i
EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN CREDIT
UNION BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK ( SAK ETAP )
REVISI TAHUN 2013
( Studi Kasus di Credit Union Barerod Gratia )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Adiutrix Maria Irayanti Seran
NIM: 122114132
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN CREDIT
UNION BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK ( SAK ETAP )
REVISI TAHUN 2013
( Studi Kasus di Credit Union Barerod Gratia )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Adiutrix Maria Irayanti Seran
NIM: 122114132
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga
kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang”
( Kolose 4:6)
“Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah
menjadi keselamatanku”
(Mazmur 118:21)
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Allah Bapa Yang Maha Kuasa
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Ayah dan Mama tercinta
Adik-adik yang kusayangi
Teman-teman yang kukasihi
Terimakasih banyak atas doa, dukungan, motivasi
dan cinta yang sudah diberikan untuk menyelesaikan
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTASI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN CREDIT
UNION BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
REVISI TAHUN 2013)
Studi Kasus di CU Barerod Gratia
Diajukan pada tanggal, adalah karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 28 Februari 2017
Yang membuat penyataan:
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasihnya yang senantiasa
membimbing, mendampingi dan memberkati peneliti sehingga peneliti dapat
menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Penyajian Laporan
Keuangan Credit Union Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Revisi Tahun 2013”. Skripsi ini ditulis sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat selesai dengan baik karena
adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan hati yang tulus
dan rasa syukur penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, Msc., QIA selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian penulis.
2. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
3. A. Diksa Kuntara, S.E., M.FA., QIA., selaku dosen pembimbing yang telah
membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Sarwanto dan segenap pengurus Credit Union Barerod Gratia yang telah
memberikan izin penelitian dan bimbingannya selama penelitian sehingga
penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan
vii
6. Orang tua peneliti, Ayahku Andreas Seran dan Mamaku Maria Getrudis Muit
yang selalu mendoakan, memberi semangat, dukungan, nasihat dan cinta kasih
yang luar biasa sehingga dapat menghantarkan saya dalam menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
7. Untuk keluarga tercinta, Adik Ici Seran, Ivon Seran, Kuni Seran, dan Lestin
Seran. terimakasih atas segala dukungan dan pengertian kalian yang luar biasa.
8. Untuk sahabatku Rosalina, Lasma, Cindy, Junita, Ivon, Netty, Shella, Ena, dan
Relly. Terimakasih atas kebersamaan kita dan untuk keluhkesa, candatawa
yang kita lalui bersama.
9. Teman-teman Akuntansi 2012, khusunya kelas C, terimakasih atas
kebersamaan kita selama menempuh pendidikan di Sanata Dharma, semoga
kita sukses selalu.
10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangan Semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.
Yogyakarta, 28 Februari 2017
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ruang Lingkup Neraca Menurut Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ………... 25 Tabel 2.2 Ruang Lingkup Laba Rugi Menurut Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ………... 29 Tabel 2.3 Ruang Lingkup Laporan Perubahan Ekuitas Menurut Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik …………... 33
Tabel 2.4 Ruang Lingkup Arus Kas Menurut Standar akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ………..… 35 Tabel 2.5 Ruang Lingkup Catatan Atas Laporan Keuangan Menurut Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik …………... 39
Tabel 3.1 Perbandingan laporan keuangan Menurut SAK ETAP Dengan
Penyajian laporan keuangan CU Barerod Gratia ………. 46 Tabel 5.1 Perbandingan laporan keuangan Menurut SAK ETAP Dengan
Penyajian laporan keuangan CU Barerod Gratia ……….. 93
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses (Siklus) Akuntansi ……… 40
xii
ABSTRAK
EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN CREDIT UNION BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA
AKUNTABILITAS PUBLIK ( SAK ETAP ) REVISI TAHUN 2013
( Studi Kasus di CU Barerod Gratia)
Adiutrix Maria Irayanti Seran
NIM: 122114132
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017
Laporan keuangan berisi informasi tentang posisi keuangan yang bertujuan untuk membantu entitas dalam pengambilan keputusan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah laporan keuangan CU Barerod Gratia sudah sesuai dengan SAK ETAP.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif–komparatif yaitu dengan cara: 1) Memaparkan laporan keuangan CU Barerod Gratia tahun 2015, 2) Mengamati, Membandingkan, dan Membahas laporan keuangan CU Barerod gratia dengan SAK ETAP, 3) Menarik kesimpulan tentang penerapan SAK ETAP dalam penyajian laporan keuangan di CU Barerod Gratia.
Hasil analisis data dan pembahasan menunjukan bahwa secara umum CU Barerod Gratia sudah menerapkan SAK ETAP dalam menyajikan laporan keuangannya. Hal ini dapat dibuktikan yaitu: Entitas sudah menyajikan laporan keuangan secara lengkap dan sesuai dengan SAK ETAP yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan, meskipun terdapat dua item yang masih belum sesuai dengan SAK ETAP yakni item struktur pada catatan atas laporan keuangan dan item aset pada laporan neraca.
xiii
ABSTRACT
AN EVALUATION OF ACCOUNTING STANDARD
IMPLEMENTATION IN THE PRESENTATION OF FINANCIAL
STATEMENTS OF CREDIT UNION
(A Case Study Of Barerod Gratia Credit Union)
Adiutrix Maria Irayanti Seran
NIM: 122114132
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2017
Financial report contains information concerning the financial position and aimed to assist entities in decision making. This research aimed to determine whether the financial statements of Barerod Gratia Credit Union has been in accordance with Accounting Standards for Non-Publicly-Accountable Entities (SAK ETAP).
The type of research was case study. The steps of gatehering the data were conducting the interview, observation, and documentation. The data analysis technique is descriptive-comparative analysis which are: 1) explaining the financial statements Barerod Gratia Credit Union in 2015, 2) Observing, comparing, and discussing the financial statements of Barerod Gratia Credit Union with accounting standard, 3) Drawing conclusions on the implementation of accounting standard in preparing the financial statements in Barerod Gratia Credit Union.
The result of data analysis and discussion show that in general Barerod Gratia Credit Union had implemented accounting standard for its financial statements. It was proven by the fact that the entity has already presented a complete financial statements in accordance with accounting standard consists of balance sheet, income statement, statement of changes in equity, cash flow statement, and notes to the financial statements. However, there are two items which are not appropriate with accounting standard: the structure of financial report and assets of balance sheet.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) merupakan standar akuntansi keuangan yang
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna
eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat
langsung dalam pengelolan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat
kredit. (IAI:2013)
Entitas dikatakan memiliki akuntabilitas publik signifikan jika
entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau dalam proses
pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau
regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau entitas
menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia atau sekelompok besar
masyarakat seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek,
dana pensiun, reksa dana dan bank investasi. (IAI:2013)
SAK ETAP diterbitkan karena Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
menilai bahwa penyusunan laporan keuangan berdasarkan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) berbasis IFRS (International
Financial Reprting Standards) dinilai terlalu rumit dan akan menyulitkan
mengadopsi IFRS for SME (Small Medium Enterprises) dengan
modifikasi sesuai kondisi di Indonesia dan dibuat lebih ringkas.
SAK ETAP bertujuan memberikan kemudahan bagi pengusaha
kecil dan menengah untuk membuat laporan keuangannya sendiri dan
membantu dalam menyajikan laporan keuangan yang relevan dan andal.
Menurut Martani (2011), dengan adanya SAK ETAP diharapkan
perusahaan kecil dan menengah dapat menyusun laporan keuangannya
sendiri, dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga perusahaan
dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana untuk
pengembangan usahanya.
Tujuan laporan keuangan menurut SAK ETAP Bab 2 paragraf
1 adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dan dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi
informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga
menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (Stewardship) atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.
Jenis usaha yang tergolong dalam entitas tanpa akuntabilitas
publik banyak terdapat di Indonesia mulai dari Usaha kecil dan menengah
termasuk juga credit union. Credit Union atau usaha bersama simpan
pinjam adalah sekumpulan orang yang telah bersepakat untuk
diantara mereka sendiri dengan bunga yang ringan, untuk maksud
produktif dan kesejahteraan anggota.
Menurut Munaldus, Credit Union merupakan salah satu badan
usaha yang melayani dan mengelola dana dari anggotanya sendiri untuk
tujuan kesejahteraan anggota pada umumnya. Sebagai badan usaha yang
mengelola dana anggotanya, CUBG memiliki tanggung jawab kepada
publik dan dituntut untuk menyajikan laporan keuangan yang berkualitas
yang merupakan salah satu sumber informasi yang penting dalam
pengambilan keputusan serta suatu bentuk pertanggungjawaban atas
aktivitas yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Hal ini
bertujuan untuk menilai apakah Credit Union sudah berjalan sesuai dengan
tujuannya atau tidak. Informasi tersebut salahsatunya tercermin dalam
laporan keuangan.
Laporan keuangan yang berkualitas dapat memberikan
informasi yang akurat dan komprehensif bagi seluruh pihak yang
berkepentingan dan menggambarkan kinerja CU secara utuh. Laporan
keuangan credit union diatur dalam sebuah standar akuntansi keuangan
yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP). Meskipun sudah ada standar khusus yang mengatur tentang
penyajian laporan keuangan Credit Union, namun sampai saat ini belum
semua Credit Union menerapkan standar tersebut dalam menyajikan
laporan keuangan. Dengan adanya uraian tersebut, maka peneliti tertarik
Keuangan Credit Union Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Revisi tahun 2013.
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi
berbagai pihak terutama kepada pihak Credit Union sendiri karena
bagaimanapun standar pelaporan keuangan Credit Union tetap mengacu
pada SAK ETAP, dan tidak menutup kemungkinan dikemudian hari Credit
Union akan dituntut untuk menggunakan SAK ETAP secara keseluruhan
dengan benar dan tepat.
B. Rumusan Masalah
Apakah penyajian Laporan Keuangan Credit Union Barerod Gratia pada
bulan Desember tahun 2015 telah sesuai dengan SAK ETAP?C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbandingan antara penyajian laporan
keuangan di Credit Union Barerod Gratia dengan penyajian laporan
keuangan yang diatur dalam SAK ETAP revisi tahun 2013 yang mengatur
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Credit Union
Penelitian ini bertujuan agar Credit Union dapat memanfaatkan
hasil penelitian yang telah dilakukan untuk perbaikan laporan
keuangan agar sesuai dengan standar yang berlaku.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini bertujuan sebagai tambahan sumber referensi
yang dapat berguna untuk kepentingan akademis di Universitas Sanata
Dharma.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan sebagai saran
E. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II Landasan Teori
Bab ini berisi tentang teori-teori yang menjadi acuan dalam
melakukan penelitian ini.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV Gambaran Umum Organisasi
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum organisasi dalam hal
ini yaitu sejarah singkat organisasi, visi dan misi organisasi,
kegiatan/program Koperasi, dan struktur organisasi koperasi.
BAB V Analisis dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan mengenai analisis data yang telah diperoleh
dari observasi lapangan dan membahas mengenai jawaban dari
rumusan masalah.
BAB VI Penutup
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yaitu
analisis dan pembahasan, serta saran bagi organisasi, dan yang
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Credit Union
1) Pengertian Credit Union.
Credit Union berasal dari 2 kata, yaitu credit dan union. Credit
dalam bahasa Latin adalah Credere artinya saling percaya. Sedangkan union
(unio) berarti kumpulan. Jadi, Credit union artinya kumpulan orang-orang
yang saling percaya. Di Indonesia, “Credit Union” diterjemahkan sebagai
Koperasi kredit.
Menurut Munaldus dkk (2012:2), terdapat beberapa definisi
tentang credit union. Pertama, credit union adalah koperasi keuangan yang
dijalankan secara demokratis dan profit sharing (bagi hasil), menawarkan
berbagai produk simpanan dan pinjaman berbunga rendah kepada para
anggotanya.
Kedua, Credit union adalah sebuah lembaga keuangan koperasi
yang dimiliki dan diawasi oleh para anggotanya dan dioperasikan untuk
tujuan mendorong pola hidup hemat, menyediakan pinjaman dengan suku
bunga bersaing, dan menyediakan berbagai pelayanan keuangan lain kepada
para anggotanya.
Ketiga, Credit union adalah koperasi keuangan yang didirikan
dari, oleh, dan untuk semua anggota dimana para anggota adalah penabung,
peminjam, dan sekaligus pemegang saham. Credit Union beroperasi dengan
Keempat, Credit union adalah koperasi keuangan yang tidak
mencari keuntungan (non profit) yang kehadirannya bertujuan melayani para
anggota yang berada dalam satu ikatan pemersatu (common-bond) seperti
wilayah tempat tinggal, profesi, tempat kerja, dan sebagainhya.
Kelima, Credit union adalah sebuah sebuah lembaga keuangan
koperasi yang dimiliki dan dikendalikan oleh anggotanya. Credit union
tidak-untuk-profit (not-for-profit) dan hadir untuk memberikan tempat yang aman,
nyaman bagi anggota untuk menyimpan uang dan memperoleh pinjaman dan
pelayanan keuangan lainnya dengan harga yang bersaing.
2)Tujuan Credit Union
Menurut Credit Union Counseling Office (1973:01) Credit Union
mempunyai 3 tujuan yakni:
1. Tujuan perbaikan keadaan ekonomi anggota: dengan menolong para
anggota dengan pinjaman murah pada saat mereka membutuhkannya;
dengan menolong para anggota untuk memperbesar sumber keuangan
mereka dengan terbentuknya simpanan sendiri; dengan menolong para
anggota untuk memperbesar kemampuan mereka dalam menggunakan
uang secara tepat dan berhemat.
2. Tujuan perkembangan kepribadian anggota: dengan mengembangkan
kebebasan anggota untuk menentukan hidupnya sendiri; dengan
mengembangkan sikap harga diri serta percaya diri sendiri anggota;
dengan mengembangkan sikap tanggung jawab anggota; dengan
3. Tujuan perbaikan kepentingan sosial golongan dan masyarakat: dengan
memajukan golongan masyarakat yang membentuk credit union ini demi
kepentingan bersama. Credit union ini bertujuan bukan saja untuk
menolong anggota sendiri, tetapi justru melalui kerjasama semua anggota
yang mempunyai suatu kepentingan bersama.
3)
Tata Susunan Organisasi Credit UnionMenurut Credit Union Counseling Office (1973:15) organisasi Credit
Union digunakan untuk melancarkan tugas-tugas operasionalnya adalah sama
dengan organisasi-organisasi yang lain yaitu harus teratur dengan baik dan
dapat dipertanggungjawabkan. Alat pertanggungjawaban Credit Union terdiri
dari:
1. Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan tatanan tertinggi dalam tata susunan koperasi.
Rapat Anggota merupakan tempat para anggota untuk menggunakan hak
suaranya, yaitu bagi anggota yang sah dan terdaftar dalam buku khusus.
Rapat anggota dilakukan untuk menetapkan anggaran dasar, kebijakan
umum, menyelenggarakan pemilihan pengangkatan atau pemberhentian
pengurus, rencana kerja, anggaran dasar dan pengesahan neraca serta
2. Pengurus
Pengurus dipilih oleh rapat anggota dari kalangan anggota, dan memiliki
masa jabatan paling lama 5 tahun.
3. Badan Pemeriksa
Badan Pemeriksa mempunyai tugas melakukan pemeriksaan terhadap
tata kehidupan Credit union dan membuat laporan tertulis tentang hasil
pemeriksaan.
4. Dewan Penasehat
Anggota dewan penasehat bukan berasal dari anggota Credit Union,
melainkan tenaga-tenaga ahli dalam bidang koperasi yang telah disetujui
oleh rapat anggota. Anggota dewan tidak mempunyai hak suara baik
dalam rapat anggota maupun dalam rapat pengurus.
5. Staf Pegawai credit union
Staf pegawai koperasi merupakan tenaga-tenaga yang diangkat oleh
B. Akuntansi Credit Union
Menurut Arifin dan Tamba (2001:12) Akuntansi Credit Union
adalah suatu tahap penyediaan jasa, sistem informasi dan analisa dalam
credit union. Akuntansi credit union dapat memberikan informasi
keuangan yang bersifat kuantitatif kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dalam rangka pengambilan keputusan. Secara teknis,
akuntansi credit union merupakan kumpulan prosedur-prosedur untuk
mencatat, mengklasifikasi, mengikhtisarkan serta melaporkan hasilnya
dan akhirnya menginterprestasikan laporan-laporan keuangan tersebut.
C. Laporan Keuangan
1. Pengertian laporan keuangan
Menurut Munawir (2010: 5) pada umumnya laporan keuangan
itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan
perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan/menggambarkan jumlah
aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal
tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan
hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi
selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan
sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan
Menurut Harahap (2009: 105) laporan keuangan
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan
pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan
keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau
hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan
posisi keuangan.
Menurut IAI (2013:120) Laporan keuangan adalah laporan
yang menggambarkan posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas
entitas.
Menurut IAI (2013:12) paragraf 3.12 laporan keuangan entitas
meliputi:
1) Neraca
2) Laporan Laba Rugi
3) Laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukan: seluruh
perubahan dalam ekuitas, atau perubahan ekuitas selain perubahan
yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik.
4) Laporan Arus Kas
5) Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan
akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
Entitas harus mengidentifikasikan secara jelas setiap komponen
D. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
1. Latar belakang terbentuknya SAK ETAP
Adanya perubahan lingkungan global seperti perkembangan
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi menuntut adanya
transparansi di berbagai bidang. Standar akuntansi keuangan yang
berkualitas merupakan hal penting dalam mewujudkan transparansi
tersebut. Standar akuntansi keuangan dapat dikatakan sebagai
cerminan yang baik, dimana mampu memberikan gambaran mengenai
kondisi praktis bisnis yang sebenarnya. Oleh karena itu, perkembangan
standar akuntansi keuangan yang baik, sangat relevan dan mutlak
diperlukan pada masa sekarang ini. Terkait hal tersebut, Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) sebagai wadah profesi akuntan di Indonesia
selalu tanggap terhadap perkembangan yang terjadi, khususnya dalam
hal-hal yang mempengaruhi dunia usaha profesi akuntan.
Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan standar akuntansi
keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP).
Menurut SAK IAI (2013:115) paragraf 30.1, SAK ETAP diterapkan
untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1
Januari 2011, maka penerapan ini diperkenankan. Jika SAK ETAP
diterapkan dini, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP untuk
penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal
Dalam beberapa hal, SAK ETAP memberi banyak kemudahan
bagi perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan
pelaporan yang lebih kompleks. Sesuai dengan ruang lingkup SAK
ETAP maka standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas
tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang
dimaksud yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik
signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
bagi pengguna eksternal.
Menurut IAI (2013:113) paragraf 29.6, entitas yang sebelumnya
menggunakan SAK non-ETAP dalam menyususun laporan
keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas dapat
menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan
SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan.
2. Ruang Lingkup SAK ETAP
Menurut IAI (2013:1) paragraf 1.1, ruang lingkup SAK ETAP
menyatakan bahwa standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa
akuntabilitas publik dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa
akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah yang:
a. Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan; dan
b. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general
Ruang lingkup SAK ETAP mengatur bahwa entitas yang dapat
menerapkan SAK ETAP adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan
untuk tujuan umum (general purpose financial statement). Entitas
yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan jika bukan
entitas yang telah mengjukan pernyataan pendaftaran, pada otoritas
pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar
modal.
Menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 9 (2013:29) paragraf 9.4
tentang kebijakan dan estimasi akuntansi dan kesalahan dinyatakan
bahwa SAK ETAP secara spesifik mengatur transaksi, kejadian atau
keadaan lainnya, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP. Namun,
entitas tidak perlu mengikuti persyaratan dalam SAK ETAP jika
dampaknya tidak material. Berdasarkan SAK ETAP Bab 9 (2013:29)
paragraf 9.6 menyatakan bahwa dalam membuat pertimbangan seperti
dijelaskan di paragraf 9.4, manajemen juga mempertimbangkan
persyaratan dan panduan dalam PSAK non-ETAP yang berhubungan
dengan isu serupa dan terkait di paragraf 9.4 maka manajemen dapat
mempertimbangkan pengaturan terkini dari badan penyusun standar
lain yang menggunakan kerangka dasar yang serupa untuk
E. Laporan Keuangan SAK ETAP.
1 . Tujuan Laporan Kauangan
Menurut IAI (2003:3) paragraf 2.1, tujuan laporan keuangan
adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang
tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk
memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya,
laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumberdaya
yang dipercayakan kepadanya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,
laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:
a. Asset
b. Liabilitas
c. Ekuitas
2 . Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan entitas yang lengkap menurut IAI (2013:12)
meliputi: laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
3. Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan
1)
Dapat DipahamiMenurut IAI (2013:3) paragraf 2.2 Kualitas penting informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan adalah kemudahannya
untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini,
pengguna diasumsikan memiiki pengetahuan yang memadai
tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan
untuk mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan yang
wajar. Namun demikian, kepentingan agar laporan keuangan
dapat dipahami tetapi tidak sesuai dengan informasi yang relevan
harus diabaikan dengan pertimbangan bahwa informasi tersebut
terlalu sulit untuk dipahami oleh pengguna tertentu.
2) Relevan
Menurut IAI (2013:3) paragraf 2.3 Agar bermanfaat,
informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk proses
pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas yang relevan
jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan
cara membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa
kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil
3) Materialitas
Menurut IAI (2013:3) paragraf 2.4 Informasi dipandang
material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan
keuangan. Materialitas bergantung pada besarnya pos atau
kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi tertentu dari kelalaian
dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat
(misstatement). Namun demikian, tidak tepat membuat atau
membiarkan kesalahn untuk menyimpang secara tidak material
dari SAK ETAP agar mencapai penyajian tertentu dari posisi
keuangan, kinerja keuangan atau arus kas suatu entitas.
4) Keandalan
Menurut IAI (2013:3) paragraf 2.5 Agar bermanfaat,
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus andal.
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan
material dan bias, dan penyajian secara jujur apa yang seharusnya
disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Laporan keuangan tidak bebas dari bias (melalui pemilihan atau
penyajian informasi) jika dimaksudkan untuk mempengaruhi
pembuatan suatu keputusan atau kebijakan untuk tujuan mencapai
5) Substansi Mengungguli Bentuk
Menurut IAI (2013:4) paragraf 2.6 Transaksi, peristiwa dan
kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan
realitas ekonomi dan bukan hanya untuk hukumnya. Hal ini untuk
meningkatkan keandalan laporan keuangan.
6) Pertimbangan Sehat
Menurut IAI (2013:4) paragraf 2.7 Ketidakpastian yang
dapat diabaikan meliputi sebagai peristiwa dan keadaan yang
dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan penjelasan
peristiwa dan keadaan tersebut dan melalui penggunaan
pertimbangan sehat dalam menyusun laporan keuangan.
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat
melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi
ketidakpastian, sehingga asset atau penghasilan tidak disajikan
lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih
rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak
memperkenankan pembentukan aset atau penghasilan yang lebih
rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi.
7) Kelengkapan
Menurut IAI (2013:4) paragraf 2.8 Agar dapat diandalkan,
Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan
materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan
mengakibatkan informasi menjadi tidak benar dan menyesatkan
dan karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi
ditinjau dari segi relevansi.
8) Dapat Dibandingkan
Menurut IAI (2013:4) paragraf 2.9 Pengguna harus dapat
membandingkan laporan keuangan entitas antarperiode untuk
mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.
Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan
antarentitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu,
pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk
suatu entitas, antarperiode untuk entitas tersebut dan untuk entitas
yang berbeda. Sebagai tambahan, pengguna laporan keuangan
harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, perubahan
9) Tepat Waktu
Menurut IAI (2013:4) paragraf 2.10 Agar relevan,
Informasi dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu meliputi
penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu
pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak
semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan
akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu
menyeimbangkan secara relatif antar pelaporan tepat waktu dan
penyediaan informasi yang andal. Untuk mencapai keseimbangan
antara relevansi dan keandalan, maka pertimbangan utama adalah
bagaimana yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan pengguna
dalam mengambil keputusan ekonomi.
10) Keseimbangan Antara Biaya dan Manfaat
Menurut IAI (2013:5) paragraf 2.11 Manfaat informasi
seharusnya melebihi biaya penyediannya. Namun demikian,
evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang
substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu ditanggung oleh
pengguna yang menikmati manfaat. Dalam evaluasi amnfaat dan
biaya, entitas harus memahami bahwa manfaat informasi
4. Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian wajar
mensyaratkan penyajian jujur atas oengaruh transaksi, peristiwa dan
kondisi lain yang sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset,
kewajiban dan beban. Penerapan SAK ETAP dengan pengungkapan
tambahan jika diperlukan, menghasilkan laporan keuangan yang wajar atas
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas. Entitas yang
laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu
pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement)
atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan.
Pada saat menyusun laporan keuangan, manajemen entitas yang
menggunakan SAK ETAP membuat penilaian atas kemampuan entitas
melanjutkan kelangsungan usaha. Entitas mempunyai kelangsungan usaha
kecuali jika manajemen bermaksud melikuidasi entitas tersebut atau
menghentikan operasi, ataun tidak mempunyai alternatif realistis kecuali
melakukan hal-hal tersebut. Dalam membuat penilaian kemampuan usaha,
jika manajemen menyadari terdapat ketidakpastian yang material terkait
dengan peristiwa atau kondisi yang mengakibatkan keraguan signifikan
terhadap kemampuan entitas untuk melanjutkan usaha, maka entitas harus
Menurut IAI (2013:12) paragraf 3.6, penyajian dan klasifikasi
pos-pos dalam laporan keuangan harus konsisten, kecuali:
a. Terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas atau perubahan
penyajian atau pengklasifikasian yang bertujuan menghasilkan penyajian
lebih baik sesuai kriteria pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi.
b. SAK ETAP mensyaratkan suatu perubahan penyajian.
Perihal informasi komparatif, menurut IAI (2013;12) paragraf 3.9
menyatakan bahwa informasi harus diungkapkan secara komparatif
dengan periode sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh SAK ETAP
(termasuk informasi dalam laporan keuangan dan catatan atas laporan
keuangan). Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan
keuangan sedangkan yang tidak material digabungkan dengan jumlah yang
memiliki sifat atau fungsi yang sejenis. Menurut IAI (2013:12) paragraf
3.12, laporan keuangan entitas meliputi:
1) Neraca;
2) Laporan laba rugi;
3) Laporan perubahan ekuitas yang menunjukan:
a) Seluruh perubahan dalam ekuitas, atau
b) Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari
transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik;
4) Laporan arus kas; dan
5) Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan
Menurut IAI (2013:13) paragraf 3.16 mengenai identifikasi
laporan keuangan, menyatakan bahwa entitas harus mengidentifikasi
secara jelas setiap komponen laporan keuangan termasuk catatan atas
laporan arus kas. Jika laporan keuangan termasuk komponen dari laporan
lain, maka laporan keuangan harus dibedakan dari informasi lain dalam
laporan tersebut. Disamping itu, informasi berikut ini disajikan dan
diulangi, bilamana perlu, pada setiap laporan keuangan:
1) Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak
laporan periode terakhir;
2) Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang
lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan;
3) Mata uang pelaporan;
4) Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan
5. Neraca
Neraca menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas suatu entitas pada
suatu tanggal tertentu – akhir periode laporan. SAK ETAP tidak
menetukan format atau urutan terhadap pos-pos yang disajikan. Berikut
Table 2.1 Ruang Lingkup Neraca Menurut Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.
NO Kriteria Paragraf SAK ETAP
1. Neraca Paragraf 4.2 Neraca minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:
a. Kas dan setara kas;
b. Piutang usaha dan piutang lainnya;
c. Persediaan; d. Properti investasi; e. Aset tetap;
f. Aset tidak berwujud;
g. Utang usaha dan utang lainnya;
h. Aset dan kewajiban pajak; i. Kewajiban diestimasi; j. Ekuitas.
2. Klasifikasi aset dan kewajiban
Paragraf 4.5 Entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan jangka panjang, sabagai suatu kalsifikasi yang terpisah dalam neraca, kecuali jika penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang andal dan lebih relevan. Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka semua aset dan kewajiban harus disajikan berdasarkan likuiditasnya.
3. Aset Paragraf 2.12 Aset adalah sumberdaya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh entitas.
Table 2.1 Ruang Lingkup Neraca Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.
No Kriteria Paragraf SAK ETAP
Aset Paragraf 2.34 Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir kedalam entitas setelah periode pelaporan berjalan. Sebagai alternative transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi.
Paragraf 4.6 Klasifikasi aset sebagai aset lancar jika:
a. diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki atau dijual atau digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas; b. dimiliki untuk
diperdagangkan;
c. diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau
d. berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaanya dari pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan
kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.
Tabel 2.1 Ruang Lingkup Neraca Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.
No Kriteria Paragraf SAK ETAP
4. Kewajiban Paragraf 2.12 (b)
Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi. Paragraf 2.17 Karakteristik esensial dari
kewajiban (liability) adalah bahwa entitas mempunyai kewajiban (obligation) masa kini untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dapat berupa kewajiban hokum dan kewajiban konstruktif. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan perundangan. Kewajiban konstruktif adalah kewajiban yang timbul dari tindakan entitas ketika:
a) oleh praktik masa lalu, kebijakan yang telah dipublikasikan atau pernyataan kini yang cukup spesifik, entitas telah memberikan indikasi kepada pihak lain bahwa entitas akan menerima tanggung jawab tertentu; dan
b) akibatnya, entitas telah menimbulkan ekspektasi kuat dan sah kepada pihak lain bahwa entitas akan melaksanakan tanggung jawab tersebut.
Tabel 2.1 Ruang Lingkup Neraca Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.
No Kriteria Paragraf SAK ETAP
Kewajiban Paragraf 4.8 Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek jika:
a) diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi entitas;
b) dimiliki untuk diperdagangkan;
c) kewajiaban akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan;
d) entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. 5. Ekuitas Paragraf 19.2 Ekuitas sebagai bagian hak pemilik
dalam entitas harus dilaporkan sedemikian rupa sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku.
Paragraf 19.7 Akuntansi untuk ekuitas badan usaha bukan PT dilaporkan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk badan usaha tersebut dan standar akuntansi keuangan yang relevan.
Paragraf 19.35
Pengungkapan bagian lain ekuitas (seperti saldo laba, agio, dan cadangan) harus dilakukan secara terpisah meliputi:
a) perubahan selama periode pelaporan;
b) batasan distribusi.
6. Laporan Laba Rugi.
Penyajian laporan laba rugi untuk suatu periode yang merupakan
kinerja keuangannya selama periode tersebut menjadi persyaratan bagi
entitas. Laporan laba rugi menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk
suatu periode. Berikut merupakan ruang lingkup laporan laba rugi
menururt IAI dalam SAK ETAP 2013
Table 2.2 Ruang Lingkupr Laba Rugi Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik 2013.
No Kriteria Paragraf SAK ETAP
1. Laporan Laba Rugi
Paragraf 5.2 Laporan laba rugi memasukan semua pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode kecuali SAK ETAP mensyaratkan lain. SAK ETAP mengatur perlakuan berbeda terhadap dampak koreksi atas kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi yang disajikan sebagai penyesuaian terhadap periode yang lalu dan bukan sebagai bagian dari laba atau rugi dalam proses terjadinya perubahan.
Paragraf 5.3 Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:
a) Pendapatan; b) Beban keuangan;
c) Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas;
d) Beban pajak; e) Laba atau rugi neto.
Table 2.2 Ruang Lingkupr Laba Rugi Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik 2013.
No Kriteria Paragraf SAK ETAP
Laporan Laba Rugi.
Paragraf 5.4 Entitas harus menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya pada laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk memahami kinerja keuangan entitas.
Paragraf 5.5 Entitas tidak boleh menyajikan atau mengungkapkan pos pendapatan dan beban sebagai
“pos luar biasa”, baik dalam
laporan laba rugi maupun dalam catatan atas laporan keuangan.
Paragraf 2.20 (a) Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam bentuk arus kas atau peningkatan asset, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Paragraf 2.36 Pengakuan penghasilan
merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi dimasa depan yang berkaitan peningkatan aset atau penurunan kewajiaban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
Paragraf 2.37 Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
Table 2.2 Ruang Lingkup Laba Rugi Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik 2013.
No Kriteria Paragraf SAK ETAP
Laporan Laba Rugi.
Paragraf 20.3 Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayarab yang diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon penjualan atau potongan volume. Paragraf 20.26 Entitas harus mengakui
pendapatan yang muncul dari penggunaan aset oleh entitas lain yang menghasilkan bunga, royalty, dan dividen atas dasar yang ditetapkan dalam paragraf 20.27 ketika:
a) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan
dengan transaksi akan mengalir kepada entitas; dan b) Jumlah pendapatan
tersebut dapat diukur secara andal.
Table 2.2 Ruang Lingkupr Laba Rugi Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik 2013.
No Kriteria Paragraf SAK ETAP
Laporan Laba Rugi.
Paragraf 20.27 Entitas harus mengakui pendapatan atas dasar sebagai berikut:
a) Bunga harus diakui secara akrual;
b) Royalty harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan substansi dari perjanjian yang relevan; dan
c) Dividen garus diakui ketika pemegang saham untuk menerima pembayaran telah terjadi.
Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik 2013.
7. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas mengatur persyaratan untuk penyajian
dalam ekuitas entitas selama satu periode, baik dalam laporan perubahan
ekuitas dan laporan laba rugi dan saldo laba (jika memenuhi kondisi
tertentu). Berikut adalah ruang lingkup laporan perubahan entitas menurut
Tabel 2.3 Ruang Lingkup Laporan Perubahan Ekuitas Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.
No Kriteria Paragraf SAK ETAP
1. Laporan Perubahan Ekuitas.
Paragraf 6.2 Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan
koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan jumlah investasi oleh dan dividend an distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama periode tersebut.
Paragraf 6.3 Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukan:
a) Laba atau rugi untuk periode; b) Pendapatan dan beban yang
diakui langsung dalam ekuitas;
c) Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui;
d) Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah perubahan yang berasal dari:
1) Laba atau rugi;
2) Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;
3) Jumlah investasi, dividen dan distribusi lainnya ke pemilik ekuitas.
Tabel 2.3 Ruang Lingkup Laporan Perubahan Ekuitas Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.
No Kriteria Paragraf SAK ETAP
Laporan Perubahan Ekuitas.
Paragraf 6.4 Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba atau rugi entitas dan perubahan saldo laba untuk suatu periode pelaporan.
Paragraf 6.5 Entitas menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba pos-pos berikut sebagai tambahan atas laporan laba rugi:
a) Saldo laba pada awal periode pelaporan;
b) Dividen yang diumumkan dan dibayarkan atau terutang selama periode; c) Penyajian kembali saldo
laba setelah koreksi kesalahan periode lalu; d) Penyajian kembali saldo
laba setelah perubahan kebijakan akuntansi; dan e) Saldo laba pada akhir
periode pelaporan.
Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik,2013.
8. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi historis atas kas dan setara
kas entitas, yang menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi
selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Setara
kas adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk
memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk tujuan investasi atau
lainnya. Berikut adalah ruang lingkup laporan arus kas menurut IAI dalam
Tabel 2.4 Ruang Lingkup Laporan Arus Kas Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.
No Kriteria Paragraf SAK ETAP
1. Laporan Arus Kas
Paragraf 7.3 Entitas menyajikan laporan arus kas yang melaporkan arus kas untuk suatu periode dan mengklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
Paragraf 7.4 Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan kondisi lain yang mempengaruhi pendapatan laba atau rugi. Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;
b) Penerimaan kas dari royalti, fees,komisi dan pendapatan lain;
c) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa; d) Pembayaran kas kepada dan
atas nama karyawan;
Tabel 2.4 Ruang Lingkup Laporan Arus Kas Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.
No Kriteria Paragraf SAK ETAP
Laporan Arus Kas
Paragraf 7.4 e. Pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;
f. Penerimaan dan pembayaran kas dari investasi, pinjaman, dan kontrak lainnya yang dimiliki untuk tujuan perdagangan, yang sejenis dengan persediaan yang dimaksud untuk dijual kembali. Paragraf 7.5 Arus kas dari aktivitas investasi
mencerminkan pengeluaran kas sehubung dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Berikut contoh arus kas dari aktivitas investasi yaitu:
a. Pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lainnya;
b. Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lainnya; c. Pembayaran kas untuk perolehan efek ekuitas dan efek utang entitas lain dan Bungan dalam joint venture;
d. Penerimaan kas dari penjualan efek ekuitas atau efek utang dari entitas lain dan bunga dari joint venture;
Tabel 2.4 Ruang Lingkup Laporan Arus Kas Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.
No Kriteria Paragraf SAK ETAP
Laporan Arus Kas
Paragraf 7.5
e. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain;
f. Penerimaan kas dari pembayaran kembali uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain.
Paragraf 7.6
Berikut contoh arus kas yangberasal dari aktivitas pendanaan yaitu:
a. Penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek ekuitas lain; b. Pembayaran kas kepada para
pemegang saham untuk menarik atau menebus saham entitas; c. Penerimaan kas dari penerbitan
pinjaman, wesel, dan pinjaman jangka pendek atau jangka panjang lainnya;
d. Pelunasan pinjaman;
e. Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan.
Paragraf 7.7
Emtitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode tidak langsung. Dalam metode ini, laba atau rugi neto disesuaikan dengan mengoreksi dampak dari transaksi non kas, penagguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik, 2013
Tabel 2.4 Ruang Lingkup Laporan Arus Kas Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) tahun 2013.
No Kriteria Paragraf SAK ETAP
Laporan Arus Kas
Paragraf 7.8 Dalam metode tidak langsung, arus kas neto dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi dari dampak:
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan;
b. Pos non kas seperti penyusutan, penyisihan, dan keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi; dan
c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Paragraf 7.9 Entitas melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan . jumlah agregat arus kas yang berasal dari akuisisi dan pelepasan entitas anak atau unit usaha lain disajikan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai arus kas dari investasi operasi.
Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik, 2013
9. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan
keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang
disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak
ruang lingkup catatan atas laporan keuangan menurut IAI dalam SAK
ETAP (2013):
Tabel 2.5 Ruang Lingkup Catatan Atas Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
No Kriteria Paragraf SAK ETAP
1. Catatan Atas Laporan Keuangan
Paragarf 8.1
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincican jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.
Paragraf 8.2
Catatan atas laporan keuangan harus: a. Menyajikan informasi tentang
dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu;
b. Mengungkapkan informasi yang diisyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan;
c. Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan , tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan.
E. Proses (Siklus) Akuntansi
Menurut Mulyadi (2010:3-4),Proses akuntansi adalah organisasi
formulir atau transaksi,catatan (jurnal,buku besar dan buku pembantu,serta
laporan) dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk
menyediakan laporan keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan. Siklus akuntansi atau disebut juga
proses akuntansi digambarkan sebagai berikut:
Reversing Entries
Penutupan
pencatatan
Penyesuaian
Pengikhtisaran
Gambar 2.1 Proses (Siklus) Akuntansi Sumber: Mulyadi Sistem Akuntansi
(2010:15)
Lap. Keuangan
Neraca lajur
Neraca percobaan saldo
Buku Besar (General Ledger) Jurnal
F. Penelitian Terdahulu
Ni Luh Gede, dkk (2014), dalam penelitiannya yang berjudul
Penerapan SAK ETAP dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada
Koperasi Simpan Pinjam Lembing Sejahtera Mandiri, menyimpulkan
bahwa koperasi simpan pinjam lembing sejahtera mandiri belum
sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP. Laporan keuangan yang dihasilkan
hanya berupa laporan neraca dan laporan sisa hasil usaha. Tentu saja ini
bertentangan dengan SAK ETAP yang menyatakan bahwa laporan
keuangan lengkap harus ada laporan neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Hal ini dikarena akuntan internal KSP Lembing sejahtera Mandiri belum
memahami SAK ETAP secara mendalam.
Pratiwi A. dkk (2014), dalam penelitiannya yang berjudul
Analisis Penerapan SAK ETAP dalam Penyajian Laporan Keuangan PT.
Nichindo Manado Suisan, menyimpulkan bahwa PT. Nichindo Manado
Suisan belum menyusun laporan keuangan lengkap menurut SAK ETAP.
Selain itu peneliti juga menemukan adanya inkonsistensi pada beberapa
pos dalam Penyajian Neraca PT. Nichindo. PT Nichindo belum
sepenuhnya mematuhi SAK ETAP karena tidak ada pernyataan eksplisit
dan secara penuh mengenai kepatuhan tersebut pada catatan atas laporan
keuangan dan tidak adanya pengungkapan seluruh kebijakan akuntansi
Mulyani (2014), Dalam penelitiannya yang berjudul Analisis
Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) pada Koperasi Mandiri Jaya Tanjung Pinang dan
Koperasi Karyawan Plaza Hotel Tanjung Pinang menyimpulkan bahwa
laporan keuangan yang disajikan belum sesuai dengan SAK ETAP.
Laporan keuangan koperasi Mandiri jaya hanya menyajikan laporan neraca
dan laporan laba rugi sedangkan Koperasi Karyawan Plaza Hotel Tanjung
Pinang menyajikan laporan neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas.
Hal ini belum sesuai dengan peraturan dalam SAK ETAP yang
menyatakan bahwa laporan keuangan yang lengkap harus menyajikan
laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini berupa studi kasus yang merupakan penelitian
menggunakan satu objek tertentu yang diteliti. Kemudian data yang diolah
berupa laporan keuangan Credit Union untuk kemudian dievaluasi
kesesuaian penyajiannya dengan Standar Akuntansi Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
B. Tempat dan Waktu penelitian
1. Tempat Penelitian
penelitian dilakukan di Credit Union Barerod Gratia, Jl. Babarsari No.6a
RT.16 RW. 05 Tambak Bayan 17, Catur Tunggal, Depok, Sleman,
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan september - oktober 2016
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah bagian yang berhubungan dengan
laporan keuangan Credit Union. Peneliti melakukan wawancara
2. Obyek penelitian
Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan tujuan
tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif untuk
mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun obyek
penelitian yang penulis teliti adalah laporan keuangan Credit Union
Barerod Gratia tahun 2015.
D. Data Yang Dibutuhkan
1. Gambaran umum Credit Union.
2. Struktur organisasi Credit Union dan job description masing-masing.
3. Laporan keuangan credit union bulan Desember tahun 2015.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Untuk memperoleh data berupa penjelasan dari bagian keuangan
mengenai pos-pos dalam laporan keuangan dan keterangan dari
angka-angka yang tercatat dalam laporan keuangan.
2. Dokumentasi
Digunakan untuk memperoleh data berupa laporan keuangan dalam
catatan keuangan yang ada pada Credit Union tersebut.
3. Observasi
Untuk melihat situasi yang ada di lapangan, serta untuk melengkapi
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode:
Deskriptif – komparatif yaitu: metode analisis yang dilakukan dengan
membandingkan teori-teori dengan praktik yang terjadi dalam perusahaan,
kemudian mengambil kesimpulan dari hasil perbandingan tersebut.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis yaitu:
a. Memaparkan penyajian laporan keuangan Credit union tahu
2015 yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan.
b. Mengamati, Membandingkan dan menganalisis penyajian
laporan keuangan Credit Union menurut SAK ETAP untuk
melihat kesesuaian penyajian laporan keuangan entitas
dianalisis dan dideskripsikan, kemudian dibandingkan dengan
SAK ETAP. Dalam menganalisis laporan keuangan, penulis
membuat tabel perbandingan yang mengacu pada Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik yang
Tabel 3.1 Perbandingan penyajian laporan keuangan menurut SAK ETAP dengan penyajian laporan keuangan CU Barerod Gratia
No Item yang
diperbandingkan
SAK ETAP Paragraf CUBG Penyajian ket
sesuai Sesuai sebagian
Tidak sesuai
Tidak relevan
A. Neraca
1. Dasar pencatatan Dasar pencatatan neraca menggunakan dasar akrual
Paragraf 2.33 2. Aset Aset minimal menyajikan
pos-pos berikut:
a. Kas dan setara kas b. Piutang usaha dan
piutang lainnya c. Persediaan
d. Property investasi e. Aset tetap
f. Aset tidak berwujud
Paragraf 4.2
Tabel 3.1 Perbandingan penyajian laporan keuangan menurut SAK ETAP dengan penyajian laporan keuangan CU Barerod Gratia
Sumber: SAK ETAP oleh DSAK – IAI (201
No Item yang
diperbandingkan
SAK ETAP Paragraf CU
BG
Penyajian Ket
sesuai Sesuai sebagian
Tidak sesuai
Tidak relevan
3. Kewajiban Kewajiban minimal menyajikan pos – pos meliputi:
a. Utang usaha dan utang lainnya
b. Aset dan kewajiban pajak
c. Kewajiban diestimasi
Paragraf 4.2
4. Ekuitas Entitas menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya.
Paragraf 4.3 5. Klasifikasi Aset
dan Kewajiban
Entitas harus menyajikan aset lancer dan aset tidak lancer, kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam neraca, kecuali jika penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang andal dan lebih relevan.
Tabel 3.1 Perbandingan penyajian laporan keuangan menurut SAK ETAP dengan penyajian laporan keuangan CU Barerod gratia
No Item yang
diperbandingkan
SAK ETAP Paragraf CU
BG
Penyajian Ket
sesuai Sesuai sebagian
Tidak sesuai
Tidak relevan
B. Laporan Laba rugi
1. Informasi yang disajikan Laporan Laba Rugi Minimal Mencakup pos – pos sebagai berikut:
a. Pendapatan b. Beban keuangan c. Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas d. Beban pajak e. Laba atau rugi neto
Paragraf 5.3
Entitas harus menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya pada laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk
memahamikinerja keuangan entitas.
Paragraf 5.4
Tabel 3.1 Perbandingan penyajian laporan keuangan menurut SAK ETAP dengan penyajian laporan keuangan CU Barerod Gratia
No Item yang
diperbandingkan
SAK ETAP Paragraf CU
BG