DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS Page1 BAHAN PEMBAHASAN KOMISI II
FORUM KONSULTASI JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
HOTEL ALILA, JAKARTA 2 DESEMBER 2013
PERMASALAHAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
FOKUS PERMASALAHAN :
1. PENEMPATAN JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
2. KENAIKAN PANGKAT/JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
3. PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
4. RANGKAP JABATAN PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
5. PEMBEBASAN SEMENTARA JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
6. PEMBERHENTIAN DARI JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
NO HAL DASAR HUKUM KONDISI STRATEGIS KONDISI RIIL PERMASALAHAN REKOMENDASI
LANGKAH STRATEGIS
1 2 3 4 5 6 7
1 Penempatan
Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan
a. Pasal 7 PP Nomor 16 Tahun 1994 Jo. PP Nomor 40 Tahun 2010 b. Peraturan Menteri
Hukum dan HAM Nomor M.3396.KP.04-12 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan
a. Penataan formasi
CPNS Perancang
dilaksanakan sesuai
dengan analisis
kebutuhan dan
dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan
Surat Edaran Menteri Hukum dan HAM
a. sejak tahun 2009
penempatan CPNS formasi perancang ditempatkan diluar dari tugas
penyusunan
a. masih ditemukannya
formasi perancang yang ditempatkan di luar tugas
penyusunan peraturan
perundang-undangan dan instrumen hukum lainnya.
a. Koordinasi/sinergi
antara instansi
pembina dengan
dengan instansi
pengguna (Biro
Kepegawaian/SDM dan Biro Hukum) b. Komitmen/Kebijakan
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS Page2 Fungsional Perancang
Peraturan Perundang-undangan
c. SE Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-02.KP.03.04 Tahun 2011 Tentang
Pengangkatan Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan.
peraturan perundang-undangan dan instrumen hukum lainnya.
penempatan Pegawai formasi Perancang
pada unit kerja
sesuai tugas dan fungsinya.
c. Revisi Peraturan Perundangan
mengenai syarat
pengangkatan dalam JFPPP (diangkat dulu
baru kemudian
Diklat).
d. Surat Edaran dari
instansi pembina
kepada seluruh
instansi pengguna
untuk mengambil
langkah-langkah kebijakan mengenai
penempatan JFPPP
pada unit kerja yang
mempunyai tugas
dan fungsi di bidang Pembentukan PUU. e. Koordinasi antara
Kem. PAN dan RB,
BKN, instansi
pembina, dan
instansi pengguna terkait kebijakan kepegawaian
mengenai JFPPP.
f. Untuk permasalahan
di lingkungan Kem.
Hukum dan HAM
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS Page3
antara Unit-Unit
Eselon I di lingkungan
Kemnetrian Hukum
dan HAM
g. Khusus Perancang
pada instansi
Pemerintah Daerah,
perlu koordinasi
dengan Kementerian Dalam Negeri (pada
SKPD perlu
dirumuskan tugas
dan fungsi
perancangan PUU)
b. Penempatan pegawai yang telah mengikuti
Diklat Jabatan
fungsional tingkat pertama
dilaksanakan sesuai dengan Surat Edaran Menteri Hukum dan HAM.
b. Penempatan pegawai yang telah
mengikuti Diklat Jabatan fungsional tingkat
pertama diluar unit kerja yang bidang
tugasnya berkaitan dengan
Hukum dan
peraturan perundang-undangan dan instrumen hukum lainnya;
b. masih ada PNS yang telah mengikuti Diklat Jabatan
Fungsional Perancang
tingkat pertama yang ditempatkan di luar tugas
penyusunan peraturan
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS Page4 c. Analisis kebutuhan
Jabatan Struktural sesuai dengan Tugas
Pokok Perancang
Peraturan Perundang-undangan;
c. Promosi Jabatan
struktural bagi Perancang diluar tugas yang berkaitan dengan
Hukum dan
peraturan perundang-undangan dan instrumen hukum lainnya.
c. ada perancang yang diberi kewenangan dalam jabatan struktural di bidang administrasi misalnya
keuangan atau
kepegawaian;
a. Perlu adanya
peningkatan
kesejahteraan dan fasilitas dalam JFPPP
sebagai faktor
pendorong untuk
meningkatkan minat,
komitmen, dan
integritas Perancang
untuk tetap
mengembangkan karier melalui jalur fungsional.
Kenaikan
Pangkat/Jabatan
a. Pasal 9 PP Nomor 16 Tahun 1994 Jo. PP Nomor 40 Tahun 2010; b. Pasal 10 Keputusan
bersama Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dan Kepala BKN nomor M.390KP.02.12 Tahun 2002 Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan.
a. Penetapan angka
kredit digunakan
sebagai dasar untuk mempertimbangkan
dalam memberikan
persetujuan kenaikan jabatan/pangkat Perancang Peraturan Perundang-undangan
a. Sebelum
tahun 2010
pengusulan pembinaan karir terhadap kenaikan pangkat/jenja ng dilakukan secara reguler tanpa disertai Penetapan Angka Kredit
a. masih ada kendala dalam
proses kenaikan
pangkat/jabatan bagi
perancang yang merangkap jabatan struktural;
a. Perlu disusunnya keputusan bersama mengenai Petunjuk Pelaksana terkait mengenai pilihan
bagi yang
merangkap jabatan yang menjanjikan
dalam Pembinaan
karir (sama dengan Keputusan Bersama dan Juknis Peneliti). b. Koordinasi antara
BKN (Deputi
Pengadaan,
Kepangkatan dan
Pensiun) dengan
Instansi Pembina
dan Instansi
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS Page5 kebijakan
pembinaan karir
perancang rangkap jabatan.
b. Pengajuan usulan kenaikan
pangkat/jenjang
didasarkan pada
pedoman yang
ditetapkan oleh
peraturan perundang-undangan.
b. mekanisme pengajuan kenaikan
pangkat dan jabatan belum didasarkan pada pedoman.
b. belum adanya pedoman terkait pengajuan kenaikan pangkat/jabatan
a. Perlu disusun
Rancangan Peraturan Menteri Hukum dan
HAM mengenai
Pengelolaan
Administrasi JFPPP; b. Perlu sosialisasi dan
pemahaman bagi
para Perancang
mengenai Peraturan Perundang-undangan
di bidang
kepegawaian.
3 Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan.
a. Pasal 8 PP Nomor 16 Tahun 1994 Jo. PP Nomor 40 Tahun 2010; b. Pasal 13 Kepmenpan
Nomor
41/KEP/M.PAN/12/20 00 tentang Jabatan Fungsional Perancang dan Angka Kreditnya. c. Pasal 10 Keputusan
bersama Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dan Kepala BKN nomor M.390KP.02.12 Tahun 2002 Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
a. Penilaian prestasi kerja bagi pejabat fungsional Perancang Peraturan
Perundang-undangan ditetapkan dengan angka kredit oleh pejabat yang berwenang setelah mendengarkan
pertimbangan dari Tim Penilai Angka Kredit.
a. Terdapat
catatan Tim Penilai dalam Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK)
a. belum adanya kesamaan persepsi terkait butir
kegiatan perancang
diantara tim penilai AK dengan perancang yang dinilai
a. Bimtek Penilaian AK bagi Perancang
b. Bimtek bagi Tim Penilai AK.
c. Catatan Tim Penilai
AK harus
disampaikan kepada
Perancang yang
dinilai melalui
instansi pengusulnya.
d. Untuk kegiatan
pengembangan
profesi perlu disusun pedoman penulisan Karya Tulis Ilmiah.
b. Bukti Fisik terhadap seluruh kegiatan
b. Selama ini
penilaian
c. metode penilaian AK yang cenderung menitiberatkan
a. perlu
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS Page6 Fungsional Perancang
Peraturan Perundang-undangan.
yang dilakukan
Perancang untuk
pengusulan
penilaian angka
kredit disesuaikan dengan
perkembangan
zaman, misalnya
dalam bentuk
paperlease
angka kredit terhadap
seluruh kegiatan hanya didasarkan kepada bukti fisik dalam bentuk hard copy ;
pada kuantitas bukti fisik metode penilaian
paperless dan online
c. Pelaksanaan tugas
sebagai instansi
pembina sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
c. Tugas instansi pembina dalam monitoring dan evaluasi
pada Tim
Penilai di KL/ Kanwil belum dilaksanakan
c. belum adanya monitoring
dan evaluasi yang
dilakukan oleh instansi
pembina terhadap
instansi/kementerian/pe mda/ kanwil
a. perlu dikembangkan
sistem informasi
JFPPP oleh instansi pembina dan instansi pengguna
b. perlu ada pedoman
monitoring dan
evaluasi penilaian AK oleh Tim Penilai Instansi
4 Rangkap
Jabatan
a. Pasal 2 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2005
tentang Perubahan
Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 29 Tahun 1997 tentang PNS yang menduduki Jabatan Rangkap b. Pasal 8 PP Nomor 16
a. Penetapan angka kredit digunakan
sebagai dasar
untuk
mempertimbangk
an dalam
memberikan persetujuan kenaikan
jabatan/pangkat
a. Sebelum
tahun 2010
pengusulan pembinaan karir terhadap kenaikan pangkat/jenja ng dilakukan secara reguler tanpa disertai
a. ada permasalahan
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS Page7 Tahun 1994 Jo. PP
Nomor 40 Tahun 2010; c. Pasal 13 Kepmenpan
Nomor
41/KEP/M.PAN/12/20 00 tentang Jabatan Fungsional Perancang dan Angka Kreditnya. d. Pasal 10 Keputusan
bersama Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dan
Kepala BKN nomor
M.390KP.02.12 Tahun 2002 Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan.
Perancang Peraturan Perundang-undangan
Penetapan Angka Kredit
a. Pelaksanaan Sasaran Kerja Pegawai sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
b. Pelaksanaan sasaran kerja pegawai bagi perancang yang
merangkap jabatan struktural
masih pada
prioritas tugas fungsional
b. penilaian pada SKP bagi
perancang yang
merangkap jabatan
struktural dititik beratkan pada jabatan struktural
5. Pembebasan sementara
a. Pasal 25 Kepmenpan Nomor
41/KEP/M.PAN/12/20 00 tentang Jabatan
a. Penempatan
Perancang peraturan
perundang-undangan
a. Perancang peraturan perundang-undangan
Sampai saat ini, belum
dijatuhkan pembebasan
sementara bagi perancang yang menduduki jabatan di
Perlu sosialisasi bagi
instansi pengguna
DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS Page8 Fungsional Perancang
dan Angka Kreditnya. b. Pasal 16 Keputusan
bersama Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dan
Kepala BKN nomor
M.390KP.02.12 Tahun 2002 Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan.
dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
ditugaskan secara penuh
luar tugas
JFPPP
luar tugas Pembentukan
Peraturan
Perundang-undangan atau menduduki jabatan struktural yang tidak sesuai dengan ketentuan
Peraturan
Perundang-undangan di bidang
pembinaan JFPPP
6. Pemberhentian a. Pasal 12 Kepmenpan Nomor
41/KEP/M.PAN/12/20 00 tentang Jabatan Fungsional Perancang dan Angka Kreditnya. b. Pasal 16 Keputusan
bersama Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dan
Kepala BKN nomor
M.390KP.02.12 Tahun 2002 Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan.
a. Pemberhentian dari jabatan fungsional perancang peraturan perundang-undangan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
a. Terdapat pengajuan pengusulan pemberhentian dari jabatan fungsional peraturan
a. Belum adanya prosedur dan instrumen hukum
yang mengatur
mengenai perancang
yang mengajukan
untuk diberhentikan dari jabatan fungsional
perancang atas
permintaan sendiri
(pengunduran diri)
a. Tidak perlu diatur mengenai
pengunduran diri dari JFPPP, karena telah
diatur ketentuan
pembebasan
sementara dan
pemberhentian dari JFPPP.
b. Instansi pembina
perlu terus
melakukan
pembinaan bagi
Perancang terkait pengembangan