• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN Tingkat Kerentanan Banjir Dengan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Daerah Aliran Sungai Juwana Di Kabupaten Pati Jawa Tengah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " BAB 1 PENDAHULUAN Tingkat Kerentanan Banjir Dengan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Daerah Aliran Sungai Juwana Di Kabupaten Pati Jawa Tengah."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Gambar 1.1 Bagan Peristiwa Bencana Banjir
Tabel 1.1 Klasifikasi Curah Hujan
Tabel 1.4 Klasifikasi Penggunaan Lahan

Referensi

Dokumen terkait

Cek lapangan Peta Geologi Peta Kontur Peta Kemiringan Lereng Peta rerata Curah Hujan Skoring dan pembobotan Overlay Peta Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap

Penyusunan peta zona kerentanan gerakan tanah ini dilakukan dengan menggunakan empat parameter yaitu peta geologi, peta kemiringan lereng, peta tata guna lahan dan

3.Kemiringan lereng, relief relatif, penutup lahan, kebasahan tanah, litologi dan curah hujan merupakan parameter yang digunakan untuk menentukan tingkat kerawanan longsor lahan

Proses pengolahan overlay fuzzy adalah proses penggabungan 5 parameter tanah longsor dari peta curah hujan, jenis tanah, ketinggian, kemiringan lereng, tutupan lahan yang

Adapun parameter banjir yang akan diteliti adalah berdasar : Jenis tanah, curah hujan, kemiringan lereng, ketinggian, tutupan lahan dan buffer sungai, dengan

Proses pengolahan overlay fuzzy adalah proses penggabungan 5 parameter tanah longsor dari peta curah hujan, jenis tanah, ketinggian, kemiringan lereng, tutupan lahan yang

Parameter yang menjadi acuan penelitian adalah parameter kemiringan lereng, jenis litologi batuan, elevasi morfologi, tata guna lahan, dan curah hujan sehingga menghasilkan peta zonasi

Gambar 4.4 Peta rawan longsor kabupaten TTU Umumnya longsor terjadi pada daerah yang memiliki intensitas curah hujan tinggi, kemiringan lereng tinggi dan tutupan lahan berupa tanah