• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAMAN BACA PELAJAR DI KABUPATEN TABANAN, BALI Suatu Studi Mengenai Konsep Tampilan Ruang Dalam.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TAMAN BACA PELAJAR DI KABUPATEN TABANAN, BALI Suatu Studi Mengenai Konsep Tampilan Ruang Dalam."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Arsitektur dan Desain Riset

Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan

Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan

Elektronik Jurnal Arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas

Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.

www.ojs.unud.ac.id

Oka Saraswati, AAA; Widya Paramadhyaksa, IN; Syamsul,

AP; Mudra, IK; Yuda Manik, IW; Swanendri, NM; Rumawan

Salain, IP; Sueca, NP; Suartika, GAM; Susanta, IN; Suryada,

IGAB; Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB; Karel

Muktiwibowo, A.

V

o

lu

m

e

(

4

)

N

o

m

o

r

(1

)

E

d

is

i

Ja

n

u

a

ri

2

0

1

6

JURUSAN ARSITEKTUR

(2)

e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana

e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi

menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA

UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan

desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.

Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka

peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior,

perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi

pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi.

JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro,

dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:

1. Arsitektural dan Desain Riset:

Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer

arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur,

pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll. Artikel biasanya

merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur.

2. Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:

Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi

faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan,

perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur,

dll.

3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:

Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang

sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil

pengamatan terhadap studi kasus.

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia

+62 361 703384

(3)

Pengurus e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana

Penanggung Jawab

Anak Agung Ayu Oka Saraswati

Pengarah

I Nyoman Widya Paramadhyaksa

Ketua

Syamsul Alam Paturusi

Sekretaris

I Wayan Yuda Manik

Bendahara

Ni Made Swanendri

Penyunting dan

Reviewer

Putu Rumawan Salain

Ngakan Putu Sueca

Gusti Ayu Made Suartika

I Nyoman Susanta

I Gusti Agung Bagus Suryada

Tim Validasi

I Ketut Mudra

I Made Widja

Syamsul Alam Paturusi

I Wayan Kastawan

I Gusti Agung Bagus Suryada

Tim Penerbit

I Made Widja

Ngakan Putu Sueca

I Wayan Kastawan

I Gusti Agung Bagus Suryada

Desainer Cover

Antonius Karel Muktiwibowo

Arsitektur dan Desain Riset

Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan

Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan

ejurnal nasional arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas

Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

ISSN No. 9 772338 505750

Hak Cipta

2016 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

Udayana

Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur

UNUD

untuk

mereproduksi,

mendistribusikan,

dan

mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada

website OJS Universitas Udayana

www.ojs.unud.ac.id

(4)

Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD

Tata tulis naskah:

1.

Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah

populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir.

2.

Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4,

spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45

cm.

Font

yang digunakan adalah Arial 11pt.

3.

Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman.

4.

Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas.

Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis

sebagai referensi).

5.

Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan

alamat email di bawah institusi.

6.

Harus ada kata kunci (

keyword

) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci

(

keyword

) diletakkan setelah abstrak

7.

Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt,

spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital

8.

Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas.

9.

Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi

diletakkan sebelum daftar pustaka

10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya

harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak

miring.

Keterangan umum:

1.

Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan

soft copy

dalam program pengolahan

kata MS Word atau format teks/ASCII.

2.

Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.

(5)

Editorial

Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3,

ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan

secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di

Indonesia.Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal.

Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang

mudah. Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas,

menempatkan orang-orang yang berkompeten (

reviewer

dan validator) dan badan pelaksanaannya. Selain

itu, dukungan kebijakan, sumberdaya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme pemantauan, evaluasi,

dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal volume 4 nomor

1 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan batas waktu yang

sangat terbatas mewarnai volume keempat ini. Ini menjadi masalah tersendiri, menransformasi Tugas Akhir

arsitektur yang didominasi gambar perancangan menjadi laporan dalam format jurnal ilmiah, bukan hal

mudah. Namun ini adalah pilihan satu-satunya dalam keadaan keterbatasan waktu.

Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas

akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester. Sehingga diharapkan diperoleh

keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan. Dalam

kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 4 nomor 1 ini.

(6)

Daftar Isi

! " " " " # $ %&

' (

) * + , , - - . $ /% 0

1 , 2 . * , , 3 4 4

. 4 5 (

6 +" . $ % 7

& 2 ( 4 8

. 2 " . ! " ! " $ 9%'0

/ 2 ( . + %

:

2 " + 6 2 " $ ' %'&

7 2

; ! " 2 +" ! " " $ '/%'<

9 2 "

" 2 ! , . $ '=%1&

< ,

+ ! " ! ! " 2 ! " $ 1/%&0

= 2 + %: > 2

2 , ; " +" $ & %&&

0 . , ? @

! 8

" + 8 2 $ &/%&<

@ ! ( ( .

" " +" ! " " $ &=%/&

' > ( , , .

4

. " " 2 " + $ //%/<

1 2 ( @ >

@ > * " + > . $ /=%7&

& ( .

(

(7)

/ 2 " " !

! : ! 2 ; " $ 9 %9&

7 ; , . > ;

" 2 " . $ 9/%9<

9 , " , , ,

5 6 $ 9=%<&

< %

+ " " 2 ! , $ </%=0

= 2 "

! " 6 ! " ; . $ = %=&

'0 " > , * ,

2 , . ! ( 2 ! , $ =/%=<

'

2 ( ! " . 2 " $ ==% 0'

'' (

# " 2 " $ 01% 0<

'1 ! %

. @ " 2 ! , 2 ( $ 0=% &

'&

6 2 + 8 . $ /% <

'/ ! "

- 2 ; " 2 $ =% '&

'7 . ( 4 , %2 "

4 + > ( $ '/% 10

'9 2 .

2 + 4 " + ! " ; . $ 1 % 17

'< 4 * ,

. ! " $ 19% &'

'= 8 6 , # 4 4

2 + - " . ! ( +" ! " " $ &1% &<

10 6 " 5

2 " " # 2 " $ &=% /&

1 A , . ( %

; . ! ( + . $ //% 70

1' 8

+ 4" " ! " . +" ! " " $ 7 % 77

11 , , ,

2 2 . +" ! " " $ 79% 90

1& 5 8 ,

. + ( " ( +" $ 9 % 9&

1/ 2

2 + + 2 $ 9/% 9<

17 ( (

( 2 " 2 ( +" $ 9=% <&

19 , @ B ( C , 4

(8)

1< @ 4

" - " ! " $ <=% =&

1= 4 ? > 4

5 "

@ ( . ! ( 2 ! , $ =/% =<

&0 .

2 2 4 " - - . " $ ==%'0'

& , 5 , %

! - - . $ '01%'07

&' , "

2 . 2 ! " 2 ! " $ '09%' '

&1 ! 4 +

! " " ! " . - - . $ ' 1%' 7

&& 4 2 , 2 "

! " 2 " ! " ; . $ ' 9%''0

&/ . ) $ @ 5 . 8

2 ! " 2 2 " . $ '' %''7

&7

5 2 ; " 6 $ ''9%'10

&9 # . , ?

" # . ,

. " 2 ( $ '1 %'1&

&< ,

+" - " # ! " ; . $ '1/%'&0

&= + ) , )

4 ! " ! " ; . $ '& %'&7

/0 ! >

+" " ! " . + . $ '&9%'/'

/ @ )

, + > ! " ! " $ '/1%'/<

/' " ,

2 " ! 4 2 " $ '/=%'7&

/1 4

(9)

Made Ayu Intan Kripayani (1104205077)1), Ida Bagus Gde Primayatna2), dan Ida Bagus Ngurah Bupala3)–Taman Baca

Pelajar di Kabupaten Tabanan, Bali

55

PENDAHULUAN

Ruang adalah elemen penting yang berkaitan dengan arsitektur. Ruang (space) di dalam bahasa Yunani berarti tempat yang memiliki ekspresi kualitas tiga dimensi. Sedangkan menurut Aristoteles, ruang adalah sesuatu yang dapat terukur dan terlihat sehingga keberadaannya dapat dipahami dengan jelas dan mudah. Ruang-ruang yang ada kemudian terbagi menjadi dua bagian yaitu, ruang dalam dan ruang luar.

Pada umumya dikatakan ruang dalam karena terdiri atas tiga bidang dasar yaitu lantai, dinding dan atap atau langit-langit. Bangunan-bangunan yang sering kita jumpai hampir semuanya memiliki ruang dalam yang berbeda, baik itu secara fungsi, suasana maupun tampilan ruang dalamnya. Tampilan ruang dalam harus disesuaikan dengan civitas, aktivitas dan juga fungsi yang akan diwadahi oleh bangunan yang akan dirancang.

Adapun pada perancangan Taman Baca Pelajar di Kabupaten Tabanan, Bali juga tidak luput untuk memperhatikan keadaan tampilan ruang dalamnya. Mengingat fasilitas ini diperuntukkan untuk pelajar dari usia taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah atas (SMA) maka treatment yang dilakukan pada tiap-tiap ruang dalam sebagai bagian dari fasilitas ruang baca pun juga berbeda. Ruang-ruang dalam yang ada di Taman Baca Pelajar di Kabupaten Tabanan, Bali akan dirancang berdasarkan civitas dan juga pola kegiatan yang terjadi pada tiap-tiap ruang baca.

Perancangan ruang dalam yang baik pada fasilitas yang ada di Taman Baca Pelajar di Kabupaten Tabanan,

TAMAN BACA PELAJAR DI KABUPATEN TABANAN, BALI

Suatu Studi Mengenai Konsep Tampilan Ruang Dalam

Made Ayu Intan Kripayani1), Ida Bagus Gde Primayatna2), dan Ida Bagus Ngurah Bupala3)

1)

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

aintan49@yahoo.co.id

2)

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

ibgdeprimayatna@gmail.com

3)

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

bagus.bupala@gmail.com

ABSTRACT

Floor, wall, and ceiling are the inner-space-forming elements. Inner space is closely related to several space forming principles, such as balance, rhythm, color, scale and proportion. Those inner-space-forming principles will be used as a reference for designing a inner space. Then, it will affect to the impression and condition of inner space. Designing of inner space is also connected with two aspects, civitas (community) and activity. Different community has different activity that will be held in the space. It needs consideration of those two aspects in designing inner-space.

Keywords: forming elements, inner space principle, impression, civitas

ABSTRAK

Lantai, dinding dan langit-langit merupakan elemen pembentuk ruang dalam. Ruang dalam sangat erat kaitannya dengan beberapa prinsip pembentuk ruang dalam seperti, keseimbangan, ritme, warna, skala dan proporsi. Prinsip-prinsip pembentuk ruang dalam tersebut akan dijadikan acuan untuk merancang sebuah ruang dalam yang akan berdampak terhadap kesan dan juga suasana ruang yang akan ditimbulkan. Perancangan ruang dalam juga berkaitan dengan dua aspek yaitu, civitas dan aktivitas. Berbeda civitas maka akan berbeda pula aktivitas atau kegiatan yang akan berlangsung di sebuah ruangan sehingga, perlu untuk mempertimbangkan kedua aspek tersebut di dalam perancangan sebuah ruang dalam.

(10)

Bali akan membuat pengunjung merasa nyaman dan berpengaruh terhadap peningkatan minat baca para pelajar.

RUANG DALAM PADA TAMAN BACA

Unsur Pembentuk Ruang Dalam

Ruang dan manusia tidak dapat dipisahkan baik secara psikologi, emosional dan dimensional. Ruang-ruang yang ada secara umum merupakan hasil dari pembentukan tiga elemen pembentuk ruang yaitu lantai, dinding dan langit-langit atau atap. Bidang alas atau yang biasa kita sebut dengan lantai (the base plane) merupakan pendukung utama dari segala aktivitas yang terjadi di dalam ruangan. Bidang dinding atau pembatas (the vertical space devider) merupakan unsur perancangan yang dapat bersatu dengan bidang lantai ataupun sebagai bidang yang terpisah. Terakhir adalah bidang atap atau langit-langit (the overhead plane) merupakan unsur utama dari suatu bangunan yang berfungsi untuk melindungi suatu bangunan dari pengaruh iklim.

Faktor Penentu Kualitas Ruang Dalam

Selain unsur pembentuk ruang dalam tersebut, terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap terbentuknya kualitas suatu ruang dalam. Faktor-faktor tersebut terdiri atas dimensi, proporsi, konfigurasi bentuk, skala, warna, tekstur, pola, cahaya dan pandangan. Permaianan warna, tekstur dan pola pada permukaan-permukaan bidang pembentuk pola (lantai, dinding, atap) akan menimbulkan kesan tertentu pada ruangan yang bersangkutan. Kesan yang ditimbulkan biasanya berkaitan dengan psikologis daripada bersifat fisik. Faktor-faktor inilah yang nantinya akan menghasilkan suasana ruang yang sesuai dengan civitas dan juga aktivitas yang terjadi di dalam sebuah ruangan.

Persyaratan Ruang Baca

[image:10.595.121.446.458.545.2]

Kenyamanan ruang baca bagi pengguna fasilitas taman baca pelajar adalah hal yang utama. Untuk menunjang kegiatan membaca kualitas ruang dalam pada taman baca pelajar harus senyaman mungkin. Sehingga para pengunjung betah untuk berlama-lama berada di taman baca pelajar. Beberapa hal yang berkaitan dengan persyaratan ruang baca adalah penempatan rak buku, sistem sirkulasi, sistem pencahayaan, dan sirkulasi udara. Persyaratan tersebut nantinya akan digunakan di dalam perancangan ruang dalam untuk ruang-ruang yang ada di taman baca pelajar.

Gambar 1. Kondisi Optimal Rak Orang Dewasa dan Anak-anak

Sumber: Callender, 1983:344

Berdasarkan data diatas diterangkan mengenai perhitungan untuk tinggi maksimum rak buku dan jarak jangkauan rak buku untuk orang dewasa dan untuk anak-anak.

Gambar 2. Jarak Antara Tiap Rak Buku

[image:10.595.113.476.620.736.2]
(11)

Made Ayu Intan Kripayani (1104205077)1), Ida Bagus Gde Primayatna2), dan Ida Bagus Ngurah Bupala3)–Taman Baca

Pelajar di Kabupaten Tabanan, Bali

57

TAMPILAN RUANG DALAM

Berdasarkan unsur pembentuk ruang dalam, faktor penentu kualitas ruang dalam dan persyaratan ruang baca maka dapat dijelaskan bahwa lantai, dinding dan atap merupakan unsur pembentuk ruang dalam. Kualitas ruang ditentukan oleh warna, tekstur, pola, pencahayaan, pandangan, dimensi, proporsi dan kon-figurasi bentuk dan pola. Civitas dan aktivitas juga merupakan faktor pengaruh terhadap penentuan daripada konsep perancangan tampilan ruang dalam.

[image:11.595.131.491.225.410.2] [image:11.595.132.489.508.692.2]

Tampilan ruang dalam pada perancangannya disesuaikan juga dengan konsep bangunan taman baca pela-jar yaitu Green Architecture. Green Architecture yang ingin ditampilkan pada ruang dalama adalah bagaima-na meminimalkan penggubagaima-naan penerangan pada siang hari dan juga meminimalkan penggubagaima-naan pengha-waan buatan. Penerapan ini dilakukan dengan cara memaksimalkan bukaan-bukaan untuk mendapatkan penghawaan alami. Berikut ini adalah konsep tampilan ruang dalam pada taman baca pelajar.

Gambar 3. Tampilan Ruang Dalam Fasilitas Ruang Baca untuk Usia Taman Kanak-Kanak (TK)

Sumber: Intan, 2015:48

Tampilan ruang dalam pada fasilitas ruang baca usia taman kanak-kanak menghadirkan kesan ruangan yang ceria dan tidak membosankan. Hal ini terlihat dari permainan warna pada furniture kursi yang digunakan. Untuk rak buku dibuat sesuai dengan tinggi rata-rata anak usia tk yaitu 110 cm. Penggunaan material pada furniture yang ada di ruang baca usia taman kanak-kanak didominasi oleh material berbahan kayu.

Gambar 3. Tampilan Ruang Dalam Fasilitas Ruang Baca untuk Usia Sekolah Dasar (SD)

(12)

Untuk fasilitas ruang baca usia sekolah dasar tampilan ruang dalamnya yang dihadirkan tidak jauh berbeda dengan tampilan ruang dalam pada fasilitas ruang baca usia taman kanak-kanak. Mengingat pola kegiatan antara pelajar usia taman kanak-kanak dengan usia sekolah dasar didominasi oleh bermain dan memiliki ra-sa ingin tahu yang tinggi maka bentuk ruangnya pun disesuaikan untuk mewadahi kegiatan tersebut. Ruang baca dibuat lebih luas agar pengunjung usia taman kanak-kanak dan sekolah dasar tidak merasa terkekang dan bebas untuk berekspersi. Ukuran daripada rak untuk penyimpanan bahan bacaan juga disesuaikan dengan jangkauan anak usia taman kanak-kanak dan juga sekolah dasar.

Gambar 4. Tampilan Ruang Dalam Fasilitas Ruang Baca untuk Usia Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Sumber: Intan, 2015:48

Pada ruang baca usia sekolah menengah pertama suasana ruang dalam yang dihadirkan yaitu nyaman dengan pemilihan furniture yang akan mendukung suasana tersebut. Pemilihan furniture dan juga sirkulasi ruang dalam yang baik diharapkan dapat menarik minat para pelajar untuk datang ke taman baca dan betah untuk berada berlama-lama di area ruang baca. Pemilihan warna pada ruang baca ini didominasi oleh pengunaan warna putih dibeberapa bagian. Penggunaan material batuan alami dibeberapa bagian dinding adalah untuk memberikan suasana dan kesan yang tidak monoton pada ruang baca.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan dari studi mengenai konsep tampilan ruang dalam adalah bagaimana sebuah ruang dalam dirancang sesuai dengan unsur-unsur yang membentuk ruang dalam, faktor yang menentukan daripada kualitas ruang dalam yang dihasilkan, kemudian persyaratan ruang dalam pada ruang baca yang baik dengan pertimbangan beberapa aspek yang meliputi penempatan rak buku, sistem sirkulasi, dan pencaha-yaan. Unsur-unsur tersebut jika diterapkan dengan baik maka akan menghasilkan kualitas ruang dalam yang sesuai dengan civitas dan juga aktivitas yang akan berlangsung pada ruangan tersebut.

Perlu diadakannya pendekatan lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan unsur-unsur pem-bentuk ruang dalam dikarenakan unsur-unsur tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh terhdap psikologis para pengunjug pada saat berada di dalam ruang baca. Bentuk ruang dalam juga perlu dis-esuaikan dengan kapasitas civitas yang akan berada di ruang baca.

REFERENSI

Callender, John., 1983, ‘Time-Saver Standards For Building Types’, 2nded, [e-book] Singapore: Mc Graw Hill Intan, Ayu., 2015, ‘Taman Baca Pelajar di Kabupaten Tabanan’, Denpasar, Jurusan Arsitektur Fakultas

Gambar

Gambar 1. Kondisi Optimal Rak Orang Dewasa dan Anak-anak  Sumber: Callender, 1983:344
Gambar 3. Tampilan Ruang Dalam Fasilitas Ruang Baca untuk Usia Taman Kanak-Kanak (TK) Sumber: Intan, 2015:48
Gambar 4. Tampilan Ruang Dalam Fasilitas Ruang Baca untuk Usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sumber: Intan, 2015:48

Referensi

Dokumen terkait

Dua metode pengolahan data tersebut digunakan untuk dapat membantu dalam mengambil kesimpulan yang lebih akurat, sehingga diperoleh perlakuan terbaik dalam pembuatan nata de

Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia ibu tidak memiliki hubungan terhadap risiko BBLR, hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan usia

Dalam buku Statistik Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat ini disajikan informasi data statistik perikanan tangkap, data statistik perikanan budidaya,

Peer education diharapkan lebih bermanfaat karena alih pengetahuan dilakukan antar kelompok sebaya, yang mempunyai hubungan lebih akrab, “bahasa” yang digunakan

Berdasarkan hasil wawancara beliau mengatakan bahwa pengobatan TB Paru yang ada di Puskesmas Mijen dilakukan setiap minggu yaitu pada hari selasa,

Table Swamp Fishery and Non Fishes Production and Their Values by Type of Fish Tahun/Year 2014 JENIS IKAN Fishes Produksi Production (Ton/Tons) Nilai Produksi Value of Production

Biaya kesempatan adalah kesempatan yang dikorbankan dalam memilih suatu alternatif. Contoh : perusahaan mempunyai dua alternatif yang berbeda terhadap sebuah mobil, apakah

1210421017 NOOR AINI ARIFIEN IMPLEMENTASI AKUNTANSI PRODUK JASA SYARIAH (STUDI KASUS PADA PT. BANK MUAMALAT TBK CBANG JEMBER) 1210421019 AHMAD FIKRI FANNI ANALISIS PERLAKUAN