PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERBASIS
MASALAH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI KELAS XI
IPA SMA/MA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh
SISKA RITA MAHYUNI NIM : 809745019
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ABSTRAK
SISKA RITA MAHYUNI. Pengembangan Bahan Ajar Biologi Berbasis Masalah pada Materi Sistem Reproduksi Kelas XI IPA SMA/MA. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2012.
Masalah reproduksi manusia merupakan masalah penting yang harus diketahui dan dipahami siswa agar dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat terkait permasalahan reproduksi yang dihadapi sehari-hari. Bahan ajar berupa buku pelajaran yang menjadi acuan utama siswa dalam mempelajari reproduksi khususnya reproduksi manusia dinilai kurang efektiv dalam menjawab kebutuhan siswa terhadap informasi tersebut. Hal ini membuat siswa mencari sumber informasi lain terkait masalah reproduksi yang kerap kali sulit untuk dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu diperlukan suatu terobosan terhadap bahan ajar Reproduksi Manusia yang menjadi suplemen utama dalam Materi Biologi Reproduksi untuk menjawab kebutuhan pengetahuan siswa tekait dengan masalah reproduksi dewasa ini. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari tentang efektivitas dari bahan ajar Biologi Reproduksi (Manusia) yang telah dikembangkan. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 19 Medan dan di MAN 1 Medan pada kelas XI IPA selama delapan bulan terhitung dari Juli 2011 sampai April 2012 dengan teknik analisis data statistik deskriptif menggunakan survei angket dari siswa mengenai kebutuhan informasi reproduksi. Bahan ajar yang diproses dari hasil penelitian dirumuskan menjadi sebuah buku suplemen khusus Biologi Reproduksi Manusia yang dinilai layak oleh tim penilai, efektiv, dan mampu menjawab kebutuhan siswa dengan data hasil penelitan penilaian oleh tim ahli yang menunjukan rata-rata 82% dengan kategori sesuai dan 86% dengan kategori sangat sesuai sedangkan pada uji coba lapangan pada siswa kelas XI IPA SMA/MA menunjukan rata-rata 86% dengan kategori sangat efektiv.
.
ABSTRACT
SISKA RITA MAHYUNI. The Development of Biology Teaching Material based on Problem Learning Method in Reproduction System Subject At High School XI IPA Class. Post-Graduate Program Medan State University, 2012.
Human reproduction is an important matter that must be understand by the student so they can take the right decision and make proper action dealing with their daily reproduction problem. Teaching material which presented in a book format is still being the main source for the student to study the human reproduction system. This situation makes the students search for another alternative source of information related to their reproduction problem which many times hard to be validated. Therefore, it is necessary to innovate the teaching material on human reproduction subject in order to be the main suplement in reproduction biology subject to fulfill their needs. The research executed to learn about the effectivity of human reproduction biology teaching material which become their needs in this globalization age. The research took place in SMA Negeri 19 Medan and in MAN 1 Medan at IPA XI class for eight months from July 2011 until April 2012 using the descriptive-statistic data analysis technique by surveying the students to collect information related to their reproduction problem. Thus, teaching material processed from this research formulated into a special supplement human reproduction biology book which is already verified by the verification team, suitable and has became the answer to the student needs with the result of 82% average suite, 86% very suite, and 86% very effective from the XI IPA/MA class students.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang begitu banyak menganugerahkan nikmat kepada kita dalam setiap tarikan nafas dan dimanapun kita berada. Atas berkat nikmat cinta dan kasih-Nya pula tesis ini dapat terselesaikan. Tak lupa shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Rasulullah junjungan Muhammad SAW.
Tesis yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Biologi Berbasis
Masalah pada Materi Sistem Reproduksi Kelas XI IPA SMA/MA” ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Seiring dengan terselesaikannya tesis ini, dengan segenap kerendahan hati penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua saya, salam bagi mereka atas cinta, do’a, dukungan,
dan perjuangan yang tak terhingga. Semoga Allah membalas segala kebaikan mereka berlipat-lipat.
2. Adik-adik dan keluarga yang telah memberikan dukungannya selama ini.
3. Kekasih hati yang selalu memberikan dukungan, salam bagimu yang membuat hidupku tenang dan bahagia hingga ku merasa sempurna. 4. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. rer.
nat. Binari Manurung, M.Si selaku Pembimbing II atas bimbingan, kesabaran, motivasi, nasehat, perhatian, dan solusi hingga terselesaikannya tesis ini.
5. Ibu Dr. Fauzyiah Harahap, M.Si., Ibu Dr. Ely Julia, M.Pd, dan bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si. selaku narasumber yang telah banyak membimbing, mengarahkan penulis, dan mengkritisi.
6. Teman-teman prodi pendidikan biologi angkatan XVI kelas B. Terimakasih atas motivasi, masukan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
8. Semua teman, handai taulan, dan pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu disini, terima kasih atas segala kontribusinya.
Penulis menyadari bahwa naskah tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala bentuk masukan yang bersifat membangun untuk kedepannya sangat diharapkan. Semoga tesis ini dapat bermanfaat. Billahi taufiq
wal hidayah.
Medan, Juni 2012
DAFTAR ISI
1.2. Identifikasi Masalah ... 6
1.3. Batasan Masalah ... 7
1.4. Rumusan Masalah ... 7
1.5. Tujuan Penelitian ... 8
1.6. Manfaat Penelitian ... 8
1.7. Definisi Oprasional ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Bahan Ajar ... 9
2.2. Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah ... 20
2.3. Pendidikan Reproduksi Bagi Remaja ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
3.2. Model Pengembangan ... 24
3.3. Uji Coba Produk ... 25
3.4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 26
3.5. Prosedur Penelitian ... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32
4.1. Hasil ... 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50
5.1. Kesimpulan ... 50
5.2. Implikasi ... 50
5.3. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 53
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Kategori dan Karakteristik Bahan Ajar Cetak ... 11
Tabel 2.2. Kelebihan dan Kekurangan dari Masing-Masing Jenis Bahan Ajar Noncetak ... 12
Tabel 2.3. Peranan Bahan Ajar ... 13
Tabel 3.1. Tahapan Pengembangan Model ... 24
Tabel 3.2. Kriteria Kesesuaian Bahan Ajar ... 30
Tabel 3.3. Kriteria Efektivitas Bahan Ajar ... 30
Tabel 4.1. Data Analisis Kebutuhan ... 32
Tabel 4.2. Data Hasil Penilaian Oleh Ahli Bidang Studi Biologi ... 33
Tabel 4.3. Data Hasil Kajian Oleh Ahli Rancangan Pembelajaran ... 33
Tabel 4.4. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Materi Sistem Reproduksi ... 40
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 15
Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian Secara Garis Besar ... 31
Gambar 4.1. Persentasi Hasil Penilaian Siswa pada Uji Kelompok Kecil ... 35
Gambar 4.2. Persentasi Hasil Penilaian Siswa pada Uji Kelompok Sedang ... 35
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Produk Bahan Ajar yang Telah Dikembangkan ... 56
2. Angket Analisis Kebutuhan Bahan Ajar ... 139
3. Angket Tanggapan untuk Ahli Rancangan Pembelajaran (Format A) ... 140
4. Angket Tanggapan untuk Ahli Rancangan Pembelajaran (Format B) ... 143
5. Angket Uji Coba Lapangan Untuk Siswa... 146
6. Data Hasil Analisis Kebutuhan di MA Negeri 1 Medan ... 147
7. Data Hasil Analisis Kebutuhan di SMA Negeri 19 Medan ... 148
8. Data Hasil Kajian dari Ahli Bidang Studi Biologi ... 149
9. Data Hasil Kajian dari Ahli Rancangan Pembelajaran ... 151
10. Data Hasil Uji Coba Kelompok Kecil ... 153
11. Data Hasil Uji Coba Kelompok Sedang ... 154
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar, yakni segala sesuatu yang memudahkan peserta didik memperoleh sejumlah informasi pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Dalam kurikulum Biologi kelas XI SMA/MA terdapat materi sistem reproduksi. Materi ini
merupakan materi yang paling diminati oleh siswa pada umumnya dengan hasil penelitian pendahuluan di MAN I Medan kelas XI IPA, 75% siswa menjawab
Sistem Reproduksi adalah materi pelajaran yang disukai dengan berbagai macam alasan diantaranya: (1) Karena reproduksi penting untuk kelangsungan makhluk hidup; (2) Dapat diterapkan dalam kehidupan sehari; (3) Hal yang penting
diketahui dari sekarang untuk masa depan; dan (4) Karena tertarik dalam belajar reproduksi.
Sebenarnya hal yang membuat siswa lebih tertarik dengan sistem reproduksi
yaitu remaja berada dalam potensi seksual yang aktif karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan sering tidak memiliki informasi
yang cukup mengenai aktivitas seksual mereka sendiri. Akibat informasi yang tidak cukup ini siswa sering mencari sumber informasi alternatif yang berdampak buruk terhadap pemahaman reproduksi dan seksualitas. Sebenarnya informasi
tersebut dapat diperoleh siswa melalui materi sistem reproduksi. Materi ini dapat dijadikan sebagai pemecahan masalah yang sering muncul di masyarakat dan erat
2
perkembangan yang “rentan” dengan berbagai macam perubahan, baik secara
fisik, psikis, atau biologis. Perkembangan seksualitas menjadi lebih menarik dipersoalkan karena dewasa ini rangsangan seksual melalui media visual (televisi,
bioskop, vcd, dan internet) dan media cetak (majalah, buku-buku stensilan, novel, roman, dan surat kabar) sangatlah terbuka dengan lebar dan mengglobal,
sehingga membuat was-was banyak pihak karena ketidaktahuan remaja dalam memahami masalah reproduksi dan mereka lebih suka membahasnya dengan teman-teman sebaya (peer group) yang tidak tahu secara benar apa sebetulnya
seks itu (Widjanarko, 1999:4).
Sebanyak 80% dari 400-500 pasien yang berkunjung ke klinik PKBI Medan
per bulannya tidak mengetahui sama sekali tentang pengetahuan kesehatan dan reproduksi. Pengetahuan remaja putri tentang kesehatan seksual dan reproduksi masih sangat rendah akibat minimnya pengetahuan maupun informasi yang
diperoleh. Dari jumlah remaja yang datang ke klinik PKBI setelah diperiksa ada yang terkena Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV-AIDS. Hal itu dikarenakan ketidaktahuan remaja mengenai pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja
(Trisiswati, 2011:1).
Menurut Aditya (2004:8) pendidikan reproduksi perlu diberikan sejak dini
agar secara dini pula dapat dikenalkan dasar-dasar reproduksi mulai dari pengenalan organ-organ reproduksi serta bagaimana menjaganya, bagaimana dampak dari hubungan seks yang tidak aman sampai bagaimana cara penularan
HIV/AIDS, dan pencegahannya (Iin, 2009:57).
Dari survey awal yang dilakukan terhadap 20 responden ternyata 50% siswa
3
4% dari orang tua/guru, dan 1% dari majalah. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan informasi yang mereka terima masih simpang siur. Untuk menghindari miskomunikasi informasi diperlukan cara yang lebih efektif agar
informasi yang diterima benar. Informasi dari orangtua pun ternyata kurang membantu karena hanya 4% remaja yang merasa nyaman bicara masalah seks
dengan orangtua. Dengan demikian, agar pemahaman remaja tentang reproduksi yang sehat itu benar, maka peran pendidikan sangatlah penting dan strategis.
Pendidikan reproduksi di sekolah dapat diintegrasikan dalam pelajaran
biologi pada materi sistem reproduksi, meliputi tentang anatomi dan fungsi alat reproduksi, cara perawatan dan pencegahan terhadap infeksi sistem reproduksi.
Selain itu mereka juga perlu tahu soal seluk beluk seksualitas termasuk kaitan-kaitannya terhadap dorongan, pelecehan seksual, tindakan asertif, pengelolaan dan pemanfaatan, dampak kemajuan teknologi, serta terhadap pengembangan diri.
Informasi yang didapatkan siswa harus dapat dipertanggung jawabkan dan tidak menjerumuskan. Informasi ini dimaksudkan agar remaja tidak salah menilai dan tidak berperilaku asusila hingga merugikan diri sendiri dan orang lain. Selain
itu, materi ini juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, sikap, dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak
reproduksi, serta meningkatkan kualitas sistem reproduksinya. Dengan mengetahui informasi yang benar dan segala kaitan dan akibatnya, diharapkan para siswa remaja dapat lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan
sekitarnya.
Akan tetapi bahan ajar biologi yang ada selama ini dinilai kurang dapat
4
remaja Indonesia dalam menjawab tantangan era global arus informasi seperti sekarang ini. Materi yang terkadung dalam buku sekolah dinilai kurang sesuai dan mendalam untuk menyelamatkan generasi Indonesia dari fakta “seks remaja” yang
sangat mengerikan di Indonesia saat ini. Aspek sosial dari masalah seksual juga sangat jarang dibahas dalam textbook yang digunakan di sekolah, baik di SMP
maupun di SMA (Utomo, 2009:3).
Oleh karena itu diperlukan materi khusus mengenai seluk beluk seksualitas yang terintegrasi dalam mata pelajaran biologi pada siswa usia remaja (SMA)
sekaligus merupakan revolusi terhadap bahan ajar kelas yang sangat darurat jika kita perhatikan fakta-fakta berikut. Pertama; Beberapa bahan ajar yang terbit
sudah menyesuaikan dengan perkembangan terkini IPTEK. Namun tidak bisa dipungkiri cukup banyak bahan ajar pelajaran yang beredar masih mengandung kesalahan mendasar (Direktorat Pendidikan Madrasah Departemen Agama, 2007).
Kedua; dari aspek penyajian, kondisinya pun tidak kalah memprihatinkan. Bahan
yang banyak beredar sejauh ini terlalu materialistik, kering, dan tidak menggugah kesadaran afektif (emosional) siswa. Meskipun berorientasi kognitif yang amat
kental, namun secara intelektual tidak mampu menggerakkan daya kritis dan rasa ingin tahu pembacanya (guru dan siswa). Ketiga; Supriadi (2000:26), menemukan
bahan buku pelajaran (textbook) merupakan satu-satunya bahan ajar rujukan yang dibaca oleh siswa, bahkan juga oleh sebagian besar guru. Ini artinya, sebagian besar siswa dan guru menelan mentah-mentah setiap informasi yang terdapat di
dalam bahan ajar pelajaran tersebut tanpa menyikapi (mengkritisi) informasi dibalik yang disajikan (Adisendjaja, 2010:4). Keempat; Dari segi bahasa dan
5
ilustrasi yang tidak komunikatif sehingga tidak berhasil menyampaikan pesan inti buku. Dari aspek strategi kemudahan untuk membaca, dalam beberapa studi disebutkan, ketersediaan indeks dalam buku teks akan menaikkan tingkat analitis
dan daya kritis anak terhadap setiap persoalan. Dengan indeks seorang anak akan belajar bagaimana melihat kebutuhan pokok bahasan yang sesuai dengan minat
dan keinginannya tanpa perlu waktu lama dalam memperolehnya (Jamaludin, 2009:12).
Menurut Paidi (2009:2) perangkat pembelajaran PBL berperan dalam
meningkatkan kemampuan kognitif untuk jenjang C3, C4, dan C5. PBL yang dikembangkan pada kelompok A2 kelas PBL+SM dan A1 kelas PBL lebih efektif
dalam meningkatkan penguasaan metakognitif siswa untuk aspek declarative
knowledge, conditional knowledge, information management strategies, dan debugging strategies. Oleh karena itu, perlu untuk mengembangkan bahan ajar
berbasis masalah pada materi sistem reproduksi sebagai bahan ajar tambahan. Penggunaan pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terkait masalah sistem reproduksi dengan cara mengajak siswa untuk menyadari
dan memahami realita seksual yang dihadapi setiap saat melalui bahan ajar terintegrasi tersebut.
Melalui pengembangan bahan ajar biologi yang berbasis masalah hendaknya dapat memberi masukan pada pendidikan sekarang ini yang diarahkan untuk membekali peserta didik dengan kecakapan hidup (life skills) yang secara
integratif memadukan potensi generik dan spesifik siswa guna memecahkan dan mengatasi problema kehidupan (Anonim, 2001:23). Pengembangan bahan ajar
6
yang mandiri dengan membangun pemahamannya sendiri mengenai permasalahan tersebut sehingga harapannya siswa dapat memahami makna dari bahan pelajaran melalui proses belajar sehingga materi tersebut tersimpan kuat mengakar dalam
ingatan siswa dan dapat meningkatkan kualitas pemahaman siswa mengenai seluk-beluk seksualitas serta memberikan manfaat dalam masalah yang dihadapi
sehari-hari. Hasil yang diharapkan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk melihat tingkat efektivitas bahan ajar materi sistem repoduksi dan pemecahan masalah sistem reproduksi bagi remaja, serta melihat daya tarik siswa terhadap
produk bahan ajar berbasis masalah seksual ini.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya timbul beberapa permasalahan yang memerlukan alternatif solusi antara lain: (1) Sedikitnya informasi reproduksi yang sifatnya mendidik; (2) Siswa cenderung
mencari sumber informasi sendiri yang belum tentu bersifat ilmiah; (3) Sumber informasi yang simpang siur diperoleh siswa tidak berdampak positif seperti meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja sehingga mereka
terhindar dari perilaku yang tidak sehat; (4) Minimnya pengetahuan maupun informasi remaja putri tentang kesehatan seksual dan reproduksi; (5) Pentingnya
informasi yang tepat mengenai pembelajaran reproduksi yang telah disesuaikan untuk kepentingan siswa baik di lingkungan sekolah dan masyarakat; (6) Bahan ajar biologi yang ada selama ini tidak semua menjabarkan apa yang seharusnya
dijabarkan dalam buku yang digunakan di sekolah; (7) Materi bahan ajar yang terkandung dalam buku sekolah tidak sesuai atau kurang mendalam; (8) Aspek
7
textbook yang digunakan di sekolah, baik di SMP maupun di SMA; (9) Bahan
yang banyak beredar sejauh ini terlalu materialistik, kering, dan tidak menggugah kesadaran afektif (emosional) siswa; (10) Secara intelektual bahan ajar yang ada
tidak mampu menggerakkan daya kritis dan rasa ingin tahu pembacanya (guru dan siswa); (11) Sebagian besar siswa dan guru menelan mentah-mentah setiap
informasi yang terdapat di dalam bahan ajar pelajaran tersebut, tanpa mengkritisi kebenaran informasi tersebut, dan (12) Perlunya pengembangan bahan ajar yang membuat penyajian masalah seputar sistem reproduksi yang otentik terutama
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian memberikan arah yang tepat, masalah perlu dibatasi sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 19 Medan dan MAN 1 Medan yang
melibatkan masalah pengembangan produk bahan ajar biologi.
2. Penelitian dibatasi pada pengembangan produk bahan ajar biologi pada materi sistem reproduksi berbasis masalah.
3. Penelitian difokuskan kepada siswa kelas XI IPA SMA/MA yang sedang mempelajari sistem reproduksi.
4. Uji coba buku biologi materi sistem reproduksi dilakukan secara uji ahli dan uji lapangan terbatas.
1.4. Rumusan Masalah
8
bahan ajar biologi berbasis masalah pada materi sistem reproduksi manusia sebagai bahan bacaan bagi siswa kelas XI IPA SMA/MA?
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas produk bahan ajar biologi berbasis masalah pada sistem reproduksi manusia sebagai bahan bacaan
bagi siswa kelas XI IPA SMA/MA.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini:
1. Manfaat teoritis:
Penelitian ini diharapkan dapat membantu kita lebih memahami tentang
pengembangan bahan ajar berupa sumber buku dan lingkungan sekitar yang berbasis masalah seksual.
2. Manfaat praktis
Dapat digunakan sebagai bahan ajar tambahan dalam materi sistem reproduksi oleh siswa untuk memecahkan masalah-masalah reproduksi baik dalam belajar dikelas maupun di luar kelas.
1.7. Definisi Oprasional
Dalam pengembangan ini mengambil judul “Pengembangan Bahan Ajar
Biologi Berbasis Masalah pada Materi Sistem Reproduksi Kelas XI IPA SMA/MA” definisi yang perlu diberikan penjelasan sehubungan dengan penelitian tersebut. Bahan ajar biologi berbasis masalah yaitu bahan ajar biologi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Produk pengembangan bahan ajar biologi berbasis masalah pada sistem reproduksi ini didasarkan pada analisis kebutuhan. Setelah melalui tahap kajian dan
uji coba serta revisi dapat disimpulkan bahwa produk akhir bahan ajar biologi berbasis masalah, dinilai sangat efektiv sebagai bahan bacaan untuk materi pelajaran
sistem reproduksi manusia bagi siswa kelas XI IPA SMA/MA.
Kesimpulan ini didukung dengan data hasil penelitan berupa penilaian oleh tim ahli yang menunjukan rata-rata 82% dengan kategori Sesuai dan 86% dengan
kategori Sangat Sesuai sedangkan pada uji coba lapangan pada siswa kelas XI IPA SMA/MA menunjukan rata-rata 86% dengan kategori Sangat Efektiv.
5.2. Implikasi
Dampak yang didapatkan dari penelitian ini sangat positif baik terhadap siswa, pendidik, maupun peneliti karena penelitian ini memperjelas substansi permasalahan
reproduksi pada siswa dan membantu mempermudah komunikasi antara siswa dengan tenaga pendidik mengenai materi tersebut sehingga hasil dan penyampaian
materi yang semula menjadi tujuan dari materi tersebut dapat tercapai dengan baik karena proses belajar-mengajar mengenai materi tersebut berjalan lebih lancar dan nyaman.
51
lain penelitian ini dan produknya sangat membantu siswa dalam memahami materi
dan permasalahan reproduksi siswa yang dihadapi sehari-hari.
Penelitian dan produk dari penelitian ini, yakni sebuah buku ajar yang dapat
juga berperan sebagai panduan reproduksi bagi siswa. Produk tersebut sangat efektiv sebagai jawaban atas persoalan-persoalan reproduksi yang selama ini kerap kali menjadi pertanyaan dalam hati siswa yang akhirnya seringkali jatuh kepada
pengambilan keputusan yang salah.
Dengan demikian, buku ini akan selalu mendampingi dan dapat menjadi buku
acuan utama siswa dalam materi reproduksi agar siswa dapat terselamatkan dari informasi-informasi salah yang mengakibatkan pengambilan keputusan dan tindakan yang salah (narkoba, seks bebas, aborsi, dll).
5.3. Saran
Berasarkan pada proses pengembangan yang telah ditempuh, hasil uji coba,
dan kesimpulan yang telah dipaparkan, diperlukan untuk memberikan saran-saran untuk pengembangan lebih lanjut. Adapun saran-saran dalam pengembangan produk bahan ajar biologi berbasis masalah pada materi sistem reproduksi ini, sebagai
berikut.
1. Bahan ajar ini disusun berdasarkan kebutuhan siswa dan juga melalui
pengujian oleh para ahli. Oleh karena itu bahan ajar ini diharapkan dapat dicetak dan dipergunakan sebagai bahan ajar tambahan bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap sistem reproduksi.
52
3. Untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut dari produk bahan ajar ini perlu
dilakukan penerapan dalam proses pembelajaran di kelas dan melibatkan guru sebagai fasilitator dalam penyampaian bahan ajar tersebut.
4. Dalam pengembangan bahan ajar berbasis masalah pada tahap analisis kebutuhan, perlu diupayakan penjaringan masalah yang akan disajikan dalam bahan ajar. Masalah yang diperoleh dari siswa secara langsung akan lebih
53
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1991. Dasar-Dasar Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press. Anonim. 2006a. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakarta: Depdiknas.
Anonim. 2006b. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar, (Online),
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/04/konsep-pengembangan-bahan-ajar-2/, Diakses 26 Juli 2011).
Anonim. 2008a. Kurikulum dan Modul Pelatihan Pengelolaan Pusat Informasi dan
Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR). Jakarta Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
Anonim. 2008b. Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.
Anonim. 2011. Pendidikan Seks Bagi Remaja, (Online),
(http://www.bkkbn.go.id/webs/index.php/berita/detail/2783.html, diakses tanggal 6 April).
Belawati. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Campbell, N.A., Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2003. Biologi Edisi
Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Choirunnisak, Yuliani, dan Indana. 2010. Pengembangan Buku ajar Berbasis
Berbasis Masalah pada Materi Virus untuk Kelas X Semester I. Surabaya: FMIPA Universitas Negeri Surabaya.
Hidayati, Nanik. 2005. Analisis Buku Biologi SMA Kelas X Semester I
Berdasarkan Kurikulum 2004 Yang Banyak Digunakan di SMA Negeri Kabupaten Batang. Semarang:FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Anonim. 2009. Model-Penelitian-Pengembangan-Borg And Gail, (Online), (http://adipwahyudi.blogspot.com/2011/01/.html. Diakses tanggal 5 April). Ibrahim, M., Fida R., Mohamad N., Ismono. 2000. Pengajaran Bedasarkan
Masalah. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Press.
Iwu.RU, Ijioma, Ngmah. M.O, and Egeruoh. AS. 20011. The Integration of
Sexuality Education in Secondary School Biology Curriculum For Sustainable Development: Teachers Perception. Nigeria : International Journal of Science
54
Jacobsen, A., David, Eggen, Paul, dan Kauchak, Donald. 2009. Methods for
Teaching (Metode-Metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK SMA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Joyce, Bruce, Weik, Marsha, dan Calhoun, Emily. 2009. Models of Teaching
(Model-Model Pembelajaran).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mahmuda, I. 2008. Peningkatan Pengetahuan Tentang Reproduksi Sehat pada
Siswi SMK Pertiwi Desa Ngabeyan, Mangkuyudan, Kartasura, Sukoharjo. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Mastutiningsih, T. 2003. “Keefektifan Kalimat Pada Wacana Bahan Ajar Bahasa
Indonesia untuk Kelas I SLTP Terbitan Swasta (Studi Kasus Bahan ajarBahasa Indonesia Terbitan Yudhistira dan Erlangga). Semarang: UNNES.
Mujiran, P. 2004. Pernak-Pernik Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mursid, R. 1997. “Pengembangan Buku Ajar Gambar Teknik Dengan Menggunakan
Rancangan Pembelajaran Model Dick Dan Carey” Tesis. Malang. IKIP Malang
Nasution, S. 1997. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Priatiningsih, T. 2003. Pengembangan Instrumen Penilaian Biologi. Semarang:
Depdikbud.
Purwanto, N. 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosda.
Rusmiyati, A. 2007. Pengembangan Model Pengajaran dengan Berbasis
Masalah Pada Pokok Bahasan Fluida untuk Menumbuhkan Keterampilan Proses Sains. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Santyasa, I. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan
Modul. Klungkung: Universitas Pendidikan Ganesha.
Setyosari, P. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Malang: Kencana
Setyowati, H. 2002. Beberapa Faktor Yang Berhubungan dengan Sikap Remaja
Putri Terhadap Pendewasaan Usia Perkawinan. Semarang: UNDIP.
Supriadi, D. 2001. Anatomi Buku Sekolah di Indonesia. Yogyakarta: Adicita
Karya Nusa.
55
Tri, Widodo, A. 1993. “ Tingkat Keterbacaan Teks: Suatu Evaluasi Terhadap
Buku Teks Ilmu Kimia Kelas I SMA” Desertasi. Jakarta: IKIP Jakarta.
Widjanarko, M. 1999. Seksualitas Remaja. Yogyakarta: Pusat Penelitian
Kependudukan UGM dan Ford Foundation.
Widjanarko, M. 2007. Perilaku Seks Remaja Kudus. Kudus: Puslitbang
Universitas Muria Kudus.