• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS KETERAMPILAN EKSPERIMEN LABORATORIUM TERHADAP KETERAMPILAN GENERIK SISWA PADA HUKUM NEWTON DI SMAN 4 TEBING TINGGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS KETERAMPILAN EKSPERIMEN LABORATORIUM TERHADAP KETERAMPILAN GENERIK SISWA PADA HUKUM NEWTON DI SMAN 4 TEBING TINGGI."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS KETERAMPILAN

EKSPERIMEN LABORATORIUM TERHADAP KETERAMPILAN GENERIK SISWA PADA

HUKUM NEWTON DI SMA N 4 TEBING TINGGI

TESIS

ELFI CAROLINA SIANIPAR

NIM : 8106176008

Disetujui Untuk Diajukan Dalam Sidang Mempertahankan Tesis Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Fisika

PROGRAM STUDI FISIKA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ABSTRAK

Elfi Carolina Sianipar. Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbasis Keterampilan Eksperimen Laboratorium Terhadap Keterampilan Generik Siswa Pada Hukum Newton di kelas X SMA N 4 Tebing Tinggi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Adanya pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan keterampilan laboratorium dan Model DI terhadap peningkatan kemampuan generik sains siswa pada materi hukum Newton.(2). Adanya pengaruh kelompok keterampilan laboratorium tinggi dan kelompok keterampilan laboratorium rendah (3) Interaksi antara model pembelajaran kooperatif GI dengan keterampilan laboratorium terhadap kemampuan generik sains pada materi hukum Newton. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen, dengan desain penelitian two-group pre-test dan post-test. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester I SMA Negeri 4 Medan T.A. 2012/2013 sebanyak 5 kelas (190 orang). Sampel penelitian terdiri dari 2 kelas yaitu kelas X-9 dan kelas X-1 yang diambil secara Cluster random sampling, kelas X-9 diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI (kelas eksperimen) dan kelas X-1 diajar dengan model pembelajaran DI (kelas kontrol). Data dianalisis menggunakan SPSS 17, Hasil pengujian hipotesis ANOVA 2 jalur sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap kemampuan generik. (2) Terdapat pengaruh keterampilan eksperimen laboratorium terhadap kemampuan generik siswa. (3) Ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe GI dan model pembelajaran kooperatif DI dengan keterampilan laboratorium terhadap kemampuan generik. Persen peningkatan hasil belajar untuk kelas eksperimen lebih besar dari pada peningkatan hasil belajar kelas kontrol. Hal ini menunjukan bahwa adanya perbedaan yang signifikan presentase kemampuan generik sains yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan keterampilan generik yang diajar dengan model pembelajaran DI.

(4)

ABSTRACT

Elfi Carolina Sianipar. NIM 8106176005. Effects of Application Cooperative Learning Group Investigation (GI) Based Laboratory Experimental Action Toward Students Generic Competency On Newton’s Law of Mation On Grade X SMA N 4 Tebing Tinggi. Pasca-Bachelor, State University of Medan 2012.

The purposes of this research was: (1) to determine the effect of the application Coopertive Learning Model GI Type toward laboratory compentence and DI learning model toward increasing Generic Competence of students on Newton’s Law of Mation, (2) to determine the influence between hight laboratory competence and low laboratory competence, (3) to determine the interaction between cooperative learning GI type with laboratory competence toward Generic Competence about science on Newton’s Law of Mation. This research was quasi experiment, by using two-group pretest and post-test. The population of the research was the entire students grade X SMA Negeri 4 Tebing Tinggi Learning Year 2012/2013 amount of 5 classes (190 students). The sample consist of two class they were class X-9 and class X-1 were taken by Cluster Random Sampling. Class X-9 were taught by using GI Cooperative Learning (experiment class) and class X-1 were taught by using Direct Interaction Learning (control class).The data was analized by using SPSS 17, hypothesis result two strip ANOVA showed: (1) there was effect of of the application Coopertive Learning Model GI Type toward laboratory compentence, (2) there was effect laboratory competence toward Students generic competence, (3) the were interaction between Cooperative Learning GI type and Direct Interraction model in increasing students generic competence outcomes. The percentage students outcomes for experiment class was higher than control class outcomes. These showed that there was significant difference percentage in students generic science competence outcomes which were taught by using Cooperative Learning GI type and by using DI model.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan ke pada Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat dan pertolongangan-Nya tesis yang berjudul “efek model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation (gi) berbasis kegiatan

eksperimen laboratorium terhadap kemampuan generik siswa pada hukum newton

di SMA N 4 tebing tinggi ” dapat selesai ditulis. Penulis menyadari tesis inin

dapat selesai berkat adanya bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak.

Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terina kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Nurdin Bukit, M.Si dan Ibu Dr. Retno Suyanti, M.Si selaku

PEMBIMBING I DAN PEMBIMBING II yang selalu setia memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Sahyar, S.Pd., MS., MM selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Fisika Pascasarjana dan nara sumber yang selalu memberi masukan

dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian penulisan tesis ini.

3. Bapak Pof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S selaku nara sumber yang

memberikan masukan guna kesempurnaan tesis ini

4. Ibu Dr. Mariati P Simanjuntak, M.Si selaku nara sumber yang juga memberikan

masukan guna kesempurnaan tesis ini.

5. Bapak Drs Alvianto selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Tebing Tinggi yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian .

6. Seluruh pegawai Perpustakaan Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan

kemudahan dan bantuan kepada penulis dalam pembacaan dan peminjaman

(6)

7. Bapak alm H. Sianipar dan Ibu alm L. Tobing sebagai orang tua atas segala

doa, dan bimbingan kepada penulis, juga terimakasih buat kakak dan adik-adik

yang banyak membantu penulis.

8. Suami tercinta H. Manalu yang telah banyak memberikan motivasi baik materi

dalam penulisan tesis ini.

9. Rekan-rekan Guru dan Pegawai di SMA Negeri 4 Tebing Tinggi, juga

rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Fisika kelas B Ekssekutif (angkatan

19 ).

Doa dan harapan penulis Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih Dan

Penyayang membalas kebaikan dan bantuan yang telah saudara berikan kepada

penulis .

Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat

kepada para pembacanya.

Medan, Februari 2013 Penulis,

(7)

v

2.1.1. Pembelajaran Kooperatif --- 10

2.1.2. Konsep Dasar Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif --- 12

2.1.3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation --- 16

2.1.4. Pengertian Kemampuan Generik --- 20

2.1.5. Kemampuan Generik Sains --- 21

2.1.6. Manfaat Kemampuan Generik Sains --- 26

2.1.7. Keterampilan Laboratorium dan Peranannya dalam Pembelajaran Sains 26 2.1.8. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) --- 32

2.1.9. Tahap Model Pembelajaran Langsung --- 33

2.2. Hasil Penelitian Yang Relevan --- 36

2.3. Kerangka Konseptual --- 37

2.3.1. Ada Perbedaan Keterampilan Generik Akibat Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI dan Model Pembelajaran DI --- 37

(8)

vi

Keterampilan Laboratorium Tinggi dan Keterampilan Generik Rendah 39

2.3.3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI dan

Model Pembelajaran DI dengan kerterampilan Laboratorium

Terhadap Keterampilan Generik Siswa --- 40

2.4. Hipotesis Penelitian --- 41

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian --- 42

3.2. Populasi dan Sampel --- 42

3.2.1. Populasi Penelitian --- 42

3.2.2. Sampel Penelitian --- 42

3.3. Variabel Penelitian --- 42

3.4. Jenis dan desain Penelitian --- 43

3.4.1. Jenis Penelitian --- 43

3.4.2. Desain Penelitian --- 43

3.5. Prosedur Penelitian --- 44

3.6. Instrumen Penelitian --- 48

3.6.1. Tes Keterampilan Generik Sains --- 48

3.7. Uji Coba Instrumen --- 50

3.7.1. Tes Kemampuan Generik Sains Pada Materi Hukum Newton --- 50

3.8. Teknik Analisis Data --- 54

3.9. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar --- 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian --- 59

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian --- 59

4.1.1.1. Uji Validitas dan Reabilitas Test --- 59

(9)

vii

4.1.1.3. Daya Pembeda Test --- 62

4.1.1.4. Uji Validitas dan Reliabilitas Keterampilan Keterampilan Laboratorium --- 62

4.1.1.5. Tingkat Kesukaran Test Keterampilan Laboratorium --- 64

4.1.1.6. Daya Pembeda Test Keterampilan Laboratorium --- 64

4.2. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian --- 65

4.2.1. Deskriptif Statistik Hasil Penelitian --- 65

4.2.2. Uji Asumsi --- 65

4.2.2.1. Uji Normalitas Test Hasil Belajar--- 65

4.2.2.2. Uji Homogenitas --- 66

4.2.2.3. Uji T Pretest --- 67

4.2.2.4. Uji Normalitas Keterampilan Laboratorium --- 68

4.3. Pengujian Hipotesis --- 69

4.3.1. Uji Hipotesis Pertama --- 70

4.3.2. Uji Hipotesis Kedua --- 70

4.3.3. Uji Hipotesis Ketiga --- 71

4.3.4. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar --- 75

4.3.5 Pembahasan --- 76

4.3.5.1. Perbedaan Hasil Belajar Hukum Newton Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI dan Model Pembelajaran Direct Interaction --- 76

4.3.5.2. Pengaruh Tingkat Keterampilan Laboratorium Terhadap Kemampuan Generik Sains Pada Materi Hukum Newton --- 77

(10)

viii

Model Pembelajaran Kooeparatif Direct Interaction dengan

Keterampilan Laboratorium Dalam Mempengaruhi Hasil Belajar --- 78

4.3.5.4. Peningkatan Hasil Belajar --- 79

4.3.5.5. Keterampilan Generik Sains Untuk Masing-Masing Kelas --- 80

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan --- 81

B. Saran --- 81

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Sintaks Model Pengajaran Langsung --- 21

Tabel 2.2. Sintaks Pembelajaran Kooperatif --- 23

Tabel 2.3. Format Penskoran Turnamen Akademik --- 31

Tabel 2.4. Pedoman Skor Turnamen Akademik Untuk Empat Orang Akademik --- 32

Tabel 2.5. Pedoman Penghargaan Kelompok --- 34

Tabel 3.1. Control Group Pretest-Postest Design --- 47

Tabel 3.2. Desain ANAVA --- 48

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi pada Pengajaran Fisika di SMP --- 51

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Variabel Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Menggunakan media Komputer dan Media Peraga Pada Pokok Bahasan Listrik Statis --- 54

Tabel 4.1. Uji Validitas Test --- 65

Tabel 4.2. Uji Reabilitas --- 66

Tabel 4.3. Data Deskriptif Statistik Hasil Belajar --- 67

Tabel 4.4. Uji Normalitas --- 68

Tabel 4.5. Uji Homogenitas Nilai Pretes --- 69

Tabel 4.6. Uji T Pretest --- 69

Tabel 4.7. Uji Normalitas Motivasi --- 70

Tabel 4.8. Uji ANOVA --- 71

(12)

x

Tipe TGT menggunakan media Komputer dan Media Praga

dengan Motivasi --- 73

(13)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Komponen Esensial Belajar dan Pembelajaran --- 17

Gambar 2.2. Penempatan Siswa Dalam Meja Turnamen --- 29

Gambar 2.3. Aturan Permainan --- 31

Gambar 2.4. Pergeseran --- 33

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian --- 50

(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TGT --- 86

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran DI --- 99

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa I ---111

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa II ---113

Lampiran 5. Instrumen Test Penelitian ---115

Lampiran 6. Kuisioner Angket Motivasi Belajar Fisika ---124

Lampiran 7. Tabel Validitas Instrumen Test ---126

Lampiran 8. Uji Validitas Test ---127

Lampiran 9. Tingkat Kesukakaran dan Daya Beda Test Hasil Belajar ---129

Lampiran 10. Distribusi Data Penelitian ---130

Lampiran 11. Distribusi Data ANOVA ---131

Lampiran 12. Deskriptif Statistik Data Penelitian ---132

Lampiran 13. Uji Normalitas Data Penelitian ---137

Lampiran 14. Uji Homogenitas Data Penelitian ---138

Lampiran 15. Uji T Pretest ---139

Lampiran 16. Uji Normalitas Motivasi ---140

Lampiran 17. Uji ANOVA ---141

Lampiran 18. Diagram Batang Pretest dan Postest ---145

Lampiran 19. Gambar Pola Interaksi Antara Model Pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif TGT dan Model Pembelajaran Kooperatif Direct Interaction dengan Motivasi Terhadap Hasil Belajar ---147

(15)

xiii

Lampiran 21. Validitas Test ---149

Lampiran 22. Validitas Angket ---153

Lampiran 23 Surat Keterangan ---154

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Mutu dan kualitas pendidikan Indonesia diusahakan oleh pemerintah

meningkat dari tahun ke tahun. Berbagai cara telah ditempuh oleh pemerintah

mulai penyempurnaan kurikulum sampai dengan peningkatan kesejahteraan guru

melalui program sertifikasi. Penyempurnaan kurikulum telah beberapa kali

dilakukan, terakhir kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada tahun 2004

disempurnakan menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada tahun

2006. Semua upaya tidak akan ada manfaatnya jika pembelajaran yang

dilaksanakan di sekolah tidak efektif dalam mencapai kompetensi yang telah

ditetapkan.

Brotosiswoyo menyatakan bahwa ada kemampuan berpikir yang bersifat

generik (dasar) yang dapat ditumbuhkan melalui belajar fisika. Kemampuan

tersebut sifatnya lebih sederhana dan dapat membantu siswa berpikir pada

tingkatan yang lebih tinggi seperti berpikir kompleks, berpikir kritis, dan kreatif.

Brotosiswoyo (2000: 7-21) mengungkapkan keterampilan generik sains (fisika)

yang dapat ditumbuhkan adalah pengamatan langsung, pengamatan tidak

langsung, kesadaran tentang skala besaran (sense of scale), bahasa simbolik,

kerangka logika taat azas, inferensi logika, hubungan sebab akibat, pemodelan

(17)

2

Pembelajaran yang meningkatkan atau melatihkan keterampilan generik

siswa akan menghasilkan siswa-siswa yang mampu memahami konsep,

menyelesaikan masalah, dan kegiatan ilmiah yang lain serta mampu belajar

sendiri dengan efektif dan efisien (Darliana: 2006).

Berdasarkan pengalaman ditambah hasil observasi yang dilakukan pada

SMA Negeri 4 Tebing Tinggi, bahwa mayoritas guru melaksanakan pembelajaran

fisika dengan menugaskan siswa menjawab soal di LKS secara individu dan dari

hasil survey di bahwa alat di laboratorium tidak memadai/ lengkap sehingga siswa

tidak termotivasi dalam belajar fisika, dan hasil pengamatan dan wawancara

terhadap guru bidang studi bahwa secara umum hasil belajar Fisika dapat

dikategorikan masih rendah. Hal ini dilihat dari 32 siswa hanya 9 siswa yang

sudah mencapai nilai KKM 75 dengan nilai rata-rata dikelas 52,5 sehingga untuk

menuntaskannya guru harus mengadakan remedial kepada siswa tersebut. Hal ini

terlihat pada saat proses pembelajaran fisika berlangsung pada salah satu kelas X

dengan materi fisika tentang kinematika gerak lurus, diperoleh temuan bahwa

aktivitas yang terjadi pada siswa adalah siswa memperhatikan dan mendengarkan

penjelasan materi pengertian jarak dan perpindahan, gerak lurus beraturan dan

gerak lurus berubah beraturan yang dijelaskan melalui gambar dan uraian. Ada

tanya jawab seputar materi yang tidak dimengerti. Dari materi yang disampaikan

siswa tampak kesulitan menguasai materi, sehingga perlu penjelasan

berulang-ulang mengenai jarak dan perpindahan yang dijelaskan melalui analogi kelajuan

dan waktu yang ditempuh dari tempat tinggal hingga sampai di sekolah.

(18)

3

guru, dapat diterapkan pada berbagai bidang, dan pengetahuannya tidak

tergantung pada domain tertentu, tetapi mengarah pada strategi-strategi kognitif

(Gibb,2002). Keterampilan generik merupakan keterampilan yang dapat

digunakan untuk mempelajari berbagai konsep dan menyelesaikan masalah dalam

sains (Brotosiswoyo, 2000). Oleh karena itu, keterampilan generik merupakan

kemampuan yang digunakan secara umum dalam berbagai kerja ilmiah, dan dapat

digunakan sebagai landasan dalam melakukan kegiatan laboratorium. Saat

mengerjakan soal latihan (dengan kriteria C1, C2 dan C3), siswa keliru

menyatakan jarak, waktu, dan kecepatan dalam bentuk s, t, dan v, mengkonversi

satuan waktu dari menit ke detik atau sebaliknya, dari kilometer/jam (km/jam) ke

meter/sekon(m/s), siswa juga bingung menyelesaikan soal yang menghubungkan

dua persamaan antara v=s/t dan a=Δv/Δt. Jadi, tampak bahwa keterampilan

generik sains pada aspek pengamatan langsung, kerangka logika taat azas dan

membangun konsep baru tidak muncul saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan

untuk aspek pengamatan tak langsung, mengenal skala besaran (sense of scale)

bahasa simbolik, sebab akibat, inferensi logika dan pemodelan matematika kurang

dilatihkan.

Sejalan dengan itu Penelitian tentang kemapuan generik sains telah

dilakukan sebelumnya, yaitu yang diteliti oleh yang menerapkan model

pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan generik dan

prestasi belajar siswa SMA.

Beberapa penelitian tentang model pembelajaran fisika dengan kegiatan

(19)

4

pemodelan matematika, inferensi logika, dan membangun konsep pada

pembelajaran fisika dasar (Suma, 2003). Kesadaran akan skala besaran, bahasa

simbolik, inferensi logika, hubungan sebab-akibat, pemodelan matematika dan

membangun konsep pada pembelajaran fisika modern (Gunawan, 2011). Namun

penelitian tentang Model Pembelajaran Kooperatif tipe GI berbasis kegiatan

laboratorium belum ada yang melakukan.

Seperti yang disebutkan di atas penerapan pembelajaran kontruktivisme

pada saat sekarang lebih ditekankan pada pembelajaran kooperatif dan inkuiri.

Ciri pembelajaran yang bersifat konstruktif ini dapat dibedakan dengan

pembelajaran yang bersifat tradisional dengan ciri-ciri diantaranya sebagai

berikut: lebih memahami dan merespon minat, kekuatan, pengalaman dan

keperluan siswa secara individual, berfokus pada pemahaman siswa dan

menggunakan pengetahuan IPA, ide serta proses inkuiri, menyediakan

kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi dan berdebat dengan siswa lain, secara

berkesinambungan melakukan asesmen terhadap pemahaman siswa, memberikan

bimbingan pada siswa untuk berbagai tanggung jawab dengan siswa lain,

mendukung pembelajaran kooperatif, mendorong siswa untuk bekerjasama

dengan guru IPA dalam mengembangkan proses inkuiri.

Salah satu model yang tepat dan sesuai dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran kooperatif tipe GI. Model pembelajaran kooperatif kegiatan belajar

mengajar secara kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk

sampai kepada pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu

(20)

5

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

tentang Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)

Berbasis Keterampilan Eksperimen Laboratorium Terhadap Keterampilan

Generik Pada Materi Hukum Newton Di Kelas X SMA Negeri 4

TebingTinggi Semester I Tahun Ajaran 2012/2013.

1.2. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat

diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa yang masih rendah

2. Kurangnya penguasaan materi fisika oleh siswa dalam belajar fisika

3. Kurangnya keterampilan generik siswa dalam belajar fisika

4. Strategi pembelajaran yang selama ini digunakan tidak melibatkan siswa

secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar

5. Model pembelajaran Kooperatif yang belum diterapkan

6. Sarana laboratorium yang belum lengkap

7. Media pembelajaran yang belum lengkap

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dana,

dan kemampuan peneliti maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Rendahnya keterampilan generik siswa dalam belajar Fisika siswa kelas X

semester I pada materi Hukum Newton di SMA Negeri TebingTinggi

(21)

6

2. Model Pembelajaran Kooperatif belum diterapkan.

3. Rendahnya keterampilan Laboratorium siswa dalam praktek Fisika

4. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation (GI).

1.4. Rumusan masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada perbedaan keterampilan generik akibat efek model

pembelajaran kooperatif tipe GI dan model DI di kelas X SMA Negeri 4

Tebing Tinggi?

2. Apakah terdapat perbedaan keterampilan generik siswa yang memiliki

keterampilan laboratorium tinggi dan keterampilan generik rendah di

kelas X SMA Negeri 4 Tebing Tinggi?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe GI

dengan keterampilan laboratorium terhadap keterampilan generik siswa?

1.5. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan generik akibat efek model

pembelajaran kooperatif tipe GI dan model DI di kelas X SMA Negeri 4

Tebing Tinggi.

2. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan generik siswa yang memiliki

keterampilan laboratorium tinggi dan keterampilan generik rendah di

(22)

7

3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran

kooperatif tipe GI dan model pembelajaran DI dengan keterampilan

laboratorium terhadap keterampilan generik siswa.

1.6. Manfaat Penelitian

1. Secara Praktis

a. Bagi siswa

Meningkatkan keterampilan generik sains

Meningkatkan motivasi belajar dan kepercayaan diri siswa

b. Bagi guru

Memberikan satu alternatif model pembelajaran yaitu menerapkan

model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan

generik sains dan keterampilan laboratorium siswa.

c. Bagi sekolah

 Memberikan gambaran untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan prestasi belajar fisika siswa

2. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan menjadi bukti empiris tentang potensi

model mpembelajaran kooperatif dan keterampilan laboratorium terhadap

peningkatan keterampilan generik siswa dalam belajar fisika dan dapat

memperkaya hasil-hasil penelitian sejenis khususnya pembelajaran yang

(23)

8

oleh berbagai pihak yang berkepentingan seperti guru dan praktisi

pendidikan.g

1.7. Defenisi Operasional

Untuk menjelaskan variabel-variabel agar tidak menimbulkan perbedaan

penafsiran terhadap rumusan masalah dalam penelitian ini, berikut diberikan

defenisi operasional.

1. Model pembelajaran Kooperatif tipe GI adalah model pembelajaran yang

merupakan kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama untuk

menyelesaikan suatu masalah, atau suatu tugas dalam mencapai tujuan

bersama. (Suherman;2001)

2. Model pembelajaran DI adalah pembelajaran yang menyampaikan ide atau

memberikan informasi dengan lisan dan tulisan. Pembelajaran ini sering

digunakan guru yaitu berceramah dan guru merupakan sumber informasi

satu–satunya. (Slavin K; 2008)

3. Keterampilan eksperimen laboratorium atau kemampuan untuk melakukan

kegiatan laboratorium merupakan suatu unsur yang penting dalam kegiatan

belajar mengajar sains Kegiatan laboratorium sering juga disebut dengan

praktikum. (Brotosiswoyo; 2000)

4. Keterampilan generik dapat ditumbuhkan melalui pembelajaran fisika dengan

memperhatikan cara dan topik atau materi pembelajaran. Sejumlah

kemampuan tersebut adalah pengamatan langsung, pengamatan tak langsung,

(24)

9

sebab akibat, pemodelan matematik, dan membangun konsep. (Millar;

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Terdapat perbedaan kemampuan generik siswa antara siswa yang

menggunakan model pembelajaran GI dibandingkan dengan siswa yang

menggunakan model pembelajaran DI.

2. Ada perbedaan kemampuan generik siswa yang memiliki keterampilan

laboratorium tinggi dengan siswa yang memiliki keterampilan laboratorium

rendah, dimana siswa memiliki keterampilan laboratorium tinggi memperoleh

kemampuan generik lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki

keterampilan laboratorium rendah pada materi hukum newton.

3. Terdapat interaksi pembelajaran kooperatif tipe GI dengan keterampilan

laboratorium dalam meningkatkan kemampuan generik siswa.

B. Saran

1. Siswa harus dibimbing dengan memberikan latihan yang cukup untuk

meningkatkan kemampuan membaca dalam pelajaran Fisika.

2. Peranan perpustakaan di sekolah juga mempengaruhi hasil pengajaran, oleh

karena itu perlu dilengkapi buku-buku yang berhubungan dengan pelajaran.

3. Dalam menerapkan model pembelajaran sebaiknya diperhitungkan dengan

baik pembagian jumlah kelompok, jangan sampai terlalu banyak dalam satu

kelompok, karena akan mengakibatkan siswa dalam kelompok tidak bekerja

(26)

4. Pertimbangkan waktu dalam pelaksanaan model pembelajaran sehingga

(27)

81

DAFTAR PUSTAKA

Angela. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Arends, R.I. (2008). Learning to Teach ( 5th ed.). Singapore: McGrow Hill-Book Co.

Arikunto.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta

Brotosiswoyo, B.S. (2000). “Hakekat Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi”, dalam Hakekat Pembelajaran MIPA & Kiat Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi. Jakarta: Proyek Pengembangan Universitas Terbuka. Departemen Pendidikan Nasional.

Collette. and Chiappetta (2008). “Using Online Homework System Enhances Students’Learning of Physics Concepts in an Introductory Physics Course”. American Journal of Physics. 72, (11), 1447 – 1453.

Darliana. 2006. Keterampilan berpikir kompleks dan implementasinya dalam pembelajaran fisika. Tersedia: http://www.p4tkipa.org [diakses 16 September 2012]

Gibb., 2002. Teaching Science for Understanding: A Practical Guide for School Teachers. New Jersey: Pearson Merril Prentice Hall.

Gangoli, S.G. and Gurumurthy, C. (1995). “A Study of Effectiveness of a Guided Open-ended Approach to Physics Experimenst”. International Journal of Science Education. 17, (2), 233-241.

Gunawan. (2011). Pengembangan Model Virtual Laboratory Fisika Modern untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan Disposisi Berpikir Kritis Calon Guru. Disertasi Doktor pada Sekolah Pascasarjana UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Hartono. (2006). Pembelajaran Fisika Modern bagi Mahasiswa Calon Guru. Disertasi Doktor pada Sekolah Pascasarjana UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Hofstein, A. and Mamlok-Naaman, R. (2007). “The Laboratory in Science Education: The State of The Art”. Chemistry Education Reserach and Practice. 8, (2), 105-107.

(28)

82

Jacobsen, D.A., Eggen, P. and Kauchak, D. (2009). Methods for Teaching:

Promoting Student Learning in K-12 Classrooms. USA: Pearson Education, Inc..

Johnson&Johnson. (2006). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Kamsah, M.Z. (2004). Developing Generic Skills in Classroom Environment: Engineering Student’s Perspective.

Kertiasa, N. (2006). Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya. Bandung: Pudak Scientific.

Lazzarowitz, R. and Tamir, P. (1994). “Research on Using Laboratory Instruction in Science”, dalam Handbook of Research on Science Teaching and

Learning, A Project of the NSTA. New York: John Wiley & Sons. Inc.

Liliasari, Setiawan, A. dan Widodo, A. (2008). Model-model Pembelajaran Berbasis TI untuk Mengembangkan Keterampilan Generik Sains dan Berpikir Tingkat Tinggi Pembelajar. Laporan Penelitian HPTP pada Sekolah Pasca Sarjana UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

45

Ni Made Pujani., dkk. (2011). Pembekalan Keterampilan Laboratorium Untuk Meningkatkan Kemampuan Generik Sains Calon Guru Pada Bidang Astronomi. Jurnal Pendidikan dan Penerapan MIPA. (1) F-177-F182

Mao, L.S. and Chang, C.Y. (1998). “Impact of an Inquiry Teaching Models on Earth Science Students’ Learning Outcomes and Attitudes at the Secondary School Level”. Proceeding National Science Counc. (ROC)D. 8, (3), 93

Margono, H. (2005). Metode Laboratorium. Malang: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang.

Meltzer. 2002. The Relationship Between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gain in Phisic. New York: Macmillan.

Millar, R. (2004). The Role of Practical Work in The Teaching and Learning of Science. Paper prepared for the Meeting: High School Science Laboratories: Role and Vision. National Academy of Sciences, Washington DC. June 3-4 2004.

Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(29)

83

Kemampuan Generik Perencanaan Percobaan Calon Guru Hasil Pembelajaran Berbasis Kemampuan Generik pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan”. Jurnal Pendidikan dan Budaya Educare. 4, (1), 72-87.

Rustaman, et al. (2005). Perencanaan dan Penilaian Praktikum di Perguruan Tinggi. Makalah pada Program Applied Approach Bagi Dosen UPI tahun 2002, Bandung.

Slavin. 2008. Pengajaran Langsung. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.

Suma, K. (2003). Pembekalan Kemampuan-kemampuan Fisika bagi Calon Guru Melalui Mata Kuliah Fisika Dasar. Disertasi Doktor pada Sekolah Pascasarjana UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Gambar

Tabel 4.10. Uji Scheffe ------------------------------------------------------------- 75
Gambar 2.2. Penempatan Siswa Dalam Meja Turnamen ---------------------- 29

Referensi

Dokumen terkait

12 Misalnya, ketika seseorang dari budaya yang mendominasikan pria menemukan diri mereka berada dalam masyarakat yang mengakui kesetaraan gender, maka

Kelebihan dari alat yang dibuat adalah lengan robot tidak hanya mengambil dan meletakkan benda ditempat yang telah disediakan tetapi juga dapat dilakukan penyusunan

Daerah Kabupaten Nabire terhadap Pegawai Negeri Sipil di.. lingkungan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Nabire. dalam penerapan standar jam kerja.

Bila peragaan ini diulang untuk pecahan-pecahan yang lain dimana penyebut dari pecahan yang dijumlah merupakan kelipatan dari penyebut-penyebut lain, maka anak akan

Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Variabel Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2012”, yang disusun sebagai salah

Untuk mencapai hal tersebut, maka pada setiap awal periode pihak manajemen membuat perencanaan berupa anggaran penjualan, harga pokok penjualan, anggaran produksi,

Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI”, Tesis.Universitas Sumatera Utara: Medan. Wild,

Dari data nilai viskositas instrinsik pada minggu ke-0 dari empat komposisi film poliblen PCL dengan PGA, komposisi 50%:50% merupakan poliblen PCL dengan PGA dengan bobot