• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PATUNG SIGALE-GALE VERSI HENRIZAL BATUBARA DI TAMAN BUDAYA SUMATERA UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PATUNG SIGALE-GALE VERSI HENRIZAL BATUBARA DI TAMAN BUDAYA SUMATERA UTARA."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PATUNG SIGALE-GALE

VERSI HENRIZAL BATUBARA DI TAMAN BUDAYA

SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

DWI ESTI UTAMI

NIM 209151006

JURUSAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia yang telah diberikan-Nya bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang harus diselesaikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni Unimed.

Penulis menyadari sepenuhnya Skripsi ini belum mencapai hasil yang maksimal, untuk itu sangat diharapkan saran dan masukan yang membangun dari pembaca. Semoga Skripsi ini bisa memberi kontribusi terhadap pengetahuan. Penulis juga menyadari bahwa banyak hambatan dan kesulitan yang dialami dalam menyelesaikan Skripsi ini, tetapi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan sebuah karya ilmiah tidaklah terwujud tanpa bantuan dari semua pihak, baik dukungan moral, materi, fasilitas dari lembaga berperan dalam kelancaran penyusunan Skripsi ini.

Pada kesempatan yang berbahagia ini dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

3. Drs. Anam Ibrahim, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa. 4. Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Seni Rupa.

5. Drs. Heri Soeprayogi, M.Si selaku Pembimbing Skripsi.

6. Drs. Sri Wiratma, M. Si. selaku Pembimbing Akademik dan Penguji. 7. Drs. Sumarsono, M. Sn. selaku Penguji.

(3)

iii

9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Seni Rupa serta administrasi dan perlengkapan di lingkungan FBS Universitas Negeri Medan.

10.Kedua Orang Tua penulis, atas bantuan doa, materi, moral dan motivasinya.

11.Kepala UPT. Taman Budaya Sumatera Utara.

12.Henrizal Batubara dan Winarto Kartupat selaku narasumber dalam penelitian ini.

13.Seluruh pihak keluarga yang turut mendoakan dan memberi dukungan dalam penyusunan Skripsi penulis.

14.Teman-teman stambuk 2009 atas kebersamaan, bantuan, dukungan dan doanya selama penulis menyusun skripsi ini.

15.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti dan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Seni Rupa.

Medan, Agustus 2014 Penulis,

(4)

i

ABSTRAK

DWI ESTI UTAMI, NIM: 209151006, “ANALISIS PATUNG

SIGALE-GALE VERSI HENRIZAL BATUBARA DI TAMAN BUDAYA

SUMATERA UTARA”, Skripsi Jurusan Seni Rupa Program Studi S-1 Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan fungsi patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara serta terdapat penjelasan mengenai patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara ditinjau dari konteks seni rupa mencakup bagaimana bentuk patung, proses pembuatannya, atribut yang digunakan, bahan dan alat yang digunakan untuk membuat patung Sigale-gale.

Populasi dalam penelitian ini adalah lima buah patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara dengan lima karakter wajah yang berbeda-beda. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, yaitu sampel yang diambil merupakan jumlah populasi. Metode penelitian yang digunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penggumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, interview dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian, bentuk patung merupakan bentuk abstraktif (bentuk figuratif yang digayakan atau diubah bentuknya) dan memiliki corak imitatif (tiruan dari bentuk alam : manusia), bentuk manusia dari bentuk patung Sigale-gale yang asli berbahan kayu yang mengalami perubahan bentuk dengan cara simplifikasi (penyederhanaan), distorsi (pembiasan), dan stilisasi (penggayaan) dan berlaku pada bagian-bagian wajah patung. Henrizal Batubara menyesuaikan tehnik dan metode yang digunakan dalam membuat patung berdasarkan berbagai bahan yang dipakai yaitu tehnik curving (memahat) dan assembling (merakit). Henrizal menerapkan metode subtraktif (mengurangi bahan dengan cara memotong, menatah). Untuk membuat patung Sigale-gale versinya, Henrizal Batubara menggunakan berbagai macam jenis bahan dalam membuat patung. Pembentukan patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara tidak terlepas dari fungsi patung. Patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara berfungsi sebagai properti pada pertunjukkan tari. Selain fungsinya sebagai properti tari terdapat beberapa fungsi lainnya yaitu (1) fungsi simbolik, (2) fungsi kreativitas dan, (3) fungsi tontonan.

(5)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bentuk-Bentuk Geometri... 12

Gambar 2.2 Bentuk Abstraktif Tiga Dimensi ... 12

Gambar 2.3 Patung Loro Blonyo ... 18

Gambar 2.4 Patung Porselen ... 19

Gambar 2.5 Patung Sang Kuda karya Syahrizal ... 20

Gambar 2.6 Patung Sigale-gale ... 36

Gambar 4.1 Patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara ... 56

Gambar 4.2 Patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara ... 56

Gambar 4.3 Patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara ... 57

Gambar 4.4 Patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara ... 57

Gambar 4.5 Patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara ... 58

Gambar 4.6 Patung lengkap dengan baju khas Batak ... 58

Gambar 4.7 Henrizal Batubara ... 59

Gambar 4.8 Patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara Sebagai Properti Tari 61 Gambar 4.9 Pertunjukkan Patung Sigale-gale garapan baru ... 61

Gambar 4.10 Bagian Wajah Patung Sigale-gale ... 82

Gambar 4.11 Bentuk Wajah Patung setelah Proses Curving ... 86

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tradisi pertunjukan patung Sigale-gale pada masyarakat Batak Toba merupakan sebuah tradisi yang unik dalam seni patung yang dikenal dengan nama Sigale-gale. Di masa lampau, Sigale-gale muncul dalam acara penguburan yang berwujud sebagai anak laki-laki, orang yang dikuburkan yaitu orang yang tidak pernah memiliki anak dalam hidupnya atau orang yang memiliki keturunan namun kesemuanya meninggal tanpa mewariskan keturunan. Biasanya pada upacara kematian bagi orang yang mati tanpa keturunan, diadakan tortor (tari) Sigale-gale.

(7)

2 dapat dilakukan pada acara-acara lainnya dalam bentuk seni pertunjukan tradisional seperti upacara ruwatan dan turun tanah, upacara pernikahan, upacara pengangkatan penghulu baru (Minangkabau) dan upacara-upacara ritual yang dilakukan masyarakat Bali pada setiap kegiatan ibadahnya. Seni pertunjukan tradisional merupakan bentuk-bentuk karya seni yang lahir dari sejarah. Kesenian patung Sigale-gale mengandung unsur budaya masyarakat Batak Toba yang mengungkapkan sistem kekerabatan patrilineal, anak laki-laki memiliki arti penting di dalam kehidupan keluarga. Cerita Sigale-gale sudah ada sebelum masuknya agama Islam dan Kristen dan bertujuan untuk memuliakan atau menghargai roh.

(8)

3 sama sekali. Kesenian patung Sigale-gale masih bisa disaksikan pertunjukannya di Tanah Batak, Samosir.

Selanjutnya Thompson HS (2005) menyatakan bahwa pada tahun 1930-an, Sigale-gale pernah dimainkan oleh dalang legendaris bernama Raja Gayus Rumahorbo dari Kampung Garoga Tomok. Beliau pernah tampil pada festival Sigale-gale di Pematang Siantar (Simalungun). Sigale-gale yang dimainkannya waktu itu adalah hasil buatannya sendiri. Raja Gayus dikenal mampu membuat patung Sigale-gale mengeluarkan air mata dan punya kemampuan mengusapkan ulos (kain tenunan Batak) yang disandangkan sebelumnya di bahu sang boneka kayu. Selain memiliki unsur magis patung Sigale-gale juga memiliki unsur manipulatif. Airmata yang keluar adalah air yang mengalir dari bagian kepala

patung Sigale-gale yang dilubangi. Namun bagaimana teknis mengeluarkannya biasanya diisi dengan kain lap basah atau wadah kecil yang muat di bagian yang berlubang itu.

(9)

4 merupakan istilah yang masih asing dan tidak dikenal oleh masyarakat Batak. Hal ini dikarenakan secara etimologi Sigale-gale dalam masyarakat Batak selalu disebut sebagai patung. Maka dari itu, kata patung tetap melekat untuk menyebutkan patung Sigale-gale versi baru. Ben Pasaribu menggagas ide tersebut dalam rangka mengembangkan patung Sigale-gale. menjadi sebuah karya patung garapan baru (patung Sigale-gale versi baru), yang bermula dari dasar pemikiran Ben Pasaribu bahwa kesenian rakyat patung Sigale-gale bukan hanya milik orang Batak saja dan hanya bisa dinikmati di daerah wisata Tomok melainkan dapat dinikmati oleh siapa saja dan dimana saja.

Selanjutnya Winarto Kartupat menyatakan tahun 1998, di tahun yang sama ide ini pertama kali direalisasikan pada seni pertunjukan sendratasik pada acara Pameran Pergelaran Seni Se-Sumatera I dengan judul “Sigale-gale, Sigala-gala,

(10)

5 Adanya perbedaan versi dikarenakan terus berkembangnya patung gale yang digarap oleh lebih dari 1 orang pembuatnya karenanya patung Sigale- Sigale-gale (garapan baru) yang dimainkan dalam seni pertunjukan tari sudah berbeda pula bentuk dan fungsinya dari patung Sigale-gale yang asli berbahan kayu. Seiring dengan perkembangannya, terdapat dua versi patung Sigale-gale yaitu yang pertama versi Hapis Taadi dari Komunitas Lak Lak (berbahan busa) dan yang kedua versi Winarto Kartupat (berbahan styrofoam).

Selain mereka, Henrizal Batubara perupa asal Tapanuli Selatan kemudian membuat patung Sigale-gale (berbahan styrofoam) dan terus mengembangkan disain baru pada patung Sigale-gale yang dibuatnya. Hal ini yang membuat patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara memiliki perbedaan antara patung Sigale-gale yang berbahan kayu dan patung Sigale-gale versi lain. Perbedaan yang sangat jelas yaitu terdapat pada bentuk wajah patung Sigale-gale dan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatannya. Henrizal Batubara selalu memunculkan ekspresi yang berbeda-beda pada patung Sigale-gale versinya. Henrizal Batubara pertama kali mempelajari teknik membuat patung Sigale-gale berbahan styrofoam dari Winarto Kartupat dan sampai sekarang masih aktif membuat patung Sigale-gale di Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU).

(11)

6 menyaksikan langsung kesenian tradisional patung Sigale-gale di Tomok, dan yang lainnya adalah mereka yang mendapatkan pengetahuan tentang patung Sigale-gale melalui penelitian, pendidikan, media cetak maupun elektronik. Hal yang sama juga ditemukan ketika ditanyakan tentang patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara sebagai patung Sigale-gale garapan baru yang digagas oleh Ben Pasaribu, ternyata tidak banyak masyarakat yang mengetahui mengenai latar belakang digagasnya ide tersebut, dan beberapa versi bentuk patung Sigale-gale yang ada, bentuk patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara itu sendiri dan fungsi yang terdapat pada patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara selain fungsinya sebagai properti tari, meskipun keberadaan patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara sekarang sudah sangat mudah ditemukan pada suatu pertunjukan baik yang bertema tradisi kebudayaan maupun yang di luar dari itu.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara dengan judul penelitian “Analisis Patung Sigale-gale Versi Henrizal Batubara di Taman Budaya Sumatera Utara Medan .

B. Identifikasi Masalah

(12)

7 Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Pertunjukan patung Sigale-gale bukan hanya milik orang Batak, tetapi bisa dinikmati siapa saja.

2. Patung Sigale-gale memiliki bentuk konstruksi yang tidak mudah dibawa ke berbagai tempat untuk melakukan pertunjukan tarian Sigale-gale.

3. Adanya perubahan bentuk patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara terkait dengan fungsinya sebagai properti tari.

4. Adanya perubahan fungsi patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara selain sebagai properti pada seni pertunjukan tari.

C. Pembatasan Masalah

Seperti yang telah dikemukakan dalam identifikasi masalah, banyak faktor yang dapat digali dalam penelitian ini maka arah penelitian harus dibatasi. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah bentuk dan fungsi patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara di Taman Budaya Sumatera Utara sebagai properti tari.

D. Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah dan batasan masalah seperti yang sudah dikemukakan di atas, maka dapat dijelaskan tentang rumusan masalah di dalam penelitian ini.

(13)

8 1. Bagaimanakah bentuk patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara sebagai

properti tari ?

2. Apakah fungsi patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara selain sebagai properti tari ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian selalu dirumuskan untuk mendapatkan catatan yang jelas tentang hasil yang akan dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto

(1978:69) yang menyatakan “ Penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil yang diperoleh setelah penelitian ini selesai “. Berhasil

atau tidaknya suatu penelitian yang dilakukan terlihat dari tercapai tidaknya tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini penulis bertujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui bentuk patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara.

2. Mengetahui fungsi patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara selain sebagai properti tari.

F. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dilakukan, maka diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

(14)

9 a. Sebagai acuan dalam menciptakan versi lain patung Sigale-gale

dengan pengembangan disain yang berbeda.

b. Sebagai sumber inspirasi dalam membangun kreativitas di bidang seni patung.

2. Manfaat teoritis

a. Bagi peneliti dan peneliti lain, sebagai sumber kajian ilmiah guna memperluas wawasan mengenai patung Sigale-gale garapan baru dalam seni pertunjukan tari.

b. Bagi masyarakat, diharapkan dengan tulisan ini masyarakat mengetahui awal mula diciptakan patung Sigale-gale garapan baru dan memberikan apresiasi pada karya tersebut.

(15)

91

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitan, serta sesuai dengan rumusan

masalah dan tujuan penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berukut :

1. Bentuk patung Sigale-gale versi Henrizal Batubara merupakan bentuk abstraktif (bentuk figuratif yang digayakan atau diubah bentuknya) dan

memiliki corak imitatif (tiruan dari bentuk alam : manusia), bentuk manusia

dari bentuk patung Sigale-gale yang asli berbahan kayu yang mengalami perubahan bentuk dengan cara simplifikasi (penyederhanaan), distorsi (pembiasan), dan stilisasi (penggayaan) dan berlaku pada bagian-bagian wajah patung. Henrizal Batubara menyesuaikan tehnik dan metode yang digunakan dalam membuat patung berdasarkan berbagai bahan yang

dipakai yaitu tehnik curving (memahat) dan assembling (merakit). Henrizal

menerapkan metode subtraktif (mengurangi bahan dengan cara memotong,

menatah).

(16)

92

versi Henrizal Batubara terlihat pada pakaian patung yang menggunakan warna-warna yang menjadi simbol identitas suku Batak Toba meskipun terdapat pergeseran fungsi dari patung Sigale-gale berbahan kayu. Merah simbol kehidupan, putih simbol debata (Mula Jadi Nabolon) dan hitam simbol orang yang sudah mati. Fungsi kreativitas dalam hal ini, kreativitas Henrizal untuk membuat patung Sigale-gale didapat dari pendidikan non formal dibawah bimbingan Winarto Kartupat. Kemudian kreativitas yang ada pada Henrizal terus dieksplornya pada patung Sigale-gale versinya. Fungsi tontonan atau pamer memiliki tujuan agar banyak masyarakat yang melihat dan menyampaikan pesan dari sebuah pertunjukkan. Fungsi tontonan pada sebuah pertunjukkan tari gale dengan patung Sigale-gale (garapan baru) sebagai properti tari dapat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan Ben Pasaribu selaku penggagas terciptanya patung Sigale-gale (garapan baru).

(17)

93

1. Kepada Henrizal Batubara, agar memberikan orang lain kesempatan

belajar dan mendapatkan pengalaman dalam membuat patung

Sigale-gale garapan baru dari dirinya sehingga keberadaan patung SiSigale-gale-Sigale-gale

garapan baru ini dalam seni pertunjukan khususnya seni tari, masih

dapat dinikmati oleh masyarakat sampai kapanpun.

2. Untuk selanjutnya, diharapkan kepada mahasiswa seni rupa agar ikut

terlibat dalam penyampaian pesan yang melatarbelakangi terciptanya

patung Sigale-gale garapan baru dengan membuat patung Sigale-gale

versinya sendiri.

3. Masyarakat seharusnya lebih peka dan menunjukkan apresiasi yang

tinggi pada kesenian patung Sigale-gale ini baik yang asli berbahan

kayu maupun garapan baru, dengan memiliki minat yang tinggi untuk

menonton pertunjukan tari Sigale-gale dan mengajak anggota keluarga

terutama anak-anak sampai remaja agar mereka mengetahui tentang

kesenian daerahnya sendiri

4. Pemerintah setempat harusnya menjadi penggerak utama yang mampu

mengajak masyarakat, para seniman pembuat patung Sigale-gale

garapan baru dan pekerja seni yang terlibat untuk gencar mengenalkan

patung Sigale-gale (garapan baru) sampai ke luar negeri dalam sebuah

pertunjukan dan menjadikannya sebagai salah satu seni wisata yang

(18)

94

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bineka Cipta.

A.A.M. Djelantik. 2001. Sebuah Pengantar, Masyarakat Seni Pertunjukkan Indonesia.Bandung.

Chodiyah dan Wisri A. Mamdy. 1982. Disain Busana. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendasmen Jakarta.

Dani W. 2010. Kamus saku ilmiah populer edisi lengkap. Jakarta : Gama Press 1989. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta : PT. Delta Pamungkas. Eliade , Mircea. 1991. The Myth of the Eternal Return or, Cosmos and History.

Princeton University Press, Princeton. New Jersey.

Gie, The Liang, 1976. Garis Besar Estetik (Filsafat Keindahan).Yogyakarta: Penerbit Karya.

Iskandar. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: GP. Press.

Meuraxa, Dada. 1973. Sejarah Kebudayaan Suku-suku di Sumatera Utara. Medan: Pemda

Moleong, Lexy. J. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurelide. 2007. Meretas Budaya Masyarakat Batak Toba Dalam Cerita Sigale-gale . Disertasi Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro.

Parmian, Esra. 2008. Peranan Lembaga Pendidikan Seni dalam Mengembangkan Seni Tradisi. Jurnal Seni Rupa FBS Unimed. Vol. 5 No. 2. FBS Unimed.

Sahman, Humar. 1993. Mengenal Dunia Seni Rupa.Semarang: IKIP Semarang Press.

Saleh, M. 1980. Seni Patung Batak dan Nias. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayan.

(19)

95

Saragi, Daulat. 2007. Dimensi Simbolis Patung Primitif Batak Menurut Estetika Knauth Langer. Jurnal Seni Rupa FBS Unimed. Volume IV Nomor 1. FBS Unimed. Medan.

Sembiring, Dermawan Drs,M.Hum dan Daulat Saragi Dr,M.Hum. 2009. Estetika. Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS Unimed. Medan.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suharso, dan Ana Retnoningsih. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bandung. Susanto, Mikke. 2011. Diksi Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa.

Yogyakarta: Dicti Art Laboratorium dan Djagad Art House.

Soegijo, G. Sidharta. 1987. Dasar-dasar Mematung. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Taufiq, Riza. 2013. Patung Sangkalon Sipangan Anak Sipangan Boru Pada Rumah Adat Huta Godang Kecamatan Ulupungkut Kabupaten Mandailing Natal. Universitas Negeri Medan.

Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan: Balai Pustaka.

Tiominar, dkk. 1990. Topeng Batak. Medan: Depdikbud Museum Negeri Sumatera Utara.

Van Hoave.1989. Esiklopedi Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Balai Pustaka. Vergouwen J.C. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: GP. Press. Wahyunto, Y. 1979. Seni Patung Pasir. Jakarta Timur : Fa. Aries Lima.

__________. Bentuk dan Metode dalam Penciptaan Karya Seni Rupa ” Artikel dalam Ritme Jurnal Seni Rupa dan Pengajarannya”. Volume 1 April 2009. FPBS UPI.

__________, 1973. Feeling and Form. Charles Scribner Sons. New York.

Thompson, HS. 2005. Menyingkap Sejarah dan Keajaiban Sigale-gale.Jumat 1 November 2013. http://www. Insidesumatera.com/?open=view&newsid= 862&go= Menyingkap-Sejarah-dan-Keajaiban-Sigale-gale.

http://alphardfireveloz1.blogspot.com/2012/01/patung.html (diunduh: Jumat, 1 November 2013).

Referensi

Dokumen terkait