• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERIAL ( 14 Files )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MATERIAL ( 14 Files )"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANO SiC BERBASIS MENERAL LOKAL

MALANG DENGAN METODE MAGNESIOTERMAL

ARDIANSYAH1), ABDULLOHFUAD2), CHUSNANAINSJAFYOGIHATI3)

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang, E-mail : Ardiansyahfisum12@yahoo.co.id

ABSTRAK: Dalam penelitian ini, pemanfaatan bahan komposit nano silikon karbida (SiC) disintesis dengan metode magnesiotermal sebagai material yang berpotensi dalam baju-anti peluru. Sifat mekanik dari silikon karbida dipicu dari ikatan kovalen. Sifat mekanik ini digunakan dalam pelapisan bahan baju anti-peluru (hard armor). Dulunya pelapisan baju peluru terbuat dari baja atau alloy. Namun seiring dengan bertambahnya teknologi pemanfaatan bahan komposit yang ringan dapat menjadi alternatif pengganti bahan terdahulu. Nanosilikon karbida diperoleh dari sintesis bahan silika oksida dan sukrosa dalam ukuran nano. Silika oksida diproduksi dari ekstraksi dari batuan piropilit di desa Sumbermanjing, Malang. SiC (dengan ukuran 2.8 nm) dengan kristalinitas terbaik dengan jenis kristal heksagonal berpolitipe 6H SiC diperoleh melalui penambahan Mg dengan rasio 1:1 (SiO2/C:Mg) dan suhu sintering pada suhu 750oC - 800oC. Hasil uji SEM terlihat bahwa morfologi SiC bergerombol yang menunjukkan bahwa SiC berorde nano. Sedangkan uji kekerasan vicker s hasil tertinggi dengan nilai uji kekerasan sebesar 0.07- 0.156 Gpa.

Kata Kunci: SiC, Rompi Anti-Peluru, 6H-SiC, SEM, Uji Vicker s.

PENDAHULUAN

Teknologi nano berasal dari Bahasa Yunani nano yang berarti kecil. Teknologi nano berperan penting dalam perkembangan zaman karena dapat dikembangkan dalam suatu bidang antara lain : material, perangkat keras dan lunak. Studi dalam bidang material nano dibatasi oleh ukuran partikel yang kurang dari 100 nm (Dionysiou, 2004).

Penelitian terbaru saat ini adalah tentang sintesis nano silikon karbida (SiC) (Goel S,et al,. 2013). Menurut beberapa peneliti untuk memperoleh SiC ada beberapa metode, diantaranya adalah S.Sivasankaran and K. Kumar, (2015) mengembangkan metode sonokimia sintesis dan disintering pada suhu 850oC. Namun SiC nanopartikel

yang dihasikan memiliki kualitas kristal yang kurang baik. Yang, Wei, Song, & Zhao-hui, (2012) dengan menggunakan CVD (Chemical Vapor Deposition) dapat mensistesis SiC pada suhu 1199.85-1799.85 oC. Suhu ini cukup tinggi, namun partikel yang

dihasilkan memiliki kualitas kristal yang kurang baik dan menghasilkan berupa -SiC. Kong et al., (2013) mensintesis SiC dengan suhu 650 oC selama 2 jam pada kondisi

suasana gas Ar, namun sebelum difurnice suhu 650 oC komposit SiO2/C harus difurnice

suhu 1500 oC selama 5 jam. Simonenko et al, (2013) mensistesis menggunakan metode

sol-gel yang memerlukan suhu 1200-1500oC.

Pada pemamaran diatas telah menelaah beberapa metode yang digunakan dalam mensintesis silikon karbida. Namun, ada metode yang menggunakan TEOS atau Tetraethyl orthosilicate yang dari sintesis silika (SiO2) yang harganya sekitar

Rp.3.180.500 per 100 mL. Sehingga, dalam menelitian ini penulis menggakat batuan piropilit yang memiliki kadar kemurnian 96,2% sebagai sumber Si dengan ukuran butir yaitu hingga 40 sampai 90 nm yang diperoleh dengan metode sol-gel yang lebih murah (Fuad, et al,. 2014).

(2)

pemotong (Sinvasankaran & Kishor,. 2015). Menurut Shi, L,. et al, (2006), SiC adalah salah satu bahan karbida yang paling penting karena keunikan sifatnya yang memiliki titik lebur tinggi (2827 °C), kekerasan tinggi, ketahanan pakai tinggi, rendah ekspansi termal, ketahanan kimia yang baik dan konduktor panas yang baik dalam industri keramik. SiC juga dikenal sebagai bahan semikonduktor yang diketahui memiliki celah pita konduksi yang lebar (2 eV ≤ Eg ≤ 7.0 eV) (Pujari, Sidharam, P, et al,. 2013), konduktivitas termal tinggi, stabilitas kimia yang baik dan sifat mekanik yang kuat. Mengingat keunggulan sifat fisik dan elektronik SiC, maka material ini tapat untuk pembuatan perangkat elektronik yang beroperasi pada suhu tinggi, daya tinggi dan frekuensi tinggi.

Menurut Lebedev (2006), SiC mengkristal dalam beberapa polimorf. Polimorf SiC bergantung pada saat sintesis dan suhu sintering ( Snead,et al, 2007). Ada empat macam polimorf dalam SiC yang yaitu 3C- SiC ( -SiC), 2H-SiC ( -SiC), 4H-SiC ( -SiC), dan 6H-SiC ( -SiC) (Andrievski, 2009). Dari beberapa polimorf ini memiliki tingkat kekerasan yang berbeda pula, dilaporkan tingkat kekerasan material dari yang paling keras berturut-turut yaitu tipe 3C-SiC = 26,4 GPa, 4H-SiC = 25,5 GPa, dan 6H-SiC = 19,2 Gpa (Lawn & Marshall, 1979). Menurut, Luo, et al (2012), pengaruh polimorf kristalinitas SiC berpengaruh dalam sifat mekaniknya.

Ditinjau dari sifat mekanik, pemanfaatan SiC tersebut dapat dimanfaatkan sebagai rompi anti- peluru karena sifat mekanik SiC yang baik. Kekuatan mekanik SiC diantaranya ditunjukkan untuk nilai kekuatan lentur sebesar 300-450 MPa dan fraktur ketangguhan 2.5-4 MPa (Izhevsky et al, 2000). Sifat mekanik yang baik diharapkan mampu menjadi bahan alternatif bahan pengganti rompi anti peluru sebelumnya yaitu alumina (Al2O3), dimana ditinjau diri sifat kekerasan Al2O3 13,5 ± 1.3 MPa dan 22,1 ± 1.4 MPa untuk SiC (Ul. Prym, 2015).

Dari sekian banyak metode sintesis SiC yang telah dipaparkan diatas, metode magnesiotermal diyakini sebagai metode paling efisien. Metode magnesiotermal menghasilkan SiO2/C pada suhu rendah dengan penambahan unsur Mg (Shi et al.,

2010). Pengunaan Mg diperlukan sebagai agen pereduksi suhu pada 600-900 °C dan sebagai agen pengurai unsur SiO2/C (Zhao, et al, 2011).

METODE PENELITIAN Sintesis Komposit SiO2/C

2 gr SiO2 dicampurankan dengan 1.14 gr sukrosa, kemudian ditambahkan 0.08 ml H2SO4 dan 6 ml air suling. Campuran dikeringkan dalam oven pada 100 oC selama 6

jam, temperatur ditingkatkan sampai 160 oC salama 6 jam. Campuran yang kering

dikarbonasi dalam tubular furnace dengan atmosfer Ar pada 700 oC selama 1 jam,

dengan cara demikian akan dibentuk komposit SiO2/C.

Sintesis SiC

Magnesium yang ditambahkan pada komposit SiO2/C (SiO2:Mg, dengan

perbandingan 1:1, 1:1,5, 1:2,5, 1:3, dan 1:3,5 Molar) dan diletakkan dalam sebuah krusibel tubular furnace pada 700oC selama 18 jam dalam atmosfer Argon. Campuran

HF 10 % wt(missal 10 ml HF dengan 90 ml aquades) dan HNO34M lalu aduk selama 3

jam, suhu 100 oC (suhu hotplate) 600 rpm. Kemudian dibiarkan mengendap kemudian

disaring lalu dibilas dengan aquades sampai pH 7 dengan suhu 100 oC (suhu hotplate)

600 rpm, 30 menit.Kemudian dicek jika pH sudah 7, dilakukan pengeringan 100 oC

(3)

Hasil Uji XRD

Gambar 1

Dari data gambar.1 diatas diperoleh pucak SiC pada sudut 2 sekitar 35.3o,60.07o,71.45o sesuaidata diatas diperoleh pucak bidang hkl sebagai berikut (102),

(110), dan (202). Hasil refine rietica

SiC:Mg 1:1

Gambar 2. HasilRefineData

Gambar 2 merupakan hasil refine SiC, warna hitam menunjukkan data eksperimen, warna merah menunjukkan database, sedangkan warna biru menunjukkan puncak yang sesuai, dan warna hijau menunjukkan kecocokan, semakin datar warna hijau semakin kecocokan dengan database semakin baik.

Hasil dari data refine diperoleh data tabel sebagai berikut. Tabel 1. Variasi Mg

Parameter SiC:Mg

(1:1) SiC:Mg(1:1.5) SiC:Mg(1:2.5) SiC:Mg(1:3) SiC:Mg(1:3.5) Desity( )

g/cm3 3.209 3.211 3.191 3.212 3.211 Particle

700 oC SiC:Mg750oC SiC:Mg800oC SiC:Mg900 oC 1000 oCSiC:Mg Desity( )

g/cm3 3.187 3.190 3.184 3.187 3.204 Particle

(4)

Gambar 3

Metode Magnesiothermal

Gambar 4. Variasi Mg

Gambar 5. Variasi Suhu

Pada gambar 4 menunjukkan variasi pemberian Mg. Pemberian Mg digunakan untuk mereduksi suhu dan untuk mengikat Mg+2dengan O-2(Ahn, Kim, Pyo, Lee, & Yoo,

2016).

Pada gambar 5 menunjukkan variasi pemberian suhu, suhu optimum yang diperoleh adalah suhu antara 750oC- 800 oC. Hasil ini dikarenakan pada suhu tersebut

merupakan suhu optimum yang diperoleh dengan metode magnesiothermal. Hasil ini sesui dengan teori menggunakan metode magnesiothermal. Hasil ini diperkuat oleh berapa eksperimen yang telah dilakukan dengan menghasilkan low temperature sintering, (S. T. Liu et al., 2015), mensintesis SiC pada suhu 400-800 oC, selama 12 jam,

(Saeedifar et al., 2013), mensintesis SiC pada suhu 550-650 oC selama 6 jam, (Zhao et

al., 2011), mensintesis SiC pada suhu 650oC selama 6 jam.

Hasil Uji SEM

(5)

Gambar 6 (a). SiC 700oC, (b). SiC 800oC, (c). SiC 900oC, (d). SiC 1000oC

Hasil uji SEM pada gambar 6 diperoleh dengan perbesaran 20.000 kali. Gambar 4.8 dijadikan kajian dimana hasil SEM pada sampel 700 oC diperoleh morfologi yang

nampak utuh.Dikarenakan sampel diambil satu titik. Berbeda dengan persebaran partikel seperti sampel 800 oC Sedangkan pada sampel 900 oC dan 1000 oC hampir

memiliki kemiripan morfologi. Dari kesemua hasil semua memiliki kesamaan yaitu menggumpal itu karena sampel berorde nano sehingga sampel cenderung bergelombor. Hasil ini dapat diperkuat dengan data hasil EDX untuk memperoleh unsur pada senyawa.

Hasil Uji FTIR

Telah dilakukan uji FTIR untuk melihat panjang gelombang terhadap intensitas yang terbentuk. Berikut hasil ujinya ditunjukkan pada gambar 7

Gambar 7. Uji FTIR

Hasil uji FTIR menunjukkan adanya panjang gelombang berturut- turut 821,68 cm-1, 815,89 cm-1, 813,96 cm-1, 823,6 cm-1, dan 817,2 cm-1. Nilai panjang gelombang

tersebut menunjukkan stretching Si-C. Hasil ini diperkuat oleh beberapa peneliti lain yang menunjukkan panjang gelombang SiC. Berikut hasil rangkuman database stretching Si-C pada tabel 3

Tabel3. Database SiC

No Frekuensi

(cm-1)

Gugus Fungsi

Literatur

1 823 Si-C (Xiao, Ni,

(6)

2 2100,800 Si-H, SiC

strecting

Wang et al., 2014

3 833 Si-C Karbovnyk

et al., 2015

Tabel 3 menunjukkan adanya ikatan antar molekul Si-C dengan rentang panjang gelombang dari paling rendah 754 sampai 860 cm-1 yang artinya molekul SiC dapat memiliki menyerap dan bervibrasi pada panjang gelombang antara 754- 860cm-1. Hasil

ini sesuai data yang diperoleh oleh data hasil eksperimen dimana rerata data diperoleh sekitar , 813,96 cm-1 - 823,6 cm-1.

Hasil Uji Kekerasan

Hasil dari uji kekerasan diperlukan untuk menentukan kekuatan mekanik dari sampel. Hasil uji kekerasan dilakukan dengan metode 3 titik untuk setiap sampel. Metode ini digunakan untuk menghindari kesalahan dan ketidakhomogen dari sampel.

Prepasi sampel dilakukan dengan penambahan resin PVA sebagai perekat dan kemudian sampel dipanaskan sampai suhu 400 oC selama 2 jam. Sampel dipanaskan

bertujuan untuk menghilangakan PVA pada sampel. Berikut hasil uji kekerasan yang ditampilkan pada tabel 4

Tabel 4. Hasil Uji Kekerasan Vicker s

No Sampel Titik

1(GPa) 2(GPa)Titik 3(GPa)Titik Rerata(Gpa)

1 SiC 700

oC 0.214 0.128 0.126 0.156

2 SiC 800

oC 0.1 0.134 0.15 0.128

3 SiC 900

oC 0.147 0.137 0.139 0.141

4 SiC

1000 oC 0.06 0.07Gpa 0.08Gpa 0.07

(7)

Tabel 4 didapati 3 titik yang menunjukkan hasil yang berbeda. Hasil ini dikarenakan banyak faktor, antara lain kuat tekan saat persiapan pembuatan pallet yang dilakukan secara manual, pencampuran perekat (PVA) tidak homogen pada bahan sehingga kekerasan setiap permukaan tidak rata, suhu kalsinasi kurang tinggi untuk menghilangkan perekat dalam sampel, dan setelah dikalsinasi sampel seharusnya dikeringkan kembali pada ruang vakum keadaan gas Ar.

Menurut Liu, Tuan, & Chen, (2013) dalam pencampuran PVA dengan sampel SiC dilakukan dengan pengadukan selama 3 jam ditambah dengan DI water sebagai pengencer kemudian dikeringan dengan sprey dryer. Setelah itu bahan dipress dengan tekanan 130 MPa, lalu dikalsinasi suhu 600 oC untuk menguapkan PVA pada kondisi

non vakum, lalu bahan disintering kembali pada kondisi vakum kondisi gas Ar pada suhu 1800-2050 oC selama 1 jam.

Hal ini sangat berbeda sekali pada preparasi sampel yang sudah dilakukan sehingga hasil yang diperoleh sangat berbeda jauh. Untuk itu perlu kajian mendalam dalam preparasi sampel terhadap uji kekerasan untuk kedepannya agar diperoleh nilai uji kekerasan yang baik.

KESIMPULAN

Hasil variasi Mg terhadap terbentuknya kristalinitas SiC sangat bervariatif. Hasil ini dipengaruhi oleh proses leaching dimana proses ini penting untuk menghilangkan Mg pada sampel serta menumbuhkan puncak SiC. Dari kesemua hasil yang diperoleh menunjukkan SiC yang memiliki puncak serta berukuran nano paling baik terdapat pada SiC 1:1, hal ini karena komposisi ideal sehingga terbentuk puncak serta SiC yang berukuran 2.718 nm.

Hasil variasi suhu pada metode magnesiothermal telah berhasil membentuk kristalinitas SiC dengan suhu rendah. Hasil yang diperoleh menujunkkan suhu optimal fabrikasi SiC pada kisaran 750-800 oC. Hasil ini dikategorikan berhasil karena suhu

pertumbuhan puncak SiC pada level suhu rendah.

Hasil uji kekerasan sampel masih belum memenuhi standar. Diperlukan kajian mendalam serta preparasi sampel yang baik untuk meningkatkan sifat mekanik SiC.

Saran

Perlu diteliti tentang penambahan rasio mg 0.5 mol untuk mengetahui petumbuhan SiC. Perlu dikaji mendalam perihal suhu sintering antara 900-1000 oC dimana

pertumbuhan kristal SiC menurun. Perlu kajian mandalam tentang preparasi sampel untuk memperoleh SiC dengan sifat mekanik yang baik.

DAFTAR RUJUKAN

Ahn, J., Kim, H. S., Pyo, J., Lee, J. K., & Yoo, W. C. (2016). Variation in Crystalline Phases: Controlling the Selectivity between Silicon and Silicon Carbide via Magnesiothermic Reduction using Silica/Carbon Composites. Chemistry of Materials, 28(5), 1526 1536. http://doi.org/10.1021/acs.chem mater.5b05037

Andrievski, R.A. 2009. Synthesis, Structure And PropertiesOf Nanosized Silicon Carbide. Institute of Problems of Chemical Physics, Russian Academy of Sciences, Semenov prospect, 1, Chernogolovka, Moscow Region 142432, Russia.

Dionysiou, D. D. (2004). Environmental Applications and Implications of Nanotechnology and Nanomaterials. Journal of Environmental Engineering, 130(7), 723 724. http://doi.org/10.1061/(ASCE) 0733-9372(2004)130:7(723)

Fuad, A, Nandang Mufti, & Markus Diantoro. 2015. Synthesis and Characterization Of Highly Purified Nanosilica From Materials Proceeding ICTAP- 2014: Denpasar, Bali Goel S, Luo X and Reuben R L.2013. Wear mechanism of diamond tools against single

(8)

Karbovnyk, I., Savchyn, P., Huczko, A., Cestelli Guidi, M., Mirri, C., & Popov, A. I. (2015). FTIR Studies of Silicon Carbide 1D- Nanostructures. Materials Science Forum, 821-823(May 2016), 261 264. http://doi.org/10.4028/www.scie ntific.net/MSF.821-823.261

Kong, Y., Zhong, Y., Shen, X., Gu, L., Cui, S., & Yang, M. 2013. Synthesis of monolithic mesoporous silicon carbide from resorcinol-formaldehyde/silica composites. Materials Letters, 99, 108 110. http://doi.org/10.1016/j.matlet.20 13.02.047

Lawn, B. R., & Marshall, D. B. (1979). Hardness, Toughness, and Brittleness: An Indentation Analysis. Journal of the American Ceramic Society, 62, 347 350. http://doi.org/10.1111/j.1151- 2916.1979.tb19075.x

Lebedev, A. A.. 2006. Semicond. Sci. 21, R 17. Izhevsky V. A., Genova L. A., Bressiani A. H. A., Bressiani J. C .2000. Liquid-phasesintered SiC. Processing And Transformation Controlled Microstructure Tailoring. Materials Research, 3(4) : 131- 138.

Pujari, Sidharam P, et al. 2013. Covalently Attached Organic Monolayer Onto Silicon Carbide From 1-Alkynes: Molecular Structure And Tribological Properties. Pubs.Acs.Org/Langmuir:Labora try Of Organic Chemistry, Waganing Universty, Natherland.

Shi, L., H. Yan. Li, Z., et al. 2006. Power Tecnology. 169. 71-76.

Shi, Y., Zhang, F., Hu, Y., Sun, X., Zhang, Y., & Lee, H. I. 2010. Low-Temperature Pseudomorphic Transformation of Ordered Hierarchical ro s ig n ro s, 1 2.

Simonenko, E. P., Simonenko, N. P., Derbenev, A. V., Nikolaev, V. A., Grashchenkov, D. V., Sevastyanov, V. G., Kuznetsov, N. T. 2013. Synthesis of nanocrystalline silicon carbide using the sol-gel technique. Russian Journal of Inorganic Chemistry, 58(10), 1143 1151. http://doi.org/10.1134/S003602 3613100215

Sivasankaran, S & Kishor, Kumar Mj. 2015. Novel Sonochemical Synthesis Of Nano-Crystalline Silicon Carbide Ceramic Powder And Its Characterization. International Journal of Recent Scientific Research : Department of Chemical Engineering, Manipal Institute of Tecnology, Manipal University, Karnataka India.

Snaed., Larpkiattaworn, et al. 2007. Ceramic International. 899-904. Europe:23,1(109):85-88.

Ul. Prym, St. Wyszynskiego. 2015. Hybrid Ceramic-Textile Composite Armour Structures For A Strengthened Bullet-Proof Vest. Eastern Europe:23,1(109):85-88. Wang, B., Wang, Y., Lei, Y., Wu, N., Gou, Y., Han, C., & Fang, D. (2014). Hierarchically

porous SiC ultrathin fibers mat with enhanced mass transport, amphipathic property and high- temperature erosion resistance. J. Mater. Chem. A, 2(48), 20873 20881. http://doi.org/10.1039/C4TA04 847D

X. Lou, S. Goel, R.L. Reuben. A quantitative assessment of nanometric machinability of major polytypes of single crystal silicon carbide. Journal of the European Ceramic Society. 2012. 32(12): 3423-3434.

Xiao, C., Ni, Q., Chen, H., & Guo, L. (2010). Effect of polyvinylpyrrolidone on rheology of aqueous SiC suspensions dispersed with poly(aspartic acid). Colloids and Surfaces A:

Physicochemical and Engineering Aspects, 399(1-3), 108 111.

http://doi.org/10.1016/j.colsurfa.2012.02.046

Xu, et al. 2012. Sonochemical Synthesis Of Nanomaterials. Department Of Chemistry, Universty Of llinois at Urbana- Champaign.

(9)
(10)

Gambar

Gambar 2. Hasil Refine DataGambar 2 merupakan hasil refine SiC, warna hitam menunjukkan data eksperimen,
Gambar 3Metode Magnesiothermal
Gambar 6 (a). SiC 700oC, (b). SiC 800oC, (c). SiC 900 oC, (d). SiC 1000 oC
Gambar 8. Grafik Uji Kekerasan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

71 Tabel 3.15 Konsekuensi interupsi bisnis fasa gas terhadap perubahan tekanan pada tiap ukuran lubang ... 71 Tabel 3.20 Konsekuensi interupsi bisnis fasa gas terhadap

Sampel dalam penelitian ini ialah data rekam medik penderita gastritis dengan diagnosa utama gastritis tanpa mengalami komplikasi yang menjalani rawat inap di

Pada pasien yang dirawat lebih dari 5 hari adalah pada pasien yang menderita diare cair akut dehidrasi berat atau dehidrasi tidak berat dengan penyakit penyerta

Sistem pembelajaran yang selama ini umum digunakan pada PAUD untuk memberikan pelajaran tentang cara cepat membaca dan berhitung, melalui konvensional yaitu dengan

BoMCleaN adalah sebuah permainan dengan konsep dapat dimainkan lebih dari satu pemain ( multiplayer). Game ini bertema tentang pentingnya kebersihan lingkungan,

tanggung jawab, tekun, optimis, dan peduli lingkungan. Guru membacakan materi qira’ah. Siswa menyimak bacaan guru tentang materi qira’ah tersebut dengan baik dan penuh

Dengan sistem reservasi kanal seperti yang telah dijelaskan di bagian 2, permintaan hubungan baru akan ditolak (blocking) apabila pada saat kedatangan sinyal tersebut sistem antrian

Cemaran getah kuning pada buah manggis, yang ditunjukkan oleh parameter persentase buah bergetah kuning pada aril (PBGKA), persentase juring bergetah kuning (PJGK), dan