• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KERTOSARI TEMANGGUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KERTOSARI TEMANGGUNG."

Copied!
194
0
0

Teks penuh

(1)

i

PE NI N G KAT AN K E T E RAM PI L AN M E MB ACA PE M AH AMA N MELALUI METODE KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL)

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KERTOSARI TEMANGGUNG

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Sarjana

Pendidikan

Oleh : Beta Nurcahyanti NIM 13108244029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

ii

PE NI N G KAT AN K E T E RAM PI L AN M E MB ACA PE M AH AMA N MELALUI METODE KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL)

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KERTOSARI TEMANGGUNG

Oleh :

Beta Nurcahyanti NIM. 13108244029

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung melalui penggunaan metode Want to Know-Learned (KWL).

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara kolaboratif bersama guru. Penelitian menggunakan model Kemmis & McTaggart yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Metode pengumpulan data menggunakan tes objektif dan observasi. Tes objektif digunakan untuk mengukur keterampilan membaca pemahaman sedangkan lembar observasi bertujuan mengamati aktivitas siswa dan guru. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode Know-Want to Know-Learned (KWL) dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung. Hal itu ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan peningkatan rata-rata nilai tes. Jumlah siswa yang mencapai KKM pada tes pratindakan sebesar 31,57%, siklus I sebesar 57,89%, dan siklus II sebesar 84,21%, sedangkan nilai rerata tes pratindakan 69,26, siklus I 75,47, siklus II 81,84. Keberhasilan proses dapat dilihat dari keaktifan dan antusias siswa yang meningkat saat mengikuti pembelajaran, siswa sudah berani aktif dalam bertanya dan menyampaikan pendapat maupun berperan aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.

(3)

iii

I M PRO VI N G RE A DI N G CO M PRE H E NS I O N T H RO U GH KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL) LEARNING METHOD

IMPLEMENTATION AT FIFTH GRADE STUDENTS IN KERTOSARI ELEMENTARY SCHOOL Elementari School District Temanggung through Know-Want to Know-Learned (KWL) learning method implementation.

The research was a Class Action Research which was implemented collaboratively between teacher and researcher. The research used Kemmis & McTaggart model with four steps was planning, acting, observing, and reflecting. The subject of the research were students of fifth grade students in Kertosari Elementary School District Temanggung consisting of 23 male students and 15 female students. The techniques of data submittion used objective test and observation. Objective test used for measure the skills of reading comprehension and the purpose of observation was observe students and teacher activity. The techniques of data analysis were quantitative descriptive and qualitative descriptive.

The results shows that the use of Know-Want to Know-Learned (KWL) method can improve the skills of reading comprehension for the fifth grade students in Kertosari Elementary School District Temanggung. The number of students who achieved the standard score on pre test was 31.57%, on cycle I was 57,89%, and on cycle II was 84,21%, while the average value of pre test was 69.26, of cycle I was 75.47,of cycle II was 81.84 which was a proof of the success of the product. The success of the process could be seen from the liveliness and enthusiasm that increased during learning process, students already dared to ask and give opinions actively and be more active in group discussion.

(4)
(5)
(6)
(7)

vii MOTTO

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang

Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia

apa yang tidak diketahuinya.

(Terjemahan Surah Al-Alaq 1-5)

Perjalanan tidak selamanya mudah, selalu ada rintangan yang menghadang.

Namun, apabila kita yakin bahwa kita bisa menjalaninya, akan selalu ada jalan

terang yang kita lewati.

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya,

Bapak Sugiyono dan Ibu Sri Rokhmi yang senantiasa memberikan dukungan,

kasih sayang, perhatian, serta rangkaian doa yang selalu dipanjatkan

kepada Allah SWT.

Saya menyadari tidak akan pernah dapat membalas semua yang telah diberikan

oleh kedua orang tua saya, melainkan hanya setitik rasa bangga dan kebahagiaan

yang mungkin bisa membuat mereka bangga.

Untuk almamaterku tercinta, Universitas Negeri Yogyakarta.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya,

Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Peningkatan Keterampilan

Membaca Pemahaman melalui Metode Know-Want to Know-Learned (KWL)

pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung” dapat disusun sesuai

dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari

bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak HB. Sumardi, M.Pd.. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Skripsi

yang dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan memberikan petunjuk,

arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

lancar.

2. Bapak Dr. Kastam Syamsi, M.Ed.; Ibu Supartinah, M.Hum; dan Bapak HB.

Sumardi, M.Pd. selaku Ketua Penguji, Sekretaris Penguji, dan Penguji Utama

yang sudah memberikan koreksi perbaikan secara komprehensif terhadap

Tugas Akhir Skripsi ini.

3. Bapak Drs. Suparlan, M.Pd.I., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah

Dasar dan Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar beserta

dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama proses

penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya Tugas Akhir Skripsi ini.

4. Bapak Dr. Haryanto, M.Pd., selaku dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang

memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi.

5. Ibu Drs. Daryanti, selaku Kepala SD Negeri 1 Kertosari Temanggung yang

telah memberi ijin dan bantuan dalam pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi.

6. Ibu Eny Budiyarti, S.Pd. selaku guru kelas V beserta para guru, staf, dan

siswa kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung yang telah memberi

bantuan memperlancar pengambilan data selama proses penelitian Tugas

(10)
(11)

xi

1. Pengertian Membaca Pemahaman ... 21

2. Tujuan Membaca Pemahaman ... 22

3. Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman ... 23

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Pemahaman ... 25

5. Teknik dan Strategi Pembelajaran Membaca ... 27

C.Tinjauan tentang Metode KWL ... 29

1. Pengertian Metode KWL ... 29

2. Tujuan Metode KWL ... 30

3. Keunggulan Metode KWL ... 31

4. Langkah-langkah Metode KWL ... 31

(12)

xii

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 35

2. Karakter Siswa Kelas V SD ... 37

3. Pembelajaran Membaca di Kelas V SD ... 39

E. Kajian Penelitian yang Relevan ... 41

F. Kerangka Pikir ... 42

I. Kriteria Keberhasilan Tindakan ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 56

1. Deskripsi Pratindakan ... 56

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 59

a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 60

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 73

B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

1. Data Awal Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa ... 84

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 85

a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 85

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 86

3. Peningkatan Proses dan Peningkatan Produk ... 89

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 92

B.Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rentang Penilaian Pedoman Observasi ... 53

Tabel 2. Data Awal Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa ... 57

Tabel 3. Hasil Tes Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus I ... 69

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Nama Siswa ... 97

Lampiran 2. Daftar Nilai Tes Membaca Pemahaman Pratindakan ... 98

Lampiran 3. Daftar Nilai Tes Membaca Pemahaman Siklus I ... 99

Lampiran 4. Daftar Nilai Tes Membaca Pemahaman Siklus II ... 100

Lampiran 5. Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Pra Tindakan ... 101

Lampiran 6. Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siklus I ... 105

Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siklus II ... 109

Lampiran 8. Pedoman Observasi Guru selama Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Metode Know-Want to Know-Learned ... 113

Lampiran 9. Pedoman Observasi Siswa selama Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Metode Know-Want to Know-Learned ... 114

Lampiran 10. Soal Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Pra Tindakan ... 115

Lampiran 11. Soal Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siklus I ... 121

Lampiran 12. Soal Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siklus II ... 127

Lampiran 13. Kunci Jawaban Soal Tes Membaca Pemahaman Pra Tindakan ... 133

Lampiran 14. Kunci Jawaban Soal Tes Membaca Pemahaman Siklus I ... 134

(16)

xvi

Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 136

Lampiran 17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 144

Lampiran 18. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 151

Lampiran 19. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 153

Lampiran 20. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 3 ... 155

Lampiran 21. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 156

Lampiran 22. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 158

Lampiran 23. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 1 ... 159

Lampiran 24. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 2 ... 160

Lampiran 25. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 3 ... 161

Lampiran 26. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan 1 ... 162

Lampiran 27. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan 2 ... 163

Lampiran 28. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 164

Lampiran 29. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 165

Lampiran 30. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 3 ... 166

Lampiran 31. Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 167

Lampiran 32. Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 168

Lampiran 33. Dokumentasi ... 169

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Menurut Tarigan (2015:1), keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek,

yaitu: (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan

membaca, dan (4) keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut dapat

berdiri sendiri, tetapi dalam penggunaan bahasa melalui tahapan yang runtut dan

berhubungan antara satu dengan yang lain. Menyimak dan membaca saling

berhubungan karena keduanya merupakan sarana untuk menerima komunikasi,

sedangkan berbicara dan menulis memiliki hubungan yang erat karena merupakan

cara untuk menyampaikan informasi.

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa adalah

keterampilan membaca. Hal ini disebabkan karena keterampilan membaca

mempunyai kedudukan yang sangat penting dan berpengaruh terhadap

kemampuan berbahasa lain. Keterampilan membaca diperoleh sesudah

keterampilan menyimak dan berbicara, serta harus diperoleh sebelum

keterampilan menulis. Keterampilan membaca sangat penting dimiliki untuk

memperoleh ilmu pengetahuan karena pengetahuan dapat diperoleh melalui

kegiatan membaca. Seseorang dapat memperoleh pengetahuan baru yang

disampaikan melalui bahasa tulis dengan membaca.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

(18)

2

kegiatan yang pasif. Sebenarnya, membaca itu bukan sekedar memahami

lambang-lambang tertulis, melainkan pula memahami, menerima, menolak,

membandingkan dan meyakini pendapat-pendapat yang ada dalam bacaan,

membaca pemahaman inilah yang dibina dan dikembangkan secara bertahap pada

sekolah (Tampubolon: 1987).

Keterampilan membaca bagi seorang siswa mempunyai kedudukan penting,

yaitu yang pertama saat mengikuti pendidikan di berbagai jenjang dan jenis

sekolah, kedua setelah selesai mengikuti pendidikan untuk bekerja di lingkungan

masyarakat. Keterampilan membaca merupakan keterampilan dasar bagi siswa

yang harus dikuasai agar dapat mengikuti seluruh proses pendidikan dan

pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi

dari keterampilan membacanya. Oleh karena itu, keterampilan membaca siswa

harus dapat diperhatikan dengan baik.

Menurut Hartati, dkk. (2006: 185), pembelajaran membaca di sekolah dasar

terdiri dari dua bagian yakni membaca permulaan dan membaca lanjut. Jenis-jenis

membaca di sekolah dasar dibedakan menjadi tujuh yaitu membaca teknik,

membaca dalam hati, membaca pemahaman, membaca indah, membaca cepat,

membaca pustaka dan membaca bahasa.

Membaca pemahaman merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam

keterampilan membaca untuk memperoleh suatu informasi atau ilmu pengetahuan.

Banyak informasi dan ilmu pengetahuan yang disampaikan melalui media tulis,

(19)

3

Keterampilan membaca pemahaman juga harus dimiliki siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

Keterampilan membaca pemahaman merupakan kunci keberhasilan siswa

dalam menjalani proses pendidikan. Sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan

siswa melalui aktivitas membaca, dalam hal ini membaca pemahaman

(Nurgiyantoro, 2001: 247). Semua mata pelajaran membutuhkan keterampilan

membaca pemahaman untuk memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan dari

mata pelajaran tersebut. Keterampilan membaca pemahaman yang rendah akan

mempengaruhi hasil belajar siswa dalam suatu mata pelajaran. Oleh karena itu,

untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi, siswa harus memiliki keterampilan

membaca pemahaman yang baik.

Rendahnya keterampilan membaca pemahaman siswa dapat disebabkan

oleh beberapa faktor, yaitu faktor yang berasal dari diri siswa maupun dari luar

diri siswa. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dari guru untuk mengetahui

keterampilan membaca pemahaman siswa. Dalam hal ini guru mempunyai

peranan penting untuk membimbing siswa dalam meningkatkan keterampilan

membaca pemahaman.

Membimbing siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca

pemahaman bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Guru perlu memiliki

keterampilan atau kompetensi yang dibutuhkan untuk meningkatkan keterampilan

membaca pemahaman siswanya. Keterampilan atau kompetensi guru meliputi

suatu cara atau metode yang digunakan oleh guru dalam meningkatkan

(20)

4

siswa dapat lebih mudah mendapatkan informasi maupun ilmu pengetahuan dari

berbagai sumber.

Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran membaca pemahaman, umumnya

guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional. Awalnya guru hanya

memberikan tugas kepada siswa untuk membaca teks. Selanjutnya, siswa diminta

untuk mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan isi teks. Sebelum kegiatan

dilaksanakan, guru hanya memberi sedikit ceramah tentang apa yang harus

dilakukan siswa.

Santoso dan Heru Wijaya (1997: 119) menyimpulkan dalam penelitiannya

bahwa metode membaca tradisional kurang efektif dalam pembelajaran membaca

pemahaman di sekolah dasar. Selanjutnya dikatakan bahwa siswa yang

mengalami kesulitan dalam membaca bacaan dengan pemahaman yang memadai

disebabkan oleh metode membaca yang kurang tepat ketika mereka membaca.

Walaupun metode tradisional kurang efektif dalam pembelajaran membaca

pemahaman, kenyataan di sekolah menunjukkan bahwa metode ini masih sering

digunakan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh guru yang kurang bervariasi dalam

menggunakan metode membaca pemahaman. Hal inilah yang menyebabkan

keterampilan membaca pemahaman siswa masih rendah.

Hal yang sama juga terjadi di kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung.

Pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung

masih menggunakan metode tradisional dimana proses pembelajaran masih

berpusat pada guru, sehingga siswa menjadi pasif dalam mengikuti proses

(21)

5

Indonesia di kelas V, guru memberikan materi tentang unsur intrinsik drama. Di

awal pembelajaran, guru mengajak siswa bertanya jawab dan menyampaikan

materi tentang unsur intrinsik drama. Setelah itu guru meminta siswa untuk

membaca teks drama dan kemudian menjawab soal yang ada pada buku. Suasana

kelas begitu tenang karena hanya beberapa siswa yang terlihat aktif dalam

mengikuti pembelajaran. Hal ini terbukti dengan hanya ada beberapa siswa yang

mau menjawab pertanyaan dari guru.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V, keterampilan membaca

pemahaman siswa masih sangat rendah, bahkan dalam membaca saja masih keliru

dalam pengucapannya. Rendahnya keterampilan siswa dalam membaca

pemahaman ditandai dengan kurangnya siswa dalam memahami isi bacaan,

menentukan tema bacaan, dan memperoleh informasi dari teks yang telah dibaca.

Ketika siswa diberi soal-soal yang berkaitan dengan isi bacaan, siswa tidak dapat

menjawab dengan cepat dan masih harus membuka kembali bahan bacaan.

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru kelas V SD Negeri 1

Kertosari Temanggung menunjukkan bahwa keterampilan membaca pemahaman

siswa kelas V masih rendah. Hal tersebut terbukti dengan 38 siswa di kelas V SD

Negeri 1 Kertosari belum semuanya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

pelajaran bahasa Indonesia yang ditetapkan sekolah yaitu 75.

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya keterampilan membaca

pemahaman siswa kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung adalah siswa

belum terlatih untuk membaca pemahaman karena minat membaca siswa yang

(22)

6

menggunakan metode membaca yang bervariasi, biasanya ketika pembelajaran

membaca guru langsung memberi tugas siswa membaca teks dan menjawab soal

yang berkaitan dengan isi teks bacaan.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih menggunakan

metode tradisional yaitu dengan memberikan teks bacaan kepada siswa, kemudian

siswa diminta menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi bacaan tersebut.

Metode seperti itu membuat siswa jenuh dan kurang antusias dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran sehingga menyebabkan keterampilan siswa dalam

memahami bacaan menjadi kurang optimal.

Permasalahan tersebut harus segera dicarikan solusinya, karena sangat

mempengaruhi banyaknya informasi dan ilmu pengetahuan yang diperoleh siswa

dari media tertulis. Dengan kata lain, permasalahan yang paling utama untuk

diatasi adalah rendahnya keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V

SD Negeri 1 Kertosari Temanggung.

Terkait dengan permasalahan tersebut, peneliti bersama dengan guru

berdiskusi untuk mencari solusi yang dapat mengatasi masalah rendahnya

keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V di SD Negeri 1 Kertosari

Temanggung. Dari hasil diskusi, peneliti dan guru perlu menggunakan metode

lain dalam pembelajaran mambaca pemahaman. Seiring dengan perkembangan di

dunia pendidikan, ada beberapa metode dan strategi pembelajaran yang inovatif

untuk diterapkan dalam pembelajaran. Beberapa metode dan strategi pembelajaran

(23)

7

dihadapi guru dan menjadikan siswa aktif dan antusias ketika mengikuti kegiatan

pembelajaran.

Salah satu cara yang dipilih oleh peneliti dan guru dalam mengatasi

permasalahan rendahnya keterampilan membaca pemahaman siswa adalah dengan

menerapkan metode K-W-L (Know-Want to Know-Learned). Metode K-W-L

adalah salah satu metode pembelajaran membaca yang menekankan pada

pentingnya latar belakang pengetahuan pembaca. Menurut Scarcella dalam

(Refnaldi, 2002:29-30) menyatakan bahwa K-W-L berguna untuk penjelajahan

sebuah topik dan isi bacaan secara cepat. Keistimewaan K-W-L adalah

memungkinkan pembaca untuk menemukan sebuah topik melalui multiple

perspektif.

Metode K-W-L terdiri dari tiga langkah, yaitu langkah K-What I Know (apa yang telah saya ketahui), langkah W-Want to Know (apa yang ingin saya ketahui), dan langkah L-What I Learned (apa yang saya pelajari). Tiga langkah dalam K-W-L ini berisi berbagai kegiatan yang berguna meningkatkan keterampilan membaca

pemahaman siswa diantaranya curah pendapat, menentukan kategori dan

organisasi ide, menyusun pertanyaan secara spesifik, dan mengecek hal-hal yang

ingin diketahui/ dipelajari siswa dari sebuah bacaan. (Abidin: 2012: 87).

Kegiatan pembelajaran dengan metode K-W-L meliputi siswa akan

diberikan ide-ide tentang topik bacaan yang akan dibaca, guru mencatat ide-ide

tersebut, guru mengatur diskusi tentang ide-ide yang diajukan siswa, dan

pemberian stimulus atau penyelesaian contoh mengelompokkan ide. Dengan

(24)

8

kelas V di SD Negeri 1 Kertosari Temanggung dapat meningkat. Maka peneliti

akan mengkaji melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan

Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Metode Want to

Know-Learned pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dapat ditentukan identifikasi masalah sebagai berikut.

1. Keterampilan membaca pemahaman siswa masih rendah.

2. Guru belum menggunakan metode yang inovatif dalam pembelajaran membaca

pemahaman.

3. Siswa masih pasif dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran

membaca pemahaman.

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka peneliti

membatasi permasalahan pada : keterampilan membaca pemahaman siswa yang

masih rendah. Di samping itu, agar lebih terfokus dan tidak meluas maka

penelitian ini dibatasi pada peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa

kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung dengan metode Know-Want to

(25)

9 D.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah upaya meningkatkan proses pembelajaran membaca

pemahaman melalui penerapan metode Know-Want to Know-Learned pada

siswa kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung?

2. Bagaimanakah upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman

melalui penerapan metode Know-Want to Know-Learned pada siswa kelas V

SD Negeri 1 Kertosari Temanggung?

E.Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian adalah sebagai

berikut.

1. Untuk meningkatkan proses pembelajaran membaca pemahaman dengan

penerapan metode Know-Want to Know-Learned pada siswa kelas V SD

Negeri 1 Kertosari Temanggung.

2. Untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan penerapan

metode Know-Want to Know-Learned pada siswa kelas V SD Negeri 1

(26)

10 F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut.

a. Bagi guru

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk

digunakan dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman bagi siswa

SD.

b. Bagi siswa

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman

sehingga menumbuhkan minat membaca bagi siswa.

c. Bagi sekolah

Kontribusi hasil penelitian ini adalah bukti konkret untuk meningkatkan

kualitas proses belajar mengajar dan luaran siswa.

G.Definisi Operasional

1. Keterampilan membaca pemahaman adalah kemampuan membaca intensif

yang meliputi membaca kalimat sederhana, memahami kata per kata dalam

kalimat, memahami isi bacaan, dan mampu menceritakan kembali isi kalimat

yang terdapat dalam teks bacaan. Kegiatan membaca dilakukan untuk

memperoleh suatu pesan, informasi, maupun ilmu pengetahuan baik yang

tersurat maupun tersirat yang terdapat dalam bahan tulis.

2. Metode K-W-L (Know-Want to Know-Learned) adalah salah satu metode pembelajaran membaca yang menekankan pada pentingnya latar belakang

(27)

11

Metode K-W-L terdiri dari tiga langkah, yaitu langkah K-What I Know (apa yang telah saya ketahui), langkah W-Want to Know (apa yang ingin saya ketahui), dan langkah L-What I Learned (apa yang saya pelajari). Tiga langkah dalam K-W-L ini meliputi kegiatan untuk meningkatkan keterampilan

membaca pemahaman siswa yaitu curah pendapat, menentukan kategori dan

organisasi ide, menyusun pertanyaan secara spesifik, dan mengecek hal-hal

(28)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Hakikat Membaca

1. Pengertian Membaca

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa dari empat

keterampilan yang berupa keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan antara satu dengan

yang lain. Menyimak dan membaca saling berhubungan karena keduanya

merupakan sarana untuk menerima komunikasi, sedangkan berbicara dan menulis

memiliki hubungan yang erat karena merupakan cara untuk menyampaikan

informasi. Keterampilan membaca diperoleh setelah menguasai keterampilan

menyimak dan berbicara, dan harus diperoleh sebelum menguasai keterampilan

menulis. Menurut Tarigan (2015: 1) menyimak dan berbicara kita pelajari

sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di

sekolah.

Menurut Tarigan (2015: 7), membaca adalah suatu proses yang dilakukan

serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang

menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam

suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat

diketahui. Pengertian lain disampaikan oleh Syukur Ghazali (2013: 207)

(29)

13

disusun penulis di tempat dan waktu yang berjauhan dengan tempat dan waktu

penulisan.

Samsu Somadayo (2011: 4) mengatakan bahwa membaca adalah suatu

kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti yang terkandung di dalam

bahan tulis. Sedangkan menurut Haryadi dan Zamzani (1996: 3) membaca adalah

suatu aktivitas untuk menangkap informasi bacaan baik yang tersurat maupun

yang tersirat dalam bentuk pemahaman bacaan secara literal, inferensial, evaluatif

dan kreatif dengan memanfaatkan pengalaman belajar pembaca.

Pembelajaran membaca di SD mempunyai peranan penting dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran membaca, guru dapat

mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar, dan kreatifitas anak

didik (Akhadiah melalui Darmiyati Zuhdi dan Budiasih, 2001: 56).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa membaca

merupakan suatu kegiatan interaktif yang dilakukan untuk memperoleh suatu

pesan, informasi, maupun ilmu pengetahuan baik yang tersurat maupun tersirat

yang terdapat dalam bahan tulis. Membaca memerlukan suatu interaksi antara

pembaca dan bahan bacaan untuk memperoleh suatu makna dari bacaan tersebut.

Proses untuk memperoleh makna tersebut dimulai dari memetik arti dari kata,

kalimat, paragraf, sampai akhirnya menemukan makna dari suatu bacaan.

Kegiatan membaca dikatakan kegiatan interaktif karena terdapat interaksi antara

pembaca dan suatu bacaan. Maksudnya adalah bacaan memberikan suatu pesan

(30)

14 2. Tujuan Membaca

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca

dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang

yang tidak mempunyai tujuan (Farida Rahim, 2008: 11). Tujuan utama dalam

membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi,

memahami makna bacaan (Henry Guntur Tarigan, 2015: 9).

Grabe and Stoller (2002: 11-16) menyatakan bahwa ada empat tujuan dalam

membaca yaitu (a) membaca untuk mencari informasi sederhana dan membaca

sepintas; (b) membaca untuk belajar dari teks; (c) membaca untuk

mengintegrasikan informasi, menulis, dan teks kritik; dan (d) membaca untuk

pemahaman umum.

Menurut Akhadiah (1991: 24-25), secara umum seseorang memiliki tujuan

dalam membaca, yaitu sebagai berikut: (1) untuk mendapatkan informasi; (2) agar

citra dirinya meningkat; (3) untuk melepaskan diri dari kenyataan

jenuh/sedih/putus asa; (4) rekreatif/hiburan; (5) hanya iseng/sekedar

menghabiskan waktu, dan mencari nilai-nilai keindahan/ pengalaman estetis dan

nilai-nilai kehidupannya.

Sementara itu Walpes (Nurhadi 2005: 136) membedakan tujuan membaca

menjadi lima yang meliputi: (1) mendapat alat tertentu (instrumental effect), yaitu

membaca untuk tujuan memperoleh sesuatu yang bersifat praktis, (2) mendapat

hasil yang berupa prestise (prestige effect), yaitu membaca dengan tujuan ingin

(31)

15

keyakinan, (4) mengganti pengalaman estetik yang sudah usang, dan (5) membaca

untuk menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.

Menurut Irwan dalam (Burns dkk, 1996) tujuan membaca mencakup:

a) kesenangan, yaitu membaca bertujuan untuk mencari kesenangan;

b) menyempurnakan membaca nyaring, seperti pada anak sekolah dasar kelas

rendah yang berlatih membaca untuk menyempurnakan membaca nyaring;

c) menggunakan strategi tertentu, yaitu membaca bertujuan untuk menggunakan

strategi dalam membaca untuk memperoleh informasi;

d) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, yaitu pembaca akan

memperoleh informasi dari bacaan untuk memperbaharui pengetahuannya;

e) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya;

f) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, yaitu jika seseorang

membaca dengan tujuan untuk membuat laporan;

g) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, prediksi akan dapat terjawab jika

informasi yang benar sudah diperoleh dari bacaan;

h) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang

diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang

struktur teks; dan

i) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik, yaitu seseorang akan dapat

menjawab pertanyaan atau soal-soal yang diberikan dengan membaca suatu

bacaan.

Selain itu menurut Anderson (Dalman 2014: 11), ada tujuh macam tujuan

(32)

16

memperoleh fakta dan perincian), b) reading for main ideas (membaca untuk

memperoleh ide-ide utama), c) reading for sequence or organization (membaca

untuk mengetahui urutan/susunan struktur karangan), d) reading for inference

(membaca untuk menyimpulkan), e) reading for classify (membaca untuk

mengelompokkan/mengklasifikasikan), f) reading to evaluate (membaca untuk

menilai, mengevaluasi), g) reading to compare or contrast (membaca untuk

memperbandingkan/mempertentangkan).

Berdasarkan uraian tersebut dalam disimpulkan bahwa tujuan membaca

seseorang berbeda-beda tergantung dengan kebutuhannya. Kesimpulannya,

beberapa tujuan membaca antara lain: a) membaca untuk mencari hiburan, artinya

jika seseorang merasa bosan dan sedih maka dia membaca untuk mencari

kesenangan/hiburan; b) membaca untuk memperoleh sesuatu yang bersifat praktis,

misalnya untuk menemukan suatu informasi yang sedang dibutuhkan; c) membaca

untuk pemahaman umum, artinya seseorang akan memperoleh pengetahuan

umum dari suatu bacaan; d) memperoleh pesan atau informasi, yaitu pembaca

akan memperoleh pesan atau informasi dari teks yang dibaca; e) mengaitkan

informasi baru dengan informasi yang diketahuinya, artinya seseorang akan

menambahkan suatu informasi baru dengan informasi yang telah diketahui

sebelumnya; f) membaca untuk menyimpulkan, yaitu pada akhirnya seseorang

akan membuat kesimpulan dari beberapa pesan atau informasi yang diperolehnya

dari suatu bacaan. Tujuan membaca pada penelitian ini dibatasi pada membaca

bertujuan untuk memahami dan memperoleh pesan atau informasi pada suatu

(33)

17 3. Jenis-jenis Membaca

Membaca dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yang dijelaskan menurut

beberapa pendapat para ahli. Menurut Broughton (dalam Tarigan 1986: 24), ada

tiga jenis membaca yaitu: a) membaca nyaring atau membaca bersuara, b)

membaca dalam hati, dan c) membaca telaah isi.

a. Membaca nyaring atau bersuara merupakan kegiatan membaca yang

memerlukan pelafalan yang baik, intonasi, kejelasan, dan keberanian dalam

membaca.

b. Membaca dalam hati adalah membaca dengan melibatkan mata dan ingatan

yang bertujuan untuk memperoleh informasi. Membaca tanpa mengeluarkan

suara akan mempermudah seseorang untuk memperoleh informasi dari bacaan.

c. Membaca telaah isi adalah membaca yang bertujuan untuk menelaah isi dari

suatu bacaan secara lebih mendalam. Pembaca memerlukan kemampuan dan

keterampilan yang lebih dalam, dalam memahami isi bacaan yaitu dengan

kemampuan membaca pemahaman.

Menurut Henry Guntur Tarigan (2015: 14) jenis-jenis membaca adalah

sebagai berikut.

a. Membaca nyaring

Membaca nyaring adalah proses membaca dengan memperhatikan suara,

intonasi, dan tekanan secara tepat yang diikuti oleh pemahaman makna bacaan

(34)

18 b. Membaca dalam hati

1) Membaca ekstensif adalah proses membaca yang dilakukan dalam waktu

yang singkat dan dengan bahan bacaan yang beranekaragam. Membaca

ekstensif terdiri dari membaca survey, membaca sekilas, dan membaca

dangkal.

2) Membaca intensif adalah kegiatan membaca yang dilaksanakan secara

seksama dan merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan

mengasah kemampuan membaca secara kritis. Jenis membaca intensif

adalah membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi

terdiri dari membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan

membaca ide-ide. Membaca telaah bahasa terdiri dari membaca bahasa dan

membaca sastra.

Berdasarkan jenis-jenis membaca yang telah dijelaskan oleh pendapat para

ahli di atas, maka dapat disimpulkan jenis-jenis membaca terdiri dari : a)

membaca nyaring yang perlu memperhatikan kejelasan suara, intonasi, dan

pelafalan; b) membaca dalam hati yang bertujuan untuk memeroleh informasi

yang terdiri dari membaca ekstensif atau membaca cepat, membaca teliti,

membaca pemahaman, dan membaca kritis. Dalam penelitian ini, penulis hanya

membatasi meneliti kemampuan membaca dengan jenis membaca pemahaman.

4. Proses Membaca

Membaca merupakan proses memperoleh makna dari barang cetak. Dalam

membaca, pembaca memerlukan proses agar dapat mencapai tujuan membaca.

(35)

19

dalam memperoleh makna dari barang cetak : (1) langsung, yakni menggunakan

ciri penanda visual dari tulisan dan maknanya; dan (2) tidak langsung, yakni

mengidentifikasi bunyi dalam kata dan menghubungkannya dengan makna. Cara

pertama digunakan oleh pembaca lanjut dan cara kedua digunakan oleh membaca

permulaan. Dari cara pembaca memperoleh pesan ini selanjutnya dapat dibedakan

adanya dua jenis membaca, yakni membaca permulaan dan membaca lanjut.

Combs (1996) memilah kegiatan membaca permulaan menjadi tiga tahap :

tahap persiapan, tahap perkembangan, dan tahap transisi. Dalam tahap persiapan,

anak mulai mengetahui tentang fungsi barang cetak, konsep tentang cara kerja

barang cetak, konsep tentang huruf, dan konsep tentang kata. Dalam tahap

perkembangan, anak mulai memahami pola bahasa yang terdapat dalam barang

cetak. Anak mulai belajar memasangkan satu kata dengan kata yang lain.

Sedangkan, pada tahap yang terakhir yaitu tahap yang lain yang merupakan tahap

transisi, dimana anak mulai mengubah kebiasaan membaca bersuara menjadi

membaca dalam hati. Oleh karena itu, anak mulai dapat melakukan kegiatan

membaca dengan santai.

Tompkins dan Hokisson (1995: 211-266) berpendapat bahwa terdapat lima

tahapan dalam proses membaca yaitu persiapan membaca, membaca, memberikan

respon, mengeksplorasi teks, dan memperluas interpretasi, yang secara rinci

(36)

20 a) Persiapan Membaca (preparing to read)

Pada tahap ini siswa mulai memilih buku atau wacana yang akan dibaca, dan

menghubungkan buku/bacaan dengan pengalaman pribadi maupun pengalaman

membaca sebelumnya, dan memprediksi isi buku atau bacaan.

b) Membaca (reading)

Pada tahap ini siswa membaca teks bacaan dan berusaha untuk

menginterpretasikan, memahami, serta menemukan informasi dari bacaan.

c) Memberikan respon (responding)

Pada tahap ini siswa memberikan respon atau tanggapan terhadap teks bacaan

yang telah dibacanya.

d) Mengeksplorasi teks (eksplorating the text)

Pada tahap ini siswa mengeksplorasi teks bacaan secara lebih analitis. Kegiatan

mengeksplorasi yang dimaksud dapat berupa: membaca ulang teks, mengkaji

hasil tulisan pengarang, mempelajari kosakata-kosakata baru, dan sebagainya.

e) Memperluas interpretasi (extending the inter pretation)

Dalam tahap ini, siswa memperdalam interpretasi yang dimilikinya, kemudian

merefleksikan dalam pemahaman.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses membaca

meliputi: persiapan membaca dengan memilih bahan bacaan; membaca dengan

memahami kata, kalimat, dan memahami isi bacaan; memberi tanggapan terhadap

teks yang dibaca; mengeksplorasi teks dengan mengkaji hasil bacaan; dan

(37)

21 B.Hakikat Membaca Pemahaman

1. Pengertian Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan seperangkat keterampilan pemerolehan

pengetahuan yang digenerelisasikan, yang memungkinkan orang memperoleh dan

mewujudkan informasi yang diperoleh sebagai hasil membaca bahasa tertulis

(Bormouth dalam Zuchdi, 2007: 22). Rofi’uddin dan Zuchdi (2001: 179)

menyatakan bahwa yang dimaksud membaca pemahaman adalah membaca yang

mensyaratkan siswa untuk dapat memahami isi bacaan, mencari hubungan antar

hal, hubungan sebab akibat, perbedaan dan persamaan antar hal dalam wacana.

Kegiatan membaca pemahaman merupakan kegiatan menangkap informasi

penulis dengan memahami makna yang ada dalam bacaan.

Membaca pemahaman merupakan istilah yang digunakan untuk kegiatan

membaca yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang terkandung dalam

teks bacaan. Membaca pemahaman dapat pula diartikan sebagai proses

sungguh-sungguh yang dilakukan pembaca untuk memperoleh informasi, pesan, dan makna

yang terkandung dalam sebuah bacaan (Abidin, 2012: 60).

Samsu Somadayo (2011:10) mengemukakan bahwa membaca pemahaman

merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan

pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan

dengan isi bacaan. Membaca pemahaman merupakan suatu proses yang bertujuan

untuk menemukan pengetahuan dan pengalaman dalam suatu bacaan.

Agustinus Suyoto (2014: 1) berpendapat bahwa membaca pemahaman atau

(38)

22

penting, dan seluruh pengertian. Pemahaman ini berkaitan erat dengan

kemampuan mengingat bahan yang dibacanya untuk memperoleh pengetahuan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca

pemahaman merupakan proses yang dilakukan pembaca untuk memperoleh pesan,

informasi, makna, ide pokok, dan memahami isi bacaan. Dalam membaca

pemahaman, pembaca biasanya menghubungkan pengetahuan dan pengalaman

yang dimiliki untuk dihubungkan dengan isi bacaan.

2. Tujuan Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman perlu memperhatikan beberapa indikasi pemahaman

untuk menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran. Brown (Abidin, 2012: 60)

menyebutkan beberapa indikasi membaca pemahaman yang harus dicapai, yaitu

sebagai berikut.

a. Melakukan, pembaca memberikan tanggapan terhadap perintah membaca.

b. Memilih, pembaca memilih alternatif bukti pemahaman baik secara lisan

maupun tulisan.

c. Mengalihkan, pembaca mampu menyampaikan secara lisan apa yang telah

dibacanya.

d. Menjawab, pembaca mampu menjawab pertanyaan tentang isi bacaan.

e. Mempertimbangkan, pembaca mampu menggaris bawahi atau mencatat

pesan-pesan penting yang terkandung dalam bacaan.

f. Memperluas, pembaca mampu memperluas bacaan atau minimalnya mampu

(39)

23

g. Menduplikasi, pembaca mampu menuliskan wacana yang serupa dengan

wacana yang dibaca berdasarkan versi pembaca.

h. Modeling, pembaca mampu memainkan peran dalam cerita yang dibacanya.

i. Mengubah, pembaca mampu mengubah wacana ke dalam bentuk wacana lain

yang menunjukkan adanya pemrosesan informasi.

Anderson (melalui Samsu Somadayo, 2011:12) menyatakan bahwa

membaca pemahaman memiliki tujuan untuk memahami isi bacaan dalam teks.

Tujuan tersebut antara lain: (1) untuk memperoleh rincian-rincian dan fakta- fakta,

(2) mendapatkan ide pokok, (3) mendapatkan urutan organisasi teks, (4)

mendapatkan kesimpulan, (5) mendapatkan klasifikasi, (6) membuat

perbandingan atau pertentangan.

Berdasarkan uraian di atas, tujuan membaca pemahaman berbeda-beda

tergantung dari tujuan pembaca. Akan tetapi, tujuan membaca pemahaman dapat

disimpulkan, yaitu: memahami isi bacaan, mendapatkan kesimpulan, memperoleh

pesan atau informasi dari bacaan.

3. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman

Ada beberapa prinsip membaca untuk mencapai tujuan membaca

pemahaman. Menurut McLaughlin & Allen dalam (Farida, 2008: 3-4)

prinsip-prinsip membaca yang didasarkan pada penelitian yang paling memengaruhi

pemahaman membaca ialah seperti yang dikemukakan berikut ini.

a. Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial.

b. Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman.

c. Guru membaca yang professional (unggul) memengaruhi belajar siswa.

(40)

24

e. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.

f. Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkat kelas.

g. Perkembangan kosakata dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman membaca.

h. Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman membaca. i. Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.

j. Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.

Sementara itu Burns, Roe dan Ross (1984: 20-24) menjelaskan

prinsip-prinsip membaca pemahaman yang akan membantu guru dalam perencanaan

pembelajaran membaca sebagai berikut.

a. Membaca adalah perilaku kompleks yang mempertimbangkan beberapa faktor. b. Membaca adalah interpretasi makna dari simbol-simbol tertulis.

c. Tidak ada satupun cara yang tepat untuk mengajarkan membaca. d. Pembelajaran membaca adalah suatu proses berkelanjutan.

e. Siswa diajarkan keterampilan-keterampilan pengenalan kata yang akan membebaskan mereka dalam hal pengucapan dan makna dari kata-kata yang tidak familiar.

f. Guru harus mendiagnosa kemampuan membaca masing-masing siswa serta menggunakan diagnosis tersebut sebagai dasar rencana pembelajaran.

g. Membaca dan kesenian bahasa lain saling berhubungan erat.

h. Membaca adalah suatu bagian integral dari seluruh isi pembelajaran dalam program pendidikan.

i. Siswa perlu memahami kenapa membaca itu penting.

j. Kesenangan membaca harus diperhatikan sebagai kepentingan yang paling utama.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai

tujuan membaca pemahaman perlu memperhatikan prinsip-prinsip membaca

pemahaman yang meliputi peran guru dalam mempengaruhi belajar siswa,

pembaca dapat berperan aktif dalam proses membaca, pembaca menemukan

manfaat dan informasi dari bacaan, strategi dan keterampilan membaca yang

diajarkan, pembelajaran membaca yang merupakan proses berkelanjutan,

(41)

25

pentingnya membaca. Apabila dalam membaca pemahaman sudah

memperhatikan prinsip-prinsip seperti yang sudah disebutkan, maka keterampilan

membaca pemahaman akan dapat diperoleh oleh pembaca.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca Pemahaman Ada dua faktor keterampilan membaca pemahaman, yaitu faktor yang

berasal dari dalam diri dan faktor yang berasal dari luar pembaca. Pearson dan

Johnson (dalam Zuchdi, 2000: 23) menyatakan bahwa faktor-faktor yang berada

dalam diri pembaca meliputi kemampuan linguistik (kemampuan kebahasaan

yang dimiliki pembaca), minat (seberapa besar keinginan seseorang untuk

membaca), dan kumpulan kemampuan membaca (seberapa baik pembaca dapat

membaca).

Faktor-faktor di luar pembaca dibedakan menjadi dua kategori unsur-unsur

bacaan dan lingkungan membaca. Unsur-unsur pada bacaan atau ciri-ciri tekstual

meliputi kebahasaan teks (kesulitan bahan bacaan), dan organisasi teks (jenis

pengaturan yang tersedia berupa bab dan subbab, susunan tulis, dsb). Kualitas

lingkungan membaca dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi persiapan guru

sebelum, pada saat, atau suasana umum penyelesaian tugas (hambatan, dorongan,

dsb). Semua faktor ini tidak saling terpisah, tetapi saling berhubungan.

Usep Kuswari (2012) menyampaikan faktor-faktor yang menentukan

keterampilan membaca pemahaman yang dijelaskan sebagai berikut.

a. Penguasaan kebahasaan, terutama dalam tata bahasa dan kosakata.

b. Keterampilan mengadakan gerakan-gerakan mata yang efisien dalam

(42)

26

c. Menentukan informasi yang diperlukan sebelum memulai membaca.

Pendapat lain menurut Singgih Gunarsa (2004: 47-48) yang menyebutkan

ada 5 (lima) faktor yang dapat mempengaruhi pemahaman membaca yang

dijelaskan sebagai berikut.

a. Kelancaran membaca (kelancaran dalam proses decoding)

Proses decoding dikategorikan sebagai keterampilan kognitif dasar. Bagi siswa

yang lancar membaca, keterampilan kognitif dasar tersebut dapat digunakan

untuk melakukan kegiatan kognitif lainnya.

b. Pengetahuan terdahulu

Pengetahuan dasar, pengetahuan mengenai kosakata, dan pengetahuan

mengenai struktur teks yang dimiliki pembaca digunakan menjadi bekal dalam

memahami bacaan.

c. Faktor motivasi

Motivasi yang dimaksud adalah ketika seorang pembaca memiliki banyak

kosakata, mampu memahami struktur teks bacaan, dan mampu memahami

bacaan, maka pembaca tersebut akan termotivasi untuk membaca teks bacaan

yang lain.

d. Keterampilan kognitif tingkat tinggi

Pembaca yang baik dapat dengan mudah menemukan hal-hal penting dalam

suatu bacaan, sehingga memiliki kemampuan memahami bacaan yang baik.

e. Metakognisi

Pembaca yang baik melakukan beberapa strategi ketika membaca, misalnya

(43)

27

mengulangi informasi yang perlu diingat, sehingga bacaan dapat dipahami

dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi keterampilan membaca pemahaman ada dua, yaitu faktor yang

berasal dari dalam diri dan faktor yang berasal dari luar pembaca. Faktor yang

berasal dari dalam diri pembaca meliputi kemampuan kebahasaan, minat

membaca, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan

keterampilan membaca. Sedangkan faktor yang berasal dari luar pembaca

meliputi motivasi dari luar, cara guru memberikan pembelajaran, dan strategi

membaca yang digunakan.

5. Teknik dan Strategi Pembelajaran Membaca

Untuk meningkatkan pemahaman terhadap keseluruhan teks, biasanya guru

menerapkan kegiatan prabaca, kegiatan inti membaca, dan kegiatan pascabaca

dalam pembelajaran membaca (Puji Santosa, 2007: 6-9).

Kegiatan prabaca bermaksud untuk membantu perilaku siswa dalam

menyelesaikan masalah dan memotivasi siswa dalam penelaahan materi bacaan.

Aktivitas prabaca antara lain: (1) gambaran awal yang berisi informasi yang

berkaitan dengan isi cerita; (2) petunjuk untuk melakukan antisipasi yang

bertujuan untuk menstimulasi pikiran dan berisi pertanyaan-pertanyaan deklaratif

yang berkaitan dengan isi bacaan; (3) pemetaan semantik yang kegiatannya adalah

memperkenalkan kosakata yang ditemukan dalam bacaan sehingga siswa dapat

menghubungkan informasi baru yang ada dalam bacaan dengan pengetahuan awal

(44)

28

meminta siswa untuk menuliskan pengalaman pribadinya sebelum membaca

materi; (5) drama/simulasi yang bertujuan untuk memberikan gambaran pada

siswa tentang karakter, latar, watak, emosi, dan kritik tokoh cerita sebelum cerita

dibaca.

Kegiatan inti membaca, yaitu kegiatan yang berisi strategi antara lain: (1)

strategi metakognitif, berkaitan dengan pengetahuan seseorang atas penggunaan

intelektual otaknya dan usaha sadar dalam memonitor atau mengontrol

penggunaan kemampuan intelektual tersebut; (2) close procedure, digunakan

dengan cara menghilangkan beberapa informasi dalam bacaan kemudian siswa

diminta untuk mengisinya; (3) pertanyaan pemandu, digunakan oleh guru dengan

cara memberikan pertanyaan pada siswa untuk melatih mengingat fakta yang ada

dalam bacaan.

Kegiatan pascabaca merupakan kegiatan dan strategi yang dilakukan setelah

membaca yang meliputi: (1) memperluas kesempatan belajar, yaitu dengan

memberikan kesempatan membaca siswa jika ingin memperluas pengetahuannya;

(2) mengajukan pertanyaan, digunakan oleh guru sebagai upaya untuk

memperdalam pemahaman siswa tentang bacaan; (3) mengadakan pameran visual,

misalnya dengan meminta siswa untuk membuat sketsa atau gambar yang telah

dipelajari dari bacaan untuk selanjutnya dapat dibahas dalam kelompok untuk

mengetahui keterkaitannya dengan teks; (4) pementasan teater aktual, kegiatannya

dimulai dengan membaca teks/bacaan bersama-sama, kemudian didiskusikan

dalam kelompok dan terakhir dipentaskan; (5) menceritakan kembali, kegiatannya

(45)

29

direkam dalam kaset; (6) penerapan hasil membaca, kegiatannya adalah

menampilkan atau mengerjakan tugas yang ada kaitannya dengan penerapan

pengetahuan yang diperoleh siswa ketika membaca.

(Puji Santosa, 2007: 6.9-6.14)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknik dan strategi

dalam pembelajaran membaca melalui tiga tahap, yaitu kegiatan prabaca yang

bertujuan untuk merangsang pemikiran siswa mengenai bacaan, kegiatan inti

membaca yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari bacaan, dan kegiatan

pascabaca yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman siswa tentang bacaan.

C.Tinjauan tentang Metode KWL (Know-Want to Know-Learned) 1. Pengertian Metode KWL

Metode K-W-L adalah salah satu metode pembelajaran membaca yang

menekankan pada pentingnya latar belakang pengetahuan pembaca (Sani, 2013:

274).

Carr (1987:6) menjelaskan tentang metode KWL sebagai berikut.

K-W-L adalah sebuah strategi sederhana dalam membaca dengan cepat menjadi sebuah piranti yang penting bagi ahli membaca. Kepanjangan dari “Mengetahui, Ingin , Belajar‟ dan dapat digunakan untuk membantu siswa dalam membaca sebuah teks. Para siswa memulai dengan mengumpulkan pengetahuan yang telah mereka ketahui tentang sebuah topik dari bacaan. Kemudian, mereka mengembangkan sebuah daftar sesuatu yang ingin mereka ketahui. Selama membaca, atau merefleksi sebuah bacaan, para siswa membuat daftar sesuatu yang mereka pelajari.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Metode K-W-L

(46)

30

untuk memahami isi bacaan secara cepat. Metode K-W-L terdiri dari tiga langkah,

yaitu langkah K-What I Know (apa yang telah saya ketahui), langkah W-Want to Know (apa yang ingin saya ketahui), dan langkah L-What I Learned (apa yang saya pelajari).

2. Tujuan Metode KWL

Setiap metode yang akan digunakan dalam pembelajaran pasti mempunyai

tujuan mengapa metode tersebut digunakan. Joni (Rahim, 2005: 36) menyatakan

tujuan akan menjadi dasar terbentuknya suatu program belajar yang memudahkan

pencapaian tujuan belajar. Tujuan dalam strategi KWL menjadi acuan penentu

sumber belajar serta program kegiatan yang tersusun dalam proses pembelajaran

memahami bacaan.

Menurut Alan Colburn (2003: 33) tujuan metode KWL adalah untuk

mengaktifkan pemikiran siswa dengan belajar menghubungkan pengalaman yang

telah dimiliki sebelumnya untuk mendapatkan pemahaman tentang pengetahuan

lain yang akan menjadikan pengalaman baru bagi siswa.

Selain itu, Farida Rahim (2005: 41) menyebutkan tujuan metode KWL yaitu

untuk membantu siswa menentukan tujuan menyimak bacaan dan mengaktifkan

pemikiran siswa sebelum, pada saat dan setelah proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan uraian pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan

metode KWL adalah untuk merangsang pemikiran siswa untuk memahami suatu

bacaan yang bertujuan untuk memperoleh pesan dan informasi dari bacaan

(47)

31 3. Keunggulan Metode KWL

Metode belajar merupakan cara yang digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan yaitu hasil belajar yang baik. Pemilihan

metode belajar perlu memperhatikan keunggulan metode agar dapat mencapai

tujuan pembelajaran. Ketepatan pemilihan metode berpengaruh pada pemahaman

siswa terhadap bahan ajar yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, Farida

Rahim (2005: 41) menyatakan keunggulan metode KWL yaitu memberikan tujuan

menyimak, memberikan peran aktif siswa sebelum, saat dan setelah menyimak.

Metode KWL membantu siswa untuk memikirkan informasi yang baru diterima,

serta memperkuat kemampuan siswa mengembangkan pengetahuan.

Berdasarkan uraian di atas, maka keunggulan metode KWL adalah untuk

membantu mengaktifkan pemikiran siswa agar dapat memahami suatu bacaan

dengan tujuan untuk memperoleh pesan dan informasi, serta membuat siswa aktif

dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.

4. Langkah-Langkah Metode KWL

Menurut Farida (2008: 41-42), ada tiga langkah dalam menerapkan metode

KWL sebagai berikut.

1. Langkah pertama, apa yang saya ketahui (K), merupakan kegiatan sumbang

saran pengetahuan dan pengalaman sebelumnya tentang topik. Guru memulai

diskusi kelas dengan mengajukan pertanyaan seperti “apa yang kamu ketahui

tentang…?” Guru menuliskan tanggapan siswa di papan tulis, kemudian

dilanjutkan diskusi dengan pertanyaan berikutnya, seperti “di mana kamu

(48)

32

berpartisipasi untuk menggunakan gagasan dalam diskusi kelas, mereka

mencatat informasi yang telah diketahui tentang topik yang sedang

dibicarakan. Guru memberikan beberapa contoh kategori informasi yaitu

informasi yang dibutuhkan dalam sumbang saran. Selain itu, siswa juga

diminta untuk memikirkan kemungkinan kategori informasi lain yang

kemudian dicatat siswa. Setelah itu, siswa mengemukakan kategori informasi

yang dibacanya. Dalam kegiatan ini, guru perlu mencontohkan proses

membaca kepada siswa dengan menyajikan beberapa contoh.

2. Langkah kedua, What I want to Learn (W), yaitu siswa dituntut untuk

menyusun tujuan membaca. Dari minat dan rasa ingin tahu, yang ditimbulkan

selama langkah pertama, guru membahas kembali pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan siswa. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dituliskan guru di papan tulis.

Kemudian guru membahas pertanyaan-pertanyaan siswa dengan kemungkinan

ketidakkonsistenan, pertentangan informasi, dan khususnya menimbulkan

gagasan-gagasan. Siswa didorong untuk menulis pertanyaan mereka sendiri

atau memilih satu pertanyaan yang tersedia di papan tulis.

Pertanyaan-pertanyaan ini kemudian disajikan sebagai tujuan membaca.

3. Langkah ketiga, What I have Learned (L), terjadi setelah membaca. Kegiatan

ini merupakan tindak lanjut untuk menentukan, memperluas dan menemukan

seperangkat tujuan membaca. Sesudah itu, siswa mencatat informasi yang telah

dipelajari dan mengidentifikasi pertanyaan yang belum terjawab. Dalam

kegiatan ini guru membantu siswa mengembangkan perencanaan untuk

(49)

33

memberikan penekanan pada tujuan membaca untuk memenuhi rasa ingin tahu

pribadi siswa, tidak hanya sekadar yang disajikan dalam teks.

Pendapat lain dikemukakan oleh Abidin (2012: 87-88) tentang tahapan

metode KWL yang dijelaskan sebagai berikut.

a. Tahap prabaca

1) Tahap know (apa yang saya ketahui)

Langkah pertama ini terdiri atas dua tahap yakni curah pendapat dan

menghasilkan kategori ide. Curah pendapat dilakukan untuk menggali

pengetahuan yang telah dimiliki siswa tentang topik bacaan. Berdasarkan

curah pendapat tersebut, guru akan membimbing siswa untuk dapat

membuat kategori ide yang mungkin terkandung dalam wacana yang akan

dibacanya.

2) Tahap what I want to learn (apa yang ingin saya ketahui)

Pada tahap ini, guru menuntun siswa menyusun tujuan khusus membaca.

Dari minat, rasa ingin tahu, dan ketidakjelasan, yang ditimbulkan selama

langkah pertama, guru mengajak siswa untuk membuat berbagai pertanyaan

yang jawabannya ingin diketahui siswa. Selanjutnya guru membahas

kembali pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa dan kemudian

pertanyaan-pertanyaan tersebut disajikan sebagai tujuan membaca.

b. Tahap membaca

3) Tahap what I have learned

Tahap ini diawali dengan kegiatan siswa membaca dalam hati. Kegiatan ini

(50)

34

tujuan membaca. Setelah selesai membaca, siswa menuliskan semua hal

yang telah diperolehnya dari kegiatan membaca sesuai dengan pertanyaan

yang diajukannya pada tahap sebelumnya. Dalam kegiatan ini, guru

membantu siswa mengembangkan perencanaan untuk menginvestigasi

pertanyaan-pertanyaan yang tersisa.

c. Tahap pascabaca

4) Tahap tindak lanjut

Pada tahap ini berbagai pertanyaan yang tidak dapat siswa jawab akan

dibahas guru bersama siswa dalam diskusi kelas. Setelah semua prioritas

baca tuntas, jelas, dan lengkap, guru dapat menugaskan siswa untuk

menceritakan isi bacaan, baik secara lisan maupun tulisan sebagai bentuk

kegiatan tindak lanjut.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah

membaca pemahaman dengan metode KWL melalui tiga tahap, yaitu langkah

K-What I Know (apa yang telah saya ketahui) dengan merangsang pengetahuan siswa, langkah W-Want to Know (apa yang ingin saya ketahui) dengan mengajukan pertanyaan, dan langkah L-What I Learned (apa yang saya pelajari) dengan menanyakan kembali apa yang didapat dari bacaan. Tiga langkah dalam

K-W-L ini meliputi kegiatan untuk meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman siswa yaitu melalui curah pendapat, menentukan kategori dan

organisasi ide, menyusun pertanyaan secara spesifik, dan mengecek hal-hal yang

(51)

35

D.Pembelajaran Membaca Pemahaman di Kelas V Sekolah Dasar

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan yang paling pokok dilakukan

adalah kegiatan belajar. Hasil dari tujuan pendidikan yang dicapai tergantung dari

proses belajar yang dilakukan. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Slameto 2003: 2).

Menurut pandangan B. F. Skinner (Syaiful Sagala 2010: 14) belajar adalah

suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara

progessif. Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar,

maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar, maka

responsnya menurun.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

suatu proses pendidikan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan

tingkah laku, yang sebelumnya belum tahu menjadi tahu, dan dari belum bisa

menjadi bisa. Seseorang belajar mempunyai tujuan yaitu untuk mendapatkan

pengetahuan dan pengalaman dari apa yang dipelajarinya.

Dalam proses belajar juga dibutuhkan proses pembelajaran agar kegiatan

belajar tersebut dapat berlangsung dengan baik. Menurut Syaiful Sagala (2010:

61), pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan

(52)

36

Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak

guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.

Konsep pembelajaran menurut Corey (Syaiful Sagala 2010: 61) adalah suatu

proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi

khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.

Pembelajaran menurut Brown (2008: 8) adalah penguasaan atau

pemerolehan pengetahuan tentang suatu subjek atau sebuah keterampilan dengan

belajar atau lewat pengalaman. Pembelajaran merupakan proses mendapatkan

pengetahuan yang difasilitasi oleh guru yang menyebabkan terjadinya perubahan

tingkah laku ke arah yang lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan yang

diharapkan.

Berdasarkan pengertian pembelajaran yang dijelaskan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses komunikasi yang melibatkan

pengajar dan peserta didik. Tujuan guru sebagai pengajar melakukan proses

pembelajaran adalah untuk membelajarkan peserta didik agar memperoleh

perubahan tingkah laku dalam pendidikan. Melalui pembelajaran, siswa dapat

memperoleh pengetahuan yang difasilitasi oleh guru.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang

diajarkan di Indonesia. Selain karena merupakan bahasa nasional, bahasa

Indonesia merupakan kemampuan yang harus diperoleh terlebih dahulu sebelum

(53)

37

Jadi, pembelajaran bahasa Indonesia adalah proses pemerolehan

pengetahuan bahasa Indonesia oleh siswa yang difasilitasi oleh guru.

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan proses komunikasi antara pengajar dan

peserta didik untuk mencapai tujuan, yaitu hasil belajar bahasa Indonesia.

2. Karakter Siswa Kelas V SD

Menurut Desmita (2011: 35) usia rata-rata anak Indonesia saat masuk

sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Apabila mengacu

pada pembagian tahapan perkembangan anak, berarti anak usia sekolah berada

dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun), dan

masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun). Anak-anak usia sekolah ini memiliki

karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang

bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang

merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.

Piaget (Desmita 2011: 101) meyakini bahwa pemikiran seorang anak

berkembang melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga masa

dewasa. Dalam hal ini Piaget membagi tahap perkembangan kognitif manusia

menjadi empat tahap yaitu tahap sensori-motorik (sejak lahir sampai usia 2 tahun),

tahap pra-operasional (usia 2 sampai 7 tahun), tahap konkret-operasional (usia

7-11 tahun), dan tahap operasional formal (usia 7-11 tahun ke atas).

Menurut teori kognitif Piaget (Desmita 2010: 156), pemikiran anak-anak

usia sekolah dasar disebut pemikiran operasional konkrit (concrete operational

thought). Operasi adalah hubungan-hubungan logis di antara konsep-konsep atau

Gambar

Gambar 1. Spiral PTK Kemmis Mc Taggart
Tabel 1 . Rentang Penilaian Pedoman Observasi
Tabel 3.  Hasil Tes Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus I
Tabel 4.  Hasil Tes Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Strategi belajar PQ4R bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membaca pemahaman pada Siswa SD Kelas V, yang meliputi (1) Mendeskripsikan peningkatkan

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode SQ3R dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas IV SD Negeri 03

Oleh karena itu keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri 1 Paseh Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara perlu ditingkatkan dengan menggunakan metode pembelajaran yang

Metode yang dipergunakan adalah dengan menerapkan strategi KWL dalam pembelajaran bahasa untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas IV SD Negeri 01 Tanjung

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca pema- haman melalui strategi True Or False siswa kelas VA SD Negeri Pucangan 03

Tesis yang berjudul ” Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Pendekatan SQ3R Siswa Kelas V SD Negeri Sidorejo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali”, diajukan untuk

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu Kelas V Di SLB-B Karya Mulia Surabaya setelah

Tesis yang berjudul ” Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Pendekatan SQ3R Siswa Kelas V SD Negeri Sidorejo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali”, diajukan untuk