• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SD NEGERI 101877 TANJUNG MORAWA.T.A 2013/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SD NEGERI 101877 TANJUNG MORAWA.T.A 2013/2013."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

TERMODINAMIKA KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN

T.P. 2012/2013

Oleh : Wasiyah NIM 409121088

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Termodinamika di Kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2012/2013”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

(7)

Icha Novika Sari, Fatimah Batubara, Shofia Ummi, Suci Khairani, Fajar Affandi, Nila Wahyuni, terima kasih untuk masukan dan motivasinya. Kepada rekan-rekan seperjuangan lainnya yaitu Siska, Nova, Putri, Gita, Fiktor, Fernando, Sheila, Rika, Yuli, Atika, Lamrobasa, dan Helastrin, terima kasih untuk kebersamaannya serta semua masukannya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis menyadari, masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2013 Penulis,

(8)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

TERMODINAMIKA DI KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN

TP. 2012 / 2013 Wasiyah (NIM 409121088)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas dan hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran aktif tipe Quiz Team dan strategi pembelajaran konvensional pada materi termodinamika di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2012/2013.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XI. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 4 kelas secara acak yaitu kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen berjumlah 37 orang dan kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol berjumlah 39 orang. Instrumen yang digunakan adalah soal pilihan berganda dan lembar aktivitas. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan strategi pembelajaran aktif tipe Quiz Team dan kelas kontrol dengan strategi pembelajaran konvensional.

(9)

DAFTAR ISI

2.2 Tinjauan tentang Strategi Pembelajaran Aktif 9

2.2.1 Pengertian Strategi 9

2.2.2 Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif 10 2.2.3 Dimensi-dimensi Pembelajaran Aktif 11 2.2.4 Prinsip-prinsip Strategi Pembelajaran Aktif 12 2.2.5 Karakteristik Pembelajaran Aktif 14

2.3 Tinjauan Tentang Tipe Quiz Team 14

2.3.1 Pengertian 14

2.3.2 Kelebihan dan Kelemahan Tipe Quiz Team 15

2.3.3 Prosedur Tipe Quiz Team 15

(10)

2.4.1 Sistem Termodinamika 16

2.4.2 Pengertian Energi Dalam 17

2.4.3 Formulasi Usaha, Kalor dan Eergi Dalam 18 2.4.4 Proses-proses Termodinamika Gas 19

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 30

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 30

3.3 Variabel Penelitian 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 37

4.1.1 Data Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 37

4.1.2 Pengujian Analisa Data 38

4.1.3 Data Postest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 40

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kegiatan dalam belajar aktif 12

Tabel 3.1 Two Group Pretest–Postest Design 31

Tabel 3.2 Spesifikasi Tes Hasil Belajar pada Materi Pokok

Termodinamika 32

Tabel 4.1 Data pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 37 Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol 38

Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretest 39

Tabel 4.4 Ringkasan Perhitungan Uji t Pretest 39

Tabel 4.5 Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40 Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol 41

Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postest 41 Tabel 4.8 Ringkasan Perhitungan Uji t Postest 42 Tabel 4.9 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Grafik Proses Isokhorik 20

Gambar 2.2 Grafik Proses Isotermik 20

Gambar 2.3 Grafik Proses Isobarik 21

Gambar 2.4 Grafik Proses Adiabatik 22

Gambar 2.5 Siklus Carnot 25

Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol 38

Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol 40

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 50

Lampiran 2 LP-01 (Lembar Tugas Siswa) 82

Lampiran 3 Pedoman Penilaian Afektif Siswa 87

Lampiran 4 LP-02 (Penilaian Afektif) 88

Lampiran 5 Instrumen Penelitian 90

Lampiran 6 Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa 102 Lampiran 7 Lembar Ditribusi Data Observasi Aktivitas Proses Belajar

Mengajar Kelas Eksperimen 103

Lampiran 8 Lembar Ditribusi Data Observasi Aktivitas Proses Belajar

Mengajar Kelas Kontrol 109

Lampiran 9 Distribusi Hasil Pretest Kelas Eksperimen 115 Lampiran 10 Distribusi Hasil Pretest Kelas Kontrol 117 Lampiran 11 Distribusi Hasil Postest Kelas Eksperimen 119 Lampiran 12 Distribusi Hasil Postest Kelas Kontrol 121 Lampiran 13 Perhitungan Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi 123

Lampiran 14 Uji Normalitas 125

Lampiran 15 Uji Homogenitas 129

Lampiran 16 Uji Hipotesis 131

Lampiran 17 Dokumentasi Penelitian 135

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam kehidupan manusia Sesuai dengan fungsinya. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain untuk menyampaikan semua yang dirasakan, dipikirkan dan yang diketahui.

Bahasa merupakan alat bergaul. Selain itu, Bahasa mempunyai pengaruh yang luar biasa. Termasuk yang membedakan manusia dari ciptaan lain. Jujun dalam Bakhtiar (2009). Mengatakan “Bahwa keunikan manusia bukanlah terletak pada kemampuan berpikirnya melainkan terletak pada kemampuannya berbahasa”. Oleh karena itu, penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang

individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan.

(15)

2

Secara umum dalam Bahasa Indonesia siswa harus menguasai empat komponen keterampilan berbahasa yaitu: keterampilan menyimak (listening skiils), keterampilan berbicara (speaking skiils), keterampilan membaca (reading

skiils), keterampilan menulis (writing skiils), Dari ke empat keterampilan tersebut,

maka keterampilan berbicara harus lebih dikuasai oleh setiap siswa, sama halnya dengan bahasa bahwa tujuan utamanya adalah untuk berkomunikasi.

Menurut Tarigan (2007:15) “Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Berbicara merupakan suatu sistem yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan”.

Keterampilan berbicara adalah suatu kemampuan untuk mengungkapkan ide atau gagasan, pikiran, pengalaman, serta pendapatnya dengan baik dan benar. Semua manusia normal berbicara tetapi tidak semua memiliki keterampilan dalam menyampaikan idenya dengan baik dan benar, maka dari kecil hingga menginjakkan kaki dalam dunia pendidikan keterampilan berbicara harus lebih ditentukan pembinaannya pada setiap siswa. disamping membaca, menulis dan menghitung dengan seringnya anak mengungkapkannya hingga terampil dalam berbicara.

(16)

3

Berdasarkan pengamatan (1) siswa kurang mampu melafalkan bunyi bahasa dengan benar, (2) keterampilan intonasi atau naik turunnya suara saat berbicara, (3) susunan kalimatnya tidak sesuai atau tidak tepat dengan topik pembelajaran, (4) gerak-gerik dan mimik siswa tidak sesuai dengan apa yang sedang dibicarakan, (5) siswa kurang mampu berkomunikasi dalam mengungkapkan ide atau pendapatnya.

Karena siswa kurang mampu melafalkan bunyi bahasa dengan benar maka siswa banyak yang diam tanpa mengungkapkan pendapatnya, mereka terlihat takut atau ragu-ragu. Sebahagian kecil ada yang berani mengemukakan pendapatnya tapi belum menggunakan kosa kata yang benar serta cara berbicara mereka kurang maksimal atau belum dapat disebut dengan terampil dalam berbicara, hal itu disebabkan oleh kurangnya pendekatan dan perhatian guru terhadap siswa saat pembelajaran dilaksanakan. Ini dapat dilihat dari, (1) guru belum memahami sifat masing-masing siswa, (2) pembelajaran sering dilanjutkan tanpa memperhatikan apakah siswa sudah benar-benar paham atau tidak.

Hal ini sangat erat hubungannya dengan Penggunaan metode yang dipakai oleh guru. Yaitu metode ceramah dimana metode ini belum mampu menarik perhatian dan minat belajar siswa. Serta belum bisa memotivasi anak untuk belajar Bahasa Indonesia. Model pembelajaran yang tidak bervariasi dan kurang menarik minat belajar siswa maka siswa tidak termotivasi untuk belajar dan siswa juga terlihat pasif tanpa mengajak siswa untuk berpikir kritis.

(17)

4

sering melawatkan materi pembelajaran walaupun siswa belum menyimak pembelajaran dengan baik dan benar sehingga siswa tidak tertarik untuk mengetahui apa materi yang sedang diajarkan oleh guru di dalam kelas.

Dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa, perlu diciptakan suatu kondisi yang menyenangkan dan mampu mengembangkan daya pikir siswa serta dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif dan kreatif sehingga pada setiap pembelajaran khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa tidak terlihat pasif melainkan guru dan siswa sama-sama aktif saat pembelajaran berlangsung hingga keterampilan berbicara siswa lebih baik dari sebelumnya.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah dengan menerapkan model pembelajaran Time Token. Istarani (2012:194) Dengan adanya “Model pembelajaran Time Token pengaturan waktu berbicara dan pemberian kesempatan untuk berbicara kepada masing-masing siswa akan mewujudkan keteraturan siswa untuk berbicara.”

Sehubung dengan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Model Pembelajaran TIME TOKEN Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN 101877 Tanjung Morawa TA 2012/2013”.

1.2 Identifikasi masalah

(18)

5

1. Keterampilan berbicara siswa dalam proses belajar mengajar di kelas masih kurang maksimal karena model pembelajaran yang digunakan guru masih kurang bervariasi dimana guru hanya menggunakan metode ceramah saja.

2. Siswa masih banyak yang pasif saat pembelajaran berlangsung dikarenakan kurangnya motivasi guru terhadap siswa.

3. Siswa merasa takut dan ragu-ragu untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya.

4. Guru jarang menggunakan model pembelajaran Time Token pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

1.3Batasan Masalah

Agar penelitian ini mencapai sasaran, penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah “Meningkatkan Keterampilan Berbicara dengan model pembelajaran Time Token Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Materi Pokok Membaca teks drama di Kelas V SDN 101877 Tanjung Morawa TA. 2012/2013.

1.4Perumusan Masalah

Dari batasan masalah diatas yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Apakah dengan penggunaan model pembelajaran Time Token dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa mata pelajaran Bahasa

(19)

6

1.5Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Time Token pada materi pokok membaca teks drama di Kelas V SDN No. 101877

Tanjung Morawa TA.2012/2013.

1.6Manfaat Penelitian

Apabila tujuan ini tercapai, maka manfaat yang di harapkan adalah : 1. Bagi Siswa

Untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa sehingga dapat mengemukakan ide atau pendapat pada saat yang diperlukan serta menambah keterampilan dalam berkreatifitas.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru dalam upaya memacu keterampilan berbicara siswa.

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan dalam membimbing dan mengarahkan guru-guru untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan melalui penggunaan Model pembelajaran Time token.

4. Bagi Peneliti

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan temuan peneliti, maka diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan modelpembelajaran Time Token dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa serta dapat menumbuhkan semangat siswa dalam belajar khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pokok membaca teks drama di kelas V SD Negeri No. 101877 Tanjung Morawa T.A 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari:

(21)

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Time Token dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia spada materi pokok membaca teks drama di kelas V SD Negeri No. 101877 Tanjung Morawa T.A 2012/2013.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka peneliti memohonkan beberapa saran berikut:

1. Bagi guru khususnya guru Bahasa Indonesia diharapkan untuk menerapkan model pembeljaran Time Token untuk meningkatkan kualitas keterampilan berbicara siswa karena dengan model pembelajaran Time Token dapat menumbuhkan keberanian bagi siswa untuk mengungkapkan

ide pikirannya dan lebih mudah mengingat materi yang sedang dipelajari dengan mengalami langsung.

2. Bagi siswa, agar tidak malu dan segan apabila ada hala-hal yang tidak dimengerti atau ingin ditanyakan kepada guru mengenai materi yang sedang diajarkan oleh guru. Sehingga terciptalah suasana yang menyenangkan.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman,Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta.

Arikunto,Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta.

Brown,Douglas. 2008. Prisip Pembelajaran Dan Pengajaran Bahasa. Jakarta. Dewi, Rosmala. 2010. Profesionalisasi Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas.

Medan.

Istarani. 2011. Model Pembelajaran Inovatif. Medan.

KTSP. 2010. Hakekat Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

KTSP. Depdiknas. 2009. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD (Online) http://WWW.google.co.id.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajara Mengajar. Bandung.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Jokjakarta.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung.

Tarigan. 2009. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung.

(23)

Gambar

Gambar 2.1 Grafik Proses Isokhorik

Referensi

Dokumen terkait

Atje Wiriadinata, selanjutnya bagaimana proses Pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) sebagai bagian dari pengembangan organisasi Angkatan Udara, terakhir mengenai

Melalui game yang Penulis buat diharapkan user tidak merasa bosan berlama-lama di depan komputer dan juga bisa membantu gerak refleks anak atau merangsang kecepatan berfikir pada

Hubungan antara Pengetahuan tentang Keluarga Berencana dengan Keinginan untuk Menjadi Akseptor pada Calon Pengantin Laki-Laki di Kota Surakarta.. Fakultas

Berkenaan dengan bakat, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro tidak dapat mengenali bakat mereka untuk menentukan minat studi

didahului Resitasi dengan pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw tanpa didahului Resitasi dalam pembelajaran matematika. 2) Manakah yang

Semakin besar angka ini menunjukkan tingkat penyediaan pelaya- nan angkutan umum bagi penduduk kota juga besar Dari hasil analisa didapatkan tingkat penyediaan pelayanan angkutan

MAUPUN NON AKADEMIK // TIDAK HANYA SISWA / DISEKOLAH INI / PARA GURUPUN TIDAK SEDIKIT YANG BERHASIL MEMENANGKAN SEJUMLAH.

In spatial, streets can be divided into two parts; street space and street wall. Street space can be