~~'\
S
"
tJ
-.. .
ARA
.' '1' '-, Jp
' i."~
:-:M
.-'I--EAR
:":"[1;
U
-1WW
:,1
.I "I , I, ., _:
.
" . . ~. I I(kolom)Oa))
I.. ' ' ..' :. "_~ ,J . i "';; 1.-: ,.["1 !::_~ '.' :.". i: ~~..~. ,~.
o
Sen;n.
Sefasa0
Rabu0
Kamis--
0
Jumat1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
17 18 19 20 2: 2~ 23 24 25 26
---OJan OPt!b o Mill OApr OMei OJun OJuf 0 Ags
. . " ~
o
Sabtll0
Minggu12 13 14 15 16
27 28
S.
30 318Sep OOkt ONov ODes
pengangguran
Intelektual.M~ningk.at
ApavangSalahdengan
Pendidikan
--
.-
- ;1-
U_
-
-Tingginya
angk~
pengangguran di kalangan sarjana,
tak lepas dari rendahnya keterampilan di luar
kompetens; utama mereka sebaga; sarjana.
Gelar sarjana tak otomatis memuluskan jalan meraih pekerjaan
-
-
-
--
- -- --
--I
nfonnasi yang dipero-leh dari Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), hampir sejuta lulusan dari se-kitar 2.900 perguruan tinggi (PT) di Indonesia, dan dari berbagai disiplin ilmu pada 2009 ini, masih belum memi-100pekerjaan.Menurut Dirjen Pendidik-an Tinggi (Dikti) Depdiknas Fasli Jalal, pengangguran in-telektual yang berasal dari lu-lusan sarjana dari taboo ke ta-hun terus bertambah. Oleh ka:-rena itu, Depdiknas berupaya mengembangkan berbagai ke-bijakan, antara lain Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Cooperative Educa-tion (Co-op), dan Program Mahasiswa Wirausaha (pMW), ootuk menekan ang-ka pengangguran intelektual. "Khusus ootuk dua prog-ram yang lebih awal, yaitu PKM dan Co-op, telah dihasil-kan alumni yang terbuktilebih kompetitif di dunia kerja, dan hasil-hasilkarya inovasimaha-siswa melaluiPKM potensial ootuk ditindaklanjutisecara ko-mersial menjadi sebuah embrio bisnis berbasisiptek," kata Fas-li, di Jakarta.barn-barn ini:
Menurut dia, munculnya pengangguran di tingkat sarja-na, terjadi karena sebagian be-sar lulusan perguruan tinggi adalah pencari kerja (job-se-eker)daripada pencipta kerja
(job-creator).Hal ini terjadi 'lqu"enasistemyembelajaran_
ningkatkan akti'vi~ Kewira~ usahaan di kalangan mahasis-wa. "Agar nantinya para lu-lusan PT bisa menjadi pencip~ ta lapangan kerja daripada pencari kerja," katanya.
Infonnasi yang diperoleh, laporan BPS Maret 2009, ter-jadi penurunan jumlah
pe-nganggur terdidik menjadi 960.000 orang. Dan jumlah tersebut, sebany~ 598.000 merupakan lulusan S-l, se-dangkan 362.000 lainnya lu-lusan program dipJoma.
Fasli menerangkan, ada beragam penyebab yang mem-buat mereka tak lcunjoogmen-dapatkan pekerjaan.Yaitu, kompetensi ilmu yang tidak se-suai, lulusan yangtak terserap, dan para lulusan dari program studi yang sudahjenuh.
Setiap taboo, rata-rata 20 ~en lulusan PT'\1lenjadi pengangguran."Tingginya angka pengangguran di
kalang-KewirausahaanRendah T~:~
I
an sarjana ini, tak lepas dariBahkan, mereka yang lulus Sumber:Dlkti KARTIKA rendahnya keterampilan di luar
PT semakin soot mendapatkan
__
kompetensi utama mereka se-pekerjaan,karena tidak banyak - Contohnya,Jepang dan Singa- bagai sarjana," katanya. terjadi ekspansikegiatanusaha. pura. dua negara maju yang Padahal, kataIlfa, ootuk Di sisi lain, aktivitaskewira- mampu membangkitkanper- menjadi seorang lulusan yang usahaan(entrepreneurialacti- ekonomiannegaranya, dengan siap kerja, merekaperlutam-vity)relatif masih rendah. "Se- mengubah nilai potensi alam bahan keterampilan di luar bi-makin tinggi iQdeksentrepre: negara lain, karena potensi dang akademik yang mereka
neurialactivity,maka semakin alam mereka sangatterbatas. kuasai. Terutamaketerampil-tinggi levelentrepreneurship Oleh sebab itu, katanya, an yang berkaitaQ,denganke-suatu negara," katanya. ootuk mencapai bangsa yang wirausahaan.
Pengalaman negara maju, lebih maju, harns mencipta- Di Indonesia, t'ambahnya, katanya, menoojukkankeoog- kan SDM yang andal. Dengan . jumlah wirausahawan sangat gulan SDM paling berperan cara menumbuhkembangkan minim. Pada 2007, misalnya, dalam kemajuansuatu bangsa. jiwa kewirausahaan dan me- barn tercatat 0,18 persen atau
~ --
-
-
- ~ - - -
- ~
=
-'" 400.000
darijumtah.total
pen-duduk Indonesia. Ini berarti, yang diterapkan di I>erbagai PT
lebih terfokus pada bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang cepat lulus dan menda-patkan pekerjaan. "Hampir se-mua PT menerapkan sistem pembelajaran yang kurang efektif. Para mahasiswa diupa-yakan cepat lulus dan menda-patkan pekerjaan, tapi ternyata pada kenyataan di lapangan ti-dak demikian," katanya.
Dia menjelaskan, berda-sarkan hasil survei Sosial
Jumlah Pengangguran Intelektual Menurut Tingkat Pendidikan (Februari 2009)
626.600
Sarjana Sumbe~
Diploma
Tingkat KeJenuhan Program Studi 2008
MIPA !i% Ekonomi Nasional (Susenas)
oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2006, jumlah penduduk miskin di Indonesia mengalami penambahan seki-tar empat juta orang. Angka pengangguran berada pada ki-saran 10,8 persen sampai 11 persen dari tenaga kerja yang . masuk kategori sebagai
peng-angguran terbuka.
KI'PI1\9 Hum05 Unpod LUUY
--Isp/ADIMARSIELA
Para puncarl kerJa menglsl formullr lamaran untuk dimasukkan ke perusahaan-perusahaan yang mengikuti "Unpad Job Expo 2009" di Graha Sanusi Hardjadinata. UniversitasPadjadjaran. Bandung. Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
masih dibutuhkan 11% atau 1.100 kali lipat yang setara dengan 4,4 juta orang untuk mencapai batas ideal.
Sebagai perbandingan, je-lasnya, Singapura pada 2001 memiliki 2,1% wirausahawan, sedangkan pada 2005 mening-kat menjadi 7,2 persen. Selain itu, budaya OOrosdan malas di-sinyalir sebagai penyebab ting-ginya angka pengangguran sar-jana di Indonesia.
Sebab, tingginya angka sarjana menganggur bukan karena peluang atau kesem-patan kerja tidak terbuka. Sektor pertanian, kelautan, perkebunan, dan perikanan adalah contoh bidang-bidang yang masih membutuhkan te-naga ahli.
Direktur Kelembagaan Dit-jen Dikti Depdiknas
Hendar-man, mengatakan, kewirausa-haan merupakan langkah kon-kret untuk melengkapi dan memperkaya para dosen yang melakukan kegiatan pendidik-an kewirausahapendidik-an di kampus. Ditjen Dikti, lanjutnya,
meng-anggarkan satu persen dari anggaran pendidikan yang te-lah disediakan pemerintah un-tuk pendidikan kewirausahaan.
Faktor Multisektor Sementara itu, Sosiolog dari Universitas Indonesia, Imam B Prasodjo, mengata-kan, tingginya angka peng-angguran terdidik di Indone-sia disebabkan faktor yang multisektor. Dari sisi sosial, pengaruh pemerintahan penja-jahan Belanda yang memosi-sikan pegawai sebagai warga berkelas ikut mempengaruhi pandangan sebagian masyara-kat. Selain itu, jaminan hari tua atau pensiun juga menjadi faktor dimana keberadaan pe-gawai lebih dilirik dibanding menjadi wirausaha mandiri.
"Semakin tinggi pendidik-an seseorpendidik-ang maka makin tinggi pula ekspektasi peker-jaan yang diinginkan. Ini
yang menjadikan kaum "terdi-dik makin sulit mendapat pe-kerjaan," katanya.
Berdasarkan informasi
yang diperoleh tahun 2008, sebanyak 4,5 juta dari 9,4 juta orang pengangguran berasal dari lulusan SMA, SMK, program Diploma, dan Uni-versitas. Artinya, separuh dari total angka pengangguran adalah pengangguran terdidik yang tidak terserap pasar kerja.
Kondisi ini lebih buruk la-gi ketika jumlah penganggur-an terdidik dari tahun ke hun terus meningkat. Pada ta-hun 1994, pengangguran ter-didik sebesar 17 persen, tabun 2004 menjadi 26 persen, dan tabun 2008 lalu menjadi 50,3
persen. .
Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2007 menca-tat pengangguran 10.547.900 orang (9,75%),sedangkan pengangguran sarjana tercatat 740.206 orang atau 7,02 per-sen. HasH survei serupa pada Februari 2008, total pengang-guran sebanyak 9.427.610 orang atau menurun 1,2 per-sen dibanding Februari 2007. Namun, justru pengangguran
--- --- - - - --
-sarjana justru mencapai 1.461. 000 orang (15,5 persen ) atau meningkat 1,02 persen dari tabun 2007. Pada 2009, pengangguran sarjana 626.600 orang dan diploma 486.400 orang.
Imam mengatakan, salah satu cara mengatasi masalah pengangguran terdidik ini adalah membangkitkan kem-bali konseplink and match
antara perguruan tinggi selaku penyedia tenaga kerja dan dunia usaha selakupemberi kerja.
"Saat inikanbanyak yang
missdalam pendidikan kita. Sarjana pertanian kerjanya di Bank atau yang sama sekali tidak berhubungan dengan H-mu yang digeluti d1perguruan tinggi," katanya. .