• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP

HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

T E S I S

Diajukan Guna Memenuhi Persyarat Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

TRI ASTUTI MARDIANA NIM : 8126175018

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Tri Astuti Mardiana. Efek Model Pembelajaran Group Investigation Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui perbedaan hasil belajar Fisika siswa anatar model pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran Ekspositori (2)Mengetahui hasil belajar Fisika antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah (3)Apakah ada interaksi antara model pembelajaran Group Investigation dengan model pembelajran Ekspositori

dan motivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini merupakan

(5)

iii

ABSTRACT

Tri Astuti Mardiana. The Effects of Cooperative Learning Model Group

Investigation And Motivation toward Physics Learning Result Class X SMA Prayatna.

This research aimed to (1) Find out difference the students physics achievement among the Group Investigation learning and learning model ekspository. (2) To figure out the learning outcome physics of students between the students of high learning motivation with those who had low lerning motivation. (3) To figure the interaction between using of Group Investigation lerning with the motivation to improve the learning outcome physics of students. This research used a quasi experiment with 2x2 factorial design. The population of this research was the students of second semester of grade X SMA Prayatna. Random sample selection is done by randoming the class. The instrument used consisted of: (1) Achievement test (2) Students motivation questionnaire. The tests are used to obtain the data is shaped essay. The data in this study were analyzed using ANOVA analysis of two paths. The results showed that: (1) There were differences in learning outcomes between students who used the physics model of Group Investigation learning compared with students who used the Ekspositori teaching model. (2) There was a difference in students learning outcomes that had a low learning motivation and high motivation to learn both in the classroom and in the classroom Group Investigation Ekspositori. (3) There was interaction between learning models instruction Ekspositori Group Investigation and motivation to learn in improving learning uotcomes Physics.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis yang berjudul “EFEK

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP

INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA SMA” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana UNIMED sekaligus narasumber ditengah-tengah kesibukannya telah memberikan bimbingan, arahan dengan sabar dan kritis terhadap berbagai permasalahan, dan selalu mampu memberikan motivasi bagi penulis sehingga terselesaikannya tesis ini.

(7)

iv

3. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana UNIMED dan bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku Asisten Direktur I Program Pascasarjana UNIMED.

4. Ibu Dra. Suriyati Tanjung, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Swasta Prayatna beserta seluruh dewan guru yang telah memberikan kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

5. Bapak dan ibu dosen Pascasarjana UNIMED yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan penulis.

6. Teristimewa suami ku Ali Syahputra Lubis, A.Md dan anak ku Alfachri Shadiq Syahputra Lubis yang selalu mendampingi dan memberikan dukungan, serta kasih sayang yang tak pernah henti kepada penulis dalam menyelesaikan tesis.

7. Ayahanda Suriya Bratha Bakti dan Ibunda Aslamiah Harahap yang terus memberi dukungan moril maupun materil, doa, motivasi serta kasih sayang yang tak pernah henti dalam menyelesaikan studi di Unimed.

8. Abang Tirta Dwi Kesuma, S.Kom, kakak Sri Wahyuti, A.Md, adik Suci Rahmawati, A.Md dan Radiyus, A.Md yang selalu memberikan dukungan dan doa dalam menyelesaikan tesis

9. Seluruh keluarga yang telah mendoakan penulis dalam penulisan tesis

(8)

11. Teman seperjuangan terkhusus angkatan XXII Prodi Fisika yang telah memberikan dorongan, semangat, serta bantuan lainnya kepada penulis. Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan tesis ini. Semoga isi tesis ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Juni 2014 Penulis,

(9)

vi

1.1.Latar Belakang Masalah 1 1.2.Identifikasi Masalah 8 2.1.2. Pengertian Model Pembelajaran 27 2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation 29 2.1.4. Model Pembelajaran Ekspositori 36 2.1.5. Motivasi Belajar 37 2.1.6. Hasil Belajar 39 2.1.7. Penelitian yang Relevan 41 2.2. Kerangka Konseptual 42

2.3. Hipotesis 44

BAB III : METODE PENELITIAN 47

(10)

3.7.3. Reliabilitas Tes 59 3.7.4. Indeks Kesukaran 60 3.8 Teknik Analisis Data 62

3.8.1 Menghitung Nilai Rata-rata Dan Simpangan Baku 62 3.8.2 Uji Normalitas 63 3.8.3Uji Homogenitas 64

3.8.4 Uji Hipotesis 65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 67

4.1 Hasil Penelitian 67

4.1.1 Hasil Belajar 67

4.1.1.1 Hasil Belajar Pretes 67 4.1.1.2 Nilai Angket Motivasi Siswa 70 4.1.1.3 Analisis Afektif dan Psikomotorik Siswa 72 4.1.1.4 Hasil Belajar Postes 73 4.1.1.5 Hasil Belajar Postes Terhadap Tingkat Motivasi 76 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 93

5.1 Kesimpulan 93

5.2 Saran 94

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Group Investigation 33 Tabel 3.1. Rancangan Desain Penelitian 48 Tabel 3.2. Desain Penelitian ANAVA 49 Tabel 3.3 Rumus Unsur Persiapan ANAVA 50 Tabel 3.4. Kisi-Kisi Hasil Belajar 54 Tabel 3.5. Koefision Korelasi Motivasi Belajar Siswa 55 Tabel 3.6. Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa 56 Tabel 4.1. Data Hasil Belajar Pretes Kelas Ekspositori dan 67

Group Investigation

Tabel. 4.2 Uji Normalitas Pretes 68 Tabel 4.3. Uji Homogenitas Varians Pretes Hasil Belajar Kelas 70

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tabel 4.4. Data Motivasi Belajar Siswa Kelas Ekspositori dan Group 71

Investigation

Tabel 4.5 Data Nilai Afektif Siswa Kelas Ekspositori dan Group 72

Investigation

Tabel 4.6 Data Nilai Psikomotorik Siswa Kelas Ekspositori dan Group 73

Investigation

Tabel 4.7. Data Hasil Belajar Postes Kelas Ekspositori dan 74

Group Investigation

Tabel 4.8. Data Hasil Belajar Postes Siswa Motivasi Tinggi dan 76 Rendah Kelas Ekspositori

Tabel 4.9. Data Hasil Belajar Postes Siswa Motivasi Tinggi dan 77 Rendah Kelas Group Investigation

Tabel 4.10. Data Disain Faktorial Rata-rata Hasil Belajar Terhadap 77 Tingkat Motivasi Belajar

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Interaksi Antar Unsur Dalam Belajar Komunikasi 28 Gambar 4.1. Grafik Hasil Belajar Pretes Kelas Kontrol 69 Gambar 4.2. Grafik Hasil Belajar Pretes Pretes Kelas Eksperimen 69 Gambar 4.3. Grafik Hasil Belajar Pretes Postes Kelas Kontrol 74 Gambar 4.4. Grafik Hasil Belajar Pretes Postes Kelas Kontrol 75 Gambar 4.5. Interaksi Model Pembelajaran Group Investigation dan 80

Model Ekspositori pada Motivasi Tinggi dan Rendah

Gambar 4.6. Diagram Batang Perbandingan Hasil Belajar Pretes 84 Pretes dan Postes Model Pembelajaran Ekspositori

dengan Model Pembelajaran Group Investigation

Gambar 4.7. Diagram Batang Perbandingan Hasil Belajar Pretes 85 Pretes dan Postes Motivasi Tinggi dan Rendah

(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Bahan Ajar 98

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 141

Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa 222

Lampiran 4 : Spesifikasi Tes Materi Suhu dan Kalor 231

Lampiran 5 : Angket Motivasi Siswa 243

Lampiran 6 : Uji Validasi, Relibilitas dan Tingkat Kesukaran 245

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan masyarakat modern dewasa ini tidak mungkin dicapai tanpa adanya kehadiran dunia pendidikan sebagai pilar dalam menciptakan generasi penerus yang berkualitas. Pendidikan merupakan tiang utama dalam negara. Tanpa pendidikan yang berkualitas maka tidak akan pernah tercipta sumber daya manusia yang berkualitas khususnya para siswa dalam meraih kesuksesan dalam belajar.

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional antara lain melalui berbagai pelatihan, peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya, serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang memadai (Nurhadi dan Senduk, 2003:1).

(15)

2

media yang digunakan hanya dilihat dari sudut kepentingan guru, contohnya, karena guru kurang menguasai bahan pelajaran maka media tertentu digunakan, bukan dari sudut kebutuhan, minat, dan kondisi siswa (Sanjaya, 2008:173). Guru masih kurang memperhatikan pengalaman siswa dalam lingkungannya untuk dapat diangkat dalam proses pembelajaran, kurang memperhatikan penguatan konsep dalam proses belajarnya, serta kurang memperhatikan perolehan belajar mereka selama proses pembelajarannya (Wirahayu, dkk, 2007:17).

Pendidikan yang baik di dalamnya terdapat proses belajar mengajar yang baik karena belajar mengajar merupakan prilaku inti dalam proses pendidikan dimana anak didik dan pendidik saling berinteraksi. Untuk mewujudkan proses kegiatan belajar dan mengajar diperlukan unsur yang terpenting antara lain adalah bagaimana guru dapat merangsang dan mengarahkan siswa dalam belajar, yang pada gilirannya dapat mendorong siswa dalam pencapaian hasil belajar yang optimal, dengan belajar siswa dapat merangsang otak untuk berpikir dan berkreatifitas dalam mengarahkan perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa tersebut (Dalyono, 2005:5)

(16)

menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar (Sanjaya, 2008:162).

Tugas utama guru adalah membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan siswa agar belajar aktif sehingga potensi dirinya (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dapat berkembang dengan maksimal. Dengan belajar aktif, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk life skill sebagai bekal hidup dan penghidupannya (Erman, 2010:1).

Ironisnya, kenyataan di lapangan tidak seperti itu. Guru pada saat mengajar hanya sebagai pusat perhatian saja dan tidak mengikut sertakan siswanya dalam kegiatan belajar mengajar. Hal inilah yang dapat membuat siswa merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu guru diharapkan mampu menggunakan model pembelajara.

(17)

4

Kesalahan guru dalam memilih strategi pembelajaran dapat menyebabkan siswa kurang tertarik pada pembelajaran sehingga berdampak pada berkurangnya motivasi dan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar. Hal tersebut juga akan menyebabkan hasil belajar siswa yang tidak maksimal. Salah satu aspek lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa adalah motivasi belajar.

Motivasi bersifat hasil belajar (learned), yaitu perubahan yang terjadi pada afeksi bawaan (internal) yang diakibatkan oleh adanya stimulus atau situasi afektif dari luar. Motivasi internal lebih kuat dan kokoh dibanding motivasi eksternal, sebab motivasi internal akan menghasilkan peningkatan rating pembelajaran dan ingatan yang kuat terhadap informasi dan keterampilan. Salah satu tujuan dasar pendidikan adalah untuk meningkatkan motivasi internal dalam belajar serta mendorong siswa untuk meningkatkan pembelajaran demi memperoleh kepuasan (Joyce, 2009:309).

Berangkat dari fakta diatas, salah satu penyelesaian untuk meningkatkan prestasi belajar fisika adalah dengan mengembangkan suatu model pembelajaran yang akan melibatkan siswa secara aktif. Karena pembelajaran dikatakan berhasil apabila seluruh atau setidaknya sebagian besar (75 %) siswa terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran.

(18)

berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adanya: (1) Saling ketergantungan positif; (2) Interaksi tatap muka; (3) Akuntabilitas individual; dan (4) Ketrampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang sengaja diajarkan (Abdurrahman & Bintoro, 2000:78-79).

Menurut Slavin (2008 : 41) terdapat dasar teoritis yang kuat untuk memprediksi bahwa model pembelajaran kooperatif yang menggunakan tujuan kelompok dan tanggung jawab individual akan meningkatkan pencapaian prestasi siswa.

Armstrong (2007:163) melaporkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terjadi karena banyak melibatkan interaksi antar siswa serta didasarkan pada kerja tim yang heterogen, sehingga individu harus memiliki sikap tanggung jawab, berkomunikasi, mengevaluasi dan saling ketergantungan positif dengan sesama anggota kelompok.

Agar tujuan pembelajaran mencapai sasaran dengan baik seperti tercantum dalam kurikulum, diusahakan untuk menggunakan model pembelajaran yang sesuai. Dalam proses pembelajaran fisika siswa diharapkan tidak hanya menghafal materi pelajaran tetapi siswa mampu memahami konsep fisika.

(19)

6

oleh siswa melalui berbagai aktivitas kognitif selama pengamatan terhadap suatu fakta berlangsung. Pembelajaran praktik seperti ini diharapkan akan memberikan pengalaman langsung dan nyata kepada siswa. Sehingga pembelajaran membentuk bermakna bagi siswa mengingat keilmuan fisika itu sendiri mempelajari tentang benda dan gejala-gejala kebendaan maka pembelajaran dengan menyelidiki gejala-gejala kebendaan itu secara langsung atau praktikum adalah penting. Hal ini juga diharapkan mampu memperbaiki motivasi belajar siswa.

Salah satu model pembelajaran berbasis penguasaan konsep, dianggap mampu memperbaiki motivasi belajar dan memungkinkan kegiatan praktikum dilakukan di dalamnya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI). Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif model

Group Investigation diharapkan dapat terjadi interaksi aktif antara siswa baik

secara fisik, intelektual dan emosional. Dengan segala perbedaan yang ada pada siswa, mereka dapat saling membantu dengan saling berdiskusi, bekerja sama dan saling melengkapi kekurangan masing-masing dalam memahami pokok bahasan Suhu dan Kalor.

Group Investigation adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa

(20)

yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan dalam suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. (Arends, 1997 : 120-121)

Model pembelajaran ini juga merupakan model pembelajaran yang didalamnya memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi dalam memecahkan masalah fisika melalui penyelidikan fakta secara langsung yaitu melalui metode eksperimen. Kemudian membentuk pemahaman dengan mengkombinasikan pengalaman dan kemampuan antar personal (kelompok) sehingga diperoleh suatu kesepakatan yang merupakan penyelesaian dari permasalahan tersebut. Melalui model pembelajaran Group Investigation diharapkan mampu meningkatkan pemahaman konsep fisika dan keterampilan psikomotorik siswa karena model ini sangat cocok untuk materi fisika yang Sainsifik.

Telah dilakukan penelitian yang sama mengenai model Group

Investigation. Hasil penelitian Wiratana, dkk (2013:11), Suhendri, D dan Sahyar

(2012:70-80), Istikomah, dkk (2010:40-43), Anita, dkk (2013:9), Santyasa, W., (2009:21), kelimanya menyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam hal prestasi setelah diimplikasikan pembelajaran Kooperatif Group Investigation.

(21)

8

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah.

2. Pembelajaran fisika belum menumbuhkan penguasaan terhadap konsep-konsep fisika.

3. Motivasi dalam belajar Fisika yang relative rendah 4. Pembelajaran tidak menggunakan laboratorium

5. Pembelajaran di SMA Swasta Prayatna menggunakan model pembelajaran Ekspositori.

6. Pembelajaran belum berbasis aktivitas siswa (student centered), karena belum ditunjang oleh pemilihan model dan ketersediaan perangkat pembelajaran yang sesuai.

I.3 Batasan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa rendah

2. Motivasi belajar siswa dilihat pada motivasi tinggi dan motivasi rendah

(22)

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarka latar belakang masalah da pembatasana masalah diatas, maka rumusan masalah ini dijabarkan menjadi pertanyaan - pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar Fisika siswa menggunakan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation dengan model pembelajaran Ekspositori

2. Apakah ada perbedaan hasil belajar Fisika siswa pada kelompok siswa motivasi tinggi dan kelompok siswa motivasi rendah

3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar Fisika

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk menganalisis perbedaan hasil belajar Fisika siswa menggunakan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation dengan model pembelajaran Ekspositori

2. Untuk menganalisis perbedaan hasil belajar Fisika siswa pada kelompok siswa motivasi tinggi dan kelompok siswa motivasi rendah 3. Untuk menganalisis interaksi antara model pembelajaran dengan

(23)

10

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujan diatas dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

a. Mengungkapkan secara jelas adanya pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation terhadap hasil belajar

b. Memberikan informasi pada guru-guru SMA agar lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

c. Memberikan informasi pada guru-guru di SMA Swasta Prayatna, agar menggunakan model pembelajaraan Kooperatif Group

Investigation untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

(24)

2. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan khasanah pemikiran untuk pengembangan ilmu pengetahuan berkaitan dengan strategi pembelajaran kooperatif.

Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam usaha penelitian lanjutan dengan melibatkan lebih lengkap komponen model-model pembelajara yang lain untuk mengungkap dan membuktikan secara empirik model pembelajaran Kooperatif Group Investigation masih lebih unggul jika dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain.

Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi para peneliti berikutnya yang akan melakukan penelitian yang sejenis.

1.7 Definisi Oprasional

Untuk memperjelas variabel-variabel,agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran terhadap rumusan masalah dalam penelitian ini, berikut diberikan definisi operasional:

1. Group Investigation adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa sejak

(25)

12

presentasi (presenting), tahap evaluasi (evaluating). Model Group

Investigation dapat dianggap sebagai suatu cara yang langsung mengena dan

begitu efektif dalam pengajaran ilmu pengetahuan secara akademis serta mampu menyentuh proses dan aspek-aspek sosial. Model ini juga memunculkan sebuah pengasuhan atau pengarahan satu sama lain dengan suasana kehangatan dan penuh kepercayaan, respon postif terhadap peraturan serta kebijakan yang dinegosiasikan, pembelajaran yang mandiri dan tidak terikat, serta rasa peka terhadap hak orang lain. (Thelen dalam Joyce).

2. Model pembelajaran Ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa dengan tujuan agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Kegiatan pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran ekspositori cendrung berpusat pada guru. Langkah-langkah proses belajar ekspositori yaitu : Preparasi, Apersepsi, Presentasi dan Resitasi.

(26)

afeksi bawaan (internal) yang diakibatkan oleh adanya stimulus atau situasi afektif dari luar.

4. Hasil belajar adalah perubahan pengetahuan pada siswa sebagai akibat dari pengalaman belajar yang dialami siswa yang dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru yakni model Kooperatif Group

Investigation. Hasil belajar dalam penelitian ini diukur menggunakan pre

test dan post test guna mendapatkan data hasil belajar berupa nilai tes dengan mengacu pada penilaian kognitif, Afektif dan keterampilan.

(27)

93

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisa data, temuan dan pembahasan selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation dengan menekankan pada motivasi dan kemampuan kognitif, diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Terdapat perbedaan hasil belajar Fisika antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Group Investigation dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran Ekspositori, dimana kemampuan kognitif pada kelas Group Investigation lebih baik daripada kelas Ekspositori.

b. Terdapat perbedaan hasil belajar Fisika siswa yang memiliki motivasi rendah dan motivasi tinggi, dimana hasil belajar yang memiliki motivasi tinggi lebih baik dari pada yang memiliki motivasi rendah.

(28)

5.2. Saran

a. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan peneliti mencari variabel lain selain motivasi.

b. Peneliti selanjutnya menggunakan sampel yang lebih banyak karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini jumlahnya relatif sedikit sehingga belum bisa mewakili semua siswa kelas X. Sampel hanya terdiri dari satu sekolah menjadi kurang optimal untuk mnggambarkan kemampuan kognitif siswa.

c. Berdasarkan temuan peneliti, model pembelajaran Group Investigation akan semakin meningkat jika siswa dilatih dalam kegiatan praktikum dan dapat menemukan konsep-konsep Fisika pada saat melakukan praktikum. d. Sebelum diberikan tes akhir, siswa terlebih dahulu dilatih dengan berbagai

soal yang berbeda tetapi masih dalam konsep yang sama sehingga ketika mengerjakan soal tes akhir, siswa mampu mengerjakan dengan baik. e. Dalam menerapkan model pembelajaran Group Investigation, sebaiknya

perhitungkan dengan baik pembagian jumlah kelompok, jangan sampai terlalu banyak dalam satu kelompok, karena akan mengakibatkan siswa dalam kelompok tidak bekerja sepenuhnya.

(29)

95

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., & Totok, B.2000. Memahami dan Menangani Siswa dengan

Problema dalam Belajar: Pedoman Guru. Jakarta. Proyek Peningkatan

Mutu SLTP. Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Anita, dkk. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif Tipe Group

Investigation Terhadap Self-Efficacy Siswa. Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA.

Volume 3 Tahun 2013.

Akcay, O.N & Doymus, K. 2012. The Effects of Group Investigation and Cooperative Learning Techniques Applied in Teaching Force and Motion Subjects on students Academic Achievements. Internasional E-Journal. Vol 2 No.1 2012.

Armstrong, N., Chang & Brickman. 2007. Cooperative Learning in

Industrial-sized Biology Classes. CBE-Life Sciences Education. 6:163-171.

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan .Jakarta: Bumi Aksara Ary. 2002. Apendiks A Likert Scale: Method of self reperted ratings,

http://www.conqiridr.org/literature/likertapprndix-1.pdf

Aristi, F.A. 2013. Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XII MAN Tanjungbalai T.P.2012/2013. Tesis. Program Pascasarjana, Unimed, Medan.

Budiningsih, A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT Rineka Cipta Crain, W. 2003. Teori Perkembangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta. Pustaka

Pelajar.

Dahar, R.W. 1987. Teori-teori Belajar. Jakarta.Penerbit Erlangga.

Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendididkan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Erman. 2010. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa.

(30)

Hutabarat, D.G. 2013. Efek Model Pembelajaran Problem Solving dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika siswa SMA. Tesis, Program Pascasarjana, Unimed, Medan.

Istikomah, H, Hendratto, S, Bambang, S. 2010. Penggunaan Model Pembelajaran

Group Investigation Untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah. Jurnal Pendidikan Fisika Unnes. ISSN 1692-1246

Joyce, Wheil, dan Calhoun. 2009. Model’s of Teaching (Model–Model Pengajaran), PustakaPelajar, Yogyakarta.

Marpaung. 2001. Pendekatan Kontekstual Dan Sains Dalam Pembelajaran Matematika. Disampaikan dalam Seminar RME di USD Yogyakarta , 14-15 Nopember 2001.

Muslich, M . 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetisi dan Konntekstual. Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Mudjiono dan Dimayanti. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Nurhadi & Senduk, G. A. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya

Dalam KBK. Universitas Negeri Malang.

Panjaitan, M. (2013). Analisis Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation dan Model Pembelajaran Langsung.

Jurnal Online Pendidikan Fisika. ISSN 2301-7651.

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Edisi pertama.Cetakan ke-5. Kencana.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Santyasa, W. 2009. Pengembangan Pemahaman Konsep dan kemampuan pemecahan masalah fisika bagi siswa SMA dengan pemberdayaan model perubahan konseptual berseting investigasi kelompok, Tesis, FMIPA, UPG, Bandung

Sardiaman, A. M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

(31)

97

Slavin, E. R. 2008. Cooperative Learning. Teori, Riset dan praktek. Bandung.Penerbit Nusa Media.

Sobur, A. 2003. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung. Pustaka Setia.

Sudjana. 2005. Metode Statistik. Tarsito. Bandung

Sudjana, N 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar. Remaja Rosdakarya, Bandung Suhendri, D dan Syahyar. 2013. Efek Model Pembelajaran Grou Investigation

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor Kelas VII semester I SMP IT Al-FITYAN Medan. Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651

Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta. Penerbit Kanisius.

Suparno, P. 1997. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta. Penerbit Kanisius.

Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan

Menyenangkan. Yogyakarta.Universitas Sanata Dharma.

Sunardi & Irawan Indra Esta. 2011. Fisika Bilingual. Bandung:Yrama Widya

Trianto. 2010. Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik. Jakarta. Prestasi Pustaka Publisher.

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta. Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Wiratana, K.I, Sadia, W.I, Suma, K. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigation Kelompok (Group Investigation) Terhadap Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Siswa SMP. Journal. Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 3 Tahun 2013

Wirahayu. A.Y.& Kristianto.S.M. 2007. Peningkatan Pemahaman Geografi dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Penelitian

Pendidikan. Tahun 2007 Volume 17(1).

Gambar

Gambar 2.1.   Interaksi Antar Unsur Dalam Belajar Komunikasi Gambar 4.1. Grafik Hasil Belajar Pretes Kelas Kontrol Gambar 4.2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

- Dikembalikan 50% dari biaya registrasi yang telah dibayar apabila mengundurkan diri / diterima di PTS lain.. - Dikembalikan 100% dari biaya registrasi yang telah apabila diterima

[r]

masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran sehingga siswa dapat. terlibat secara aktif

Long black hair and heavy, smooth skin and slim body as a whole, would "aspire" by women who standardized by advertising, so is the body that ultimately can used for

[r]

Key factor that foms TNGR participative planning is decentrdizsttion aspect, an exact work program, local economic increased, access raising on society activity,

Berdasarkan dari deskripsi data, analisis hipotesis dan pembahasan, maka simpulan penelitian adalah: Pertama , uji kecenderungan data variabel supervisi akademik