• Tidak ada hasil yang ditemukan

KENANGAN MASA KECIL SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN KUBISTIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KENANGAN MASA KECIL SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN KUBISTIK."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

i (TAKS)

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Aan Stya Budi

NIM 09206241027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Aan Stya Budi NIM : 09206241027

Program Studi : Pendidikan Seni Rupa Fakultas : Bahasa dan Seni

Menyatakan bahwa Tugas Akhir Karya Seni ini adalah hasil karya penulis sendiri dan sepanjang sepengetahuan penulis, tidak berisikan materi yang ditulis oleh orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang diambil sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim.

Apabila terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Yogyakarta, 11 Desembe2015 Penulis,

(5)

v

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, Sang Maha Pencipta dan Maha Kreatif yang telah memberikan anugerah dan senantiasa menunjukkan jalan yang benar. Berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir karya Seni ini untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Dr. Widyastuti Purbani, M.A. dan Ibu Dwi Retno Sri Ambarwati, M.Sn selaku Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa beserta keluarga besar Jurusan Pendidikan Seni Rupa yang telah memberikan berbagai kemudahan pada penulis.

Penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada pembimbing, yaitu Drs. Sigit Wahyu Nugroho, M.Si, yang telah bersedia meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan dan arahan, sehingga Tugas Akhir Karya Seni ini dapat terwujud dengan sebagaimana mestinya. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Drs. Kuncoro Wulan Dewojati, M.Sn selaku Penasehat Akademik, yang telah memberikan banyak dukungan dan bantuan selama penulis menempuh pendidikan di Jurusan Pendidikan Seni Rupa.

(7)

vii

dari sempurna, namun dengan penuh harap semoga tulisan ini dapat bermanfaat, bagi penulis khususnya dan bagi pengembangan Jurusan Pendidikan Seni Rupa pada umumnya.

Yogyakarta, 11 Desember 2015 Penulis

(8)

viii

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan ... 4

F. Manfaat ... 5

(9)

ix

BAB III PEMBAHASAN DAN PENCIPTAAN KARYA A. Konsep dan Tema Penciptaan Lukisan

(10)

x C. Tahap Visualisasi Karya

1. Tahap Observasi ... 2. Tahap Sketsa ... 3. Tahap Pewarnaan ... 4. Proses Finising ...

36 36 36 36 D. Pembahasan Bentuk Lukisan ... 37 BAB IV PENUTUP

Kesimpulan ... 51

(11)

xi

Gambar2 :LukisanNunung WS... Gambar3: LukisanHenri Matisse... Gambar 4: Lukisan Robi Fathoni ... Gambar 5: Lukisan Rodel Tapaya... Gambar 6: Dokumentasi alat... Gambar 7: Dokumentasi bahan ... Gambar 8: Judul Laki-laki dan Kucing... Gambar 9: Judul Playing Nitendo ... Gambar10: Judul Sahabat ... Gambar 11: Judul Dikejar Tawon ... Gambar 12 : Judul Menangkap Burung ... Gambar 13 : Judul Ayah dan Anak... Gambar 14 : Judul Wonder Woman ... Gambar 15 : Judul Kebersamaan ...

(12)

xii

Penulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep,tema, proses visualisasi, bentuk lukisankubistik yang terinspirasi dari kenangan masa kecil.

Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan ini adalah observasi dan eksplorasi. Observasi dengan melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang mengingatkan kenangan masa kecil dan melihat kembali album foto. Eksplorasi dilakukan melalui sketch pada kertas. Sketsa dibuat menggunakan pensil atau drawing pen diatas kertas. Kemudian proses selanjutnya memindahkan sketsa pada kanvas.

(13)

1 A. Latar Belakang

Pengungkapan jiwa baik dalam visualisasi maupun dalam ide adalah pemikiran pribadi seniman itu sendiri. Berawal dari ketertarikan untuk menggali kenangan sewaktu masih usia anak-anak, penulis berniat untuk memutar kembali momen yang menarik dalam ingatan di mana kisah-kisah yang dialami menarik untuk diceritakan. Mulai dari kisah-kisah lucu, kenakalan, manja, sedih, ketakutan, aktivitas keseharian sewaktu usia anak-anak adalah suatu cerita yang penuh keunikan dan merupakan salah satu momen menarik yang semua orang pasti pernah mengalaminya.

Kenangan ialah istilah untuk menggambarkan ingatan yang membekas dalam pikiran. Menurut KBBI kenangan berarti mengenang suatu peristiwa. sedangkan masa kecil berarti masa anak-anak. Dengan demikian bisa ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud kenangan masa kecil adalah kerinduan penulis yang teramat dalam pada masa kecilnya dikarenakan mempunyai kesan manis dan tak bisa terlupakan. Masa kecil merupakan saat dimana keceriaan begitu bebas, apa adanya, lugu, jujur tidak ada rasa malu untuk bebas melakukan sesuatu yang kadang jika orang dewasa yang melakukannya merasa malu.

(14)

2

dilakukan pada saat itu, Banyak sekali kejadian yang masih membekas dalam ingatan hal tersebut tentu bisa menimbulkan perasaan dalam hati. Mulai dari senang, gembira, sedih, ketika mengingat kembali peristiwa tersebut.

Penulis tinggal di kabupaten Kulon Progo tepatnya di desa Banaran kecamatan Galur. Penulis banyak menghabiskan masa kecilnya di wilayah tersebut, bermain bersama teman, kebersamaan dengan keluarga. Penulis tinggal di pedesaan, di mana sawah, pohon-pohon yang rindang, dan pantai menghiasi setiap tatapan mata sehari-hari. Kenangan akan tempat-tempat yang dulu pernah dikunjungi membuat perasaan seolah timbul rasa senang ataupun sedih ketika mengingatnya.

Menurut penulis keluguan anak-anak dan kelucuan, gembira, kesedihan, bebas melakukan sesuatu menjadi objek yang menarik untuk menjadi lukisan. Sebagai contoh, seniman lain yang melukis objek anak-anak adalah Rodel Tapaya. Rodel Tapaya seolah mengajak kita kembali ke masa lalu, masa anak-anak ketika mereka asyik bermain. Objek-objek yang lucu itu ia tuangkan kedalam kanvas dengan cat akrilik. Wajah anak-anak ceria terlihat dalam lukisan Rodel Tapaya. Lukisan-lukisan Rodel Tapaya seperti lorong waktu yang bisa dipakai siapa saja yang mempunyai masa lalu sebagai anak-anak.

(15)

Kubisme. Figur dalam lukisan tersebut dikubistiskan melalui deformasi bentuk dan diperkaya dengan unsur geometris. Media yang penulis gunakan dalam penciptaan ini adalah cat akrilik pada kanvas, menggunakan teknik opaque. Penciptaan lukisan ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi terhadap kekayaan seni rupa pada umumnya dan sebagai proses berkesenian pribadi pada khususnya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terkait, antara lain:

1. Aktivitas keseharian sewaktu usia anak-anak adalah suatu cerita yang penuh keunikan dan merupakan salah satu fenomena menarik yang semua orang pasti pernah mengalaminya.

2. Kerinduan penulis yang teramat dalam pada masa kecilnya dikarenakan mempunyai kesan manis dan tak bisa terlupakan.

3. Penulis tinggal di pedesaan, di mana sawah, pohon-pohon yang rindang, dan pantai menghiasi setiap tatapan mata sehari-hari.

4. Seniman lain yang melukis dengan objek anak-anak adalah Rodel Tapaya. Dalam karyanya Rodel Tapaya seolah mengajak kita kembali ke masa lalu, masa anak-anak ketika mereka asyik bermain.

5. Ide atau gagasan yang di angkat dalam setiap lukisan terinspirasi dari kenangan masa kecil.

(16)

4

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dibatasi pada bentuk figur masa kecil sebagai tema penciptaan lukisan kemudian di visualisasikan dengan pendekatan gaya kubistis

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik beberapa permasalahan antara lain:

1. Bagaimana konsep dan tema penciptaan lukisan kubistis yang terinspirasi dari kenangan masa kecil

2. Bagaimana teknik visualisasi lukisan kubistis yang terinspirasi dari kenangan masa kecil

3. Bagaimana bentuk lukisan kubistis yang terinspirasi dari kenangan masa kecil

E.Tujuan

Tujuan penulisan ini antara lain :

1. Mendeskripsikan konsep dan tema penciptaan lukisan kubistis yang terinspirasi dari kenangan masa kecil

2. Mendeskripsikan bentuk, dan teknik penciptaan lukisan kubistis yang terinspirasi dari kenangan masa kecil.

(17)

F. Manfaat

Manfaat dari penulisan ini antara lain :

a. Bagi penulis dapat menerapkan pengetahuan tentang seni rupa dan berbagai elemen serta unsur-unsur seni rupa beserta prinsip penyusunan elemen seni rupa.

b. Bagi penulis bermanfaat sebagai sarana komunikasi ide-ide berkaitan dengan proses berkesenian dan pengalaman estetik penulis, juga sebagai sarana pembelajaran dalam proses berkesenian.

(18)

6 atau dwi matra, disamping seni grafis, ilustrasi, desain komunikasi visual, gambar dan sketsa. Seni lukis merupakan cabang seni rupa dalam bentuk lukisan yang merupakan wujud dari ungkapan pengalaman artistik perupa. Sedangkan dalam kutipan Mikke Susanto (2002:101-102) Soedarso Sp, mengungkapkan:

Seni adalah karya manusia dalam mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batinnya yang disajikan secara indah atau menarik, sehingga menyenangkan bagi penikmatnya.Kelahirannya tidak didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan pokok, melainkan usaha seniman dalam melengkapi dan menyempurnakan derajat kemanusiaannya serta untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya spiritual.

Sementara menurut Mikke Susanto (2011 : 241), menjelaskan bahwa seni lukis adalah bahasa ungkap dari pengalaman artistik maupun ideologis yang menggunakan warna dan garis, guna mengungkapkan perasaan, mengekspresikan emosi, gerak, ilusi maupun ilustrasi dari kondisi subjektif seseorang

(19)

ungkapan ide, perasaan dan imajinasi perupa, dengan memanfaatkan elemen-elemen seni serta mempertimbangkan prinsip-prinsip dasar seni dalam penciptaan lukisan.

2. Struktur Seni Lukis

Seni lukis tersusun dari dua unsur utama yang merupakan unsur pokok dalam sebuah seni lukis, yang terdiri dari unsur ideoplastis dan unsur fisikoplastis.

Unsur ideoplastis meliputi :

1. Konsep

Konsep merupakan salah satu unsur lukisan yang tidak tampak oleh mata, berbentuk pemikiran-pemikiran yang akan dituangkan dalam sebuah karya lukisan. Menurut Mikke susanto (2011: 227) “konsep pokok pertama / utama yang mendasari keseluruhan pemikiran.Konsep biasanya ada dalam pemikiran atau kadang-kadang tertulis secara singkat”.Sedangkan konsep menurut KBBI (1988: 588) “ide/ pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa

kongkret.”

2. Tema

(20)

8

Tema juga dapat disebut sebagai rangsang cipta dari seniman yang merupakan usahanya untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang menyenangkan adalah bentuk yang dapat memberikan kebutuhan batin manusia secara utuh, dan perasaan keindahan kita dapat menangkap harmoni bentuk yang disajikan, serta mampu merasakan lewat sensitivitasnya. Tema berfungsi sebagai stimulus atau rangsangan yang ditimbulkan oleh objek. Dalam sebuah karya seni hampir dapat dipastikan adanya tema, yaitu pokok persoalan yang dihasilkan sebagai akibat adanya pengolahan objek (baik objek alam maupun objek image) yang terjadi dalam ide seorang seniman dengan pengalaman pribadinya (Dharsono, 2004: 28)

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tema merupakan pokok persoalan yang hendak diungkapkan. Tema dipastikan ada dalam setiap lukisan. Tema lukisan yang dipilih adalah merupakan kisah-kisah yang pernah dialami dan selalu terkenang dalam ingatan, merupakan pengalaman estetis yang menentukan dalam pemilihan tema.

1. Unsur-unsur seni rupa a. Garis

(21)

diungkapkan lewat garis, atau lebih tepat disebut goresan. Garis yang dibuat oleh seorang seniman akan memberikan kesan psikologis yang berbeda pada setiap garis yang dihadirkan.

Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa garis dalam seni lukis adalah goresan yang diciptakan sebagai simbol emosi yang berdimensi memanjang, pendek, halus, tebal, berombak, melengkung, lurus dan lain-lain yang merupakan wujud ekspresi sebagai unsurseni rupa dalam menciptakan lukisan. Sebagai contoh, lihat gambar

Gambar 1: contoh karya yang menunjukan garis

Anggara Tua Sitompul ”Besarkan Keyakinanmu Sebesar Keinginanmu” Hartdboard Cut diatas kanvas, 135x175 cm, 2009

Sumber: Trienal Seni Grafis Indonesia III

b. Bidang

(22)

10

adalah sebuah area yang dibatasi oleh garis, baik oleh formal maupun oleh garis yang sifatnya ilusif, ekspresif atau sugestif (Mikke Susanto 2011: 55).

Dari penjelasan diatas bidang atau shape dapat dipahami sebagai area yang terbentuk oleh warna atau garis yang membatasinya. Shape atau bidang bisa berbentuk alam atau figur dan juga tidak berbentuk atau nonfigur. . Sebagai contoh, lihat gambar 5.

Gambar 2: Contoh lukisan yang menunjukan bidang Nunung WS, “ lukisan 2011#1

Akrilik diatas kanvas, 125x155 cm, 2011 (Sumber: Post Hybridity)

c. Warna

Warna merupakan salah satu unsur terpenting pembuatan sebuah lukisan menurut Mikke Susanto (2011:433), “warna didefinisikan sebagai getaran atau gelombang yang diterima indera penglihatan manusia yang berasal dari pancaran

cahaya melalui sebuah benda…”. Dharsono (2004: 107-109), menjelaskan bahwa

(23)

dapat menangkap cahaya yang dipantulkan dari permukaan benda tersebut. Warna sebagai salah satu elemen atau medium seni rupa merupakan unsur susunan yang sangat penting. Demikian eratnya hubungan warna maka warna mempunyai peranan, warna sebagai warna, warna sebagai representasi alam, dan warna sebagai lambang/symbol (Dharsono, 2004: 107-109).

a. Hue

“Hue adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan nama warna dari

suatu warna, seperti merah, biru, hijau, dan sebagainya. Perbedaan antara warna biru dan hijau adalah perbedaan dalam hue”( Dharsono, 2004: 109-110).

b. Value bersamaan, akan memberikan kesan lembut dan terang, sebaliknya yang memberikan kesan keras dan bergejolak disebut contrast value” (Mikke Susanto 2011: 418).

Menurut Dharsono (2004: 110- 111), value secara teoretis hanya

(24)

12

c. Intensity (intensitas)

Menurut mikke Susanto (2011: 196), Intensity merupakan cerah suramnya warna. Hal ini dapat memberikan kesan dramatis, menyedihkan dan lain- lain.

Darsono (2004: 111-112), menjelaskan intensity sebagai,

“Intensity/chroma diartikan sebagai gejala kekuatan/intensitas warna (jernih atau suramnya warna). Warna yang mempunyai intensity penuh/tinggi adalah warna yang sangat menyolok dan menimbulkan efek yang brillian, sedangkan warna yang intensitynya rendah adalah warna- warna yang lebih berkesan lembut”.

Berdasarkan pemaparan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa warna adalah getaran yang diterima indera penglihatan sebagai akibat dari pantulan cahaya pada permukaan benda. Warna dalam lukisan mempunyai peran penting, karena mampu mewakili ekspresi seorang seniman, dan menghadirkan suasana yang berbeda pada penikmatnya

(25)

Gambar 3 : Contoh lukisan yang menunjukan warna Henry matisse, “ Woman With A Hatt

Oil on canvas 79,4 x 59,7 cm

Sumber: Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern

d. Tekstur

Nilai raba pada suatu permukaan kasar dan halus, keras, licin dan lain-lain apabila diraba secara fisik betul-betul berbeda, sebuah lukisan seringkali menggunakan nilai rabaan untuk menambah nilai artistiknya. Tekstur menurut Dharsono (2004: 107), tekstur merupakan unsur rupa yang menunjukan rasa permukaan bahan, yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam suasana untuk mencapai bentuk rupa, sebagai usaha untuk memberikan rasa tertentu pada permukaan bidang pada perwajahan bentuk pada karya seni rupa secara nyata atau semu. Mikke Susanto (2011: 49) menjelaskan, “Tekstur atau barik adalah nilai

(26)

14

Berdasarkan penjelasan diatas tekstur dalam seni lukis adalah elemen seni yang berupa kesan visual maupun nilai raba yang dapat memberikan watak karakter pada permukaan. Kehadiran tekstur pada suatu karya mampu memberikan kesan tertentu seperti berat, ringan, keras, kasar ataupun lembut. Tekstur pada karya seni mempunyai sifat semu dan nyata. Adapun tekstur yang digunakan penulis dalam penciptaan karya ini adalah tekstur yang bersifat semu. Sebagai contoh, lihat gambar

Gambar 5: Contoh lukisan yang menunjukkan tekstur Robi Fathoni,”introspeksi”

Pensil dan akrilik diatas kanvas, 200x145 cm, 2011 (Sumber: recovery)

2. Prinsip Seni Rupa a. Harmoni

(27)

pada pemberdayaan ide-ide dan potensi bahan dan teknik tertentu dengan berpedoman pada aturan-aturan ideal”.

Dijelaskan oleh Dharsono (2011: 113) Harmoni atau selaras merupakan paduan unsur-unsur yang berbeda dekat. Jika unsur-unsur estetika dipadu secara berdampingan maka akan timbul kombinasi tertentu dan timbul keserasian (harmoni). Namun harmonis bukan berarti merupakan syarat untuk semua komposisi susunan yang baik.

Harmoni memperkuat keutuhan karena memberi rasa tenang, nyaman dan sedap, tetapi harmoni yang dilakukan terus menerus mampu memunculkan kejenuhan, membosankan, sehingga mengurangi daya tarik karya seni. Dalam suatu karya Sering kali dengan sengaja menghilangkan harmoni sehingga timbul kesan ketegangan, kekacauan, riuh, dalam karya tersebut (Djelantik 2004: 46).

Dari pemaparan teori-teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa harmoni merupakan tatanan unsur-unsur rupa yang yang serasi atau berbeda dekat dengan memperhatikan proporsi. Harmoni dimaksudkan untuk memberi rasa tenang atau nyaman dalam lukisan.

b. Kesatuan

(28)

16

pendukung karya, sehingga secara keseluruhan menampilkan kesan tanggapan secara utuh.

Menurut Mikke Susanto (2011: 416), menyatakan bahwa kesatuan adalah:

Merupakan salah satu unsur dan pedoman dalam berkarya seni (azas-azas desain).Unity merupakan kesatuan yang diciptakan lewat sub-azas dominasi dan subordinasi (yang utama dan kurang utama) dan koheren dalam suatu komposisi karya seni.Dominasi diupayakan lewat ukuran-ukuran, warna dan tempat serta konvergensi dan perbedaan atau pengecualian.Koheren menurut E.B. Feldman sepadan dengan organic unity, yang bertumpu pada kedekatan/letak yang berdekatan dalam membuat kesatuan.”

Dari pendapat diatas secara garis besar dapat dsimpulkan bahwa kesatuan atau unity dalam seni rupa merupakan prinsip hubungan yang diciptakan melalui dominasi, kohesi (kedekatan), konsistensi, keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Jika salah satu atau beberapa elemen rupa mempunyai hubungan, warna, bidang, arah, dan lain-lain, maka kesatuan tersebut akan tercapai. Dalam karya penulis kesatuan dibentuk menggunakan warna dan garis, sehingga kesatuan dalam lukisan terpenuhi.

Menciptakan lukisan harus mempertimbangkan komposisi untuk mencapai keselarasan. Harmoni dijelaskan oleh Mikke Susanto (2011: 175) sebagai “tatanan atau proporsi yang dianggap seimbang dan memiliki keserasian. Juga merujuk pada pemberdayaan ide-ide dan potensi bahan dan teknik tertentu dengan berpedoman pada aturan-aturan ideal”.

(29)

berdampingan maka akan timbul kombinasi tertentu dan timbul keserasian (harmoni). Namun harmonis bukan berarti merupakan syarat untuk semua komposisi susunan yang baik.

Harmoni memperkuat keutuhan karena memberi rasa tenang, nyaman dan sedap, tetapi harmoni yang dilakukan terus menerus mampu memunculkan kejenuhan, membosankan, sehingga mengurangi daya tarik karya seni. Dalam suatu karya Sering kali dengan sengaja menghilangkan harmoni sehingga timbul kesan ketegangan, kekacauan, riuh, dalam karya tersebut (Djelantik 2004: 46).

Dari pemaparan teori-teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa harmoni merupakan tatanan unsur-unsur rupa yang yang serasi atau berbeda dekat dengan memperhatikan proporsi. Harmoni dimaksudkan untuk memberi rasa tenang atau nyaman dalam lukisan.

c. Keseimbangan

(30)

18

Menurut Mikke Susanto (2011: 46) keseimbangan merupakan persesuaian meteri-materi dari ukuran berat dan memberi tekanan pada stabilitas suatu komposisi karya seni. Balance dikelompokan menjadi hidden balance (keseimbangan tertutup), symmetrical balance (keseimbangan simentris), asymmetrical balance (keseimbangan asimetri), balance by contrast (perbedaan atau adanya oposisi) .

Dari penjelasan teori-teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa keseimbangan merupakan salah satu prinsip penyusunan unsur-unsur rupa. Keseimbangan dibentuk dengan cara menempatkan beberapa unsur rupa dengan memperhitungkan letak dan ukuran sehingga menimbulkan kesan seimbang.

d. Kontras

Seni lukis memerlukan sebuah kontras untuk menghindari kesan monoton, gersang dan membosankan, kontras Menurut Mikke Susanto (2011: 22), perbedaan mencolok dan tegas antara elemen-elemen dalam sebuah tanda atau desain. Sementara kontras Menurut Dharsono Soni Kartika (2004: 54) Kontras merupakan perpaduan unsur-unsur yang berbeda tajam. Kontras merupakan hal penting dalam komposisi untuk pencapaian bentuk yang sesuai. Tetapi perlu diingat bahwa sebuah penyusunan kontras yang berlebihan akan merusak komposisi sebuah karya.

(31)

kesesuaian pada lukisan yang diciptakan. Dalam karya penulis kontras diciptakan menggunakan warna-wana yang kontras, seperti warna-warna orange, biru, merah ungu disusun sedemikan rupa sehingga menghasilkan lukisan.

e. Irama

Dalam suatu karya seni ritme atau irama merupakan kondisi yang menunjukan kehadiran sesuatu yang terjadi berulang-ulang secara teratur. Keteraturan ini bisa mengenai jaraknya yang sama (Djelantik 2004: 40). Pendapat lain yang dijelaskan oleh Mikke Susanto (2011: 334) menyatakan,

Irama dalam seni rupa menyangkut persoalan warna, komposisi, garis, maupun lainya. Menurut E.B Feldman rhythm atau ritme adalah urutan atau perulangan yang teratur dari sebuah elemen atau unsur-unsur dalam karya lainya. Rhythm terdiri dari bermacam-macam jenis seperti repetitif, alternatif, progresif, dan flowing (ritme yang memperlihatkan gerak berkelanjutan)”.

Jadi yang dimaksud irama adalah salah satu prinsip dalam penyusunan unsur-unsur rupa, sehingga dengan prinsip ini terbentuklah komposisi yang ritmis. Irama dibentuk dengan cara menghadirkan perulangan teratur suatu unsur rupa.

f. Aksentuasi

(32)

20

berbeda ataupun irama yang berbeda. Sedangkan menurut Dharsono Soni Kartika (2004: 63) aksentuasi merupakan susunan beberapa unsur seni rupa atau penggunaan ruang dan cahaya bias menghasilkan titik perhatian pada fokus tertentu.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aksentuasi merupakan bagian komposisi yang ditekankan, paling utama, atau tangguh guna menghindari kesan membosankan dengan memanfaatkan unsur seni rupa dan cahaya bias untuk menghasilkan titik perhatian pada fokus tertentu, yang sering disebut sebagai pusat perhatian / center of interest. Dalam karya penulis aksentuasi diciptakan menggunakan warna dan objek geometris yang berbeda-beda ukuran sebagai aksentuasi pada lukisan

g. Gradasi

(33)

Dari pendapat di atas maka dapat diambil sebuah pengertian bahwa gradasi merupakan transisi unsur-unsur rupa melalui progresi ukuran, perubahan nilai rabaan kasar ke halus maupun perubahan satu warna ke warna yang lain. Sehingga menghasilkan kesan atau efek tertentu pada lukisan yang dibuat. Dari karya penulis gradasi dicapai dengan menggunakan percampuran warna yang berdampingan.

3. Kubisme

Seni lukis berkembang sesuai perkembangan pemikiran di zamannya sehingga melahirkan aliran-aliran dalam seni ini. Salah satunya Kubisme, Kubisme adalah jenis aliran seni tentang objek ditambah dengan pengenalan atas patung-patung Afrika dan Iberia, tokoh-tokohnya Picasso dengan karyanya yang berjudul “Les Demoiselles d’Avignon” dan Braque dengan karya “nude”.

Aliran “cubism” dimulai di Paris pada tahun 1906, dipelopori oleh Pablo Picasso dan George Braque. Kota tempat mereka pertama kali bekerja dan akhirnya menemukan hal yang sama dan menjadi teman karib. Secara umum diakui bahwa gerakan ini diawali oeleh karya Picasso “Less Demoiselles

d’Avignon”, yang dibuat 1906-1907 dan kemudian karya Braque “Nude” (1907

(34)

22

Terdapat dua tipe kubisme yaitu kubisme analitik dan kubisme sintetik. Dua cara yang berbeda dalam melukiskan objek, yang pertama berdasarkan pemisahan objek, yang kedua berdasarkan berbagai unsur sehingga menghasilkan bentuk baru. Kubisme analitik sebenarnya diturunkan dari cara realism Cezanne, yaitu keinginan untuk mempertahankan kesan dwimatra dari bidang kanvas. Titik tolaknya tetap seni yang mengimitasi alam, tetapi mengubahnya menurut cara tertentu. Konsep melukis untuk tidak sekedar meniru alam, melainkan menciptakan kembali bentuk-bentuk yang kuat dan terstruktur. Jadi seniman menganalisis sekurang-kurangnya unsur esensial seperti garis, bidang dan massa dari objek yang di lukis.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jenis lukisan yang saya buat termasuk dalam jenis kubisme analtik. Karena secara keseluruhan figur manusia dalam penciptaan lukisan yang saya buat terdiri dari susunan bentuk geometris yang disusun sehingga menjadikan bentuk figur manusia dengan pendekatan kubistis. Ketertarikan penulis dengan kubisme berawal dari pemikiran Cezane “struktur dari benda adalah bentuk-bentuk geometris. Secara keseluruhan pada

background lukisan yang saya buat memiliki ciri seperti efek pecahan kaca.

4. Deformasi Bentuk

(35)

Berangkat dari kesadaran pemikiran seperti itulah terkadang seorang seniman melakukan pengubahan-pengubahan bentuk objeknya, inilah gaya kesenimannya dalam hal bentuk. Bentuk seni adalah juga isi seni itu sendiri. Bagaimana bentuknya itulah isinya. Tidak ada seniman yang menciptakan sebuah karya seni tanpa kesadaran. Ia menciptakan karena ada sesuatu yang ingin disampaikanya kepada orang lain entah perasaanya, suasana hatinya, pemikiranya atau sebuah pesan, (Jakob Sumardjo 2000: 116). Perubahan wujud tersebut dapat dilakukan dengan cara deformasi.

Menurut Mikke Susanto (2011: 98) deformasi merupakan perubahan susunan bentuk yang dilakukan dengan sengaja untuk kepentingan seni, yang sering terkesan sangat kuat/besar sehingga kadang-kadang tidak lagi berwujud figur semula atau sebenarnya. Sehingga hal ini dapat memunculkan figur/karakter baru yang lain dari sebelumnya. Dharsono (2004: 103) Menjelaskan, deformasi merupakan penggambaran bentuk yang menekankan pada interpretasi karakter, dengan cara mengubah bentuk objek dan menggambarkannya kembali hanya sebagian yang dianggap mewakili, atau pengambilan unsur tertentu yang mewakili karakter hasil interpretasi yang sifatnya sangat hakiki.

Gambar 9 : Contoh lukisan yang menunjukan deformasi Eko Nugroho, mural “multicrisis is delicious”

(36)

24

5. Kenangan Masa Kecil

Kenangan ialah istilah untuk menggambarkan ingatan akan sesuatu hal yang membekas dalam pikiran. Menurut KBBI kenangan berarti mengenang suatu peristiwa, sedangkan masa kecil berarti masa anak-anak. Dengan demikian bisa ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud kenangan masa kecil adalah kerinduan penulis yang teramat dalam pada masa kecilnya dikarenakan mempunyai kesan manis dan tak bisa terlupakan. Setiap individu tentu memiliki kenangan yang sangat berkesan dalam ingatan yang ketika diingat menimbulkan perasaan yang berbeda-beda. Sebagai contoh kenangan dengan orang-orang yang selalu ada disekitar kita tentang kenangan dengan keluarga, teman bermain bersama. Manusia adalah makhluk sosial dimana interaksi sosial sangat diperlukan. Sebagai contoh ketika anak mulai memasuki masa kanak-kanak biasanya orang tua akan memasukkan anaknya ke taman kanak-kanak. Secara tidak langsung interaksi dengan lingkungan sekitar terjalin disini.

(37)

Melihat begitu menariknya kenangan masa kecil juga kemungkinan-kemungkinan yang dapat digali, tertarik untuk mengekspresikan ide atau gagasan yang terinspirasi dari kenangan masa kecil sebagai objek dalam berkarya. Figur dalam lukisan tersebut dikubistiskan melalui deformasi bentuk dan diperkaya dengan unsur geometris yang menunjang artistiknya. Oleh karena itu, penulis berinisiatif untuk mengeksplorasi kenangan melalui abstraksi figur masa kecil selain sebagai media untuk mengenang, tetapi juga dapat dijadikan objek dalam lukisan. Dalam tema penciptaan penulis mengangkat kenangan masa kecil sebagai sumber inspirasi yang digambarkan dalam bentuk kubistik

6. Inspirasi

Inspirasi menurut KBBI adalah ilham, inspirasi adalah hal yang melandasi atau mendorong seseorang untuk berkarya, baik berasal dari dalam (internal) atau luar dirinya (eksternal). Wujudnya bisa berupa perasaan, emosi, mimpi, khayalan, cita-cita, atau bahkan pengalaman. Sebuah karya seni hakikatnya merupakan perwujudan inspirasi perupa melalui media (bahan) dan teknik yang sesuai serta mengikuti sebuah prosedur dan keahlian berkarya tertentu. Inspirasi pun dapat lahir dari mana saja termasuk dari tanggapan atau apresiasi terhadap keindahan alam ciptaan Tuhan, benda buatan manusia.

(38)

26

secara langsung maupun pada media seperti internet, majalah, katalog pameran, dan foto. Dari beberapa inspirasi yang didapat selanjutnya direspon untuk mewakili gejolak jiwa,sikap, dan harapan yang akan diungkapkan secara bebas dan diekspresikan secaratotal pula dalam suatu lukisan. Dalam kaitannya dengan penulisan TAKS ini penulis terinspirasi kenangan masa kecil.

B. Metode Penciptaan

1. Eksplorasi

Proses eksplorasi dilakukan untuk menemukan ide-ide terkait dengan kenangan masa kecil, Cara yang digunakan dengan melakukan observasi atau pengamatan. Observasi dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat yang mengingatkan kejadian dimasa kecil dan melihat album foto untuk membantu penulis dalam mengenang masa kecil. Melalui pengamatan tersebut sehingga dapat dikenali ciri-ciri, dengan seperti itu bentuk figur masa kecil dan dapat dikembangkan lagi dengan karakter personal. Dalam proses studi seorang seniman akan terus berusaha menemukan ciri khas personal untuk bentuk dari sebuah karya, agar memiliki identitas dalam karyanya.

2. Eksperimen

(39)

eksplorasi bentuk melalui sketsa berbagai alternatif, serta melalui eksplorasi teknik dengan menggunakan atau mengembangkan teknik opaque.

Eksplorasi bentuk dilakukan dengan membuat sketsa diatas kertas, alat yang digunakan antara lain: pensil, drawing pen, pensil warna, tinta cina, dan spidol. Langkah ini penulis gunakan untuk merancang bentuk-bentuk secara kasar sebelum dipindahkan pada kanvas.

3. Visualisasi

Dijelaskan oleh Mikke Susanto (2011: 427), visualisasi adalah pengungkapansuatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan bentuk gambar,tulisan (kata danangka), dan peta grafik atau secara garis besar merupakan proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan lewat karya seni atau visual. Dengan kata lain, visualisasi karya adalah bagian terpenting dan tahapakhir dalam metode penciptaan lukisan.

Proses visualisasi dilakukan diataskanvas, dengan memindahkan skets di atas kanvas menggunakan pensil warna. Setelah skets di atas kanvas jadi, maka dilanjutkan dengan pewarnaan pada objek lukisan menggunakan cat akrilik dengan medium air menggunakan teknik opaque.. Finishing karya pada tahap terakhir dilakukan untu kmerapikan lukisan agar siap pajang. Tidak terlupakan nama terang dan tahun pembuatan dituangkan dalam karya.

4. Pendekatan Penciptaan

(40)

28

referensi ataupun sebagai inspirasi dalam proses berkaryanya. Dalam proses studinya seorang seniman akan terus berusaha menemukan ciri-ciri personal atas kekaryaannya, baik dari konsep penciptaan hingga bentuk serta teknik dalam memvisualkannya. Sehingga karyanya bisa berdiri sendiri tanpa harus terbayang-bayangi oleh karya seniman yang menginspirasinya. Beberapa seniman yang memberikan inspirasi dalam proses studi kreatif antara lain

a.Pablo Picasso

Picasso adalah seorang yang berkebangsaan Spanyol yang lahir pada tahun 1881 yang setelah mendapat didikan lukisan di Barcelona dan Madrid, dalam usia 19 tahun pergi untuk menyatukan diri dengan pusat seni lukis dunia. Pada saat Picasso mulai memiliki reputasi artistik dan sekaligus menimbulkan sumber uang dengan periode merah jambunya. Dan sampai dengan datangnya kubisme pada tahun 1907.

(41)

Inspirasi yang saya dapatkan dari Pablo Picasso adalah cara dia menghadirkan figur manusia yang sudah disederhanakan terdiri dari bentuk-bentuk geometris.

b. Rodel Tapaya

Rodel Tapaya adalah seorang seniman muda asal Filipina. Dia selalu konsisten dengan tekniknya yang menjadikannya populer dikalangan kolektor. Rodel Tapaya sering mengkomposisikan warna-warna dengan rumit. Tema yang sering diangkat berupa kritik sosial. Dalam karyanya, Rodel sering memunculkan figur-figur aneh yang diciptakan dengan mentransformasikan manusia dengan binatang atau pohon, suasana yang diciptakan dalam karyanya cenderung gelap. Unsur parodi sering dimunculkan dalam karyanya, menyebabkan karyanya seperti pertunjukan mahluk- mahluk aneh (Tapaya, 2008: 365). Sebagai contoh, lihat gambar

Gambar 7 : Contoh Karya Rodel Tapaya “Bantay Sumalakay “48x60 Acrylic on Burlap 2006

(42)

30

Inspirasi yang saya dapatkan dari Rodel Tapaya adalah cara dia menghadirkan dan penyederhanaan pada objek-objek lukisannya.

c. Paul Cezane

Paul Cézanne lahir di Aix-en-Provence, salah satu bagian dari daerah selatan Perancis pada tanggal 19 Januari 1839. Provence adalah wilayah dengan struktur geografis yang kompleks dan beragam, dengan banyak dataran tinggi dan gunung yang membentang hingga bagian timur dari lembah Rhone. Iklimnya panas dan kering saat musim panas, dan dingin saat musim dingin. Ketinggiannya bervariasi dari dataran rendah hingga puncak gunung yang cukup mengesankan, dengan diliputi hutan pinus dan tumbuhan di sekitar batu gunung. Suasana seperti ini sering muncul dalam karya-karya Cézanne.

Gambar 7 : Contoh Karya Rodel Tapaya “Bantay Sumalakay “48x60 Acrylic on Burlap 2006

(43)

Karya awal Cézanne banyak menampilkan pemandangan, dengan banyak objek besar dan berat yang dilukis secara imajinatif. Kemudian karyanya berkembang menjadi lebih ringan dengan pengamatan langsung sebagai hasil dari pengaruh gaya impresionisme. Gaya Cézanne mirip dengan pendekatan arsitektural dalam rancang bentuk. Bidang pandang dipecah menjadi beberapa bagian kecil menjadi sudut pandang yang datar dengan beberapa sentuhan warna.

(44)

32 BAB III

PEMBAHASAN DAN PENCIPTAAN KARYA

A. Konsep dan Tema Penciptaan Lukisan 1. Konsep Penciptaan Lukisan

Konsep penciptaan lukisan adalah kenangan masa kecil digambarkan melalui deformasi bentuk figur manusia, kenangan akan kebersamaan dengan keluarga, teman dan aktifitas bermain lainnya kemudian divisualkan secara kubistik. Selain itu figur manusia dalam lukisan diolah sedemikian rupa bertujuan untuk membuat objek terlihat kubistik.

Dalam penciptaan lukisan dengan menggambarkan objek secara kubistik, untuk memperoleh karakter yang menarik. Penggunaan warna pada lukisan tidak terpaku pada warna aslinya. Dengan menggunakan gradasi warna dari gelap menuju terang yang mermbuat warna terkesan menyala sehingga objek yang ditampilkan akan lebih muncul. Penyusunan objek disusun sedemikian rupa mengacu pada prinsip desain sehingga lukisan terlihat harmoni dan seimbang.

(45)

2. Tema Penciptaan Lukisan

Tema lukisan adalah kenangan masa kecil penulis kenangan kebersamaan dengan keluarga, teman dan aktifitas bermain tentunya suatu cerita yang penuh keunikan dan merupakan momen menarik dan semua orang pasti pernah mengalaminya. Adapun tema dalam penciptaan yang saya visualkan dalam bentuk karya seni lukis antara lain:

1. Kebersamaan dengan keluarga 2. Aktifitas bermain

3. bermain bersama teman 4. Ibu

5. Kebersamaan dengan ayah

Visualisasi tema dalam lukisan bergaya kubistik tidak hanya menampilkan objek manusia tetapi didukung objek lainnya seperti : pohon, binatang, serangga dan bentuk-bentuk geometris dengan pendekatan kubistik sehingga lukisan lebih artistik.

B. Bahan, Alat dan Teknik

(46)

34

bahan dan alat tersebut dengan mencobanya, sehingga proses mencoba terus-menerus akan memberikan pengalaman dan pemahaman karakteristik bahan dan alat lukis tersebut. Keseluruhan karya yang disajikan dalam tugas akhir ini menggunakan bahan, alat dan teknik yang biasa digunakan untuk melukis secara konvensional meliputi:

Gambar 9 Alat Gambar 10 Bahan Gambar 11 dan 12 : Alat dan bahan

1. Bahan a. Kanvas

(47)

campur dengan aquaproof dan diencerkan dengan air, lapisan dua dan ke-tiga di kuaskan tanpa campuran aguaproof, setelah itu ditiriskan sampai kering, jadilah kanvas siap digunakan untuk melukis.

b. Cat

Jenis cat yang digunakan adalah cat akrilik produk dari Marie’s, Talens

dan Winsor and Newton, penulis memilih produk-produk tersebut karena mempunyai kualitas warna dan ketahanan yang baik. Cat tersebut menggunakan medium air sebagai pelarutnya dengan tingkat kecepatan kering yang lebih tinggi daripada cat minyak.

2. Alat

Setelah tersedianya bahan-bahan, maka dibutuhkan berbagai macam alat untuk membantu pengerjaan lukisan, berbagai alat yang digunakan yaitu: a. Kuas

Kuas yang digunakan ada dua jenis, yaitu kuas cat minyak serta kuas cat air dengan berbagai ukuran. Kuas yang digunakan sebagian besar adalah kuas kasar dengan ujungnya dipotong sendiri sesuai kebutuhan, dan sedikit kuas lembut yang berujung lancip untuk membuat detail tertentu yang tidak bisa dijangkau dengan kuas kasar.

b. Kapur

(48)

36

penempatan suatu objek yang paling sesuai dengan keinginan penulis karena mudah dihapus.

c. Kain Lap

Kain lap berfungsi sebagai alat untuk membersihkan dan mengeringkan kuas sebelum menggunakan warna yang berbeda, sehingga keaslian dan kecerahan warna yang disapukan pada kanvas tetap terjaga.

d. Gelas Plastik

plastik di gunakan untuk tempat cat. Sebelum melukis, warna diolah terlebih dahulu sesuai dengan yang diinginkan kemudian dimasukan kedalam gelas plastik.

e. Wadah berisi air

Ember atau tempat air ada dua macam, yang satu untuk mencuci kuas setelah digunakan, yang lain digunakan untuk mengolah cat, hal ini dimaksudkan untuk menjaga kebersihan dan kualitas warna pada lukisan. f. Kain Lap

Kain lap digunakan untuk mengeringkan kuas yang telah dipakai atau setelah dibersihkan. Jenis kain lap yang digunakan dengan bahan yang mudah menyerap air.

3. Teknik

(49)

menciptakan suatu visual yang unik serta personal, sehingga mampu melahirkan karakter yang berbeda-beda dalam karya lukis.

Teknik yang digunakan penulis dalam pengerjaan lukisan adalah dengan menggunakan teknik transparan (aquarel) dan opak (opaque). Setelah sketsa terbentuk, objek diberi warna dengan cat hitam menggunakan teknik opaque. Langkah selanjutnya penggunaan teknik aquarel multi lapis untuk membuat warna dasar pada objek, lapisan dasar ini dapat membuat warna pada hasil akhirnya lebih matang. Setelah permukaan objek pada lukisan cukup kering kemudian dilakukan pelapisan warna berikutnya. Banyaknya lapisan warna tergantung pada tingkat kesulitan yang hendak dicapai. Pada objek tertentu yang dibutuhkan, penulis menyisakan tepi warna gelap tersebut untuk membuat outline. Teknik ini penulis anggap paling sesuai karena mampu menghadirkan keadaan kelam, dan dramatis.

C. Tahapan Visualisasi Karya

Pada proses melukis ada beberapa tahapan dalam memvisualkan sebuah ide mulai dari perencanaan atau sketsa diatas kertas hingga pengerjaan diatas kanvas. Dalam proses berkarya interaksi kerja penginderaan, pemikiran, emosi, intuisi akan terus berlangsung hingga tahap akhir karya jadi. Adapun proses tahapan melalui beberapa tahap dijelaskan sebagai berikut.

1. Observasi

(50)

tempat-38

tempat yang pernah dikunjungi hal tersebut dirasa penulis dapat membantu mengingat kejadian dimasa lalu. Melalui pengamatan tersebut sehingga dapat dikenali ciri-ciri, dengan seperti itu bentuk figur masa kecil dan dapat dikembangkan lagi dengan karakter personal. Dalam proses studi seorang seniman akan terus berusaha menemukan ciri khas personal untuk bentuk dari sebuah karya, agar memiliki identitas dalam karyanya.

2. Tahap Sketsa

Pembuatan sketsa merupakan upaya untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan figur manusia serta komposisinya sebelum dipindahkan keatas kanvas. sketsa dibuat menggunakan pensil atau drawing pen diatas kertas. Sketsa ini masih dapat dikembangkan lagi bentuknya ketika dikerjakan di atas kanvas.

3. Tahap Pemindahan Sketsa Pada Kanvas.

Sketsa yang sudah dipilih kemudian dipindah di atas kanvas, untuk detail lukisan dibuat saat pewarnaan.

4. Tahap Pewarnaan

Pewarnaan objek pada kanvas menggunakan cat akrilik yang dicampur dengan menggunakan sedikit air dengan dan teknik pewarnaan menggunakan opaque. Untuk mendapatkan warna yang diinginkan pencampuran warna

(51)

5. Tahap Finishing

Finishing dibuat setelah semua objek diberi warna dan setelah semua rapi kemudian diberi identitas karya dengan mencantumkan nama dan tahun pembuatan.

D.Bentuk Lukisan

1. Diskripsi Lukisan „‟Laki-laki dan Kucing‟‟

Gambar 11: Karya berjudul “Laki-laki dan kucing” Ukuran 100 x 120 cm

Bahan dan media : cat akrilik pada kanvas Tahun 2015

(52)

40

susunan bentuk-bentuk geometris. Susunan warna pada lukisan antara lain warna hijau, biru, cokelat, kuning dan putih

Balance/keseimbangan pada lukisan dicapai dengan penempatan figur

manusia yang diletakkan ditengah berdampingan dengan figur kucing sehingga irama bentuk objek seperti bergerak, sehingga lukisan memiliki satu kesatuan/unity. Pada bagian background menggunakan pengembangan seperti efek pecahan terdiri dari susunan-susunan bentuk geometris yang berbeda-beda seperti trapesium, jajaran genjang, belah ketupat, persegi panjang. Selain bentuk dan warna lukisan ini memunculkan tekstur sebagai unsur lain, tekstur yang digunakan pada lukisan ini adalah tekstur semu. Tekstur semu dibentuk menggunakan cat akrilik menggunakan teknik opaque, dari teknik ini memunculkan kesan kasar pada bidang kanvas yang digunakan. Untuk memunculkan tekstur pada lukisan aksentuasi warna putih diberikan pada bentuk-bentuk geometris tersebut. Selain itu perpaduaan teknik tersebut digunakan sebagai pembentuk garadasi warna, merupakan transisi dari warna satu ke yang lain, maka dari hal tersebut lukisan yang dibuat terlihat meyatu menjadi satu kesatuan/unity.

Teknik melukis menggunakan teknik basah dengan pewarnaan secara opaque . Tema dalam lukisan ini adalah kenangan akan binatang kucing yang dulu pernah

menjadi binatang peliharaan dimasa kecil.

2. Diskripsi Lukisan „‟Playing Nitendo‟‟

(53)

Pada bagian background lukisan dibuat seperti efek pecahan kaca terdiri dari susunan bentuk-bentuk geometris. Figur manusia pada lukisan digambarkan melalui deformasi bentuk terdiri dari susunan bentuk geometris. Susunan warna pada lukisan antara lain warna, biru, merah, cokelat, kuning dan putih

Balance/keseimbangan pada lukisan dicapai dengan penempatan figur

manusia yang diletakkan ditengah. Figur manusia tampak sedang memegang benda stick playstasion. Pada bagian background menggunakan pengembangan seperti efek pecahan terdiri dari susunan-susunan bentuk geometris yang berbeda-beda seperti trapesium, jajaran genjang, belah ketupat, persegi panjang. Untuk memunculkan tekstur pada lukisan aksentuasi warna putih diberikan pada bentuk-bentuk geometris tersebut.

Gambar 12 : Karya berjudul “Playing Nintendo” Ukuran 70 x 90 cm

(54)

42

Teknik melukis menggunakan teknik basah dengan pewarnaan secara opaque. Karya tersebut terinspirasi dari kehadiran permainan modern sejenis

video game yang dahulu sangat digemari maka terciptalah lukisan berjudul “Playing Nitendo” dengan ukuran 100 x 120 cm menggunakan media cat akrilik

diatas kanvas.

3. Diskripsi Lukisan „‟Sahabat”

Karya dengan ukuran 100 x 120 cm yang berjudul “Sahabat” menggunakan media cat akrilik diatas kanvas menampilkan figur laki-laki dan figur perempuan keduanya sedang berangkulan seolah sedang asyik berbicara . Figur manusia digambarkan dengan gradasi warna. Objek lain yang ada dalam lukisan adalah dua pohon digambarkan melalui deformasi bentuk. Pada bagian background menggunakan susunan bentuk segitiga. Susunan warna pada lukisan

antara lain warna hijau, merah, biru, cokelat, kuning dan putih.

Gambar 13 : Karya berjudul “Sahabat” Ukuran 120 x 100 cm

(55)

Balance/keseimbangan pada lukisan dicapai dengan penempatan dua figur

manusia yang diletakkan berdampingan ditengah sehingga irama bentuk objek seperti bergerak . Sedangkan dua pohon diletakkan dibelakang untuk menciptakan keseimbangan. Warna figur manusia menggunakan warna lebih gelap daripada warna pada background, sehingga sebagai center of interest akan terlihat karena kekontrasannya.

Teknik melukis menggunakan teknik basah dengan pewarnaan secara opaque.

Karya tersebut terinspirasi dari kenangan akan kebersamaan dengan seorang sahabat dekat yang dulu pernah menemani masa kecil penulis maka terciptalah lukisan berjudul “Sahabat”.

4. Diskripsi Lukisan „‟Dikejar tawon‟‟

(56)

44

.

Gambar 14 : Karya berjudul “Dikejar tawon” Ukuran 100 x 120 cm

Bahan dan media : cat minyak pada kanvas Tahun 2015

Balance/keseimbangan pada lukisan dicapai dengan penempatan figur

manusia yang diletakkan ditengah berdampingan dengan objek pendukung sehingga irama bentuk objek seperti bergerak . Sedangkan dua pohon diletakkan dibelakang untuk menciptakan keseimbangan. Warna figur manusia menggunakan warna lebih gelap daripada warna pada background, sehingga sebagai center of interest akan terlihat karena kekontrasannya. .

(57)

5. Diskripsi Lukisan „‟Menangkap Burung‟‟

Karya dengan ukuran 100 x 120 cm dengan judul “Menangkap burung” menggunakan media cat akrilik diatas kanvas menampilkan figur laki-laki, burung, ketapel. Figur manusia memakai baju motif kotak-kotak warna merah putih. Figur manusia pada lukisan digambarkan melalui deformasi bentuk terdiri dari susunan bentuk geometris. Objek lain yang ada dalam lukisan adalah burung digambarkan melalui penyederhanaan bentuk. Susunan warna pada lukisan antara lain warna hijau, merah, ungu biru, cokelat, kuning dan putih.

Gambar 15 : Karya berjudul “Menangkap burung” Ukuran 70 x 90 cm

Bahan dan media : cat akrilik pada kanvas Tahun 2015

Balance/keseimbangan pada lukisan dicapai dengan penempatan figur

(58)

46

sehingga irama bentuk objek seperti bergerak. Warna figur manusia menggunakan warna lebih gelap daripada warna pada background, sehingga sebagai center of interest akan terlihat karena kekontrasannya. Aksentuasi warna putih , ditambah dengan warna putih berupa bercakan-bercakan yang berirama agar terkesan tidak monoton, dan menambah nilai artistik pada lukisan

Teknik melukis menggunakan teknik basah dengan pewarnaan secara opaque. Karya ini terinspirasi dari kenangan masa kecil tentang kegiatan menangkap burung dimalam hari atau dalam istilah bahasa jawa nyuluh.

Selain bentuk objek dan warna lukisan ini memunculkan tekstur sebagai unsur lain yang ada dalam lukisan ini, tekstur yang digunakan pada lukisan ini adalah tekstur semu. Tekstur semu dibuat menggunakan teknik opaque, dari teknik ini memunculkan efek transparan dan blok sehingga dari efek tersebut timbul sebuah kesan kasar pada bidang kanvas yang digunakan.

6. Diskripsi Lukisan „‟Ayah dan Anak”

(59)

Balance/keseimbangan pada lukisan dicapai dengan penempatan dua figur

manusia yang diletakkan ditengah saling berdampingan dengan objek pendukung sehingga irama bentuk objek seperti menciptakan Harmony pada lukisan. Warna figur manusia menggunakan warna lebih gelap daripada warna pada background, sehingga sebagai center of interest akan terlihat karena kekontrasannya. Aksentuasi warna putih berupa bercakan-bercakan agar terkesan tidak monoton, dan menambah nilai artistik pada lukisan.

Teknik melukis menggunakan teknik basah dengan pewarnaan secara opaque. Karya tersebut terinspirasi dari kenangan akan kegiatan bersama ayah dimalam hari dimana mencari air untuk mengairi sawah yang kering.

(60)

48

Gambar 16 : Karya berjudul “Ayah dan Anak” Ukuran 130 x 100 cm

Bahan dan media : cat minyak pada kanvas Tahun 2015

Selain bentuk dan warna lukisan ini memunculkan tekstur sebagai unsur lain, tekstur yang digunakan pada lukisan ini adalah tekstur semu. Tekstur semu dibentuk menggunakan teknik opaque dengan cat akrilik, dari teknik ini memunculkan kesan kasar pada bidang kanvas yang digunakan. Selain itu perpaduaan teknik tersebut digunakan sebagai pembentuk garadasi warna, merupakan transisi dari warna satu ke yang lain, maka dari hal tersebut lukisan yang dibuat terlihat meyatu menjadi satu kesatuan/unity.

7. Diskripsi Lukisan „‟Wonder woman‟‟

(61)

pada lukisan digambarkan melalui deformasi bentuk terdiri dari susunan bentuk geometris. Objek lain yang ada dalam lukisan adalah mainan anak. Susunan warna pada lukisan antara lain warna hijau, merah, biru, cokelat, kuning dan putih.

Gambar 17 : Karya berjudul “Wonder woman” Ukuran 150 x 100 cm

Bahan dan media : cat minyak pada kanvas Tahun 2015

Keseimbangan/balance dan keselarasan/harmoni pada komposisi lukisan

(62)

50

yang dibuat terlihat menyatu menjadi satu kesatuan/unity. Gradasi warna ditunjukan pada perpindahan merah ke merah muda, cokelat ke cokelat muda, dari perpaduan ini warna terlihat harmony karena adanya gradasi yang diciptakan

Selain bentuk dan warna lukisan ini memunculkan tekstur sebagai unsur lain yang digunakan, tekstur yang digunakan pada lukisan ini adalah tekstur semu. Tekstur semu dibentuk menggunakan cat akrilik menggunakan teknik opaque, dari teknik ini memunculkan kesan kasar pada bidang kanvas yang digunakan.

Teknik melukis menggunakan teknik basah dengan pewarnaan secara opaque . Karya ini terinspirasi dari Sosok wanita memberikan inspirasi pada karya ini. Wanita yang secara fisik sangat lemah dan rapuh tetapi disisi lain wanita menyimpan sebuah kekuatan yang luar biasa. Wanita mampu melakukan apa saja dari hal yang ringan hingga yang membutuhkan tenaga ekstra. Kekuatan pada diri wanita menjadi sebuah misteri, seakan wanita mampu menjelma menjadi manusia super yang tidak ingin dikenali jati diri sebenarnya. Wanita mampu mendobrak batasan-batasan, dari hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Tetapi kodrat yang tidak bisa ditentangnya adalah menjadi seorang istri yang selalu patuh kepada suaminya. Itulah wanita, dibalik sifatnya yang lembut dan berperasaan tersembunyi sebuah kekuatan super, tak salah jika kita menyebutnya sebagai Superwomen. Maka cobalah renungkan kehadirkan wanita di sekitar anda karena kita terlahir dari seorang wanita (IBU)

(63)

ditunjukan pada perpindahan merah ke merah muda, cokelat ke cokelat muda, dari perpaduan ini warna terlihat harmony karena adanya gradasi yang diciptakan.

8. Diskripsi Lukisan “Kebersamaan”

Karya dengan ukuran 200 x 150 cm yang berjudul “Kebersamaan” menggunakan media cat akrilik diatas kanvas menampilkan lima figur manusia . Lima figur manusia masing-masing memakai baju yang berbeda-beda. Figur manusia pada lukisan digambarkan melalui deformasi bentuk terdiri dari susunan bentuk geometris. Susunan warna pada lukisan antara lain warna hijau, merah, biru, cokelat, kuning dan putih

Gambar 18 : Karya berjudul “Kebersamaan” Ukuran 200 x 150 cm

Bahan dan media : cat minyak pada kanvas Tahun 2015

(64)

52

pandangan mata tertuju pada figur laki-laki besar sehingga irama bentuk objek seperti menciptakan Harmony pada lukisan. Pada bagian background dari susunan bentuk geometris sehingga memiliki satu kesatuan/unity.

Teknik melukis menggunakan teknik basah dengan pewarnaan secara opaque. Karya diatas berjudul “Kebersamaan”, karya tersebut terinspirasi kenangan akan masa kecil saat pergi bersama keluarga bertamsya. Center of interest pada komposisi lukisan dicapai dengan penempatan bentuk yang berdampingan tidak teratur sehingga terjadi irama bentuk objek seperti bertabrakan, sehingga lukisan menjadi berfariatif dan memiliki satu kesatuan/unity.

(65)

53 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Konsep penciptaan lukisan kenangan masa kecil digambarkan melalui pengabstraksian/deformasi figur. Mulai dari kenangan lucu, kenakalan, manja, kebersamaan, sedih, ketakutan, aktivitas keseharian sewaktu usia anak-anak adalah suatu cerita yang penuh keunikan dan merupakan salah satu momen menarik yang semua orang pasti pernah mengalaminya kemudian divisualkan secara kubistik. figur manusia dan objek pohon, serangga, daun, binatang diolah melalui bentuk geometris bertujuan untuk membuat objek terlihat kubistik. Dari alasan tersebut maka terpikirkan ingin menjadikan kenangan masa kecil sebagai unsur seni rupa dalam lukisan kubistik.

2. Tema dalam penciptaan yang penulis visualkan dalam bentuk karya seni lukis antara lain:

1. Kebersamaan dengan keluarga 2. Aktifitas bermain

(66)

54

Tema dalam lukisan bercorak kubisme tidak hanya menampilkan objek manusia tetapi didukung objek lainnya seperti : pohon, binatang, serangga dan bentuk-bentuk geometris dengan pendekatan kubistik sehingga lukisan lebih artistik

Adapun proses visualiasi dimulai dari: observasi dengan mengunjungi tempat-tempat yang mengingatkan akan kenangan masa kecil, kemudian ekplorasi dengan membuat sketsa pada kertas kemudian dipindahkan diatas kenvas , dalam visualisasi membutuhkan bahan alat dan teknik sehingga menjadi sebuah lukisan. Bahan yang digunakan: kanvas, cat akrilik. Alat yang digunakan meliputi kuas, kapur, wadah berisi air . Sedangkan tekniknya menggunakan teknik opaque

Bentuk lukisan yang diciptakan bercorak kubisme dengan objek utama figur manusia yang dideformasi baik bentuk maupun warnanya mengalami perubahan, dikomposisikan menggunakan prinsip seni rupa. Adapun judul dan ukuran 8 karya sebagai berikut: Laki-laki dan kucing (100X120 Cm), Playing Nintendo (110X120 Cm), Sahabat (100X120 Cm), Dikejar tawon

(120X100 Cm), Menangkap burung (70X90 Cm), Wonder woman (100X150

(67)

55

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Atkins, Robert. 1993. Art Spoke. New York: Abbe Ville Press. Bahari, Nooryan. 2008. Kritik Seni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Djelantik, A.A.M. 2004. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Arti.

Kartika, Dharsono Sony. 2004, Pengantar Estetika. Bandung: Rekayasa Sains. _____________. 2004. Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains.

Sp, Soedarso. 2000. Sejarah perkembangan Seni Rupa Modern, Jakarta: CV. Studio Delapan Puluh

Sumarjo, Jakob. 2000, Filsafat Seni. Bandung: ITB.

Susanto, Mikke. 2003. Membongkar Seni Rupa. Yogyakarta: Jendela.

_____________. 2011. Diksi Rupa (Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa). Yogyakarta: DictiArt Lab & Djagad Art House.

KATALOG

RECOVERY. Katalog Pameran Bersama. 2011.

Tapaya, rodel. 2008. Southeast Asian Modern And Contemporary Art, Hongkong: Christie’s.

(68)

56

INTERNET

http://www.arndt beRlin.com (diakses tanggal 15 september 2015, jam 20: 00)

http://kbbi.web.id/inspirasi(diakses tanggal 30 Januari 2016, jam 08:21)

Gambar

Gambar 1: contoh karya yang menunjukan garis
Gambar 2: Contoh lukisan yang menunjukan bidang Nunung WS, “ lukisan 2011#1 Akrilik diatas kanvas, 125x155 cm, 2011 (Sumber: Post Hybridity)
Gambar 3 : Contoh lukisan yang menunjukan warna Henry matisse, “ Woman With A Hatt” Oil on canvas 79,4 x 59,7 cm Sumber: Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern
Gambar 5: Contoh lukisan yang menunjukkan tekstur Robi Fathoni,”introspeksi”
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konsep penciptaan lukisan ini yaitu untuk memvisualkan kehidupan scooteris. Kehidupan scooteris merupakan hal yang dekat sekali dengan penulis, karena penulis juga seorang

Penulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep penciptaan, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan judul Rongsokan Sebagai Objek Penciptaan

Penulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep penciptaan, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan judul Rongsokan Sebagai Objek Penciptaan

Penulisan ini bertujuan untuk mendiskripsikan tema, konsep, proses, dan bentuk lukisan yang terinspirasi dari lirik lagu Ismail Marzuki sebagai inspirasi penciptaan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, teknik, bentuk dan proses visualisasi lukisan dengan judul “Teknologi Gadget Sebagai Inspirasi Penciptaan

Penulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep penciptaan, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan judul Tokoh Begawan Mintaraga Cerita

Penulisan ini bertujuan untuk mendiskripsikan tema, konsep, proses, dan bentuk lukisan yang terinspirasi dari atlet tinju populer sebagai inspirasi penciptaan lukisan bergaya

Keraton Yogyakarta sebagai sumber inspirasi penciptaan lukisan. Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu eksplorasi tema, eksplorasi teknik, eksekusi, dan