PERJUANGAN GERILYA JONATHAN SITOHANG DALAM
MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DI DAIRI
1945-1949
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Ramot M Situmorang
NIM. 309121062
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, kasih dan
kuasaNya yang memberikan kekuatan dan hikmat kepada penulis sehingga skripsi dengan judul
‘‘Perjuangan Gerilya Jonathan Sitohang Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Dairi 1945-1949” Dapat diselesaikan.
Penulisan ini juga dibuat untuk memenuhi tugas penulis dalam penyusunan skripsi dan
untuk mengetahui Perjuangan Gerilya Jonathan Sitohang dalam Memepertahankan Kemerdekaan
di Dairi 1945-1949.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis
menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi, tata bahasa, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca dalam penulisan skripsi
selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.
Dalam penulisan skripsi ini peneliti telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak,
baik itu bantuan moril ataupun materil, maka pada kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa
terimakasih serta penghargaan sebesar besarnya kepada :
1) Bapak Prof.Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED beyang serta staf-staf yang telah
membantu dalam kelancaran urusan akademik maupun administrasi selama menjalani
perkuliahan.
2) Dekan FIS UNIMED beserta stafnya.
3) Ibu Dra. Lukitaningsih,M.Hum Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah Fis UNIMED.
4) Ibu Dra. Hafnita SD Lubis,M.Si sebagai sekertaris jurusan sekaligus Dosen Pembimbing
Skripsi, terimakasih atas bimbingan yang telah ibu berikan selama ini kepada penulis.
5) Bapak Ponirin, M.Si sebagai dosen penguji ahli, terimakasih atas bimbingan dan motifasi
yang ibu berikan selama ini sehingga skripsi ini selesai tepat pada waktu nya.
6) Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A, sebagai dosen pembimbing akademik terima kasih
sebesar-besarnya karena telah begitu sabar memberikan bimbingan dan arahan serta saran dan kritik
yang membangun bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7) Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.si selaku dosen Penguji dan telah banyak memberi masukan
8) Orang tua saya yang telah banyak mendukung saya dengan segala doa, material, dan
nasehat-nasehat beliau.
9) Kepada informan-informan yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya kepada
penulis dalam proses penulisan skripsi ini.
10) Tidak lupa juga kepada semua pihak yang mungkin tidak dapat disebutkan satu persatu
dalam tulisan singkat ini, yang mana telah memberikan hati, tenaga, dan juga pikiran
sehingga skripsi ini terselesaikan.
“Sungguh tiada perhiasan terindah bagi seorang anak selain daripada teladan hidup sang ayah, dan tiada perhiasan terindah bagi seorang ayah selain daripada kelakuan terhormat sang
anak.” Skripsi ini saya dedikasikan kepada alamarhum ayah saya ( bapak Deos Situmorang),
sejatinya beliau tidak mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dari Jurusan Pendidikan Sejarah,
IKIP Medan, atas berbagai faktor penghalang.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dan jika ada pihak yang terlawatkan peneliti meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafan.
Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca
dan dapat menjadi bahan masukan bagi yang membutuhkanya. Tuhan Memberkati.
Medan, Agustus 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
ABSTRAK ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR LAMPIRAN vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 5
1.3 Batasan Masalah 6
1.4 Perumusan Masalah 6
1.5 Tujuan Penelitian 7
1.6 Manfaat Penelitian 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Konsep 9
2.1.1 Konsep Perjuangan Gerilya 9
2.1.2 Konsep Jonathan Sitohang 12
2.1.3 Konsep Mempertahankan Kemerdekaan 14
2.1.4 Konsep Dairi 1945-1949 16
2.2 Kerangka Berpikir 18
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode penelitian 20 3.2
Lokasi Penelitian 21
3.4 Teknik Analisis Data 23
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Dairi 24
4.2 Operasi Agresi Militer Belanda di Dairi 28
4.3 Latar Belakang dan Pelaksanaan Operasi Gerilya di Dairi 42
4.3.1 Pelaksanaan Operasi Gerilya di Dairi 45
4.3.2 Inspeksi Komando Sub Terr VII 54
4.3.3 Pos-pos Pertahanan Belanda di Dairi Diserang Oleh
Pasukan TNI Sektor III 55
4.4 Jonathan Sitohang dan Keterlibatannya Dalam
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di Dairi 62
4.4.1 Pemerintahan Militer dan
Pertahanan Rakyat Semesta di Dairi 65
4.4.2 Pertahanan Rakyat Semesta di Dairi 69
4.4.3 BUMPRI dan Kantor Perniagaan di Dairi 74
4.4.4 Membentuk BPR 77
4.4.5 Puncak Perjuangan Gerilya, Serah Terima
Kota Sidikalang Bersama Mayor Selamat Ginting
Dari Tangan Belanda ke Pangkuan RI 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 83
5.2 Saran 84
DAFTAR PUSTAKA 85
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta oleh
Ir.Soekarno dan Drs.Muhammad Hatta, seluruh tanah air pun menggegap gempita menyambut
kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana
komunikasi antara Jawa dan Sumatera mengakibatkan berita proklamasi kemerdekaan di
Sumatera Utara sampai beberapa bulan kemudian. Di Medan sendiri proklamasi kemerdekaan
dijelaskan secara resmi oleh Teuku Moh.Hasan pada 31 September 1945 yang diprakarsai oleh
Barisan Pemuda Indonesia(BPI),dan kemudian pada tanggal 6 Oktober 1945 dilakukan upacara
peresmian berdirinya Republik Indonesia di Medan dan disusul di daerah-daerah Sumatera Utara
termasuk Dairi hingga ke Tigalingga pada tanggal 17 Oktober 1945 dengan menaikkan bendera
merah putih.
Namun perjuangan para tokoh-tokoh kemerdekaan di pusat maupun di daerah tidak
berhenti sampai pada proklamasi kemerdekaan saja. Sebab,perlu diketahui bahwa ancaman
kedatangan Belanda untuk menjajah kembali di Indonesia,menjadi tugas dan tanggung jawab
para tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia di pusat dan di daerah-daerah.
Untuk kedua kalinya Belanda datang ke Indonesia dengan membonceng tentara Sekutu. Hal ini
menandakan bahwa Belanda ingin segera menegakkan kembali kolonialnya di Indonesia.Belanda
dengan NICA-nya disisipkan di antara markas/tentara Sekutu yang digunakan sebagai alat untuk
Dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, terdapat dua pola atau tipe
perjuangan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Indonesia pada sekitar kemerdekaan untuk mencari
titik terang ketegangan antara Indonesia dengan Belanda.
Pola pertama yaitu dengan mempercayakan diri kepada olah diplomasi, yaitu berusaha
menarik simpati dan pengakuan kepada dunia internasional dengan menunjukkan adanya
kematangan bernegara, yang hendak dicapai dengan jalan atau cara bagaimanapun. Perjuangan
mempertahankan kemerdekaan melalui diplomasi hingga ke dunia internasional merupakan
usaha yang dilakukan untuk menaggulangi ancaman penjajahan Belanda kembali atas Indonesia.
Perlu diketahui bahwa hasil-hasil perundingan yang dilaksanakan kerap kali menghasilkan hasil
keputusan yang saling tidak seimbang atau dengan kata lain hasil perundingan tersebut
mengundang rasa ketidakpuasan dari kedua belah pihak. Pola kedua dengan percaya kepada
kekuatan sendiri, dengan berusaha dan membina daya mampu berjuang sendiri, buat
sewaktu-waktu dapat mencegah/menanggulangi ancaman bahaya atas penjajahan Belanda kedua
kalinya.Angkatan muda yang mempergelarkan kekuatan bersenjata dengan penuh keyakinan
akan mampu menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang telah
diproklamasikan. Perlu diketahui bahwa pihak Belanda hanya akan mau dan terlibat dalam
diplomasi ketika kekuatan bersenjata dari Belanda masih kurang memadai atau tidak sanggup
untuk berperang,namun disaat kekuatan bersenjata Belanda sudah kuat maka Belanda akan
kembali melakukan penyerangan .
Agresi Militer Belanda I dan II merupakan salah satu wujud dimana pihak Belanda tidak
menerima hasil-hasil kesepakatan lewat jalur diplomasi. Hampir seluruh daerah-daerah di
Indonesia hingga ke pedalaman yang ikut terkena imbas dari agresi yang dilancarkan oleh
Gerilya atau perang gerilya merupakan cara yang dilakukan oleh para pejuang
kemerdekaan dalam mempertahankan wilayah Indonesia dari serangan Agresi Militer Belanda I
dan II. Situasi dan kondisi kekuatan perang Indonesia yang kalah kuantitas dan kualitas
dibanding dengan kekuatan perang Belanda memaksa Indonesia harus menyusun taktik yang
paling jitu untuk dapat mengalahkan Belanda. Gerilya merupakan teknik yang digunakan untuk
melemahkan lawan. Hampir setiap daerah di Indonesia menerapkan sistem perang gerilya.
Perang Gerilya menggabungkan seluruh komponen-komponen mulai dari Tentara Keamanan
Rakyat(TKR), tokoh-tokoh politik hingga rakyat menjadi sebuah kekuatan untuk melawan
Belanda dalam agresi yang dilancarkannya.
Setelah berita proklamasi terdengar di Dairi, tokoh-tokoh politik Dairi pun, Jonathan
Sitohang dan Djauli Manik langsung membentuk Komite Nasional yang beranggotakan
pimpinan partai dan tokoh masyarakat dalam upaya menjalankan pemerintahan
sementara.(Tanjung, 2011:74).
Dairi yang turut dalam lintasan konflik Agresi Militer Belanda tidak luput terkena
dampak. Jika melihat kondisi geografis dari Dairi, maka gerilya merupakan salah satu taktik
yang paling tepat dalam menghadapi agresi militer Belanda di Dairi. Tokoh-tokoh politik,
partai-partai politik, serta rakyat Dairi ikut berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan. TNI/TKR
sebagai kekuatan utama dalam operasi gerilya untuk menggempur Belanda lewat Agresinya turut
ambil bagian. Semangat kemerdekaan, rasa nasionalisme yang tinggi , serta keinginan terlepas
dari ancaman penjajahan oleh Belanda menjadi motivasi yang besar bagi tokoh-tokoh juga rakyat
Dairi untuk sama-sama berjuang. Ikut berperang dalam perlawanannya terhadap Belanda dengan
mengorbankan ide/gagasan bahkan jiwa raga adalah beban dan tanggung jawab moril yang berat
Jonathan Sitohang adalah salah seorang tokoh pejuang Dairi pasca kemerdekaan yang
turut merasakan perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan pada masa itu. Peranan
Jonathan Sitohang di Dairi terlihat jelas dimulai dari awal perjuangan pasca kemerdekaan
dimana ia memiliki kedudukan dalam Komite Nasional di Dairi, turut serta dalam pembentukan
Kab.Dairi, sebagai Pejabat Bupati.
Puncak perjuangan dari Jonathan Sitohang adalah turut serta berjuang dalam pemerintahan
gerilya /perjuangan gerilya dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia
masa Agresi Militer Belanda di Dairi juga menempatkan Jonathan Sitohang menjadi salah satu
sebagai tokoh utama.
Perjuangan-perjuangan yang dilakukan Jonathan Sitohang turut mengundang apresiasi
dari pemerintah pusat/presiden Republik Indonesia. Hal ini dapat diketahui atas
dianugerahkannya tanda jasa pahlawan kepada Jonathan Sitohang atas jasanya didalam
membela kemerdekaan negara di Dairi. (Sitohang, 2013:9). Maka sangat layaklah Jonathan
Sitohang sebagai tokoh pejuang pasca kemerdekaan. Jonathan Sitohang merupakan salah satu
tokoh dari banyak tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang mungkin mengalami
perjuangan yang hampir sama dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia
ditiap-tiap daerah.
Dengan melihat uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut serta
tertarik mengangkat judul “Perjuangan Gerilya Jonathan Sitohang dalam
Mempertahankan Kemerdekaan di Dairi (1945-1949).” 1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi identifikasi masalah dalam
1. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan pasca kemerdekaan di daerah-daerah
termasuk Dairi.
2. Latar belakang perjuangan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh politik di Dairi, tokoh-tokoh
partai pilitik, dan rakyat dalam upaya mempertahankan kemerdekaan pasca kemerdekaan
di Dairi.
3. Upaya perjuangan yang dilakukan dalam menghadapi serangan Agresi Militer Belanda di
Dairi.
4. Peranan Jonathan Sitohang dalam perjuangan gerilya mempertahankan kemerdekaan di
Dairi.
1.3 Pembatasan Masalah
Karena luasnya cakupan masalah yang akan diteliti, maka peneliti membatasi
permasalahan yang akan diteliti agar terarah dan terfokus. Untuk itu peneliti memfokuskan
pembahasan pada latar belakang perjuangan, kontribusi/peranan, upaya atau langkah-langkah
yang ditempuh, tokoh pejuang Jonathan Sitohang lewat perjuangan gerilya terhadap serangan
Belanda dalam mempertahankan kemerdekaan di Dairi pasca kemerdekaan.
1.4 Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan rumusan formal yang operasional dari masalah yang
ditetapkan dalam pembatasan masalah. Karena itu perumusan masalah harus konsisten dengan
pembatasan masalah.
Maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Agresi Militer Belanda II di Dairi ?
2. Bagaimana latar belakang operasi gerilya di Dairi ?
4. Bagaimana keterlibatan/peranan Jonathan Sitohang atas perjuangan gerilya dalam
mempertahankan kemerdekaan di Dairi ?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang akan menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui operasi Agresi Militer Belanda II di Dairi.
2. Untuk mengetahui latar belakang dan operasi gerilya di Dairi?.
3. Untuk mengetahui siapa Jonathan Sitohang dan keterlibatan/peranan Jonathan Sitohang
atas perjuangan gerilya dalam mempertahankan kemerdekaan di Dairi.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah pengetahuan bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat Dairi
mengenai tokoh Jonathan Sitohang selaku pejuang gerilya dalam upaya mempertahankan
kemerdekaan di Dairi.
2. Sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa pendidikan jurusan sejarah maupun jurusan
lainnya dengan bidang penelitian yang sama dalam lokasi yang berbeda sehingga
menghasilkan keputusan untuk penelitian yang sempurna.
3. Bagi peneliti, sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan.
4. Sebagai bahan perbendaharaan di perpustakaan umum UNIMED, Fakultas Ilmu Sosial
UNIMED, khususnya ruang baca Jurusan Pendidikan Sejarah UNIMED.
5. Sebagai bahan motivasi bagi mahasiswa/generasi muda dalam meneruskan perjuangan
BAB V
Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan
1. Wilayah Dairi merupakan salah satu wilayah yang pernah diduduki oleh Belanda semasa
pemerintahan kolonialnya. Pasca kemrdekaan Republik Indonesia muncul upaya perjuangan
yang dilakukan oleh pejuang kemerdekaan sebagai langkah dan bentuk perlawanan pada
Belanda. untuk mempertahankan kemerdekaan RI di tiap-tiap wilayah/daerah.
2. Serangan Agresi Militer Belanda I dan II merupakan upaya Belanda dalam menegakkan
kembali pemerintahan kolonialnya di wilayah RI. Dairi, termasuk daerah yang sempat
disentuh oleh Belanda dan terkena dampak dari Agresi Militer Belanda yang kedua.
3. Sementara itu upaya perjuangan yang dilakukan oleh pejuang Indonesia dalam menghadang
Agresi Militer Belanda yang kedua di Dairi adalah lewat berjuang secara gerilya. Bergerilya
bukan saja lewat kekuatan bersenjata. Perjuangan gerilya juga merupakan perang ideologi,
politik, juga ekonomi. Perjuangan gerilya melibatkan seluruh elemen mulai dari rakyat sebagai
pangkalan, kekuatan bersenjata, juga pemerintah sipil.
4. Jonathan Sitohang adalah salah satu tokoh yang ikut berjuang dalam mempertahankan
kemerdekaan di Dairi. Sebagai seorang ahli dalam pemerintah sipil, tentunya Jonathan
Sitohang telah banyak melakukan upaya serta untuk menjalankan roda pemerintahan di Dairi.
Jalannya roda pemerintahan di Dairi termasuk sebagai langkah untuk mempertahankan
kemerdekaan di Dairi.
5. Jonathan Sitohang adalah Jonathan Ompu Tording Sitohang, seperti yang banyak dituliskan
dalam buku-buku dan sumber-sumber lainnya. Dalam menjalankan tugasnya, beliau dikenal
Maka dengan itu, banyak tokoh yang menyebutnya serta memberi julukan “Ompu Tording”.
Namun untuk melengkapi gelar yang disematkan pada beliau, maka ketika cucu pertama dari
Jonathan Sitohang lahir, beliau menemai cucunya Tording.
5.2 Saran
1. Penulis menyarankan agar pemerintah Dairi, juga memberi perhatian kepada para pejuang
kemerdekaan di Dairi yang masih hidup sekarang ini. Tentunya sebagai bentuk pengahargaan
atas perjuangan yang telah dilakukan oleh pejuang kemerdekaan di Dairi.
2. Dalam memperkaya Sejarah Lokal, tentunya penulis menyarankan pada pihak pembaca
maupun Instansi yang terlibat untuk meneliti tokoh pejuang kenerdekaan lainnya di Dairi,