DAN PROPERTY YANG
GO PUBLIK DI BURSA
EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan oleh :
PEBRI FUJ I ASTUTI
081201010183/FE/EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN
ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM
PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG GO
PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA” telah terselesaikan dengan baik.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi
Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberi bimbingan, dukungan, petunjuk serta bantuan
baik spirituil maupun materiil, khususnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, SE,MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr.Muhadjir Anwar, MM, Selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi
Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. H. R.A. Suwaidi, MS, Selaku Dosen Pembimbing Utama yang
telah memberikan saran, nasehat, kesabaran, serta bantuan bimbingan skripsi
kepada peneliti sehingga peneliti bisa menyelesaikan tugas skripsi ini
6. Bapak dan Ibu tersayang, serta kakakku Siti Aliyah dan adekku Maria Ulfa
penulis menyampaikan terima kasih banyak atas doa dan segala jerih payah
serta pengorbananya dalam mendidik penulis hingga saat ini, serta
nasihat-nasihat dan dukungan penuh baik secara spiritual maupun materiil yang
tidak mungkin penulis uraikan dengan kata-kata.
7. Seluruh Teman-temanku yang tercinta, ira, rizka, uca, indah, cellin, ayun,
leni, kalian adalah sahabatku yang tak pernah penulis lupakan, atas semua
dukungan ,doa, semangat, dan pengertian.
8. Semua pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesaikannya skripsi ini yang tak dapat disebutkan satu-persatu, terima
kasih semuanya
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam
skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran
dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Surabaya, Februari 2012
DAFTAR ISI ………... iii
DAFTAR TABEL ……….... vii
DAFTAR GAMBAR ……….... ix
DAFTAR LAMPIRAN ………... . x
ABSTRAKSI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………... . 1
1.2 Perumusan Masalah ………... . 7
1.3 Tujuan Penelitian ……….. . 8
1.4 Manfaat Penelitian ……….... . 9
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ………. 10
2.2 Landasan Teori ………... 13
2.2.1. Pasar Modal ...………...…...…….. 13
2.2.1.1 Pengertian Pasar Modal …………...…... 13
2.2.1.2 Pelaku Pasar Modal ………....…. 14
2.2.1.3 Jenis-Jenis Pasar Modal ... 15
2.2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Pasar Modal ... 17
2.2.1.5 Manfaat Pasar Modal ... 17
2.2.2. Investasi ………... 18
2.2.2.1 Pengertian Investasi ... 18
2.2.2.2 Tujuan Investasi ... 19
2.2.3.3 Proses Investasi ... 19
2.2.3 Saham ………... 21
2.2.4.1 Pengertian Go Public ………..……… 27
2.2.4.2 Manfaat Go Public ……….……. 27
2.2.5. Laporan Keuangan ... 28
2.2.5.1 Pengertian Laporan Keuangan ………. 28
2.2.5.2 Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan ……….……. 29
2.2.5.3 Tujuan Pelaporan Keuangan ………. 30
2.2.5.4 Pemakai Laporan Keuangan ………...…… 31
2.2.6. Rasio Keuangan ………..…... 32
2.2.7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham ... 39
2.2.7.1 Pengaruh Current Ratio (CR) Terhadap Harga Saham ... 39
2.2.7.2 Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham ... 40
2.2.7.3 Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham ... 41
2.2.7.4 Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham ... 43
2.3 Kerangka Pikir ……….. . 44
2.4 Hipotesis ………... . 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………... 46
3.2 Teknik Penentuan Sampel………... . 48
3.2.1 Populasi………... . 48
3.2.2 Sampel………... . 48
3.3. Teknik Pengumpulan Data……….. . 49
3.4.2 Uji Hipotesis ... 55
3.4.3.1 Uji Simultan (Uji F) ……….. . 55
3.4.3.2 Uji Parsial (Uji T) ………... . 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ………. . 58
4.1.1 Perkembangan Property Dan Real Estate di Indonesia ………..….. . 58
4.1.2 Sejarah PT Bakrieland Development Tbk ……….. ………. 59
4.1.3 Sejarah PT Bhuwanatala indah Permai Tbk …………...….... 59
4.1.4 Sejarah PT Bukit Darmo Property Tbk ………….…………... 60
4.1.5 Sejarah PT Ciputra Development Tbk……….…... 61
4.1.6 Sejarah PT Citra Kebun Raya Agri Tbk ……….……. 62
4.1.7 Sejarah PT Cowell Development Tbk ……….. ……… 62
4.1.8 Sejarah PT Duta Anggada Realty Tbk ……… … 63
4.1.9 Sejarah PT Fortune Mate Tbk ………...….. 64
4.1.10 Sejarah PT Laguna Cipta Griya Tbk ………. 65
4.1.11. Sejarah PT Mas Murni Indonesia Tbk ………..…... 65
4.1.12 Sejarah PT Suryainti Permata Tbk ………. … 66
4.1.13 Deskripsi Hasil Penelitian ……… …………. 67
4.1.13.1 Current Ratio (X1) ……… … 67
4.1.13.2 Debt to Equity Ratio (X2) ……… . 69
4.1.13.3 Return On Equity (X3) ……….. 72
4.1.13.4 Earning Per Share (X4) ……….. 75
4.1.13.5 Harga Saham (Y) ……….. 77
4.2 Analisis Dan Pengujian Hipotesis ………... . 80
4.2.5 Uji T ... 90
4.3 Pembahasan ………... . 92
4.3.1 Pengaruh Current Ratio Terhadap Harga Saham ... ……... 92
4.3.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham ….. 93
4.3.3 Pengaruh Return on Equity Terhadap Harga Saham . …….. 95
4.3.4 Pengaruh Earning Pershare Terhadap Harga Saham ... 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ………... . 99
5.2. Saran ………... . 100
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 1.1. Data Harga Saham Perusahaan Real Estate And Property yang
Go Publik di Bursa Efek Indonesia…... 5
Tabel 1.2. Contoh Variabel yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham ... 6
Tabel 4.1. Current Ratio (X1) Perusahaan Real Estate Dan Property yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010……….……… 67
Tabel 4.2. Debt to Equity Ratio (X2) Perusahaan Real Estate dan Property yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 ………...……… 70
Tabel 4.3. Return On Equity (X3) Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2010…………...………... 73
Tabel 4.4. Earning Per Share (X4) Perusahaan Real Estate dan Property Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008 ………...…... 75
Tabel 4.5. Harga Saham (Y) Perusahaan Real Estate dan Properti Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010... 77
Tabel 4.6. Koefisien Regresi Linier Berganda ………...… 80
Tabel 4.7. Hasil R2 ……….…... 82
Table 4.8. Hasil Uji Multikolinearitas ... 83
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual... 44
Lampiran 2 : Analisis Regresi Berganda dan Asumsi Klasik
Lampiran 3 : Tabel Statistik
DAN PROPERTY YANG
GO PUBLIK
DI BEI
OLEH:
PEBRI FUJ I ASTUTI
0812010183/ FE/ EM
Saham memiliki resiko paling tinggi diantara semua jenis instrument
investasi. Investor bisa kehilangan modalnya apabila emiten bangkrut. Fluktuasi
harga saham dapat digunakan sebagai cermin kesehatan atau kinerja perusahaan
sebagaimana terjadi pada beberapa perusahaan real estate dan property yang
berpengaruh terhadap harga saham kecenderungan menurun. Atas dasar gambaran
tersebut maka penelitian ini bermaksud untuk meneliti mengenai pengaruh
current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan earning per share
terhadap harga saham perusahaan real estate dan properti yang go publik di
bursa efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan properti
yang go public di Bursa Efek Indonesia sebanyak 11 perusahaan. Dengan teknik
purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel non probabilitas yang
menyeleksi responden-responden berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus yang
dimiliki oleh sampel. Data laporan keuangan periode 2007 sampai dengan 2010
yang diambil dari ICMD dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik analisis yang
digunakan adalah uji regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
current ratio, debt to equity ratio, dan return on equity tidak berpengaruh
terhadap harga saham, sedangkan earning per share berpengaruh terhadap harga
saham pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI, sehingga
hipotesis penelitian ini tidak teruji kebenarannya.
1.1Latar Belakang
Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat
melanda pada akhir tahun 2000, dimana banyak perusahaan dari berbagai industry
yang mengalami keterpurukan, namun dapat dirasakan dalam beberapa tahun
belakangan ini nampaknya industri di Indonesia perlahan mulai berkembang,
bahkan dapat dikatakan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Seiring
dengan perkembangan industry yang pesat membawa implikasi pada persaingan
antar perusahaan dalam industry. Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau
meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dalam masa krisis maupun
persaingan yang semakin ketat. Untuk memicu perkembangan, perusahaan
melakukan penambahan modal, yaitu salah satunya dengan menjual surat
berharga baik saham atau obligasi perusahaan kepada pihak luar perusahaan atau
investor.
Saham memiliki resiko paling tinggi diantara semua jenis instrument
investasi. Investor bisa kehilangan modalnya apabila emiten bangkrut. Fluktuasi
harga saham dapat digunakan sebagai cermin kesehatan atau kinerja perusahaan
dimana kekuatan pasar ditunjukkan dengan terjadinya transaksi perdagangan
saham perusahaan di pasar modal. Terjadinya transaksi tersebut didasarkan pada
hasil pengamatan para investor terhadap prestasi perusahaan dalam menghasilkan
harga pasar saham akan mengalami peningkatan. Apabila keadaan yang terjadi
adalah sebaliknya maka hal ini akan menurunkan harga saham perusahaan yang
bersangkutan.
Penentuan harga saham tidak mudah di ukur secara tepat. Tinggi
rendahnya harga saham merupakan penilaian sesaat yang di pengaruhi oleh
banyak faktor yaitu faktor Eksternal dan faktor Internal. Faktor Eksternal
merupakan kondisi di luar perusahaan antara lain situasi politik, dan keamanan,
perubahan nilai tukar mata uang, naik turunnya suku bunga bank, serta
rumor-rumor hasil rekayasa para spekulan atau orang-orang yang ingin mengeruk
keuntungan dari situasi tersebut. Faktor Internal merupakan faktor yang berasal
dari dalam perusahaan dan dapat di kendalikan oleh manajemen perusahaan
tersebut. Faktor Internal ini berkaitan dengan pendapaatan yang akan diperoleh
oleh para pemodal baik berupa deviden atau capital gain. Faktor Internal inilah
yang menjadi tanggung jawab pihak manajemen perusahaan khususnya para
pemegang saham, karena dengan membeli saham perusahaan berarti juga ikut
memiliki perusahaan dan berhak memperoleh pembagian laba perusahaan
berdasarkan saham yang dimiliki.
Menurut husnan (2001 : 315) untuk melakukan analisis dan memilih
saham pada umumnya menggunakan analisis fundamental, secara tradisional
analisis fundamental telah memperoleh perhatian yang cukup besar dari para
analisis sekuritas, dan perkembangan penelitian tentang konsep pasar secara
efisien telah mempengaruhi analisis saham.
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang
mempengaruhi harga saham di masa yang akan dating dan (2) menetapkan
hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih factor fundamental yang
mempengaruhi harga saham yaitu variabel current ratio (CR), debt to equity ratio
(DER), return on equity (ROE) dan earning per share (EPS).
Variabel Current Ratio (CR), menurut Sartono (2001: 116) semakin tinggi
current ratio ( rasio lancar ) semakin besar kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban financial jangka pendeknya. Jadi rasio lancar dijadikan
bahan pertimbangan bagi investor dalam menilai kinerja suatu perusahaan dan hal
ini akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan yang tercermin melalui harga
saham.
Variabel Debt To Equity Rasio (DER), menurut fakhrudin dan handianto
(2001:61) tingkat debt to equity ratio (DER) yang aman biasanya kurang dari 50
persen. Semakin kecil DER semakin baik bagi perusahaan dan akan meningkatkan
harga saham.
Variabel Return On Equity (ROE), menurut fakhruddin dan hadianto
(2001 : 65) mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia
bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya
utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan
makin besar.
Variabel Earning Per Share (EPS), menurut darmadji dan fakhruddin,
yang diperoleh investor atau pemegang saham, karena semakin besar laba yang
disediakan untuk pemegang saham.
Penulis juga menemukan fenomena yang terkait dengan perusahaan real
estate dan property yang mendukung bahwa ada indikasi fluktuasi harga saham
yang cenderung menurun, yakni pada PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)
mencatat laba bersih pada 2008 menjadi Rp 94,1 miliar atau 41,1 persen dari 2007
yang mencapai Rp 159 miliar. Sementara laba bersih per saham per 2009
mencapai Rp14,63 rupiah per saham. Penurunan tersebut akibat adanya krisis
gobal yang menyebabkan kenaikan suku bunga pinjaman dan terpuruknya nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Kondisi ini berdampak pada biaya produksi
dan operasional. Bahkan, menurutnya badai krisis global masih akan menjadi
ancaman pada 2008-2010 mendatang. (www.okezone.com 5 juni 2009)
Pada warta ekonomi tahun 2010 mengutip adanya penurunan penjualan
rumah kecil sebesar 14,89 %. Meski demikian pada dasarnya, baik penawaran
maupun permintaan property residensial masih akan berada pada titik yang
relative stabil pada 2011.
Penurunan penjualan memang berpengaruh terhadap turunya laba yang
pada akhirnya bisa mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang. Hal ini
terjadi pada sebagian perusahaan real estate dan property yang go public di BEI.
Penurunan laba mempengaruhi harga saham. Terbukti bahwa harga saham
perusahaan real estate dan property sebagian berfluktuatif cenderung mengalami
Tabel 1.1 Data Har ga Saham Per usahaan Real Estate dan Pr oper ty pada
tahun 2007 – 2010 dalam satuan Rupiah (Rp)
NO NAMA PERUSAHAAN HARGA SAHAM (dalam satuan Rupiah) 2007 2008 2009 2010 1 PT Bakrieland Development Tbk 620 72 193 157 2 PT Bhuwanatala Indah P Tbk. 84 55 50 50 3 PT Bukit Darmo Property Tbk 210 50 153 116 4 PT Ciputra Development Tbk 890 184 485 350 5 PT Citra kebun Raya Tbk 265 60 136 86 6 PT Cowell Development Tbk 335 410 350 122 7 PT Duta Anggada Realty Tbk 540 300 195 186 8 PT fortune Mate Indonesia Tbk 125 75 90 90 9 PT Laguna Cipta Griya Tbk 78 50 50 50 10 PT Mas Murani Indonesia Tbk 106 50 51 50 11 PT Suryainti Permata Tbk 2000 205 100 89
Sumber : Indonesian Capital Market Directory
Dari fenomena diatas dapat dilihat bahwa fluktuasi harga saham
perusahaan real estate dan property. Terjadinya fluktuasi harga saham
kecenderungan menurun menggambarkan perubahan harga saham yang ada di
BEI dipengaruhi oleh beberapa factor eksternal maupun internal. Factor internal
yang diduga turut mempengaruhi pergerakan harga saham yakni variabel Current
Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, dan Earning Per Share,
Tabel 1.2 Var iabel Yang Mempengar uhi Per geraka n Har ga Saham
Sumber : Indonesian Capital Development
Dari table diatas diketahui bahwa mulai tahun 2007-2010 untuk CR pada
tahun 2007 PT. Bhuwanatal Indah mencatat nilai paling tinggi sebesar 5,02x,
sedangkan pada tahun 2010 CR paling rendah sebesar 0,14x PT. Duta Anggada.
DER pada tahun 2008 PT. Duta Anggada mencatat nilai paling tinggi sebesar
4,04x, sedangkan pada tahun 2010 DER paling rendah sebesar 0,02x PT Citra
Kebun Raya. ROE pada tahun 2007 PT Duta Anggada mencatat nilai paling tinggi
sebesar 20,07%, sedangkan pada tahun 2010 ROE paling rendah sebesar -5,53%
PT Buuwanatala Indah Permai. EPS mencatat nilai paling tinggi sebesar
Rp.104,00 PT Suryainti Permata, sedangkan pada tahun 2010 EPS paling rendah
sebesar Rp. 11,18 PT Citra Kebun Raya.
Berdasarkan uraian dan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT
TO EQUITY RASIO, RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE
TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN
PROPERTY YANG GO PUBLIK DI BEI”.
1.2 Rumusan Masa lah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan pokok
permasalahannya adalah:
1. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap Harga Saham
2. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Harga Saham
perusahaan real estate dan property yang go publik di BEI ?
3. Apakah Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham
peruasahaan real estate dan property yang go publik di BEI.
4. Apakah Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Harga Saham
perusahaan real estate dan property yang go publik di BEI ?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham
pada perusahaan Real Estate dan Property yang go publik di Bursa Efek
Indonesia (BEI) ?
2. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga
Saham pada perusahaan Real Estate dan Property go publik di Bursa Efek
Indonesia (BEI) ?
3. Untuk mengetahui pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga
Saham pada perusahaan Real Estate dan Property yang go publik di Bursa
Efek Indonesia (BEI) ?
4. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga
Saham pada perusahaan Real Estate dan Property yang go publik di Bursa
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak antara
lain:
1. Bagi pengembangan ilmu
a. Untuk meningkatkan kemampuan dalam memecahkan permasalahan
yang terjadi di perusahaan dengan menggunakan ilmu yang diperoleh
selama duduk di bangku kuliah.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan bahan
masukan bagi penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan
masalah yang ada.
2. Bagi kepentingan terapan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada investor maupun
calon investor sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam penanaman modal di perusahaan yang go public.
3. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan Fakultas
Ekonomi UPN sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa yang akan
mengadakan penelitian terhadap permasalahan yang serupa dimasa
2.1. Hasil Penelitian Ter dahulu
Penelitian tentang harga saham telah banyak dilakukan oleh banyak
peneliti dari bebrbgai pihak dengan tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda.
Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai awal penelitian ini adalah
a. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Lia nirawati yang berjudul
“ Pengar uh Debt To Equity Ratio, Cur r ent Ratio, Ear ning Per Share Dan
Retur n On Asset Ter hadap Har ga Saham Peda Per usahaan Proper ty Yang
Go Public Di Bur sa Efek J akar ta “. Variable bebas yang digunakan adalah Debt
To Equity Ratio, Current Ratio, Earning Per Share Dan Return On Asset (jurnal
penelitian ilmu ekonomi. Vol 3. No 6 maret 2003 : 104 – 108 ). Penelitian tersebut
menggunakan data dengan jangka waktu adalah 4 tahun mulai tahun 1997 sampai
2001 yang memberikan kesimpulan yaitu :
1. Menggunakan teknik analisis regresi berganda, hasil penelitian
menunjukkan bahwa DER, CR, EPS, ROA mempunyai pengaruh sangat kuat
terhadap harga saham.
2. Secara simultan, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Earning Per Share
3. Secara parsial variable DER dan CR berpengaruh nyata terhadap harga
saham. Sedangkan variable EPS dan ROA tidak mempunyai pengaruh secara
nyata terhadap harga saham.
4. Varibel ROA mempunyai pengaruh paling dominan terhadap harga saham
tidak terbukti, namun demikian variable ROA mempunyai koefisien regresi
kearah positif.
b. Penelitian dilakukan oleh Mohd. Ihsan, Vol. 96 edisi januari 2009 yang
berjudul “Pengar uh Cur r ent Ratio, Total Asset Tur nover, Debt To Equity
Ratio, Dan Retur n On Investment Ter hadap Har ga Saham Industr y
Appar el Di Bur sa Efek J akar ta” menyimpulkan bahwa :
1. Secara simultan variable Current Ratio (CR), Total Asset Turnover
(TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Investment (ROI)
memberi pengaruh terhadap harga saham. Hal ini telah dibuktikan secara
statistic dengan melakukan uji “F”. secara parsial Return On Investment
(ROI) memberi pengaruh signifikan terhadap harga saham hal ini telah
dibuktikan secara statistika dengan melakukan uji “t”.
2. Dengan menggunakan koefisien determinasi dapat diketahui bahwa secara
simultan Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt To
Equity Ratio (DER), Return On Investment (ROI) telah memberikan
kontribusi terhadap harga saham sebesar 30,3 % berarti sebesar 69,7 %
harga saham dipengaruhi oleh variable lain yang tidak ada dalam
penelitian ini. Dengan menggunakan koefisien determinasi dapat diketahui
terhadap harga saham sebasar 16,56%, Total Asset Turnover
(TATO)member pengaruh terhadap perubahan harga saham sebesar 1,06%
dan Return On Investment (ROI) memberi pengaruh terhadap perubahan
harga saham sebesar 34,81%.
3. Return On Investment (ROI) merupakan variable yang dominan yang
mempengaruhi harga saham.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Vernande nirohito, (Jurnal akuntansi no
21205260 : 2009) berjudul “Analisis Pengar uh faktor fundamental Dan
Resiko Sistematik Ter hadap Har ga Saham Pada Industr y Poper ty Dan
Real Estate Di Bur sa Efek Indonesia” menyimpulkan bahwa :
a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama-sama
semua factor fundamental earning per share (EPS). Book value per share
(BVS), return on assets (ROA), dividend payout ratio (DPR) dan resiko
sistematis (Beta) berpengaruh terhadap harga saham.
b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial hanya variable return
on asset (ROA) yang mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
Profitabilitas sebagai alat ukur kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba. Rendahnya profitabilitas yang tinggi menunjukkan
bahwa perusahaan memperoleh laba tinggi yang selanjutnya akan
menaikkan harga saham perusahaan. Sehingga besarnya ROA akan
mempengaruhi jumlah harga saham perusahaan, sedangkan variable
lainnya yaitu EPS, BVS, DPR dan Beta tidak mempunyai pengaruh yang
d. Penelitian yang dilkukan oleh Njo Anastasia (jurnal akntansi dan keuangan
vol. 5, no. 2, nopember 2003: 123-132), berjudul “Analisis Factor
Fundamental Dan Resiko Sistematis Ter hadap Ha rga Saham Pr oper ty
Di Bej” menyimpulkan bahwa :
1. Secara empiris terbukti bahwa factor fundamental (ROA, ROE, BV,
DER, r) dan resiko sitematis (beta) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham perusahaan property secara
bersama-sama.
2. Secara empiris terbukti bahwa hanya variabel book value yang
mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
property secara parsial.
2.2. Landasan Teor i
2.2.1. Pasar Modal
2.2.1.1. Penger tian Pasar Modal
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang pengertian
pasar modal disini dikemukakan beberapa definisi, antara lain menurut (
fakhruddin dan hardianto, 2001 : 1) mengemukakan bahwa pada dasarnya
pasar modal (capital market ) merupakan pasar untuk berbagai instrument
keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang
maupun modal sendiri. Undang-undang pasar modal no. 8 tahun 1995
memberikan pengertian yang lebih spesifik tentang pasar modal yaitu kegiatan
perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Menurut Tandelilin (2001:13)Pasar modal adalah pertemuan antara
pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana
dengan cara memperjual belikan sekuritas. Dengan demikian pasar modal
dapat juga diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang
umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.
2.2.1.2. Pelaku Pasar Modal
Menurut Agus Sabardi (1994:130), Pelaku pasar modal adalah :
1. Emiten adalah perusahaan yang memperoleh dana melalui pasar modal
dengan menerbitkan saham atau obligasi dan menjualnya secara umum
kepada masyarakat.
2. Pemodal (investor) ditinjau dari tujuan mereka, pemodal dapat di
kelompokkan menjadi empat kelompok yaitu :
a. Kelompok bertujuan memperoleh modal.
b. Kelompok bertujuan berdagang.
c. Kelompok bertujuan memiliki perusahaan.
d. Kelompok spekulan.
3. Lembaga penunjang. Lembaga-lembaga penunjang pasar modal antara lain
penjamin emisi (underwriter), penanggung, wali amanat, perusahaan
2.2.1.3 J enis-J enis Pasa r Modal
Penjualan saham kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa
cara, umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar
modal dimana sekuritas tersebut diperjual belikan.
Menurut Sunariyah (2004: 13-14) jenis-jenis pasar modal tersubut ada
beberapa macam, yaitu:
a. Pasar Perdana( Primary Market)
Pasar perdana adalah “Penawaran saham dari perusahaan yang
menerbitkan saham (emiten) kepada investor selama waktu yang
ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut
diperdagangkan di pasar sekunder”. Pasar perdana merupakan pasar modal
yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual
untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut
dicatatkan di bursa. Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh
penjamin emisi dan perusahaan yang akan go publik (emiten), berdasarkan
analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan untuk pertama
kalinyaditerbitkan emiten dan dari hasil penjualan saham tersebut
keseluruhannya masuk sebagai modal perusahaan.
b. Pasar Sekunder ( Secondary Market)
Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati
masa penawaran pada masa pasar perdana. Jadi , pasar sekunder
merupakan pasar dimana saham dan sekuritas lain diperjual belikan secara
pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, pertama faktor internal perusahaan,
merupakan faktor yang berhubungan dengan kebijakan internal pada suatu
perusahaan beserta kinerja yang telah dicapai. Kedua , faktor eksternal
perusahaan, yaitu hal-hal diluar kemampuan perusahaan atau diluar
kemampuan manajemen untuk mengendalikan.
c. Pasar Ketiga (Third Market)
Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar
bursa (over the counter market). Di Indonesia, pasar ketiga ini disebut
bursa paralel yang merupakan suatu system perdagangan efek yang
terorganisasi diluar bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang
diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek
dengan diawasi dan dibina oleh Badan Pengawasan Pasar Modal. Jadi,
dalam pasar ketiga ini tidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang
dinamakan floor trading (lantai bursa). Operasi yang ada pada pasar ketiga
berupa pemusatan informasi yang disebut trading information. Informasi
yang diberikan dalam pasar ini meliputi : harga-harga saham, jumlah
transaksi, dan keterangan lain mengenai surat berharga yang bersangkutan.
d. Pasar Keempat (Fourth Market)
Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau
dengan kata lain pengalihan saham ke pemegang lainnya tanpa melalui
perantara pedagang efek. Bentuk transaksi dalam perdagangan semacam
2.2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengar uhi Per k embangan Pasar Modal
a. Supplay sekuritas, dimana banyak perusahaan yang bersedia
menerbitkan sekuritas di pasar modal.
b. Demand sekuritas, dimana terdapat anggota masyarakat yang memiliki
jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas
yang ditawarkan.
c. Kondisi politik dan ekonomi, merupakan syarat perkembangan dunia
bisnis.
d. Masalah hukum dan peraturan, merupakan peraturan yang melindungi
para pemodal dari kecurangan (abuse) pihak emiten.
Peran lembaga pendukung pasar modal seperti BAPEPAM, calon
emiten, bursa efek, pialang, underwriter, akuntan, ahli hukum, dan
sebagainya harus bisa bekerja secara professional untuk mendukung
beroperasinya pasar modal. (Suad Husnan,1998 :6).
2.2.1.5 Manfaat Pasar Modal
Pasar modal memiliki peran sentral bagi perekonomian, bahkan maju
tidaknya ekonomi suatu Negara dapat diukur dari maju tidaknya pasar modal
di Negara tersebut pasar modal telah tumbuh menjadi leading indicator bagi
ekonomi suatu Negara. Menurut fakhruddin dan hadianto ( 2001 : 2 ) beberapa
manfaat keberadaan pasar modal antara lain :
a. Menyediakan sumber pembiayaan ( jangka panjang ) bagi dunia usaha
b. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan
upaya diversifikasi.
c. Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi Negara.
d. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.
e. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan, dan profesionalisme, menciptakan
iklim berusaha yang sehat.
f. Menciptakan lapangan kerja / profesi yang menarik.
2.2.2. Investasi
2.2.2.1. Penger tian Investasi
Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini
dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Pada
umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu : investasi pada financial
assets dan investasi pada real assets. Investasi pada financial assets
dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial
paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Atau dilakukan di pasar modal
misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lainnya. Sedangkan
investasi pada real assets diwujudkan dalam bentuk pembelian asset
produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan dan lainnya. (Abdul
Halim, 2003 : 2).
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
2.2.2.2. Tujuan Investasi
Menurut Eduardus Tandelilin (2001:4-5) ada beberapa alasan
mengapa seseorang melakukan investasi:
1. Untuk meningkatkan kesejahteraan investor.
2. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang dan pada
saat ini.
3. Mengurangi tingkat inflasi.
Dengan melakukan investasi dalam pemulihan perusahaan seseorang dapat
menghindarkan diri dari kekayaan atau harta miliknya tidak merosot
nilainya karena degerogoti oleh inflasi.
4. Dorongan untuk menghemat pajak.
Beberapa negara didunia banyak melakukan kebijakan yang sifatnya
mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui fasilitas perpajakan
yang diberikan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada
bidang-bidang tertentu.
2.2.2.3. Proses Investasi
Menurut Abdul Halim ( 2003:2) ada beberapa tahapan atau proses
investasi yang harus dilalui oleh para investor, yaitu :
1. Menentukan tujuan investasi
Ada tiga hal yang dapat dipertimbangkan dalam hal ini, yaitu: (a)
tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), (b) tingkat
resiko (rate of rate), dan (c) ketersediaan jumlah dana yang di investasikan.
yang maksimal dengan resiko tertentu. Umumnya hubungan antara risk dan
return bersifat linier, yang artinya semakin besar rate of rist maka semakin
besar pula expected rate of return.
2. Melakukan analisis
Dalam tahap ini investor melakukan terhadap suatu efek atau
sekelompok efek. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah harganya
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Ada berbagai cara untuk melakukan
analisis ini dan dapat dikelompokkan menjadi dua komponen yaitu, analisis
teknikal; dan analisis fundamental.
3. Melakukan pembentukan portofolio
Dalam tahap ini dilakukan identifikasi taerhadap efek-efek mana yang
akan dipilih dan beberapa proporsi dana yang akan di investasikan pada
masing-masing efek tersebut.
4. Melakukan evaluasi kinerja portofolio
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja
portofolio. Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi
(perubahan) terhadap efek-efek yang membentuk portofolio tersebut jika
dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah dibentuk tidak sesuai
dengan tujuan investasi, misalnya rate of return-nya lebih rendah dari yang
2.2.3. Saham
2.2.3.1. Penger tian Saham
Menurut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001 : 5) difinisi saham
adalah sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan atau perseroana. Wujud saham adalah pemilik perusahaan
yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh
sebrapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti
penyertaan atau pemilikan individu maupun instansi dalam suatu perusahaan.
Apabila seseorang investor membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik
atau disebut sebagai pemegang saham perusahaan tersebut. (Anoraga dan
Pakarti, 2003 : 58)
2.2.3.2. J enis-J enis Saham
Menurut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001 : 6), saham merupakan
surat berharga yang paling popular dan dikenal luas oleh masyarakat. Ada
beberapa sudut pandang yang membedakan saham.
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham
terbagi atas :
a. Saham biasa (common stock)
Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap
pembagian deviden, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi.
Merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi
dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga
obligasi), tetapi juga tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki
investor.
2. Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas:
a. Saham atas unjuk (bearer stocks)
Artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar
mudah dipindahkan dari satu investor ke investor lainnya.
b. Saham atas nama (registered stocks)
Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya,
dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
2.2.3.3. Har ga Saham
Harga saham adalah harga pasar, yaitu harga yang terbentuk di
pasar jual beli saham. Menurut standar akuntansi, harga saham pada
tanggal transaksi untuk perseroan terbatas yang disepakati RUPS untuk
saham yang tidak ada nilai pasar.
Menurut Sartono (2001: 9) Harga saham yang terjadi dipasar bursa
pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal. harga
saham terbentuk dipasar modal dan ditentukan oleh beberapa faktor seperti
laba per lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga
yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian
operasi perusahaan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa harga saham akan
terbentuk dari adanya transaksi yang terjadi di pasar modal yang
ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan
dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang berhak atas
aktiva perusahaan dan bertanggung jawab atas hutang – hutang
perusahaan. Saham yang telah beredar di masyarakat dapat berpindah
tangan melalui pasar sekunder, pasar sekunder di Indonesia adalah Bursa
Efek Indonesia (BEI).
Kekuatan pasar dapat menjadi tombak dalam penentuan nilai
perusahaan, dimana jika pasar menilai bahwa perusahaan penerbit saham
dalam kondisi baik, maka biasanya harga saham perusahaan akan naik.
Demikian pula sebaliknya, jika perusahaan dinilai rendah oleh pasar maka
harga saham perusahaan dinilai rendah oleh pasar sehingga akan
berdampak pula pada harga saham perusahaan yang akan ikut menurun
bahkan bisa lebih rendah dari harga di pasar perdana. Dengan demikian,
kekuatan tawar menawar di pasar sekunder antara investor yang satu
dengan investor yang lain sangat menentukan harga saham perusahaan.
Menurut widiatmodjo, (1996: 46-47) menyatakan ada beberapa
1. Harga Nominal
Yaitu nilai yang ditetapkan oleh perusahaan penerbit saham (emiten) untuk
menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya, besarnya harga nominal
ini tergantung dari keinginan emiten.
2. Harga Perdana
Yaitu harga sebelum saham tersebut dicatat dibursa efek atau harga yang
ditetapkan pada saat penawaran umum. Besarnya harga perdana ini
tergantung dari persetujuan emiten dan jaminan emisi.
3. Harga Pasar
Yaitu nilai jual dari investor yang satu ke investor yang lain. Harga ini
terjadi setelah harga tersebut tercatat dibursa. Besarnya harga ini
tergantung penawaran dan permintaan antara penjual dan pembeli.
4. Harga Pembukaan
Yaitu harga yang diminta antara penjual dan pembeli pada saat jam bursa
dibuka.
5. Harga Penutupan
Yaitu harga yang diminta antara penjual dan pembeli pada saat jam akhir
bursa.
6. Harga Tertinggi
Yaitu harga paling tinggi yang terjadi pada saat transaksi jual beli saham
pada hari bursa.
7. Harga terendah
2.2.3.4. Faktor-Faktor Yang Mempengar uhi Har ga Saham
Menurut Weston dan Brigham (2001: 26), faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham adalah :
1. Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS)
Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan
menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba
per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan
memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong
investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga
harga saham perusahaan akan meningkat.
1. Tingkat Bunga
Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :
a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan
obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual
sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan
menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apbila
tingkat bunga mengalami penurunan.
b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah
biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba
perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi
3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan
Kebijakan pembagian deviden dapat dibagi menjadi dua, yaitu
sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi
disisihkan sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian
deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas deviden
yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga
saham naik.
4. Jumlah laba yang didapat perusahaan
Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan
yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan
prospek yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi,
yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan.
5. Tingkat Risiko dan Pengembalian
Apabila tingkat risiko dan proyeksi laba yang diharapkan
perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham
perusahaan. Biasanya semakin tinggi risiko maka semakin tinggi
2.2.4. Go Publik
2.2.4.1. Penger tian Go Publik
Penawaran umum atau sering pula disebut go public menurut
darmadji dan fakhruddin (2001 : 40) adalh kegiatan penawaran saham atau
efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan GoPublik)
untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara
yang diatur oleh UU pasar modal dan peraturan pelaksanaannya.
a. Periode pasar perdana yaitu ketika efek ditawarkan kepada permodal
oleh penjamin emisi melalui agen perjual yang ditunjuk.
b. Pencatatanefek di bursa yaitu saat efek tersebut mulai diperdagangkan
di bursa.
Menurut Tandelilin (2001 : 35) go public atau penawaran umum
(initial public offering) merupakan kegiatan yang dilakukan emiten untuk
menjual sekuritas kepada masyarakat, berdasarkan tata cara yang di atur
undang-undang-undang dan peraturan pelaksanaannya.
2.2.4.2. Manfaat Go Public
Menurut tjiptono dan fakruddin (2001 : 43) ada beberapa manfaat
go public yaitu :
a. Biaya go public relative murah
b. Pembagian dividen berdasarkan keuntungan
c. Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu
d. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta
memiliki saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan
social.
2.2.5. Lapor an Keuangan
2.2.5.1. Penger tian Lapor an Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. (Munawir
2002: 2)
Salah satu informasi yang bisa digunakan investor dalam menilai
suatu perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan ini merupakan
informasi akuntansi yang menggambarkan seberapa besar kekayaan
perusahaan, seberapa besar penghasilan yang diperoleh perusahaan serta
transaksi-transaksi ekonomi apa saja yang telah dilakukan perusahaan
yang bisa mempengaruhi kekayaan dan penghasilan perusahaan.
Laporan keuangan sangat berguna bagi investor untuk menentukan
keputusan investasi yang terbaik dan menguntungkan. Berdasarkan
analisis terhadap informasi laporan keuangan, investor bisa mengetahui
perbandinagn antara nilai instrinsik saham perusahaan dibanding harga
tersebut investor akan bisa membuat keputusan apakah membeli atau
menjual saham bersangkutan. (Tandelilin 2001 : 233)
2.2.5.2 Bentuk-Bentuk Lapor an Keuangan
Menurut Hanafi (1995:12-20), bentuk-bentuk laporan keuangan
ada tiga yaitu :
1. Neraca
Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan.
Neraca bisa digambarkan sebagai potret kondisi keuangan suatu perusahaan
pada suatu waktu tertentu, yang meliputi asset (sumber daya) perusahaan
dan klaim atas asset tersebut (meliputi hutang dan saham sendiri). Asset
perusahaan menunjukkan keputusan penggunaan dana atau keputusan
investasi pada masa lalu, sedangkan klaim perusahaan menunjukkan
sumber dana tersebut atau keputusan pendanaan pada masa lalu. Dana
diperoleh dari pinjaman (hutang) dan dari penyertaan pemilik perusahaan
(modal).
Neraca terdiri atas 2 sisi :
a) Aktiva, yang menunjukkan aktiva atau harta yang dimiliki perusahaan.
Komponen aktiva dalam neraca terdiri dari : aktiva lancar, investasi, aktiva
tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva lain-lain.
b) Pasiva, yang menunjukkan dari mana dana untuk memperoleh aktiva
tersebut. Komponen pasiva dalam neraca terdiri dari : kewajiban jangka
2. Laporan laba – rugi
Merupakan laporan prestasi perusahaan selama jangka waktu tertentu.
Tujuan dari laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan perusahaan
yang sebenarnya untuk memperoleh untung. Kemampuan perusahaan
terutama dilihat dari kemampuan perusahaan memperoleh laba dari
operasinya.
3. Laporan aliran kas
Laporan ini menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih pada
suatu periode, hasil dari ketiga kegiatan pokok perusahaan yaitu operasi,
investasi, dan pendanaan. Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui
kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya.
2.2.5.3. Tujuan Pelapor an Keuangan
Menurut Kasmir (2008 : 10-11), tujuan pembuatan atau
penyusunan laporan keuangan yaitu:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki perusahaan pada saat ini;
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajian dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat itu;
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu;
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan;
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
suatu periode;
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan;
8. Informasi keuangan lainnya.
Jadi dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan
dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh.
2.2.5.4 Pemakai Lapor an Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 2), pihak-pihak
yang berkepentingan dengan keuangan maupun perkembangan suatu
perusahaan, yaitu :
a. Investor
Mereka membutuhkan informasi untuk menentukan apakah harus
membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut, pemegang saham
tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
b. Karyawan
Mereka tertarik dengan informasi yang memungkinkan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat,
c. Pemberi pinjaman
Mereka tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar
pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya
Mereka tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah jumlah yang terhitung akan dibayar pada saat
jatuh tempo.
e. Pelanggan
Mereka berkepentingan dengan kelangsungan hidup perusahaan
terutama yang berkaitan dengan pinjaman jangka panjang.
f. Pemerintah
Informasi yang dibutuhkan untuk mengatur aktivitas perusahaan
menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun
statistic pendapatan nasional dan pendapatan lainnya.
g. Masyarakat
Laporan keuangan membantu masyarakat dengan menyediakan
nformasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2.2.6. Rasio keuangan
Menurut Munawir (2002 : 64), Rasio menggambarkan suatu
jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat
analisa berupa rasio akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran
kepada penganilisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan
dengan nangka rasio perbandingan yang digunakan sebagai standar.
Menurut Moeljadi (2006 : 48), analisis terhadap kinerja umumnya
dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang mencakup
pembandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industry
yang sama dan mengevaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan
sepanjang waktu. Sebetulnya ada beberapa teknik analisis yang dapat
digunakan adalah analisis rasio yaitu rasio keuangan. Analisis tersebut
akan memeberikan gambaran atau pengukuran relative dari opersai
perusahaan.
Dalam analisis rasio ini terdapat lima kelompok rasio keuangan, yakni (a)
rasio likuiditas; (b) Rasio Aktivitas; (c) Rasio Leverage; (d) Rasio
Profitabilitas; (e) Rasio Nilai Pasar. Rasio keuangan tersebut akan dibahas
satu persatu.
A. Rasio likuiditas
1. Current Rasio
Perbandingan antara aktiva lancar dengan utang dan untuk menghitung
berapa kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar yang
tersedia.
2. Cash rasio
Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendek dengan kas yang tersedia dan efek yang dapat segera
diuangkan.
Cash Ratio =
3. Quick ratio
Untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendek dengan aktiva yang lebih likuid atau yang mudah dicairkan.
Quick Ratio =
B. Rasio Lever age
Rasio ini menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh pihak luar
atau dengan kata lain financial leverage menunjukkan proporsi atau
penggunaan utang untuk membiayai investor perusahaan, rasio-rasio
leverage antara lain
1. Debt Ratio
Mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal
yang berasal dari kreditur. Semakin besar rasio maka semakin besar rasio
yang dihadapi.
2. Debt to Equity Ratio
Rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dengan ekuitas (modal
sendiri). Semakin kecil DER (debt to equity ratio) semakin baik bagi
perusahaan.
Debt to Equity Ratio =
3. Time Interested Earned Ratio
Rasio ini menunjukkan hubungan antar laba sebelum bunga dan pajak
(laba operasi) dengan baban utang jangka panjang. Rasio ini
menggambarkan jaminan keuntungan untuk membayar bunga utang
jangka panjang.
Time Interested Earned Ratio =
4. Fixed Charge Coverage Ratio
Mengukur berapa besar kemampuan perusahaan untuk menutup beban
tetapnya termasuk pembayaran dividen saham prefern, bunga, angsuran
pinjaman, dan sewa.
Fixed Change Coverage Ratio =
C. Rasio aktivitas
Analisis keuangan berkepentingan dengan rasio ini yaitu untuk
mengetahui sebarapa besar efisiensi investasi-investasi pada berbagai
aktiva. Artinya sejauh mana sumber daya organisasi telah dimanfaatkan
1. Days Sales Outstanding
Menunjukkan rata-rata hari yang diperlukan untuk mengubah piutang
menjadi kas. Terlalu tinggi rasio ini bearti kebijakan kredit terlalu liberal
yang berakibat timbul bad debt dan investasi dalam piutang menjadi
terlalu besar.
Days Sales Outstanding =
2. Fixed Assets Turnover
Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva
tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin – mesin, perlengkapan kantor.
Fixed Assets Turnover =
3. Inventory Turnover Ratio
Perusahaan yang perputaran persediannya semakin tinggi menunjukkan
efisien.
Inventory Turnover Ratio =
4. Total assets turnover
Manunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan seluruh
aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba.
Total Assets Turnover =
D. Rasio profitabilitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
Rasio – rasio tersebut antara lain :
1. Gross Profit Margin
Mengukur tingkat laba kotor dibandingkan dengan volume penjualan.
Gross Profit Margin =
2. Operating Profit Margin
Mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volume penjualan.
Operating Profit Margin =
3. Net Profit Margin
Mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume
penjualan.
Net Profit Margin =
4. Return On Investment
Return on investment atau return on assets menunjukkana kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.
Return on investment =
5. Return On Equity
Return on equity yaitu mengukur kemampuan perusahaan memperoleh
laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga
dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang
makin besar maka rasio ini juga akan makin besar.
E. Rasio saham
Rasio ini menunjukkan bagian laba perusahaan, deviden, dan modal yang
dibagikan kepada setiap saham. Rasio-rasio tersebut adalah :
1. Price Earning Ratio
Price earning ratio menunjukkan perbandingan antar harga saham dipasar
perdana atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan
pendapatan yang diterima. PER yang tinggi menunjukkan ekspektasi
investasi tentang prestasi perusahaan dimasa yang akan dating cukup
tinggi.
Price Earning Ratio =
2. Dividend Yield
Dividend yield menunjukkan tingkat penghasilan berjalan yang diperoleh
dari investasi saham perusahaan.
Dividend Yield =
3. Dividend Payout Ratio
Dividend payout ratio menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan
kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.
Dividend payout ratio =
4. Earning Per Share
Earning per share ( EPS ) atau laba perlembar saham merupakan ukuran
saham pemilik. Laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba bagi
pemilik atau EAT. (Sutrisno, 2001:255)
Earning Per Share =
2.2.7. Faktor-Faktor Yang Mempengar uhi Harga Saham
2.2.7.1. Pengar uh Cur r ent Ratio ( CR ) ter hadap Har ga Saham
Rasio yang paling umum digunakan untuk mengetahui
kesanggupan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang
pendeknya adalah rasio lancar. Menurut Munawir ( 2002 : 72 ), mengatakan
bahwa rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar (yang segera
dapat dijadikan uang) ada sekian kalinya hutang jangka pendek. Jika suatu
perusahaan tidak dapat memnuhi kewajiban dalam jangka pendek maka
perusahaan tidak akan memperoleh kesempatan untuk menghasilkan laba.
Brigham dan Houston ( 2006 : 96 ), jika sebuah perusahaan akan
mulai membayar tagihan-tagihannya ( utang usaha ) secara lebih lambat,
meminjam dari bank, dan seterusnya. Jika kewajiban lancar meningkat lebih
cepat dari aktiva lancar, rasio lancar akan turun, dan hal ini pertanda adanya
masalah. Karena rasio lancar merupakan indicator tunggal terbaik dari
sampai sejauh mana klaim dari kreditor jangka pendek telah ditutupi oleh
aktiva-aktiva yang diharapkan dapat diubah menjadi kas dengan cepat, rasio
ini merupakan ukuran solvabilitas jangka pendek.
Weston dan Copeland ( 1994 : 226 ) current ratio dapat dihitung
terdiri dari kas, surat berharga, piutang dagang dan persediaan. Kewajiban
lancar terdiri dari hutang dagang, wesel bayar jangka pendek, hutang
dagang, wesel bayar jangka pendek, hutang jangka panjang dan akan jatuh
tempo, pajak penghasilan yang terhutang. Semakin tinggi rasio lancar,
semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka pendeknya. Rasio lancar sebagai indikator bahan
pertimbangan bagi investor dalam menilai kinerja suatu perusahaan dan hal
ini akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan yang tercermin melalui
harga saham.
Dengan demikian semakin tinggi kemampuan dan stabilitasnya
perusahaan, semakin tinggi, pula harga saham. Sebaliknya semakin rendah
kemampuan dan stabilitas perusahaan mengakibatkan harga saham turun.
2.2.7.2 Pengar uh Debt to Equity Ratio ( DER ) ter hadap har ga saham
Menurut fakhruddin dan hadianto (2001 : 61), Debt to Equity Ratio
(DER) merupakan rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dan
ekuitas ( modal sendiri ). Tingkat Debt to Equity Ratio ( DER ) yang aman
adalah kurang dari 50 persen.semakain kecil DER semakin baik bagi
perusahaan, maka berarti sebagiab struktur modal terdiri dari equity sehingga
resiko financial rendah, ini dapat menaikkan harga saham di pasar modal.
Menurut darsono dan ashari ( 2005 : 76 ), Debt to EquityRatio (
DER ) menunjukkan presentase penyediaan dana oleh pemegang saham
terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan
rendah rasio ini akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka panjang. Hal ini menjadikan harga saham perusahaan akan
naik.
Menurut sutrisno ( 2001 : 249 ), Debt to Equity Ratio ( DER )
merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal
sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri sedikit disbanding
dengan hutangnya. Bagi perusahaan, sebaiknya besarnya hutang tidak boleh
melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi.
Menurut kutipan jurnal njo Anastasia (2003) menunjukkan bahwa
Debt to equity ratio mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
Sehingga apabila suatu perusahaan mempunyai kemampuan untuk
membayar hutang, bagi investor merupakan jaminan keamanan atas
perusahaan tersebut dengan begitu maka harga saham akan semakin naik dan
akan memberikan keuntungan bagi investor. Sebaliknya apabila perusahaan
untuk membayar hutang rendah akan memberikan kekhawatiran bagi investor
yang akan mengakibatkan harga saham menjadi rendah.
2.2.7.3. Pengar uh Retur n On Equity (ROE) ter hadap Har ga Saham
Menurut Tandelilin (2001:240), Return On Equity (ROE) yang
menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba
yang diperoleh pemegang saham.
Menurut Sutrisno (2001:255) Return On Equity (ROE) ini sering
disebut dengan rate of return on Net Worth yaitu kemampuan perusahaan
sehingga ROE ini ada yang menyebutnya sebagai rentabilitas modal sendiri.
Semakin tinggi ROE maka keuntungan yang diperoleh bagi pemegang
saham tinggi dan saham perusahaan tersebut akan diminati oleh para
investor sehingga harga saham akan naik. Begitu sebaliknya , apabila ROE
rendah maka keuntungan yang diperolehpun semakin rendah , sehingga
harga saham turun.
Menurut Sawir (2005 : 20) return on equity memperlihatkan sejauh
manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur
tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal
sendiri atau pemegang saham perusahaan. Perubahan ROE akan
mempengaruhi harga saham bila ROE cukup tinggi maka perusahaan yang
mempunyai kemampuan untuk membagi dividen yang cukup tinggi dari
perusahaan tersebut dapat dikatakan menggunakan equity dengan efisien
dan efektif, sehingga para pemegang saham percaya bahwa kemudian hari
perusahaan akan memberikan pendapatan yang lebih besar.
Menurut jurnal penelitian oleh nurmalasari (2009), penelitian
tersebut menghasilkan bahwa Return On Equity (ROE) mempengaruhi harga
saham.
Menurut kutipan jurnal Njo Anastasia (2003) menunjukkan bahwa
Return On Equity mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa ROE yang
merupakan hasil pengembalian modal sendiri perusahaan, semakin tinggi
dan saham perusahaan tersebut akan diminati oleh investor sehingga harga
saham akan naik.
2.2.7.4 Pengar uh Ear ning Per Share ( EPS ) ter hadap Harga Saham
Menurut tandelilin ( 2001 : 241 ), informasi laba per lembar saham
atau lebih dikenal dengan Earning Per Share ( EPS ) suatu perusahaan
menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi
semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa
diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan meskipun bebrapa
perusahaan tidak mencantumkan meskipun beberapa perusahaan tidak
mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan
keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan bias kita hitung
berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan.
Semakin tinggi nilai EPS merupakan hal yang menggembirakan
pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk
pemegang saham, maka pemegang saham akan tertarik untuk membeli
saham perusahaan sehingga dapat meningkatkan harga saham (darmadji dan
fakhruddin, 2001:139).
Menurut kutipan jurnal lia nirawati (2003) menunjukkan bahwa
Earning Per Share mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Apabila
semakin tinggi EPS suatu perusahaan menunjukkan semakin besar laba
perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham sehingga pemegang
saham akan tertarik untuk membeli saham perusahaan yang nantinya akan
Apabila semakin tinggi tingkat EPS suatu perusahaan
menunjukkan semakin besar laba perusahaan yang disediakan oleh
pemegang saham sehingga pemegang saham akan tertarik untuk membeli
saham perusahaan yang nantinya akan mempengaruhi harga saham.
2.3 Ker angka Konseptual
2.4 Hipotesis
Adapun hipotesis yang diajukan dalam menangani masalah yang terjadi
pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa efek Indonesia adalah
sebagai berikut:
a. Current Ratio ( CR ) berpengaruh positif terhadap harga saham
perusahaan real estate dan property yang go public di Bursa Efek
Indonesia. CR (X1)
EPS (X2)
HARGA SAHAM (Y)
DER (X2)
b. Debt to Equity Ratio ( DER ) berpengaruh negatif terhadap harga saham
perusahaan Realate dan Property yang go public terhadap harga saham di
Bursa Efek Indonesia.
c. Return On Equity ( ROE ) berpengaruh positif terhadap harga saham
perusahaan Real Estate dan Property terhadap harga saham di Bursa Efek
Indonesia.
d. Earning Per Share ( EPS ) berpengaruh positif terhadap harga saham
perusahaan Real Estate dan Property terhadap harga saham di Bursa Efek
3.1 Definisi Oper asional Dan Penguk uran Var iable
Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang telah dikemukakan,
maka variable yang akan dianalisis dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Var iabel Dependen Y
Harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah harga
saham penutupan (closing price) per tahun pada perusahaan real estate
dan property yang go publik dengan periode waktu penelitian dari
tahun 2007 hingga tahun 2010. Harga saham merupakan indikator
nilai perusahaan yang memasyarakatkan sahamnya di BEI. Indikator
pengukuran menggunakan satuan Rupiah per lembar saham. Skala
pengukuran adalah rasio.
2. Var iabel Independen X
a. Current Ratio (X1)
Indikator untuk menunjukkan tingkat keamanan kredit
jangka pendek atau kemampuan peusahaan untuk membayar
hutang. (Weston dan Copeland , 1994 : 226) Dengan