i
PE NI N G KAT AN K E T E RAM PI L AN M E MB ACA PE M AH AMA N MELALUI METODE KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL)
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KERTOSARI TEMANGGUNG
TUGAS AKHIR SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Sarjana
Pendidikan
Oleh : Beta Nurcahyanti NIM 13108244029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
ii
PE NI N G KAT AN K E T E RAM PI L AN M E MB ACA PE M AH AMA N MELALUI METODE KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL)
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KERTOSARI TEMANGGUNG
Oleh :
Beta Nurcahyanti NIM. 13108244029
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung melalui penggunaan metode Want to Know-Learned (KWL).
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara kolaboratif bersama guru. Penelitian menggunakan model Kemmis & McTaggart yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Metode pengumpulan data menggunakan tes objektif dan observasi. Tes objektif digunakan untuk mengukur keterampilan membaca pemahaman sedangkan lembar observasi bertujuan mengamati aktivitas siswa dan guru. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode Know-Want to Know-Learned (KWL) dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung. Hal itu ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan peningkatan rata-rata nilai tes. Jumlah siswa yang mencapai KKM pada tes pratindakan sebesar 31,57%, siklus I sebesar 57,89%, dan siklus II sebesar 84,21%, sedangkan nilai rerata tes pratindakan 69,26, siklus I 75,47, siklus II 81,84. Keberhasilan proses dapat dilihat dari keaktifan dan antusias siswa yang meningkat saat mengikuti pembelajaran, siswa sudah berani aktif dalam bertanya dan menyampaikan pendapat maupun berperan aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.
iii
I M PRO VI N G RE A DI N G CO M PRE H E NS I O N T H RO U GH KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL) LEARNING METHOD
IMPLEMENTATION AT FIFTH GRADE STUDENTS IN KERTOSARI ELEMENTARY SCHOOL Elementari School District Temanggung through Know-Want to Know-Learned (KWL) learning method implementation.
The research was a Class Action Research which was implemented collaboratively between teacher and researcher. The research used Kemmis & McTaggart model with four steps was planning, acting, observing, and reflecting. The subject of the research were students of fifth grade students in Kertosari Elementary School District Temanggung consisting of 23 male students and 15 female students. The techniques of data submittion used objective test and observation. Objective test used for measure the skills of reading comprehension and the purpose of observation was observe students and teacher activity. The techniques of data analysis were quantitative descriptive and qualitative descriptive.
The results shows that the use of Know-Want to Know-Learned (KWL) method can improve the skills of reading comprehension for the fifth grade students in Kertosari Elementary School District Temanggung. The number of students who achieved the standard score on pre test was 31.57%, on cycle I was 57,89%, and on cycle II was 84,21%, while the average value of pre test was 69.26, of cycle I was 75.47,of cycle II was 81.84 which was a proof of the success of the product. The success of the process could be seen from the liveliness and enthusiasm that increased during learning process, students already dared to ask and give opinions actively and be more active in group discussion.
vii MOTTO
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya.
(Terjemahan Surah Al-Alaq 1-5)
Perjalanan tidak selamanya mudah, selalu ada rintangan yang menghadang.
Namun, apabila kita yakin bahwa kita bisa menjalaninya, akan selalu ada jalan
terang yang kita lewati.
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya,
Bapak Sugiyono dan Ibu Sri Rokhmi yang senantiasa memberikan dukungan,
kasih sayang, perhatian, serta rangkaian doa yang selalu dipanjatkan
kepada Allah SWT.
Saya menyadari tidak akan pernah dapat membalas semua yang telah diberikan
oleh kedua orang tua saya, melainkan hanya setitik rasa bangga dan kebahagiaan
yang mungkin bisa membuat mereka bangga.
Untuk almamaterku tercinta, Universitas Negeri Yogyakarta.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya,
Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Peningkatan Keterampilan
Membaca Pemahaman melalui Metode Know-Want to Know-Learned (KWL)
pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung” dapat disusun sesuai
dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari
bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak HB. Sumardi, M.Pd.. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Skripsi
yang dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan memberikan petunjuk,
arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
lancar.
2. Bapak Dr. Kastam Syamsi, M.Ed.; Ibu Supartinah, M.Hum; dan Bapak HB.
Sumardi, M.Pd. selaku Ketua Penguji, Sekretaris Penguji, dan Penguji Utama
yang sudah memberikan koreksi perbaikan secara komprehensif terhadap
Tugas Akhir Skripsi ini.
3. Bapak Drs. Suparlan, M.Pd.I., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah
Dasar dan Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar beserta
dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama proses
penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya Tugas Akhir Skripsi ini.
4. Bapak Dr. Haryanto, M.Pd., selaku dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang
memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi.
5. Ibu Drs. Daryanti, selaku Kepala SD Negeri 1 Kertosari Temanggung yang
telah memberi ijin dan bantuan dalam pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi.
6. Ibu Eny Budiyarti, S.Pd. selaku guru kelas V beserta para guru, staf, dan
siswa kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung yang telah memberi
bantuan memperlancar pengambilan data selama proses penelitian Tugas
xi
1. Pengertian Membaca Pemahaman ... 21
2. Tujuan Membaca Pemahaman ... 22
3. Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman ... 23
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Pemahaman ... 25
5. Teknik dan Strategi Pembelajaran Membaca ... 27
C.Tinjauan tentang Metode KWL ... 29
1. Pengertian Metode KWL ... 29
2. Tujuan Metode KWL ... 30
3. Keunggulan Metode KWL ... 31
4. Langkah-langkah Metode KWL ... 31
xii
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 35
2. Karakter Siswa Kelas V SD ... 37
3. Pembelajaran Membaca di Kelas V SD ... 39
E. Kajian Penelitian yang Relevan ... 41
F. Kerangka Pikir ... 42
I. Kriteria Keberhasilan Tindakan ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 56
1. Deskripsi Pratindakan ... 56
2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 59
a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 60
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 73
B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 83
1. Data Awal Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa ... 84
2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 85
a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 85
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 86
3. Peningkatan Proses dan Peningkatan Produk ... 89
BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 92
B.Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 94
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Rentang Penilaian Pedoman Observasi ... 53
Tabel 2. Data Awal Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa ... 57
Tabel 3. Hasil Tes Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus I ... 69
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Nama Siswa ... 97
Lampiran 2. Daftar Nilai Tes Membaca Pemahaman Pratindakan ... 98
Lampiran 3. Daftar Nilai Tes Membaca Pemahaman Siklus I ... 99
Lampiran 4. Daftar Nilai Tes Membaca Pemahaman Siklus II ... 100
Lampiran 5. Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Pra Tindakan ... 101
Lampiran 6. Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siklus I ... 105
Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siklus II ... 109
Lampiran 8. Pedoman Observasi Guru selama Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Metode Know-Want to Know-Learned ... 113
Lampiran 9. Pedoman Observasi Siswa selama Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Metode Know-Want to Know-Learned ... 114
Lampiran 10. Soal Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Pra Tindakan ... 115
Lampiran 11. Soal Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siklus I ... 121
Lampiran 12. Soal Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siklus II ... 127
Lampiran 13. Kunci Jawaban Soal Tes Membaca Pemahaman Pra Tindakan ... 133
Lampiran 14. Kunci Jawaban Soal Tes Membaca Pemahaman Siklus I ... 134
xvi
Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 136
Lampiran 17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 144
Lampiran 18. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 151
Lampiran 19. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 153
Lampiran 20. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 3 ... 155
Lampiran 21. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 156
Lampiran 22. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 158
Lampiran 23. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 1 ... 159
Lampiran 24. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 2 ... 160
Lampiran 25. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 3 ... 161
Lampiran 26. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan 1 ... 162
Lampiran 27. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan 2 ... 163
Lampiran 28. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 164
Lampiran 29. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 165
Lampiran 30. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 3 ... 166
Lampiran 31. Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 167
Lampiran 32. Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 168
Lampiran 33. Dokumentasi ... 169
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Menurut Tarigan (2015:1), keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek,
yaitu: (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan
membaca, dan (4) keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut dapat
berdiri sendiri, tetapi dalam penggunaan bahasa melalui tahapan yang runtut dan
berhubungan antara satu dengan yang lain. Menyimak dan membaca saling
berhubungan karena keduanya merupakan sarana untuk menerima komunikasi,
sedangkan berbicara dan menulis memiliki hubungan yang erat karena merupakan
cara untuk menyampaikan informasi.
Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa adalah
keterampilan membaca. Hal ini disebabkan karena keterampilan membaca
mempunyai kedudukan yang sangat penting dan berpengaruh terhadap
kemampuan berbahasa lain. Keterampilan membaca diperoleh sesudah
keterampilan menyimak dan berbicara, serta harus diperoleh sebelum
keterampilan menulis. Keterampilan membaca sangat penting dimiliki untuk
memperoleh ilmu pengetahuan karena pengetahuan dapat diperoleh melalui
kegiatan membaca. Seseorang dapat memperoleh pengetahuan baru yang
disampaikan melalui bahasa tulis dengan membaca.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
2
kegiatan yang pasif. Sebenarnya, membaca itu bukan sekedar memahami
lambang-lambang tertulis, melainkan pula memahami, menerima, menolak,
membandingkan dan meyakini pendapat-pendapat yang ada dalam bacaan,
membaca pemahaman inilah yang dibina dan dikembangkan secara bertahap pada
sekolah (Tampubolon: 1987).
Keterampilan membaca bagi seorang siswa mempunyai kedudukan penting,
yaitu yang pertama saat mengikuti pendidikan di berbagai jenjang dan jenis
sekolah, kedua setelah selesai mengikuti pendidikan untuk bekerja di lingkungan
masyarakat. Keterampilan membaca merupakan keterampilan dasar bagi siswa
yang harus dikuasai agar dapat mengikuti seluruh proses pendidikan dan
pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi
dari keterampilan membacanya. Oleh karena itu, keterampilan membaca siswa
harus dapat diperhatikan dengan baik.
Menurut Hartati, dkk. (2006: 185), pembelajaran membaca di sekolah dasar
terdiri dari dua bagian yakni membaca permulaan dan membaca lanjut. Jenis-jenis
membaca di sekolah dasar dibedakan menjadi tujuh yaitu membaca teknik,
membaca dalam hati, membaca pemahaman, membaca indah, membaca cepat,
membaca pustaka dan membaca bahasa.
Membaca pemahaman merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam
keterampilan membaca untuk memperoleh suatu informasi atau ilmu pengetahuan.
Banyak informasi dan ilmu pengetahuan yang disampaikan melalui media tulis,
3
Keterampilan membaca pemahaman juga harus dimiliki siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Keterampilan membaca pemahaman merupakan kunci keberhasilan siswa
dalam menjalani proses pendidikan. Sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan
siswa melalui aktivitas membaca, dalam hal ini membaca pemahaman
(Nurgiyantoro, 2001: 247). Semua mata pelajaran membutuhkan keterampilan
membaca pemahaman untuk memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan dari
mata pelajaran tersebut. Keterampilan membaca pemahaman yang rendah akan
mempengaruhi hasil belajar siswa dalam suatu mata pelajaran. Oleh karena itu,
untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi, siswa harus memiliki keterampilan
membaca pemahaman yang baik.
Rendahnya keterampilan membaca pemahaman siswa dapat disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu faktor yang berasal dari diri siswa maupun dari luar
diri siswa. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dari guru untuk mengetahui
keterampilan membaca pemahaman siswa. Dalam hal ini guru mempunyai
peranan penting untuk membimbing siswa dalam meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman.
Membimbing siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Guru perlu memiliki
keterampilan atau kompetensi yang dibutuhkan untuk meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman siswanya. Keterampilan atau kompetensi guru meliputi
suatu cara atau metode yang digunakan oleh guru dalam meningkatkan
4
siswa dapat lebih mudah mendapatkan informasi maupun ilmu pengetahuan dari
berbagai sumber.
Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran membaca pemahaman, umumnya
guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional. Awalnya guru hanya
memberikan tugas kepada siswa untuk membaca teks. Selanjutnya, siswa diminta
untuk mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan isi teks. Sebelum kegiatan
dilaksanakan, guru hanya memberi sedikit ceramah tentang apa yang harus
dilakukan siswa.
Santoso dan Heru Wijaya (1997: 119) menyimpulkan dalam penelitiannya
bahwa metode membaca tradisional kurang efektif dalam pembelajaran membaca
pemahaman di sekolah dasar. Selanjutnya dikatakan bahwa siswa yang
mengalami kesulitan dalam membaca bacaan dengan pemahaman yang memadai
disebabkan oleh metode membaca yang kurang tepat ketika mereka membaca.
Walaupun metode tradisional kurang efektif dalam pembelajaran membaca
pemahaman, kenyataan di sekolah menunjukkan bahwa metode ini masih sering
digunakan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh guru yang kurang bervariasi dalam
menggunakan metode membaca pemahaman. Hal inilah yang menyebabkan
keterampilan membaca pemahaman siswa masih rendah.
Hal yang sama juga terjadi di kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung.
Pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung
masih menggunakan metode tradisional dimana proses pembelajaran masih
berpusat pada guru, sehingga siswa menjadi pasif dalam mengikuti proses
5
Indonesia di kelas V, guru memberikan materi tentang unsur intrinsik drama. Di
awal pembelajaran, guru mengajak siswa bertanya jawab dan menyampaikan
materi tentang unsur intrinsik drama. Setelah itu guru meminta siswa untuk
membaca teks drama dan kemudian menjawab soal yang ada pada buku. Suasana
kelas begitu tenang karena hanya beberapa siswa yang terlihat aktif dalam
mengikuti pembelajaran. Hal ini terbukti dengan hanya ada beberapa siswa yang
mau menjawab pertanyaan dari guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V, keterampilan membaca
pemahaman siswa masih sangat rendah, bahkan dalam membaca saja masih keliru
dalam pengucapannya. Rendahnya keterampilan siswa dalam membaca
pemahaman ditandai dengan kurangnya siswa dalam memahami isi bacaan,
menentukan tema bacaan, dan memperoleh informasi dari teks yang telah dibaca.
Ketika siswa diberi soal-soal yang berkaitan dengan isi bacaan, siswa tidak dapat
menjawab dengan cepat dan masih harus membuka kembali bahan bacaan.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru kelas V SD Negeri 1
Kertosari Temanggung menunjukkan bahwa keterampilan membaca pemahaman
siswa kelas V masih rendah. Hal tersebut terbukti dengan 38 siswa di kelas V SD
Negeri 1 Kertosari belum semuanya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
pelajaran bahasa Indonesia yang ditetapkan sekolah yaitu 75.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya keterampilan membaca
pemahaman siswa kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung adalah siswa
belum terlatih untuk membaca pemahaman karena minat membaca siswa yang
6
menggunakan metode membaca yang bervariasi, biasanya ketika pembelajaran
membaca guru langsung memberi tugas siswa membaca teks dan menjawab soal
yang berkaitan dengan isi teks bacaan.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih menggunakan
metode tradisional yaitu dengan memberikan teks bacaan kepada siswa, kemudian
siswa diminta menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi bacaan tersebut.
Metode seperti itu membuat siswa jenuh dan kurang antusias dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran sehingga menyebabkan keterampilan siswa dalam
memahami bacaan menjadi kurang optimal.
Permasalahan tersebut harus segera dicarikan solusinya, karena sangat
mempengaruhi banyaknya informasi dan ilmu pengetahuan yang diperoleh siswa
dari media tertulis. Dengan kata lain, permasalahan yang paling utama untuk
diatasi adalah rendahnya keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V
SD Negeri 1 Kertosari Temanggung.
Terkait dengan permasalahan tersebut, peneliti bersama dengan guru
berdiskusi untuk mencari solusi yang dapat mengatasi masalah rendahnya
keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V di SD Negeri 1 Kertosari
Temanggung. Dari hasil diskusi, peneliti dan guru perlu menggunakan metode
lain dalam pembelajaran mambaca pemahaman. Seiring dengan perkembangan di
dunia pendidikan, ada beberapa metode dan strategi pembelajaran yang inovatif
untuk diterapkan dalam pembelajaran. Beberapa metode dan strategi pembelajaran
7
dihadapi guru dan menjadikan siswa aktif dan antusias ketika mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Salah satu cara yang dipilih oleh peneliti dan guru dalam mengatasi
permasalahan rendahnya keterampilan membaca pemahaman siswa adalah dengan
menerapkan metode K-W-L (Know-Want to Know-Learned). Metode K-W-L
adalah salah satu metode pembelajaran membaca yang menekankan pada
pentingnya latar belakang pengetahuan pembaca. Menurut Scarcella dalam
(Refnaldi, 2002:29-30) menyatakan bahwa K-W-L berguna untuk penjelajahan
sebuah topik dan isi bacaan secara cepat. Keistimewaan K-W-L adalah
memungkinkan pembaca untuk menemukan sebuah topik melalui multiple
perspektif.
Metode K-W-L terdiri dari tiga langkah, yaitu langkah K-What I Know (apa yang telah saya ketahui), langkah W-Want to Know (apa yang ingin saya ketahui), dan langkah L-What I Learned (apa yang saya pelajari). Tiga langkah dalam K-W-L ini berisi berbagai kegiatan yang berguna meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman siswa diantaranya curah pendapat, menentukan kategori dan
organisasi ide, menyusun pertanyaan secara spesifik, dan mengecek hal-hal yang
ingin diketahui/ dipelajari siswa dari sebuah bacaan. (Abidin: 2012: 87).
Kegiatan pembelajaran dengan metode K-W-L meliputi siswa akan
diberikan ide-ide tentang topik bacaan yang akan dibaca, guru mencatat ide-ide
tersebut, guru mengatur diskusi tentang ide-ide yang diajukan siswa, dan
pemberian stimulus atau penyelesaian contoh mengelompokkan ide. Dengan
8
kelas V di SD Negeri 1 Kertosari Temanggung dapat meningkat. Maka peneliti
akan mengkaji melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan
Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Metode Want to
Know-Learned pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung”.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat ditentukan identifikasi masalah sebagai berikut.
1. Keterampilan membaca pemahaman siswa masih rendah.
2. Guru belum menggunakan metode yang inovatif dalam pembelajaran membaca
pemahaman.
3. Siswa masih pasif dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran
membaca pemahaman.
C.Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka peneliti
membatasi permasalahan pada : keterampilan membaca pemahaman siswa yang
masih rendah. Di samping itu, agar lebih terfokus dan tidak meluas maka
penelitian ini dibatasi pada peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa
kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung dengan metode Know-Want to
9 D.Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah upaya meningkatkan proses pembelajaran membaca
pemahaman melalui penerapan metode Know-Want to Know-Learned pada
siswa kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung?
2. Bagaimanakah upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman
melalui penerapan metode Know-Want to Know-Learned pada siswa kelas V
SD Negeri 1 Kertosari Temanggung?
E.Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian adalah sebagai
berikut.
1. Untuk meningkatkan proses pembelajaran membaca pemahaman dengan
penerapan metode Know-Want to Know-Learned pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Kertosari Temanggung.
2. Untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan penerapan
metode Know-Want to Know-Learned pada siswa kelas V SD Negeri 1
10 F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut.
a. Bagi guru
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk
digunakan dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman bagi siswa
SD.
b. Bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman
sehingga menumbuhkan minat membaca bagi siswa.
c. Bagi sekolah
Kontribusi hasil penelitian ini adalah bukti konkret untuk meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar dan luaran siswa.
G.Definisi Operasional
1. Keterampilan membaca pemahaman adalah kemampuan membaca intensif
yang meliputi membaca kalimat sederhana, memahami kata per kata dalam
kalimat, memahami isi bacaan, dan mampu menceritakan kembali isi kalimat
yang terdapat dalam teks bacaan. Kegiatan membaca dilakukan untuk
memperoleh suatu pesan, informasi, maupun ilmu pengetahuan baik yang
tersurat maupun tersirat yang terdapat dalam bahan tulis.
2. Metode K-W-L (Know-Want to Know-Learned) adalah salah satu metode pembelajaran membaca yang menekankan pada pentingnya latar belakang
11
Metode K-W-L terdiri dari tiga langkah, yaitu langkah K-What I Know (apa yang telah saya ketahui), langkah W-Want to Know (apa yang ingin saya ketahui), dan langkah L-What I Learned (apa yang saya pelajari). Tiga langkah dalam K-W-L ini meliputi kegiatan untuk meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman siswa yaitu curah pendapat, menentukan kategori dan
organisasi ide, menyusun pertanyaan secara spesifik, dan mengecek hal-hal
12 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Hakikat Membaca
1. Pengertian Membaca
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa dari empat
keterampilan yang berupa keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan antara satu dengan
yang lain. Menyimak dan membaca saling berhubungan karena keduanya
merupakan sarana untuk menerima komunikasi, sedangkan berbicara dan menulis
memiliki hubungan yang erat karena merupakan cara untuk menyampaikan
informasi. Keterampilan membaca diperoleh setelah menguasai keterampilan
menyimak dan berbicara, dan harus diperoleh sebelum menguasai keterampilan
menulis. Menurut Tarigan (2015: 1) menyimak dan berbicara kita pelajari
sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di
sekolah.
Menurut Tarigan (2015: 7), membaca adalah suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang
menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam
suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat
diketahui. Pengertian lain disampaikan oleh Syukur Ghazali (2013: 207)
13
disusun penulis di tempat dan waktu yang berjauhan dengan tempat dan waktu
penulisan.
Samsu Somadayo (2011: 4) mengatakan bahwa membaca adalah suatu
kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti yang terkandung di dalam
bahan tulis. Sedangkan menurut Haryadi dan Zamzani (1996: 3) membaca adalah
suatu aktivitas untuk menangkap informasi bacaan baik yang tersurat maupun
yang tersirat dalam bentuk pemahaman bacaan secara literal, inferensial, evaluatif
dan kreatif dengan memanfaatkan pengalaman belajar pembaca.
Pembelajaran membaca di SD mempunyai peranan penting dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran membaca, guru dapat
mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar, dan kreatifitas anak
didik (Akhadiah melalui Darmiyati Zuhdi dan Budiasih, 2001: 56).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa membaca
merupakan suatu kegiatan interaktif yang dilakukan untuk memperoleh suatu
pesan, informasi, maupun ilmu pengetahuan baik yang tersurat maupun tersirat
yang terdapat dalam bahan tulis. Membaca memerlukan suatu interaksi antara
pembaca dan bahan bacaan untuk memperoleh suatu makna dari bacaan tersebut.
Proses untuk memperoleh makna tersebut dimulai dari memetik arti dari kata,
kalimat, paragraf, sampai akhirnya menemukan makna dari suatu bacaan.
Kegiatan membaca dikatakan kegiatan interaktif karena terdapat interaksi antara
pembaca dan suatu bacaan. Maksudnya adalah bacaan memberikan suatu pesan
14 2. Tujuan Membaca
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca
dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang
yang tidak mempunyai tujuan (Farida Rahim, 2008: 11). Tujuan utama dalam
membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi,
memahami makna bacaan (Henry Guntur Tarigan, 2015: 9).
Grabe and Stoller (2002: 11-16) menyatakan bahwa ada empat tujuan dalam
membaca yaitu (a) membaca untuk mencari informasi sederhana dan membaca
sepintas; (b) membaca untuk belajar dari teks; (c) membaca untuk
mengintegrasikan informasi, menulis, dan teks kritik; dan (d) membaca untuk
pemahaman umum.
Menurut Akhadiah (1991: 24-25), secara umum seseorang memiliki tujuan
dalam membaca, yaitu sebagai berikut: (1) untuk mendapatkan informasi; (2) agar
citra dirinya meningkat; (3) untuk melepaskan diri dari kenyataan
jenuh/sedih/putus asa; (4) rekreatif/hiburan; (5) hanya iseng/sekedar
menghabiskan waktu, dan mencari nilai-nilai keindahan/ pengalaman estetis dan
nilai-nilai kehidupannya.
Sementara itu Walpes (Nurhadi 2005: 136) membedakan tujuan membaca
menjadi lima yang meliputi: (1) mendapat alat tertentu (instrumental effect), yaitu
membaca untuk tujuan memperoleh sesuatu yang bersifat praktis, (2) mendapat
hasil yang berupa prestise (prestige effect), yaitu membaca dengan tujuan ingin
15
keyakinan, (4) mengganti pengalaman estetik yang sudah usang, dan (5) membaca
untuk menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.
Menurut Irwan dalam (Burns dkk, 1996) tujuan membaca mencakup:
a) kesenangan, yaitu membaca bertujuan untuk mencari kesenangan;
b) menyempurnakan membaca nyaring, seperti pada anak sekolah dasar kelas
rendah yang berlatih membaca untuk menyempurnakan membaca nyaring;
c) menggunakan strategi tertentu, yaitu membaca bertujuan untuk menggunakan
strategi dalam membaca untuk memperoleh informasi;
d) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, yaitu pembaca akan
memperoleh informasi dari bacaan untuk memperbaharui pengetahuannya;
e) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya;
f) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, yaitu jika seseorang
membaca dengan tujuan untuk membuat laporan;
g) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, prediksi akan dapat terjawab jika
informasi yang benar sudah diperoleh dari bacaan;
h) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang
struktur teks; dan
i) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik, yaitu seseorang akan dapat
menjawab pertanyaan atau soal-soal yang diberikan dengan membaca suatu
bacaan.
Selain itu menurut Anderson (Dalman 2014: 11), ada tujuh macam tujuan
16
memperoleh fakta dan perincian), b) reading for main ideas (membaca untuk
memperoleh ide-ide utama), c) reading for sequence or organization (membaca
untuk mengetahui urutan/susunan struktur karangan), d) reading for inference
(membaca untuk menyimpulkan), e) reading for classify (membaca untuk
mengelompokkan/mengklasifikasikan), f) reading to evaluate (membaca untuk
menilai, mengevaluasi), g) reading to compare or contrast (membaca untuk
memperbandingkan/mempertentangkan).
Berdasarkan uraian tersebut dalam disimpulkan bahwa tujuan membaca
seseorang berbeda-beda tergantung dengan kebutuhannya. Kesimpulannya,
beberapa tujuan membaca antara lain: a) membaca untuk mencari hiburan, artinya
jika seseorang merasa bosan dan sedih maka dia membaca untuk mencari
kesenangan/hiburan; b) membaca untuk memperoleh sesuatu yang bersifat praktis,
misalnya untuk menemukan suatu informasi yang sedang dibutuhkan; c) membaca
untuk pemahaman umum, artinya seseorang akan memperoleh pengetahuan
umum dari suatu bacaan; d) memperoleh pesan atau informasi, yaitu pembaca
akan memperoleh pesan atau informasi dari teks yang dibaca; e) mengaitkan
informasi baru dengan informasi yang diketahuinya, artinya seseorang akan
menambahkan suatu informasi baru dengan informasi yang telah diketahui
sebelumnya; f) membaca untuk menyimpulkan, yaitu pada akhirnya seseorang
akan membuat kesimpulan dari beberapa pesan atau informasi yang diperolehnya
dari suatu bacaan. Tujuan membaca pada penelitian ini dibatasi pada membaca
bertujuan untuk memahami dan memperoleh pesan atau informasi pada suatu
17 3. Jenis-jenis Membaca
Membaca dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yang dijelaskan menurut
beberapa pendapat para ahli. Menurut Broughton (dalam Tarigan 1986: 24), ada
tiga jenis membaca yaitu: a) membaca nyaring atau membaca bersuara, b)
membaca dalam hati, dan c) membaca telaah isi.
a. Membaca nyaring atau bersuara merupakan kegiatan membaca yang
memerlukan pelafalan yang baik, intonasi, kejelasan, dan keberanian dalam
membaca.
b. Membaca dalam hati adalah membaca dengan melibatkan mata dan ingatan
yang bertujuan untuk memperoleh informasi. Membaca tanpa mengeluarkan
suara akan mempermudah seseorang untuk memperoleh informasi dari bacaan.
c. Membaca telaah isi adalah membaca yang bertujuan untuk menelaah isi dari
suatu bacaan secara lebih mendalam. Pembaca memerlukan kemampuan dan
keterampilan yang lebih dalam, dalam memahami isi bacaan yaitu dengan
kemampuan membaca pemahaman.
Menurut Henry Guntur Tarigan (2015: 14) jenis-jenis membaca adalah
sebagai berikut.
a. Membaca nyaring
Membaca nyaring adalah proses membaca dengan memperhatikan suara,
intonasi, dan tekanan secara tepat yang diikuti oleh pemahaman makna bacaan
18 b. Membaca dalam hati
1) Membaca ekstensif adalah proses membaca yang dilakukan dalam waktu
yang singkat dan dengan bahan bacaan yang beranekaragam. Membaca
ekstensif terdiri dari membaca survey, membaca sekilas, dan membaca
dangkal.
2) Membaca intensif adalah kegiatan membaca yang dilaksanakan secara
seksama dan merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan
mengasah kemampuan membaca secara kritis. Jenis membaca intensif
adalah membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi
terdiri dari membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan
membaca ide-ide. Membaca telaah bahasa terdiri dari membaca bahasa dan
membaca sastra.
Berdasarkan jenis-jenis membaca yang telah dijelaskan oleh pendapat para
ahli di atas, maka dapat disimpulkan jenis-jenis membaca terdiri dari : a)
membaca nyaring yang perlu memperhatikan kejelasan suara, intonasi, dan
pelafalan; b) membaca dalam hati yang bertujuan untuk memeroleh informasi
yang terdiri dari membaca ekstensif atau membaca cepat, membaca teliti,
membaca pemahaman, dan membaca kritis. Dalam penelitian ini, penulis hanya
membatasi meneliti kemampuan membaca dengan jenis membaca pemahaman.
4. Proses Membaca
Membaca merupakan proses memperoleh makna dari barang cetak. Dalam
membaca, pembaca memerlukan proses agar dapat mencapai tujuan membaca.
19
dalam memperoleh makna dari barang cetak : (1) langsung, yakni menggunakan
ciri penanda visual dari tulisan dan maknanya; dan (2) tidak langsung, yakni
mengidentifikasi bunyi dalam kata dan menghubungkannya dengan makna. Cara
pertama digunakan oleh pembaca lanjut dan cara kedua digunakan oleh membaca
permulaan. Dari cara pembaca memperoleh pesan ini selanjutnya dapat dibedakan
adanya dua jenis membaca, yakni membaca permulaan dan membaca lanjut.
Combs (1996) memilah kegiatan membaca permulaan menjadi tiga tahap :
tahap persiapan, tahap perkembangan, dan tahap transisi. Dalam tahap persiapan,
anak mulai mengetahui tentang fungsi barang cetak, konsep tentang cara kerja
barang cetak, konsep tentang huruf, dan konsep tentang kata. Dalam tahap
perkembangan, anak mulai memahami pola bahasa yang terdapat dalam barang
cetak. Anak mulai belajar memasangkan satu kata dengan kata yang lain.
Sedangkan, pada tahap yang terakhir yaitu tahap yang lain yang merupakan tahap
transisi, dimana anak mulai mengubah kebiasaan membaca bersuara menjadi
membaca dalam hati. Oleh karena itu, anak mulai dapat melakukan kegiatan
membaca dengan santai.
Tompkins dan Hokisson (1995: 211-266) berpendapat bahwa terdapat lima
tahapan dalam proses membaca yaitu persiapan membaca, membaca, memberikan
respon, mengeksplorasi teks, dan memperluas interpretasi, yang secara rinci
20 a) Persiapan Membaca (preparing to read)
Pada tahap ini siswa mulai memilih buku atau wacana yang akan dibaca, dan
menghubungkan buku/bacaan dengan pengalaman pribadi maupun pengalaman
membaca sebelumnya, dan memprediksi isi buku atau bacaan.
b) Membaca (reading)
Pada tahap ini siswa membaca teks bacaan dan berusaha untuk
menginterpretasikan, memahami, serta menemukan informasi dari bacaan.
c) Memberikan respon (responding)
Pada tahap ini siswa memberikan respon atau tanggapan terhadap teks bacaan
yang telah dibacanya.
d) Mengeksplorasi teks (eksplorating the text)
Pada tahap ini siswa mengeksplorasi teks bacaan secara lebih analitis. Kegiatan
mengeksplorasi yang dimaksud dapat berupa: membaca ulang teks, mengkaji
hasil tulisan pengarang, mempelajari kosakata-kosakata baru, dan sebagainya.
e) Memperluas interpretasi (extending the inter pretation)
Dalam tahap ini, siswa memperdalam interpretasi yang dimilikinya, kemudian
merefleksikan dalam pemahaman.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses membaca
meliputi: persiapan membaca dengan memilih bahan bacaan; membaca dengan
memahami kata, kalimat, dan memahami isi bacaan; memberi tanggapan terhadap
teks yang dibaca; mengeksplorasi teks dengan mengkaji hasil bacaan; dan
21 B.Hakikat Membaca Pemahaman
1. Pengertian Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman merupakan seperangkat keterampilan pemerolehan
pengetahuan yang digenerelisasikan, yang memungkinkan orang memperoleh dan
mewujudkan informasi yang diperoleh sebagai hasil membaca bahasa tertulis
(Bormouth dalam Zuchdi, 2007: 22). Rofi’uddin dan Zuchdi (2001: 179)
menyatakan bahwa yang dimaksud membaca pemahaman adalah membaca yang
mensyaratkan siswa untuk dapat memahami isi bacaan, mencari hubungan antar
hal, hubungan sebab akibat, perbedaan dan persamaan antar hal dalam wacana.
Kegiatan membaca pemahaman merupakan kegiatan menangkap informasi
penulis dengan memahami makna yang ada dalam bacaan.
Membaca pemahaman merupakan istilah yang digunakan untuk kegiatan
membaca yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang terkandung dalam
teks bacaan. Membaca pemahaman dapat pula diartikan sebagai proses
sungguh-sungguh yang dilakukan pembaca untuk memperoleh informasi, pesan, dan makna
yang terkandung dalam sebuah bacaan (Abidin, 2012: 60).
Samsu Somadayo (2011:10) mengemukakan bahwa membaca pemahaman
merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan
dengan isi bacaan. Membaca pemahaman merupakan suatu proses yang bertujuan
untuk menemukan pengetahuan dan pengalaman dalam suatu bacaan.
Agustinus Suyoto (2014: 1) berpendapat bahwa membaca pemahaman atau
22
penting, dan seluruh pengertian. Pemahaman ini berkaitan erat dengan
kemampuan mengingat bahan yang dibacanya untuk memperoleh pengetahuan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca
pemahaman merupakan proses yang dilakukan pembaca untuk memperoleh pesan,
informasi, makna, ide pokok, dan memahami isi bacaan. Dalam membaca
pemahaman, pembaca biasanya menghubungkan pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki untuk dihubungkan dengan isi bacaan.
2. Tujuan Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman perlu memperhatikan beberapa indikasi pemahaman
untuk menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran. Brown (Abidin, 2012: 60)
menyebutkan beberapa indikasi membaca pemahaman yang harus dicapai, yaitu
sebagai berikut.
a. Melakukan, pembaca memberikan tanggapan terhadap perintah membaca.
b. Memilih, pembaca memilih alternatif bukti pemahaman baik secara lisan
maupun tulisan.
c. Mengalihkan, pembaca mampu menyampaikan secara lisan apa yang telah
dibacanya.
d. Menjawab, pembaca mampu menjawab pertanyaan tentang isi bacaan.
e. Mempertimbangkan, pembaca mampu menggaris bawahi atau mencatat
pesan-pesan penting yang terkandung dalam bacaan.
f. Memperluas, pembaca mampu memperluas bacaan atau minimalnya mampu
23
g. Menduplikasi, pembaca mampu menuliskan wacana yang serupa dengan
wacana yang dibaca berdasarkan versi pembaca.
h. Modeling, pembaca mampu memainkan peran dalam cerita yang dibacanya.
i. Mengubah, pembaca mampu mengubah wacana ke dalam bentuk wacana lain
yang menunjukkan adanya pemrosesan informasi.
Anderson (melalui Samsu Somadayo, 2011:12) menyatakan bahwa
membaca pemahaman memiliki tujuan untuk memahami isi bacaan dalam teks.
Tujuan tersebut antara lain: (1) untuk memperoleh rincian-rincian dan fakta- fakta,
(2) mendapatkan ide pokok, (3) mendapatkan urutan organisasi teks, (4)
mendapatkan kesimpulan, (5) mendapatkan klasifikasi, (6) membuat
perbandingan atau pertentangan.
Berdasarkan uraian di atas, tujuan membaca pemahaman berbeda-beda
tergantung dari tujuan pembaca. Akan tetapi, tujuan membaca pemahaman dapat
disimpulkan, yaitu: memahami isi bacaan, mendapatkan kesimpulan, memperoleh
pesan atau informasi dari bacaan.
3. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman
Ada beberapa prinsip membaca untuk mencapai tujuan membaca
pemahaman. Menurut McLaughlin & Allen dalam (Farida, 2008: 3-4)
prinsip-prinsip membaca yang didasarkan pada penelitian yang paling memengaruhi
pemahaman membaca ialah seperti yang dikemukakan berikut ini.
a. Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial.
b. Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman.
c. Guru membaca yang professional (unggul) memengaruhi belajar siswa.
24
e. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.
f. Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkat kelas.
g. Perkembangan kosakata dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman membaca.
h. Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman membaca. i. Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.
j. Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.
Sementara itu Burns, Roe dan Ross (1984: 20-24) menjelaskan
prinsip-prinsip membaca pemahaman yang akan membantu guru dalam perencanaan
pembelajaran membaca sebagai berikut.
a. Membaca adalah perilaku kompleks yang mempertimbangkan beberapa faktor. b. Membaca adalah interpretasi makna dari simbol-simbol tertulis.
c. Tidak ada satupun cara yang tepat untuk mengajarkan membaca. d. Pembelajaran membaca adalah suatu proses berkelanjutan.
e. Siswa diajarkan keterampilan-keterampilan pengenalan kata yang akan membebaskan mereka dalam hal pengucapan dan makna dari kata-kata yang tidak familiar.
f. Guru harus mendiagnosa kemampuan membaca masing-masing siswa serta menggunakan diagnosis tersebut sebagai dasar rencana pembelajaran.
g. Membaca dan kesenian bahasa lain saling berhubungan erat.
h. Membaca adalah suatu bagian integral dari seluruh isi pembelajaran dalam program pendidikan.
i. Siswa perlu memahami kenapa membaca itu penting.
j. Kesenangan membaca harus diperhatikan sebagai kepentingan yang paling utama.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai
tujuan membaca pemahaman perlu memperhatikan prinsip-prinsip membaca
pemahaman yang meliputi peran guru dalam mempengaruhi belajar siswa,
pembaca dapat berperan aktif dalam proses membaca, pembaca menemukan
manfaat dan informasi dari bacaan, strategi dan keterampilan membaca yang
diajarkan, pembelajaran membaca yang merupakan proses berkelanjutan,
25
pentingnya membaca. Apabila dalam membaca pemahaman sudah
memperhatikan prinsip-prinsip seperti yang sudah disebutkan, maka keterampilan
membaca pemahaman akan dapat diperoleh oleh pembaca.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca Pemahaman Ada dua faktor keterampilan membaca pemahaman, yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri dan faktor yang berasal dari luar pembaca. Pearson dan
Johnson (dalam Zuchdi, 2000: 23) menyatakan bahwa faktor-faktor yang berada
dalam diri pembaca meliputi kemampuan linguistik (kemampuan kebahasaan
yang dimiliki pembaca), minat (seberapa besar keinginan seseorang untuk
membaca), dan kumpulan kemampuan membaca (seberapa baik pembaca dapat
membaca).
Faktor-faktor di luar pembaca dibedakan menjadi dua kategori unsur-unsur
bacaan dan lingkungan membaca. Unsur-unsur pada bacaan atau ciri-ciri tekstual
meliputi kebahasaan teks (kesulitan bahan bacaan), dan organisasi teks (jenis
pengaturan yang tersedia berupa bab dan subbab, susunan tulis, dsb). Kualitas
lingkungan membaca dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi persiapan guru
sebelum, pada saat, atau suasana umum penyelesaian tugas (hambatan, dorongan,
dsb). Semua faktor ini tidak saling terpisah, tetapi saling berhubungan.
Usep Kuswari (2012) menyampaikan faktor-faktor yang menentukan
keterampilan membaca pemahaman yang dijelaskan sebagai berikut.
a. Penguasaan kebahasaan, terutama dalam tata bahasa dan kosakata.
b. Keterampilan mengadakan gerakan-gerakan mata yang efisien dalam
26
c. Menentukan informasi yang diperlukan sebelum memulai membaca.
Pendapat lain menurut Singgih Gunarsa (2004: 47-48) yang menyebutkan
ada 5 (lima) faktor yang dapat mempengaruhi pemahaman membaca yang
dijelaskan sebagai berikut.
a. Kelancaran membaca (kelancaran dalam proses decoding)
Proses decoding dikategorikan sebagai keterampilan kognitif dasar. Bagi siswa
yang lancar membaca, keterampilan kognitif dasar tersebut dapat digunakan
untuk melakukan kegiatan kognitif lainnya.
b. Pengetahuan terdahulu
Pengetahuan dasar, pengetahuan mengenai kosakata, dan pengetahuan
mengenai struktur teks yang dimiliki pembaca digunakan menjadi bekal dalam
memahami bacaan.
c. Faktor motivasi
Motivasi yang dimaksud adalah ketika seorang pembaca memiliki banyak
kosakata, mampu memahami struktur teks bacaan, dan mampu memahami
bacaan, maka pembaca tersebut akan termotivasi untuk membaca teks bacaan
yang lain.
d. Keterampilan kognitif tingkat tinggi
Pembaca yang baik dapat dengan mudah menemukan hal-hal penting dalam
suatu bacaan, sehingga memiliki kemampuan memahami bacaan yang baik.
e. Metakognisi
Pembaca yang baik melakukan beberapa strategi ketika membaca, misalnya
27
mengulangi informasi yang perlu diingat, sehingga bacaan dapat dipahami
dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi keterampilan membaca pemahaman ada dua, yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri dan faktor yang berasal dari luar pembaca. Faktor yang
berasal dari dalam diri pembaca meliputi kemampuan kebahasaan, minat
membaca, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan
keterampilan membaca. Sedangkan faktor yang berasal dari luar pembaca
meliputi motivasi dari luar, cara guru memberikan pembelajaran, dan strategi
membaca yang digunakan.
5. Teknik dan Strategi Pembelajaran Membaca
Untuk meningkatkan pemahaman terhadap keseluruhan teks, biasanya guru
menerapkan kegiatan prabaca, kegiatan inti membaca, dan kegiatan pascabaca
dalam pembelajaran membaca (Puji Santosa, 2007: 6-9).
Kegiatan prabaca bermaksud untuk membantu perilaku siswa dalam
menyelesaikan masalah dan memotivasi siswa dalam penelaahan materi bacaan.
Aktivitas prabaca antara lain: (1) gambaran awal yang berisi informasi yang
berkaitan dengan isi cerita; (2) petunjuk untuk melakukan antisipasi yang
bertujuan untuk menstimulasi pikiran dan berisi pertanyaan-pertanyaan deklaratif
yang berkaitan dengan isi bacaan; (3) pemetaan semantik yang kegiatannya adalah
memperkenalkan kosakata yang ditemukan dalam bacaan sehingga siswa dapat
menghubungkan informasi baru yang ada dalam bacaan dengan pengetahuan awal
28
meminta siswa untuk menuliskan pengalaman pribadinya sebelum membaca
materi; (5) drama/simulasi yang bertujuan untuk memberikan gambaran pada
siswa tentang karakter, latar, watak, emosi, dan kritik tokoh cerita sebelum cerita
dibaca.
Kegiatan inti membaca, yaitu kegiatan yang berisi strategi antara lain: (1)
strategi metakognitif, berkaitan dengan pengetahuan seseorang atas penggunaan
intelektual otaknya dan usaha sadar dalam memonitor atau mengontrol
penggunaan kemampuan intelektual tersebut; (2) close procedure, digunakan
dengan cara menghilangkan beberapa informasi dalam bacaan kemudian siswa
diminta untuk mengisinya; (3) pertanyaan pemandu, digunakan oleh guru dengan
cara memberikan pertanyaan pada siswa untuk melatih mengingat fakta yang ada
dalam bacaan.
Kegiatan pascabaca merupakan kegiatan dan strategi yang dilakukan setelah
membaca yang meliputi: (1) memperluas kesempatan belajar, yaitu dengan
memberikan kesempatan membaca siswa jika ingin memperluas pengetahuannya;
(2) mengajukan pertanyaan, digunakan oleh guru sebagai upaya untuk
memperdalam pemahaman siswa tentang bacaan; (3) mengadakan pameran visual,
misalnya dengan meminta siswa untuk membuat sketsa atau gambar yang telah
dipelajari dari bacaan untuk selanjutnya dapat dibahas dalam kelompok untuk
mengetahui keterkaitannya dengan teks; (4) pementasan teater aktual, kegiatannya
dimulai dengan membaca teks/bacaan bersama-sama, kemudian didiskusikan
dalam kelompok dan terakhir dipentaskan; (5) menceritakan kembali, kegiatannya
29
direkam dalam kaset; (6) penerapan hasil membaca, kegiatannya adalah
menampilkan atau mengerjakan tugas yang ada kaitannya dengan penerapan
pengetahuan yang diperoleh siswa ketika membaca.
(Puji Santosa, 2007: 6.9-6.14)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknik dan strategi
dalam pembelajaran membaca melalui tiga tahap, yaitu kegiatan prabaca yang
bertujuan untuk merangsang pemikiran siswa mengenai bacaan, kegiatan inti
membaca yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari bacaan, dan kegiatan
pascabaca yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman siswa tentang bacaan.
C.Tinjauan tentang Metode KWL (Know-Want to Know-Learned) 1. Pengertian Metode KWL
Metode K-W-L adalah salah satu metode pembelajaran membaca yang
menekankan pada pentingnya latar belakang pengetahuan pembaca (Sani, 2013:
274).
Carr (1987:6) menjelaskan tentang metode KWL sebagai berikut.
K-W-L adalah sebuah strategi sederhana dalam membaca dengan cepat menjadi sebuah piranti yang penting bagi ahli membaca. Kepanjangan dari “Mengetahui, Ingin , Belajar‟ dan dapat digunakan untuk membantu siswa dalam membaca sebuah teks. Para siswa memulai dengan mengumpulkan pengetahuan yang telah mereka ketahui tentang sebuah topik dari bacaan. Kemudian, mereka mengembangkan sebuah daftar sesuatu yang ingin mereka ketahui. Selama membaca, atau merefleksi sebuah bacaan, para siswa membuat daftar sesuatu yang mereka pelajari.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Metode K-W-L
30
untuk memahami isi bacaan secara cepat. Metode K-W-L terdiri dari tiga langkah,
yaitu langkah K-What I Know (apa yang telah saya ketahui), langkah W-Want to Know (apa yang ingin saya ketahui), dan langkah L-What I Learned (apa yang saya pelajari).
2. Tujuan Metode KWL
Setiap metode yang akan digunakan dalam pembelajaran pasti mempunyai
tujuan mengapa metode tersebut digunakan. Joni (Rahim, 2005: 36) menyatakan
tujuan akan menjadi dasar terbentuknya suatu program belajar yang memudahkan
pencapaian tujuan belajar. Tujuan dalam strategi KWL menjadi acuan penentu
sumber belajar serta program kegiatan yang tersusun dalam proses pembelajaran
memahami bacaan.
Menurut Alan Colburn (2003: 33) tujuan metode KWL adalah untuk
mengaktifkan pemikiran siswa dengan belajar menghubungkan pengalaman yang
telah dimiliki sebelumnya untuk mendapatkan pemahaman tentang pengetahuan
lain yang akan menjadikan pengalaman baru bagi siswa.
Selain itu, Farida Rahim (2005: 41) menyebutkan tujuan metode KWL yaitu
untuk membantu siswa menentukan tujuan menyimak bacaan dan mengaktifkan
pemikiran siswa sebelum, pada saat dan setelah proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan uraian pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
metode KWL adalah untuk merangsang pemikiran siswa untuk memahami suatu
bacaan yang bertujuan untuk memperoleh pesan dan informasi dari bacaan
31 3. Keunggulan Metode KWL
Metode belajar merupakan cara yang digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan yaitu hasil belajar yang baik. Pemilihan
metode belajar perlu memperhatikan keunggulan metode agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran. Ketepatan pemilihan metode berpengaruh pada pemahaman
siswa terhadap bahan ajar yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, Farida
Rahim (2005: 41) menyatakan keunggulan metode KWL yaitu memberikan tujuan
menyimak, memberikan peran aktif siswa sebelum, saat dan setelah menyimak.
Metode KWL membantu siswa untuk memikirkan informasi yang baru diterima,
serta memperkuat kemampuan siswa mengembangkan pengetahuan.
Berdasarkan uraian di atas, maka keunggulan metode KWL adalah untuk
membantu mengaktifkan pemikiran siswa agar dapat memahami suatu bacaan
dengan tujuan untuk memperoleh pesan dan informasi, serta membuat siswa aktif
dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.
4. Langkah-Langkah Metode KWL
Menurut Farida (2008: 41-42), ada tiga langkah dalam menerapkan metode
KWL sebagai berikut.
1. Langkah pertama, apa yang saya ketahui (K), merupakan kegiatan sumbang
saran pengetahuan dan pengalaman sebelumnya tentang topik. Guru memulai
diskusi kelas dengan mengajukan pertanyaan seperti “apa yang kamu ketahui
tentang…?” Guru menuliskan tanggapan siswa di papan tulis, kemudian
dilanjutkan diskusi dengan pertanyaan berikutnya, seperti “di mana kamu
32
berpartisipasi untuk menggunakan gagasan dalam diskusi kelas, mereka
mencatat informasi yang telah diketahui tentang topik yang sedang
dibicarakan. Guru memberikan beberapa contoh kategori informasi yaitu
informasi yang dibutuhkan dalam sumbang saran. Selain itu, siswa juga
diminta untuk memikirkan kemungkinan kategori informasi lain yang
kemudian dicatat siswa. Setelah itu, siswa mengemukakan kategori informasi
yang dibacanya. Dalam kegiatan ini, guru perlu mencontohkan proses
membaca kepada siswa dengan menyajikan beberapa contoh.
2. Langkah kedua, What I want to Learn (W), yaitu siswa dituntut untuk
menyusun tujuan membaca. Dari minat dan rasa ingin tahu, yang ditimbulkan
selama langkah pertama, guru membahas kembali pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan siswa. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dituliskan guru di papan tulis.
Kemudian guru membahas pertanyaan-pertanyaan siswa dengan kemungkinan
ketidakkonsistenan, pertentangan informasi, dan khususnya menimbulkan
gagasan-gagasan. Siswa didorong untuk menulis pertanyaan mereka sendiri
atau memilih satu pertanyaan yang tersedia di papan tulis.
Pertanyaan-pertanyaan ini kemudian disajikan sebagai tujuan membaca.
3. Langkah ketiga, What I have Learned (L), terjadi setelah membaca. Kegiatan
ini merupakan tindak lanjut untuk menentukan, memperluas dan menemukan
seperangkat tujuan membaca. Sesudah itu, siswa mencatat informasi yang telah
dipelajari dan mengidentifikasi pertanyaan yang belum terjawab. Dalam
kegiatan ini guru membantu siswa mengembangkan perencanaan untuk
33
memberikan penekanan pada tujuan membaca untuk memenuhi rasa ingin tahu
pribadi siswa, tidak hanya sekadar yang disajikan dalam teks.
Pendapat lain dikemukakan oleh Abidin (2012: 87-88) tentang tahapan
metode KWL yang dijelaskan sebagai berikut.
a. Tahap prabaca
1) Tahap know (apa yang saya ketahui)
Langkah pertama ini terdiri atas dua tahap yakni curah pendapat dan
menghasilkan kategori ide. Curah pendapat dilakukan untuk menggali
pengetahuan yang telah dimiliki siswa tentang topik bacaan. Berdasarkan
curah pendapat tersebut, guru akan membimbing siswa untuk dapat
membuat kategori ide yang mungkin terkandung dalam wacana yang akan
dibacanya.
2) Tahap what I want to learn (apa yang ingin saya ketahui)
Pada tahap ini, guru menuntun siswa menyusun tujuan khusus membaca.
Dari minat, rasa ingin tahu, dan ketidakjelasan, yang ditimbulkan selama
langkah pertama, guru mengajak siswa untuk membuat berbagai pertanyaan
yang jawabannya ingin diketahui siswa. Selanjutnya guru membahas
kembali pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa dan kemudian
pertanyaan-pertanyaan tersebut disajikan sebagai tujuan membaca.
b. Tahap membaca
3) Tahap what I have learned
Tahap ini diawali dengan kegiatan siswa membaca dalam hati. Kegiatan ini
34
tujuan membaca. Setelah selesai membaca, siswa menuliskan semua hal
yang telah diperolehnya dari kegiatan membaca sesuai dengan pertanyaan
yang diajukannya pada tahap sebelumnya. Dalam kegiatan ini, guru
membantu siswa mengembangkan perencanaan untuk menginvestigasi
pertanyaan-pertanyaan yang tersisa.
c. Tahap pascabaca
4) Tahap tindak lanjut
Pada tahap ini berbagai pertanyaan yang tidak dapat siswa jawab akan
dibahas guru bersama siswa dalam diskusi kelas. Setelah semua prioritas
baca tuntas, jelas, dan lengkap, guru dapat menugaskan siswa untuk
menceritakan isi bacaan, baik secara lisan maupun tulisan sebagai bentuk
kegiatan tindak lanjut.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
membaca pemahaman dengan metode KWL melalui tiga tahap, yaitu langkah
K-What I Know (apa yang telah saya ketahui) dengan merangsang pengetahuan siswa, langkah W-Want to Know (apa yang ingin saya ketahui) dengan mengajukan pertanyaan, dan langkah L-What I Learned (apa yang saya pelajari) dengan menanyakan kembali apa yang didapat dari bacaan. Tiga langkah dalam
K-W-L ini meliputi kegiatan untuk meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa yaitu melalui curah pendapat, menentukan kategori dan
organisasi ide, menyusun pertanyaan secara spesifik, dan mengecek hal-hal yang
35
D.Pembelajaran Membaca Pemahaman di Kelas V Sekolah Dasar
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan yang paling pokok dilakukan
adalah kegiatan belajar. Hasil dari tujuan pendidikan yang dicapai tergantung dari
proses belajar yang dilakukan. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto 2003: 2).
Menurut pandangan B. F. Skinner (Syaiful Sagala 2010: 14) belajar adalah
suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara
progessif. Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar,
maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar, maka
responsnya menurun.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
suatu proses pendidikan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan
tingkah laku, yang sebelumnya belum tahu menjadi tahu, dan dari belum bisa
menjadi bisa. Seseorang belajar mempunyai tujuan yaitu untuk mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman dari apa yang dipelajarinya.
Dalam proses belajar juga dibutuhkan proses pembelajaran agar kegiatan
belajar tersebut dapat berlangsung dengan baik. Menurut Syaiful Sagala (2010:
61), pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan
36
Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak
guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Konsep pembelajaran menurut Corey (Syaiful Sagala 2010: 61) adalah suatu
proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.
Pembelajaran menurut Brown (2008: 8) adalah penguasaan atau
pemerolehan pengetahuan tentang suatu subjek atau sebuah keterampilan dengan
belajar atau lewat pengalaman. Pembelajaran merupakan proses mendapatkan
pengetahuan yang difasilitasi oleh guru yang menyebabkan terjadinya perubahan
tingkah laku ke arah yang lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
Berdasarkan pengertian pembelajaran yang dijelaskan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses komunikasi yang melibatkan
pengajar dan peserta didik. Tujuan guru sebagai pengajar melakukan proses
pembelajaran adalah untuk membelajarkan peserta didik agar memperoleh
perubahan tingkah laku dalam pendidikan. Melalui pembelajaran, siswa dapat
memperoleh pengetahuan yang difasilitasi oleh guru.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang
diajarkan di Indonesia. Selain karena merupakan bahasa nasional, bahasa
Indonesia merupakan kemampuan yang harus diperoleh terlebih dahulu sebelum
37
Jadi, pembelajaran bahasa Indonesia adalah proses pemerolehan
pengetahuan bahasa Indonesia oleh siswa yang difasilitasi oleh guru.
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan proses komunikasi antara pengajar dan
peserta didik untuk mencapai tujuan, yaitu hasil belajar bahasa Indonesia.
2. Karakter Siswa Kelas V SD
Menurut Desmita (2011: 35) usia rata-rata anak Indonesia saat masuk
sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Apabila mengacu
pada pembagian tahapan perkembangan anak, berarti anak usia sekolah berada
dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun), dan
masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun). Anak-anak usia sekolah ini memiliki
karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang
bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang
merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.
Piaget (Desmita 2011: 101) meyakini bahwa pemikiran seorang anak
berkembang melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga masa
dewasa. Dalam hal ini Piaget membagi tahap perkembangan kognitif manusia
menjadi empat tahap yaitu tahap sensori-motorik (sejak lahir sampai usia 2 tahun),
tahap pra-operasional (usia 2 sampai 7 tahun), tahap konkret-operasional (usia
7-11 tahun), dan tahap operasional formal (usia 7-11 tahun ke atas).
Menurut teori kognitif Piaget (Desmita 2010: 156), pemikiran anak-anak
usia sekolah dasar disebut pemikiran operasional konkrit (concrete operational
thought). Operasi adalah hubungan-hubungan logis di antara konsep-konsep atau