ABSTRAK
DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP TRADING VOLUME
ACTIVITY dan ABNORMAL RETURN
(Event Study pada Peristiwa Kenaikan Harga BBM Tanggal 1 Oktober 2005)
WAHYUNOTO WIRYOKO
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak kenaikan harga BBM
pada tanggal 1 Oktober 2005 terhadap Trading Volume Activity (TVA) dan Abnormal
Return (AR). Metode penelitian yang dilakukan adalah event study pada pasar saham
di BEJ. Event yang dipilih adalah peristiwa kenaikan harga BBM pada tanggal 1
Oktober 2005.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah proporsional sampling
dan
random sampling. Data yang dianalisis meliputi volume perdagangan saham,
jumlah saham beredar, IHSG, dan data harga saham harian 151 perusahaan yang
dijadikan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder yang telah
dipublikasikan oleh BEJ. Dalam penelitian ini digunakan uji beda dua rata-rata untuk
mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata TVA dan rata-rata AR tiga puluh lima
hari sebelum dan lima belas hari sesudah peristiwa kenaikan harga BBM.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan rata-rata Trading Volume
Activity (TVA) tiga puluh lima hari sebelum dan lima belas hari sesudah peristiwa
kenaikan harga BBM (Z = 3,87; p<0,05). Hasil analisis juga menunjukkan tidak ada
perbedaan rata-rata Abnormal Return (AR) tiga puluh lima hari sebelum dan lima
belas hari sesudah kenaikan harga BBM (Z = -1,09; p>0,05). Jadi berdasarkan hasil
analisis, dapat diketahui bahwa peristiwa kenaikan harga BBM pada tanggal 1
Oktober 2005 berdampak pada Trading Volume Activity (TVA) dan tidak berdampak
pada Abnormal Return.
ABSTRACT
THE EFFECT OF PRICE INCREASE OF OIL PRODUCTS ON TRADING
VOLUME ACTIVITY and ABNORMAL RETURN
(Event Study at the event of the price increase of BBM in October 1
st, 2005)
WAHYUNOTO WIRYOKO
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2007
The aim of this research is know about the impact of the increased fuel price
on October 1
st, 2005 on the Trading Volume Activity (TVA) and Abnormal Return
(AR). The research type is “an event study” on the stock prices in Jakarta Stock
Exchange (BEJ), and the chosen event is the increased fuel price on October 1
st,
2005.
The sampling methods used are proportional and random sampling. The data
are share trading volume, the amount of share circulation, the composite index
(IHSG), and the daily price of share on 151 companies as samples. The data are
secondary data published by BEJ. The test for analyzing the differences between two
means are employed to know whether there is any differences between the rates of
TVA and the rate of AR, 35 days before and 15 days after the event.
Result of this research show the significant differences of TVA’s rate 35 days
before and 15 days after the event (Z = 3.87; p<0.05). Results also show that there is
no significant differences of AR’rates 35 days before and 15 days after the events
(Z = -1.96; p>0.05). The conclusion is that the event of increased fuel price on based
on )ctober 1
st, 2005 has affected Trading Volume Activity (TVA) significantly and
don’t affected Abnormal Return (AR) insignificantly.
DAMPAK PERISTIWA KENAIKAN HARGA BBM
TERHADAP
TRADING VOLUME ACTIVITY
dan
ABNORMAL RETURN
(Event Study pada Peristiwa Kenaikan Harga BBM Tanggal 1 Oktober 2005)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Wahyunoto Wiryoko
022214115
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
TERHADAP
TRADING VOLUME ACTIVITY
dan
ABNORMAL RETURN
(Event Study pada Peristiwa Kenaikan Harga BBM Tanggal 1 Oktober 2005)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Wahyunoto Wiryoko
022214115
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
HALAMAN PERSETUJUAIY
SKRIPSI
DAMPAK PERISTIWA KENAIKA}{ EARGA BBM TERHADAP
TNADING VOLUME ACTIVTTY ilANABNORMAL RETURN
(Event Stu& WdaPeristiwa Kenaikan Harga BBM Tanggal I Oktober 2005)
Oleh:
Wahyunoto
Wiryoko
NM:022214115
Telah
Disetujui
:
Pembimbing
I
v
Drs. A Triwanggono,
M.S.
Pembimbing
tr
Tanggal 26 Januari
2007
Tanggal 6 Februari 2007
ll
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
DAMPAK PERISTTWA KENAIKAI\I HARGA BBM TERIIADAP
T&ADING VOLAME ACTIWTY dan ABNOkLIAL RETURN
(Event Sady padaPeristiwa
Kenaikan Harga BBM Tanggal I Oktober 2005)
Disusun Oleh :
Wahyunoto
Wiryoko
022214115
Telah dipertahankan
di depan panitia penguji
pada tanggal 20 Februari 2007
dan dinyatakan
memenuhi
syarat
Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
Anggota
Susunan
Panitia Penguji
Nama Lengkap
A. Yudi Yuniarto,
S.E.,
M.B.A.
Drs. Th. Sutadi,
M.B.A.
Dn. A. Triwanggono,
M.S.
Dra. Caecilia
Wahlu E.R., M.Si
Drs. G. Hendra Poerwanlo.
M.Si
Yoryakarta
28 Februari
2007
Fakultas
Ekonomi
Motto dan Persembahan
¾
Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi
orang lain.
¾
Kehidupan adalah 10% yang terjadi pada dirimu sedangkan 90%
sisanya adalah bagaimana kamu menghadapinya.
¾
You are the driver not passenger in life.
¾
Satu-satunya yang pasti di dunia ini adalah ketidakpastian…
¾
Rasa sakit dalam perjuangan hanya akan terasa dalam hitungan
detik, menit atau jam. Tapi jika kamu sampai menyerah, rasa sakit
itu akan terasa seumur hidupmu.
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Mbah Kakung dan Mbah Putri yang
selalu mendukung dan menyayangiku
Bapak, Ibu, dan Adikku tercinta
Teman-temanku yang telah memberi
inspirasi dalam hidupku
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,
4
Desember
2006
Penulis
Wahyunoto Wiryoko
ABSTRAK
DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP TRADING VOLUME
ACTIVITY dan ABNORMAL RETURN
(Event Study pada Peristiwa Kenaikan Harga BBM Tanggal 1 Oktober 2005)
WAHYUNOTO WIRYOKO
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak kenaikan harga BBM
pada tanggal 1 Oktober 2005 terhadap Trading Volume Activity (TVA) dan Abnormal
Return (AR). Metode penelitian yang dilakukan adalah event study pada pasar saham
di BEJ. Event yang dipilih adalah peristiwa kenaikan harga BBM pada tanggal 1
Oktober 2005.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah proporsional sampling
dan
random sampling. Data yang dianalisis meliputi volume perdagangan saham,
jumlah saham beredar, IHSG, dan data harga saham harian 151 perusahaan yang
dijadikan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder yang telah
dipublikasikan oleh BEJ. Dalam penelitian ini digunakan uji beda dua rata-rata untuk
mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata TVA dan rata-rata AR tiga puluh lima
hari sebelum dan lima belas hari sesudah peristiwa kenaikan harga BBM.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan rata-rata Trading Volume
Activity (TVA) tiga puluh lima hari sebelum dan lima belas hari sesudah peristiwa
kenaikan harga BBM (Z = 3,87; p<0,05). Hasil analisis juga menunjukkan tidak ada
perbedaan rata-rata Abnormal Return (AR) tiga puluh lima hari sebelum dan lima
belas hari sesudah kenaikan harga BBM (Z = -1,09; p>0,05). Jadi berdasarkan hasil
analisis, dapat diketahui bahwa peristiwa kenaikan harga BBM pada tanggal 1
Oktober 2005 berdampak pada Trading Volume Activity (TVA) dan tidak berdampak
pada Abnormal Return.
ABSTRACT
THE EFFECT OF PRICE INCREASE OF OIL PRODUCTS ON TRADING
VOLUME ACTIVITY and ABNORMAL RETURN
(Event Study at the event of the price increase of BBM in October 1
st, 2005)
WAHYUNOTO WIRYOKO
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2007
The aim of this research is know about the impact of the increased fuel price
on October 1
st, 2005 on the Trading Volume Activity (TVA) and Abnormal Return
(AR). The research type is “an event study” on the stock prices in Jakarta Stock
Exchange (BEJ), and the chosen event is the increased fuel price on October 1
st,
2005.
The sampling methods used are proportional and random sampling. The data
are share trading volume, the amount of share circulation, the composite index
(IHSG), and the daily price of share on 151 companies as samples. The data are
secondary data published by BEJ. The test for analyzing the differences between two
means are employed to know whether there is any differences between the rates of
TVA and the rate of AR, 35 days before and 15 days after the event.
Result of this research show the significant differences of TVA’s rate 35 days
before and 15 days after the event (Z = 3.87; p<0.05). Results also show that there is
no significant differences of AR’rates 35 days before and 15 days after the events
(Z = -1.96; p>0.05). The conclusion is that the event of increased fuel price on based
on )ctober 1
st, 2005 has affected Trading Volume Activity (TVA) significantly and
don’t affected Abnormal Return (AR) insignificantly.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Dampak Peristiwa
Kenaikan Harga BBM Terhadap
Trading Volume Activity
dan
Abnormal Return
(Event Study pada Peristiwa Kenaikan Harga BBM Tanggal 1 Oktober 2005) ini
dengan baik.
Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
memberikan dorongan, bimbingan, petunjuk, dan nasihat dari permulaan sampai
selesainya penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1.
Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S.
, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak Drs. Gregorius Hendra Poerwanto, M.Si.
, selaku Ketua Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3.
Bapak
Drs. A Triwanggono, M.S.
, selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, nasehat, saran dan kritiknya
dalam menyusun skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
4.
Ibu Dra. Caecilia Wahyu E.R., M.Si.
sebagai dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, nasihat, serta saran dalam penulisan skripsi ini sehingga
dapat terselesaikan dengan baik.
5.
Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si.
yang telah memberi masukan, nasihat
serta saran dalam penulisan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
6.
Kepada Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah membantu penulis selama ini.
7.
Kepada Mbah Kakung
FX. Supardi Sastrodihardjo
dan Mbah Putri
PX.
Sukiyem
terima kasih atas kasih sayangnya yang hangat selama ini. Kulo sampun
lulus mbah...!!!
8.
Kedua orang tuaku tercinta,
Bapak H.Y. Beno Daryono
dan
Ibu Chr. Sunarti
Daryono
, Adikku tersayang,
Lukas
terima kasih atas doa, perhatian, kasih
sayang, semangat dan dukungan baik secara materiil dan moril selama ini kepada
penulis.
9.
Keluarga keduaku;
Pak’e
,
Mbok’e
,
pak Gandung
,
‘de Nduk
,
‘de Grek
,
maz
Moko, maz Aep
,
maz Pendek
,
mba’ Ribut
,
bu’ Gatik
,
mba’ Iwik
,
mba’
Cemeng
,
Ndeple
,
Babahe
,
Kliwon
. Terima kasih telah menampungku disaat
penulis merasa kesepian dan butuh tempat “bersandar”.
10.
All crew Guyub Rukun Community,
The
Mendez
,
The
Yanu
,
Jep Get Born
,
Agus “
Gathir
”,
The Bambang
, Awan “
Ponyep
”,
Dhika
,
Meenk
, Nina
“
Kokom
”, Lina “
Cipluk
”, Dian “
Sastro
”. All for one, one for all guys...!!!
11.
Para tetanggaku di Ibukota,
Ririe,
Besok ajak aku muterin kota Jakarta lagi
yaah....!!!,
Eny
“
Cantiqku
”
Je t’aime, c’est pourquoi je ne cesserai jamais de
prier pour ton salut...
12.
Sobatku,
Dina Ekawati,
terima kasih atas kesediaanmu berbagi waktu, cerita
baik suka dan duka. Thank’s....I enjoy sharing about
everything with u;
Remember!!! Where ever u go I’ll be two stepp behind u..U’ll never walk alone
my lovely friends!!!
13.
Kepada sahabatku
Dwi Sutrisno
,
matur thank u
yang sebesar-besarnya atas
pinjaman komputernya. Moga rukun terus sama Ikha.
14.
Temanku
Dodo & Fenny
, aku doakan semoga kalian bersatu lagi.
15.
Buat GL-ku
AD 4759 MC
,
terima kasih telah setia menemaniku menyusuri
jalan-jalan dikota Jogja. Sudah saatnya kamu pensiun dab..!!!
16.
Temen-temenku di Klaten,
Agya
,
Asyif
,
Jambret
,
Bincux
,
Penthol
,
Koplir
,
Nandra
,
Q-nyuk, Guchik, ThePlay
,
Klowor
,
Lek Man
,
Gembrot
,
Rony
. Maap
aku udah jarang ngumpul lagi ma kalian.
17.
Buat para seniorku,
Daniek
,
Jefry
,
Ndower
,
Topan
,
Menol
,
Ateng,
Mesum
,
Bete
,
Kintel
,
Nunung
,
Bang Riza
,
Mamad
,
Mukidi, Rony
.
Salut for u all
guys!!! Bersatu dan bersaudara dalam Dharmo Community!!!
18.
Rekan-rekan P3W-ku,
Heru
,
Vava
,
Leboy
,
Nina
,
Dhei
,
Santi
,
Sinta
,
Siska
,
Sandra
,
Era
,
Harpi
,
Olla
,
Tobing
, terima kasih atas kebersamaan kita.
19.
Kepada para pegawai perpustakaan, pak
Supri
, pak
Marsudi
, pak
Suradi
, pak
Krisman
, mas
Drajat
, ibu
Harti
, ibu
Wiwiek
, ibu
Mini
, mbak
Inee
, terima kasih
atas segala kritik, saran, bimbingan kepada penulis selama ”nyambi” di
perpustakaan.
20.
Temen-temen Manajemen Angkatan 2002,
Angie
,
Candra
,
Ikha
,
Indri
,
Didik
,
Angga
,
Reynold
,
Novri
,
Nora
,
Mimin
,
Citra
,
Agnes
,
Kenthus
,
Anjar
,
Yoky
,
Ethik
,
Lek
,
Vinant
,
Hendrik
,
Bagus
,
Rizqi
,
Sintha
,
Olive
,
Alm. Wisnu
,
Juan
,
Benny, Beben, Nyoman, Lia
,
Niya
,
Ira
,
Titin
. Terima kasih atas segala kisah
suka maupun duka yang telah kita lalui bersama.
21.
Cah-cah kos-an Djoyo Community,
Kenthang
,
Tukhul
,
Ithok
,
Wahyu
,
Andika,
Gabug, Plongoh, Hendra, Pak Tua, Topeng
.
22.
Eks kontrakan Takhesi;
Candradut
,
Ichoe
,
Moga
,
Mangun
,
Kirun
,
Kotrek
,
Acoy
,
Atika
,
Titik
, dek
Yanti
, dek
Ika
. Trim’s atas kebersamaan kita.
23.
Semua pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini baik secara langsung
maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi
pembaca semua.
Yogyakarta, 4 Desember 2006
Penulis
Wahyunoto Wiryoko
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II LANDASAN TEORI
... 8
A. Pasar Modal ... 8
1. Pengertian Pasar Modal ... 8
2. Instrumen Pasar Modal ... 10
3. Pelaku Pasar Modal ... 15
4. Kandungan Informasi di Pasar Modal ... ... 17
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ... 18
C.
Signaling Theory ... 19
D.
Trading Volume Activity (TVA) ... 20
E.
Abnormal Return (AR)
... 22
F.
Konsep Model Indeks Tunggal ... 24
G.
Kenaikan Harga BBM ... 25
1.
Sebelum Kenaikan Harga BBM ... 25
2.
Kenaikan Harga BBM ... 27
3.
Sesudah Kenaikan Harga BBM ... 28
H.
Studi Peristiwa ... 30
1. Pengertian Studi Peristiwa (Event Study) ... 30
2. Sejarah
Event Study
... 30
3. Menentukan Periode Kejadian (Event Date) ... 31
I. Telaah Studi Terdahulu ... 33
J.
Hipotesis Penelitian ... 34
BAB III METODE PENELITIAN
... 36
A. Jenis Penelitian ... 36
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 36
C. Periode Penelitian ... 37
D. Data yang Dibutuhkan ... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ... 38
F. Variabel Penelitian ... ... 38
G. Populasi dan Sampel ... 39
H. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42
I. Teknik Analisis Data ... 42
BAB IV GAMBARAN UMUM PASAR MODAL INDONESIA
... 53
A. Sejarah Pasar Modal Indonesia ... 53
1. Periode Pertama (1912-1942) ... 54
2. Periode Kedua (1952-1960) ... 54
3. Periode Ketiga (1977-1988) ... 55
4. Periode Keempat (1988-1995) ... 56
5. Periode Kelima (mulai 1995) ... 58
6. Periode Keenam (mulai Agustus 1997) ... 63
B. BAPEPAM ... 65
C. PT. BURSA EFEK JAKARTA (PT. BEJ) ... 65
1. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Jakarta ... 66
2. Sistem Perdagangan Efek di Bursa Efek Jakarta ... 67
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
... 74
A. Desain Penelitian ... 74
B. Deskripsi Data ... 75
C. Pengujian Hipotesis ... 82
1. Hipotesis Pertama ... 82
a. Analisis ... 82
b. Pembahasan ... 94
2. Hipotesis Kedua ... 96
a. Analisis ... 97
b. Pembahasan ... 111
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
...
117
A. Kesimpulan ... 117
B. Keterbatasan Penelitian ... 118
C. Saran ... 118
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Kinerja Sebelum dan Sesudah JATS ...
59
Tabel 4.2 Jadwal Perdagangan Harian Bursa Efek Jakarta ...
72
Tabel 5.1 Nama Perusahaan yang Dijadikan Sampel ...
77
Tabel 5.2.a Aktivitas Volume Perdagangan Saham AALI ...
83
Tabel 5.2.b Aktivitas Volume Perdagangan Saham LPLI ...
85
Tabel 5.3 Rata-rata Aktivitas Volume Perdagangan Saham ...
87
Tabel 5.4 Rata-rata TVA Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga BBM ...
90
Tabel 5.5 Nilai
Aliran
Dana ... 96
Tabel 5.6
Return saham AALI dan LPLI ...
99
Tabel 5.7
Return Indeks Saham Gabungan ... 100
Tabel 5.8 Alpha dan Beta AALI ... 101
Tabel 5.9 Persamaan
Expected Return AALI dan LPLI ... 102
Tabel 5.10.a
Expected Return AALI ... 103
Tabel 5.10.b
Expected Return LPLI ... 103
Tabel 5.11
Abnormal Return AALI dan LPLI ... 104
Tabel 5.12 Sub
Rata-rata
Abnormal Return ... 105
Tabel 5.13 Rata-rata Abnormal Return
... 106
Tabel 5.14 Jumlah Saham Yang Dijual ... 108
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 5.1 Aktivitas Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah
Peristiwa Kenaikan Harga BBM...
91
Gambar 5.2
Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Peristiwa Kenaikan Harga
BBM ... 109
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.a – 1.abw TVA Periode Sebelum dan Sesudah Peristiwa Kenaikan
Harga BBM ... 1-101
Lampiran 1.abx Rata-rata TVA dan Standar Deviasi Sebelum dan Sesudah
Peristiwa Kenaikan Harga BBM ... 102
Lampiran 2.a – 2.af Indeks Harga Saham Gabungan dan Harga Saham Individual
pada Hari ke-t ……… 103-133
Lampiran 2.ag – 2.aap Return IHSG dan Return Harga Saham Individual pada Hari
ke-t ……… 134-169
Lampiran 3.a – 3.ak Alfa dan Beta Saham Individual dengan Konsep Model
Indeks Tunggal ………. 170-206
Lampiran 4.a – 4.eu Expected Return dan AR 35 hari Sebelum dan 15 hari
Sesudah Peristiwa Kenaikan Harga BBM ……….... 207-256
Lampiran 4.ev – 4.ew Rata-rata AR dan Standar Deviasi Sebelum dan Sesudah
Peristiwa Kenaikan Harga BBM ... 357-358
Lampiran 4.ex – 4.ey Uji Signifikansi AR... ... 359-360
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal adalah salah satu kekuatan bagi perusahaan untuk memobilisasi
dana masyarakat, disamping itu pasar modal juga menjadi alternatif bagi
perusahaan untuk memperoleh sumber pendanaan. Pasar modal adalah pasar
untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,
baik oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Instrumen keuangan yang
dimaksud adalah saham. Saham adalah selembar kertas yang menunjukkan hak
pemegang surat tersebut untuk memperoleh bagian dan prospek atau kekayaan
lembaga yang menerbitkan sekuritas tersebut.
Salah satu tujuan investor (baik investor yang berasal dari dalam negeri
maupun investor asing) menanamkan dananya pada suatu perusahaan yang
sahamnya
listed dipasar modal tidak lain karena ingin mendapatkan keuntungan
dimasa yang akan datang. Akan tetapi syarat utama yang diinginkan oleh investor
agar bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman
akan investasinya. Perasaan aman tersebut akan diperoleh bila investor
memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu. Informasi yang
diperoleh tersebut akan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
investasinya. Dalam memutuskan apakah akan melakukan transaksi di pasar
modal atau tidak, biasanya investor mendasarkan keputusannya pada berbagai
informasi yang ada, baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi
yang dimilikinya.
Dalam kenyataannya, aktivitas perdagangan saham di pasar modal tidak
selalu stabil, akan tetapi cenderung relatif bergerak atau bereaksi terhadap setiap
informasi yang dihasilkan. Informasi yang ada dapat dikatakan memiliki makna
atau berharga bagi para investor jika keberadaan informasi tersebut mampu
merangsang investor untuk melakukan transaksi di pasar modal maupun
tercermin dalam bentuk perubahan harga saham.
sensitif terhadap peristiwa yang memuat informasi ekonomi maupun
non-ekonomi.
Ada beberapa indikator untuk mengetahui kualitas pasar modal. Salah satu
indikator tersebut adalah ketersediaan informasi. Kecepatan reaksi pasar modal
terhadap suatu peristiwa menggambarkan tingkat efisiensi suatu pasar. Semakin
efisien suatu pasar, maka semakin cepat pula informasi tersebut terefleksi dalam
harga saham.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Dampak Peristiwa Kenaikan
Harga BBM Terhadap
Trading Volume Activity
dan
Abnormal Return
”
(Event
Study Pada Peristiwa kenaikan Harga BBM Tanggal 1 Oktober 2005).
B. Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan rata Trading volume activity (TVA) dan
rata-rata Abnormal Return (AR) sebelum peristiwa kenaikan harga BBM dan sesudah
peristiwa kenaikan harga BBM yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 2005?
C. Batasan Masalah
2. Peristiwa yang diamati adalah peristiwa kenaikan harga BBM pada tanggal 1
Oktober 2005. Studi ini akan melihat apakah pasar akan bereaksi terhadap
keputusan pemerintah menaikkan harga BBM.
3. Variabel yang diamati meliputi Aktivitas Volume Perdagangan/Trading
Volume Activity (TVA) dan Tingkat Keuntungan Tidak Normal/Abnormal
Return (AR).
4. Pasar modal yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah Bursa Efek
Jakarta (BEJ), dengan alasan BEJ memiliki jumlah emiten yang lebih banyak
terdaftar dibandingkan dengan Bursa Efek Surabaya (BES).
5. Jumlah atau volume perdagangan saham yang terjadi di BEJ melalui
parameter Trading volume activity (TVA) periode penelitian.
6. Harga saham yang digunakan adalah harga saham di pasar sekunder yaitu
harga saham harian saat penutupan, sehingga secara nyata mencerminkan
penyerapan informasi pada pasar modal.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan
rata-rata
Trading volume activity (TVA) dan rata-rata Abnormal Return (AR) pada
periode sebelum peristiwa kenaikan harga BBM dan sesudah peristiwa kenaikan harga
BBM yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 2005.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi
Pemerintah
Studi ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pemerintah agar
lebih berhati-hati dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan ekonomi, agar
dapat tercipta iklim investasi yang kondusif bagi para investor dalam
melakukan aktivitas bisnisnya di pasar modal Indonesia
2. Bagi
Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusannya, apakah
investor jadi menanamkan modalnya atau tidak jadi menanamkan kembali
modalnya, baik yang sudah atau akan menanamkan modalnya ke perusahaan
tertentu dengan melihat reaksi pasar setelah ada pempublikasian informasi
atau pada saat event tertentu.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Studi ini diharapkan menjadi wacana karangan ilmiah bagi para
pembaca, maupun mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
(USD) mengenai dampak suatu peristiwa ekonomi terhadap aktivitas
perdagangan saham di pasar modal.
4. Bagi Peneliti Sendiri
di bidang portofolio investasi, sekaligus sebagai sarana dalam menambah
wawasan peneliti di bidang investasi pada pasar modal.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan pasar modal, faktor-faktor yang mempengaruhi
harga saham, Signalling Theory,
Trading Volume Activity (TVA),
Abnormal Return (AR), Konsep Model Indeks Tunggal, kenaikan
harga BBM, Event Study, telaah studi terdahulu, dan hipotesis
penelitian
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, data
yang dibutuhkan, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,
pengukuran variabel penelitian, populasi dan sampel, tempat dan
waktu penelitian, dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PASAR MODAL di INDONESIA
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan analisis data dan pembahasan dari penelitian
yang telah dilakukan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Pengertian pasar modal secara umum merupakan suatu tempat
bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka
memperoleh modal. Penjual dalam pasar modal merupakan perusahaan yang
membutuhkan modal (
emiten
), sehinggga mereka berusaha untuk menjual
efek-efek di pasar modal. Sedangkan pembeli (investor) adalah pihak yang
ingin menanamkan modalnya di perusahaan yang menurut mereka
menguntungkan (Sunaryah, 1994: 4).
Menurut Husnan (1998: 3) pada dasarnya, pasar modal (
capital
market
) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun
modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah,
public authorities
,
maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan
konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (
financial market
). Dalam
financial market
, diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri,
baik dana jangka pendek maupun jangka panjang, baik
negotiable
ataupun
tidak (Husnan 1998: 3).
Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 pasal 5 ayat 1,
memberikan pengertian pasar modal yang lebih lengkap yaitu:
“Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”.
Berdasarkan definisi tersebut, pengertian pasar modal sering dikaitkan
dengan efek. Undang-Undang No.8 tahun 1995 Bab I pasal 1 ayat 5 tentang
pasar modal mendefinisikan efek adalah sebagai berikut:
“Efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang unit penyertaan kontrak
investasi_kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap
derivatif
dari
efek”.
2. Instrumen Pasar Modal.
Pasar modal memiliki beberapa instrumen dalam melakukan
aktivitasnya. Menurut Sunariyah, (1997: 4) instrumen pasar modal adalah:
a.
Saham (
stocks
)
Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan bahwa seseorang
ikut memiliki sebuah Perseroan Terbatas (PT) (Arif Suadi, 1994: 213).
Saham mempunyai beberapa jenis dengan berbagai karakteristik
tertentu, yaitu:
1)
Saham Biasa (
common stock
)
Saham Biasa adalah saham yang tidak mempunyai hak
a)
Sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan akan modal
permanen.
b)
Sebagai alat untuk menentukan pembagian modal.
c)
Sebagai alat untuk menentukan pembagian modal.
d)
Sebagai alat untuk menguasai perusahaan.
Klasifikasi atas saham biasa terdiri dari (Widoatmodjo, 1996:55):
a) Blue-Chips Stocks
Suatu saham dapat diklasifikasikan sebagai
blue chips
bila
suatu perusahaan penerbitnya memiliki reputasi baik.
b) Income Stocks
Saham memiliki kemampuan untuk membagi dividennya lebih
tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan tahun-tahun
sebelumnya.
c) Growth Stocks
(
well-known
)
Jika emiten merupakan pemimpin didalam industrinya dan
selama beberapa tahun terakhir berturut-turut mampu
mendapatkan hasil diatas rata-rata emiten, saham ini biasanya
mempunyai reputasi tinggi dan gaya publisitas yang tampak
glamour dalam memperbaiki peningkatan atau penurunan
sahamnya.
d) Growth Stocks
(
lesser-known
)
Saham yang secara umum, pemiliknya tidak menjadi pemimpin
growth stocks
(
well known
) yaitu mampu menghasilkan hasil
yang lebih tinggi dari penghasilan rata-rata tahun terakhir.
e) Spekulative Stocks
(saham spekulatif)
Saham yang emitennya tidak bisa secara konsisten
mendapatkan penghasilan dari tahun ke tahun, namun memiliki
posisi untuk mendapatkan penghasilan baik di masa
mendatang.
f)
Cychical Stocks
(saham bersiklus)
Perkembangan saham yang mengikuti pergerakan situasi
ekonmi makro atau kondisi bisnis secara umum selama
ekonomi makro sedang mengalami ekspansi. Emiten saham ini
akan mampu mendapatkan penghasilan yang tinggi, demikian
pula sebaliknya.
g)
Defensive
atau
Counter Cyclical Stocks
(saham bertahan)
Jenis saham yang tidak mungkin terpengaruh oleh kondisi
ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat
resesi, harga saham tetap tinggi sebab mampu memberikan
dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emitennya
mendapatkan penghasilan yang tinggi pada kondisi resesi.
2)
Saham preferen (
preferred stock
)
Pemegang saham jenis ini mempunyai preferensi tertentu
a)
Pembagian dividen
Dividen dari saham preferen diambil lebih dahulu, kemudian
sisanya barulah disediakan untuk saham biasa. Dividen saham
preferen dinyatakan dalam prosentase tertentu dari nilai
nominal perusahaan.
b)
Pembagian kekayaan
Apabila perusahaan terpaksa dilikuidasi, maka dalam
pembagian kekayaan, saham preferen akan didahulukan
daripada saham biasa.
Macam-macam saham preferen (
prefered stock
) adalah
a)
Saham preferen kumulatif (
non preferred stock
)
Saham preferen kumulatif adalah saham preferen jika dalam
suatu tahun tidak dapat dibagikan dividen, misalnya karena
perseroan menderita rugi maka dividen yang tidak dapat
dibagikan tersebut digabungkan dengan dividen tahun-tahun
berikutnya sampai dividen dibagikan.
b)
Saham preferen non kumulatif (
non cumulative preferred
stock
)
Saham preferen non kumulatif adalah saham preferen yang jika
pada suatu tahun tidak dibagikan dividen, maka pembagian
c)
Saham preferen partisipatif (
participation preferred stock
)
Saham preferen pertisipatif adalah saham preferen yang diberi
hak untuk memperoleh bagian dividen tambahan setelah saham
biasa memperoleh jumlah dividen yang sama dengan jumlah
tetap yang diperoleh saham preferen.
d)
Saham preferen non partisipatif (
non participation preferred
stock
)
Saham preferen non partisipatif merupakan kebalikan dari
saham preferen partisipatif. Jadi, setelah pembagian saham
biasa tidak ada tambahan untuk saham preferen.
b.
Obligasi (
bonds
)
Surat berharga obligasi merupakan instrumen hutang bagi perusahaan
yang hendak memperoleh modal. Keuntungan dari membeli obligasi
diwujudkan dalam bentuk kupon.
c.
Surat Berharga Lainnya
Selain dari dua jenis efek yang telah diuraikan di atas yang sudah banyak
digunakan sebagai media di bursa efek Indonesia, terdapat beberapa efek
yang termasuk instrument
derivatif
, yaitu:
1)
Option
Option
adalah surat pernyataan yang dikeluarkan oleh seorang atau
lembaga (tetapi bukan emiten) untuk memberikan hak kepada
2)
Warrant
Warrant
adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan
yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham
perusahaan dengan persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya.
Persyaratan tersebut biasanya mengenai harga, jumlah, dan masa
berlakunya
warrant
tersebut.
3)
Right
Right
adalah surat yang diterbitkan oleh perusahaan yang
memberikan hak kepada pemegangnya (pemilik saham biasa) untuk
membeli tambahan saham pada penerbitan saham baru, sebelum
saham tersebut ditawarkan kepada umum.
3.
Pelaku Pasar Modal
Pelaku yang terlibat dalam aktivitas di pasar modal (Sunariyah, 1997)
adalah:
a.
Emiten
Emiten adalah perusahaan yang melakukan penjualan surat-surat
berharga atau melakukan emisi di bursa.
b.
Investor
Investor adalah pemodal yang membeli atau menanamkan modalnya di
c.
Lembaga Penunjang
Fungsi lembaga penunjang ini antara lain, ikut serta mendukung
beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten
maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan pasra modal. Lembaga penunjang tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Penjamin Emisi (
underwriter
)
Penjaimin emisi adalah lembaga yang menjamin terjualnya saham
atau obligasi sampai batas waktu tertentu dan memperoleh dana.
2) Perantara Pedagang Efek (
broker/
pialang)
Mereka ini bertugas menjadi perantara dalam jual beli efek, yaitu
perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor).
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain: memberikan informasi
kepada emiten, melakukan penjualan efek kepada investor
3) Perdagangan Efek (
dealer
)
Pedagang efek dalam pasar modal bertugas sebagai: pedagang dalam
jual beli efek, sebagai perantara dalam jual beli efek.
4) Penanggung (
guarantor
)
Penanggung adalah lembaga penengah antara si pemberi
kepercayaan dengan si penerima kepercayaan.
5) Wali Amanat (
trustee
)
Dalam emisi obligasi, jasa wali amanat sangat diperlukan terutama
amanat adalah investor. Jadi wali amanat mewakili pihak investor
dalam hal obligasi.
4.
Kandungan Informasi di Pasar Modal
Suatu pasar modal dikatakan sehat apabila memiliki unsur-unsur berikut
(Pinondang, 2001):
a.
Efisien
Efisien adalah kemampuan pasar modal untuk mengakomodasi transaksi
sebanyak mungkin dalam waktu singkat.
b.
Fair
Fair
adalah kemampuan pasar modal untuk melakukan transaksi secara
langsung tanpa pemihakan dan atas dasar penyebaran informasi yang
merata.
c.
Likuid
Likuid adalah kemampuan pasar modal untuk menampung semua
kabutuhan penjual dan pembeli setiap saat.
d.
Transparan
Transparan
adalah kemampuan pasar modal untuk menyediakan
informasi seketika (
real time
) pada semua pelaku pasar modal, kapan
saja.
Menurut Jogianto (2003: 371) terdapat tiga macam bentuk utama dari
a.
Efisiensi Pasar Bentuk Lemah (
Weak Form Efficiency
)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari
sekuritas mencerminkan secara penuh (
fully
reflect
) informasi-informasi
dari masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah
terjadi.
b.
Efisiensi Pasar Bentuk setengah Kuat (
Semi Strong Efficiency
)
Pasar dikatakan sefisien bentuk setengah kuat jika harga-harga
sekuritas secara penuh mencerminkan (
fully reflect
) semua informasi
yang dipublikasikan (
all publicly available information
) termasuk
informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten.
c.
Efisiensi Pasar Bentuk Kuat (
Strong Form Efficiency
)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga
sekuritas secara penuh mencerminkan (
fully reflect
) semua informasi
yang tersedia termasuk informasi yang privat.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Harga saham dipengaruhi oleh hal-hal prinsip dan non-prinsip (Syahrir
dan Husman, 1991) yaitu:
1. Prinsip-prinsip yang mempengaruhi harga saham
a.
Keadaan ekonomi suatu negara.
b.
Kebijakan pemerintah dalam mengembangkan dan membangun
ekonomi termasuk pasar modal.
d.
Keadaan ekonomi dunia, terutama dalam era globalisasi
perdagangan antar negara akan lebih berpengaruh terhadap
perubahan harga di suatu negara.
2.
Faktor-faktor yang kurang prinsipil namun sangat besar pengaruhnya
terhadap harga saham:
a.
Permintaan dan penawaran dari dana yang tersedia atau dimiliki.
b.
Penawaran dan permintaan terhadap saham yang beredar dan
diperjualbelikan di bursa efek.
c.
Berita ataupun segala informasi dari berbagai media massa.
d.
Tingkat risiko yang diperkirakan oleh para investor.
Faktor utama yang menyebabkan perubahan harga saham adalah
persepsi yang berbeda dari masing-masing investor sesuai dengan
informasi yang dimiliki. Apabila sebagian besar investor
berpendapat suatu saham tersebut tidak memadai lagi, maka investor
akan mengambil keputusan untuk menjual sahamnya, apabila hal ini
terjadi maka harga saham akan turun sebagai adanya
oversupply
.
C.
Signalling Theory
Asumsi utama dalam teori sinyal adalah bahwa manajemen mempunyai
informasi yang akurat tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh
investor luar, dan manajemen adalah orang yang berusaha memaksimalkan
informasi yang lebih lengkap dan akurat dibandingkan pihak luar perusahaan
(investor) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.
Asimetri informasi akan terjadi jika manajemen tidak secara penuh
menyampaikan semua informasi yang diperolehnya tentang semua hal yang
dapat mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar modal, sehingga jika
manajemen menyampaikan suatu informasi ke pasar, maka umumnya pasar
akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap adanya
event
tertentu yang akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari
perubahan harga dan volume perdagangan saham yang terjadi (Budiarto Arif
dan Zaki: 1999, 96).
Dihubungkan dengan volume, suatu
event
dikatakan memiliki
kandungan informasi, apabila jumlah lembar saham yang diperdagangkan
menjadi lebih besar ataupun menjadi lebih kecil ketika
event
tersebut terjadi.
Di lain pihak suatu
event
juga dikatakan memiliki kandungan informasi,
apabila harga berubah, yang mengakibatkan investor memperoleh
return
abnormal (Beaver, 1968). Sebagai implikasinya, keputusan pemerintah
menaikkan harga BBM akan direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal yang
menyampaikan adanya informasi baru yang selanjutnya akan mempengaruhi
nilai saham perusahaan dan aktivitas perdagangan saham.
D.
Trading Volume Activity
(TVA)
bulan, ½ tahun, maupun 1 tahun (Halim dan Sarwoko, 1995: 8). TVA ini
terjadi disebabkan ada 2 pihak (pihak yang memerlukan modal dan pihak yang
kelebihan modal) yang melakukan transaksi di pasar modal. Pihak perusahaan
atau emiten mengeluarkan sejumlah saham tertentu yang ditawarkan kepada
investor di pasar modal, sementara pihak investor atau pihak yang kelebihan
dana akan membeli saham-saham tersebut dalam rangka menginvestasikan
kelebihan dana yang mereka miliki. Perhitungan TVA dapat disajikan sebagai
berikut:
TVA merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat
reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas
volume perdagangan di pasar (Suryawijaya dan Setiawan, 1998: 142).
Ditinjau dari fungsinya, dapat dikatakan bahwa TVA merupakan suatu
parameter yang digunakan untuk mengukur reaksi pasar terhadap suatu
event
.
Pendekatan TVA ini dapat juga digunakan untuk menguji hipotesis pasar
efisiensi dalam bentuk lemah (
weak-form efficiency
), hal ini karena karena
dalam pasar yang belum efisien atau efisien dalam bentuk lemah, perubahan
harga belum dengan segera mencerminkan informasi yang ada, sehingga
peneliti hanya dapat mengamati reaksi pasar modal melalui pergerakan
volume perdagangan pada pasar yang diteliti. Suatu
event
memiliki kandungan
informasi apabila jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih
tersebut (Beaver, 1968). Berdasarkan hasil analisa Beaver tersebut, secara
logis hanya bisa disebutkan adanya kandungan informasi juga, apabila jumlah
lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih kecil ketika suatu
event
terjadi. Reaksi demikian mungkin merupakan reaksi negatif atau disebabkan
karena adanya
bad news
.
Pengujian reaksi pasar terhadap informasi keuangan dengan
menggunakan pendekatan volume perdagangan telah dilakukan oleh Beaver,
dikutip dari (Hastuti dan Sudibyo, 1998: 242). Hasil pengujian Beaver
menunjukkan bahwa kegiatan perdagangan saham pada saat pengumuman
mencapai 33% lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kegiatan
perdagangan diluar periode pengumuman, dan kegiatan perdagangan pada saat
pengumuman adalah yang paling tinggi dibandingkan dengan periode lainnya.
E.
Abnormal
Return
(AR)
Studi peristiwa menganalisis
return
tidak normal (
abnormal return
) dari
sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari suatu peristiwa.
Abnormal return
merupakan kelebihan atau kekurangan dari return yang
sesungguhnya terjadi terhadap return normal.
Return
normal merupakan
return
ekspektasi (
return
yang diharapkan oleh investor), dengan demikian
return
tidak normal (
abnormal return
) adalah selisih antara selisih antara
return
sesungguhnya yang terjadi dengan
return
ekspektasi (Jogiyanto, 1998:
415-416).
]
[
itit
it
R
E
R
AR
=
−
Keterangan:
it
AR
= abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-tit
R
= Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode peristiwake-t
E[R
i,t]
= Return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-tReturn
sesungguhnya merupakan
return
yang terjadi pada waktu ke-t yang
merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya atau
dapat dihitung dengan rumus (P
i,t– P
i,t-1) / P
i,t-1.Sedangkan
return
ekspektasi
merupakan
return
yang harus diestimasi. Brown dan Warner (1985)
mengestimasi
return
ekspektasi dengan menggunakan model estimasi sebagai
berikut: (dikutip dari Jogiyanto, 2003: 434-446)
1.
Mean-Adjusted Model
Model disesuaikan rata-rata (
mean-adjusted model
) ini menganggap
bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return
realisasi sebelumnya selama periode estimasi (
estimation period
).
2.
Market Model
Perhitungan return ekspektasi dengan menggunakan model pasar
(
market model
) ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
a.
Membentuk model estimasi dengan menggunakan data realisasi selama
b.Menggunakan model ekspektasi untuk mengestimasi return ekspektasi di
periode jendela.
3.
Market-Adjusted Model
Model disesuaikan-pasar (
market-adjusted model
) menganggap
bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas
adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model
ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk
model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan
return indeks pasar.
F. Konsep Model Indeks Tunggal
Konsep Model Indeks Tunggal dapat digunakan untuk menghitung
return ekspektasi dan risiko portofolio. Konsep Model Single Indeks Tunggal
mendasarkan diri atas pemikiran bahwa tingkat keuntungan suatu saham
dipengaruhi oleh keuntungan pasar yang oleh indeks pasar (IHSG) persamaan
yang digunakan adalah
R
it=
α
i+
β
iR
m+ ei
Keterangan:
R
it: Tingkat keuntungan saham i pada periode t
β
i: Parameter yang mengukur perubahan yang diharapkan pada R
ikalau
terjadi perubahan pasar
α
i: Nilai pengharapan dari bagian tingkat keuntungan saham i yang tidak
R
m: Tingkat keuntungan indeks pasar
E
i: Elemen acak dari bagian return saham yang tidak dipengaruhi oleh
perubahan pasar. Diasumsikan E (e
i) = 0
Untuk sekuritas, penggunaan model indeks tunggal menghasilkan
tingkat keuntungan yang diharapkan, yaitu :
E(R
i) =
α
+
β
i(R
m)
G. Kenaikan Harga BBM
1. Sebelum kenaikan harga BBM
Bahwa harga BBM terus dinaikkan, hal itu sudah berulang kali
dijelaskan. Intinya, pemerintah tidak mau seluruh anggaran habis dipakai
untuk subsidi BBM. Hanya saja kita selalu mengingatkan, kebijakan yang
diambil jangan terbatas sekedar menaikkan harga BBM. Dibutuhkan
kebijakan pelengkap yang mencakup bidang politik, sosial, dan ekonomi.
Terhadap masalah sosial, pemerintah sudah mencanangkan pemberian subsidi
Rp 100.000 per bulan kepada 15,5 juta keluarga miskin. Meski dikritik cara
dan sistem penyalurannya, sudah ada upaya meredam munculnya gejolak
sosial. Dalam bidang politik, Wakil Presiden Jusuf Kalla mencoba meredam
gejolak dengan menemui mantan Wapres Try Sutrisno. Kita mengharapkan
langkah itu dilebarkan dengan mengajak semua komponen bangsa untuk
mencari jalan terbaik mengatasi dampak kenaikan minyak dunia.
Satu hal lagi yang juga perlu dilakukan pemerintah adalah menangani
pengertian sektor dunia usaha, tetapi menyiapkan paket insentif yang bisa
membuat mereka bertahan. Mengapa? Kenaikan harga BBM, apalagi jika
mencapai 50 persen lebih, bukan hanya akan mempengaruhi biaya langsung,
tetapi bisa mempengaruhi biaya dana (
cost fund
). Hal itu disebabkan kenaikan
harga BBM pasti akan mendongkrak inflasi. Dengan inflasi meningkat,
otomatis menaikkan tingkat suku simpanan atau pinjaman. Dengan biaya dana
lebih mahal, sementara daya beli masyarakat menurun, maka yang
terpengaruh adalah kesehatan keuangan perusahaan. Untuk membuat mereka
bisa bertahan, langkah yang dipilih pasti mengurangi karyawan. Itulah inti
unjuk rasa yang dilakukan buruh dalam mengantisipasi kenaikan harga BBM
belakangan ini. Bagi pemerintah sendiri, banyaknya PHK merupakan sebuah
persoalan tersendiri. Sebab, selain bisa meningkatkan kemiskinan dan angka
kriminalitas, itu juga tidak sejalan dengan agenda pemerintah yang ingin
membuka lapangan kerja dan menurunkan angka kemiskinan.
Apa yang dialami PT Semen Cibinong yang menghentikan kegiatan
pabriknya di Cilacap merupakan gambaran bahwa apa yang kita ceritakan
diatas bukan lagi sebuah reka-reka. Akibat kenaikan harga BBM terhadap
kelangsungan usaha sungguh-sungguh terjadi. Untuk mencegah agar keadaan
seperti itu tidak berlanjut, tidak ada pilihan lain kecuali pemerintah ikut
memikirkan jalan keluarnya. Sebab, pemerintahlah yang mempunyai alat
untuk memberi insentif yang bisa mengurangi beban dunia usaha. Bentuknya
bisa bermacam-macam, tetapi intinya bagaimana sektor riil bisa bertahan dan
selamat dengan APBN, tetapi sektor dunia usaha dibiarkan terpuruk. Sebab,
pada akhirnya pemerintah dan negaralah yang akan terkena imbasnya apabila
sektor dunia usaha bertumbangan. (Kompas, 27 September 2005).
2.
Kenaikan harga BBM
Pemerintah menaikkan harga minyak tanah menjadi Rp. 2.000 per liter
atau 185,7 persen dibandingkan dengan harga sebelumnya Rp. 700 per liter.
Harga minyak solar ditetapkan menjadi Rp. 4.300 per liter atau 104,76 persen
lebih tinggi dari harga sebelumnya Rp. 2.100 per liter. Sementara harga
premium menjadi Rp. 4.500 per liter atau 87,5 persen dari harga sebelumnya
Rp. 2.400 per liter. Harga baru itu mulai berlaku per 1 Oktober 2005 pukul
00.00 WIB. Keputusan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 55
Tahun 2005.
Saat mengumumkan keputusan tersebut di Jakarta, Jumat (30/9) malam,
Menteri Koordinator Perekonomian mengatakan, dasar pemerintah dalam
memutuskan harga baru itu adalah untuk meringankan beban keuangan
Negara yang semakin berat dalam penyediaan BBM dalam negeri. “Harga
minyak tanah itu diperuntukkan bagi rumah tangga serta usaha kecil, dan
sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Sementara harga jual eceran
premium dan solar diperuntukkan bagi transportasi darat, termasuk sungai,
danau, dan penyeberangan, serta kendaraan pribadi. Harga tersebut sudah
termasuk Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,” katanya.
Aburizal menyebutkan, saat ini harga solar dan premium sudah 80
pasar. Pemerintah menargetkan bensin mencapai harga keekonomiannya pada
1 Januari 2007, solar pada 1 Juli 2007, dan minyak tanah pada Januari 2008.
Sesuai dengan rencana tersebut, harga bahan bakar minyak masih akan
dinaikkan sampai mencapai harga pasar. (Kompas, 1 Oktober 2005)
3.
Sesudah kenaikan harga BBM
Kita hargai langkah yang dilakukan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para
menteri akhir pekan lalu untuk menjelaskan kenaikan harga BBM kepada
masyarakat. Dari pertemuan langsung itu ada dialog, ada perbedaan pendapat,
ada ketidaksesuaian data dan fakta, namun semua itu tidak harus berakhir
dengan permusuhan, berakhir dengan ketidakpercayaan. Masing-masing pihak
tahu inti persoalan, tahu posisinya, lalu bagaimana sama-sama berpikir
membuat langkah selanjutnya. Keputusan untuk menaikkan harga BBM
diakui merupakan keputusan pahit, tetapi harus dilakukan. Akan tetapi, sejak
awal kita mengingatkan bahwa persoalan yang kita hadapi tidak cukup
diselesaikan hanya dengan menaikkan harga BBM. Itu baru langkah awal dan
dibutuhkan langkah selanjutnya.
Terutama kepada pemerintah dituntut kemampuan untuk membuat
keputusan yang dikeluarkan itu menjadi kredibel dan efektif. Artinya,
keputusan yang dikelurkan bukan hanya baik diatas kertas, tetapi benar-benar
bisa dilaksanakan dilapangan. Salah satu yang terpenting adalah bagaimana
penetapan harga baru itu bisa berlaku seperti yang ditetapkan dan barangnya
tersedia dipasar. Tugas dari birokrasilah untuk membuat agar keputusan
bahwa birokrasi tidak mendukung keputusan pemerintah. Kenyataan yang
terjadi dilapangan-terutama untuk minyak tanah-bukan hanya harganya yang
melambung jauh diatas harga penetapan pemerintah, tetapi barangnya tetap
langka seperti sebelum keputusan kenaikan harga BBM.
Hal lain yang juga dirasakan belum pas adalah pendistribusian kartu
kompensasi BBM. Wapres pun mendengar keluhan langsung masyarakat,
betapa kemiskinan yang didata oleh Badan Pusat Statistik tidak sesuai dengan
kenyataan kemiskinan yang ingin diangkat oleh pemerintah melalui pemberian
subsidi langsung. Berbagai kelemahan itu berpontensi menimbulkan
kekecewaan-kekecewaan di tengah masyarakat. Mereka kini mempertanyakan
efektivitas dari keputusan pemerintah, yang tidak berjalan seperti yang
dijanjikan. Keadaan ini jelas tidak bisa terus dibiarkan. Masalahnya, hal itu
bisa mempengaruhi kredibilitas pemerintah sendiri. Masyarakat bisa menjadi
tidak percaya terhadap keputusan pemerintah karena kenyataannya semua itu
tidak terlaksana di lapangan
Lagi-lagi perbaikan birokrasi menjadi tantangan bagi pemerintah. Hal itu
menjadi keharusan, apalagi keputusan menaikkan harga BBM jelas
memberatkan kehidupan masyarakat. Kepala Bappenas Sri Mulyani Indrawati
sudah memprediksikan bahwa tingkat inflasi tahun 2005 bisa mencapai 12
persen. Pemerintah jelas tidak bisa membiarkan masyarakat untuk hidup lebih
tertekan lagi. Sebanyak 14 juta keluarga miskin jelas bukan jumlah yang
pemerintah tidak mampu menjadikan keputusan yang mereka buat menjadi
kredibel dan efektif. (Kompas, 5 Oktober 2005).
H. Studi Peristiwa (
Event
Study
)
1. Pengertian
Event Study
Event Study
adalah suatu pengamatan mengenai pergerakan harga
saham di pasar modal untuk mengetahui apakah ada
abnormal return
yang
diperoleh pemegang saham akibat suatu peristiwa tertentu (Marwan dan
Faizal Arief, 1998: 141). Menurut Jogiyanto, (1998: 392) studi peristiwa
merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa
(
event
) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman.
Sementara Kritzman (1984), dikutip dari (Marwal dan Faizal Arief, 1998:
142) menyebutkan bahwa
event study
bertujuan untuk mengukur
hubungan antara peristiwa yang mempengaruhi surat berharga dan
pendapatan dari surat berharga.
Event Study
juga dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar
efisien (
efficient market hypotheses
) pada bentuk setengah kuat (
semi
strong
form
). Hasil studi tersebut digunakan untuk melihat reaksi pasar
modal dengan melihat perubahan harga dari sekuritas bersangkutan
terhadap suatu peristiwa tertentu (Jogiyanto 2000: 392)
2. Sejarah
Event Study
kekayaan pemegang saham. Pada tahun 1969, Fama, et.all memperbaiki
metodologi
event study
dan dipergunakan oleh beberapa penulis dalam
mengukur pengaruh suatu kejadian terhadap hal tertentu.
Walaupun
event study
memiliki jangkauan yang luas namun sebagian
besar dari peneliti-peneliti yang ada meneliti kaitan yang ada antara
pergerakan harga saham dengan peristiwa-peristiwa ekonomi seperti
pengumuman deviden,
merger
,
stock split
,dll.
Beberapa isu di luar ekonomi yang telah diteliti diantaranya adalah
isu lingkungan kecelakaan reaktor nuklir di Chernobyl, Uni Sovyet yang
dilakukan oleh Klara, Hendrson Jr, dan Rames (1993),
event
pelarangan
terbang pesawat DC-10 oleh Mansur, Cochan, dan Froiro (1989) atau
mengenai politik (tentang pengunduran diri tokoh politik Perdana Menteri
Jepang Noburu Takeshita yang diteliti oleh Asri, 1996). Indikasi makin
banyaknya penelitian yang berbasis pada
event study
yang mengambil
kaitan antara perubahan harga saham dengan berbagai peristiwa atau
informasi yang tidak berkaitan langsung dengan aktivitas ekonomi,
menunjukkan semakin terintegrasinya peran pasar modal dalam kehidupan
sosial masyarakat dunia (Marwan Asri dan Faizal Arief, 1998).
3. Menentukan Periode Kejadian (
event
)
Event
(kejadian) yang diamati adalah peristiwa pengumuman
kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005. Peristiwa
masyarakat secara umum, hal ini tentu juga akan memberikan dampak
yang sangat besar bagi industri dalam negeri.
Mengadopsi dari studi sebelumnya yang dilakukan oleh Marwan
Asri (1996) dengan peristiwa yang dipilih adalah pengumuman rencana
pengunduran diri Perdana Menteri Jepang Noburu Takeshita yang
diberikan oleh
Wall Street Journal
pada tanggal 25 Juli 1989, maka studi
ini mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Menentukan periode estimasi dan kejadian
Periode estimasi yang digunakan dalam studi ini adalah
30 hari, dari t-65 sampai dengan t-36, sedang periode
kejadian t-35 sampai t+15. Apabila dalam periode estimasi
maupun kejadian terdapat hari libur atau hari bursa yang
dinyatakan sebagai hari libur bursa, maka data yang diambil
adalah data berikutnya dan terus berlaku untuk hari-hari
berikutnya.
Keterangan
:
A : Periode estimasi awal
B : Periode estimasi akhir
C : Periode kejadian awal
b. Menentukan
periode
kejadian
Tanggal kejadian dalam studi ini adalah pada waktu
peristiwa kenaikan harga BBM yaitu tanggal 1 Oktober 2005.
Karena tanggal 1 Oktober 2005 jatuh pada hari Sabtu (yang
bukan hari bursa), maka hari Senin, 3 Oktober 2005
diasumsikan sebagai
event date
.
I. Telaah Studi Terdahulu
Penelitian Hanafi (1997) yang mengambil sampel sebanyak 94
perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan triwulanan dan laporan
keuangan tahunan, menunjukkan bahwa
trading volume activity
berbeda
hasilnya antara periode sebelum dan periode sesudah pengumuman laporan
keuangan.
Indrastanti (1998) meneliti dampak pengaruh laporan keuangan interim
terhadap volume perdagangan saham dan variabilitas tingkat keuntungan pada
sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan interim. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa volume perdagangan saham dan variabilitas tingkat
keuntungan tidak berbeda pada sebelum dan sesudah pengumuman laporan
keuangan interim.
Nugraha (1999) meneliti reaksi pasar dari sidang istimewa MPR-RI
1998 terhadap pergerakan harga saham aktivitas volume perdagangan saham.
return
pada hari kedua di dalam periode peristiwa dan dengan menggunakan
uji beda rata-rata
abnormal return
variabel harga saham secara cepat
menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi, sehingga secara statistik
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
peristiwa. Sedangkan aktivitas perdagangan secara signifikan berbeda antara
sebelum dan sesudah peristiwa.
P. Irawan (2002), meneliti reaksi pasar modal Indonesia terhadap
peristiwa pengeboman di Legian Bali pada tanggal 12 Oktober 2002 terhadap
harga saham dan aktivitas volume perdagangan saham. Penelitian dilakukan
terhadap 50 perusahaan yang termasuk dalam kategori
The 50 Biggest Market
Capitalization
. Hasil penelitian menemukan adanya perbedaan rata-rata
Abnormal Return
(AR) pada 7 hari periode jendela, sedangkan pada 9 hari dan
10 hari peride jendela sebelum dan sesudah peristiwa pengeboman tidak
berbeda. Dan ada perbedaan rata-rata TVA yang signifikan pada periode
sebelum dan sesudah peristiwa pengeboman.
J. Hipotesis Penelitian
Dengan adanya pencabutan subsidi untuk BBM maka pemerintah
memutuskan mengumumkan adanya rencana kenaikan harga BBM.
Pengumuman rencana kenaikan harga BBM tersebut langsung direspon oleh
masyarakat dan dunia usaha. Di berbagai daerah harga-harga kebutuhan pokok
mulai naik, tarif angkutan naik, BBM mulai langka dan sulit didapatkan dan
masyarakat umum maupun para mahasiswa. Padahal kenaikan harga BBM
belum terjadi, pemerintah hanya sebatas baru mengumumkan adanya rencana
kenaikan harga BBM.
Oleh karena itu, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut
1.
H
0: Tidak ada perbedaan rata-rata TVA sebelum dan sesudah