• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cedera Kepala Berat dengan Perdarahan Subdural pada Fosa Posterior Dan Penatalaksanaannya Laporan Kasus.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Cedera Kepala Berat dengan Perdarahan Subdural pada Fosa Posterior Dan Penatalaksanaannya Laporan Kasus."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Cedera Kepala Berat dengan Perdarahan Subdural pada Fosa

Posterior Dan Penatalaksanaannya

Laporan Kasus

Muhammad Z. Arifin*, Hayana Miguna**, Ahmad Faried*, Agung B. Sutiono*

*Departemen Bedah Saraf, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran-RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung.**Departemen Bedah Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Padjadjaran-RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung

Abstract

Introduction. Intracranial hematoma plays an important role in mortality in cases that are associated with head injury. Acute subdural hematoma is the most common type of traumatic intracranial hematoma.subdural hematoma are relatively uncommon in the posterior fossa since the cerebellum undegoes little movement. Which is protective of its bridging cortical veins.

Method. We present an acute subdural hematoma in posterior fossa of a 46 year old male which undergo craniectomy evacuation.

Result. In term of the patient age, mechanical injury and the location of the lesion took part for its worse prognosis in this patient.

Conclusion. Age, mechanical injury and location of the lesion are factors affecting the prognosis. (J I Bedah Indones. 2013;41(1):47-51)

Keywords :bridging vein, subdural hematoma, craniectomy evacuation.

Abstrak

Introduksi. Hematoma intrakranial berperan penting pada morbiditas dan mortalitas pada kasus-kasus cedera kepala. Hematoma subdural akut merupakan jenis hematoma intrakranial traumatik yang paling sering dijumpai. Hematoma subdural pada fossa posterior termasuk suatu kasus yang jarang dijumpai karena serebelum relatif terfiksasi, berperan pada mekanisme proteksi terhadapbridging cortical veins.

Metode.Dilaporkan suatu kasus hematoma subdural akut di fossa posterior pada seorang pria berusia 46 tahun yang dilakukan evakuasi kraniektomi.

Hasil. Usia pasien, jenis trauma dan lokasi defek berperan dalam menentukan prognosis. Kesimpulan. Usia pasien, jenis trauma dan lokasi defek berperan dalam menentukan prognosis. (J I Bedah indones. 2013;41(1):47-51)

Referensi

Dokumen terkait

Dari definisi tersebut dapat diketahui tujuan utama surveying (pemetaan) adalah penentuan lokasi titik yang terdapat diatas, pada maupun dibawah permukaan bumi.. Untuk penentuan

Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya

SELEKSI CALON SISWA SMA NEGERI 2 LINTONGNIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2014.. NO

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia dan anugerah yang di berikanNya kepada saya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi yang berjudul “Peran Ibu Dalam Pendidikan Ibadah (Studi Kasus Keluarga Petani Desa TInggiran Baru Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala).”, ditulis