• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERMAIN EGRANG BATOK KELAPA DI RA-ALHIDAYAH MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERMAIN EGRANG BATOK KELAPA DI RA-ALHIDAYAH MEDAN."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI MELALUI

METODE BERMAIN EGRANG BATOK KELAPA

DI RA AL-HIDAYAH MEDAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh

HASNAH SIAHAAN NIM. 8116182008

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Hasnah Siahaan. Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Egrang Batok Kelapa di RA Al-Hidayah Medan.

(6)

ABSTRACT

Hasnah Siahaan . Improved Gross Motor Ability in Early Childhood Through Play Method stilts Coconut Shell RA Al - Hidayah in Medan.

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang atas segenap rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini yang berjudul: Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar

Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Egrang Batok Kelapa Di RA

Al-Hidayah Medan, syalawat serta salam semoga senantiasa tercurah bagi

Rasulullah SAW. Serta keluarga dan sahabat-sahabatNya.

Penyelesaian tesis ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada

dosen pembimbing I Prof.Dr. Ibrahim Gultom, MP,d dan Dr. Masganti Sitorus,

MA,g selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan dorongan

sehingga tesis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terimah kasih

juga penulis sampaikan kepada:

Pertama , bapak Prof. Dr. Agung Sunarno, MP,d, Dr. Sanusi Hasibuan,

MKes, Dr. Anita Yus, MP,d, selaku narasumber yang telah memberikan masukan

pada tesis ini, serta bapak/ibu dosen yang telah memberikan ilmunya kepada

penulis selama menempuh pendidikan di Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan.

Kedua,Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor

Universitas Negeri Medan , bapak Prof.Dr.H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku

Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membantu dan

(8)

Ketiga, ibu Iriany selaku kepala sekolah di RA Al-Hidayah Medan tempat

dimana penulis bertugas sekaligus tempat penulis melakukan penelitian, yang

telah member izin peneliti, kesempatan, dan banyak memberikan arahan dan

masukan, dan kepada ibu Fitri yang banyak membantu peneliti dalam melakukan

penelitian.

Keempat, ummy Rohana Munthe, yang senantiasa memberikan dukungan

moril, materil dan do’a selama perkuliahan,sehingga penulis dapat menyelesaikan

pendidikan di PPs UNIMED.

Kelima, rekan-rekan mahasiswa Prodi Pendidikan Dasar Pascasarjana

Unimed angkatan XX/B yang banyak membantu sejak dalam perkuliahan hingga

penyelesaian tesis ini.

Keenam, semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan

serta arahan dalam penyelesaian tesis ini yang tidak bisa penulis sebut satu

persatu.

Medan, Februari 2014

Penulis,

(9)
(10)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian……… 1. Tempat Penelitian.…….……….

D. Metode dan Rancangan Penelitian……….. E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ……… 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……….... 41

1.Hasil Penelitian Siklus I………... 41

2.Hasil Penelitian Siklus II……… 56

3.Rekapitulasi Kemampuan Motorik Tiap Indikator Siklus I & II.... 71

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan………….………... 81

B. Implikasi………... 81

C. Saran………... 82

DAFTAR PUSTAKA………... 83

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Perkembangan Anak Usia Dini ……….. 15

Tabel 2 Langkah-Langkah Pembelajaran ………. 28

Tabel 3 Instrumen Tes Kemampuan Motorik Kasar………. .. 36

Tabel 4 Lembar Observasi Perkembangan Motorik Kasar…………. 38

Tabel 5 Hasil Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I………… 52

Tabel 6 Ketuntasan Kelas Motorik Kasar Anak Usia Dini Pada Siklus I ………. 53

Tabel 7 Hasil Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I………… 53

Tabel 8 Persentasi Ketuntasan Setiap Indikator Pada Siklus II….. 69

Tabel 9 Ketuntasan Kelas Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini ……….. 70

Tabel 10 Hasil Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus II…….. 70

Tabel 11 Persentasi Peningkatan Tes Menggerakkan Kaki Dan Tangan Anak ke Depan…….………. .. 71

Tabel 12 Persentasi Peningkatan Tes Menggerakkan Kaki Dan Tangan Anak ke Samping Kanan ……… 73

Tabel 13 Persentasi Peningkatan Tes Menggerakkan Kaki Dan Tangan Anak ke Samping Kiri ……… 74

Tabel 14 Persentasi Peningkatan Tes Menggerakkan Kaki Dan Tangan Anak ke Belakang ……… 76

Tabel 15 Hasil Pengamatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Pra Siklus, Siklus I & II ……….……… 77

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka Berfikir ……….... 30

Gambar 2 Alur Penelitian Menurut Elfanani……..…………. 32

Gambar 3 Rata-Rata Kelas Kemampuan Motorik Kasar

Berjalan Kedepan Pada Tiap Siklus ……… 72

Gambar 4 Rata-Rata Kelas Kemampuan Motorik Kasar

Berjalan Ke Samping Kanan Pada Tiap Siklus… 73

Gambar 5 Rata-Rata Kelas Kemampuan Motorik Kasar

Berjalan Ke Samping Kiri Pada Tiap Siklus …… 75

Gambar 6 Rata-Rata Kelas Kemampuan Motorik Kasar

Berjalan Ke Belakang Pada Tiap Siklus ………… 76

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Kegiatan Mingguan, Minggu Pertama…….. 86

Lampiran 2 Rencana Kegiatan Mingguan, Minggu kedua……….. 87

Lampiran 3 Rencana Kegiatan Harian Siklus Pertama ……… 88

Lempira 4 Rencana Kegiatan Harian Siklus Kedua ………..…….. 100

Lampiran 5 Lembar Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak

Pada Siklus I……… 112

Lampiran 6 Lembar Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak

Pada Siklus II……… 120

Lampiran 7 Hasil Pengamatan Motorik Kasar Pada Siklus I……….. 128

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak memiliki potensi kemampuan serta kecerdasan yang luar biasa, baik

dari dalam kandungan maupun sejak dilahirkan ke bumi. Kemampuan yang

dimiliki tidak bisa diabaikan begitu saja dan seyogyanya dapat dioptimalisasikan

penggunaannya. Ini menjadi tugas dan tanggung jawab guru, orang tua dan

masyarakat untuk mendeteksi, menemukan dan mengoptimalkan kemampuan

tersebut. Para praktisi pendidikan telah menerapkan konsep bermain sambil

belajar. Penerapan konsep tersebut diberlakukan untuk berbagai bidang

pembelajaran. Konsep belajar sambil bermain ini memperlihatkan bahwa belajar

tidak hanya menggunakan belahan otak kiri, akan tetapi belahan otak kanan yang

dalam implementasinya mengarah pada keadaan acak, tidak teratur, intuitif dan

holistik juga memiliki peran penting dalam perkembangannya.

Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini memfokuskan pada peletakan

dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus

dan kasar), kecerdasaran (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan

spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama) dan bahasa , sesuai

dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Pendidikan usia dini memegang peranan penting dalam pendidikan anak, anak

dapat dididik oleh gurunya dengan metode dan kurikulum yang jelas. Mereka

dapat bermain dan menyalurkan energinya melalui berbagai kegiatan fisik, musik

(15)

2

dunia bermain sehingga proses belajarnya menyenangkan

Anak usia dini menurut Mulyasa (2012: 16) adalah individu yang sedang

mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan

dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini memiliki rentang usia

yang sangat berharga dibandingkan usia-usia selanjutnya karena perkembangan

kecerdasan yang sangat luar biasa. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang

unik, dan berada pada masa proses perubahan berupa pertumbuhan,

perkembangan, pematangan dan penyempurnaan, baik pada aspek jasmani

maupun rohaninya yang berlangsung seumur hidup, bertahap, dan

berkesinambungan.

Menurut Trianto (2011: 14) anak usia dini merupakan induvidu yang

berbeda, unik dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahap usianya.

Masa usia dini (0-6 tahun) di mana seluruh aspek perkembangan berperan

penting untuk tugas akhir selanjutnya. Kehidupan anak merupakan masa

terpenting dalam rentang kehidupan seorang anak. Pada masa ini pertumbuhan

otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pertumbuhan dan

perkembangan baik fisik maupun mental yang paling pesat (eksplosif), begitupun

dengan perkembangan fisik. Dengan kata lain, bahwa anak usia dini sedang

dalam tahap pertumbuhan dan perkembangaan baik fisik maupun mental yang

paling pesat.

Manusia lahir dengan potensi, namun untuk mengaktualisasikan potensi

tersebut manusia perlu mendapat bimbingan dari lingkungan sekitarnya. Jika

(16)

3

berkembang. Motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

perkembangan individu secara keseluruhan.

Menurut Rita motorik kasar (2012:13) adalah kemampuan-kemampuan

unjuk/tampilan seseorang yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kekuatan,

kecepatan, daya tahan dan koordinasi, dengan demikian akan lebih

mempermudah dalam melakukan keterampilan gerak.

Proses motorik kasar ini melibatkan sebuah sistem pola gerakan yang

terkoordinasi (otak, saraf, otot dan rangka) dan proses mental yang sangat

komplek disebut sebagai proses cipta gerak. Keempat unsur tersebut tidak bisa

bekerja sendiri-sendiri melainkan selalu terkoordinasi. Apabila salah satu unsur

mengalami gangguan, maka gerak yang dilakukan dapat gangguan. Dengan kata

lain, gerakan yang dilakukan oleh anak secara sadar dipengaruhi oleh stimulus

dari lingkungan (informasi verbal atau lisan dan gambar) yang dapat direspon

anak.

Perkembangan motorik kasar anak dipengaruhi oleh organ dan fungsi

sistem susunan saraf pusat atau otak. Sistem saraf yang sangat berperan dalam

kemampuan motorik yang mengkoordinasi setiap gerakan yang dilakukan anak.

Semangkin matangnya perkembangan sistem saraf otak yang mengatur otot

memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak.

Ketika anak mulai meningkatkan kemampuan motorik kasarnya seperti

menggerakkan lengan dan kakinya, dia juga mulai mengembangkan kemampuan

(17)

4

kemampuan motorik kasar yang layak, anak akan bermasalah dengan

kemampuan halusnya yang nantinya akan dibutuhkan untuk hal-hal formal di

sekolah.

Pembelajaran menurut Yamin dan Sanan (2010: 24) adalah suatu proses

pembangunan situasi serta kondisi belajar melalui materi, motode, kondisi,

media, waktu dan evaluasi yang tujuannya adalah pencapaian hasil belajar anak.

Ada beberapa metode yang selalu digunakan pendidik dalam pembelajaran,

metode pengajaran yang dimaksud antara lain terdiri dari metode: a) bermain, b)

karyawisata, c) demonstrasi, d) proyek dan bercerita, dari beberapa metode yang

dipaparkan di atas, bermain merupakan suatu kegiatan yang sangat disenangi

anak, dalam setiap aktivitas anak usia dini, selalu ada unsur bermain.

Bermain menurut Triharso (2013: 1) adalah suatu kegiatan yang

dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat, yang menghasilkan pengertian

dan memberikan informasi, memberikan kesenangan maupun mengembangkan

imajinasi anak. Sedangkan menurut Dockett (2000: 14) bermain adalah satu

proses yang melibatkan diri dalam aktivitis-aktivitis tanpa tujuan,untuk

pandangan yang bermain termasuk aktivitas berpura-pura dan untuk tujuan yang

bermain tidak boleh ditakrifkan oleh aktivitis, sebaliknya ia adalah suatu sikap

akal fikiran.

Menurut Triharso (2013: 14) kegiatan bermain terbagi atas dua kelompok,

yaitu bermain aktif dan pasif. Bermain aktif menurut Ismail (2006: 46) adalah

(18)

5

kepuasan dari aktivitas yang dilakukannya sendiri. Kegiatan bermain aktif juga

dapat diartikan sebagai kegiatan yang melibatkan banyak aktivitas tubuh atau

gerakan-gerakan tubuh.

Dalam bermain membutuhkan media yang membantu mendukungnya

jalannya permainan tersebut, untuk itu peneliti dalam penelitian ini fokus kepada

bermain Egrang Batok Kelapa sebagai alat membantu kemampuan motorik kasar.

Egrang menurut Achroni (2012: 114) merupakan salah satu permainan tradisional

yang sangat populer, permainan ini dikenal di berbagai wilayah di nusantara.

Selain menggunakan bambu, engrang dapat pula dibuat menggunakan batok

kelapa.

Proses pembelajaran motorik kasar di RA Al-Hidayah Medan masih

belum berjalan dengan lancar sesuai dengan diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari

tes awal menunjukkan bahwa kemampuan motorik kasar anak bermain egrang

batok kelapa terlihat sangat rendah atau berkisar 36% dari 25 orang anak.

Biasanya guru untuk mengembangkan motorik kasar anak dengan berlari

keliling lapangan sebanyak satu putaran, senam irama setiap seminggu sekali

dilakukan bersama-sama anak di lapangan. Anak biasanya lebih sering bermain

sendiri dengan permainan yang ada diluar lingkungan sekolah, misalnya ayunan,

pelosotan, bola dunia dan lain-lain. Kegiatan yang dilakukan oleh guru di atas

banyak anak yang bermain dan bercerita dengan temannya karena media yang

(19)

6 sesuai dengan jenis perkembangan anak.

Proses pembelajaran motorik kasar di RA Al-Hidayah belum mengikuti

ketentuan tingkat pencapaian perkembangan kurikulum 2011 yang dikeluarkan

Kementrian Agama Republik Indonesia, seperti melakukan permainan fisik

dengan aturan, dan dalam praktiknya guru belum teratur dalam pemanfaatan

media yang cocok untuk meningkatkan motorik kasar anak usia dini, dan juga

tergantung pada akan media yang tersedia di sekolah, sehingga anak terpaku pada

media yang ada di sekolah, metode yang diterapkan guru di sekolah kurang

bervariasi, serta rendahnya pemberdayaan media tradisional. Hal inilah yang

menyebabkan anak tidak mampu membawa benda dalam berjalan, tidak paham

dalam variasi berjalan dan takut melewati papan titian.

Rendahnya aktivitas anak, juga mempengaruhi perkembangan motorik

kasar anak, sehingga perkembanagan motorik kasar anak belum maksimal, inilah

yang menyebabkan anak kurang tertarik pada pembelajaran motorik kasar.

Sedangkan perlakuan orang tua terhadap motorik kasar anak, kebanyakan orang

tua tidak memberikan kebebasan kepada anak untuk memanjat, berlari-lari karena

orang tua takut nanti anaknya terjatuh.

Dengan kondisi di atas penulis tertantang untuk melakukan penelitian

tindak kelas tentang peningkatan kemampuan motorik kasar anak usia dini

dengan metode bermain egrang batok kelapa di RA Al-Hidayah Medan.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

(20)

7

a) Masih terbatasnya penggunaan media yang bersumber dari lingkungan, b)

Perkembangan motorik kasar anak usia dini di RA Al-Hidayah belum

maksimal, c) Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi,

sehingga anak menjadi kurang tertarik, d) Belum maksimalnya guru

memanfaatkan permainan untuk meningkatkan motorik kasar serta rendahnya

aktivitas anak dalam pembelajaran fisik, e) Rendahnya pemberdayaan

permainan tradisional di sekolah RA Al-Hidayah Medan.

C. Batasan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang dan masalah di atas, maka akan lebih

memfokuskan pembicaraan dalam penelitian ini perlu dibuat batasan masalah

agar pembahasan tidak melebar dan dapat mencapai tujuan. Adapun masalah

yang akan dibatasi adalah pada bermain egrang batok kelapa dan motorik kasar.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan idenfikasi masalah di atas, maka perlu

dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, adapun rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah” Apakah penggunaan egrang batok kelapa dapat

meningkatkan motorik kasar anak usia dini?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan

motorik kasar anak usia dini serta meningkatkan kualitas motorik kasar anak usia

(21)

8 F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Teoretis:

Penggunakan metode bermain egrang batok kelapa dan motorik kasar

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan berguna bagi:

a. Pimpinan Program Studi Pendidikan Dasar

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan dalam

memperkaya konsep pendidikan anak usia dini yang berhubungan dengan

penggunaan metode sebagai sarana dalam belajar dan bermain untuk

meningkatkan motorik kasar anak usia dini.

b. Guru

Sebagai bahan referensi bagi guru dalam pengembangan

kreativitas pada penciptaan metode pembelajaran yang dapat

digunakan dalam belajar dan bermain bagi anak usia dini.

c. Penelitian Lanjutan

(22)

82

BAB V

KESIMPULAN , IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa penggunaan metode bermain egrang batok kelapa dapat

meningkatkan kemampuan motorik kasar anak yang terdiri atas ( menggerakkan

kaki dan tangan dengan seimbang ke depan, ke samping kanan, ke samping kiri, dan

kebelakang ) di RA Al-Hidayah Medan. Peningkatan kemampuan motorik kasar

anak dapat dilihat dari hasil pengamatan kemampuan motorik kasar sebelum

tindakan, siklus I dan siklus II.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ditemukan beberapa dampak

penggunaan media lingkungan sekitar bagi guru maupun bagi anak. Dampak bagi

guru antara lain:

1. Guru memahami bahwa bermain itu penting untuk perkembangan anak

usia dini.

2. Guru menjadi lebih kreatif untuk menggunakanpermainan tradisional

khususnya engrang batok kelapa dalam proses pembelajaran motorik

kasar.

3. Guru dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik anak

(23)

83 Dampak bagi anak antara lain:

1. Anak merasa tertarik dengan media yang digunakan dalam permainan

untuk membantu meningkatkan kemampuan motorik kasar .

2. Anak menjadi lebih kreatif dalam penggunaan egrang batok kelapa.

C. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan dan implikasi yang telah diuraikan, disarankan

beberapa hal dalam penggunaan media lingkungan sekitar sebagai berikut:

1. Guru atau pendidik anak usia dini diharapkan menggunakan engrang

batok kelapa karena media tersebut dapat membantu meningkatkan

kemampuan motorik kasar anak usia dini di RA Al-Hidayah Medan.

2. Peneliti lain agar dapat melanjutkan atau melakukan penelitian serupa

dengan memperbaiki keterbatasan peneliti, sehingga timbul keyakinan

bahwa menggunakan metode bermain engrang batok dapat meningkatkan

kemampuan motorik kasar anak usia dini.

3. Sekolah dan lembaga terkait agar memfasilitasi guru-guru yang akan

melakukan penelitian sehingga diharapkan dapat ditemukan berbagai

alternatif penggunaan metode bermain untuk memperbaiki pengajaran di

(24)

84

DAFTAR PUSTAKA

Achroni, 2012 . Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Melalui Permainan Tradisional. Jogyakarta: Javalitera,

Bunda, Ayah. 2012. Bermain Engrang Batok.

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/balita/bermain.permainan/bermain.egra ng.batok/001/003/300/1/1

Cahyono, Nuri, 2011. Permainan Engrang Batok Kelapa. http://permata-nusantara.blogspot.com/2011/02/permainan-egrang-bathok-kelapa.html

Dockett dan Fleer, 2000. Pedagogy in Early Childhood Bending The Ruler, Australia: Harcourt

Ciitembeeni, Eny . 2012. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia 4 -6

http://enyciitembeem.blogspot.com/2012/12/perkembangan-fisik-motorik-anak-usia-4-6.html

Deeary, De’s, 2013. Egrang. http://deecharee.blogspot.com/2013/02/egrang.html

Depertemen Agama, 2010. Kurikulum Raudhatul Athfal (RA) ( Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran): Jakarta.

Decaprio,Richard, 2013. Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik Kasar Anak Di Sekolah. Jogyakarta: DIVA Press

Elfanany, 2013 . Penelitian Tindak Kelas, Jogyakarta : Araska.

Gusril, 2008. Model Kurikulum Motorik Kasar Taman Kanak-kanak. Padang: Jurusan Kesehatan dan Rekreasi.Universitas Negeri Padang: Fakultas Ilmu Keolahragaan.

Hadi, 2000. Bimbingan Menulis Skripsi dan Tesis . Yogyakarta : Andi

Ismail, 2000. Education Games (Menjadi Cerdas Dan Ceria Dengan Permainan Edukatif). Yogyakarta: Pilar Media.

Iwandra, Dodi. 2012. Perkembangan Anak Usia Dini.

http://dodiiwandra.blogspot.com/2012/01/perkembangan-anak-usia-dini.html

Jahya, 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana

Kuntjojo, 2010. Strategi Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini.

http://ebekunt.wordpress.com/2010/07/27/strategi-pembelajaran-untuk-anak-usia-dini/html

Marianti, deviari, 2008. bermain dan kreativitas anak usia dini.

http://marianti.blogspot.com/2008/06/12/ bermain- dan- kreativitas- anak- usia- dini/html

Mansur, Haris. 2012. Perkembangan Fisik Anak Usia 5-12 tahun http://

(25)

85

Mulyasa, 2012. Manajemen PAUD. Jakarta: Rosda

Musfirah, 2008 . Cerdas Melalui Bermain. jakarta : PT Grasindo

Pascasarjana, Tim . 2010. Pedoman Administrasi Dan Penulisan Tesis & Disertasi : Medan

Pratisti, Wiwiendinar, 2008. Psikologi Anak Usia Dini. Surakarta: indeks

Rita. 2012, Peningkatan Motorik Kasar Anak Dengan Menggunakan Media Lingkungan Sekitar Di Lembaga Taman Kanak-kanak Islam Mutiara Ananda Tabing Padang. Padang: Universitas Negeri Padang.

Sugeng, 2010. Tinjauan Teori Perkembangan Fisik. http://www Sarjanaku. Com /2010/11/ tinjauan –tiori-perkembangan-fisik. html

Sugiono, 2013 . Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantatif, Kualitatif dan R & D). bandung : ALFABETA,

Sujiono, Dkk, 2010. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta : Universitas Terbuka

Sujiono. 2005. Silabus Pengembangan Motorik. Jakarta: Depdiknas.

Susanto, 2011. Perkembangan Anak Usia Dini(Pengantar Dari Berbagai Asfeknya), Jakarta : Kencana

Trianto, 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik , Jakarta: Kencana

Triharso, Agung, 2013. Permainan Kreatif & Edukatif Untuk Anak Usia Dini, Yogyakarta: Andi

Uno, Dkk. Menjadi Peneliti PTK Yang Profesional. 2011: BUMI AKSARA

Voice, 2013, Main Egrang. http://www.thecrowdvoice.com/post/main-egrang-7891273.html

Yamin dan Sanan, 2010 . Panduan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Jakarta: GP PRESS,

Gambar

Gambar 1 Kerangka Berfikir ………………………………....           30

Referensi

Dokumen terkait

Dalam laporan MDGs 2010, kriteria akses terhadap sanitasi layak adalah bila penggunaan fasilitas tempat BAB milik sendiri atau bersama, jenis kloset yang digunakan jenis ‘latrine’

Soaking process in white pepper processing is also one of the important factors to get good quality of pepper. I t need plenty of clean running water to get

Gerak, Desain atas, desain lantai, tema, Dinamika, Dramatik, Musik, Komposisi Kelompok, Properti, Tata rias dan busana, Tata panggung, tata lampu dan tata suara.. Desain Atas

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. © Mochamad Yoga Pratama 2014

pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan dengan kekhasan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun

gejala-gejala ginekologi pada masa remaja yang paling sering terjadi yang dapat. mengganggu aktivitas

ditunjukkan pada Gambar. Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran tertentu untuk membawa hasil sekresinya ke tempat tertentu. Sehingga hormon disekresikan langsung ke

Kebanyakan dari masyarakat Indonesia belum memiliki mental yang baik dalam berwirausaha sehingga menjadi penyebab Indonesia merupakan Negara yang kurang dari 2% penduduknya