viii
ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
BERKAITANDENGAN OPERASI HITUNG KPK DENGAN MODEL BELAJARKOOPERATIF TEKNIK MENCARI PASANGAN
PADA SISWA KELAS IVDI SD SUKOREJO I TAHUN PELAJARAN 2012 – 2012
SUMIYAH
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2012
Prestasi belajar siswa kelas IV terhadap mata pelajaran matematika pada materi operasi hitung KPK di SD Sukorejo 1 masih tergolong rendah. Hal ini
dapat ditunjukkan pada hasil observasi terhadap siswa – siswi kelas IV SD
sukorejo 1 tahun pelajaran 2010 / 2011 yang ternyata nilainya masih dibawah KKM yaitu 65. Dimana siswa kelas IV SD yang mencapai nilai diatas KKM hanya 14 siswa ( 47 % ) dari 30 siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Sukorejo 1 tahun pelajaran 2012 / 2013 yang berkaitan dengan operasi hitung KPK
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdidri dari 2 siklus.
Obyek penelitiannya adalah siswa – siswi kelas IV SD Sukorejo 1 tahun
pelajaran 2010 / 2011 yang berjumlah 30 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis bentuk soal uraian. Validitas instrumen menggunakan validitas isi dan konstruk oleh guru kelas dan kepala sekolah. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar matematika yang berkaitan dengan operasi hitung KPK pada siswa kelas IV. Peningkatan ini ditandai adanya nilai rata – rata awal yang hanya mencapai angka 6,4 atau 47 % dari 30 siswa, maka pada siklus I ada peningkatan
pencapaian nilai nilai rata – rata menjadi 6,8 ( 53 % ) dari 30 siswa. Sedang pada
siklus II terjadi peningkatan nilai rata – rata menjadi 8,4 atau 77% mencapai nilai
ix
ABSTRAC
INCRE ACE IN MATHEMATICS ACHIE VEMENT RELATEDTOTHE OPERATION COUNT LASS ILEATEST COMMON MULTIPLY( LCM )MODEL WITH COOPERTIVE LEARNING TECHNIQUES TO FIND
THE COUPLE IN CLASS IV SUKOREJO I
ACADEMIC YEAR 2011/2012
Sumiyah
Sanata Dharma University
2012
Imprived Students achievement class iv to the subjects .of mathematics to the material CLM in Elementary arithmetic operations Sukorejo i still quite low. It can be shown in the results of which are still under observation KKM by KKM value set at 65 schools, where class IV, students who achieve above the KKM many as 14 students or 47 % of 30 students. The purpose of this research is to determine whether the use of coopertive learning model couples seeking techniques can improve students achievement class IV, Sukorejo I 2011 / 2012 school year relating to the operation count and see how high the LCM improvement
This research is a class act consisting of 2 cecles. The subjects of this study that students class IV, Sukorejo I 2011/ 2012 school year amounting to 30 people. Instruments used in this study is e written test about the form of descreption. Validity and content validity of the instrument using expert judgments or expert with classroom teachers and lecyurrres
SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
BERKAITAN DENGAN OPERASI HITUNG KPK
DENGAN MODEL BELAJAR KOOPERATIF
TEKNIK MENCARI PASANGAN
PADA SISWA KELAS IV SD SUKOREJO 1
TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh : Sumiyah Nim : 101132042
PROGRAM SARJANA ( S1 ) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARATA
iv
PERSEMBAHAN
Dengan tulus ikhlas hasil karya saya ini saya persembahkan kepada :
Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala karunia
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan
selamat tanpa halangan apapun.
Ketiga anak
– anakku yang senantiasa memberikan dukungan
selama saya mengerjakan tugas akhir ini.
Keluarga besar SD Negeri Sukorejo 1 yang selama pelaksanaan
penelitian selalu memberi dukungan.
Cucu
– cucu yang saya harapkan kelak menjadi generasi
v
MOTTO
SETIAP DETAK JANTUNGMU
GUNAKANLAH UNTUK KEGIATAN YANG
BERMANFAAT
vi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Sumiyah
NIM : 101132042
Prodi/ Fakultas : Pendidikan Guru Sekolah Dasar / FKIP
Perguruan tinggi : Universitas Sanata Dharma Yogyakarata
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau
bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar
pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Magelang, 25 januari 2013
Sumiyah
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Sumiyah
NIM : 101132042
Demi pengembangan Ilmu Pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BERKAITAN
DENGAN OPERASI HITUNG KPKDENGAN MODEL BELAJAR
KOOPERATIF TEKNIK MENCERI PASANGAN PADA SISWA KELAS IV
SD SUKOREJO I TAHUN PELAJARAN 2011 /2012
Beserta perangkat yang perlu ( bila ada ) Dengan demikian saya memberikan
kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola, mendistribusikan secara
terbatas dan mempublikasikan di media lain demi kepentingan akademik tanpa
perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 25 Januari 2013
Yang membuat pernyataan
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
BERKAITANDENGAN OPERASI HITUNG KPK DENGAN MODEL BELAJARKOOPERATIF TEKNIK MENCARI PASANGAN
PADA SISWA KELAS IVDI SD SUKOREJO I TAHUN PELAJARAN 2012 – 2012
SUMIYAH
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2012
Prestasi belajar siswa kelas IV terhadap mata pelajaran matematika pada materi operasi hitung KPK di SD Sukorejo 1 masih tergolong rendah. Hal ini
dapat ditunjukkan pada hasil observasi terhadap siswa – siswi kelas IV SD
sukorejo 1 tahun pelajaran 2010 / 2011 yang ternyata nilainya masih dibawah KKM yaitu 65. Dimana siswa kelas IV SD yang mencapai nilai diatas KKM hanya 14 siswa ( 47 % ) dari 30 siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Sukorejo 1 tahun pelajaran 2012 / 2013 yang berkaitan dengan operasi hitung KPK
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdidri dari 2 siklus.
Obyek penelitiannya adalah siswa – siswi kelas IV SD Sukorejo 1 tahun
pelajaran 2010 / 2011 yang berjumlah 30 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis bentuk soal uraian. Validitas instrumen menggunakan validitas isi dan konstruk oleh guru kelas dan kepala sekolah. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar matematika yang berkaitan dengan operasi hitung KPK pada siswa kelas IV. Peningkatan ini ditandai adanya nilai rata – rata awal yang hanya mencapai angka 6,4 atau 47 % dari 30 siswa, maka pada siklus I ada peningkatan
pencapaian nilai nilai rata – rata menjadi 6,8 ( 53 % ) dari 30 siswa. Sedang pada
siklus II terjadi peningkatan nilai rata – rata menjadi 8,4 atau 77% mencapai nilai
ix
ABSTRAC
INCRE ACE IN MATHEMATICS ACHIE VEMENT RELATEDTOTHE OPERATION COUNT LASS ILEATEST COMMON MULTIPLY( LCM )MODEL WITH COOPERTIVE LEARNING TECHNIQUES TO FIND
THE COUPLE IN CLASS IV SUKOREJO I
ACADEMIC YEAR 2011/2012
Sumiyah
Sanata Dharma University
2012
Imprived Students achievement class iv to the subjects .of mathematics to the material CLM in Elementary arithmetic operations Sukorejo i still quite low. It can be shown in the results of which are still under observation KKM by KKM value set at 65 schools, where class IV, students who achieve above the KKM many as 14 students or 47 % of 30 students. The purpose of this research is to determine whether the use of coopertive learning model couples seeking techniques can improve students achievement class IV, Sukorejo I 2011 / 2012 school year relating to the operation count and see how high the LCM improvement
This research is a class act consisting of 2 cecles. The subjects of this study that students class IV, Sukorejo I 2011/ 2012 school year amounting to 30 people. Instruments used in this study is e written test about the form of descreption. Validity and content validity of the instrument using expert judgments or expert with classroom teachers and lecyurrres
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rakhmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi
yang berjudul Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Berkaitan Dengan
Operasi Hitung KPK dengan Model Belajar Kooperatif Teknik Mencari
Pasangan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sukorejo I Tahun Pelajaran
2011/2012 sesuai dengan waktu yang diharapkan dan tanpa hambatan apapun.
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan program studi Sl PGSD Universitas Sanata Dharma, selain itu skripsi
ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Rohandi , Ph. D selaku ketua program studi S I PGSD Universitas
Sanata Dharma.
2. Romo G. Ary Nugrahanta, SJ. SS. B. ST.MA Selaku Dekan Fakultas
Pendidikan dan Ilmu Pendidikan.
3. Drs. Puji Purnomo, M , Si. Selaku dosen pembimbing I.
4. Drs. J. Sumedi selaku dosen pembimbing II.
5. Semua dosen beserta seluruh karyawan PGSD Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun sebagai bahan penyempurnaan. Semoga karya ini bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 25 januari 2013
Penyusun
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
MOTTO... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...vi
PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii
ABSTRAK... viii
ABSTRAC... ix
KATA PENGANTAR... x
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL... xvii
DAFTAR GAMBAR... xviii
DAFTAR LAMPIRAN... xix
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah...1
B. Pembatasan Masalah... 3
C. Perumusan Masalah... 3
D. Pemecahan Masalah...3
E. Batasan Pengertian...4
F. Tujuan Penelitian... 5
G. Manfaat Penelitian... 5
xii
1. Pengertian Belajar... 6
2. Jenis Belajar... 6
3. Tujuan Belajar... 7
4. Prestasi Belajar... 8
5. Faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar... 8
B. Matematika... 9
1. Hakekat Matematika... 9
2. KPK ( Kelipatan Persekutuan Terkecil )... 10
C.Model Belajar Kooperatif teknik mencari pasangan... 13
1. Model Belajar Kooperatif... 13
2. Teknik Mencari Pasangan... 15
3. Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Tehnik Mencari Pasangan Dalam Pembelajaran Matematika... 16
D.Kerangka Berpikir... 17
E. Hipotesis Tindakan... 18
BAB III METODE PENELITIAN... 19
A. Setting Penelitian... 19
B. Desain Penelitian... 21
C. Rencana Tindakan... 22
D. Pengumpulan Data... 28
E. Penyusunan Instrumen... 28
F. Analisis Data... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN... 35
A. Hasil Penelitian... 35
1. Siklus 1... 35
a. Rencana Kegiatan... 35
b. Pelaksanaan Tindakan... 35
c. Pengamatan... 36
d. Refleksi... 37
2. Siklus II... 39
xiii
b. Pelaksanaaan Tindakan... 39
c. Pengamatan... 39
d. Refleksi... 41
B. Pembahasan... 42
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 46
A. Kesimpulan... 46
B. Saran... 46
DAFTAR PUSTAKA... 48
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kisi – kisi soal akhir siklus 1... 30
Tabel 2 Kisi – kisi soal akhir siklus 2... 31
Tabel 3 Hasil perhitungan Perangkat Pembelajaran ... 32
Tabel 4 Kriteria Keberhasilan ... 33
Tabel 5 Hasil Ulangan Siswa Siklus 1... 37
Tabel 6 Hasil ulangan siswa siklus 2 ... 40
Tabel 7 Rata –rata hasil ulangan siswa sebelum dan sesudah tindakan ... 42
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Subyek penelitian... 53
Lampiran 2 Data kelompok siswa pada siklus... 54
Lampiran 3 Data kelompok siswa pada siklus 2... 55
Lampiran 4 Hasil ulangan siswa sesudah tindakan... 56
Lampiran 4 Silabus matematika... 57
Lampiran 5 RPP siklus 1... 59
Lampiran 6 RPP siklus 2 ... 65
Lampiran 7 LKS dan kunci jawaban siklus 1 ... 73
Lampiran 8 LKS dan kunci jawaban siklus 2 ... 86
Lampiran 9 Foto kegiatan siklus 1 ... 98
Lampiran 10 Foto kegiatan siklus 2 ... 100
Surat ijin melakukan penelitian ... 102
Surat keterangan telah melakukan penelitian ... 103
Page | 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran utama di sekolah dasar.
Dalam perkembangan ini, matematika menjadi peranan yang cukup penting,
mengingat dalam kehidupan kita selalu berhubungan dengan matematisasi.
Namun dalam kenyataannya, matematika merupakan mata pelajaran yang
paling sulit bagi siswa, terutama bila siswa menjumpai soal pemecahan
masalah yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan. Sering kali siswa
merasa kesulitan untuk memahami dan memecahkan masalah matematika. Hal
ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika sehingga siswa
perlu meningkatkan kemampuan serta prestasi belajarnya dalam
menyelesaikan soal-soal matematika. Dengan melakukan pengamatan
terhadap cara mengajar para guru, sebagian besar guru masih kurang mampu
menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu
sebagian besar guru dalam menyampaikan materi hanya menggunakan metode
ceramah dan latihan soal saja, sehingga siswa tidak dapat optimal dalam
memahami konsep matematika yang diajarkan oleh guru.
Salah satu materi pembelajaran matematika yang sulit dipahami oleh
siswa kelas 4 SD adalah materi operasi hitung Kelipatan Persekutuan Terkecil
( KPK ). Materi operasi hitung KPK ini pertama kali mulai diajarkan di kelas
dipahami di kelas 4 SD maka pemahaman KPK di kelas 5 dan 6 akan
mengalami kesulitan sehingga kemampuan untuk menyelesaikan soal-soal
matematika yang berkaitan dengan KPK akan berkurang. Berdasarkan data
hasil ulangan siswa pada materi operasi hitung KPK, sekitar 53 % siswa
belum memperoleh nilai diatas KKM. Nilai rata – rata kelas yang diperoleh
hanya 64, sedangkan nilai KKM yang ditentukan sekolah 65. Data tersebut
didasarkan pada hasil ulangan siswa kelas 4 SD Sukorejo 1, tahun ajaran
2011 / 2012 yang telah mempelajari materi operasi hitung KPK. Dalam hal
ini siswa sering merasa kebingungan dalam mengerjakan soal - soal operasi
hitung KPK. Jika bentuk soal berupa soal cerita yang merupakan
permasalahan dalam kehidupan sehari – hari, siswa semakin sulit untuk
meyelesaikannya.
Sulitnya anak memahami operasi hitung KPK dan rendahnya prestasi
belajar siswa yang berkaitan dengan oeprasi hitung KPK menjadikan suatu
masalah yang perlu ditindak lanjuti. Untuk memahami dan meningkatkan
prestasi belajar siswa yang berkaitan dengan operasi hitung KPK, dapat
dilakukan dengan memilih model belajar dan teknik yang tepat. Peneliti
menggunakan model belajar kooperatif teknik mencari pasangan yaitu model
belajar dengan sistem bekerja sama antar teman dalam satu kelompok.
Penentuan kelompok dilakukan dengan cara membagikan kartu pada
masing-masing siswa. Manfaat dari model belajar kooperatif teknik mencari pasangan
adalah memberi variasi kepada siswa dalam proses belajar, menumbuhkan
dalam Penelitian Tindakan Kelas peneliti mengambil judul “Peningkatan
Prestasi Belajar Matematika Berkaitan dengan Operasi hitung KPK dengan
Model Belajar Kooperatif Teknik Mencari Pasangan Pada Siswa Kelas 4 di
SD Sukorejo 1 Tahun Pelajaran 2011 / 2012”. Dengan Penggunaan model
pembelajaran ini, diharapkan siswa lebih mudah memahami konsep operasi
hitung KPK yang diberikan oleh guru dan dapat mengimplementasikan dalam
soal cerita.
B. Pembatasan masalah.
Mengatasi suatu masalah dengan memperhatikan berbagai macam
penyebabnya tidak akan mungkin dapat diselesaikan dalam waktu singkat.
Oleh sebab itu penelitian ini hanya dibatasi pada usaha peningkatan prestasi
belajar matematika berkaitan dengan operasi hitung KPK dengan model
belajar kooperatif teknik mencari pasangan pada siswa kelas 4 SD Sukorejo 1
tahun pembelajaran 2011 / 2012.
C. Perumusan masalah
Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik mencari
pasangan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika yang berkaitan
dengan operasi hitung KPK pada siswa kelas 4 SD Sukorejo 1 tahun pelajaran
2011 / 2012 ?
D. Pemecahan masalah
Dengan menggunakan model belajar kooperatif teknik mencari pasangan,
berkaitan dengan operasi hitung KPK pada siswa kelas 4 SD Sukorejo 1 tahun
pembelajaran 2011 /2012.
E. Batasan pengertian
1. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang diberikan guru mengenai
kemajuan hasil belajar siswa – siswanya selama masa tertentiu.
2. Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang bilangan – bilangan, antar
bilangan dan prosedur operasionalnya yang melibatkan tambah, kurang,
kali dan bagi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah bilangan.
3. KPK adalah Kelipatan Persekutuan Terkecil dari dua bilangan atau lebih.
4. Model belajar kooperatif adalah Pembelajaran yang membantu guru
untuk memanfaatkan kelompok – kelompok kecil siswa yang bekerja
sama untuk memecahkan masalah dan memaksimalkan siswa dalam
proses belajar.
5. Teknik mencari pasangan yaitu teknik pembelajaran kooperatif dimana
setiap kelompok mendapat satu materi dan mempelajari materi tersebut
kemudian setiap kelompok melaporkan kepada seluruh siswa.
Jadi pengertian judul skripsi ini secara keseluruhan adalah meningkatkan
hasil belajar siswa tentang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
materi Kelipatan Persekutuan Terkecil yang melibatkan perkalian,
pembagian, dan perpangkatan dengan siswa saling bekerja sama dalam
F. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif
khususnya teknik mencari pasangan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran matematika berkaitan dengan operasi hitung KPK
pada siswa kelas 4 SD Sukorejo 1 tahun pelajaran 2011 / 2012.
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti.
Untuk memenuhi tugas skripsi yang menjadi salah satu syarat kelulusan
program pendidikan S 1 PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
dan sebagai tambahan pengetahuan yang dapat digunakan sebagai bekal
untuk memasuki dunia kerja.
2. Bagi siswa
Sebagai bahan masukan siswa sehingga kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung KPK dapat
meningkat.
3. Bagi guru
Memberi masukan bagi guru dalam menggunakan model belajar
kooperatif teknik mencari pasangan sebagai salah satu model dalam proses
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Arti belajar dapat dirumuskan secara umum. Menurut Hilgard dalam
bukunya Wens Tanlain ( 2006 ), belajar adalah proses, didalamnya terbentuk
tingkah laku atau terjadi perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan.
Sedang menurut Hamalik ( 1983 : 21 ) belajar adalah suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara-cara bertingkah laku yang baru berkaitan dengan pengalaman dan
latihan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
perubahan diri seseorang yang didalamnya terbentuk tingkah laku melalui
pengalaman dan latihan.
2. Jenis belajar
Jenis – jenis belajar yang perlu diperhatikan
a. Kecakapan jasmaniah.
Jenis belajar ini lebih mengutamakan motoris atau gerak – gerik
jasmaniah yang diperlakukan secara otomatis . Hal ini memerlukan
banyak latihan.
b. Problem solving
Jenis belajar ini memerlukan penyelesaian dengan berpikir dan bukan
dengan latihan yang disertai gerak – gerik.
Dalam segi hafalan dan pengertian perlu melibatkan fakta secara
keseluruhan kemudian dalam merealisasikanya memerlukan latihan dan
pengertian.
d. Belajar sikap
Jenis belajar ini dapat terjadi dengan cara mengetahui sesuatu dan
merealisasikan dalam sikap, termasuk cara mengidentifikasi, interaksi
kelompok serta dinamika untuk berbuat.
e. Belajar memperoleh minat yang mendalam.
Jenis belajar ini dilakukan dengan konsentrasi yang pada umumnya untuk
berbakti pada masarakat. Dalam kesempatan itu kita belajar pula untuk
mengatasi halangan yang ada pada diri sendiri.
3. Tujuan belajar
Tujuan belajar yaitu apa yang hendak dicapai siswa dalam melakukan
kegiatan belajarnya. Tujuan belajar siswa merupakan kemampuan yang
hendak dicapai siswa yang mendasari perilakunya. Tujuan belajar ini perlu
disadari dan dirumuskan secara tegas. Kemampuan – kemampuan yang
menjadi tujuan belajar menurut Wens Tanlain dalam bukunya yang berjudul
“Perkembangan dan belajar peserta didik” adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan menguasai informasi tertentu ( pengetahuan ).
b. Kemampuan memahami hal tertentu ( pemahaman ).
c. Kemampuan memecahkan masalah tertentu ( pemecahan masalah )
d. Kemampuan mengerjakan sesuatu dengan terampil ( keterampilan ).
4. Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah hasil belajar yang diberikan oleh guru mengenai
kemajuan atau hasil belajar siswa – siswinya selama waktu tertentu
(Suryabrata, 1984 : 324). Menurut Winkel ( 1993 ) prestasi belajar secara
umum digunakan sebagai bukti usaha yang dicapai atau bukti perubahan yang
terjadi pada siswa dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai
hasil dari proses hasil belajar. Jadi secara umum prestasi belajar dapat
diartikan hasil belajar diri siswa sebagai bukti yang dicapai, meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sebagai hasil akhir dari proses belajar.
5. Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Simanjutak (1983; 71 ) ada 5 faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar yaitu :
a. Latihan
Kegiatan latihan merupakan kegiatan pra belajar yang dapat menjamin
kemajuan belajar siswa. Sebagai contoh ulangan yang harus diakhiri
dengan keadaan yang memberi kepuasan tentu saja memerlukan latihan,
ditambah situasi yang memuaskan. Dalam hal ini, kegiatan latihan sangat
tergantung pada kepuasan yang dapat meningkatkan kemajuan belajar
siswa.
b. Peranan motivasi
Motivasi menunjuk pada suatu keadaan yang menyebabkan seseorang
melakukan suatu perbuatan. Dalam belajar, motivasi memegang peranan
sebenarnya. Dengan adanya motivasi maka ada perubahan yang perlu
diulangi bila perbuatan itu dapat menimbulkan kepuasan. Perbuatan
diulangi karena adanya kepentingan yaitu motivasi karena tertarik akan
pelajaran tertentu dan tertarik akan usaha untuk memperbaiki diri. Melihat
peranan motivasi dalam belajar, maka apabila proses belajar macet atau
menurun sebaiknya dicari penyebab dari unsur motivasi lebih dulu.
c. Peranan hukuman dan penghargaan.
Peranan hukuman dan penghargaan dalam belajar sama besarnya.
Hukuman menyebabkan anak tidak berbuat sesuatu kesalahan sedang
penghargaan mengakibatkan anak melakukan suatu perbuatan. Hukuman
tidak saja berperan sebagai suatu pencegahan terhadap suatu perbuatan
-perbuatan tertentu tetapi dapat pula menimbulkan hal yang negatif pada
seseorang termasuk pada orang yang memberi hukuman.
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan
sebuah pembelajaran tidak hanya tergantung pada metode atau model
pembelajaran saja tetapi banyak faktor yang mempengaruhi. Diantaranya
latihan. Motivasi dan hukuman.
B. Matematika
1. Hakekat matematika
Menurut Purwodarminto (1985:156) matematika adalah ilmu pengetahuan
tentang bilangan – bilangan yang berhubungan antara bilangan dan prosedur
operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah bilangan. Sedang
Anak Berkesulitan Belajar”, matematika adalah perhitungan yang mencakup
tambah, kurang, kali dan bagi dan perlu melibatkan adanya topik – topik
seperti aljabar, geometri dan trigonometri. Hudoyo (1981:10) mengemukakan
bahwa matematika adalah suatu ilmu yang terdiri dari kumpulan sistem
matematika yang masing – masing sistem memiliki struktur tersendiri yang
sifatnya deduktif. Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan bahwa unsur
matematika terdiri dari bilangan, prosedur oprasional, sistem matematika
yang dapat digunakan sedemikian rupa yang melibatkan tambah, kurang, kali
dan bagi sehingga dapat digunakan untuk menyelsaikan masalah.
2. Kelipatan Persekutuan Terkecil ( KPK )
Untuk menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil ( KPK ) perlu diawali
oleh kelipatan suatu bilangan. Kelipatan suatu bilangan adalah hasil perkalian
antara bilangan asli dengan bilangan itu sendiri. Selanjutnya perlu
mengetahui suatu bilangan prima yaitu suatu bilangan yang tepat hanya
memiliki dua faktor untuk mencari KPK. Jadi KPK adalah kelipatan
Persekutuan Terkecil dari dua bilangan atau lebih. Dalam menentukan KPK
sangat berkaitan dengan operasi hitung perkalian, pembagian dan
perpangkatan.
Untuk menghitung KPK ada dua cara yaitu :
a. Menentukan kelipatan dari dua bilangan.
Contoh soal
Bilangan kelipatan 3 yaitu 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30 dst
Bilangan yang merupakan kelipatan 3 dan juga kelipatan 4 adalah ...
Jawab :
Bilangan yang merupakan kelipatan 3 dan juga kelipatan 4 adalah 12 dan
24.
b. Menghitung KPK dari 2 bilangan
Dalam mencari Kelipatan Persekutuan Terkecil ( KPK ) dua bilangan ada
dua cara yaitu :
i. Kelipatan Persekutuan
Contoh :
Hitunglah KPK bilangan 4 dan 6 !
Jawab :
Kelipatan 4 adalah 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40 ...
Kelipatan 6 adalah 6, 12, 18, 24, 30, 36 ...
Keliptan persekutuannya adalah 12, 24 dan 36.
Kelipatan persekutuan terkecilnya adalah 12. Jadi KPK dari 4 dan 6
adalah 12.
ii. Faktorisasi Prima
Contoh :
Hitunglah KPK dari 4 dan 6 !
Jawab :
Langkah 1:
4 6 4 = 2 x 2 = 2 2 6 = 2 x 3
Langkah 2 ;
Mengalikan semua faktornya dan jika ada faktor yang sama dipilih
pangkat yang besar.
KPK dari 4 dan 6 adalah = ...
4 = 22 6 = 2 x 3
KPK = 22 x 3 = 4 x 3 = 12 Jadi KPK dari 4 dan 6 adalah 12
Dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Kelipatan
Persekutuan Terkecil ( KPK ) harus menggunakan langkah – langkah yang
jelas dan terurai.
Contoh soal :
Mula – mula lampu merah , hijau dan kuning menyala bersama – sama
Setelah itu ketiga lampu tidak menyala bersama lagi.
Lampu merah menyala setiap 18 menit sekali.
Lampu hijau menyala setiap 12 menit sekali
Lampu kuning menyala setiap 9 menit sekali
Pada menit keberapa ketiga lampu akan menyala bersama lagi ? .
Untuk menentukan waktu ketiga lampu menyala bersama lagi kita harus
mencari KPK ketiga bilangan diatas yaitu :
Langkah 1 : menentukan faktorisasi prima ketiga bilangan
Langkah 2 : menentukan KPK – nya
KPK dari 18 , 12 dan 9 = 22 x 32 = 4 x 9 = 36 Jadi ketiga lampu akan menyala bersama lagi pada menit ke 36.
C. Model Belajar Kooperatif Teknik Mencari Pasangan
1. Model belajar kooperatif.
Ada 4 macam model belajar yaitu diantaranya model belajar
kolaboratif, Kuantum, kooperatif dan Tematik. Model yang sering
digunakan dalam pembelajaran di kelas adalah model pembelajaran
kooperatif. Menurut Eman Suherman (2003: 260) model belajar
kooperatif adalah pembelajaran yang mencakup sekelompok siswa
yang menyelesaikan susatu masalah, tugas atau mengerjakan sesuatu
untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut Anita Lie
(2002;26) model belajar kooperatif yaitu model belajar yang
membantu guru memanfatkan kelompok – kelompok kecil siswa yang
bekerja sama untuk mencapai sasaran belajar dan memungkinkan
siswa memaksimalkan proses belajar antar satu sama lain Jadi dapat
disimpulkan bahwa model belajar kooperatif adalah Model belajar
yang dapat membantu guru dalam memanfaatkan kelompok –
kelompok kecil siswa yang bekerja sama untuk menyelesaikan sebuah
masalah dan memaksimalkan siswa dalam melaksanakan proses
kegiatan belajar. Model belajar ini lebih mengutamakan kelompok
Dalam model pembelajaran kooperatf terdapat beberapa unsur
(Muslimin Ibrahim,2000: 6 ) yaitu :
a. Setiap anggota kelompok merasa sehidup sepenaggungan .
b. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu
didalam kelompoknya seperti milik sendiri.
c. Siswa harus merasa bahwa semua anggota dalam kelompok
memiliki tujuan yang sama.
d. Siswa membagi tugas dan tanggung jawab secara adil untuk setiap
anggota kelompok.
Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif menurut Arends
(2004;356 ) adalah
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menguasai
materi.
b. Kelompok terdiri dari siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan
rendah.
c. Bila mungkin anggota kelompok berasal dari suku, ras, agama dan
jenis kelamin yang berbeda.
d. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok bukan perorangan.
Di dalam kelompok bila salah satu anggota mengalami kesulitan
maka anggota yang lain saling membantu dan melengkapi. Hal ini
sering dilakukan oleh siswa di kelas 4, 5 dan 6. Dengan adanya model
belajar kooperatif, siswa tidak hanya dikelompokkan secara langsung
pembelajaran kooperatif yang dilakukan oleh guru untuk memberikan
variasi pada kegiatan pembelajaran ialah teknik mencari pasangan.
2. Teknik mencari pasangan.
Salah satu contoh teknik mencari pasangan dalam pembelajaran
kooperatif yang dilakukan oleh guru ialah membagi kartu kepada
siswa yang berisi materi. Setiap kartu berisi materi berbeda, bagi siswa
yang mendapat materi sama berkumpul menjadi satu kelompok dan
mendiskusikan materi tersebut. Salah satu keunggulan teknik ini
adalah siswa mencari pasangan sambil belajar tentang suatu konsep
atau topik dalam suasana menyenangkan. Teknik ini dapat digunakan
untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia siswa.
Dalam hal ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan
bekerja sama dalam menyelesaikan satu materi yang berkaitan dengan
oprasi hitung KPK.
Beberapa cara menggunakan teknik mencari pasangan menurut Anita
Lie ( 2002 : 55 ) adalah :
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep
yang mungkin cocok untuk mereview (persiapan menjelang tes
atau ujian).
b. Setiap siswa mendapat sebuah kartu.
c. Setiap siswa mencari pasangan dengan cara mencocokan kartu
d. Bagi siswa yang memiliki kartu sejenis membentuk kelompok.
Misalnya : pemegang kartu 2 x 6 bergabung dengan pemegang
kartu 3 x 4.
Kelebihan teknik mencari pasangan adalah :
a. Siswa semakin aktif berinteraksi dengan orang lain untuk melatih
keberanian.
b. Melatih kebersamaan dalam kelompok.
c. Memperkaya pengetahuan tentang materi yang disampaikan dan
semakin aktif dalam mempelajari suatu materi.
d. Mengembangkan rasa sosial karena dapat menyampaikan pendapat
dan menghargai pendapan orang lain
Adapun kelemahan teknik mencari pasangan adalah :
a. Kegiatan pembelajaran didominasi oleh siswa, siswa aktif dan guru
menjadi pasif.
b. Bagi siswa pemalu akan sulit mengemukakan pendapatnya.
c. Kegiatan pembelajaran hanya terpusat pada kelompok karena
kegiatan anak hanya berdiskusi tanpa ada penjelasan dari guru.
d. Jika ada materi yang belum dikuasai, siswa akan kesulitan
memecahkannya.
3. Model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dalam
pembelajaran matematika.
Dalam proses belajar mengajar di kelas, pembelajaran
pembimbing atau fasilitator saja. Guru tidak hanya memperhatikan
siswa saat belajar saja, tetapi guru harus memberikan pendekatan yang
dapat menambah gaya belajar siswa. Salah satu pendekatan
pembelajaran yang dapat mengubah gaya belajar siswa adalah
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran ini melibatkan siswa untuk
saling bekerja sama dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah
yang mereka hadapi. Pembelajaran dimulai dengan guru menjelaskan
materi operasi hitung KPK yang disertai langkah-langkah
penyelesaiannya, kemudian siswa membentuk kelompok heterogen
dengan menggunakan teknik mencari pasangan. Teknik ini dilakukan
dengan cara guru membagi satu kartu yang berisi materi soal. Setiap
anak mendapat soal yang berbeda untuk dikerjakan sendiri. Setelah
jawaban soal sudah ditemukan, siswa mencari pasangan dengan cara
mencocokkan hasil kerjanya dengan teman lain. Siswa yang memiliki
jawaban yang sama akan menjadi satu kelompok. Guru memberi soal
kepada setiap kelompok untuk dikerjakan bersama – sama. Kegiatan
ini diharapkan dapat menjalin kerja sama antar siswa dalam
menyelesaikan materi yang diberikan guru.
D. Kerangka berpikir
Prestasi belajar berkaitan erat dengan kegiatan pembelajaran dan
penentuan hasil belajar. Prestasi belajar merupakan salah satu bukti
pencapaian hasil akhir kegiatan pembelajaran siswa. Salah satu faktor
Setiap kegiatan pembelajaran memerlukan model belajar yang tepat untuk
mempermudah penyampaian materi pembelajaran. Pada proses kegiatan
pembelajaran matematika yang berkaitan dengan operasi hitung KPK,
digunakan model belajar kooperatif teknik mencari pasangan. Hal ini
bertujuan untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Model belajar kooperatif teknik mencari pasangan merupakan model
belajar yang membagi siswa kedalam beberapa kelompok. Dalam setiap
kelompok terdiri dari siswa berprestasi tinggi, sedang dan rendah. Siswa
yang berprestasi tinggi diharapkan dapat membantu siswa lain dalam
kelompok yang mengalami kesulitan memahami materi yang diberikan
guru.
Penggunaan model belajar koopertif teknik mencari pasangan ini
bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yang lebih menarik,
menyenangkan dan menumbuhkan sikap kerja sama antar siswa. Oleh
karena itu siswa dapat meningkatkan prestasi belajar, khususnya
pembelajaran matematika yang berkaitan dengan operasi hitung KPK.
E. Hipotesis Tindakan
Penggunaan model belajar kooperatif kususnya teknik mencari
pasangan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika yang berkaitan
dengan operasi hitung KPK pada siswa kelas 4 SD Sukorejo 1 tahun
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu penelitian
Pelaksanaan dimulai dengan minta ijin kepada kepala sekolah dimana
terdapat kelas yang akan diteliti. Kemudian peneliti mengadakan
observasi masalah di kelas 4 pada minggu pertama bulan Mei tahun
2012. Penelitian mulai dilakukan pada minggu kedua bulan Mei tahun
2012. Setelah penelitian berlangsung, peneliti melakukan pengolahan
data hasil penelitian dan penyusunan laporan pada bulan Juni 2012.
Adapun jadwal pelaksanaan tertera di bawah ini.
Tabel jadwal pelaksanaan penelitian
No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan x
- Penysusnan
keangka x
- Presentasi
kerangka x
- Menyusun
proposal x
- Revisi
proposal x
- Bimbingan
2 Pelaksanaan x
- Menyiapkan
kelas dan alat x
- Merencanakan
tindakan x
- Melaksanakan
tindakan x
3 Menyusun laporan
x
- Menusun konsep laporan
x
- Perbaikan laporan / bimbingan
x
- Menyusun dalam bentuk artikel
x
- Ujian
2. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Sukorejo 1 yang bertempat di Desa
Sukorejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
3. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Sukorejo 1, Desa
Sukorejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang dengan
4. Obyek penelitian
Obyek penelitian ini adalah Peningkatan prestasi belajar matematika
berkaitan dengan operasi hitung KPK menggunakan model belajar
koopertif teknik mencari pasangan.
B. Desain penelitian
1. Penelitian menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart.
Modelnya sebagai berikut :
REFLEKSI SIKLUS I TINDAKAN REFLEKSI SIKLUS II TINDAKAN
PENGAMATAN PENGAMATAN
Gb 1.1 Model penelitian Kemmis dan Taggart
2. Rencana banyaknya siklus
Penelitian ini dibagi menjadi 2 siklus yang dilaksanakan dalam 2
minggu. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan dengan
masing-masing pertemuan ialah 2 jam pelajaran yaitu selama 40 menit/jam
pelajaran.
3. Kriteria keberhasilan.
Jika kondisi awal siswa yang mendapat nilai diatas KKM hanya 47 %
dari 30 siswa, maka kondisi pada akhir siklus 1 diharapkan naik
menjadi 60 % dan kondisi pada akhir siklus 2 naik lagi menjadi 65 %.
C. Rencana tindakan.
1. Persiapan
a. Menganalisis materi pelajaran
b. Menyusun silabus
c. Menyusun RPP
d. Membuat kisi – kisi soal untuk siklus 1 dan 2
e. Membuat teks soal
f. Menentukan skor setiap soal
2. Rencana tindakan setiap siklus
- Siklus 1 pertemuan pertama
a. Rencana tindakan :
i. Mengadakan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari.
ii. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
iii. Menjelaskan cara membentuk kelompok dan cara mengerjakan
tugas soal hitung KPK dengan teknik mencari pasangan.
iv. Secara kelompok siswa mengerjakan tugas tentang operasi
hitung yang berkaitan dengan KPK pada lembar kerja.
b. Pelaksanaan
Pembelajaran dilaksanakan sesuai perencanaan.
c. Observasi
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
yaitu dengan membagi siswa kedalam kelompok menggunakan
teknik mencari pasangan.
d. Refleksi.
i. Mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian – kejadian
khusus.
ii. Menarik kesimpulan tentang peningkatan kemampuan dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung
KPK dua bilangan.
iii. Merancang dan memodifikasi tindakan berikutnya.
- Siklus 1 pertemuan 2
a. Rencana tindakan
i. Mengadakan aperesepsi tentang materi yang akan dipelajari.
ii. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
iii. Menjelaskan cara membentuk kelompok dan cara mengerjakan
soal hitung KPK dengan tehnik mencari pasangan.
iv. Secara kelompok siswa menyelesaikan tugas tentang operasi
hitung KPK dengan teknik mencari pasangan.
b. Pelaksanaan
Pembelajaran dilaksanakan sesuai rencana tindakan.
c. Observasi
d. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
yaitu dengan membagi siswa kedalam kelompok menggunakan
teknik mencari pasangan.
e. Refleksi
i. Mengidentifikasi kesulitan – kesulitan, hambatan dan kejadian
khusus.
ii. Menarik kesimpulan tentang peningkatan kemampuan
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung
KPK dengan 3 bilangan.
iii. Merencanakan pertemuan ketiga.
- Siklus 1 pertemuan 3.
a. Rencana tindakan
i. Menyiapkan soal ulangan tertulis.
ii. Menetukan skor soal ulangan.
b. Rencana pelaksanaan
i. Melaksanakan ulangan tertulis.
c. Observasi
Mengobservasi cepat lambatnya siswa dalam mengerjakan soal,
apakah siswa bekerja sendiri atau melihat pekerjaan siswa lain.
d. Refleksi.
i. Mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian – kejadian
khusus.
ii. Melihat peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan
pengerjaan soal.
- Siklus ll pertemuan pertama.
a. Rencana tindakan
i. Mengulang materi pembelajaran siklus l.
ii. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
iii. Menjelaskan cara membentuk kelompok dengan teknik
berpasangan dan cara mengerjakan soal operasi hitung KPK
teknik mencari pasangan.
iv. Secara berkelompok siswa mengerjakan soal operasi hitung
KPK dengaan teknik mencari pasangan.
v. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.
b. Pelaksanaan.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
dari cara siswa mencari pasangan sampai siswa bekerja dalam
kelompok.
d. Refleksi.
i. Mengidentivikasi kesulitan, hambatan dan kejadian khusus
selama pembelajaran berlangsung.
ii. Menarik kesimpulan tentang peningkatan kemampuan siswa
dalam mengerjakan soal oprasi hitung KPK tehnik mencari
pasangan.
- Siklus ll pertemuan kedua.
a. Rencana tindakan.
i. Mengadakan aperesepsi tentang materi yang akan dipelajari.
ii. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
iii. Menjelaskan cara membentuk kelompok dengan teknik
mencari pasangan dan cara mengerjakan soal hitung KPK
dengan 2 bilangan.
iv. Secara kelompok siswa menyelesaikan soal-soal operasi hitung
KPK 3 bilangan dan menuliskan hasilnya dalam lembar tugas.
v. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.
b. Pelaksanaan.
c. Observasi.
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
yaitu dengan membagi siswa kedalam kelompok menggunakan
teknik mencari pasangan.
d. Refleksi
i. Mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian khusus
selama pembelajaran berlangsung.
ii. Menarik kesimpulan tentang peningkatan kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal matematika berkaita dengan operasi
hitung KPK teknik mencari pasangan.
iii. Merencanakan pertemuan ke 3
- Siklus ll pertemuan ketiga.
a. Rencana tindakan
i. Menyiapkan soal ulangan
ii. Menetukan skor soal ulangan
iii. Menjelaskan cara mengerjakan soal ulangan
b. Rencana pelaksanaan
Pembelajaran dilaksanakan sesuai rencana tindakan.
c. Observasi
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
yaitu dengan membagi siswa kedalam kelompok menggunakan
d. Refleksi
i. Mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian khusus.
ii. Membadingkan jumlah siswa yang mampu melakukan
pembagian pada siklus 1 dan siklus 2.
iii. Membandingkan skor rata – rata nilai siklus 1 dan siklus 2
apakah terdapat peningkatan atau tidak.
iv. Menarik kesimpulan tentang peningkatan kemampuan siswa
dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi
hitung KPK dengan teknik mencari pasangan.
D. Pengumpulan data.
1. Peubah indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah prestasi
belajar terhadap mata pelajaran matematika yang berkaitan dengan
operasi hitung KPK.
2. Data yang diperlukan berupa nilai.
3. Instrumen dan pengumpulan data yang digunakan adalah soal
uraian dengan jumlah soal 5 butir yang berkaitan dengan operasi
hitung KPK.
E. Penyusunan Instrumen
1. Instrumen
Instrumen dapat dibagi menjadi dua yaitu instrumen pembelajaran
yang mencakup Silabus, RPP, LKS dan instrmen penilaian akhir
satu soal benar mendapat nilai 4 dan jika 5 soal benar mendapat
nilai 20.
a. Proses penyusunan
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam
penelitian ini adalah tes tertulis, bentuk soal uraian yang
berkaitan dengan operasi hitung KPK dengan mengacu pada
kisi– kisi soal.
b. Kisi – kisi tes akhir siklus 1 dan 2
Kisi-kisi tes akhir untuk siklus 1 dan 2 dapat dilihat pada Tabel
1 dan Tabel 2.
2. Validitas Instrumen
Validasi Instrumen Prestasi belajar berupa validitas isi dan validitas
konstruk. Validitas isi dibuat berdasarkan materi pelajaran sedang
validitas konstruk dibuat berdasarkan kisi – kisi yang kemudian
dikonsultasikan kepada guru kelas 4 dan kepala SD Sukorejo I.
3. Validitas perangkat pembelajaran.
Dalam penelitian ini validitas perangkat pembelajaran
menggunakan validitas Expert Judgment. Perangkat pembelajaran
divalidasi oleh dosen kepala SD Sukorejo I dan guru kelas IV
dengan menggunakan rubrik validasi pembelajaran (lampiran 1).
Validasi perangkat pembelajaran dihitung menggunakan PAP type
Tabel 1
Indikator Soal
Skor
dengan setiap
kelompok 3
dengan setiap
Tabel 2
Indikator Soal
Skor
operasi hitung
KPK dua
bilangan
dengan setiap
kelompok 3
oprasi hitung
KPK tiga angka
dengan setiap
Tabel 3
Hasil perhitungan Perangkat Pembelajaran
No
1. Kepala SD Sukorejo 1
2. Guru kelas IV SD Sukorejo 1
1. Kepala SD Sukorejo 1
2. Guru kelas IV SD Sukorejo 1
Kriteria Validitas Perangkat Pembelajaran
F. Analisis data
1. Kriteria keberhasilan
Kriteria keberhasilan siswa dalam kemampuan menyelesaukan
masalah yang berkaitan dengan oprasi hitung KPK adalah sebagai
berikut:
Tabel 4
Indikator Keberhasilan
Standar
kompetensi
Indikator
Nilai rata – rata kelas
Kondis
Awal
Target akhir
siklus 1 Target
akhir
siklus 2
Menentukan
Kelipatan
Persekutuan
Terkecil ( KPK )
dan faktor
persekutuan
terbesar ( FPB )
Siswa mampu
menyelesaikan
masalah dengan
oprasi hitung KPK
Rata-rata 64 68 82
Persentase
Ketuntasan
2. Analisi data
a. Menetukan skor setiap siswa dalan % dengan rumus
Keterangan : Xi adalah skor tiap siswa
X anak adalah skor maksimal
b. Menetukan skor rata- rata kelas dengan rumus
X =
Keterangan :
X = rata – rata kelas.
X = jumlah skor seluruh siswa
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil penelitian
Penelitian tindakan kelas ( PTK ) berkaitan dengan operasi hitung
KPK dengan model belajar kooperatif teknik mencari pasangan pada
siswa kelas IV SD Sukorejo 1 tahun pelajaran 2011 / 2012
dilaksanakan pada tanggal 7 sampai 19 Mei tahun 2012.
1. Siklus 1
Penelitian dibagi menjadi 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 bagian
yaitu
a. Rencana kegiatan.
Pada rencana kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 1
adalah menyiapkan silabus, RPP, LKS, soal kelompok dan soal –
soal yang akan diujikan pada akhir siklus 1.
b. Pelaksanaan tindakan.
Pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan 3 kali pertemuan yaitu
pada tanggal 8, 9 dan 11 Mei 2012 dikelas IV dengan jumlah siswa
30 anak. Pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model
belajar kooperatif teknik mencari pasangan dan berpedoman pada
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan. Pada akhir
bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa setelah
pembelajaran tentang operasi hitung KPK selesai.
c. Pengamatan.
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan bantuan guru pamong.
Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
dengan mengisi lembar pengamatan. Guru pamong memantau
apakah peneliti sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran atau tidak. Guru pamong juga
mengamati siswa tentang keikutsertaan siswa dalam proses
pembelajaran. Sedang peneliti mengamati kegiatan siswa tentang
kesulitan, hambatan, kerjasama dan aktivitas siswa dalam
kelompok. Jika kegiatan pembelajaran selesai peneliti memberikan
ulangan yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Hasil ulangan dari siswa pada siklus 1 dituangkan pada tabel 5.
Berdasarkan hasil ulangan siswa pada tabel 5, diperoleh nilai
rata-rata kelas mencapai 68 melebihi nilai rata-rata – rata kondisi awal yaitu
64. Dari hasil ulangan tersebut siswa yang mencapai nilai lebih
dari 65 ada 16 siswa atau 53 % dari jumlah seluruh siswa yaitu 30.
Sedang siswa yang nilainya masih dibawah KKM atau kurang dari
65 ada 14 siswa atau 47 %. Karena nilai rata – rata pada siklus 1
belum memenuhi target, maka penelitian ini dilanjutkan pada
Tabel 5
Hasil ulangan siswa pada siklus 1
No Nama Nilai Tuntas Tidak tuntas
mencari faktorisasi prima suatu bilangan sehingga dalam
memecahkan soal yang berkaitan dengan KPK mengalami
ii. Karena baru kali ini siswa mengalami belajar kelompok maka
dalam mengerjakan tugas nampak masih belum ada
kerjasama bahkan masih terkesan uring – uringan dan
cenderung mengerjakan tugas secara individualistis.
iii. Dalam pembentukan kelompok menghabiskan waktu terlalu
lama karena pada umumnya siswa masih lamban dalam
mengoperasikan bilangan sehingga menghambat kegiatan
mencari pasangan.
Hambatan yang ditemui pada siklus 1 diharapkan dapat diatasi pada
pembelajaran siklus 2, sehingga peneliti mengambil langkah sebagai
berikut :
- Menjelaskan materi tentang faktorisasi prima terlebih dahulu
sehingga dalam menyelesaikan soal tentang KPK siswa tidak
menemui hambatan.
- Mengawasi setiap kelompok secara lebih dekat agar siswa bekerja
dengan optimal .
- Menyederhanakan soal yang ada pada kartu bilangan agar siswa
lebih cepat mengerjakannya sehingga kelompok belajar lebih cepat
terbentuk.
2. Siklus 2
Pada rencana kegiatan yang yang dilakukan pada siklus 2 adalah
menyiapkan silabus, RPP, LKS, soal – soal kelompok dan soal-soal
ulangan akhir siklus.
b. Pelaksanaan tindakan
Pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan selama 3 kali pertemuan
yaitu tanggal 15,16 dan 18 Mei 2012 dikelas IV dengan jumlah
siswa 30 orang. Pembelajaran berlangsung menggunakan model
pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dan dilaksanakan
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
Pada akhir siklus 2 diadakan ulangan menggunakan soal uraian
dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar. Pembelajaran
dilaksanakan dengan memperbaiki kekurangan pada siklus 1 agar
terulang pada siklus 2.
c. Pengamatan.
Pengamatan dilaksanakan dengan bantuan guru pamong.
Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajara berlangsung
dengan mengisi lembar pengamatan. Pada sikus 2 hambatan pada
siswa sudah berkurang. Siswa sudah mampu mencari faktorisasi
prima sebuah bilangan dan KPK dua bilangan serta mampu
menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan KPK. Selain itu
siswa juga dapat bekerja sama dengan teman-teman satu kelompok.
Sikap individualitas sudah berkurang sehingga dalam kelompok
siswa, pada siklus 2 tiap kelompok terdiri dari 3 siswa sehingga
tiap siswa lebih aktif. Pada siklus 2 siswa terlihat lebih berani
berbicara dan mengajukan pendapat. Pada akhir siklus 2 diadakan
ulangan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi yang
dicapai oleh setiap siswa yang disajikan pada tabel 6.
Tabel 6
Hasil ulangan siklus 2
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat nilai rata-rata kelas mencapai 84.
Rata-rata ini meningkat bila dibandingkan dengan rata-rata pada
siklus 1 yaitu 64. Berdasarkan hasil ulangan siklus 2, siswa yang
memperoleh nilai lebih dari 65 ada 22 siswa atau 73% dari 30
siswa. Sedangkan siswa yang nilainya dibawah 65 ada 8 siswa atau
27% dari 30 siswa. Karena pencapaian nilai rata – rata kelas sudah
memenuhi kriteria indikator keberhasilan dan maka penelitian tidak
perlu dilanjutkan lagi.
d. Refleksi.
i. Hambatan yang dialami siswa pada siklus 2 sudah berkurang.
Siswa telah mampu mencari faktorisasi prima dari sebuah
bilangan sehingga dalam menentukan KPK 2 atau 3 bilangan
siswa sudah tidak mengalami kesulitan.
ii. Proses pembentukan kelompok sudah tidak membutuhkan
waktu lama karena siswa sudah mengetahui tata caranya.
Kerjasama, keberanian berbicara dan keberanian
mengeluarkan pendapat sudah dilakukan siswa pada siklus 2.
Peningkatan prestasi belajar siswa dari sebelum diadakan penelitian
sampai dengan hasil akhir pelaksanaan siklus 2 dapat dilihat pada
tabel 7. Berdasarkan data pada tabel 7 dapat dilihat rata – rata
Data awal sebelum ada tindakan nilai rata – rata kelas adalah 64
dan pada akhir siklus 1 nilai rata – rata kelas mencapai 68. Pada
ulangan akhir siklus 2 siswa yang mendapat nilai diatas 65 ada 22
siswa atau 73 % dari 30 anak sedang siswa yang memperoleh nilai
kurang dari 65 ada 8 siswa atau 27% dari 30 siswa. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai rata – rata kelas sudah
melebihi indikator keberhasilan penelitian.
Tabel 7
Rata – rata nilai hasil ulangan siswa sebelum dan sesudah tindakan.
Kondisi awal Sesudah
tindakan Siklus 1
Sesudah tindakan siklus 2
Rata – rata kelas 64 68 84
Persentase jumlah siswa yang
mencapai KKM
47% 53% 73%
B. Pembahasan
Pada siklus 1 telah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan. Dalam
kegiatan pembelajaran, siswa dibagi menjadi 6 kelompok setiap
kelompok beranggotakan 5 siswa. Untuk memperjelas hasil peneltian
yang telah dilakukan, diperlihatkan ringkasan hasil penelitian pada
Tabel 8
Ringkasan Hasil Penelitian
No Nama
Data Awal Sesudah tindakan
Nilai
Ketuntasan
Siklus 1 Siklus 2
Pada ulangan akhir siklus 1 terdapat 16 siswa atau 53 % dari 30
siswa yang memperoleh nilai diatas KKM dan sebesar 47% atau 14
siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM. Ketidaktuntasan pada
siklus 1 disebabkan adanya kesulitan beberapa siswa dalam
menentukan faktorisasi prima suatu bilangan sehingga siswa kesulitan
dalam menetukan KPK suatu bilangan. Oleh karena itu hasil
penelitian pada siklus 1 belum mencapai indikator keberhasilan
sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus 2.
Pada siklus 2 telah dilaksanakan model pembelajaran kooperatif
teknik mencari pasangan. Pada pembelajaran ini siswa dibagi menjadi
10 kelompok tiap kelompok beranggotakan 3 anak. Pada siklus 2
terdapat 22 siswa atau 73% memperoleh nilai diatas KKM dan 8 anak
atau 27 % memperoleh nilai dibawah KKM. Dalam penelitian siklus
2 ini nilai rata-rata kelas yang diperoleh sudah mencapai indikator
keberhaslian siklus 2 sehingga penelitian tidak perlu dilanjutkan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan diatas, dari
siklus 1 ke siklus 2 terdapat 2 siswa atau 6,6% tidak mengalami
peningkatan maupun penurunan nilai, 5 siswa atau 16,6% mengalami
penurunan dan 1 siswa atau 3,33 % mengalami kenaikan nilai. Hal ini
disebabkan oleh gaya dan minat belajar masing-masing siswa. Akan
tetapi terlihat adanya peningkatan prestasi belajar siswa yang ditandai
dengan naiknya nilai rata – rata ulangan dari kondisi awal yang hanya
Selain itu jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM pada data
awal hanya 14 siswa atau 47% meningkat menjadi 16 siswa atau 53%
pada akhir siklus 1 dan pada akhir siklus 2 menjadi 22 siswa atau
73%. Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model belajar
kooperatif teknik mencari pasangan dapat meningkatkan prestasi
belajar matematika khususnya yang berkaitan dengan operasi hitung
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan model belajar koopertif teknik mencari pasangan dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika yang berkaitan dengan
operasi hitung KPK pada siswa kelas IV SD Sukorejo 1 tahun
pelajaran 2011 /2012.
2. Pada penggunaan model belajar diatas terjadi peningkatan dari kondisi
awal ke siklus 1 yaitu 2 siswa mencapai nilai diatas KKM atau 7%
sedangkan dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan sebanyak 6
siswa atau 20 % yang mencapai nilai diatas KKM.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah lakukan, dapat
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Dalam melaksanakan pembelajaran matematika yang berhubungan
dengan operasi hitung KPK, para guru hendaknya menggunakan
model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa karena dengan menggunakan
model pembelajaran ini siswa tidak merasa jika yang sedang mereka
lakukan sebenarnya adalah proses pembelajaran karena kegiatan
2. Model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan hendaknya
dicobakan untuk mata pelajaran yang lain karena kegiatan
pembelajaran mata pelajaran yang lain juga dapat dilaksanakan dengan
DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie. 2008. Mempraktikkan Cooperative Learning di ruang – ruang kelas. Jakarta : Gramedia Widisarana Indonesia.
Arends, 2004. Learning to Teach ( sixthedition ) , New york , Mc Graw Hill.
Eman Suherman, dkk, 2003, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer (edisi revisi), Bandung jurusan Pendidikan Matematika FMIPA universitas pendidikan Indonesia.
Herman Hudoyo, 1981, Interaksi belajar mengajar matematika, Jakarta : P5G Departemen P dan K.
Masijo,Ign, 1995, Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah Yogyakarta: Kanisius.
Mulyono, Adirrahman,2003,Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta : Penerbit Rineka cipta.
Muslimin ibrahim dkk. 2000, Pembelajaran Kooperatif Surabaya, Universitas Negeri Surabaya.
Oemar Hamalik, 1983, Metoda – metoda belajar dan kesulitan belajar, Jakarta, Tarsito
Simanjunta , B, 1983, Proses belajar mengajar Bandung Tarsito.
Sumadi Suryabrata, 1984, Pskologi Pendidikan Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Sunardi dkk, 2006, Ayo Belajar Matematika. Yogyakarta. Kanisius.
Tanlain, Wens,2006, Perkembangan dan belajar peserta didik, Yogyakarta Universitas Sanata Dharma.
Tanlain Wens ,2007, Strategi belajar mengajar, Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Winkel W S. 1984, Psikologi pendidikan dan Evaluasi belajar : Gramedia.
LAMPIRAN
–
LAMPIRAN
Lampiran 1
SUBYEK PENELITIAN SISWA KELAS IV SD SUKOREJO I
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
HASIL ULANGAN SISWA SEBELUM DAN SESUDAH TINDAKAN
Lampiran 6
Siklus I pertemuan I
LEMBAR KERJA
Satuan pendidikan : SD Sukorejo 1
Kelas / semester : IV / 1
Mata pelajaran : Matematika
Hari / tanggal : 8 Mei 2012
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
A. Indikator
1. Siswa mampu bekerja dalam kelompok dengan tehnik mencari
pasangan
2. Siswa mampu menjelaskan konsep KPK dua bilangan .
3. Siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi
hitung KPK.
B. Petunjuk
Bentuklah kelompok belajar dengan menggunakan tehnik mencari
pasangan, tiap kelompok beranggotakan 5 orang anak dengan cara:
1. Enam anak masing – masing mengambil satu bilangan yaitu
2,3,4,5,6,dan 7. Anak – anak yang lain juga mengambil satu bilangan
diatas bilangan yang sudah diambil kemudian bergabung keteman
yang memegang bilangan kelipatannya.
2. Setelah kelompok terbentuk kerjakan lembar tugas dari guru.
C. Kegiatan belajar
Kegiatan belajar I