KARYA TULIS AKHIR
UJI EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN KETAPANG
(Terminalia catappa L.)TERHADAP Salmonella typhi
SECARA IN VITRO
Oleh :
Abrisha Agung Wicaksono 201210330311050
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
79
HASIL PENELITIAN
UJI EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN KETAPANG
(Terminalia catappa L.)TERHADAP Salmonella typhi
SECARA IN VITRO
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh :
Abrisha Agung Wicaksono 201210330311050
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang Tanggal : 15 Februari 2016
Pembimbing I
dr. Irma Suswati, M.Kes
Pembimbing II
dr.Gita Sekar Prihanti, MPd.ked.
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
81
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis Akhir oleh Abrisha Agung Wicaksono ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal : 15 Februari 2016
Tim Penguji
dr.Gita Sekar Prihanti, MPd.ked.
dr. Sri Adila Nurainiwati, Sp.KK.
, Ketua
, Anggota
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wa rahmatulllahi wa barakaatuhu
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, salawat
dan salam semoga selalu tercurahkan untuk Nabi Muhammad Shollallohu‘alaihi wa
sallam, untuk keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya hingga akhir zaman kelak. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Uji Efek Antimikroba Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa L.) Terhadap Salmonella
typhi Secara In Vitro”. Penulisan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Pada penulisan karya tulis ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, dan sekaligus dosen pembimbing I yang telah telah membantu, membimbing, dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
83
3. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Bambang Suntiyo dan Ibunda Sudarwati yang selalu mendukung penulis dalam setiap kehidupan. Saya berdoa agar Allah selalu menyayangi beliau berdua sebagaimana beliau berdua menyayangi penulis semasa kecil.
4. Pak Joko Laboran Biomedik yang sudah banyak memberikan pelajaran. Teman-teman Abdomen (mahasiswa FK-UMM angkatan 2012), Teman-teman-Teman-teman Laskar Mikrobiologi, para sahabat: Albertus Nito Radardian, Junaedi, I Wayan Mahardika Agastya Adityawarman, Barkah Riduwan Muhammad dan pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan kepada penulis. Saya berdoa agar kalian senantiasa mendapat hidayah dan diberikan umur yang barokah hingga akhir hayat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun, serta penulis mengharapkan agar karya tulis ini dapat berguna serta bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wa rahmatulllahi wa barakaatuhu
Malang, Januari 2016
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PENGUJIAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL... ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR SINGKATAN ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1Tujuan Umum ... 4
1.3.1Tujuan Khusus ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1 Manfaat Akademis ... 4
1.4.2 Manfaat Masyarakat ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan tentang S. typhi ... 5
2.1.1 Klasifikasi Bakteri S. typhi ... 5
2.1.2 Morfologi ... 5
2.1.3 Struktur Bakteri S. typhi ... 6
2.1.4 Struktur Antigen ... 11
85
2.1.6 Pertumbuhan S. typhi ... 13
2.1.7 Identifikasi Bakteri S. typhi ... 13
2.1.8 Daya Tahan ... 16
2.1.9 Patogenitas S. typhi ... 17
2.1.10 Patogenesis S. typhi ... 18
2.1.11 Manifestasi Klinis Infeksi S. typhi ... 19
2.1.12 Diagnosa Laboratorium ... 21
2.1.13 Pengobatan ... 23
2.2 Tinjauan Umum Zat Antimikroba ... 25
2.2.1 Mekanisme Kerja Antimikroba ... 25
2.2.2 Mekanisme Resistensi Antimikroba Terhadap S. typhi ... 27
2.2.3 Uji Kepekaan Terhadap Antimikroba (In Vitro) ... 30
2.3 Tinjauan Tentang Ketapang (Terminalia catappa L.) ... 32
2.3.1 Taksonomi Ketapang ... 32
2.3.2 Morfologi Tumbuhan Ketapang ... 33
2.3.3 Nama Lain Ketapang ... 33
2.3.4 Habitat dan Distribusi Geografi ... 34
2.3.5 Kandungan Tanaman Ketapang (Terminalia catappa L.) ... 34
2.3.6 Uji Toksisitas Ekstrak Daun Ketapang ... 37
2.3.7 Mekanisme Kandungan Kimia Daun Ketapang Sebagai Antibakteri ... 37
2.3.8 Hasil Penelitian Aktivitas Antibakteri Tanaman Ketapang (Terminalia catappa L.) ... 42
2.3.9 Hasil Penelitian Aktivitas Antibakteri Tanaman Lain Terhadap S. typhi ... 44
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 46
3.2 Hipotesis ... 47
4.2 Lokasi dan Waktu ... 48
4.3 Populasi dan Sampel ... 48
4.3.1 Populasi ... 48
4.3.2 Pemilihan Sampel ... 48
4.3.3 Estimasi jumlah pengulangan ... 49
4.4 Variabel Penelitian ... 49
4.4.1 Variabel bebas ... 49
4.4.2 Variabel tergantung ... 49
4.5 Definisi Operasional ... 50
4.6 Alat dan Bahan Penelitian ... 50
4.6.1 Alat dan Bahan Pembuatan Ekstrak Daun Ketapang ... 50
4.6.2 Alat dan Bahan Uji Kepekaan Ekstrak Daun Ketapang ... 51
4.7 Prosedur Penelitian ... 52
4.7.1 Strerilisasi Alat ... 52
4.7.2 Pembuatan Medium SS Agar... 52
4.7.3 Pembuatan Ekstrak Daun Ketapang ... 53
4.7.3 Pembuatan Perbenihan Cair Bakteri ... 54
4.7.4 Uji Kepekaan Ekstrak Daun Ketapang Terhadap S. typhi ... 55
4.8 Skema Alur Penelitian ... 59
4.9 Analisis Data ... 60
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Efek Antimikroba Ekstrak Daun Ketapang terhadap S. typhi ... 61
5.1.1 Kadar Hambat Minimum (KBM) Ekstrak Daun Ketapang ... 61
5.2 Analisa Data ... 62
5.2.1 Uji Normalitas dan Homogenitas ... 62
5.2.2 Uji Statistik One Way ANOVA dan Post hoc Tukey ... 63
5.2.3 Uji Statistik Korelasi dan Regresi ... 65
BAB 6 PEMBAHASAN ... 70
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
87
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Analisis Kandungan Kimia Tanaman Ketapang ... 35
Table 2.2 Perbandingan Analisis Kandungan Kimia Berbagai Daun ... 36
Table 2.3 Kadar Kandungan Kimia Daun Jambu, Sirsak, dan Teh ... 37
Tabel 5.1 Rerata jumlah koloni S. typhi per cawan... 61
Tabel 5.2 Uji Normalitas Data ... 62
Tabel 5.3 Uji Homogenitas Data ... 63
Tabel 5.4 Uji Statistik One Way ANOVA ... 63
Tabel 5.5 Hasil Uji Tukey untuk jumlah koloni per cawan ... 64
Tabel 5.6 Uji korelasi ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa L.) terhadap jumlah koloni bakteri S. typhi per cawan ... 66
89
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 S. typhi ... 6
Gambar 2.2 Struktur Membran Sitoplasma ... 9
Gambar 2.3 Flagellar Stain ... 12
Gambar 2.4 Daun Ketapang ... 32
Gambar 2.5 Kandungan Kimia Daun Ketapang ... 36
Gambar 2.6 Struktur Dasar Flavonoid ... 38
Gambar 2.7 Struktur Kimia Tanin ... 40
Gambar 5.1 Means Plot Jumlah Koloni per Cawan ... 65
DAFTAR SINGKATAN
ANOVA : Analysis of Variance
B. subtilis : Bacillus subtilis
CAT : ChloramphenicolAcetyltransferase
DHF : Dengue Haemorrhagic Fever DNA : Deoxyribonucleic acid
E.coli : Escherichia coli
E. aerogenes : Enterobacter aerogenes
H2S : Hidrogen Sulfida KBM : Kadar Bunuh Minimum
KHM : Kadar Hambat Minimum
LPS : Lipopolisakarida
M. morganii : Morganella morganii
mRNA : Messenger Ribonucleic Acid PABA : Para Amino Benzoic Acid
P. mirabilis : Proteus mirabilis
RNA : Ribonucleic Acid
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat
S. aureus : Staphylococcus aureus
S. typhi : Salmonella typhi
SS : Salmonella-Shigella tRNA : Transfer Ribonucleic Acid WHO : World Health Organization
91
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Penelitian yang Telah Dilakukan ... 83
Lampiran 2 Hasil Penelitian Pendahuluan ... 85
Lampiran 3 Hasil Penelitian Penulis ... 89
Lampiran 4 Gambar Alat-alat Percobaan ... 91
Lampiran 5 Uji One Way ANOVA ... 92
Lampiran 6 Uji Tukey ... 93
Lampiran 7 Uji Korelasi... 95
Lampiran 8 Uji Regresi ... 96
Lampiran 9 Grafik Regresi ... 97
Lampiran 10 Surat Keterangan Identifikasi Bakteri ... 98
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian ... 99
Lampiran 12 Surat Identifikasi Daun Ketapang... 100
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Bahar 2007. Chemistry Of Natural Products. New Delhi. Department of
Pharmaceutical Chemistry Faculty of Science Jamia Hamdard.
Alam, Anggraini, 2011. Pola Resistensi Salmonella Enterica Serotipe Typhi, Bandung: Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Vol.12 No.5.
Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Ekstrak Daun
Psidium Guajava L. Bioscientiae. Vol. 1 No:1 (31-38).
Badan Standarisasi Nasional, 2013, Lada Hitam, Jakarta: BSN.
Balbi H J. 2004. Chloramphenicol American Academy of Pediatrics, Pediatrics in
Review 25, pp:284-288.
Baron. 2005. Medical Microbiology, Edisi 4 The University of Texas Medical at Galveston.
Bhan, M.K., Bahl, R., and Bhatnagar, S. 2005. Typhoid and paratyphoid fever. Lancet, 366, 749-762.
Bylka W, Matlawska I, Pilewski NA. 2004. Natural flavonoids as antimicrobial agents.
J Am Nutraceutical Assoc 7: 24-31.
Cavalieri, S.J., I.D. Rankin., R.J. Harbeck., R.S. Sautter., Y.S. McCarter., S.E. Sharp., J.H. Ortez., dan C.A. Spiegel. 2005., Manual of Antimicrobial Susceptibility Testing. USA: American Society for Microbiology.
Cushnie, T.P.Tim. Lamb, Andrew J, 2005. Amtimicrobial Activity of Flavonoids. International Journal of Antimicrobial AgentsI. 2005;26: 343-356.
Dahlan Sopiyudin M, 2012, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, pp 84-89, 158-162.
I
Darsana, I. Besung, I. Mahatmi, 2012., H. Potensi Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli secara In Vitro. Indonesia Medicus Veterinus.
Dahlan Sopiyudin M, 2012, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, pp 84-89, 158-162.
Depkes RI, 2013. Sistematika Pedoman Penyakit Demam Tifoid. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Durairaj, B. et al. 2015. Evaluation of Anttioxidant and Free Radical Scavenging Activity of Annona muricata. European Journal of Experimental Biology.
2015, 5(3):39-45.
Faridz, Raden, Hafiluddin, Mega Anshari, 2007, Enteric fever in endemic areas of
Indonesia: an increasing problem of resistance, Embryo Vol.4 No.2.
Greenwood, David, Richard, et al, 2007, Medical Microbiology, Elsevier, USA, pp 260-262.
Hagerman, Ann E. 2002, Tanin Chemistry, Departement of Chemistry and Biochemistry, Miamy University, Oxford.
Hanna, Endah T, Hana R. 2005. Pengaruh pH terhadap S. typhi In Vitro. Diakses 5 januari 2016. <major.maranatha.edu/index.php/jurnal/pdf>.
Harborne, J.B.2006. Metode Fitokimia, Edisi ke-2. Bandung: ITB.
Husein, Besse’Nurlinda Mustary. 2007. Studi Penggunaan Antibiotik Pada
Penderita Demam Tifoid Anak-Rawat Inap Di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, ADLN Digital Collections
Istiantoro, Yati H, Vincent H.S Gan, 2007, Penisilin, Sefalosporin dan Antibiotik Betalaktam Lainnya. Dalam: Sulistia G. Ganiwara, Rianto Setiabudy, Frans D. Suyatna, Purwantyastuti, Nafrialdi, eds. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4, Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jawetz, Melnik, Adelberg, 2008. Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta: EGG, pp 12-24, 260-263.
Karou, Damintoti. Savadogo Aly. 2005. Antibacterial activity of alkaloids from
Kusmiyati, Agustini Ni Wayan Sri. 2007. Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga Porphydium cruentum. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).Vol.8 No.1. Hal: 48-53.
Kumar, Shashank dan Pandey, Abhay K. 2013.Chemistry and Biological Activities
of Flavonoids: An Overview. The scientific Worl Journal
Kopjar, M. et al. 2015. Phenol Content and Antioxidant Activity of Green, Yellow and Black Tea Leaves. Chemical and Biological Technologies in Agriculture (2015) 2:1.
Lawal, Gerba, et al. 2013. Bacteriostatic Effect of Terminalia catappa Leaves
Extract on Clinical Isoaltes of Gram negative Bacteria. Asian Journal of
Applied Sciences.
Madduluri. 2013. In Vitro Evaluation of Antibacterial Activity of Five Indegenous Plants Extract Against Five Bacterial Pathogens of Human. International
Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 2013:5(4): 679-684.
Mandal S, Mandal MD, Pal NK. 2004. Plasmid-encoded multidrug resistance of S.
typhi and some enteric bacteria in and around Kolkata. India.
Menteri Kesehatan RI, 2011. Indonesia Health Profile 2010, Jakarta.
Murray, et al. Biokimia Harper. 2003. Edisi 25. Alih bahasa Andry Hartono. Jakarta: Penerbit EGC
Musa, A. K, et al. 2011. Insecticidal Activity And Phytochemical Screening Of Guafa, Psidium Guajava L. Leaf. Oil Against Khapra Beetle, Trogoderma Granarium Everts (Coleopatra: Dermestidae) On Stored Groundnut. International Journal Of Recent Advance in Multidisciplinary Research.. Vol. 1(3), pp. 068-071.
Neelavathi. P, 2012. Antibacterial Activities Of Aqueous And Ethanolic Extracts Of
Termnalia Catappa Laves And Bark Against Some Pathogenic Bacteria.
International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciense. Vol.5, No.
1.
Nurtjahyani, Supiana Dian. 2007. Studi Biologi Molekuler Resistensi S. typhi Terhadap Kloramfenikol. ADLN Digital Collections.
III
Staphylococcus Aureus Atcc 25923, Escherichia Coli Atcc 25922, Dan S. typhi Atcc 1408, Mediagro.5(2):26–37.
Orwa C, A Mutua, Kindt R. Jamnadass R. S Anthony. 2009. Agroforestree Database:treereference,http://www.worldagroforestry.org/sites/treedbs/tree databases.asp.(diakses tanggal 20 agustus 2015).
Petri Jr WA.2007. Penicillin, Cephalosporins and Other Lactam Antibiotics In :Goodman & Gillman's, Farmakologi Dasar dan Terapi, edisi XI.pp: 1127-225.
Pribadini, I W. 2016. Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata) Sebagai Antimikroba Terhadap Bakteri Salmonella typhi. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasa_Laporan Kesehatan 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Sari, F.P. dan S. M. Sari.2011. Ekstraksi Zat Aktif Antimikroba dari Tanaman Yodium (Jatropha multifida Linn) sebgai Bahan Baku Alternatif Antibiotik Alami. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Salni, dan Ratna W. M. 2011. Isolasi Senyawa Antibakteri dari Daun Jengkol(Pithecolobium lobatum Benth) dan Penentuan Nilai KHM-nya. Jurnal Penelitian Sains14(1): 38-4.
Sawant Rajaram S., Godghate Ashvin G., Jadhav Shobha D. 2013, Comparative screening of acetonic extract of fruits of Terminalia catappa Linn. And
Anacardium occidentale Linn., Asian Journal of Plant Science and
Research, hal.150-153
Setiabudy Rianto, Kunardi L, 2007, Antimikroba lain, Dalam Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, hal.102-110.
Supranto.2007, Teknik sampling untuk Survei & Eksperimen, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 56.
Todar.K, 2008. S. typhi Todar’s online textbook of bacteriology. http://textbookofbacteriology.net/salmonella.html (diakses tanggal 20 agustus 2015).
Ugwu. P.C, dkk. 2015. Proximate And Phytochemical Analyses Of Terminallia
Cattapa Leaves. Europen Journal of Applied Sciences, Vol. 7 (1).
Widiana R. 2010. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Ekstrak Daun Teh
(Camellia sinensis L.) Pada Eschercia Coli dan Salmonella sp. STKIP
PGRI, Sumbar.
Widodo D. 2014, Demam Tifoid, Dalam : buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Zuhrotun Ade, Suganda Asep Gana, Nawawi As’ari. 2010, Phytochemica Study of
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam tifoid merupakan suatu infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna. Penyakit ini ditularkan melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh tinja atau urin seseorang yang telah terinfeksi bakteri
Salmonella typhi (S. typhi) (Greenwood, et al, 2007). Di Asia Tenggara, insiden
demam tifoid terbilang tinggi dengan lebih dari 100 kasus per 100 ribu populasi per tahunnya (Bhan, et al, 2005). Insiden demam tifoid di Indonesia bervariasi di tiap daerah dan biasanya terkait dengan sanitasi lingkungan (Riskesdas, 2013). Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia (2013), jumlah pasien demam tifoid di Indonesia tercatat 81,7 per 100.000. Kemudian, jumlah kematian akibat dari demam tifoid sejumlah 274 jiwa, angka kematian tertinggi setelah penyakit diare dan Dengue
Haemorragic Fever (DHF) (Depkes RI, 2011).
Menurut Alam (2011), dalam penelitiannya di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menunjukkan terdapat beberapa obat antibiotik yang resisten terhadap S.
typhi. Angka resistensi obat antibiotik tersebut adalah kloramfenikol (2,3%),
2
angka resistensi berturut-turut 31,6% dan 68,4 %. Sedangkan, di RSU Dr. Saiful Anwar Malang obat antibiotic klorampenikol dan seftriakson menunjukkan angka resistensi berturut-turut 76,9% dan 53,8%.
Masalah resistensi obat antibiotic terhadap mikroorganisme dapat diakibatkan oleh faktor host dan bakteri. Faktor host, diantaranya adalah riwayat demam tifoid yang sebelumnya, riwayat pemakaian antibiotic pada saat sakit, cara mengetahui aturan pakai dari antibiotik yang diperoleh dengan resep dokter dan tanpa resep dokter yaitu apakah sesuai anjuran dokter atau tidak, baik dalam hal dosis, cara dan lamanya pemberian. Faktor bakteri, penyebaran resistensinya dapat berlangsung akibat dari proses seleksi maupun secara genetik. Penyebaran resistensi akibat dari proses seleksi terjadi karena adanya tekanan selektif (selective pressure) dari penggunaan antibiotika (Mandal, et al, 2004). Pada penyebaran resistensi secara genetic ada tiga mekanisme perubahan genetik pada S. typhi yaitu transformasi, transduksi dan konjugasi (Baron, 2005). Bakteri juga mengeluarkan enzim yang bias menginaktivasi obat antibiotic tersebut (Neeelavathi, 2013). Hal ini melahirkan urgensitas pencarian solusi alternative sebagai pengganti obat antimikroba atau penggunakan senergis bahan lain demi peningkatan efektivitas pengobatan. Gerakan kembali ke alam (back to nature) yakni pengobatan tradisional merupakan solusi yang baik untuk menanggulangi masalah tersebut. Contoh obat tradisional yang memiliki khasiat sebagai antimikroba adalah tanaman ketapang, (Neelavathi, 2013).
3
bahwa daun ketapang mempunyai kandungan antimikroba lebih banyak disbanding kulit batang dan buah, daun ketapang mempunyai kandungan flavonoid, tanin, saponin, fenol, alkaloid, dan steroid. Sedangkan kulit batang hanya mempunyai kandungan flavonoid dan saponin, pada buah hanya tanin, saponin, dan steroid. Lawal, et al (2013) membuktikan ekstrak daun ketapang dapat menghambat
Morganellamorganii (M. morganii), Proteus mirabilis (P. mirabilis),
Yerseniaenterocolitica (Y. enterocolitica), dan Escherichia coli (E. coli). Kadar
Hambat Minimum (KHM) terdapat pada konsentrasi 25 μg/ml, sedangkan Kadar Bunuh Minimum (KBM) tidak dapat dinilai karena pada konsentrasi terbesar 100
μg/ml masih tumbuh banyak bakteri. Penelitian lain menunjukan bahwa semakin
besar konsentrasi ekstrak daun ketapang, maka semakin besar daya bunuh konsentrasi ekstrak terhadap bakteri E. coli, Bacillus subtilis (B. subtilis), Staphylococcus aureus(S. aureus), Enterobacteraerogenes (E. aerogenes),
(Neelavathi, 2013). Hasil penelitian pendahuluan ekstrak daun ketapang terhadap bakteri S. typhi didapatkan KBM pada konsentrasi 12,5%, sedangkan KHM tidak dapat dinilai disebabkan ekstrak daun ketapang berwarna keruh atau coklat kehitaman, dan media biakan selektif Salmonella-shigella (SS)broth berwarna keruh atau kemerahan, sehingga berpengaruh pada penilaian tingkat kejernihan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian tentang efek antimikroba ekstrak daun ketapang terhadap pertumbuhan bakteri S. typhi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka diperoleh permasalahan yang dapat diuraikan sebagai berikut: “Apakah ekstrak daun ketapang
4
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek antimikroba ekstrak daun ketapang
(Terminaliacatappa L) terhadap bakteri S. typhi secara in vitro.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui KBM ekstrak daun ketapang
(TerminaliacatappaL.) terhadap bakteri S. typhi.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat akademis
a. Memberi informasi ilmiah tentang efek antimikroba ekstrak daun ketapang (Terminaliacatappa L) terhadap bakteri S. typhi.
b. Dapat digunakan sebagai penelitian dasar untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfat masyarakat
Menambah wawasan masyarakat bahwa ekstrak daun ketapang
(Terminaliacatappa L) mempunyai efek antimikroba terhadap bakteri
78
KARYA TULIS AKHIR
UJI EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN KETAPANG
(Terminalia catappa L.)TERHADAP Salmonella typhi
SECARA IN VITRO
Oleh :
Abrisha Agung Wicaksono 201210330311050
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
HASIL PENELITIAN
UJI EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN KETAPANG
(Terminalia catappa L.)TERHADAP Salmonella typhi
SECARA IN VITRO
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh :
Abrisha Agung Wicaksono 201210330311050
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
80
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang Tanggal : 15 Februari 2016
Pembimbing I
dr. Irma Suswati, M.Kes
Pembimbing II
dr.Gita Sekar Prihanti, MPd.ked.
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis Akhir oleh Abrisha Agung Wicaksono ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal : 15 Februari 2016
Tim Penguji
dr.Gita Sekar Prihanti, MPd.ked.
dr. Sri Adila Nurainiwati, Sp.KK.
, Ketua
, Anggota
82
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wa rahmatulllahi wa barakaatuhu
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, salawat
dan salam semoga selalu tercurahkan untuk Nabi Muhammad Shollallohu‘alaihi wa
sallam, untuk keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya hingga akhir zaman kelak. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Uji Efek Antimikroba Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa L.) Terhadap Salmonella
typhi Secara In Vitro”. Penulisan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Pada penulisan karya tulis ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, dan sekaligus dosen pembimbing I yang telah telah membantu, membimbing, dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
3. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Bambang Suntiyo dan Ibunda Sudarwati yang selalu mendukung penulis dalam setiap kehidupan. Saya berdoa agar Allah selalu menyayangi beliau berdua sebagaimana beliau berdua menyayangi penulis semasa kecil.
4. Pak Joko Laboran Biomedik yang sudah banyak memberikan pelajaran. Teman-teman Abdomen (mahasiswa FK-UMM angkatan 2012), Teman-teman-Teman-teman Laskar Mikrobiologi, para sahabat: Albertus Nito Radardian, Junaedi, I Wayan Mahardika Agastya Adityawarman, Barkah Riduwan Muhammad dan pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan kepada penulis. Saya berdoa agar kalian senantiasa mendapat hidayah dan diberikan umur yang barokah hingga akhir hayat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun, serta penulis mengharapkan agar karya tulis ini dapat berguna serta bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wa rahmatulllahi wa barakaatuhu
Malang, Januari 2016
84 DAFTAR ISI
JUDUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PENGUJIAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL... ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR SINGKATAN ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1Tujuan Umum ... 4
1.3.1Tujuan Khusus ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1 Manfaat Akademis ... 4
1.4.2 Manfaat Masyarakat ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan tentang S. typhi ... 5
2.1.1 Klasifikasi Bakteri S. typhi ... 5
2.1.2 Morfologi ... 5
2.1.3 Struktur Bakteri S. typhi ... 6
2.1.4 Struktur Antigen ... 11
2.1.6 Pertumbuhan S. typhi ... 13
2.1.7 Identifikasi Bakteri S. typhi ... 13
2.1.8 Daya Tahan ... 16
2.1.9 Patogenitas S. typhi ... 17
2.1.10 Patogenesis S. typhi ... 18
2.1.11 Manifestasi Klinis Infeksi S. typhi ... 19
2.1.12 Diagnosa Laboratorium ... 21
2.1.13 Pengobatan ... 23
2.2 Tinjauan Umum Zat Antimikroba ... 25
2.2.1 Mekanisme Kerja Antimikroba ... 25
2.2.2 Mekanisme Resistensi Antimikroba Terhadap S. typhi ... 27
2.2.3 Uji Kepekaan Terhadap Antimikroba (In Vitro) ... 30
2.3 Tinjauan Tentang Ketapang (Terminalia catappa L.) ... 32
2.3.1 Taksonomi Ketapang ... 32
2.3.2 Morfologi Tumbuhan Ketapang ... 33
2.3.3 Nama Lain Ketapang ... 33
2.3.4 Habitat dan Distribusi Geografi ... 34
2.3.5 Kandungan Tanaman Ketapang (Terminalia catappa L.) ... 34
2.3.6 Uji Toksisitas Ekstrak Daun Ketapang ... 37
2.3.7 Mekanisme Kandungan Kimia Daun Ketapang Sebagai Antibakteri ... 37
2.3.8 Hasil Penelitian Aktivitas Antibakteri Tanaman Ketapang (Terminalia catappa L.) ... 42
2.3.9 Hasil Penelitian Aktivitas Antibakteri Tanaman Lain Terhadap S. typhi ... 44
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 46
3.2 Hipotesis ... 47
86
4.2 Lokasi dan Waktu ... 48
4.3 Populasi dan Sampel ... 48
4.3.1 Populasi ... 48
4.3.2 Pemilihan Sampel ... 48
4.3.3 Estimasi jumlah pengulangan ... 49
4.4 Variabel Penelitian ... 49
4.4.1 Variabel bebas ... 49
4.4.2 Variabel tergantung ... 49
4.5 Definisi Operasional ... 50
4.6 Alat dan Bahan Penelitian ... 50
4.6.1 Alat dan Bahan Pembuatan Ekstrak Daun Ketapang ... 50
4.6.2 Alat dan Bahan Uji Kepekaan Ekstrak Daun Ketapang ... 51
4.7 Prosedur Penelitian ... 52
4.7.1 Strerilisasi Alat ... 52
4.7.2 Pembuatan Medium SS Agar... 52
4.7.3 Pembuatan Ekstrak Daun Ketapang ... 53
4.7.3 Pembuatan Perbenihan Cair Bakteri ... 54
4.7.4 Uji Kepekaan Ekstrak Daun Ketapang Terhadap S. typhi ... 55
4.8 Skema Alur Penelitian ... 59
4.9 Analisis Data ... 60
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Efek Antimikroba Ekstrak Daun Ketapang terhadap S. typhi ... 61
5.1.1 Kadar Hambat Minimum (KBM) Ekstrak Daun Ketapang ... 61
5.2 Analisa Data ... 62
5.2.1 Uji Normalitas dan Homogenitas ... 62
5.2.2 Uji Statistik One Way ANOVA dan Post hoc Tukey ... 63
5.2.3 Uji Statistik Korelasi dan Regresi ... 65
BAB 6 PEMBAHASAN ... 70
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
88
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Analisis Kandungan Kimia Tanaman Ketapang ... 35
Table 2.2 Perbandingan Analisis Kandungan Kimia Berbagai Daun ... 36
Table 2.3 Kadar Kandungan Kimia Daun Jambu, Sirsak, dan Teh ... 37
Tabel 5.1 Rerata jumlah koloni S. typhi per cawan... 61
Tabel 5.2 Uji Normalitas Data ... 62
Tabel 5.3 Uji Homogenitas Data ... 63
Tabel 5.4 Uji Statistik One Way ANOVA ... 63
Tabel 5.5 Hasil Uji Tukey untuk jumlah koloni per cawan ... 64
Tabel 5.6 Uji korelasi ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa L.) terhadap jumlah koloni bakteri S. typhi per cawan ... 66
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 S. typhi ... 6
Gambar 2.2 Struktur Membran Sitoplasma ... 9
Gambar 2.3 Flagellar Stain ... 12
Gambar 2.4 Daun Ketapang ... 32
Gambar 2.5 Kandungan Kimia Daun Ketapang ... 36
Gambar 2.6 Struktur Dasar Flavonoid ... 38
Gambar 2.7 Struktur Kimia Tanin ... 40
Gambar 5.1 Means Plot Jumlah Koloni per Cawan ... 65
90
DAFTAR SINGKATAN
ANOVA : Analysis of Variance
B. subtilis : Bacillus subtilis
CAT : ChloramphenicolAcetyltransferase
DHF : Dengue Haemorrhagic Fever DNA : Deoxyribonucleic acid
E.coli : Escherichia coli
E. aerogenes : Enterobacter aerogenes
H2S : Hidrogen Sulfida KBM : Kadar Bunuh Minimum
KHM : Kadar Hambat Minimum
LPS : Lipopolisakarida
M. morganii : Morganella morganii
mRNA : Messenger Ribonucleic Acid PABA : Para Amino Benzoic Acid
P. mirabilis : Proteus mirabilis
RNA : Ribonucleic Acid
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat
S. aureus : Staphylococcus aureus
S. typhi : Salmonella typhi
SS : Salmonella-Shigella tRNA : Transfer Ribonucleic Acid WHO : World Health Organization
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Penelitian yang Telah Dilakukan ... 83
Lampiran 2 Hasil Penelitian Pendahuluan ... 85
Lampiran 3 Hasil Penelitian Penulis ... 89
Lampiran 4 Gambar Alat-alat Percobaan ... 91
Lampiran 5 Uji One Way ANOVA ... 92
Lampiran 6 Uji Tukey ... 93
Lampiran 7 Uji Korelasi... 95
Lampiran 8 Uji Regresi ... 96
Lampiran 9 Grafik Regresi ... 97
Lampiran 10 Surat Keterangan Identifikasi Bakteri ... 98
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian ... 99
Lampiran 12 Surat Identifikasi Daun Ketapang... 100
92
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Bahar 2007. Chemistry Of Natural Products. New Delhi. Department of
Pharmaceutical Chemistry Faculty of Science Jamia Hamdard.
Alam, Anggraini, 2011. Pola Resistensi Salmonella Enterica Serotipe Typhi, Bandung: Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Vol.12 No.5.
Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Ekstrak Daun
Psidium Guajava L. Bioscientiae. Vol. 1 No:1 (31-38).
Badan Standarisasi Nasional, 2013, Lada Hitam, Jakarta: BSN.
Balbi H J. 2004. Chloramphenicol American Academy of Pediatrics, Pediatrics in
Review 25, pp:284-288.
Baron. 2005. Medical Microbiology, Edisi 4 The University of Texas Medical at Galveston.
Bhan, M.K., Bahl, R., and Bhatnagar, S. 2005. Typhoid and paratyphoid fever. Lancet, 366, 749-762.
Bylka W, Matlawska I, Pilewski NA. 2004. Natural flavonoids as antimicrobial agents.
J Am Nutraceutical Assoc 7: 24-31.
Cavalieri, S.J., I.D. Rankin., R.J. Harbeck., R.S. Sautter., Y.S. McCarter., S.E. Sharp., J.H. Ortez., dan C.A. Spiegel. 2005., Manual of Antimicrobial Susceptibility Testing. USA: American Society for Microbiology.
Cushnie, T.P.Tim. Lamb, Andrew J, 2005. Amtimicrobial Activity of Flavonoids. International Journal of Antimicrobial AgentsI. 2005;26: 343-356.
Dahlan Sopiyudin M, 2012, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, pp 84-89, 158-162.
Darsana, I. Besung, I. Mahatmi, 2012., H. Potensi Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli secara In Vitro. Indonesia Medicus Veterinus.
Dahlan Sopiyudin M, 2012, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, pp 84-89, 158-162.
Depkes RI, 2013. Sistematika Pedoman Penyakit Demam Tifoid. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Durairaj, B. et al. 2015. Evaluation of Anttioxidant and Free Radical Scavenging Activity of Annona muricata. European Journal of Experimental Biology.
2015, 5(3):39-45.
Faridz, Raden, Hafiluddin, Mega Anshari, 2007, Enteric fever in endemic areas of
Indonesia: an increasing problem of resistance, Embryo Vol.4 No.2.
Greenwood, David, Richard, et al, 2007, Medical Microbiology, Elsevier, USA, pp 260-262.
Hagerman, Ann E. 2002, Tanin Chemistry, Departement of Chemistry and Biochemistry, Miamy University, Oxford.
Hanna, Endah T, Hana R. 2005. Pengaruh pH terhadap S. typhi In Vitro. Diakses 5 januari 2016. <major.maranatha.edu/index.php/jurnal/pdf>.
Harborne, J.B.2006. Metode Fitokimia, Edisi ke-2. Bandung: ITB.
Husein, Besse’Nurlinda Mustary. 2007. Studi Penggunaan Antibiotik Pada
Penderita Demam Tifoid Anak-Rawat Inap Di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, ADLN Digital Collections
Istiantoro, Yati H, Vincent H.S Gan, 2007, Penisilin, Sefalosporin dan Antibiotik Betalaktam Lainnya. Dalam: Sulistia G. Ganiwara, Rianto Setiabudy, Frans D. Suyatna, Purwantyastuti, Nafrialdi, eds. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4, Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jawetz, Melnik, Adelberg, 2008. Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta: EGG, pp 12-24, 260-263.
Karou, Damintoti. Savadogo Aly. 2005. Antibacterial activity of alkaloids from
II
Kusmiyati, Agustini Ni Wayan Sri. 2007. Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga Porphydium cruentum. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).Vol.8 No.1. Hal: 48-53.
Kumar, Shashank dan Pandey, Abhay K. 2013.Chemistry and Biological Activities
of Flavonoids: An Overview. The scientific Worl Journal
Kopjar, M. et al. 2015. Phenol Content and Antioxidant Activity of Green, Yellow and Black Tea Leaves. Chemical and Biological Technologies in Agriculture (2015) 2:1.
Lawal, Gerba, et al. 2013. Bacteriostatic Effect of Terminalia catappa Leaves
Extract on Clinical Isoaltes of Gram negative Bacteria. Asian Journal of
Applied Sciences.
Madduluri. 2013. In Vitro Evaluation of Antibacterial Activity of Five Indegenous Plants Extract Against Five Bacterial Pathogens of Human. International
Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 2013:5(4): 679-684.
Mandal S, Mandal MD, Pal NK. 2004. Plasmid-encoded multidrug resistance of S.
typhi and some enteric bacteria in and around Kolkata. India.
Menteri Kesehatan RI, 2011. Indonesia Health Profile 2010, Jakarta.
Murray, et al. Biokimia Harper. 2003. Edisi 25. Alih bahasa Andry Hartono. Jakarta: Penerbit EGC
Musa, A. K, et al. 2011. Insecticidal Activity And Phytochemical Screening Of Guafa, Psidium Guajava L. Leaf. Oil Against Khapra Beetle, Trogoderma Granarium Everts (Coleopatra: Dermestidae) On Stored Groundnut. International Journal Of Recent Advance in Multidisciplinary Research.. Vol. 1(3), pp. 068-071.
Neelavathi. P, 2012. Antibacterial Activities Of Aqueous And Ethanolic Extracts Of
Termnalia Catappa Laves And Bark Against Some Pathogenic Bacteria.
International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciense. Vol.5, No.
1.
Nurtjahyani, Supiana Dian. 2007. Studi Biologi Molekuler Resistensi S. typhi Terhadap Kloramfenikol. ADLN Digital Collections.
Staphylococcus Aureus Atcc 25923, Escherichia Coli Atcc 25922, Dan S. typhi Atcc 1408, Mediagro.5(2):26–37.
Orwa C, A Mutua, Kindt R. Jamnadass R. S Anthony. 2009. Agroforestree Database:treereference,http://www.worldagroforestry.org/sites/treedbs/tree databases.asp.(diakses tanggal 20 agustus 2015).
Petri Jr WA.2007. Penicillin, Cephalosporins and Other Lactam Antibiotics In :Goodman & Gillman's, Farmakologi Dasar dan Terapi, edisi XI.pp: 1127-225.
Pribadini, I W. 2016. Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata) Sebagai Antimikroba Terhadap Bakteri Salmonella typhi. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasa_Laporan Kesehatan 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Sari, F.P. dan S. M. Sari.2011. Ekstraksi Zat Aktif Antimikroba dari Tanaman Yodium (Jatropha multifida Linn) sebgai Bahan Baku Alternatif Antibiotik Alami. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Salni, dan Ratna W. M. 2011. Isolasi Senyawa Antibakteri dari Daun Jengkol(Pithecolobium lobatum Benth) dan Penentuan Nilai KHM-nya. Jurnal Penelitian Sains14(1): 38-4.
Sawant Rajaram S., Godghate Ashvin G., Jadhav Shobha D. 2013, Comparative screening of acetonic extract of fruits of Terminalia catappa Linn. And
Anacardium occidentale Linn., Asian Journal of Plant Science and
Research, hal.150-153
Setiabudy Rianto, Kunardi L, 2007, Antimikroba lain, Dalam Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, hal.102-110.
Supranto.2007, Teknik sampling untuk Survei & Eksperimen, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 56.
IV
Todar.K, 2008. S. typhi Todar’s online textbook of bacteriology. http://textbookofbacteriology.net/salmonella.html (diakses tanggal 20 agustus 2015).
Ugwu. P.C, dkk. 2015. Proximate And Phytochemical Analyses Of Terminallia
Cattapa Leaves. Europen Journal of Applied Sciences, Vol. 7 (1).
Widiana R. 2010. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Ekstrak Daun Teh
(Camellia sinensis L.) Pada Eschercia Coli dan Salmonella sp. STKIP
PGRI, Sumbar.
Widodo D. 2014, Demam Tifoid, Dalam : buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Zuhrotun Ade, Suganda Asep Gana, Nawawi As’ari. 2010, Phytochemica Study of
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam tifoid merupakan suatu infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna. Penyakit ini ditularkan melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh tinja atau urin seseorang yang telah terinfeksi bakteri
Salmonella typhi (S. typhi) (Greenwood, et al, 2007). Di Asia Tenggara, insiden
demam tifoid terbilang tinggi dengan lebih dari 100 kasus per 100 ribu populasi per tahunnya (Bhan, et al, 2005). Insiden demam tifoid di Indonesia bervariasi di tiap daerah dan biasanya terkait dengan sanitasi lingkungan (Riskesdas, 2013). Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia (2013), jumlah pasien demam tifoid di Indonesia tercatat 81,7 per 100.000. Kemudian, jumlah kematian akibat dari demam tifoid sejumlah 274 jiwa, angka kematian tertinggi setelah penyakit diare dan Dengue
Haemorragic Fever (DHF) (Depkes RI, 2011).
Menurut Alam (2011), dalam penelitiannya di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menunjukkan terdapat beberapa obat antibiotik yang resisten terhadap S.
typhi. Angka resistensi obat antibiotik tersebut adalah kloramfenikol (2,3%),
2
angka resistensi berturut-turut 31,6% dan 68,4 %. Sedangkan, di RSU Dr. Saiful Anwar Malang obat antibiotic klorampenikol dan seftriakson menunjukkan angka resistensi berturut-turut 76,9% dan 53,8%.
Masalah resistensi obat antibiotic terhadap mikroorganisme dapat diakibatkan oleh faktor host dan bakteri. Faktor host, diantaranya adalah riwayat demam tifoid yang sebelumnya, riwayat pemakaian antibiotic pada saat sakit, cara mengetahui aturan pakai dari antibiotik yang diperoleh dengan resep dokter dan tanpa resep dokter yaitu apakah sesuai anjuran dokter atau tidak, baik dalam hal dosis, cara dan lamanya pemberian. Faktor bakteri, penyebaran resistensinya dapat berlangsung akibat dari proses seleksi maupun secara genetik. Penyebaran resistensi akibat dari proses seleksi terjadi karena adanya tekanan selektif (selective pressure) dari penggunaan antibiotika (Mandal, et al, 2004). Pada penyebaran resistensi secara genetic ada tiga mekanisme perubahan genetik pada S. typhi yaitu transformasi, transduksi dan konjugasi (Baron, 2005). Bakteri juga mengeluarkan enzim yang bias menginaktivasi obat antibiotic tersebut (Neeelavathi, 2013). Hal ini melahirkan urgensitas pencarian solusi alternative sebagai pengganti obat antimikroba atau penggunakan senergis bahan lain demi peningkatan efektivitas pengobatan. Gerakan kembali ke alam (back to nature) yakni pengobatan tradisional merupakan solusi yang baik untuk menanggulangi masalah tersebut. Contoh obat tradisional yang memiliki khasiat sebagai antimikroba adalah tanaman ketapang, (Neelavathi, 2013).
3
bahwa daun ketapang mempunyai kandungan antimikroba lebih banyak disbanding kulit batang dan buah, daun ketapang mempunyai kandungan flavonoid, tanin, saponin, fenol, alkaloid, dan steroid. Sedangkan kulit batang hanya mempunyai kandungan flavonoid dan saponin, pada buah hanya tanin, saponin, dan steroid. Lawal, et al (2013) membuktikan ekstrak daun ketapang dapat menghambat
Morganellamorganii (M. morganii), Proteus mirabilis (P. mirabilis),
Yerseniaenterocolitica (Y. enterocolitica), dan Escherichia coli (E. coli). Kadar
Hambat Minimum (KHM) terdapat pada konsentrasi 25 μg/ml, sedangkan Kadar Bunuh Minimum (KBM) tidak dapat dinilai karena pada konsentrasi terbesar 100
μg/ml masih tumbuh banyak bakteri. Penelitian lain menunjukan bahwa semakin
besar konsentrasi ekstrak daun ketapang, maka semakin besar daya bunuh konsentrasi ekstrak terhadap bakteri E. coli, Bacillus subtilis (B. subtilis), Staphylococcus aureus(S. aureus), Enterobacteraerogenes (E. aerogenes),
(Neelavathi, 2013). Hasil penelitian pendahuluan ekstrak daun ketapang terhadap bakteri S. typhi didapatkan KBM pada konsentrasi 12,5%, sedangkan KHM tidak dapat dinilai disebabkan ekstrak daun ketapang berwarna keruh atau coklat kehitaman, dan media biakan selektif Salmonella-shigella (SS)broth berwarna keruh atau kemerahan, sehingga berpengaruh pada penilaian tingkat kejernihan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian tentang efek antimikroba ekstrak daun ketapang terhadap pertumbuhan bakteri S. typhi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka diperoleh permasalahan yang dapat diuraikan sebagai berikut: “Apakah ekstrak daun ketapang
4
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek antimikroba ekstrak daun ketapang
(Terminaliacatappa L) terhadap bakteri S. typhi secara in vitro.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui KBM ekstrak daun ketapang
(TerminaliacatappaL.) terhadap bakteri S. typhi.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat akademis
a. Memberi informasi ilmiah tentang efek antimikroba ekstrak daun ketapang (Terminaliacatappa L) terhadap bakteri S. typhi.
b. Dapat digunakan sebagai penelitian dasar untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfat masyarakat
Menambah wawasan masyarakat bahwa ekstrak daun ketapang
(Terminaliacatappa L) mempunyai efek antimikroba terhadap bakteri