajaran yang mendorong peserta didik

untuk kreatif dan mampu berekspresi sesuai dengan

perkembangannya. Pembelajaran Seni Musik dalam Seni Budaya dan

Prakarya (SBDP), pembelajaran dilakukan secara tematik dengan mata

pelajaran lain dan disesuaikan dengan tema dan subtema yang telah

(37)

Pada pembelajaran Seni Musik khususnya, membutuhkan

kreativitas guru dalam membelajarkan seni musik. Kreativitas guru

yang dimaksud adalah menggunakan metode dan media yang

bervariasi, memodifikasi dan memperkaya bahan pembelajaran,

mengembangkan situasi belajar yang memungkinkan setiap anak

bekerja dengan kemampuan masing-masing pada setiap materi serta

mengusahakan keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan

pembelajaran.

Semua Sekolah Menengah Pertama di Yogyakarta tidak

menggunakan kurikulum 2013 ini. Hanya SMP Negeri 8 Yogyakarta

yang telah menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum ini berbasis

karakter dan kompetensi, diharapkan dapat menghasilkan insan yang

produktif, kreatif, dan inovatif. Di dalam kurikulum 2013, selain

kegiatan intrakurikuler juga terdapat kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan di luar jam pelajaran.

Kegiatan ekstrakurikuler bersifat pilihan sesuai bakat, minat

siswa, dan kemampuan. Ekstrakurikuler bertujuan agar peserta didik

dapat meningkatkan kemampuan dalam aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor. Selain itu ektrakurikuler juga bertujuan untuk

mengembangkan potensi, bakat, dan minat secara optimal, serta

tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna

untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Dalam hal ini BK

(38)

para siswa sesuai dengan bakat mereka masing-masing. Di SMP

Negeri 8 Yogyakarta memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler

dalam bidang seni seperti ekstrakurikuler gamelan, paduan suara, dan

band.

Ekstrakurikuler paduan suara adalah salah satu kegiatan di

SMP Negeri 8 Yogyakarta. Adanya kegiatan ekstrakurikuler ini

diharapkan dapat menunjang dan meningkatkan prestasi belajar,

karena siswa yang mengikuti ekstrakurikuler mendapatkan materi

yang lebih dibandingkan dengan yang tidak mengikuti. Di samping itu

wawasan tentang musik siswa akan bertambah. Akan tetapi tidak

semua siswa tertarik dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini. Bagi

siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini, diharapkan

memiliki prestasi belajar seni musik yang lebih baik, dibandingkan

siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paduan

suara.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka penting adanya penelitian

mengenai perbandingan prestasi belajar seni musik siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler paduan suara dan yang tidak mengikuti.

Perbandingan ini dapat sebagai bahan evaluasi guru dalam

menerapkan metode pembelajaran, materi pembelajaran, dan bentuk

penyajian paduan suara yang lebih menarik dan menyenangkan agar

kegiatan ekstrakurikuler paduan suara di SMP Negeri 8 Yogyakarta

(39)

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir yang menjadi panduan penelitian,

maka diajukan hipotesis dengan pernyataan sebagai berikut.

H0 : Perbedaan rata-rata nilai siswa yang mengikuti ekstrakurikuler

paduan suara dan yang tidak mengikuti tidak signifikan.

H1 : Perbedaan rata-rata nilai siswa yang mengikuti ekstrakurikuler

(40)

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

metode survey. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

“Perbandingan prestasi belajar seni musik antara siswa yang mengikuti

dan yang tidak mengikuti ekstrakurikuler paduan suara di SMP Negeri

8 Yogyakarta”.

Penelitian ini termasuk penelitian komparatif yang bersifat

non-eksperimen. Penelitian komparatif ini tujuannya untuk

membandingkan suatu variabel dengan variabel lainnya. Apakah ada

atau tidak perbedaan antara dua variabel tersebut. Dalam penelitian

komparatif ini, informasi didapatkan dari guru seni musik dengan

menggunakan nilai akhir semester mata pelajaran seni musik.

B. Variabel Penelitian

Variabel merupakan istilah yang umum digunakan dalam

setiap jenis penelitian. Menurut Arikunto (2002:104), “variabel adalah

gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian”. Variabel

penelitian dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu

“Prestasi belajar seni musik siswa yang mengikuti dan yang tidak

mengikuti ekstrakurikuler paduan suara di SMP Negeri 8 Yogyakarta”.

(41)

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian bertempat di SMP Negeri 8 Yogyakarta tahun ajaran

2015/2016, yang beralamat di Jalan Prof. Dr. Kahar Muzakir 2

Yogyakarta. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari 2016.

D. Subyek Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah sebuah daerah atau wilayah generalisasi yang

terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011:80). Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 8 Yogyakarta, yang

berjumlah 315 siswa yang mengikuti mata pelajaran seni musik pada

jam pelajaran seni budaya tahun ajaran 2015/2016.

2. Sampel

Menurut (Sugiyono, 2011:81) Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Penelitian ini menggunakan dua teknik pengambilan sampel yaitu

sampling jenuh dan random sampling. Sampling Jenuh adalah teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel (Sugiyono, 2012:124). Teknik ini digunakan untuk mengambil

data nilai populasi siswa kelas VIII yang mengikuti ekstrakurikuler

paduan suara. Random sampling adalah pengambilan anggota sampel

(42)

ada di dalam populasi karena anggota populasi dianggap homogen

(Sugiyono, 2009:120). Teknik ini digunakan untuk mengambil data

nilai dari populasi siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler paduan

suara.

E. Definisi Operasional Variabel a. Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah hasil penilaian dari kegiatan belajar

yang telah dilakukan dan merupakan bentuk perumusan akhir yang

diberikan oleh guru untuk melihat sampai di mana kemampuan siswa

yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat

yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai dalam pelajaran

seni musik.

b. Ekstrakurikuler Paduan Suara

Paduan Suara merupakan penyajian musik vokal yang terdiri

dari 15 orang atau lebih yang memadukan berbagai warna suara

menjadi satu kesatuan yang utuh dan dapat menampakan jiwa lagu

yang dibawakan. Di SMP Negeri 8 Yogyakarta memiliki kegiatan

ekstrakurikuler paduan suara. Siswa kelas VIII ada yang mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler paduan suara ada pula yang tidak

mengikutinya. Untuk mengetahui jumlah siswa yang mengikuti

dan yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paduan suara

diperoleh dengan survey ke kelas masing-masing, mencatat data

(43)

F. Teknik Pengumpulan Data Dokumentasi

Menurut Suharsimi (2010: 201) “metode dokumentasi yaitu

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,

agenda, dan sebagainya”. Menurut Sugiyono (2013: 329) Dokumentasi

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental. Dokumentasi yang

diambil dari sekolah disini berupa daftar data siswa dan daftar nilai

akhir semester genap siswa yang mengikuti dan tidak mengikuti

ekstrakurikuler paduan suara tahun ajaran 2014/2015.

I. Teknik analisis data 1. Uji Prasyarat Analisis

Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik.

Perhitungan dan analisis data dilakukan dengan program SPSS for

windows 16.0. Sebelum memasuki tahap pengujian hipotesis, harus

memenuhi beberapa persyaratan analisis, yaitu uji normalitas, uji

homogenitas, uji hipotesis dan uji t. Uji persyaratan analisis diperlukan

guna mengetahui apakah analisis data pengujian hipotesis dapat

dilanjutkan atau tidak. Data yang diperoleh diuji prasyarat dengan

(44)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan untuk menguji apakah sampel

yang diselidiki berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang

digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Rumus

Kolmogorov-Smirnov yang digambarkan oleh Sugiyono (2007: 389) adalah sebagai

berikut.

�����+��

Keterangan :

KD = harga K-Smirnov yang dicari

n1 = jumlah sampel yang diperoleh

n2 = jumlah sampel yang diharapkan

Uji normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0

for windows dengan ketentuan data dapat dikatakan berdistribusi

normal jika nilai signifikansi (p) > 0,05 dan sebaliknya.

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas varian digunakan untuk mengetahui apakah

sampel yang diambil dari populasi memiliki homogenitas (kesamaan)

satu dengan lainnya. Rumus uji homogenitas variansi menurut

(45)

=

1 2

22

Keterangan :

F = koefisien F test

�1 2

= varian terbesar

�2 2

= varian terkecil

Di dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan uji

Levene’s test dengan ketentuan variansi sampel dapat dikatakan

homogen jika nilai signifikansi > 0,05 dan sebaliknya.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis di dalam penelitian ini menggunakan uji beda,

yaitu uji t. uji t tersebut dilakukan dengan membandingkan rata-rata

nilai (mean) kelompok yang tidak mengikuti dan yang mengikuti

ekstrakurikuler paduan suara. Jenis uji t yang digunakan dalam

penelitian ini adalah independent samples t-test (uji t untuk sampel

yang tidak berkorelasi). Independent samples t-test menggunakan skor

atau nilai dari kedua sampel yang diperoleh dari subjek yang berbeda

(Hartono, 2013:153). Adapun rumus uji-t yang digunakan adalah

(46)

keterangan :

t = koefisien yang dicari

x1 = nilai rata-rata kelompok eksperimen

x2 = nilai rata-rata kelompok control

S2 = varians kelompok eksperimen

n1 = jumlah subjek kelompok eksperimen

n2 = jumlah subjek kelompok control

Perhitungan uji beda dilakukan dengan menggunakan bantuan

program SPSS 16.0 for windows. Kriteria hipotesis diterima apabila

harga thitung lebih kecil dari pada ttabel pada taraf signifikansi 5% maka

Ho diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya, jika harga thitung lebih besar

dari pada ttabel pada taraf signifikansi 5% maka Ho ditolak dan Ha

(47)

Sebagaimna tujuan penelitian, analisis ini adalah untuk mengetahui

perbandingan prestasi belajar seni musik antara siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler paduan suara dan yang tidak mengikuti di SMP Negeri 8

Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

Pendekatan kuntitatif digunakan untuk menguji hipotesis yang sudah

ditemukan. Terdapat dua hipotesis yang akan di uji menggunakan

pendekatan ini.

Dalam bab ini, disajikan data-data temuan penelitian beserta

pembahasannya. Temuan penelitian ini disajikan sesuai dengan rumusan

masalah yang sudah ada. Hasil penelitian yang didapat berupa daftar nama

siswa kelas VIII dan daftar nilai siswa yang mengikuti ektrakurikuler

paduan suara dan yang tidak mengikuti paduan suara di SMP Negeri 8

Yogyakarta.

A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Sekolah

SMP Negeri 8 Yogyakarta, merupakan salah satu sekolah terbaik

di kota Yogyakarta. Sekolah ini merupakan sekolah peringkat 2 di kota

Yogyakarta. Sekolah ini sudah menggukan kurikulum 2013 dan berjalan

dengan baik. Sekolah ini berlokasi di Jalan Prof. Dr. Kahar Muzakir 2

Yogyakarta.

(48)

SMP Negeri 8 Yogyakarta dari tahun ke tahun selalu berbenah diri

dalam memberikan pelayanan sekaligus melengkapi berbagai media

pembelajaran yang dibutuhkan melalui media cetak, elektronik, internet,

dan pelayanan manajemen berbasis teknologi modern.

2. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa skor atau nilai

semester genap pelajaran seni musik. Data tersebut diambil dari skor

pelajaran seni musik kelas VIII-1 sampai VIII-10 di SMP Negeri 8

Yogyakarta baik yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara maupun

yang tidak. Seluruh jumlah siswa sebanyak 315 yang masing-masing kelas

berjumlah 32 siswa dan 30 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler paduan

suara. Di dalam penelitian ini, kelompok peserta didik yang tidak

mengikuti ekstrakurikuler paduan suara merupakan pengundian secara

acak yang diambil 3 peserta didik dari setiap kelas. Dalam penelitian ini

peneliti akan membandingkan skor atau nilai peserta didik antara yang

mengikuti ekstrakurikuler paduan suara dan yang tidak di SMP Negeri 8

Yogyakarta.

Untuk mengambil data, peneliti menggunakan instrumen yang

digunakan oleh guru seni musik. Data penelitian ini diperoleh dari skor

atau nilai semester genap peserta didik. Berikut merupakan data nilai

kelompok siswa yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara dan yang

(49)

a. Data nilai kelompok yang tidak mengikuti

Data nilai kelompok peserta didik yang tidak mengikuti

ekstrakurikuler paduan suara diperoleh dari guru seni musik. Berikut

nilai kelompok yang tidak mengikuti dapat dilihat pada tabel.

Tabel 1. data nilai kelompok yang tidak mengikuti.

No. Nilai No. Nilai

1. 9.00 16. 7,75

2. 7,50 17. 8,00

3. 8.00 18. 7,75

4. 7,50 19. 7,50

5. 7,75 20. 8,00

6. 8,25 21. 7,75

7. 7,50 22. 8,25

8. 8,00 23. 8,50

9. 7,75 24. 7,75

10. 7,50 25. 7,75

11. 8,00 26. 8,00

12. 7,50 27. 8,50

13. 8,00 28. 7,50

14. 7,75 29. 8,00

(50)

Dari data nilai siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler

paduan suara pada tabel tersebut, juga dapat dihitung perolehan

distribusi frekuensi dan statistik deskripsi data. Berikut ini adalah tabel

perolehan distribusi frekuensi dan statistik deskripsi data.

Tabel 2. Distribusi frekuensi data siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler paduan suara

Tabel 3. Statistik deskripsi data siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler paduan suara

Perhitungan statistik tersebut diperoleh dengan bantuan

program SPSS 16.0 for windows. Rata-rata skor (mean) sebesar 8,55,

skor tengah (median) yang didapat sebesar 8,50, skor yang sering

muncul (mode) sebesar 8,75, standar deviasi sebesar 0,27386, skor

terendah (min) sebesar 8,00, skor tertinggi (max) sebesar 9,00. Jumlah

(51)

b. Data nilai kelompok yang mengikuti

Data nilai kelompok peserta didik yang mengikuti

ekstrakurikuler paduan suara diperoleh dari guru seni musik. Berikut

nilai kelompok yang mengikuti dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4. data nilai kelompok yang mengikuti.

No. Nilai No. Nilai

1. 8,50 16. 8,50

2. 8,75 17. 8,50

3. 8,50 18. 9,00

4. 8,75 19. 8,75

5. 8,50 20. 8,50

6. 8,75 21. 8,75

7. 8,75 22. 8,75

8. 8,50 23. 8,50

9. 8,75 24. 8,50

10. 8,50 25. 8,50

11. 8,50 26. 8,75

12. 9,00 27. 8,75

13. 8,50 28. 8,50

14. 8,50 29. 8,50

(52)

Dari data nilai siswa yang mengikuti ekstrakurikuler paduan

suara pada tabel tersebut, juga dapat dihitung perolehan distribusi

frekuensi dan statistik deskripsi data. Berikut ini adalah tabel

perolehan distribusi frekuensi dan statistik deskripsi data.

Tabel 5. Distribusi frekuensi data siswa yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara

Tabel 6. Statistik deskripsi data siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler paduan suara

Perhitungan statistik tersebut diperoleh dengan bantuan

program SPSS 16.0 for windows. Rata-rata skor (mean) sebesar 8,63,

skor tengah (median) yang didapat sebesar 8,50, skor yang sering

(53)

terendah (min) sebesar 8,50, skor tertinggi (max) sebesar 9,00. Jumlah

skor (sum) yang didapat sebesar 259,00.

2. Hasil Uji Prasyaratan Analisis

Uji prasyaratan analisis ini dilakukan sebelum melakukan uji t.

Uji prasyaratan terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Uji

normalitas dan uji homogenitas dilakukan pada data prestasi belajar

seni musik siswa yang mengikuti ektrakurikuler paduan suara dan

yang tidak mengikuti.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan

bantuan program SPSS 16.0 for windows dengan ketentuan data dapat

dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi (p) > 0,05 dan

sebaliknya. Berikut adalah hasil perhitungan uji normalitas yang

diperoleh dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows yang dapat

dilihat pada tabel.

(54)

Berdasarkan data pada tabel, dapat diketahui bahwa siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler paduan suara memperoleh nilai signifikansi

(p) > 0,05 yaitu sebesar 0,114 pada kolom Kolmogorov-Smirnov dan

sebesar 0,400 pada kolom Shapiro-Wilk. Sedangkan siswa yang tidak

mengikuti ekstrakurikuler paduan suara memperoleh nilai signifikansi

(p) > 0.05 yaitu sebesar 0,100 pada kolom Kolmogorov-Smirnov dan

sebesar 0,400 pada kolom Shapiro-Wilk. Keduanya lebih besar dari

0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang didapat

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah variansi

data yang akan dianalisis homogen atau tidak. Di dalam penelitian ini,

uji homogenitas dilakukan dengan uji Levene’s test dengan ketentuan

variansi sampel dapat dikatakan homogen jika nilai signifikansi > 0,05

dan sebaliknya. Perhitungan tersebut dilakukan dengan bantuan

program SPSS 16.0 for windows. Berikut adalah hasil perhitungan uji

homogenitas dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows.

(55)

Berdasarkan hasil uji homogenitas pada tabel, dapat diketahui

nilai signifikansi sebesar 0,413. Oleh karena nilai signifikansi lebih

besar dari 0,05, dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data

mempunyai varian sama atau homogen.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis di dalam penelitian ini menggunakan uji beda,

yaitu uji t. uji t tersebut dilakukan dengan membandingkan rata-rata

nilai (mean) kelompok yang tidak mengikuti dan yang mengikuti

ekstrakurikuler paduan suara. Jenis uji t yang digunakan dalam

penelitian ini adalah independent samples t-test (uji t untuk sampel

yang tidak berkorelasi). Independent samples t-test menggunakan skor

atau nilai dari kedua sampel yang diperoleh dari subjek yang berbeda

(Hartono, 2013:153). Perhitungan uji beda dilakukan dengan

menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Berikut

merupakan tabel dari hasil perhitungan independent samples t-test

dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows.

(56)

Selanjutnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Melihat perbedaan rata-rata nilai siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler paduan suara dan yang tidak mengikuti.

Dari keluaran di atas diketahui rata-rata nilai siswa yang

mengikuti sebesar 8,6333; sedangkan yang tidak mengikuti sebesar

7,8750. Secara deskriptif, rata-rata nilai siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler paduan suara lebih besar dibandingkan dengan

rata-rata yang tidak mengikuti yaitu sebesar (8,6333 – 7,8750 =

0,7583).

b. Melihat apakah perbedaan rata-rata nilai siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler paduan suara dan yang tidak mengikuti tersebut

(57)

Untuk membandingkan perbedaan rata-rata nilai siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler dan yang tidak mengikuti tersebut,

langkah-langkahnya sebagai berikut.

1) Merumuskan hipotesis

H0 : Perbedaan rata-rata nilai siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler paduan suara dan yang tidak mengikuti tidak

signifikan.

H1 : Perbedaan rata-rata nilai siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler paduan suara dan yang tidak mengikuti

signifikan.

2) Menentukan nilai t tabel

Hitung nilai t tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Nilai α = 0,05

b) Derajat kebebasan (df) = n – 2 = 30 – 2 = 28

Dengan ketentuan tersebut diperoleh nilai t tabel sebesar 2,048

3) Kriteria pengujian hipotesis

a) Jika t hitung (t0) > dari t tabel/t nilai kritis (t alfa), maka H0

ditolak dan H1 diterima.

b) Jika t hitung (t0) < dari t tabel/t nilai kritis (t alfa), maka H0

diterima dan H1 ditolak.

4) Membuat keputusan

Karena nilai t hitung dari keluaran di atas > t tabel (10,621 >

(58)

rata-rata nilai siswa yang mengikuti ekstrakurikuler paduan

suara dan yang tidak mengikuti signifikan.

5) Membuat kesimpulan

Rata-rata nilai siswa yang mengikuti ekstrakurikuler paduan

suara dan yang tidak mengikuti adalah sama, dan adanya

selisih perbedaan rata-rata (mean difference) sebesar 0,75833

bersifat signifikan.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara prestasi

siswa yang mengikuti ektrakurikuler paduan suara dan yang tidak

mengikuti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

VIII di SMP Negeri 8 Yogyakarta yang berjumlah 315 siswa yang

mengikuti mata pelajaran seni musik pada jam pelajaran seni budaya

tahun ajaran 2015/2016.

Penelitian ini menggunakan dua teknik pengambilan sampel

yaitu sampling jenuh dan random sampling. Sampling jenuh

digunakan untuk mengambil sampel dari 30 siswa yang merupakan

populasi siswa yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara.

Sedangkan random sampling digunakan untuk memilih sampel secara

acak dari populasi siswa yang tidak mengikuti ektrakurikuler paduan

(59)

dilakukan pengundian dengan mengambil 3 siswa yang tidak

mengikuti ekstrakurikuler paduan suara secara acak dari

masing-masing kelas.

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada

atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara prestasi hasil belajar

seni musik siswa yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara dan

yang tidak mengikuti. Untuk teknik pengumpulan data peneliti

menggunakan dokumentasi yang diambil dari guru seni musik.

Dokumentasi disini berupa daftar data siswa dan daftar nilai seni

musik siswa yang mengikuti dan tidak mengikuti ekstrakurikuler

paduan suara. Adapun pembahasan dari hasil penelitian disajikan

sebagai berikut.

1. Perbedaan Prestasi Belajar Seni Musik Antara Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Paduan Suara dan yang Tidak.

Setelah dilakukan uji beda dengan menggunakan bantuan

program SPSS 16.0 for windows, didapatkan nilai t hitung sebesar

10,621 dan signifikansi sebesar 0,003. Nilai t hitung 10,621 > dari

nilai t tabel 2,048 dengan kata lain bisa diartikan bahwa terdapat

perbedaan antara nilai siswa yang mengikuti ekstrakurikuler paduan

suara dan yang tidak mengikuti. Dari data tersebut juga diperoleh

signifikansi 0,003 kurang dari 0,05, maka dari itu bisa dikatakan

bahwa perbedaan nilai siswa yang mengikuti ekstrakurikuler paduan

(60)

dapat dikatakan bahwa hipotesis yang menyatakan “Ada perbedaan

yang signifikan antara prestasi belajar seni musik siswa yang

mengikuti dan yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paduan

suara di SMP Negeri 8 Yogyakarta” diterima.

Prestasi belajar seni musik siswa yang mengikuti

ektrakurikuler paduan suara dan yang tidak mengikuti memiliki

perbedaan positif dan signifikan.

2. Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Paduan Suara mempunyai Prestasi Belajar Seni Musik yang Lebih Baik Dibandingkan yang Tidak Mengikuti.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penilaian

kegiatan pembelajaran musik untuk yang praktik bersifat subjektif.

Dalam hal ini nilai praktik sudah digabungkan dengan nilai teorinya.

Jadi nilai yang didapatkan adalah nilai gabungan antara penilaian

pembeajaran musik praktik dan teori siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler dan yang tidak mengikuti.

Kemudian diketahui bahwa siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler paduan suara memiliki prestasi belajar seni musik yang

lebih baik dibandingkan yang tidak mengikuti. Hal ini dibuktikan dari

prestasi belajar seni musik siswa yang mengikuti ekstrakurikuler

paduan suara diperoleh mean nilai sebesar 8,6333. Prestasi belajar seni

musik siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler paduan suara

(61)

pada prestasi belajar seni musik yang mengikuti ekstrakurikuler

paduan suara lebih baik dibandingkan dengan yang tidak mengikuti.

Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara memiliki

motivasi belajar yang lebih dibandingkan dengan yang tidak

mengikuti. Karena siswa yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara

wawasannya mengenai mata pelajaran seni musik bertambah. Kegiatan

ekstrakurikuler paduan suara ini berada di luar jam sekolah. Kegiatan

positif ini sangat menguntungkan bagi siswa, karena selain bisa

menambah wawasan yang baru juga bisa menambah keterampilan

khusus siswa. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan ekstrakurikuler

(62)

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Adanya perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar seni

musik siswa yang mengikuti ekstrakurikuler dan yang tidak

mengikuti di SMP Negeri 8 Yogyakarta. Adanya perbedaan yang

signifikan ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji independent t

test diperoleh nilai t hitung 10,621 lebih besar dari nilai t tabel

2,048 dengan kata lain bisa diartikan bahwa terdapat perbedaan

antara nilai siswa yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara dan

yang tidak mengikuti. Dari uji independent t test juga diperoleh

taraf signifikansi 0,003 lebih kecil dari 0,05 maka dari itu bisa

dikatakan bahwa perbedaan rata-rata nilai seni musik siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler paduan suara dan yang tidak mengikuti

bersifat signifikan.

2. Siswa yang mengikuti ektrakurikuler paduan suara mempunyai

prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak

mengikuti. Hal ini dapat dibuktikan dari prestasi belajar siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler paduan suara diperoleh mean nilai 8,633,

(63)

sedangkan prestasi belajar siswa yang tidak mengikuti diperoleh

mean nilai 8,555.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diimplikasikan bahwa

dengan adanya ekstrakurikuler paduan suara dapat memberikan efek

yang positif untuk prestasi belajar seni musik siswa agar lebih

meningkat. Maka dari itu, sekolah sebaiknya memberi perhatian yang

lebih terhadap ekstrakurikuler paduan suara agar kegiatan

ekstrakurikuler paduan suara ini lebih bisa dimaksimalkan dan selalu

berkembang.

C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan tersebut, dapat disajikan beberapa

saran sebagai berikut.

1. Sekolah sebaiknya memberikan perhatian terhadap karena

ekstrakurikuler paduan suara memberikan dampak yang positif

bagi siswa. Sekolah bisa memberikan kebijakan agar para siswa

diwajibkan untuk mengikuti ekstrakurikuler paduan suara.

2. Guru sebaiknya memberikan materi materi ekstrakurikuler paduan

suara yang menarik, misalnya memberikan materi seperti lagu-lagu

popular yang disukai para siswa.

3. Para siswa sebaiknya mengikuti ekstrakurikuler paduan suara

(64)

melatih bakat vokal yang dimilikinya dan akan mendapatkan

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 2006. Seni Musik SMA Kelas X. Jakarta: ESIS.

B. Suryobroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.

Depdiknas (2003) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.

Dorrel, Philip. 2004. What is Music. E-book. http://whatismusic.info. Diunduh pada tanggal 20 Juni 2016.

Hartono. (2013). SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian, Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Ngalim Purwanto. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nurgiyantoro, B. Gunawan, & Marzuki. (2009). Statistik Terapan,Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pohan, R, Simanjuntak, A. 1994. Membentuk Paduan Suara. Bogor: Makalah Seminar Lokakarya Gereja di Caringin.

Pramayuda, Yudha. 2010. Buku Pintar Olah Vokal. Yogyakarta : Buku biru Prier, K. E. SJ. 1992. Menjadi Dirigen II : Membentuk Suara. Yogyakarta:

Pusat Musik Liturgi.

Sarwono, Jonathan. (2015). Rumus-rumus Populer Dalam SPSS 22 untuk Riset Skripsi, Jakarta: PT Grafinda Persada.

Sitompul, B. 1988. Paduan Suara dan Pemimpinnya. Jakarta: Gunung Mulia.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

(66)

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Cet. 16. Bandung : Alfabeta CV.

________. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Cet. 15. Bandung : Alfabeta CV.

________. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Cet. 14. Bandung : Alfabeta CV.

________. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Cet. 11. Bandung : Alfabeta CV.

________. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Cet. 11. Bandung : Alfabeta CV.

________. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Cet. 10. Bandung : Alfabeta CV.

Suharsimi Arikunto. (2003). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.

_______________. Dan Kawan-kawan. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Rineka Cipta

. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sunarto. (2009). Pengertian Prestasi Belajar. Diakses dari

http://banjarnegarambs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/. Pada 6 Mei 2015. Pukul 20.15.

Syaodih Sukmadinata, Nana. (2007). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Tambunan, Marshall. 2004. Sejarah Musik Dalam Ilustrasi. Jakarta: Progress.

UNY. (2011). Pedoman Penulisan Tugas Akhir Jurusan Pendidikan Akuntansi. Yogyakarta: UNY

Whiterington. (1985). Psikologi Pendidikan (terjemahan Buchori). Jakarta: CV Gramedia Cipta Jaya Offset.

(67)

Gambar

Tabel 3. Statistik deskripsi data siswa yang tidak mengikuti
Tabel 5. Distribusi frekuensi data siswa yang mengikuti
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas
Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas
+2

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pembelajaran discovery terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran seni musik

Masalah yang ditemukan dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan siswa yang tidak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pembelajaran untuk peningkatan prestasi belajar seni musik siswa di SMP Negeri 1 Wates. Dari penelitian tersebut

1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Seni Musik di SMP Negeri 2 Wates.. Mengetahui ada tidaknya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: minat belajar siswa mempunyai hubungan positif yang kuat dan signifikan dengan prestasi belajar dalam mata pelajaran seni budaya siswa kelas