• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BIOLOGI BAGI SISWA SMP PADA MATERI EKOSISTEM MANGROVE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BIOLOGI BAGI SISWA SMP PADA MATERI EKOSISTEM MANGROVE."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BIOLOGI BAGI SISWA SMP PADA

MATERI EKOSISTEM MANGROVE

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

HUSNUL FITRI HASIBUAN NIM. 8106173003

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BIOLOGI BAGI SISWA SMP PADA

MATERI EKOSISTEM MANGROVE

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

HUSNUL FITRI HASIBUAN NIM. 8106173003

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Husnul Fitri Hasibuan, NIM. 8106173003. Penggunaan Media Pembelajaran sebagai Bahan Pembelajaran Biologi bagi Siswa SMP pada Materi Ekosistem Mangrove. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). Medan. 2014.

Penelitan penggunaan media pembelajaran sebagai bahan pembelajaran biologi bagi siswa smp pada materi ekosistem mangrove ini bertujuan untuk mengetahui: (1) proses pembuatan media pembelajaran ekologi berbasis camtasia pada ekosistem mangrove; dan (2) kelayakan media pembelajaran ekologi berbasis camtasia untuk digunakan sebagai media pembelajaran di SMP Negeri 44 Belawan Medan. Subjek penelitian ini adalah reviewer di 3 bidang, yaitu: bidang pendidikan, bidang media video, dan bidang ekosistem dimana masing-masing bidang terdiri dari 2 orang reviewer yang sekaligus menjadi validator, serta diuji kembali kepada 3 orang guru bidang studi biologi. Kemudian untuk uji coba kelompok terbatas dilakukan kepada 34 orang siswa SMP Negeri 44 Belawan Medan. Metode yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development), yakni: menghasilkan produk media video camtasia pada materi ekosistem mangrove. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa: (1) data hasil penilaian siswa terhadap penggunaan media camtasia diperoleh data nilai rata-rata aspek penilaian media camtasia, yaitu: (1) efek strategi pembelajaran = 3,36 ± 0,39 (X ±SD); (2) komunikasi = 3,54 ± 0,35; dan (3) desain teknis = 3,24 ± 0,38; dan (2) data hasil persepsi guru terhadap media camtasia diperoleh data nilai rata-rata indikator penilaian media camtasia, yaitu: (1) judul = 4,00; (2) materi/isi = 3,67; (3) tujuan pembelajaran = 4,00; (4) penyajian = 3,67; (5) musik = 3,67; (6) narasi/suara = 4,00; (7) visual/gambar = 3,67; dan (8) narasi program media = 3,67. Dengan demikian secara keseluruhan pada rata-rata tiap-tiap indikator penilaian guru terhadap media camtasia maka media pembelajaran ekosistem mangrove berbasis camtasia dengan kategori sangat baik dan layak digunakan untuk siswa SMP Kelas VII dalam mempelajari mata pelajaran biologi pada materi ekosistem.

(6)

ii ABSTRACT

Husnul Fitri Hasibuan, NIM. 8106173003. The Use of Instructional Media as Learning Material for Junior High School Students in Biology Matter Mangrove Ecosystem. Thesis. Postgraduate Program, State University of Medan (UNIMED). 2014.

Research the use of instructional media as learning materials for students of biological material smp on mangrove ecosystem aims to determine: (1) the process of making media ecology -based learning camtasia on mangrove ecosystems and (2) the feasibility of media ecology -based learning camtasia to be used as a medium of learning in SMP Negeri 44 Medan Belawan The subjects were a reviewer in 3 areas: education video media and field ecosystem where each field consists of 2 reviewers that once a validator and re-tested to 3 teachers of biology Then for a finite group trials conducted to 34 students of SMP Negeri 44 Medan Belawan The method implemented in this study is the research and development (research and development ), namely: produce media products in the Camtasia video material mangrove ecosystem. The results of this study showed that: (1) the data on the use of student assessment results camtasia media data showed the average value of media camtasia aspects of assessment, namely: (1) the effect of learning strategy = 3.36 ± 0.39 (X ±SD ); (2) = 3.54 ± 0.35 communications; and (3) technical design = 3.24 ± 0.38; and (2) data from the teacher's perception of the media camtasia data showed the average value camtasia media assessment indicators, namely: (1) title = 4.00; (2) the material/ content = 3.67; (3) learning objectives = 4.00; (4) presentation = 3.67; (5) music = 3.67; (6) narration/ voice = 4.00; (7) visual/ image = 3.67; and (8) a media program narrative = 3.67. Thus the overall average for each indicator of teacher assessment against the media camtasia mangrove ecosystem -based instructional media camtasia with the excellent category and fit for use for junior high school students in Class VII subjects studied biology at the ecosystem material.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini. Tak lupa pula penulis haturkan salawat dan salam kejunjungan Nabi Besar Muhammad SAW .

Alhamdulillah berkat ridho-Nya, bantuan, bimbingan, arahan, masukan serta dorongan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tesis ini. Penulis merasa sangat berterima kasih yang sebesar-besarnya dengan ungkapan rasa tulus dan rasa hormat, serta mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr.Ibnu Hajar, M.Pd selaku rektor UNIMED

2. Dosen Pembimbing I Bapak H.Syarifuddin, M.Sc.,Ph.D dan Dosen Pembimbing II Bapak Dr.H.Hasruddin, M.Pd sebagai dosen pembimbing tesis yang banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada saya sejak awal pembuatan proposal sampai dengan selesai penulisan tesis ini. 3. Bapak Dr.R.Mursid, M.Pd selaku narasumber, Ibu Dr.Hj.Fauziyah

Harahap,M.Si selaku narasumber, dan Ibu Dr.Ely Djulia, M.Pd selaku narasumber.

4. Bapak Prof. Dr.Sahat Siagian, M.Pd yang telah meluangkan waktunya sebagai validator media dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si selaku validator materi yang ikut membantu penulis menyelesaikan tesis ini.

6. Bapak Drs.Zulkifli Simatupang,M.Pd selaku validator pembelajaran yang ikut membantu penulis menyelesaikan tesis ini.

7. Ayahanda Drs.H.Imron Hasibuan, Ibunda Hj. Halimatussa’diyah dan seluruh keluarga, kakak, abang dan adik-adik saya yang telah mendo’akan dan mendukung saya

8. Suami saya Syahrizal Pakpahan,SP dan Ananda tercinta Mhd. Rifqy Pratama Pakpahan yang penuh keikhlasan membantu, mendo’akan, memotivasi, mendukung secara moril maupun materil demi terselesaikannya tesis ini.

9. Teman-teman sekelas pascasarjana angkatan XVIII kelas A 2010, adik-adik sekelas pasca sarjana yang sudah memberikan masukan demi selesainya tesis ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih kurang sempurna untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Medan, Maret 2014 Penulis

(8)

iv DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 7

1.3. Pembatasan Masalah ... 8

1.4. Rumusan Masalah ... 8

1.5. Tujuan Penelitian ... 8

1.6. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakekat Media Pembelajaran ... 10

2.2. Media Camtasia dalam Pembelajaran ... 14

2.3. Pengertian LingkunganAlam Sekitar ... 16

2.4. Ekosistem Mangrove ... 19

2.4.1. Definisi Mangrove dan Asal Usul Ekosistem Mangrove ... 19

2.4.2. Karakteristik Mangrove ... 21

2.4.3. Daya Adaptasi Mangrove Terhadap Lingkungan ... 22

2.4.4. Fungsi Mangrove ... 23

2.4.5. Rantai Makanan Ekosistem Mangrove ... 24

2.4.6. Jenis Organisme pada Rantai Makanan Ekosistem Mangrove ... 28

2.4.7. Karakteristik dan Zonasi Hutan Mangrove ... 33

2.4.8. Jalur Hijau Hutan Mangrove... 36

2.4.9. Kondisi Ekosistem Mangrove... 37

2.4.10. Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mangrove ... 50

2.4.11. Unsur Hara yang Terkandung dalam Serasah DaunA. marina ... 53

2.4.12. Kondisi Mangrove Saat Ini dan Penyebab Kerusakannya ... 55

2.4.13. Penyebab Kerusakan Hutan Mangrove ... 57

2.4.14. Usaha yang Dilakukan Pemerintah dalam Melestarikan Mangrove .... 59

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 62

3.2. Sumber Data Penelitian... 62

3.3. Desain Penelitian ... 62

3.4. Teknik Penelitian ... 63

3.5. Pengumpulan Data ... 69

(9)

v

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian... ... 70

4.1.2. Hasil Penilaian Siswa Terhadap Penggunaan Media Camtasia ... 71

4.1.3. Hasil Persepsi Guru Terhadap Media Camtasia... ... 72

4.2. Pembahasan ... 73

4.3. Keterbatasan Penelitian... 78

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 80

5.2. Implikasi ... 81

5.3. Saran ... 81

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data Media Pembelajaran

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Diagram Ilustrasi Penyebaran Fauna di Habitat Ekosistem

Mangrove……… 25

Gambar 2.2. Hubungan Saling Bergantung antara Berbagai Komponen Rantai Makanan ... 27

Gambar 2.3. Fauna Perairan yang Hidup di Ekosistem Mangrove ... 28

Gambar 2.4. Salah Satu Tipe Zonasi Hutan Mangrove di Indonesia... 35

Gambar 3.1. Tahap-Tahap Penelitian Pengembangan ... 63

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran…….……….. 88

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……… 89

Lampiran 3.Lembar Evaluasi Untuk Ahli Media ……… 92

Lampiran 4. Surat Keterangan …….……… 95

Lampiran 5. Lembar Evaluasi Untuk Ahli Materi …….………. 96

Lampiran 6. Surat Keterangan …….……… 99

Lampiran 7. Surat Keterangan Validitas dari Ahli Pembelajaran... 100

Lampiran 8. Catatan Validator Pembelajaran... 101

Lampiran 9. Instrumen Penggunaan Media Camtasia Oleh Siswa ….…… 102

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan dikembangkan melalui proses belajar dan pembelajaran. Berbagai masalah dalam proses belajar perlu diselaraskan dan distabilkan agar kondisi belajar tercipta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta dapat diperoleh seoptimal mungkin. Untuk melengkapi komponen belajar dan pembelajaran disekolah, sudah seharusnya guru memanfaatkan media atau alat bantu yang mampu merangsang pembelajaran secara efektif dan efisien.

(14)

2

bervariasi dapat menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Media pembelajaran sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan memegang peranan penting dalam pengajaran terutama untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Hal ini sejalan dengan pendapat Sadiman (1990) mengemukakan secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaan sebagai berikut: (1) memperluas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalisme (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka); (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera; dan (3) dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk: menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dan lingkungan dengan kenyataan, dan memungkinkan anak didik belajar mandiri menurut kemampuan dan minatnya.

(15)

3

Rusman (2011) menyatakan bahwa 75% pengetahuan diperoleh melalui indera penglihatan, 13% indera pendengaran, 6% indra sentuhan dan 6% indra penciuman. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa pengetahuan akan lebih dapat diterima oleh indra penglihatan dan indra pendengaran. Maka dengan memanfaatkan media video pengetahuan yang disampaikan dalam proses pembelajaran bisa diterima dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Riyana (2007) bahwa “pendekatan pembelajaran dengan menggunakan media video memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan percepatan pembelajaran masing-masing. Video sebagai alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan”.

(16)

4

dan siswa memahami dari bentuk visual baik yang digambarkan oleh guru maupun dari buku. Maka dalam usaha untuk mempermudah mengenalkan bentuk konsep pada siswa yang masih sulit untuk berpikir abstrak maka harus dibantu dengan memanfaatkan media video camtasia sebagai salah satu media audio-visual.

Salah satu sumberdaya pesisir yang penting adalah ekosistem mangrove, yang mempunyai fungsi ekonomi dan ekologi. Hutan mangrove dengan hamparan rawanya dapat menyaring dan menetralkan senyawa kimiawi beracun tertentu sebelum terdedah ke perairan bebas. Disisi lain, hutan mangrove dapat menjadi bangunan alami yang meredam gempuran ombak yang mengikis pantai. Hutan mangrove juga menjadi tempat hidup berbagai jenis makhluk hidup serta daerah asuhan bagi jenis-jenis ikan tertentu dari asosiasi habitat sekitarnya seperti padang lamun dan terumbu karang. Namun pada kenyataannya hampir setengah dari ekosistem mangrove telah ditebang atau dikonversi menjadi tambak ikan dan udang, dalam dua dasawarsa terakhir ini pemanfaatan telah mengabaikan fungsi ekologi penting dari mangrove (Arief, 2003).

(17)

5

khas terdapat di sepanjang pantaiatau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove tumbuh pada pantai yang terlindung atau pantai-pantai yang datar,biasanya di sepanjang sisi pulau yang terlindung dari angin atau di belakang terumbu karang di lepas pantai yang terlindung (Nontji, 1987; Nybakken, 1992).

Ekosistem hutan mangrove bersifat kompleks dan dinamis, namun labil. Dikatakan kompleks karena ekosistemnya di samping dipenuhi oleh vegetasi mangrove, juga merupakan habitat berbagai satwa dan biota perairan. Jenis tanah yang berada dibawahnya termasuk tanah perkembangan muda(salineyoung soil) yang mempunyai kandungan liat yang tinggi dengan nilai kejenuhan basa dan kapasitas tukar kation yang tinggi. Kandungan bahan organik, total nitrogen, dan ammonium termasuk kategori sedang pada bagian yang dekat laut dan tinggi pada bagian arah daratan (Kusmana, 2005).

(18)

6

Mangrove juga berbeda dari hutan darat, dalam hal ini jenis-jenis mangrove tertentu tumbuh menggerombol di tempat yang sangat luas. Disamping Rhizophora spp., jenis penyusun utama mangrove lainnya dapat tumbuh secara

"coppice”. Asosiasi hutan mangrove selain terdiri dari sejumlah jenis yang toleran terhadap air asin dan lingkungan lumpur, bahkan juga dapat berasosiasi dengan hutan air payau di bagian hulunya yang hampir seluruhnya terdiri atas tegakan nipah Nypa fruticans. Flora mangrove terdiri atas pohon, epipit, liana, alga, bakteri, dan fungi. Menurut Hutching dan Saenger (1987) telah diketahui lebih dari 20 famili flora mangrove dunia yang terdiri dari 30 genus dan lebih kurang 80 spesies. Sedangkan jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan di hutan mangrove Indonesia adalah sekitar 89 jenis, yang terdiri atas 35 jenis pohon, 5 jenis terna, 9 jenis perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit, dan 2 jenis parasit (Soemodihardjoet al, 1991).

(19)

7

benda-benda asli tersebut tentu memiliki ukuran, suara, gerakan, permukaan, bobot badan, dan lain-lain.

Terkait dengan materi Biologi di tingkat Sekolah Menengah Pertama, sejalan dengan kemajuan teknologi media pembelajaran dan mengingat Ekosistem merupakan salah satu topik materi pelajaran Biologi, maka perlu diadakan penelitian terhadap pengembangan media pembelajaran Camtasia berbasis ekologi pada ekosistem mangrove. Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa Ekosistem mangrove merupakan salah satu sumber objek media pembelajaran Biologi. Maka dapat dilakukan penelitian pengembangan media pembelajaran camtasia berbasis ekologi pada ekosistem mangrove sebagai bahan pembelajaran biologi bagi siswa SMP.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dikemukakan beberapa permasalahan, yaitu:

1. Masih sangat terbatasnya penelitian tentang media pembelajaran mengenai materi ekosistem mangrove yang berpengaruh terhadap lingkungan.

2. Adanya peralihan fungsi lahan di pesisir pantai belawan Sumatera Utara, yang menyebabkan lahan mangrove berubah fungsi menjadi tambak udang, ikan, dan kepiting yang menyebabkan ekosistem mangrove menjadi hilang.

(20)

8

4. Belum adanya media pembelajaran camtasia bagi siswa SMP kelas VII mengenai ekosistem mangrove sebagai bahan ajar pada materi Ekosistem.

1.3. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah penelitian ini dibatasi pada media pembelajaran berbasis camtasia pada pokok materi ekosistem mangrove untuk siswa SMP kelas VII di SMP Negeri 44 Belawan Medan.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian diatas, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembuatan media pembelajaran ekologi berbasis camtasia pada ekosistem mangrove?

2. Seberapa layakkah media pembelajaran ekologi berbasis camtasia untuk digunakan sebagai media pembelajaran di SMP Negeri 44 Belawan Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah mendapatkan informasi untuk mengetahui:

1. Proses pembuatan media pembelajaran ekologi berbasis camtasia pada ekosistem mangrove.

(21)

9

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan pembelajaran biologi pada khususnya baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat penelitian secara teoritis: (1) sebagai informasi kepada peneliti dan pendidik tentang ekosistem mangrove yang ada di muara sungai Dua Bagandeli Kampung Nelayan Belawan Medan; dan (2) hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang positif bagi pendidikan serta memberikan manfaat sebagai salah satu bagian dalam usaha peningkatan proses pembelajaran.

(22)

80

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan penilaian siswa dan persepsi guru tentang video ekosistem mangrove yang dikembangkan menggunakan software camtasia diperoleh bahwa media pembelajaran ini sangat baik digunakan untuk siswa SMP Kelas VII dalam mempelajari mata pelajaran biologi materi ekosistem. Dimana diperoleh hasil penelitian ini bahwa: (1) data hasil penilaian siswa terhadap penggunaan media camtasia diperoleh data nilai rata-rata aspek penilaian media camtasia, yaitu:

(23)

81

5.2. Implikasi

Hasil penelitan ini berimplikasi bahwa pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran video eksosistem mangrove dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran biologi bagi siswa SMP Kelas VII. Media video pembelajaran ini dapat dijadikan sarana belajar bagi siswa dan gurudalam proses pembelajaran di dalam kelas karena materi dalam video ini telah disusun sesuai dengan silabus dan telah divalidasi oleh ahli materi.

Media video pembelajaran eksosistem mangrove ini juga berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam secara sistematis, sehingga siswa dapat memahami kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip dalam pembelajaran biologi dengan baik.

5.3. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Melalui penggunaan media pembelajaran multimedia berbasis camtasia yang baik dan tepat dapat memberikan ketertarikan siswa terhadap belajar biologi di dalam kelas.

(24)

82

(25)

83

DAFTAR PUSTAKA

Adel, M. 2001. Bacterial Decomposition of Avicennia marina Leaf Litter.Journal of Biological Science.8(2): 717-719.

Adel, M. 2006.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara. Aksornkoae, S. 1993.Ecology and Management of Mangrove. Bangkok: IUCN. Amarashinge, M. D. dan Balasubramanian. 1992. Net Primary Productivity of

Two Mangrove Forest Stand on the Northwestern Coast of Srilanka. Halaman: 41-47 in Developments in Hydrobiology: The Ecology of Mangrove and Related Ecosystem. Netherland: Kluwets Academic Publisher.

Andrew, P. 1990.The Birds of Indonesia. A checkist (Peters Squence). Indonesian Ornithological Society. Jakarta.

Anonim. 1992.Hutan Bakau di Indonesia. Jakarta: Departemen Kehutanan. Anonim. 1997. Strategi Nasional Pengelolaan Kawasan Mangrove di Indonesia.

Jakarta: Departemen Kehutanan.

Anonim. 2009.Deskripsi Hutan Mangrove. Sistem Informasi Ekologi LautTropis. webmaster@IPB.ac.id

Arief, A. 2003.Hutan Mangrove. Yogyakarta: Kanisius.

Arif S. 2003. Media Pendidikan (Pengertian Pengembangan dan Pemafaatannya). Jakarta: Rajawali.

Arifin, Zaenal. 2010.Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arsyad, A. 2006.Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Baehaqie, A., dan Indrawan. 1993. Hutan Mangrove, Lahan Basah yang Kaya Raya. dalamWarta Konservasi Lahan Basah. 2(1): 5-7.

Ballen, S.V. 1988.The Terrestrial Mangroves Birds of Java. Dalam Simposium on Mangrove Management: Its Ecological and Economic Consideration. Bogor.

(26)

84

Bengen, D. G. 2001.Sinopsis Ekosistem dan Sumber daya Alam Pesisir dan Laut. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan. Bogor: IPB.

Bengen, D.G. 2004. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta Prinsip Pengelolaannya. PKSPL-IPB. Bogor.

Bibby, C., Martin, J. & M. Stuart. 2000. Survei Burung, Teknik-teknik Ekspedisi Lapangan. Bogor: Bird Life International Indonesia Programme.

Dahuri R, J. Rais, S.P.Ginting dan M.J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: P.T. Saptodadi

Danielsen, F. dan W. Verheguet. 1989. Integrating Conservation With Land-use Planning in The Coastal Region of South Sumatera. PHPA, AWB, PPLH-UNSRI and the Danish Ornithological Society, Bogor, Indonesia, 210 hal. Darsono, M. 2000.Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mujiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S. B. 2000.Psikologi Belajar.Banjarmasin: Reineka Cipta.

Erftemeijer, P., G. Allen dan Zuwendra. 1991.Preliminary Resource Inventory of Bintuni Bay and Recommendations for Conservation and Management. PHPA/AWB. Bogor. Indonesia.

Fachrul, M. F. 2007.Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.

Frazier, S. 1992. Tiger Data in Wetland Data Base and a Recommendation to Encahance the Chances of Tiger Survival. Lokakarya Harimau Sumatera, Padang, West Sumatera. Indonesia. 22-26 November 1992.

Giesen, W. 1991. Checklist of Indonesian Fresh Water Aquatic Herbs. PHPA/AWB Sumatra Wetland Project Report No. 27. Jakarta: Asian Wetland Bureau-Indonesia.

Hamalik, O. 2001.Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hanafiah, K.A., Napoleon, A. & N. Ghofar. 2005. Biologi Tanah: Ekologi & Makrobiologi Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Harjanto. 2003.Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

(27)

85

Huda, N. 2008. Strategi KebijakanPengelolaan Mangrove Berkelanjutan di Wilayah Pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi.Program Pasca Sarjana. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hutchings, P. dan Saenger, P. 1987. Ecology of Mangrove Aust, Eco. Series. University of Queensland Press St. Lucia, Quesland.

Indriyanto. 2006.Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kartawinata, K. dan Waluyo. 1979. Status Pengetahuan Hutan Bakau di Indonesia. Prosiding Seminar Ekosistem Hutan Mangrove. Jakarta: MAP LON LIPI.

Kimball, J.W. 1987.Biologi. Jilid.1.Jakarta : Erlangga.

Krebs, C. J. 1989. Ecological Methodology. New York: Harper & Row Publishers.

Kusmana, C. 2005. Tehnik Rehabilitasi Mangrove. Bogor: Fakultas Kehutanan. IPB.

Lewis, T. & R. Taylor. 1976. Introduction to Experimental Ecology. London: Academic Press.

Ludwig, J. A & Reynolds, J. F. 1988. Statistical Ecology: A Primer on Methods and Computing. New York: John Wiley & Sons.

Magurran, A. E. 1988. Ecological Diversity and Its Measurement. London: Chapman and Hall.

Nasution. 1999.Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Nontji, A. 1993.Laut Nusantara. Jakarta. Penerbit Djambatan.

Noor, Y.R., M. Khazali, dan IN.N. Suryadiputra. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Wetlands International-Indonesia Programme.

Nybakken, J.W. 1992.Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Alih bahasa oleh M. Eidman., Koesoebiono., D.G. Bengen., M. Hutomo., S. Sukardjo. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Onrizal dan C. Kusmana. 2004. Buku Ajar Ekologi dan Manajemen Mangrove. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.

(28)

86

Riyadi, A. S. 2011. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Untuk Mata Diklat Mengoperasikan Mesin CNC Dasar di SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Prodi Pendidikan Teknik, Fakultas Teknik, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Riyana, C. 2007.Pedoman Pengembangan Media Video.Jakarta: Program P3AI. UPI.

Romimoharto, K dan S. Juwana. 1999. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta: Puslitbang Osenologi-LIPI.

Rusila N, Y., Khazali, M., dan Suryadiputra, I. N. N. 1999.Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Bogor: PHKA/WI-IP.

Sadiman, A. 1990. Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatan.Jakarta: Rajawali.

Saenger, P., E.J. Hegerl, and J.D.S Davie. 1983. Global status of mangrove ecosystems. The Environmentalist 3: 1-88. Also cited as: IUCN. 1983. Global Status of Mangrove Ecosystems. Gland: International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources.

Sanaky, Hujar. 2009.Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press. Santoso, N. 2000.Pola Pengawasan Ekosistem Mangrove. Makalah disampaikan

pada Lokakarya Nasional Pengembangan Sistem Pengawasan Ekosistem Laut Tahun 2000. Jakarta.

Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Setyawan, A.D., A. Susilowati dan Wiryanto. 2002. Habitat reliks vegetasi mangrove di pantai selatan Jawa. Biodiversitas 3 (2): 242-256.

Silalahi, Ulber (2009).Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Silitonga, L.L., dan Situmorang, M., 2009. Efektifitas Media Audiovisual

Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Pengajaran Sistem Koloid, Jurnal Pendidikan kimia 1(1): 1-9

Soemodihardjo, S., Hardjowigeno, S., Ongkosongo dan Sudomo, M. 1991. Prosiding Seminar IV Ekosistem Mangrove di Bandar Lampung. Jakarta: LIPI. 7-9 Agustus 1991.

Soemodihardjo, S., dan Soeroyo. 1988.Komunitas Mangrove di Pulau Kangean. Oseana 14: 114-121.

(29)

87

Sudjana, N. 1991. Teori-teori Belajar untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Subagyo, P. J. 1997.Metode Penelitian dalamTeori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Supriharyono. 2000. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Sutjiono, T. W. A. 2005. Pendayagunaan Media Pembelajaran.Jurnal Pendidikan Penabur,4(4): 1-5.

Sutopo, H. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Pembuatan Aplikasi Multimedia Khususnya Puzzle Game pada Mata Kuliah Multimedia. Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana. Jakarta Universitas Negeri Jakarta.

Thoha H. 2007. Kelimpahan Plankton di Ekosistem Perairan Teluk Gilimanuk, Taman Nasional, Bali Barat.Jurnal Makara,Sains, 11(1): 44-48.

Tomlinson, C.B. 1986. The Botany of Mangroves. Cambridge: Cambridge University Press.

Verheugt, W., A. Purwoko, F. Danielsen, H. Skov dan R. Kadarisman. 1991. Integrating Mangrove and Swamp Forest Conservation with Coastal Lowland Development; the Banyuasin Sembilang Swamps Case Study, South Sumatera Province, Indonesia. Landscape and Urban Planning, 20(1): 85-94.

Widodo, A. 2005. Analisis Pembelajaan Biologi dengan Menggunakan Video. Paper disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan IPA III Himpunan Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia, 22-23 Juli 2005, Bandung.

Gambar

Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data Media Pembelajaran
Gambar 2.1.Diagram Ilustrasi Penyebaran Fauna di Habitat Ekosistem

Referensi

Dokumen terkait

Desain grafis adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih, menciptakan, atau

Sesuai dengan Pedoman Kualifikasi Pengadaan Barang dan Jasa berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Analisis data morfologi tanaman diuraikan secara deskriptif meliputi seluruh variabel yang terdiri dari sembilan varian tanaman ganyong yang diperoleh dari wilayah

Hasil ini bertentangan terhadap trading range theory yang menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split di dorong oleh perilaku praktisi pasar yang konsisten

kekerasan tablet ko-proses optimum tidak memiliki perbedaan yang bermakna sebelum dan setelah uji stabilitas.. 181

Siklus berikutnya pembelajaran menulis karya ilmiah dengan metode copy the master dilakukan secara individu dengan membaca dan menganalis karya ilmiah model hasil lomba KIR

This means in child labor’s case in Central Sulawesi Province, bagging applied on CART can increase classification accuracy 9%... Optimal tree established by child’s

Sebab apabila Hakim tidak mempertimbangkan Hasil Penelitian Kemasyarakatan dari Pembimbing Kemasyarakatan maka dapat mengakibatkan putusan yang diberikan oleh