• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI MONITORING INKUBATOR BAYI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM INFORMASI MONITORING INKUBATOR BAYI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI."

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

BAYI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

SKRIPSI

Oleh :

MOCHAMMAD IRFAN

0834010113

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

(2)

BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

MOCHAMMAD IRFAN

0834010113

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

(3)

SISTEM INFORMASI MONITORING INKUBATOR

BAYI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

Disusun oleh :

MOCHAMMAD IRFAN

0834010113

Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang I Tahun Akademik 2012 / 2013

Pembimbing I

Prof. Dr. Ir. Sr i Rejeki, MT NPT. 19570314 198603 2 001

Pembimbing II

Chrystia Aji Putra, S.Kom NPT. 3 85610 10 0296 1

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur

(4)

SISTEM INFORMASI MONITORING INKUBATOR BAYI

BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

Disusun Oleh :

MOCHAMMAD IRFAN

0834010113

Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur Pada Tanggal : Oktober 2013

Pembimbing :

Wahyu S.J . Saputr a, S.Kom, M.Kom NPT. 3 8608 100 295 1

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur

(5)

Syukur Alhamdulillaahi rabbil ‘alamin terucap ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat-Nya sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga, pikiran dan keberuntungan yang dimiliki, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Informasi Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi Infor masi” tepat waktu.

Tugas Akhir ini disusun guna diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, UPN ”VETERAN” Jawa Timur.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, Penulis berusaha untuk menerapkan ilmu yang telah didapat selama menjalani perkuliahan dengan tidak terlepas dari petunjuk, bimbingan, bantuan, dan dukungan berbagai pihak.

Dengan tidak lupa akan kodratnya sebagai manusia, Penulis menyadari bahwa dalam karya tugas akhir ini masih mengandung kekurangan sehingga dengan segala kerendahan hati, Penulis masih akan tetap terus mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca.

Surabaya, Nopember 2013

(6)

Ucapan terima kasih ini terutama saya persembahkan kepada Allah SWT., sebagai perwujudan rasa syukur atas terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Infor masi Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi Infor masi”. Serta ucapan terima kasih ini saya tujukan kepada :

1. Bapak Ir. Sutiyono MT., selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri yang telah membantu melancarkan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

2. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari MT., selaku Ketua Prodi Teknik Informatika yang telah membantu melancarkan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

3. Bapak I Gede Susrama, S.T., M.Kom selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta dengan sabar membimbing dari awal hingga laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Frinda Wahyu N., S.Kom selaku PIA yang telah meluangkan waktu dalam masa pengurusan Tugas Akhir.

5. Bapak Wahyu J.S Saputra, S.Kom M.Kom selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu serta memberikan penggarahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

6. Alm. Ayahanda dan Ibu yang selalu mendoakan dan memberikan penggarahan sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

(7)
(8)

ABSTRAK ... i

2.1.4 Permasalahan pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ... 13

2.1.5 Penatalaksanaan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ... 15

2.2 Pengertian Inkubator ... 16

(9)

2.3.3 Pengertian Sistem Informasi ... 22

2.3.4 Komponen Sistem Informasi ... 24

2.3.5 Jenis-Jenis Sistem Informasi ... 25

2.3.6 Perencanaan Sistem Informasi ... 26

2.3.7 Pengelolaan Sistem Informasi ... 27

2.3.8 Pengendalian Sistem Informasi ... 28

2.3.9 Penilaian Sistem Informasi ... 29

2.4 Pengertian Data Dan Database ... 30

2.5 Pengertian Data Flow Diagram (DFD) ... 30

2.5.1 Elemen Dasar Dari DFD ... 31

2.5.2 Manfaat Data Flow Diagram ... 36

2.6 Konsep Conceptual data model - Physical data model ... 36

2.6.1 Perbedaan CDM Dan PDM ... 37

2.6.2 Macam Data Model ... 38

2.7 Sistematika Microsoft Access Database ... 39

2.7.1 Pengenalan Microsoft Access ... 39

2.7.2 Cara Kerja Microsoft Access ... 39

2.10 Penelitian Terdahulu ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 43

3.1 Analisa Sistem ... 43

3.2 Perancangan Sistem ... 44

(10)

3.2.4 Data Flow Diagram (DFD) ... 47

3.3 Model Data ... 50

3.3.1 Entity Relationship Diagram ... 50

3.3.2 CDM (Conceptual Data Model) ... 51

3.3.3 PDM (Physical Data Model) ... 51

3.4 Desain Interface ... 52

3.4.1 Tampilan Halaman Login ... 52

3.4.2 Tampilan Halaman Utama ... 53

3.4.3 Tampilan Halaman Data User Login ... 54

3.4.4 Tampilan Halaman Data Orang Tua ... 55

3.4.5 Tampilan Halaman History ... 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1 Kebutuhan Sistem ... 57

4.2 Penerapan Sistem ... 58

4.3 Kebutuhan Simpanan ... 59

4.4 Implementasi Antar Muka ... 61

4.4.1 Form Halaman Login ... 62

4.4.2 Form Halaman Login Salah ... 63

4.4.3 Tampilan Form Halaman Utama ... 63

4.4.4 Tampilan Halaman Data User Login ... 64

4.4.5 Tampilan Halaman Data Orang Tua ... 66

(11)

4.5.2 Uji Coba Aplikasi ... 72

4.5.3 Uji Coba Suhu ... 81

4.6 Analisa ………... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

5.1 Kesimpulan ... 85

5.2 Saran ... 85

(12)

Judul : Sistem Informasi Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi

Permasalahan bayi dengan kelahiran kurang dari 2500 gram termasuk dalam kategori Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) yang merupakan kelahiran bayi tidak normal, sehingga kurang mampu beradaptasi dengan temperatur lingkungan luar yang mudah berubah. Oleh karena itu BBLR tersebut akan sangat mudah mengalami kedinginan. Dibutuhkan perangkat pelindung untuk mengkondisikan temperatur ruangan yaitu inkubator bayi.

Tugas akhir ini dimaksudkan untuk membuat sebuah Sistem Informasi

Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi Informasi. Sistem tersebut menyediakan informasi yang akurat dan tepat sehingga dapat memberikan informasi mengenai sistem inkubator bayi dengan berbasiskan teknologi informasi. Pada sistem tersebut dapat mengolah data suhu ruang inkubator dan data orang tua bayi yang terhubung langsung dengan komputer atau laptop.

Hasil yang dicapai pada pembuatan Tugas Akhir ini yaitu membuat Sistem Informasi Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi Informasi, yang merupakan media informasi tentang inkubator bayi dimana pengguna dapat dengan mudah mengatur temperatur suhu inkubator dengan perangkat komputer yang dapat dioperasikan secara otomatis.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan kebutuhan manusia sejak lahir. Kemajuan teknologi dituntut untuk dapat mendukung sistem kesehatan baik untuk rumah sakit hingga tingkat puskesmas. Bayi dengan kelahiran kurang dari 2500 gram termasuk dalam kategori Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Pada bayi dengan kelahiran yang tidak normal kurang mampu beradaptasi dengan temperatur lingkungan luar yang mudah berubah. Oleh karena itu BBLR tersebut akan sangat mudah mengalami kedinginan, sehingga dibutuhkan suatu perangkat pelindung tertentu yang dapat dikondisikan temperaturnya. Salah satu sistem instrumentasi kesehatan yang sangat penting bagi kesehatan terutama bagi bayi yang baru dilahirkan dengan kondisi BBLR adalah inkubator. Inkubator berfungsi untuk memberikan dukungan dengan menyediakan keadaan temperatur ruangan yang stabil sesuai dengan yang dibutuhkan.

(14)

perancangan sistem informasi pengendali temperatur inkubator bayi yang dapat dioperasikan secara otomatis dan dengan biaya lebih ekonomis.

Perancangan sistem informasi inkubator ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan terhadap penyediaan lingkungan bagi BBLR dengan temperatur yang terkondisi dengan sempurna pada batas toleransi yang diinginkan. Diharapkan nantinya perangkat tersebut dapat menggantikan perangkat yang selama ini digunakan sehingga mempermudah dalam proses perawatan bayi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat beberapa rumusan permasalahan yang akan di selesaikan dalam tugas akhir ini, yaitu bagaimana merancang dan membuat sistem informasi untuk menampilakan

record/histori inkubator dengan disertai suara yang dihubungkan dengan peralatan komputer.

1.3 Batasan Masalah

Berbagai kendala dan pertimbangan ekonomi yang menjadi titik berat dalam skripsi ini, karena itu masalah dalam proses rancang bangun dibatasi antara lain:

a. Pembahasan dalam skripsi ini lebih ditekankan pada pembuatan sistem informasi.

b. Database yang digunakan berbasis microsoft access.

c. Alat/hardware hanya sebagai penunjang dalam sistem aplikasi ini.

d. Tidak membahas detail rangkaian elektronika pada alat/hardware yang akan dibuat.

(15)

1.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah membuat Sistem Informasi Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi Informasi.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari pengerjaan tugas akhir ini yaitu agar dapat menyediakan sistem informasi yang akurat dan tepat sehingga dapat memberikan informasi mengenai sistem inkubator bayi dengan berbasiskan teknologi informasi.

1.6 Metodologi Penelitian

Dalam pembuatan Tugas Akhir ini, metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Studi Literatur

Dilakukan dengan cara mencari segala macam informasi secara riset keperpustakaan dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.

b. Analisis

Pada tahap ini dilakukan identifikasi dan evaluasi permasalahan yang terjadi, serta mencari solusi dari permasalahan tersebut. Setelah tahap analisis selesai dilakukan, dibuat perancangan desain sistem secara keseluruhan.

c. Metode Observasi

(16)

d. Pembuatan program & hasil pembahasan

Pada tahap ini dilakukan implementasi terhadap sistem berdasarkan hasil dari perancangan sistem yang sesuai dengan kebutuhan, diantaranya :

1) Akuisi pengetahuan proses untuk memperoleh, mengorganisasikan, dan mempelajari pengetahuan yang terkait di bidang Sistem Informasi yang didapat dari seorang pakar dan buku.

2) Design proses secara menyeluruh untuk membangun struktur dan mengorganisasikan sistem sekaligus mendefinisikan metode yang digunakan untuk mempresentasikan sistem.

3) Pengembangan aplikasi sistem yang telah dibangun dalam bentuk program yang siap digunakan.

e. Uji Coba Program

Uji coba program dapat dilakukan pada akhir dari tahap-tahap analisa sistem, desain sistem dan tahap penerapan sistem atau implementasi sistem. Sasaran uji coba program adalah untuk menemukan kesalahan-kesalahan dari program yang mungkin terjadi sehingga dapat diperbaiki.

f. Penyusunan Laporan

(17)

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam laporan tugas akhir ini, pembahasan disajikan dalam enam bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan metodologi serta sistematika penulisan dalam pembuatan tugas akhir ini.

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori pemecahan masalah yang berhubungan dan digunakan untuk mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang perancangan system yang digunakan untuk mengolah sumber data yang dibutuhkan sistem antara lain : Flowchart, UML (Unifed Modeling Languange) meliputi, Use Case Diagram, Class Diagram, Activity Diagram,

User Interface.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

(18)

BAB V KESIMPULAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis untuk mengembangkan sistem.

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur yang digunakan dalam pembutan laporan ini.

LAMPIRAN

(19)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai 2.499 gram). BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan (Prawirohardjo, 2008). Dahulu bayi dengan berat kelahiran kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 disebut prematur.

2.1.1 Epidemiologi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Menurut Rustam Mochtar (1998) frekuensi bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di negara maju berkisar antara 3,6-10,8%, di negara berkembang berkisar antara 10-43%. Rasio antara negara maju dan negara berkembang adalah 1:4. Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau social ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram (Mulyawan, 2009).

(20)

lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran progam perbaikan gizi menuju Indonesia sehat 2010 yakni maksimal 7% (Proverawati, 2010).

2.1.2 Klasifikasi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Secara khusus BBLR memiliki pengelompokan sendiri. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam mengelompokkan BBLR, yaitu (Proverawati, 2010): a. Menurut harapan hidup :

1) Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1.500-2.500 gram

2) Bayi berat lahir sangat rendah ( BBLSR), berat lahir 1.000-1.500 gram 3) Bayi dengan berat badan ekstrim rendah (BBLER), berat lahir kurang dari

1.000 gram

b. Menurut masa gestasinya :

1) Prematuritas murni, masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai dengan masa kehamilan

2) Dismaturitas, bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi mengalami mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin atau lebih dikenal Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya.

2.1.3 Faktor Penyebab Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

(21)

muda usia kehamilan semakin besar resiko jangka pendek dan jangka panjang dapat terjadi (Proverawati, 2010).

Berikut adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan bayi BBLR secara umum, yaitu sebagai berikut (Kliegman et al., 2007 ; Manuaba, 2007) :

a. Faktor Ibu 1) Usia ibu

Usia reproduksi yang optimal bagi seorang ibu adalah 20-35 tahun karena pada usia tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan mental sudah matang dan mampu merawat bayi dan dirinya (Draper, 2001). Pada usia kurang dari 20 tahun, organ-organ reproduksi belum berfungsi dengan sempurna, rahim dan panggul ibu belum tumbuh mencapai ukuran dewasa sehingga bila terjadi kehamilan dan persalinan akan lebih mudah mengalami komplikasi dan pada usia lebih dari 35 tahun terjadi penurunan kesehatan reproduktf karena proses degeneratif sudah mulai muncul. Salah satu efek dari proses degeneratif adalah sklerosis pembuluh darah arteri kecil dan arteriole miometrium menyebabkan aliran darah ke endometrium tidak merata dan maksimal sehingga dapat mempengaruhi penyaluran nutrisi dari ibu ke janin dan membuat gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (Cunningham et al., 2005 ; Prawirohardjo, 2008).

2) Paritas

(22)

persalinan pertama meningkatkan resiko kesehatan yang timbul karena ibu belum pernah mengalami kehamilan sebelumnya, selain itu jalan lahir baru akan dicoba dilalui janin. Sebaliknya bila terlalu sering melahirkan rahim akan menjadi semakin melemah karena jaringan parut uterus akibat kehamilan berulang. Jaringan parut ini menyebabkan tidak adekuatnnya persediaan darah ke plasenta sehingga plasenta tidak mendapat aliran darah yang cukup untuk menyalurkan nutrisi ke janin akibatnya pertumbuhan janin terganggu (Depkes RI, 2004).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Eddy Susanto di RSUP Mohammad Hoesin Palembang tahun 2000 didapatkan bahwa presentase tertinggi ibu-ibu yang melahirkan bayi berat lahir rendah sebesar 45,4 % terjadi pada ibu dengan kehamilan pertama kali (primigravida).

3) Jarak dari kehamilan yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari dua tahun) Jarak kehamilan kurang dari dua tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik (Kliegman et al., 2007). Jarak kelahiran anak sebelumnya kurang dari dua tahun, rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan baik, sehingga pada kehamilan ini perlu diwaspadai karena kemungkinan terjadi pertumbuhan janin yang kurang baik (BBLR) (Viktor, 2006).

4) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya

(23)

Riwayat BBLR berulang dapat terjadi biasanya pada kelainan anatomis dari uterus, seperti septum uterus, biasanya septum pada uterus avaskular dan terjadi keadaan kegagalan vaskularisasi ini akan menyebabkan gangguan pada perkembangan plasenta. Septum akan mengurangi kapasitas dari endometrium sehingga dapat menghambat pertumbuhan janin, selain itu dapat menyebabkan keguguran pada trimester dua dan persalinan prematur (Prawirohardjo, 2008)

5) Komplikasi kehamilan

Beberapa komplikasi langsung dari kehamilan seperti anemia, perdarahan, preeklamsia/eklamsia, hipertensi, ketuban pecah dini dan kelainan lainnya, keadaan tersebut mengganggu kesehatan ibu dan juga pertumbuhan janin dalam kandungan sehingga meningkatkan resiko kelahiran bayi dengan berat rendah (Prawirohardjo, 2008 ).

6) Keadaan sosial ekonomi

(24)

bulan yang menyebabkan bayi lahir dengan berat badan kurang. Frekuensi persalinan kurang bulan juga dua kali lipat lebih besar pada buruh kasar, yang mengerjakan aktivitas fisik berlebih dibandingkan dengan yang terpelajar (Jusuf, 2008).

7) Sebab lain

Kebiasaan ibu yang juga menjadi faktor resiko BBLR yaitu, ibu yang merokok baik aktif maupun pasif dan ibu yang menggunakan NAZA. Asap rokok mengandung sejumlah teratogen potensial seperti nikotin, karbon monoksida, sianida, tar dan berbagai hidrokarbon. Zat-zat ini selain bersifat fetotoksik, juga memiliki efek vasokonstriksi pembuluh darah dan mengurangi kadar oksigen dan gangguan pembuluh darah sehingga membuat aliran nutrisi dari ibu ke janin terhambat dan terganggu, akhirnya pertumbuhan janin terhambat (Cuningham et al., 2005).

b. Faktor J anin

(25)

c. Faktor Plasenta

Faktor plasenta juga mempengaruhi pertumbuhan janin yaitu besar dan berat plasenta, tempat melekat plasenta pada uterus, tempat insersi tali pusat, kelainan plasenta. Kelainan plasenta terjadi karena tidak berfungsinya plasenta dengan baik sehingga menyebabkan gangguan sirkulasi oksigen dalam plasenta. Lepasnya sebagian plasenta dari perlekatannya dan posisi tali pusat yang tidak sesuai dengan lokasi pembuluh darah yang ada di plasenta dapat mengakibatkan terjadinya gangguan aliran darah plasenta ke janin sehingga pertumbuhan janin terhambat (Cunningham et al., 2005).

d. Faktor Lingkungan

Lingkungan juga mempengaruhi untuk menjadi resiko untuk melahirkan BBLR. Faktor lingkungan yaitu bila ibu bertempat tinggal di dataran tinggi seperti pegunungan. Hal tersebut menyebabkan rendahnya kadar oksigen sehigga suplai oksigen terhadap janin menjadi terganggu. Ibu yang tempat tinggalnya di dataran tinggi beresiko untuk mengalami hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia neonatorum. Kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap janin oleh karena gangguan oksigenisasi/ kadar oksigen udara lebih rendah dan dapat menyebabkan lahirnya bayi BBLR. Radiasi dan paparan zat-zat racun juga berpengaruh, kondisi tersebut dikhawatirkan terjadi mutasi gen sehingga dapat menimbulkan kelainan kongenital pada janin. (Sistiarani, 2008)

2.1.4 Per masalahan pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

(26)

a. Ketidakstabilan suhu tubuh

Dalam kandungan ibu, bayi berada pada suhu lingkungan 36°C- 37°C dan segera setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu lingkungan yang umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini memberi pengaruh pada kehilangan panas tubuh bayi. Hipotermia juga terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas karena pertumbuhan otot-otot yang belum cukup memadai, ketidakmampuan untuk menggigil, sedikitnya lemak subkutan, produksi panas berkurang akibat lemak coklat yang tidak memadai, belum matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh, rasio luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding berat badan sehingga mudah kehilangan panas.

b. Gangguan pernafasan

Akibat dari defisiensi surfaktan paru, toraks yang lunak dan otot respirasi yang lemah sehingga mudah terjadi periodik apneu. Disamping itu lemahnya reflek batuk, hisap, dan menelan dapat mengakibatkan resiko terjadinya aspirasi.

c. Imaturitas imunologis

(27)

2.1.5 Penatalaksanaan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang belum matang menyebabkan bayi BBLR cenderung mengalami masalah yang bervariasi. Hal ini harus diantisipasi dan dikelola pada masa neonatal. Penatalaksanaan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi stress fisik maupun psikologis. Adapun penatalaksanaan BBLR meliputi (Wong, 2008; Pillitteri, 2003) :

a. Dukungan r espirasi

Tujuan primer dalam asuhan bayi resiko tinggi adalah mencapai dan mempertahankan respirasi. Banyak bayi memerlukan oksigen suplemen dan bantuan ventilasi. Bayi dengan atau tanpa penanganan suportif ini diposisikan untuk memaksimalkan oksigenasi karena pada BBLR beresiko mengalami defisiensi surfaktan dan periadik apneu. Dalam kondisi seperti ini diperlukan pembersihan jalan nafas, merangsang pernafasan, diposisikan miring untuk mencegah aspirasi, posisikan tertelungkup jika mungkin karena posisi ini menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, terapi oksigen diberikan berdasarkan kebutuhan dan penyakit bayi. Pemberian oksigen 100% dapat memberikan efek edema paru dan retinopathy of prematurity.

b. Ter mor egulasi

(28)

aksilar optimal bagi bayi dalam kisaran 36,5°C – 37,5°C, sedangkan menurut Sauer dan Visser (1984) suhu netral bagi bayi adalah 36,7°C – 37,3°C.

Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu (Kosim Sholeh, 2005) :

1) Kangaroo Mother Care atau kontak kulit dengan kulit antara bayi dengan ibunya. Jika ibu tidak ada dapat dilakukan oleh orang lain sebagai penggantinya.

2) Pemancar pemanas 3) Ruangan yang hangat 4) Inkubator

Pada Tabel 2.1 di bawah ini menjelaskan suhu inkubator yang direkomendasikan menurut umur dan berat.

Bila jenis inkubatornya berdinding tunggal, naikkan suhu inkubator 1°C setiap perbedaan suhu 7°C antara suhu ruang dan incubator

Tabel 2.1 Suhu Inkubator

2.2 Pengertian Inkubator

Inkubator bayi merupakan salah satu alat medis yang berfungsi untuk menjaga suhu sebuah ruangan supaya suhu ruangan itu tetap konstan atau stabil pada suhu yang dikehendaki.

(29)

penyakit. Oleh sebab itu bayi prematur atau bayi baru lahir yang rentan terhadap penyakit harus dibantu untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang baru dengan meletakkannya ke dalam inkubator. Inkubator bayi itu sendiri dapat menurunkan atau menaikan suhu ruangan inkubator secara perlahan sehingga dapat membuat bayi merasa nyaman. Untuk membuat lingkungan yang nyaman bagi bayi prematur, suhu di dalam inkubator diatur pada suhu yang dikehendaki. Misalnya, temperatur awal di lingkungan sekitar adalah 25°C, maka inkubator tersebut diatur temperaturnya menjadi 30°C. Panas di inkubator ini berasal dari

heater yang diletakkan dibawah inkubator, yang kemudian dialirkan ke atas menggunakan kipas. Temperatur di dalam inkubator tersebut akan tetap bertahan sesuai dengan setting-an awal karena proses pengaturannya bekerja secara otomatis. Misalnya, jika temperatur yang diinginkan adalah 30°C, maka jika sudah naik mencapai 30°C heater-nya akan otomatis mati. Dan ketika temperaturnya sudah turun menjadi 29°C, maka heater-nya akan menyala lagi.

2.3 Konsep Dasar Sistem Infor masi

Sebelum membahas tentang sistem informasi akademik, perlulah memahami konsep dasar sistem informasi terlebih dahulu. Untuk memahami tentang konsep dasar sistem informasi, haruslah terlebih dahulu mengetahui definisi dari sistem, informasi, dan sistem informasi itu sendiri.

2.3.1 Konsep Dasar Sistem

(30)

energi. Secara umum sistem adalah kumpulan dari beberapa bagian tertentu yang saling berhubungan secara harmonis untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Terdapat beberapa definisi dari kata sistem, menurut (Jogiyanto;2005) terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Dalam mendefinisikan sistem yang menekankan pada prosedurnya di definisikan oleh Jerry Fitz Gerald, Ardra F. Fitz Gerald, dan Warren D. Stallings, Jr.,(1998) bahwa “ Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.

Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai “sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Sistem juga dapat dikatakan sebagai sekumpulan elemen yang berinteraksi satu sama lain,untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem juga dapat didefinisikan oleh para ahli dalam berbagai cara yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan cara pandang dan lingkup sistem yang dituju. Adapun elemen-elemen yang mewakili suatu sistem secara umum adalah masukan (input),

pengolahan (processing) dan keluaran (output). Elemen-elemen sistem secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut :

(31)

Gambar 2.1 diatas merupakan Model umum sebuah sistem ini sudah merupakan sebuah sistem yang sederhana, sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan menghasilkan keluaran yang dilakukan dalam suatu proses. Suatu sistem terdiri dari subsistem yang meliputi subsistem-subsistem lainnya. Suatu sistem dalam teorinya dapat dibedakan oleh jenis-jenis sistem.

Sistem informasi Manajemen terdapat beberapa jenis-jenis sistem, sebagai berikut:

a. Sistem abstrak dan sistem fisik; Sistem abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan yang satu sama lain berada dalam ketergantungan. Sedangkan sistem fisik merupakan suatu perangkat yang secara bersama-sama beroperasi untuk mencapai tujuan.

b. Sistem deterministic dan sistem probabilistic; Sistem deterministik adalah sistem yang dalam operasinya dapat menentukan hasilnya secara pasti sedangkan probabilistic adalah sistem yang dalam operasinya tak dapat diduga hasilnya secara pasti.

c. Sistem tertutup dan sistem terbuka; sistem tertutup merupakan suatu sistem dimana tidak terjadi pertukaranbahan, informasi dengan lingkungan, sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang memung kinkan terjadinya pertukaran informasi dengan lingkungan.

(32)

dapat berjalan secara baik apabila suatu masukan dapat diproses menjadi keluaran yang berguna bagi yang membutuhkan.

Menurut (Jogiyanto;2005) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu:

a. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama membetuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

b. Batas Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

c. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sitem.

d. Penghubung Sistem

Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya.

e. Masukan Sistem

(33)

f. Keluaran Sistem

Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

g. Pengolah Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

h. Sasaran Sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Jika suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.

2.3.2 Konsep Dasar Infor masi

Informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.

Menurut (Jogiyanto;2005) Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

Kualitas suatu informasi dapat ditentukan oleh tiga hal, yaitu : a. Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak menyesatkan. b. Tepat pada waktunya

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. c. Relevan

(34)

Dari beberapa definisi informasi tersebut dapat disimpukan bahwa informasi sebuah data yang diterima oleh seseorang ataupun kelompok yang berguna bagi masa sekarang atau masa yang akan datang. Informasi merupakan suatu data yang masih bahan mentah apabila tidak diolah atau diproses. Data akan menjadi berguna dan menghasilkan suatu informasi apabila melalui suatu model. Model yang digunakan untuk pengolahan data agar menjadi suatu informasi bisa disebut siklus pengolahan data (Sutanta;2008), seperti berikut ini :

Gambar 2.2 Siklus Informasi

Gambar 2.2 di atas dijelaskan bahwa data yang merupakan suatu kejadian yang menggambarkan kenyataan yang terjadi dimasukakan melalui elemen input kemudian data tersebut akan diolah dan diproses menjadi suatu output (keluaran) dan output tersebut adalah informasi yang dibutuhkan. Informasi tersebut akan diterima oleh pemakai atau penerima, kemudian penerima akan memberikan umpan balik yang berupa evaluasi, sehingga terjadi informasi tersebut dan hasil umpan balik tersebut akan menjadi data yang akan dimasukan menjadi input kembali.

2.3.3 Pengertian Sistem Infor masi

(35)

suatu alat bantu pengambilan keputusan. Sistem Informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computer-based”

atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer. Sistem Informasi “berbasis computer” mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi.

Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sistem Informasi merupakan sistem pembangkit informasi. Dengan integrasi yang dimiliki antar subsistemnya, sistem informasi akan mampu menyediakan informasi yang berkualitas, tepat, cepat dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya.

Definisi sistem informasi juga dapat dijelaskan sebagai berikut: “Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

(36)

2.3.4 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi dalam mendukung beberapa komponen yang fungsinya sangat vital di dalam sistem informasi. Komponen-komponen sistem informasi tersebut adalah Hardware, software, prosedur, pengguna dan data base. Secara rinci komponen-komponen sistem informasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perangkat keras (Hardware), mencakup peranti-peranti fisik seperti monitor dan printer.

b. Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan intruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data

c. Prosedur : sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembamasyarakatn keluaran yang dikendaki.

d. Pengguna : semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi. e. Data Base : merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan

dengan data lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulsinya, diantaranya; data, user dan sistem (Kadir;2003).

Sistem informasi akan berjalan baik jika sistem informasi itu telah memiliki 5 (lima) komponen di atas diantaranya hardware dan software, prosedur, pengguna dan data base.Hardware atau perangkat keras terdiri dari computer dan printer. Dalam suatu komputer terdapat unit-unit yang bertujuan untuk memproses sesuatu ataupun data yang maysarakat inginkan.

(37)

akan berjalan. Penggunaan sistem informasi dalam suatu organisasi atau sektor pemerintahan dapat meningkatkan kinerja dalam pelayanan publik agar suatu pelayanan dapat berjalan efektif dan efisien. Dalam prakteknya, tidak semua sistem informasi mencakup semua komponen yang telah disebutkan di atas.

2.3.5 J enis-J enis Sistem Infor masi

Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan bisnis (Kadir; 2003). Terdapat beberapa cara untuk mengelompokan sistem sistem informasi. Klasifikasi yang umum dipakai antara lain didasarkan pada :

a. Level organisasi b. Area fungsional

c. Dukungan yang diberikan, dan d. Arsitektur sistem informasi

Berdasarkan ketiga pengklasifikasian tersebut sistem informasi dibagi lagi menjadi beberapa bagian, ini dimaksudkan agar jenis sistem informasi lebih jelas. Menurut level organisasi sistem informasi dibagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu, sistem informsi departemen, sistem informasi perusahaan dan sistem informasi antar organisasi. Sistem informasi organisasi adalah sistem informasi yang hanya digunakan pada level organisasi saja, misalnya salah satu aplikasi digunakan untuk memantau pegawai.

(38)

perusahaan. Sedangkan sistem informasi berdasarkan dukungan yaitu berdasarkan dukungan yang diberikan kepada pemakai, sistem informasi yang digunakan pada semua areal fungsional. Sistem informasi terkadang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas pada level manajemen. Berdasarkan hal ini terdapat pengelompokan sebagai berikut: sistem informasi pengetahuan, sistem informasi operasional, sistem informasi manajerial dan sistem informs strategis (Kadir;2003).

2.3.6 Perencanaan Sistem Infor masi

Sistem informasi dapat dibentuk sesuai kebutuhan organisasi masing-masing. Untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan dan nilai masing-masing organisasi. Untuk memahami bagaimana merencanakan sistem informasi yang tepat dan sesuai dengan organisasi masing-masing, berikut bagaimana informasi itu mengalir dari satu tempat ketempat lain, bagaimana merencanakan sistem informasi secara keseluruhan, serta bagaimana merencanakan sistem informasi secara per bagian.

Perlu di ingat, perubahan sistem, baik besar maupun kecil, selalu akan melalui tingkatan-tingakatan berikut :

Tingkat I : Ide, mengetahui perlu adanya perubahan Tingkat II : Design, merancang cara pemecahannya

Tingkat III : Pelaksanaan, menerapkan design kedalam sistem

Tingkat IV : Kontrol, memeriksa tingkat pelaksanaan dijalankan sesuai dengan design

(39)

Tingkat VI : Tingkat Lanjut, melaksanakan perubahan sesuai dengan hasil evaluasi yang ada

Oleh karena itu, bahan perencanaan sistem informasi yang akan dibahas berkisar pada keempat tingkatan ini (Tata Sutabri; 2005) :

IDE – DESIGN - PELAKSANAAN - EVALUASI

Keempat tingkatan ini juga telah menjadi kunci yang digunakan untuk memecahkan bagian masalah baik itu secara menyeluruh maupun per bagian.

2.3.7 Pengelolaan Sistem Infor masi

Pengelolaan sistem informasi adalah bagian yang tak dapat dipisahkan dari studi manajemen, pengelolaan sistem informasi merupakan faktor kunci bagi keterlaksaan dan keberhasilan manajemen.

(40)

pengelolaan system informasi adalah suatu kebutuha nyata bahkan sekaligus merupakan keharusan berdasarkan pertimbangan secara multi dimensional.

Pemimpin yang efektif bertugas dan bertanggung jawab mengelola system informasi dalam rangka proses manajemen dan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen. Tugas pengelola tersebut meliputi perencanaan informasi, transformasi informasi, komunikasi informasi organisasi pelaksana, pemantauan dan pengendaliannya.

2.3.8 Pengendalian Sistem Infor masi

Pengendalian sistem informasi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari pengelolaan sistem informasi bahkan melaksanakan fungsi yang sangat penting karena mengamati setiap tahapan dalam proses pengolahan informasi. Pengelola informasi perlu memahami dan memiliki keterampilan manajerial dan melaksanakan kegiatan pengendalian sistem informasi, yakni : kemampuan mengendalikan kegiatan perencanaan informasi, kemampuan mengendalikan proses transformasi informasi, kemampuan mengendalikan organisasi pelaksana sistem informasi, kemampua melaksanakan kegiatan koordinasi, dengan kemampua itu maka terjadilah kelancaran pelaksanaan pengelolaan sistem informasi guna mendukung keberhasilan program organisasi.

(41)

Pengendalian sistem informasi adalah keseluruhan kegiatan dalam bentuk mengamati, membina, dan mengawasi pelaksanaan mekanisme pengelolaan sistem informasi (Tata Sutabri;2005). Pengendalian sistem informasi dilaksanakan melaui pengawasan dan pembinaan. Pengawasan dilakukan baik secara langsung yakni ditempat dimana dilaksanakannya sistem informasi tersebut, maupun secara tak langsung melalui laporan-laporan secara tertulis dan secara lisan.

2.3.9 Penilaian Sistem Informasi

Komponen penilaian sistem informasi tergolong sebagai komponen yang strategis yang berarti ada kaitan sistematik dengan komponen masukan (input), komponen proses (procces), dan komponen produk (output). Penilaian berguna untuk mengetahui sejauh mana komponen-komponen telah beroperasi dengan baik sebagaimana yang diharapkan, kompopnen penilain pada gilirannya menempati kedudukan dan fungsi yang sangat strategis bahkan dapat dinilai sebagai sangat menetukan keberhasilan keseluruhan pengelolaan sistem informasi itu sendiri.

(42)

2.4 Pengertian Data Dan Database

Bambang Wahyudi (2003, hal:2) dalam bukunya Pengantar Struktur Data dan Algoritma, perkataan data diambil dari bahasa Inggris yang berarti fakta bermakna plural (banyak), sedangkan datum bermakna single (tunggal). Makna kata data bagi manusia adalah segala sesuatu yang dapat diterima oleh indera manusia dari rangsangan-rangsangan yang ada di sekitarnya, baik tersurat maupun tersirat.

Sedangkan makna kata data di komputer adalah segala sesuatu yang bisa dikodekan, disimbolkan atau dilambangkan dengan kode-kode, simbol-simbol atau lambanglambang yang telah disediakan disetiap computer.

database adalah kumpulan data yang terdiri atas satu atau lebih tabel yang terintegrasi satu sama lain, di mana setiap pemakai (user) diberi wewenang

(otorisasi) untuk dapat mengakses (mengubah, menghapus, menganalisis,

menambah, memperbaiki) data dalam tabel-tabel tersebut. Database adalah kumpulan file yang saling terkait dari bermacam-macam record yang memiliki hubungan antar record untuk menyimpan atau merekam sertamemelihara data operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan pemakai untuk proses pengambilan keputusan.

2.5 Pengertian Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu grafik yang menjelaskan sebuah

(43)

juga menggambarkan aliran data dalam sebuah sistem. DFD mempunyai level-level mulai dari yang terkecil, yaitu level-level 0 atau sering disebut context diagram.

Context diagram ini merupakan gambaran paling umum dari sistem, yang hanya memiliki satu proses saja untuk mewakili seluruh sistem. Semakin bertambahnya level dalam DFD akan semakin detail digambarkan proses-proses yang ada pada sistem, tetapi yang boleh bertambah hanya proses dan data flow saja. Sedangkan untuk data store, jumlahnya harus tetap dengan yang ada pada context diagram. Khusus untuk data store, pada context diagram masih belum digambarkan, akan tampak pada level 1 dan konsisten jumlahnya sampai pada level berikutnya.

Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan pada data flow diagram (DFD) yang memiliki lebih dari satu level adalah:

a. Harus terdapat keseimbangan input atau output antara satu level dan level berikutnya.

b. Keseimbangan antara level 0 dan level 1 dilihat pada input/output dari aliran data ke atau dari terminal pada level 0 sedangkan keseimbangan antara level1 dan level 2 dilihat pada input/output dari aliran data ke atau dari proses yang bersangkutan.

c. Nama aliran data, data store dan terminal pada setiap level harus sama, apabila objeknya sama.

d. Ada sumber buku yang menyatakan terminal tidak perlu digambarkan pada level 1,2 dan seterusnya namun untuk memperjelas diagram, maka sebaiknya terminal tetap digambarkan pada level 1,2 dan seterusnya.

2.5.1 Elemen Dasar Dari DFD

(44)

a. Kesatuan Luar (External Entity)

Sesuatu yang berada di luar sistem, tetapi ia tidak memberikan data ke dalam sistem atau memberikan data dari sistem, disimbolkan dengan suatu kotak notasi. External Entity tidak termasuk bagian (departemen) maka bagian lain yang masih terkait menjadi eksternal entity (Leman;2003).

Pedoman pemberian nama kesatun luar (External Entity) yaitu: 1) Nama terminal berupa kata benda

2) Terminal tidak boleh memiliki nama yang sama kecuali memang objeknya sama (digambarkan dua kali, dimaksudkan untuk membuat diagram lebih jelas). Bila demikian, maka terminal ini perlu di beri garis miring pada pojok kiri atas. Pada gambar 2.3 berikut ini merupakan simbol Notasi Kotak.

Gambar 2.3 Simbol notasi kotak

b. Arus Data (Data Flow)

Arus data merupakan tempat mengalirnya informasi dan digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen dari sistem. Arus data ditunjukkan dengan arah panah dan garis diberi nama atas arus data yang mengalir. Arus data ini mengalir di antara proses, data store dan menunjukkan arus data dari data yang berupa masukkan untuk sistem atau hasil proses sistem.

Pedoman pemberian nama aliran data yaitu:

(45)

2) Tidak boleh ada aliran data yang namanya sama, dan pemberian nama harus mencerminkan isinya.

3) Aliran data yang terdiri dari beberapa elmn dapat dinyatakan dengan grup elemen.

4) Hindari penggunaan kata “data” dan “informasi” untuk memberi nama pada aliran data.

5) Sedapat mungkin nama aliran data ditulis lengkap.

Pada gambar 2.4 berikut ini merupakan symbol dari notasi anak panah

Gambar 2.4 Simbol notasi anak panah c. Proses

Proses merupakan apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses dapat mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data keluar. Proses berfungsi mentransformasikan satu atau beberapa data masukan menjadi satu beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Setiap proses memiliki satu atau beberapa masukan serta menghasilkan satu atau beberapa data keluaran. Proses sering pula disebut bubble.

(46)

Pedoman pemberian nama proses, yaitu:

1) Nama proses terdiri dari kata kerja dan kata benda yang mencerminkan fungsi proses tersebut, misalnya Hitung Bonus, Pendataan Karyawan, Cetak Faktur, dan lain-lain.

2) Jangan Menggunakan kata proses sebagai bagian dari nama suatu proses (bubble).

3) Tidak boleh ada beberapa proses yang memiliki nama yang sama.

4) Proses harus diberi nomor. Urutan nomor sedapat mungkin mengikuti aliran atau urutan proses, namun demikian urutan proses secara kronoloSIG.

5) Penomoran proses pada tingkat pertama (Diagram Nol) adalah 1.0, 2.0, 3.0 dan seterusnya.

6) Context Diagram tidak perlu diberi nomor.

Pada gambar 2.5 berikut ini merupakan symbol dari notasi lingkaran.

Gambar 2.5 Simbol notasi lingkaran

d. Simpanan Data (Data Store)

(47)

file harddisk, file pita magnetik. Data store juga berkaitan dengan penyimpanan secara manual seperti buku alamat, file folder, dan agenda.

Suatu data store dihubungkan dengan alur data hanya pada komponen proses, tidak dengan komponen DFD lainnya. Alur data yang menghubungkan data store dengan suatu proses mempunyai pengertian sebagai berikut :

a. Alur data dari data store yang berarti sebagai pembacaan atau pengaksesan satu paket tunggal data, lebih dari satu paket data, sebagian dari satu paket tunggal data, atau sebagian dari lebih dari satu paket data untuk suatu proses.

b. Alur data ke data store yang berarti sebagai peng-updatean data, seperti menambah satu paket data baru atau lebih, menghapus satu paket atau lebih, atau mengubah satu paket data atau lebih (proses a).

Pada pengertian pertama jelaslah bahwa data store tidak berubah, jika suatu paket data/informasi berpindah dari data store ke suatu proses. Sebaliknya pada pengertian kedua data store berubah sebagai hasil alur yang memasuki data store.Dengan kata lain, proses alur data bertanggung jawab terhadap perubahan yang terjadi pada data store (proses b).

Simpanan data merupakan tempat penyimpanan data pengikat yang ada dalam sistem. Data store dapat disimbolkan dengan sepasang dua garis sejajar atau dua garis dengan salah satu sisi samping terbuka. Proses dapat mengambil data dari atau memberikan data ke database.

Pedoman pemberian nama data store, yaitu:

a. Nama harus mencerminkan data store tersebut.

(48)

Pada gambar 2.6 berikut ini merupakan simbol simpanan data di DFD.

Gambar 2.6 Simbol simpan data

2.5.2 Manfaat Data Flow Diagr am

Manfaat dari data flow diagram adalah sebagai berikut :

a. Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi.

b. DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan,khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem.Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.

c. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.

2.6 Konsep CDM (Conceptual data model Physical data model)

(49)

sebuah pemodelan berorientasi objek pengembang data konseptual mirip dengan pemodelan kelas. Dengan pemodelan data mengidentifikasi jenis entitas sedangkan dengan pemodelan kelas Anda mengidentifikasi kelas. Data atribut ditugaskan untuk jenis badan seperti yang Anda akan menetapkan atribut dan operasi untuk kelas. Ada asosiasi antara entitas, mirip dengan hubungan antara kelas - hubungan, warisan, komposisi, dan agregasi adalah konsep-konsep yang berlaku dalam pemodelan data. Conceptual data model atau yang biasa dikenal dengan CDM adalah suatu konsep rancangan pembuatan database yang terdiri dari beberapa entity. CDM menggambarkan struktur data model. CDM juga menggambarkan jalannya data dan hubungan dari tiap entity, dalam pembuatannya juga sudah menentukan primary key dan foreign key. CDM dapat digenerate menjadi PDM (physical data model). Penggambaran rancangan PDM memperlihatkan struktur penyimpanan data yang benar pada basis data yang digunakan sesungguhnya.

2.6.1 Perbedaan CDM Dan PDM a. CDM

(50)

b. PDM

Perancangan database secara fisik Tipe data bersifat lebih khusus dan spesifik. Perancangan PDM merupakan representasi fisik / sebenarnya dari database.

2.6.2 Macam Data Model

Berikut ini merupakan beberapa macam data model yang sering digunakan dalam praktek pembuatan suatu sistem informasi :

a. Konseptual model data atau CDM. Model ini, kadang-kadang disebut model domain, biasanya digunakan untuk mengeksplorasi konsep domain dengan stakeholder proyek. Pada tim Agile tingkat tinggi model konseptual sering dibuat sebagai bagian dari persyaratan awal Anda membayangkan upaya seperti yang biasa digunakan untuk mengeksplorasi tingkat tinggi struktur bisnis statis dan konsep. Pada tim tradisional konseptual model data sering dibuat sebagai pendahulu untuk LDMs atau sebagai alternatif LDMs.

b. Logical data model (LDMs). LDMs digunakan untuk mengeksplorasi konsep domain, dan hubungannya dengan masalah. Ini dapat dilakukan untuk lingkup sebuah proyek tunggal atau untuk perusahaan. LDMs menggambarkan jenis entitas logis, biasanya disebut hanya sebagai tipe entitas, atribut data yang menggambarkan entitas, dan hubungan antara entitas.

Fisik model data (PDM). PDM digunakan untuk merancang skema internal

(51)

2.7 Sistematika Microsoft Access Database

Dalam menyimpan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan

Microsoft Access. Berikut penjelasannya :

2.7.1 Pengenalan Microsoft Access

Microsoft Access merupakan salah satu program pengolah database yang digunakan untuk mengolah berbagai jenis data dengan pengoperasian yang mudah.

Fungsi dan elemen yang ada dalam Microsoft Access sebagai berikut : a. Table yaitu data dalam database disimpan dalam sebuah objek.

b. Query yaitu suatu objek database yang digunakan untuk memasukkan data yang berupa rumus, selain itu query juga dapat digunakan untuk bekerja dengan dua table atau lebih.

c. For m yaitu sebuah objek database yang digunakan untuk membuat kontrolkontrol untuk proses memasukan, memeriksa dan memperbaharui data. Dapat menampilkan lembar kerja input data dengan tampilan lebih menarik.

d. Report yaitu sebuah objek yang digunakan untuk menampilkan data yang lebih diformat sesuai ketentuan yang pernah diberikan.

1.7.2 Cara Kerja Microsoft Access

(52)

ada. Tidak seperti dokumen Word atau Excell database yang akan dibuat harus disimpan terlebih dahulu jika yang dipilih adalah blank AccessDatabase.

Untuk memulai microsoft Access pada dasarnya hampir sama antara Taskbar Windows 95 – 2000 yaitu dimulai dengan tombol Start -> Program -> Pr ogram MS-Access. Dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut :

Gambar 2.7 Microsoft Access

2.10 Penelitian Terdahulu

(53)

dibahas mengenai sensor suhu dan kelembaban udara (SHT 11), selanjutnya motor stepper yang digunakan sebagai actuator untuk membuka tutup ventilasi kendali suhu dan mikrokontroler AT89C51 sebagai pusat kendali. Pada prinsipnya, perangkat tersebut akan mengolah real data yang berasal dari sensor suhu dan kelembaban (SHT 11). Selanjutnya akan dibandingkan dengan data/kondisi yang diinginkan yaitu: suhu 270C-290C dengan kelembaban udara berkisar 70%-95%. Bila kondisi tersebut tidak terpenuhi maka akan terjadi sinyal error yang akan menggerakkan motor steper untuk menggerakkan katup buka tutup ventilasi kendali suhu serta mengaktifkan heater dan fan, sehingga diperoleh kondisi suhu dan kelembaban yang diinginkan tersebut.

Kelebihan dan kekurangan dari jurnal “RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI SUHU DAN KELEMBABAN UDARA PADA RUMAH WALLET BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51” yaitu suhu dan kelembaban pada rumah wallet dapat dilakukan secara otomatis dengan bantuan alat elektronik (teknologi semikonduktor) sehingga penjaga rumah wallet tidak perlu lagi melakukan pemantauan terhadap suhu dan kelembaban rumah wallet selain itu kemungkinan mendapatkan sarang wallet yang berkualitas lebih besar.

(54)

menggunakan sensor suhu LM35. Setelah melalui proses pengkondisian sinyal tegangan analog diubah menjadi data digital menggunakan ADC. Data digital yang diperoleh kemudian diolah oleh Mikrokontroller ATmega8535 dan ditampilkan, sehingga didapatkan suatu informasi mengenai suhu plant dengan satuan ºC pada sebuah LCD dan PC. Dari perancangan sistem akuisisi data suhu didapatkan hasil bahwa sistem ini memiliki kemampuan untuk mengukur suhu dari 20ºC sampai 80ºC dengan error rata-rata penunjukan suhu sebesar 0,1. dan tingkat keberhasilan 99 %.

Kelebihan dan kekurangan dari jurnal “IMPLEMENTASI

MIKROKONTROLLER SEBAGAI PENGUKUR SUHU DELAPAN

(55)

3.1 Analisa Sistem

Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan. Dari analisa permasalahan yang telah dilakukan penulis, maka akan dirancang sistem informasi monitoring inkubator bayi berbasis teknologi informasi dengan cara melakukan perancangan dan pembuatan sistem terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan untuk menggambarkan arus data dalam aplikasi secara terstruktur dan jelas, serta menggambarkan proses yang terjadi, sehingga dapat menjadi sarana informasi sistem yang baik.

Pada bagian pembuatan perangkat lunak penulis menggunakan program

Visual Basic 6.0 sebagai dasar pembuatan user interface dan Power Designer 6

untuk pembuatan model data. Sedangkan pada pembuatan perangkat mekanik, terdiri dari desain miniatur inkubator. Kemudian dari beberapa tahapan tersebut semua data-data disimpan kedalam data base dengan menggunakan program

Microsoft Office Access.

(56)

3.2 Perancangan Sistem

Pada sub bab ini menjelaskan mengenai proses desain perangkat lunak yang akan digunakan. Proses desain sistem dalam sub bab ini akan dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu : alur umum sistem, flowchart, perancangan data, perancangan antarmuka (interface).

Awal mula dibuatnya sistem informasi monitoring inkubator bayi berbasis teknologi informasi ini diperuntukan untuk mempermudah pihak rumah sakit atau puskesmas. Dimana para petugas atau perawat yang bertugas bisa dengan mudah mengeset suhu pada inkubator bayi dengan sistem komputerisasi yang memadai dan juga bisa melihat data suhu yang sudah digunakan. Kemudian terdapat suatu fungsi yang digunakan untuk melihat rekapan kejadian atau histori guna mengecek kejadian dari sitem tersebut.

3.2.1 Alur Umum Sistem

Pada perancangan umum dari sistem informasi ini digunakan untuk memudahkan pengguna mendapatkan sarana informasi sistem yang baik. Terdapat 2 bagian dalam pembuatan sistem informasi ini, yaitu pembuatan miniatur inkubator dan perangkat lunak (software).

Gambaran umum dari tugas akhir ini dapat dilihat pada gambar 3.1

(57)

Gambar 3.1 diatas merupakan diagram alur dari cara kerja dari pengendali ruang inkubator bayi berbasis teknologi informasi ini adalah ketika user mengakses sebuah PC atau Laptop sebagai media interface kemudian user

tersebut menginputan besaran suhu pada aplikasi inkubator, maka inputan tersebut dikirimkan ke sebuah mikrokontroler dan kemudian mikrokontroler

mengendalikan sistem pemanas dan kipas yang ada pada miniatur inkubator.

3.2.2 Flowchart Diagram

Perancangan flowchart digunakan untuk menggambarkan sejumlah proses yang terstruktur dalam suatu sistem, dan berorientasi pada proses yang terjadi, demi memudahkan pembaca awam dalam mengerti isi dari sistem yang dibuat.

Berikut ini merupakan flowchart dari Sistem Informasi Monitoring

(58)

Gambar 3.2 diatas merupakan flowchart dari sistem informasi monitoring inkubator. Sistem dikendalikan oleh admin dengan memasukkan username dan password untuk memulai kerja pada sistem, hingga pada akhir dari output yaitu histori dari orang tua bayi.

3.2.3 Diagram Berjenjang

Dalam merancang sistem informasi yang akurat perlu dilakukan analisa terlebih dahulu terhadap kebutuhan proses untuk membuat sistem tersebut. Proses untuk membangun sistem ini, menjelaskan logika pembuatan keputusan dan rumusan-rumusan yang mentransformasikan proses-proses data masukan menjadi keluaran.

Untuk menjelaskan deskripsi sistem pada Sistem Informasi Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi Informasi ini dengan menggunakan diagram berjenjang. Diagram berjenjang bertujuan untuk mengurangi makna ganda dari proses tersebut sehingga memperoleh deskripsi yang tepat mengenai apa yang dicapai untuk memvalidasi sistem agar berjalan sesuai dengan desain yang telah dibuat dan dikembangkan.

(59)

Gambar 3.3 menjelaskan diagram berjenjang pada Sistem Informasi Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi Informasi. Diagram tersebut merupakan gambaran secara umum sistem informasi yang dibuat peneliti, dimana terjadi dua buah proses yaitu proses manajemen data bayi dan proses manajemen data laporan.

3.2.4 Data Flow Diagram (DFD)

Diagram arus data atau DFD (Data Flow Diagram) adalah suatu gambaran dari suatu gambaran grafis dari suatu sistem yang menggambarkan proses arus data dari suatu sistem yang saling berkaitan.

Berikut ini merupakan Data Flow Diagram (DFD) yang terdapat dalam Sistem Informasi Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi Informasi :

a. Context Diagram

Context Diagram merupakan sebuah arus data yang berfungsi untuk menggambarkan keterkaitan aliran - aliran data antara sistem dengan bagian - bagian luar. Kesatuan ini merupakan sumber arus data atau tujuan data yang berhubungan dengan Sistem Informasi Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi Informasi. Diagram konteks ini akan memberikan batasan-batasan yang jelas mengenai besaran-besaran entitas yang berada diluar sistem yang sedang dibuat yang akan menggambarkan secara jelas batasan-batasan dari sebuah sistem yang dibuat peneliti.

(60)

detail histori

Gambar 3.4 Context Diagram Sistem Informasi Monitoring Inkubator

Gambar 3.4 menjelaskan Context Diagram yang terdapat pada Sistem Informasi Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi Informasi. Diagram ini menggambarkan proses dan urut - urutannya sebagai komponen yang menyusun keseluruhan sistem. Entitas yang terdapat ada tiga yaitu Admin, pihak Lembaga dan Pengunjung.

Pada Context Diagram yang terpapar dalam gambar tersebut menjelaskan bahwa Admin inkubator dapat memasukan besaran suhu yang diminta dan juga melihat record kejadian atau bisa disebut histori. Namun pada pengunjung hanya dapat melihat informasi suhu yang ada pada indikator.

b. DFD Level 1

(61)

Berikut merupakan DFD Level 1 dalam pembuatan Sistem Informasi Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi Informasi :

detail histori manajemen data dilakukan proses untuk mengolah data dimana proses tersebut dilakukan oleh admin. Sedangkan pada proses manajemen laporan yaitu untuk mengatur segala output atau hasil dari sistem yang nantinya akan dikirim kepada pihal lembaga serta pengunjung yang hanya dapat melihat hasil dari sistem tersebut.

c. DFD Level 2 Proses Manajemen Data

(62)

Berikut merupakan DFD Level 2 dari Sistem Informasi Monitoring Inkubator Bayi Berbasi Teknologi Informasi :

orang tua bayi

Gambar 3.6 merupakan action yang dapat dilakukan dilakukan pada sistem yaitu proses Insert, Update, delete, dan view. Dimana pada proses tersebut terdapat data store yang diolah yaitu data bayi, suhu, serta login dari admin itu sendiri.

3.3 Model Data

Model data pada sistem informasi monitoring inkubator bayi berbasis teknologi informasi ini bermodel Entity Relationship Diagram (ERD) yang berisi data komponen-komponen himpunan entitas dari data himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut.

3.3.1 Entity Relationship Diagram

Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu rancangan

(63)

atau relasi yang terjadi. Terdapat 2 macam perancangan ERD yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini. Pada perancangan data yang pertama yaitu Model Data Konsep (Conceptual Data Model) dan yang kedua berupa Model Data Fisik (Physical Data Model).

3.3.2 CDM (Conceptual Data Model)

CDM (Conceptual Data Model) yang menjelaskan tentang suatu hubungan antar entity secara konseptual. Berikut adalah Conceptual Data Model

dari sistem informasi monitoring inkubator bayi berbasis teknologi informasi dapat dilihat pada gambar 3.7 berikut:

input

Gambar 3.7 CDM Sistem Informasi Monitoring Inkubator

3.3.3 PDM (Physical Data Model)

(64)

ID_ADMIN = ID _AD MI N

Gambar 3.8 PDM Sistem Informasi Monitoring Inkubator

3.4 Desain Interface

Desain Interface merupakan gambaran atau sketsa yang digunakan untuk menunjukan bagaimana bentuk aplikasi yang akan dibuat nantinya. Desain

Interface ini juga merupakan perancangan halaman aplikasi yang berinteraksi langsung dengan pengguna, pada rancangan dibuat sesederhana mungkin untuk memudahkan pengguna menggoperasikan aplikasi ini.

Berikut desain interface dari program aplikasi yang dibuat penulis :

3.4.1 Tampilan Halaman Login

Halaman ini merupakan halaman pembuka dari aplikasi Sistem Informasi Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi Informasi yang berisi tentang pengisian form login, yaitu pengisian User ID dan Password. Pengisian form

login pada awal membuka aplikasi ini dibuat untuk membuat sitem keamanan sehingga hanya user tertentu yang dapat menggakses aplikasi ini.

(65)

Gambar 3.9 Rancangan Halaman Login

Gambar 3.9 merupakan desain antarmuka halaman Login dimana pada tampilan tersebut merupakan awal yang dilakukan user sebelum masuk pada menu utama, terdiri dari form user id dan password serta terdapat action yang akan dilakukan user yaitu batal dan login.

3.4.2 Tampilan Halaman Utama

Merupakan halaman awal setelah berhasil melalui proses login. Pada halaman ini berisi tentang indikator temperatur 1, temperatur 2, temperatur rata – rata, batas temperatur, status kipas pemanas, kipas pendingin, pemanas, atur temperatur, setting port, dan juga pada halaman ini terdapat menu untuk melihat histori, data orang tua bayi, data user login.

(66)

Gambar 3.10 Rancangan Halaman Utama

Gambar 3.10 diatas merupakan desain dari halaman utama sistem. Dimana pada tampilan tersebut terdapat beberapa menu diantaranya pengaturan suhu, data

login user, data orang tua bayi, histori, serta setting port pada alat.

3.4.3 Tampilan Halaman Data User Login

Pada halaman data user login ini seorang user dapat mengedit User ID

(67)

Gambar 3.11 Rancangan Halaman Data User Login

Gambar 3.11 diatas merupakan desain halaman data user login. Pada tampilan tersebut terdapat menu user id dan password serta terdapat action tambahan data user baru.

3.4.4 Tampilan Halaman Data Orang Tua Bayi

Halaman ini merupakan halaman yang berfungsi untuk menambahkan data orang tua bayi. Sehingga ketika terdapat orang tua bayi yang baru masuk user dapat dengan mudah memasukkan identitas orang tua bayi tersebut.

Berikut tampilan halaman data orang tua bayi dapat dilihat pada gambar 3.12 dibawah ini :

(68)

Gambar 3.12 diatas merupakan desain dari halaman data orang tua bayi. Pada tampilan tersebut terdapat action untuk tambahan atau pengurangan data orang tua bayi diantaranya yaitu ID orang tua bayi, nama orang tua bayi, Alamat, dan tanggal masuk.

3.4.5 Tampilan Halaman Histori

Pada halaman ini berisikan record atau catatan tentang status dari inkubator. Cara kerja pencatatan datanya yaitu ketika terjadi perubahan pada suhu rata–rata inkubator, tabel histori secara otomatis akan mencatat perubahan apa saja yang terjadi.

Berikut tampilan rancangan halaman histori dapat dilihat pada gambar 3.13 dibawah ini :

Gambar 3.13 Rancangan Halaman Histori

(69)

Bab ini akan menjelaskan mengenai hasil, pembahasan dan uji coba terhadap Sistem Informasi Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi Informasi yang telah dibuat dan selanjutnya akan dibuat evaluasi dari hasil uji coba tersebut. Uji coba dilaksanakan untuk mengetahui apakah sistem aplikasi dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan perancangan yang telah dibuat. Sehingga diharapkan dengan adanya tahap uji coba ini dapat dipahami jalannya suatu sistem. Kemudian pada tahap terakhir dilakukan analisa untuk menentukan tingkat keberhasilan dari sistem.

4.1 Kebutuhan Sistem

Pada bagian ini membahas spesifikasi hardware dan software yang digunakan pada saat pembuatan Sistem Informasi Monitoring Inkubator Bayi Berbasis Teknologi Informasi.

Dalam menerapkan rancangan yang telah dibuat, ada beberapa hal yang dibutuhkan. Perangkat keras dan perangkat lunak merupakan dua hal yang selalu dibutuhkan dalam mengimplementasikan rancangan yang telah ada.

Berikut ini tabel minimum requirements dan recommended requirements

Gambar

Gambar 3.2  Flowchart Sistem Informasi Monitoring Inkubator
Gambar 3.4 Context Diagram Sistem Informasi Monitoring Inkubator
Gambar 3.5 DFD Level 1
Gambar 3.6 DFD Level 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah Untuk menganalisis perkembangan produktivitas usahatani cabai merah dan cabai rawit 5 tahun terakhir, untuk menganalisis karakteristik petani

Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi efek hipoglikemik kecambah beras merah pada tikus diabetes yang diinduksi STZ-NA terhadap kadar glukosa darah, insulin, serta indeks

Studi penelitian ini diberi judul “ Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank ter- hadap Pertumbuhan Laba pada Peru- sahaan Sektor Perbankan,” Penelitian ini merupakan replikasi dari

diperlukan fosfolipid lain (mis. fosfatidilgliserol) dan juga memerlukan protein surfaktan untuk mencapai air liquid-interface dan untuk penyebarannya

Dari beberapa teori dapat disimpulkan bahwa kemampuan matematika awal adalah kepekaan terhadap cara berpikir ilmiah dan membangun konsep yang ditunjukkan dengan

Std. Test distribution is Normal. Calculated from data. Dependent Variable: Unstandardized Residual.. Dependent Variable: LN_HargaSaham.. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap

Penelitian ini membahas tentang analisis perilaku eksportir dalam memilih PT Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Sudirman Surakarta sebagai Partner Ekspor, untuk memperluas

Mereka sering dipakai dalam bentuk barang yang bersifat pakai- buang (disposable) seperti lapisan pengemas, namun ditemukan juga pemakaiannya dalam barang-barang