• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN KETAPANG (Terminalia catappa L.) TERHADAP Salmonella typhi SECARA IN VITRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN KETAPANG (Terminalia catappa L.) TERHADAP Salmonella typhi SECARA IN VITRO"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS AKHIR

UJI EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN KETAPANG

(Terminalia catappa L.)TERHADAP Salmonella typhi

SECARA IN VITRO

Oleh :

Abrisha Agung Wicaksono 201210330311050

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

79

HASIL PENELITIAN

UJI EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN KETAPANG

(Terminalia catappa L.)TERHADAP Salmonella typhi

SECARA IN VITRO

KARYA TULIS AKHIR

Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh :

Abrisha Agung Wicaksono 201210330311050

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN

(3)

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang Tanggal : 15 Februari 2016

Pembimbing I

dr. Irma Suswati, M.Kes

Pembimbing II

dr.Gita Sekar Prihanti, MPd.ked.

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

(4)

81

LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Akhir oleh Abrisha Agung Wicaksono ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal : 15 Februari 2016

Tim Penguji

dr.Gita Sekar Prihanti, MPd.ked.

dr. Sri Adila Nurainiwati, Sp.KK.

, Ketua

, Anggota

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rahmatulllahi wa barakaatuhu

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, salawat

dan salam semoga selalu tercurahkan untuk Nabi Muhammad Shollallohu‘alaihi wa

sallam, untuk keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya hingga akhir zaman kelak. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Uji Efek Antimikroba Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa L.) Terhadap Salmonella

typhi Secara In Vitro”. Penulisan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi

salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

Pada penulisan karya tulis ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, dan sekaligus dosen pembimbing I yang telah telah membantu, membimbing, dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

(6)

83

3. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Bambang Suntiyo dan Ibunda Sudarwati yang selalu mendukung penulis dalam setiap kehidupan. Saya berdoa agar Allah selalu menyayangi beliau berdua sebagaimana beliau berdua menyayangi penulis semasa kecil.

4. Pak Joko Laboran Biomedik yang sudah banyak memberikan pelajaran. Teman-teman Abdomen (mahasiswa FK-UMM angkatan 2012), Teman-teman-Teman-teman Laskar Mikrobiologi, para sahabat: Albertus Nito Radardian, Junaedi, I Wayan Mahardika Agastya Adityawarman, Barkah Riduwan Muhammad dan pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan kepada penulis. Saya berdoa agar kalian senantiasa mendapat hidayah dan diberikan umur yang barokah hingga akhir hayat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun, serta penulis mengharapkan agar karya tulis ini dapat berguna serta bermanfaat.

Wassalamu’alaikum wa rahmatulllahi wa barakaatuhu

Malang, Januari 2016

(7)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PENGUJIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1Tujuan Umum ... 4

1.3.1Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Manfaat Akademis ... 4

1.4.2 Manfaat Masyarakat ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan tentang S. typhi ... 5

2.1.1 Klasifikasi Bakteri S. typhi ... 5

2.1.2 Morfologi ... 5

2.1.3 Struktur Bakteri S. typhi ... 6

2.1.4 Struktur Antigen ... 11

(8)

85

2.1.6 Pertumbuhan S. typhi ... 13

2.1.7 Identifikasi Bakteri S. typhi ... 13

2.1.8 Daya Tahan ... 16

2.1.9 Patogenitas S. typhi ... 17

2.1.10 Patogenesis S. typhi ... 18

2.1.11 Manifestasi Klinis Infeksi S. typhi ... 19

2.1.12 Diagnosa Laboratorium ... 21

2.1.13 Pengobatan ... 23

2.2 Tinjauan Umum Zat Antimikroba ... 25

2.2.1 Mekanisme Kerja Antimikroba ... 25

2.2.2 Mekanisme Resistensi Antimikroba Terhadap S. typhi ... 27

2.2.3 Uji Kepekaan Terhadap Antimikroba (In Vitro) ... 30

2.3 Tinjauan Tentang Ketapang (Terminalia catappa L.) ... 32

2.3.1 Taksonomi Ketapang ... 32

2.3.2 Morfologi Tumbuhan Ketapang ... 33

2.3.3 Nama Lain Ketapang ... 33

2.3.4 Habitat dan Distribusi Geografi ... 34

2.3.5 Kandungan Tanaman Ketapang (Terminalia catappa L.) ... 34

2.3.6 Uji Toksisitas Ekstrak Daun Ketapang ... 37

2.3.7 Mekanisme Kandungan Kimia Daun Ketapang Sebagai Antibakteri ... 37

2.3.8 Hasil Penelitian Aktivitas Antibakteri Tanaman Ketapang (Terminalia catappa L.) ... 42

2.3.9 Hasil Penelitian Aktivitas Antibakteri Tanaman Lain Terhadap S. typhi ... 44

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 46

3.2 Hipotesis ... 47

(9)

4.2 Lokasi dan Waktu ... 48

4.3 Populasi dan Sampel ... 48

4.3.1 Populasi ... 48

4.3.2 Pemilihan Sampel ... 48

4.3.3 Estimasi jumlah pengulangan ... 49

4.4 Variabel Penelitian ... 49

4.4.1 Variabel bebas ... 49

4.4.2 Variabel tergantung ... 49

4.5 Definisi Operasional ... 50

4.6 Alat dan Bahan Penelitian ... 50

4.6.1 Alat dan Bahan Pembuatan Ekstrak Daun Ketapang ... 50

4.6.2 Alat dan Bahan Uji Kepekaan Ekstrak Daun Ketapang ... 51

4.7 Prosedur Penelitian ... 52

4.7.1 Strerilisasi Alat ... 52

4.7.2 Pembuatan Medium SS Agar... 52

4.7.3 Pembuatan Ekstrak Daun Ketapang ... 53

4.7.3 Pembuatan Perbenihan Cair Bakteri ... 54

4.7.4 Uji Kepekaan Ekstrak Daun Ketapang Terhadap S. typhi ... 55

4.8 Skema Alur Penelitian ... 59

4.9 Analisis Data ... 60

BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Efek Antimikroba Ekstrak Daun Ketapang terhadap S. typhi ... 61

5.1.1 Kadar Hambat Minimum (KBM) Ekstrak Daun Ketapang ... 61

5.2 Analisa Data ... 62

5.2.1 Uji Normalitas dan Homogenitas ... 62

5.2.2 Uji Statistik One Way ANOVA dan Post hoc Tukey ... 63

5.2.3 Uji Statistik Korelasi dan Regresi ... 65

BAB 6 PEMBAHASAN ... 70

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

(10)

87

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Analisis Kandungan Kimia Tanaman Ketapang ... 35

Table 2.2 Perbandingan Analisis Kandungan Kimia Berbagai Daun ... 36

Table 2.3 Kadar Kandungan Kimia Daun Jambu, Sirsak, dan Teh ... 37

Tabel 5.1 Rerata jumlah koloni S. typhi per cawan... 61

Tabel 5.2 Uji Normalitas Data ... 62

Tabel 5.3 Uji Homogenitas Data ... 63

Tabel 5.4 Uji Statistik One Way ANOVA ... 63

Tabel 5.5 Hasil Uji Tukey untuk jumlah koloni per cawan ... 64

Tabel 5.6 Uji korelasi ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa L.) terhadap jumlah koloni bakteri S. typhi per cawan ... 66

(12)

89

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 S. typhi ... 6

Gambar 2.2 Struktur Membran Sitoplasma ... 9

Gambar 2.3 Flagellar Stain ... 12

Gambar 2.4 Daun Ketapang ... 32

Gambar 2.5 Kandungan Kimia Daun Ketapang ... 36

Gambar 2.6 Struktur Dasar Flavonoid ... 38

Gambar 2.7 Struktur Kimia Tanin ... 40

Gambar 5.1 Means Plot Jumlah Koloni per Cawan ... 65

(13)

DAFTAR SINGKATAN

ANOVA : Analysis of Variance

B. subtilis : Bacillus subtilis

CAT : ChloramphenicolAcetyltransferase

DHF : Dengue Haemorrhagic Fever DNA : Deoxyribonucleic acid

E.coli : Escherichia coli

E. aerogenes : Enterobacter aerogenes

H2S : Hidrogen Sulfida KBM : Kadar Bunuh Minimum

KHM : Kadar Hambat Minimum

LPS : Lipopolisakarida

M. morganii : Morganella morganii

mRNA : Messenger Ribonucleic Acid PABA : Para Amino Benzoic Acid

P. mirabilis : Proteus mirabilis

RNA : Ribonucleic Acid

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat

S. aureus : Staphylococcus aureus

S. typhi : Salmonella typhi

SS : Salmonella-Shigella tRNA : Transfer Ribonucleic Acid WHO : World Health Organization

(14)

91

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Penelitian yang Telah Dilakukan ... 83

Lampiran 2 Hasil Penelitian Pendahuluan ... 85

Lampiran 3 Hasil Penelitian Penulis ... 89

Lampiran 4 Gambar Alat-alat Percobaan ... 91

Lampiran 5 Uji One Way ANOVA ... 92

Lampiran 6 Uji Tukey ... 93

Lampiran 7 Uji Korelasi... 95

Lampiran 8 Uji Regresi ... 96

Lampiran 9 Grafik Regresi ... 97

Lampiran 10 Surat Keterangan Identifikasi Bakteri ... 98

Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian ... 99

Lampiran 12 Surat Identifikasi Daun Ketapang... 100

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Bahar 2007. Chemistry Of Natural Products. New Delhi. Department of

Pharmaceutical Chemistry Faculty of Science Jamia Hamdard.

Alam, Anggraini, 2011. Pola Resistensi Salmonella Enterica Serotipe Typhi, Bandung: Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Vol.12 No.5.

Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Ekstrak Daun

Psidium Guajava L. Bioscientiae. Vol. 1 No:1 (31-38).

Badan Standarisasi Nasional, 2013, Lada Hitam, Jakarta: BSN.

Balbi H J. 2004. Chloramphenicol American Academy of Pediatrics, Pediatrics in

Review 25, pp:284-288.

Baron. 2005. Medical Microbiology, Edisi 4 The University of Texas Medical at Galveston.

Bhan, M.K., Bahl, R., and Bhatnagar, S. 2005. Typhoid and paratyphoid fever. Lancet, 366, 749-762.

Bylka W, Matlawska I, Pilewski NA. 2004. Natural flavonoids as antimicrobial agents.

J Am Nutraceutical Assoc 7: 24-31.

Cavalieri, S.J., I.D. Rankin., R.J. Harbeck., R.S. Sautter., Y.S. McCarter., S.E. Sharp., J.H. Ortez., dan C.A. Spiegel. 2005., Manual of Antimicrobial Susceptibility Testing. USA: American Society for Microbiology.

Cushnie, T.P.Tim. Lamb, Andrew J, 2005. Amtimicrobial Activity of Flavonoids. International Journal of Antimicrobial AgentsI. 2005;26: 343-356.

Dahlan Sopiyudin M, 2012, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, pp 84-89, 158-162.

(16)

I

Darsana, I. Besung, I. Mahatmi, 2012., H. Potensi Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli secara In Vitro. Indonesia Medicus Veterinus.

Dahlan Sopiyudin M, 2012, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, pp 84-89, 158-162.

Depkes RI, 2013. Sistematika Pedoman Penyakit Demam Tifoid. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Durairaj, B. et al. 2015. Evaluation of Anttioxidant and Free Radical Scavenging Activity of Annona muricata. European Journal of Experimental Biology.

2015, 5(3):39-45.

Faridz, Raden, Hafiluddin, Mega Anshari, 2007, Enteric fever in endemic areas of

Indonesia: an increasing problem of resistance, Embryo Vol.4 No.2.

Greenwood, David, Richard, et al, 2007, Medical Microbiology, Elsevier, USA, pp 260-262.

Hagerman, Ann E. 2002, Tanin Chemistry, Departement of Chemistry and Biochemistry, Miamy University, Oxford.

Hanna, Endah T, Hana R. 2005. Pengaruh pH terhadap S. typhi In Vitro. Diakses 5 januari 2016. <major.maranatha.edu/index.php/jurnal/pdf>.

Harborne, J.B.2006. Metode Fitokimia, Edisi ke-2. Bandung: ITB.

Husein, Besse’Nurlinda Mustary. 2007. Studi Penggunaan Antibiotik Pada

Penderita Demam Tifoid Anak-Rawat Inap Di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, ADLN Digital Collections

Istiantoro, Yati H, Vincent H.S Gan, 2007, Penisilin, Sefalosporin dan Antibiotik Betalaktam Lainnya. Dalam: Sulistia G. Ganiwara, Rianto Setiabudy, Frans D. Suyatna, Purwantyastuti, Nafrialdi, eds. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4, Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Jawetz, Melnik, Adelberg, 2008. Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta: EGG, pp 12-24, 260-263.

Karou, Damintoti. Savadogo Aly. 2005. Antibacterial activity of alkaloids from

(17)

Kusmiyati, Agustini Ni Wayan Sri. 2007. Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga Porphydium cruentum. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).Vol.8 No.1. Hal: 48-53.

Kumar, Shashank dan Pandey, Abhay K. 2013.Chemistry and Biological Activities

of Flavonoids: An Overview. The scientific Worl Journal

Kopjar, M. et al. 2015. Phenol Content and Antioxidant Activity of Green, Yellow and Black Tea Leaves. Chemical and Biological Technologies in Agriculture (2015) 2:1.

Lawal, Gerba, et al. 2013. Bacteriostatic Effect of Terminalia catappa Leaves

Extract on Clinical Isoaltes of Gram negative Bacteria. Asian Journal of

Applied Sciences.

Madduluri. 2013. In Vitro Evaluation of Antibacterial Activity of Five Indegenous Plants Extract Against Five Bacterial Pathogens of Human. International

Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 2013:5(4): 679-684.

Mandal S, Mandal MD, Pal NK. 2004. Plasmid-encoded multidrug resistance of S.

typhi and some enteric bacteria in and around Kolkata. India.

Menteri Kesehatan RI, 2011. Indonesia Health Profile 2010, Jakarta.

Murray, et al. Biokimia Harper. 2003. Edisi 25. Alih bahasa Andry Hartono. Jakarta: Penerbit EGC

Musa, A. K, et al. 2011. Insecticidal Activity And Phytochemical Screening Of Guafa, Psidium Guajava L. Leaf. Oil Against Khapra Beetle, Trogoderma Granarium Everts (Coleopatra: Dermestidae) On Stored Groundnut. International Journal Of Recent Advance in Multidisciplinary Research.. Vol. 1(3), pp. 068-071.

Neelavathi. P, 2012. Antibacterial Activities Of Aqueous And Ethanolic Extracts Of

Termnalia Catappa Laves And Bark Against Some Pathogenic Bacteria.

International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciense. Vol.5, No.

1.

Nurtjahyani, Supiana Dian. 2007. Studi Biologi Molekuler Resistensi S. typhi Terhadap Kloramfenikol. ADLN Digital Collections.

(18)

III

Staphylococcus Aureus Atcc 25923, Escherichia Coli Atcc 25922, Dan S. typhi Atcc 1408, Mediagro.5(2):26–37.

Orwa C, A Mutua, Kindt R. Jamnadass R. S Anthony. 2009. Agroforestree Database:treereference,http://www.worldagroforestry.org/sites/treedbs/tree databases.asp.(diakses tanggal 20 agustus 2015).

Petri Jr WA.2007. Penicillin, Cephalosporins and Other Lactam Antibiotics In :Goodman & Gillman's, Farmakologi Dasar dan Terapi, edisi XI.pp: 1127-225.

Pribadini, I W. 2016. Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata) Sebagai Antimikroba Terhadap Bakteri Salmonella typhi. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasa_Laporan Kesehatan 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Sari, F.P. dan S. M. Sari.2011. Ekstraksi Zat Aktif Antimikroba dari Tanaman Yodium (Jatropha multifida Linn) sebgai Bahan Baku Alternatif Antibiotik Alami. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Salni, dan Ratna W. M. 2011. Isolasi Senyawa Antibakteri dari Daun Jengkol(Pithecolobium lobatum Benth) dan Penentuan Nilai KHM-nya. Jurnal Penelitian Sains14(1): 38-4.

Sawant Rajaram S., Godghate Ashvin G., Jadhav Shobha D. 2013, Comparative screening of acetonic extract of fruits of Terminalia catappa Linn. And

Anacardium occidentale Linn., Asian Journal of Plant Science and

Research, hal.150-153

Setiabudy Rianto, Kunardi L, 2007, Antimikroba lain, Dalam Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, hal.102-110.

Supranto.2007, Teknik sampling untuk Survei & Eksperimen, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 56.

(19)

Todar.K, 2008. S. typhi Todar’s online textbook of bacteriology. http://textbookofbacteriology.net/salmonella.html (diakses tanggal 20 agustus 2015).

Ugwu. P.C, dkk. 2015. Proximate And Phytochemical Analyses Of Terminallia

Cattapa Leaves. Europen Journal of Applied Sciences, Vol. 7 (1).

Widiana R. 2010. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Ekstrak Daun Teh

(Camellia sinensis L.) Pada Eschercia Coli dan Salmonella sp. STKIP

PGRI, Sumbar.

Widodo D. 2014, Demam Tifoid, Dalam : buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Zuhrotun Ade, Suganda Asep Gana, Nawawi As’ari. 2010, Phytochemica Study of

(20)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam tifoid merupakan suatu infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna. Penyakit ini ditularkan melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh tinja atau urin seseorang yang telah terinfeksi bakteri

Salmonella typhi (S. typhi) (Greenwood, et al, 2007). Di Asia Tenggara, insiden

demam tifoid terbilang tinggi dengan lebih dari 100 kasus per 100 ribu populasi per tahunnya (Bhan, et al, 2005). Insiden demam tifoid di Indonesia bervariasi di tiap daerah dan biasanya terkait dengan sanitasi lingkungan (Riskesdas, 2013). Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia (2013), jumlah pasien demam tifoid di Indonesia tercatat 81,7 per 100.000. Kemudian, jumlah kematian akibat dari demam tifoid sejumlah 274 jiwa, angka kematian tertinggi setelah penyakit diare dan Dengue

Haemorragic Fever (DHF) (Depkes RI, 2011).

Menurut Alam (2011), dalam penelitiannya di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menunjukkan terdapat beberapa obat antibiotik yang resisten terhadap S.

typhi. Angka resistensi obat antibiotik tersebut adalah kloramfenikol (2,3%),

(21)

2

angka resistensi berturut-turut 31,6% dan 68,4 %. Sedangkan, di RSU Dr. Saiful Anwar Malang obat antibiotic klorampenikol dan seftriakson menunjukkan angka resistensi berturut-turut 76,9% dan 53,8%.

Masalah resistensi obat antibiotic terhadap mikroorganisme dapat diakibatkan oleh faktor host dan bakteri. Faktor host, diantaranya adalah riwayat demam tifoid yang sebelumnya, riwayat pemakaian antibiotic pada saat sakit, cara mengetahui aturan pakai dari antibiotik yang diperoleh dengan resep dokter dan tanpa resep dokter yaitu apakah sesuai anjuran dokter atau tidak, baik dalam hal dosis, cara dan lamanya pemberian. Faktor bakteri, penyebaran resistensinya dapat berlangsung akibat dari proses seleksi maupun secara genetik. Penyebaran resistensi akibat dari proses seleksi terjadi karena adanya tekanan selektif (selective pressure) dari penggunaan antibiotika (Mandal, et al, 2004). Pada penyebaran resistensi secara genetic ada tiga mekanisme perubahan genetik pada S. typhi yaitu transformasi, transduksi dan konjugasi (Baron, 2005). Bakteri juga mengeluarkan enzim yang bias menginaktivasi obat antibiotic tersebut (Neeelavathi, 2013). Hal ini melahirkan urgensitas pencarian solusi alternative sebagai pengganti obat antimikroba atau penggunakan senergis bahan lain demi peningkatan efektivitas pengobatan. Gerakan kembali ke alam (back to nature) yakni pengobatan tradisional merupakan solusi yang baik untuk menanggulangi masalah tersebut. Contoh obat tradisional yang memiliki khasiat sebagai antimikroba adalah tanaman ketapang, (Neelavathi, 2013).

(22)

3

bahwa daun ketapang mempunyai kandungan antimikroba lebih banyak disbanding kulit batang dan buah, daun ketapang mempunyai kandungan flavonoid, tanin, saponin, fenol, alkaloid, dan steroid. Sedangkan kulit batang hanya mempunyai kandungan flavonoid dan saponin, pada buah hanya tanin, saponin, dan steroid. Lawal, et al (2013) membuktikan ekstrak daun ketapang dapat menghambat

Morganellamorganii (M. morganii), Proteus mirabilis (P. mirabilis),

Yerseniaenterocolitica (Y. enterocolitica), dan Escherichia coli (E. coli). Kadar

Hambat Minimum (KHM) terdapat pada konsentrasi 25 μg/ml, sedangkan Kadar Bunuh Minimum (KBM) tidak dapat dinilai karena pada konsentrasi terbesar 100

μg/ml masih tumbuh banyak bakteri. Penelitian lain menunjukan bahwa semakin

besar konsentrasi ekstrak daun ketapang, maka semakin besar daya bunuh konsentrasi ekstrak terhadap bakteri E. coli, Bacillus subtilis (B. subtilis), Staphylococcus aureus(S. aureus), Enterobacteraerogenes (E. aerogenes),

(Neelavathi, 2013). Hasil penelitian pendahuluan ekstrak daun ketapang terhadap bakteri S. typhi didapatkan KBM pada konsentrasi 12,5%, sedangkan KHM tidak dapat dinilai disebabkan ekstrak daun ketapang berwarna keruh atau coklat kehitaman, dan media biakan selektif Salmonella-shigella (SS)broth berwarna keruh atau kemerahan, sehingga berpengaruh pada penilaian tingkat kejernihan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian tentang efek antimikroba ekstrak daun ketapang terhadap pertumbuhan bakteri S. typhi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka diperoleh permasalahan yang dapat diuraikan sebagai berikut: “Apakah ekstrak daun ketapang

(23)

4

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek antimikroba ekstrak daun ketapang

(Terminaliacatappa L) terhadap bakteri S. typhi secara in vitro.

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui KBM ekstrak daun ketapang

(TerminaliacatappaL.) terhadap bakteri S. typhi.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat akademis

a. Memberi informasi ilmiah tentang efek antimikroba ekstrak daun ketapang (Terminaliacatappa L) terhadap bakteri S. typhi.

b. Dapat digunakan sebagai penelitian dasar untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfat masyarakat

Menambah wawasan masyarakat bahwa ekstrak daun ketapang

(Terminaliacatappa L) mempunyai efek antimikroba terhadap bakteri

(24)

78

KARYA TULIS AKHIR

UJI EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN KETAPANG

(Terminalia catappa L.)TERHADAP Salmonella typhi

SECARA IN VITRO

Oleh :

Abrisha Agung Wicaksono 201210330311050

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN

(25)

HASIL PENELITIAN

UJI EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN KETAPANG

(Terminalia catappa L.)TERHADAP Salmonella typhi

SECARA IN VITRO

KARYA TULIS AKHIR

Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh :

Abrisha Agung Wicaksono 201210330311050

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN

(26)

80

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang Tanggal : 15 Februari 2016

Pembimbing I

dr. Irma Suswati, M.Kes

Pembimbing II

dr.Gita Sekar Prihanti, MPd.ked.

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

(27)

LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Akhir oleh Abrisha Agung Wicaksono ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal : 15 Februari 2016

Tim Penguji

dr.Gita Sekar Prihanti, MPd.ked.

dr. Sri Adila Nurainiwati, Sp.KK.

, Ketua

, Anggota

(28)

82

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rahmatulllahi wa barakaatuhu

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, salawat

dan salam semoga selalu tercurahkan untuk Nabi Muhammad Shollallohu‘alaihi wa

sallam, untuk keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya hingga akhir zaman kelak. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Uji Efek Antimikroba Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa L.) Terhadap Salmonella

typhi Secara In Vitro”. Penulisan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi

salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

Pada penulisan karya tulis ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, dan sekaligus dosen pembimbing I yang telah telah membantu, membimbing, dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

(29)

3. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Bambang Suntiyo dan Ibunda Sudarwati yang selalu mendukung penulis dalam setiap kehidupan. Saya berdoa agar Allah selalu menyayangi beliau berdua sebagaimana beliau berdua menyayangi penulis semasa kecil.

4. Pak Joko Laboran Biomedik yang sudah banyak memberikan pelajaran. Teman-teman Abdomen (mahasiswa FK-UMM angkatan 2012), Teman-teman-Teman-teman Laskar Mikrobiologi, para sahabat: Albertus Nito Radardian, Junaedi, I Wayan Mahardika Agastya Adityawarman, Barkah Riduwan Muhammad dan pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan kepada penulis. Saya berdoa agar kalian senantiasa mendapat hidayah dan diberikan umur yang barokah hingga akhir hayat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun, serta penulis mengharapkan agar karya tulis ini dapat berguna serta bermanfaat.

Wassalamu’alaikum wa rahmatulllahi wa barakaatuhu

Malang, Januari 2016

(30)

84 DAFTAR ISI

JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PENGUJIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1Tujuan Umum ... 4

1.3.1Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Manfaat Akademis ... 4

1.4.2 Manfaat Masyarakat ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan tentang S. typhi ... 5

2.1.1 Klasifikasi Bakteri S. typhi ... 5

2.1.2 Morfologi ... 5

2.1.3 Struktur Bakteri S. typhi ... 6

2.1.4 Struktur Antigen ... 11

(31)

2.1.6 Pertumbuhan S. typhi ... 13

2.1.7 Identifikasi Bakteri S. typhi ... 13

2.1.8 Daya Tahan ... 16

2.1.9 Patogenitas S. typhi ... 17

2.1.10 Patogenesis S. typhi ... 18

2.1.11 Manifestasi Klinis Infeksi S. typhi ... 19

2.1.12 Diagnosa Laboratorium ... 21

2.1.13 Pengobatan ... 23

2.2 Tinjauan Umum Zat Antimikroba ... 25

2.2.1 Mekanisme Kerja Antimikroba ... 25

2.2.2 Mekanisme Resistensi Antimikroba Terhadap S. typhi ... 27

2.2.3 Uji Kepekaan Terhadap Antimikroba (In Vitro) ... 30

2.3 Tinjauan Tentang Ketapang (Terminalia catappa L.) ... 32

2.3.1 Taksonomi Ketapang ... 32

2.3.2 Morfologi Tumbuhan Ketapang ... 33

2.3.3 Nama Lain Ketapang ... 33

2.3.4 Habitat dan Distribusi Geografi ... 34

2.3.5 Kandungan Tanaman Ketapang (Terminalia catappa L.) ... 34

2.3.6 Uji Toksisitas Ekstrak Daun Ketapang ... 37

2.3.7 Mekanisme Kandungan Kimia Daun Ketapang Sebagai Antibakteri ... 37

2.3.8 Hasil Penelitian Aktivitas Antibakteri Tanaman Ketapang (Terminalia catappa L.) ... 42

2.3.9 Hasil Penelitian Aktivitas Antibakteri Tanaman Lain Terhadap S. typhi ... 44

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 46

3.2 Hipotesis ... 47

(32)

86

4.2 Lokasi dan Waktu ... 48

4.3 Populasi dan Sampel ... 48

4.3.1 Populasi ... 48

4.3.2 Pemilihan Sampel ... 48

4.3.3 Estimasi jumlah pengulangan ... 49

4.4 Variabel Penelitian ... 49

4.4.1 Variabel bebas ... 49

4.4.2 Variabel tergantung ... 49

4.5 Definisi Operasional ... 50

4.6 Alat dan Bahan Penelitian ... 50

4.6.1 Alat dan Bahan Pembuatan Ekstrak Daun Ketapang ... 50

4.6.2 Alat dan Bahan Uji Kepekaan Ekstrak Daun Ketapang ... 51

4.7 Prosedur Penelitian ... 52

4.7.1 Strerilisasi Alat ... 52

4.7.2 Pembuatan Medium SS Agar... 52

4.7.3 Pembuatan Ekstrak Daun Ketapang ... 53

4.7.3 Pembuatan Perbenihan Cair Bakteri ... 54

4.7.4 Uji Kepekaan Ekstrak Daun Ketapang Terhadap S. typhi ... 55

4.8 Skema Alur Penelitian ... 59

4.9 Analisis Data ... 60

BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Efek Antimikroba Ekstrak Daun Ketapang terhadap S. typhi ... 61

5.1.1 Kadar Hambat Minimum (KBM) Ekstrak Daun Ketapang ... 61

5.2 Analisa Data ... 62

5.2.1 Uji Normalitas dan Homogenitas ... 62

5.2.2 Uji Statistik One Way ANOVA dan Post hoc Tukey ... 63

5.2.3 Uji Statistik Korelasi dan Regresi ... 65

BAB 6 PEMBAHASAN ... 70

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

(33)
(34)

88

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Analisis Kandungan Kimia Tanaman Ketapang ... 35

Table 2.2 Perbandingan Analisis Kandungan Kimia Berbagai Daun ... 36

Table 2.3 Kadar Kandungan Kimia Daun Jambu, Sirsak, dan Teh ... 37

Tabel 5.1 Rerata jumlah koloni S. typhi per cawan... 61

Tabel 5.2 Uji Normalitas Data ... 62

Tabel 5.3 Uji Homogenitas Data ... 63

Tabel 5.4 Uji Statistik One Way ANOVA ... 63

Tabel 5.5 Hasil Uji Tukey untuk jumlah koloni per cawan ... 64

Tabel 5.6 Uji korelasi ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa L.) terhadap jumlah koloni bakteri S. typhi per cawan ... 66

(35)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 S. typhi ... 6

Gambar 2.2 Struktur Membran Sitoplasma ... 9

Gambar 2.3 Flagellar Stain ... 12

Gambar 2.4 Daun Ketapang ... 32

Gambar 2.5 Kandungan Kimia Daun Ketapang ... 36

Gambar 2.6 Struktur Dasar Flavonoid ... 38

Gambar 2.7 Struktur Kimia Tanin ... 40

Gambar 5.1 Means Plot Jumlah Koloni per Cawan ... 65

(36)

90

DAFTAR SINGKATAN

ANOVA : Analysis of Variance

B. subtilis : Bacillus subtilis

CAT : ChloramphenicolAcetyltransferase

DHF : Dengue Haemorrhagic Fever DNA : Deoxyribonucleic acid

E.coli : Escherichia coli

E. aerogenes : Enterobacter aerogenes

H2S : Hidrogen Sulfida KBM : Kadar Bunuh Minimum

KHM : Kadar Hambat Minimum

LPS : Lipopolisakarida

M. morganii : Morganella morganii

mRNA : Messenger Ribonucleic Acid PABA : Para Amino Benzoic Acid

P. mirabilis : Proteus mirabilis

RNA : Ribonucleic Acid

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat

S. aureus : Staphylococcus aureus

S. typhi : Salmonella typhi

SS : Salmonella-Shigella tRNA : Transfer Ribonucleic Acid WHO : World Health Organization

(37)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Penelitian yang Telah Dilakukan ... 83

Lampiran 2 Hasil Penelitian Pendahuluan ... 85

Lampiran 3 Hasil Penelitian Penulis ... 89

Lampiran 4 Gambar Alat-alat Percobaan ... 91

Lampiran 5 Uji One Way ANOVA ... 92

Lampiran 6 Uji Tukey ... 93

Lampiran 7 Uji Korelasi... 95

Lampiran 8 Uji Regresi ... 96

Lampiran 9 Grafik Regresi ... 97

Lampiran 10 Surat Keterangan Identifikasi Bakteri ... 98

Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian ... 99

Lampiran 12 Surat Identifikasi Daun Ketapang... 100

(38)

92

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Bahar 2007. Chemistry Of Natural Products. New Delhi. Department of

Pharmaceutical Chemistry Faculty of Science Jamia Hamdard.

Alam, Anggraini, 2011. Pola Resistensi Salmonella Enterica Serotipe Typhi, Bandung: Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Vol.12 No.5.

Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Ekstrak Daun

Psidium Guajava L. Bioscientiae. Vol. 1 No:1 (31-38).

Badan Standarisasi Nasional, 2013, Lada Hitam, Jakarta: BSN.

Balbi H J. 2004. Chloramphenicol American Academy of Pediatrics, Pediatrics in

Review 25, pp:284-288.

Baron. 2005. Medical Microbiology, Edisi 4 The University of Texas Medical at Galveston.

Bhan, M.K., Bahl, R., and Bhatnagar, S. 2005. Typhoid and paratyphoid fever. Lancet, 366, 749-762.

Bylka W, Matlawska I, Pilewski NA. 2004. Natural flavonoids as antimicrobial agents.

J Am Nutraceutical Assoc 7: 24-31.

Cavalieri, S.J., I.D. Rankin., R.J. Harbeck., R.S. Sautter., Y.S. McCarter., S.E. Sharp., J.H. Ortez., dan C.A. Spiegel. 2005., Manual of Antimicrobial Susceptibility Testing. USA: American Society for Microbiology.

Cushnie, T.P.Tim. Lamb, Andrew J, 2005. Amtimicrobial Activity of Flavonoids. International Journal of Antimicrobial AgentsI. 2005;26: 343-356.

Dahlan Sopiyudin M, 2012, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, pp 84-89, 158-162.

(39)

Darsana, I. Besung, I. Mahatmi, 2012., H. Potensi Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli secara In Vitro. Indonesia Medicus Veterinus.

Dahlan Sopiyudin M, 2012, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, pp 84-89, 158-162.

Depkes RI, 2013. Sistematika Pedoman Penyakit Demam Tifoid. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Durairaj, B. et al. 2015. Evaluation of Anttioxidant and Free Radical Scavenging Activity of Annona muricata. European Journal of Experimental Biology.

2015, 5(3):39-45.

Faridz, Raden, Hafiluddin, Mega Anshari, 2007, Enteric fever in endemic areas of

Indonesia: an increasing problem of resistance, Embryo Vol.4 No.2.

Greenwood, David, Richard, et al, 2007, Medical Microbiology, Elsevier, USA, pp 260-262.

Hagerman, Ann E. 2002, Tanin Chemistry, Departement of Chemistry and Biochemistry, Miamy University, Oxford.

Hanna, Endah T, Hana R. 2005. Pengaruh pH terhadap S. typhi In Vitro. Diakses 5 januari 2016. <major.maranatha.edu/index.php/jurnal/pdf>.

Harborne, J.B.2006. Metode Fitokimia, Edisi ke-2. Bandung: ITB.

Husein, Besse’Nurlinda Mustary. 2007. Studi Penggunaan Antibiotik Pada

Penderita Demam Tifoid Anak-Rawat Inap Di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, ADLN Digital Collections

Istiantoro, Yati H, Vincent H.S Gan, 2007, Penisilin, Sefalosporin dan Antibiotik Betalaktam Lainnya. Dalam: Sulistia G. Ganiwara, Rianto Setiabudy, Frans D. Suyatna, Purwantyastuti, Nafrialdi, eds. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4, Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Jawetz, Melnik, Adelberg, 2008. Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta: EGG, pp 12-24, 260-263.

Karou, Damintoti. Savadogo Aly. 2005. Antibacterial activity of alkaloids from

(40)

II

Kusmiyati, Agustini Ni Wayan Sri. 2007. Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga Porphydium cruentum. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).Vol.8 No.1. Hal: 48-53.

Kumar, Shashank dan Pandey, Abhay K. 2013.Chemistry and Biological Activities

of Flavonoids: An Overview. The scientific Worl Journal

Kopjar, M. et al. 2015. Phenol Content and Antioxidant Activity of Green, Yellow and Black Tea Leaves. Chemical and Biological Technologies in Agriculture (2015) 2:1.

Lawal, Gerba, et al. 2013. Bacteriostatic Effect of Terminalia catappa Leaves

Extract on Clinical Isoaltes of Gram negative Bacteria. Asian Journal of

Applied Sciences.

Madduluri. 2013. In Vitro Evaluation of Antibacterial Activity of Five Indegenous Plants Extract Against Five Bacterial Pathogens of Human. International

Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 2013:5(4): 679-684.

Mandal S, Mandal MD, Pal NK. 2004. Plasmid-encoded multidrug resistance of S.

typhi and some enteric bacteria in and around Kolkata. India.

Menteri Kesehatan RI, 2011. Indonesia Health Profile 2010, Jakarta.

Murray, et al. Biokimia Harper. 2003. Edisi 25. Alih bahasa Andry Hartono. Jakarta: Penerbit EGC

Musa, A. K, et al. 2011. Insecticidal Activity And Phytochemical Screening Of Guafa, Psidium Guajava L. Leaf. Oil Against Khapra Beetle, Trogoderma Granarium Everts (Coleopatra: Dermestidae) On Stored Groundnut. International Journal Of Recent Advance in Multidisciplinary Research.. Vol. 1(3), pp. 068-071.

Neelavathi. P, 2012. Antibacterial Activities Of Aqueous And Ethanolic Extracts Of

Termnalia Catappa Laves And Bark Against Some Pathogenic Bacteria.

International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciense. Vol.5, No.

1.

Nurtjahyani, Supiana Dian. 2007. Studi Biologi Molekuler Resistensi S. typhi Terhadap Kloramfenikol. ADLN Digital Collections.

(41)

Staphylococcus Aureus Atcc 25923, Escherichia Coli Atcc 25922, Dan S. typhi Atcc 1408, Mediagro.5(2):26–37.

Orwa C, A Mutua, Kindt R. Jamnadass R. S Anthony. 2009. Agroforestree Database:treereference,http://www.worldagroforestry.org/sites/treedbs/tree databases.asp.(diakses tanggal 20 agustus 2015).

Petri Jr WA.2007. Penicillin, Cephalosporins and Other Lactam Antibiotics In :Goodman & Gillman's, Farmakologi Dasar dan Terapi, edisi XI.pp: 1127-225.

Pribadini, I W. 2016. Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata) Sebagai Antimikroba Terhadap Bakteri Salmonella typhi. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasa_Laporan Kesehatan 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Sari, F.P. dan S. M. Sari.2011. Ekstraksi Zat Aktif Antimikroba dari Tanaman Yodium (Jatropha multifida Linn) sebgai Bahan Baku Alternatif Antibiotik Alami. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Salni, dan Ratna W. M. 2011. Isolasi Senyawa Antibakteri dari Daun Jengkol(Pithecolobium lobatum Benth) dan Penentuan Nilai KHM-nya. Jurnal Penelitian Sains14(1): 38-4.

Sawant Rajaram S., Godghate Ashvin G., Jadhav Shobha D. 2013, Comparative screening of acetonic extract of fruits of Terminalia catappa Linn. And

Anacardium occidentale Linn., Asian Journal of Plant Science and

Research, hal.150-153

Setiabudy Rianto, Kunardi L, 2007, Antimikroba lain, Dalam Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, hal.102-110.

Supranto.2007, Teknik sampling untuk Survei & Eksperimen, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 56.

(42)

IV

Todar.K, 2008. S. typhi Todar’s online textbook of bacteriology. http://textbookofbacteriology.net/salmonella.html (diakses tanggal 20 agustus 2015).

Ugwu. P.C, dkk. 2015. Proximate And Phytochemical Analyses Of Terminallia

Cattapa Leaves. Europen Journal of Applied Sciences, Vol. 7 (1).

Widiana R. 2010. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Ekstrak Daun Teh

(Camellia sinensis L.) Pada Eschercia Coli dan Salmonella sp. STKIP

PGRI, Sumbar.

Widodo D. 2014, Demam Tifoid, Dalam : buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Zuhrotun Ade, Suganda Asep Gana, Nawawi As’ari. 2010, Phytochemica Study of

(43)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam tifoid merupakan suatu infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna. Penyakit ini ditularkan melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh tinja atau urin seseorang yang telah terinfeksi bakteri

Salmonella typhi (S. typhi) (Greenwood, et al, 2007). Di Asia Tenggara, insiden

demam tifoid terbilang tinggi dengan lebih dari 100 kasus per 100 ribu populasi per tahunnya (Bhan, et al, 2005). Insiden demam tifoid di Indonesia bervariasi di tiap daerah dan biasanya terkait dengan sanitasi lingkungan (Riskesdas, 2013). Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia (2013), jumlah pasien demam tifoid di Indonesia tercatat 81,7 per 100.000. Kemudian, jumlah kematian akibat dari demam tifoid sejumlah 274 jiwa, angka kematian tertinggi setelah penyakit diare dan Dengue

Haemorragic Fever (DHF) (Depkes RI, 2011).

Menurut Alam (2011), dalam penelitiannya di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menunjukkan terdapat beberapa obat antibiotik yang resisten terhadap S.

typhi. Angka resistensi obat antibiotik tersebut adalah kloramfenikol (2,3%),

(44)

2

angka resistensi berturut-turut 31,6% dan 68,4 %. Sedangkan, di RSU Dr. Saiful Anwar Malang obat antibiotic klorampenikol dan seftriakson menunjukkan angka resistensi berturut-turut 76,9% dan 53,8%.

Masalah resistensi obat antibiotic terhadap mikroorganisme dapat diakibatkan oleh faktor host dan bakteri. Faktor host, diantaranya adalah riwayat demam tifoid yang sebelumnya, riwayat pemakaian antibiotic pada saat sakit, cara mengetahui aturan pakai dari antibiotik yang diperoleh dengan resep dokter dan tanpa resep dokter yaitu apakah sesuai anjuran dokter atau tidak, baik dalam hal dosis, cara dan lamanya pemberian. Faktor bakteri, penyebaran resistensinya dapat berlangsung akibat dari proses seleksi maupun secara genetik. Penyebaran resistensi akibat dari proses seleksi terjadi karena adanya tekanan selektif (selective pressure) dari penggunaan antibiotika (Mandal, et al, 2004). Pada penyebaran resistensi secara genetic ada tiga mekanisme perubahan genetik pada S. typhi yaitu transformasi, transduksi dan konjugasi (Baron, 2005). Bakteri juga mengeluarkan enzim yang bias menginaktivasi obat antibiotic tersebut (Neeelavathi, 2013). Hal ini melahirkan urgensitas pencarian solusi alternative sebagai pengganti obat antimikroba atau penggunakan senergis bahan lain demi peningkatan efektivitas pengobatan. Gerakan kembali ke alam (back to nature) yakni pengobatan tradisional merupakan solusi yang baik untuk menanggulangi masalah tersebut. Contoh obat tradisional yang memiliki khasiat sebagai antimikroba adalah tanaman ketapang, (Neelavathi, 2013).

(45)

3

bahwa daun ketapang mempunyai kandungan antimikroba lebih banyak disbanding kulit batang dan buah, daun ketapang mempunyai kandungan flavonoid, tanin, saponin, fenol, alkaloid, dan steroid. Sedangkan kulit batang hanya mempunyai kandungan flavonoid dan saponin, pada buah hanya tanin, saponin, dan steroid. Lawal, et al (2013) membuktikan ekstrak daun ketapang dapat menghambat

Morganellamorganii (M. morganii), Proteus mirabilis (P. mirabilis),

Yerseniaenterocolitica (Y. enterocolitica), dan Escherichia coli (E. coli). Kadar

Hambat Minimum (KHM) terdapat pada konsentrasi 25 μg/ml, sedangkan Kadar Bunuh Minimum (KBM) tidak dapat dinilai karena pada konsentrasi terbesar 100

μg/ml masih tumbuh banyak bakteri. Penelitian lain menunjukan bahwa semakin

besar konsentrasi ekstrak daun ketapang, maka semakin besar daya bunuh konsentrasi ekstrak terhadap bakteri E. coli, Bacillus subtilis (B. subtilis), Staphylococcus aureus(S. aureus), Enterobacteraerogenes (E. aerogenes),

(Neelavathi, 2013). Hasil penelitian pendahuluan ekstrak daun ketapang terhadap bakteri S. typhi didapatkan KBM pada konsentrasi 12,5%, sedangkan KHM tidak dapat dinilai disebabkan ekstrak daun ketapang berwarna keruh atau coklat kehitaman, dan media biakan selektif Salmonella-shigella (SS)broth berwarna keruh atau kemerahan, sehingga berpengaruh pada penilaian tingkat kejernihan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian tentang efek antimikroba ekstrak daun ketapang terhadap pertumbuhan bakteri S. typhi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka diperoleh permasalahan yang dapat diuraikan sebagai berikut: “Apakah ekstrak daun ketapang

(46)

4

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek antimikroba ekstrak daun ketapang

(Terminaliacatappa L) terhadap bakteri S. typhi secara in vitro.

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui KBM ekstrak daun ketapang

(TerminaliacatappaL.) terhadap bakteri S. typhi.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat akademis

a. Memberi informasi ilmiah tentang efek antimikroba ekstrak daun ketapang (Terminaliacatappa L) terhadap bakteri S. typhi.

b. Dapat digunakan sebagai penelitian dasar untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfat masyarakat

Menambah wawasan masyarakat bahwa ekstrak daun ketapang

(Terminaliacatappa L) mempunyai efek antimikroba terhadap bakteri

Gambar

Gambar 2.1 S. typhi  ......................................................................................
Gambar 2.1 S. typhi  ......................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

(2.16) Dari persamaan (2.15) diketahui bahwa keadaan dasar materi nuklir dalam pen- dekatan medan rata-rata diperoleh dengan mengisi penuh level-level dengan nuk- leon secara

DGIWG is developing a portrayal registry and would like to use this registry as a source of styling information in a feature portrayal service. An extension to

Namun, mekipun aseton bersifat semipolar tetap dapat bercampur dengan larutan heksana yang bersifat nonpolar, karena berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya bahwa

Berdasarkan kerangka pikir yang dikemukakan di atas, maka hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah Model quantum learning dengan metode role

Kemudian, penulis juga menemukan dokumen sebagai pedoman penyelenggaraan program generasi berencana Kabupaten Mesuji oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Proses yang disediakan pada aplikasi ini diantara lain melakukan pengolahan data-data akademik seperti data pendaftaran siswa baru, biodata siswa, data orang tua siswa, data

Kazakhstan, Kyrgistan, Tajikistan, Turkeministan, dan Uzbekistan ialah negara-negara yang berada di Asia Tengah dan cukup menjadi perhatian Tiongkok untuk melakukan

40 tahun 1999 tentang Pers, Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki,