• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN DAN SIKAP INOVASI DENGAN KINERJA GURU SMP SUB RAYON 2 KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN DAN SIKAP INOVASI DENGAN KINERJA GURU SMP SUB RAYON 2 KOTA MEDAN."

Copied!
207
0
0

Teks penuh

(1)

Syahrul. Hubungan Efektivitas Pcngawsan dan Sikap lnovasi Oengan Kinerja Guru SM P Sub Rayon 2 Ko1a f\ 1cdan. Tesis. Progra m P asc:~sarjana Uni med. 20 I 0. Guru bertugas sebagai med iator da n fasi litator untu k mcntrasferkan ilmu pe ngeta huan pada siswa sesuai dengan S K dan KD scrta kompctensi lulusan tingka t satuan pendidikan. Saat ini guru kurang e fe ktif dalam memahami tugas dan tanggung jawah tersebut. Penclitian ini lx:rtujuan mengungkapka n hubungan antara: I) efektititas pengawasan dengan kinerja guru, 2) sikap inovasi dcngan kinerja para guru, dan 3) efektititas pengawasa n dan sikap inovasi .secant bcrsama-sama de ngan kinerja para guru di SMP Sub Rayon 2 Kota Medan.

Populasi penclitian adalah scluruh guru Sekolah Mencngah Pertama (SMP) Sub Rayon 2 Kota Mcdan bcrjumlah 209 orang dan sam pcl di tari k

~ebanyak 77 orang yang dita rik secara proforsiona l ral)dom sampling. Penclitian ini terdiri dari tiga variabel. yaitu: k i ne~ja guru, e fektititas pcngawasan , dan sikap inovasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tcknik kuesioncr/ a ngkel. Angket scbelum digunakan menjaring data pcnclitian tcrlebih dahulu diujicobakan. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu analisis dcskripsi dan d ilanjutkan dengan uji hipotesis. Sebelum uji hipotcsis dilakukan analisis prasyarat yaitu uji normalitas, uji linieritas dan keberartian persamaan reg res i. Hipotesis I dan 2 d iuji dcngan korelasi dan rcgresi sederhana, hipotesis 3 d iuj i dcngan korelasi dan regresi ganda. Keberanian koetisicn korelasi diuji dcngan ru mus t.

Hasil penelitian mcnunjukkan terdapat hubungan antara: I) efektivitas pengawasan dengan kinerja guru SMP dengan korelasi 0,454, 2) sikap inovasi dengan kincrja guru SMP dengan korelasi 0,627 dan 3) cfcktivitas pengawasan dan sikap inovasi sccarc~ bersama-sama dengan kinerja guru SM P dengan korelasi 0,681. Bcsarnya sumbangan relatif efektivitas pengawasan tcrhaJap kinerja guru, yaitu sebcsar

27,51

%dan sikap inovasi tcrhadap kincrja guru sebesar 72,49 %. Besarnya sumbangan e fektif dari efektivitas pcngawasan tcrhadap kinerja guru, yaitu sebesar

12,75 %

dan sikap inovasi sebesar 33.58

%.

llal ini berarti bahwa sikap inovasi mempunyai sumbangan efektif yang lebih bcsar di bandi ngkan efektivitas pcngawasan dalam menjclaskan (mempcngaruhi) kinc~ja guru S MP Sub Rayo n 2 kota Mcdan dcngan taraf signi tikansi

5

%.

Para guru, agar sela lu meningkatkan sikap inovasinya . Pcningkatan s ikap inovasi akan mc ningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya. Pe ningkatan sikap inovasi dapat di lakukan melalui: terbuka tcrhadap pengala man dan atau pengetahuan baru, merespon dengan positif terhadap ino vasi-inovasi pe mbe lajaran yang ada,

serta

k reatif mencari media, sumbcr dan metode pembelaja ran ya ng dapa l dilakukan dalam melaksanakan Lugas.
(2)

Syahrul. The Relation Between ·roe S upervision Et'tC:ctiveness and lrutovation Attitude and The Performance of Junior Secondary School Teachers Sub-District 2 Medan. Thesis. The

Unimed Graduate Program 201 0.

Teachers have duties as mediators and facilitators for transferring knowledge to . students based on ~mpetency standard (SK) and basic Competency (KD) as well as graduate competency of unit level education. Now

<Iars,

1he teachers are less effective in understanding the duties and responsibilities. This research aims to reveal the relationship between: I) The supervision effectiveness aod the teachers performance, 2) The innovation attitude and the teachers performance, 3) Both the effectiveness and innovation attitude altogether and the teachers performance at tbe junior secondary school Sub-District 2 Medan.

The research population is all teachers of the junior secondacy school Sub-District 2 total 209 people. And 77 of them are drawn as the samples by proportional random sampling, This

research

consists of three variables, namely: The teachers performance, the supervision effectiveness and the questionnaire attitude. The questionnaire used to get the research data are firstly tested. The technic of dala analysis and then followed by hypothesis testing. Before doing the prerequisite analysis namely normality test. linearity test and significance of regression equation, hypothesis I and 2 are tested with simple regression and correlation. Hypothesis 3 is tested with the fonnula t

The results of the research indicate that there is the relationship between : 1) The supervision effectiveness of junior secondaly sch.ool teachers perfonnance with the correlation of 0,4 54, 2) The innovation attitude with the correlation of 0,627, and 3) Both the supervision effectiveness and innovation attitude altogether with the correlation of 0,681. The amount of relative contribution of the supervision effectiveness toward teachers performance is that 27,51% and the innovation effectiveness is 72.494/e. The amount of effective contribution of the supervision effectiveness toward teachers performance is that

12,75% and the innovation attitude is 33,58%. This means that the innovation attitude has a greater effective contribution than the supervision effectiveness in explaining (affecting) the performance of junior secondary school teachers Sub-district 2 Medan with the significance level of5%.

Teachers are hoped that they will always improve their irutOvation attitude. The improvement of the innovation attitude will in.aease the teachers performance in carrying out their duties. The ina-easing of innovation can be done through : having open-minded toward new knowledge and/or experience, responding positively toward available learning irutovation, and finding creatively the media, source and method of learning that can be done in carrying out their duties as well.

(3)

(MiL.IK.

PERPIJSTAKAAt~

LIJNIME[)

-HUBUNGAN EFEKl'IFITAS PENGAWASAN DAN

SIK.A ..

P

INOV ASI DIINGAN KINERJA GURU SMP

SUB RAYON 2 KOTA

MEOAN

TESIS

Oleb :

Di.qui<m1 Ur.tuk lvfemenuhi Persyaratan

Dalam fl.·femprn:;hh Oe.la~ 1Y/agister Pendidikan

Program Studi Adminisrrasi Pendidilwn

PROGRAM STUlH ADMINISTRASI PENDIDIKAN

:PROGRA.M

PASCAS A RJANA

UNIV ERSlT AS

NEGE 1~t

1\'IEDAN

(4)

HVBUNGAN EFEKTIFlTAS PENGA WASAN DAN SlKAP lNOVASl DENGAN KINERJA GURU SMP SUB RAYON 2 KOTA MEDAN

Disusun dan diajukan oleh :

SYAHRUL NIM.081188130013

Telah Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis

Pada Hari Kamis Tanggal 24 Pebruari 20 II dan Dinyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Medan, 24 Pebruari 2011

-

Menyetujui

Tim Pemb imbing

Pembimbing l

~u

Prof. Dr. H. lbnu Hajar Damanik. M.Si. NIP. 19630520 19703 1 004

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Prof. Dr. H. Syaiful Sagalp. S.Sos. M.Pd. NIP. 19580509 198611 1 001

Pembimbing II

----4.

Prot

~

ir.

M.Pd.

NIP. 19590324 19601 1 001

- ~ ~.

, y ' .

.• \ . . . _.. ,. ~ . · -. . -.. -. r·\

.r

(5)

UJIAN TESIS MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN

No

l.

Nama

Prof. Dr. H. lbnu Hajar Damanik. M. Si.

(Pembimbing

I )

2.

Prof. Dr. H. Abdul Munir, M. Pd.

(Pembimbiog

m

3.

4.

5.

Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S. Sos.

M.

Pd.

(Peoguji)

Prof. Dr. Siman Nurbadi, M. Pd.

(Penguji)

Dr. Zulkifli Matondang, M. Pd.

(Penguji)

Nama Mabasiswa

NIM

Tanggal Ujian

Tanda Tangan

:SYAHRUL

: 081188130013

(6)

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang selalu memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan ba ik . Tesi s

ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Magiste r

Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak baik moril m a upun materil, yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu. Semoga b antuan dan dorongan yang telah diberikan m enjadi amaJ ibadah

dan mendapatkan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa, Amiin.

Rasa terirna kasih terutama penulis sampaikan kepada :

l. Prof. Dr. H. Syawal Gultom. M.Pd. Rektor- Universitas Negeri Medan dan

sem ua staf yang telah memberikan fasilitas belajar selama penulis mengikuti

perkuliahan di Program Pascasrujana Universitas Negeri Medan.

2. Prof. Dr. Belferik Manullang selaku Direktur Sekolah Pasca Srujana

Universitas Negeri Medan.

3. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M .Pd. Ketua Prodi sekaligus sebagai Nara sumber

dalam penulisan tesis ini, dan Drs. Yasaratodo Wau, M.Pd. Sekretaris Prodi

Administrasi Pendidikan PPs. Universitas Negeri Medan.

4. Prof. Dr. H. lbnu Hajar, M.Si, Pembantu Dekan II FIP sekaligus sebagai

Pembimbing I dalam penyusunan tesis ini.

5. Dr. H. Abdul Munir, M.Pd selaku Pembimbing II dalam penyusunan tesis ini.

6. Dr. Zulkifli Matondang, M.Pd selaku Nara sumber dalam penyusunan tesis ini. 7. Prof. Dr. Siman Nurhadi, M.Pd selaku Nara sumber dalam pen yusunan tesis

ini.

iii

(7)

,-Medan. .Januari 2011

Syahrul

(8)

DAFTAR lSI .. ... ... . . . .. . ... . ... . ... . ... ... . .. . . .. . . ... . . . . .. .. v DAFTAR TABEL ... ... ... ... ... ... ... ... .. ... .. .. ... ... .. ... V II

DAFTAR GAMBAR .... ... ... . .. .. .. .... .. .... . .. .. ... V III

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN

A . Latar Belakang Masalah ... ... . .. . . .. . .. . .. . . ... . .. . .

B. 5

E. Man faat Penelitian ... . ... . . .. ... .. .. .... .... ... . ... .. .. .. . . . 7 F. Tujuan Penelitian .... ... . .... ... .. ... . .. . . .. .. . . .. .. . . .. . . .. 8

LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teoretis . . . ... . . ... .. ... ... .. . . .. . . . .. .. . .. . .. . . . .. .. . I. Hakikat Kinerja Guru ... . . .. . ... .. .... .. .... .. ... .... . .. .. .. .. ... .. .. 2. Efektivitas Pengawasan .... . . .... . .... ... .. ... ... . ... ... . ... . . .. .. . 3. Hakikat Sikap lnovasi ... ... . ... . ... .. .. . .. ... ... ... .. .... . B . Penelitia n Yang Relevan .. .... ... .. . . .. . . . ... . ... .. ... ... .

9 9 9 25 29 36 C. Kerangka Berpikir . . .. . . .. . . . .. . . .. .. . . .. . . . .. . .. .. .. . . . .. .. . 3 7 D. Hipotesis Penelitian .. .. . .. ... _.. ... .. ... .. .. .. . .. . . .. .. .. .. 4 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42

A. T e mpat dan Waktu Penelitian ... . . ... ... ... .. . . .. . . .. . .. .. .. 4 2 B. Po pulasi d a n Sam pel . . .. .. . . .. . .. .. . . .. .. .. .. .. . .. . . .. . .. . . .. .. . . . 4 2 C. Metode Penelitian .... . ... .. .. . . .. . ... .. .. . . .. . . .. .. . .. . 4 7 D. V a riabel dan Desain Penelitian .. ... . ... . . .. . .. . ... . .. .. .. . . .. .. . .. . . 47 E. D e fini s i Operasional Variabel Penelitian .. .. .. . . .. .. . .. .. .. .. .. . . 48

F. T e kn ik Peng umpulan Data 49

(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN OAN PEMBAHASAN A. Deskrips i Data Penelitian . . .... . .... . .

I. Efektivitas Pengawasan .... .. . .. .. ... .

58 58 58 60

3 . Kinerj a Guru SM P ... ... . . ... .. . . . .. ... . .. . . ... . ... ... ... 61

63 C . Pengujian Persyaratan Anal isis .... ... ... ... ... ... .... .. ... .. .... . 66

I. Uji Normalitas .. .. ... ... ... ... ... ... ... 66

2. Uji Linieritas dan Keberartian Persamaan Rege rsi .. ... .... ... 67

D. Pengujian Hipotesis ... ... ... ... ... .... ... ... ... 69

E . Pembahasan Hasil Penelitian ... .... ... .. .... .. ... . . .. . ... ... .. ... 76

F. Keterbatasan Penelitian ... .. ... .... ... .. ... .. ... .. .. ... ... ... . 80

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 82 A. Kesimpulan . . . .. . . .. . . 82

B. hnplikasi . . . .. . .. . . 83

C. Saran ... . . . ... . . .. . . .. . .. . ... . ... . ... . ... .

DAFT AR BACAAN

LAMPI RAN

vi

88

91

(10)

Daftar hal

Tabel L Jumlah Guru Berdasarkan Asal Sekolah ... ... ... 43

Tabel 2. Distribusi Guru SMP Sub Rayon 2 Kota Medan TahW1 2010 ... 43

Tabel 3. Kebcradaan G uru Berdasarkan Strata. ... ... 44

Tabel 4. Hasil PerhitW1gan Sam pel Menurut Strata ... ... .. 46

Tabel 5. Penentuan Sam pel Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan M asa Ketja .... .46

Tabel 6. Kisi-K isi lnstrurnen Kinctja Guru. .... : .. , ... 51

Tabel 7 . Jumla.h Guru Berdasarkan Asal Sekolah ... 4 3 Tabel 8. Kisi-kisi lnstrumen Efektifitas Pengawasan ... 52

Tabel I. Kisi - Kisi lnstrurnen Sikap Inovasi ... 53

Tabel 9. Hasil Uj icoba Instrumen Penelitian. ... 5 5 Tabel 10. Distribusi Frekuensi Skor Efektivitas Pengawasan ... .. ... ... 59

Tabel 11 . Distribusi Frekuensi Skor Sikap Inovasi.. ... 60

Tabe1 12. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kinetja Guru ... 62

Tabel 13. Kategori Kecenderungan Data ... ... 63

Tabel 14. Tingkat Kecenderungan Efektivitas Pengawasan ... ... 63

T abel 15. Tingkat Kecenderungan Variabel Sikaj>Ioovasi ... , .. , ... 64

Tabel 16. Tingkat Kecenderungan Variabel Kinetja Guru ... 65

Tabel 17. Rangkuman Hasil Analisis Uji Kenonnalan Data ... 66

[image:10.542.41.472.95.635.2]
(11)

Tabel 22. Ringkasan ANA VA Keberartian Persamaan Regresi Y atas X2- -· ··· ··· 73

Tabel 23. Ringkasan ANA v A Keberart.ian Regresi y atas XI dan x2··· 74

Tabel 24. Ringkasan Analisis Korelasi ParsiaL .... ... ... .. ... ... .... ... ... ... 75

[image:11.541.40.481.70.618.2]
(12)

Daftar hal

Garnbar l. Sekolah Sebagai Sistem. ... .... ... ... 9

Garnbar 2 . Paradigma H ubungan Antar Variabel Penelitian ... ... .47

Garnbar 3 . Histogram Skor Efektivitas Pengaw asan ... ... 59

z

?

(13)

Dafiar hal

Lampiran l . Instrumen PenelitiarL. ... ... ... ... ... 94

Lampiran 2. Contoh Perhitungan Ujicoba Inst:rumen ... ... ll4

Lampiran 3. Data Penelitian ... 123

(14)

PERPIJSTAKAAt~

LIJNIME[)

-HUBUNGAN EFEKl'IFITAS PENGAWASAN DAN

SIK.A ..

P

INOV ASI DIINGAN KINERJA GURU SMP

SUB RAYON 2 KOTA

MEOAN

TESIS

Oleb :

Di.qui<m1 Ur.tuk lvfemenuhi Persyaratan

Dalam fl.·femprn:;hh Oe.la~ 1Y/agister Pendidikan

Program Studi Adminisrrasi Pendidilwn

PROGRAM STUlH ADMINISTRASI PENDIDIKAN

:PROGRA.M

PASCAS A RJANA

UNIV ERSlT AS

NEGE 1~t

1\'IEDAN

(15)

HVBUNGAN EFEKTIFlTAS PENGA WASAN DAN SlKAP lNOVASl DENGAN KINERJA GURU SMP SUB RAYON 2 KOTA MEDAN

Disusun dan diajukan oleh :

SYAHRUL NIM.081188130013

Telah Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis

Pada Hari Kamis Tanggal 24 Pebruari 20 II dan Dinyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Medan, 24 Pebruari 2011

-

Menyetujui

Tim Pemb imbing

Pembimbing l

~u

Prof. Dr. H. lbnu Hajar Damanik. M.Si. NIP. 19630520 19703 1 004

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Prof. Dr. H. Syaiful Sagalp. S.Sos. M.Pd. NIP. 19580509 198611 1 001

Pembimbing II

----4.

Prot

~

ir.

M.Pd.

NIP. 19590324 19601 1 001

- ~ ~.

, y ' .

.• \ . . . _.. ,. ~ . · -. . -.. -. r·\

.r

(16)

No

l.

Nama

Prof. Dr. H. lbnu Hajar Damanik. M. Si.

(Pembimbing

I )

2.

Prof. Dr. H. Abdul Munir, M. Pd.

(Pembimbiog

m

3.

4.

5.

Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S. Sos.

M.

Pd.

(Peoguji)

Prof. Dr. Siman Nurbadi, M. Pd.

(Penguji)

Dr. Zulkifli Matondang, M. Pd.

(Penguji)

Nama Mabasiswa

NIM

Tanggal Ujian

Tanda Tangan

:SYAHRUL

: 081188130013

(17)

Syahrul. Hubungan Efektivitas Pcngawsan dan Sikap ln o vasi Dengan Kinerja Guru SMP Sub Rayon 2 Kota Mcda n. Tesis. Program Pascasarjana Unimed. 2010. Guru bertugas sebagai mediator dan fasilitator untuk mentrasferkan ilmu pengetahuan pada siswa sesuai dengan SK dan KD serta kompetensi lulusan tingkat satuan pendidikan. Saat ini guru kurang e fektif dalam memahami tugas dan tanggung jawab tersebut. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan hubungan antara: I) efektifitas pengawasan denga n kinerja guru , 2) s ikap inovasi dengan kinerja para guru, dan 3) efektifi tas pengawasan dan sikap inovasi .secara bersama-sama dengan ki nerja para guru di SM P Sub Rayo n 2 Kota Medan.

Populasi penelitian adalah seluruh guru Sekolah Mencngah Pertama (SMP) Sub Rayon 2 Kota Medan berjumlah 209 orang dan sampel di tarik ~eba ny ak 77 orang yang ditarik secara proforsional ra~dom sampling. Penelitian ini terdiri dari tiga variabel. yaitu: kinerja guru, efektifitas pengawasan, dan sikap inovasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik kuesioner/ angket. Angket sebelum digunakan menjaring data penelitian terlebih dahulu diujicobakan. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu analisis deskripsi dan d ilanjutkan dengan uj i hipotesis. Sebelum uji hipotesis dilakukan ana lisis prasyarat yaitu uji nonnalitas, uji linieritas dan keberartian persamaan regresi. Hi potesis I dan 2 diuji dengan kore lasi dan regresi sederhana, hipotesis 3 d iuji dengan korelasi dan regresi ganda. Keberartian koefisien korelasi diuji dengan ru mus t.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan an tara: I) efektivi tas pengawasan dengan kinerja guru SMP dengan kore lasi 0,454, 2) sikap inovasi de ngan kinerja guru SMP dengan kore lasi 0,627 dan 3) efektivitas pengawasan dan sikap inovasi secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP dengan korelasi 0,68 I . Besarnya su m bangan relati f efektivitas pengawasan terhadap kinerja guru, ya itu sebesar 27,51 % dan sikap inovasi terhadap kinerja guru sebesar 72,49 %. Besarnya sumbangan efekti f da ri efcktivitas pengawasan terhadap kinerja guru , yaitu sebesar 12,75 % dan sikap inovasi sebesar 33,58 %. Hal ini berarti bahwa sikap inovasi mempunyai sumbangan efektif yang lebih besar di bandingkan efektiv itas pengawasan dalarn menjc laska n (mempengaruhi) kinerja guru SMP Sub Rayon 2 kota Medan dengan taraf signifikansi 5 % .

Para guru , agar selalu meningkatkan sikap inovasinya. Peningkatan sikap inovasi akan men ingkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya. Peningkatan sikap inovasi dapat di lakukan melalui : terbuka terhadap pengalaman dan atau pengetahuan baru, merespon dengan positif terhadap inovasi-inovasi pembelajaran yang ada, serta kreatif mencari media, s umber dan metode pembelajaran yang dapat dilakukan dalam melaksanakan tugas.

(18)

Syahrul. The Relation Between The Supervision Et'l:ectlveness and Innovation Attitude and The Performance of Junior Secondary School Teachers Sub-District 2 Medan. Thesis. The

Unimed Graduate Program 2010.

Teachers have duties as mediators and facilitators for transferring knowledge to . students based on competency standard (SK) and basic Competency (KD) as well as graduate competency of unit level educatioa Now days, the teachers are less effective in understanding the duties and responsibilities. This research aims to reveal the relationship between: I) The supervision effectiveness and the teachers performance, 2) The innovation attitude and the teachers performance, J) Both the effecti veness and innovation attitude altogether and the teachers performance at tbe jtmior secondary school Sub-District 2 Medan.

The research population is all teachers of the junior secondary school Sub-District 2 total 209 people. And

n

of them are drawn as the samples by proportional random sampling. This research consists of three variables, namely: The teachers performance, the supervision effectiveness and the questionnaire attitude. The questionnaire used to get the research data are firstly tested. The technic of data analysis and then followed by hypothesis testing. Before doing the prerequisite analysis namely normality test, linearity test and significance of regression equation, hypothesis I and 2 are tested with simple regression and correlation. Hypothesis 3 is tested with the formula t.

The results of the research indicate that there is the relationship between : I) The supervision effectiveness of junior secondary school teachers perfonnance with the correlation of0,454, 2) 11te innovation attitude with the correlation of 0,627, and 3) Both the supervision effectiveness and innovation attitude altogether with the correlation of 0,681. The amount of relative contribution of the supervision effectiveness toward teachers performance is that 27,51% and the innovation effectiveness is 72,49%. The amount of effective contribution of the supervision effectiveness toward teachers performance is that

12,75% and the innovation attitude is 33,58%. This means that the innovation attitude has a greater effective contribution than the supervision effectiveness in explaining (affecting) the performance of junior secondary school teachers Sub-district 2 Medan with the significance level of 5%.

Teachers are hoped that they will always improve their innovation attitude. The improvement of the innovation attitude will increase the teachers perfonnance in carrying out their duties. The increasing of innovation can be done through : having open-minded toward new knowledge and/or experience, responding positively toward available learning innovation, and finding creatively the media, source and method of learning that can be done in carrying out their duties as well.

(19)

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang selalu memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan ba ik . Tesi s

ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Magiste r

Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak baik moril m a upun materil, yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu. Semoga b antuan dan dorongan yang telah diberikan m enjadi amaJ ibadah

dan mendapatkan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa, Amiin.

Rasa terirna kasih terutama penulis sampaikan kepada :

l. Prof. Dr. H. Syawal Gultom. M.Pd. Rektor- Universitas Negeri Medan dan

sem ua staf yang telah memberikan fasilitas belajar selama penulis mengikuti

perkuliahan di Program Pascasrujana Universitas Negeri Medan.

2. Prof. Dr. Belferik Manullang selaku Direktur Sekolah Pasca Srujana

Universitas Negeri Medan.

3. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M .Pd. Ketua Prodi sekaligus sebagai Nara sumber

dalam penulisan tesis ini, dan Drs. Yasaratodo Wau, M.Pd. Sekretaris Prodi

Administrasi Pendidikan PPs. Universitas Negeri Medan.

4. Prof. Dr. H. lbnu Hajar, M.Si, Pembantu Dekan II FIP sekaligus sebagai

Pembimbing I dalam penyusunan tesis ini.

5. Dr. H. Abdul Munir, M.Pd selaku Pembimbing II dalam penyusunan tesis ini.

6. Dr. Zulkifli Matondang, M.Pd selaku Nara sumber dalam penyusunan tesis ini. 7. Prof. Dr. Siman Nurhadi, M.Pd selaku Nara sumber dalam pen yusunan tesis

ini.

iii

(20)

,-Medan. .Januari 2011

Syahrul

(21)

KATA P EN GA NTAR ... ... ... ... ... .. ... .... ... .... . ... ... .... I V

DAFTAR lSI .. ... ... . . . .. . ... . ... . ... . ... ... . .. . . .. . . ... . . . . .. .. v DAFTAR TABEL ... ... ... ... ... ... ... ... .. ... .. .. ... ... .. ... V II

DAFTAR GAMBAR .... ... ... . .. .. .. .... .. .... . .. .. ... V III

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN

A . Latar Belakang Masalah ... ... . .. . . .. . .. . .. . . ... . .. . .

B. 5

E. Man faat Penelitian ... . ... . . .. ... .. .. .... .... ... . ... .. .. .. . . . 7 F. Tujuan Penelitian .... ... . .... ... .. ... . .. . . .. .. . . .. .. . . .. . . .. 8

LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teoretis . . . ... . . ... .. ... ... .. . . .. . . . .. .. . .. . .. . . . .. .. . I. Hakikat Kinerja Guru ... . . .. . ... .. .... .. .... .. ... .... . .. .. .. .. ... .. .. 2. Efektivitas Pengawasan .... . . .... . .... ... .. ... ... . ... ... . ... . . .. .. . 3. Hakikat Sikap lnovasi ... ... . ... . ... .. .. . .. ... ... ... .. .... . B . Penelitia n Yang Relevan .. .... ... .. . . .. . . . ... . ... .. ... ... .

9 9 9 25 29 36 C. Kerangka Berpikir . . .. . . .. . . . .. . . .. .. . . .. . . . .. . .. .. .. . . . .. .. . 3 7 D. Hipotesis Penelitian .. .. . .. ... _.. ... .. ... .. .. .. . .. . . .. .. .. .. 4 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42

A. T e mpat dan Waktu Penelitian ... . . ... ... ... .. . . .. . . .. . .. .. .. 4 2 B. Po pulasi d a n Sam pel . . .. .. . . .. . .. .. . . .. .. .. .. .. . .. . . .. . .. . . .. .. . . . 4 2 C. Metode Penelitian .... . ... .. .. . . .. . ... .. .. . . .. . . .. .. . .. . 4 7 D. V a riabel dan Desain Penelitian .. ... . ... . . .. . .. . ... . .. .. .. . . .. .. . .. . . 47 E. D e fini s i Operasional Variabel Penelitian .. .. .. . . .. .. . .. .. .. .. .. . . 48

F. T e kn ik Peng umpulan Data 49

(22)

BAB IV HASIL PENELITIAN OAN PEMBAHASAN A. Deskrips i Data Penelitian . . .... . .... . .

I. Efektivitas Pengawasan .... .. . .. .. ... .

58 58 58 60 3 . Kinerj a Guru SM P ... ... . . ... .. . . . .. ... . .. . . ... . ... ... ... 61

63 C . Pengujian Persyaratan Anal isis .... ... ... ... ... ... .... .. ... .. .... . 66 I. Uji Normalitas .. .. ... ... ... ... ... ... ... 66 2. Uji Linieritas dan Keberartian Persamaan Rege rsi .. ... .... ... 67 D. Pengujian Hipotesis ... ... ... ... ... .... ... ... ... 69 E . Pembahasan Hasil Penelitian ... .... ... .. .... .. ... . . .. . ... ... .. ... 76 F. Keterbatasan Penelitian ... .. ... .... ... .. ... .. ... .. .. ... ... ... . 80

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 82

A. Kesimpulan . . . .. . . .. . . 82

B. hnplikasi . . . .. . .. . . 83

C. Saran ... . . . ... . . .. . . .. . .. . ... . ... . ... . ... .

DAFT AR BACAAN

LAMPI RAN

vi

88

91

(23)

Daftar hal

Tabel L Jumlah Guru Berdasarkan Asal Sekolah ... ... ... 43

Tabel 2. Distribusi Guru SMP Sub Rayon 2 Kota Medan TahW1 2010 ... 43

Tabel 3. Kebcradaan G uru Berdasarkan Strata. ... ... 44

Tabel 4. Hasil PerhitW1gan Sam pel Menurut Strata ... ... .. 46

Tabel 5. Penentuan Sam pel Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan M asa Ketja .... .46

Tabel 6. Kisi-K isi lnstrurnen Kinctja Guru. .... : .. , ... 51

Tabel 7 . Jumla.h Guru Berdasarkan Asal Sekolah ... 4 3

Tabel 8. Kisi-kisi lnstrumen Efektifitas Pengawasan ... 52

Tabel I. Kisi - Kisi lnstrurnen Sikap Inovasi ... 53

Tabel 9. Hasil Uj icoba Instrumen Penelitian. ... 5 5

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Skor Efektivitas Pengawasan ... .. ... ... 59

Tabel 11 . Distribusi Frekuensi Skor Sikap Inovasi.. ... 60

Tabe1 12. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kinetja Guru ... 62

Tabel 13. Kategori Kecenderungan Data ... ... 63

Tabel 14. Tingkat Kecenderungan Efektivitas Pengawasan ... ... 63

T abel 15. Tingkat Kecenderungan Variabel Sikaj>Ioovasi ... , .. , ... 64

Tabel 16. Tingkat Kecenderungan Variabel Kinetja Guru ... 65

Tabel 17. Rangkuman Hasil Analisis Uji Kenonnalan Data ... 66

Tabel 18. Ringka<>an ANA VA Untuk Persamaan Y atas X1 ••••••••••• •• •••••• • ••••••••••••••• •• 68

[image:23.542.41.472.95.635.2]
(24)

Tabel 22. Ringkasan ANA VA Keberartian Persamaan Regresi Y atas X2- -· ··· ··· 73

Tabel 23. Ringkasan ANA v A Keberart.ian Regresi y atas XI dan x2··· 74 Tabel 24. Ringkasan Analisis Korelasi ParsiaL .... ... ... .. ... ... .... ... ... ... 75

[image:24.541.40.481.70.618.2]
(25)

Daftar hal

Garnbar l. Sekolah Sebagai Sistem. ... .... ... ... 9

Garnbar 2 . Paradigma H ubungan Antar Variabel Penelitian ... ... .47

Garnbar 3 . Histogram Skor Efektivitas Pengaw asan ... ... 59

z

?

(26)

Lampiran l . Instrumen PenelitiarL. ... ... ... ... ... 94

Lampiran 2. Contoh Perhitungan Ujicoba Inst:rumen ... ... ll4

Lampiran 3. Data Penelitian ... 123

(27)

A . Latar Bclakang Masalah

Peningkatan mutu suatu se kolah sanga t erat ka itannya den g an

keberadaan komponen-komponen sistem pendidikan, baik yang be rs ifat human

resources maupun material resources. K ed ua kom ponen tersebu t tid a k ha nya

dituntut keberadaannya nam un juga perbaikan kua litasnya. Hal itu perlu

dilaksan akan a gar tuj uan pendidikan dapat segera tercapai. Nam un terbukt i

bah wa peningkatan mutu pendidikan lebih dipengaruhi oleh kualitas yan g bers ifat

human reso urce s . Hal ini dapat difahami bahwa material resource s tidak d apat

bermanfaat tanpa adanya komponen human resource s, karena human yang m am pu menggerakkan dan mendayagunakan material resource s .

Komponen sistem pendidikan yang bersifat human resources terdiri atas tenaga kependid ikan guru dan non guru. Komponen human resources dapat digolongkan menjadi: tenaga pendidik, pengelo la satuan pendidikan, pe ngawas .

peneliti, pengembang di bidang pendidikan, laboran dan teknisi sumber bela jar,

d an lainnya.

Di antara komponen-komponen sistem pendidikan yang be rsifat human

resources yang sering mendapat sorotan adalah tenaga pendidik ata u g uru dan

pengawas tingkat satuan pendidikan. Perhatian terhadap pengawa s s at ua n

pendidi ka n lebih disebabkan pada posisi nya sebagai pengawas pelak san a

pend idikan yang berinteraksi langs ung dengan dunia pengajaran di sekolah .

(28)

pandangan, pe mbawa cerita. aktor. dan seba g ainya.

Setiap s ekola h m e miliki pera n s tra teg is dal a m pengemba nga n s umber d a.J:l

manusia (SDM) untuk peningkatan m utu pendidika n. Pada saat ini tanggun g_

jawab bertambah besar bagi setiap sekolah untuk mewujudka n empat pila r

pembelajaran, yai tu :learning to know (belajar untuk mengetahui). learning to d o

(belajar untuk berkarya). belajar membentuk jati diri (learning to beJ d a n

learning 10 l ive togeth er (belajar untuk hidup bersama). Da lam m e wujudkan

e mpat p ilar pem belajaran tcrsebut, peran guru adalah sebagai ma naj er dalam

proses pembelajaran. Demikian halnya, keberadaan guru terutama dalam

membentuk pribadi anak (learning to be) sangat pcnting dalam pcmbelajaran . Aktiv itas guru dalam pembelajaran mulai dari merencanakan, mcngorganis ir.

memotivasi, memimpi n dan mengevaluasi hasil pembelajaran yang berlangsung.

Secara sistemik, peran guru dalam melangsungkan pembelajaran secara

efektif sangat signifikan. Pembelajaran yang efektif ada lah proses yang berhasil

atau m encapai tujuan sebagaimana ditetapkan dengan mendayagunakan sumber

daya pembelajaran yang ada. Guru menggunakan kcrnampuan profesionalnya

u ntuk m enggerakkan sumber daya pembelajaran sehingga tercapai tujua n

pengajaran yang di tetapkan. Guru perlu mengarahkan siswa agar akti f helajar

d alam kela s. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar adalah pada wa k tu

guru mengajar, guru harus mengusahakan agar siswanya akti f. baik jasmani

maupun rohani yang m e liputi: (a) keaktifan indera; pendcngaran, penglihatan .

(29)

pe raba dan lain-lain. (b) keaktifitn aka!; akal a na k-anak haru s aktif untuk

memecahkan masal ah. (c) keaktifa n ingatan, yaitu aktif menerim a bahan pelajaran

di sampaikan o leh guru, (d) keaktifan emosi. murid se na ntiasa bcru saha mencinta i

mata pe lajara n yang disampaikan oleh guru.

Dari hasil observasi penulis diperoleh bahwa ada 8 SMP yang berada

pada Sub Rayon 2 Kota Medan. Pada tahun ajaran 2009/2010, siswa kelas Ill

pada Sub Rayon 2 Kota Medan yang mengikuti ujia n Nas ional, memiliki nilai

rata-rata hanya sebesar 32,43 dari 4 mata pelajaran yang diuji kan. Hasil Ujian

Nasional yang di selenggarakan pad~ tahun 2010, menunjukkan bahwa masih

banyak siswa yang tidak lulus Ujian Nasional karena ada nilai di bawah kriteria

sehi ngga harus mengikuti ujian ulangan . Data ini menunjukkan bahwa masih ada

masala h Ujian Nasional yang terjadi pada SMP Sub Rayon 2 Kota Medan. Salah

satu faktor yang diduga penyebab masalah Ujian Nasional (umumnya mutu

pend idikan) di SMP Sub Rayon 2 Kota Medan yaitu kualitas dan kinerja para

tenaga pendidik (guru) yang mengajar pada sekolah tersebut. Guru mempunyai

tu gas salah satunya sebagai mediator dan fasilitator untuk mentrasferkan ilmu

pengetah uan pada siswa sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar

serta kom petensi lulusan tingkat satuan pendidikan.

lronisnya saat ini, situasi dan kondisi kurang mendukung sehingga guru

kurang efekti f dalam memahami peran dan tanggung jawabnya. Lebih lanjut para

guru seperti tertinggal oleh kemajuan dan kurang gesit dalam menghadapi

perubahan-perubahan yang terjad i di li ngkunga n ke rjanya, seh ingga dirasa

(30)

tanggung jawabnya. Kenyataa n ini me nimbulkan kekhawatiran ba g i para

pemerhati pe ndidikan , sehingga m e ndo rong penyelenggara pendidikan untuk

meningkatkan kincrja, kualitas dan pro fes ionalisme para guru.

Banyak hal yang dapat m e mpengaruhi kinerja dan profesionalisme g uru,

diantaranya yaitu sikapnya terhadap profesi guru dalam rangka mengikuti

perkembangan dan inovasi pen didika n, menjalin komunikasi antar sesama

komponen human resourcer da la m pend id ikan, pengetahuan dan penga la mannya

dalam pembelajara n, kee fektifan pengawas satuan pendidikan, manajeme n kepala

sekolah, da n lai nnya. Upaya untuk peningkatan kinerja dan profesiona lisme guru

dapat di lakukan untuk memicu berkembangnya berbagai aspek dalam diri guru

baik itu ketrampilan, pengetahuan, maupun sikapnya, serta dari luar diri gu ru

sepert i pengawasan yang baik. Dengan berkembangnya aspek-aspek tersebu t

dapat meningkatkan kreati fi tas guru dalam menjalankan tugas, mem pertebal rasa

tanggung_jawab, meningkatkan kinerja dan profesionalisme dalam bekerja.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan jenjang pendid ikan dasar

yang berfungsi dalam mengem bangkan potensi peserta didik lulusan SO menjadi

lebih optimal sehingga siap memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA) atau

sekolah sederajatnya. SMP juga merupakan satu institusi pendidikan yang telah

memberi kan kontribusi besar bagi pencerdasan kehidupan bangsa, khus us nya

masyarakat di Sumatera Utara.

SMP Negeri d i Kota Medan merupakan suatu lembaga pendidikan yang

selalu komit dan bertanggung j awab dalam peningkatan mutu pendidi kan.

(31)

proses bel ajar mcngajar di kel as dan kualitas guru. Kcnyataan pada SM P Ncgcri

Kota Medan masih adanya kescnjangan-kesenjangan yang terjadi tentan g kine1j a

para guru, yang akhirnya menimbulkan pertanyaan apa saja yang menjadi kendala

dalam peningkatan kinerja guru?. Untuk itu perlu diteliti lebih la njut tcntang

faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas dan kinerja para guru di SMP

Sub Rayon 2 Kota Medan. Dalam rencana penelitian ini ingin diketahui

bagaimana kinerja para guru dan hu bu ngannya dengan sikap inovasi yang

dilakukan para gu ru dalam meningkatkan mutu pendidikan serta kecfekti fan

pengawasan da lam meningkatkan kinerja para guru SMP Sub Rayo n 2 Kota

Medan.

B. Identifikasi Masalah

Guru merupakan suatu jabatan profesi. Untuk menjadi guru harus

memiliki suatu pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu, agar menjad i

professional. Guru yang profesional harus memahami berbagai hal yang berkaitan

dengan fungsi dan tugas guru. Permasalahan kinerja dan profesionalisrne pa ra

gu ru SMP Sub Rayon 2 di Kota Medan diperkirakan dipcngaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal guru. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja dan

profesionalisme guru antara lain dapat dipertanyakan sebagai berikut: Apakah

persepsi terhadap profesi guru dapat mempengaruhi kinerja guru?, Apakah strata

pendidikan guru berpengaruh terhadap kinerja mengajar?, Apakah penghasilan

(gaji) dapat mem pengaruhi k inerja mengajar guru?, Apakah iklim lingk ungan

(32)

interpersonal y an g dijalin berpengaruh tcrhadap kinerja guru '?, Apukah sikap

inovasi guru berpe ngaruh tcrhadap kinerj a guru? Apakah kepcmirnpinan Kc pala

Sekolah be rpen garuh te rhadap kinerja mengajar guru?, Apa kah pcngawa s

berpengaruh tc rhadap kinerja guru? Bagaimana hubungan pengetahuan

metodologi mengajar dengan kinerja mengajar guru?. Bagaimana hubungan

pengetahuan/ kemam puan merancang pembelajaran terhadap kinerj a mengajar

guru?, Apakah pelatihan ker:ja berpengaruh terhadap kinerja me ngajar g uru?,

Apa kah ketersed iaa n med ia dan sumber belajar berpengaruh te rh ada p ki nerja

mengajar guru ?, Bagaimana hubungan manajemen sekolah dengan kinerj a guru?,

Bagaimana bentuk dukungan masyarakat untuk menunjang optimalisasi kinerja

guru?, Apakah jarak domisili dengan tempat bekerja berpengaruh terhadap

kine rj a gu ru?, Apakah pengalaman (lamanya mengajar) mempengaruhi kinerja

guru?, Bagaimana bentuk dukungan masyarakat untuk meningkatkan kinerja

mengajar Guru?, Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap profesi guru?,

Bagaimanakah hubungan antara pengawasan dengan kinerja para guru?,

Bagai manakah bentuk hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja

guru?, dan apakah jumlah siswa dalam satu kelas berpengaruh terhadap kinerja

guru ?, serta lainnya.

C. Pemba tasan Masalah

O leh karena ban yaknya faktor yang dapat mempengaru hi kin er:ja dan

profesionalisme guru dalam pem belajaran, serta mengingat waktu, d ana d an

(33)

yaitu : (I) Efcktifita s Pcngawasan dan (2) Sikap lnovasi Guru , sedan gk an va riabel

terikat ada lah kine1:ja guru di SMP Sub Rayon 2 Kota Mcdan.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi dan pembatasan masalah, maka masalah

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai beri kut:

I . Apakah terdapat hu bungan yang berart i antara efekti fitas p enga wasan dengan

kinerja para gu ru S MP Sub Rayon 2 Kota Medan?

2. Apaka h terdapat hubungan yang berarti antara sikap inovasi deng an ki nerja

para guru S MP Sub Rayon 2 Kota Medan?

3. Apakah terdapat hubungan yang berarti antara efektifitas pengawasan dan

s ika p inovasi secara bersama-sama dengan kinerja para guru SMP Sub Rayon 2

Kota Medan?

E. Ma nfaat Peneli tia n

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi:

I. Para Kepala SMP Sub Rayon 2 Kota Medan sebagai masukan dalam rangka pembi naan dan pengembangan kinerja dan profesional isme guru

2. Para g uru SMP Sub Rayon 2 Kota Medan sebagai masukan untuk melak uka n

evaluasi d irinya sebagai guru

3 . Para Pengawas SM P Sub Rayon 2 Kota Medan, sebagai masukan dal am rangka

pembinaan profesi dan kinerja bagi guru dan peningkatan pen ga wasan yang

(34)

4. Peneliti lain yang akan melakukan penelitian lanjutan tcntang kinerj a dan

profesionali sme guru.

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan tentang:

I . Hubungan antara efektifitas pengawasan dengan kiner:ja para guru di SMP Sub

Rayon 2 Kota Medan

2 . Hubu ngan antara si kap inovasi dengan kinerja para guru di SM P Sub Rayon 2

Kota Med an

3. Hubunga n antara efektifitas pengawasan dan sikap inovasi secara

bersama-sama d engan kinerja para guru di SMP Sub Rayon 2 Kota Medan

(35)

BAB II

LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teoretis

l. Hakikat Kinerja Guru

a. Sekolah Se bagai Suatu Sistem

Sekolah merupakan sebuah sistem. Menurut Winardi (2005 : 135), Sebuah sistem adala h suatu konglomerasi elemen-elemen atau bagian-bagian yang saling

mempengaruh i (kadang-kadang secara positif, dan kadang-kadang secara negatit)

den gan tujuan mencapai atau menciptakan sasaran tertentu yang dikehendaki oleh

sistem yang bersangkutan. ldris dalam lhsan {2005: I 08) mengemukakan, sistem

adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen

atau u nsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional

yang teratur, tidak sekadar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu

hasil (producL). Sebagai suatu sistem, sekolah memiliki komponen inti yang

terdiri dari input, proses, dan out put. Komponen-komponen tersebut tidak dapat

dipisah ka n satu sama lain karena merupakan satu kesatuan utuh yang saling

tcrkait, terikat, mempengaruhi, membutuhkan, dan menentukan. Oleh karena itu,

perubahan satu komponen akan berpengaruh terhadap komponen-komponen

lainnya. Sekolah sebagai sistem dapat digambarkan sebagai berikut :

~~~-

lnp_ut~~~

~

_ rr_ose_s

~~~-0-ut_put~

Gam bar 2.1 Sekola h sebagai suatu sistem (sumber: Winardi 2005)

(36)

Mc nurut Komariah dan Triatna (2006: I ) men ya takan, bahwa sekolah

me rupakan s uatu sistem yang kompleks ka re na sc lain te rdiri atas

input-proses-output juga memiliki akuntabilitas terhada p ko nte ks pe ndidika n dan outcome.

Denga ri demikia n, pendekatan contex-input-otu come ( C IPP and o utcome)

menjadi pendekatan sistem sekolah. Output pendidikan merupakan fokus dari

ihktiar pend idi kan, dan input menjadi masukan y ang penting bag i output, tetapi

yan g jauh lebih penting adalah bagaimana mendayagunakan input terse but yang

terkait dengan indiv idu-individu dan sumber-sumbcr lain yang ada di sekolah

sehingga output lebih berkualitas.

Sekolah merupakan organisasi sosial yang menyediakan layanan

pembelajaran bagi masyarakat Sebagai organisasi, sekolah merupakan sistem

te rbuka karena, mempunyai hubungan-hubungan dengan lingkungan. Selain

sebagai wahana pembelajaran, lingkungan juga merupakan tempat berasalnya

masukan (input) sekolah. Komariah dan Triatna (2006:3) menyatakan, Input

sekolah adalah segala masukan yang dibutuhkan sekolah untuk terjadinya

pemrosesan guna mendapatkan output yang diharapkan . Input merupakan

bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat suatu generasi yang disebut sebagai

manusia seutuhnya. Input sekolah dalah diidentifikasi yaitu manusia (man), uang

(mo ney), materiallbahan-bahan (materials), metode-metode (methods), dan

mesin-mesin (machines).

Di sam pi ng berdasarkan tinjauan input dengan kategor i di atas, dapat j uga

(37)

manajemen atau kepemimpinan . Menurut Hadi sa rosa da lam Komariah dan

Tria tna (2006 :3 ).

"Input manajemcn adalah seperang kat tu g as (di sertai fungsi , kewenangan,

tanggung jawab, kewajiban, dan hak), rencana, program , ketentuan-ketentuan

untuk menjalankan tugas, pengendalian, dan kesan positi f yang ditanamkan oleh

kepala sekolah kepala warga sekolah. Seda ngka n inp ut sumber daya meliputi

sumber daya manusia dan sumber daya lai nnya. Sum ber daya manusia sekolah

terdiri d ari kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya.

Proses penyelenggaraan sekolah merupakan kiat manajemen sckolah

dalam mengelola masukan-masukan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan

atau output sekolah. Winardi (2005: 1730) mendefinisikan, proses adalah kegiatan

yang men transformasi input menjadi output. Sesuai dengan hal tersebut Selamet

da lam Komariah dan Triatma (2006:5) menyatakan, bahwa proses adalah

" sesuatu" menjadi "sesuatu yang lain". Proses berlangs ungnya sekolah intinya

adalah berlangsungnya pembelajaran, yai t u te rjadinya interaksi antara siswa

dengan guru yang didukung oleh perangka t lai n sebagai bagian keberhasilan

proses pembelajaran. Sahagian lain dari sistem seko la h adalah output. Output

yang dihasilkan sekolah mestinya harus dapat menjamin m utunya. Output sekolah

d apat dikatakan sebagai siswa yang berhasil keluar sebagai pemegang dari ajang

pergulata n ilm u yang diakhiri dengan ujian-ujian dan menghasilkan suatu nilai

penghargaan, berupa an gka-angka nilai yang memiliki kompetensi yang

dipersyaratkan. Output yang berkualitas m erupakan hasil dari proses yang

(38)

Bertitik tolak dari hal di atas, ma ka kualitas output atau mutu lulusan

merupakan has il da ri kinelja guru melalui pe ngetahua n kepem impinan pedagogis

dan motivas i kerj anya dalam membcrda ya kan scmua siswa untuk me ningkatkan

proses. Baik buruknya mutu lulusan sangat ditentukan ole h kine rja guru. Oleh

karena pendidikan adalah investasi sehingga harus terkait kembali hasil atau

lulusan yang bermanfaat/menguntungkan secara finansial dan sosial. Apabila

ditinjau dari sudut lulusan, output sekolah adalah lul usan yang berguna bagi

kehid upan, yaitu lul usan yang bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, dan

lingkun gannya. Artinya, lulusan ini mencakup juga outcome, yaitu hasi l dari

investasi pendidikan yang selama ini dijalani siswa untuk menjadi suatu yang

berguna dan bermanfaat (benefit). Secara kasat mata, outcome pendidikan sekolah menegah adalah siswa dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi.

Sedangkan bi la tidak melanjutkan maka dalam kehidupannya dapat berhasil

mencari nafkah dengan bekelja kepada orang lain atau mandiri, hidup layak, dapat

bersosialisasi, dan bermasyaralcat.

b. P e ningkatan Mutu L ulusan

Pengertian lulusan adalah yang sudah lulus ujian. Lulusan (output) sekolah fokusnya adalah pada siswa. Lulusan (output) adalah siswa yang duduk di bangku terakhir pada suatujenjang pendidikan dan sudah lulus ujian.

Sedangkan pengertian mutu adalah baik buruknya sesuatu. Senada dengan

hal tersebut Sagala (2007:169) me ny im pu lka n, bahwa mutu berkenaan dengan

(39)

menyebutkan, bahwa mutu ialah kescluruhan gambaran dan karakteristik suatu

produk berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen.

Menurut Crosby dalam Kamars (2005:315) me nyatakan, bahwa kualitas

adalah kesesuaian dengan yang dipersyaratkan atau standar. Jadi, mutu lulu~>an

adalah tinggi atau rendahnya kemampuan (kognitif, prilcomotorik, dan afektif)

peserta didik yang dihasilkan oleh lembaga pend idikan .

Berdasarka n uraian di atas, maka pengertia n pen ingkatan mutu lulusan

adalah upaya gu ru sebagai pengelola pendidikan melalui semua kom ponen

sekolah untuk meningkatkan kemampuan (kognitif, prikomotorik, dan afoktif)

peserta didik yang dihasilkan oleh lembaga sekolah .

Dengan digulirkannya otonomi pendidikan yang merupakan salah satu

kewenangan esensial daerah, peluang besar untuk meningkatkan mutu

pendidikan/mutu lulusan merupakan tolok ukur kualitas sumber daya manusia di

daerah. Guru di daerah melalui Dinas Pendidikan memiliki kewenangan penuh

dalam menentukan k.ualitas lulusan di daerah, baik melalui sistem penerimaan

siswa baru, pembinaan profesionalisme guru, penentuan sistem evaluasi, dan

sebagainya. Dari berbagai faktor penentu meningkatkan kualitas lulusan terseb ut

guru merupakan faktor penentu, dengan kata lain keberhasilan meningkatkan

mutu lulusan pada lembaga sekolah sangat ditentukan ofeh performance guru ,

karena bagaimanapun baiknya semua komponen pendidikan apabila pengelolanya

tidak baik, maka upaya meningkatkan mutu lulusan tidak akan opti ma L

Mutu lulusan menjadi variabel determina n ketika pendidikan telah menjadi

(40)

keragu raguan dari masya rakat terh a d a p produk pendidikan. Banyak pihak

beranggapan bahwa lembaga pe ndidikan yang ada tidak berusaha secara maks imal

untuk dapat meningkatkan rnutu, baik mutu proses maupun mutu hasil sebagai

implikasi dari terjadinya pembe lajaran di sekolah .

Sesuai dengan konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), bahwa guru

sekolah dan masyarakat mern iliki peran da lam pengembangan kemarnpuan

sekolah untuk meningkatkan m utu pendidikan. Administrasi dan Manajemen

Pendidikan semestinya harus ada dalam diri seorang guru agar efekti f

memberdayakan komponcn pendidikan yang ada di dalam maupun di luar

sekolah.

Dalam konsep MBS, proses yang ingin dicapai dari penerapan manajernen

pendidikan berbasis sekolah adalah bagaimana agar setiap sekolah dapat mencapai

tujuan sekolah. Pencapaian tujuan sekolah yang sesuai dengan tuntutan kinerj a

sekolah, disebut sebagai proses bermutu. Oleh karena itu, mutu proses akan

menghasilkan mutu hasil (mutu output), dan untuk mendapatkan proses dan hasi l yang bermutu, dipe.-lukan adanya upaya dari manajemen sekolah untuk memenuh i

tuntutan mutu, karena memang itulah yang menjadi harapan dan keinginan

masyarakat penggunajasa pendidikan.

Keinginan masyarakat terhadap pendidikan yang bermutu merupakan

tantangan bagi guru untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Menurut

Siahaan (2006: 12 1 ), bahwa sekolah berm utu adalah sekolah yang dapat mencapai

tujuan sekolah dan dapat m emuaskan seluruh masyarakat yang me manfaatkanjasa

(41)

bahwa proses dan hasil pe mbe laj a ra n di sekolah itu bermutu, merupakan indikas i

bahwa seko lah itu tclah berh as il m emuaska n pelanggannya. Artinya, a nakn ya

telah me ndapatka n pekerj aan dan memudahkan mereka untuk mela nju tka n

pendidikan ke jenjang berikutnya dengan berbekal pengetahuan dan keterampilan

yang diperolehn ya dari suatu sekolah. Mutu, adakalanya terbentuk melalui opini

masyarakat yang merasa terpuaskan dengan proses dan hasil pendidikan ya ng

diselenggarakan di sekolah.

Mutu itu dapal dilihat bagaimana sekolah melalui performance guru dapat

melaksanakan tugas sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan pelat ih sesuai

dengan t unt utan kurikulum yang telah ditetapkan secara baku dalam konteks lokal

maupun nasional. Performance guru sangat menentukan keberhasilan sekolah

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pendidikan adalah memanusiakan manusia. Sekolah sebagai lembaga

pendidikan merupakan wadah memanusiakan manusia muda, lembaga pembentuk

watak, karakter dan mengembangkan potensi dasar dari setiap peserta didik,

sehingga mutu menjadi sesuatu yang krusial. Artinya, bagaimana agar sekolah

mampu secara efektif dan efisien mencapai tujuan pendidikan, yaitu pendidikan

yang dapal mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik.

Dalam proses pendidikan yang bermutu, terlibat berbagai input, seperti

bahan ajar (kognilif. afektif. dan psikomotorik), metode penyampaian materi pada

saat proses belajar mengajar, sarana lembaga pendidikan, dukungan administrasi

dan sarana prasarana dan su mbe r daya lainnya; serta penciptaan suasana yang

(42)

dicapai oleh lembaga pendidikan pada setiap kurun waktu tertentu . Prestasi yang dicapai tersebut dapa t be rupa hasil tes/ujian kemampuan akademik maupun kemampuan potensial pese rta didik lainnya seperti olah raga, seni dan komputer. Tujuan akhir dari pendidikan bermutu adalah untuk mencapai kepuasan pe langgan atau bersesuaian dengan masyarakat, dan meningkatkan jumlah siswa berprestasi sehingga mem udahkan mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenja ng berikutnya.

Kual itas lulusan yang baik dari sekolah merupakan harapan yang harus diwujudkan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 pasal 25 ayat {I) menyebutkan standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Sedangkan ayat (2) memberi maksud standar kompetensi lulusan mel iputi: kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Peraturan pemerintah ini merupakan payung pencerahan pendidikan, peningkatan mutu suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi, menetapkan standar lulusan suatu hal yang berat, tetapi mesti dilakukan.

(43)

c. Kinerja guru

Secara e timologi perfo rmance adalah kinerja. Jhon M. Ec h o ls dan Hassan

Sadly, (2000 :425), pe rform a nce adalah (I) daya guna; (2) prestas i: da n (3 ) has il.

Kinerja adalah (I) sesuatu yang dicapai; (2) prestasi yang diperl ihatkan ; dan (3)

kemampuan kerja. Perform ance menurut Sagala (2007:180), yan g be rarti unjuk

kerja atau kinerj a adalah manifestasi has il karya yang dicapai oleh suatu intitusi.

Kirkpatrick dan Ni xon dalam Sagala (2007: 179), mengartikan k inerja sebagai

ukuran kesukse san dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (d irencanakan)

sebelumnya. Komariah dan Triatna (2006:26) menyatakan, bahw a kua litas

kehidupan kerja merupakan kinerja sekolah yang ditunjukkan oleh ukura n-ukuran

tentang bagaimana warga sekolah merasakan hal-hal sepertipekerjaan,

keman faatannya, kepastiannya, keadaannya, ·kondisi kerjanya, kesan dari staf

terhadap atasannya, kolega kerjanya, peluang untuk maju, pengembangannya ,

keselamatan dan keamanannya, serta imbalan jasanya. Dari beberapa pengertian

di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kelja yang dicapai dari

kemampuan dan motivasi kerja yang optimal. Jadi kinerja guru yang dimaksudka n

dalam penelitian ini adalah prestasi kerja guru yang dicapai melalui kemamp uan

dan motivasi kerja yang optimal dalam upaya men ingkatkan mu tu lulusan pada

lembaga pendidikan .

Pada bagian ini dikemukakan terlebih dahulu pengertian Kine~ja menurut

para ahli sebagai keran gka pembahasan selanjutnya. Timpe (1993) rnen definisikan

kinerja, adalah penilaia n ti ngkat kerja yang dikerjakan dengan jelas . K inerja

(44)

untuk berbu at den ga n teknik-te knik yang sesuai, sehingga d a pat mcmberikan

indikasi sejauh mana kemungkinan pekerjaan dapat dilakukan. Sedangkan

motivasi merupa kan keinginan untuk mclakukan hal-hal yang direncanakan sesuai

dengan kemampua n.

Peters dan O ' Connor dalam Timpe (1993) menyatakan bahwa kinerja

adalah kulminasi dari tiga elemen yang sating berkaitan, yaitu: keterampilan,

upaya, dan sifat keadaan eksternal. Sedangkan menurut Sahertian ( 1994), kinerja

biasanya dikaitkan dengan jabaran tugas yang menyangkut pengetahuan,

keterampi Jan dan ciri khas dari perilaku kerja seseorang.

De feni si kinerja yang berhubungan dengan tugas dikemukakan oleh

Schermerhorn yang dikutip langsung oleh Wahjosumidjo ( 1999:38) yai tu :

Perfor:mance is a summary measure of the quanJity and quality of contributions

made by an individual or group to the production purpose of the work unit and

organization". Jadi kine rja adalah sebagai prestasi atau sumbangan yang

diberi kan seseora ng baik secara kuantitatif maupun kua litatif yang terukur dalam

rangka membantu tercapainya tujuan organisasi.

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa kinerja adalah perilaku

kerja seseorang sesuai tu ntu ta n tugasnya baik pengetahuan, keterampilan, maupun

sikap pribadi nya ketika melaksanakan tugas.

Kunc i keberhasilan suatu sekolah dalam upaya meningkatkan mutu

lulusan pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas kinerja seorang

guru. Sebagaimana uraian di atas, bahwa ki nerja guru berperan dalam

(45)

seseorang dalam mencapai hasil kerja sesuai denga n tuju a n ya n g dih arapka n.

Apabil a kinerja seseorang itu baik, maka hasil kerjanya a ka n bai k pula. Denga n

kata la in, baiknya kinerja guru akan dapat menunjukka n ku a litas ke be rhas ila n

kerjanya di sekola h. Guru berperan sebagai kekuata n yang m ~ nj a di kekuatan

penggerak kehidupan di sekolah; guru harus memahami tugas dan fungsi mereka

demi kebe rhasilan sekolah, serta memili ki ke pedulian kepada siswa.

Guru adalah pengelola me mpunyai peranan yang sa ngat penting dalam

meningkatkan m utu lulusan. Danim (2002:127) menyatakan, bah wa apapun

bentuk d an bagaimanapun ragam pembaharuan kurikulum, pen ingkatan

kompetens i guru, perubahan struktur pendidikan, dan pengadaan sarana dan

prasarana pendidikan, semua itu tidak akan banyak memberi arti terhadap

pen ing katan mutu layanan kepada anak didik apabila lembaga pendidikan itu

tidak ditata administrasinya secara efektif dan efisien. Guru memerlukan

instrumen yang mampu menjelaskan berbagai aspek lingkungan sekolah dan

kerjanya dalam memantau perjalanan kearah masa depan yang menjanjikan.

Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru adalah mengernbangkan

potensi peserta didik dengan menciptakan suatu situasi yang kondusif sehingga

anak m elakukan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.

Sardiman. A.M. (2003:47) berpendapat bahwa mengajar adalah "suatu usaha

untuk rnenciptakan kondisi lingkungan yang mendukung dan memungkinkan

berlangsungnya proses belajar". Dalam hal ini proses pembelajara n m enekankan

pencapaian tujuan baik berdi mensi kogniti f, afektif maupun psikomotor sehi ngga

(46)

Hal ini tc rga ntung pada profesionalitas dan pengabdi a n g uru tcrhadap nilai-nilai

kcpribadian peserta didik di sekolah.

Le bih lanjut dijelaskan Sardiman, bahwa s uatu proses be lajar mengajar

diartika n ba ik bila proses tersebut dapat membangkitka n keg iatan belajar yang

efektif. Tugas profesional guru adalah melakukan kegiatan mengajar, dan

selanjutnya murid memberikan respon-respon yan g disebut belajar. lnteraksi

kedua kegiata n ini yaitu mengajar dan belajar d i d al a m ke las disebut proses

pengajaran. Guru melakukan kegiatan mengajar di dalarn kelas. Men urut Davis

(1 991 :35 ) peranan guru sebagai manaj~r dalarn proses pengajaran I)

Merencanakan ; yaitu menyusun tujuan belajar- mengajar (pengajaran), 2)

Mengorganisasikan ; yaitu; menghubungkan atau menggabungkan seluruh sumber

daya belajar-mengajar dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien, 3)

Me mimpin; yaitu memotivasi para peserta didik untuk siap rnenerima materi

pelajaran, 4) Mengawasi; yaitu apakah pekerjaan atau kegiatan bel ajar mengajar

mencapai tujuan pengajaran. Karena itu harus ada proses evaluasi pengajaran

sehi ngga diketahui hasil yang dicapai

T ugas rn e rencanakan (planning) adalah menyusun dan rnenetapkan tujuan

belajar, mengorganisasikan (organizing) adalah mengatur dan menghubungkan

sumber belajar sehingga dapat mewujudkan tujuan belajar dengan cara ya ng

pal ing efektif, efi sien dan dalam cara seekonomis mungkin , memimpin (leading)

adalah memotivasi, mendorong, dan menstimulisasikan atau mcm bcri ka n inspirasi

terhadap siswanya agar mereka siap akan tuj uan nyata dari belajar, dan

(47)

kepemimpinannya cukup berhasil untuk merea lisasikan tujuan yang telah ditetapkan. Jika tujuan itu tidak dapat direalisas ika n ma ka seba iknya diperhatikan kembali dan mengatur situasi pembelajarannya, serta tidak merubah tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa guru harus mampu melihat kembali kesalahan yang terjadi dan mampu memandang masa depan yang semakin kompleks.

Tugas pokok guru sebagai pengelola harus dapat: menetepkan sasaran, mengorganisasikan, memotivasi dan mengkomunikasikan, mengukur hasil, dan mengembangkan kemampuan siswa dan diri sendiri. Berbagai konsep mengenai tugas pengelolaan pembelajaran tersebut pada prinsipnya adalah sama, dalam hal ini guru sebagai pengelola pembelajaran harus mengetahui apa yang dicapai dan dengan apa mencapainya, bagaimana cara melakukan agar tujuan tercapai, dan bagaimana menentukan bahwa tujuan telah tercapai.

Selanjutnya Davis (1991: 12-13) mempertegas, keempat langkah bentuk tugas itu merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai pengelola pembelajaran di kelas. Dalam hal ini, diperhitungkan akan muncul perta nyaan. Apakah sudah semua guru yang mengajar telah mampu melakukan ke-empat bentuk langkah tugas itu? Selanjutnya David menambahkan tugas guru sebagai pengelola pembelajaran adalab menyakinkan siswa untuk melakukan sesuatu yang dibutuhkan sebagai tujuan belajar dalam bentuk nyata.

(48)

umumnya, yang antara lain memberikan sederetan indikasi-indikasi sebagai

ciri-ciri keberhasilan organisasi, seperti (I) tercapa inya tujuan organisasi ; (2)

pemenuhan dan pendayagunaan segala sumber da ya ya ng ada sec ara maksimal:

(3) pelayanan yang paling baik dari organisasi kepada masyarakat.

Sekolah pada jenjang SMP dihadapkan pada persaingan mutu yang ketat

dan manajemen sekolah yang kompleks, seh ingga pemahaman yang akurat

tentang tujua n serta metode oleh setiap gu ru untuk menc apai tujuan adalah amat

vital. Guru harus mengenal kebutuhan semua komponen pendidikan dalam

melaksanakan tugas profesionalnya, kemudian guru menyediakan kebutuhan

tersebu t untu k menyesuaikan perilaku ang berorientasi pada tujuan.

Menurut Gibson dalam Danim (2002: 13 I), bahwa kelemahan administrasi

pend id ikan sebagian besar disebabkan ketidakmampuan para pengelola dalam

menjalankan fungsinya secara profesional. Maka, efek lanjutan dari kelemahan

sistem administrasi pendidikan yang berkepanjangan adalah semakin

tertinggalnya kemaj uan pendidi kan dilihat da r i sudut kemaj uan sektor ekonomi,

industri, dan non industri. lnovasi dalam berbaga i bidang, seperti kurikulum,

sarana dan prasarana, pola pendidikan kepada anak, dan sebagainya, tidak akan

banyak manfaatnya tanpa kemampuan administratif yang memadai dari para

pengelolanya.

Men urut Sutikno (2006:1 12-113), ada beberapa faktor yang

mem pengaruhi produktivitas kerja, yaitu "(I) Sikap mental, yaitu meliputi

motivasi kerja, disi plin kerja, dan etika kerja; (2 ) pendid ikan; (3) manajemen; (4)

(49)

(8) teknologi; (9) kesempatan berprestasi; dan (I 0) lingkungan dan iklim kerja. Dari beberapa faktor tersebut., faktor sikap mental, pendidikan, manajemen dan keterampilan lebih berkontribusi terhadap produktivitas. Pada bagian lain Sutikno (2006: Ill) mengemukakan, bahwa produktivitas dapat dipengaruhi oleh kecakapan dan motivasi. Kecakapan tanpa motivasi atau motivasi tanpa kecakapan, keduanya tidak dapat menghas ilkan keluaran yang ti nggi. Demikian juga Manullang (2006:70) menyebutkan, motivasi utama untuk bekerja bukan hanya sekedar untuk memperoleh penghasilan, tetapi ia bekerja untuk menunj ukkan bahwa ia bisa melakukan yang terbaik dalam hidupnya melalui pekerjaannya. lni berarti, faktor sikap mental, pendidikan, manajemen, dan keterampilan lebih mempengaruhi produktivitas dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya.

(50)

Mutu lulusan yang baik d an ses ua i dcn gan ke but uh an masyaraka t aka n

besar penga ruhnya terhadap produk tiv itas o rganisasi. Ko ma riah da n Triatna

(2006 : 16) mendetinisikan, produ kti v itas ada la h pe rba ndin ga n te rbaik antara hasil

yan g diperoleh (output) dengan jumlah s um ber yan g dipergun akan (input) .

Apabila sebuah lembaga sekolah sudah dapat menghasilkan lulusan yang

berkua litas, maka lulusannya pada waktu bekerja akan menu njukkan cara kerj a

memperoleh kepercayaan dari berbagai pihak, yang akhirnya akan berpengaruh

terhadap produ ktiv itas individu di tern pat kerja masing-masing.

Berdasarkan urian di atas, maka secara operasional bahwa kinerja guru

yang dim aksudkan dalam penelitian ini adalah perilaku/penampilan dan cara kerja

guru dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya sebagai

pengelola pendidikan diantaranya adalah perancangan pengajaran, pengelolaan

pengajaran, penilaian hasil belajar dan pengaruh belajar dalam upaya peningkata n

mutu lulusan. Hal ini tercennin pada keberhasilan guru yang berkaitan dengan

tingkat kepeduliannya terhadap kedua orientasi yaitu apa yang telah dicapai o leh

siswa dan pembinaan terhadap siswa. Yang telah dicapai mencakup lulusan,

pendanaan, dan kemampuan adaptasi dengan program-program inovatif.

Sedangkan pembinaan berkaitan dengan variabel kepuasan siswa, motivasi dan

semangat belajar. Dengan demikian, tingkat perubahan yang telah dicapai dan

tingkat pembinaan merupak.an indikator yang dapat dipakai untuk menila i

(51)

2. Efektivitas Pengaw:asan

Dalam man<Yemen, penga wasan (controlling ) merupakan suatu kegiatan

untuk mencocokkan apakah keg iatan o perasiona l (actuating) di lapangan sesuai

dengan rencana (planning) yang telah ditetapkan data~ mencapai tujuan (goa[)

dari organisasi. Dengan demikian yang menjadi objek kegiatan pengawasan alah

mengenai kesalahan, penyimpangan, cacat dan hal-hal yang bersifat negatif

seperti: kecurangan, pdanggaran dan korups i.

Pengawasan adalah proses dalam suatu tahapan kegiatan manajemen untuk

mencapai tujuan organisasi. Pengawasan bertujuan untuk men gu ~ur dan

melaporkan kinerja aktual, membandingkan aktual dengan perencanaan, dan

melakukan perbaikan atau pencegahan bila diperlukan. Kinerja standar diperoleh

dari fu ngsi perencanaan.

Proses pengawasan adalah siklus berarti yang tidak pernah selesai.

Pengawasan mengarahkan identifikasi masalah baru yang pada gilirannya perlu

.untuk ditujukan untuk penetapan standar kinerja. Gu ru atau karyawan sering

memandang pengawasan secara negatif. Secara alamiah, pengawasan sering

menuj u ke arah manajemen yang mengharapkan perubahan perilaku

gu rulkaryawan. Menurul Sofian Syarif (2004: 18-19) pengawasan merupakan

retrospektif dan mengantisipasi. Proses mengantisipasi permasalahan dan

mengambil tindakan pencegahan. Dengan tindakan korektif, prose

Gambar

Tabel L Jumlah Guru Berdasarkan Asal Sekolah ..................................................
Tabel 20. Koefisien Korelasi Antar Variabel Pcnelitian ..........................................
Tabel L Jumlah Guru Berdasarkan Asal Sekolah ..................................................
Tabel 20. Koefisien Korelasi Antar Variabel Pcnelitian ..........................................
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil sidik ragam penilaian tingkat kesukaan panelis terhadap kekentalan mayonnaise berbahan dasar minyak kedelai adalah penambahan ekstrak bunga rosella memberikan

angka dan gambar dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada. anak di TK ABA Kraguman I Jogonalan Klaten Tahun

  Penerimaan yang diperoleh dari pengusahaan pembesaran ikan lele dumbo oleh Kelompok Tani Pembudidaya Ikan Lele Desa Lenggang pada kondisi perencanaan pengembangan berasal

Using Contextual Teaching and Learning (CTL) in Improving Students’ Reading Skill in Procedural Text: A Quasi Experimental Study to the Grade X of a Senior High

Berdasarkan hasil penelitian ini, delignifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor dari karakter lignin seperti kadar lignin Klason, lignin terlarut asam, nisbah

A NGGOTA MPR dari Fraksi PAN, Muhammad Syafrudin, dalam Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika yang tayang di TVRI, 6 Desember 2014, meng-

Salah satu Prinsip dalam ISO 14001 yang belum diterapkan Perusahaan yang menandakan kekurangan-siapan perusahaan dapat terlihat pada belum terdokumentasikannya dan

[r]